rencana aksi dalam rangka pekan diakonia dan hut

advertisement
Pengantar
Sidang IX Sinode GKSBS menetapkan Tema Sinode GKSBS tahun 2010-2015 “Berapa
banyak roti yang ada padamu, cobalah periksa!” dengan Subtema “Panggilan persaudaraan untuk
hidup berbagi dan bermartabat dalam rumah bersama.” Tema dan subtema tersebut dijabarkan
dalam pokok-pokok haluan program 2011-2015 Sinode GKSBS, dengan memprioritaskan pada
panggilan diakonia gereja dan peningkatan kesejahteraan serta mngembangkan nilai berbagi untuk
keadilan, perdamaian dan keutuhan segenap ciptaan. Untuk melaksanakan program tersebut,
Majelis Pekerja Sinode dalam rapat bulan Desember 2013, menetapkan minggu pertama bulan
Agustus sebagai Pekan Diakonia Sinode GKSBS.
Pada bulan Agustus 2014, GKSBS berada pada konteks Indonesia yang telah
menyelenggarakan pemilihan presiden dan wakil presiden, perlunya kepemimpinan yang
membebaskan dan mampu menjaga kedaulatan rakyat, kedaulatan pangan, juga kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, ditambah lagi persiapan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
Negara Republik Indonesia (HUT RI). Dalam kontek ini dirasa perlu untuk mengajak seluruh
jemaat GKSBS terlibat sebagai aktor (pelaku) diakonia. Oleh karena itu Pekan Diakonia 2014 ini
kita memilih thema: “Diakonia; Umat sebagai aktor pembebasan”
Selama satu pekan, jemaat diajak untuk menggumulkan pokok-pokok tema mengenai “Allah
Adalah Aktor Pembebasan”, “TUHAN yang membebaskan, bagaimana dengan aku?” “Keluarga;
Tempat Pembinaan Mental Pebebas”, “Yesus Sang Diakonos”, “Segala ciptaan dibebaskan!”,
“Wujudkanlah Iman Dengan Perbuatan”, serta “Melakukan Lebih Penting daripada mendengar
saja”. Ditambah lagi dengan adanya bacaan harian yang membahas tokoh tokoh Alkitab yang
dipakai Allah membebaskan umatnya. Dengan demikian diharapkan anggota jemaat se-sinode
GKSBS memahami diakonia dan berperan aktif sebagai aktor pembebasan ditengah-tengah
keluarga, gereja dan masyarakat.
Jadwal kegiatan Pekan Diakonia 2014 diatur sebagai berikut:
TANGGAL
Minggu, 3
Agustus 2014
KEGIATAN
Ibadah Pembukaan
Senin, 4
Agustus 2014
Rabu, 6
Agustus 2014
Renungan Keluarga
KETERANGAN
Dewasa menggunakan bahan khotbah Pembukaan
Pekan Diakonia 2014
Anak menggunakan Panduan Kebaktian Pembukaan
Pekan Diakonia anak
Menggunakan bahan renungan keluarga
HUT GKSBS
Menggunakan liturgy khusus dan bahan khotbah HUT
GKSBS. Diadakan 1 kantong persembahan khusus HUT
GKSBS
Jumat, 8
Pemahaman Alkitab Dibagi dua kelompok; Dewasa dan Pemuda Remaja.
Agustus 2014
Menggunakan panduan PA Pekan Diakonia.
Minggu, 10
Ibadah Penutupan
Dewasa menggunakan bahan khotbah penutup Pekan
Agustus 2014
Diakonia 2014.
Anak menggunakan Panduan Kebaktian Penutupan
Pekan Diakonia Anak
Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama ketua-ketua departemen PIP [Pdt. A.T.
Hariyanto], Kesra [Pdt. Riyadi Basuki], Kebersamaan [Pdt. Em. Slamet Raharjo] dan co-worker
[Pdt. Henriette Johana N] sebagai penulis panduan Pekan Diakonia 2014 ini. Kiranya tulisan ini
menjadi berkat bagi setiap usaha kita mewujudkan syalom Allah ditengah-tengah masyarakat di
bumi Sumatera Bagian Selatan, demi kemuliaan Allah Tritunggal.
Metro, Juli 2014
MPS GKSBS.
1
Daftar Isi
Hal.
1.
Pengantar
1
2.
Daftar isi
2
3.
Rencana Aksi
3
4.
Kotbah Pembukaan , 03 Agustus 2014.
5
5.
Bacaan Sepekan
7
6.
Kotbah Pembukaan Pekan Diakonia Anak
8
7.
Renungan
12
8.
Liturgi HUT XXVII Sinode GKSBS
15
9.
Materi Kotbah HUT GKSBS
18
10. Materi PA Dewasa
21
11. Materi PA Remaja – Pemuda
23
12. Kotbah Penutupan, 10 Agustus 2014
26
13. Panduan Penutupan Pekan Diakonia Anak
28
***
2
RENCANA AKSI DALAM RANGKA PEKAN DIAKONIA DAN HUT XXVII GKSBS 2014
Salam pembebasan!
Dalam rangka Pekan Diakonia GKSBS 2014, kami menawarkan aksi nyata yang mendukung tema pekan diakonia seperti
dalam form action plan di bawah. Aksi di bawah dapat dilaksanakan salah satu saja, mana yang lebih mungkin terlaksana. Atau
kalau memungkinkan dilaksanakan keduanya akan lebih baik. Jadi, selamat ber-aksi!
N
o
NAMA
AKSI
Out Put
Proses
Tempat
Waktu
01
Mengubah
Sampah
Menjadi
Berkah.
Jemaat
memaha
mi dan
mengerti
pentingnya
memilah
sampah.
1. MJ mempersiapkan 10-20 karung bekas.
2.Pengantar aksi dari komisi Diakonia.
3.Jemaat dibagi dalam 3 kelompok:
kelompok daun dan kertas, kelompok
plastik, dan kelompok beling.
4. Karung yang disiapkan dibagi kepada tiga
kelompok tersebut.
5.Beri waktu 60 menit untuk bergerak
dalam radius 500 meter dengan tugas
mengambil sampah sesuai nama
kelompoknya.
6.Kumpulkan sampah sesuai jenisnya.
Untuk sampah daun dan kertas diolah mjd
kompos. Sampah plastik dipisah lagi
antara yang laku dijual dengan yang tidak.
Untuk sampah beling dibuatkan lubang
untuk dikubur.
7. Hasil penjualan sampah dibelikan EM4
(Biostarter) untuk membuat kompos.
8. Rencanakan aksi pemisahan sampah di
rumah masing-masing, atau kalau
mungkin ini menjadi awal lahirnya bank
sampah di jemaat saudara yang dikelola
oleh pemuda atau kom. Diakonia.
Lingkungan Gereja
radius
500
meter.
6
Agustus
atau 10
Agustus
3
Penang Anggaran
gungjawab
100.000,Kom.
Diakonia
atau MJ.
02 Rehab
kecil
rumah
janda
Miskin
Rumah
1. Dua minggu sebelum pelaksanaan, kom.
yang
Diakonia adakan kunjungan ke beberapa
mempriha
rumah yang dimaksud. Pastikan mana
tinkan
yang menjadi prioritas.
menjadi
2. Share-kan ke jemaat melalui warta hal
sehat
apa yang akan dilakukan.
huni.
3. Jika ada 2-3 rumah yang menjadi
sasaran aksi, maka jemaat dibagi sesuai
jumlah berdasarkan wilayah.
4. Pelaksanaan kalau memungkinkan
melibatkan warga masyarakat setempat
dengan sebelumnya menghubungi pak RT,
untuk membangun komunikasi tentang
kemungkinan-kemungkinan kegiatan
dimaksud.
4
Rumah
sasaran
6 atau
10
Agustus
Kom.
Menyesua
diakonia ikan.
BAHAN KHOTBAH PEMBUKAAN PEKAN DIAKONIA 2014
ALLAH ADALAH AKTOR PEMBEBASAN
Bacaan: Mzm. 146: 5-9
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Pernahkah anda diperlakukan tidak adil, diperas, ditindas, kelaparan, dipenjara tanpa salah
atau menjadi orang asing atau pendatang, anak-anak yatim dan janda? Bagaimanakah perasaan
anda ketika mengalaminya? Melalui khotbah pembukaan Pekan diakonia hari ini, kita diajak untuk
menggumuli sikap yang benar dalam menghadapi segala bentuk penderitaan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Mulai tahun ini, sinode GKSBS menetapkan awal bulan Agustus sebagai Pekan Diakonia.
Selama satu minggu jemaat diajak untuk menggumuli diakonia, baik secara konsep maupun
praktek. Dengan tema “Diakonia: umat sebagai aktor pembebasan”, diharapkan anggota jemaat
se-sinode GKSBS memahami diakonia dan berperan aktif sebagai aktor pembebasan ditengahtengah keluarga, gereja dan masyarakat.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Dalam Mazmur 146 ini, Pemazmur berbicara kepada dirinya sendiri dan menyatakan
maksudnya memuji Tuhan [ayat 1-2]. Kemudian pemazmur menyampaikan suatu peringatan
kepada jemaat [ayat 3-4] dan ucapan bahagia [ayat 5-9] yang disampaikan dalam bentuk orang
ketiga (tidak menyapa jemaat secara langsung). Mazmur ini diakhiri dengan seruan penutup [ayat
10].
