Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi

advertisement
Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar pada MonoCrystalline Silikon Sel Solar
Rifani Magrissa
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang, Padang
Abstract
Light intensity is one of the factors that affect the efficiency of solar cells on monocrystalline silicon solar cells. Efficiency solar cells undergo a change if given a light with a
spesific energy. If the light energy is too little or too much given to solar cells, causing loss
of efficiency of solar cells. Experiments were performed by varying light intensity in the range
200-550 W/m2 and the distance of the light source of the solar cell at constant temperature
is 25oC. Results of the experiments show that the light intensity affects the efficiency of solar
cells. Light intensity 200- <400 W/m2 increase the efficiency of solar cells, while the light
intensity >400 W/m2 cause decreased efficiency. These results are consistent with existing
literature.
Keywords: Light intensity, efficiency of solar cells, light energy, silicon solar cell,
Abstrak
Intensitas cahaya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi sel solar pada
mono-crystalline silikon sel solar. Efisiensi sel solar mengalami perubahan jika diberikan
cahaya dengan energi tertentu. Apabila cahaya dengan energi terlalu sedikit atau terlalu
banyak diberikan pada sel solar, menyebabkan kehilangan efisiensi sel solar. Percobaan
dilakukan dengan memvariasikan intensitas cahaya dalam rentang 200-550 W/m2 dan jarak
sumber cahaya terhadap sel solar pada temperatur konstan yaitu 25oC. Hasil percobaan
memperlihatkan bahwa intensitas cahaya mempengaruhi efisiensi sel solar. Intensitas cahaya
200-<400 W/m2 meningkatkan efisiensi sel solar, sedangkan intensitas cahaya >400 W/m2
menyebabkan efisiensi menurun. Hasil ini sesuai dengan literatur yang ada.
Kata kunci: Intensitas cahaya, efisiensi sel solar, energi cahaya, silikon sel solar
1
1. Pendahuluan
Sel solar merupakan salah satu produk teknologi fotovoltaik yang dikembangkan
pada bahan semikonduktor (silikon multikristal, monokristal, dan amorf) yang mampu
menyerang gelombang elektromagnetik dan konversi energi cahaya (photon) menjadi energi
listrik secara langsung. Prinsip sel surya merupakan kebalikan dari LED (Light Emitting
Diode) yang mengubah energi listrik menjadi cahaya atau boleh dikatakan identik dengan
sebuah dioda cahaya (photodioda) sambung p-n (p-n junction) dengan cahaya energi (band
gap) E, Ev. [7] Energi solar merupakan salah satu energi paling penting yang dapat diperbarui
karena mudah didapatkan, dan sumber energi yang murah. Sekarang ini, jumlah energi solar
mendekati kemajuan, dan sel solar telah diberikan perhatian lebih karena dengan cepat
mengembangkan teknologi serta aplikasi yang mungkin untuk memenuhi permintaan energi
terhadap dunia yang sedang berkembang dan masyarakat. Mono-crystalline silicon (mc-Si)
sel solar adalah suatu bagian dari anggota silikon sel solar dan satu dari pertama yang
dikembangkan paling banyak digunakan dalam sel solar karena mempunyai keuntungan
seperti biaya yang murah, reliabilitas tinggi, tidak bersuara, dan eco-friendly. Kemampuan
keseluruhan dari kekuatan mc-Si solar sel bergantung pada parameter lingkungan seperti
intensitas cahaya atau pancaran cahaya, besarnya sudut sinar, dan temperatur sel. Meskipun
