PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA UNTUK APLIKASI KLINIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagai institusi yang dapat melakukan pengolahan, perbanyakan, diferensiasi dan penyimpanan sementara Sel Punca harus memenuhi persyaratan untuk menjaga mutu, efektivitas serta keamanan agar Sel Punca dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan; b. bahwa dalam rangka menjamin kualitas pengolahan Sel Punca, izin penyelenggaraan hanya diberikan bagi Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang telah memenuhi standar; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis; : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); -23. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3609); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3637); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2009 tentang Perizinan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang Berisiko Tinggi dan Berbahaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5039); 7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1179A/Menkes/SK/X/1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/ Per/III/2008 tentang Rekam Medis; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/Menkes/ Per/II/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585); -3MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA UNTUK APLIKASI KLINIS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sel Punca adalah sel tubuh manusia dengan kemampuan istimewa memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri (self regenerate/self renewal) dan mampu berdiferensiasi menjadi sel lain (differentiate). 2. Laboratorium Pengolahan Sel Punca Untuk Aplikasi Klinis yang selanjutnya disebut Laboratorium Pengolahan Sel Punca adalah laboratorium penunjang yang melakukan pengolahan, perbanyakan, diferensiasi dan penyimpanan sementara sel punca non embrionik. 3. Pasien adalah orang yang menerima Sel Punca Darah Tali Pusat untuk kepentingan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatannya. 4. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. 5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal pada Kementerian Kesehatan yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang pembinaan upaya kesehatan. BAB II TUJUAN Pasal 2 Pengaturan Penyelenggaraan bertujuan untuk : Laboratorium Pengolahan Sel Punca a. memelihara dan meningkatkan mutu penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca; dan b. memberikan kepastian hukum pada Laboratorium Pengolahan Sel Punca. Pasien dan penyelenggara -4BAB III PERIZINAN Pasal 3 (1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca dapat diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. (2) Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diselenggarakan seluruhnya di wilayah Negara Republik Indonesia. Pasal 4 (1) Penyelenggaraan mendapat izin. Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari izin mendirikan dan izin operasional. Pasal 5 (1) Izin mendirikan Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diberikan oleh pemerintah daerah. (2) Untuk memperoleh izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memenuhi persyaratan yang meliputi: a. studi kelayakan; b. master plan; c. salinan/fotokopi pendirian badan hukum; d. salinan/fotokopi bukti hak kepemilikan atau penggunaan tanah, atau izin penggunaan bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan atau surat kontrak minimal selama 5 (lima) tahun bagi yang menyewa bangunan untuk penyelenggaraan kegiatan; e. rekomendasi dinas kesehatan provinsi; f. Izin Gangguan (HO); g. dokumen lingkungan atau izin lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan h. persyaratan undangan. lain sesuai ketentuan peraturan perundang- -5(3) Izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. (4) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pemohon yang telah memperoleh izin mendirikan belum atau tidak melakukan pembangunan Laboratorium Pengolahan Sel Punca, maka pemohon harus mengajukan izin mendirikan baru sesuai ketentuan izin mendirikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2). Pasal 6 (1) Izin operasional Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) diberikan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. (2) Untuk memperoleh izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pimpinan Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri melalui Direktur Jenderal. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diajukan dengan melampirkan: 1. izin mendirikan; 2. rekomendasi dari dinas kesehatan provinsi; 3. perjanjian kerjasama dengan rumah sakit pendidikan minimal kelas B; dan 4. profil Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang akan didirikan, meliputi struktur organisasi kepengurusan, ketenagaan, sarana dan prasarana, dan peralatan. (4) Izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang kembali. Pasal 7 (1) Perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) hanya dapat diberikan sepanjang Laboratorium Pengolahan Sel Punca masih memenuhi persyaratan. -6- (2) Permohonan perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa berlaku izin operasional berakhir. (3) Permohonan perpanjangan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan melampirkan : a. persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3); b. fotokopi izin operasional yang lama; dan c. laporan penyelenggaraan pelayanan yang telah dilakukan. Pasal 8 (1) Untuk melakukan penilaian terhadap permohonan izin operasional yang diajukan, Direktur Jenderal atas nama Menteri membentuk Tim Peninjau Lapangan. (2) Tim Peninjau Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan penilaian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak permohonan diterima. (3) Paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak penilaian dilakukan, Tim Peninjau Lapangan melaporkan hasil penilaian kepada Menteri melalui Direktur Jenderal. (4) Laporan hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disertai kesimpulan dalam bentuk rekomendasi pemberian atau penolakan izin operasional. (5) Paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diterima, Direktur Jenderal atas nama Menteri memberikan atau menolak permohonan izin operasional. (6) Dalam hal Direktur Jenderal atas nama Menteri menolak permohonan izin operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (5), harus disertai dengan alasan penolakan. -7Pasal 9 (1) Tim Peninjau Lapangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) terdiri atas wakil dari Kementerian Kesehatan, wakil dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dan Komite Sel Punca. (2) Tim Peninjau Lapangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas melakukan penilaian terhadap pemenuhan standar Laboratorium Pengolahan Sel Punca. (3) Standar Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. BAB IV PERSYARATAN Pasal 10 Penyelenggaraan Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memenuhi persyaratan yang meliputi struktur organisasi, ketenagaan, sarana dan prasarana, serta peralatan. Pasal 11 (1) Struktur organisasi Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 paling sedikit terdiri atas kepala laboratorium, penanggung jawab mutu, dan penanggung jawab unit pengolahan. (2) Kepala laboratorium sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab atas kelangsungan operasional dan manajemen serta berwenang untuk menentukan kebijakan mutu, sistem mutu dan standar prosedur operasional. (3) Penanggung jawab mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab terhadap sistem kendali mutu guna mengkaji, memodifikasi dalam hal diperlukan, mengimplementasikan semua standar prosedur yang berkaitan dengan mutu, dan memonitor kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. -8(4) Penanggung jawab unit pengolahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab atas penerimaan, pengolahan dan pengiriman untuk tujuan pengobatan. Pasal 12 Kepala laboratorium, penanggung jawab mutu, dan penanggung jawab unit pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) harus memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah Strata Dua (S2) di bidang ilmu hayati, kedokteran, kedokteran gigi, atau apoteker dan mempunyai pengalaman atau telah mengikuti pelatihan di bidang sel punca. Pasal 13 (1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca paling sedikit memiliki ruang preparasi, ruang ganti, ruang pengolahan, dan ruang penanganan limbah. (2) Standar ruangan Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 14 (1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus dilengkapi peralatan minimal untuk menunjang pelaksanaan pelayanan. (2) Peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dalam keadaan bersih, terawat dan dikalibrasi secara berkala paling lambat 1 (satu) tahun sekali sesuai anjuran pabrik yang membuatnya. (3) Standar peralatan minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. -9BAB V PENYELENGGARAAN Bagian Kesatu Kerja Sama Pasal 15 (1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memiliki perjanjian kerja sama dengan institusi pendidikan kedokteran dan/atau rumah sakit pendidikan minimal kelas B. (2) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk: a. menjamin keberlangsungan pelayanan, pendidikan dan penelitian di bidang pengembangan dan pemanfaatan sel punca; dan b. menjamin pemenuhan etika, hukum dan mutu. Bagian Kedua Kesepakatan Dengan Dokter Penanggung Jawab Pasien Pasal 16 (1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memiliki kesepakatan dalam bentuk perjanjian dengan dokter penanggung jawab Pasien sebelum proses pelayanan diberikan. (2) Perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit meliputi: a. permintaan pemrosesan sel punca oleh dokter penanggung jawab Pasien secara tertulis; b. lama pemrosesan; c. kemungkinan penambahan waktu pemrosesan; d. laporan oleh Laboratorium Pengolahan Sel Punca kepada dokter penanggung jawab Pasien apabila produk sel punca hilang/rusak/hal lain yang menyebabkan produk sel punca tidak dapat digunakan; dan e. pemusnahan produk sel punca. - 10 Bagian Ketiga Pemeriksaan Alat dan Bahan serta Sumber Sel Punca Pasal 17 (1) Untuk menentukan bahan sumber sel punca dapat diterima untuk diolah, Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan pemeriksaan. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk juga terhadap alat dan bahan yang berhubungan secara langsung dengan bahan sumber sel punca. (3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dicatat dan didokumentasikan dengan baik. (4) Pencatatan hasil pemeriksaan terhadap bahan sumber sel punca meliputi nama sumber (misal bone marrow), nama pengirim, nama Pasien, tanggal penerimaan, tanggal pengambilan atau kadaluarsa, hasil pemeriksaan (visual), label, keutuhan, nama penerima, keterangan dapat diterima tidaknya produk dan keterangan tentang penanganan produk selanjutnya. (5) Pencatatan hasil pemeriksaan terhadap alat dan bahan yang berhubungan secara langsung dengan bahan sumber sel punca meliputi identifikasi alat dan bahan, nama pabrik, nomor lot, tanggal penerimaan, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa, hasil pemeriksaan (visual), nama penerima, keterangan barang dapat diterima atau tidak, sertifikat analisis atau brosur bila ada. Bagian Keempat Verifikasi Kelayakan Bahan Sumber Sel Punca Pasal 18 (1) Sebelum dilakukan pengolahan sel punca, Laboratorium Pengolahan Sel Punca melakukan verifikasi kelayakan bahan sumber sel punca. (2) Kriteria kelayakan bahan sumber sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi bebas dari Hepatitis B, Hepatitis C, HIV dan kontaminasi mikroorganisme. - 11 Bagian Kelima Pengemasan Pasal 19 (1) Sel punca harus dikemas dalam wadah tertutup yang steril. (2) Kemasan sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diberi label yang jelas, benar, ditulis dengan tinta yang tidak mudah luntur, layak dan cocok dengan kondisi suhu simpan. (3) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paing sedikit memuat: a. inisial Pasien/subjek; b. kondisi penyimpanan; c. jumlah/volume bahan sumber sel punca; d. tanggal pengambilan bahan sumber sel punca; e. jenis dan volume antikoagulan atau bahan lain; dan f. identitas atau kode Laboratorium Pengolahan Sel Punca/institusi pelaksana. Bagian Keenam Pengolahan Pasal 20 (1) Pengolahan sel punca dilakukan sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi dan standar prosedur operasional. (2) Pengolahan sel punca untuk perbanyakan sel punca harus menggunakan sel punca yang sesuai dengan jumlah, viabilitas dan karakteristik yang dikehendaki. (3) Pengolahan sel punca untuk 1 (satu) Pasien tidak dilakukan bersamaan dengan perbanyakan sel punca untuk Pasien lainnya untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang. (4) Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan pencatatan dan pengamatan secara berkala terhadap pertumbuhan sel punca. - 12 Bagian Ketujuh Pengeluaran Untuk Terapi Pasal 21 (1) Permintaan produk sel punca dilakukan oleh dokter penanggung jawab Pasien sebelum produk tersebut dikeluarkan untuk diberikan kepada Pasien. (2) Pengeluaran produk sel punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menuju ke tempat terapi harus dilakukan dengan kemasan yang memenuhi standar untuk menjaga kualitas dan kuantitas sel punca. (3) Pada saat pengeluaran produk, Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus terlebih dahulu melakukan pengecekan/verifikasi yang paling sedikit meliputi: a. nama atau inisial Pasien; b. identitas produk; c. jenis produk; d. bahan yang menyertai produk; e. identitas petugas yang mengecek bahwa produk tersebut adalah produk yang diperuntukkan bagi Pasien tersebut; f. tanggal dan jam produk diletakkan dalam kontainer; dan g. keadaan produk sel punca (secara visual). Bagian Kedelapan Pengiriman Produk Pasal 22 (1) Produk sel penanggung dimulai. punca sudah harus diterima oleh klinisi/dokter jawab segera sebelum tindakan persiapan Pasien (2) Dokter yang melakukan tindakan pemberian produk sel punca harus mempunyai prosedur tentang penerimaan dan pemberian produk, termasuk pengelolaan inkompatibilitas. - 13 BAB VI KENDALI MUTU Pasal 23 (1) Kendali mutu Laboratorium Pengolahan Sel Punca dilakukan secara internal dan eksternal. (2) Kendali mutu secara internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh personel Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang tidak bertanggung jawab langsung terhadap aktivitas yang sedang dinilai. (3) Kendali mutu secara eksternal sebagaiman dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Tim yang ditunjuk oleh Komite Sel Punca. BAB VII PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Pasal 24 (1) Penelitian dan pengembangan yang dapat diselenggarakan di Laboratorium Pengolahan Sel Punca hanya berupa penelitian in vitro. (2) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VIII PENCATATAN DAN PELAPORAN Pasal 25 (1) Setiap Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan pencatatan dan pendokumentasian semua kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan sel