Ayat 5-9 Mazmur ini dimulai dengan ungkapan bahagia; berbahagialah orang yang
mempunyai Allah Yakub sebagai penolong dan sumber pengharapan. Karena Tuhan yang
menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya adalah setia. Pemazmur mengakui bahwa Allah
adalah aktor pembebasan yang setia melakukan karyaNya. Allah telah berulang kali membebaskan
umat-Nya. Kesetiaan Allah membebaskan umat-Nya ditunjukkan dengan:
1. Menegakkan keadilan bagi orang yang diperas [ay. 7a].
2. Memberikan makanan kepada orang yang lapar [ay. 7b].
3. Membebaskan orang yang dipenjarakan [ay. 7c].
4. Membuka mata orang yang kurang percaya dengan karya penyelamatanNya [ay. 8a]
5. Menegakkan orang-orang yang jatuh atau tertindas [ay. 8b]
6. Mengasihi orang-orang benar [ay. 8c]
7. Menjaga orang asing atau pendatang dan menopang atau memberi kekuatan kepada anak-anak
yatim dan janda [ay. 9b]
Semua hal tersebut, telah dilakukan Allah terhadap umat-Nya. Pemazmur mengajak dirinya
dan umat-Nya untuk menyadari dan mengingat kembali semua peristiwa pembebasan yang telah
dilakukan Allah kepada umat-Nya. Sejak mereka masih berada di tanah perbudakan Mesir,
pemanggilan Musa, perjalanan meninggalkan Mesir, menyeberangi laut Tiberau, pengembaraan
padang gurun sampai mereka mendapat tempat tinggal yang nyaman di tanah Kanaan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,
Berkaitan dengan kesadaran, ada tiga konsep kesadaran yang perlu kita pahami:
1. Kesadaran magis: seorang manusia mengalami kejadian dan fakta, tetapi dia tidak memahami
realitasnya dan penyebabnya dan tidak berusaha untuk mencari tahu. Misalnya: kemiskinan
adalah takdir dan saya tidak bisa melakukan apa-apa.
5
2. Kesadaran naïf: seorang manusia menolak fakta dan kejadian di sekitarnya dan berbuat seperti
mereka tidak ada. Misalnya: tahu mengapa ada kemiskinan, tetapi tidak melakukan apa-apa.
3. Kesadaran kritis: seorang manusia berusaha untuk memahami fakta dan kejadian dan
menafsirkannya. Perilakunya berdasar pada memahami dan menafsirkan dan tidak sesuatu di
luar dirinya. Misalnya: kemiskinan terjadi karena mekanisme yang bersifat menindas dalam
dunia ini, kita harus melakukan sesuatu supaya ada pembebasan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Dengan tiga kesadaran tersebut, mari kita melihat diri kita. Apakah kita adalah bagian dari
orang yang diperlakukan tidak adil, diperas, ditindas, kelaparan, dipenjara tanpa salah atau bagian
dari orang asing atau pendatang, anak-anak yatim dan janda? Berbahagialah karena Allah kita
adalah setia. Ia akan menolong umat dalam segala keberadaannya. Allah sang pembebas akan
membebaskan kita dari keberadaan kita. Datanglah kepadanya, berserahlah kepadaNya dan
nantikan Ia bekerja membebaskan kita.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Sebagai rekan sekerja Allah, setiap orang percaya hendaknya ikut berperan mewujudkan
keadilan bagi orang yang diperas, memberikan makan bagi orang yang lapar, membebaskan orang
yang dipenjara tanpa salah, membuka mata orang yang kurang percaya dengan karya
penyelamatanNya, menegakkan orang-orang yang jatuh atau tertindas, serta menjaga orang asing
atau pendatang dan menopang atau memberi kekuatan kepada anak-anak yatim dan janda. Peran itu
selain diwujudkan secara pribadi, juga bisa diwujudkan secara bersama-sama [lembaga]. Mulai dari
memprogramkan penyadar-tahuan jemaat akan panggilan berdiakonia, sampai pada tindakan nyata.
Jemaat yang dikasihi Tuhan,
Diakonia adalah panggilan gereja, baik sebagai lembaga maupun sebagai pribadi. Gereja
dan orang percaya dipanggil untuk ikut berperan mewujudkan keadilan bagi orang yang diperas,
memberikan makan bagi orang yang lapar, membebaskan orang yang dipenjara tanpa salah,
membuka mata orang yang kurang percaya dengan karya penyelamatanNya, menegakkan orangorang yang jatuh atau tertindas, serta menjaga orang asing atau pendatang dan menopang atau
memberi kekuatan kepada anak-anak yatim dan janda. Pekan diakonia kali ini mengajak gereja dan
orang percaya untuk melakukan diakonia. Dari 7 (tujuh) peran hal yang diungkapkan pemazmur
dalam ayat 1-7 tersbut, bagian manakah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan kita? Kiranya
Tuhan menolong dan memampukan kita melakukan peran-peran tersebut. Amin. [Ath]
Liturgi:
1. Nats Pembimbing
2. Berita Anugerah
3. Petunjuk Hidup Baru
4. Nats Persembahan
5. Nyanyian
 KJ 5
 KJ 15
 KJ 25
 PKJ 255
 PKJ 145
 PKJ 285
: Mazmur 130:7
: 2Korintus 5:14-15
: Zakaria 7:9-10
:
:
***
6
BACAAN SEPEKAN:
Selama Pekan Diakonia, kami meyediakan bacaan sepekan sebagai bacaan harian. Bacaan
ini bisa digunakan sebagai bacaan pada renungan harian pribadi maupun bacaan pada renungan
harian keluarga.
Hari/tanggal Bacaan
Senin, 4
Keluaran 1
Agustus
2014
Pertanyaan refleksi
1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh 2 bidan
dalam perikop tersebut?
2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada
zaman sekarang?
Selasa, 5
Agustus
2014
Yosua 2
1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Rahab dalam
perikop tersebut?
2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada
zaman sekarang?
Rabu, 6
Agustus
2014
2 Tawarikh
36
1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Raja Kores
dalam perikop tersebut?
2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada
zaman sekarang?
Kamis, 7
Agustus
2014
Nehemia 5
1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Nehemia
dalam perikop tersebut?
2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada
zaman sekarang?
Jumat, 8
Agustus
2014
Rut 4
1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Boaz dalam
perikop tersebut?
2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada
zaman sekarang?
Sabtu, 9
Agustus
2014
Ester 5
1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Ester dalam
perikop tersebut?
2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada
zaman sekarang?
***
7
PANDUAN PEMBUKAAN PEKAN DIAKONIA ANAK, MINGGU 3 AGUSTUS 2014:
TUHAN yang membebaskan, bagaimana dengan aku?
Bacaan: Mazmur 146:5-10
TUJUAN
1. Anak memahami artinya membebaskan, dan mengalaminya melalui permainan.
2. Anak belajar bahwa menolong itu bagian dari membebaskan.
3. Anak belajar bagaimana TUHAN membebaskan orang lain.
4. Anak mau memikir seseorang yang bisa mereka bebaskan/tolong.
PERSIAPAN
a) Mempersiapkan ruang atau halaman yang dibatasi untuk game.
b) Mengeprint versi Bahasa Indonesia Sehari-hari yang dilampirkan (lampiran 1).
c) Mengeprint tugasnya (lampiran 2) untuk dibagikan ke anak-anak.
LITURGI
1. Pembukaan
Pujian pembukaan
PKJ 103
1. Carilah dahulu Kerajaan Allah, beserta kebenaranNya,
maka semua ditambahkan kepadamu. Haleluya, Haleluya!
2. Mintalah, Tuhan pasti memberi, carilah kau pasti dapat.
Pintu dibukaNya bila kau ketuk. Haleluya, Haleluya!
3. Bukan makanan saja kau perlu; paling perlu firman Allah
yang merupakan jaminan hidupmu. Haleluya, Haleluya!
4. Jika berkumpul dalam namaKu dua atau tiga orang.
Di situ Aku berada di tengah. Haleluya, Haleluya!
2. Votum dan salam
“Sumber keceriaan, kepintaran, dan kesehatan kita adalah TUHAN yang menciptakan langit dan
bumi” “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai anakanak sekalian” Amin.
3. Pembacaan ayat hafalan Minggu sebelumnya
Amsal 2:6 “Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang
pengetahuan dan kepandaian.”
4. Pujian pengakuan dosa, syukur atau penyembahan
YESUS ITULAH SATU-SATUNYA
Yesus itulah satu-satunya, Penolongku yang sungguh
Dia berjanji akan kembali, untuk kita semua
O.o.o.o....... Alleluya, Puji Tuhan. Upahmu besar di surga
O.o.o.o....... Alleluya, Puji Tuhan. Upahmu besar di surga
KING KONG
Kingkong badannya besar, tapi aneh kakinya pendek
lebih aneh binatang bebek, lehernya panjang kakinya pendek
Haleluya, Tuhan maha kuasa, haleluya, Tuhan maha kuasa
8
5. Pelayanan Firman
a) Pengantar: game ‘preman dan pembebas’.
Dengan setiap 10 anak ada 2 anak yang menjadi preman. Tujuan dari game ini: 2 preman itu
harus menangkap anak-anak yang lain dengan cara menyentuh tangan atau pundak. Anak
yang sudah disentuh harus berhenti di tempatnya dan angkat 2 tangan. Anak-anak yang
belum ditangkap bisa membebaskan mereka dengan cara 2 langkah: memberikan tos (satu
tangan turun) dan senggol pantat (sudah bebas). NB: ruang untuk game ini perlu dibatasi.
