BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kanker Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali, sehingga pertumbuhannya menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh (Sjamsuhidajat & De Jong, 2005). Menurut Lodish (2007) Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan selsel tersebut untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi), maupun dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak terkendali tersebut disebabkan oleh kerusakan DNA dan menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembelahan sel pada jaringan dan organ. 2.2. Kanker Payudara Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada jaringan payudara seseorang. Payudara wanita terdiri dari lobulus (kelenjar susu), duktus (saluran susu), lemak dan jaringan ikat, pembuluh darah dan limfe. Sebagian besar kanker payudara bermula pada sel-sel yang melapisi 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ duktus (kanker duktal), beberapa bermula di lobulus (kanker lobular), serta sebagian kecil bermula di jaringan lain (Ellis, E.O dkk, 2003). 2.3. Kelainan pada Kanker Payudara Menurut Ziera Pamungkas tahun 2011, payudara mempunyai dua jenis jaringan utama, yaitu jaringan glandular dan jaringan pendukung. Jaringan pendukung dari payudara adalah jaringan lemak (fatty tissue) dan jaringan serat konektif ( fibrous connective tissue) yang membentuk ukuran dan bentuk payudara. Ada beberapa tanda kelainan pada payudara menurut Ziera, yaitu : 2.3.1. Perubahan pada Payudara Beberapa bagian payudara bisa mengalami perubahan yang menyebabkan gejala – gejala. Dua jenis perubahan payudara yang utama adalah kondisi payudara yang jinak ( bukan kanker) dan kanker payudara. Perubahan pada payudara mungkin disebabkan oleh suatu kondisi yang jinak atau kanker.Gejala paling umum kemungkinan besar disebabkan karena sesuatu kondisi yang jinak.sangat sulit menagtakan perbedaan antara kondisi yang jinak dengan kanker berdasarkan gejalannya saja. Berikut ini adalah beberapa perubahan yang patut diperhatikan : 1) Benjolan Kondisi payudara yang jinak sering kali menyebabkan sebuah area yang membengkak atau menebal.Bisa jadi benjolan 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ atau pembengkakan tersebut terasa lunak.Wanita sering menemukannya ketika memeriksakan oayuadranya atau terasa dibawah lengan. Sebab – sebab paling umum dari benjolan payudara tunggal ini adalah sebagai berikut : - Fibroadenoma, suatu tumor yang padat yang jinak - Perubahan fibrokkistik, perubahan – perubahan payudara yang jinak - Hiperlansia atypical, sel – sel tidak normal yang tumbuh cepat - Kista, kantung – kantung berisi cairan yang jinak - Kanker tidak invasive yakni karsinoma duktal in situ (DCIS) Table di bawah ini menyatakan bahwa , semakin muda usia seseorang , maka semakin kecil risiko benjolan menjadi kanker. Namun beberapa perubahan terjadi pada usia tertentu. Usia Benjolan Payudara yang Mungkin Terjadi Di bawah 30 Fibroadenoma 30 – 40 Fibroadenoma, perubahan fibrokistik, hyperplasia atypikal , atau masalah jinak lainnya. 50 ke atas Kista, kanker tidak invasive atau tidak berbahaya. 15 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Dalam tabel diatas, terdiri dari beberapa kelompok usia dan memiliki peluang (benjolan tunggal) yang dapat menjadi kanker payudara, meski kemungkinan besar lebih banyak terjadi pada wanita yang lebih tua dibandingkan yang muda. Peluang terjadi kanker payudara pada usia muda banyak terjadi, sehingga harus diperiksakan agar dapat memastikan apakah merupaka kanker payudara atau bukan. 2) Rasa Sakit Sebagian wanita mengalami rasa sakit, tidak nyaman, pada daerah payudara ketika menstruasi. Jenis rasa sakit bersiklus ini paling umum terjadi pada minggu atau sebelum menstruasi. Ini terjadi dikarenakan terdapat perubahan pada tingkatan hormon. Sebagai konsidi jinak pada payudara, seperti peradangan payudara (mastitis) mungkin menyebabkan rasa sakit yang spontan dalam satu titik. 