PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DUMBLLE PRESS DAN LATIHAN PUSH-UP WITH CLAP TERHADAP POWER OTOT LENGAN Oleh: ARGUBI SILWAN POR A2 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PROGRAM PENDIDIKAN OLAHRAGA PASCA SARJANA 1 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjukNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Latihan Dumblle Press Dan Latihan Push-up With Clap Terhadap Power Otot Lengan ”. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi para pembaca terutama pelatih karena di dalam makalah ini terdapat pemecahan-pemecahan terutama terhadap power otot lengan dan bentuk latihan yang cocok untuk tenis lapangan. Dan saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pada penyususnan makalah ini, yaitu kepada rekan-rekan dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan saya mohon maaf apabila masih banyak kekurangan. Semarang, Agustus 2009 Argubi Silwan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh semua orang baik laki- laki maupun perempuan dari segala tingkatan usia. Bahkan juga dapat dilakukan penyandang cacat dengan tenis khusus bagi mereka. Oleh karena itu tenis cukup mempunyai banyak penggemar dan menggelutinya. Dalam permainan tenis dituntut banyak keterampilan dan kemampuan fisik, teknik, taktik dan fisik merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Oleh karena pelatih dituntut untuk membina serta melatih para atlet sehingga menghasilkan atlet- atlet yang memiliki potensi serta berprestasi. Kondisi fisik adalah salah satu prasyarat yang sangat diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi seorang atlit. Kondisi fisik adalah satu kesatuan yang utuh dari komponen- komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatannya maupun pemeliharaannya. Dalam tenis terdapat beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain dengan baik, karena itu penguasaan teknik dasar dalam tenis sudah sejak dini harus mendapat perhatian yang serius dalam usaha pengembangan dan peningkatan permainan. Teknik- teknik dasar dalam pukulan tenis meliputi serve (service), forehand, backhand. Olahraga tenis adalah suatu permainan yang menggunakan lengan untuk mengayunkan raket. Keterampilan dan keahlian diperlukan dalam permainan ini, yang dimainkan secara tunggal (satu lawan satu) dan ganda (dua lawan dua). Dan 3 olahraga tenis merupakan olahraga yang kompleks, dimana olahraga ini menggunakan hampir seluruh komponen fisik. Selain komponen fisik olahraga ini juga disertai latihan teknik. Didalam kondisi fisik power sangat diperlukan dalam permainan tenis karena apabila seorang petenis mempunyai power yang baik maka pemain tersebut diduga akan dapat mendapat poin yang bagus maka dari itu harus memiliki power yang baik. Apabila kita analisis sebuah pertandingan sering kita lihat pemain tidak mampu mengembalikan bola atau sering tersangkut di net dari permasalahan inilah diduga lengannya tidak memliki power yang bagus sedangkan tujuan dari permainan ini adalah mengumpulkan point melalui serangkaian pukulan- pukulan yang membuat lawan tidak mampu mengembalikan bola dengan baik, atau memaksa lawan kehilangan point. “Power sangat diperlukan dalam permainan tenis, walaupun teknik dan taktik sudah mencukupi namun masih kurang dalam faktor kondisi fisik, maka petenis akan mempunyai kurang banyak peluang untuk mendapatkan point”. Penulis berpedoman dengan kategori kemampuan Sistem Monitoring Evaluasi dan Pelaporan (SMEP) KONI sebagai berikut : Komponen Tes Pengukuran Power lengan otot Medicine Ball Put Kategori Kurang Cukup Baik Baik Sekali Sempurna 2,63- 3,67 3,68- 4,52 4,53- 5,88- 6,22 > 6,23 5,37 Atas dasar tersebut penulis tertarik dan terdorong ingin melakukan penelitian terfokus pada power otot lengan pada atlet. Pada penelitian ini penulis 4 akan menerapkan bentuk latihan yang dapat meningkatkan power otot lengan, diantaranya adalah latihan dumblle press dan latihan push-up with clap karena ingin mengetahui apakah latihan ini dapat meningkatkan power otot lengan. Berdasarkan penjelasan di atas isu utama dalam penelitian ini adalah perbedaan pengaruh latihan dumblle press dan latihan push-up with clap untuk meningkatkan power otot lengan. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan penjelasan dalam permasalahan yang dikemukakan di atas yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh latihan dumblle press terhadap power otot lengan. 2. Untuk mengetahui pengaruh latihan push-up with clap terhadap power otot lengan. 3. Untuk mengetahui pengaruh yang lebih besar antara latihan dumblle press dengan latihan push-up with clap terhadap power otot lengan. C. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang dilakukan akan memberikan manfaat pada pengembangan ilmu pengetahuan di bidang olahraga. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat : 1. Memberikan informasi dan menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu kepelatihan yang telah diperoleh selama perkuliahan. 5 2. Menjadi bahan informasi bagi para pembina, pelatih, agar dapat menerapkan latihan dumblle press dengan latihan push-up with clap untuk meningkatkan power otot lengan atletnya. 3. Menjadi masukan bagi para ilmuwan olahraga dalam upaya peningkatan prestasi tenis. 