Setelah bermain guru melakukan refleksi: mengapa mau membebaskan anak yang sudah
ditangkap (jawaban dimungkinkan: kasihan capek tangannya, supaya preman tidak menang,
mau menolong yang lain)
b) Pembacaan Mazmur 146 dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (lampiran 1).
Sebelum guru sekolah minggu membaca perikopnya dia memberikan anaknya 2 tugas:
1) Setiap kali kalau ada kata TUHAN atau Allah dibacakan semua anak angkat tangan dan
melambaikan tangan.
2) Khususnya untuk anak-anak yang sudah besar dia minta untuk memperhatikan ayat yang
mana cocok dengan gamenya tadi.
c) Penjelasan
Setelah membaca perikop guru bertanya: Bagaimana anak-anak tadi sering tangan diangkat
tidak? Berapa kali kira-kira? (7 kali) Mazmur ini memang mau memujihkan TUHAN itu
mengapa sering nama TUHAN disebutkan. Mengapa TUHAN dipuji, karena Dia melakukan
banyak hal yang baik. Terkait dengan tugas kedua: kalimat/ayat apa cocok dengan gamenya
tadi? (Ayat 7b: ‘TUHAN membebaskan para tahanan’)
Guru melanjutkan penjelasan sedikit: tadi teman-teman mengatakan mengapa mau
membebaskan anak yang ditangkap. Membebaskan itu mungkin sedikit sulit dipahami,
tetapi kalau ‘menolong’ adik-adik past mengerti. Menolong adalah bagian dari
membebaskan. Di Mazmur 146 ini ada banyak contoh bagaimana Tuhan menolong orang.
Kita akan menemukan itu semua dalam tugas berikutnya.
d) Tugas
Anak-anak diberikan tugas untuk mencari gambar yang cocok dengan ayatnya dari Mazmur
146 (di lampiran 2). Ada 10 kalimat diambil dari Mazmur 146 dan anak-anak harus cari
gambarnya yang paling cocok.
Jawabannya: 1B, 2F, 3I, 4G, 5C, 6D, 7A, 8J, 9H, 10E.
e) Percakapan
Guru mengatakan: kalau Tuhan kita mau menolong begitu banyak orang, kita sebagai
pengikut Tuhan juga dipanggil untuk menolong sesama kita. Adik-adik bisa
membebaskan/menolong siapa saja? Guru mengajak teman untuk memilih satu gambar siapa
mereka mau membantu.
6. Doa syafaat
Guru sekolah minggu minta masukan doa syafaat dari anak-anak dan khususnya doa syafaat untuk
orang yang perlu ditolong/dibebaskan.
7. Persembahan
a. Pujian TUHAN CINTA SEMUA ANAK
Tuhan cinta semua anak- semua anak di dunia
kulit hitam,putih,kuning semua tiada beda
9
Tuhan cinta semua anak di dunia.
Tuhan cinta semua bangsa, semua bangsa di dunia
Inggris, Asia, Afrika, India dan Indonesia
Tuhan cinta semua bangsa di dunia.
b. Doa persembahan
Dilakukan dengan cara menunjuk salah satu adik untuk memimpin, pelayan membisikkan
doa yang diikuti oleh adik-adik yang lain.
8. Penugasan
Ayat hafalan : Keluaran 20:2
"Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat
perbudakan”.
9. Pengakuan iman anak
Kami anak GKSBS mengaku bahwa:
Allah yang menciptakan dan memelihara saya serta alam semesta.
Tuhan Yesus mengasihi saya dan mau memaafkan kesalahan saya.
Roh kudus menghibur dan menuntun saya setiap hari.
Saya dan teman-teman adalah saudara-saudara sepersekutuan.
Saya akan hidup bersama Yesus, sekarang sampai selama-lamanya.
10. Nyanyian penutup
KITA SEMUA MELAYANI
Kakek-kakek, nenek-nenek, tante-tante, om-om
Pemudanya,… pemudinya
Juga anak sekolah minggu
Kita semua….sama (2x)
Kita semua melayani Tuhan
11. Pengutusan dan berkat
Pulanglah dengan sukacita dan terimalah berkat Tuhan:
“Kasih Karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, keselamatan dan persekutuan dengan
Tuhan Yesus Kristus, pimpinan dan penghiburan Roh Kudus menyertai anak-anak sekalian
sekarang ini sampai selama-lamanya.” Amin. [HJN]
LAMPIRAN 1
Mazmur 146 (dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari)
146:5 Berbahagialah orang yang mengandalkan TUHAN Allahnya, dan mempunyai Allah Yakub
sebagai penolongnya.
146:6 Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; Ia tetap setia selamalamanya.
146:7 Ia membela hak orang-orang yang tertindas, dan memberi makan kepada orang yang lapar.
TUHAN membebaskan para tahanan,
146:8 dan membuat orang buta dapat melihat. Ia menegakkan orang yang jatuh, dan mengasihi
orang yang jujur.
146:9 Ia melindungi orang-orang asing; Ia menolong para janda dan yatim piatu, tetapi
menggagalkan rencana orang jahat.
146:10 TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya. Hai Sion, Allahmu berkuasa selama segala abad.
Pujilah TUHAN!
10
LAMPIRAN 2
10 kalimat dari Mazmur 146:
1. TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.
2. TUHAN tetap setia selama-lamanya.
3. TUHAN membela hak orang-orang yang tertindas.
4. TUHAN memberi makan kepada orang yang lapar.
5. TUHAN membebaskan para tahanan.
6. TUHAN membuat orang buta dapat melihat.
7. TUHAN menegakkan orang yang jatuh.
8. TUHAN mengasihi orang yang jujur.
9. TUHAN melindungi orang-orang asing.
10.TUHAN menolong para janda dan yatim piatu.
***
11
Dan 10 gambar: A sampai dengan J
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
12
RENUNGAN PEKAN DIAKONIA 2014
KELUARGA; TEMPAT PEMBINAAN MENTAL PEBEBAS
Bacaan : Kel.2:11-22
Generasi muda adalah masa depan bangsa . Bagaimana keadaan atau masa depan sebuah bangsa
ditentukan bagaimana kualitas anak-anak yag akan menjadi penerus bangsa. Karena itu jika kondisi
anak-anak atau angkatan muda tidak berkualitas maka kondisi bangsa yang akan datang tidak
berkualitas. Sebaliknya jika anak-anak muda berkualitas maka keadaan bangsa ke depan juga
berkualitas. Kualitas adalah sebuah keadaan baik atau buruk. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
kualitas yang baik. Kualitas yang baik manusia meliputi keadaan fisik dan mental, spiritual; jasmani
dan rohani. Demikian idealnya. Akan tetapi seorang yang fisiknya kurang sempurna atau cacat juga
bisa menjadi manusia yang berkualitas baik jika mentalnya, karakter atau tabiatnya baik,
Perikop yang kita baca memberikan gambaran sosok Musa sebagai manusia yang berkualitas baik.
Nilai positip yang ada padanya adalah bahwa Musa memliki karakter atau budi pekerti baik,
bermental baik, yaitu sebagai kesatria; sebagai seorang penolong atau pembebas bagi yang
tertindas. Ada dua perbuatan pembebasan yang dilakukannya yaitu: pertama, Musa membela orang
Ibrani yang dipukul seorang Mesir di areal kerja paksa.Musa membunuh orang Mesir itu
kemudian menimbunnya ke dalam pasir. Tetapi ketahuanlah perbuatannya itu, maka ia harus
melarikan diri dari istana Firaun karenas terancam jiwanya. Musa meninggalkan istana untuk
bersembunyi di tanah Midian. Kedua, Dalam ketakutannya akan ancaman Firaun Musa tidak
kehilangan karakter kesatrianya. Di Midian ia melihat perilaku buruk para gembala yang mengusir
tujuh gadis anak Rehuel imam Midian yang hendak memberi minum kambing domba mereka di
sebuah sumur di mana Musa sedang duduk-duduk. Ia bangkit untuk menolong para gadis itu
dengan member minum kambing domba mereka. Budi pekerti baiknya menuai hasil baik pula,
karena Musa kemudian diambil menjadi menantu Rehuel yang bernama Zipora.
Musa tumbuh kembang menjadi pemuda kesatria sebagai pemebela, pembebas yang lemah.
Tentulah jiwa ksatrianya tidak timbul secara instan. Ada latar belakang positip pada dirinya. Sejak
kecil ia dididik di lingkungan istana Firaun; tentulah ia mendapatkan pendidikan yang baik
termasuk pendidikan mental keprajuritan. Kecuali itu, ibu yang menyusui dan mengasuhnya
tentulah memberikan pengertian bahwa sesungguhnya ia seorang anak Ibrani sehingga tumbuh jiwa
kebangsaannya. Nama Musa berarti diangkat dari air. Ya, ia telah diangkat atau dibebaskan dari air
sungai Nil yang bisa membinasakannya. Di balik semuanya itu, memang telah menjadi rencana
TUHAN Allah bahwa kelak Musa diangkat menjadi pemimpin yang membawa Israel bebas dari
penindasan di Mesir.
KIsah Musa tersebut baiklah menjadi renungan kita dalam kegiatan Pekan diakonia tahun 2014 ini.
Ada tiga hal yang perlu kita renungkan yaitu:
1. Orang Kristen sebagai pengikut Kristus adalah diakonos (pelayan) untuk tugas pembebasan
sebagaimana Tuhan Yesus Kristus datang sebagai diakonos untuk pembebasan umat manusia
(lih. Mark10:45).
