pertemuan ke-6 prinsip-prinsip etika bisnis

advertisement
PERTEMUAN KE-6
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
PRINSIP UMUM ETIKA BISNIS
1. Prinsip Otonomi
2. Prinsip Kejujuran
3. Prinsip Keadilan
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual benefit
principle)
5. Prinsip Integral Moral
1. Prinsip Otonomi
• Prinsip Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia
untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan
kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik
untuk dilakukan.
• Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar
sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam
dunia bisnis, misalnya bidang kegiatannya, situasi yang
dihadapi, apa yang diharapkan darinya, tuntutan dan aturan
yang berlaku bagi bidang kegiatannya, sadar dan tahu akan
keputusan dan tindakan yang akan diambilnya, resiko atau
akibat yang akan timbul baik bagi dirinya dan perusahaan
maupun bagi pihak lain.
Untuk bertindak secara otonom diandaikan :
• adanya kebebasan untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan keputusan yang terbaik. Artinya
kebebasan adalah unsur hakiki dari prinsip otonom dan
prasyarat utama untuk bertindak secara etis.
• Misal : Seorang pelaku Bisnis hanya mungkin akan bertindak
secara etis bila diberi kebebasan dan kewenangan, namun
kebebasan saja belum menjamin bahwa seseorang bertindak
secara otonomi dan etis. Oleh karena itu otonomi juga
mengandaikan adanya tanggung jawab.
• Prinsip lain dari orang otonomi adalah orang yang tidak saja
sadar akan kewajibannya dan bebas mengambil keputusan
dan tindakan berdasarkan apa yang dianggapnya baik,
melainkan orang yang bersedia mempertanggungjawabkan
keputusan dan tindakan serta mampu bertanggungjawabkan
keputusannya dan tindakannya serta dampaknya
keputusannya dan tindakannya serta dampaknya.
2. Prinsip Kejujuran
kejujuran merupakan sebuah prinsip etika bisnis, karena
bisnis tidak bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak
didasarkan pada prinsip kejujuran. Kejujuran dalam bisnis
merupakan kunci untuk dapat bertahan dalam jangka waktu
panjang, untuk menghadapi persaingan yang ketat.
• Kejujuran relevan dengan pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak.
• Kejujuran relevan dalam penawaran barang dan jasa dengan
mutu dan harga yang sebanding
• Kejujuran relevan dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan
 Ketiga wujud tersebut bahwa kejujuran terkait erat dengan
kepercayaan.
3. Prinsip Keadilan
• menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang
rasional objectif dan dapat dipertanggungjawabkan.
• Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan
bisnis baik untuk relasi internal maupun eksternal
perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya
masing-masing.
• Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan
hak dan kepentingannya.
4. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual benefit
principle)
• Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan
semua
pihak..
Prinsip
ini
terutama
mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis.
5. Prinsip integritas moral
prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan
internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan
agar dalam menjalankan bisnis dengan tetap
menjaga nama baiknya atau nama baik
perusahannya.
• Menurut Adam Smith : prinsip keadilan sebagai
prinsip yang paling pokok.
• Prinsip keadilan komutatif no harm (tidak merugikan
hak dan kepentingan orang lain) dimana dalam
prinsip ini bahwa sampai tingkat tertentu sudah
dengan sendirinya terkandung prinsip kejujuran,
saling
menguntungkan,otonomi
(termasuk
kebebasan dan tanggung jawab) dan integritas
moral.
• Prinsip no harm memiliki jangkauan yang sangat luas
mencakup banyak prinsip etika lainnya. Dan juga
diterapkan menjadi hukum tertulis
ETOS BISNIS
“Suatu kebiasaan atau budaya moral yang
menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam
suatu perusahaan dari suatu generasi
kegenerasi lainnya”
• Inti etos bisnis
adalah pembudayaan atau
pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau
prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti
kekuatan
daru
suatu
perusahaan
yang
membedakannya dari perusahaan lainnya.
• Wujudnya dalambentuk :
1. Menutamakan mutu
2. Pelayanan
3. Disiplin
4. kejujuran,
5. Tanggung jawab
6. Perlakuan yang fair tanpa diskriminasi
RELATIVITAS MORAL
DALAM BISNIS
• Anggapan bahwa tidak ada nilai dan norma moral yang
bersifat universal yang berlaku disemua negara dan
masyarakat.
• Nilai dan norma yang berlaku disatu negara berbeda oleh
karena itu menurut pandangan norma dan nilai moral bersifat
relatif
• Dengan menekankan prinsip no harm dan prinsip integritas
moral sebagai prinsip yang berlaku dimana dan kapan saja
sehingga harus dikatakan bahwa prinsip relativitas moral
tidak benar.
• Relativitas moraldalam bisnis pun harus ditolak karena dalam
bisnis dituntut dan diakui orang bisnis sebagi prinsip moral
khususnya no-harm yang belaku secara universal
PENDEKATAN STAKEHOLDER
“ cara mengamati dan menjelaskan secara
analitis bagaimana berbagai unsur dipengaruhi
dan mempengaruhi keputusan dan tindakan
bisnis”
Ada 2 kelompok Stakeholder
primer dan kelompok sekunder
yaitu kelompok
1. Kelompok Primer terdiri dari pemilik modal atau
saham , kreditor, karyawan, pemasok, konsumen,
penyalur pesaing atau rekanan.
2. Kelompok Sekunder terdiri dari pemerintah –
setempat, asing, kelompok sosial, media masa, kel.
Pendukung, masyarakat pada umumnya dan
masyarakat setempat.
 Kelompok
primer
paling
penting
dalam
menentukan hidup, matinya dan berhasil atau
tidaknya bisnis dalam suatu perusahaan.
Perusahaan harus menjalin relasi bisnis yang
baik dan etis dengan kelompok tersebut :
jujur, bertanggung jawab dalam penawaran
barang dan jasa, bersikap adil terhadap
mereka, saling menguntungkan satu sama
lain.
TUGAS GAMBARKAN
RELASI ANTARA PERUSAHAAN
DAN
KEDUA KELOMPOK STAKEHOLDER
Download