3) Kotoran Payudara Kotoran ( selain dari susudari puting mungkin menjadi pertanda, tapi dalam kasus, hal tersebut disebabkan oleh kondisi yang jinak. Dalam kondisi jinka, kotoran bukan sus tersebut bisanya jernih, kuning atau hijau.Jika kotoran tersebut mengandung darah bisa anda 16 http://digilib.mercubuana.ac.id/ lihat atau temukan dalam tes laboratorium, kemungkinan masih bukan mengarah pada kanker.Namun hal tersebut harus diperhatikan dan harus menjalali banyak pemeriksaan. Kotoran yang mengandung susu dari kedua payudara (selain ketika hamil atau menyusui) kadang bisa terjadi sebagai respons dari terjadinya siklus menstruasi. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan hormone yang tercipta karena kelenjar pituitary atau kelenjar tiroid, atau bahkan disebabkan obat – obatan tertentu. 2.4. Faktor Risiko Terkena Kanker Payudara Faktor risiko adalah sesuatu yang mempengaruhi kesempatan seseorang untuk mengidap penyakit seperti kanker.Yang membedakan kanker adalah faktor risiko.Sebgaian besar faktor risiko, seperti merokok, minuman dan makanan, bisa juga dikaitkan dengan hal yang orang lakukan. Sedangakan yang lainnya , seperti usia seseorang, ras atau sejarah keluarga, tidak bisa diubah. Mesikipun banyak faktor risiko yang memungkinkan meningkatkan kesempatan berkembangnya kanker payudara, namun tidak diketahui pasti cara faktor tersebut berkembang menjadi kanker. Faktor risiko kanker payudara terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu faktor risiko yang dapat dielakan dan tidak dapat dielakan dengan mengubah gaya hidup seseorang. 17 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.4.1. Faktor Risiko yang Tidak Dapat di Hindari 1) Gender Wanita adalah risiko utama dari kanker payudara.Pria juga bisa mengidap kanker payudara, namun perbandingannya adalah 1:100 untuk kasus kanker payudara pada pria. 2) Usia Peluang mengidap kanker payudara meningkat pada wanita yang berusia tua. Sekitar satu dari delapan penderita kanker payudara invasive ditemukan pada wanita yang berusia dibawah empat puluh lima tahun, sedangkan dua dari tiga wanita yang mengidap kanker payduara invasive berusia lima puluh lima tahun keatas, ketika kanker tersebut terdeteksi. 3) Faktor Risiko Genetis Sekitar 50% kanker payudara dianggap terkait erat dengan perubahan gen (yang disebut mutasi) warisan pada gen – gen tertentu yang diwarisi oleh orang tua. Perubahan gen paling umum adalah gen BRCA 1 dan BRCA 2. Wanita dengan perubahan gen ini mempunyai peluang hingga 80% terkena kanker payudara sepanjang kehidupannya. 18 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4) Sejarah Keluarga Risiko kanker oaydara akan menjadi lebih tinggi pada wanita yang memiliki ikatan darah dengan keluarga yang pernah menderita kanker ini. Bisa dari ayah ataupun ibu yang menderita kanker payudara khususnya, akan mengalami risiko dua kali lipat lebih banyak. Sedangkan pada keluarga tingkat kedua (dua generasi terdapat riwayat kanker payudara) menignkatkan risiko kanker payudara sebersar lima kali lipat. 5) Sejarah Pribadi Mengenai Kanker Payudara Seorang wanita yang mengalami kanker payudara pada salah satu payudaranya, mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk menderita kanker baru pada payudara lainnya, atau bagian lain dari payudara dan tingkat risiko bisa tiga sampai empat kali lipat. 6) Tingkat Ketebalan Jaringan Jaringan payudara yang tebal, menandakan terdapatnya jaringan kelenjar yang lebih banyak dan jaringan lemak yang sedikit.Wanita dengan jaringan payudara lebih tebal, mempunyai risiko kanker payudara lebih tinggi.Jaringan payudara yang tebal juga membuatpara dokter lebih sulit untuk meyoroti masalah – masalah pada saat menggunakan mammogram. 