P E D O M A N TATA KELOLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB I : U M U M Lampiran : Nomor : Berlaku tmt : Perbaikan ke : A. PENDAHULUAN Pengambilan keputusan adalah proses menentukan cara bertindak yang diyakini untuk memberikan penyelesaian atau pemecahan masalah yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi Dana Pensiun. Setiap pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan berhak mengemukakan pendapat dalam upaya memberikan masukan bagi peningkatan kinerja Dana Pensiun. Pengambilan keputusan merupakan dasar atau titik tolak proses pelaksanaan semua kegiatan Dana Pensiun dan mempunyai arti penting bagi perkembangan serta kemajuan pengelolaan Dana Pensiun. Dalam pengambilan keputusan diperlukan informasi, fakta, data, dan peraturan. Setiap keputusan yang diambil harus memperhatikan kepentingan Pendiri/Mitra Pendiri, Peserta, Penerima Manfaat Pensiun dan Dana Pensiun serta risiko yang melekat dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pengambil keputusan. Pendiri / Mitra Pendiri, Dewan Pengawas dan Pengurus harus konsisten dalam menjalankan keputusan – keputusan yang telah ditetapkan. B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud Pedoman Pengambilan Keputusan dimaksudkan sebagai acuan proses pengambilan keputusan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan Dana Pensiun sehingga keputusan yang diambil benar, tepat, efisien, efektif, sesuai dengan prinsip-prinsip tata kelola, serta berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga setiap keputusan dapat dipertanggungjawabkan dan dilaksanakan untuk kepentingan Peserta Dana Pensiun, Pendiri, dan Mitra Pendiri. Halaman 1 dari 13 2. Tujuan a. Mendapatkan keputusan yang dapat dipahami, diterima dan dilaksanakan oleh Pihak terkait ; b. Menghindari pengambilan keputusan yang tidak benar, tidak tepat, dan tidak diperlukan; c. Mencegah pengambilan keputusan yang tumpang tindih, duplikasi dan bertentangan; C. LANDASAN KEBIJAKAN 1. Undang–Undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun beserta peraturan pelaksanaannya; 2. Peraturan Dana Pensiun XYZ (PDP XYZ) beserta perubahannya; 3. Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No.KEP-136/BL/2006 tentang Pedoman Tata Kelola Dana Pensiun; 4. Surat Keputusan Direktur Utama PT XYZ No.Kpts. 48/C00000/2007-S0 tentang Pedoman Induk Tata Kelola DP XYZ. D. PENGERTIAN 1. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun XYZ (DP XYZ); 2. Pendiri adalah PT XYZ ; 3. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Dana Pensiun XYZ (DP XYZ); 4. Pengurus adalah Pengurus Dana Pensiun XYZ (DP XYZ) yang terdiri dari Presiden Direktur, Direktur Keuangan dan Investasi, dan Direktur Administrasi dan Kepensiunan; 5. Manajemen adalah Manajemen Dana Pensiun XYZ (DP XYZ) yang terdiri dari Pengurus dan para Manajer; 6. Keputusan Strategis adalah keputusan Pendiri, Dewan Pengawas atau Pengurus mengenai serangkaian tindakan yang digunakan untuk mencapai tujuan utama dari suatu organisasi; 7. Keputusan Rutin adalah Keputusan yang timbul dari berbagai kebijaksanaan dilakukan secara berulang – ulang yang sudah biasa dan berdasarkan pada berbagai peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan; 8. Keputusan Operasional adalah keputusan yang ditetapkan oleh manajemen, dibuat sebagai respons terhadap masalah – masalah organisasi yang repetitive atau yang sudah baku dan berdasarkan pada peraturan, pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. E. RUANG LINGKUP 1. Pengambilan Keputusan melalui rapat; 2. Pengambilan Keputusan tanpa melalui Rapat; 3. Prosedur / wewenang tata cara pengambilan keputusan. Halaman 2 dari 13 P E D O M A N TATA KELOLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB II : PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI RAPAT Lampiran : Nomor : Berlaku tmt : Perbaikan ke : Pengaturan rapat penting untuk memastikan agar rapat berjalan dengan