punca, penyimpanan sementara dan pengiriman produk sel punca. - 14 (2) Pencatatan proses penyelenggaraan pada Laboratorium Pengolahan Sel Punca sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disimpan dengan jangka waktu paling lambat 10 (sepuluh) tahun dan harus ditinjau ulang setiap tahun. Pasal 26 (1) Laboratorium Pengolahan Sel Punca wajib melaporkan kegiatan dan perkembangan pemberian pelayanan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal dengan tembusan kepada dinas kesehatan provinsi. (2) Pencatatan dan pelaporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) disampaikan setiap 6 (enam) bulan. (3) Contoh laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimana tercantum dalam formulir terlampir. (4) Segala bentuk pencatatan dan pelaporan yang dilakukan merupakan dokumen yang harus dijaga kerahasiannya. BAB IX PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 27 (1) Pembinaan dan pengawasan Laboratorium Pengolahan Sel Punca dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan provinsi, dan Komite Sel Punca sesuai tugas, fungsi dan tanggung jawabnya. (2) Dalam rangka melakukan pembinaan dan pengawasan, Menteri dapat mengambil tindakan administratif terhadap Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang melakukan pelanggaran terhadap Peraturan Menteri ini. (3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa teguran lisan, teguran tertulis, pencabutan izin dan penutupan Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang tidak memiliki izin. - 15 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 November 2012 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 13 Desember 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1249 - 16 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA UNTUK APLIKASI KLINIS STANDAR LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA UNTUK APLIKASI KLINIS I. ORGANISASI 1.1 Struktur Organisasi 1.1.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai bagan organisasi yang meliputi semua fasilitas terkait, sekurangkurangnya tempat pengambilan, pengolahan, dan laboratorium pemeriksaan. 1.1.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai bagan organisasi staf yang meliputi kepala, penanggung jawab pengolahan produk sel serta penanggung jawab manajemen mutu. 1.1.3 Harus ada ketentuan tertulis tentang tanggung jawab dan kewenangan para pelaksana dan pengelola kegiatan pelayanan produk sel. 1.1.4 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menunjuk penanggung jawab yang bertanggung jawab dan berwenang untuk berlangsungnya kegiatan operasional, menunjuk penanggung jawab manajemen mutu dan melakukan tinjauan manajemen dan juga berwenang untuk mengubah atau memperbaiki kebijakan mutu, sistem mutu dan kebijakan dalam pengolahan dan prosedur. 1.1.5 Harus ada kepala laboratorium yang mempunyai pengetahuan melalui pelatihan dan/atau pengalaman serta pendidikan berkelanjutan tentang produk sel untuk terapi yang diproduksi dan bertanggung jawab terhadap aspek teknis dan pelayanan. - 17 1.2 Mutu 1.2.1 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan secara tertulis kebijakan mutu untuk dapat mencapai dan mempertahankan mutu dalam semua aktivitas yang dicakup oleh standar ini. Kebijakan mutu menggambarkan objektif untuk mencapai mutu dan niat/tekad untuk menghasilkan produk sel punca yang bermutu. Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus dapat menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti, dilaksanakan dan diikuti di seluruh tingkat organisasi. 1.2.2 Harus ada sistem mutu yang terdokumentasi yang dapat menjamin bahwa produk sel dan pelayanannya sesuai dengan standar yang ditetapkan. 1.2.3 Harus dibuat dan dilaksanakan kebijakan, pengolahan dan prosedur untuk menjamin terpenuhinya persyaratan dalam standar ini. 1.2.3.1 Semua kebijakan, pengolahan dan prosedur harus tertulis atau disimpan secara elektronik dan harus dilaksanakan. 1.2.3.2 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus berkoordinasi dengan dokter di rumah sakit dan memeriksa kembali semua kebijakan, pengolahan dan prosedur medis. 1.2.3.3 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memeriksa dan menyetujui semua kebijakan mutu, prosedur pengolahan dan prosedur teknis. 1.2.3.4 Harus memiliki prosedur pelulusan yang mencakup kajian terhadap bahan awal, proses pengolahan dan hasil uji pengawasan mutu. 1.2.3.5 Harus memiliki rencana operasional kedaruratan untuk menghadapi efek bencana dan kedaruratan lain (meliputi kebijakan, pengolahan dan prosedur). - 18 1.2.4 Harus menetapkan penanggung jawab manajemen mutu dan para anggotanya yang diberi wewenang untuk menjamin bahwa sistem mutu yang telah dibuat, dijalankan dan dipertahankan untuk dapat memenuhi ketentuan dalam standar ini. 1.2.4.1 Penanggung jawab manajemen mutu harus membuat laporan triwulan sistem mutu dan laporan tahunan tentang kondisi menyeluruh penerapan sistem mutu. 1.2.4.2 Laporan ini harus digunakan dalam tinjauan manajemen dan perbaikan sistem mutu. 1.2.5 Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus meninjau sistem mutu secara berkala untuk menjamin bahwa sistem tersebut memenuhi persyaratan dalam standar ini. II. SUMBER DAYA MANUSIA Harus tersedia tenaga yang memadai untuk dapat melaksanakan dan mengelola kegiatan yang tercakup dalam standar ini, meliputi: 2.1 Harus ada persyaratan bagi setiap jabatan di dalam Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang sekurang-kurangnya meliputi: 2.1.1 Kualifikasi tenaga untuk kepala laboratorium, penanggung jawab mutu, dan penanggung jawab pengolahan sekurangkurangnya adalah Strata Dua (S2) dengan latar belakang ilmu hayati, dokter, dokter gigi, atau apoteker yang mempunyai pengalaman atau telah mengikuti pelatihan di bidang sel punca. 2.1.2 Uraian tugas bagi setiap staf. 2.1.3 Sistem dokumentasi setiap staf tentang kualifikasi dasar, pelatihan awal, kompetensi setiap staf sesuai fungsi yang dilakukan, kompetensi berkelanjutan setidaknya sekali setahun serta pelatihan dan bila diperlukan pendidikan berkelanjutan. 2.2 Harus ada sistem yang dapat menjamin program pelatihan yang konsisten bagi para pelaksana yang berpengaruh pada mutu produk atau pelayanan. - 19 2.3 Evaluasi kompetensi harus dilakukan sebelum melakukan pekerjaan secara mandiri, selanjutnya setiap tahun atau bila diperlukan. 2.4 Pelatihan berkelanjutan merupakan syarat yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh setiap staf dan terdokumentasi. 2.5 Ada arsip tentang identitas staf seperti nama, tanda tangan, inisial atau kode dan tanggal mulai bekerja. III. RUANGAN, PERALATAN DAN BAHAN 3.1 Pengendalian Ruangan dan Peralatan 3.1.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan dan memelihara kebijakan pengolahan dan prosedur untuk mengendalikan ruangan dan peralatan, mengkalibrasi dan memantau peralatan kritis. 3.1.2 Harus ada catatan identitas setiap peralatan, termasuk pabrik pembuatnya, nomor seri alat, lokasi alat, instruksi pemakaian alat dan penggunaannya. Spesifikasi alat ditetapkan sebelum pembelian alat tersebut. 3.1.3 Peralatan harus dikalibrasi secara berkala dan teratur sekurang-kurangnya setahun sekali atau sesuai dengan anjuran pabrik pembuatnya. Pencatatan tentang pemeriksaan/kalibrasi disimpan. 3.1.4 Ruangan dan peralatan harus dalam keadaan bersih, terawat dengan pencatatan pembersihan dan perawatan berkala alat yang mudah dipantau, sehingga ruangan dan peralatan dalam keadaan layak pakai. 