2. Karena itu gereja sebagai persekutuan orang Kristen adalah diaknos bagi dunia. Gereja ada
diutus ke dalam dunia untuk tugas kesaksian dan pelayanan (Yoh.17:16 dan 18)
3. Menjadi diakonos harus memiliki karakter atau mentalitas yang kuat sebagai pembebas. Untuk
itu, diperlukan pendidikan sejak dini mulai dari keluarga. Dengan demikian, tiap keluarga
Kristen mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam mendidik anak-anak agar memiliki
karakter da jiwa atau mental kesatria yang berani membela yang lemah, yang benar dan
13
membebaskannya. Namun, keteladanan orang tua diperlukan bagi anak-anak; karena tanpa
teladan orang tua maka tidak akan efektip apa yang diajarkan orang tuanya.
Ada keprihatinan terhadap generasi muda bangsa saat ini, yaitu prihatin adanya anak-anak muda
yang tidak memiliki mental kejuangan, karena mengikuti gaya hidup santai. Adanya anak-anak
muda yang tidak punya mental kesatria, suka tawuran. Siapa yang salah dalam hal ini? Merekakah
yang salah? Apakah yang sudah diperbuat orang tua dalam keluarga mereka? Apakah yang sudah
kita perbuat sebagai keluarga Kristen? Penulis amsal menasehati demikian: “didiklah orang muda
menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada
jalan itu”.(Amsal 22:6)Marilah sedari kecil kita tanamkan jiwal kesatria, memiliki karakter
pembebas pada diri anak-anak kita. Bisa dimulai dari menyayangi sesama, menyayangi alam
ciptaan TUHAN.
Liturgi;
1. Doa
2. Pujian dan persembahan (KJ. 67)
3. Pembacaan Alkitab
4. Pembacaan Renungan
5. Doa safaat: mendoakan keluarga-keluarga Kristen agar sungguh-sungguh mendidik putraputerinya untuk menjadi manusia yang berjiwa kesatria, suka berkarya untuk kebaikan sesama
dan alam semesta.
[SR]
***
14
LITURGY HUT XXVII SINODE GKSBS1 6 AGUSTUS 2014
Tema:
“DIAKONIA: Umat sebagai aktor Pembebasan”
1. Persiapan
a. Pemandu Pujian mengajak jemaat berlatih Nyanyian baru dalam ibadah.
b. MJ mempersiapkan diri di konsistori.
c. Liturgos 1 menuju meja Perjamuan Kudus2, dan mengajak jemaat bersaat teduh pribadi.
2. Doa dan Nyanyian pembukaan:
Liturgos 1:
Ibu, bapak dan saudara, serta anak-anak yang dikasihi Tuhan, Majelis Jemaat
GKSBS................... mengucapkan selamat datang, selamat bersekutu dalam kebersamaan
GKSBS. Hari ini adalah HUT ke 27 Sinode GKSBS. Secara khusus kita memperingati dan
merayakannya untuk meneguhkan panggilan kita sebagai gereja Tuhan di Sumbagsel yang kita
cintai ini. Baiklah, mari kita memasuki ibadah ini dengan berdoa:
“Ya Allah yang Maha Tinggi, Engkaulah yang menciptakan dunia ini dengan segala isinya
bahkan seluruh alam semesta adalah kepunyaanMu. KepadaMulah kami menaikkan syukur dan
sembah kami akan perlindungan dan hidup yang engkau beri. Perkenankanlah kami berkumpul
atas namaMu dan pimpinlah kami dengan RohMu yang Kudus. Kiranya ibadah HUT ke-27
Sinode GKSBS ini berkenan dihadapanMu. Amin.”
Marilah jemaat yang dikasihi Tuhan, kita bangkit berdiri dan naikkan pujian kepada Tuhan:
PKJ 242:1-2 SEINDAH SIANG DISINARI TERANG
3. Prosesi masuk
(Prosesi MJ memasuki ruang ibadah. Sebelum menyerahkan Alkitab, Pembawa Alkitab
menyalakan lilin yang ada di meja Altar.
4. Votum :
Liturgos 1 :
“TUHAN yang menjadikan langit dan bumi adalah sumber pertolongan kita. Berbahagialah
setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!”
(Mazmur 121:2,128:1)
Jemaat: KJ 477: 5 . 5 . / 6 7 1 2 /2 . . 0//
Amin a - - - - -min!
5. Salam
[Jemaat Duduk]
Liturgos 1 :
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita
menyertai engkau (1 Tim. 1:2)!
Jemaat :
Menyertai engkau juga!
1
2
Disadur dan dikembangkan dari Liturgy Variatif GKSBS Klasis Seputih Raman Minggu III
Bila tidak ada meja perjamuan, liturgos 1 memimpin di mimbar pelayanan Firman, atau di mimbar kecil.
15
6. Nats Pembimbing: Mazmur 150
Liturgos : Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawalaNya yang kuat!
Jemaat
: Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaranNya yang hebat!
Litugos : Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!
Jemaat
: Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan
seruling!
Liturgos : Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang
berdentang!
Jemaat
: Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!
7. Nyanyian jemaat: HYMNE GKSBS (Terlampir)
~Jemaat Berdiri
8. Pengakuan ketidakmampuan menjalankan hukum kasih:
~Jemaat Duduk
Liturgos 1:
“Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Demikianlah
hukum kasih, yang Engkau berikan agar kami dapat menjaga anugrah keselamatan yang
daripadaMu.
Jemaat:
Tuhan, Ampunilah kami, karena kami sering tidak mengasihi Engkau, tidak mengasihi sesama
kami dan diri kami sendiri. Ajarilah kami dan kuatkanlah kami agar kami dapat hidup dengan
lebih bijaksana.
Semua Jemaat:
Inilah doa permohonan kami:
Bila terjadi kebencian jadikanlah kami pembawa cinta kasih
Bila terjadi penghinaan jadikanlah kami pembawa pengampunan
Bila terjadi perselisihan jadikanlah kami pembawa kerukunan
Bila terjadi kesesatan jadikanlah kami pembawa kebenaran
Bila terjadi kebimbangan jadikanlah kami pembawa kepastian
Bila terjadi keputusasaan jadikanlah kami pembawa harapan
Bila terjadi kegelapan jadikanlah kami pembawa terang
Bila terjadi kesedihan jadikanlah kami pembawa kegembiraan. Amin.
Liturgos 1:
(Membaca Berita Anugerah: Yesaya 58:6-11) lalu mengatakan : ”Bertolong-tolonganlah
menjaga anugerah Allah, demikianlah kita akan memenuhi hukum Kristus”. AMIN
9. Nyanyian Peneguhan :
~Jemaat
berdiri~
PKJ 244:1-2 SEJENAK AKU MENOLEH
(Ketika jemaat bernyanyi, Pendeta atau Penatua menuju ke mimbar untuk memimpin Liturgi
Firman)
II. LITURGI FIRMAN (Liturgos 2)
10. Salam :
16
Liturgos 1 :
Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita
menyertai engkau (1 Tim. 1:2)!
Jemaat :
Menyertai engkau juga!
11. Doa Epiklese :
~Jemaat
Duduk~
Liturgos 2 :
Ya Bapa, segala tulisan yang telah Engkau ilhamkan kepada kami, jadikanlah itu bermanfaat
untuk mengajar kami, untuk menyatakan kesalahan-kesalahan kami, untuk memperbaiki
kelakuan kami dan untuk mendidik kami dalam kebenaran Yesus Kristus.
Jemaat :
Kiranya Roh Kudus menerangi batin kami dan menjadikan kami pelaku-pelaku Firman yang
sejati.
AMIN.
12. Pembacaan Alkitab
Setelah selesai membacakan Alkitab, Pendeta mengatakan: “Berbahagialah orang-orang yang
memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga
tidak melakukan kejahatan, tetapi hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkann-Nya.
Haleluya-Amin” (Mazmur 119:2-3)
Jemaat: menyanyikan PKJ 294 .
1 3 4 5 . 3 / 4 . 5 6 5 . 3 / 4 .5 6 5 . 3 / 4 3 2 1 . . //
Ha le lu ya, Ha - - -le – lu - ya, Ha - le lu – ya, A-------min!
13. Kotbah
14. Responsoria
 Saat Teduh
 Nyanyian Responsoria : MARS GKSBS
 Pengakuan Iman
 Syafaat: Doa Syukur HUT diakhiri doa Bapa Kami
~Jemaat Berdiri
~Jemaat Duduk
15. Persembahan Khusus HUT GKSBS
Liturgos 2 :
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, setiap hari rahmat Tuhan tidak pernah terputus
dalam hidup kita, semua yang kita miliki sekarang adalah anugrah dari Tuhan bahkan Tuhan
sudah memberikan diri-Nya juga untuk menyelamatkan kita. Lihatlah di sekeliling kita, orangorang yang berkekurangan masih ada disekitar kita dan marilah kita mengambil bagian dalam
kegiatan pelayanan yang tugaskan kepada kita dengan mengucapkan syukur melalui
persembahan.
