HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES

advertisement
HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA
PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BAYAT KLATEN
Nur Aini Rahmawati 1), Sutaryono 2), Sri Lestari 3)
STIKES Muhammadiyah Klaten
ABSTRAK
Latar Belakang Penelitian, Senam atau latihan selama kehamilan
memberikan efek positif terhadap pembukaan serviks dan aktivitas uterus yang
terkoordinasi saat persalinan, juga ditemukan secara bermakna onset persalinan
yang lebih awal dan lama persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan
yang tidak melanjutkan senam hamil. Studi pendahuluan di puskesmas Bayat
hanya 40% ibu yang melakukan senam hamil menjalani persalinan lebih cepat
dibandingkan ibu yang tidak melakukan senam hamil
Metode penelitian adalah observasional (non eksperimental) dengan
rancangan case control pendekatan retrospektif. Populasi penelitian adalah semua
ibu bersalin di Puskesmas Bayat Kabupaten Klaten pada periode JanuariDesember 2013 sebanyak 885 orang. Penggunaan sampel penelitian ini adalah 22
ibu yang mengalami persalinan lama dan 22 ibu yang tidak mengalami persalinan
lama. Pengambilan sampel dengan purposive sampling. Instrumen yang
digunakan adalah lembar observasi. Data dianalisis menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value sebesar 0,012 (p < 0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan senam hamil terhadap
lamanya proses persalinan pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Bayat
Klaten. Saran bagi ibu yaitu agar menerapkan pelaksanaan senam hamil secara
teratur pada kehamilan berikutnya agar proses persalinan dapat lebih cepat.
Kata kunci : senam hamil, lamanya proses persalinan, ibu bersalin
30 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 6, No. 11, Januari 2016
I.
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan sangat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak.
World Health Organization (WHO) memperkirakan di seluruh dunia setiap
tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin (Kepmenkes,
2012). Hasil penelusuran Departemen Kesehatan tahun 2011, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 214 per 100.000 kelahiran hidup
sedangkan AKI Propinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan hasil Survey
Kesehatan Daerah sebesar 116 per 100.000 kelahiran hidup dan jumlah
kematian maternal di Kabupaten Klaten sebanyak 19 kematian (Dinkes
Jateng, 2012).
Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 28%, eklampsi
24%, infeksi 11%, partus lama 5%, abortus 5% dan lain-lain (Kepmenkes,
2012). Angka kematian ibu hingga saat ini belum menunjukkan penurunan
yang pasti. Salah satu penyebab kematian ibu adalah persalinan yang tak
normal atau adanya penyulit. Terjadinya persalinan yang tak normal ini
dipengaruhi oleh umur kehamilan, umur ibu, komplikasi kehamilan dan
paritas ibu (Kepmenkes 2003).
Proses persalinan pada ibu bersalin normal berlangsung dalam waktu
kurang dari 24 jam, dimana terbagi dalam empat kala. Kala I pada fase laten
berlangsung selama delapan jam dan fase aktif berlangsung selama tujuh
jam. Persalinan kala II biasanya berlangsung dua jam pada primi dan satu
jam pada multigravida, kala III berlangsung kurang dari 30 menit sedangkan
kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama post
partum (Saifuddin, 2006).
Lamanya proses persalinan dapat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu
tenaga, jalan lahir dan janin. Sampai saat ini yang dapat dikendalikan adalah
masalah tenaga atau power, yaitu ditingkatkan dengan senam hamil. Senam
atau latihan selama kehamilan memberikan efek positif terhadap pembukaan
serviks dan aktivitas uterus yang terkoordinasi saat persalinan, juga
ditemukan secara bermakna onset persalinan yang lebih awal dan lama
persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan yang tidak melanjutkan
senam hamil. Senam hamil dapat membantu persalinan sehingga ibu dapat
melahirkan tanpa kesulitan, serta menjaga ibu dan bayi sehat setelah
melahirkan (Ida, 2012).
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi ibu
hamil sehingga memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang disesuaikan
dengan kondisi ibu hamil. Latihan senam hamil dirancang khusus untuk
menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi keluhan yang timbul
selama kehamilan serta mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam
Nur Aini Rahmawati, Sutaryono, Sri Lestari, Hubungan Senam Hamil …. 31
menghadapi persalinan. Senam hamil biasanya dimulai saat kehamilan
memasuki trimester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30 minggu kehamilan (Ida,
2012).