3.1.5 Persyaratan kelas kebersihan ruangan ganti dan ruangan yang dituju harus sama. 3.1.6 Bila didapatkan alat tidak dikalibrasi sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi, maka pengolahan sel punca yang dihasilkannya harus dinilai kelayakannya. 3.1.7 Bila ada alat yang tidak berfungsi, harus ada proses pemberitahuan ke semua staf dan pelaporan kepada penanggung jawab produksi bersama penanggung jawab mutu. - 20 3.1.8 Catat identitas setiap alat yang dipakai dalam pengolahan untuk memungkinkan pelacakan produk sel punca darah tali pusat terhadap alat yang digunakan pada waktu pengambilan, pengolahan, penyimpanan dan distribusi produk sel. 3.1.9 Peralatan yang dipakai tidak mempengaruhi viabilitas produk sel punca yang diolah serta tidak memungkinkan tercemarnya produk dengan mikroba atau penularan/penyebaran infeksi menular. Tabel 1. STANDAR RUANGAN A. Persyaratan Fasilitas Laboratorium Pengolahan Sel Punca No 1 Fasilitas Laboratorium Pengolahan Sel Punca Ruang Preparasi Kelas kebersihan ruangan mengikuti standar cGMP kelas C sebagaimana tercantum pada 3.2. Ruang preparasi harus mudah dibersihkan dan selalu berada dalam kondisi bersih, terawat, serta tahan terhadap proses pembersihan, bahan pembersih dan desinfektan yang digunakan berulang kali. Pelaksanaan pembersihan harus terjadwal dan terdokumentasi. Sistem pemantauan dan perawatan ruangan dan sistem tata udara harus dilakukan secara berkala dan terdokumentasi. Berfungsi sebagai ruang persiapan bahan untuk perbanyakan sel punca dan pengolahan, verifikasi spesimen dengan label serta dokumen lain yang menyertainya. 2 Ruang Ganti Minimal ada dua ruang ganti, sebelum menuju ruang preparasi dan ruang pengolahan. Ruang ganti berfungsi untuk mengganti alat pelindung diri sebelum memasuki ruang preparasi dan ruang pengolahan. Persyaratan kelas kebersihan ruang ganti harus sama dengan kelas kebersihan ruangan yang dituju. - 21 No 3 Fasilitas Laboratorium Pengolahan Sel Punca Ruang Pengolahan Kelas kebersihan ruang pengolahan mengikuti standar cGMP kelas B sebagaimana tercantum pada 3.3. Ruang pengolahan harus mudah dibersihkan dan selalu berada dalam kondisi bersih, terawat, serta tahan terhadap proses pembersihan, bahan pembersih dan desinfektan yang digunakan berulang kali. Pelaksanaan pembersihan harus terjadwal dan terdokumentasi. Sistem pemantauan dan perawatan ruangan dan sistem tata udara harus dilakukan secara berkala dan terdokumentasi. 4 Berfungsi sebagai ruang pengolahan perbanyakan sel punca dan pengamatan pertumbuhan sel punca. Ruang Penanganan Limbah Ruang untuk melakukan dekontaminasi limbah berbahaya secara kimiawi dan/atau sterilisasi dengan autoklaf dan penyimpanan sementara sebelum dimusnahkan. B. Persyaratan peralatan Laboratorium Pengolahan Sel Punca No Peralatan Laboratorium Perbanyakan Sel Punca 1 Fasilitas cuci tangan sebelum memasuki laboratorium 2 Peralatan di ruang Preparasi Sterilisator yang terkualifikasi sesuai dengan bahan yang akan disterilisasi. Timbangan Analitik. Lemari Penyimpanan Alat steril sekali pakai. Alat steril sekali pakai 1. Tabung 2. Cawan atau botol kultur 3. Pipet Serologi 4. Syringe 5. Needle dan alat lainnya Lemari Penyimpanan alat yang digunakan berulang. Alat yang digunakan berulang 1. Gelas Piala 2. Botol gelas 3. Gelas ukur - 22 No Peralatan Laboratorium Perbanyakan Sel Punca 3 4. Hemocytometer 5. Mikropipet dan alat lainnya Lemari Pendingin 2-8°C untuk penyimpanan reagensia (contohnya medium, larutan buffer, larutan trypsin). Lemari freezer -200C untuk penyimpanan reagensia pada suhu rendah (contohnya serum). Alat pelindung diri (sarung tangan). Pass Box interlock untuk mentransfer bahan ke ruang preparasi. Peralatan di Ruang Ganti 4 Lemari penyimpanan pakaian kerja untuk bekerja di ruang pengolahan. Pakaian kerja yang sesuai untuk di ruang preparasi maupun di ruang pengolahan. Pakaian kerja dengan persyaratan sebagaimana tercantum pada 3.4. Peralatan di Ruang Pengolahan Laminar air flow : untuk mengisolasi dan melakukan pengolahan kultur sel punca. Inkubator CO2 untuk menumbuhkan sel punca dengan kadar CO2 dan suhu yang optimal bagi pertumbuhan sel. Mikroskop Inversi untuk melakukan pengamatan sel punca. Sentrifuse. Pass Box interlock untuk mentransfer bahan dari ruang preperasi ke ruang pengolahan. 3.2 Kriteria Kelas Kebersihan Ruang Preparasi 3.2.1 Jumlah maksimum partikel/m3 udara yang diperbolehkan adalah: Non-operasional Operasional Kelas C Ukuran partikel 0,5 m 5 m 0,5 m 5 m Partikel/ 352.000 2900 3.520.000 29.000 3 m - 23 Keterangan: Kondisi non operasional adalah kondisi dimana fasilitas telah terpasang dan beroperasi lengkap dengan peralatan tapi tidak ada personil. Kondisi operasional adalah kondisi dimana fasilitas dalam keadaan jalan sesuai pengoperasional yang telah ditetapkan dengan sejumlah personil tertentu yang sedang bekerja. 3.2.2 Memiliki ruang penyangga (ante room) yaitu ruangan antara ruang ganti dan ruang preparasi dengan kualitas ruangan standar kelas C. 3.2.3 Jumlah maksimal hasil rata-rata cemaran mikroba adalah: Kelas C Sample Cawan Cawan Sarung udara papar dia kontak dia tangan 5 jari (cfu/m3) 90mm 55 mm (cfu/sarung (cfu/4 jam) (cfu/plate) tangan) Mikroba 100 50 25 3.2.4 Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang berbeda adalah 10-15 Pa. Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang sama adalah minimal 5 Pa. 3.2.5 Pertukaran udara minimum 20 kali per jam. 3.3 Kriteria Kelas Kebersihan Ruang Pengolahan: 3.3.1 Jumlah maksimum partikel/m3 udara yang diperbolehkan adalah: Non-operasional Operasional Kelas B Ukuran partikel 0,5 m 5 m 0,5 m 5 m Partikel/ 3.520 29 352.000 2.900 m3 Keterangan: Kondisi non operasional adalah kondisi dimana fasilitas telah terpasang dan beroperasi lengkap dengan peralatan tapi tidak ada personil. Kondisi operasional adalah kondisi dimana fasilitas dalam keadaan jalan sesuai pengoperasional yang telah ditetapkan dengan sejumlah personil tertentu yang sedang bekerja. - 24 3.3.2 Memiliki ruang penyangga (ante room) yaitu ruangan antara ruang ganti dan ruang pengolahan dengan kualitas ruangan standar kelas B. 3.3.3 Jumlah maksimal hasil rata-rata cemaran mikroba adalah: Kelas B Sample Cawan Cawan Sarung udara papar dia kontak dia tangan 5 jari (cfu/m3) 90mm 55 mm (cfu/sarung (cfu/4 jam) (cfu/plate) tangan) Mikroba 10 5 5 5 3.3.4 Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang berbeda adalah 10-15 Pa. Perbedaan tekanan udara antar ruangan pada kelas yang sama adalah minimal 5 Pa. 3.3.5 Pertukaran udara minimum 20 kali per jam. 3.4 Deskripsi pakaian kerja yang dipersyaratkan untuk tiap kelas adalah sebagai berikut: 3.4.1 Kelas D: Rambut- dan jika relevan- janggut hendaklah ditutup. Pakaian pelindung reguler, sepatu yang sesuai atau penutup sepatu hendaklah dikenakan. Perlu diambil tindakan pencegahan yang sesuai untuk menghindarkan kontaminasi yang berasal dari bagian luar area bersih. 3.4.2 Kelas C: Rambut -dan jika relevan- janggut dan kumis hendaklah ditutup. Pakaian model terusan atau model celana-baju, yang bagian pergelangan tangannya dapat diikat, memiliki leher tinggi dan sepatu atau penutup sepatu yang sesuai hendaklah dikenakan. Pakaian kerja ini hendaklah tidak melepaskan serat atau bahan partikulat. 3.4.3 Kelas A/B: Penutup kepala hendaklah menutup seluruh rambut-dan jika relevan- janggut dan kumis. Penutup kepala hendaklah diselipkan kedalam leher baju. Penutup muka hendaklah dipakai untuk mencegah penyebaran percikan. Model terusan atau model celana-baju, yang bagian pergelangan tangannya dapat diikat dan memiliki leher tinggi, hendaklah dikenakan. Hendaklah dipakai sarung tangan plastik atau karet steril yang bebas serbuk dan penutup kaki steril atau di disinfeksi. Ujung celana hendaklah diselipkan - 25 kedalam penutup kaki dan ujung lengan baju diselipkan kedalam sarung tangan. Pakaian pelindung ini hendaklah tidak melepaskan serat atau bahan partikulat dan mampu menahan partikel yang dilepaskan dari tubuh. 