Sebelumnya, mari kita mendengarkan Firman Tuhan sebagai dasar di dalam memberikan
persembahan kepada-Nya, yaitu yang diambilkan dari : (membacakan nats persembahan . . . . ),
setelah itu mengucapkan : “Mari kita menyerahkan persembahan kepada Tuhan sambil memuji
namaNya yang agung dengan menyanyikan bersama : PKJ 149
Jemaat
: Memberikan persembahan (sambil bernyanyi)
Liturgos 2 : Memimpin doa persembahan
~Jemaat berdiri
17
16. Pengutusan dan Berkat:
a. Nyanyian Pengutusan: PKJ. 264:1-2
b. Pengutusan dan Berkat
Liturgos 2 :
Bertolong-tolonganlah untuk menghadirkan damai sejahtera Allah dalam kehidupan ini, Dan
terimalah berkat Tuhan:
Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya
dan memberi engkau kasih karunia;
Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. AMIN.
Jemaat: KJ 478a: 5 6 / 5 6 / 5 4 / 3 . //
Amin, Amin, A - - - min !
17. Warta Jemaat.
18. Doa Pribadi
19. Nyanyian Penutup: PKJ. 264:3
[Ribas]
***
18
KOTBAH HUT GKSBS, 6 AGUSTUS 2014
Bacaan
Tujuan
: Lukas 4:16-30
: Jemaat memahami gereja yang berdiakonia adalah perannya di tengah masyarakat
didasari pada jabatan Yesus sebagai Diakonos sejati.
Yesus Sang Diakonos
Ibu, bapak dan Saudara sekalian, para kekasih Allah,
Adakah pernah kita dengar dan saksikan seorang teman di antara kita yang kita anggap aneh, unik,
tidak umum karena sikapnya yang selalu kritik kebijakan pimpinan di mana ia bekerja? Bagaimana
anggapan kita terhadap orang tersebut? Label apa yang kita tempelkan pada orang tersebut? Tentu
saya tidak ingin membenarkan sikap yang demikian yang hanya bisa kritik misalnya.
Lalu sikap kritis yang seperti apa yang diharapkan berguna bagi kehidupan bersama di tengah
masyarakat? Hari ini kita akan belajar dari nilai-nilai yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Dalam Injil menurut Lukas, kita mendengar suara Yesus untuk pertama kali di muka umum ketika
Ia membaca dari kitab Nabi Yesaya:
Roh Tuhan ada padaKu,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan,
dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. (Lukas 4.18-19)
Dan Yesus melanjutkan, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" Secara
terang-terangan Yesus menyatakan bahwa Ia telah datang untuk mewujudkan apa yang diberitakan
Nabi Yesaya mengenai pemulihan umat Israel. Kalau demikian, mengapa para pendengar marah
sampai mau melemparkan Dia dari tebing gunung?
Kelihatannya mereka marah karena Yesus menyatakan bahwa sebenarnya mereka tidak mau
menerima pemberitaan ini, walaupun pura-pura senang. Malahan orang-orang asing lebih terbuka
pada pesanNya daripada orang Israel sendiri. Tetapi penjelasan itu hanya mengundang pertanyaan
yang lain: Mengapa mereka tidak mau?
Jawaban singkat adalah bahwa pesan Yesus itu terlalu berbahaya, terlalu mengancam keamanan
mereka. Nubuat Yesaya yang Yesus angkat menyatakan kemerdekaan kepada orang-orang
tawanan--hal yang dalam konteks kontemporer berarti melawan pemerintahan Romawi serta anak
buahnya Raja Herodes. Selain bahaya politis, adapun ancaman terhadap kepentingan ekonomis.
Ungkapan "tahun rahmat Tuhan" merupakan khiasan untuk Tahun Yobel. Para tokoh masyarakat
yang telah merampas tanah suku menjadi miliknya pribadi tidak mungkin gembira kalau disuruh
membagi-bagikan tanah itu kepada rakyat. Para pedagang yang pegang "bon" dari rakyat tidak
mungkin setuju untuk hutang-hutang itu dihapus. Dan rakyat sendiri takut kalau bahasa yang
terlalu radikal (walaupun mengandung pengharapan bagi mereka) justru mengundang represi dari
pihak keamanan. Pantas kalau mereka mau melemparkan Yesus dari tebing. Justru mereka
melakukan sebuah upacara tradisional untuk menolak malapetaka dengan memakai Yesus sebagai
pengganti kambing berbulu hitam.
Peristiwa di atas menunjukkan bahwa perbuatan mereka merupakan tindakan yang agak "pintar"
secara politis: kalau terjadi apa-apa, mereka bisa mengatakan kepada pihak yang berwajib,
19
"Memang dia orang Nazaret, tapi kami sudah tolak."
Saudara-saudaraku,
Kita tidak sedang belajar dari sikap orang-orang yang menolak Yesus, sebaliknya kita belajar dari
nilai-nilai Yesus yang mendobrak rasa aman dan nyaman diganti dengan sikap resah terhadap
ketidakadilan. Sikap Yesus inilah yang secara teologis dikatakan bahwa ini adalah sikap Sang
Diakonos sejati. Dan kalau sikap ini merupakan sikap atau nilai yang dimiliki seorang diaken, maka
sesungguhnya kerja-kerja diakonos tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang berjabatan Diaken
saja, tetapi oleh semua umat yang menjadi murid Yesus.
Saya pikir ini sikap yang sering ditinggalkan oleh gereja yang merasa nyaman dengan
keberadaannya. Lebih sempit lagi bagi para pemimpin yang sudah merasa nyaman dan aman
dengan kepemimpinannya.
Belajar dari Yesus, kita diajak untuk memiliki sikap kritis dalam setiap kebijakan dan arah
menggereja kita. Sebagai gereja, apakah kita cukup memiliki keberanian menyuarakan suara
kenabian kita ketika melihat ketidakadilan terjadi di sekitar kita?
Atau pertanyaan lain misalnya, apakah yang kita bangun dalam berhubungan dengan pemerintah
maupun dengan masyarakat di sekitar kita hanya ingin mempertahankan rasa aman dan nyaman
kita? Bukankah lebih sering relasi itu terbangun oleh tujuan agar gereja aman, diperhatikan
pemerintah, dst.
Terlebih kalau kita mencoba melihat konteks Yesaya. Nubuat yang diucapkan dalam konteks
pemerintah yang menindas, tidak adil, dan jauh dari keberpihakan terhadap orang miskin. Maka kita
semakin mengerti makna pembebasan yang diserukan olh Tuhan Yesus dalam pengajaranNya.
Saudara-saudaraku,
Hari ini kita merayakan HUT ke 27 Sinode GKSBS. Usia yang matang untuk melaksanakan tugastugas hidup yang dipanggil untuk kerajaanNya. Bila kita coba bertanya, apa yang sudah berjalan
baik melalui pelayanan kita, maka akan terdaftar sederet pelayanan yang telah kita lakukan untuk
Tuhan. Sama halnya bila kita ditanya tentang kekurangan kita dalam menjawab panggilan Tuhan,
maka ada sederet persoalan, kekurangan atau kebutuhan.
Kalau Yesus adalah Sang Diakonos sejati, maka kita umatNya adalah para diaken yang bekerja,
diutus oleh Sang Diakonos sejati itu. Kita adalah para diakonosyang diutus untuk menyatakan diri
sebagai penegak keadilan, pendamping bagi mereka yang mengalami ketidakadilan, dan dengan
kritis berani mengungkapkan kebenaran yang harus terjadi.
Dengan cara apakah kita melakukannya? Apa artinya kita yang minoritas ini bagi perjuangan
pembebasan dalam konteks ketidakadilan yang “tumpah ruah”?
Saudaraku, kita dapat memulainya di basis keluarga kita. Tutur kata, tindakan dan sikap seperti apa
yang kita bangun agar seluruh anggota keluarga terbangun dalam karatkter yang membebaskan?
Kemudian kita sebagai gereja Tuhan, apa yang kita lakukan untuk mewujudkan itu? Apakah cukup
kalau kita hanya tekun beribadah? Hmm... rasanya banyak hal yang belum kita lakukan sebagai
gereja yang meneladan Kristus.
Akhirnya, selamat menjadi para diakonos yang mau dan berani menyuarakan keadilan, berbelarasa
kepada mereka yang lemah. Amin. [Ribas]
20
BAHAN PA DEWASA, PEKAN DIAKONIA 2014
“Segala ciptaan dibebaskan?!”
Bacaan: Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11
Langkah-langkah PA:
1. Nyanyian pembukaan: misalnya PKJ 205, PKJ 28, KJ 337
2. Doa pembukaan
3. Peserta membaca perikop Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 bersama.
4. Pemahaman Alkitab
a) Fasilitator PA minta peserta selama 1-2 menit memikirkan satu pengalaman pribadi di mana
Tuhan membawanya ‘ke luar tempat perbudakan’, [membebaskandari tempat [perbudakan].
Terus bagaimana dampaknya atau akibatnya dari pengalaman ini. Setelah 2 menit itu
fasilitator PA minta 3-5 peserta untuk share pengalaman mereka dengan semua peserta.
b) Di ruang di mana peserta berkumpul, fasilitator menempel 4 kertas di dinding (yang tidak
terlalu dekat satu sama lain) dengan kata ‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ dan
‘binatang hutan’. Kemudian fasilitator minta para peserta untuk berdiri dekat kertas yang
menurut mereka paling membutuhkan pertolongan. Setelah peserta berkumpul di kertas
masing-masing fasilitator bertanya mengapa kepada beberapa peserta.
c) Fasilitator mengatakan bahwa ‘Segala ciptaan dibebaskan’ adalah tema PA hari ini. Inisiatif
untuk membebaskan segala ciptaan 21esame dari mana dan mengapa segala ciptaan?
d) Fasilitator membagikan peserta dalam 4 kelompok. Setiap kelompok bertangung-jawab atas
1 tema (‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ atau ‘binatang hutan’). Setiap kelompok
membuat inventarisasi: hal yang baik yang sudah dilakukan gereja terhadapnya dan hal yang
21esa diperbaiki. Hasil dipresentasikan.
e) Fasilitator bertanya: komitmen apa yang perlu dibangun setelah PA ini?
