Modul Antropologi [TM1]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
ANTROPOLOGI
Antropologi: Pengertian, ruang
lingkup dan tujuan
mempelajari Antropologi
Fakultas
Program Studi
PSIKOLOGI
PSIKOLOGI
2012
0
Tatap Muka
Kode MK
Disusun Oleh
01
MK61005
DR. DADAN ANUGRAH, M.Si.
Abstract
Kompetensi
Manusia memang ciptaan Tuhan yang
teramat luar biasa. Ia bisa sebagai
subjek sekaligus sebagai objek dalam
komunikasi intarpribadi. Ia tak mudah
diramalkan karena memiliki motivasi
tersimpan rapi di dadanya, dan
Setelah mempelajari modul ini,
mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui dan memhami
tentang:
1. Fase-fase perkembangan
kehidupan manusia.
2. Pengertian Antropologi
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
sebagainya.
2012
1
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
3. Ruang lingkup antropologi
4. Metode penelitian antropologi
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
MODUL 1
ANTROPOLOGI: Pengertian, Ruang Lingkup dan
Tujuan Mempelajari Antropologi
A. Pendahuluan
Manusia...., siapakah gerangan ia ?
Meskipun manusia telah dikaji
puluhan disiplin ilmu, namun eksistensinya masih tetap saja menyimpan
segudang rahasia. Manusia memang ciptaan Tuhan yang teramat luar biasa. Ia
bisa sebagai subjek sekaligus sebagai objek dalam komunikasi intarpribadi. Ia
tak mudah diramalkan karena memiliki motivasi tersimpan rapi di dadanya, dan
sebagainya. Ungkapan yang menyebutkan: “dalamnya lautan dapat diselami, hati
orang siapa yang tahu”, nampaknya masih tetap relevan hingga saat ini.
Sejak dari doeloe para pakar yang bekecimpun dalam ilmu psikologis
berusaha memecahkan misteri tentang manusia. Plato (429-347 SM) salah
seorang filosof kenamaan asal Athena Yunani
menerangkan bahwa inti dari
manusia adalah “jiwa”. Manusia tersusun atas jiwa dan badan yang disebutnya
dualisme. Jiwa adalah bagian manusia yang tak dapat mati; setelah berulang kali
dipenjarakan dalam badan lewat inkarnasi, setelah itu mengalami pensucian
sehingga mampu menempati dunia yang lebih luhur. Sedangkan badan
dikatakan sebagai penjara, di mana tempat jiwa bersemayam (Sobur: 2003:74).
Belum lagi jiwa yang dikemukakan oleh Plato selesai dari diskursus,
muncul lagi Aristoteles. Filosof beraliran empirisme ini melihat manusia
bertingkah laku vegetatif, sensitif, dan rasional. Manusia berbeda dari organismeorganisme lainnya, karena dalam bertingkah laku, manusia menggunakan
rasionya, yaitu akal atau pikrannya. Belum lagi karya Rene Descartes (15961650 M) yang menyatakan “cogito ergosum”, diikuti John Locke (1632-1704 M),
kemudian Leibniz (1646-1716 M), dan lain-lain.
2012
2
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Tulisan
ini
ingin
menyoroti
bagian
lain
dari
manusia
dengan
menggunakan kaca mata antropologi. Para antropolog berusaha mengungkap
manusia dari mulai makhluk individu, sosial, pembentuk budaya, dan lain-lain.
Uraian ini diharapkan dapat menbambah wawasan dan pengetahuan untuk
mengungkap dimensi lain dari manusia.
B. Fase-Fase Perkembangan Manusia
Seperti
mengalami
halnya
sosiologi,
tahapan-tahapan
antropologi
dalam
sebagai
sebuah ilmu
perkembangannya.
juga
Koentjaraninggrat
menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba
untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia.
Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga
banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan
dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal
perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan sukusuku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat,
atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku
asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian,
pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan
etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar.
Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan
etnografi.