3.4.5 Pakaian kerja untuk diruangan kelas C dan B harus disterilkan. 3.5 Pengendalian bahan/reagensia dan alat habis pakai 3.5.1 Bahan/reagensia kritis yang dipakai harus berfungsi dan memenuhi spesifikasi untuk dapat mencegah penyebaran infeksi menular. 3.5.2 Pemasok (supplier) bahan/reagensia kritis tersebut haruslah pemasok yang sudah disetujui oleh penanggung jawab mutu. 3.5.3 Harus ada pencatatan tentang penerimaan, pemeriksaan, verifikasi dan penyimpanan bahan/reagensia tersebut. 3.5.4 Penyimpanan bahan dan reagensia dilakukan pada suhu yang direkomendasikan oleh pihak produsen. 3.5.5 Adanya sistem pencatatan lot bahan yang digunakan dalam pengolahan perbanyakan sel punca untuk membantu pelacakan kembali. 3.5.6 Harus ada prosedur kontrol untuk melihat kecukupan pasokan bahan/reagensia dan alat habis pakai untuk operasional rutin. 3.6 Pengelolaan persediaan/inventory Harus ada proses pengelolaan persediaan bahan/reagensia, label dan alat habis pakai. semua material, 3.7 Dokumentasi 3.7.1 Harus ada proses yang diterapkan untuk sistem dokumentasi yang berhubungan dengan pengolahan sel punca untuk terapi, yang meliputi pelatihan, pelaksanaan, evaluasi, perawatan dan keamanan sistem, verifikasi data serta proses pemberian kewenangan dan pendokumentasian modifikasi terhadap sistem. - 26 3.7.2 Data cadangan (back up) harus disimpan di luar Laboratorium Pengolahan Sel Punca. Data ini harus layak/valid sehingga dapat digunakan untuk pelacakan di kemudian hari. 3.7.3 Apabila dilakukan pencatatan dengan komputer harus ada sistem kontrol proses cadangan/alternatif yang dapat digunakan apabila data komputer tidak ada dan komputer tidak berfungsi, sehingga aktivitas tetap berjalan. Sistem ini harus dicek secara berkala. IV. KESEPAKATAN LABORATORIUM LUAR RUMAH SAKIT PENGOLAHAN SEL PUNCA DI 4.1 Permintaan layanan pengolahan sel punca harus oleh dokter di rumah sakit. Rumah sakit yang dimaksud adalah rumah sakit yang telah memiliki perjanjian kerjasama dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca. 4.2 Setiap kegiatan dalam ruang lingkup Laboratorium Pengolahan Sel Punca seperti skrining, pengambilan, pengolahan, transportasi dan pemusnahan haruslah dibuat berita acara secara tertulis dan dapat ditelusuri di kemudian hari. 4.3 Setiap pemrosesan sel punca harus berdasarkan permintaan dokter secara tertulis. 4.4 Harus ada kesepakatan antara Laboratorium Pengolahan Sel Punca dengan dokter penanggung jawab Pasien tentang lama pemrosesan sel punca, kemungkinan penambahan waktu pemrosesan dan pemusnahan produk sel punca. 4.5 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melaporkan kepada dokter penanggung jawab Pasien bila produk sel punca hilang, rusak atau hal lain yang menyebabkan produk sel punca tersebut tidak dapat digunakan. 4.6 Laboratorium pihak ke tiga yang melakukan tes/pelayanan harus memiliki kemampuan untuk melakukannya sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan memiliki perjanjian kerjasama dengan Laboratorium Pengolahan Sel Punca. - 27 V. PENGENDALIAN PENGOLAHAN 5.1 Pengendalian Pengolahan 5.1.1 Harus ada proses untuk mengawasi dan memantau penerimaan, pengolahan dan pengiriman untuk produk sel punca yang telah diolah untuk menjamin bahwa produk sesuai dengan spesifikasi, dan tidak terkontaminasi. Pengawasan meliputi: 5.1.1.1 Penggunaan dan kesesuaian pelaksanaan dengan kebijakan, proses dan prosedur yang telah disetujui dan ditetapkan. 5.1.1.2 Penetapan kriteria bahan sumber sel punca yang dapat di terima. 5.1.1.3 Penggunaan peralatan, bahan dan lingkungan kerja. 5.1.1.4 Keterampilan petugas. 5.1.1.5 Alasan penyimpangan dari standar prosedur operasional, bila ada dan dokumentasinya. 5.1.1.6 Perubahan standar prosedur operasional yang harus divalidasi dan disetujui oleh kepala. 5.1.2 Harus ada mekanisme untuk identifikasi, peninjauan kembali dan dokumentasi hasil sel punca yang diolah bila tak sesuai. Hal tersebut harus diberitahukan pada dokter di rumah sakit yang meminta pelayanan pengolahan sel punca. 5.2 Pengendalian Rancangan/Perencanaan Harus ditetapkan dan dipelihara kebijakan, pengolahan dan prosedur yang mengendalikan rancangan/perencanaan produk/pelayanan yang baru yang dapat menjamin bahwa target rancangan dan persyaratan dipenuhi. 5.2.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan, mendokumentasikan dan meninjau ulang target rancangan dan persyaratan. Persyaratan yang tidak lengkap, terlalu tinggi atau bertentangan satu sama lain harus diselesaikan dengan orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan melaksanakan persyaratan tersebut. - 28 5.2.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan rancangan dan pembuatan perencanaan sedemikan sehingga hasil rancangan akan dapat memenuhi target rancangan. Berbagai pihak harus dilibatkan dalam proses ini termasuk kelompok yang bertanggung jawab dalam perangkat lunak maupun keras. 5.2.3 Hasil rancangan harus: 5.2.2.1 Didokumentasikan sedemikian sehingga memungkinkan verifikasi antara hasil dengan target rancangan dan persyaratan. 5.2.2.2 Memenuhi target rancangan. 5.2.2.3 Memuat kriteria yang dapat diterima. 5.2.2.4 Memenuhi karakteristik rancangan yang kritis terhadap keamanan dan efektifitas produk/ pelayanan yang baru/yang dimodifikasi. 5.2.4 Tinjauan terhadap hasil rancangan (tinjauan rancangan) harus direncanakan dan dilaksanakan pada tahapan perencanaan yang tepat. 5.2.5 Validasi rancangan harus dilakukan untuk dapat menjamin bahwa produk dan pelayanan secara konsisten sesuai dengan persyaratan yang telah di tetapkan. 5.2.6 Verifikasi rancangan harus dilakukan untuk meyakinkan bahwa hasil rancangan memenuhi rancangan. dapat target 5.2.7 Setiap perubahan rancangan harus diidentifikasi, didokumentasikan, ditinjau dan disyahkan oleh staf penanggung jawab sebelum dilaksanakan. 5.3 Pengendalian Perubahan Bila ada perubahan, sebelum diterapkan perubahan tersebut harus disetujui kepala laboratorium. Sebab dilakukan perubahan harus jelas. Perubahan yang dapat mempengaruhi kemurnian dan efektifitas produk sel punca, harus divalidasi terlebih dahulu. - 29 5.4 Uji Mutu Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai program uji mutu yang memadai yang dapat menjamin bahan dan peralatan berfungsi sebagaimana seharusnya. 5.4.1 Pengolahan dan pemakaian bahan dan alat. Harus ada program kualifikasi bahan dan alat yang dipakai dalam pengolahan bahan sumber sel punca. Bahan/alat yang kontak dengan bahan sumber sel punca harus steril, cocok dengan pemakaian dan dengan standar tertinggi yang dapat diperoleh 5.4.1.1 Harus ada kebijakan dan prosedur untuk menetapkan kualitas bahan/alat kritis yang dipakai dalam pengolahan. 5.4.1.2 Bahan/alat kritis yang digunakan harus dicatat sedemikian sehingga memungkinkan pelacakan semua bahan/alat yang kontak dengan produk sel punca pada waktu pengolahan. 5.4.1.3 Alat pakai ulang yang kontak dengan produk sel punca pada waktu pengambilan atau pengolahan harus bersih dan disterilkan dengan cara yang benar. 5.4.1.4 Bahan/reagensia yang diproduksi sendiri harus menggunakan metode yang telah teruji dan harus diperiksa dahulu sebelum digunakan (tervalidasi). 5.4.1.5 Untuk semua bahan yang digunakan: - Harus aman digunakan untuk manusia - Memiliki sertifikat analisis sejalan dengan program kualifikasi 5.4.1.6 Penggunaan alat untuk pengolahan sel punca harus berdasarkan kepustakaan medis. 