PKN fix - Blog UB

advertisement
PERTUMBUHAN WAWASAN KEBANGSAAN
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Untuk dapat memahami konsep wawasan kebangsaan Indonesia, sebaiknya kita pelajari tentang
berbagai hal yang melatarbelakangi lahirnya konsep Wawasan Kebangsaan dalam Era Globalisasi
tersebut
Sebagaimana dalam sejarah di Indonesia, yaitu pada zaman kerajaan tepatnya pada abad ke-7 sampai
dengan 16, bangsa Indonesia berada dalam masa “Kerajaan Nusantara”. Yaitu kerajaan Sriwijaya pada
abad ke 7-12 dan kerajaan Majapahit pada abad ke 13 -16, yang pada masa itu bangsa Indonesia
mampu mencapai puncak kejayaannya sebagai bangsa yang besar dan berkuasa di kawasan Asia
Tenggara. Politik Luar Negeri Majapahit dikenal dengan “mitreka satata” atau dapat disamakan sekar.
Karena kedatangan bangsa barat seperti Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris dan Perancis yang
menggunakan tipu muslihat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, maka berakhirlah periode
Kerajaan Nusantara itu dan mulailah periode penjajahan yang menindas bangsa Indonesia dan
menghisap kekayaan alamnya, sehingga periode itu merupakan periode penderitaan lahir batin.
Sekalipun demikian, sejarah juga membuktikan bahwa menghadapi pengaruh dan tekanan dari luar itu
bangsa di nusantara tidak pernah berhenti untuk mengadakan perlawanan.
Semua perlawanan tersebut mengalami kekalahan. Perjuangan yang bersifat lokal senantiasa
gagal karena belum adanya persatuan dan kesatuan sedangkan di sisi lain pihak kolonial terus
menggunakan politik “devide et impera” (pecah belah dan kuasai). Kendati demikian, catatan sejarah
perlawanan para pahlawan itu telah membuktikan kepada kita tentang semangat perjuangan bangsa
Indonesia yang tidak pernah padam mengusir penjajah.
Dalam perkembangan berikutnya, muncul kesadaran bahwa perjuangan yang bersifat nasional
yakni perjuangan yang berlandaskan persatuan dan kesatuan dari seluruh bangsa Indonesia akan
mempunyai kekuatan yang nyata.
Pergerakan Budi Oetomo, yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1908, merupakan tonggak awal
sejarah perjuangan yang bersifat nasional. Pergerakan yang dijiwai cita-cita Wahidin Soedirohusodo
tersebut menandai pula kebangkitan nasional untuk menentang penjajahan secara terorganisasi dan
terbuka untuk semua golongan bangsa Indonesia.Itulah sebabnya, setiap tanggal 20 Mei diperingati
sebagai hari Kebangkitan Nasional.Bangsa yang bangkit karena tekad untuk merdeka, bangsa yang
mempunyai harga diri.
Di samping itu bangkit pula gerakan-gerakan di bidang politik, ekonomi/perdagangan,
pendidikan, kesenian, pers dan kewanitaan. Dalam perjalanan sejarah itu timbul pula gagasan sikap,
dan tekad yang bersumber dari nilai-nilai budaya bangsa serta disemangati oleh cita-cita moral rakyat
yang luhur.
Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia
sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada
apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Apa yang lebih
menyedihkan lagi adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan
kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan.
Dewasa ini, dampak krisis multi-dimensional ini telah memperlihatkan tanda-tanda awal
munculnya krisis kepercayaan diri (self-confidence) dan rasa hormat diri (self-esteem) sebagai
bangsa.Krisis kepercayaan sebagai bangsa dapat berupa keraguan terhadap kemampuan diri sebagai
bangsa untuk mengatasi persoalan-persoalan mendasar yang terus-menerus datang, seolah-olah tidak
ada habis-habisnya mendera Indonesia. Aspirasi politik untuk merdeka di berbagai daerah, misalnya,
adalah salah satu manifestasi wujud krisis kepercayaan diri sebagai satu bangsa, satu “nation”
Sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap proses terbentuknya
“nation and character building” kita selama ini, karena boleh jadi persoalan-persoalan yang kita hadapi
saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati dan menerapkan konsep awal “kebangsaan” yang
menjadi fondasi ke-Indonesia-an. Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang
ditakutkan Sukarno, “menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa.” Bahkan, mungkin yang
lebih buruk lagi dari kekuatiran Sukarno, “menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsabangsa”.
Jika kita coba mendalaminya, dengan menangkap berbagai ungkapan masyarakat, terutama
dari kalangan cendekiawan dan pemuka masyarakat, memang mungkin ada hal yang menjadi
keprihatinan. Awalnya, ada kesan seakan-akan semangat kebangsaan telah menjadi dangkal atau
tererosi terutama di kalangan generasi muda–seringkali disebut bahwa sifat materialistik mengubah
idealisme yang merupakan jiwa kebangsaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan wawasan kebangsaan?
2. Bagaimana perkembangan wawasan kebangsaan rakyat Indonesia terhadap negaranya?
3. Mengapa pertumbuhan wawasan kebangsaan sangat penting?
1.3 Tujuan Makalah
1. Agar pembaca mengenal dan memahami apa itu pertumbuhan wawasan kebangsaan
2. Agar pembaca mengetahui perkembangan dan pertumbuhan wawasan kebangsaan rakyat
Indonesia dari zaman kerajaan, penjajahan sampai saat Indonesia merdeka.
3. Agar pembaca mengetahui bahwa wawasan kebangsaan sangat penting untuk mendukung
semangat cinta akan negara Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Aktualisasi Wawasan Kebangsaan
Paham Kebangsaan
Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu
mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi
terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan
nasional masih diabaikan. Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(P4) di setiap strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.
Pengembangan pendidikan berkarakter yang mulai dilaksanakan pada tahun pelajaran 2011/2012
selain memberikan porsi besar pada kearifan lokal, tentunya juga harus memasukkan paham
kebangsaan, supaya rasa cinta terhadap tanah air tidak luntur.Demikian antara lain disampaikan
Komandan Kodim 0720 Rembang, Letkol ARM Dedy Jusnar Hendrawan pada acara sosialisasi ujian
nasional di Gedung PKPRI Rembang, Kamis (12/1).Disebutkan, bila wawasan dan paham kebangsaan
tidak perlu diajarkan terpisah sebagai mata pelajaran tersendiri, hanya perlu lebih dikuatkan dan
menyatu dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/PPKN yang diajarkan di
sekolah. “Setidaknya diberi alokasi lebih banyak sebagai bahan ajar kepada siswa, sesuai dengan
jenjang pendidikan agar mudah dimengerti dan dipahami,” cetusnya. Menurut dia, saat ini terindikasi
degradasi dalam semangat berbangsa dan bertanah air dalam kehidupan masyarakat, hal tersebut jangan
sampai berimbas kepada para pelajar yang nota bene merupakan generasi penerus Bangsa Indonesia.
“Jiwa nasionalisme mereka harus terus dijaga dan perlu ditingkatkan supaya lestari, selanjutnya
diarahkan agar mempunyai tekad untuk memajukan negaranya dan sejajar dengan negara maju
lainnya,” tegasnya. Sesekali apabila sekolah ingin mendatangkan mentor dari luar sekolah untuk
memberikan pendidikan wawasan kebangsaan dan implementasinya, jajaran Kodim 0720 Rembang
siap diterjunkan, bahkan secara pribadi Letkol ARM Dedy Jusnar Hendrawan siap berdiri di depan
kelas untuk memberikan pengetahuan yang sangat urgen tersebut.“Dengan catatan diluar kesibukan dan
sebelumnya pihak sekolah mengajukan permohonan untuk mengatur waktu pelaksanaannya,”
Rasa Kebangsaan
Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa terhadap kondisi bangsa
Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih dirasakan jauh untuk menggapainya, karena
lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik
perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan,
bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan
kurang menggema, karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila. Di samping itu,
adanya tuntutan sekelompok masyarakat dengan isu putra daerah terutama dalam Pilkada masih terjadi
amuk massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan
nasional terhambat
Salah satu tonggak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia adalah Sumpah Pemuda yang selalu
diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Namun momen penting ini tidaklah berdiri sendiri, Sumpah
Pemuda merupakan hasil dari serangkaian perjuangan-perjuangan Bangsa Indonesia sejak ribuan tahun
silam dalam usaha membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Seperti kita ketahui bersama, sebelum 1928, perjuangan telah dimulai sejak abad ke-17, dimana waktu
itu perlawanan-perlawanan secara fisik dari berbagai daerah muncul akibat kekejaman dan penindasan
kaum penjajah. Tak heran, kalau di tahun 1628 dan 1629 Sultan Agung Hanyokrokusumo, Raja
Mataram
berani
menyerang
kompeni
hingga
ke
Batavia.
Tahun 1662 – 1669 Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI juga mengadakan perlawanan mengusir
penjajah di Makasar. Lalu 1817 di Ambon ada Pattimura, kemudian 1825 -1830 terjadi Perang
Diponegoro, demikian pula di Sumatera, Tuanku Imam Bonjol memimpin perlawanan pada tahun 1824
hingga 1837. Perlawanan lainnya pun muncul dengan tujuan yang sama mengusir penjajah dari bumi
Indonesia. Akan tetapi sangat disayangkan, perjuangan tersebut tidak membawa hasil yang diharapkan
karena politik devide et impera yang diterapkan Belanda waktu itu mampu menaklukkan semua
perlawanan. Belanda mampu menaklukkan hampir seluruh wilayah nusantara sehingga bangsa ini
semakin mengalami penderitaan panjang.
Sadar akan hal tersebut, para pemuda Indonesia yang memiliki semangat dan jiwa patriotisme
kemudian melakukan bentuk perlawanan dalam bentuk yang lain. Mereka melawan – bukan dalam arti
fisik – melalui organisasi Budi Oetomo yang didirikannya pada 20 Mei 1908.Momen ini kemudian
dijadikan sebagai tonggak sejarah kebangkitan pemuda Indonesia dalam pergerakan kebangsaan
Indonesia, yang kemudian diakui sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Beberapa tahun kemudian
tepatnya 1911 muncul Sarekat Islam yang didirikan oleh HOS Tjokroaminoto. Setahun kemudian
namanya diubah menjadi Sarekat Dagang Islam. Selain itu di tahun yang sama, berdiri pula Indische
Partai yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu Danudirdja Setia Budi, Ki Hajar Dewantara dan Tjipto
Mangunkusumo. Tujuan politiknya sangat jelas yaitu untuk membebaskan Indonesia dari penjajahan
Belanda. Ketiga tokoh ini kemudian dibuang karena dianggap membahayakan kelangsungan
Pemerintah Hindia Belanda melalui tulisan-tulisannya yang tajam di surat kabar. Demikian pula
gerakan dan aksi-aksi yang mereka lakukan.
Organisasi-organisasi lain pun kemudian bermunculan, namun belum memberikan harapan yang
menggembirakan. Mereka tetap tak mampu menghadapi dan memberikan perlawanan berarti
disebabkan perjuangan yang mereka lakukan masih sendiri-sendiri. Setelah menyadari kondisi seperti
itu, keadaan pun lalu berubah.Para pemuda kemudian berfusi, menyatukan diri dan mengusung rasa
kebangsaan yang selama ini belum tersentuh.Ini kemudian melahirkan Kongres Pemuda Indonesia I
pada tahun 1926.Waktu itu cita-cita persatuan menjadi tujuan utama, namun masih belum dapat
diwujudkan secara nyata. Rasa kebangsaan dan persatuan itu mencapai puncaknya dengan kemunculan
pemuda Soekarno, anggota Jong Java.Ia terus mengobarkan rasa persatuan dan kesatuan Indonesia
sebagai landasan untuk mencapai kemerdekaan. Pemuda yang kemudian terkenal dengan julukan Bung
Karno ini mendasarkan perjuangan mencapai kemerdekaan pada kekuatan sendiri, anti kapitalisme dan
imperialisme serta non-cooperation atau tak bersedia bekerja sama dengan Hindia Belanda.
Atas prakarsa Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, maka diadakan Kongres Pemuda Indonesia II di
Jakarta pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928.Kongres dihadiri oleh berbagai perhimpunan pemuda yang
ada di Indonesia.Dalam sidang ketiga, 28 Oktober 1928 itulah kemudian dicetuskan Sumpah Pemuda
yang sangat terkenal hingga sekarang.
Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah perjuangan yang bersifat nasional, meliputi seluruh wilayah
nusantara mencapai cita-cita bersama. Pada Kongres ini pula diperkenalkan lagu kebangsaan Indonesia
Raya 3 stanza oleh Wage Rudolf Supratman.
Kata-kata keramat yang dicetuskan dalam Kongres II Pemuda Indonesia tersebut terus mengakar dalam
diri setiap anak bangsa. Perjuangan terus berlanjut, perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
pun tak berhenti hingga mencapai puncak dengan diproklamasikannya Kemerdekaan Republik
Indonesia 17 Agustus 1945.
Rasa kebangsaan, persatuan dan kesatuan harus tetap kita jaga dengan jiwa dan semangat Sumpah
Pemuda. Jangan sampai kerja keras para pemuda pada masa perjuangan dahulu terbuang percuma
dengan kondisi Bangsa Indonesia di masa sekarang. Zaman dulu kaum penjajah yang memecah belah
bangsa Indonesia, bukan tidak mungkin persatuan dan kesatuan yang selama ini kita bina terkoyak oleh
ulah bangsa sendiri. Bahasa Indonesia yang selama ini diakui sebagai bahasa persatuan rusak justru
oleh perilaku bangsa sendiri. Bangsa yang merdeka karena berjuang dan bersatu dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan itu serta berpartisipasi aktif mengisi kemerdekaan sehingga apa yang
menjadi tujuan negara seperti yang tercakup dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dapat tercapai.
Menurut Pak Koesbini, lagu kebangsaan Indonesia Raya merupakan lagu yang paling megah.
Memang betul, megah irama musiknya, megah pula syair lagunya.Terlebih jika sudah dinyanyikan
secara formal dalam suatu upacara resmi kenegaraan. Seluruh badan ini mungkin akan bergetar
mendengar dan merasakan kebesaran lagu kebangsaan kita. Coba, tanyakan pada saudara-saudara kita
yang berada di luar negeri sana. Pasti mereka akan mengalami perasaan yang sama. Termasuk di pesta
olahraga atau pertandingan internasional yang membawa nama Indonesia. Semua itu bisa dirasakan
hanya oleh Bangsa Indonesia. Meskipun kita hidup di negeri orang dan telah berpindah
kewarganegaan, kalau masih merasa sebagai Bangsa Indonesia sekali lagi Bangsa Indonesia pastilah
akan tergetar hatinya, perasaannya bahkan seluruh tubuh dan jiwanya kalau Indonesia Raya
diperdengarkan. Hanya mereka yang bukan Bangsa Indonesia saja yang cuek. Pada kenyataannya kini,
tak sedikit mereka yang cuek dengan lagu Indonesia Raya.Mereka lahir dan hidup di bumi Indonesia,
mereka mengaku Bangsa Indonesia, mereka mencari makan di Indonesia tetapi rasa kebangsaannya
telah luntur. Lagu Indonesia Raya hanya dianggap sebagai lagu biasa, tak ada istimewanya sama sekali.
Mereka terkesan dingin ketika lagu Indonesia Raya diperdengarkan.Bahkan di kampung-kampung
hampir tak lagi kita jumpai upacara memperingati Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Sebagai orang yang terlahir dan tinggal di Indonesia, saya ingin melihat Indonesia maju dalam segala
segi dan segala bidang. Sering kita mendengar, membaca dan menonton debat, pendapat orang yang
mengeluh dan mengkritik tentang hal-hal yang kurang mencerminkan rasa kebangsaan. Tapi, akan
lebih baik bagi kita semua kalau kita tidak hanya berhenti hanya dengan berdebat dan melontarkan
kritik. Bila kita hanya berhenti pada tindakan melontarkan kritik, dan berdebat maka kita tidak pernah
akan dapat mewujudkan dan melihat kemajuan dari negeri kita ini. Hal pertama yang terpenting yang
perlu ada dalam hati dan benak kita adalah rasa kebangsaan dengan memiliki rasa cinta, bangga dan
rasa memiliki akan bangsa ini. Rasa memiliki harus diimbangi dengan rasa tanggung jawab.Ya,
tanggung jawab kepada Tuhan, pahlawan-pahlawan bangsa yang telah rela mengorbankan nyawa untuk
memerdekakan bangsa ini dari penjajahan, orang tua kita, anak cucu kita dan diri sendiri. Selanjutnya
tentu saja kita perlu mewujudkan dalam tindakan nyata akan rasa kebangsaan itu. Lalu bagaimana
caranya kita dapat mewujudkan hal ini? Itu hal yang mudah dilakukan asal kita mau memulai untuk
melakukannya. Kita dapat memulainya dengan hal-hal yang tampaknya tidak berdampak tapi bila kita
masing-masing mau melakukannya maka hal-hal yang kecil yang kita lakukan akan berdampak besar.
Mulailah dengan dilingkungan kita tinggal.Perhatikan hal-hal kecil yang dapat membantu mewujudkan
kemajuan bagi Indonesia.
Mungkin sebaiknya kita melihatnya dengan menggunakan contoh. Bila kita ingin Indonesia bersih dari
sampah maka mulailah memiliki kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.Bila kita ingin
Indonesia bebas dari banjir maka mulailah membersihkan selokan di rumah anda.Bila kita ingin
Indonesia dapat menghemat listrik sehingga dapat membantu gerakan “Go Green” matikanlah lampu
dan alat listrik yang tidak terpakai. Bahkan kita pun dapat membantu mematikan lampu-lampu jalan di
lingkungan tempat kita tinggal untuk dimatikan saat siang hari, saya dan keluarga telah melakukan
akan hal ini. Bila kita ingin melihat Indonesia tertib dalam berlalu lintas, maka taatilah rambu lalulintas
yang ada saat kita berkendara di jalan.Mudah bukan.
Dengan melakukan hal-hal kecil yang dapat kita lakukan maka kita telah mewujudkan rasa kebangsaan
bagi Indonesia.Saya pun percaya saat hal ini dilakukan oleh masing-masing kita secara terus menerus,
maka Indonesia pasti menjadi lebih baik seperti yang kita harapkan. Saat hal ini terjadi maka kita
rakyat Indonesia akan dapat hidup di negeri ini dengan lebih baik dan nyaman.
Marilah kita menyatukanlah hati, dan melakukan hal-hal kecil yang dapat memberikan manfaat bagi
Indonesia adalah tindakan “Paling Indonesia” karena pada akhirnya kita dapat mewujudkan Indonesia
