LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS DISUSUN OLEH NAMA NIP : : 0 LAPORAN HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS DISUSUN OLEH NAMA NIP : : i KOP SEKOLAH PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala SD/SMP/SMA............ menerangkan bahwa: Nama : ....................................... NIP : ........................................ Jabatan : ........................................ Memang benar yang tersebut di atas telah melakukan penelitian tentang .............................................................................................................................. Mengetahui Kepala Dinas Pendidikan Kab/Kota. .......... ................................................... NIP. ......................, ...................... Kepala SD/SMP/SMA.............. ......................................... NIP. ii KOP SEKOLAH PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini Pengelola Perpustakaan SD/SMP/SMA............ menyatakan bahwa: Nama : ................................ NIP : ................................ Jabatan : ................................. Memang benar yang tersebut di atas telah mempublikasikan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul.............................................. di sekolah kami dan menaruh 1 (satu) buah karyanya di perpustakaan SD/SMP/SMA......................... Singaraja. Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan dimana mestinya. Mengetahui Kepala SD/SMP/SMA.......... ......................, ...................... Pengelola Perpustakaan SD/SMP/SMA.................. ................................................... NIP. ......................................... NIP. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini asli dan tidak berisi materialmaterial yang telah dipublikasikan di tempat lain, terkecuali yang dikutip sebagai sumber referensi dan digunakan dalam teks tulisan ini, yang sumbernya sudah dinyatakan. Karya Tulis Ilmiah ini tidak pernah diajukan untuk memperoleh derajat kesarjanaan atau diploma pada institusi tertentu, begitu juga tidak ada kolaborasi yang telah dibuat dengan orang lain. Penulis ...................................... iv KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmatNya penulis mendapat kekuatan, semangat, pikiran yang kuat sehingga karya tulis yang berjudul “.......................................................................”, dapat terselesaikan sesuai jadwal waktu yang telah direncanakan. Karya ini penulis kerjakan dengan sekuat tenaga, dengan pengorbanan material dan pemikiran untuk dapat memperoleh angka kredit pengembangan profesi sebagai syarat bagi seorang guru untuk bisa naik ke jenjang kepangkatan setingkat lebih tinggi dengan kewajiban mengumpulkan angka kredit minimal …….. poin. Rasa terimakasih perlu penulis sampaikan kepada Bapak-bapak, Ibu-ibu yang telah membantu sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Untuk itu terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis lanjut sampaikan kepada: 1. Bapak Kepala Sekolah SMA Ne SD/SMP/SMA ................................ 2. Para siswa dan siswi, yang telah menunjukkan objektivitas yang tinggi sehingga data-data hasil penelitian ini benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Demikian secara singkat pengantar yang dapat penulis sampaikan, semoga karya ini bermanfaat dalam meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar di SD/SMP/SMA........................... ......................, ...................... Penyusun v DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... i PENGESAHAN KEPALA SEKOLAH ...................................................... ii PERNYATAAN PERPUSTAKAAN ......................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................ v DAFTAR ISI ............................................................................................... vi DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi ABSTRAK .................................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1 A. Latar Belakang................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ............................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................. 5 vi DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Nama-nama Siswa Kelas ....................................................... Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara ............................................. Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Observasi Proses Pembelajaran.............. Tabel 4. Instrumen Wawancara ............................................................ Tabel 5. Instrumen Observasi Proses Pembelajaran ............................ vii 12 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Rancangan Penelitian ............................................................. Gambar 2. viii 5 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Pedoman Wawancara .......................................................... Lampiran 2. Jawaban-jawaban yang Penting dari Pertanyaan Tentang Wawancara .......................................................................... ix ABSTRAK BPMRC (acuan Abstrak). Backgroud/latar, Purpose/Tujuan, Metodology, Result/Hasil, Conslusion/Simpulan. Penelitian ini dilaksanakan di SD/SMP/SMA......................... di Kelas ........ yang kemampuan siswanya untuk materi .................. cukup rendah. Tujuan penulisan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran Kuantumdapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Metode pengumpulan datanya adalah observasi dan tes prestasi belajar. Metode analisis datanya adalah deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Ini terbukti dari hasil yang diperoleh pada Siklus I meningkat ........% untuk keaktifan belajar siswa dan .....% untuk prestasi belajar. Dari Siklus I ke Siklus II naik .......% untuk aktivitas belajar dan ....... untuk prestasi belajar. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah model pembelajaran Kuantumdapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar. x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran di kelas akan sangat efektif apabila guru melaksanakannya dengan memahami peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran yang diajarnya. Selain pemahaman hal-hal tersebut keefektipan itu juga ditentukan oleh kemampuan guru untuk merubah model pengajaran menjadi model pembelajaran yang lebih sesuai pada masa sekarang. Peran mata pelajaran .................. adalah untuk pengembangan intelektual, sosial dan emosional siswa serta berperan sebagai kunci penentu menuju keberhasilan dalam mempelajari suatu bidang tertentu. Fungsi mata pelajaran .................. adalah sebagai suatu bidang kajian untuk mempersiapkan siswa mampu merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengungkapkan gagasan-gagasan dan perasaan serta memahami beragam nuansa makna, sedang kegunaannya adalah untuk membantu siswa mengenal dirinya, budayanya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, membuat keputusan yang bertanggung jawab pada tingkat pribadi, sosial, menemukan serta menggunakan kemampuan analitic dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Disamping mengetahui peran, fungsi dan kegunaan mata pelajaran, sebagai seorang guru juga diperlukan untuk mampu menerapkan beberapa metode ajar sehingga paradigma pengajaran dapat dirubah menjadi paradigma pembelajaran sebagai tuntutan peraturan yang disampaikan pemerintah (Permen No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, Permen No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Guru). Kelemahan-kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran yang dilakukan selama ini yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa tentu tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor luar seperti kesibukan guru, keadaan rumah tangga, lingkungan dan lain-lain. Kelemahan-kelemahan yang ada tentu banyak pula dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri guru itu sendiri seperti kemauan menyiapkan bahan yang lebih baik, termasuk kemauan guru itu sendiri untuk menerapkan metode-metode ajar yang telah didapat di 1 bangku kuliah. Selain itu guru juga kurang mampu untuk dapat mengembangkan keterampilan mengajar yang dapat menarik perhatian siswa dan merangsang siswa untuk belajar. Keterampilan yang mesti dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran ada 7, yaitu: 1) keterampilan bertanya, 2) keterampilan memberi penguatan, 3) keterampilan mengadakan variasi, 4) keterampilan menjelaskan, 5) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 6) keterampilan membimbing diskusi, 7) keterampilan mengelola kelas. Keterampilan-keterampilan ini berhubung dengan kemampuan guru untuk menguasai dasar-dasar pengetahuan yang berhubungan dengan persiapan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan memberikan dukungan terhadap cara berpikir siswa yang kreatif dan imajinatif. Hal inilah yang menunjukkan profesionalisme guru (I G. A. K. Wardani dan Siti Julaeha, Modul IDIK 4307: 1-30). Penggunaan model-model pembelajaran termasuk salah satunya adalah model pembelajaran Kuantum juga merupakan hal yang sangat penting dalam upaya memajukan suatu bidang tertentu. Model sangat berkaitan dengan teori. Model merupakan suatu analog konseptual yang digunakan untuk menyarankan bagaimana meneruskan penelitian empiris sebaiknya tentang suatu masalah. Jadi model merupakan suatu struktur konseptual yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang dan sekarang diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berpikir dalam bidang lain, biasanya dalam bidang yang belum begitu berkembang (Mark 1976 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5). Cuplikan di atas menunjukkan betapa pentingnya model untuk diterapkan dalam mencapai suatu keberhasilan, begitu pula terhadap kegunaan modelmodel pembelajaran. Sebelum ada model, dikembangkan terlebih dahulu teori yang mendasari model tersebut, sehingga boleh dikatakan bahwa teori lebih luas daripada model. Model-model, baik model fisika, model-model komputer, model-model matematika, semua mempunyai sifat “jika – maka”, dan model-model ini terkait sekali pada teori (Shelbeeker, 1974 dalam Ratna Wilis Dahar, 1989: 5). 2 Dari semua uraian di atas dapat diketahui hal-hal yang perlu dalam upaya meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa seperti penguasaan metodemetode ajar; penguasaan model-model pembelajaran; penguasaan teori-teori belajar; penguasaan teknik-teknik tertentu; penguasaan peran, fungsi serta kegunaan mata pelajaran. Apabila betul-betul guru menguasai dan mengerti tentang hal-hal tersebut dapat diyakini bahwa prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran ........................ tidak akan rendah. Namun kenyataannya keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa kelas....................... di semester ........... tahun ajaran ................... baru mencapai nilai D dan untuk keaktifan belajar dan untuk prestasi belajar baru mencapai rata-rata...... Melihat kesenjangan antara harapan-harapan yang telah disampaikan dengan kenyataan lapangan sangat jauh berbeda, dalam upaya memperbaiki mutu pendidikan utamanya pada mata pelajaran.........................., sangat perlu kiranya dilakukan perbaikan cara pembelajaran. Salah satunya adalah perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum. Oleh karenanya penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan. B. Rumusan Masalah dan Cara Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Melihat adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada di lapangan seperti yang sudah dipaparkan pada latar belakang masalah, maka rumusan penelitian ini dapat disampaikan sebagai berikut: 1) Apakah model pembelajaran Kuantum dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas ..... SD/SMP/SMA ................. 2) Apakah model pembelajaran Kuantumdapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas ..... SD/SMP/SMA .................. 2. Cara Pemecahan Masalah Model pembelajaran Kuantum merupakan salah satu dari banyak cara yang bisa dilakukan guru dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Model ini mempunyai langkah-langkah yang mendorong keaktifan siswa dalam belajar dengan cara memberikan kesempatan bagi 3 siswa untuk siap tampil dihadapan teman-temannya seperti berbicara, usaha-usaha guru untuk pencapaian tujuan yang direncanakan, usaha guru untuk mengetahui setiap usaha siswa, usaha guru untuk merayakan keberhasilan siswa, usaha guru untuk mewujudkan percepatan belajar, mempermudah belajar siswa. Untuk mampu mewujudkan hal yang semacam ini bukanlah hal yang gampang. Hal itu memerlukan persiapan guru yang matang. Untuk persiapan yang matang ini, guru memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya pada siswa untuk bisa berbuat apa model pembelajaran Kuantum mampu merangsang siswa untuk dapat berbicara banyak, melihat hadiah-hadiah yang diberikan oleh guru, menutut semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran agar lebih bersemangat. Siswa akan menjadi aktif akibat diberikan semangat, diberikan penguatan-penguatan, diberikan perayaan bagi mereka yang berhasil. Dari uraian singkat di atas jelas bahwa model pembelajaran Kuantum menuntut kemampuan siswa untuk giat berbicara, berupaya untuk dapat menyelesaikan tuntutan tersebut, inovasi yang dilakukan guru akan sangat menentukan. Inovasi tersebut berupa tuntunan-tuntunan, motivasi-motivasi, interpretasi serta kemampuan implementasi yang tinggi. Cara inilah yang dapat digunakan sebagai dasar pemecahan masalah yang ada, mengingat pembelajaran Kuantum sebagai salah satu model, strategi dan pendekatan pembelajaran yang mengkonsentrasikan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran (Bobby DePorter, 1999 dalam Udin Saifudin, 2008: 138). 4 C. Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah yang telah disampaikan, rumusan masalah yang dapat disampaikan adalah: 1. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan aktivitas belajar yang akan dicapai siswa setelah diterapkan model pembelajaran Kuantum dalam pembelajaran. 2. Untuk mengetahui seberapa tinggi peningkatan prestasi belajar siswa akan terjadi setelah diterapkan model pembelajaran Kuantumdalam pembelajaran. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai acuan dalam memperkaya teori dalam rangka peningkatan kompetensi guru. Sedangkan secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah, khususnya SD/SMP/SMA ........ dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Di samping itu, penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai informasi yang berharga bagi teman-teman guru, kepala sekolah di sekolahnya masing-masing. 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Kuantum Bobby DePorter, 1992 (dalam Udin Saifudin Sa’ud, 2008: 125) beranggapan bahwa metode belajar Kuantum sesuai dengan cara kerja otak manusia dan cara belajar manusia pada umumnya dengan model SuperCamp yang dikembangkan bersama kawan-kawannya pada awal tahun 1980an, prinsip-prinsip dan model pembelajaran Kuantum menentukan bentuknya. Pembelajaran Kuantum berdasarkan pada landasan konteks yang menyenangkan dan situasi penuh kegembiraan. Model ini dicetuskan oleh seorang pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bernama Georgi Lozanov yang melakukan uji coba tentang sugesti dan pengaruhnya terhadap hasil belajar, teorinya yang terkenal tersebut Suggostology. Menurut Lazanov, pada prinsipnya sugesti itu mempengaruhi hasil belajar. Kaifa, 1999 (dalam Udin Saifudin, 2008: 125) mengatakan bahwa pembelajaran Kuantum sebagai salah satu model, strategi dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang, mengembangkan dan mengelola sistim pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, menggairahkan dan memiliki keterampilan hidup. Selanjutnya Udin (2008: 126) mengatakan bahwa pembelajaran Kuantum sebagai salah satu alternatif pembaharuan pembelajaran, menyajikan petunjuk praktis dari spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan bagaimana menyederhanakan proses belajar sehingga memudahkan belajar siswa. Selanjutnya Bobby DePorter, 1992 (dalam Udin Saifusin Sa’ud, 2008: 128-129) memberi penjelasan terhadap 2 hal yaitu: 1) prinsip dan strategi pembelajaran Kuantum dan 2) pengembangan strategi pembelajaran Kuantum. 1. Untuk prinsip dan strategi terdiri dari: a. Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa, ini berarti rancangan kurikulum dan rancangan 6 pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan, gerakan dan seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan-pesan belajar bagi siswa. b. Segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol. Sumber dan fasilitas yang terlihat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. c. Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum siswa belajar memberi membedakan, nama (mendefinisikan, mengkatagorikan) mengkonseptualisasi, hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama tersebut. d. Mengakui setiap usaha, maksudnya semua usaha belajar yang telah dilakukan siswa harus memperoleh pengakuan guru dan siswa lainnya. Pengakuan ini penting agar siswa selalu berani melangkah ke bagian berikutnya dalam pembelajaran. e. Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar berikutnya. Selanjutnya Bobby DePorter (1992), mengembangkan strategi pembelajaran Kuantum melalui istilah TANDUR, yaitu: a. Tumbuhan, yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar dan memahami Apa Manfaatnya Bagiku (AMBAK). b. Alami, berikan pengalaman nyata kepada setiap siswa untuk mencoba. c. Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan metode lainnya. d. Demonstrasikan, sediakan kesempatan menunjukkan kemampuannya. 7 kepada siswa untuk e. Ulangi, beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap siswa merasa langsung dimana kesulitan akhirnya datang kesuksesan, kami bisa bahwa kami memang bisa. f. Rayakan, dimaksudkan sebagai respon pengakuan yang proporsional. Dari semua paparan di atas ada banyak hal yang mesti diperhatikan dalam model pembelajaran Kuantum seperti membuat suasana belajar yang menggairahkan, mengupayakan agar lingkungan belajar mendukung, rancangan belajar yang dinamis, mengkomunikasikan tujuan, kukuh atas prinsip-prinsip keunggulan, meyakini kemampuan diri dan kemampuan siswa, menjaga komunitas belajar terus tumbuh, rasa simpati dan saling pengertian, suasana belajar yang riang dan menyenangkan, kemampuan guru menunjukkan ketauladan, guru selalu berpandangan positif pada siswa bahwa mereka mempunyai kemampuan lebih untuk berprestasi, seorang guru harus mampu mengetahui karakteristik siswa, guru harus mampu memotivasi, kemampuan guru memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal, seorang guru mesti mempunyai kesenangan yang tinggi apabila siswanya mampu menguasai pembelajaran, bersama-sama siswa gemar merayakan keberhasilan, selalu mengupayakan interaksi-interaksi antara siswa dengan materi, siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru, mengaitkan pembelajaran dengan masa depan siswa, guru mampu menata lingkungan belajar bisa dengan menata tempat duduk, mengatur group-group tertentu, menggunakan media pendukung pembelajaran, musik yang menyenangkan, kemampuan guru untuk merubah perintah menjadi ajakan, menciptakan strategi agar siswa banyak menggunakan pikiran, melakukan tanya jawab, menumbuhkan minta dan perilaku yang baik, serta guru mesti selalu mengupayakan keterampilan hidup dan keterampilan sosial siswa. Bobby (dalam H. Yatim Riyanto, 2009: 180) menggunakan teknik dan teknik lainnya karena semua itu selaras dengan kerja otak anda, dengan caracara terbaik anda, teknik tersebut telah teruji semua berhasil, berarti quantum leraning juga berhasil. Selanjutnya Udin Saifudin Sa’ud (2009: 127-128), istilah quantum dipinjam dari dunia ilmu Fisika yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran quantum, 8 pengubahan bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi-interaksi itu mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien. Selain itu, adanya proses pengubahan belajar yang masih dengan segala nuansanya, penyertaan segala yang berkaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar, fokus pada hubungan di dalam lingkungan kelas, seluruhnya adalah hal-hal yang melandasi pembelajaran Kuantum. Aad dua konsep utama yang digunakan dalam pembelajaran Kuantum dalam rangka mewujudkan energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu: percepatan belajar melalui usaha sengaja untuk mengikis hambatan-hambatan belajar tradisional dan fasilitas belajar yang berarti mempermudah belajar. Dengan cara pembelajaran yang dilakukan di atas, maka pembelajaran akan menjadi bermakna. Belajar yang bermakna menurut Trianto (2010: 28) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi guru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. 9 B. Prestasi Belajar Sebelum sampai pada pengertian prestasi belajar, mengingat prestasi itu didahului dengan aktivitas, maka pengertian aktivitas perlu disampaikan terlebih dahulu. 1. Aktivitas Kata “Aktivitas” berasal dari Bahasa Inggris ‘activity’ yang artinya ‘state of action, lireliness or ingorous mation’ (Webster’ New American Dictionary: 12). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia kata ini berarti kebenaran dari perlakuan, kegiatan yang aktif, kegiatan yang aktual atau giat dalam melakukan gerak-gerik, usul. Dalam bahasa Indonesia aktif berarti giat belajar, giat berusaha, dinamis, mampu berkreasi dan beraksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 32). Aktivitas merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa, baik dalam aktivitas jasmani maupun dalam aktivitas rohani. Aktivitas ini jelas merupakan ciri bahwa siswa berkeinginan untuk mengikuti proses. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemui ciri-ciri seperti berikut (Tim Instruktur PKG, 1992: 2): 1. Antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran 2. Terjadi interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa 3. Siswa terlibat dan bekerjasama dalam diskusi kelompok 4. Terjadi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran 5. Siswa berpartisipasi dalam menyimpulkan materi. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari (Nana Sudjana, 2000: http://www.scribd.com/doc/90372008): 1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2. Terlibat dalam pemecahan masalah 3. Bertanya pada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya 4. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah 5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru 6. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 10 7. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis 8. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. 2. Belajar Belajar dalam Bahasa Inggris adalah “Study” yang artinya ‘The act of using the mind to require knowledge’ (Webster’ New American Dictionary: 1993). Apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia, belajar adalah perbuatan menggunakan ingatan/pikiran untuk mendapatkan/ memperoleh pengetahuan. Belajar artinya berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan; juga berarti berlatih (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 27). Selanjutnya belajar juga berarti perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dari praktek yang dilakukannya (Glosarium Standar Proses, Permen Diknas No. 41 tahun 2007). Dari ketiga pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan pikiran untuk memperoleh ilmu. Ini berarti bahwa belajar adalah perbuatan yang dilakukan dari tahap belum tahu ke tahap mengetahui sesuatu yang baru. Prinsip belajar yang dapat menunjang tumbuhnya cara belajar siswa aktif adalah: stimulus, perhatian dan motivasi, respon, penguatan dan umpan balik (Sriyono, 1992: http://www.scribd.com/doc/90372081). Juga dikatakan bahwa ativitas belajar berupa keaktifan jasmani dan rohani yang meliputi keaktifan panca indra, keaktifan akal, keaktifan ingatan dan keaktifan emosi. Pendapat lain menyatakan bahwa aktivitas belajar dilakukan dalam bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa siswa dengan siswa lain (Abdul, 2002 dalam http://www.scribd.com/doc/90372081/). Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa belajar sebenarnya merupakan cara yang membuat siswa aktif, baik dengan penggunaan cara simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan jasmani dan rohani siswa sehingga 11 muncul interaksi antar siswa dengan guru begitu juga interaksi antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Dengan menggabungkan semua pendapat yang telah disampaikan serta pengertian-pengertian tentang belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah penggunaan ingatan atau pikiran untuk memperoleh pengetahuan baru yang belum diketahui sebelumnya dengan penggunaan cara-cara tertentu seperti simulasi, respon, motivasi, penguatan, umpan balik yang dapat membangkitkan keaktifan siswa baik jasmani maupun rohani yang dapat membangkitkan interaksi antara siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya. 3. Aktivitas Belajar Dari semua pengertian dan pendapat-pendapat tentang aktivitas dan pengertian-pengertian serta pendapat-pendapat tentang belajar dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar mempunyai batasan-batasan seperti: 1) kebenaran perlakuan, 2) ada partisipasi, 3) kegiatan aktual atau keikutsertaan baik jasmani maupun rohani, 4) antusiasme, 5) interaksi siswa dengan guru, siswa dengan siswa lainnya, 6) penerapan secara aktual apa yang telah diporoleh. Prestasi belajar ................ sama dengan prestasi belajar bidang studi yang lain merupakan hasil dari proses belajar siswa dan sebagaimana biasa dilaporkan pada wali kelas, murid dan orang tua siswa setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran. Prestasi belajar mempunyai arti dan manfaat yang sangat penting bagi anak didik, pendidik, orang tua/wali murid dan sekolah, karena nilai atau angka yang diberikan merupakan manifestasi dari prestasi belajar siswa dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap siswa yang bersangkutan maupun sekolah. Prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar mengajar. 12 Djamarah (2002: 23) mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar. Kalau perubahan tingkah laku adalah tujuan yang mau dicapai dari aktivitas belajar, maka perubahan tingkah laku itulah salah satu indikator yang dijadikan pedoman untuk mengetahui kemajuan individu dalam segala hal yang diperolehnya di sekolah. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat perbuatan belajar atau setelah menerima pengalaman belajar, yang dapat dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan mengkaji hal tersebut di atas, maka faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar menurut Purwanto (2000: 102) antara lain: (1) faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang dapat disebut faktor individual, seperti kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi, (2) faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial., seperti faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajamya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Dalam penelitian ini factor ke 2 yaitu factor yang dari luar seperti guru dan cara mengajarnya yang akan menentukan prestasi belajar siswa. Guru dalam hal ini adalah kemampuan atau kompetensi guru, pendidikan dan lain-lain. Cara mengajarnya itu merupakan factor kebiasaan guru itu atau pembawaan guru itu dalam memberikan pelajaran. Juga dikatakan oleh Slamet (2004: 54-70) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi menjadi tiga faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: kesehatan, cacat tubuh. Faktor psikologis antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Faktor kelelahan antara lain: kelelahan jasmani dan rohani. Sedangkan faktor ekstern digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan 13 ekonomi keluarga. Faktor sekolah antara lain: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Peningkatan prestasi belajar yang penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi oleh factor ekstern yaitu metode mengajar guru. Sardiman (1988: 25) menyatakan prestasi belajar sangat vital dalam dunia pendidikan, mengingat prestasi belajar itu dapat berperan sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi. Adapun peran sebagai hasil penilaian dan sebagai alat motivasi diuraikan seperti berikut. Dalam pembahasan sebelumnya telah dibicarakan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan prestasi siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Ini berarti prestasi belajar tidak akan bisa diketahui tanpa dilakukan penilaian atas hasil aktivitas belajar siswa. Fungsi prestasi belajar bukan saja untuk mengetahui sejauhmana kemajuan siswa setelah menyelesaikan suatu aktivitas, tetapi yang lebih penting adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik secara individu maupun kelompok. Dalam pembahasan ini akan dibicarakan mengenai prestasi belajar sebagai hasil penilaian dan pada pembahasan berikutnya akan dibicarakan pula prestasi belajar sebagai alat motivasi. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah dipahami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan rendahnya prestasi belajar itu sendiri. Abdullah (dalam Mamik Suratmi, 1994: 22), mengatakan bahwa fungsi prestasi belajar adalah: (a) sebagai indikator dan kuantitas pengetahuan yang telah dimiliki oleh pelajar, (b) sebagai lambang pemenuhan keingintahuan, (c) informasi tentang prestasi belajar dapat menjadi perangsang untuk peningkatan ilmu pengetahuan dan (d) sebagai indikator daya serap dan kecerdasan murid. Mohammad Surya (1979), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, 14 antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan dapat pula dari sudut situasi belajar. Bila kita coba lihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka prestasi belajar dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi, etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Penjelasan Surya selanjutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa), prestasi belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan jasmani siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan kemampuan berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat menentukan prestasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik, menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mampu mengelola kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang berbentuk angka sebagai simbol dari ketuntasan belajar bidang studi sejarah. Prestasi belajar ini sangat dipengaruhi oleh factor luar yaitu guru dan metode. Hal inilah yang menjadi titik perhatian peneliti di lapangan. Terkait dengan penelitian ini, untuk mengukur prestasi belajar ................... digunakan tes hasil belajar, dengan mengacu pada materi pelajaran .................. pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku di sekolah ini. 15 C. Kerangka Berpikir Untuk bisa memenuhi tuntutan belajar, Kuantum bukanlah merupakan sesuatu yang gampang untuk dikerjakan. Untuk ini guru harus betul-betul aktif, betul-betul membuat persiapan yang matang dan memerlukan pelatihan yang sangat baik. Kemampuan yang akan ditelorkan oleh siswa dituntun dengan baik oleh guru, diberi bimbingan, diberi penekanan-penekanan, diberi hadiah-hadiah dan siswa dibiasakan untuk melakukannya. Dasar berpikir seperti inilah yang diharapkan akan dapat memecahkan masalah yang ada. D. Hipotesis Tindakan Melihat langkah-langkah model pembelajaran Kuantum yang ampuh dalam memecahkan masalah yang ada dan lebih diyakini lagi dengan kebenaran teori yang disampaikan, maka hipotesis tindakan ini dapat dirumuskan seperti berikut: Langkah-langkah Model Pembelajaran Kuantum dapat Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas...... SD/SMP/SMA .......... 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk penelitian tindakan. Oleh karenanya, rancangan yang khusus untuk sebuah penelitian tindakan sangat diperlukan. Penelitian tindakan didasarkan pada filosofi bahwa setiap manusia tidak suka atas hal-hal yang statis, tetapi selalu menginginkan sesuatu yang lebih baik. Peningkatan diri untuk hal yang lebih baik ini dilakukan terus menerus sampai tujuan tercapai (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 6-7). Dalam melaksanakan penelitian, rancangan merupakan hal yang sangat penting untuk disampaikan. Tanpa rancangan, bisa saja alur penelitian akan ngawur dalam pelaksanaannya. Untuk penelitian ini penulis memilih rancangan penelitian tindakan yang disampaikan oleh ........................ seperti terlihat pada gambar berikut. 17 Model No. 1 (Model Ebbut) (Desain 1) Model Ebbut merupakan salah satu model PTK yang dikembangkan oleh Dave Ebbut. Gambar 1 Penelitian Tindakan Model Ebbut (1985) IDE AWAL Temuan dan Analisa D A U R 1 Rencana Umum Langkah Tind. 1 Langkah Tind. 2 Implementasi Langkah Tindk. 1 Langkah Tind. 3 Minitor Implementasi dan Efeknya Penjelasan kegagalan untuk implementasi Revisi rencana umum Rencana diperbaiki Langkah Tind. 1 Langkah Tind. 2 Langkah Tind. 3 D A Monitor implementasi dan efek Implementasi langkah berikut U R Jelaskan setiap implementasi dan efek Revisi ide umum Rencana diperbaiki 2 Langkah Tind. 1 D Langkah Tind. 2 A Langkah Tind. 3 U R 3 Monitor implementasi dan efek 18 Implementasi langkah berikut Model No. 2 (Kemmis dan Mc. Taggart) (Desain 2) Gambar 2 Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Mc Taggart, 1988) Plan R 4 1 E Plan F L 2 E 3 C T Plan T 8 Plan R 5 A E F 6 L 7 E C T T Sebagai alur PTK, Kemmis dan Mc. Taggart memberi contoh sebagai A berikut: 1. Siswa mengira bahwa sain sekedar mengingat fakta dan bukan proses inkuiri. Bagaimana saya dapat merangsang inkuiri pada siswa? Apakah dengan mengubah teknik bertanya? Teknik bertanya yang sama? Menukar strategi bertanya agar siswa dapat menggali jawaban atas pertanyaan sendiri. 19 Model No. 3 (Elliot) (Desain 3) Gambar 3 Penelitian Tindakan Model Elliot (1991) Ide Umum Memperbaiki/ Mengubah Reconnaissance Pengintaian/ Peninjauan Rencana Menyeluruh Rencana Menyeluruh Rencana Menyeluruh Tindakan 2 dst Tindakan 1 Tindakan 3 dst atau Monitor dan reconnaissance atau atau Tindakan 2 dst Ada hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam memahami langkahlangkah yang ada di dalam model PTK yang dikembangkan oleh Ebbut, Elliot, dan Kemmis. Bila guru akan menerapkan atau mengadopsi untuk penelitian tindakan kelas. 20 Model No. 4 (Mc. Kernan) (Design 4) Gambar 4 Penelitian Tindakan Model Mc. Kernan ((1991) TINDAKAN DAUR I Tindakan perlu perbaikan DAUR 2 dst Penerapan Definisi masalah Penerapan Redefine problem Evaluasi tindakan Need assessement Evaluate action Need assessement Implementasi tindakan Hipotesis ide Impl. Revise plan New hypothesis Develop action plan T 1 Revise action plan T 2 Diadopsi dari (Sukidin, Basrowi, Suranto, 2002: 46 – 54) Perlu diketahui bahwa sebenarnya model-model ini lebih memberikan gambaran garis besar proses daripada suatu teknologi. Urutan langkah-langkah memang diperlihatkan, tetapi hanya sedikit sekali yang menyinggung soal ‘apa’nya dan ‘bagaimana’ antara langkah-langkah ini. Tidak mengherankan kalau model-model ini dapat membingungkan para praktisi. Bahkan Ebbut sendiri mengakui bahwa gambar Elliot cenderung sulit untuk dimengerti. 21 Model No. 5 Gambar 5. Rancangan Penelitian Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan Tindakan I Tindakan I Refleksi Pengamatan/ Pengumpulan Data I Siklus I I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II Refleksi Pengamatan/ Pengumpulan Data II Siklus II II Apabila Dilanjutkan ke siklus permasalahan belum berikutnya terselesaikan Diadopsi dari Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 74) 22 B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah semua siswa kelas......... SD/SMP/SMA.......................... Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 01. Nama-nama siswa Kelas ..... SD/SMP/SMA .......................... No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Siswa Abdurrahman Saleh 23 2. Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas ....... SD/SMP/SMA......................... setelah diterapkan model Kuantum dalam proses pembelajaran. C. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan .................... sampai bulan ...................... Sebagai gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: 24 Tabel 02. Jadwal Penelitian No Kegiatan 1. Penyusunan proposal 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 dan perencanaan tindakan I 2. Pelaksanaan tindakan I 3. Pengamatan/pengumpulan data I 4. Refleksi I 5. Perencanaan tindakan II 6. Pelaksanaan tindakan II 7. Pengamatan/ pengumpulan data II 8. Refleksi II 9. Penulisan laporan/ penjilidan 25 D. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data penelitian ini digunakan observasi dan tes prestasi belajar. E. Metode Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian ini adalah metode deskriptif baik untuk data kualitatif maupun untuk data kuantitatif. Untuk data kualitatif dianalisis dengan memberi pertimbanganpertimbangan, memberi komentar-komentar, mengklasifikasikan data, mencocokan dengan validitas internal dan validitas eksternal, mencari hubungan-hubungan, mencari perbandingan-perbandingan, mengkategorikan data dan selanjutnya membuat kesimpulan refleksi dengan mencari makna dari kesimpulan hubungan antarkategori. Sebelum melakukan analisis kualitatif sebaiknya kita mencoba melihat pendapat para ahli analisis. Menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Hubberman (1992: 390), dalam penelitian kualitatif cendrung diabaikan. Ini terjadi karena inti penelitian kualitatif adalah menjangkau sesuatu yang lebih dari sekedar, yang dapat dikatakan kepada kita akan pentingnya kualitas tersebut. Selanjutnya dikatakan, akan tetapi sebagaimana yang kita perhatikan sebelumnya, terjadi banyak perhitungan pada saat penentuan kualitas dibuat. Jadi dalam penelitian kualitatif perlu diketahui, yang pertama-tama adalah bahwa kita juga menghitung. Untuk data kuantitatif dianalisis dengan mencari mean, median, modus, standar deviasi, membuat interval kelas dan melakukan penyajian dalam bentuk tabel dan grafik. 26 F. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian A. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Tabel 3. Kisi-kisi Tes Prestasi Belajar Bidang Studi………………… No Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk Tes B. Kisi-kisi Observasi Belajar Kisi-kisi observasi belajar mata pelajaran ……………….. pada materi ……………….. berpenekanan pada bagian-bagian materi penting yaitu kemampuan berpartisipasi, kemampuan berinteraksi, kemampuan tanya jawab, minat mengikuti pembelajaran. 2. Instrumen Penelitian A. Instrumen Tes Prestasi Belajar Bidang Studi……………………… Instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi belajar siswa kelas......... adalah tes. Tes ini terdiri dari...... soal dengan bentuk tes adalah......., seperti terlihat di bawah ini. 27 Tes Prestasi Belajar ..................... Hari/Tanggal : Petunjuk : Jawablah .................................................................. 28 B. Instrumen Observasi Penilaian Proses Yang digunakan untuk mengobservasi siswa pada saat sedang belajar adalah daftar nilai seperti terlihat di bawah ini. No Nama Siswa Kemampuan Kemampuan Berpartisipasi Berinteraksi Kemampuan Minat Jumlah Tanya Mengikuti Nilai Jawab Pelajaran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 G. Indikator Keberhasilan Penelitian Dalam penelitian ini diusulkan tingkat keberhasilan per siklus yaitu untuk prestasi belajar siswa diharapkan pada siklus I mencapai nilai rata-rata 6 dan pada siklus II mencapai nilai rata-rata....... sesuai kriteria ketuntasan pada mata pelajaran ini. 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bagian ini, akan dipaparkan data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini secara rinci berdasarkan penelitian yang dilakukan di SD/SMP/SMA.......................... Sebelum menyampaikan hasil-hasil penelitian ada baiknya dilihat dahulu pendapat para ahli pendidikan berikut: dalam menyampaikan hasil penelitian dan pembahasan, perlu menyajikan uraian masing-masing siklus dengan data lengkap mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi. Perlu ditambahkan hal yang mendasar, yaitu hasil pembahasan (kemajuan) pada diri siswa, lingkungan, guru, motivasi dan aktivits belajar, situasi kelas dan hasil belajar, kemukakan grafik dan tabel hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara sistimatis dan jelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 83). Melihat paparan ini jelaslah apa yang harus diperhatikan dalam Bab ini yaitu menulis lengkap mulai dari apa yang dibuat sesuai perencanaan, hasilnya apa, bagaimana pelaksanaanya, apa hasil yang dicapai, sampai pada refleksi berikutnya semua hasilnya. Oleh karenanya pembicaraan pada bagian ini dimulai dengan apa yang dilakukan dari bagian perencanaan. 1. Siklus I 1. Rencana Tindakan I Hasil yang didapat dari kegiatan perencanaan meliputi: a. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dengan metode Kuantum sepeti terlihat pada lampiran ....... RPP ini mengikuti aturan Permen No. 41 tahun 2007 yang merupakan standar yang mesti diikuti guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran inti, teori-teori Kuantum dimasukkan mengikuti skenario pembelajaran seperti: penyediaan ruangan yang nyaman, 30 upaya kegiatan-kegiatan yang menggembirakan, membuat pembelajaran lebih sederhana, mengupayakan siswa lebih pada berbicara gerak tubuh, perintah-perintah yang berhubungan dengan hal-hal tersebut, mengikuti tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan, informasi yang banyak, materi pengakuan- pengakuan atas keberhasilan siswa, perayaan atas keberhasilan siswa untuk umpan balik dan motivasi peningkatan hasil belajar, apersepsi yang banyak, memberikan siswa pengalaman nyata, sesuai biar dialami sendiri oleh siswa, mengupayakan kata kunci, model, metode, strategi yang bisa membantu siswa, demonstrasi yang lebih mendominir agar siswa dapat mengekspresikan kemampuan mereka, pengulangan-pengulangan, penguatan- penguatan sangat diperlukan, memberdayakan seluruh kemampuan dan potensi yang ada, rancangan belajar terus dinamis, penghargaan bagi kemampuan siswa mengupayakan pembelajaran selaras dengan kerta otak manusia, mengupayakan bermacammacam interaksi, mengupayakan agar pembelajaran menjadi bermakna, tujuan yang sangat efektif. Dengan kegiatan pembelajaran seperti itu dapat diketahui beberapa kemajuan. Berdasar hasil awal kemampuan siswa kelas..... yang tertera pada latar belakang, peneliti merencanakan kegiatan yang lebih intensif seperti berkonsultasi dengan teman-teman guru dan kepala sekolah tentang persiapan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Kuantum. b. Menentukan waktu pelaksanaan, yang menyangkut hari, tanggal, sesuai dengan jadwal penelitian yaitu pada minggu ke..... bulan.... c. Meminta kepada teman-teman guru bidang studi sejenis dan kepala sekolah sebagai mitra kesejawatan dalam pelaksanaan RPP ikut serta mengawasi jalannya proses pembelajaran yang sudah direncanakan. Hasilnya adalah kesiapan teman-teman guru untuk ikut melaksanakan supervisi kunjungan kelas. 