2012
3
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi
karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu.
masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka
waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai
bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa
yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari
masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh
pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun
koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka
membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan
dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi
bangsa
Eropa
serta
hambatan-hambatan
lain.
Dalam
menghadapinya,
pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli
untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahanbahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari
kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaankebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat
terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.
2012
4
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia
II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan
membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total.
Kehancuran
itu
menghasilkan
kemiskinan,
kesenjangan
sosial,
dan
kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsabangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari
bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang
masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka
selama bertahun-tahun.
Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi
tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada
suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan
Lapp1.
C. Pengertian Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia, masa lalu dan kini, yang
menggambarkan manusia melalui pengetahuan ilmu sosial dan ilmu hayati
(alam), dan juga humaniora. Antropologi berasal dari kata Yunani “anthropos”
yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar", "berakal") atau secara etimologis antropologi berarti ilmu
yang memelajari manusia2.
Sejalan dengan itu, antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi
lahir atau muncul berawal dari ketertarikan oarang-orang Eropa yang melihat ciriciri fisik, adat istiadat dan budaya-budaya yang berbeda. Kata antropologi sendiri
merupakan kombinasi dari dua kata yang diambil dari bahasa Yunani yaitu
1
2
Lihat https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
Lihat Ihromi (ed), 1981, hal. 1x. lihat juga https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
2012
5
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
anthropos yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Dari definisi secara
harfiah inilah kita bisa menyimpulkan bahwa antropologi adalah studi ilmu yang
membahas
tentang
manusia
dari
segi
keanekaragaman
fisik,
serta
kebudayaannya baik itu tradisi, cara berperilaku, dan nilai moral. Antropologi
sendiri sangat erat kaitannya dengan sosiologi, karna sosiologi sendiri juga
membahas tentang manusia sebagai mahluk sosial serta interaksinya dengan
yang lain3.
Antropologi bertujuan untuk lebih memahami dan mengapresiasi manusia
sebagai spesies homo sapiens dan makhluk sosial dalam kerangka kerja yang
interdisipliner dan komprehensif. Oleh karena itu, antropologi menggunakan teori
evolusi biologi dalam memberikan arti dan fakta sejarah dalam menjelaskan
perjalanan umat manusia di bumi sejak awal kemunculannya. Antropologi juga
menggunakan kajian lintas-budaya (Inggris cross-cultural) dalam menekankan
dan menjelaskan perbedaan antara kelompok-kelompok manusia dalam
perspektif material budaya, perilaku sosial, bahasa, dan pandangan hidup
(worldview).
Dengan orientasinya yang holistik, antropologi dibagi menjadi empat
cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi, antropologi sosial
budaya, arkeologi, dan linguistik. Keempat cabang tersebut memiliki kajian-kajian
konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan penelitian ilmiah, dengan
topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda.
D. Tujuan Mempelajari Antropologi
Sebagai ilmu yang membahas tentang manusia, antropologi mempunyai
tiga tujuan utama, yaitu;
1. Mendeskripsikan selengkap mungkin tata cara kehidupan kelompok
manusia dari berbagai sudut belahan bumi pada setiap periode dan
karakter fisik manusia yang hidup pada kelompok itu.
3
Lihat http://www.kompasiana.com/www.ilhamakbar.com/definisi-tujuan-dan-ruang-lingkupantropologi_54f79c24a333119d1c8b458a
2012
6
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Memahami manusia sebagai kelompok tertentu secara keseluruhan.
3. Untuk menemukan prinsip-prinsip umum tentang gaya hidup manusia
serta bagaimana gaya hidup itu terbentuk.
Pendapat lain mengungkapkan bahwa beberapa manfaat mempelajari
antropologgi adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui pola prilaku tiap-tiap masyarakat dari berbagai suku
bangsa.
2. Dapat mengetahui peran yang harus kita lakukan sesuai dengan harapan
warga masyarakat dari kedudukan yang kita sandang.
