Pengantar Sidang IX Sinode GKSBS menetapkan Tema Sinode GKSBS tahun 2010-2015 “Berapa banyak roti yang ada padamu, cobalah periksa!” dengan Subtema “Panggilan persaudaraan untuk hidup berbagi dan bermartabat dalam rumah bersama.” Tema dan subtema tersebut dijabarkan dalam pokok-pokok haluan program 2011-2015 Sinode GKSBS, dengan memprioritaskan pada panggilan diakonia gereja dan peningkatan kesejahteraan serta mngembangkan nilai berbagi untuk keadilan, perdamaian dan keutuhan segenap ciptaan. Untuk melaksanakan program tersebut, Majelis Pekerja Sinode dalam rapat bulan Desember 2013, menetapkan minggu pertama bulan Agustus sebagai Pekan Diakonia Sinode GKSBS. Pada bulan Agustus 2014, GKSBS berada pada konteks Indonesia yang telah menyelenggarakan pemilihan presiden dan wakil presiden, perlunya kepemimpinan yang membebaskan dan mampu menjaga kedaulatan rakyat, kedaulatan pangan, juga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, ditambah lagi persiapan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Negara Republik Indonesia (HUT RI). Dalam kontek ini dirasa perlu untuk mengajak seluruh jemaat GKSBS terlibat sebagai aktor (pelaku) diakonia. Oleh karena itu Pekan Diakonia 2014 ini kita memilih thema: “Diakonia; Umat sebagai aktor pembebasan” Selama satu pekan, jemaat diajak untuk menggumulkan pokok-pokok tema mengenai “Allah Adalah Aktor Pembebasan”, “TUHAN yang membebaskan, bagaimana dengan aku?” “Keluarga; Tempat Pembinaan Mental Pebebas”, “Yesus Sang Diakonos”, “Segala ciptaan dibebaskan!”, “Wujudkanlah Iman Dengan Perbuatan”, serta “Melakukan Lebih Penting daripada mendengar saja”. Ditambah lagi dengan adanya bacaan harian yang membahas tokoh tokoh Alkitab yang dipakai Allah membebaskan umatnya. Dengan demikian diharapkan anggota jemaat se-sinode GKSBS memahami diakonia dan berperan aktif sebagai aktor pembebasan ditengah-tengah keluarga, gereja dan masyarakat. Jadwal kegiatan Pekan Diakonia 2014 diatur sebagai berikut: TANGGAL Minggu, 3 Agustus 2014 KEGIATAN Ibadah Pembukaan Senin, 4 Agustus 2014 Rabu, 6 Agustus 2014 Renungan Keluarga KETERANGAN Dewasa menggunakan bahan khotbah Pembukaan Pekan Diakonia 2014 Anak menggunakan Panduan Kebaktian Pembukaan Pekan Diakonia anak Menggunakan bahan renungan keluarga HUT GKSBS Menggunakan liturgy khusus dan bahan khotbah HUT GKSBS. Diadakan 1 kantong persembahan khusus HUT GKSBS Jumat, 8 Pemahaman Alkitab Dibagi dua kelompok; Dewasa dan Pemuda Remaja. Agustus 2014 Menggunakan panduan PA Pekan Diakonia. Minggu, 10 Ibadah Penutupan Dewasa menggunakan bahan khotbah penutup Pekan Agustus 2014 Diakonia 2014. Anak menggunakan Panduan Kebaktian Penutupan Pekan Diakonia Anak Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama ketua-ketua departemen PIP [Pdt. A.T. Hariyanto], Kesra [Pdt. Riyadi Basuki], Kebersamaan [Pdt. Em. Slamet Raharjo] dan co-worker [Pdt. Henriette Johana N] sebagai penulis panduan Pekan Diakonia 2014 ini. Kiranya tulisan ini menjadi berkat bagi setiap usaha kita mewujudkan syalom Allah ditengah-tengah masyarakat di bumi Sumatera Bagian Selatan, demi kemuliaan Allah Tritunggal. Metro, Juli 2014 MPS GKSBS. 