efektif dan efisien, dan memastikan agar keputusan yang diambil dalam rapat dapat dipertanggungjawabkan. Hasil keputusan rapat harus didasarkan pada informasi, data, pertimbangan yang jelas, transparan, fakta, dan didukung oleh dokumen yang cukup serta dapat diyakini kebenarannya. TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN MELALUI RAPAT : A. Rapat Dewan Pengawas Rapat yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang baik dapat menjaga dan meningkatkan akuntabilitas Dewan Pengawas. Bagi Dewan Pengawas, rapat secara berkala penting untuk mengetahui kondisi dana dan memantau kinerja Pengurus dalam melakukan pengelolaan Dana Pensiun dan untuk mengambil keputusan-keputusan yang strategis. 1. Pelaksanaan Rapat: a. Rapat Dewan diadakan sekurang–kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun atau setiap waktu apabila dipandang perlu oleh Ketua Dewan Pengawas atau atas usul dari sekurang – kurangnya 2 (dua) orang Anggota Dewan Pengawas yang memberitahukan kehendak mereka secara tertulis kepada Ketua Dewan Pengawas dengan menyebutkan hal-hal yang ingin dibicarakan dalam rapat; b. Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas. Apabila Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh seorang Anggota Dewan Pengawas yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir; c. Semua Anggota Dewan Pengawas berhak mengajukan usul, pendapat, saran, atau permintaan; d. Rapat Dewan Pengawas sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dari seluruh Anggota Dewan Pengawas; Halaman 3 dari 13 e. Apabila kuorum tidak tercapai, maka rapat ditunda dan rapat berikutnya harus diadakan selambat–lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal rapat pertama dan rapat ini dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila dihadiri sekurangkurangnya ½ (setengah) dari seluruh Anggota Dewan Pengawas. 2. Prosedur Pemanggilan Rapat Dewan Pengawas a. Selambat–lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat diadakan, setiap anggota Dewan Pengawas menerima undangan rapat yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengawas; b. Undangan rapat Dewan Pengawas dibuat oleh Sekretaris Dewan Pengawas dengan mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat pelaksanaan rapat dan agenda/materi rapat serta dilampirkan dokumen pendukung yang diperlukan. 3. Keputusan Rapat Dewan Pengawas a. Semua keputusan rapat diambil secara musyawarah, dan apabila dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan setiap Anggota Dewan Pengawas hanya berhak mengeluarkan 1 (satu) suara; b. Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju sama banyaknya, maka Pimpinan Rapat yang akan menentukan tindakan selanjutnya; c. Keputusan Dewan Pengawas dapat diambil tanpa mengadakan rapat Dewan Pengawas dan sah dengan ketentuan semua Anggota Dewan Pengawas telah diberitahukan secara tertulis tentang usul yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dari seluruh Anggota Dewan Pengawas menyetujui usul tersebut secara tertulis; d. Setiap keputusan rapat yang diambil harus menyebutkan latar belakang, alasan, dan dasar pertimbangan putusan; 4. Notula Rapat Dewan Pengawas a. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Dewan Pengawas, harus dibuat notula oleh Sekretaris Dewan Pengawas; b. Jika terdapat pendapat yang berbeda dengan hasil keputusan rapat, maka pendapat yang berbeda tersebut dicantumkan dalam notula rapat; c. Untuk memastikan bahwa mekanisme pendapat yang berbeda ini tidak digunakan sebagai sarana untuk mencapai kepentingan pribadi, maka pendapat berbeda yang dicantumkan dalam notula rapat Dewan Pengawas adalah pendapat yang : 1) Didasarkan pada alasan yang kuat dan jelas; 2) Tidak mengandung unsur benturan kepentingan. Halaman 4 dari 13 d. Notula rapat Dewan Pengawas harus diberikan kepada semua anggota Dewan Pengawas selambat – lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah rapat diadakan