3. Dapat menimbulkan toleransi yang tinggi yang disebabkan pengetahuan
terhadap tata pergaulan masyarakat diseluruh dunia yang mempunyai
kekhususan-kekhususan sesuai karakteristik daerah masing-masing.
4. Dapat memperluas wawasan terhadap karakteristik suku bangsa yang
berbeda-beda.
5. Dapat mengetahui berbagai macam permasalahan dalam masyarakat
sehingga
mampu
memberi
suatu
gagasan
untuk
memecahkan
permasalahan yang muncul dalam lingkungan masyarakat tersebut4.
Pendapat lain mengungkapkan, bahwa mempelajari Antropologi dapat
memberikan pemhaman tentang:
1. Antropologi budaya banyak memberikan bahan-bahan, pandangan, teori,
pendapat sehingga dapat secara metodis menghadapi segala gejala yang
timbul dalam masyarakat yang terus berkembang.
4
Lihat http://mesthiandriani77.blogspot.co.id/2012/09/manfaat-mempelajari-ilmuantropologi.html
2012
7
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
2. Antropologi budaya memberikan pengetahuan tentang perkembangannya
baik sebagai ilmu dan penerapannya dalam penelitian dari segi
kehidupan manusia.
3. Antropologi dapat mengarahkan pembangaunan bangsa dan negara
secara baik5.
E. Ruang Lingkup Antropologi
Menurut March Swartz dan David K. Jordan, ruang lingkup antropologi
adalah;
1. Asal muasal hidup manusia dari periode ke periode.
2. Perkembangan struktur fisik dan pengaruhnya terhadap lingkungan.
3. Bertugas untuk memahami manusia secara utuh.
Untuk
memperkuat pemahaman tentang runag lingkup antropologi,
Koenjtoroningrat6 membuat skema sebagai berikut:
5
6
Lihat https://ainasabila.wordpress.com/antropologi/
Lihat http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-dan-ruang-lingkup-antropologi.html
2012
8
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Dari bagan di atas, secara makro ilmu antropologi dapat dibagi ke dalam
dua bagian, yakni antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik mempelajari
manusia sebagai organism biologis yang melacak perkembangan manusia
menurut evolusinya, dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis
(specis). Keistimewaan apapun yang dianggap melekat ada pada dirinya yang
dimiliki manusia, mereka digolongkan dalam “binatang menyusui” khususnya
primat. Dengan demikian para antropolog umumnya mempunyai anggapan
bahwa nenek moyang manusia itu pada dasarnya adalah sama dengan primat
lainnya, khususnya kera dan monyet. Melalui aktivitas analisisnya yang
mendalam terhadap fosil-fosil dan pengamatannya pada primat-primat yang
hidup, para ahli antrolpologi fisik berusaha melacak nenek moyang jenis manusia
untuk mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi mahkluk seperti
sekarang ini (Haviland, 1999: 13).
Sedangkan
antropologi
budaya
memfokuskan
perhatiannya
pada
kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut
Haviland (1999: 12) cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga
bagian, yakni; arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Untuk memahami
pekerjaan para ahli antropologi budaya, kita harus mengetahui tentang;
Hakikat kebudayaan yang menyangkut tentang konsep kebudayaan dan
karakteristikkarakteristiknya, bahasa dan komunikasi, menyangkut; hakikat
bahasa,
bahasa
dalam
kerangka
kebudayaan,
serta
Kebudayaan
dan
kepribadian.
Dalam ’antropologi budaya’ mengkaji tentang praktik-praktik sosial,
bentuk-bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa, di mana makna diciptakan
dan diuji sebelum digunakan masyarakat. Istilah ini biasanya dikaitkan dengan
tradisi riset dan penulisan antropologi di Amerika. Antropologi budaya juga
merupakan studi tentang praktik-praktik sosial, bentuk-bentuk ekspresif, dan
penggunaan bahasa, di mana makna diciptakan dan diuji sebelum digunakan
oleh masyarakat manusia (Burke, 2000: 193).
