saham bonus - Binus Repository

advertisement
Matakuliah
Tahun
: F0322/Pengantar Pasar Modal
:2005
CORPORATE ACTION
Pertemuan ke-11
1
CORPORATE ACTION
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengertian & Tujuan
Jenis-Jenis C.A
Dampak bagi Pesero
Syarat mendapatkan Hak C.A
Saham Bonus
Stock Dividend (Saham Dividen)
Stock Split
Right Issue
2
Pengertian Corporate Action :
• Merupakan aktivitas emiten yang berpengaruh
terhadap jumlah jumlah saham yang beredar serta berpengaruh terhadap harga saham di pasar.
• Merupakan berita yang umumnya menyedot
perhatian pihak-pihak yang terkait di Pasar Modal,
khususnya bagi para pemegang saham (pesero)
Tujuan Corporate Action :
• Untuk mencapai sasaran tertentu, seperti
meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan
likuiditas perdagangan saham serta sasaran
lainnya
3
Jenis C.A mengacu kepada masalah :
• Saham Bonus
• Cash Dividend (Dividen Tunai)
• Stock Dividend (Saham Dividen)
• Stock Split
• Right Issue
4
Dampak C.A bagi pesero cukup
signifikan, karena :
• Berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar
• Perubahan komposisi kepemilikan saham
• Jumlah saham yang dimiliki oleh Pesero, berubah
• Berpengaruh terhadap pergerakan harga saham
Apabila pesero melakukan keputusan/antisipasi yang
tepat akan memperoleh keuntungan.
Kuncinya adalah faktor koreksi dan kapan faktor itu
akan mempengaruhi pasar
5
Syarat mendapatkan hak C.A :
• Saham harus terdaftar atas nama pesero
• Saham diregistrasi untuk mendapatkan hak
• Masa register saham sampai batas cum date
• Daftar pemegang saham diumumkan pada
tanggal yang telah dijadualkan (DPS date)
6
SAHAM BONUS :
• Merupakan pembagian bonus kepada pesero
dalam bentuk saham baru; pembagian bonus
• Diberikan cuma-cuma oleh emiten, sebagai
reward
• Bonus berasal dari kapitalisasi Agio saham
atau dari Selisih revaluasi aktiva tetap
• Besarnya bonus ditentukan dalam RUPS
• Dinyatakan dalam satuan rasio, misal 1
saham lama mendapat 3 saham baru
7
• Dampak saham bonus : meningkatnya
jumlah saham yang beredar dan berakibat
pada meningkatnya faktor penawaran
saham.
• Kalau permintaan tetap, maka harga saham
akan turun atau terjadi koreksi atas harga
saham sesuai dengan faktor koreksinya
• Faktor Koreksi, merupakan perbandingan
saham lama dibandingkan dengan jumlah
saham baru setelah ditambah penambahan
bonus
8
• Rumus Faktor Koreksi =
Saham lama/saham lama + saham baru
• Apabila saham bonus dengan rasio 1 : 3 maka :
Faktor koreksi = 1/(1 + 3) = 1/4 = 0,25
• Apabila harga pasar saham sebelum cum-date Rp
1.000,-/saham, maka saat ex-date harga saham
dibuka dengan harga Rp 250 atau disebut harga
teoritis
• Apabila harga pasar ex date berada diatas harga
teoritis, berarti menguntungkan investor dan
merugikan investor apabila terjadi sebaliknya
9
Istilah-2 dalam Saham Bonus
• R a s i o : Menunjukkan perbandingan jumlah
saham lama terhadap saham bonus yang akan
diterima, misal 1 : 5
• Cum Bonus/Date : Tanggal sampai dengan
perdagangan saham masih mengandung/dengan
hak saham bonus
• Ex Bonus/Date : Tanggal dimana perdagangan
saham tidak mengandung lagi hak saham bonus
• Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) :
Tanggal dimana pemegang saham yang tercantum
dalam daftar berhak atas saham bonus
• Tanggal Pembagian : Tanggal dimana saham
bonus dibagikan secara rill, biasanya melalui Biro
Administrasi Efek (BAE)
10
DIVIDEN
• Merupakan pembagian sisa laba bersih perusahaan
yang diberikan kepada pesero atas keputusan
RUPS
• Dapat diberikan dalam bentuk tunai (cash
dividend) misal Rp. 100,- per saham atau dalam
bentuk saham (stock dividend)
• Bagi pesero penerimaan C.A berupa saham bonus
maupun stock dividend pada dasarnya sama, karena keduanya dalam bentuk saham
• Bagi Emiten pemberian C.A diatas, ada perbeda an dari sumber dananya, yaitu saham bonus dari
Kapitalisasi Agio sedang Stock Dividend dari laba
perusahaan
11
Dividen Interim :
Adalah pembayaran dividen yang sifatnya
sementara dan dimungkinkan adanya pemberian
dividen tambahan, sehingga diperoleh nilai
dividen yang sifatnya final untuk tahun buku ybs.
dan tidak ada tambahan lagi
Dividend Final ini diputuskan oleh RUPS
12
STOCK SPLIT
• Adalah pemecahan nilai nominal saham
menjadi pecahan yang lebih kecil, misal
nominal semula Rp. 1.000,- per-saham
menjadi Rp. 200,- per-saham
• Tujuannya, agar perdagangan suatu saham
menjadi lebih likuid, karena jumlah saham
yang beredar menjadi lebih banyak dan
harganya menjadi lebih murah.