Senam hamil terbukti dapat membantu proses persalinan menjadi lebih
cepat, dimana hal ini didukung oleh penelitian Riana (2008), yang
membandingkan lamanya persalinan kala II pada ibu yang menjalankan
senam hamil dan tidak. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa senam
hamil memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lama persalinan kala II,
khususnya pada primigravida. Lama persalinan kala II pada ibu hamil yang
melakukan senam hamil lebih cepat/singkat dibandingan dengan lama
persalinan kala II pada ibu hamil yang tidak pernah melakukan senam hamil.
Studi pendahuluan yang penulis lakukan di wilayah kerja Puskesmas
Bayat Klaten pada 2 Januari 2014, diperoleh data bahwa jumlah persalinan
selama Januari-Desember 2013 sebanyak 885 persalinan. Selain itu peneliti
juga melakukan wawancara pada ibu bersalin di Puskesmas Bayat, dimana
dari 10 ibu bersalin hanya 4 orang (40%) yang melakukan senam hamil
selama masa kehamilannya dan hasil observasi saat persalinan menunjukkan
bahwa ibu yang melakukan senam hamil menjalani proses persalinan selama
<24 jam sedangkan ibu yang tidak melakukan senam hamil sebanyak 4 orang
(66,7%) menjalani proses persalinan >24 jam dan hanya 2 orang (33,3%)
yang menjalani proses persalinan <24 jam.
Berdasarkan latar belakang masalah dan studi pendahuluan yang telah
dilakukan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan
Senam Hamil terhadap Lamanya Proses Persalinan Pada Ibu Bersalin di
Wilayah Kerja Puskesmas Bayat Klaten”.
II.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasional dengan menggunakan studi crossectional. Penelitian
observasional merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada
obyek yang bersifat perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan
responden yang digunakan sedikit (Sugiyono, 2010). Cross sectional yaitu
metode pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada
suatu saat, dilakukan dengan cepat dan sekaligus bisa menggambarkan
perkembangan individu (Arikunto, 2010).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai populasi adalah semua
32 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 6, No. 11, Januari 2016
ibu bersalin di Puskesmas Bayat Kabupaten Klaten pada periode Maret-April
2014 yaitu 50 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini
adalah ibu bersalin di Bayat Kabupaten Klaten. Jumlah sampel yang
diperoleh adalah 44 responden. Teknik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian dengan
accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan
(Sugiyono, 2010).
Analisis univariat yaitu analisis yang dilakukan pada variabel bebas
dan terikat. Data hasil penelitian dideskripsikan dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi untuk mendiskripsikan pelaksanaan senam hamil dan
lamanya proses persalinan. Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih yaitu antara
variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis bivariat yang digunakan
adalah dengan menggunakan uji Chi Square (X)2 dengan taraf signifikan
95% (C I : 95% atau α = 0,05) (Sugiyono, 2010).
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
a. Pelaksanaan senam hamil
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Senam Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Bayat Klaten
No.
Pelaksanaan senam hamil
Frekuensi
%
1
Ya
16
36,4
2
Tidak
28
63,6
Jumlah
44
100
Sumber: Data Sekunder 2014
Tabel 4.1 di atas terlihat bahwa hanya 16 responden (36,4%)
yang melaksanakan senam hamil selama kehamilan sedangkan
sebagian besar tidak melaksanakan senam hamil selama kehamilan
yaitu sebanyak 28 responden (63,6%).
b. Lamanya proses persalinan
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Lamanya Proses Persalinan pada
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Bayat Klaten
No.
Lamanya proses persalinan
Frekuensi
%
1
Cepat
22
50,0
2
Lama
22
50,0
Jumlah
44
100
Sumber: Data Sekunder 2014
Pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa responden yang
mengalami persalinan cepat dan lama memiliki jumlah yang sama
yaitu masing-masing sebanyak 22 responden (50%).
Nur Aini Rahmawati, Sutaryono, Sri Lestari, Hubungan Senam Hamil …. 33
2. Analisis bivariat
Tabel 4.3 Hubungan Senam Hamil Terhadap Lamanya Proses Persalinan
Pada Ibu Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Bayat Klaten
No
Pelaksanaan
Lamanya proses
Total
senam hamil
persalinan
X2
p
Cepat
Lama
f
%
F
%
f
%
1.
Ya
12 27,3
4
9,1
16 36,4 6,286 0,012
2.
Tidak
10 22,7
18
40,9 28 63,6
Jumlah
22
50
22
50
44
100
Sumber: Data Sekunder 2014
Pada tabel 4.3 di atas diketahui bahwa responden yang
melaksanakan senam hamil cenderung mengalami proses persalinan cepat
sebanyak 12 responden (27,3%) sedangkan responden yang tidak
melaksanakan senam hamil cenderung mengalami persalinan lama
sebanyak 18 responden (40,9%).