yang lebih baik, makmur dan sejahtera seperti yang kita semua harapkan.
Semangat
Kebangsaan
Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi
dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada sekelompok masyarakat mulai
luntur dalam memahami adanya pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas
bermacam suku, golongan dan keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang
berbeda, serta tidak menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan
kebhinekaan
sebagai
dasarnya.
Semangat Kebangsaan menciptakan Negara Merdeka dan Berdaulat Adalah karena Semangat
Kebangsaan rakyat yang Indonesia berhasil keluar dari penjajahan bangsa lain dan membangun Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang Merdeka dan Berdaulat. Sejarah membuktikan bahwa mereka yang
tidak ber-Semangat Kebangsaan tetap berada dalam penjajahan sekalipun seakan-akan mereka hidup
dalam satu negara mereka sendiri.
Semangat Kebangsaan itu timbul di dada rakyat dan khususnya para pemuda karena mengalami
kehidupan yang hina dan sengsara dibandingkan rakyat yang hidup di satu negara merdeka.Lebih-lebih
lagi merasakan perbedaan yang amat mencolok dalam kehidupan pihak yang dijajah dan yang
menjajah, baik penjajah itu Belanda, Inggeris maupun Jepang.Perasaan itu memuncak dan menggelora
menjadi semangat yang tidak sudi lagi dijajah oleh siapa pun juga. Terwujudlah Semangat Kebangsaan
yang mendorong perjuangan merebut kemerdekaan didahului dengan Proklamasi Kemerdekaan oleh
Sukarno-Hatta
atas
nama
bangsa
Indonesia
pada
17
Agustus
1945.
Karena penjajah tidak sudi melepaskan cengkeramannya secara damai, perjuangan kemerdekaan
meluas ke perjuangan fisik bersenjata. Dengan Semangat Kebangsaan yang kuat rakyat Indonesia
bersedia melakukan pengorbanan apa saja demi mencapai tujuan. Perang Kemerdekaan dapat memaksa
penjajah untuk akhirnya mengakui kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia pada 27 Desember
1949.
Semangat Kebangsaan untuk Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan Akan tetapi perjuangan belum
selesai dengan menghasilkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat.Sebab
Tujuan Bangsa adalah terwujudnya masyarakat yang maju, adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat
Indonesia.NKRI merupakan sarana dan wahana untuk mencapai Tujuan Bangsa itu, sekalipun sarana
dan wahana yang mutlak diperlukan.Sebab itu setelah kemerdekaan tercapai perjuangan harus menuju
kepada
terwujudnya
Kemajuan,
Keadilan
dan
Kesejahteraan.
Perjuangan ini makan waktu lama dan bahkan tanpa akhir karena bangsa Indonesia tidak mau tertinggal
oleh kemajuan bangsa lain. Amat banyak yang harus diwujudkan, harus diciptakan kondisi Ekonomi
yang mendatangkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat disertai pelaksanaan Otonomi Daerah yang
harmonis.Hal ini memerlukan peningkatan Pendidikan Nasional yang menjangkau seluruh bangsa.Ini
pun harus didukung banyak kegiatan Riset untuk meningkatkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Perlu didukung kondisi Politik yang mengabdi Kesejahteraan.Dan seluruh usaha ini harus diamankan
dari berbagai ancaman dan gangguan, baik dikeluarkan dalam merebut kemerdekaan.Sebab itu
perjuangan mewujudkan Kemajuan, Keadilan dan Kesejahteraan perlu pula didukung dan didorong
oleh Semangat Kebangsaan yang kuat. Malahan harus lebih kuat dari Semangat Kebangsaan bangsa
tetangga kita, karena Indonesia memperjuangkan masa depan rakyat Indonesia yang jumlahnya
sekarang sudah 220 juta orang dan akan mencapai 250 juta serta hidup di Negara Kepulauan yang luas.
Semangat Kebangsaan diperlukan untuk mendorong dan memotivasi seluruh bangsa agar menghasilkan
performa atau hasil kerja yang baik dan makin baik, dengan selalu mengusahakan hal yang terbaik
melebihi apa yang sudah tercapai di bangsa tetangga kita. Semangat ini harus meliputi Penyelenggara
Negara, baik di Pusat maupun di Daerah, untuk memimpin dan mengurus negara dan bangsa secara
baik.Demikian pula para warga yang aktif di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Juga para
Budayawan, Ilmuwan, Usahawan, para Guru dan Pendidik, para Wartawan, para anggota TNI dan
Polri, dan seluruh rakyat yang menjadi Petani, Nelayan, Buruh dan Karyawan, semuanya diliputi
Semangat
Kebangsaan
yang
menghasilkan
perbuatan
terbaik
bagi
bangsa.
Dengan dipedomani Pancasila Semangat Kebangsaan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa atas
dasar Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam Perbedaan. Dengan itu dijaga agar perbedaan antara
berbagai etnik, umat agama dan golongan, hubungan antara Pusat dan Daerah, semuanya berjalan
dengan harmonis, saling menghargai dan kesadaran bahwa semua memerlukan NKRI yang kokoh kuat
serta terwujudnya masyarakat Indonesia yang maju, adil dan sejahtera. Sebaliknya NKRI selalu
memperhatikan
dan
memajukan
kepentingan
seluruh
warganya
dengan
baik.
Sejarah Kebangsaan
Sejarah kebangsaan Indonesia dimulai semenjak masa kerajaan-kerajaan yang mendominasi wilayah
Indonesia, yang kemudian berpindah ke masa penjajahan kemudian ke masa kemerdekaan.
A. Kerajaan Kutai
Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah
Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga.
Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa
Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman
sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama
Hindu. Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai kepala
suku, yang menurunkan raja-raja Kutai.
Dalam kehidupan 6amper terjalin hubungan yang harmonis/erat 6amper Raja Mulawarman
dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa, bahwa raja Mulawarman memberi
sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara.
Istilah Waprakeswara–tempat suci untuk memuja Dewa Siwa–di pulau Jawa disebut Baprakewara.
Mulawarman
Mulawarman adalah anak Aswawarman dan cucu Kundungga. Nama Mulawarman dan
Aswawarman sangat kental dengan pengaruh bahasa Sanskerta bila dilihat dari cara penulisannya.
Kundungga adalah pembesar dari Kerajaan Campa (Kamboja) yang 6amper ke Indonesia. Kundungga
sendiri diduga belum menganut agama Budha.
Aswawarman
Aswawarman mungkin adalah raja pertama Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu. Ia juga
diketahui sebagai pendiri dinasti Kerajaan Kutai sehingga diberi gelar Wangsakerta, yang artinya
pembentuk keluarga. Aswawarman memiliki 3 orang putera, dan salah satunya adalah Mulawarman.
Putra Aswawarman adalah Mulawarman. Dari yupa diketahui bahwa pada masa pemerintahan
Mulawarman, Kerajaan Kutai mengalami masa keemasan. Wilayah kekuasaannya meliputi 6amper
seluruh wilayah Kalimantan Timur. Rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur.
Kerajaan Kutai seakan-akan tak tampak lagi oleh dunia luar karena kurangnya komunikasi dengan
pihak asing, hingga sangat sedikit yang mendengar namanya.
Berakhir
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam
peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat
bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang ibukotanya
pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang
disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam
yang disebut Kesultanan Kutai Kartanegara.
B. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar yang terletak di Sumatra Selatan.
Menurut para ahli, pusat Kerajaan Sriwijaya ada di Palembang dan diperkirakan telah berdiri pada abad
ke-7 M. Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya berupa prasasti dan berita Cina. Sumber yang berupa
prasasti terdiri atas dua, yaitu prasasti yang berasal dari dalam negeri dan prasasti yang berasal dari luar
negeri. Prasasti yang berasal dari dalam negeri 6ntara lain: prasasti Kedukan Bukit (683 m), Talang
Tuwo (684 m), Telaga Batu (683), Kota Kapur (686), Karang Berahi (686), Palas Pasemah dan
Amoghapasa (1286). Sementara itu, prasasti yang berasal dari luar negeri 6ntara lain; Ligor (775),
Nalanda, Piagam Laiden, Tanjore (1030 M), Canton (1075 M), Grahi (1183 M) dan Chaiya (1230).
Begitu pula sumber naskah dan buku yang berasal dari dalam negeri adalah kitab Pararaton, sedangkan
dari luar negeri 6ntara lain kitab memoir dan record karya I-Tsing, Kronik dinasti Tang, Sung, dan
Ming, kitab Lingwai- tai-ta karya Chou-ku-fei dan kitab Chu-fon-chi karya Chaou- fu hua.
Kehidupan ekonomi
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar di Indonesia pada masa silam. Kerajaan
Sriwijaya mampu mengembangkan diri sebagai 6ntara 6ntara6e yang pernah menguasai lalu lintas
pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat
Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau
sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa,
Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini juga yang membawa penghasilan
Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapalkapal yang
singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas ekspor Sriwijaya 6ntara lain kapur barus,
cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian.
Faktor- yang mendorong Sriwijaya muncul menjadi kerajaan besar adalah sebagai berikut.
1. Letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan.
2. Kemajuan pelayaran dan perdagangan Antara Cina dan India melalui Asia Tenggara.
3. Runtuhnya Kerajaan Funan di Indocina. Dengan runtuhnya Funan memberikan kesempatan kepada
Sriwijaya untuk berkembang sebagai antara Antara e menggantikan Funan.
4. Sriwijaya mempunyai kemampuan untuk melindungi pelayaran dan perdagangan di perairan Asia
Tenggara dan memaksanya singgah di pelabuhan-pelabuhan.
Kehidupan Keagaman
Dalam bidang agama, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia
Tenggara dan Asia Timur. Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah aliran Mahayana
dengan salah satu tokohnya yang terkenal ialah Dharmakirti.
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya mundur sejak abad ke-10 disebabkan oleh 7ntara-faktor berikut.
a. Perubahan keadaan alam di sekitar Palembang. Sungai Musi, Ogan Komering, dan sejumlah
anak sungai lainnya membawa lumpur yang diendapkan di sekitar Palembang sehingga
posisinya menjauh dari laut dan perahu sulit merapat.
b. Letak Palembang yang makin jauh dari laut menyebabkan daerah itu kurang strategis lagi
kedudukannya sebagai pusat perdagangan nasional maupun internasional. Sementara itu,
terbukanya Selat Berhala 7ntara Pulau Bangka dan Kepulauan Singkep dapat menyingkatkan
jalur perdagangan internasional sehingga Jambi lebih strategis daripada Palembang.
c. Dalam bidang politik, Sriwijaya hanya memiliki angkatan laut yang diandalkan. Setelah
kekuasaan di Jawa Timur berkembang pada masa Airlangga, Sriwijaya terpaksa mengakui Jawa
Timur sebagai pemegang hegemoni di Indonesia bagian timur dan Sriwijaya di bagian barat.
d. Adanya serangan militer atas Sriwijaya. Serangan pertama dilakukan oleh Teguh
Dharmawangsa terhadap wilayah selatan Sriwijaya (992) hingga menyebabkan utusan yang
dikirim ke Cina tidak berani kembali. Serangan kedua dilakukan oleh Colamandala atas
Semenanjung Malaya pada tahun 1017 kemudian atas pusat Sriwijaya pada tahun 1023 – 1030.
Dalam serangan ini, Raja Sriwijaya ditawan dan dibawa ke India. Ketika Kertanegara bertakhta
di Singasari juga ada usaha penyerangan terhadap Sriwijaya, namun baru sebatas usaha
mengurung Sriwijaya dengan pendudukan atas wilayah Melayu. Akhir dari Kerajaan Sriwijaya
adalah pendudukan oleh Majapahit dalam usaha menciptakan kesatuan Nusantara (1377).
C. Kerajaan Majapahit
Kehidupan Sosial Ekonomi dan Kebudayaan
Hubungan persahabatan yang dijalin dengan negara tentangga itu sangat mendukung dalam
bidang perekonomian (pelayaran dan perdagangan). Wilayah kerajaan Majapahit terdiri atas pulau
dan daerah kepulauan yang menghasilkan berbagai sumber barang dagangan. Barang dagangan
yang dipasarkan antara lain beras, lada, gading, timah, besi, intan, ikan, cengkeh, pala, kapas dan
kayu cendana.
Dalam dunia perdagangan, kerajaan Majapahit memegang dua peranan yang sangat penting.
Sebagai kerajaan Produsen – Majapahit mempunyai wilayah yang sangat luas dengan kondisi
tanah yang sangat subur. Dengan daerah subur itu maka kerajaan Majapahit merupakan produsen
barang dagangan.
Sebagai Kerajaan Perantara – Kerajaan Majapahit membawa hasil bumi dari daerah yang satu
ke daerah yang lainnya. Keadaan masyarakat yang teratur mendukung terciptanya karya-karya
budaya yang bermutu. bukti-bukti perkembangan kebudayaan di kerajaan Majapahit dapat
diketahui melalui peninggalan-peninggalan berikut ini :
Candi: Antara lain candi Penataran (Blitar), Candi Tegalwangi dan candi Tikus (Trowulan).
Perjuangan Bangsa Indonesia melawan sistem penjajahan.
Perjuangan sebelum Abad XX.
 Masa kerajaan Islam di Indonesia, mulailah datang Portugis, Spanyol, Belanda dengan
tujuan mencari rempah-rempah.
 Pada hakikatnya perlawanan secara fisik terhadap Belanda terjadi secara sendiri-sendiri
hampir di setiap daerah di Indonesia.
 Tidak adanya persatuan dan koordinasi dalam melakukan perlawanan, sehingga tidak
berhasil mengusir penjajah, sebaliknya malah memperkukuh kedudukan penjajah.
Diperparah karena Belanda menerapkan sistem monopoli melalui Sistem Tanam Paksa
(1930-1870).
Salah satu tonggak sejarah perjuangan Bangsa Indonesia adalah Sumpah Pemuda yang selalu
diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Namun momen penting ini tidaklah berdiri sendiri, Sumpah
Pemuda merupakan hasil dari serangkaian perjuangan-perjuangan Bangsa Indonesia sejak ribuan
tahun silam dalam usaha membebaskan diri dari belenggu penjajahan.
Seperti kita ketahui bersama, sebelum 1928, perjuangan telah dimulai sejak abad ke-17, dimana
waktu itu perlawanan-perlawanan secara fisik dari berbagai daerah muncul akibat kekejaman dan
penindasan kaum penjajah. Tak heran, kalau di tahun 1628 dan 1629 Sultan Agung
Hanyokrokusumo, Raja Mataram berani menyerang kompeni hingga ke Batavia.
Tahun 1662 – 1669 Sultan Hasanuddin, Raja Gowa XVI juga mengadakan perlawanan mengusir
penjajah di Makasar. Lalu 1817 di Ambon ada Pattimura, kemudian 1825 -1830 terjadi Perang
Diponegoro, demikian pula di Sumatera, Tuanku Imam Bonjol memimpin perlawanan pada tahun
1824 hingga 1837. Perlawanan lainnya pun muncul dengan tujuan yang sama mengusir penjajah
dari bumi Indonesia.
D. Masa Kemerdekaan
Masa kemerdekaan ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh presiden pertama bangsa
Indonesia yaitu Ir. Soekarno dan wakilnya Moh.Hatta. Indonesia dapat merdeka saat ini tidak lain dan
tidak bukan adalah karena semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan kaum penjajah.
Selain itu karena adanya latar belakang kejayaan pada masa kerajaan pada saat dahulu yang membakar
semangat kebangsaan rakyat Indonesia.
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
E. Masa Orde Lama
Orde Lama dipimpin oleh presiden pertama Indonesia Ir.Soekarno. dimasa nya terdapat
beberapa kendala dan masalah yang terpenting adalah merajalela nya komunis di Indonesia. Terdengar
kecurigaan terhadap Ir.Soekarno yang dicurigai ikut dalam partai komunis. Sehingga ia dilengserkan
dan terjadilah pemindahan kekuasaan dalam bentuk supersemar, yang berisi pemindahan kekuasaan
kepresidenan dari Soekarno ke Soeharto.
F. Masa Orde Baru
Pada masa ini, Soeharto pada awalnya berhasil membangun Indonesia dari segi pembangunan
dan ekonomi.
Trilogi Pembangunan
Trilogi Pembangunan adalah wacana pembangunan nasional yang dicanangkan oleh
pemerintahan orde baru di Indonesia dalam sebagai landasan penentuan kebijakan politik, ekonomi,
dan sosial dalam melaksanakan pembangunan negara.
Trilogi pembangunan terdiri dari:
 Stabilitas Nasional yang dinamis
 Pertumbuhan Ekonomi Tinggi, dan
 Pemerataan Pembangunan dan hasil-hasilnya.
Setelah berhasil memulihkan kondisi politik bangsa Indonesia, maka langkah selanjutnya yang
ditempuh pemerintah Orde Baru adalah melaksanakan pembangunan nasional. Pembangunan nasional
yang diupayakan pemerintah waktu itu direalisasikan melalui Pembangunan Jangka pendek dan
Pembangunan Jangka Panjang. Pambangunan Jangka Pendek dirancang melalui Pembangunan Lima
Tahun (Pelita). Setiap Pelita memiliki misi pembangunan dalam rangka mencapai tingkat kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Sedangkan Pembangunan Jangka Panjang mencakup periode 25-30 tahun.
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi
seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam
upaya mewujudkan tujuan nasional yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945 yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah Indonesia
2. Meningkatkan kesejahteraan umum
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial
Pelaksanaan Pembangunan Nasional yang dilaksanakan pemerintah Orde Baru berpedoman pada
Trilogi Pembangunan dan Delapan jalur Pemerataan. Inti dari kedua pedoman tersebut adalah
kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat dalam suasana politik dan ekonomi yang stabil. Isi
Trilogi Pembangunan adalah:
1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan sosial bagi
seluruh rakyat.
2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
3. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Dan Delapan Jalur Pemerataan yang dicanangkan pemerintah Orde Baru adalah:
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2. Pemerataan memperoleh kesempatan pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan.
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya bagi generasi muda dan
kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah Tanah Air
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