4. Menjadi sumbangan pengetahuan bagi atlet tenis dimana untuk meningkatkan power otot lengan dapat dilakukan dengan latihan dumblle press dengan latihan push-up with clap. 5. Dijadikan sebagai salah satu bahan acuan untuk kegiatan penelitian selanjutnya dengan ruang lingkup yang lebih luas. 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoritis 1. Hakikat Power Otot Lengan Power atau disebut juga daya ledak merupakan salah satu komponen fisik yang harus dimiliki seorang atlet. Menurut Sajoto (1988 : 55) daya ledak atau power adalah “kemampuan melakukan gerakan eksplosif”. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa, daya ledak atau power = kekuatan atau force X kecepatan atau velocity (P = F x T) seperti dalam tolak peluru, lompat tinggi dan gerakan lainnya yang bersifat eksplosive. Sajoto (1995 : 9)“power adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek- pendeknya” Ismaryati (2006 : 59) “power menyangkut kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan eksplosif seta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dan secepat- cepatnya”. Hampir senada dengan Witarsa (2002 : 17) berpendapat bahwa; “power atau daya ledak adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat, oleh karena itu power adalah tingkat kondisi fisik yang lebih tinggi dari pada kekuatan. Power merupakan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. Power otot atau muscular power menurut Sajoto (1988 : 58) adalah; “kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum, dengan usaha yang dikerahkan sependek- pendeknya”. 7 Jadi power otot lengan adalah kemampuan otot- otot di daerah lengan untuk mengerahkan kekuatan maksimum dalam waktu yang sangat cepat dan maksimal. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa power otot lengan besar peranannya dalam penerapan teknik di dalam permainan tenis, karena dengan adanya power otot lengan tersebut petenis akan lebih merasa yakin akan dapat menghasilkan point dan bisa mengalahkan lawannya dan memenangi pertandingan. 2. Hakikat Latihan Latihan sangat penting dilakukan dalam membantu peningkatan kemampuan melakukan aktifitas olahraga. Untuk memungkinkan peningkatan prestasi, latihan haruslah berpedoman teori- teori serta prinsip- prinsip latihan tertentu. Tanpa melakukan latihan yang rutin maka mustahil atlet akan memperoleh prestasi yang diharapkan. Menurut Bompa (1994 : 167) “latihan adalah suatu aktifitas olahraga yang dilakukan secara sistematis dalam watu yang lama ditingkatkan secara progresif dan individual mengarah kepada ciri- ciri fungsi fisiologis dan psikologis untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan”. Latihan mempunyai batasan- batasan tertentu, oleh karena itu perlu kita pahami dulu apa batasan latihan itu. Secara sedehana batasan latihan menurut Harsono (1982 : 101) “latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara berulang- ulang dengan hari kian menambah jumlah beban latihan”. 8 Witarsa (2002 : 1) mengungkapkan beberapa komponen latihan kondisi fisik seperti; 1, Kecepatan (speed). 2. Daya Tahan (endurance). 3. Kekuatan (strenght). 4. Kelentukan (flexibility). 5. Kekuatan dan Kecepatan (power). 6. Daya tahan dan kecepatan (stamina). 7. Kelincahan (agility). Meskipun latihan dilakukan secara berulang- ulang, sistematis dan kian hari kian ditambah bebannya, tetapi disamping itu prinsip latihan juga penting menjadi pedoman bagi siapapun yang ingin meningkatkan prestasi olahraganya. Latihan pada prinsipnya adalah memberikan tekanan fisik pada tubuh secara teratur dan sistematik, berkesinambungan sehingga akan menambah kemampuan atlet yang akhirnya akan meningkatkan kemampuan atlet. Dan untuk melaksanakan suatu latihan diperlukan metode latihan yang dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan latihan merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan sistematis untuk mempersiapkan atlet baik dari kondisi fisik maupun teknik untuk menghadapi tekanan dalam pertandingan. Hakikat Latihan Dumblle Press Dumblle Press merupakan salah satu latihan beban yang menggunakan berat dumblle. Latihan ini bertujuan untuk melatih otot- otot lengan. Otot lengan yang dilatih memakai metode latihan beban. Diantaranya metode latihan beban adalah latihan dumblle. Otot yang terlatih dengan latihan dumblle press : - Deltoid, middle, dan anterior - Trisep 9 - Petrocalis mayor - Upper trapezius Sajoto (1988 : 128) mengemukakan cara pelaksanaan latihan dumblle press adalah : “latihan ini dapat dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk, lakukan gerakan angkat dumblle yang dipegang dengan posisi telapak tangan kedepan secara bergantian”. Untuk lebih jelas latihan dumblle press dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar. 2. Dumblle Press Sumber : Sajoto. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga (1988 : 128) 10 Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila petenis ingin teknik pukulannya tidak bisa dikembalikan lawan dan mendapatkan point, maka power dari otot lengan si petenis harus baik. Karena apabila petenis memiliki power otot lengan yang baik akan mudah mendapatkan point dari lawannya dalam pertandingan. Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan latihan dumblle press dalam upaya peningkatan power otot lengan petenis tersebut. Dari bentuk latihan ini diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan petenis. Hakikat Latihan Push-Up With Clap Push-up with clap juga merupakan salah satu latihan untuk meningkatkan power otot- otot lengan Chu (1996 : 88) mengemukakan cara pelaksanaan latihan push-up with clap adalah : “latihan ini dilakukan dengan posisi psh-up (telungkup), lengan dipanjangkan, tangan bertepuk pada waktu berada di atas, dan kembali pada posisi awal” Untuk lebih jelas latihan push-up with clap dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar. 3. Push-Up With Clap Sumber : Chu. Donal, A. Tenis Tenaga (1996 : 88) 11 Seperti yang telah dijelaskan bahwa apabila petenis ingin teknik pukulannya tidak bisa dikembalikan lawan dan mendapatkan point, maka power dari otot lengan petenis harus baik. Karena apabila petenis memiliki power otot lengan yang baik akan mudah mendapatkan point dari lawannya dalam pertandingan. Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan latihan push-up with clap dalam upaya peningkatan power otot lengan petenis tersebut. Dari bentuk latihan ini diharapkan dapat meningkatkan power otot lengan petenis. B. Pembahasan Berdasarkan dari teori- teori yang telah dikemukakan pada kerangka teotitis, tampak jelas bahwa untuk meningkatkan power otot lengan yang baik yang hasilnya akan berpengaruh pada keberhasilan teknik petenis. Dan dengan power otot lengan petenis akan dapat memperoleh point dari lawannya apalagi tenis merupakan olahraga yang sepenuhnya memakai lengan. Dengan demikian apabila otot lengan petenis mempunyai power akan bisa memperoleh point dari lawannya. Latihan dumblle press, diharapkan berpengaruh terhadap power otot lengan karena bentuk latihan ini dapat meningkatkan power otot lengan yang sanga dibutuhkan oleh petenis dalam menerapkan teknik pukulan yang diharapkannya dan mendapatkan point. Latihan push-up with clap, diharapkan berpengaruh terhadap power otot lengan karena bentuk latihan ini dapat meningkatkan power otot lengan yang 12 sanga dibutuhkan oleh petenis dalam menerapkan atau mengeluarkan teknik pukulan yang diharapkan untuk mendapatkan point . Latihan dumblle press dan push-up with clap, diharapkan berpengaruh terhadap power otot lengan karena bentuk latihan ini dapat meningkatkan power otot lengan yang sangat dibutuhkan oleh petenis dalam menerapkan teknik pukulan yang diharapkannya dan mendapatkan point. Dengan demikian kedua bentuk latihan yang diberikan ini nantinya akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap power otot lengan atlet tenis, sebab kedua bentuk latihan ini merupakan bentuk latihan yang langsung melatih dari pada otot- otot yang terdapat pada lengan apalagi olahraga tenis menggunakan otot lengan dan dapat menyempurnakan teknik pukulan pada cabang olahraga tenis. 13 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Bahwa latihan dumblle press dapat untuk meningkatkan power otot lengan pada permainan tenis lapangan 2. Bahwa latihan push-up with clap dapat untuk meningkatkan power otot lengan pada permianan tenis lapangan 3. Power otot lengan sangat diperlukan pada permainan tenis B. Saran 1. Kepada para pelatih agar memperhatikan bentuk latihan yang sesuai terhadap peningkatan prestasi 2. Kepada para pelatih agar dapat memanfaatkan bentuk latihan yang ada dalam makalah ini dalam proses melpatih 3. Agar lebih memperhatikan sasaran dan tujuan latihan 14 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian_Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta, Rineka Cipta. Bompa, O. Tudor. (1983). Theory and Methodology of Training. Dubuque, Iowa, Kendall/Hunt Publishing Company. Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta, CV. Tambak Kusuma. Kent, Michael. (1994). The Oxford Dictionary of Sport Science and Medicine. Oxford, Oxford University Press. Nurhasan. (2001). Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani, Gramedia Jakarta ; Bandung Quinn E.2007.Plyometric Exercises http://sportsmedicine.about.com/cs/conditioning/ a/aa062701a.html. Radcliffe C.J and R.C. Farentines. (1985). Plyometrics Explosive Power Training. 2nd ed. Champaign, Illinois, Human Kinetics Publishers, Inc. ……………………………………….. (1994). Plyometrics Explosive Power Training. Alih Bahasa. Engkos Kosasih. Jakarta. Sajoto M. (1988). Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Siagian, Der Gibson. (2006). Metode Statistika Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Jakarta, Gramedia Pustaka. Sudjana. (1992). Metode Statistika. Bandung, Tarsito. Suharno. (1992). Rencana Program Latihan. Jakarta, Direktorat Keolahragaan Ditjen Diklusepora Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Syaifuddin. (1996). Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta, EGC Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai Pustaka. Witarsa, Wita. (2002). Latihan Kondisi Fisik. Penataran Wasit dan Latihan Panahan Sejawa Barat. Bandung. 15 Yunus. M. (1992). Olahraga Pilihan Bola Voli, Departemen P dan K Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Pendidik, FPOK Medan Zumerchik, John. (1997). Encyclopedia of Sport Science. Volume 2. New York, Macmillan Inc. 16