5.4.2 Pengendalian metoda dan aktifitas operasional 5.4.2.1 Pengolahan sel punca. Kebijakan, proses dan prosedur selama melakukan pengolahan sel punca haruslah menjelaskan tentang: Penggunaan alat dan pakaian pelindung diri - 30 Pemakaian laminar air flow atau sejenisnya, bila perlu Penggunaan bahan/alat Pengolahan/prosedur pada setiap Perhitungan kritis Pemindahan bahan, produk atau reagensia dari kemasan yang satu ke yang lain Bahan sumber produk sel punca, bahan, media, reagensia yang dipakai dalam memanipulasi produk Batas suhu dan kelembaban yang dapat diterima 5.4.2.2 Metoda aseptik Harus ada kebijakan dan prosedur tentang pengolahan/perbanyakan sel punca yang dapat meminimalkan kemungkinan kontaminasi produk. Harus mencakup: Pengendalian dan pemantauan lingkungan sebanding dengan risiko kontaminasi produk sel punca Pengendalian pengolahan Pelatihan staf dalam hal teknik aseptik Pelindung diri di laboratorium Efektifitas pengaturan di atas harus dipantau secara berkala dan teratur. 5.4.2.3 Pengendalian aktifitas operasional Dalam pengawasan aktifitas operasional ditetapkan: harus Pergerakan dan penyimpanan material (termasuk sampah), alat dan alur kerja di dalam ruang kerja Pemisahan letak alat/material tertentu Pemisahan tempat pengolahan produk sel punca yang berbeda atau lot yang berbeda Penyimpanan dan penggunaan berpengaruh pada kualitas produk bahan yang Pembersihan dan perapian ruang/alat di antara masa produksi/pengolahan - 31 Prosedur pelabelan Pengecekan penulisan idenfitikasi pada langkahlangkah kritis 5.4.2.4 Filtrasi dan Radiasi Harus ada kebijakan, proses, dan prosedur untuk mencegah filtrasi atau radiasi produk sel punca yang tidak pada tempatnya. 5.5 Identifikasi Produk Dan Mampu Telusur 5.5.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai kebijakan, proses dan prosedur yang dapat menjamin bahwa setiap unit produk sel punca dan bahan sumber mempunyai nomor identifikasi yang memungkinkan penelusuran mulai dari sumbernya, selama pengolahan/pemeriksaan sampai pemusnahannya, demikian pula sebaliknya. 5.5.2 Sistim penomoran harus kekeliruan identifikasi. dapat mencegah terjadinya 5.5.3 Harus ada verifikasi ketepatan pelabelan unit produk sel punca, tabung bahan sumber dan dokumen yang berkaitan. 5.5.4 Label harus jelas, benar, ditulis dengan tinta yang tidak mudah luntur, layak dan cocok dengan kondisi suhu simpan. 5.5.5 Label yang melekat pada wadah bahan sumber tidak menutupi seluruh wadah, sehingga memungkinkan untuk melihat isi/produk di dalam kantong tersebut. 5.5.6 Label yang digunakan telah mendapat persetujuan dahulu. terlebih 5.5.7 Label berisikan sekurang-kurangnya: Inisial Pasien/subjek Kondisi penyimpanan Jumlah/volume bahan sumber Tanggal pengambilan bahan sumber Jenis dan volume antikoagulan atau bahan lain Identitas atau kode Laboratorium Punca/institusi pelaksana Pengolahan Sel - 32 5.5.8 Sebelum produk kurangnya: dikeluarkan label berisikan sekurang- Jenis produk sel punca (misal mesenkimal) Inisial Pasien/subjek Kondisi penyimpanan Jumlah/volume produk Tanggal pengolahan sel punca Keterangan penggunaan produk sel punca, misal pada transplantasi autologus 5.6 Verifikasi Kelayakan Bahan sumber 5.6.1 Bahan sumber yang diterima harus bebas dari penyakit infeksius seperti hepatitis B, hepatitis C dan HIV. Bahan sumber juga harus bebas dari kontaminasi mikroba. 5.6.2 Hasil tes yang positif atau reaktif berulang terhadap infeksi menular atau kontaminasi mikroba harus diberitahukan kepada dokter di rumah sakit dan bahan sumber harus dimusnahkan atau dikembalikan ke rumah sakit. 5.6.3 Label harus di cek kebenaran dan kelengkapannya, sekurangkurangnya: Segera setelah pengambilan bahan sumber sel punca Pada waktu penerimaan bahan sumber tempat pengolahan sel punca di Pada waktu pengolahan sel punca Setelah pengolahan selesai 5.7 Pengemasan 5.7.1 Sel punca harus dikemas dalam wadah tertutup yang steril dan sesuai untuk produk tersebut. 5.7.2 Pengemasan sel punca harus dilengkapi dengan label yang jelas, untuk membantu pengolahan identifikasi. 5.8 Distribusi dan Transportasi Harus ada proses dan prosedur yang dapat mencegah kerusakan dan melindungi bahan sumber dan produk sel punca selama transportasi, sehingga mutunya dapat dipertahankan. - 33 5.8.1 Transportasi produk sel punca dilakukan dengan prosedur yang mampu melindungi sel dan keamanan personel yang melakukan proses transportasi. 5.8.2 Transportasi sel punca dilakukan dengan suhu transportasi yang terkendali dan tervalidasi untuk menjaga stabilitas dan viabilitas sel. 5.8.3 Harus ada alat pencatat suhu yang memonitor suhu selama transportasi berlangsung. 5.8.4 Agar menjaga kondisi produk sel punca dalam keadaan baik maka transportasi harus dilakukan dalam waktu yang masih sesuai dengan stabilitas dan viabilitas sel punca. Untuk itu, Laboratorium Pengolahan Sel Punca perlu melakukan uji stabilitas dan viabilitas terhadap sel punca yang diolah. 5.8.5 Harus ada label yang berkaitan dengan aturan tentang kegunaan produk dan transportasi produk biologis agar petugas/perusahaan pengangkut menanganinya dengan tepat. 5.8.6 Produk/bahan yang dikirim harus disertai dokumen/formulir pengiriman. 5.8.7 Harus ada tanda terima dari penerima di rumah sakit yang terdokumentasikan, yang memuat tanggal, waktu penerimaan, keadaan produk dan kondisi alat kemas. 5.9 Pemeriksaan bahan sumber/produk sel punca 5.9.1 Alat/bahan yang kontak dengan bahan sumber sel punca atau yang mempengaruhi mutu produk sel yang baru diterima harus dilihat, diperiksa dahulu keadaannya sebelum pengolahan. Pencatatan disimpan. pemeriksaan alat/bahan tersebut harus Pencatatan meliputi identifikasi alat/bahan, nama pabrik, nomor lot, tanggal penerimaan, tanggal produksi/kadaluarsa, hasil pemeriksaan (visual), nama penerima, keterangan barang dapat di terima atau tidak, sertifikat analisis atau brosur bila ada. - 34 5.9.2 Bahan sumber sel punca yang diterima harus dilihat, di ambil dan diperiksa seperlunya untuk menentukan dapat tidaknya diterima. Pencatatan penerimaan harus di simpan. Pencatatan meliputi nama bahan sumber (misal bone marrow), nama pengirim, nama Pasien, tanggal penerimaan, tanggal pengambilan atau kadaluarsa, hasil pemeriksaan (visual), label, keutuhan, nama penerima, keterangan dapat di terima tidaknya produk dan keterangan tentang penanganan produk selanjutnya. 5.9.3 Produk sel punca yang sedang diolah harus di lihat/diperiksa sesuai prosedur. Produk di karantina sampai semua pemeriksaan lengkap. 5.10 Pengolahan Sel Punca 5.10.1 Protokol pengolahan sel punca yang digunakan harus divalidasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pelayanan perbanyakan sel punca dan hendaknya dilakukan validasi berulang dengan periode yang ditentukan. 5.10.2 Protokol pengolahan sel punca dinyatakan tervalidasi bila mampu menghasilkan tipe sel punca yang sesuai dengan jumlah, viabilitas, dan karakteristik yang dikehendaki. 5.10.3 Hanya staf terlatih yang dapat melakukan perbanyakan sel punca. Pelatihan dasar meliputi pengolahan perbanyakan sel punca dan teknik aseptik. 5.10.4 Adanya prosedur pengawasan mutu (uji sterilitas) selama proses perbanyakan sel punca untuk menjamin sel punca yang diperbanyak tidak mengandung mikroba. 5.10.5 Adanya pengamatan secara berkala terhadap pertumbuhan sel punca selama proses perbanyakan disertai dengan dokumentasi. 