Pelaksanaan Pembangunan Nasional
Seperti telah disebutkan di muka bahwa Pembangunan nasional direalisasikan melalui Pembangunan
Jangka Pendek dan Pembangunan Jangka Panjang. Dan Pembangunan Jangka Pendek dirancang
melalui program Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Selama masa Orde Baru, pemerintah telah
melaksanakan enam Pelita yaitu:

Pelita I
Pelita I dilaksanakan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974, dan menjadi landasan awal
pembangunan masa Orde Baru. Tujuan Pelita I adalah meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus
meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan tahap berikutnya. Sasarannya adalah pangan, sandang,
perbaikan prasarana perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan rohani. Titik
beratnya adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan
ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih
hidup dari hasil pertanian.

Pelita II
Pelita II mulai berjalan sejak tanggal 1 April 1974 sampai 31 Maret 1979. Sasaran utama Pelita II ini
adalah tersedianya pangan, sandang, perumahan, sarana prasarana, mensejahterakan rakyat, dan
memperluas kesempatan kerja. Pelaksanaan Pelita II dipandang cukup berhasil. Pada awal
pemerintahan Orde Baru inflasi mencapai 60% dan pada akhir Pelita I inflasi berhasil ditekan menjadi
47%. Dan pada tahun keempat Pelita II inflasi turun menjadi 9,5%.

Pelita III
Pelita III dilaksanakan pada tanggal 1 April 1979 sampai 31 Maret 1984. Pelaksanaan Pelita III masih
berpedoman pada Trilogi Pembangunan, dengan titik berat pembangunan adalah pemerataan yang
dikenal dengan Delapan Jalur Pemerataan.

Pelita IV
Pelita IV dilaksanakan tanggal 1 April 1984 sampai 31 Maret 1.989Titik berat Pelita IV ini adalah
sektor pertanian untuk menuju swasembada pangan, dan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin industri sendiri. Dan di tengah berlangsung pembangunan pada Pelita IV ini yaitu
awal tahun 1980 terjadi resesi. Untuk mempertahankan kelangsungan pembangunan ekonomi,
pemerintah kebijakan moneter dan fiskal. Dan pembangunan nasional dapat berlangsung terus.