untuk mendapat masukan balik atau koreksi. Perbaikan koreksi harus diberikan selambat – lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal notula diberikan; e. Notula rapat Dewan Pengawas ditandatangani oleh Pimpinan Rapat Dewan Pengawas dan 1 (satu) anggota Dewan Pengawas yang hadir pada rapat tersebut; f. Notula rapat Dewan Pengawas yang telah ditandatangani menjadi bukti yang sah tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat Dewan Pengawas; g. Notula rapat Dewan Pengawas yang asli disimpan oleh Sekretaris Dewan Pengawas, dan fotocopy dari notula tersebut disampaikan kepada setiap anggota Dewan Pengawas selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan rapat. B. Rapat Dewan Pengawas dengan Pengurus Sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengawasan Dana Pensiun, Pengurus dan Dewan Pengawas melakukan rapat secara berkala dan untuk mengambil keputusankeputusan yang strategis. 1. Pelaksanaan Rapat Dewan Pengawas dengan Pengurus a. Rapat diadakan secara berkala sekurang – kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun, yaitu sekali pada semester pertama dan sekali lagi pada semester kedua, atau setiap waktu apabila dianggap perlu; b. Permintaan untuk diadakan rapat diluar jadwal yang telah ditetapkan dapat dilakukan atas usul dari 1 (satu) anggota Pengurus atau 2 (dua) anggota Dewan Pengawas dengan menyebutkan terlebih dahulu hal – hal yang akan dibicarakan. Anggota Dewan Pengawas yang mengusulkan harus setidaknya mencakup 1 (satu) angota Dewan Pengawas yang mewakili Pendiri dan 1 (satu) anggota Dewan Pengawas yang mewakili Peserta; c. Rapat dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas, atau jika Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk oleh anggota Dewan Pengawas yang hadir. 2. Prosedur Pemanggilan Pengurus Rapat Dewan Pengawas dengan a. Sebelum rapat diadakan , setiap anggota Dewan Pengawas dan anggota Pengurus menerima undangan rapat yang resmi dan dibuat oleh Sekretaris Dewan Pengawas yang ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengawas selambat – lambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum rapat diadakan, kecuali pada keadaan mendesak; Halaman 5 dari 13 b. Dalam undangan rapat tersebut diatas, dicantumkan agenda rapat yang akan dibicarakan, tanggal, waktu dan tempat diadakannya rapat; c. Bersama dengan undangan dilampirkan dokumen pendukung dari agenda yang akan dibahas. 3. Keputusan Rapat Dewan Pengawas dengan Pengurus a. Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah; b. Keputusan dianggap sah, jika setidaknya lebih dari setengah anggota Dewan Pengawas dan Pengurus hadir dalam rapat; c. Jika kuorum tidak tercapai, maka rapat ditunda dan rapat berikutnya harus diadakan secepatnya 5 (lima ) hari kerja dan selambat – lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah rapat pertama. Rapat ini dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat tanpa memperhatikan jumlah yang hadir; d. Dalam keadaan dimana rapat Dewan Pengawas dan Pengurus tidak dapat diadakan, maka Dewan Pengawas tetap dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat, dengan ketentuan bahwa semua anggota Dewan Pengawas dan Pengurus telah diberitahu secara tertulis dan memberikan persetujuan dengan menandatangani keputusan tersebut. 4. Risalah Rapat Dewan Pengawas dan Pengurus a. Risalah rapat dibuat Sekretaris Dewan Pengawas; b. Jika terdapat pendapat yang berbeda dengan apa yang diputuskan dalam rapat , maka pendapat yang berbeda tersebut dicantumkan dalam risalah rapat; c. Untuk memastikan bahwa mekanisme pendapat yang berbeda ini tidak digunakan sebagai sarana untuk mencapai kepentingan pribadi, maka pendapat berbeda yang dicantumkan dalam risalah rapat Dewan Pengawas dan Pengurus adalah pendapat yang : 1) Didasarkan pada landasan yang kuat dan jelas; 2) Tidak mengandung unsur benturan kepentingan. d. Risalah rapat Dewan Pengawas harus diberikan kepada