ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan IlmuKomunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam(S.Kom.I) Oleh: BOBBY DWI SANJAYA NIM. 108051000107 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 15 Juli 2013 Bobby Dwi Sanjaya i Bobby Dwi Sanjaya “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah” ABSTRAK Skripsi ini berjudul Analisis Isi Terhadap Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah. Pemilihan judul ini dilatar belakangi oleh keberadaan novel yang menjadi alternatif untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Karena novel saat ini menjadi salah satu sarana untuk berdakwah. Tidak sedikit pendakwah atau da’i kini lebih memilih novel sebagai media dakwahnya karena lebih digemari dan diminati saat ini. Dengan keunggulan novel yang mudah dicerna kata per kata, tidak lekang oleh waktu membuat novel terlihat semakin unggul dari media lain sebagai sarana berdakwah. Bahkan saat ini tidak sedikit film berawal dari cerita novel. Hal inilah yang memberikan kemudahan jalan bagi para da’i untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad’u. Kelebihan novel Moga Bunda Disayang Allah ini adalah novel ini merupakan novel yang menggambarkan tentang bagaimana kita harus bersabar, berdoa, berusaha dan terus bersyukur. Dimana isi dalam novel menceritakan tentang Melati seorang anak buta,tuli dan bisu yang berjuang untuk hidup, untuk mengenal dunia dengan dibantu doa dan kesabaran bunda serta usaha yang dilakukan Melati dengan dibantu Karang Melati berhasil mengenal dunia dengan caranya. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan analisis isi pesan dakwah pada novel Moga Bunda Disayang Allah. Dengan merumuskan pertanyaan yakni apa saja isi pesan dakwah yang terdapat pada novel Moga Bunda Disayang Allah? Dan pesan dakwah apa yang paling dominan pada novel Moga Bunda Disayang Allah? Untuk mendapatkan data dan hasil yang sempurna, dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metodologi penelitian analisis isi (Content Analysis) melalui pendekatan kuantitatif, menurut R. Holsty, analisis isi pesan adalah suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat disampaikan oleh komunikator. Dan teknik analisis dibuat kategori pesan dakwah yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, kemudian membuat lembar koding yang diisi oleh juri yang berjumlah tiga orang yang telah ditetapkan sebelumnya, dan juri tersebut haruslah kompeten. Selanjutnya hasil kesepakatan juri dijadikan sebagai koefisien reabilitas dan terakhir melakukan perhitungan mengenai pesan dakwah yang dominan. Isi pesan yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ini mengandung pesan dakwah aqidah, akhlak dan syariah. Setelah peneliti menganalisis isi pesan dakwah dalam novel Moga Bunda Disayang Allah yang terdiri dari 8 bab. Dan pesan yang paling dominan adalah pesan dakwah akhlak dengan presentase 38,4 %, selanjutnya pesan syariah dengan 32 % dan pesan dakwah aqidah dengan 29,6% Keywords : Novel, Analisis isi, Pesan dakwah i KATA PENGANTAR Alhamdulillah wa Syukurillah puji syukur penulis panjatkan atas semua nikmat dan karunia yang Allah berikan selama ini, yang tak henti-hentinya memberikan kekuatan yang luar biasa disaat penulis merasakan lelah dan jenuh menghadapi semua kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi yang berjudul Analisis Isi Terhadap Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah telah disusun. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah Nabi Besar Muhammad SAW yang yang membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan penuh dengan pengetahuan seperti pada saat ini dan semoga kita semua mendapat syafaatnya. Amin ya rabbal alamin. Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata karena sesungguhnya tanpa kehendak-nya segala sesuatu tidak mungkin terjadi. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Betapa pun hebatnya manusia, tak ada yang bisa melakukan segala sesuatunya sendiri tanpa bantuan orang lain. untuk itu perkenankanlah penulis secara khusus dengan hormat dan bangga menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam kepada: 1. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. ii 2. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 3. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 4. Drs. Zumroni, MSi, selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. 5. Umi Musyarofah MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan ini. terutama dalam pengurusan nilai-nilai kuliah. 6. Dr. Armawati Arbi, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi, terima kasih untuk waktunya, untuk motivasinya, untuk masukannya yang dengan sabar memberikan petunjuk, arahan serta bimbingan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak ternilai harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus. dan tidak lupa pula kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, juga para staff perpustakaan Fakultas maupun Universitas yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama menjalani studi di kampus. 8. Ayahanda tercinta (Sidik) dan ibunda tersayang (Ely Sumiati) yang dengan kasih sayangnya tak pernah kenal lelah dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya dan selalu memberikan motivasi, doa dan seluruh pengorbanannya baik moril maupun materil. Sehingga penulis bisa seperti sekarang ini. Jasa kalian tidak dapat terbayar oleh apapun. Untuk semua iii saudara-saudaraku. Terima kasih atas semua dukungan kalian selama ini. Semoga hal baik yang ada dalam diri penulis, bisa menjadi contoh yang baik pula untuk kalian, khususnya untuk adikku yang masih studi, semangat terus untuk jadi yang sukses dunia akhirat. Amin... 9. Untuk Dewi Angela terimakasih buat dukungan moril maupun materil yang diberikan, terima kasih buat waktunya selama ini dalam menemani menyelesaikan skripsi. 10. Teman-teman KPI D Best angkatan 2008 semua yang telah sama-sama berjuang dalam menempuh pendidikan di UIN Jakarta. Terima kasih selalu menemani dan selalu bawel dalam memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi. Akhir kata, hanya do’a dan harapan yang dapat penulis panjatkan, semoga semua kebaikan kalian senantiasa Allah balas dengan limpahan karunia dan keberkahan bagi kita semua. Amin Amin Yaa Rabbal ‘alamiin… Jakarta, 15 Juli 2013 Penulis iv DAFTAR ISI ABSTRAK.................................................................................................................... i KATA PENGANTAR................................................................................................. ii DAFTAR ISI................................................................................................................. v BAB I BAB II BAB III PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah............................................ 5 C. Tujuan Penelitian............................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian............................................................................ 6 E. Metodologi Penelitian....................................................................... 7 F. Tinjauan Pustaka.............................................................................. 12 G. Sistematika Penulisan....................................................................... 14 TINJAUAN TEORITIS A. Teori Naratif...................................................................................... 16 B. Pengertian Analisis Isi....................................................................... 22 C. Pesan Dakwah.................................................................................... 24 1.Pengertian Dakwah......................................................................... 24 2. Pengertian Pesan Dakwah.............................................................. 24 3. Unsur-Unsur Dakwah.................................................................... 30 4. Tujuan Dakwah............................................................................... 32 D. Novel.................................................................................................. 34 1. Pengertian Novel......................................................................... 34 2. Unsur-Unsur dalam Novel........................................................... 35 3. Novel Sebagai Media Dakwah.................................................... 40 GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH A. Biografi Tere Liye............................................................................... 42 B. Deskripsi Novel Moga Bunda Disayang Allah.................................. 43 v BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH A. Temuan Data Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah.............. 41 B. Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah............ 53 C. Pesan Dakwah Yang paling Dominan Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah..................................................................................... 58 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan......................................................................................... 63 B. Saran.................................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 65 LAMPIRAN..................................................................................................................... 68 vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Dahulu aktivitas dakwah hanya dilakukan melalui lisan, yakni informasi disampaikan melalui mulut ke mulut. Kini aktivitas dakwah tersebut berkembang sesuai perkembangan zaman. Kegiatan dakwah pada saat ini tidak hanya dilakukan dengan cara penyampaian melalui lisan saja, dakwah juga dapat disampaikan melalui media massa,seperti surat kabar, koran, majalah, televisi, radio, internet. dan juga karya sastra seperti novel. Dakwah merupakan suatu bentuk proses penyampaian ajaran islam. Dakwah Islam adalah dakwah ke arah kualitas puncak dari nilai-nilai kemanusiaan dan peradaban.1 Karya sastra terbagi beberapa macam diantaranya cerpen, puisi, novel dan drama. Dalam penelitian ini peneliti akan membedah suatu novel. Novel merupakan cerita prosa tentang kehidupan manusia seperti halnya cerpen. Perbedaannya novel memiliki cerita lebih panjang dibandingkan cerpen, tetapi isinya lebih terbatas daripada roman. Novel sebagai salah satu dari seni karya sastra saat ini tidak hanya dapat dijadikan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan yang tersirat pada tulisan yang tercantum dalam novel tersebut. Novel sebagai salah satu karya sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang 1 Muhammad Al-Bahy, Islam Agama Dakwah Bukan Revolusi, (Jakarta: Kalam Mulia, 1997),h.47 1 menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu karya sastra juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalui tulisan yang indah, sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca. Salah satu sifat yang dominan dari sebuah novel ialah mampu merubah pandangan hidup ataupun cara berfikir pembacanya, oleh karena itu novel merupakan salah satu bentuk sarana yang efektif dalam menyampaikan suatu pesan diantaranya pesan-pesan dakwah ataupun moral yang bertujuan untuk mengubah prilaku seseorang ke arah yang lebih baik. Novel merupakan segmentasi remaja Indonesia yang telah menjadi buah bibir saat ini. Terhitung dengan mulai keluarnya novel yang berjudul ayat-ayat cinta karya Habiburrahman yang kemudian diangkat ke layar lebar, disusul dengan novel ketika cinta bertasbih dengan pengarang yang sama. Dan banyak lagi novel-novel bernuansa islam yang berpredikat best seller. Tingginya apresiasi masyarakat terhadap novel menjadikan motivasi bagi peneliti untuk menyampaikan berbagai pesan melalui novel. Setiap novel mengandung tema yaitu dasar pemikiran penulis yang disampaikan lewat karya-karyanya, maka dasar atau tema cerita merupakan sasaran atau tujuan yang paling penting dalam sebuah cerita. Umumnya dalam karya sastra yang berbentuk novel tidak pernah lepas dari latar belakang pengarangnya, apabila seorang pengarangnya muslim maka sangat besar lahirnya karya sastra yang dilatar 2 belakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya ataupun yang sedang berlangsung.2 Di era modern saat ini, dakwah harus dikemas dengan berbagai cara dan sarana, agar dakwah terlihat menarik, lebih efektif dan juga tidak ketinggalan zaman. Sehingga diharapkan dakwah yang mengajarkan ajakan kebaikan bisa sampai kepada seluruh lapisan golongan masyarakat. Ada anggapan bahwa siapapun yang menguasai informasi maka ia akan menjadi penguasa dunia. Anggapan ini menggugah umat muslim agar bisa memanfaatkan kekuatan media massa untuk memaksimalkan dakwah islam ke semua lapisan golongan masyarakat. Novel sebagai karya sastra media cetak melalui tulisantulisannya dan bentuk katanya memungkinkan kita memaksimalkan pemikiranpemikiran yang ada dalam tulisan. Manusia sebagai makhluk yang mempunyai sifat bosan dan jenuh atas sesuatu hal yang monoton perlu dijejali oleh suasana baru seperti halnya mendengarkan atau menyerap pesan dakwah. Dakwah pun membutuhkan modifikasi atau dakwah harus mempunyai ragam dan cara yang berbeda-beda agar sifat manusia yang bosan dan jenuh itu tidak muncul. Saat ini masih banyak orang yang membaca sebuah karya sastra sekedar hiburan saja, tanpa berusaha untuk merenungkan apa pesan yang terkandung di 2 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 1995), hal. 322. 