2012
9
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti asal-usul terjadinya
dan evolusi manusia dengan mempergunakan sisa-sisa tubuh yang telah
membatu (fosil-fosil manusia) yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang
harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai metode penggalian.
Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi
yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam
manusia dipandang dari sudut cirri-ciri tubuhnya. Bahan penelitiannya adalah criciri tubuh, baik yang lahir (fenotipe) seperti warna kulit, warna dan bentuk rambut,
indeks tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan bentuk
tubuh, maupun yang tidak terlihat (genotype) seperti golongan darah dan lain
sebagainya.
Etnolinguistik atau antropologi linguistik adalah ilmu bagian yang asal
mula nya berkaitan erat dengan ilmu antropologi. Bahkan, penelitiannya yang
berupa daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri tata bahasa dan berates-ratus
suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi ini, terkumpul
bersama-sama dengan bahan kebudayaan dan suku bangsa. Dari bahan ini
berkembang berbagai metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode untuk
menganalisis dan mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan.
Prehistory, mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua
kebudayaan manusia di muka bumi sebelum manusia mengenal huruf. Dalam
ilmu sejarah, seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia
dimulai saat terjadinya manusia, yaitu sekitar 800.000 tahun yang lalu, hingga
sekarang dibagi kedalam 2 bagian, yaitu masa sebelum manusia mengenal huruf
dan masa setelah manusia mengenal huruf.
Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian
mengenai asa-asas manusia, dengan mempelajari kebudayaan-kebudayaan
dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar
di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini.
Antroplogi memadukan secara integratif
tinjauan manusia sebagai
mahluk biologis dan tinjauan manusia sebagai mahluk sosial budaya terhadap
2012
10
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
kehidupan manusia. Antropologi juga melakukan kajian objek studinya (manusia)
secara menyeluruh, yaitu pada semua manusia, dimanapun dan kapanpun.
F. Metode Penelitian Antropologi
Pada prinsipnya, penelitian-penelitian antropologi
sama seperti pada
ilmu-ilmu sosial lanyya, yakni selalu bersifat :
1. Deskriptif, atau berupa gambaran mengenai kehidupan masyarakat dari
berbagai tempat dan waktu.
2. Holistik, mengkaji kehidupan manusia dari sudut tinjauan yang jamak dan
menyeluruh sehingga dapat terlihat satu gambaran kehidupan yang utuh
dan menyeluruh.
3. Komparatif atau dapat dibandingkan. Penelitian antropologi biasanya
membandingkan kesamaan dan perbedaan cirri-ciri fisik dan budaya
manusia. Ada dua cara yang dilakukan dalam perbandingan budaya ini
yaitu dengan cara diakronik (memperbandingkan lintas waktu) dan
sinkronik (memperbandingkan lintas tempat).
4. Kualitatif, yaitu penelitian mendalam yang tidak melibatkan angka dan
statistic.
Metode Pengambilan Data
1) Metode wawancara
Wawancara etnografi merupakan jenis peristiwa percakapan (speech
event) yang khusus. Metode wawancara merupakan metode untuk memperoleh
data dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan.
Wawancara berencana, yaitu wawancara yang dilaksanakan melalui
teknik-teknik tertentu, antara lain menyusun sejumlah pertanyaan sedemikian
rupa dalam bentuk angket questioner.
2012
11
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Wawancara tidak berencana, yaitu wawancara yang tidak direncanakan
secara sistematis dan tidak menggunakan pedoman wawancara. Wawancara ini
dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan tentang pandangan hidup, system
keyakinan, atau keagamaan.
Metode wawancara tidak berencana masih terbagi lagi menjadi 2 macam
yaitu :
1. Wawancara terfokus (focused interview), yaitu terdiri dari pertanyaanpertanyaan yang tidak berstruktur, tetapi terpusat pada satu pokok.
2. Wawancara bebas (free interview), yaitu pertanyaan yang tidak terpusat,
melainkan dapat berpindah-pindah pokok pertanyaan.
