PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition GEOKIMIA BATUAN DASIT PADA ULTRAMAFIK OFIOLIT SULAWESI DAN LEMPUNG KARBONATAN F. TONASA KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN Adi Tonggiroh1, Kaharuddin MS2, Baso Rezki Maulana3 Prodi Geologi Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin *Corresponding author: [email protected] 1,2,3 Abstrak Data lapangan menunjukkan bahwa terdapat dua singkapan batuan beku dasit yang berbeda kenampakan megaskopis dan lokasi. Batuan beku dasit dijumpai kontak dengan batuan beku ultramafik ofiolit Sulawesi di daerah Bottolai dan kontak dengan lempung karbonatan yang merupakan anggota batugamping Formasi Tonasa di daerah Camming. Pada lokasi Bottolai dijumpai singkapan dasit mengandung xenolith peridotit berukuran lebih kecil 5 cm dan batuan dasit termineralisasi sulfida yang kontak dengan lempung karbonatan. Fenomena kehadiran batuan beku dasit tentunya cukup menarik untuk diteliti pada aspek geokimia maupun litologi regional Sulawesi. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis dan lingkungan magma batuan dasit dengan menggunakan analisis XRF, ICPOES. Metode penelitian yaitu pengambilan data lapangan, analisis petrografi dan geokimia. Hasil penelitian diketahui nama petrografis batuan beku dasit yaitu dasit porfiri, dan batuan ultramafik adalah peridotit. Kenampakan mikroskopis menunjukkan perbedaan yang dijumpai pada batuan dasit daerah Bottolai dicirikan oleh kehadiran mineral gelas, kristalit plagioklas sebagai massa dasar dan fenokris plagioklas yang belum terubah menjadi serisit. Dasit porfiri daerah Camming dicirikan oleh dominasi kristalit plagioklas dan mineral hornblende yang terubah menjadi klorit dan kehadiran serisit. Indikasi kristalisasi magma berupa diferensiasi yang berlanjut pada proses asimilasi atau percampuran magma dengan batuan samping bersifat asam dicirikan pula oleh kenampakan mikroskopis zoning pada fenokris plagioklas. Analisis geokimia menunjukkan terdapat perbedaan afinitas magma, yaitu dasit porfiri pada daerah Bottolai dicirikan oleh magma intermedit atau seri calc alkaline (island arc calc alkaline basalt) dan daerah Camming dicirikan oleh seri magma calc alkaline (active continental margin calc alkaline basalt) dan thoelitic (active continental margin thoeliitic). Kata kunci : dasit, ultramafik ofiolit sulawesi, lempung karbonatan, calc alkaline, thoelitic. Abstract The field data shows that there are two kind outcrops ofdacite rock that have different characterized field and location. The contact of dacite rock with Sulawesi ophiolite ultramafic in Bottolai area and contact with mudstone that parts of limestone of Tonasa formation in Barru river area. In Bottolai found dacite with 5 cm xenolith peridotite and sulfide alteration of dacite contact with mudstone. Phenomenon of presence dacite rock really interest for research especially geochemistry aspect and regional lithology of Sulawesi. The purpose of this research is determine kind magma environment of dacite rock by used XRF and IC-OES analyzing. The research method is collect data from the field petrography and geochemistry analyzing. The result for petrography of dacite rock is porphyry dacite, ultramafic rock such serpentinite and peridotite. In microscophic shows the different of dacite rock in Bottolai characterized the presence of glass as the ground mass and plagioclase phenocryst which has not been altered into sericite. Porphyry dacite in Camming area characterized by plagioclase crystallite and hornblende that has been altered into chlorite and presence of sericite. Indication of crystallization magma which differentiation continue to assimilation processes with acid wallrock characterized presence zoning plagioclase in microscophic. Geochemistry analyzing shows different affinity of magma which porphyry dacite in Bottolai characterized with intermediate magma or calc alkaline series (island arc calc alkaline basalt) and Camming characterized magma seri calk alkaline (active continental margin calc alkaline basalt) dan thoelitic (active continental margin thoeliitic). Key word : dacite, ultramaphic, sulawesi