31 d. Menentukan yang menjadi prinsip supervisi teknik kunjungan kelas. Hasilnya adalah format-format perencanaan teknik kunjungan kelas untuk penilaian guru (terlampir di lampiran 7). e. Sebelum masuk kelas, peneliti meminta teman sejawat yang ikut mengawasi proses pembelajaran untuk membawa lembar penilaian yang berisikan tentang penilaian proses pembelajaran. Berdasar format yang sudah dibawa guru, peneliti melakukan pembelajaran sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Halhal yang perlu diperhatikan dalam melakukan supervisi kelas adalah: a) Supervisor harus sudah mantap dan mengetahui metode pembelajaran yang menggunakan Kuantum dan kehadirannya di kelas bukan mencari kesalahan, tetapi untuk kepentingan bersama yaitu memperbaiki pembelajaran. b) Supervisor telah diberitahu untuk lebih memahami tentang prinsip-prinsip supervisi sehingga tidak lagi cenderung instruktif dan lebih bersahabat dengan prinsip kesejawatan. c) Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor diharapkan menunjukkan rasa kesejawatan yang akrab. d) Guru yang disupervisi diharap tidak selalu memperhatikan supervisor, tetapi tetap berkonsentrasi pada pelaksanaan pembelajaran. f. Peneliti memberikan penjelasan pada siswa bahwa kehadiran supervisor ke kelas bukan untuk mencari kesalahan atau kelemahan guru dalam pembelajaran, tapi untuk membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan menguasai ilmu. g. Memperbanyak jumlah/frekuensi kunjungan kelas dalam siklus berikutnya sehingga kedekatan supervisor dengan guru dan siswa akan terjalin dengan baik. h. Merencanakan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan. Menentukan bahan pelajaran, dengan cara menyesuaikan dengan silabus yang berlaku dan penjabarannya dengan cukup baik. 32 i. Memilih dan mengorganisaasikan materi, media, dan sumber belajar. Pada siklus pertama ini, peneliti mengorganisasikan materi pembelajaran dengan baik. Urutan penyampaiannya dari yang mudah ke yang sulit, cakupan materi cukup bermakna bagi siswa, menentukan alat bantu mengajar. Sedangkan dalam penentuan sumber belajar sudah disesuaikan dengan tujuan, materi pembelajaran dan tingkat perkembangan peserta didik. j. Merancang skenario pembelajaran. Skenario pembelajaran disesuikan dengan tujuan, materi dan tingkat perkembangan siswa, diupayakan variasi dalam penyampaian. Susunan dan langkah-langkah pembelajaran sudah disesuaikan dengan tujuan, materi, tingkat perkembangan siswa, waktu yang tersedia, sistematiknya adalah menaruh siswa dalam posisi sentral, mengikuti perubahan strategi pendidikan dari pengajaran ke pembelajaran sesuai Permen Diknas No. 41 Tahun 2007. 2. Pelaksanaan Tindakan I Sebagai upaya Trianggulasi, pada pelaksanaan pembelajaran Kuantum ini peneliti mengajak seorang guru ke kelas untuk memantau kebenaran pelaksanaan pembelajaran Kuantum. Guru sudah diberitahu sebelumnya tentang kebenaran model pembelajaran Kuantum sehingga memiliki kemampuan untuk mengamati proses. Selama pelaksanaan tindakan I ini ada beberapa hal yang bisa dicatat yaitu: a. Pengelolaan Kelas Mengelola kelas dengan persiapan yang matang menggunakan model pembelajaran Kuantum, mengajar materi dengan benar sesuai perencanaan di RPP adan alur pembelajaran Kuantum. 33 b. Alat Penilaian Alat penilaian digunakan observasi yang dilaksanakan pada saat proses sedang berlangsung dan tes yang digunakan setelah pembelajaran selesai. Instrumen yang digunakan hanya digunakan instrumen observasi mengingat siswa yang diajar adalah muridmurid................ c. Penampilan Penampilan secara umum, peneliti berpakaian rapi, menggunakan bahasa yang santun, menuntun siswa semaksimal mungkin dengan penggunaan metode Kuantum sesuai alur pembelajaran ini yang sudah disampaikan pada hasil perencanaan. d. Dari diskusi dengan guru, terungkap bahwa: 1. Pembelajaran yang dilakukan belum maksimal, karena peneliti baru pertamakali mencoba metode ini. 2. Siswa-siswa memang belum aktif menerima pelajaran dan memberi tanggapan, ini sesuai dengan tujuan metode Kuantum. 3. Peneliti mengusulkan agar guru yang mengamati mau kembali dan bersedia mengamati kembali pada kesempatan di siklus II. 4. Untuk sementara, peneliti belum yakin bahwa pelaksanaan supervisi kunjungan kelas akan meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa, tetapi menurut pengamat, cara yang dilakukan peneliti cukup mampu mendorong meningkatkan kreativitas dan kemampuan guru mengajar. 5. Penyampaian pengamat pada peneliti dapat disampaikan sebagai berikut: Pengelolaan ruangan, waktu, dan fasilitas belajar Dalam mengelola ruang kelas, waktu serta fasilitas belajar, dapat dipaparkan sebagai berikut: 1) Peneliti menyediakan alat bantu/media pembelajaran yang sebenarnya, untuk pembelajaran Kuantum, inilah yang paling banyak harus disediakan, misalnya kaset yang berisi lagu-lagu, permainan-permainan, dll. 34 2) Peneliti kurang memperhatikan kebersihan ruangan, siswa tidak diupayakan dalam pembelajaran untuk mengetahui perlunya kebersihan. 3) Peneliti sudah cukup baik dalam waktu. Memulai pelajaran tepat waktu. 6. Penggunaan strategi pembelajaran 1) Jenis kegiatan sesuai dengan tujuan serta lingkungan siswa. Namun, guru kurang memperhatikan kebutuhan siswa, guru masih menerapkan gaya pembelajaran tradisional. 2) Guru sama sekali tidak menggunakan alat bantu pelajaran, yang ada dan disediakan oleh sekolah. 3) Dalam menjelaskan pelajaran, guru kurang memperhatikan keterkaitan materi yang satu dengan materi yang lain. Guru tidak memberikan kesimpulan dari pembelajaran. 4) Kelebihannya, guru telah menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang baru yaitu Kuantum. 7. Pengelolaan interaksi kelas 1) Penjelasan guru cukup dimengerti oleh siswa. Hal ini bisa dilihat dari respon siswa. Jika ada siswa yang belum mengerti, guru berusaha menjelaskan ulang, siswa terlihat senang dan riang. 2) Dalam bertanya, guru menggunakan kata atau tindakan yang mengurangi keberanian siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan guru. Guru mengabaikan partisipasi aktif siswa. 3) Dalam menyajikan pelajaran, guru menggunakan komunikasi lisan, tulisan, isyarat, token atau gerakan badan. Pembicaraan guru cukup lancar dan dimengerti siswa, namun gerakan badan atau tangan guru kurang 35 menunjukkan keantusiasan dalam mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif. 4) Guru tidak membantu siswa dalam mengingat kembali pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh siswa dan kurang memberikan peluang kepada siswa yang pasif untuk berpartisipasi. Guru tidak memberi pertanyaan yang menggali reaksi siswa. Cara guru merespon siswa yang berpartisipasi aktif masik kurang baik. 5) Dalam mengakhiri pelajaran, guru kurang mengupayakan kesimpulan yang lengkap. Guru juga kurang melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan. Dengan demikian, pembelajaran kurang bermakna bagi siswa. 8. Sikap guru 1) Dalam kegiatan pembelajaran, kadang-kadang guru kurang bersikap ramah. Guru kurang menunjukkan sikap bersahabat dengan siswa. Dalam menegur siswa yang berbuat salah, guru menggunakan kata yang kurang sopan. Jika ada pendapat siswa yang kurang sesuai dengan pendapat guru, guru langsung menepis begitu saja. 2) Guru sangat bergairah dalam mengajar. Hal itu terlihat dari ekspresi wajah dan pandangan matanya. Tetapi, suara monotun, isyarat tangan dan gerakan tubuh kurang beraturan. 3) Dalam membantu siswa yang menghadapi kesulitan, bantuan guru kurang maksimal. Guru juga tidak mendorong siswa untuk memecahkan masalah sendiri. 4) Guru tidak memperhatikan perbedaan individual siswa. Guru tidak memberi perhatian khusus kepada siswa yang memiliki kelainan, misalnya yang suka usil, pembohong yang pura-pura ikut bekerjasama, tapi dia ngomong lainlain dari pelajaran. Guru juga tidak memberikan 36 penghargaan kepada siswa yang memiliki kelebihan. Guru tidak membina kerjasama diantara siswa. 9. Pelaksanaan penilaian Guru mengadakan apersepsi penilaian awal sehingga guru mengetahui kesiapan siswa terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan. Penilaian juga dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung dan juga setelah proses. 10. Kesan umum dalam proses 1) Penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar cukup jelas, tetapi kurang baku karena bercampur dengan bahasa daerah. Demikian juga Tata Bahasa Indonesianya kurang baik. 2) Penampilan guru dilihat dari perkataan, rambut dan perlengkapan yang lain cukup rapi. Suara cukup jelas tetapi kurang bervariasi. Posisi guru juga kurang ada variasi. 3. Refleksi Siklus I Sebelum memulai refleksi, ada baiknya melihat pendapat para pakar pendidikan tentang apa yang dimaksud dengan refleksi. Pendapat ini akan merupakan panduan terhadap cara atau hal-hal yang perlu dalam menulis refleksi. Refleksi merupakan kajian secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan. Refleksi menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan (Hopkin, 1993 dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, 2006: 80). 1) Analisis kuantitatif prestasi belajar siswa siklus I Sesuai data pada lampiran 10. 1. Rata-rata (mean) yang diperoleh adalah................................. 2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................ 3. Modus (angka yang paling banyak muncul).............................. 37 4. Standar deviasi dihitung dengan rumus: ∑(𝑋−𝑥̅ )2 SD = √ SD = √ SD = 1,549 No 𝑁−1 …..(……..𝑥…….)2 𝑁−1 Nama Siswa Nilai (X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 X 38 (X-x) (X-x)2 5. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut dihitung terlebih dahulu. 1. Banyak kelas (K) = 1 + 3,3 x Log (N) = ........ 2. Rentang kelas (r) = skor maksimum – skor minimum 𝑟 3. Panjang kelas interval (i) = 𝐾 = ⋯ … … 4. Tabel data kelas interval No Urut Nilai Tengah Interval 4.0 – 4.95 5.0 – 5.95 6.0 – 6.9 7.0 – 8.0 Total 1 2 3 4 Frekuensi Relatif = 𝐹 𝐴𝑏𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif 3 1 3 3 ........... 30 10 30 30 100 𝑥 100 5. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram Contoh Histrogram 10 9 8 7 6 5 4 3 2 10 0 4 5 6 7 8 Grafik 01. ....................................................... Untuk penyajian tabel rekapitulasi hasil penelitian ini sekaligus disampaikan pada akhir analisis refleksi siklus II. 39 2. Siklus II 1. Perencanaan Dengan melihat semua hasil yang didapat pada siklus I, baik refleksi data kualitatif maupun refleksi data kuantitatif, maka untuk perencanaan pelaksanaan penelitian di siklus II ini ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu: a. Peneliti merencanakan kembali jadwal untuk melakukan pembelajaran di kelas dengan melihat jadwal penelitian pada Bab III dan waktu dalam kalender pendidikan. Hasil dari refleksi siklus i merupakan dasar dari pembuatan perencanaan di siklus ini. b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang baik yang mengacu ke pembelajaran Kuantum namun model RPP-nya tetap mengikuti Permen No. 41 tahun 2007 serta membuat instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data yang dibuat seperti instrumen-instrumen sebelumnya yang meliputi instrumen observasi keaktifan belajar dan format observasi dan tes prestasi belajar. c. Merencanakan kunjungan kelas bersama-sama guru dan kepala sekolah sebagai upaya trianggulasi data. Untuk ini peneliti berkonsultasi dengan kepala sekolah, minta kesediaannya untuk ikut proses pembelajaran yang dilakukan. Inovasi ini dilakukan agar peneliti dapat berupaya lebih maksimal untuk melaksanakan pembelajaran yang lebih baik dan lebih berkualitas. Hasil konsultasi dengan kepala sekolah adalah adanya kesiapan kepala sekolah untuk ikut melakukan supervisi kunjungan kelas. Guru yang akan mengobservasi diberitahu bahwa kepala sekolah akan ikut berpartisipasi, masuk ke ruangan untuk bersama-sama melakukan supervisi. Hal ini diberitahukan pada guru dengan harapan agar guru yang akan mengobservasi bisa lebih siap lagi untuk melakukan supervisi yang lebih berkualitas. d. Bersama guru merancang skenario penerapan pembelajaran dengan melihat kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dengan 40 mengidentifikasi hal-hal yang bisa dilakukan untuk peningkatan pembelajaran. Untuk hal ini, semua catatan tentang kekurangan yang ada di siklus I yang merupakan hasil refleksi disampaikan pada guru untuk dipelajari. Memberitahu guru apa-apa yang perlu dilaksanakan, apa saja yang siswa mesti kerjakan, cara penerapan metode Kuantum yang benar sesuai dengan yang diharapkan. 2. Pelaksanaan Tindakan Uraian tentang pelaksanaan tindakan pada siklus II ini disampaikan sebagai berikut: a. Pada hari yang sudah ditentukan sesuai jadwal, peneliti memulai tahap pelaksanaan tindakan dengan membawa semua persiapan yang sudah dibuat. Terkait model pembelajaran Kuantum mulai diupayakan dalam pembelajaran, pada kali yang kedua ini peneliti mengajak kepala sekolah untuk ke kelas dan ikut melakukan pengamatan. Hal ini dilakukan dengan harapan peneliti akan lebih bersemangat untuk dapat melaksanakan pembelajaran lebih serius. Dengan kepala sekolah ikut mengamati berarti ada orang lain yang mesti dilihat oleh siswa yang akan menimbulkan keseriusan mereka yang lebih dari biasanya. Peneliti membawa instrumen pengamatan observasi keaktifan belajar dan instrumen observasi dan tes prestasi belajar. Setelah masuk kelas bersama guru yang akan mengamati proses pembelajaran memulai aktivitas pembelajaran sambil mempersilahkan kepala sekolah dan guru yang mengamati duduk di bangku paling belakang yang sudah disediakan. Setelah pelaksanaan pembelajaran berjalan, tiba-tiba kepala sekolah dicari oleh pegawainya karena ada urusan kantor, sehingga pengamatan melaksanakan pembelajaran hanya dilanjutkan oleh guru yang penulis minta untuk mengobservasi proses selanjutnya. Di belakang, guru yang mengamati proses pembelajaran sangat aktif menulis hal-hal yang terjadi di kelas untuk memberi penilaian 41 terhadap kemampuan dan profesionalisme guru, sedangkan di depan kelas peneliti sibuk dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas. Pada pembelajaran inti peneliti melaksanakan explorasi, elaborasi dan konfirmasi dengan banyak bertanya, banyak memotivasi, banyak merayakan keberhasilan siswa, banyak mengajak siswa untuk bisa senang dan gembira dengan mau memperdengarkan musik-musik agar siswa siap menerima pembelajaran, dan terakhir peneliti melaksanakan penutupan pembelajaran. Untuk pelaksanaan explorasi, elaborasi dan konfirmasi bagian-bagiannya cukup banyak dan penulis tidak paparkan panjang lebar karena kegiatan yang mesti dilakukan seperti diskusi, presentasi dan lainlain sudah bisa dibaca pada instrumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilampirkan di lampiran ........ 3. Observasi/Penilaian Penilaian terhadap kemampuan belajar siswa dilakukan dengan mencatat hal-hal penting seperti aktivitas belajar yang dilakukan pada saat peneliti melakukan tindakan. Dari catatan-catatan yang cepat tersebut penulis mengetahui dibagian mana diperbaiki, dibagian mana diperlukan penekanan-penekanan, dibagian mananya perlu diberi saran-saran serta penguatan-penguatan. Disamping itu pada catatan cepat yang dilakukan peneliti, dicatat juga kreativitas siswa, kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang langsung penulis isikan nilainya pada daftar nilai, kemauan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran, kontribusi diantara para siswa. Dengan semua ini terlaksana dengan baik sudah pasti guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran akan cukup profesional. Pelaksanaan penilaian akhirnya dilanjutkan minggu depannya karena setelah guru melakukan proses pembelajaran, waktu untuk memberikan tes tidak mencukupi sehingga dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. 42 4. Refleksi Siklus II Analisis Kuantitatif untuk Perolehan Nilai Tes Prestasi Belajar Siklus II Sesuai data pada lampiran ………. 1. Rata-rata (mean) hasil tes prestasi belajar siswa adalah ............ 2. Median (titik tengahnya) adalah ............................................ 3. Modus (atau angka yang paling sering muncul) adalah....... 4. Standar deviasinya adalah: ............................ 5. Untuk menyajikan data tersebut dalam bentuk grafik maka dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai berikut: 1) Banyak kelas dihitung dengan rumus STURGES: K = 1 + 3,3 x log N = ....................... = ....................... = ....................... 2) Rentangan dihitung dengan: = skor maksimum – skor minimum r = ................ - ................ = ............. 3) Panjang kelas interval dihitung dengan: 𝑟 = i = i = ................... 𝐾 4) Tabel data kelas interval disajikan sebagai berikut: No Urut 1 2 3 4 5 Interval Nilai Tengah Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ........... 100 16 – 17,20 Total 43 6. Penyajian dalam bentuk grafik/histogram Contoh Histrogram 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 100 200 300 400 500 600 Grafik 02. ....................................................... 44 700 Tabel....... Rekapitulasi Hasil Penelitian dari Siklus I sampai Siklus II Variabel Rata-rata Awal Ratarata Siklus I Kenaikan Prosentase Nilai Kenaikan Siklus II Rata- Kenaikan Prosentase rata Nilai Kenaikan B. Pembahasan 1. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus I Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembahasan data kualitatif adalah: kelemahan-kelemahan yang ada, kelebihan-kelebihan, perubahanperubahan, kemajuan-kemajuan, efketivitas waktu, keaktifan yang dilakukan, konstruksi, kontribusi, diskripsi fakta, pengecekan validitas internal dan validitas eksternal, identifikasi masalah, faktor-faktor yang berpengaruh, cara-cara untuk memecahkan masalah, pertimbanganpertimbangan, perbandingan-perbandingan, tanggapan-tanggapan, tambahan pengalaman, 45 komentar-komentar, summary, pendapat- pendapat, gambaran-gambaran, interpretasi/penafsiran-penafsiran, makna di belakang perbuatan, trianggulasi, hubungan antaraspek, klasifikasi, standar-standar penetapan nilai, alasan-alasan penggunan teknik tertentu, alasan penggunaan penggolongan, langkah-langkah tertentu, penggabungan-penggabungan, penggolongan- tabulasi, pemakaian, kriteria-kriteria, katagorisasi, pengertian-pengertian, hubungan antar kategori. Walaupun peneliti mencatat aktivitas siswa, berapa siswa yang aktif belajar, namun analisis dari data kualitatif ini tidak penulis lakukan, mengingat TK/SD yang diajar adalah siswa yang baru berumur........ yang sulit diberi kuesioner untuk dijawab. Penulis hanya mencatat berapa siswa yang aktif dan berapa yang tidak aktif. Pembahasan hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus I Hasil tes prestasi belajar yang merupakan tes .............. mengupayakan siswa untuk betul-betul dapat memahami apa yang sudah dipelajari. Nilai rata-rata siswa di siklus I sebesar...... menunjukkan bahwa siswa setelah menguasai materi yang diajarkan walaupun belum begitu sempurna. Hasil ini menunjukkan peningkatan kemampuan siswa dari data awal ke siklus I. Hasil tes prestasi belajar di siklus I telah menemukan efek utama bahwa penggunaan metode tertentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang dalam hal ini adalah model pembelajaran Kuantum. Hal ini sesuai dengan hasil meta analisis metode pembelajaran yang dilakukan oleh Soedomo (dalam Puger, 2004) yang menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh seorang guru berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Seperti telah diketahui bersama bahwasannya model pembelajaran Kuantum menitikberatkan pembelajaran pada aspek kognitif, .............., dan ....... sebagai pedoman prilaku kehidupan sehari-hari siswa. Untuk penyelesaian kesulitan yang ada maka penggunaan model ini dapat membantu siswa untuk berkreasi, bertindak aktif, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi, bertukar informasi dan memecahkan masalah yang ada. Hal inilah yang menuntun 46 siswa berpikir lebih tajam, lebih kreatif dan kritis sehingga mampu untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang nanti efek selanjutnya adalah para siswa akan dapat memahami dan meresapi mata pelajaran lebih jauh. Kendala yang masih tersisa yang perlu dibahas adalah prestasi belajar yang dicapai pada siklus I ini belum memenuhi harapan sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian yang diusulkan di sekolah ini yaitu...... Oleh karenanya upaya perbaikan lebih lanjut masih perlu diupayakan sehingga perlu dilakukan perencanaan yang lebih matang untuk siklus selanjutnya. 2. Pembahasan Hasil yang Diperoleh dari Siklus II Pembahasan yang diperoleh dari tes prestasi belajar siklus II Hasil yang diperoleh dari tes prestasi belajar di siklus II menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah cukup baik. Ini terbukti dari rata-rata nilai siswa mencapai.......... Hasil ini menunjukkan bahwa model pembelajaran Kuantum telah berhasil meningkatkan kemampuan siswa menempa ilmu sesuai harapan. Model pembelajaran Kuantum merupakan model yang cocok bagi siswa apabila guru menginginkan mereka memiliki kemampuan berkreasi, berbicara banyak, mengeluarkan pendapat secara lugas, bertukar pikiran, berbicara banyak, mengingat penggunaan metode ini adalah untuk memupuk kemampuan berbicara siswa, rasa ingin tahu siswa, kemampuan lebih untuk berprestasi, memupuk kesenangan yang tinggi dalam belajar, mengupayakan kemampuan yang tinggi untuk siswa dapat berinteraksi dengan materi, berinteraksi dengan sesama siswa dan juga dengan guru. Hasil penelitian ini ternyata telah memberi efek utama bahwa model yang diterapkan dalam proses pembelajaran berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Temuan ini membuktikan bahwa guru sudah tepat memilih metode dalam melaksanakan proses pembelajaran karena pemilihan metode merupakan hal yang tidak boleh dikesampingkan. Hal ini sejalan pula dengan temuan-temuan peneliti lain 47 seperti yang dilakukan oleh Inten (2004) dan Puger (2004) yang pada dasarnya menyatakan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Beberapa mata pelajaran yang digabungkan mengupayakan pembelajaran yang menitikberatkan kajiannya pada aspek kognitif, ............. sebagai pedoman atas kemampuan siswa baik pikiran, prilaku maupun keterampilan yang dimiliki. Untuk semua bantuan terhadap hal ini, model pembelajaran Kuantum menempati tempat yang penting karena dapat mengaktifkan siswa secara maksimal. Dari nilai yang diperoleh siswa, lebih setengah siswa mendapat nilai ........, ........ siswa memperoleh nilai menengah dan ...... siswa memperoleh nilai rendah. Dari perbandingan nilai ini sudah dapat diyakini bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan dengan penggunaan model pembelajaran Kuantum. Walaupun penelitian ini sudah bisa dikatakan berhasil, namun pada saatsaat peneliti mengajar di kelas selanjutnya, cara ini akan terus dicobakan termasuk di kelas-kelas lain yang peneliti ajar. Setelah dibandingkan nilai awal, nilai siklus I dan nilai siklus II, terjadi kenaikan yang signifikan, yaitu dari rata-rata nilai awal adalah ..... naik di siklus I menjadi........ dan di siklus II naik menjadi ....... Kenaikan ini tidak bisa dipandang sebelah mata karena kenaikan nilai ini adalah dari upaya-upaya yang maksimal yang dilaksanakan peneliti demi peningkatan mutu pendidikan dan kemajuan TK/SD................................ 48 pendidikan khususnya di BAB V PENUTUP A. Simpulan Melihat pemicu rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar ada pada faktor-faktor seperti model yang digunakan guru, sehingga penggunaan atau penggantian model konvensional menjadi model-model yang sifatnya konstruktivis sangat diperlukan, akibatnya peneliti mencoba model Kuantum dalam upaya untuk dapat memecahkan permasalahan yang ada. Berdasar pada rendahnya aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa yang disampaikan pada latar belakang masalah, penggunaan model pembelajaran Kuantum diupayakan untuk dapat menyelesaikan dua tujuan penelitian ini yang 1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa dan 2) untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar. Seberapa besar peningkatan yang dicapai sudah dipaparkan dengan jelas pada akhir analisis dari hasil penelitian di Bab IV. Berdasar pada semua data yang telah disampaikan tersebut, 2 tujuan penelitian yang disampaikan di atas dapat dicapai dengan bukti sebagai berikut: a. Dari data awal ada ....... siswa mendapat nilai dibawah 25 dan pada siklus I menurun menjadi ...... siswa dan siklus II hanya ....... siswa mendapat nilai 5. b. Nilai rata-rata awal ....... naik menjadi ...... pada siklus I dan pada siklus II naik menjadi..... c. Dari data awal siswa yang tuntas hanya ...... orang sedangkan pada siklus I menjadi lebih banyak yaitu ...... siswa dan pada siklus II menjadi cukup banyak yaitu ...... siswa. Dari semua data pendukung pembuktian pencapaian tujuan pembelajaran dapat disampaikan bahwa model pembelajaran Kuantum dapat memberi jawaban yang diharapkan sesuai tujuan penelitian ini. Semua ini dapat dicapai adalah akibat kesiapan dan kerja keras peneliti dari sejak pembuatan proposal, review hal-hal yang belum bagus bersama teman-teman 49 guru, penyusunan kisi-kisi dan instrumen penelitian, penggunaan sarana trianggulasi data sampai pada pelaksanaan penelitian yang maksimal. B. Saran Berdasarkan temuan yang sudah disimpulan dari hasil penelitian, dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran dalam bidang-bidang studi..............................., dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran..............., penggunaan model pembelajaran Kuantum semestinya menjadi pilihan dari beberapa metode yang ada mengingat model ini telah terbukti dapat meningkatkan kerjasama, berkreasi, bertindak aktif, bertukar informasi, mengeluarkan pendapat, bertanya, berdiskusi, berargumentasi dan lainlain. 2. Walaupun penelitian ini sudah dapat membuktikan efek utama dari model pembelajaran Kuantum dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar, sudah pasti dalam penelitian ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dilakukan, oleh karenanya kepada peneliti lain yang berminat meneliti topik yang sama untuk meneliti bagian-bagian yang tidak sempat diteliti. 3. Selanjutnya untuk adanya penguatan-penguatan, diharapkan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna verifikasi data hasil penelitian. 50 DAFTAR PUSTAKA Abdul. 2002. http://www.scribd.com/doc/9037208/ Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing. Fifth Edition. New York: Macmillan Publishing Co., Inc. Arikunto, Suharsimi; Suhardjono; Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Aryana, Wayan. 2003. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar IPA pada Siswa SMP Negeri 1 Denpasar. Ringkasan Hasil Penelitian yang Disampaikan dalam Seminar Hasil Penelitian Dosen Kopwil VIII, Tanggal 22-24 September 2003. Azwar, Saifuddin. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Depdikbud. 1984/1985. Program Akta Mengajar V-B Komponen Dasar Kependidikan: Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar-Mengajar. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdikbud. 1996. Petunjuk Teknis Mata Pelajaran IPS-Sejarah. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Dimyati dan Mudjiono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti. Djamarah, Syaful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Fernandes, H.J.X. 1984. Testing and Measurement. Jakarta. National Education Planning, Evaluation and Curriculum Development. Fraenkel, Jack R. and Norman E. Wallen. 1993. How to Design and Evaluate Research in Education. Second Edition. New York: McGraw-Hill, Inc. Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York: Holt, Reinhart and Winston. Gay, L. R. 1987. Educational Research: Competencies for Analysis and Application. Seventh Edition. Columbus, Ohio: Merrill Publishing Company. 51 Good, Thomas L. & Jere E. Brophy. 1990. Educational Psychology, A Realistic Approach. New York: Longman. Gregory, Robert J. 2000. Psychological Testing: History, Principles, and Applications. Boston: Allyn and Bacon. Gronlund, Norman E. 1982. Constructing Achievement Tests. Third Edition. London: Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib. 2006. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hilke, Eileen Veronica. 1998. Fastback Cooperative Learning. New York: McGraw-Hill, Inc. Inten, I Gede. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Pengetahuan Awal Siswa Terhadap Prestasi Belajar PKn dan Sejarah pada Siswa Kelas II di SMU Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Tesis. Program Pascasarjana IKIP Negeri Singaraja. Lickona, Thomas. 1992. Educating For Character. How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility. New York: Bantam Books. Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Miles, Matthew, B. Dan A. Michael Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan Tjetjep Roheadi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Modern Educators and Lexicographers. 1939. Webster’s New American Detionary. New York: 140 Broadway, Books, Inc. Montgomery, Douglas C. 1991. Design and Analysis of Experiments. Third Edition. Canada: John Willy & Sons, Inc. Murwansyah dan Mukaram. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pusat Penerbit Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung, Indonesia. Nana Sudjana. 2000. http//www.scribd.com/doc/9037208/ Nasution, S. 1972. Didaktik Sekolah Pendidikan Guru: Asas-Asas Didaktik Metodologi Pengajaran dan Evaluasi. Depdikbud: Jakarta. Nur, Mohamad et al. 2001. Teori Belajar. Surabaya: University Press. 52 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 Tahun 2007 Tanggal 23 November 2007. Jakarta: Depdiknas. Popham, W. James dan Eva L. Baker. 1984. Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Diterjemahkan Oleh R.H. Dj. Sinurat et al. Yogyakarta: Kanisius. Puger, I Gusti Ngurah. 2004. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Silogisme Terhadap Prestasi Belajar Biologi Pada Siswa Kelas III SMP Negeri Seririt (Experimen Pada Pokok Bahasan Reproduksi Generatif Tumbuhan Angiospermae). Tesis. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. Riyanto, H. Yatim. 2009. Paradigma Biru Pendidikan. Jakarta: Fajar Interpratama Offset. Saifudin Sau’d, Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar Pedoman bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Sax, Gilbert. 1979. Foundations of Educational Research. New Jersey: PrenticeHall, Inc., Englewood Cliffs. Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpanbalik. Jakarta: PT Grasindo. Slamet, PH. 2004. MBS, Life Skill, KBK, CTL dan Saling Keterkaitannya. Makalah yang Disampaikan pada Semiloka DBEP di NTB dan Bali. Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning : Theory, Research, and Practice. Boston: Allyn and Bacon. Soedomo, M. 2001. Landasan Pendidikan. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pascasarjana Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional. Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Interaksi Belajar-Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sriyono. 1992. http://www.scribd.com/doc/9037208/ Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 53 Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002. Menajemen Penelitian Tindakan Kelas. Penerbti: Insan Cendekia ISBN: 979 9048 33 4. Supardi, 2005. Pengembangan Profesi dan Ruang Lingkup Karya Ilmiah. Jakarta: Depdiknas. Suryabrata, Sumadi. 2000. Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Yogyakarta: Penerbit Andi. Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Press. Tim Redaksi Focus Media. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional. Bandung: Focus Media. Tim Redaksi Fokus Media. 2006. Himpunan Perundang-Undangan dan UndangUndang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005. Bandung: Focus Media. Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Tuckman, Bruce W. 1972. Conducting Educational Research. New York: Harcourt Brace Javonovich, Inc. Universitas Negeri Jakarta. 2000. Aplikasi Komputer: Kalibrasi Instrumen, Pengolahan Data, dan Pemanfaatan Internet. Jakarta: Laboratorium Komputer UNJ. Uno, B. Hamzah, et. al. 2001. Pengembangan Instrumen Untuk Penelitian. Jakarta: Delima Press. Wardani, I. G. A. K Siti Julaeha. Modul IDIK 4307. Pemantapan Kemampuan Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Wojowasito. 1982. Kamus Umum Lengkap Inggris Indonesia – Indonesia Inggris. Malang: Delta Citra Grafindo. Woolfolk, Anita E. 1993. Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon. 54 Lampiran 1. Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP) yang Digunakan dalam Pembelajaran untuk Memperoleh Data Awal 55 Lampiran 2. Tes Prestasi Belajar ...................................... (tes yang digunakan untuk mencari data awal penelitian) 56 Lampiran 3. NO Data Awal Siswa yang Diambil dari Semester lalu NILAI ............... SEMESTER ....... TAHUN AJARAN ........./........ NAMA SISWA 57 Lampiran 4. Penilaian Guru oleh Teman Sejawat FORMAT B OBSERVASI BELAJAR MENGAJAR Instrumen Penilaian Profesionalisme Guru sesuai Standar Proses NO INDIKATOR 1 Persiapan SUB INDIKATOR Program Tahunan Program Semesteran Silabus RPP Daftar Nilai Format Analisis Hasil Penilaian Program Remedial Program Pengayaan Agenda/Jurnal 2 SK Ada Standar Kompetensi 3 KD Ada Kompetensi Dasar 4 Indikator Pencapaian Ada minimal 3 buah indikator Kompetensi Ada indikator mengukur kognitif Ada indikator mengukur afektif/ psikomotorik 5 Tujuan Pembelajaran Ada tujuan yang mengukur kognitif Ada tujuan yang mengukur afektif/ psikomotorik Tujuan teratur, berurut-urut sesuai tingkat kognitif, afektif, dan psikomotor 6 Materi Ajar Materi dibuat dengan melihat indikator Materi bisa kognitif, bisa afektif, bisa psikomotor Materi sistimatis (teratur, bersistim, berurut-urut) dan sistemik (saling terkait, holistik atau satu kesatuan lebih penting daripada bagian-bagian; tidak terpisah, explorasi, elaborasi dan konfirmasi) Materi bermanfaat sehingga dapat memberi inspirasi/cita-cita kelak dan menyenangkan Berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari, sesuai karakteristik siswa dan lingkungan 7 Alokasi Waktu Alokasi waktu pertemuan keseluruhan di RPP Ketepatan penggunaan waktu di pembukaan Ketepatan penggunaan waktu di inti Ketepatan penggunaan waktu di penutup 8 Metode Pembelajaran Ada strategi/model pembelajaran yang digunakan Ada minimal 3 metode ajar Discovery Inquiry 58 SKOR 9 Kegiatan Pembelajaran Ada salam pendahuluan Pendahuluan Ada motivasi/apresiasi Ada apersepsi yang dilakukan Ada penyampaian tujuan, ada uraian cakupan materi Kegiatan Pembelajaran Ada pelibatan siswa mencari informasi Inti/Explorasi (kegiatan Ada ragam pendekatan pembelajaran pembelajaran yang Ada guru memberi penjelasan bahwa materi yang memberi kesempatan sedang diexplorasi sangat bermanfaat untuk kepada siswa untuk memecahkan kehidupan sehari-hari siswa mencaritemukan berbagai informasi, Ada upaya guru memfasilitasi terjadinya interaksi pemecahan masalah dan antar siswa, antar siswa dan guru, siswa dengan inovasi) lingkunga dan sumber belajar Ada upaya guru melibatkan seluruh siswa secara aktif Kompetensi Evaluasi Pendidikan (Depdiknas, Upaya guru memfasilitasi siswa membuat percobaanpercobaan, melakukan tindakan-tindakan 2009) Kegiatan Pembelajaran Ada kegiatan yang membuat siswa terbiasa membaca Inti/Elaborasi (yang dan menulis memungkinkan siswa Adatugas yang diberikan yang membuat gagasanmengekspresikan dan gagasan siswa muncul mengaktualisasikan diri Ada kegiatan-kegiatan seperti diskusi, tanya jawab, melalui berbagai presentasi, dll kegiatan dan karya yang Ada pemberian kesempatan berpikir, menganalisis, bermakna) menyelesaikan masalah Ada cara pembelajaran kooperatif (kerjasama) dan kolaboratif (bekerja bersama) Ada cara membuat kompetisi yang sehat Ada pembahasan laporan explorasi Ada perintah-perintah yang jelas diucapkan guru dalam menuntun keberhasilan pencapaian KD Kompetensi Evaluasi Ada aktivitas oleh siswa baik individual maupun Pendidikan (Depdiknas, kelompok 2009) Ada penyampaian produk oleh siswa pada guru Ada kegiatan yang menimbulkan kebanggaan dan rasa percaya diri Ada kegiatan guru yang menuntut kreativitas, prakarsa, perkembangan minat, bakat, serta perkembangan fisik peserta didik Ada kegiatan guru yang mengarah pada penempatan siswa sebagai posisi sentral Dalam penggunaan metode tanya jawab ada terlihat yang dilakukan adalah tanya jawab lebih dari dua arah yang membuat siswa interaktif dan tertantang 59 Kegiatan Pembelajaran Inti/Konfirmasi (yang memungkinkan ada kesepakatan penilaian, penguatan, umpan balik) Ada umpan balik, penguatan yang (baik lisan, tulisan, isyarat, token atau hadiah bagi siswa yang berhasil) Ada konfirmasi terhadap hasil explorasi dan elaborasi (menggunakan berbagai sumber) Ada refleksi yang digunakan Ada memfasilitasi siswa dalam menjawab pertanyaan Ada upaya guru membantu penyelesaian masalah Ada pemberian acuan untuk mencek hasil explorasi Ada pemberian motivasi bagi siswa yang kurang/belum berpartisipasi Kegiatan Pembelajaran Ada pembuatan rangkuman/simpulan Penutup Ada refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan Ada pemberian tindak lanjut seperti remidi dan pengayaan, tugas-tugas individual maupun kelompok Ada penyampaian rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya Ada kegiatan guru menyuruh siswa mengatakan dan melakukan, untuk 90% pencapaian penguasaan Ada tugas tidak terstruktur Ada salam penutup Guru melakukan penilaian proses atau penilaian akhir 10 Penilaian Hasil Belajar Penilaian yang dilakukan hierarchinya benar (bertahap, misalnya: C1, terus C2, dst.) Penilaian yang dilakukan sistimatiknya benar (penggolongan, misalya: beberapa soal mudah, beberapa sedang, beberapa sulit) Penggunaan index sensitivitas bagi yang menggunakan pre test post test Ada penilaian yang digunakan bisa test, bisa non test Penilaian mengacu pada tujuan Test tepat mengukur kognitif, afektif, psikomotor yang dituju Terbukti bahwa test yang dilakukan berdasar acuan kriteria pada sistim penilaian yang berkelanjutan Ada minimal 2 penilaian seperti penugasan, fortofolio, proyek dan/atau produk, penilaian diri, kinerja, pengukuran sikap, tugas, observasi, laporan praktikum, unjuk kerja, performansi, responsi (ujian praktek), dll. Tambahan Penilaian Ada pengajaran interaktif yaitu memfasilitasi Guru oleh Pengawas terjadinya interaksi yang bermakna antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan lingkungan dan sumber belajar Ada cara pengajaran inspiratif yaitu mendorong dan memicu siswa agar aktif mencaritemukan hal-hal yang baru dan inovatif, misalnya penggunaan pendekatan, metode dan teknik-teknik tertentu 60 Ada pembelajaran yang memotivasi yaitu mendorong dan memberi semangat untuk mencapai prestasi, berkompetisi, berani mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri dengan materi pelajaran Mengupayakan pembelajaran yang menyenangkan yaitu memungkinkan siswa belajar dalam suasana tanpa tekanan, bebas, terlibat secara psikis dan fisik Ada pembelajaran yang menantang yaitu menghadapkan siswa pada masalah, persoalanpersoalan delematis, yang jawabannya membutuhkan kreativitas dan kemungkinan-kemungkinan baru sesuai tingkat kognitif siswa Ada sumber belajar berupa buku-buku Ada sumber belajar berupa alat Ada sumber belajar berupa bahan Ada sumber lain seperti lingkungan, orang (nara sumber), peristiwa, media non buku 11 Sumber Belajar Jumlah Skor Nilai Kuantitatif Nilai Kualitatif Keterangan: Skor adalah 1 – 4 Skor maksimal adalah: 80 x 4 = 320 1 = tidak sempurna/D 2 = kurang sempurna/C 3 = sempurna/B 4 = sangat sempurna/A Jumlah skor x 100 .........? Nilai Kuantitatif = Jumlah skor maksimal Nilai Kualitatif = A B C D : : : : 85 – 100 70 – 84 55 – 69 di bawah 55 Kata kunci: Kegiatan inti adalah kegiatan dengan menggunakan strategi, metode dan teknik tertentu sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi (Evaluasi Pendidikan, Depdiknas, 2009: 24). Kepala Sekolah ( Guru Yang Mengamati ) ( 61 ) FORMAT C DAFTAR PERTANYAAN POST OBSERVASI PENGAWAS MASUK KE RUANG TERTENTU DAN BERDISKUSI DENGAN GURU NO PERTANYAAN 1 Apakah KBM sesuai dengan yang Anda rencanakan? 2 Dapatkah saudara menjelaskan hal-hal yang dirasakan kurang memuaskan dalam proses pembelajaran tadi? 3 Bagaimana perkiraan saudara mengenai ketercapaian tujuan pembelajaran?, Metode?, Strategi?, Tehnik, dll. 4 Apa yang menjadi kesulitan siswa? 5 Apa yang menjadi kesulitan saudara? 6 Marilah kita bersama-sama mengidentifikasi hal-hal yang perlu ditingkatkan berdasarkan pengalaman saudara dan pengamatan saudara, Pengawas berdiskusi dengan guru bidang studi. Dengan demikian apa yang akan saudara lakukan untuk pertemuan berikutnya? 7 Diadakan pembicaraan tentang penggunaan lab, perpustakaan dan media-media lain seperti internet, komputer, surat kabar, majalah, dll. Apa Anda membuat program analisis hasil belajar? Boleh dilihat? 8 Kesulitannya apa? dll. 9 JAWABAN Program Remidial (Depdiknas, 2008: 8, diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang harus dihargai sebagai nilai tambah karena yang baik menentukan nilai adalah guru sendiri) a. Keterlaksanaan Hasil Belajar Remidial Mata Pelajaran Terlaksana Ya b. Pertanyaan terhadap keberhasilan program remedial Pertanyaan 1. Apakah Anda puas degan hasil pelaksanaan program remidial yang Anda lakukan? 2. Apakah bentuk remidial yang Anda lakukan: a. Mengulang bagian-bagian materi yang belum tuntas? b. Memberikan tugas pada siswa yang belum tuntas? c. Mengulang seluruh materi? d. Memberi bimbingan secara khusus bagi siswa yang belum tuntas? e. Memberi tugas latihan secara khusus? f. Pemanfaatan tutor sebaya? g. Tes ulang bagi mereka yang belum tuntas? 3. Apakah pelaksanaan remidial dilakukan berdasarkan permintaan: a. Siswa? b. Guru? c. Ketentuan Sekolah? 4. Apabila remidial tidak dilakukan, disebabkan karena: a. Tidak ada waktu? b. Siswa yang bersangkutan tidak menginginkan mengikuti remidial? c. ................................................................... Tidak Ya Pencapaian (%) Jawaban Tidak 10 Program Pengayaan (Depdiknas, 2008: 8; diberikan minimal setelah beberapa KD selesai atau setelah selesai 1 standar kompetensi yang harus dihargai sebagai nilai tambah karena yang boleh menentukan nilai adalah guru sendiri) a. Keberhasilan Program Pengayaan Pencapaian Mata Pelajaran Terlaksana (%) Ya Tidak 1. Apa Anda melaksasnakan pengajaran terhadap materi-materi baru? 2. Apa Anda memberi tugas yang lebih menantang? 3. Apa Anda menyuruh siswa menjawab 10 soal baru dalam 15 menit? 4. Apa Anda memperkaya siswa yang tuntas? 5. Apa memberi pengembangan keterampilan berpikir? 6. Apa membuat pengembangan kreativitas? 7. Apa memberi keterampilan memecahkan hal-hal baru? 62 Lampiran 4. RPP Siklus I 63 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 64 Lampiran 7. Hasil Tes Prestasi Belajar Kelas....... Semester....... Tahun Ajaran....../........ Siklus II 65 Lampiran 8. Masukan-masukan/Saran guru yang Mengobservasi Pembelajaran 1. Saran pada siklus I a. Agar guru lebih terfokus pada perubahan pengajaran ke pembelajaran b. Agar lebih memberi rangsangan-rangsangan agar siswa lebih giat untuk belajar c. Agar guru lebih memperhatikan keinginan-keinginan siswa d. Agar Guru mampu mendorong motivasi intrinsik siswa 2. Saran/masukan pada siklus II a. Giliran siswa tampil sangat mempengaruhi kesiapan mental mereka. b. .......................... c. .............................. d. ...................................... e. 66 67