parameter dari fotovoltaik seperti open-circuit voltage, short circuit current, maximum
output power, fill factor, dan efisiensi secara mendasar menjadi pengaruh terhadap intensitas
cahaya. [4]
Efisiensi umumnya digunakan sebagai parameter untuk membandingkan kinerja dari
satu sel surya terhadap sel surya yang lainnya. Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan
energi yang keluar dari sel surya dengan energi yang masuk dari matahari. Efisiensi
bergantung kepada spektrum serta intensitas dari cahaya matahari dan temperatur dari sel
surya. Efisiensi keluaran maksimum (ղ) didefinisikan sebagai persentase daya keluaran
optimum terhadap energi cahaya yang digunakan, yang dituliskan sebagai berikut: [8]
Ղ=
Ղ=
𝑷𝒐𝒖𝒕
𝑷𝒊𝒏
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒐𝒖𝒕
𝑽𝒎𝒂𝒙 𝒙 𝑰𝒎𝒂𝒙
𝑭𝑭 𝒙 𝑽𝒐𝒄 𝒙 𝑰𝒔𝒄
=
=
𝑷𝒊𝒏
𝑰 (𝒕)𝒙 𝑨
𝑰 (𝒕)𝒙 𝑨
2
Keterangan:
Ղ
: Efisiensi sel solar
Pout
: Daya keluar
Pin
: Daya masuk
Vmax
: Tegangan maksimum
Imax
: Arus maksimum
Voc
: Open circuit voltage
Isc
: Short circuit current
I (t)
: Intensitas cahaya
A
: Luas permukaan dari sel solar
FF
:
Fill factor
Ada beberapa hal yang membatasi harga efisiensi sel, salah satunya adalah cahaya.
Kehilangan efisiensi dihubungkan dengan cahaya yang mempunyai tidak cukup energi atau
mempunyai energi yang tinggi. Cahaya matahari mempunyai spektrum yang bervariasi.
Cahaya yang sampai ke bumi, mempunyai intensitas yang berbeda pada spektrum dari
panjang gelombang. Kehilangan efisiensi dihubungkan dengan efek dari cahaya dengan
energi sangat kecil atau energi yang sangat besar menghasilkan dari bagaimana cahaya
dengan panjang gelombang yang bervariasi berinteraksi dengan sel solar. [6] Cahaya
matahari membawa paket-paket energi sebagaimana yang dijelaskan dalam teori kuantum
yang dicetuskan oleh Planck, prinsip dari sel solar adalah efek fotovoltaik. Prinsip ini mirip
seperi efek fotolistrik, persamaan prinsip ini adalah elektron akan berpindah apabila
menyerap energi dalam tingkat-tingkat tertentu. Pada efek fotovoltaik elektron akan
berpindah apabila dari pita valensi ke pita konduktif sehingga menghasilkan arus listrik.
Berdasarkan teori, banyaknya elektron yang berpindah bergantung pada intensitas cahaya
yang diserapnya, sedangkan besarnya energi dari setiap elektron yang lepas ini bergantung
pada frekuensi cahaya yang diserap oleh elektron. [2]
Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Subhash Chander, et al pada tahun 2015
mengenai pengaruh temperatur dalam parameter fotovoltaik terhadap mono-crystalline
silikon sel solar. Mereka melalukan penelitian dengan melihat perubahan temperatur yaitu
25-60oC yang dibandingkan terhadap intensitas cahaya yang konstan dengan rentang 215515 W/m2. Parameter fotovoltaik yang dapat dilihat melalui penelitian tersebut adalah open
3
circuit voltage, short circuit current, fill factor serta efisiensi sel solar. Penelitian sebelumnya
berfokus pada pengaruh temperatur, sedangkan pada paper ini berfokus pada pengaruh
intensitas cahaya terhadap efisiensi sel solar dengan memberikan temperatur yang konstan.
Melalui literatur yang didapatkan, dilakukan percobaan dengan intensitas cahaya dari 200550 W/m2 pada temperatur ruang yaitu 25oC. Berdasarkan paper ini dapat dilihat pengaruh
intensitas cahaya yang rendah atau intensitas cahaya yang sangat tinggi terhadap efisiensi
dari sel solar.