ophiolite, mudstone, calc alkaline, thoeliitic. PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition astronomis 119˚37'30" – 119˚42'00" Bujur Timur dan 04˚24'50" – 04˚26'10" Lintang Selatan (Gambar 1). Untuk menuju daerah telitian ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dengan waktu tempuh ± 4 jam dari Kota Makassar. Observasi dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri sungai dan jalan setapak. Pendahuluan Daerah penelitian masuk pada tatanan stratigrafi regional Peta Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone bagian Barat (Sukamto, 1982), yaitu : Ub: Batuan Ultrabasa; peridotit, terserpentinitkan, terbreksikan dan tergerus omelalui sesar naik ke arah Baratdaya, berumur Kapur bawah. Temt: Formasi Tonasa; batugamping koral pejal, batugamping bioklastika dan kalkarenit, sebagian berlapis, berselingan dengan napal Globigerina tufaan;. Berdasarkan atas kandungan fosilnya, menunjukkan kisaran umur Eosen Awal (Ta.2) sampai Miosen Tengah (Tf). d: diorit – granodiorit; terobosan diorit dan granodiorit, terutama berupa stok, dan sebagian berupa retas, kebanyakan bertekstur porfiri. Diorit yang tersingkap di sebelah Timur Barru menerobos batupasir Formasi Balangbaru dan batuan ultramafikPenarikan Kalium/Argon granodiorit dari Timur Camba pada biotit menghasilkan 9,03 juta tahun (J. D. Obradovich, hubungan tertulis 1974). s : Sekis anggota batuan metamorf berumur Trias – Kapur Bawah. Metode Penelitian Metode penelitian terdiri atas pengambilan data lapangan pada peta dasar sekala 1 : 25.000, penelitian laboratorium (petrografis, XRF dan ICP–OES) dan penyusunan laporan. Geomorfologi Berdasarkan pendekatan morfografi (bentuk topografi di lapangan) dan morfogenesa (proses geologi yang bekerja), daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua satuan morfologi yaitu : (1) Satuan morfologi perbukitan denudasional, disusun oleh hasil pelapukan fragmen dari litologi sekis, peridotit, dasit porfiri, dan batugamping. (2) Satuan morfologi bergelombang denudasional, disusun oleh hasil pelapukan fragmen dari litologi batugamping, batulempung karbonatan, batuan beku, dan peridotit. Maksud dan Tujuan Daerah penelitian Bottolai dijumpai singkapan batuan beku dasit yang mengalami kontak dengan batuan beku peridotit ofiolit Sulawesi, dan daerah penelitian Camming juga tersingkap batuan beku dasit pada batuan sedimen lempung karbonatan Formasi Tonasa. Kedua daerah penelitian yang mana tersingkap batuan beku dasit pada jenis dan umur batuan yang berbeda menimbulkan beberapa interpretasi genetik yang dapat ditinjau sebagai karakteristik petrografis, geokimia, dan lingkungan pembentukan. Secara geologi regional sebaran batuan beku dasit memiliki kesamaan lokasi tipe dengan satuan diorit (d), dan bila disebandingkan dengan satuan diorit (d) maka batuan beku dasit masuk dalam umur Miosen Atas (Sukamto, 1982). Penelitian ini merupakan bagian dari mengungkap data lapangan yang bertujuan menambah data keberadaan batuan dasit berdasarkan pemetaan geologi, ciri singkapan, ciri petrografis dan geokimia di Daerah Bottolai dan Camming Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Litologi Hasil pemetaan geologi pada sekala 1 : 25.000 (Gambar 2) dan penamaan petrografis litologi daerah penelitian tersusun oleh Satuan aluvial, dasit porfiri, batugamping, peridotit, dasit porfiri (struktur augen) dan Satuan sekis. Sifat dan penamaan petrografis pada batuan dasit porfiri dicirikan oleh perbedaan mineral penyusun, sebagai berikut : Sayatan tipis A04/DSD (daerah Bottolai) tersusun atas mineral labradorit (10 – 15%), andesin (15 – 20%), hornblende (15 – 20%), mineral opak, kuarsa, massa dasar kristalit plagioklas (10 – 15%) dan massa dasar gelas. Sayatan tipis A12/DST (daerah Camming); tekstur khusus intergrowth, tersusun atas mineral labradorit (35 – 40%) yang sebagian telah terubah menjadi serisit, hornblende (15 – 20%) yang sebagian telah terubah menjadi klorit, kuarsa (10 – 15%), massa dasar kristalit plagioklas (20 – 25%) dan massa dasar gelas. Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian termasuk Wilayah Kecamatan Barru Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan. Secara 2 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition Penamaan batuan beku dasit, juga didasarkan pada kandungan major element SiO2 dan Na2O+K2O (Cox et al., 1979 dalam Rollinson, 1993) pada sampel A04/DSD, A12/DST, dan A20/DSMN dengan seri magma alkaline dan sub alkaline (seri calc–alkaline dan thoeliitic) (Wilson, 1989) (gambar 3). dasit porfiri termetamorfisme (gambar 7) dan dasit porfiri yang mengalami alterasi hidrotermal (gambar 8) dan fragmen xenolit batuan peridotit pada singkapan dasit profiri (gambar 9) di daerah Bottolai. Gambar 8, Data K2O dan SiO2 dari sampel A12/DST pada grafik non–volatile/major element menunjukkan afinitas magma terletak pada seri thoeliitic (Peccerillo dan Taylor, 1976 dalam Rollinson, 1993). Letak afinitas magma ini diinterpretasikan bahwa seri thoeliitic pada batuan dasit porfiri merupakan roses kristalisasi magma yang mempengaruhi peningkatan potasium. Interpretasi ini dicirikan oleh kenampakan lapangan singkapan dasit porfiri yang kontak dengan batuan beku peridotit di daerah Camming. Jenis dan Afinitas Magma Berdasarkan pengamatan petrografis pada sampel A23/DST, A12/DST daerah Camming dijumpai plagioklas sebagai fenokris yaitu labradorit (An54–56) dan A04/DSD daerah Botolay dijumpai jenis andesin (An48), dan sebagai kristalit jenis andesin (An44–48). Perbedaan kedua jenis plagioklas ini menunjukkan adanya diferensiasi magma di mana plagioklas yang berupa fenokris terbentuk terlebih dahulu pada fase pertama dan plagioklas yang berupa kristallit membeku pada fase kedua sehingga mempunyai sifat lebih asam. Nilai kesebandingan unsur non–volatile/major element K2O (2,02%) dan SiO2 (68,59%) pada kode sampel A20/DSMN dasit porfiri yang diuji pada grafik seri afinitas magma menunjukkan ciri seri afinitas magma calc-alkaline (Peccerillo dan Taylor, 1976 dalam Rollinson, 1993) (Gambar 10). Munculnya seri calc-alkaline pada sampel A20/DSMN yang diperoleh dari singkapan dasit porfiri Sungai Barutung diduga karena memiliki kesamaan megaskopis dengan singkapan dasit porfiri daerah Camming (A12/DST). Meskipun memiliki kesamaan megaskopis lapangan, namun terdapat perbedaan dalam perubahan nilai potassium yang tentunya dapat disebabkan oleh asimilasi batuan samping. Kesamaan dan perbedaan sampel yang diperoleh di daerah penelitian didukung oleh data lapangan dengan dijumpainya batuan metamorf sekis muskovit yang kaya akan potassium pada sebelah Selatan daerah penelitian. Pada sayatan tipis A04/DSD dan A12/DST dijumpai tekstur intergrowth (gambar 4) yang menunjukkan kenampakan adanya pertumbuhan bersama antara dua jenis mineral yang berbeda plagioklas dan hornblende dimana terlihat salah satu mineral menutupi atau melingkupi mineral yang lain. Tekstur intergrowth terjadi pada kenampakan mineral mafik melingkupi mineral plagioklas (McKenzie et al., 1982). Indikasi terbentuknya tekstur ini terjadi ketika kristalisasi mineral plagioklas yang berjalan lambat dan belum sempurna kemudian terisi oleh mineral hornblende sehingga tampak kedua mineral tersebut tumbuh bersama. Umumnya hasil pengamatan pada sayatan tipis dijumpai tekstur khusus zoning utamanya sampel A04/DSD dan A12/DST (gambar 5). Kehadiran tekstur ini didukung oleh sudut gelapan dari plagioklas yang berkembaran albit adalah 26˚ (An48) dengan jenis plagioklas andesin (C3) dan plagioklas yang bertekstur zoning adalah 30o (An54) dengan jenis plagioklas labradorit (A4). Struktur augen dijumpai pada sayatan tipis dasit porfiri (A12/DST) yaitu struktur lensa dimana mineral fenokris berupa labradorit yang berbentuk melensa/membutir dalam massa dasar yang lebih halus (gambar 6). Struktur ini mengindikasikan adanya tekanan yang kuat dari aktifitas tektonik sehingga mineral plagioklas pada batuan dasit mengalami perubahan bentuk kristal berupa pembundaran dan kesan penjajaran mineral. Nilai trace element Th, Ta, dan Hf pada A12/DST dan A20/DSMN digunakan pada klasifikasi lingkungan tektonik (Schandl dan Gorton, 2002 dalam Rollinson, 1993), diketahui bahwa lingkungan tektonik dari batuan beku dasit porfiri daerah Camming yaitu zona active continental margin calc–alkaline