5. Nyanyian respon: KJ 432
6. Persembahan sambil nyanyian: PKJ 150
7. Doa persembahan dan doa syafaat/penutup
8. Nyanyian penutup: misalnya PKJ 236, KJ 260
Latar belakang teks
((NB: Latar belakang teks ini hanya untuk dipelajari oleh pemimpin/fasilitator PA di rumah dan
fasilitator 21esa memakai latar belakang teks sebagai referensi kalau ada pertanyaan dalam proses
PA.)
Keluaran 20:1-2 kita mengenal sebagai pengantar dari sepuluh firman atau perintah dari Tuhan
Allah. Dari dulu ada orang yang mempertanyakan mengapa justru keluaran atau pembebasan dari
Mesir menjadi pengantar dari sepuluh firman ini. Dalam sebuah kisah Yahudi diceritakan
bagaimana rabi Bunam ditanyakan mengapa sepuluh firman tidak mulai dengan: ‘Akulah TUHAN,
Allahmu, yang menciptakan langit dan bumi’. Rabi Bunam menjawab: ‘Kalau langit dan bumi,
manusia akan bilang: ‘itu terlalu besar, saya tidak mau mempercayakan diri kepadaNya’. Tetapi
Allah mengatakan: ‘Akulah Allahnya yang mengambilmu dari lumpurnya. Marilah dan dengarkan
Aku’.
Dengana kata lain: Tuhan kita tidak dikenalkan karena Dia menciptakan langit dan bumi seperti
dipercayakan banyak dewi dan dewa. Allah dari Alkitab dikenalkan karena Dia membebaskan
orang dari budak menjadi orang yang bebas. Sesuatu yang kecil dibuat besar, yang direndahkan
ditinggikan, yang diperbudak dibebaskan. Itulah Tuhan Allah kita.
21
Jadi perintah atau firman Tuhan tidak boleh terlepas dari pengalaman pembebasan ini di mana
Tuhan membawa bangsa Israel ke luar tanah Mesir. Sebenarnya perbuatan pembebasan Tuhan
menjadi dasar tidak hanya dari sepuluh firman ini tetapi dari semua perintah yang disebutkan dalam
buku Taurat (Keluaran sampai dengan Ulangan). Sering kali bangsa Israel diingatkan kembali
mereka pernah di tanah Mesir tetapi mereka telah dibebaskan. Juga di antara perintah di dalam
Keluaran 23 bangsa Israel diingatkan lagi tanah Mesir (ayat 9) dan mengapa mereka juga memiliki
tugas untuk membebaskan ciptaan.
Dengan kata lain: juga Keluaran 23:9-11 didasarkan pengalaman pembebasan dan memberikan
motivasi untuk membebaskan ciptaan juga.
Mari kita melihat siapa saja perlu dibebaskan.
Ayat 9: dalam konteks Israel ‘orang asing’ adalah orang ‘non bangsa Israel’. Berarti orang beda ras,
suku atau agama. Dan karena orang Israel sendiri mengalami menjadi orang asing di tanah Mesir
mereka dipanggil untuk tidak tekan/memanfaatkan/memeras/menindas 22esame orang asing.
Berarti justru membebaskan 22esame manusia yaitu orang asing.
Ayat 10-11: di ayat ini ada tiga pihak disebutkan yaitu tanah, orang miskin dan binatang hutan.
Dibandingkan dengan bangsa yang lain hanya Tuhan dari bangsa Israel mengajar mereka untuk
membiarkan dan meninggalkan tanahnya. Alasannya supaya tanah tidak dipakai berlebihan dan
kesuburan akan semakin berkurang. Untuk Tuhan tanah menjadi sesuatu berharga dalam berjanjian
dengan bangsa Israel dan Tuhan mau mereka merawatkan dan melindungi tanahnya.
Mereka kemudian dipanggil untuk peduli dengan 22esame orang miskin dengan meninggalkan sisa
panen supaya mereka dapat makan. Tuhan peduli dengan orang miskin dan bahkan memberikan
perintah yang khusus untuk keperluan mereka (seperti juga di Imamat 19:9-10 dan Ulangan 24:1921). Menariknya adalah Tuhan tidak menentukkan berapa jumlahnya. Bangsa Israel dipanggil tidak
untuk berhitung jumlahnya tetapi ‘berhitung’ kemurahan hati.
Terakhir Tuhan juga mau bangsa Israel memikirkan binatang hutan karena sisa panen terakhir perlu
ditinggalkan buat binatangnya. Buat Tuhan 22esame ekologi atau lingkungan sangat penting dan
manusia bertangung-jawab supaya ciptaan alam tidak dirusakkan atau diganggu.
Ini semua bearti tahun ketujuh bangsa Israel tidak dapat panen karena mau memberikan
‘pembebasan’ untuk segala ciptaan. Dalam proses ini mereka belajar tergantung kepada Tuhan
karena tahun ketujuh tidak dapat panen dan itu berarti di tahun keenam perlu ada persediaan panen
yang lebih dari biasa. Bisa dibayangkan menjadi proses belajar yang menarik untuk tidak
mengutamakan dirinya sendiri tetapi ciptaan yang lain selama satu tahun.
Kesimpulannya: karena Tuhan membebaskan bangsa Israel dan membawa mereka ke luar tanah
Mesir mereka juga dipanggil untuk membebaskan seluruh ciptaan: 22esame manusia (orang asing
atau miskin), tanah dan binatang. Dengan kepedulian untuk seluruh ciptaan Tuhan sendiri diakui
sebagai Pemberi dan Pembebas segala kehidupan. [HJN]
***
22
BAHAN PA REMAJA-PEMUDA, PEKAN DIAKONIA 2014
“Segala ciptaan dibebaskan?!”
Bacaan: Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11
Langkah-langkah PA:
1.
2.
3.
4.
Nyanyian pembukaan:
Doa pembukaan
Peserta membaca perikop Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 bersama.
Pemahaman Alkitab
a) Fasilitator minta para peserta memilih satu gambar yang menggambarkan pengalaman
mereka dengan Tuhan waktu mengalami Tuhan
membawa mereka ke luar
‘perbudakkan’/masalah/kesulitan seperti bangsa Israel mengalami dibebaskan dari tanah
Mesir. Kemudian 3-5 orang share pengalaman mereka.
23
5.
6.
7.
8.
b) Di ruang di mana peserta berkumpul fasilitator menempel 4 kertas di dinding (yang tidak
terlalu dekat satu sama lain) dengan kata ‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ dan
‘binatang hutan’. Kemudian fasilitator minta para peserta untuk berdiri dekat kertas yang
menurut mereka paling membutuhkan pertolongan. Setelah peserta berkumpul di kertas
masing-masing fasilitator bertanya mengapa kepada beberapa peserta.
c) Peserta sekali lagi membaca perikop Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 bersama. Menurut temanteman berdasarkan perikop ini siapakah paling membutuhkan pertolongan?
d) Fasilitator mengatakan bahwa ‘Segala ciptaan dibebaskan’ adalah tema PA hari ini.
Motivasinya untuk membebaskan segala ciptaan datang dari mana dan mengapa segala
ciptaan?
e) Fasilitator membagikan peserta dalam 4 kelompok. Setiap kelompok bertangung-jawab atas
1 tema (‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ atau ‘binatang hutan’). Peserta diminta untuk
mendiskusikan aksi konkret untuk tema mereka. Kemudian setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya. Setelah semua kelompok mempresentasikan, dalam kelompok
besar disepakati aksi mana akan ditindak-lanjuti bersama-sama. Terus agar dimatangkan
dalam rencana kegiataan (apa kegiatannya, siapa, kapan, di mana, bagaimana).
Nyanyian respon:
Persembahan sambil nyanyian:
Doa persembahan dan doa syafaat/penutup
Nyanyian penutup:
Latar belakang teks
(NB: Latar belakang teks ini hanya untuk dipelajari oleh pemimpin/fasilitator PA di rumah dan
fasilitator bisa memakai latar belakang teks sebagai referensi kalau ada pertanyaan dalam proses
PA.)
Keluaran 20:1-2 kita mengenal sebagai pengantar dari sepuluh firman atau perintah dari Tuhan
Allah. Dari dulu ada orang yang mempertanyakan mengapa justru keluaran atau pembebasan dari
Mesir menjadi pengantar dari sepuluh firman ini. Dalam sebuah kisah Yahudi diceritakan
24
bagaimana rabi Bunam ditanyakan mengapa sepuluh firman tidak mulai dengan: ‘Akulah TUHAN,
Allahmu, yang menciptakan langit dan bumi’. Rabi Bunam menjawab: ‘Kalau langit dan bumi,
manusia akan bilang: ‘itu terlalu besar, saya tidak mau mempercayakan diri kepadaNya’. Tetapi
Allah mengatakan: ‘Akulah Allahnya yang mengambilmu dari lumpurnya. Marilah dan dengarkan
Aku’.
Dengana kata lain: Tuhan kita tidak dikenalkan karena Dia menciptakan langit dan bumi seperti
dipercayakan banyak dewi dan dewa. Allah dari Alkitab dikenalkan karena Dia membebaskan
orang dari budak menjadi orang yang bebas. Sesuatu yang kecil dibuat besar, yang direndahkan
ditinggikan, yang diperbudak dibebaskan. Itulah Tuhan Allah kita.