semua anggota Dewan Pengawas selambat – lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah rapat diadakan untuk mendapat masukan balik atau koreksi dari risalah rapat tersebut. Koreksi diatas harus diberikan selambat – lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal risalah diberikan; e. Risalah rapat ditandatangani oleh Ketua Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas , dan disahkan oleh Ketua Dewan Pengawas sebelum rapat berikutnya diadakan; f. Risalah rapat yang telah disahkan menjadi bukti yang sah tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat Dewan Pengawas dan Pengurus; Halaman 6 dari 13 g. Risalah rapat yang asli disimpan oleh Sekretaris Dewan Pengawas atau oleh seseorang anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk oleh Ketua Dewan Pengawas untuk menyimpan dokumen ini, dan fotocopy dari risalah tersebut diberikan kepada setiap anggota Dewan Pengawas dan Pengurus. C. Rapat Pengurus Rapat Pengurus diperlukan guna menyelesaikan masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan Dana Pensiun dan untuk mengambil keputusan-keputusan yang strategis. Selain itu, setiap anggota Pengurus selalu memiliki informasi terakhir mengenai kondisi dan perkembangan Dana Pensiun. Rapat Pengurus merupakan salah satu aktivitas yang penting dan dokumentasi dari penyelenggaraan rapat dan hasil rapat diperlukan untuk mengetahui latar belakang dari sebuah keputusan dan juga dalam menjaga akuntabilitas Pengurus. Pengurus wajib memelihara buku, catatan dan dokumen yang diperlukan dalam rangka pengelolaan dana Pensiun. Oleh karena itu, segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Pengurus harus dibuat notula. 1. Pelaksanaan Rapat Pengurus a. Rapat Pengurus diadakan secara berkala sekurang – kurangnya 3 (tiga) bulan sekali atau setiap waktu apabila dipandang perlu oleh Presiden Direktur atau atas usul dari Direktur yang memberitahukan kehendak mereka secara tertulis kepada Presiden Direktur dengan menyebutkan hal – hal yang ingin dibicarakan dalam rapat; b. Rapat Pengurus dipimpin oleh Presiden Direktur. Apabila Presiden Direktur berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh salah satu Direktur yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir; c. Semua Anggota Pengurus berhak mengajukan usul, pendapat, saran, atau permintaan; d. Rapat Pengurus sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2 (dua) Anggota Pengurus; e. Apabila rapat ditunda maka rapat berikutnya harus diadakan selambat–lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal rapat pertama dan rapat ini dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2 (dua) Anggota Pengurus. Halaman 7 dari 13 2. Prosedur Pemanggilan Rapat Pengurus a. Selambat – lambatnya 1 (satu) hari sebelum rapat diadakan, setiap anggota Pengurus menerima undangan rapat yang ditandatangani oleh Presiden Direktur; b. Undangan rapat Pengurus dibuat oleh Sekretaris Presiden Direktur dengan mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat pelaksanaan rapat, dan agenda/materi rapat serta dilampirkan dokumen pendukung yang diperlukan. 3. Keputusan Rapat Pengurus a. Semua keputusan rapat diambil secara musyawarah, dan apabila dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan setiap Anggota Pengurus hanya berhak mengeluarkan 1 (satu) suara; b. Keputusan Pengurus dapat diambil tanpa mengadakan rapat Pengurus dan sah dengan ketentuan semua anggota Pengurus telah diberitahukan secara tertulis tentang usul yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya 2 (dua) Anggota Pengurus dari seluruh Pengurus menyetujui usul tersebut secara tertulis; c. Setiap keputusan rapat yang diambil harus menyebutkan latar belakang, alasan, dan dasar pertimbangan putusan. 4. Notula Rapat Pengurus a. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Pengurus harus dibuat notula oleh salah seorang Manajer yang ditunjuk oleh Pimpinan Rapat; b. Jika terdapat pendapat yang berbeda dengan hasil keputusan rapat, maka pendapat yang berbeda tersebut dicantumkan dalam notula rapat; c. Untuk memastikan bahwa mekanisme pendapat yang berbeda ini tidak digunakan sebagai sarana untuk mencapai kepentingan pribadi, maka pendapat berbeda yang dicantumkan dalam notula rapat Pengurus adalah pendapat yang : 1) Didasarkan pada alasan yang kuat dan jelas; 2) Tidak mengandung unsur benturan kepentingan. d. Notula rapat Pengurus harus diberikan kepada semua anggota Pengurus selambat – lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah rapat diadakan untuk mendapat masukan balik atau koreksi dari risalah rapat tersebut. Koreksi diatas harus diberikan selambat – lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal notula diberikan; e. Notula rapat Pengurus ditandatangani oleh Pimpinan Rapat Pengurus dan 1 (satu) anggota Pengurus yang hadir pada rapat tersebut; f. Notula rapat Pengurus yang telah ditandatangani menjadi bukti yang sah tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat pengurus; Halaman 8 dari 13 g. Notula rapat Pengurus yang asli disimpan oleh sekertaris Presiden Direktur, dan fotocopy dari notula tersebut disampaikan kepada setiap anggota Pengurus selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan rapat. D. Rapat Manajemen 1. Pelaksanaan Rapat Manajemen a. Rapat Manajemen diadakan sekurang–kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan atau setiap waktu apabila dipandang perlu oleh Presiden Direktur atau atas usul dari sekurang – kurangnya 1 (satu) orang Anggota Pengurus atau 1 (satu) orang Manajer yang memberitahukan kehendak mereka secara tertulis kepada Presiden Direktur dengan menyebutkan hal-hal yang ingin dibicarakan dalam rapat; b. Rapat Manajemen dipimpin oleh Presiden Direktur. Apabila Presiden Direktur berhalangan hadir, maka rapat dipimpin oleh salah seorang Direktur yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir; c. Semua Tim Manajemen berhak mengajukan usul, pendapat, saran, atau permintaan; d. Rapat Manajemen sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri sekurang-kurangnya ¾ (tiga perempat) dari seluruh Tim Manajemen; e. Apabila kuorum tidak tercapai, maka rapat ditunda dan rapat berikutnya harus diadakan selambat–lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah tanggal rapat pertama dan rapat ini dapat mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila dihadiri sekurang-kurangnya oleh 5 (lima) Anggota Manajemen, yang terdiri dari : (a) 2 (dua) Pengurus; (b) 3 (tiga) Manajer. 2. Prosedur Pemanggilan Rapat Manajemen a. Selambat – lambatnya 1 (satu) hari sebelum rapat diadakan, setiap anggota Manajemen menerima undangan rapat yang ditandatangani oleh Presiden Direktur; b. Undangan rapat Manajemen dibuat oleh Sekretaris Presiden Direktur dengan mencantumkan hari, tanggal, waktu, tempat pelaksanaan rapat, dan agenda/materi rapat serta dilampirkan dokumen pendukung yang diperlukan; 3. Keputusan Rapat Manajemen a. Semua keputusan rapat diambil secara musyawarah, dan apabila dengan cara demikian tidak diperoleh kesepakatan maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dan setiap Anggota Manajemen hanya berhak mengeluarkan 1 (satu) suara; Halaman 9 dari 13 b. Keputusan Manajemen dapat diambil tanpa mengadakan rapat Manajemen dan sah dengan ketentuan semua anggota Manajemen telah diberitahukan secara tertulis tentang usul yang bersangkutan dan sekurang-kurangnya 2 (dua) Pengurus dan 4 (empat ) Manajer menyetujui usul tersebut secara tertulis; c. Setiap keputusan rapat yang diambil harus menyebutkan latar belakang, alasan, dan dasar pertimbangan putusan. 4. Notula Rapat Manajemen a. Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Manajemen harus dibuat notula oleh salah satu Manajer yang ditunjuk oleh Pimpinan Rapat; b. Jika terdapat pendapat yang berbeda dengan hasil keputusan rapat, maka pendapat yang berbeda tersebut dicantumkan dalam notula rapat; c. Untuk memastikan bahwa mekanisme pendapat yang berbeda ini tidak digunakan sebagai sarana untuk mencapai kepentingan pribadi, maka pendapat berbeda yang dicantumkan dalam notula rapat Pengurus adalah pendapat yang : 1) Didasarkan pada alasan yang kuat dan jelas; 2) Tidak mengandung unsur benturan kepentingan. d. Notula rapat Manajemen harus diberikan kepada semua anggota Manajemen selambat – lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah rapat diadakan untuk mendapat masukan balik atau koreksi dari risalah rapat tersebut. Koreksi diatas harus diberikan selambat – lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah tanggal notula diberikan; e. Notula rapat Manajemen ditandatangani oleh Pimpinan Rapat Manajemen dan notulis; f. Notula rapat Manajemen yang telah ditandatangani menjadi bukti yang sah tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat Manajemen; g. Notula rapat Manajemen yang asli disimpan oleh Sekretaris Presiden Direktur, dan fotocopy dari notula tersebut disampaikan kepada setiap anggota Manajemen selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja terhitung sejak tanggal pelaksanaan rapat. E. Rapat dengan Pihak Ketiga Rapat dengan Pihak Ketiga adalah Rapat yang diadakan, baik oleh Dana Pensiun maupun Pihak Ketiga, bertempat di dalam atau diluar kantor Dana Pensiun, seperti Rapat Umum Pemegang Saham, Rapat Kerja, dan sosialisasi. Waktu pelaksanaan dan prosedur pemanggilan rapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal Presiden Direktur atau Direktur berhalangan/tidak dapat hadir, maka berhak menunjuk seorang atau beberapa orang Pekerja Dana Pensiun atau pihak lain baik sendiri-sendiri maupun bersamasama untuk mewakili Dana Pensiun untuk menghadiri Rapat dengan Pihak Ketiga. Halaman 10 dari 13 Apabila kehadiran rapat dengan pihak ketiga diperlukan surat kuasa, seperti Rapat Umum Pemegang Saham, maka pengambilan keputusan dilakukan sesuai dengan kewewenangan yang diatur dalam surat kuasa dan pihak yang menerima kuasa tidak diperkenankan mengambil keputusan melebihi kewenangan sebagaimana diatur dalam surat kuasa. Keputusan yang diambil oleh pihak yang menerima kuasa harus sejalan dengan arahan yang diberikan oleh Pengurus baik secara lisan maupun tertulis. Halaman 11 dari 13 P E D O M A N TATA KELOLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB III : TINDAK LANJUT KEPUTUSAN RAPAT Lampiran : Nomor : Berlaku tmt : Perbaikan ke : TINDAK LANJUT KEPUTUSAN RAPAT 1. Pada dasarnya seluruh prosedur kerja memerlukan keputusan dari Pendiri / Mitra Pendiri, Dewan Pengawas, Pengurus sebagai pemutus terakhir yang menandatangani Surat Keputusan, Surat dan Memorandum; 2. Pendiri / Mitra Pendiri, Dewan Pengawas, Pengurus dan Pekerja bertanggung jawab atas paraf dan tanda tangan yang dibubuhkannya dalam Surat Keputusan, Surat dan Memorandum; 3. Kebijakan dan Ketentuan Pengambilan Keputusan tanpa Melalui Rapat dapat juga dilakukan dengan menggunakan Surat Keputusan, Surat, Memorandum dan Berita Acara Keputusan yang diedarkan. Halaman 12 dari 13 P E D O M A N TATA KELOLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV : P E N U TU P Lampiran : Nomor : Berlaku tmt : Perbaikan ke : 1. Pedoman Pengambilan Keputusan disusun mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan oleh Regulator dan Pedoman Induk Tata Kelola yang ditetapkan oleh Pendiri. 2. Dengan diterapkan Pedoman Pengambilan Keputusan ini diharapkan akan memberikan acuan bagi Dana Pensiun dalam pelaksanaan kegiatan operasional pengambilan keputusan, sehingga tujuan penyelenggaraan Dana Pensiun dapat tercapai. 3. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Kebijakan / Pedoman Pengambilan Keputusan, akan diatur dengan keputusan Pengurus Dana Pensiun Jakarta, 28 Desember 2007 DANA PENSIUN XYZ PENGURUS, Presiden Direktur Direktur Keuangan & Investasi Direktur Administrasi & Kepensiunan Halaman 13 dari 13