Adapun jika dilihat dari bentuk pertanyaannya, kedua wawancara di atas
dapat dibagi lagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Wawancara tertutup, yaitu terdiri dari berbagai pertanyaan yang
jawabannya terbatas. Terkdang pilihan jawaban hanya berbentuk “ya”
dan “tidak”.
2. Wawancara
terbuka,
yaitu
pertanyaan
yang
jawabannya
berupa
keterangan atau cerita yang luas.
2) Metode Pengamatan
Metode observasi disebut juga metode pengamatan lapangan. Metode ini
dilakukan melalui pengamatan inderawi., yaitu dengan melakukan pencatatan
terhadap gejala-gejala pada objek penelitian secara langsung dilapangan. Pada
metode ini pengumpulan data dilakukan dengan mencatat semua kejadian atau
fenomena yang diamatai ke dalam catatan lapangan ( field notes ). Ada tiga
macam jenis pengamatan, yaitu :
Pengamatan biasa. Pengamatan yang dilakukan tanpa terlibat atau kontak
langsung dengan informan yang menjadi sasaran penelitiannya.
2012
12
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pengamatan terkendali. Konsepnya hampir sama dengan pengamatan biasa.
Akan tetapi perbedaanya pada metode ini peneliti terlebih dahulu memilih secara
khusus calon informan sehingga mudah untuk diamati.
Pengamatan terlibat atau bisa disebut pengamatan partisipasi. Yaitu metode
di mana selain mengamati, peneliti juga ikut terlibat dalam kegiatan yang
berlangsung serta mengadakan hubungan emosional dan soial dengan para
informannya. Metode yang dalam bahasa Jerman disebut “verstehen” ini
merupakan metode paling umum digunakan dalam penelitian etnografi.
Pengamatan penuh. Yaitu penelitian mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian
dari masyarakat yang sedang diteliti. Peneliti sudah diterima dan masuk ke
dalam struktur masyarakat yang diamatinya. Dalam kondisi seperti ini, peneliti
dapat dengan mudah bergaul.
Metode Pengumpulan Data Riwayat Hidup Individu
Tujuan penelitian Antropologi Psikologi dengan mempergunakan metode
pengumpulan dan menganalisa riwayat hidup untuk memperdalam pengertian
dari si peneliti terhadap masyarakat di mana tokoh-tokoh itu hidup.
Metode analisis riwayat hidup individu sangat berguna bagi penelitian
antropologi psikologi, antara lain:
a. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk memperoleh
pandangan dari dalam mengenai gejala-gejala sosial dalam suatu
masyarakat melalui pandangan dari para warga sebagai partisipan dari
masyarakat yang bersangkutan.
b. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk mencapai
pengertian mengenai masalah individu warga masyarakat yang suka
berkelakuan lain.
c. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk memperoleh
pengertian mendalam tentang hal-hal psikologis yang tak mudah diamati
2012
13
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
dari luar, atau dengan metode wawancara berdasarkan pertanyaan
langsung.
d. Data riwayat hidup individu penting bagi si peneliti, untuk mendapat
gambaran yang lebih mengenai detail dari hal yang tidak mudah akan
diceritakan
dengan
metode
wawancara
berdasarkan
pertanyaan
langsung.
______________________________________
Referensi:
Ihromi, T.O., (ed)., 1981. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Koentjaraningrat, 2005. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Koentjaraningrat, 1992. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta:
Gramedia.
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi
http://mesthiandriani77.blogspot.co.id/2012/09/manfaat-mempelajari-ilmuantropologi.html
http://www.kompasiana.com/www.ilhamakbar.com/definisi-tujuan-dan-ruanglingkup-antropologi_54f79c24a333119d1c8b458a
http://www.onpsikologi.com/2015/08/pengertian-dan-ruang-lingkupantropologi.html
2012
14
Antropologi
Dr Dadan Anugrah, S.Sos, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download