Hasil analisis bivariat diketahui bahwa nilai X2 hitung sebesar
6,286 dan X2 tabel sebesar 3,481 sedangkan nilai p = 0,012 berarti p <
0,05 artinya ada hubungan senam hamil terhadap lamanya proses
persalinan pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Bayat Klaten.
B. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan pada 35 responden yaitu ibu hamil yang
melakukan kunjungan hamil di Puskesmas Jogonalan I Kabupaten
Klaten. Hasil penelitian pelaksanaan senam hamil diperoleh bahwa
sebanyak 16 responden (36,4%) yang melaksanakan senam hamil
sedangkan yang tidak melaksanakan senam hamil sebanyak 40
responden (90,9%). Hasil ini didukung oleh penelitian Wulandari
(2006), bahwa sebesar 62,5% responden pada penelitiannya tidak
melakukan senam hamil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu
hamil belum begitu faham tentang senam hamil sehingga fakta pada
penelitian di lapangan lebih banyak ditemukan ibu yang tidak melakukan
senam hamil. Menurut Depkes (2009), senam hamil merupakan suatu
terapi latihan gerak untuk mempersiapkan seorang ibu hamil baik fisik
maupun mental pada persalinan yang cepat, aman dan spontan.
Ida (2012), menyebutkan bahwa senam hamil apabila dilakukan
dengan benar dan teratur maka dapat memperlancar proses persalinan.
Teori tersebut mendukung hasil penelitian ini, dimana banyaknya
responden yang tidak melakukan senam hamil menyebabkan lamanya
34 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 6, No. 11, Januari 2016
proses persalinan pada responden yaitu sebanyak 22 responden (50%).
Hasil ini sebanding dengan penelitian Riana (2008), yaitu sebagian besar
responden yang tidak melakukan senam hamil mengalami persalinan
kala II lama (48%).
Salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya proses persalinan
adalah pelaksanaan senam hamil. Hal ini didukung oleh Ida (2012),
bahwa manfaat senam hamil adalah untuk meningkatkan kebutuhan
oksigen dalam otot, merangsang paru-paru dan jantung juga kegiatan
otot dan sendi, secara umum menghasilkan perubahan pada keseluruhan
tubuh terutama kemampuan untuk memproses dan menggunakan
oksigen, meningkatkan peredaran darah, meningkatkan kebugaran dan
kekuatan otot, meredakan sakit punggung dan sembelit, memperlancar
persalinan, membakar kalori (membuat ibu dapat lebih banyak makan
makanan sehat), mengurangi keletihan serta menjanjikan bentuk tubuh
yang baik setelah melahirkan.
Hasil analisis bivariat hubungan senam hamil terhadap lamanya
proses persalinan pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Bayat
Klaten menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan nilai
p = 0,012 berarti p < 0,05. Jadi dalam hal ini hipotesis kerja diterima,
yang berarti bahwa pelaksanaan senam hamil berpengaruh terhadap
lamanya proses persalinan. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yaitu
responden yang melaksanakan senam hamil cenderung mengalami
proses persalinan cepat sebanyak 12 responden (27,3%) sedangkan
responden yang tidak melaksanakan senam hamil cenderung mengalami
persalinan lama sebanyak 18 responden (40,9%).
Hasil ini terlihat bahwa pelaksanaan senam hamil pada ibu hamil
sangat mempengaruhi kecepatan lamanya proses persalinan. Penelitian
ini didukung oleh Riana (2008), yang membandingkan lamanya
persalinan kala II pada ibu yang menjalankan senam hamil dan tidak.
Hasil yang diperoleh menujukkan bahwa senam hamil memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap lama persalinan kala II, khususnya
pada primigravida. Lama persalinan kala II pada ibu hamil yang
melakukan senam hamil lebih cepat/singkat dibandingan dengan lama
persalinan kala II pada ibu hamil yang tidak pernah melakukan senam
hamil. Dari hasil penelitian ini didapatkan hasil senam hamil memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap lama persalinan kala II, khususnya
pada primigravida dengan nilai p 0,017 (p < 0,05).
Lamanya proses persalinan dapat dipengaruhi oleh tiga hal yaitu
tenaga, jalan lahir dan janin. Sampai saat ini yang dapat dikendalikan
Nur Aini Rahmawati, Sutaryono, Sri Lestari, Hubungan Senam Hamil …. 35
adalah masalah tenaga atau power, yaitu ditingkatkan dengan senam
hamil. Senam atau latihan selama kehamilan memberikan efek positif
terhadap pembukaan serviks dan aktivitas uterus yang terkoodinasi saat
persalinan, juga ditemukan secara bermakna onset persalinan yang lebih
awal dan lama persalinan yang lebih singkat dibandingkan dengan yang
tidak melanjutkan senam hamil. Senam hamil dapat membantu
persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan, serta menjaga
ibu dan bayi sehat setelah melahirkan (Ida, 2012).