5.10.6 Ditetapkannya kriteria mutu sel punca sebelum sel punca hasil pengolahan digunakan dalam terapi sel. Kriteria mutu untuk penggunaan klinis setidaknya meliputi batasan jumlah sel viabilitas - 35 jaminan atas tidak terdapatnya mikroba pada pengolahan sel punca. 5.10.7 Penggunaan label selama proses perbanyakan sel punca untuk menghindari tertukarnya sel di antara Pasien. 5.10.8 Pengolahan perbanyakan sel punca harus terdokumentasi untuk setiap Pasien. 5.10.9 Pengolahan sel punca untuk 1 (satu) Pasien tidak dilakukan bersamaan dengan perbanyakan sel punca untuk Pasien lainnya untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang. 5.10.10 Adanya prosedur kerja tetap untuk penanganan ketidaksesuaian dalam proses kultur sel yang meliputi : Penetapan ketidaksesuaian Identifikasi ketidaksesuaian yang terjadi Tindakan Perbaikan yang dilakukan Peninjauan dilakukan kembali dari tindakan perbaikan yang 5.10.11 Identitas Pasien terjaga kerahasiaannya selama proses perbanyakan sel punca dilakukan. 5.10.12 Terdapatnya prosedur perbanyakan sel punca. audit internal dalam proses 5.11 Pengeluaran Produk Sel Punca Untuk Terapi 5.11.1 Harus ada kebijakan dan standar prosedur operasional tentang pengeluaran dan transportasi produk sel punca menuju ke tempat transplantasi/terapi. 5.11.2 Harus ada prosedur untuk pengecekan produk sel punca sebelum produk tersebut dikeluarkan. 5.11.3 Pengecekan tentang membuktikan adanya: pengolahan sel punca telah Permintaan untuk pengolahan Titik akhir pengolahan sesuai prosedur Kelengkapan pencatatan pengolahan, termasuk identitas petugas dan jumlah sel Kelengkapan pencatatan alat dan bahan yang digunakan yang memungkinkan pelacakan, termasuk nomor lot - 36 Identifikasi peralatan yang digunakan yang dapat dilacak Kelengkapan label produk yang akurat Kelengkapan hasil pemeriksaan terhadap infeksi menular Apabila selama proses pembuatan produk sel punca menggunakan bahan yang bersumber dari bahan non manusia, maka pada produk akhir harus dilakukan pengecekan produk untuk memastikan bahwa produk tidak mengandung bahan yang bersumber dari bahan non manusia tersebut 5.11.4 Harus dilakukan pengecekan beberapa hal tentang produk sel punca pada waktu dikeluarkan, yaitu: Adanya sertifikat analisis untuk produk yang akan dikeluarkan Keterangan pengecualian, bila produk sel punca yang tidak memenuhi syarat dikeluarkan (harus dengan persetujuan kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca dan dokter pengguna di klinik) 5.11.5 Bila diperlukan, produk sel punca dapat disimpan dan dicairkan (thawing) dengan mempertahankan kualitas produk sel punca sesuai standar operasional prosedur tervalidasi. 5.12 Pengiriman produk 5.12.1 Produk sel punca harus sudah diterima oleh klinisi/dokter segera sebelum tindakan persiapan Pasien dimulai. 5.12.2 Dokter di rumah sakit yang melakukan tindakan pemberian produk sel punca harus mempunyai prosedur tentang penerimaan dan pemberian produk, termasuk pengelolaan inkompatibilitas. Prosedur tersebut harus sesuai dengan informasi yang tercantum di dalam penjelasan penggunaan produk untuk terapi. 5.12.3 Laboratorium Pengolahan Sel Punca yang mengeluarkan produk harus mengecek/verifikasi terlebih dahulu pada saat pengeluaran produk: Nama atau inisial Pasien Identitas produk - 37 Jenis produk Bahan yang menyertai produk Identitas petugas yang mengecek bahwa produk tersebut adalah produk yang diperuntukkan bagi Pasien tersebut Tanggal dan jam produk diletakkan dalam kontainer Keadaan produk sel punca (secara visual) 5.12.3 Harus ada prosedur bagi Laboratorium Pengolahan Sel Punca untuk mendapatkan informasi tentang reaksi yang tak diinginkan pada Pasien dan hasilnya. VI. PENCATATAN DAN DOKUMENTASI 6.1 Pengendalian dokumen Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai dan melaksanakan kebijakan, Pengolahan dan prosedur tentang pengawasan semua dokumen yang terkait dengan aktivitasnya. Dokumen harus dijaga dari kemungkinan modifikasi oleh yang tidak berwenang melakukannya. 6.1.1 Semua kebijakan, proses dan prosedur tersebut harus dalam format standar yang telah ditentukan. Tambahan lain seperti dari manual operator dapat dijadikan sumber kepustakaan. 6.1.2 Semua dokumen harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebelum diberlakukan. Pengolahan pengawasan dokumen harus dapat menjamin bahwa: Identitas dokumen sedang berlaku menunjukan status/revisi yang Dokumen yang diperlukan ada di setiap tempat dimana aktifitas di Laboratorium Pengolahan Sel Punca dilakukan Dokumen yang tidak berlaku tidak dipakai Arsip dokumen yang tidak berlaku harus diberi tanda yang jelas 6.1.3 Perubahan dokumen harus diperiksa dan disetujui oleh Kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca terlebih dahulu sebelum dokumen baru tersebut diberlakukan. - 38 6.1.4 Harus ada daftar lengkap seluruh dokumen yang berlaku, termasuk daftar prosedur, formulir, label yang berkaitan dengan aktifitas yang di atur oleh standar ini. 6.1.5 Setiap tahun harus dilakukan tinjauan ulang atas seluruh dokumen (kebijakan, prosedur). 6.1.6 Arsip dokumen yang tidak berlaku harus disimpan. 6.2 Pengendalian pencatatan 6.2.1 Harus ada prosedur untuk mengidentifikasi, membuat, memberi indeks/kode, mendapatkan, menyimpan dan memusnahkan pencatatan. 6.2.2 Pencatatan harus dapat memperlihatkan bahwa alat, bahan, produk atau pelayanan sesuai dengan standar dan bahwa sistim kualitas berjalan secara efektif (termasuk pencatatan dari pemasok). 6.2.3 Semua pencatatan haruslah pencatatan yang sah. 6.2.4 Semua pencatatan disimpan di tempat yang aman yang dapat mencegah saling tertukar, tidak rusak ataupun hilang. 6.2.5 Perubahan pencatatan harus ada prosedurnya; tanggal dan identitas petugas yang mengubah pencatatan harus dicatat. Perubahan pencatatan tidak boleh menghilangkan informasi semula. 6.2.6 Hasil pemeriksaan yang dilakukan harus segera dicatat dan interpretasi hasil dicatat setelah pemeriksaan selesai. 6.2.7 Pencatatan harus mencakup jenis pemeriksaan, petugas yang melakukan dan waktu pemeriksaan tersebut dilakukan. 6.2.8 Sebelum memusnahkan pencatatan, salinan (copy) nya yang berisi sama dengan aslinya haruslah lengkap dan dapat dilihat kembali. 6.2.9 Harus ada prosedur yang dapat menjaga kerahasiaan tentang Pasien sel punca dan petugas. 6.2.10 Semua pencatatan harus disimpan minimal 10 tahun. - 39 6.2.11 Pencatatan harus diperiksa kebenarannya, kelengkapannya, kesesuaiannya dengan standar dan peraturan yang berlaku. 6.3 Pencatatan Dengan Komputer Apabila terdapat pencatatan pengolahan komputer, hal berikut harus ada: sel punca dengan Validasi sistem perangkat lunak, perangkat keras, database dan tabel Versi sistem dengan tanggal mulai berlakunya Pemantauan integritas data bagi data yang kritis VII. DEVIASI DAN KETIDAKSESUAIAN PRODUK/PELAYANAN 7.1 Deviasi 7.1.1 Harus ada prosedur untuk dapat mengetahui, menyelidiki, menilai dan melaporkan adanya kejadian yang menyimpang dari prosedur atau yang gagal dalam memenuhi persyaratan standar yang ditetapkan. 7.1.2 Adanya deviasi harus diketahui/dideteksi. dilaporkan segera setelah 7.1.3 Deviasi harus dievaluasi untuk menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan. 7.1.4 Untuk deviasi yang potensial berpengaruh pada keamanan, kemurnian, potensi produk atau pada keamanan Pasien, petugas atau klien, diperlukan persetujuan staf yang akan mengevaluasi deviasi tersebut sebelum produk dikeluarkan. Persetujuan ini diberikan oleh kepala Laboratorium Pengolahan Sel Punca dan oleh dokter yang merawat Pasien. 7.2 Pengendalian produk/pelayanan yang tidak sesuai 7.2.