3 dalamnya. Dalam hal ini peneliti berusaha untuk menggali isi pesan yang terdapat dalam sebuah novel atau karya sastra. Novel yang menceritakan sebuah kehidupan yang tidak bisa kita bayangkan, dimana terdapat sebuah keluarga kaya raya, mempunyai kekurangan bernama Melati. Melati adalah seorang putri tunggal yang memiliki keterbatasan dengan kekurangan fisiknya yang buta, tuli, dan bisu. Berbagai macam dokter telah didatangkan namun apa daya, Melati masih belum dapat disembuhkan. Hingga suatu saat bunda mendengar kabar ada pemuda yang sangat dekat dengan anak-anak, dia bisa mengetahui dan meluluhkan hati anakanak. Pemuda itu bernama karang. Kejadian 3 tahun sebelumnya pemuda itu mengalami tragedi yang menyebabkan anak didiknya meninggal dan membuat dirinya sendiri frustasi. Hal itu tidak menyurutkan bunda untuk datang ke Karang memohon bantuan dalam membantu mengajarkan Melati mengenal bunda, ayah, dan tentunya sang pencipta. Novel Moga Bunda Disayang Allah ini sangat menarik, banyak kisah yang mengajarkan tentang kesabaran, akhlak mahmudah yang baik untuk ditiru dan akhlak madzmumah yang tidak pantas ditiru. Selain itu, Novel berjudul Moga Bunda Disayang Allah ini merupakan salah satu buku berpredikat best seller, dimana buku ini mendapat respon dari pembaca sehingga penerbit REPUBLIKA menobatkan novel ini sebagai salah satu novel berpredikat best seller. 4 Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul pada penelitian ini yaitu “ANALISIS ISI TERHADAP PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah maka penulisan yang tepat dalam pembatasan skripsi ini, masalah yang akan dibatasi adalah pesan dakwah yang terdapat pada novel Moga Bunda Disayang Allah dengan menggunakan pendekatan analisis isi kuantitatif dan metode random sampling (sampel secara acak). 2. Perumusan Masalah Dengan Demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu: a. Apa saja isi pesan dakwah yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah? b. Pesan apakah yang paling dominan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ? C. Tujuan penelitian Berdasarkan pokok permasalah diatas, ada beberapa tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian terhadap novel Moga Bunda Disayang Allah, yaitu: 5 1. untuk mengetahui pesan dakwah yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah 2. untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominan. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat akademis Penelitian ini dapat menjadi sebuah kajian yang menarik dalam menempatkan novel sebagai salah satu media penyampaian pesan yang diharapakan memberikan kontribusi yang positif pada khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan, moral dan dakwah melalui novel. Serta dapat menambah wawasan bagi penulis dan pembacanya. 2.Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah wawasan untuk mahasiswa dan elemen masyarakat luas tentang bagaimana kita tetap menerapkan ajaran-ajaran Islam dan menempatkan moral yang baik dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan motivasi kepada para penulis untuk terus berkreasi menciptakan novel yang mendidik. E. Metodologi penelitian. 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah analisis isi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. yaitu dengan cara mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk 6 melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan, yang akhirnya akan melahirkan generalisasi. 2. Metode Penelitian Metode yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis), yaitu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi atau disebut juga dengan content analysis yang bersifat kuantitatif, Adapun pengertian isi yang nyata di sini merupakan isi yang tersurat, yang berarti isi tersebut harus di-coding seperti apa adanya yang tersurat (tampak), bukan seperti yang dirasakan peneliti. Metode analisis ini digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah novel Moga Bunda Disayang Allah. Krippendorf mengemukakan kajian isi adalah tekhnik penelitian yang dimanfaatkan menarik kesimpulan yang dapat ditiru dan sahih data atas dasar konteksnya, sedangkan R.Holsty memberikan definisi bahwa kajian isi adalah tekhnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.3 3. Subjek dan objek penelitian Subjek dan objek penelitian adalah sumber tempat memeroleh data. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah novel Moga Bunda Disayang Allah dan sebagai objek penelitiannnya adalah isi pesan yang ada pada 3 Soejono & Abdurrahman, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), cet. Ke 1.h,13 7 pembahasan yang terpilih dengan cara random sampling dalam novel Moga Bunda Disayang Allah. 4. Teknik pengumpulan data Studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, dan buku-buku novel, serta data tentang novel yang didapat dari internet. Langkah-langkah pengumpulan data yakni membaca novel Moga Bunda Disayang Allah secara berulang-ulang kemudian mencatat kalimatkalimat yang menyatakan isi pesan yang mengandung nilai dakwah. 5. Teknik pengolahan data a. Kategorisasi Setelah peneliti menetapkan data, peneliti menggunakan coding sheet, yaitu tabel yang berisikan kategori pesan menjadi objek penelitian. Coding sheet dibuat berdasarkan kategorisasi yang ditetapkan. Penyusunan kategorisasi pesan yang diteliti meliputi tiga kategorisasi besar yaitu pesan Aqidah, Akhlak dan Syariah. Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan dakwah dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, maka peneliti membuat kategori-kategori pesan dakwah sesuai dalam bentuk tabel kategorisasi berikut : 8 No Kategorisasi 1 Aqidah 2 Akhlak 3 Syariah Berdasarkan kategorisasi tersebut penulis membuat definisi operasional sebagai berikut: 1) Aqidah, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada rasul-rasul Allah, iman kepada hari akhir (kiamat) dan iman kepada qada dan qadar. 2) Akhlak, adalah sifat yang tertanam dalam diri manusia. Sifat tersebut dapat dinilai baik dan buruk dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan norma agama. 3) Syariah, yang dimaksud dengan syariah yaitu aturan atau undang-undang yang turun dari Allah untuk mengatur hubungan sesama manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah yaitu berhubungan dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan dan hukum Allah dalam mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. 4 4 Moh Ali Azis, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 94-95. 9 b. Penjurian atau koder Untuk memperoleh realibilitas dan validitas kategori isi pesan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah , penulis mengadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari orang yang dianggap kredibel. Hasil kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reabilitas. Untuk mencapai koefisiensi rebilitas kategori antar juri, peneliti menggunakan rumus Holsty (1969:17-150)5 Koefisien Reabilitas : 2M N1+N2 Keterangan: 2M = Nomor yang sama antar juri N1+N2 = Jumlah item yang dibuat oleh tim juri M = Kesepakatan antar juri N = Jumlah yang diteliti Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri (komposit reabilitas), dengan menggunakan rumus: Komposit Reabilitas : N (x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) Keterangan : 5 Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-1, h. 76. 10 N = Jumlah juri X = Rata-rata koefisien reabilitas antar juri 5. Teknik analisa data Data yang sudah terkumpul diperoleh dari penilaian juri akan diamati, dihitung dan diberi nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabilitas tiap juri. Antar juri 1 dan 2, 2 dan 3, 1 dan 3. Koder yang terdiri dari juri I, Solihin (Ustadz dan Tokoh Masyarakat), juri II Martcy Chrisna Dwi Putranti (Guru), juri III Firmansyah (Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), Menampilkan cerita dari sub judul berdasarkan kategorisasi secara sistematik, dari hal ini maka dibuat kategorisasi nilai akidah, akhlak dan syariah untuk mengamati isi pesan pada novel Moga Bunda Disayang Alllah. 6. Pedoman Penulisan Isi penulisan ini akan ditulis berdasarkan penulisan skripsi yang mengacu pada pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang berlaku di UIN Jakarta yaitu CeQDa.6 G. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut 6 Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisa Karya Ilmiah, (Jakarta: CeQDA, 2007), hal 34. 11 pengamatan penulis dari hasil observasi yang telah penulis lakukan sampai saat ini tidak menemukan judul yang serupa dengan judul yang penulis ajukan. Penelitian mengenai analisis media cetak terutama novel-novel memang telah banyak di temui, khususnya difakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Jakarta, namun tidak mengecilkan hati dan minat penulis untuk meneruskan penelitian ini karena beberapa hal yang penulis anggap menjadi kelebihan dari novelnovel yang lain. Dan berikut beberapa karya tulisan yang menjadi tolak ukur diantaranya adalah. Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El-Khalieqy, skripsi yang ditulis oleh Siti Rizkia Kamilah, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dengan judul, yang isinya menjelaskan tentang isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel dan menggunakan kategorisasi Aqidah, akhlaq dan syariah.7 Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel “Gadis Pantai” karya Pramoedya Ananta Toer, di tulis oleh Toni Sultoni, 2007 membahas tentang pesan dakwah yang terdapat dalam novel “ Gadis Pantai”. Secara garis besar pembahasan terlihat lebih kepada pesan moral yang terdapat dalam novel gadis pantai metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan 3 korder/juri.8 7 Siti Rizkia Kamilah, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El-Khalieqy (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). 8 Toni Sultoni, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Gadis Pantai, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). 12 Analisis isi pesan dakwah dalam Novel “ketika mas gagah pergi” karya Helvy Tiana Rosa yang diteliti oleh Dina Kusumaningrum 2009, pada penelitian ini hanya dibatasi pada salah satu novel karya Helvy Tiana Rosa. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan 3 korder/juri. Dan membahas pesan dakwah paling dominan antar ketiga kategori tersebut. 