2. Metodologi Percobaan
2.1.Bahan
Bahan yang digunakan untuk menentukan pengaruh intensitas cahaya terhadap
efisiensi dari sel solar yaitu mono-crystalline silikon sel solar. Material untuk sel solar
umumnya terbuat dari silikon karena bersifat semikonduktor dan mempunyai efisiensi yang
tinggi. Mono-crystalline silikon sel solar digunakan pada percobaan karena mempunyai
efisiensi lebih tinggi dibandingkan poly-crystalline silikon atau amorphous.
2.2. Alat
Peralatan yang digunakan adalah lampu halogen sebagai sumber cahaya, solar power
meter/luxmeter untuk mengukur intensitas cahaya, multimeter untuk mengukur tegangan dan
arus yang dihasilkan dari proses sel solar.
2.3. Metode
Percobaan dilakukan untuk melihat pengaruh intensitas cahaya terhadap efisiensi sel
solar. Percobaan diawali dengan menyediakan mono-crystalline silikon sel solar dengan
ukuran (4x4) cm2. Sel solar ini disusun di dalam suatu ruangan yang memiliki temperatur
konstan yaitu 25oC. Sumber cahaya untuk menyinari sel solar yaitu menggunakan lampu
halogen. Intensitas cahaya yang ditangkap oleh sel solar dari rentang 200-550 W/m2.
Intensitas cahaya atau penyinaran dari lampu halogen divariasikan dengan memberikan jarak
antara sel solar terhadap sumber cahaya yang diukur menggunakan solar power meter. Jarak
yang diberikan dari sel solar ke sumber cahaya yaitu 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm, dan 30
cm. Besarnya voltase dan arus yang dihasilkan dicatat 5 menit pertama. Melalui percobaan
tersebut, parameter fotovoltaik dapat dihitung. Salah satu parameter fotovoltaik yang dapat
dihitung melalui percobaan ini adalah efisiensi sel solar.
4
2.4. Skema 1 [4]
Pasang alat dan bahan yang digunakan untuk percobaan
Siapkan mono-crystalline silikon sel solar
Pasang lampu halogen sebagai sumber cahaya
Untuk memvariasikan intensitas cahaya digunakan glass plates dan gray filter
\
(intensitas cahaya 215-515 W/m2) yang diukur dengan solar power meter
Nyalakan lampu dan perhatikan besarnya voltase dan arus listrik
yang dihasilkan
Gunakan temperatur kontrol untuk memvariasikan temperatur
Parameter fotovoltaik dapat dihitung
5
Suatu mono-crystalline silikon sel solar disiapkan dengan ukuran (4x4) cm2 yang
digunakan untuk percobaan dengan memanfaatkan simulator sel solar pada temperatur 2560oC saat intensitas cahaya yang konstan 215-515 W/m2 yang disimulasikan dengan lampu
halogen. Intensitas cahaya atau penyinaran dari lampu halogen diukur dengan solar power
meter. Untuk mengurangi intensitas dari lampu, tipe variasi dari gelas dan gray filter
digunakan. Frosted glass membantu penyebaran cahaya dan untuk membuat keseragaman
pantulan cahaya. Untuk memvariasikan temperatur ruangan digunakan unit kontrol
temperatur. Mc-Si sel solar digunakan sebagai sumber, current-voltage dan power-voltage
yang diambil ke dalam jumlah parameter fotovoltaik yang dihitung. Hubungan perubahan
dalam parameter fotovoltaik dengan temperatur sel juga dihitung.
2.5. Skema 2
Mono-crystalline
Silikon Sel Solar
disinari
Lampu Halogen dengan jarak
yang ditentukan dari sel solar
diukur
Intensitas cahaya menggunakan luxmeter/solar power meter
diubah
Energi listrik
ditandai
Menyala multimeter
hitung
Efisiensi Sel
Solar
6
Percobaan diawali dengan menyediakan mono-crystalline silikon sel solar dengan
ukuran (4x4) cm2. Sel solar ini disusun di dalam suatu ruangan yang memiliki temperatur
konstan yaitu 25oC. Sumber cahaya untuk menyinari sel solar yaitu menggunakan lampu
halogen. Intensitas cahaya yang ditangkap oleh sel solar dari rentang 200-550 W/m2.