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mempunyai prosedur untuk mencegah pemakaian/pengeluaran produk, material atau pelayanan yang tidak sesuai. Kontrol ini meliputi identifikasi, dokumentasi, evaluasi, penyingkiran dan penanganan bahan/produk yang tidak sesuai. - 40 7.2.2 Laboratorium Pengolahan Sel mungkin melaporkan kepada pelayanan tentang: Punca harus dokter yang Hilangnya, rusaknya atau tak produk sel punca yang diterima dapat sesegera meminta digunakannya Atau tak sesuainya produk yang diberikan 7.2.3 Harus ditetapkan penanggung jawab mutu untuk menentukan penanganan produk yang tak sesuai. Produk yang tidak sesuai dapat ditangani dengan salah satu cara di bawah ini: Diolah lagi sampai memenuhi persyaratan Dapat diterima oleh dokter setelah mengetahui ketidaksesuaian produk tersebut Diberi label baru bila sesuai persyaratan Atau dimusnahkan dengan mengirimkan bahan sumber seizin dokter yang 7.2.4 Pengeluaran produk yang tak sesuai sebagai pengecualian hanya dilakukan bila ada bukti tertulis adanya kebutuhan klinis akan produk tersebut dan disetujui oleh kepala. Hal ini memerlukan: Pemberitahuan ketidaksesuaian dokter/klinisi yang merawat Pasien produk kepada Persetujuan dokter tersebut untuk menggunakan produk Kesediaan dokter untuk mendiskusikannya dengan Pasien/keluarga Pasien, sekiranya pemberian produk yang tak sesuai tersebut mengandung resiko terhadap keamanan Pasien 7.2.5 Harus ada prosedur tentang penanganan pengolahan sel punca yang hasil biakan kumannya positif, yang mengatur tentang: Penyelidikan sebabnya Pemberitahuan dokter yang merawat Pasien Pemantauan Pasien dan analisa hasil Pelaporan kepada instusi yang mengatur, bila diminta - 41 7.3 Reaksi yang tidak diinginkan 7.3.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus memiliki prosedur untuk mendapatkan informasi reaksi yang tak diinginkan yang terjadi pada pemberian produk sel punca dari dokter yang mengirimkan bahan sumber. 7.3.3 Pencatatan tentang reaksi yang tak diinginkan, hasil penyelidikan, evaluasi dan pemberitahuan harus disimpan. 7.4 Pelaporan Pelaporan tentang deviasi, produk yang tak sesuai harus sejalan dengan kebijakan dan standar yang berlaku. VIII. PENILAIAN INTERNAL DAN EKSTERNAL 8.1 Penilaian Mutu Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus melakukan penilaian apakah sistem mutu sesuai dengan persyaratan. 8.1.1 Harus ditetapkan dan dilaksanakan prosedur untuk penjadwalan, pelaksanaan, pendokumentasian dan peninjauan penilaian internal. Penilaian internal (internal assessment) harus dilakukan oleh personel yang tidak bertanggung jawab langsung terhadap aktivitas yang sedang dinilai. 8.1.2 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mengikuti program penilaian eksternal yang dilakukan oleh Komite Sel Punca. 8.1.3 Hasil penilaian harus dikelola sebagai berikut: Diteliti kembali oleh personel yang bertanggung jawab atas aktivitas yang dinilai Dievaluasi untuk menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan yang diperlukan Disampaikan kepada staf yang bersangkutan Dilaporkan kepada atasan/kepala - 42 8.2 Pemantapan mutu eksternal 8.2.1 Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus ikut serta dalam program pemantapan mutu eksternal (proficiency testing) untuk setiap pemeriksaan yang dilakukan. 8.2.2 Apabila program tersebut tidak ada, haruslah ada prosedur yang dapat menentukan ketepatan hasil pemeriksaan. 8.2.3 Hasil pemantapan mutu eksternal harus ditinjau kembali. 8.2.4 Kegagalan pemantapan mutu eksternal harus diselidiki dan tindakan perbaikan harus dilakukan. 8.2.5 Hasil pemantapan mutu eksternal harus disampaikan kepada staf. IX. PERBAIKAN PENGOLAHAN 9.1 Rencana tindakan perbaikan dan pencegahan Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan, melaksanakan dan memelihara kebijakan, proses dan prosedur rencana tindakan perbaikan dan pencegahan. 9.2 Tindakan perbaikan harus meliputi: Penyelidikan akar sebab ketidaksesuaian produk, presedur dan sistem kualitas Penyelidikan keluhan dokter yang mengirimkan bahan sumber Penentuan tindakan koreksi yang diperlukan menghilangkan sebab ketidaksesuaian tersebut untuk Jaminan bahwa tindakan perbaikan tersebut efektif 9.3 Tindakan pencegahan harus mencakup: Analisa berbagai sumber informasi untuk mendeteksi, menganalisa dan menghilangkan sebab yang potensial untuk terjadinya ketidaksesuaian. Sumber informasi tersebut antara lain ialah kebijakan, proses, prosedur yang berpengaruh pada mutu produk/pelayanan; hasil penilaian, hasil pemantapan mutu eksternal, hasil uji mutu atau keluhan dokter yang mengirimkan bahan sumber - 43 Penentuan langkah yang diperlukan untuk menangani masalah yang memerlukan tindakan perbaikan Dimulainya tindakan pencegahan dan pelaksanaan pengawasan yang dapat menjamin efektivitas tindakan tersebut 9.4 Perbaikan aktivitas Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus mengikuti perkembangan/informasi tentang aktivitas dan sistem kualitas yang berkaitan untuk perbaikan aktivitas X. FASILITAS DAN KEAMANAN 10.1 Keamanan/Safety Laboratorium Pengolahan Sel Punca harus menetapkan dan menjaga kebijakan, proses dan prosedur untuk meminimalkan resiko terhadap kesehatan staf dan orang lain yang berada di lingkungan kerja. Lingkungan dan peralatan harus memadai untuk dapat melakukan aktivitas yang aman. 10.1.1 Kebijakan dan prosedur tersebut harus menjelaskan tentang bahaya yang mungkin timbul di lingkungan kerja tersebut dan cara mengatasinya bila terkena bahaya tersebut. Bahaya dapat berupa terkena bahan biologis, bahan kimia atau bahan lain termasuk cairan nitrogen. Sistem pemantauan pelatihan dan kesesuaian aktivitas harus ditetapkan. 10.1.2 Bahan yang berbahaya harus ditangani dan dibuang dengan cara yang dapat meminimalkan kemungkinan kontaknya staf/orang lain dengan bahan infeksius. 10.2 Pengendalian fasilitas dan lingkungan 10.2.1 Harus ada ruangan yang memadai untuk kegiatan persiapan dan pengolahan produk sel yang akan digunakan untuk terapi pada manusia. - 44 10.2.2 Pengendalian limbah Laboratorium Pengolahan Sel Punca 10.2.2.1 Adanya tempat pembuangan limbah yang sesuai dengan tipe limbah yang dihasilkan untuk memudahkan proses identifikasi dan penanganan limbah. 10.2.2.2 Limbah berupa benda tajam (seperti jarum suntik) ditempatkan pada wadah khusus pembuangan benda tajam. 10.2.2.3 Terdapatnya prosedur penanganan limbah yang memastikan bahwa limbah dari Laboratorium Pengolahan Sel Punca telah didekontaminasi secara kimiawi dan/atau melalui proses sterilisasi sehingga tidak akan menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitar. 10.2.3 Kondisi lingkungan haruslah dapat menciptakan keamanan yang optimal, menjamin integritas produk dan meminimalkan kemungkinan kontaminasi silang atau kontaminasi dengan bahan infeksius. Kondisi ini harus dipantau. 10.3 Pengendalian operasional secara umum Yang memasuki tempat persiapan, dan pengolahan sel punca hanyalah staf yang berwenang. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd NAFSIAH MBOI Formulir LAPORAN KEGIATAN LABORATORIUM PENGOLAHAN SEL PUNCA UNTUK APLIKASI KLINIS Nama Laboratorium Alamat Periode Laporan : : ......................... ......................... (bulan)..... sampai dengan (bulan)...... 1. Sumber sel punca No Jenis sumber Sel Punca yang akan diolah 1 Bone marrow 2 Adipose Tissue 3 Umbilical Cord Blood Jumlah sample yang diterima Jumlah sample yang ditolak Keterangan 4 Total 2. Sel Punca yang Diolah No Jenis Sel Punca yang Diolah 1 Mysenchymal Stem Cell 2 Haematopoetik Jumlah sample yang diterima Jumlah sample yang ditolak Indikasi sample yang diperbanyak Keterangan 3 4 Total Penanggungjawab Laboratorium ( ……………………………………………… )