Pelita V
Pelita V dimulai 1 April 1989 sampai 31 Maret 1994. Pada Pelita ini pembangunan ditekankan pada
sector pertanian dan industri. Pada masa itu kondisi ekonomi Indonesia berada pada posisi yang baik,
dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 6,8% per tahun. Posisi perdagangan luar negeri memperlihatkan
gambaran yang menggembirakan. Peningkatan ekspor lebih baik dibanding sebelumnya.
 Pelita VI
Pelita VI dimulai 1 April 1994 sampai 31 Maret 1999. Program pembangunan pada Pelita VI ini
ditekankan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian, serta peningkatan
kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak
pembangunan. Namun pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia
Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang
mengganggu perekonomian telah menyebabkan proses pembangunan terhambat, dan juga
menyebabkan runtuhnya pemerintahan Orde Baru.
1. Faktor Penyebab Munculnya Reformasi
Banyak hal yang mendorong timbulnya reformasi pada masa pemerintahan Orde Baru, terutama
terletak pada ketidakadilan di bidang politik, ekonomi dan hukum. Tekad Orde Baru pada awal
kemunculannya pada tahun 1966 adalah akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekuen dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setelah Orde Baru memegang tumpuk kekuasaan dalam mengendalikan pemerintahan, muncul
suatu keinginan untuk terus menerus mempertahankan kekuasaannya atau status quo. Hal ini
menimbulkan akses-akses nagatif, yaitu semakin jauh dari tekad awal Orde Baru tersebut. Akhirnya
penyelewengan dan penyimpangan dari nilai-nilai Pancasila dan ketentuan-ketentuan yang terdapat
pada UUD 1945, banyak dilakukan oleh pemerintah Orde Baru.
2. Krisis Politik
Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan
politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di
pegang oleh para penguasa. Dalam UUD 1945 Pasal 2 telah disebutkan bahwa “Kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Pada dasarnya secara de jore (secara hukum)
kedaulatan rakyat tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto
(dalam kenyataannya) anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian besar anggota
MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme).
Keadaan seperti ini mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya kepada institusi pemerintah,
DPR, dan MPR. Ketidak percayaan itulah yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan
reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, termasuk keanggotaan DPR dam
MPR yang dipandang sarat dengan nuansa KKN.
Gerakan reformasi juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima paket undangundang politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan,
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Wawasan kebangsaan di bangsa Indonesia telah hadir dan terus tumbuh sejak zaman kerajaan
hingga zaman modern yang kita hidupi ini. Tetapi pengertiaan kita akan kebangsaan seringkali
mengalami distorsi, bisa kita lihat pada konflik yang terus-menerus terjadi di pada bangsa kita. Tetapi
banyak terjadinya konflik bukan berarti bangsa kita mbengalami kemunduran, itu hanya berarti setiap
individu dan kelompok di dalam bangsa kita mempunyai pemikiran yang mereka anggap jelas dan
sangat haus untuk merealisasikan pikirannya untuk memberikan sumbangan yang nyata untuk negeri
dan bangsa kita.
Kita bisa memajukan pengetahuan kita akan pengetahuan kebangsaan dari bercermin pada
kesalahan semua pendahulu kita.
Dengan banyaknya peristiwa yang terjadi di Indonesia, rakyat Indonesia mengalami pertumbuhan
terhadap wawasan kebangsaan dengan baik. Tentunya para pendiri bangsa kita tidak ingin bangsa ini
mengalami disintegrasi dan konflik internal maupun eksternal.
MAKNA PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NEGARA





Yudha adhypratama
Fitri firlia sari
Khairunnisa
Rosari indah
Suci
 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa Pancasila sebagai dasar Negara
merupakan sebuah simbol yang mencerminkan jati diri bangsa
Indonesia.Pancasila dijadikan sebuah landasan pemikiran bagi bangsa
Indonesia dalam menjalankan mekanisme tata pemerintahan untuk mecapai
tujuan dan cita-cita Negara sehingga pancasila dijadikan sebuah tonggak
ukur terciptanya kehidupan bernegara yang aman,tertib, adil, makmur dan
sejahtera. Ke- 5 pilar pancasila merupakan manifestasi dari sebuah tujuan
dibentuknya Negara Indonesia dimana setiap poin-poin yang terdapat dalam
pancasila memiliki makna yang saling berkaitan dan saling menopang satu
sama lain sehingga tidaklah dinamakan sebagai pancasila jika ada salah satu
poinnya yang tidak dapat dipenuhi oleh bangsa dan Negara. Oleh karena itu
Makalh ini disusun sebagai salah satu wadah untuk memahami nilai-nilai
pancasila (subscriber of value Pancasila) sebagai filsafat negara untuk
memahami secara detail hakekat pancasila sebagai dasar Negara dan landasn
negara sehingga kita memiliki rasa penerimaan dan pernghargaan atas nilainilai Pancasila serta mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam sikap,
tingkah laku, dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga mencerminkan sifat
khas sebagai Manusia Indonesia.
 Pengertian filsafat
 Istilah ‘filsafat’ secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab)
dan philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia).
 Kata philosophia merupakan kata yang terususun dari kata philos yang berarti
kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan,
hikmat, kearifan, pengetahuan.jadi Philosophia berarti cinta kepada
kebijaksanaan atau cinta pada kebenaran.
 Sedangkan Pelaku filsafat berarti filosof, berarti: a lover of wisdom.
 Orang berfilsafat dapat dikatakan sebagai pelaku aktifitas yang menempatkan
pengetahuan atau kebijaksanaan sebagai sasaran utamanya.
Thomas Nagel dalam Philosophy: Basic Reading mengatakan (1987: 3):
Philosophy is different from science and from mathematics. Unlike science
doesn't rely on experiments or observation, but only on thought. And unlike
mathematics it has no formal methods of proof. It is done just by asking
questions, arguing, trying out ideas and thinking of possible arguments
against them, and wondering how our concepts really work.
Ada 3 pengertian filsafat, yaitu:
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup
Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Sedangkan Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk,
sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis Pancasila dapat digolongkan
sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti
praktis
PANCASILA
SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT.
 Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan
dengan cara deduktif dan induktif.
 Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan
menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif.
 Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari
gejala-gejala itu.
Membahas Pancasila sebagai filsafat berarti mengungkapkan konsepkonsep kebenaran Pancasila yang bukan saja ditujukan pada bangsa
Indonesia, melainkan juga bagi manusia pada umumnya.Pancasila yang
terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh.Sehingga Sila-sila
Pancasila yang pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya,
antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan
saling mengkualifikasi karena Pemikiran dasar yang terkandung dalam
Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan
Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang
nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Inti sila-sila Pancasila meliputi:
 Tuhan, yaitu sebagai kausa prima
 Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial
 Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri
 Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
 Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi
haknya
Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki ciri khas yang
berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme,
idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.
Kesimpulan
Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur
pemerintahan Negara atau dengan kata lain pancasila merupakan suatu dasar
untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber hukum, pancasila merupakan kaidah hukum Negara yang
secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh
unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah serta pemerintah Negara.Oleh karena
itu pancasila ditetapkan sebagai dasar falsafah Negara Indonesia sebagai
landasan Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa indonesia, yang membedakan
dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia
adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang masa.
Hak dan Kewajiban
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Terkadang kita sering mendengar kata hak dan kewajiban dalam kehidupan sehari-hari. hak
seorang manusia merupakan fitrah yang ada sejak mereka lahir.Ketika lahir, manusia secara hakiki
telah mempunyai hak dan kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda,
tergantung pada misalnya, jabatan atau kedudukan dalam masyarakat. Sebelum membahas lebih lanjut
mengenai hak dan kewajiban, penulis ingin memaparkan pengertian hak dan kewajiban. K. Bertens
dalam bukunya yang berjudul Etika memaparkan bahwa dalam pemikiran Romawi Kuno, kata iusiurus (Latin: hak) hanya menunjukkan hukum dalam arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai
keseluruhan undang-undang, aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan
masyarakat demi kepentingan umum (hukum dalam arti Law, bukan right).
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Hak dan Kewajiban
HAK
Hak adalah kekuasaan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk melakukan sesuatu yang telah
itentukan oleh undang-undang. MIsalnya, hak mendapat pendidikan dasar, hak mendapt rasa aman.
Orang yang mendiami wilayah suatu Negara, bisa jadi warga Negara tersebut atau warga Negara asing.
Di Indonesia, misalnya, penduduk yang tinggal di wilayah Indonesia bias warga Negara Indonesia atau
warga Negara asing yang memiliki kepentingan di Indonesia. Namun, mereka bukanlah warga Negara
Indonesia. Jadi, tidak semua orang yang tinggal di wilayah suatu Negara adalah warga Negara tersebut
. tentu saja Warga Negara Indonesia (WNI)dan Warga Negara Asing (WNA) memiliki hak dan
kewajiban yang berbeda.
KEWAJIBAN
Kewajiban merupakan hal yang harus dikerjakan atau dilaksanankan. Jika tidak dilaksanankan dapat
mendatangkan sanksi bagi yang melanggarnya. Jadi pelaksanaan hak dan kewajiban haruslah
seimbang.
Dengan hak yang dimilikinya, seseorang dapat mewujudkan apa yang menjadi keinginan dan
kepentingannya. Sebagai warga Negara, kita memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Dengan
pendidikan, kita akan mewujudkan cita-cita kita.
Antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Artinya, kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa
memenuhi kewajiban. Sebaliknya, Negara juga tidak boleh berlaku sewenang-wenang dengan
menuntut warga Negara menjalankan kewajibannya tanpa pernah memenuhi hak-hak mereka.
Undang- undang yang mengatur tentang Hak
PASAL-PASAL DALAM UUD 1945
1) Pasal 27 UUD 1945, berbunyi:
(1) “Segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjungjung hukum dan pemerinatah itu dengan tidak
ada kecualinya”.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan.
(3) “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.”
2) Pasal 28 UUD 1945
”Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”
3) Pasal 28 A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya
4) Pasal 28 B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah
(2) Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
5) Pasal 28 C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya
6) Pasal 28 D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlidungan dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum
(2) Setiap orang berhak untuk berkerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalm
pemerintahan
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan
7) Pasal 28 E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,
memilih
pendidikan
dan
pengajaran,
memilih
pekerjaan,
memilih
kewarganegaraan,
memilih
tempat
tinggal
di
wilayah
negara
dan
meninggalkannya serta berhak kembali.
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya.
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.
8) Pasal 28 F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi
dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
9) Pasal 28 G
(1) Setiap orang berhak atas perlindung diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasinya.
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik
dari negara lain.
10) Pasal 28 H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan.
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan
(3) Setiap orang berhak atas imbalan jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut
tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.
11) Pasal 28 I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati
nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun.
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yanbg bersifat diskriminatif atas
dasar apaun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asaso manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokrastis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.
12) Pasal 28 J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Dalam menajlan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud sematamata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimabangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokrastis.
13) Pasal 29
(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk berinadah menurut agama dan
kepercayaannya itu.
14) Pasal 30 ayat (1)
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
15) Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.
16) Pasal 32 AYAT (1)
(1) Negara mamajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban
dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
17) Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagi usaha bersama berdasarkan atas azas
kekeluargaan
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
18) Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
Pasal yang mengatur kewajiban warga negara dalam UUD 1945
Pasal 23
1. Anggaran pendapatan dan belandya ditetapkan tiap-tiap tahun dengan undang-undang.
Apabila Dewan Perwakilan rakyat tidak menjetudjui anggaran yang diusulkan
Pemerintah, maka Pemerintah mendyalankan anggaran tahun yang lalu.
2. Segala padyak untuk keperluan Negara berdasarkan undang-undang.
3. Matjam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.
4. Hal keuangan negara selandjutnya diatur dengan undang-undang.
5. Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan Negara diadakan suatu Badan
Pemeriksa Keuangan, yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan rakyat.
Pasal 27
1. Segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan
wadjib mendjundjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada ketjualinya.
2. Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerdyaan dan penghidupan yang lajak bagi
kemanusiaan.
Pasal 28
1. Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Perubahan Pasal 30
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
2.
PENGERTIAN BANGSA DAN NEGARA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk yang lain
karena manusia diberi bentuk, akal, dan pikiran sehingga mampu membedakan yang baik dan yang
buruk atau yang benar dan yang salah. Manusia mempunyai peranan sebagai makhluk tuhan, individu,
sosial.
Manusia sebagai makhluk tuhan yaitu keberadaan manusia di muka bumi berdasarkan kehendak
Allah. Adapun kedua orang tua sebagai perantara. Untuk itu setiap manusia mempunyai kewajiban
yang sama terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kewajiban itu adalah beribadah sesuai agama dan
keyakinan masing-masing. Dengan demikian, akal, dan pikiran selalu dituntun untuk ingat kepada sang
pencipta, berusaha mengerjakan perintahnya dan menjauhi laranagannya. Dengan kelebihan itu
diharapkan kehidupan dimuka bumi ini akan aman, nyaman, serasi, dan seimbang.
Manusia sebagai makhluk individu yaitu setiap manusia berbeda satu dengan yang lainnya. Tuhan
memberikan keunikan padda setiap menusia sehingga kemampuan, kepribadian, sikap, perbuatan,
perilku, dan bakat serta minat manusia berbeda-beda. Inilah kekuasaan Tuhan, dengan tujuan supaya
setiap individu saling menghargai dan menghormati karena perbedaan itu anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa.
Manusia sebagai makhluk sosial yaitu manusia yang tidak pernah mampu hidup sendiri serta ingin
selalu berkelompok untuk saling memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidup bersama, seperti
berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara. Dalam peranan manusia sebagai makhluk social harus
diperhatikan bahwa manusia pada dasarnya sama, ciptaan Tuhan. Manusia mempunyai hak-hak
individu ssehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis, selaras, serasi dan sseimbang.
RUMUSAN MASALAH
Dengan adanya beberapa pengertian yang telahdi sebutkan di atas dapat kita tarik beberapa
permasalahan yang kita hadapi diantaranya :
1.
Apakah yang dimaksud dengan bangsa dan Negara?
2.
Unsur – unsur terbentuknya bangsa dan Negara?
3.
Bentuk – bentuk Negara yang ada di dunia?
TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian bangsa dan Negara
2. Mengetahui unsur – unsur yang menjadi dasar terbentuknya suatu negar
3. Mengetahui bentuk – bentuk Negara
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Bangsa
Konsep bangsa memiliki 2 pengertian (Badri Yatim,1999), yaitu bangsa dalam pengertian
sosiologis antropologis dan bangsa dalam pengertian politis.
1. Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologi adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri
sendiri yang masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa,
agama, dan adat-istiadat.
2. Bangsa dalam pengertian politis adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka
tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam ( diikat oleh
kekuasaan politik ), yaitu negara.jadi dalam arti politik adalah bangsa yang sudah bernegara dan
mengakui serta tunduk pada kekuasaan dari negara yang bersangkutan.
Bangsa adalah persatuan sekelompok besar manusia yang memiliki kesadaran hidup bersama dalam
ikatan politik kenegaraan, yang ditimbulkan oleh beberapa faktor persamaan. Proses bersatu dalam
kelompok besar manusia yang berbagai suku bangsa dari berbagai pulau di Nusantara yang kemudian
diperbesar dengan keturunan asing, merupakan kodrat manusia dalam hidup bersama, berkeinginan
yang kuat untuk hidup bersama dan bersatu dalam satu kesatuan sekelompok manusia. Pancasila dalam
berbangsa sebagai filsafat hidup bangsa, yang merupakan inspirasi pembentukan bangsa Indonesia
yaitu cita-cita yang kuat untuk hidup bersama dalam satu negara.
Pengertian Negara
Negara adalah
suatu wilayah di
permukaan bumi yang
baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur
oleh pemerintahan yang
kekuasaannya
berada
di
wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang
berlaku bagi semua individu di suatu wilayah.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara merupakan organisasi di suatu wilayah yang
mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya, serta merupakan kelompok sosial yang
menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik atau pemerintah
yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik yang berdaulat sehingga berhak menetukan tujuan
nasionalnya. Pengertian pendapat dari para ahli, antara lain sebagai berikut :
a. George Jellineck
Negara ialah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah
tertentu.
b. Soekarno
Negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekuasaan
negara berlaku sepenuhnya sebagai sovereign
c. Jean Bodine
Negara adalah suatu persekutuan keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh akal dari
suatu kuasa yang berdaulat
d. Miriam Budiarjo
Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya dipimpin oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil
menuntut dari rakyatnya ketaatan perundangan melalui penguasaan kontrol dari kekuasaan yang sah.
UNSUR – UNSUR TERBENTUKNYA BANGSA DAN NEGARA
UNSUR - UNSUR BANGSA
Unsur-unsur Terbentuknya Bangsa
a. Ada sekelompok manusia yang mempunyai kemauan untuk bersatu.
b. Berada dalam suatu wilayah tertentu.
c Ada kehendak untuk membentuk atau berada di bawah pemerintahan yang
dibuatnya sendiri.
d. Secara psikologis merasa senasib, sepenanggungan, setujuan, dan secita-cita.
e. Ada kesamaan karakter, identitas, budaya, bahasa, dan lain-lain sehingga dapat
dibedakan dengan bangsa lainnya.
Unsur – unsur Negara
Unsur-unsur negara meliputi :
a. Rakyat, yaitu orang yang bertempat tinggal diwilayah itu, tunduk pada kekuasaan negara, dan
mendukung negara yang bersangkutan
b. Wilayah, yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat
negara. Wilayah negara mencakup wilayah darat, laut, dan udara.
c. Pemerintah yang berdaulat, yaitu adanya penyelenggaraan pemerintahan di negara tersebut.
Pemerintah tersebut memiliki kedaulatan baik kedalam maupun keluar. Kedaulatan kedalam berarti
negara memilki kekeuasaan untuk ditaati oleh rakyatnya. Kedaulatan keluar artinya negara mampu
mempertahankan diri dari serangan negara lain.
Unsur rakyat,
BENTUK – BENTUK NEGARA DAN KENEGARAAN
Bentuk Negara
1.Negara Kesatuan
Negara merdeka & berdaulat yang pemerintahannya diatur oleh pemerintah pusat :
a. Kedaulatan Negara mencakup ke dlm & keluar yg ditangani pemerintah pusat.
b. Negara hanya mempersatu UUD,satu kepala negara,satu dewan menteri & satu
DPR
c. Hanya ada satu kebijaksanaan yang menyangkut persoalan poleksosbudhankam
2.Negara Serikat
Suatu bentuk negara yang terdiri atas gabungan beberapa negara bagian :
a. Tiap Negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli tetap ada
pada negara bagian
b. Kepala Negara dipilih oleh rakyat & bertanggung jawab kepada rakyat
c. Pemerintah pusat memperoleh kedaulatan dari Negara-negara bagian untuk
urusan ke luar & sebagian ke dlm.
d. Kepala Negara mempunyai hak veto yg diajukan parlemen
e. Setiap Negara bagian berwenang membuat UUD, sepanjang tidak bertentangan
dengan pemerintah pusat
Bentuk-bentuk Kenegaraan
Ada beberapa bentuk-bentuk kenegaraan, antara lain adalah :