9 Pada penelitian sebelumnya hampir semua menekankan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada penelitian sebelumnya semua menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menekankan penelitian dalam segi keagamaan, sedangkan peneliti dalam penelitian mengungkap pesan-pesan yang tetap menyangkut pada aspek keagaman dan moral. Peneliti menganalisa tentang novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere-Liye. Peneliti memilih judul tersebut dilihat dari judulnya menarik untuk diteliti. Juga dikarenakan belum adanya yang menganalisa tentang novel Moga Bunda Disayang Allah karya Tere-Liye. Dan di dalam novel tersebut diharapkan dapat menjadi contoh melalui tokoh dan kisahnya. Demikian alasan penulis dalam mengajukan judul skripsi “Analsisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah.” H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasan menjadi 5 bab yang meliputi: BAB I PENDAHULUAN 9 Dina Kusumaningrum, Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Ketika Mas Gagah Pergi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah). 13 Membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORITIS Membahas tentang pengertian analisis isi, pengertian dakwah, pengertian pesan dakwah, unsur-unsur dakwah, novel sebagai media dakwah, pengertian novel, pengertian novel islam, unsur-unsur dalam novel. BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH Membahas tentang latar belakang kehidupan Tere-Liye dan karyakaryanya, seputar novel Moga Bunda Disayang Allah. BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH KARYA TERE-LIYE Pembahasan pesan dakwah, kategori pesan dakwah dan pesan dominan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah. BAB V PENUTUP Membahas tentang kesimpulan dan saran 14 BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEP A. Teori Naratif Teori ini dikembangkan oleh Walter Fisher. Walter Fisher yang lebih suka menyebut teori ini sebagai paradigma naratif. Teori ini mengemukakan keyakinan bahwa manusia adalah seseorang pencerita dan bahwa pertimbangan akal ini, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Akar pemikiran Fisher berupaya menggambarkan dan menjelaskan komunikasi sebagai storytelling. Dalam pandangannya, Storytelling bukanlah aktivitas sesaat, melainkan proses yang terus-menerus di mana kita merasakan dunia dan berkomunikasi satu sama lainnya.1 Manusia lebih mudah terbujuk oleh sebuah cerita yang bagus dari pada argument yang baik. Mengkonsepkan bahwa manusia adalah pencerita dan manusia mengalami kehidupan dalam suatu bentuk narasi. Fisher mendefenisikan narasi sebagai tindakan simbolik (kata - kata) dan atau tindakan yang memiliki rangkaian serta makna bagi siapapun yang hidup, mencipta atau memberi interpretasi (Fisher, 1987:58). Ini merupakan cara pandang yang sangat luas dalam melihat narasi. Oleh karena itu, hampir sulit untuk tidak mengidentifikasi komunikasi sebagai narasi.2 Logika narasi lebih dipilih dibandingkan logika tradisional yang digunakan dalam argumentasi. Logika narasi (logika dari pemikiran yang luas), menyatakan bahwa orang menilai kredibilitas pembicara melalui apakah ceritanya runtut (mempunyai koherensi) dan terdengar benar 1 West, Richard dan Turner, Lynn. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika), Edisi 3, 2008, h. 44. 2 Ibid., h. 45. 15 (mempunyai ketepatan). Paradigma atau naratif memungkinkan sebuah penilaian demokratis terhadap pembicara karena tidak ada seorang pun yang harus dilatih secara khusus agar mampu menarik kesimpulan berdasarkan konsep koherensi dan kebenaran.3 1. Asumsi Dasar Teori Naratif: Ada lima asumsi dasar teori naratif, antara lain:4 a. Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencerita. Fisher (1987) mengatakan bahwa manusia merupakan homo narrans sebagai metafora untuk menjelaskan kemanusiaan. Cerita merupakan hal mendasar dalam hidup yang mempengaruhi, menggerakkan, dan membentuk dasar keyakinan dan tindakan kita. Dalam berkomunikasi dengan dengan pihak lain, manusia juga memposisikan dirinya sebagai pencerita tersebut. Fisher memunculkan asumsi demikian karena berdasar pengamatannya naratif bersifat universal, ditemukan dalam semua budaya dan periode waktu. Dalam hal ini Elkins (dalam Turner, 2008) mengatakan bahwa manusia pada dasarnya menggunakan cerita dalam semua aspek kehidupan keseharian kita, untuk menghabiskan waktu, menyampaikan informasi, untuk menempatkan diri di sebuah tempat, keluarga, dan komunitas. b. Keputusan mengenai harga dari sebuah cerita didasarkan pada “pertimbangan sehat” (good reasons). Yang dimaksud pertimbangan yang sehat adalah individu membuat keputusan mengenai cerita mana yang akan diterima dan mana yang ditolak berdasarkan apa yang masuk akal bagi dirinya. Asumsi ini memberitahu kepada kita bahwa tidak semua 46. 3 West, Richard dan Turner, Lynn. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, h. 4 Ibid., h. 50. 16 cerita itu sama atau sebanding dalam hal efektivitasnya, sebaliknya faktor dalam pemilihan cerita dibuat berdasarkan alasan-alasan yang bersifat personal dibanding daripada berdasarkan pemikiran yang logis. Semua orang mempunyai kapasitas untuk menjadi rasional dalam paradigma naratif. Karena ukuran rasionalitas dalam paradigma naratif berbeda dengan ukuran rasionalitas tradisional yang mendasarkan pada logika formal. Setiap orang mengambil keputusan-keputusan hidup menganggap cara berfikirnya logis dan rasional menurut ukuran personal orang bersangkutan. c. Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah, biografi, budaya dan karakter. Asumsi ini memperjelas bahwa ukuran rasionalitas manusia itu tidak sama satu sama lain. Masing-masing orang mempunyai ukuran dan jenis rasionalitasnya sendiri. Munculnya rasionalitas tertentu pada seseorang tergantung konteks di mana mereka terikat. d. Rasionalitas didasarkan pada penilaian orang mengenai konsistensi dan kebenaran sebuah cerita. Orang akan mempercayai sebuah cerita selama cerita tersebut terlihat konsisten secara internal dan dapat dipercaya. Yang perlu digarisbawahi di sini bahwa rasionalitas yang dimaksud dalam paradigma naratif ini berbeda dengan rasionalitas tradisional. Sebuah cerita dikatakan runtut ketika pencerita tidak meninggalkan detail-detail yang penting atau mengkontradiksi elemen-eleman dalam cerita dengan cara apapun. e. Kita mengalami dunia sebagai dunia yang diisi dengan cerita dan kita harus memilih dari cerita yang ada. Kita mengalami dunia sebagai dunia 17 yang diisi dengan cerita, dan kita harus memilih dari cerita yang ada, dan ketika kita memilih cerita-cerita tersebut, kita akan mengalami kehidupan secara berbeda, juga memungkinkan untuk menciptakan ulang kehidupan kita.5 2. Konsep Dasar Teori Naratif Beberapa konsep kunci yang membentuk inti dari kerangka pendekatan naratif, yaitu:6 a. Konsep narasi. Dalam perspektif Fisher narasi lebih dari sekedar cerita yang memiliki plot dengan awal, pertengahan dan akhir. Melainkan, mencakup deskripsi verbal atau nonverbal apapun dengan urutan kejadian yang oleh pendengar diberi makna. Hal ini tentunya Fisher menunjuk bahwa Semua komunikasi adalah narrative (cerita). Dia beragumen bahwa narrative bukanlah gender tertentu tetapi lebih kepada cara dari pengaruh sosial. b. Rasionalitas Naratif. Standar untuk menilai cerita mana yang dipercayai dan mana yang diabaikan. Karena kehidupan kita dialami dalam naratif, kita membutuhkan metode untuk menilai cerita mana yang kita percayai dan mana yang tidak kita perhatikan. Fisher manyatakan bahwa tidak semua cerita sama atau tidak semua cerita memiliki power yang sama untuk bisa dipercayai. Fisher mengidentifikasi dua hal prinsip dalam rasionalitas naratif, yakni koherensi (coherence) dan kebenaran (fidelity). c. Koherensi, adalah konsistensi internal dari sebuah naratif. Prinsip rasionalitas naratif yang menilai konsistensi internal dari sebuah cerita. 5 6 West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi – Teori dan Aplikasi, h. 50. Ibid., h. 52. 18 Prinsip koherensi merupakan standar yang penting dalam menilai rasionalitas naratif, yang pada akhirnya akan menentukan apakah seseorang menerima naratif tertentu atau menolaknya. Koherensi sering kali diukur oleh elemen-elemen organisasional dan struktural dari sebuah naratif. Sehingga koherensi didasarkan pada tiga tipe konsistensi yang spesifik, yaitu: 1) Koherensi struktural, berpijak pada tingkatan di mana elemen-elemen dari sebuah cerita mengalir dengan lancar. Suatu jenis koherensi yang merujuk pada aliran cerita. Ketika cerita membingungkan, ketika satu bagian tidak tersambung dengan bagian berikutnya, atau ketika alurnya tidak jelas, maka cerita itu kekurangan koherensi struktural. 2) Koherensi material, merujuk pada tingkat kongruensi antara satu cerita dengan cerita lainnya yang sepertinya berkaitan dengan cerita tersebut. jenis koherensi yang merujuk pada kongruensi antara satu cerita dan cerita lainnya yang berkaitan. Jika semua cerita kecuali satu menyatakan masalah bahwa seorang teman telah memberikan informasi yang keliru sehingga menimbulkan situasi yang memalukan bagi yang seorang lagi, anda cenderung tidak akan memercayai satu cerita yang berbeda sendiri tersebut. Anda akan percaya bahwa cerita yang berbeda ini kekurangan koherensi material. 3) Koherensi karakterologis, merujuk pada dapat dipercaya karakterkarakter di dalam sebuah cerita. Jenis koherensi yang merujuk pada dapat dipercayainya karakter-karakter di dalam cerita.7 7 West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi – Teori dan Aplikasi, h. 52. 19 d. Logika dan Good Reasons (Logika dengan pertimbangan yang sehat), adalah seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagi benar dan berharga untuk diterima: memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran. Prinsip rasionalitas naratif yang menilai kredibilitas dari sebuah cerita. Fisher menyatakan bahwa ketika elemen-elemen sebuah cerita “merepresentasikan pernyataan-pernyataan akurat mengenai realitas sosial”, elemen tersebut memiliki kebenaran. Fisher menyatakan bahwa ketika naratif memiliki kebenaran, kebenaran adalah reliabilitas dari sebuah cerita. Naratif itu menyusun suatu pertimbangan yang sehat bagi seseorang untuk memegang keyakinan tertentu atau untuk mengambil tindakan, atau berarti bahwa pertimbangan yang sehat manapun setara dengan yang lainnya: ini berarti bahwa apapun yang mendorong orang untuk percaya sebuah naratif tergantung pada nilai atau konsepsi yang baik.8 Logika dari good reason berhubungan dengan ide Fisher akan ketepatan adalah metode utama yang ia kemukakan untuk menilai ketepatan naratif: logika pertimbangan yang sehat. Karena itu, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari cerita. Logika dari pertimbangan yang sehat, seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagai benar dan berharga untuk diterima: memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran.9 Seperti yang diprediksikan oleh paradigma naratif, logika bagi paradigma naratif membuat seseorang mampu menilai harga atau nilai dari 8 9 Ibid., h. 52. West, Richard. 2008. Pengantar Teori Komunikasi – Teori dan Aplikasi, h. 53. 20 cerita. Cerita yang dikisahkan dengan baik terdiri atas rasionalitas naratif (memenuhi kriteria koherensi dan kebenaran) akan lebih menggugah bagi pembaca dibandingkan dengan kesaksian dari para ahli yang menyangkal akurasi faktual di dalam naratif itu. B. Pengertian Analisis Isi Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sitematik dan relevan secara sosiologis, uraian analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuatitatif atau kualitatif atau bahkan keduanya sekaligus.10 Klaus Krippendorf mendefinisikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang dimanfaatin untuk menarik kesimpulan yang reflisikatif (yang dapat ditiru) dan shohih dari data atas dasar konteksnya11. Analisis isi (Content Analysis) adalah tekhnik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable), dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi berhubungan dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa verbal maupun nonverbal. Sejauh ini, makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi. Analisis isi dapat juga dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, lukisan, pidato, surat, peraturan, undang-undang, musik dan lain-lain. 10 Zulkarnaen Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993), h.36. 