19 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.4.2. Faktor Risiko yang Bisa dihindari Selain beberapa faktor yang memang tidak bisa dihindari karena harus dijalani dalam proses kehidupan, ada juga faktor resiko yang berkaitan dengan pilihan untuk menjalani kehidupan. Tentu ini adalah pilihan tentang caraberpola dan bergaya hidup di zaman sekarang. Adapun faktor yang bisa dihindari , sebagai berikut : 1) Tidak Mempunyai Anak atau Mempunyai Anak pada Saat Usia Tua. Wanita yang tidak mempunyai anak atau mereka yang mempunyai anak pada usia 30 tahun ke atas, mempunyai peluang terkena kanker payudara yang sedikit lebih tinggi. Kehamilan mengurangi jumlah total siklus menstruasi seumur hidup wanita, yang mungkin menjadi alasan dari efek ini. 2) Menggunakan Pil Pengontrol Beberapa kajian telah menemukan bahwa, wanita yang menggunakan pil pengontrol kehamilan mempunyai resiko sedikit lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak pernah menggunakannya.Wanita yang berhenti mengguanakan pil inilebih dari sepuluh tahun yang lalu tampaknya tidak mempunyai peningkatanrisiko.Karena itu, sangatlah baik untuk membicarakan hal ini dengan dokter tentang risiko dan manfaat pil pengontrol kehamilan. 3) Terapi Hormone Post – Menopause (PHT) 20 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Terapi ini dikenal sebagai terapi pengganti hormoneatau HRT, telah digunakan selama bertahun – tahun untuk mrmbantu mengurangi gejala –gejala menopause dan membantu mencegah penipisan tulang (osteoporosis).Ada dua jenis PHT yang utama, bagi wanita yang masih mempunyai rahim (uterus), umumnya dokter meresepkan estrogen dan progesterone.Estrogen sendiri bisa meningkatkan risiko kanker payudara pada uterus, sehingga progesterone ditambahkan untuk membantu mencegah hal ini. 4) Tidak Memberikan ASI Sebagai kajian telah menunjukkan bahwa pemberian ASI bisa mengurangi risiko terkena kanker payudara, khususnya jika pemberian ASI tersebut berlangsung satu setengah hingga dua tahun. Hal ini karena pemberian ASI mengurangi jumlah total periode 5) Mengkonsumsi Alkohol Mengkonsumsi alkohol sangat berkaitan dengan meningkatnya risiko terkena kanker payudara. Mengonsumsi dua hingga lima gelas sehari akan mengalami peningkatan resiko sekitar satu setengah kali lipat dari wanita yang tidak meminum alkohol sama sekali. 21 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.4.3. Faktor Resiko Tidak Pasti Selain faktor – faktor risiko diatas, ada juga faktor risiko yang tidak pasti. Faktor risiko tersebut sebagai berikut : 1) Makanan Berlemak Tinggi 2) Penggunaan Bra dan Anti Keringat Banyak yang mengatakan bahwa penggunaan antikeringat di ketiak bisa menyebabkan kanker payuadra.Alasannya adalah zat kimiawi yang terkandung dalam antikeringat yang digunakan di ketiak diserap melalui kulit, bercampur dengan sirkulasi limfa, dan menyebabkan racun – racun yang etrbentuk di payudara. 3) Polusi Banyak penelitian yang telah dilakukan unutk mempelajari bahwa lingkungan mempengaruhi risiko kanker payudara. Masalah khususnya adalah senyawa dalam lingkunagn yang ditemukan dalam kajian laboratoriummempunyai bahan seperti estrogen, yang dalam teori bisa menjadi penyebab kanker payudara. 4) Asap Rokok Bahan kimia dalam asap rokok menjangkau jaringan payudara dan ditemukan dalam susu payudara (ASI). 22 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.5. Pola Penanganan Kanker Payudara Terdapat beberapa prosedur yang dilakuakn untuk mendeteksi kanker payudara, adalah sebagai berikut : 1) Masektomi Adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengankat payudara.Di masa lalu, masektomi radikal dengan pengangkatan seluruh payudara merupakan penanganan standar kanker payudara.Namun, teknologi medi yang semakin maju member lebih banyak pilihan, salah satunya adalah breast conserving (BCT) atau terapi penyelamatan payudara.Pilihan ini akanmembawa wanita untuk dapat memilih prosedur yang lebih mengarah pada pencapaian efektivitas penanganan. Tipe masektomi bergantung pada beberapa faktor, yakni usia,kesehatan secara menyeluruh, status menopause, dimensi tumor, tahapan tumor, dan seberapa luas penyebarannya dan keganasannya, status reseptor hormone tumor dan penyebaran tumor, apakah telah mencapai simpul limfe atau belum. 