Koloni
Koloni adalah suatu negara yang menjadi jajahan dari negara lain . Dalam negara koloni,urusan
politik, hukum, dan pemerintahan masih tergantung pada negara yang menjajahnya.
Contoh : Indonesia pernah menjadi koloni Belanda selama lebih kurang 350 ,
tahun.

Trustee ( Perwalian )
Trustee adalah wilayah jajahan dari negara-negara yang kalah perang dalam Perang Dunia II dan
berada di bawah naungan Dewan Perwalian PBB serta negara yang menang perang .
Contoh : Papua New Guinea bekas jajahan Inggris berada di bawah naungan PBB
Sampai dengan tahun 1975.

Mandat
Mandat adalah suatu negara yang tadinya merupakan jajahan dari negara-negara yang kalah dalam
Perang Dunia I dan diletakkan di bawah perlindungan suatu negara yang menang perang dengan
pengawasan Dewan Mandat Liga Bangsa - Bangsa ( LBB ).
Contoh : Negara Kamerun bekas jajahan Jerman menjadi mandat Perancis

Dominion
Dominion adalah suatu negara yang tadinya merupakan jajahan Inggris yang telah merdeka dan
berdaulat, serta mengakui Raja/Ratu Inggris sebagai raja/ratunya (lambang persatuan).
Negara-negara dominion tergabung dalam The British Commonwealth of Nations ( Negara-negara
Persemakmuran ). Negara-negara dominion mempunyai kemerdekaan dan kedaulatan penuh dalam
mengurus praktek-praktek ke dalam maupun ke luar.
Contoh : Negara Kanada, Australia , Selandia Baru , dan Afrika Selatan .
wilayah, dan pemerintah yang berkedaulatan merupakan unsur yang konstitutif atau unsur pembentuk
yang harus dipenuhi agar terbentuk negara. Selain unsur tersebut adapula unsur pengakuan dari negara
lain yaitu merupakan unsur deklaratif. Unsur deklaratif merupakan unsur yang sifatnya menyatakan
bukan unsur yang mutlak.
BAB III
KESIMPULAN
Bangsa adalah adalah suatu masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota
persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat dalam suatu
daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi
keluar dan kedalam
Negara adalah negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi
yang sah ditaati rakyatnya atau juga dapat diartikan sebagai kelompok sosial yang menduduki wilayah
atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif,
mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya
HAK ASASI MANUSIA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Kemanusiaan yang adil dan beradab itulah penggalan kata dari isi pancasila sila ke 2 yang
teringat dalam ingatan penulis ketika ingin membicarakan masalah ini lebih dalam lagi . Sebenarnya
mencari keadilan yang benar – benar adil di dunia ini memang betul , tidak ada kata tidak percaya jika
Allah SWT yang maha adil dan yang menciptakan isi alam semesta dan semua kekayaan yang
dimilikiNya , ketika melihat betapa buruknya keadilan didunia ini . Tidak hanya adail yang ingin
penulis sampaikan dalam makalah ini tetapi semua maksud dari pengertian dari Hak Asasi Manusia .
Tidak terasa perkembangan zaman yang semakin pesat ini memaksa kita untuk mengikuti apa yang
sedang diperbincangkan oleh orang – orang . Kekerasan dan demonstrasi yang di sertai amukan massa
di berbagai dunia khusunya indonesia adalah salah satu kejadian yang sering terjadi di negeri tercinta
kita ini . Bagaimana tidak hukum dan sanksi yang lemah pada bangsa ini yang menyebabkan
masyarakat berpikiran negatif tentang bagaimana citra hukum Indonesia di mata masyarakat .
Dengan adanya Hak Asasi Manusia di dunia setidaknya dapat menghentikan tindakan –
tindakan yang menyangkut anarkis atau kekerasan . Adanya aturan , sanksi tegas membuat masyarakat
yang ingin bertindak kekerasan berpikir lebih dalam lagi mengenai akan perbuatan yang akan
diperbuatnya . Oleh karena itu penulis ingin mendalami dan mempelajari lebih dalam lagi mengenai
Hukum dan Hak Asasi Manusia .
.
Identifikasi Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
• Sejarah Hak Asasi Manusia
• Pelanggaran mengenai Hak Asasi Manusia
• Contoh kasus mengenai Hak Asai Manusia
Batasan Masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam
hal ini pembuatan makalah ini, maka dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang
lingkup Hak Asasi Manusia .
BAB II
Pembahasan
Pengertian HAM :
Hak asasi Manusia adalah hak-hak yang telah dipunyai seseorang sejak ia dalam kandungan. HAM
berlaku secara universal. Dasar-dasar HAM tertuang dalam deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat
(Declaration of Independence of USA) dan tercantum dalam UUD 1945 Republik Indonesia, seperti
pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1
Dalam kaitannya dengan itu, maka HAM yang kita kenal sekarang adalah sesuatu yang sangat berbeda
dengan yang hak-hak yang sebelumnya termuat, misal, dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika atau
Deklarasi Perancis. HAM yang dirujuk sekarang adalah seperangkat hak yang dikembangkan oleh PBB
sejak berakhirnya perang dunia II yang tidak mengenal berbagai batasan-batasan kenegaraan. Sebagai
konsekuensinya, negara-negara tidak bisa berkelit untuk tidak melindungi HAM yang bukan warga
negaranya. Dengan kata lain, selama menyangkut persoalan HAM setiap negara, tanpa kecuali, pada
tataran tertentu memiliki tanggung jawab, utamanya terkait pemenuhan HAM pribadi-pribadi yang ada
di dalam jurisdiksinya, termasuk orang asing sekalipun. Oleh karenanya, pada tataran tertentu, akan
menjadi sangat salah untuk mengidentikan atau menyamakan antara HAM dengan hak-hak yang
dimiliki warga negara. HAM dimiliki oleh siapa saja, sepanjang ia bisa disebut sebagai manusia.
Alasan di atas pula yang menyebabkan HAM bagian integral dari kajian dalam disiplin ilmu hukum
internasional. Oleh karenannya bukan sesuatu yang kontroversial bila komunitas internasional memiliki
kepedulian serius dan nyata terhadap isu HAM di tingkat domestik. Malahan, peran komunitas
internasional sangat pokok dalam perlindungan HAM karena sifat dan watak HAM itu sendiri yang
merupakan mekanisme pertahanan dan perlindungan individu terhadap kekuasaan negara yang sangat
rentan untuk disalahgunakan, sebagaimana telah sering dibuktikan sejarah umat manusia sendiri.
Contoh pelanggaran HAM:
1. Penindasan dan merampas hak rakyat dan oposisi dengan sewenang-wenang.
2. Menghambat dan membatasi kebebasan pers, pendapat dan berkumpul bagi hak rakyat dan
oposisi.
3. Hukum (aturan dan/atau UU) diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi.
4. Manipulatif dan membuat aturan pemilu sesuai dengan keinginan penguasa dan partai
tiran/otoriter tanpa diikut/dihadir rakyat dan oposisi.
5. Penegak hukum dan/atau petugas keamanan melakukan kekerasan/anarkis terhadap rakyat dan
oposisi di manapun.
Sejarah Singkatnya Timbulnya HAM
Hak asasi manusia yang dikenal saat ini dalam berbagai piagam atau konstitusi sesungguhnya telah
diperjuangkan sejak abad ke 13 di inggris. Pada masa raja Inggris John Lackland (1199-1216)
memerintah secara sewenang – wenang telah timbul protes keras dikalangan para bangsawan. Protes
tersebut melahirkan sebuah piagam agung yang dikenal dengan nama Magna Charta. Di dalam piagam
ini pengertian hak asasi belum sempurna karena terbatas hanya memuat jaminan perlindungan terhadap
hak – hak kaum bangsawan dan gereja.
Pada tahun 1628 di Inggris pula terjadi pertentangan antara raja Charles I dengan parlemen yang terdiri
dari utusan rakyat (the hause of sommons) yang menghasilkan petition of rights. Petisi ini membuat
ketentuan bahwa penetapan pajak dan hak – hak istimewa harus dengan izin parlemen, dan bahwa
siapapun tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan – tuduhan yang sah.Perjuangan hak asasi manusia yang
lebih nyata terjadi pada tahun 1689 ketika raja willem III revolution. Revolusi ini besar mengawali
babak baru kehidupan demokasi di Inggris dengan suatu perpindahan kekuasaan dari tangan raja ke
parlemen.
Pemikiran john locke mempengaruhi Montesquieu dan Rousseau,sehingga mereka menentang
kekuasaan mutlak raja. Montesquieu menyusun teori trias politica, yaitu konsepsi pemisahan kekuasaan
antara legislative,eksekutif dan yudikatif. Sedangkan dalam hukum du contract social Rousseau
menyatakan bahwa Negara dilahirkan bebas yang tak boleh dibelenggu oleh manusia lain termasuk
oleh raja. Pandangan demikian ini menmbulkan semangat bagi rakyat tertindas ,khususnya di prancis
,untuk memperjuangkan hak asasinya.
Pemerintahan raja yang sewenang – wenang dan kaum bangsawan yang feodalistik
menimbulkan kebencian di kalangan rakyat Perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis XVI yang
lemah, rakyat perancis baru berani membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan nasional sebagai
perwakilan bangsa perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis XVI yang lemah, rakyat perancis
baru berani membentuk Assemblee Nationale, yaitu dewan nasional sebagai perwakilan bangsa
perancis. Masyarakat Perancis baru berani mengubah strukturnya dari feodalistis menjadi lama
(kerajaan)n dihapuskan dan disusunlah pemerintah baru.
PEMAHAMAN HAK ASASI MANUSIA
Di dalam mukadimah deklarasi universal tentang hak asasi manusia yang telah disetujui dan diumuman
oleh resolusi Majelis umum perserikatan bangsa – bangsa nomor 217 Z (III) tanggal 10 desember 1984
terdapat pertimbangan – pertimbangan berikut:
1) Menimbang bahwa pengakuan atas martabat yang melekat dan hak – hak yang sama dan tidak
tersaingkan dari semua anggota keluarga kemanusiaan,keadilan,dan perdamaian di dunia.
2) Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah pada hak – hak asasi manusia telah
mengakibatkan perbuatan – perbuatan bengis yang menimbulkan rasakemarahan dalam hati nurani
umat manusia dan bahwa terbentuknya suatu dunia dimana manusia akan mengecap kenikmatan
kebebasan berbicara dan agama tertinggi dari rakyat jelata
3) Menimbang bahwa Negara – Negara anggota telah berjanji akan mencapai perbaikan penghargaan
umum terhadap pelaksanaan hak – hak manusia dan kebebasan asas dalam kerja sama dengan PBB.
Pelanggaran Hak Asasi Manusia adalah setiap perbuatan seseoarang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut Hak Asasi Manusia seseorang atau kelompok
orang yang dijamin oleh Undang-undang, dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku
(Pasal 1 angka 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM).
Pengadilan Hak Asasi Manusia adalah Pengadilan Khusus terhadap pelanggaran Hak Asasi Manusia
yang berat. Pelanggaran HAM yang berat diperiksa dan diputus oleh
Pengadilan HAM meliputi :
1. Kejahatan genosida;
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan
Sejarah Hak Asasi Manusia di Dunia
Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada
dan melekat pada setiap manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan
untuk siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain untuk
melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan moral dalam bergaul
atau berhubungan dengan sesama manusia.
Pada setiap hak melekat kewajiban. Karena itu,selain ada hak asasi manusia, ada juga kewajiban
asasi manusia, yaitu kewajiban yang harus dilaksanakan demi terlaksana atau tegaknya hak asasi
manusia (HAM). Dalam menggunakan Hak Asasi Manusia, kita wajib untuk memperhatikan,
menghormati, dan menghargai hak asasi yang juga dimiliki oleh orang lain.
Kesadaran akan hak asasi manusia , harga diri , harkat dan martabat kemanusiaannya, diawali sejak
manusia ada di muka bumi. Hal itu disebabkan oleh hak – hak kemanusiaan yang sudah ada sejak
manusia itu dilahirkan dan merupakan hak kodrati yang melekat pada diri manusia. Sejarah mencatat
berbagai peristiwa besar di dunia ini sebagai suatu usaha untuk menegakkan hak asasi manusia.
Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai hak asasi manusia di Indonesia, terlebih dahulu kita
membahas sekelumit sejarah perkembangan dan perumusan hak asasi manusia di Dunia.
Perkembangan atas pengakuan hak asasi manusia ini berjalan secara perlahan dan beraneka ragam.
Perkembangan tersebut antara lain dapat ditelusuri sebagai berikut.
1. Hak Asasi Manusia di Yunani
Filosof Yunani, seperti Socrates (470-399 SM) dan Plato (428-348 SM) meletakkan dasar bagi
perlindungan dan jaminan diakuinya hak – hak asasi manusia. Konsepsinya menganjurkan masyarakat
untuk melakukan sosial kontrol kepada penguasa yang zalim dan tidak mengakui nilai – nilai keadilan
dan kebenaran. Aristoteles (348-322 SM) mengajarkan pemerintah harus mendasarkan kekuasaannya
pada kemauan dan kehendak warga negaranya.
2. Hak Asasi Manusia di Inggris
Inggris sering disebut–sebut sebagai negara pertama di dunia yang memperjuangkan hak asasi
manusia. Tonggak pertama bagi kemenangan hak-hak asasi terjadi di Inggris. Perjuangan tersebut
tampak dengan adanya berbagai dokumen kenegaraan yang berhasil disusun dan disahkan. Dokumendokumen tersebut adalah sebagai berikut :
MAGNA CHARTA
Pada awal abad XII Raja Richard yang dikenal adil dan bijaksana telah diganti oleh Raja John
Lackland yang bertindak sewenang–wenang terhadap rakyat dan para bangsawan. Tindakan
sewenang-wenang Raja John tersebut mengakibatkan rasa tidak puas dari para bangsawan yang
akhirnya berhasil mengajak Raja John untuk membuat suatu perjanjian yang disebut Magna Charta
atau Piagam Agung.
Magna Charta dicetuskan pada 15 Juni 1215 yang prinsip dasarnya memuat pembatasan
kekuasaan raja dan hak asasi manusia lebih penting daripada kedaulatan raja. Tak seorang pun dari
warga negara merdeka dapat ditahan atau dirampas harta kekayaannya atau diasingkan atau dengan
cara apapun dirampas hak-haknya, kecuali berdasarkan pertimbangan hukum. Piagam Magna
Charta itu menandakan kemenangan telah diraih sebab hak-hak tertentu yang prinsip telah diakui
dan dijamin oleh pemerintah. Piagam tersebut menjadi lambang munculnya perlindungan terhadap
hak-hak asasi karena ia mengajarkan bahwa hukum dan undang-undang derajatnya lebih tinggi
daripada kekuasaan raja.
Isi Magna Charta adalah sebagai berikut :
-
Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan, hak, dan kebebasan
Gereja Inggris.
Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk memberikan hak-hak sebagi
berikut :
Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-hak penduduk.
Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan saksi yang sah.
Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap, dinyatakan bersalah tanpa
perlindungan negara dan tanpa alasan hukum sebagai dasar tindakannya.
Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan, raja berjanji akan
mengoreksi kesalahannya.
PETITION OF RIGHTS
Pada dasarnya Petition of Rights berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hak-hak rakyat beserta
jaminannya. Petisi ini diajukan oleh para bangsawan kepada raja di depan parlemen pada tahun
1628. Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut :



Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan.
Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di rumahnya.
Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan damai.
HOBEAS CORPUS ACT
Hobeas Corpus Act adalah undang- undang yang mengatur tentang penahanan seseorang dibuat
pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai berikut :
-
Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari setelah penahanan.
Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah menurut hukum.
BILL OF RIGHTS
Bill of Rights merupakan undang-undang yang dicetuskan tahun 1689 dan diterima parlemen
Inggris, yang isinya mengatur tentang :




Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
Pajak, undang-undang dan pembentukan tentara tetap harus seizin parlemen.
Hak warga Negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-masing Parlemen
berhak untuk mengubah keputusan raja.
3. Hak Asasi Manusia di Amerika Serikat
Pemikiran filsuf John Locke (1632-1704) yang merumuskan hak-hak alam,seperti hak atas hidup,
kebebasan, dan milik (life, liberty, and property) mengilhami sekaligus menjadi pegangan bagi rakyat
Amerika sewaktu memberontak melawan penguasa Inggris pada tahun 1776. Pemikiran John Locke
mengenai hak – hak dasar ini terlihat jelas dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat yang
dikenal dengan DECLARATION OF INDEPENDENCE OF THE UNITED STATES.
Revolusi Amerika dengan Declaration of Independence-nya tanggal 4 Juli 1776, suatu deklarasi
kemerdekaan yang diumumkan secara aklamasi oleh 13 negara bagian, merupakan pula piagam hak –
hak asasi manusia karena mengandung pernyataan “Bahwa sesungguhnya semua bangsa diciptakan
sama derajat oleh Maha Pencipta. Bahwa semua manusia dianugerahi oleh Penciptanya hak hidup,
kemerdekaan, dan kebebasan untuk menikmati kebhagiaan.
John Locke menggambarkan keadaan status naturalis, ketika manusia telah memiliki hak-hak dasar
secara perorangan. Dalam keadaan bersama-sama, hidup lebih maju seperti yang disebut dengan status
civilis, locke berpendapat bahwa manusia yang berkedudukan sebagai warga negara hak-hak dasarnya
dilindungi oleh negara.
Declaration of Independence di Amerika Serikat menempatkan Amerika sebagai negara yang
memberi perlindungan dan jaminan hak-hak asasi manusia dalam konstitusinya, kendatipun secara
resmi rakyat Perancis sudah lebih dulu memulainya sejak masa Rousseau. Kesemuanya atas jasa
presiden Thomas Jefferson presiden Amerika Serikat lainnya yang terkenal sebagai “pendekar” hak
asasi manusia adalah Abraham Lincoln, kemudian Woodrow Wilson dan Jimmy Carter.
Amanat Presiden Flanklin D. Roosevelt tentang “empat kebebasan” yang diucapkannya di depan
Kongres Amerika Serikat tanggal 6 Januari 1941 yakni :
1. Kebebasan untuk berbicara dan melahirkan pikiran (freedom of speech and expression).
2. Kebebasan memilih agama sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya (freedom of religion).
3. Kebebasan dari rasa takut (freedom from fear).
4. Kebebasan dari kekurangan dan kelaparan (freedom from want). Kebebasan- kebebasan
tersebut dimaksudkan sebagai kebalikan dari kekejaman dan penindasan melawan fasisme di
bawah totalitarisme Hitler (Jerman), Jepang, dan Italia. Kebebasan – kebebasan tersebut juga
merupakan hak (kebebasan) bagi umat manusia untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan
yang abadi. Empat kebebasan Roosevelt ini pada hakikatnya merupakan tiang penyangga hakhak asasi manusia yang paling pokok dan mendasar.
4. Hak Asasi Manusia di Prancis
Perjuangan hak asasi manusia di Prancis dirumuskan dalam suatu naskah pada awal Revolusi
Prancis. Perjuangan itu dilakukan untuk melawan kesewenang-wenangan rezim lama. Naskah tersebut
dikenal dengan DECLARATION DES DROITS DE L’HOMME ET DU CITOYEN yaitu pernyataan
mengenai hak-hak manusia dan warga negara. Pernyataan yang dicetuskan pada tahun 1789 ini
mencanangkan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau kesetiakawanan (liberte, egalite,
fraternite).
Lafayette merupakan pelopor penegakan hak asasi manusia masyarakat Prancis yang berada di
Amerika ketika Revolusi Amerika meletus dan mengakibatkan tersusunnya Declaration des Droits de
I’homme et du Citoyen. Kemudian di tahun 1791, semua hak-hak asasi manusia dicantumkan
seluruhnya di dalam konstitusi Prancis yang kemudian ditambah dan diperluas lagi pada tahun 1793
dan 1848. Juga dalam konstitusi tahun 1793 dan 1795. revolusi ini diprakarsai pemikir – pemikir besar
seperti : J.J. Rousseau, Voltaire, serta Montesquieu. Hak Asasi yang tersimpul dalam deklarasi itu
antara lain :
1) Manusia dilahirkan merdeka dan tetap merdeka.
2) Manusia mempunyai hak yang sama.
3) Manusia merdeka berbuat sesuatu tanpa merugikan pihak lain.
4) Warga Negara mempunyai hak yang sama dan mempunyai kedudukan serta pekerjaan umum.
5) Manusia tidak boleh dituduh dan ditangkap selain menurut undang-undang.
6) Manusia mempunai kemerdekaan agama dan kepercayaan.
7) Manusia merdeka mengeluarkan pikiran.
8) Adanya kemerdekaan surat kabar.
9) Adanya kemerdekaan bersatu dan berapat.
10) Adanya kemerdekaan berserikat dan berkumpul.
11) Adanya kemerdekaan bekerja,berdagang, dan melaksanakan kerajinan.
12) Adanya kemerdekaan rumah tangga.
13) Adanya kemerdekaan hak milik.
14) Adanya kemedekaan lalu lintas.
15) Adanya hak hidup dan mencari nafkah.
5. Hak Asasi Manusia oleh PBB
Setelah perang dunia kedua, mulai tahun 1946, disusunlah rancangan piagam hak-hak asasi
manusia oleh organisasi kerja sama untuk sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang terdiri dari
18 anggota. PBB membentuk komisi hak asasi manusia (commission of human right). Sidangnya
dimulai pada bulan januari 1947 di bawah pimpinan Ny. Eleanor Rossevelt. Baru 2 tahun kemudian,
tanggal 10 Desember 1948 Sidang Umum PBB yang diselenggarakan di Istana Chaillot, Paris
menerima baik hasil kerja panitia tersebut. Karya itu berupa UNIVERSAL DECLARATION OF
HUMAN RIGHTS atau Pernyataan Sedunia tentang Hak – Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari 30
pasal. Dari 58 Negara yang terwakil dalam sidang umum tersebut, 48 negara menyatakan
persetujuannya, 8 negara abstain, dan 2 negara lainnya absen. Oleh karena itu, setiap tanggal 10
Desember diperingati sebagai hari Hak Asasi Manusia.
Universal Declaration of Human Rights antara lain mencantumkan, Bahwa setiap orang
mempunyai Hak :










Hidup
Kemerdekaan dan keamanan badan
Diakui kepribadiannya
Memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum untuk mendapat
jaminan hokum dalam perkara pidana, seperti diperiksa di muka umum, dianggap tidak
bersalah kecuali ada bukti yang sah
Masuk dan keluar wilayah suatu Negara
Mendapatkan asylum
Mendapatkan suatu kebangsaan
Mendapatkan hak milik atas benda
Bebas mengutarakan pikiran dan perasaan
Bebas memeluk agama