Jadi perintah atau firman Tuhan tidak boleh terlepas dari pengalaman pembebasan ini di mana
Tuhan membawa bangsa Israel ke luar tanah Mesir. Sebenarnya perbuatan pembebasan Tuhan
menjadi dasar tidak hanya dari sepuluh firman ini tetapi dari semua perintah yang disebutkan dalam
buku Taurat (Keluaran sampai dengan Ulangan). Sering kali bangsa Israel diingatkan kembali
mereka pernah di tanah Mesir tetapi mereka telah dibebaskan. Juga di antara perintah di dalam
Keluaran 23 bangsa Israel diingatkan lagi tanah Mesir (ayat 9) dan mengapa mereka juga memiliki
tugas untuk membebaskan ciptaan.
Dengan kata lain: juga Keluaran 23:9-11 didasarkan pengalaman pembebasan dan memberikan
motivasi untuk membebaskan ciptaan juga.
Mari kita melihat siapa saja perlu dibebaskan.
Ayat 9: dalam konteks Israel ‘orang asing’ adalah orang ‘non bangsa Israel’. Berarti orang beda ras,
suku atau agama. Dan karena orang Israel sendiri mengalami menjadi orang asing di tanah Mesir
mereka dipanggil untuk tidak tekan/memanfaatkan/memeras/menindas sesama orang asing. Berarti
justru membebaskan sesama manusia yaitu orang asing.
Ayat 10-11: di ayat ini ada tiga pihak disebutkan yaitu tanah, orang miskin dan binatang hutan.
Dibandingkan dengan bangsa yang lain hanya Tuhan dari bangsa Israel mengajar mereka untuk
membiarkan dan meninggalkan tanahnya. Alasannya supaya tanah tidak dipakai berlebihan dan
kesuburan akan semakin berkurang. Untuk Tuhan tanah menjadi sesuatu berharga dalam berjanjian
dengan bangsa Israel dan Tuhan mau mereka merawatkan dan melindingi tanahnya.
Mereka kemudian dipanggil untuk peduli dengan sesama orang miskin dengan meninggalkan sisa
panen supaya mereka dapat makan. Tuhan peduli dengan orang miskin dan bahkan memberikan
perintah yang khusus untuk keperluan mereka (seperti juga di Imamat 19:9-10 dan Ulangan 24:1921). Menariknya adalah Tuhan tidak menentukkan berapa jumlahnya. Bangsa Israel dipanggil tidak
untuk berhitung jumlahnya tetapi ‘berhitung’ kemurahan hati.
Terakhir Tuhan juga mau bangsa Israel memikirkan binatang hutan karena sisa panen terakhir perlu
ditinggalkan buat binatangnya. Buat Tuhan sistem ekologi atau lingkungan sangat penting dan
manusia bertangung-jawab supaya ciptaan alam tidak dirusakkan atau diganggu.
Ini semua bearti tahun ketujuh bangsa Israel tidak dapat panen karena mau memberikan
‘pembebasan’ untuk segala ciptaan. Dalam proses ini mereka belajar tergantung kepada Tuhan
karena tahun ketujuh tidak dapat panen dan itu berarti di tahun keenam perlu ada persediaan panen
yang lebih dari biasa. Bisa dibayangkan menjadi proses belajar yang menarik untuk tidak
mengutamakan dirinya sendiri tetapi ciptaan yang lain selama satu tahun.
Kesimpulannya: karena Tuhan membebaskan bangsa Israel dan membawa mereka ke luar tanah
Mesir mereka juga dipanggil untuk membebaskan seluruh ciptaan: sesama manusia (orang asing
atau miskin), tanah dan binatang. Dengan kepedulian untuk seluruh ciptaan Tuhan sendiri diakui
sebagai Pemberi dan Pembebas segala kehidupan. [HJN]
25
KHOTBAH PENUTUPAN PEKAN DIAKONIA, MINGGU, 10 AGUSTUS 2014
Tema:
WUJUDKANLAH IMAN DENGAN PERBUATAN
Bacaan : Yakobus 2:14-26
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Satu minggu kita menjalani seluruh kegiatan Pekan Diakonia tahun 2014. Dengan itu kita
diingatkan dan disegarkan kembali tentang tugas panggilan kita sebagai pribadi Kristen dan
sebagai gereja untuk berdiakonia. Menjadi pembebas adalah yang ditekankan untuk Pekan diakonia
ini. Sekarang kita bertanya “setelah selesai Pekan Diakonia, lalu mau apa?” Cukupkah kita
memahami apa itu dakonia? Bagaimana berdiakonia? Tentulah tidak! Setelah kita tahu, paham,
maka ada kewajiban untuk melakukan. Jika tidak, maka mubazirlah (sia-sialah) semua yang sudah
kita lakukan dalam kegiatan selama enam hari.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
Baiklah mari kita belajar dari nasihat rasul Yakobus sebagaimana kita baca dari perikop Yakobus
2:14-26. Inti dari nasihat Yakobus ialah: iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati. Bagi
Yakobus iman bukan hanya pemahaman, bukan sesuatu yang di dalam hati dan pikiran saja,
melainkan sesuatu yang harus diwujudkan dalam perbuatan. Rupanya ada salah pemahaman di
antara jemaat penerima surat Yakobus; yaitu mereka yang menganggap bahwa yang penting itu
iman. Kepada mereka ia menyebut sebagai orang bebal (ay.20). Bagi Yakobus, iman harus
dikonkritkan dengan perbuatan; jika tidak, iman yang demikian itu kosong, iman yang mati, seperti
tubuh tanpa nyawa. (ay.26).
Untuk meyakinkan mereka bahwa iman yang benar harus disertai perbuatan, Yakobus memberikan
dua contoh:
1. Orang yang tidak punya pakaian, atau tidak punya makanan tidak terbebaskan dari
ketelanjangan dan kelaparan hanya dengan kata-kata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas
dan makanlah sampai kenyang!” karena mereka masih tetap akan kedinginan dan kelaparan.
Akan lebih baik jika kita member mereka pakaian dan makanan sebelum mengucapkan selamat
jalan. Teguran ini bukan hanya ditujukan kepada bangsa Israel saja, tetapi juga merupakan
teguran bagi jemaat saat ini.
2. Yakobus menunjuk kepada iman Abraham yang disertai dengan perbuatan dengan bersedia
mengorbankan Ishak putranya. Abraham menunjukkan imannya kepada Tuhan dengan
perbuatannya mngajakan mempersembahkan ishak putranya kepada Allah. Iman seperti ini
sebaiknya juga dimiliki oleh orang percaya pada masa kini.
Demikianlah Yakobus menasihati jemaatnya. Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati. Iman
harus disempurnakan dengan perbuatan.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus.
Nasihat Yakobus tersebut juga menjadi nasihat kepada kita, agar kita mewujudkan apa yang kita
imani dengan perbuatan nyata. Untuk itu setiap kita sudah semestinya memiliki karakter atau sifat
sebagai pembebas; setiap kita semestinya membangun karakter pembebas. Pembinaan karakter
pembebas harus dimulai dari tiap keluarga kita, dilengkapi dan diteguhkan dengan pengajaran anak
Sekolah Mingggu, diajarkan dalam katekisasi, dipraktekkkan dalam hidup sehari-hari. Anak-anak
dididik untuk suka berbagi kepada teman-temannya yang membutuhkan, mempraktekkannya ,
misalnya dengan meberikan buku, atau pensil kepada temannya yang tidak punya, menyayangi
hewan piaraan, merawat tanaman hias, tidak mebuang sampah di sembarang tempat. Sehubungan
26
dengan tujuan tersebut, diperlukan keteladanan para pendidik baik para orang tua, guru sekolah
minggu, pendeta, penatua, diaken.
Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus,
DI depan kita, di sekeliling kita senantiasa ada kenyataan yang memprihatinan dan memerlukan
pembebasan. Ada sesama yang miskin yang perlu dientas dari kemiskinannya, ada sesama yang
tertindas dan terpinggirkan yang perlu ditolong, ada sesama kita yang masih terbelakang
pendidikannya, ada lingkungan hidup yang terancam rusak, dan lain-lain. Itulah pemandangan
kehidupan. Apa yang mesti kita perbuat? Tidak cukup untuk didiskusikan, belum cukup hanya
didoakan, tetapi mesti ada aksi, ada tindakan diakonia. Jika tidak, maka iman kita kosong. Kita
hanya seperti orang yang bercermin, kemudian lupa bagaimana rupa kita setelah meninggalkan
cermin. Marilah mohon pertolongan Roh kudus agar menyemangati, mebimbing langkah kita untuk
menjadi pembebas. AMIN! [SR]
Liturgi:
Pembimbing
: Matius 25: 31-36
Berita anugerah
: Mazmur 32:1-2
Petunjuk Hidup Baru : Roma 12: 8-18
Persembahan
: 2 Kor.8:1-3
Pujian
:
1. KJ.
15:1-2
2. PKJ. 2
3. KJ.
26:1-4
4. PKJ. 128:1-3
5. KJ.
50a:1 dan 6
6. PKJ. 264: 1-3
7. KJ.
450: 1- dsc.
8. KJ.
185:1-5.