11 Klaus Krippendorf,Analisis Isi Pengantar Teori Dan Metodelogi,PT.Remaja Graffindo Persada,Jakarta:1993,h.56 21 Berikut ini adalah tahapan-tahapan penulisan dalam menganalisa data: 1) Melakukan kategorisasi terhadap novel.. 2) Memasukan data ke dalam lembar koding sesuai dengan ketegori yang telah ditentukan 3) Menentukan koder untuk mengisi lembar koding 4) Kemudian melakukan penghitungan,mendeskripsikan data yang telah diperoleh berdasarkan tema yang ditentukan dan kemudian, ditarik kesimpulan mengenai tema yang paling banyak muncul. C. Pesan Dakwah 1. Pengertian dakwah Secara etimologi dakwah berasal dari bahasa Arab “ da’ wah” yang berarti Seruan, ajakan dan panggilan. Dengan demikian secara etimologi dakwah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan tersebut.12 Pengertian dakwah secara terminologi menurut beberapa ahli yang diantaranya adalah H. M Arifin mengatakan dakwah adalah kegiatan menyeru, baik dalam bentuk lisan dan tulisan, maupun tingkah laku dan lain sebagainya yang dilakukan secara individual atau kelompok. Supaya timbul dalam dirinya suatu pengetahuan kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama, sebagai pesan yang disampaikan kepada mereka tanpa unsur paksaan.13 12 13 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama 1997),cet-2,h.31 H. M Arifin, Dakwah Bil Qolam, (Bandunng: Mujahid Press, 2004),h.6 22 Secara umum definisi dakwah yang dikemukakan para ahli menunjuk pada kegiatan yang bertujuan perubahan positif dalam diri manusia. Perubahan positif ini diwujudkan dengan peningkatan iman, mengingat sasaran dakwah adalah iman. Dakwah sering dipahami sebagai upaya untuk memberikan solusi islam terhadap berbagai masalah dalam kehidupan. Untuk itu dakwah harus dikemas dengan cara yang menarik dan tampil secara aktual, faktual dan konstektual. Aktual berarti dapat memecahkan masalahmasalah yang kekinian dan hangat di tengah masyarakat. Faktual berarti konkret dan nyata, sedangkan konstektual dalam arti relevan dan menyangkut problema yang sedang dihadapi oleh masyarakat.14 Dakwah mengharapkan komunikannya bersikap dan berbuat sesuai dengan isi pesan yang disampaikan oleh komunikatornya. Dakwah merupakan komunikasi yang khas dengan cara pendekatan persuasif. Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan dakwah merupakan kegiatan menyeru atau mengajak orang lain baik secara individu ataupun kelompok, agar menjalankan syariat islam sebaik mungkin tentunya sesuai dengan pedoman Al-Qur‟an dan hadist dengan tujuan mendapatkan kehidupan yang berharga baik di dunia maupun di akhirat. 2. Pengertian Pesan Dakwah Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti suruhan, perintah, nasihat, harus disampaikan kepada orang lain.15 Dalam bahasa Inggris kata pesan adalah message yang memiliki arti pesan, warta, dan 14 Armawati Arbi, Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), cet. Ke- 1, h. 33 15 Wjs. Purwa Darminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : BalaiPustaka, 2005), edisi Ke-3, h.883 23 perintah suci. Ini diartikan bahwa pesan adalah perintah suci, dimana terkandung nilai-nilai kebaikan. Menurut H.A.W. Widjaja mengartikan pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator.16 Penyampaian pesan dapat dilakukan melalui lisan, tatap muka, langsung atau menggunakan media tulisan.Isi pesan dapat berupa anjuran atau masukan. Onong Uchjana mengartikan pesan sebagai seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.17 Pesan adalah informasi yang akan dikirim kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun nonverbal, pesan secara verbal dapat secara tertulis seperti buku. Beberapa bentuk pesan. Pesan dalam Islam ialah nasehat, permintaan, amanah yang harus disampaikan kepada orang lain. sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah baik secara tertulis maupun bentuk pesan-pesan (risalah).18 Pesan dakwah menurut Mustofa Bisri mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang disampaikan untuk mengajak manusia agar mengikuti ajaran Islam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.19 Dalam buku Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Wardi Bachtiar menjelaskan bahwa pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber 16 H.A.W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : BumiAksara, 1997), cet.Ke-3, h.14 17 Onong Uhjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1997),cet. Ke-2, h. 43 18 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), cet. ke-1. hal 43. 19 Mustofa Bisri, Saleh Ritual Saleh Sosial, (Bandung: Mizan, 1995), h 28 24 dari Al-qur‟an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Syari‟ah dan Akhlak dengan berbagai sumber ilmu yang diperoleh darinya.20 Adapun pesan dakwah secara garis besar dapat dikelompokan sebagai berikut: 1. Tentang Aqidah Secara etimologi, aqidah berasal dari kata Al-Aqdu yang berarti ikatan, kepastian, penetapan, pengukuhan dengan kuat, juga berarti yakin dan mantap. Sedangkan secara terminologi, terdapat dua pengertian, yaitu pengertian secara umum dan pengertia secara khusus. Secara umum, aqidah yaitu “pemahaman yang benar seperti keimanan dan ketauhidan kepada Allah, iman kepada Malaikat, Rasul, Kitab-kitab Allah, Hari Akhir, serta Qada dan Qadar. Secara khusus akidah bersifat keyakinan bathiniyah yang mencakup ruku iman tapi pembahasannya tidak hanya tertuju pada masalah yang wajib diimani tetapi juga masalah-masalah yang dilarang oleh Islam”.21 a. Iman Kepada Allah Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan, hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan. 20 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. Ke-1, hal.33-34 21 Indriansyah Islamiyah, Akhlak Islamiyah, (Jakarta: Parameter, 1998), h.5 25 b. Iman Kepada Malaikat Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat, yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan. Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi, berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah. c. Iman Kepada Kitab Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakan Kalam (firman, ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang mengetahui jumlahnya selain Allah. d. Iman Kepada Rasul Rasul dan nabi sama-sama mendapatkan wahyu, tetapi sering kali seorang Nabi diutus Allah kepada kaum yang memang sudah beriman sehingga perannya hanya menjalankan syari‟ah yang sudah ada itu dan tidak membawa ajaran yang baru. Seperti para Nabi yang pernah Allah utus kepada Bani Israil setelah ditinggalkan Nabi Musa, mereka bertugas mengajarkan dan mengamalkan Taurat, tidak membawa ajaran yang baru/bukan dari Taurat. 26 e. Iman Kepada Hari Akhir Beriman kepada Hari Akhir artinya meyakini dengan teguh apa yang diberitakan oleh Allah dalam kitab-Nya dan apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya terkait dengan peristiwa yang terjadi sesudah mati, mulai fitnah kubur, azab dan nikmat kubur dan seterusnya sampai surga dan neraka. f. Iman Kepada Qada dan Qadar Pengertian Qadha dan Qadar Menurut bahasa Qadha memiliki beberapa pengertian yaitu: hukum, ketetapan,pemerintah, kehendak, pemberitahuan, penciptaan. Menurut istilah Islam, yang dimaksud dengan qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya tentang segala sesuatu yang berkenan dengan makhluk. Sedangkan Qadar arti qadar menurut bahasa adalah: kepastian, peraturan, ukuran. Adapun menurut Islam qadar perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah terhadap semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan iradah-Nya. 2. Tentang Akhlak Secara etimologi akhlak berarti budi pekerti, peringai, prilaku, atau tabiat. Secara umum ada beberapa definisi tentang akhlak: Menurut Ibrahim Anis, akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah perbuatan-perbuatan, baik ataupun buruknya tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.22 Akhlak adalah kekuatan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan dan kebiasaan menyatu, membentuk suatu 22 Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim (Bandung: Mizan, 1997), h. 39 27 kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat di dalam diri manusia sebagai firtah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk. Pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Akhlak yang baik atau terpuji (Al-Akhlaqul Mahmudah) yaitu, perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhluk lainnya. b. Akhlak yang buruk atau tercela (Al-Akhlaqul Madzmumah) yaitu, perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhuk lainnya.23 3. Tentang Syariah Syariah secara bahasa berarti jalan keluarnya air minum, secara istilah syariah adalah segala sesuatu yang disyariatkan Allah kepada hambahamba-Nya, termasuk peraturan-peraturan dan hukum segala hal yang telah ditetapkan oleh Allah. Syariah sangat erat hubungannya denga akidah, kalau akidah adalah iman atau keyakinan maka syariah adalah hal yang perlu dilakukan sesudah keimanan, yakni amal shaleh atau perbuatan sehari-hari sesuai dengan syariat Islam, seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia dari segala aspek. 3. Unsur-Unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah faktor atau muatan-muatan yang mendukung aktivitas dakwah itu sendiri, artinya satu kesatuan yang saling 23 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. Ke-4, h. 3 28 mendukung dan mempengaruhi antara unsur satu dengan yang lainya, antara lain : a. Subjek Dakwah Yang dimaksud dengan subjek dakwah adalah da‟i. Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan atau pun perbuatan baik secara individu, kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga. Da‟i sering disebut kebanyakan orang dengan mubaligh (orang yang meyampaikan ajaran Islam). b. Objek Dakwah Mad‟u atau (objek dakwah) adalah isim maf‟ul dari kata da‟a berarti orang yang diajak, atau yang dikenakan perbuatan dakwah mad‟u adalah objek sekaligus subjek dakwah. Mad‟u yaitu orang-orang yang menjadi sasaran dakwah atau penerima dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain manusia secara keseluruhan.24 c. Materi dakwah Materi dakwah atau disebut juga dengan isi pesan dakwah yaitu segala sesuatu yang disampaikan oleh da‟I kepada mad‟u yang sesuai dengan AlQur‟an dan hadist. Secara global pada dasarnya materi dakwah diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: 24 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 90 29 Islam dapat 1. Masalah Keimanan (Aqidah), adalah “pokok kepercayaan dalam agama Islam. Dalam Islam aqidah merupakan I‟tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun Iman” 2. Masalah KeIslaman (Syariah), adalah “seluruh hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antar manusia itu sendiri.” 3. Masalah Budi Pekerti (Akhlaqul Karimah), adalah “dalam aktivitas dakwah merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keislaman seseorang.”25 d. Metode Dakwah Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani, motodos yang artinya cara atau jalan. Jadi metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.26 Menurut H. Toto Tasmara, metode dakwah adalah cara-cara tertentu seorang da‟i (komunikator) kepada mad‟u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.27 Bagaimana pun caranya. Ada beberapa dasar metode dalam melakukan dakwah yang lebih efisien, diantaranya adalah: 1) Metode Ceramah 25 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009), h. 113. Ibid, 96 27 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997), h.47 26 30 Metode seperti ini biasanya dilakukan oleh para penceramah yang berhadapan langsung dengan masyarakat (Mad‟u), teknik seperti ini biasanya para penceramah sudah memepersiapkan materi yang disampaikan. 2) Metode Konseling Metode yang dilakukan dengan bertukar pikiran antara dia orang inividu, dimana seorang konselor berusaha membantu kepada kliennya dalam memecahkan masalah. Disinilah peran seorang konselor yang harus bisa berperan dalam menjalankan dakwahnya ketika berhadapan langsung dengan kliennya. 