Senam hamil adalah program kebugaran yang diperuntukkan bagi
ibu hamil sehingga memiliki prinsip-prinsip gerakan khusus yang
disesuaikan dengan kondisi ibu hamil. Latihan senam hamil dirancang
khusus untuk menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi
keluhan yang timbul selama kehamilan serta mempersiapkan fisik dan
psikis ibu dalam menghadapi persalinan. Senam hamil biasanya dimulai
saat kehamilan memasuki trimester ketiga, yaitu sekitar usia 28-30
minggu kehamilan (Ida, 2012).
Senam hamil diperlukan untuk meningkatkan kesiapan fisik dan
mental calon ibu selama proses persalinan. Menurut Ida (2012),
pelaksanaan senam hamil pada latihan pernapasan sangat bermanfaat
untuk mendapatkan oksigen, melatih agar ibu siap menghadapi
persalinan. Senam hamil juga dapat membantu proses relaksasi untuk
mengatasi ketegangan atau rasa sakit saat proses persalinan serta
membantu persalinan sehingga ibu dapat melahirkan tanpa kesulitan,
serta menjaga ibu dan bayi sehat setelah melahirkan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang
“Hubungan Senam Hamil terhadap Lamanya Proses Persalinan Pada Ibu
Bersalin di Wilayah Kerja Puskesmas Bayat Klaten” adalah sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan senam hamil pada ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas
Bayat Klaten adalah sebanyak 16 responden (36,4%).
2. Lamanya proses persalinan pada ibu bersalin di wilayah kerja
Puskesmas Bayat Klaten adalah sebanyak 22 responden (50%) yang
mengalami proses persalinan lama.
3. Ada hubungan senam hamil terhadap lamanya proses persalinan pada
ibu bersalin di wilayah kerja Puskesmas Bayat Klaten dengan p value
0,012 (p < 0,05).
36 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 6, No. 11, Januari 2016
B. Saran
1. Bagi institusi pelayanan kesehatan
Dinas kesehatan disarankan untuk meningkatkan motivasi kepada ibu
hamil untuk melaksanakan senam hamil baik melalui penyuluhan,
demonstrasi langsung maupun dengan leaflet dan poster.
2. Bagi bidan
Meningkatkan pemberian pelatihan pelaksanaan senam hamil pada ibu
hamil agar proses persalinan berlangsung lebih cepat.
3. Bagi responden
Dapat menerapkan pelaksanaan senam hamil secara teratur pada
kehamilan berikutnya agar proses persalinan dapat lebih cepat.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut dengan menambah
jumlah variabel dan jumlah sampel serta melakukan penelitian
eksperimen dengan memberikan pelatihan senam hamil secara
langsung kepada ibu hamil dan mengobservasi langsung proses
persalinannya.
5. Bagi institusi pendidikan
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai literatur kaitannya dengan
hubungan senam hamil dengan lamanya proses persalinan pada ibu
bersalin.
Nur Aini Rahmawati, Sutaryono, Sri Lestari, Hubungan Senam Hamil …. 37
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.
Jakarta.
Depkes RI. 2009. Senam Hamil : dilakukan setiap hari untuk memperlancar
proses persalinan. Depkes RI. Jakarta.
Dinkes Jawa Tengah. 2012. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Departemen Kesehatan Jawa Tengah.
Ida. 2012. Senam Hamil. Didapat dari : http://www.mediabangsa.com/home/112kehamilan/572-senam-hamil.pdf. tanggal akses 30 November 2013.
KepMenKes. 2003. the global agenda of the UN’s agency for children. Depkes
RI. Jakarta.
KepMenkes. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Mochtar, Rustam. 2000. Sinopsis Obstetri. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
Riana. 2008. Pengaruh Senam Hamil terhadap Lama Persalinan Kala II pada
Ibu Bersalin Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Cilimus
Kabupaten Kuningan. Universitas Bina Indonesia. Banyumas.
Riwidikdo. 2007. Statistik Kesehatan. Mitra Cendikia Press. Yogyakarta.
Saifuddin, AB. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. YBPSP. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.
Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta.
Wulandari. 2006. Efektivitas Senam Hamil Sebagai Pelayanan Prenatal dalam
Menurunkan Kecemasan Menghadapi Persalinan Pertama. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Yuliasari. 2010. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Pelaksanaan Senam
Hamil di Puskesmas Ciputat Tangerang Selatan. Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah. Jakarta.
Download