***
27
PANDUAN PENUTUPAN PEKAN DIAKONIA ANAK, MINGGU 10 AGUSTUS 2014
Melakukan Paling Penting
Bacaan: Mat. 21: 28-31a
TUJUAN
1. Anak mengetahui bahwa melakukan lebih penting dari mengucapkan.
2. Anak menyadari dirinya sebagai ‘pelaku’ atau ‘pembicara’.
3. Anak melakukan aksi diakonia bersama.
PERSIAPAN
a) Jika dimungkinkan memakai lcd untuk menampilkan cerita dari Alkitab bila tidak ada memakai
fotokopi.
b) Tiga kertas dengan huruf besar A, B dan C untuk tes ‘Mirip sama siapa?’
c) Jika dimungkinkan memakai lcd untuk menampilkan pertanyaan dan skor tes ‘Mirip sama
siapa?’ Bila tidak ada atau ditulis di papan atau dibacakan saja.
LITURGI
1. Pembukaan
Hari ini, hari ini
Hari ini, hari ini, Harinya Tuhan, harinya Tuhan
Mari kita, mari kita bersukaria, bersukaria
Hari ini, harinya Tuhan, Mari kita bersukaria
Hari ini, hari ini harinya Tuhan
Hari Senin, hari S'lasa, Harinya Tuhan, harinya Tuhan
Hari Rabu, hari Kamis, Harinya Tuhan, harinya Tuhan
Hari Jum'at harinya Tuhan, Hari Sabtu harinya Tuhan
Hari Minggu, s'mua hari, Harinya Tuhan
Hati yang gembira
Hati yang gembira Adalah obat (yang manjur)2x)
S’perti obat hati yang senang(asiknya2x)
Namun semangat yang patah keringkan tulang
Hati yang gembira Tuhan senang
2. Votum dan salam
“Sumber keceriaan, kepintaran, dan kesehatan kita adalah TUHAN yang menciptakan langit dan
bumi” “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai anakanak sekalian” Amin.
3. Pembacaan ayat hafalan minggu sebelumnya
Keluaran 20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari
tempat perbudakan”.
4. Pujian pengakuan dosa, syukur atau penyembahan
Yesus sayang padaku
Yesus sayang padaku, Alkitab mengajarku. Walau ku kecil lemah aku ini milik-Nya
Yesus Tuhanku sayang padaku. Itu firman-Nya di dalam Alkitab
28
Mari kita bersukaria
Mari kita bersukaria, Kar’na ini hari bahagia
Kita berkumpul jadi satu, Puji Tuhan semesta itu
Tepuk tangan wajah berseri, Hilangkanlah hati yang sedih
Bukankah Yesus berkata, Damai-Nya dib’rikan kita
Mari kita bersukaria
5. Pelayanan Firman
a. Cerita Alkitab.
Guru sekolah minggu membacakan perikop dari Alkitab ‘Dua anak Laki-laki’ (dapat di
download di website: www.gksbs.org) dengan memakai lcd atau fotokopi. Akan baik kalau
memakai fotokopi anak-anak juga ditunjukkan gambarnya.
b. Tes ‘Mirip sama siapa?’
Guru bertanya: Jadi menurut anak-anak, siapa yang membuat hati bapak itu senang? Anak
sulung atau anak yang kedua? (anak sulung)
Mengapa? (karena dia melakukannya)
Terus anak-anak lebih mirip sama siapa? Dengan anak sulung atau anak kedua? Kita akan
melakukan tes untuk menemukan itu.
(NB: mungkin untuk anak-anak TK tes ini masih sedikit sulit. Biarkan mereka mengikuti anak
yain lain saja.)
Guru memberikan penjelasan demikian: di ruangan ini di setiap pocok ada satu huruf: A, B atau
C. Setelah pertanyaan dibaca adik-adik harus memilihi jawaban yang mana paling cocok
denganmu (harap jujur!). Terus adik berdiri dekat huruf itu. (Guru yang lain mencatat skornya
di kertas atau papan) Setelah setiap pertanyaan 1 atau 2 anak bisa ditanyakan mengapa seperti
itu.
1) Kamu lagi nonton tv. Bapakmu minta tolongmu untuk menyapu halaman (atau membantu di
ladang). Bagaimana jawabanmu?
A. ‘Ya pak!’ Dan dirimu segera ke luar untuk membantu bapakmu.
B. ‘Nanti pak!’ Tetapi dirimu begitu tertarik dengan acara di tv dan akhirnya lupa.
C. ‘Saya lagi nonton pak! Besok saya membantu ya’.
2) Kamu baru pulang sekolah dan capek sekali. Bapakmu masih bekerja. Ibumu lagi mengasuh
adik kecilmu. Ibu minta tolongmu untuk cuci piring. Bagaimana jawabanmu?
A. ‘Ibu, saya capek lho. Nanti ya!’ Tetapi dirimu menyesal dan cuci piringnya.
B. ‘Ya bu!’ Tetapi dirimu duduk dan nonton tv.
C. ‘Ibu minta tolong kakak aja ya. Saya masih kecil’.
3) Allah Bapa memberi roti kepada orang-orang lapar dan Dia membantu orang dalam
kesulitan. Tuhan memanggilmu untuk melakukan hal yang sama. Bagaimana jawabanmu?
A. ‘Saya masih kecil Tuhan, tetapi bersama dengan anak-anak lain saya pasti bisa
melakukan sesuatu’. Terus aksi diakonia dilakukan.
B. ‘Saya masih kecil Tuhan, tetapi bersama dengan anak-anak lain saya pasti bisa
melakukan sesuatu’. Terus kalian membuat rencana untuk aksi, tetapi belum
dilaksanakan.
C. ‘Saya masih kecil Tuhan. Nanti saja kalau saya sudah besar’.
Lalu guru bertanya: bagaimana skor adik-adik? Paling sering menjawab A, B atau C?
Kemudian guru memberikan penjelasan skor.
29
SKOR
Kalau jawaban paling sering A
Kamu mirip dengan ANAK SULUNG! Untukmu melakukan hal yang baik lebih penting dari
mengucapkan sesuatu saja. Lanjut seperti ini!
Kalau jawaban paling sering B
Kamu mirip dengan ANAK KEDUA. Untukmu mengucapkan hal yang baik lebih penting dari
melakukan hal yang baik. Itu berarti dirimu masih ada PR untuk melakukannya juga!
Kalau jawaban paling sering C
Kamu mirip dengan siapa ya…? Dirimu sering mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang
baik. Itu berarti mirip dengan ANAK KEDUA dan dirimu masih ada PR juga!
Guru mengatakan: jadi kalau adik-adik sering menjawab B atau C masih ada PR, karena hanya
mengatakan sesuatu seperti anak kedua itu belum cukup. Kalau paling sering menjawab A itu
berarti adik senang melakukan hal yang baik.
Bagaimana lagi pesan dari Yesus? Mari kita mencoba hafal bersama-sama:
Apa yang kita lakukan lebih penting dari apa yang kita ucapkan.
Kalau begitu mari kita melakukan aksi bersama.
c. Aksi
(NB: supaya anak-anak terlibat dalam aksi ini akan lebih baik kalau aksi akan didiskusikan bersama
dan mereka ditanyakan mereka semangat untuk melakukan apa?)
Guru menjelaskan 3 opsi ini untuk adik-adik dan juga merencanakan aksinya (akan lebih baik kalau
langsung dilaksanakan).
Opsi 1:
Anak-anak dikantung plastik dan membersihkan halaman gereja atau halaman pasar (kalau
dimungkinkan).
Opsi 2:
Anak-anak membuat gambaran yang indah dan mengantarnya ke warga masyarakat yang sedang
sakit atau mengalami kesulitan.
30
Opsi 3:
Anak-anak dan/atau gurunya mempunya ide lain.
6. Doa syafaat
Guru sekolah minggu minta masukan doa syafaat dari anak-anak dan khususnya doa syafaat untuk
orang yang perlu ditolong. Terus juga ‘aksi diakonia’ didoakan.
7. Persembahan
a. Pujian
Ku b’ri persembahan pada Tuhanku
Sambil puji Yesus Jurus’lamatku
Persembahan kami sedikit sekali
Kiranya Tuhan t’rimalah dengan senang hati
b. Doa persembahan
Dilakukan dengan cara menunjuk salah satu adik untuk memimpin, pelayan membisikkan
doa yang diikuti oleh adik-adik yang lain.
8. Pengakuan iman anak
Kami anak GKSBS mengaku bahwa:
“Allah yang menciptakan dan memelihara saya serta alam semesta.
Tuhan Yesus mengasihi saya dan mau memaafkan kesalahan saya.
Roh kudus menghibur dan menuntun saya setiap hari.
Saya dan teman-teman adalah saudara-saudara sepersekutuan.
Saya akan hidup bersama Yesus, sekarang sampai selama-lamanya
9. Nyanyian penutup
Aku anak terang
Aku anak terang tugasku memberi terang, Aku anak terang aku Yesus yang slamatkanku
Aku anak terang aku tak suka berdusta, Aku anak terang taat yang Tuhan suka
Terang dirumah terang disekolah, Terang digereja kemanapun ku pergi
Terang dirumah terang disekolah. Terang digereja kemanapun ku pergi
10. Pengutusan dan berkat
Pulanglah dengan sukacita dan terimalah berkat Tuhan:
“Kasih Karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, keselamatan dan persekutuan dengan
Tuhan Yesus Kristus, pimpinan dan penghiburan Roh Kudus menyertai anak-anak sekalian
sekarang ini sampai selama-lamanya.” Amin. [HJN]
***
31
Download