3) Metode Karya Tulis Dakwah dalam kategori bil al-qalam tentu sangat efektif jika dalam karya tulis akan kita sampaikan berbagai media, baik media cetak maupun media lainnya, tulisan yang mengandung unsur dakwah tersebut senantiasa dibuat sedemikian menarik sehingga unsur dakwah yang dimasukan dalam karya tulis tersebut bisa mencera pola pikir para pembacanya. 4. Tujuan Dakwah Dakwah bertujuan menciptakan suatu tatanan kehidupan individu dan masyarakan yang aman, damai dan sejahtera yang dinaungi oleh kebahagiaan, baik jasmani maupun rohani, dalam pancaran sinar agama Allah dengan mengharap ridho-Nya.28 Tujuan dakwah adalah suatu faktor yang menjadi pedoman arah proses yang dikendalikan secara sistematis dan konsisten. Dalam kegitan dakwah selalu terjadi proses interaksi, yaitu antara hubungan Da‟i dengan Mad‟u 28 Bambang S.Maarif, Komunikasi Dakwah “Paradigma Untuk Aksi”, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010),h. 26. 31 (objek dakwah) di pihak lain. Interaksi dalam proses dakwah ini ditujukan memengruhi Mad‟u yang aka membawa perubahan sikap dengan tujuan dakwah itu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu tujuan dakwah dapat dilihat dari dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi orang mu‟min maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT,29 sedangkan tujuan khusus dakwah itu sendiri adalah mengajak umat Islam untuk selalu meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT. Artinya mereka dihapkan agar senantiasa mengerjakan segala perintah Allah SWT, dan selalu mencegah atau meninggalkan perkara yang dilarang-Nya. Dengan demikian, tujuan dakwah adalah merubah perilaku sasaran dakwah agar menerima dan mengamalkan ajaran Islam dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik dengan masalah pribadi, keluarga ataupun permasalahan sosial yang berhubungan dengan masyarakat agar setiap kehidupan yang dijalankan penuh dengan keberkahan. Karena setiap aktivitas dakwah pasti memiliki tujuan yang harus dicapai, tujuan ini pun sudah pasti diperhitungkan para aktivis dakwah agar proses dakwah itu sendiri mencapai hasil serta efek yang diharapkan yaitu Islam yang kaffah. D. Novel 29 Zaini Muhtaron, Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet ke-3, h. 19-20. 32 1. Pengertian Novel Novel menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.30 Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Novel lebih panjang dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.. Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang mempunyai arti kisah atau sepotong cerita, sedangkan dalam bahasa latin adalah novellus yang diturunkan dari kata “novies” yang berarti baru. Menurut Henry Tarigan dalam bukunya Prinsip-Prinsip Dasar Sastra dikatakan baru karena kalau dibandingkan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama dan lainlain, maka jenis novel ini muncul kemudian. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa narasi, bersifat imajinatif, ceritanya lebih panjang dari cerpen, merupakan peniruan dari kehidupan manusia, dan melibatkan banyak tokoh.31 Dari berbagai penjelasan di atas peneliti menyimpulkan Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan 30 DepDikNas, KamusBesarBahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka,2002),edisi Ke- 3.h.788 31 Ismail kusmayadi, think smart bahasa indonesia,(bandung:media grafindo pratama 2006),h.45 33 ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. 2. Unsur-Unsur Dalam Novel Novel sebagai karya sastra yang berbentuk fiksi dibangun oleh dua unsur yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, yang dimaksud unsur-unsur intrinsik dalam novel adalah unsur-unsur pembangun karya sastra yang dapat ditemukan di dalam teks novel itu sendiri. Adapun unsur-unsur intrinsik meliputi: a. Tema Gagasan, ide atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra disebut tema. Atau sesuatu yang menjadi dasar cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Yang menjadi pusat dan jiwa keseluruhan bagian cerita, dan merupakan dasar yang menjadi pengembangan tulisan, sehingga apa yang ditulis tidak akan terlepas dari tema. Banyak faktor yang dapat memengaruhi penulis dalam menentukan tema antara lain: minat pribadi, selera pembaca, dan keinginan penerbit atau penguasa. Selain tema sentral ada juga tema sampingan, tema sentral adalah tema yang menjadi pusat seluruh rangkaian peristiwa dalam cerita. Adapun tema sampingan adalah tema-tema lain yang mengiringi tema sentral yakni tema pendukung tema utama atau tema sentral. Dengan demikian, tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan dasar 34 umum, sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang dipergunakan untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan “setia” mengikuti gagasan dasar umum yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga berbagai peristiwa-konflik dan pemilihan berbagai unsur intrinsik yang lain seperti penokohan, pelataran, dan penyudut pandangan diusahakan mencerminkan gagasan dasar umum tersebut.32 b. Amanat Amanat adalah ajaran moral, pesan dan kesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya. Pesan dalam karya sastra bisa berupa kritik, saran, harapan, usul, dan lain-lain. c. Tokoh Tokoh adalah individu hasil ciptaan pengarang yang mengalami berbagai macam peristiwa. tokoh dalam karya sastra dibedakan menjadi tokoh utama, protagonis, antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu: 1) Tokoh utama adalah toko yang berpengaruh dalam suatu karya sastra. Tokoh utama biasanya mempunya frekuensi kemunculan yang lebih dalam cerita, namun tidak semua tokoh utama mempunyai frekuensi kemunculan yang lebih melainkan juga intensitas keterlibatan tokoh-tokoh didalam cerita. 2) Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi biasanya menjadi tokoh utama dengan pencitraan diri yang baik. Tokoh yang menjadi lawan dari tokoh antagonis. 32 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 2007), hal.70 35 3) Tokoh antagonis adalah tokoh yang mempunyai perilaku berbanding terbalik dengan protagonis, biasanya pelaku sering memunculkan konflik dengan protagonis. 4) Tokoh tritagonis Adalah tokoh yang menjadi penengah antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis. 5) Tokoh pembantu bertugas membantu pelaku utama dalam cerita. Tokoh pembantu bisa menjadi pahlawan atau penengah dalam suatu cerita. d. Alur Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita. Alur dapat disusun berdasarkan tiga hal. 1) Alur linear adalah alur dengan susuna peristiwa berdasarkan kronologis kejadian dan berdasarkan urutan waktu. 2) Alur kausal adalah rangkaian peristiwa yang saling berkaitan dengan berdasarkan hubungan sebab-akibat. 3) Alur tematik adalah alur berdasarkan tema suatu cerita. e. Latar Latar adalah segala keterangan mengenai tempat, waktu dan sosial atau suasana dalam cerita. Latar merupakan salah satu bagian yang paling penting dalam sebuah cerita, karena latar atau setting dapat memengaruhi imajinasi pembaca. Latar atau setting cerita dibagi menjadi tiga, yaitu: 1) Latar tempat adalah tempat berlakunya sesuatu peristiwa dalam karya sastra. Latar tempat dalam karya sastra berfungsi sebagai media kepada para pelaku untuk menjalankan gerak kerja mereka. 36 Tanpa latar tempat yang sesuai, jalan cerita akan menjadi hambar dan tidak mampu menarik perhatian pembaca. 2) Latar waktu adalah waktu tertentu ketika peristiwa dalam cerita itu terjadi. Latar waktu dapat berupa jam, hari, bulan, tahun bahkan zaman tertentu yang melatarbelakanginya. 3) Latar sosial atau suasana adalah salah satu unsur intrinsik yang berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan dan keadaan psikologis yang timbul dengan sendirinya bersamaan dengan jalan cerita. Hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat. Suatu cerita menjadi menarik karena berlangsung dalam suasana tertentu. Suasana dalam cerita biasanya dibangun bersama pelukisan tokoh utama. Dengan mengikuti kejadian demi kejadian yang dialami tokoh utama lalu terlarut dengan suasana cerita. f. Sudut Pandang (Point Of View). Sudut pandang adalah cara memandang dan menghadirkan tokohtokoh cerita dengan menempatkan dirinya pada posisi tertentu. Dalam hal ini, ada dua macam sudut pandang yang bisa dipakai: 1) Sudut pandang orang pertama. (first person point of view) Dalam pengisahan cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama, dan menggunakan kata „aku‟ sebagai tokoh utama, narator adalah seseorang yang ikut terlibat langsumg dalam cerita. Ia adalah si „aku‟ tokoh yang berkisah, mengisahkan peristiwa atau tindakan, yang diketahui, dilihat, didengar, dialami, dan dirasakn, 37 serta sikapnya terhadap orang (tokoh) lain kepada pembaca. Tokoh „aku‟ ini bisa saja menjadi tokoh utama, yaitu „aku‟ memang yang menjadi pemeran utama. Dan tokoh „aku‟ bisa saja hanya menjadi pemeran tambahan, yang hanaya ada dipengantar dan penutup. 2) Sudut pandang orang ketiga. (third person point of view) Dalam cerita yang memergunakan sudut pandang orang ketiga, tokoh utamanya banyak menggunakan kata „dia‟, narator adalah seorang yang berada di luar cerita, yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama, atau kata gantinya: ia, dia, mereka. Nama-nama tokoh cerita, khususnya yang utama, kerap atau terus menerus disebut, dan sebagai variasi dipergunakan kata ganti. g. Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat. Namun, diksi bukanlah satu-satunya hal yang membentuk gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan cara pengungkapan bagi setiap pengarang. Masing-masing pengarang mepunyai gaya bahasa yang khas.dan pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Yang kedua novel mengandung unsur ekstrinsik. Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, biografi pengarang, dan lain-lain diluar unsur intrinsik. Unsur eksentrik atau unsur yang berasal dari luar adalah 38 segala macam unsur yang berada di luar suatu novel yang memengaruhi novel tersebut. Dapat dikatakan bahwa berhasil atau tidaknya sang pengarang dalam menggarap ceritanya, tergantung pula pada kepandaiannya memadu segala unsur itu secara logis menjadi suatu kesatuan yang hidup dan segar, wajar dan ilmiah. 3. Novel Sebagai Media Dakwah Pengertian media itu sendiri secara etimologi diambil dari bahasa latin yaitu “median” yang berarti alat perantara dalam buku Asmuni Syukir mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat di jadikana alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu, dapat berupa (material),orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.33 Tulisan merupakan cara atau media informasi yang memiliki kelebihan diantara media-media dakwah lainnya seperti elektronik, berceramah, dan lain sebagainya. Berdakwah melalui media elektronik tentu hanya bisa dinikmati pada waktu tertentu saja, dan dalam kesempatan yang berbeda maka akan berbeda pula yang diterima dari mad‟u. Begitu pun dengan cara berceramah sama halnya seperti media elektronik. Sedangkan pada media dakwah tulisan atau bi Al-qalam, disaat yang berbeda mad‟u masih bisa menciptakan rasa, pesan, pengertian yang sama dari sumber tulisan yang pernah dibaca. Dakwah melalui tulisan adalah salah satu metode dakwah Rasulullah SAW. Hal ini pernah dilakukan dengan mengirim surat pada sejumlah 33 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1983), h.104 39 pengurus Arab saat itu atau yang paling mungkin lagi karena pesan pertama Al-qur‟an adalah membaca, tentu perintah membaca ini erat kaitannya dengan perintah menulis.34 Novel sebagai media tulis biasanya memasukkan nilai-nilai dakwah atau moral. Karena hal itu merupakan cara mengemas materi dakwah agar terlihat menarik, tidak monoton, dapat menambah wawasan, menghibur, dan dapat dinikmati kapan saja bahkan bisa dibaca ulang jika pembaca sedikit lupa. Novel yang islami dan bernilai dakwah bisa dilihat dari pribadi pengarangnya, latar belakang pengarangnya dan keinginan pengarang dalam berdakwah. Dalam novel terdapat banyak pesan-pesan dakwah yang disampaikan di setiap uraian kalimatnya. Novel sebagai media informasi tertulis, tidak terbatas ruang dan waktu sehingga pembaca memiliki waktu untuk memahami pesan-pesan dakwah dalam novel tersebut.dengan membaca novel islam, pembaca secara tidak langsung mendapatkan pesan-pesan dakwah dan pengetahuan islam yang terdapat dalam novel yang telah dibacanya. 