Intensitas cahaya atau penyinaran dari lampu halogen divariasikan dengan memberikan jarak
antara sel solar terhadap sumber cahaya yang diukur menggunakan solar power meter. Jarak
yang diberikan dari sel solar ke sumber cahaya yaitu 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm, dan 30
cm. Besarnya voltase dan arus yang dihasilkan dicatat pada 5 menit pertama, setelah itu jarak
antara sel solar dengan sumber cahaya diubah. Melalui percobaan tersebut, parameter
fotovoltaik dapat dihitung. Salah satu parameter fotovoltaik yang dapat dihitung melalui
percobaan ini adalah efisiensi sel solar.
Saat mc-Si sel solar disinari oleh lampu halogen, sel solar akan menyerap energi
cahaya yang besarnya intensitas cahaya diukur dengan menggunakan solar power meter.
Intensitas cahaya yang ditangkap oleh sel solar akan diserap, dan diubah ke dalam bentuk
energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dapat dilihat dengan menggunakan multimeter.
Di dalam multimeter akan diketahui voltase serta arus yang dihasilkan oleh sel solar tersebut.
Melalui data-data tersebut, dapat ditentukan efisiensi sel solar dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Ղ=
Ղ=
𝑷𝒐𝒖𝒕
𝑷𝒊𝒏
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒐𝒖𝒕
𝑽𝒎𝒂𝒙 𝒙 𝑰𝒎𝒂𝒙
𝑭𝑭 𝒙 𝑽𝒐𝒄 𝒙 𝑰𝒔𝒄
=
=
𝑷𝒊𝒏
𝑰 (𝒕)𝒙 𝑨
𝑰 (𝒕)𝒙 𝑨
3. Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang dilakukan di dalam laboratorium merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan data dengan nilai kesalahan atau error yang kecil, hal ini dikarenakan di dalam
laboratorium, sumber cahaya yang digunakan berasal dari lampu halogen dan dapat
dikondisikan sedimikian rupa sehingga menjaga intensitas cahaya yang digunakan agar tetap
konstan dan tidak berubah-ubah secara drastis apabila dilakukan di luar laboratorium dengan
matahari sebagai sumber cahaya.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan terhadap mc-Si sel solar untuk menentukan
pengaruh intensitas cahaya terhadap efisiensi sel solar pada temperatur konstan, maka di
dapatkan data sebagai berikut: [4]
7
Tabel.1 Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Efisiensi Sel Solar [3] dan [4]
Temperatur
25oC
Waktu
5 menit
Intensitas
Cahaya
215
280
400
515
550
Jarak
30 cm
25 cm
20 cm
15 cm
10 cm
Efisiensi
(%)
11,381
11,417
11,165
10,049
10,049
Tabel. 1 menunjukkan pengaruh intensitas cahaya terhadap efisiensi dari sel solar. Dilakukan
percobaan dengan memvariasikan intensitas cahaya dan jarak sumber cahaya untuk melihat
efisiensi dari sel solar. Malalui tabel.1 dapat dilihat bahwa meningkatnya intensitas cahaya
cenderung meningkatkan efisiensi dari sel solar. Sedangkan jarak sumber cahaya terhadap
sel solar berbanding terbalik dengan intensitas cahaya. Pada intensitas cahaya 400 W/m2
efisiensi mengalami penurunan dengan nilai 11,165. Sama halnya saat intensitas cahaya
mencapai 515 W/m2 yang mengalami penurunan. Namun, saat intensitas cahaya 550 W/m2
efisiensi konstan dan tidak berubah. [3]
Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktor dioda.
Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi
pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semikonduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya
tolakan antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan
elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.