Mengeluarkan pendapat
Berapat dan berkumpul
Mendapat jaminan sosial
Mendapatkan pekerjaan
Berdagang
Mendapatkan pendidikan
Turut serta dalam gerakan kebudayaan dalam masyarakat
Menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan keilmuan
Majelis umum memproklamirkan Pernyataan Sedunia tentang Hak Asasi Manusia itu sebagai tolak
ukur umum hasil usaha sebagai rakyat dan bangsa dan menyerukan semua anggota dan semua bangsa
agar memajukan dan menjamin pengakuan dan pematuhan hak-hak dan kebebasan- kebebasan yang
termasuk dalam pernyataan tersebut. Meskipun bukan merupakan perjanjian, namun semua anggota
PBB secara moral berkewajiban menerapkannya.
6. Hak Asasi Manusia di Indonesia
Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada pancasila. Yang artinya Hak Asasi
Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila
dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang
telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi
manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas-bebasnya, melainkan harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila. Hal
ini disebabkan pada dasarnya memang tidak ada hak yang dapat dilaksanakan secara multak tanpa
memperhatikan hak orang lain.
Setiap hak akan dibatasi oleh hak orang lain. Jika dalam melaksanakan hak, kita tidak
memperhatikan hak orang lain,maka yang terjadi adalah benturan hak atau kepentingan dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Negara Republik Indonesia mengakui dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kebebasan
dasar manusia sebagai hak yang secara kodrati melekat dan tidak terpisah dari manusia yang harus
dilindungi, dihormati, dan ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusisan, kesejahteraan,
kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik Indonesia,yakni:
1. Undang – Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
3. Undang – Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Di Indonesia secara garis besar disimpulkan, hak-hak asasi manusia itu dapat dibeda-bedakan
menjadi sebagai berikut :

Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
 Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu, hak
untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya.
 Hak – hak asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
pilih (dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik.
 Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights
of legal equality).
 Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights). Misalnya hak untuk
memilih pendidikan dan hak untukmengembangkan kebudayaan.
 Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan (procedural
rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan, penggeledahan, dan
peradilan.
Secara konkret untuk pertama kali Hak Asasi Manusia dituangkan dalam Piagam Hak Asasi
Manusia sebagai lampiran Ketetapan Permusyawarahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVII/MPR/1998.
Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :
1. Hak asasi pribadi / personal Right
- Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
- Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
- Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
- Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini
masing-masing
2. Hak asasi politik / Political Right
- Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
- hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
- Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya
- Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
- Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
- Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
- Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
- Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
- Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
- Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
- Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
- Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
- Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
- Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata
hukum.
6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
- Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
- Hak mendapatkan pengajaran
- Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian atau penjelasan diatas penulis dapat mensimpulkan bahwa HAM
adalah hak yang harus dimiliki oleh semua orang tidak di Indonesia saja tetapi orang yang ada di dunia
ini . Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia . Hak asasi
manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu
Komnas HAM , jadi jika seseorang mendapatkan pelanggaran HAM dapat diselesaikan di KOMNAS
HAM .
Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas
sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik
Daftar Pustaka :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
http://emperordeva.wordpress.com/about/sejarah-hak-asasi-manusia/
http://pemahamantentanghakasasimanusia.blogspot.com/
http://organisasi.org/pengertian_macam_dan_jenis_hak_asasi_manusia_ham_yang_berlaku_
umum_global_pelajaran_ilmu_ppkn_pmp_indonesia
WAWASAN NUSANTARA
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu persyaratan mutlak yang harus dimiliki oleh sebuah Negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintah yang diakui. Dekarasi Djuanda 13 Desember 1957 telah
mellahirkan konsep Wawasan nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.
Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud
wilayah nusantara yang disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah
bangsa dan Negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat yang
adil, makmur dan sentosa.
RUMUSAN MASALAH
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Pengertian dari wawasan nusantara.
2. Kedudukan, fungsi, tujuan dan asas wawasan nusantara.
3. Unsur-unsur dasar wawasan nusantara.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian wawasan nusantara.
2. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi, tujuan dan asas wawasan nusantara.
3. Untuk mengetahui unsur-unsur dasar wawasan nusantara.
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI

Menurut Prof.Dr Wan Usman
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.

Menurut Kel. Kerja LEMHANAS 1999
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan
kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.

Menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan Tahun 1998 Tentang GBHN
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.

Menurut Wikipedia
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara
mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
FUNGSI
1. Konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan
nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik,
kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan
pertahanan dan keamanan.
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan
geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam pembatasan
negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga
TUJUAN
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa tujuan
kemerdekaan Indonesia adalah "untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpahdarah Indonesia dan untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian
abadi dan keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah
maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah menjunjung
tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina
kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia
MANFAAT
Adapun manfaat yang kita dapatkan dari konsepsi Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut:
1. Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional. Hal ini dibuktikan dengan
penerimaan asas negara kepulauan berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982. Indonesia sebagai
negara kepulauan diakui oleh dunia internasional.
2. Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia. Berdasarkan Ordonansi 1939, wilayah teritorial
Indonesia hanya seluas 2 juta km2. Dengan adanya konsepsi Wawasan Nusantara maka luas
wilayah Indonesia menjadi 5 juta km2 sebagai satu kesatuan wilayah.
ASAS WAWASAN NUSANTARA
Asas Wawasan Nusantara adalah ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara dan diciptakan agar terwujud ketaatan dan kesetiaan antar komponen atau pembentuk
bangsa (suku, bangsa, golongan dll) terhadap kesepakatan atau komitmen bersama.
Jika asas Wawasan Nusantara diabaikan maka akan terjadi cerai berai pada bangsa dan Negara
Indonesia.
Asas Wawasan Nusantara terdiri dari :
•Kepentingan yang sama.
• Keadilan.
• Kejujuran.
• Solidaritas.
• Kerjasama.
UNSUR WAWASAN NUSANTARA
Konsepsi Wawasan Nusantara terdiri atas 3 unsur dasar, diantaranya
1. Wadah (contour)
Meliputi, wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam
dan penduduk serta aneka ragam budaya adalah bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
Setelah merdeka NKRI mempunyai organisasi kenegaraan yang merupakan wadah, bagi
berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud Supra Struktur Politik dan berbagai kegiatan
kemasyarakatan dala wujud infrastruktur Politik.
2. Isi (content)
Merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di dalam masyarakat dan dicita-citakaan,
serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Isi menyangkut 2 hal yang esensial:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya dalam
pencapaian cita-cita dan tujuan nasional
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
3. Tata Laku
Merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang terdiri atas:
a. Tata laku batiniah, mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa
indonesia.
b. Tata laku lahiriah, mencerminkan tindakan, perbuatan dan perilaku bangsa Indonesia.
Implementasi
Wawasan
Nusantara
dalam
Kehidupan
Nasional
Penerapan Wawasan Nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan negara.
a. Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat
dan dinamis, mewujudkan pemerintahan yang kuat, aspiratif, dipercaya.
b. Implementasi dalam kehidupan Ekonomi, adalah menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar
menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara merata dan adil.
c. Implementasi dalam kehidupan Sosial Budaya, adalah menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang
mengakui, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan yang hidup
disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta.
d. Implementasi dalam kehidupan Pertahanan Keamanan, adalah menumbuhkan kesadaran cinta tanah air
dan membentuk sikap bela negara pada setiap WNI.
 Tantangan Implementasi Wasantara
1. Pemberdayaan Masyarakat
John Naisbit dalam bukunya Global Paradox menyatakan negara harus dapat memberikan peranan
sebesar-besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam
bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan
oleh negara-negara maju dengan Buttom Up Planning, sedang untuk negara berkembang dengan Top
Down Planning karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan
landasan operasional berupa GBHN. Kondisi nasional (Pembangunan) yang tidak merata
mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas. Pemberdayaan masyarakat
diperlukan terutama untuk daerah-daerah tertinggal.
2. Dunia Tanpa Batas
a. Perkembangan IPTEK Mempengaruhi pola, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek
kehidupan. Kualitas sumber daya Manusia merupakan tantangan serius dalam menghadapi tantangan
global.
b. Kenichi Omahe dalam bukunya Borderless Word dan The End of Nation State menyatakan : dalam
perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik relatif
masih tetap, namun kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang
berupa informasi, investasi, industri dan konsumen yang makin individual. Untuk dapat menghadapi
kekuatan global suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan
peranan
kepada
pemerintah
daerah
dan
masyarakat.
Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas dapat
merupakan tantangan Wawasan Nusantara, mengingat perkembangan tsb akan dapat mempengaruhi
masyarakat Indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak di dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
3. Era Baru Kapitalisme
a. Sloan dan Zureker dalam bukunya Dictionary of Economics menyatakan Kapitalisme adalah suatu
sistim ekonomi yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan kebebasan
individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam aktivitasaktivitas ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba
guna diri sendiri.
Di era baru kapitalisme,sistem ekonomi untuk mendapatkan keuntungan dengan melakukan aktivitasaktivitas secara luas dan mencakup semua aspek kehidupan masyarakat sehingga diperlukan strategi
baru yaitu adanya keseimbangan.
b. Lester Thurow dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan : untuk dapat bertahan dalam era
baru kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) antara paham individu dan
paham sosialis.
Di era baru kapitalisme, negara-negara kapitalis dalam rangka mempertahankan eksistensinya dibidang
ekonomi menekan negara-negara berkembang dengan menggunakan isu-isu global yaitu Demokrasi,
Hak Azasi Manusia, Lingkungan hidup.
4. Kesadaran Warga Negara
a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan
kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
b. Kesadaran bela negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non
fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN,
menguasai Iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan dan memelihara persatuan.
Dalam perjuangan non fisik, kesadaran bela negara mengalami penurunan yang tajam dibandingkan
pada perjuangan fisik.
Prospek Implementasi Wawasan Nusantara Berdasarkan beberapa teori mengemukakan pandangan
global sbb:
1. Global Paradox menyatakan negara harus mampu memberikan peranan sebesar-besarnya kepada
rakyatnya.
2. Borderless World dan The End of Nation State menyatakan batas wilayah geografi relatif tetap, tetapi
kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas tsb. Pemerintah daerah perlu diberi
peranan lebih berarti.
3. The Future of Capitalism menyatakan strategi baru kapitalisme adalah mengupayakan keseimbangan
antara kepentingan individu dengan masyarakat serta antara negara maju dengan negara berkembang.
4. Building Win Win World (Henderson) menyatakan perlu ada perubahan nuansa perang ekonomi,
menjadikan masyarakat dunia yang lebih bekerjasama, memanfaatkan teknologi yang bersih
lingkungan serta pemerintahan yang demokratis.
5. The Second Curve (Ian Morison) menyatakan dalam era baru timbul adanya peranan yang lebih besar
dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang mengantar terwujudnya masyarakat baru.
Dari rumusan-rumusan diatas ternyata tidak ada satupun yang menyatakan tentang perlu adanya
persatuan, sehingga akan berdampak konflik antar bangsa karena kepentingan nasionalnya tidak
terpenuhi. Dengan demikian Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia dan sebagai
visi nasional yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa masih tetap valid baik saat sekarang
maupun mendatang, sehingga prospek wawasan nusantara dalam era mendatang masih tetap relevan
dengan
norma-norma
global.
Dalam implementasinya perlu lebih diberdayakan peranan daerah dan rakyat kecil, dan terwujud
apabila dipenuhi adanya faktor-faktor dominan : keteladanan kepemimpinan nasional, pendidikan
berkualitas dan bermoral kebangsaan, media massa yang memberikan informasi dan kesan yang positif,
keadilan penegakan hukum dalam arti pelaksanaan pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Keberhasilan Implementasi Wasantara Diperlukan kesadaran WNI untuk :
1. Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara serta hubungan
warganegara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia.
2. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa
yang telah menegara, bahwa dalam
menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga
negara yang memiliki cara pandang.
Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur, terjadwal dan
terarah.
Sosialisasi Wawasan Nusantara:

Menurut Sifat /cara penyampaian
1. Langsung = >ceramah,diskusi,tatap muka
2. Tidak langsung=>media massa