• Ini dilakukan terhadap saham yang harganya
sudah cukup tinggi dan dilakukan berdasar kan persetujuan para pesero melalui RUPS
13
• Pemegang saham lama harus menukarkan
dengan saham baru yang telah di-split
• Masa penukaran ditetapkan waktunya
• Setelah batas waktu penukaran, maka saham
dengan nominal lama tidak berlaku lagi.
14
Dampak Stock Split :
• Saham yang dimiliki bertambah banyak
dengan nilai nominal yang lebih kecil
• Harga saham secara teoritis turun
proporsional
• Secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham
tidak mengalami perubahan
• Pada saat dimulainya perdagangan saham
dengan nominal baru, maka harga pasar
saham akan dikoreksi sesuai rasio stock
split atas dasar harga pasar terakhir
15
Contoh:
Nilai nominal saham PT. A Rp 500,- dengan
harga pasar terakhir Rp. 750,- di-split menjadi
nominal Rp. 100 per-saham (rasio 5:1)
Harga Pasar pembukaan saham nominal baru
adalah :
Faktor Koreksi = Saham lama/saham baru
= 100/500
= 0,20
Harga Teoritis = 0,20 x Rp 750 = Rp. 150,16
RIGHT ISSUE
• Adalah pengeluaran saham baru dalam rangka
penambahan modal perusahaan
• Terlebih dahulu ditawarkan kepada pesero lama/saat
ini (existing shareholder)
• Pesero lama memiliki Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HMETD) atau preemptive right
• Pesero lama harus melaksanakan right tersebut pada
tingkat harga yang telah ditentukan
• Karena sifatnya hak (bukan kewajiban), maka pesero
boleh tidak mempergunakan hak rightnya
• Hak Right dapat dialihkan/diperdagangkan kepada
pihak lain seperti halnya saham.
• Perdagangan right ada masa berlakunya
17
Tujuan Right Issue :
• Untuk memperoleh dana tambahan dari
pemodal/masyarakat, baik untuk ekspansi,
restrukturisasi keuangan dll.
• Right Issue bisa disertai dengan warrant atau
tidak, tergantung dari strategi perusahaan
untuk mendapatkan hasil yang diharapkan
18
Dampak Right Issue :
• Jumlah saham yang beredar akan bertambah
• Mempengaruhi kepemilikan/hak suara pese ro
lama, apabila ybs. melakukan konversi rightnya
• Dalam hal demikian akan terjadi dilusi (dilution)
atau penurunan persentase kepemilikan saham
• Umumnya harga saham akan terkoreksi dengan
adanya right issue
• Untuk mengukur berapa besar koreksi yang
timbul, harus memperhatikan informasi waktu,
harga dan rasio penerbitan right yang tercermin
dari harga teoritis
19
• Harga Teoritis =
(RSL x Harga Akhir Cum-date) + (RSB+HP)
(RSL + RSB)
- RSL = Rasio Saham Lama
- RSB = Rasio Saham Baru
- HP = Harga Pelaksanaan
- Kurs Akhir Cum-date = Harga Saham pada
Cum-date
20
Contoh Kasus 1 :
PT. A melakukan right issue dengan rasio
20 : 35. Harga pelaksanaan Rp. 200 dan Kurs
akhir cum-date tercatat pada harga Rp. 250
persaham
Harga Teoritis =
(20 x Rp 250) + (35 x Rp 200) / (20 + 35) =
Rp. 218,18 dibulatkan Rp. 220,-
21
Contoh Kasus 2 :
PT. X melakukan right issue dengan rasio
2 : 1. Harga pelaksanaan Rp. 3.000 dan Kurs
akhir cum-date (sebelum emisi right) tercatat
pada harga Rp. 5.000 persaham
Harga Teoritis =
(2 x Rp 5000) + (1 x Rp 3000) / (2 + 1) = Rp 4.325
berarti terjadi penurunan Rp. 675 persaham
22
Bisa terjadi harga riil periode pasca-emisi
right berada diatas Harga Teoritis. Hal ini
terjadi karena :
• Secara teoritis harga saham menjadi lebih murah,
apalagi kalau harga pelaksanaan emisi right ditetapkan
sedemikian rendah, sehingga permintaan meningkat
(banyak orang yang mampu membeli saham)
• Apabila perusahaan berhasil melakukan ekspansi atau
perbaikan struktur modal dari dana right yang
diperoleh, maka kinerja akan meningkat yang pada
akhir berpengaruh terhadap harga pasar saham
perusahaan
23
Download