Prinsip kerja sel surya yaitu cahaya yang jatuh pada sel surya menghasilkan elektron
yang bermuatan positif dan hole yang bermuatan negatif. Elektron dan hole mengalir
membentuk arus listrik. Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara
langsung energi cahaya menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi ini terjadi melalui
efek fotolistrik. [7]
Efek fotolistrik merupakan peristiwa terpentalnya sejumlah elektron pada permukaan
sebuah logam ketika disinari seberkas cahaya yang besar energinya bergantung pada
frekuensi cahaya. Pada sel surya energi foton akan diserap oleh elektron sehingga elektron
akan terpental keluar menghasilkan arus dan tegangan listrik.
Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang ditentukan oleh frekuensi cahaya.
Dalam proses photoemission, jika elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu
8
foton dan dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja (energi ikat
elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu rendah, elektron tidak bisa
keluar dari materi. Peningkatan intensitas sinar meningkatkan jumlah foton dalam berkas
cahaya, dan dengan demikian meningkatkan jumlah elektron tetapi tidak meningkatkan
energi setiap elektron yang dimiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak tergantung
pada intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi atau frekuensi foton individual.
Ini adalah interaksi antara foton dan elektron terluar. [9]
Pada thin film solar cell, pengumpulan arus yang berasal dari cahaya akan berkurang
pada intensitas yang tinggi, dengan daerah iluminasi kecil. Hal ini disebabkan pada intensitas
yang tinggi ada batasan tertentu yang disebabkan resistansi seri dan bertambahnya losses
tegangan yang bergantung pada pengumpulan carrier. Pada salah satu sumber disebutkan,
pada eksperimen menggunakan lampu pijar yang dilakukan untuk mencari hubungan antara
intensitas cahaya dan efisiensi, didapat kesimpulan bahwa efisiensi semakin berkurang ketika
nilai intensitas lampu pijar bertambah. [1]
Cahaya matahari membawa paket-paket energi sebagaimana yang dijelaskan dalam
teori kuantum yang dicetuskan oleh Planck, prinsip dari sel solar adalah efek fotovoltaik.
Prinsip ini mirip seperi efek fotolistrik, persamaan prinsip ini adalah elektron akan berpindah
apabila menyerap energi dalam tingkat-tingkat tertentu. Pada efek fotovoltaik elektron akan
berpindah apabila dari pita valensi ke pita konduktif sehingga menghasilkan arus listrik.
Berdasarkan teori, banyaknya elektron yang berpindah bergantung pada intensitas cahaya
yang diserapnya, sedangkan besarnya energi dari setiap elektron yang lepas ini bergantung
pada frekuensi cahaya yang diserap oleh elektron. [2]
Menurut Cheegar,M, et al (2013) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa efisiensi
dari sel solar bergantung pada intensitas cahaya yang diberikan. Apabila intensitas cahaya
yang diberikan di bawah 400 W/m2 efisiensi akan meningkat, tetapi intensitas cahaya yang
lebih dari 400 W/m2 efisiensi cenderung menurun atau konstan. [5] Selain itu, dalam jurnal
yang sama Cheegar,M, et al (2013) menuliskan, bahwa saat intensitas cahaya 160 W/m2
pada polikristal silikon sel solar menghasilkan voltase yang rendah dan efisiensi yang rendah.
Apabila dibandingkan saat intensitas cahaya dinaikkan menjadi >200 W/m2 , maka efisiensi
meningkat cukup tajam, seperti yang dilihat pada grafik berikut ini:
9
Grafik.1 Efisiensi terhadap Intensitas Cahaya [5]
Berdasarkan grafik ini, dapat dilihat bahwa pada sel solar yang mempunyai intensitas 160400 W/m2 efisiensinya menigkat, namun diatas 400 W/m2 hingga 1000 W/m2 efisiensi
mengalami penurunan. [5]
Kehilangan efisiensi dihubungkan dengan cahaya yang mempunyai energi yang
terlalu kecil dan energi yang terlalu besar. Jumlah energi yang dihasilkan tidak bergantung
kepada intensitas cahaya tetapi pada frekuensi cahaya. Meningkatnya intensitas cahaya
hanya akan meningkatkan jumlah elektron yang ada di dalam sel solar, tetapi tidak
meningkatkan energi yang dimiliki oleh elektron. Apabila energi yang diserap oleh elektron
di dalam sel solar terlalu kecil akan menyebabkan elektron tidak dapat terpental keluar yang
berakibat rendahnya arus dan voltase yang dihasilkan. Hal ini juga berdampak pada efisiensi
sel solar. Selain itu, apabila energi yang diserap elektron terlalu besar, maka kelebihan
tersebut akan diganti menjadi dalam bentuk panas, bukan dalam bentuk energi listrik. Hal ini
disebabkan, karena elektron pada sel solar mempunyai batas ambang untuk menyerap energi,
sehingga walaupun intensitas cahaya diperbesar jumlah energi yang dihasilkan cenderung
konstan atau menurun.