2) Lupektomi Lupektomi merupakan tindakan operasi penyelamatan payduara, dengan mengambil atau mengangkat tumor payudaara (benjolan) bersama jaringan normal payudara di sekitarnya.Prosedur penyelamatan payudara dapat dilakukan dengan anestesi (bius) lokal ataupun total. 23 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Wanita yang menjalani lupektomi adalah wanita yang memiliki tumor tunggal dengan diameter kurang dari lima sentimeter, memiliki cukup jaringan normal sehingga pengangkatan tidak menghilangakan payudara dan secara medis layak menjalani operasi pembedahan dan terapi radiasi lanjutan. 3) Kemoterapi Perawatan kemoterapi mengguanakan obat untuk memperlemah dan menghancurkan sel – sel kanker dalam tubuh, termasuk sel – sel pada tempat kanker aslinya dan beberapa sel kanker yang mungkin menyebar ke bagian lain dari tubuh tersebut. Kemoterapi yang sering disingkat engan sebutan “ kemo”, adalah terapisistemik, yang berarti bahwa kemoterapi mempengaruhi seluruh tubuh dengan perantaraan aliran darah. Dengan demikian, pengobatan kemoterapi digunakan untuk mencegah sel – sel kanker tumbuh dan menyebar dengan menghancurkan sel – selnya atau menghentikan perkembangannya. Sel – sel kanker cenderung tumbuh dan berkembang biak dengan sangat cepat dengan tidak beraturan atau di luar kontrol. Karena sel – sel kanker itu tumbuh sanagt cepat, kadang sel – sel kanker itu tumbuh secara cepat, sel tumbuh secara cepat.Sel menyebar dari tumor aslinya dan pergi ke tempat lainya dalam tubuh.Kemoterapi memperlemah dan menghancurkan kanker pada tempat tumor aslinya dan seluruh tubuh. 24 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4) Terapi Radiasi Terapi radiasi yang juga disebut dengan radioterapi, adalah cara yang sangat efektif dengan target yang maksimal dalam menghancurkan sel – sel kanker pada payudara, yang mungkin masih berada di sekitar jaringan tubuh setelah pembedahan. Radiasi bisa mengurangi risiko kanker payudara darang kembali sekitar 70% .meski banyak orang takut menjalaninya, terapi radiasi adalah terapi yang relative mudah ditoleransi dan efek sampingknya terbatas pada area yang ditangani. Terapi radiasi menggunakan jenis sinar energy tinggi khusus untuk menghancurkan sel – sel kanker. Sedangkan jenis sinar energy lain, yang bisa dilihaat oleh mata manusia, menghancurkan DNA sel, material yang digunakan sel – sel untuk membelah dan mengembangkan diri.Bersamaan dengan berjalannya waktu, radiasi menghancurkan sel-sel yang ada di sepanjang jalan sinarnya, sel–sel normal dan sel kanker.namun radiasi tersebut mampu menghancurkan sel kanker lebih dari sel – sel normal. 2.6. Dampak Psikologis Pasien Kanker 1) Menurut Wardani tahun 2014, respon psikologis yang terjadi pada wanita penderita kanker dengan kemoterapi meliputi kecemasan, berjuang untuk menjadi normal, kesedihan, harga diri (self esteem) negatif dan kepasrahan. 2) Dampak psikologis berupa ketakutan akan kanker, ancaman terhadap body image, seksualitas, intimasi dari hubungan ( Osborn, et al., 2010). 25 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3) Reich, et al. (2008) menyebutkan dampak psikologis dari kanker payudara adalah berupa ketakutan pada kematian, cemas, depresi, gangguan pada body image dan seksualitas. 4) Carbonell pada tahun 2004, kecemasan pada penderita kanker terjadi akibat dari: a. Perubahan konsep diri Perubahan ini terbagi menjadi dua jenis, positif dan negative. Konsep diri positif ialah konsep diri yang menganggap dirinya sebagai seorang yang berharga dan menerima diri sendiri sebagaimana mestinya.Konsep diri negative ialah konsep diri yang menganggap diirinya tidak beerharga dan tidak dapat menerima diri sendiri dengan apa adanya. b. Body image Sikap ini mencakup persepsi tentang ukuran, bentuk, fungsi penampilan, persepsi mengenai kepuasan teradap aspek – aspek fisik tubuh. Body