34 Aep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan,(Bandung:Mujahid,2004),h.5 40 BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH A. Biografi Tere Liye Tere Liye berasal dari bahasa India dengan arti untuk-Mu. Yang dimaksud untuk-Mu adalah untuk sang penguasa kehidupan. Tere Liye lahir pada tanggal 21 Mei 1979 di Tandaraja, Palembang. Lahir dan besar di pedalaman Sumatera, berasal dari keluarga petani, anak keenam dari tujuh bersaudara. Menempuh pendidikan di SDN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan sejak tahun 1986-1991, melanjutkan SMP nya di SMPN 2 Kikim Timur Sumatera Selatan sejak tahun 1991-1994, meneruskan pendidikan SMAnya di Lampung dan bersekolah di SMAN 9 Bandar Lampung sejak tahun 1994-1997, dan melanjutkan pendidikannya dengan spesifikasi pendidikan jurusan Accounting ke perguruan tinggi Universitas Indonesia sejak tahun 1998-2002. Tere liye tidak seperti penulis lain yang biasanya mencantumkan data diri lengkap pada setiap bukunya. Sehingga ketika buku atau novel marak di pasaran biasanya langsung membuat sang penulis terkenal dan diundang ke berbagai acara. Tere liye bersikukuh tidak ingin dikenal pembaca. Tetapi dengan situasi yang mendesak dan berjalannya waktu yang dirasa sudah tidak mudah untuk menyembunyikan identitas aslinya, nama asli Tere Liye perlahan mulai diketahui ataupun dikenal. Tere Liye biasa dipanggil bang Darwis. Tere Liye atau biasa dikenal bang Darwis sudah mempunyai keluarga kecil beristrikan Riski Amelia dan mempunyai anak bernama Abdullah Pasai. Bang Darwis saat ini berprofesi sebagai dosen di salah satu Universitas di 41 Sumatera Utara (berpindah-pindah juga tempat mengajarnya), dan beliau juga seorang konsultan. Selain memunyai hobi menulis Tere Liye atau Bang Darwis memunyai hobi lainnya yaitu backpackers ia bisa menargetkan 4-5 tempat yang berbeda untuk menjadi tujuan penjelajahannya, bersamaan dengan hobinya menjadi seorang backpackers Bang Darwis juga bertempat tinggal dengan nomaden atau suka berpindah-pindah. Buku-buku yang pernah ditulis Tere Liye diantaranya: 1. Hafalan Shalat Delisa (Penerbit Republika, 2005 dan di filmkan pada 2011) 2. Moga Bunda Disayang Allah (Penerbit Republika, 2007) 3. Bidadari-Bidadari Surga (Penerbit Republika, 2008) 4. The Gogons Series : James and Incridible Incident (Penerbit Gramedia Pustaka Umum,2006) 5. Sang Penandai (Penerbit Serambi) 6. Mimpi-Mimpi Si Patah Hati 7. Cinta Antara Jakarta dan Kuala Lumpur 8. Series Anak-Anak Mamak : Berlian, Pukat (Penerbit Republika) 9. Rembulan Tenggelam di Wajahmu (Penerbit Republika,2010) B. Deskripsi Novel Moga Bunda Disayang Allah Novel ini bercerita tentang kehidupan keluarga kaya raya, bahkan seluruh isi kota dapat mereka beli.Rumahmereka sajaberada di atasbukit, yang darisanabisamelihatpemandanganseluruhkotadanlautan. Pembantunyasajaada 9 42 orang.Salah satu yang paling setiabernamaSalamah yang sudahmengabdipadakeluarga HKsejakdulu. Keluarga tersebut memiliki buah hati bernama Melati seorang anak yang harus menerima takdirnya untuk menjadi seorang yang buta, tuli dan bisu setelah kecelakaan di pantai ketika keluarga besarnya berekreasi.Melati mendapati dirinya dalam keadaan seperti ini sejak berumur 3 tahun. Melati yang belum tahu bagaimana caranya mengapresiasikan perasaan yang dimilikinya menjadi mudah marah dan hanya bisa berucap Baa MAA...dalam setiap perkataanya. Namun beruntung, Melati mempunyai ayah dan ibu yang sangat menyayanginya dan sepenuh hati menerima semua kekurangan yang dimiliki oleh Melati. MelatiAnak berumur 6 tahun, anak yang seolah-olah sudah terputus dari dunia. Dia tidak bisa memiliki akses untuk bisa mengenal dunia dan seisinya. Rasa keingin tahuan Melati yang dipendam bertahun-tahun itu akhirnya memuncak dan membuat Melati menjadi frustasi dan sulit dikendalikan. Dengan keadaan seperti itu, Ibu Melati mempunyai ide untuk memanggil dokter ahli dalam bidangnya. Setelah berbagai dokter ahli dari dalam negeri maupun luar negeri di undang oleh ibunya Melati tetap sama seperti biasa, masih sama seperti Melati yang tidak dapat dikendalikan. Di tempat lain, ada seorang pemuda yang menenggelamkan dirinya pada alcohol selama tiga tahun lamanya. Selalu bertingkah seenaknya, kasar, dan seperti tak berperasaan. Pemuda itu bernama Karang. Karang ternyata menyimpan sebuah trauma akan kecelakaan perahu yang menewaskan 18 anak didik taman bacaannya, terutama Qintan, bocahcerdas yang sangat disayangi. Semenjak 43 kejadian itu, yang dikerjakan Karang hanya tidur sepanjang hari dan pergi mabuk ketika malam hari, begitu terus selama tiga tahun. Sebenarnya Karang adalah sosok pemuda yang baik dan sayang terhadap anak-anak.Bukan orang lain yang menyalahkan Karang karena telah lalai mengenai keselamatan orang lain. Tak ada yang lebih pedih, jika dirinya sendiri yang memvonis bersalah. Dengan keputus asaanya Bunda seperti mendapat angin segar. Bunda mengetahu kabar mengenai Karang yang memang menyukai anak-anak. Mendengar kabar berita seperti itu Ibu Melati pun mengirim surat agar Karang mau untuk membantu Melati mengenal dunia. Satu, dua bahkan lebih surat yang dikirimkan ibu Melati tak kunjung mendapatkan balasan. Akhirnya ibu Melati menemui langsung Karang memohon untuk membantu putrinya Melati mengenal dunia. Namun, Karang tetap menolak permohonan dari ibu Melati. Bunda sempat sedikit frustasi dengan Karang yang tak mau membantu dan akhirnya tidak beberapa lama Karang menawarkan diri dan mau membantu Melati mengenal dunia karena kecintaannya terhadap anak-anak Karang menerima tawaran untuk membantu Melati. Cara Karang mendidik Melati yang sangat keras dan ditentang oleh Tuan HK. Karang tidak segan-segan membentak walaupun Melati tak mendengar, memukul, bersikap kasar, dan lain sebagainya.Melihat itu dan terlebih ketika mengetahui Karang seorang pemabuk,Tuan Hk menjadi kian marah. Dia mengusir Karang. Namun Bunda Melati memiliki satu keyakinan Karang bisa membantu Melati. Jadilah selama hampir satu bulan Karang tinggal 44 dikediaman keluarga Tuan HK. Kebetulan Selama sebulan itu tuan HK bertugas ke Jerman untuk mengurusi bisnis keluarga mereka disana. Perjuangan Melati untuk mengenal dunia tidak semudah yang dibayangkan, karena tidak mudah menemukan metode pengajaran bagi Melati. Bagaimana cara Melati bisa mendengar apa yang dikatakan Karang, bagaimana caranya Melati bisa melihat, bahkan untuk menangis saja Melati tidak bisa menemukan kosakata yang benar. Dunia Melati benar-benar gelap. Melati tidak memunyai akses untuk tahu. Tidak memunyai cara mengenal apa yang ingin dia kenal. Karang tetap berusaha membantu Melati berkat cintanya terhadap anakanak. Perjuangan Karang membantu Melati penuh rintangan. Rintangan pertama berawal dari niat Karang yang sudah mau membantu Melati. Karang pertama kali datang kerumah Melati mendapat penolakan dari sang ayah, dimana ayah tidak mengijinkan Melati untuk diajarkan oleh seorang pemabuk, bergajulan. Dengan berjalannya waktu dan mendapat bujukan dari Ibu akhirnya ayah luluh dan mengijinkan Melati diajarkan oleh Karang. Karang diberi waktu oleh ayah atau tuan Hk selama seminggu. Selama seminggu Karang mengajarkan Melati dengan cara yang salah, dengan sedikit kekerasan. Melati pernah di dorongnya hingga jatuh, namun secara tidak sengaja Melati mengenal rasa sakit. Seminggu berlalu Melati belum ada perubahan tuan Hk pun merasa kesal karena Melati merasa disakiti oleh Karang. Tuan Hk menyuruh Karang pergi dari rumahnya dan Salamah pembantu tuan Hk membantu membereskan barang bawaan Karang untuk dibawa keluar oleh Karang. 45 Di saat bersamaan tuan Hk harus pergi ke luar kota untuk suatu pekerjaan. Karang yang merasa masih punya kewajiban untuk membantu Melati memohon untuk diberikan waktu lebih lama lagi. Namun ibu tetap bersikukuh agar Karang keluar dari rumah itu, karena sifat dan sikap karang masih seperti pemuda begajulan. Ketika Karang melangkah pergi, ibu berteriak melihat isi kamarnya dimana Melati sedang menyuap sop jagung dengan sendoknya walaupun agak sedikit berantakan. Saat ibu teriak Karang langsung berlari dan ikut terperangah melihat Melati yang memunyai kondisi seperti itu menyuap sop jagung dengan sendok. Permintaan Karang menambah masa waktu membantu Melati di iyakan ibu, walaupun ibu harus berbohong kepada ayah. Dan Salamah juga tidak perlu disogok untuk menutup mulut ke tuan Hk. Dengan berjalannya waktuKarang mengajarkan Melati secara perlahan, dengan kasih sayang. Dunia Melati memang benar-benar gelap. Waktu berganti waktu Karang merasa sedikit putus asa karena tidak tahu bagaimana mengajarkan Melati yang memunyai kekurangan seperti itu. Ditengah keputus asaannya, keajaiban datang ketika air mancur membasuh lembut telapak tangan Melati. Melati merasakan aliran air di sela-sela jemarinya. Saat itulah untuk pertama kalinya Karang melihat Melati tertawa. Karang akhirnya mengerti, melalui telapak tangan itulah Karang menuliskan kata air dan meletakan telapak tangan Melati kemulutnya dan berkata A-I-R. Akhirnya Melati mengenal benda menyenangkan itu bernama air. Melalui telapak tangan Melati, air mancur yang mengalir di tangan dan sela-sela jarinya berhasil mencukilnya. Melalui telapak 46 tangan itulah Melati mengenal sesuatu karena semua pancaindera Melati terkumpul disitu. Dunia Melati sudah tidak gelap lagi, perlahan Melati sudah bisa mengenal alat makan, Melati sudah mengetahui tata cara makan yang baik dan tidak membuat onar lagi saat makan. Setelah Melati sudah mulai bisa mengenal kehidupan, kesedihan kembali datang menimpa Melati. Kesedihan ini adalah ditinggalnya Melati oleh Karang. Melati yang baru merasakan kesenangan hidup sudah harus berteman dengan kesedihan lagi. Karang pun tak kuasa, dia akan pergi menemui kekasihnya ke kota lain. Ibu Melatipun tak bisa berbuat apa-apa karena itu memang sudah menjadi keputusan Karang. Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Itulah yang terjadi pada Melati dan karang. Dunia Melati sudah tidak gelap, terima kasih Allah. Sebenarnya yang di inginkan bunda hanyalah agar melati mengenal ayah, bunda dan tentu sang penciptanya.Ibu Melati yakin “maka sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan”(QS. Al insyirah: 5). Membaca novel ini, seperti kita ikut terhanyut ke dalamnya membawa kita membaca dengan hati, dengan cerita yang memunyai alur maju mundur. Novel Moga Bunda Disayang Allah ini terdiri atas 306 halaman, yang dibagi menjadi 15 bab. Menurut saya buku ini sangat bagus dibaca untuk siapa saja yang ingin mengerti arti hidup, mengerti kata bersyukur dan mengerti arti usaha atau perjuangan menjalani hidup. Jika kalian sedang bersedih, jika kalian teringat masa lalu yang menyedihkan, penuh penyesalan seumur hidup, salah satu obatnya 47 adalah dengan menyadari masih banyak orang lain yang lebih sedih dan mengalami kejadian yang lebih menyakitkan dibandingkan dengan kalian. Masih banyak orang lain yang tidak lebih beruntung dari kita. Hal ini memberikan pengertian bahwa hidup ini belum berakhir dan akan membuat kita selalu meyakini bahwa setiap orang berhak atas satu harapan. Seperti novel-novel karangan Tere Liye yang lain. Novel ini akan membuat kita tersentuh, juga membuat kita berfikir dan merenung tentang makna hidup. Dari kisah hidup Melati, kita akan belajar banyak hal tentang kehidupan ini. 48 BAB IV ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH A. Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah Pada pembahasan bab ini, penulis akan menguraikan data untuk memperoleh validitas dan reabilitas tentang isi pesan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah. Data yang diolah berupa kalimat atau paragraf yang mendukung pesan dakwah namun sebelum itu peneliti akan memaparkan pengertian dari pesan, karena dari pesan yang akan disampaikan ini akan lebih mudah dimengerti dan di pahami nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam novel Moga Bunda Disayang Allah. Pesan dalam Islam ialah perintah, nasihat, permintaan, amanat yang harus dilaksanakan pada orang lain sedangkan pesan dakwah adalah suatu pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan assunah baik melalui tulisan atau lisan dari pesanpesan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah. Pesan dakwah adalah pernyataan-pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang disampaikan untuk mengajak manusia agar mengikuti ajaran islam dan segala yang berkaitannya.1 Untuk mengetahui pesan-pesan dakwah dalam novel Moga bunda Disayang Allah maka penulis melakukan pengolahan data pada novel Moga Bunda Disayang Allah sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, yaitu kategori akhlak yang meliputi akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. Aqidah dengan sub kategori iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab, iman kepada Rasul, iman kepada hari kiamat dan, iman kepada Qadha dan Qadar. Sedangkan Syariah dengan sub kategori ibadah dan muamalah. Kemudian 1 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987), cet.ke-1 49 akan ditampilkan dalam data dan jumlah frekuensi. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini: Tabel 1 Kategorisasi dan Sub Kategorisasi No Kategorisasi Sub Kategorisasi 1 Aqidah 2 Akhlak 3 Syariah a. Iman Kepada Allah b. Iman Kepada Malaikat c. Iman Kepada Kitab d. Iman Kepada Rasul e. Iman Kepada Hari Kiamat f. Iman Kepada Qada dan Qadar a.Akhlak Mahmudah b.Akhlak Madzmummah a.Ibadah b.Muamalah Untuk memperoleh reabilitas dan validitas kategori isi pesan dakwah dalam novel Moga Bunda Disayang Allah peneliti mengadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari orang-orang yang kredibel. Koder terdiri dari Solihin (Ustadz dan Tokoh Masyarakat), juri II Martcy Chrisna Dwi Putranti (Guru), juri III Firmansyah (Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Hasil dari kesepakatan tim juri dihitung lalu diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensimasing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reabilitas setiap juri, yaitu antar juri I dan juri II, antar juri I dan juri III, dan antar juri II dan juri III. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara acak (Sampling Random). 50 1. Pesan Dakwah Aqidah Berikut ini tabel kesepakatan antar juri yang dari kategorisasi Aqidah adalah sebagai berikut : Tabel 2 Hasil kesepakatan antar juri perkategorisasian (Aqidah) No Antar juri Item Kesepakatan Ketidak sepakatan Nilai 1 Juri 1 dan 2 14 8 6 0,58 2 Juri 1 dan 3 14 7 7 0,5 3 Juri 2 dan 3 14 5 9 0,36 Jumlah 1,44 Komposit Reabilitas : N (x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) Nilai rata-rata : 1,44: 3= 0,48 Komposit Reabilitas : 3(0,48) = 1,44 = 1+2(0,48) 0,74 1,96 2. Pesan Dakwah Akhlak Tabel 3 Hasil kesepakatan antar juri perkategorisasian (Akhlak) No Antar juri Item Kesepakatan Ketidak sepakatan Nilai 1 Juri 1 dan 2 24 20 4 0,83 2 Juri 1 dan 3 24 22 2 0,91 3 Juri 2 dan 3 24 23 1 0,95 Jumlah 2,69 51 Komposit Reabilitas : N (x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) Nilai rata-rata : 2,69: 3= 0,9 Komposit Reabilitas : 3(0,9) = 2,7 = 1+2(0,9) 0,96 2,8 3. Pesan Dakwah Syariah Tabel 4 Hasil kesepakatan antar juri perkategorisasian (Akhlak) No Antar juri Item Kesepakatan Ketidak sepakatan Nilai 1 Juri 1 dan 2 25 17 8 0,68 2 Juri 1 dan 3 25 16 9 0,64 3 Juri 2 dan 3 25 17 8 0,68 Jumlah 2 Komposit Reabilitas : N (x antar juri) 1+(N-1)(x antar juri) Nilai rata-rata : 2: 3= 0,7 Komposit Reabilitas : 3(0,7) = 2,1 = 1+2(0,7) 0,8 2,4 52 B. Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Moga Bunda Disayang Allah. 1. Pesan Dakwah Aqidah Tauhid adalah konsep dalam iaqidah islam yang menyatakan keesaan Allah. Tauhid dibagi menjadi 3 macam yakni tauhid rububiyah, uluhiyah dan Asma wa Sifat. Mengamalkan tauhid dan menjauhi syirik merupakan konsekuensi dari kalimat sahadat yang telah diikrarkan oleh orang muslim. Seorang muslim meyakini bahwa tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar, dan merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan disamping harus sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa berfirman: Artinya : “dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan 53 perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan : “Orang yang mau mentadabburi keadaan alam akan mendapati bahwa sumber kebaikan di muka bumi ini adalah bertauhid dan beribadah kepaada Allah SWT serta taat kepada Rasulullah SAW. Sebaliknya semua kejelekan dimuka bumi ini : “Fitnah, musibah, paceklik, dikuasai musuh dan lain-lain penyebabnya adalah menyelisihi Rasulullah SAW dan berdakwah kepada selain Allah SWT. Orang yang metadabburi hal ini dengan sebenar-benarnya akan mendapati kenyatan seperti ini baik dalam dirinya maupun diluar dirinya”. Aqidah secara terminologi diambil dari kata “aqad” yakni ikatan yang kuat. Dapat juga berarti teguh, permanen, saling mengikat, dan rapat. Dalam ensiklopedia Islam, aqidah adalah i‟ tikad bersifat yang mencakup masalahmasalah yang berhubungan dengan rukun iman.2 Aqidah secara terminologi adalah sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, membuat jiwa tenang, dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan. Aqidah menurut syara‟ berarti iman kepada Allah, para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya dan kepada Hari Akhir, serta kepada qadar dan qadha, baik takdir yang baik maupun yang buruk. Iman adalah membenarkan dengan hati, mengucapkan dengan lisan, dan memperbuat dengan anggota badan (beramal). Dengan demikian iman kepada Allah berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT itu ada, Allah Maha 2 Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2004), h. 34 54 Esa. Rukun Iman yang pertama adalah iman kepada Allah SWT yang merupakan dasar dari seluruh ajaran Islam. Orang yang akan memeluk agama Islam terlebih dahulu harus mengucapkan kalimat syahadat. Pada hakekatnya kepercayaan kepada Allah SWT sudah dimiliki manusia sejak ia lahir. Bahkan manusia telah menyatakan keimanannya kepada Allah SWT sejak ia berada di alam arwah. Firman Allah SWT yang artinya: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepadaNya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS. Maryam: 65). Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat paragraf yang menyekutukan Allah, “Setiap kali kau protes, maka seseorang akan mengingatkan bahwa Tuhan maha adil. Ya, Tuhan Maha Adil. Sebab kita terlalu bebal maka kitalah yang tidak tahu dimana letak keadilan-Nya, tidak tahu apa maksudnya. Kalau kita tidak pernah mengerti, itu jelas karena kita terlalu tolol, bukan berarti Tuhan tidak adil. Tuhan selalu benar. Karang tertunduk pelan, mendekap kepala Melati.” 55 Menyekutukan Allah tidak dibenarkan seperti dalam hadist riwayat Muslim: Dari sebuah hadits riwayat Muslim, Dari Abdurrahman Bin Abu Bakar R.A., Dari Bapaknya, berkata: “Kami berada di sisi Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda: Beritahukan kepadamu sekalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar (Rasulullah mengucapkannya tiga kai): pertama, mempersekutukan Allah, kedua durhaka kepada ibu bapak, ketiga sumpah palsu” Sebagai perwujudan dari keyakinan akan adanya Allah, Tuhan Yang Maha Esa adalah pengabdian kita kepada Nya. Pengabdian kita kepada Allah adalah pengabdian dalam bentuk peribadatan, kepatuhan, dan ketaatan secara mutlak. Tidak menghambakan diri kepada selain Allah, dan tidak pula mempersekutukan Nya dengan sesuatu yang lain. Itulah keimanan yang sesungguhnya. Dalam paragraf tersebut terdapat kata-kata Allah selalu benar, Karang yang kesal terhadap kekurangan Melati melampiaskan melalui hujatan kepada sang pencipta. Hujatan atau hinaan itu sendiri memang seperti menyekutukan dimana keadaan tersebut sama saja seperti tidak percaya akan adanya sang pencipta yaitu Allah SWT. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah pada bab 3 terdapat kalimat “Ya Allah, tak lelah ia berharap suatu saat keajaiban itu pasti akan datang. Suatu saat janji-Mu pasti akan tiba. Bukankah.. bukankah Engkau sendiri yang menggurat kalimat indah itu dalam kitab suci? Sungguh! Dibalik kesulitan pasti ada kemudahan... Tapi harapan itu hari-hari ini bagai kabut yang digantang matahari meninggi. Menguap. Bagai sisa-sisa air dalam ember bocor. Menghilang. Bagai rambutnya yang perlahan memutih... lelah sekali ditunggu, meski hanya untuk menyisakan sedikit asa bahwa janji kemudahan itu akhirnya pasti tiba!” 56 Dalam paragraf tersebut terlihat kata-kata atau kalimat yakin dan percaya bahwa Allah itu ada dimana seseorang meyakini bahwa Allah akan membawa keajaiban-Nya. Sebagaimana pengertian aqidah menurut syara yang meyakini atau mengimani rukun iman. Ternyata ketentraman jiwa tidak cukup didapat dengan hidup yang serba berkecukupan seperti keluarga Melati yang untuk membeli apa saja serba berkecukupan atau bahkan dibilang berlebih. akan tetapi bagaimana bunda dan keluarganya dapat mengadukan keluh kesahnya kepada Tuhan yang mampu untuk mengeluarkannya dari rasa resah dan rasa takutnya. 2. Pesan Dakwah Akhlak Akhlak, kata akhlak secara terminologi berasal dari bahasa Arab. Dalam bentuk jamak dari khula yang berarti budi pekerti, perangai dan tingkah laku atau tabiat.4 Dari segi istilah, akhlak merupakan suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Dalam kehidupan bermasyarakat, mungkin kita sering mendengar tentang kata Akhlak. Akhlak sendiri bisa diartikan dengan tingkah laku atau budi pekerti yang sopan dan santun, tanpa akhlak maka manusia tidak bisa menjadi makhluk yang mulia. Akhlak sendiri dibagi menjadi dua, yaitu akhlak Mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak Madzmumah (akhlak tercela). Akhlak yang mulia yaitu akhlak yang diridhai oleh Allah SWT, akhlak yang baik itu dapat diwujudkan dengan mendekatkan diri kita kepada Allah yaitu dengan mematuhi segala perintah-Nya dan menjauhi bahkan meninggalkan segala 57 larangan-Nya , mengikuti ajaran-ajaran dari sunah Rasulullah, mencegahdiri kita untuk mendekati yang ma’ruf dan menjauhi yang munkar, seperti firman Allah seperti berikut : Artinya: “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.(Qs.Al-Imran 110) Akhlak yang buruk berasal dari penyakit hati yang keji seperti iri hati, ujub, dengki, sombong, nifaq (munafiq), hasud, suudzan, dan penyakit-penyakit hati lainnya. Akhlak yang buruk dapat mengakibatkan berbagai macam kerusakan baik bagi orang itu sendiri, orang lain yang di sekitarnya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah terdapat dua macam akhlak yaitu akhlak Mahmudah dimana di ceritakan pada paragraf “Anakku, seseorang menyebut dirimu bagai malaikat di mata anak-anak... kehadiranmu selalu membuat 58 mereka bersenandung riang, kehadiran yang bisa menciptakan keajaiban.. meski amat malu mengakuinya, harus kami bilang, kami sudah amat berputus asa.. berputus asa atas keterbatasan putri tunggal kami. Maukah kau berkenan membantu? Membagi keajaiban itu. Kami mohon dengan segala kerendahan hati. Jika jawabnya ya, datanglah ke kediaman kami...” Dalam paragraf tersebut sebenarnya Karang adalah orang yang menyukai anak-anak, bahkan orang-orang pernah berkata anak kecil yang menangis sedu akan diam oleh sentuhan tangan Karang. Perilaku yang baik Karang adalah buah kedekatannya dengan Allah SWT, Karang yang menyayangi anak-anak merupakan salah satu akhlak yang bersifat baik atau yang biasa disebut akhlak mahmudah. Beberapa waktu kemudian rasa suka Karang terhadap anak-anak tersebut berubah seketika akibat kecelakaan yang di derita oleh anak-anak asuhannya dan dia memvonis dirinya sendiri yang bersalah, akhirnya Karang berubah arah menjadi pemuda yang gemar mabuk dan juga membenci anak-anak termasuk Melati. Seperti pada paragraf, “Pukul 20.30. itu berarti hingga delapan jam ke depan Karang akan berada di luar. Menghabiskan malam berteman minuman. Duduk sendirian di pojok bar. Menatap galak siapa saja dengan mata merah. “ dan “Kau marah? Ingin melempar semuanya? Berani sekali!!” Karang berteriak. Mencengkeram tangan Melati.” Kelakuan Karang yang lepas kontrol dan berubah arah menimbulkan keluarnya akhlak madzmumahnya yang terpendam. Memang disaat dia mulai berteman dengan minuman keras dan berteman dengan rasa bersalahnya mulai muncullah perilaku Karang yang tidak mengenakkan. Jauh di dasar sana sebenarnya Karang masih mempunyai rasa menyayangi anak-anak. Kita sebagai manusia hendaknya mengontrol emosi kita dan selalu agar berserah diri kepada Allah SWT agar terhindar dari perilaku yang malah menjauhkan kita 59 kepadaAllah SWT. Dengan cara berserah diri lah kita tetap mempunyai akhlak yang terpuji atau akhlak mahmudah. Di dalam sebuah ayat Allah telah menghimpun beberapa kunci pokok untuk bisa meraih akhlak yang mulia kepada sesama. Barang siapa mempraktekannya niscaya akan merasakan kenikmatan buahnya.Allah Ta’ala berfirman : Artinya: jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.