10
4. Kesimpulan
Pada paper ini telah dijelaskan pengaruh intensitas cahaya terhadap efisiensi sel solar
pada mono-crystalline silikon sel solar. Percobaan yang dilakukan dengan memvariasikan
intensitas cahaya 200-550 W/m2 dan jarak sumber cahaya terhadap sel solar pada temperatur
konstan yaitu 25oC, dengan didapatkan data efisiensi dari sel solar. Perubahan intensitas
cahaya mempengaruhi efisiensi dari sel solar. Apabila intensitas cahaya diperbesar, maka
efisiensi akan meningkat. Tetapi apabila intensitas cahaya terlalu kecil atau terlalu besar
menyebabkan efisiensi menurun atau kecil. Akibat energi cahaya yang dihasilkan terlalu
kecil adalah energi listrik yang dihasilkan juga kecil, dan energi cahaya yang terlalu besar
menyebabkan energi dalam elektron berubah menjadi panas serta energi listrik menjadi
konstan. Hal ini disebabkan karena elektron dalam sel solar mempunyai batas ambang untuk
menyerap foton pada tingkat energi tertentu. Apabila intensitas cahaya <400 W/m2 efisiensi
meningkat, dan intensitas cahaya >400 W/m2 , efisiensi menurun.
Ucapan Terimakasih
Alhamdulillah segala syukur diberikan kepada Allah SWT karena memberikan
kemudahan untuk menyelesaikan tugas paper ini. Terimakasih kepada Rahadian, M.Si, Ph.D
selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingannya hingga paper
ini terselesaikan. Tidak lupa terimakasih kepada rekan-rekan jurusan kimia yang telah
membantu dalam proses pengerjaan paper ini.
11
Referensi
[1] Aditiyawan, Eki. (2010), Studi Karakteristik Pencatuan Solar Sel Terhadap
Kapasitas Penyimpanan Energi Baterai, SKRIPSI, Jakarta, Universitas Indonesia,
Hal 10-11.
[2] Afifudin, Faslucky dan Farid Samsu Hananto. (2012), Optimalisasi Tegangan
Keluaran dari Solar Cell Menggunakan Lensa Pemfokus Cahaya Matahari, Malang,
Jurnal Neutrino.
[3] Chander, Subhash, et al. (2015), Impact of Temperature on Performance of Series
and Parallel Connected Mono-crystalline Silicon Solar Cells, United Kingdom,
ELSEVIER.
[4] Chander, Subhash, et al. (2015), A Study on Photovoltaic Parameters of MonoCrystalline Silicon Solar Cell with Cell Temperature, United Kingdom, ELSEVIER.
[5] Chegaar,M, et al. (2013), Effect of illumination intensity on solar cells parameters,
United Kingdom, ELSEVIER.
[6] Hersch, Paul dan Kenneth Zweibel. (1982), Photovoltaic Principles and Methods,
Washington DC, U.S. Government Printing Office, Hal 17-19.
[7] Purnama Sari, Ajeng. (2014), Pengukuran Karakteristik Sel Surya, Bandung, UIN
Sunan Gunung Djati.
[8] PV Education, http://www.PVEducation.org, “Efficiency”.
[9] Wikipedia, http://www.wikipedia.org, “Efek Fotolistrik”.
12
Download