image negative adalah suatu ketidak puasan terhadap sosok tubuh, terutama diikuti dengan perasaan benci terhadap tubuh, merupakan ekspresi dari harga diri yang rendah dan perasaan inadekuat. Perasaan inadekuat itu berasal dari kebencian pada tubuh yang mendasar. Sebuah gambaran mental.Evaluasi atau sikap subjektif yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya.Evaluasi atau sikap tersebut bisa berupa perasaan puas/ positive atau perasaam 26 http://digilib.mercubuana.ac.id/ tidak puas/ negatif terhadap tubuh secara keseluruhan termasuk bentuk tubuh, ukuran tubuh, dan berat tubuh. c. Kesakitan Kesakitan merupakan respon fisilogis yang timbulpada proses penyembuhan. Yang membuat menurunnya semangat dalam menjalankan sejumlah rangkaian prosedu pengobatan. d. Kematian. Respon psikologis individu yang berhubungan pada ketakutan dan kekhawatiran terhadap kematian dalam mengahadapi penyakit yang dialami. 5) Kecemasan Kecemasan berhubungan dengan sesuatu yang dirasa mengancam. Berbeda dengan rasa takut yang jelas objeknya, kecemasan terkadang tidak jelas objek mengapa seseorang menjadi cemas. Bahkan, jika seseorang sering cemas terhadap sesuatu, bisa mengembangkan kepribadian cemas. Menurut Nevid (2005) Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif, dimana seseorang merasa sesuatu akan terjadi diluar kehendak dan tidak bisa diprediksi. Kecemasan akan diperparah jika, seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya karena meragukan kemampuan diri sendiri. 27 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2.7. Berbagai Penelitian dampak psikologis Pasien Kanker Payudara yang telah menjalani kemoterapi Hasil penelitian dari Fratiwi dkk(2014), kemoterapi membuat banyak dampak, salah satunya adalah responden merasa khawatir memikirkan dampak pengobatan (84,0%). Salah satu informan mengemukakan bahwa, responden mengaku merasa sakit dan takut, karena penyakit yang diderita adalah penyakit mematikan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di RSUD Dr. Moerwadi, mengenai tingkat kecemasan yang ada pada pasien, sebanyak 50% dari total responden mengalami kecemasan dalam menjalani tindakan pengobatan. Sehingga, adaptasi seseorang sangat diperlukan, untuk mempersiapkan kondisi fisik dan psikologis selama pasien menjalani tindakan pengobatan. Menurut Balasubramanian (2013), tekanan yang sering mucul pada proses kemoterapi adalah kecemasan, insomnia, sulit berkonsentrasi, tidak nafsu makan, dan merasa putus asa yang berlebihan, hingga hilangnya semangat hidup. Respon emosional yang secara umum muncul pada saat dokter mendiagnosis seseorang menderita penyakit berbahaya (kronis) seperti kanker, yaitu penolakan, kecemasan, dan depresi. Menurut Liu dkk, (2011) bahwa stres psikologis pasien kanker payudara berasal dari lima sumber utama, yaitu kekhawatiran terhadap kesehatannya, penurunan fisiknya, pekerjaan, kehidupan sehari-hari dan lingkungan sosial, dan takut keluarga akan merasa dirugikan. 28 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Penderita kanker akan mengalami tekanan psikologis, pasca terdiagnosis kanker. Seperti informasi kanker yang diterima dari masyarakat bahwa apabila seseorang terdiagnosis mengidap kanker berarti vonis mati yang hanya tinggal menunggu waktu (Mangan, 2003). Berdasarkan hasil penelitian Nurpeni dkk, (2013), Karena proses operasi pengangkatan payudara yang telah dilakukan membuat berbagai dampak, seperti penurunan fungsi fisik, kehilangan pekerjaannya. Lalu efek dari kemoterapi (seperti rambut rontok, mual, muntah, pusing, sariawan, gangguan menelan, perut kembung, perut panas, perut melilit, sering buang air kecil, lemas, lesu, tidak bisa beristirahat dengan tenang, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing, kaku, sakit/nyeri otot, telinga berdengung dan penglihatan kabur), biaya rumah sakit, keadaan keluarga dirumah selama dia dirawat dirumah sakit, dan takut akan kematian. 29 http://digilib.mercubuana.ac.id/