Menurut metode penyampaian
a)
Ketauladanan
b)
Edukasi
c)
Komunikasi
d)
Integrasi
Materi Wasantara disesuaikan dengan tingkat dan macam pendidikan serta lingkungannya supaya bisa
dimengerti dan dipahami.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Yang memiliki fungsi:
1. Konsepsi ketahanan nasional
2. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan
3. Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan
4. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan
Dengan tujuan adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan
untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta martabat
manusia di seluruh dunia.
DAFTAR RUJUKAN
ONLINE
http://id.wikipedia.org
http://rinastkip.wordpres.com
KETAHANAN NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sebuah negara yang berdaulat harus memiliki suatu sistem pertahanan. Ketahanan nasional ini
berfungsi sebagai pelindung negara. Karena tidak menutup kemungkinan akan adanya ancamanancaman yang muncul dan mengancam kedaulatan sebuah negara. Anacaman tersebut dapat berasal
dari dalam negeri maupun luar negeri.
Hakikat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri. Ketahanan Nasional Indonesia merupakan gabungan dari militer dan sipil. Di
Indonesia sendiri dalam menghadapi ancaman militer, Tentara Nasional Indonesia ditempatkan sebagai
komponen utama– yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan– dengan didukung
oleh komponen cadangan– "sumber daya nasional" yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui
mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan komponen utama– dan
komponen pendukung– sumber daya nasional" yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan
dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak membentuk
kekuatan nyata untuk perlawanan fisik–.
RUMUSAN MASALAH
Mengacu pada latar belakang diatas dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari ketahanan nasional?
2. Apakah tujuan dari ketahanan nasional?
3. Apa sajakah asas-asas ketahanan nasional?
4. Apa sajakah fungsi ketahanan nasional?
5. Apa sajakah unsur-unsur dalam ketahanan nasional?
6. Bagaimanakah pengaruh aspek ketahanan nasional pada kehidupan berbangsa dan bernegara?
TUJUAN PEMBAHASAN
Dari rumusan masalah di atas pembahasan materi ini bertujuan agar:
1. Mengetahui pengertian dari ketahanan nasional.
2. Mengetahui tujuan dari ketahanan nasional.
3. Mengetahui asas-asas ketahanan nasional.
4. Mengetahui fungsi ketahanan nasional.
5. Mengetahui unsur-unsur dalam ketahanan nasional.
6. Mengetahui pengaruh aspek ketahanan nasional pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL
Pengertian ketahanan nasional adalah kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan
dan ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan kekuatan nasional dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, hambatan dan ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Juga secara langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas, identitas serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya
bangsa Indonesia tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang membahayakan
keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman tersebut, bangsa Indonesia harus
memiliki kemampuan, keuletan, dan daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional.
TUJUAN KETAHANAN NASIONAL
Tujuan ketahanan nasional pada dasarnya untuk menghadapi ancaman, tantangan, hambatan,
dan gangguan (AHTG). Jadi semakin kuat ketahanan nasional suatu bangsa semakin dapat menjamin
kelangsungan hidup atau survival hidup suatu bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, sekarang yang dibutuhkan adalah bagaimana membangun ketahanan nasional
nasional secara bottom up approach melalui pembinaan tingkat ketahanan dari mulai ketahanan
nasional, ketahanan daerah, ketahanan lingkungan, ketahanan keluarga dan ketahanan pribadi. Dengan
pembangunan ketahanan nasional melalui pendekatan dari bawah maka diharapkan dapat tercapai
kondisi keamanan nasional yang menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan sekaligus
pelaksanaan pembangunan di berbagai daerah.
ASAS – ASAS KETAHANAN NASIONAL
Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan
Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu
maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara,
unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya
ketahanan nasional.
2.
Asas Komprehensif
Ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan
dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.
3.
Asas Kekeluargaan
Dalam asas kekeluargaan hendaknya mempunyai rasa keadilan, kebersamaan,
kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini
diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan
kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
FUNGSI KETAHANAN NASIONAL
Ketahanan Nasional memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamik bangsa
Ketahanan nasional adalah kedaulatan dan ketangguhan bangsa dalam menghadapi
berbagai segala tantangan, hambatan, ganguan dan ancaman (HTGA), baik dari dalam mupun
luar negeri, untuk menjamin identitas, integritas dan kelangsungan hidup, serta perjuangan
bangsa tersebut untuk mencapai cita-citanya sehingga mendorong kemampuan bangsa tersebut
untuk mengembangkan kekuatan nasional untuk menuju kejayaan bangsa dan negara.
2. Ketahanan Nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara
Dalam penjelasan UUD No. 20 tahun 1982 tentang ketentuan –ketentuan pokok pertahanan
keamanan negara RI dinyatakan bahwa :
Konsepsi ketahanan nasional indonesia pada hakikatnya adalah konsepsi pengaturan dan
penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan negara yang tata tenteram dalam kehidupan
nasional yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
3. Ketahanan Nasional sebagai metode berfikir Komprehensif Integral
Ketahanan Nasional Indonesia, dilaksanakan atas dasar keterpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinterkasi inilah yang dimaksud dengan ketahanan nasional
sebagai metode berfikir komprehensif.
UNSUR-UNSUR DALAM KETAHANAN NASIONAL
Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia di kenal dengan nama Astagatra yang terdiri atas
Trigatra dan Pancagatra. Ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kondisi yang dinamis dari
integrasi tiap gatra yang ada. Unsur-unsur kekuatan nasional itu adalah sebagai berikut:
1. Trigatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber daya alam, dan
wilayah.
a. Gatra Penduduk
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara yang
bersangkutan. Faktor yang bersangkutan dengan penduduk negara meliputi dua hal berikut:

Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, ketrampilan, etos kerja, dan
kepribadian.

Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran,
perataan, dan perimbangan penduduk di tiap wilayah.
b. Gatra Sumber Daya Nasional
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan
nasional, meliputi:

Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam
hewani, nabati, dan tambang.

Kemauan mengeksplorasi sumber daya alam.

Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup.

Kontrol atas sumber daya alam.
c. Gatra Wilayah
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional Negara. Adapun hal yang terkait
dengan wilayah Negara meliputi:

Bentuk wilayah Negara dapat berupa Negara pantai, Negara kepulauan, dan Negara
kontinental.

Luas wilayah Negara; ada Negara dengan wilayah luas dan Negara dengan wilayah
sempit (kecil).

Posisi geografis, astronomis, dan geologis Negara.

Daya dukung wilayah Negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
2. Pancagtra adalah aspek sosial (intangible) yang terdiri atas ideologi, politik, ekonomi,sosial
budaya dan pertahanan keamanan.
a. Gatra di Bidang Ideologi
Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu bangsa
memiliki dua fungsi pokok, yaitu:

Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju.

Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, atinya masyarakat
yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi sebagai milik bersama
dan menjadikannya bersatu.
b. Gatra di Bidang Politik
Politik penyelengaraan bernegara sangat memengaruhi kekuatan nasional suatu Negara.
Penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti :

Sistem politik yang dipakai yaitu apakah sistem demokrasi atau non demokrasi.

Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensil atau parlementer.

Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau kerajaan.Susunan Negara
yang dibentuk apakah sebagai Negara kesatuan atau Negara serikat.
c. Gatra di Bidang Ekonomi
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu Negara merupakan kekuatan nasional Negara yang
bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam
upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga Negara.
d. Gatra di Bidang Sosial Budaya
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu Negara. Hal-hal
yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan berbeda dengan yang dihadapi
bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya masyarakatnya.
e. Gatra di Bidang Pertahanan Keamanan
Pertahanan keamanan suatu Negara merupakan unsur pokok terutama dalam mengahadapi
ancaman militer Negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan berada di
tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan Negara juga merupakan salah satu fungsi
pemerintahan Negara.
PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL PADA KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
BERNEGARA
Aspek yang dapat mempengaruhi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah :
1.
Pengaruh Aspek Ideologi
Ideologi
adalah
suatu
sistem
nilai
sekaligus
kebulatan
ajaran
yang
memberikanmotivasi. Ideologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang
dicita-citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologi tergantung pada rangkaian
nilai yang dikandungnya,yang dapat memenuhi serta menjamin segala aspek kehidupan
manusia.Ideologi juga dilandaskan dengan dasar Negara kita Pancasila dan UUD 1945.
2.
Pengaruh Aspek Politik
Ketahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan politik
bangsa yang berisi keuletan, ketangguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan serta gangguan yang datang dari dalam maupun luar.Perwujudan
ketahanan dalam aspek politik memerlukan kehodupan politik bangsa yang sehat, dinamis
dan mampu memelihara stabilitas politik.
3.
Kebudayaan Nasional
Kebudayaan nasionalmerupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Wujud
ketahanan kebudayaan tercermin dalam kehidupan sosial budaya bangsa yang mampu
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat yang
rukun bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera. Masyarakat tersebut haruslah
mampu menangkal penetrasi terhadap budaya asing yang tidak sesuai kebudayaan
nasional.
4.
Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan
Aspek pertahanan dan keamanan sangatlah diperlukan dalam membangun ketahanan
nasional apabila tidak adanya keamanan maka tidak adanya kenyamanan dan ketertiban
dalam Negara ini.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Ramadhani Meoko. 2013. Ketahanan Nasional (Latar belakang, tujuan nasional, falsafah dan
Ideologi Negara, (Online), (http://adityaramadhanim.wordpress.com/2013/05/06/ketahanannasional-latar-belakang-tujuan-nasional-falsafah-ideologi-negara/ )
Azwar, Sahlan. 2013. Pengertian Astragatra dalam Ketahanan Nasional Indonesia, (Online),
(http://sahlanazwar.blogspot.com/2013/04/pengertian-astagatra-dalam-ketahanan.html)
Damayanti, Igaputri. 2013. Ketahanan Nasional, (Online),
(http://igaputrid.blogspot.com/2013/04/ketahanan-nasional.html)
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertahanan_negara
Saeful kamal, Encep. 2012. Geostrategi Indonesia (Dalam Ketahanan Nasional), (Online),
(http://sawfadise.blogspot.com/2012/06/geostrategi-indonesia-dalam-ketahanan.html)
Sebastian. 2013. Gatra dalam Ketahanan Nasional, ( Online),
(http://gabrielsebastian100.blogspot.com/2013/05/gatra-dalam-ketahanan-nasional.html)
Kewaspadaan Nasional dan Bela Negara
Penagantar
1. Terbentuknya suatu Negara terdiri dari tiga unsur yaitu adanya wilayah, rakyat dan pemerintah.
2. UUD RI 1945 telah mengamanatkan hak dan kewajiban atau keikutsertaan warga Negara dala,
usaha pertahanan dan keamanan Negara, antara lain:
 Pasal 27 ayat 3 yang menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya bela Negara.
 Pasal 30 ayat 1 tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara.
Kewaspadaan Naional
 Adalah kualitas kesiapan dan kesiagaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia untuk mampu
menditeksi, mengantisipasi sejak dini dan melakukan aksi pencegahan terhadap berbagai bentuk
dan sifat potensi ancaman terhadap NKRI.
 Adalah sikap mental bangsa Indonesia yang tidak boleh lengah terhadap ancaman, gangguan
dan hambatan yang berupa menghianati pancasila dan UUD 1945 serta membahayakan
keselamatan bangsa dan Negara.
Pertahanan Negara
Pertahanan negara merupakan pertahanan yang mencakup kesatuan dari berbagai kalangan masyarakat
yang menjanin ketuhanan dan keamanan Negara (Fran magniz suseno).
Pertahanan Negara merupakan tindakan penjagaan disuatu Negara yang menciptakan suatu kehidupan
yang aman dan tentram demi tercapainya tujuan suatu negara (Tomas aquinez).
Pertahanan Negara mempunyai arti keadaan yang bertahan, aman tertib, tegaknya hukum dan terbitnya
ketentraman masyarakat sebagai salah satu prasarat terselenggaranya pembagunan nasional (Charles F
meriam).
Pertahanan Negara adalah usaha untuk mempertahan kan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah,
kesatuan Negara, keselamatan bangsa dan negara (Roger H. Saltau).
Dengan kewaspadaan nasional itu maka setiap warga Negara harus berprilaku:
1. Berhati-hati terhadap semua kemungkinan.
2. Berusaha menagkal segala ancama, gangguandemi tetap tegaknya NKRI.
3. Memiliki semangat nasionalisme, patriotisme, danrela berkorban demi bangsa dan negara.
4. Slalu meningkstksn kemampuan dan ketangguhan hati.
5. Selektif dalam menerima pengaruh, pengsruh budaya luar.
Bela Negara
• Bela negara adalah tekad sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada negara kesatuan RI yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945, rela berkorban demi
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
•
Pembinaan kesadaran bela negara adalah usaha-usaha kegiatan yang berdaya guna dan berhasil
guna untuk menumbuhkembangkan cinta tanah air yang dijiwai oleh kesadaran berbangsa dan
bernegera, keyakinan akan pancasila sebagai ideologi negara, kerelaan berkorban untuk negara
serta dapat memberikan kemampuan bela negara.
Mengapa Negara perlu di bela:
 Fungsi pertahanan : setiap warga negara wajib mempertahankan negaranya supaya
kelangsungan hidup bangsanya tetap terpelihara.
 Sejarah perjuangan bangsa : kemerdekaan yang diperoleh bangsa Indonesia untuk mendirikan
NKRI tgl 17 Agustus 1945 bukan sebagai hadiah atau pemberian dari negara lain, tetapi hasil
perjuangan yang panjang dan pengorbanan yang banyak baik harta maupun nyawa, sehingga
setiap warga negara wajib ikut serta membela negaranya.

Aspek hukum : warga negara wajib membela negara karena berdasarkan pasal 27 ayat 3 UUD
1945 dinyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
Lima (5) unsur dasar bela Negara:
1. Cinta tanah air
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara.
3. Yakin akan pancasila sebagai ideology Negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
5. Memiliki kemampuan awal bela Negara.
Ancaman
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun dari luar negeri yang dinilai
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenab bangsa.
Macam-macam ancaman
Menurut Bentuknya:
1. Ancaman militer: menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi.
2. Ancaman non militer: tidak menggunakan kekuatan senjata.
Menurut Sifatnya:
1. Ancaman Tradisional: Berbentuk kekuatan militer negara lain berupa agresi atau invasi
2. Ancaman Non Tardisional: Yang dilakukan oleh aktor non negara berupa aksi teror,
perampokan dan pembajakan, penyulundupan, imigrasi gelap, perdagangan narkotika dan obat
– obatan terlarang, penangkapan ikan secara ilegal, serta pencurian kekayaan negara.
Download