basalt dan active continental margin thoeliite (gambar 11). Interpretasi lingkungan tektonik pada daerah Camming ada kaitannya dengan kenampakan lapangan yaitu singkapan dasit porfiri yang kontak dengan batuan sekis muscovit, kondisi ini dapat mempengaruhi kandungan potasium. Diskusi Data geokimia unsur major diperoleh dari sampel A04/DSD, A12/DST, A20/DSMN. Plotting nilai K2O (1,26%) dan SiO2 (67,14%) dari sampel A04/DSD pada grafik non–volatile/major element menunjukkan afinitas magma terletak pada seri calc–alkaline (Peccerillo dan Taylor, 1976 dalam Rollinson, 1993). Hal ini merupakan indikasi bahwa selama kristalisasi magma berlangsung, terjadi peningkatan potasium yang dipengaruhi proses asimilasi terhadap batuan samping. Indikasi ini juga didukung oleh kenampakan lapangan pada singkapan Magma batuan dasit profiri daerah Bottolai termasuk seri calc-alkaline dengan lingkungan pembentukan magma pada zona island arc calc–alkaline basalt, sedangkan batuan dasit porfiri daerah Camming terdapat dua seri yaitu calc-alkaline dengan lingkungan pembentukan magma zona active continental margin calc–alkaline dan seri thoeliitic dengan lingkungan pembentukan magma berupa zona active continental margin thoeliite. 3 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition Perbedaan lingkungan tektonik pada daerah Camming diinterpretasikan akibat pengaruh pengikatan potasium (K2O) dari batuan samping. Perbedaan kandungan unsur non–volatile dan petrografi batuannya, maka diinterpretasikan bahwa dasit porfiri di daerah Bottolai berbeda dengan dasit porfiri berstruktur augen di daerah Camming atau terdapat dua jenis dasit porfiri yang memiliki afinitas, lingkungan magma, dan karakteristik yang berbeda baik dari aspek petrografi maupun geokimia batuan. Daftar Pustaka Priadi, B., Bellon, H., Maury, R.C., Volve, M., SoeriaAtmadja, R., Philppet, J.C., 1994. Magmatic Evolution in Sulawesi in Light of New 40K – 40Ar Age Data, PIT IAGI XXIII, Jakarta. Janousek, V., Farrow, C.M., Erban, V., 2006. Interpretation of Whole–rock Geochemical Data in Igneous Geochemistry: Introducing Geochemical Data Toolkit (GCDkit), Czech Geological Survey, Czech Republic. Kadarusman A, Miyashita.S, Maruyama.S, Parkinson.C.D, Ishikawa 2004, Tectonophysics, Elsevier. p.55-83 McKenzie, W. S., Donaldson, C. H., Guilford, C., 1982. Atlas Of Igneous Rocks and Their Texture, Department of Geology, Faculty of Science, Chulalongkorn University. Rollinson, H. R., 1993. Using Geochemical Data: Evaluation, Presentation, Interpretation, J. Wiley & Sons Inc., New York, USA. Sukamto, R., 1982. Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat, Sulawesi, P3G, Bandung. Tonggiroh, A, 2013. Prosiding Hasil Penelitian Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, v.7, ISBN 978-979127255-0-6. Wilson, M., 1989. Igneous Petrogenesis, A Global Tectonic Approach, Department of Earth Sciences, University of Leeds, Netherland. 4 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition Gambar 1. Lokasi penelitian Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penelitian 5 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition Gambar 3 Plotting pada klasisfikasi batuan vulkanik. beku Gambar 4 Tekstur intergrowth sampel A04/DSD (kiri) dan A12/DST (kanan). Gambar 5 Tekstur zoning pada fotomikrograf A04/DSD. nikol silang 50x. Gambar 6 6 Fotomikrograf struktur augen A12/DST. Nikol silang 50x. PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition Gambar 7 Gambar 9 Singkapan dasit termetamorfisme dengan sekis muscovit daerah Daerah Camming. Gambar 8 Singkapan dasit porfiri berfragmenkan xenolit peridotit, Bottolai. Gambar 11 Gambar 10 Afinitas magma K2O vs SiO2 7 Singkapan alterasi dasit hidrotermal dan kontak dengan sekis muscovit di daerah Daerah Bottolai. Lingkungan tektonik daerah Camming . PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition 8 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition 9 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition 10 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition 11 PROCEEDINGS PIT IAGI KE-43, JAKARTA 2014 The 43st IAGI Annual Convention and Exhibition 12