(Q.S. Al-A’raaf:199) Perkataan akhlak sering juga disamakan dengan kesusilaan atau sopan santu. Bahkan agar lebih modern dan mendunia, perkataan akhlak kini sering diganti dengan kata moral atau etika. 3. Pesan Dakwah Syariah Syariat Islam adalah ajaran Islam yang membicarakan amal manusia baik sebagai makhluk ciptaan Allah maupun hamba Allah. Terkait dengan susunan tertib Syari’at, Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 36 : Artinya :” dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu 60 ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata”.(Q.S. Al-Ahzab:36) Ayat diatas mengajarkan bahwa sekiranya Allah dan Rasul-Nya sudah memutuskan suatau perkara, maka umat Islam tidak diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan Rasul-Nya belum menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri ketetapannya itu. Syariah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antar manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia. Syariat Islam adalah hukum dan aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik muslim mahupun bukan muslim. Selain berisi hukum dan aturan, Syariat Islam juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebahagian penganut Islam, Syariat Islam merupakan panduan menyeluruh dan sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini. Dalam kategorisasi pesan dakwah syariah dibagi kedalam dua kelompok yaitu: ibadah dam muamalah. Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara‟ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja‟ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang) dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). 61 Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan hati, lisan dan badan. Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata aamala, yuamilu, muamalat yang berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan. Kata-kata semacam ini adalah kata kerja aktif yang harus mempunyai dua buah pelaku, yang satu terhadap yang lain saling melakukan pekerjaan secara aktif, sehingga kedua pelaku tersebut saling menderita dari satu terhadap yang lainnya. Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah pada paragraf “Bunda menggeliat, membuka mata. Pelan menyadari pagi. Kemudian tersenyum lebar demi menatap sang putri yang tengah bersiap dengan “rencana jahat”, memainkan bulu ayam itu ke lubang hidungnya. Bunda sebenarnya sudah bangun sejak shubuh. Malah sejak pukul dua tadi malam, di sepertiga akhir waktu terbaik yang dijanjikan. Menghabiskan sisa malam dengan bersimpuh menangis di atas sepotong sajadah. Membuat basah ujung-ujung mukena. Berharap Tuhan akhirnya berbaik hati memberikan jalan-keluar baginya” Bunda tampak seorang yang taat agama seperti di ceritakan di atas bunda bangun lebih awal hanya untuk shalat tahajud sebagaimana yang telah Allah janjikan jika kita terus dan rutin untuk terus melaksanakan shalat malam. Dalam paragraf berikut “Bunda sudah mengusap sudut-sudut matanya. Bertahanlah Anakku, bersabarlah! Berbisik lemah, menguntai doa. Bunda sungguh tidak tahu apa maksud semua ini. Ia juga tidak mengerti mengapa Karang begtu keras kepala menyuruh anaknya makan memakai sendok-garpu. Apa bedanya dengan tangan? Apa bedanya? Yang penting Melati bisa makan. Ya Allah, tidak masalah putrinya makan dengan tangan, mengaduk-aduk makananya seperti binatang, jika untuk melatihnya makan dengan baik 62 harus melalui semua hal menyakitkan ini. Sungguh, tidak masalah. Bunda sekali lagi mengusap sudut-sudut matanya.” Semakin terlihat bunda adalah orang yang taat berdoa, bunda selalu berdoa untuk keluarganya, untuk Melati terutama. Memohon kepada Allah SWT untuk terus memberikan keajaiban kepada anaknya tersebut, bunda ingin Melati mengenal dunianya, siapa orang tuanya, siapa keluarganya dan terutama bunda menginginkan kesembuhan Melati mengenal dunia dan memudahkan dia mengetahui siapa Tuhannya yang telah memberikan kelebihan dan keajaibannya seperti ini. Bunda terus berdoa agar melati mengerti semua ini agar Melati dapat menyembah Tuhannya yaitu Allah SWT. C. Pesan-pesan yang Paling Dominan Dalam novel Moga Bunda Disayang Allah. Secara keseluruhan, pesan dakwah yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah ini terdapat pesan aqidah, akhlak, syariah dengan total jumlah komposit nilai aqidah 0,74, nilai akhlak 0,96 dan nilai syariah 0,8. Setelah peneliti melakukan perhitungan reliabilitas dan frekuensi prosentase kepada tiga juri terhadap kategorisasi yang telah peneliti buat dan melakukan analisis isi dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dari tabel yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat pesan dominan dalam novel Moga Bunda Disayang Allah yang dihitung dengan rumus : P = f x 100% N Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi 63 a. Aqidah P = 0,74 x 100% 2,5 P = 29,6% b. Akhlak P = 0,96 x 100% 2,5 P = 38,4% c. Syariah P = 0,8 x 100% 2,5 P = 32% Tabel 5 Presentase Pesan N = 2,5 No Kategorisasi Koefisien Reabilitas Presentase 1 Aqidah 0,74 29,6% 2 Akhlak 0,96 38,4% 3 Syariah 0,8 32% 4 Total 2,5 100% 64 Dengan demikian, pesan Akhlak adalah pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah dengan hasil presentase 38,4% berdasarkan perhitungan kesepakatan dari ketiga orang juri. 65 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah meneliti dan menjelaskan isi pesan dakwah dalam novel Moga Bunda Disayang Allah, maka peneliti merumuskan kesimpulan sebagai berikut: 1. Isi pesan yang terdapat dalam novel Moga Bunda Disayang Allah adalah pesan-pesan keislaman yaitu pesan aqidah, pesan akhlak, dan pesan syariah. Pesan aqidah yaitu mengenai iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rasul, iman kepada hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar. Pesan Akhlak dalam komik 33 Pesan Nabi mengenai akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela). Pesan dakwah tentang syariah mengenai ibadah dan muamalah, ibadah yaitu dengan meningkatkan spiritual dengan mengamalkan ajaran-ajaran Islam, seperti shalat, mendekatkan diri kepada Allah, cara-cara berkhutbah yang benar menurut ajaran Rasul. 2. Kecenderungan isi pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan dakwah yang mengandung nilai aqidah yaitu (29,6%) pesan dakwah yang mengandung nilai akhlak yaitu (38,4%), sedangkan yang mengandung pesan syariah yaitu (32%). Keterangan tersebut berarti dalam novel Moga Bunda Disayang Allah bahwa pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan dakwah dalam bidang akhlak yaitu 38,4%. 3. Penyampaian dakwah melalui novel lebih efisien dan efektif. Dimana novel sekarang digemari di semua kalangan. Dengan bahasa sebagai gambaran yang lebih jelas dan mendalam yang ingin disampaikan oleh penulis kepada para pembaca dan pesan-pesan tersebut adalah pesan-pesan keislaman. Kini novelpun dapat menjadi sarana berdakwah. 66 B. SARAN-SARAN Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam rangka pengembangan pesan-pesan spiritual Islam lewat karya fiksi khususnya novel Moga Bunda Disayang Allah antara lain: 1. Agar setiap masyarakat dan para da’i memanfaatkan perkembangan teknologi media cetak seperti surat kabar, majalah, buku maupun teknologi media elektronik seperti radio, televisi, internet dan lain-lain sebagai media dakwah yang kompeten. 2. Kepada para civitas akademika fakultas dakwah dan komunikasi agar lebih memperhatikan novel dan memperdalam diskusi tentang novel islami untuk dapat di jadikan sebagai media dakwah, karena novel memilki keunggulan tersendiri. Yaitu dapat bertahan lama dan dapat di baca berulang-ulang, dan semoga novel-novel islami mengalami perkembangan yang lebih pesat lagi. Seiring dengan perkembangan zaman. 3. Kepada para novelis Indonesia jangan pernah ragu untuk melahirkan karya-karya yang bermutu, bermakna dan penuh dengan pesan-pesan moral dan pesan-pesan dakwah atau novel bernuansa islami. Karena itu merupakan bagian dari dakwah yang amat mulia. 4. Masyarakat dan pembaca diharapkan dapat lebih selektif dalam memilih bacaan yang memberikan masukan, pengetahuan tentang islam. Dan hindari bacaan yang dapat merusak moral, perilaku dan iman. 67 DAFTAR PUSTAKA Alawiyah, Tutty. Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim (Bandung: Mizan, 1997) Al-Bahy, Muhammad. Islam Agama Dakwah Bukan Revolusi, (Jakarta: Kalam Mulia, 1997) Amin, Samsul Munir. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009) Arbi, Armawati. Dakwah dan Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003), cet. Ke-1 Arifin,H M. Dakwah Bil Qolam, (Bandunng: Mujahid Press, 2004) Azis, Moh Ali. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media,2004) Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997), cet. Ke-1 Bisri, Mustofa. Saleh Ritual Saleh Sosial, (Bandung: Mizan, 1995) Darminta, Wjs Purwa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : BalaiPustaka, 2005), edisi Ke-3 DepDikNas, KamusBesarBahasa Indonesia, (Jakarta Balai Pustaka,2002),edisi Ke-3 Effendy, Onong Uhjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,1997) Islamiyah, Indriansyah. Akhlak Islamiyah, (Jakarta: Parameter, 1998) Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press,2006),cet-1 Kamilah, Siti rizkia. Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah El-Khalieqy (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) Klaus Krippendorf. Analisis Isi Pengantar Teori Dan Metodelogi, (Jakarta: PT.Remaja Graffindo Persada,1993) Kusmayadi, Ismail. think smart bahasa indonesia,(bandung:media grafindo pratama 2006) Kusnawan,Aep. Berdakwah Lewat Tulisan,(Bandung:Mujahid,2004) Kusumaningrum, Dina. Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Ketika Mas Gagah Pergi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) Maarif, Bambang S. Komunikasi Dakwah “Paradigma Untuk Aksi”, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 2010) Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), Cet. Ke-4 Muhtaron, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet ke-3 Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi, (Jogjakarta: Gajah Mada University Press, 1995). Nasuhi, Hamid dkk. Pedoman Penulisa Karya Ilmiah, (Jakarta: CeQDA, 2007) Nasution,Zulkarnaen. Sosiologi Komunikasi Massa, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993) Soejono & Abdurrahman, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), cet. Ke 1 Sultoni, Toni. Skripsi Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Gadis Pantai, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah) Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas, 1983) Tasmara,Toto. Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama 1997),cet2 Widjaja, H.A.W. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta : BumiAksara, 1997) West, Richard dan Turner, Lynn. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika,2008), Edisi 3