1 Daftar Isi Hal. 1. Pengantar 1 2. Daftar isi 2 3. Rencana Aksi 3 4. Kotbah Pembukaan , 03 Agustus 2014. 5 5. Bacaan Sepekan 7 6. Kotbah Pembukaan Pekan Diakonia Anak 8 7. Renungan 12 8. Liturgi HUT XXVII Sinode GKSBS 15 9. Materi Kotbah HUT GKSBS 18 10. Materi PA Dewasa 21 11. Materi PA Remaja – Pemuda 23 12. Kotbah Penutupan, 10 Agustus 2014 26 13. Panduan Penutupan Pekan Diakonia Anak 28 *** 2 RENCANA AKSI DALAM RANGKA PEKAN DIAKONIA DAN HUT XXVII GKSBS 2014 Salam pembebasan! Dalam rangka Pekan Diakonia GKSBS 2014, kami menawarkan aksi nyata yang mendukung tema pekan diakonia seperti dalam form action plan di bawah. Aksi di bawah dapat dilaksanakan salah satu saja, mana yang lebih mungkin terlaksana. Atau kalau memungkinkan dilaksanakan keduanya akan lebih baik. Jadi, selamat ber-aksi! N o NAMA AKSI Out Put Proses Tempat Waktu 01 Mengubah Sampah Menjadi Berkah. Jemaat memaha mi dan mengerti pentingnya memilah sampah. 1. MJ mempersiapkan 10-20 karung bekas. 2.Pengantar aksi dari komisi Diakonia. 3.Jemaat dibagi dalam 3 kelompok: kelompok daun dan kertas, kelompok plastik, dan kelompok beling. 4. Karung yang disiapkan dibagi kepada tiga kelompok tersebut. 5.Beri waktu 60 menit untuk bergerak dalam radius 500 meter dengan tugas mengambil sampah sesuai nama kelompoknya. 6.Kumpulkan sampah sesuai jenisnya. Untuk sampah daun dan kertas diolah mjd kompos. Sampah plastik dipisah lagi antara yang laku dijual dengan yang tidak. Untuk sampah beling dibuatkan lubang untuk dikubur. 7. Hasil penjualan sampah dibelikan EM4 (Biostarter) untuk membuat kompos. 8. Rencanakan aksi pemisahan sampah di rumah masing-masing, atau kalau mungkin ini menjadi awal lahirnya bank sampah di jemaat saudara yang dikelola oleh pemuda atau kom. Diakonia. Lingkungan Gereja radius 500 meter. 6 Agustus atau 10 Agustus 3 Penang Anggaran gungjawab 100.000,Kom. Diakonia atau MJ. 02 Rehab kecil rumah janda Miskin Rumah 1. Dua minggu sebelum pelaksanaan, kom. yang Diakonia adakan kunjungan ke beberapa mempriha rumah yang dimaksud. Pastikan mana tinkan yang menjadi prioritas. menjadi 2. Share-kan ke jemaat melalui warta hal sehat apa yang akan dilakukan. huni. 3. Jika ada 2-3 rumah yang menjadi sasaran aksi, maka jemaat dibagi sesuai jumlah berdasarkan wilayah. 4. Pelaksanaan kalau memungkinkan melibatkan warga masyarakat setempat dengan sebelumnya menghubungi pak RT, untuk membangun komunikasi tentang kemungkinan-kemungkinan kegiatan dimaksud. 4 Rumah sasaran 6 atau 10 Agustus Kom. Menyesua diakonia ikan. BAHAN KHOTBAH PEMBUKAAN PEKAN DIAKONIA 2014 ALLAH ADALAH AKTOR PEMBEBASAN Bacaan: Mzm. 146: 5-9 Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Pernahkah anda diperlakukan tidak adil, diperas, ditindas, kelaparan, dipenjara tanpa salah atau menjadi orang asing atau pendatang, anak-anak yatim dan janda? Bagaimanakah perasaan anda ketika mengalaminya? Melalui khotbah pembukaan Pekan diakonia hari ini, kita diajak untuk menggumuli sikap yang benar dalam menghadapi segala bentuk penderitaan. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Mulai tahun ini, sinode GKSBS menetapkan awal bulan Agustus sebagai Pekan Diakonia. Selama satu minggu jemaat diajak untuk menggumuli diakonia, baik secara konsep maupun praktek. Dengan tema “Diakonia: umat sebagai aktor pembebasan”, diharapkan anggota jemaat se-sinode GKSBS memahami diakonia dan berperan aktif sebagai aktor pembebasan ditengahtengah keluarga, gereja dan masyarakat. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Dalam Mazmur 146 ini, Pemazmur berbicara kepada dirinya sendiri dan menyatakan maksudnya memuji Tuhan [ayat 1-2]. Kemudian pemazmur menyampaikan suatu peringatan kepada jemaat [ayat 3-4] dan ucapan bahagia [ayat 5-9] yang disampaikan dalam bentuk orang ketiga (tidak menyapa jemaat secara langsung). Mazmur ini diakhiri dengan seruan penutup [ayat 10]. Ayat 5-9 Mazmur ini dimulai dengan ungkapan bahagia; berbahagialah orang yang mempunyai Allah Yakub sebagai penolong dan sumber pengharapan. Karena Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya adalah setia. Pemazmur mengakui bahwa Allah adalah aktor pembebasan yang setia melakukan karyaNya. Allah telah berulang kali membebaskan umat-Nya. Kesetiaan Allah membebaskan umat-Nya ditunjukkan dengan: 1. Menegakkan keadilan bagi orang yang diperas [ay. 7a]. 2. Memberikan makanan kepada orang yang lapar [ay. 7b]. 3. Membebaskan orang yang dipenjarakan [ay. 7c]. 4. Membuka mata orang yang kurang percaya dengan karya penyelamatanNya [ay. 8a] 5. Menegakkan orang-orang yang jatuh atau tertindas [ay. 8b] 6. Mengasihi orang-orang benar [ay. 8c] 7. Menjaga orang asing atau pendatang dan menopang atau memberi kekuatan kepada anak-anak yatim dan janda [ay. 9b] Semua hal tersebut, telah dilakukan Allah terhadap umat-Nya. Pemazmur mengajak dirinya dan umat-Nya untuk menyadari dan mengingat kembali semua peristiwa pembebasan yang telah dilakukan Allah kepada umat-Nya. Sejak mereka masih berada di tanah perbudakan Mesir, pemanggilan Musa, perjalanan meninggalkan Mesir, menyeberangi laut Tiberau, pengembaraan padang gurun sampai mereka mendapat tempat tinggal yang nyaman di tanah Kanaan. Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Berkaitan dengan kesadaran, ada tiga konsep kesadaran yang perlu kita pahami: 1. Kesadaran magis: seorang manusia mengalami kejadian dan fakta, tetapi dia tidak memahami realitasnya dan penyebabnya dan tidak berusaha untuk mencari tahu. Misalnya: kemiskinan adalah takdir dan saya tidak bisa melakukan apa-apa. 5 2. Kesadaran naïf: seorang manusia menolak fakta dan kejadian di sekitarnya dan berbuat seperti mereka tidak ada. Misalnya: tahu mengapa ada kemiskinan, tetapi tidak melakukan apa-apa. 3. Kesadaran kritis: seorang manusia berusaha untuk memahami fakta dan kejadian dan menafsirkannya. Perilakunya berdasar pada memahami dan menafsirkan dan tidak sesuatu di luar dirinya. Misalnya: kemiskinan terjadi karena mekanisme yang bersifat menindas dalam dunia ini, kita harus melakukan sesuatu supaya ada pembebasan. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Dengan tiga kesadaran tersebut, mari kita melihat diri kita. Apakah kita adalah bagian dari orang yang diperlakukan tidak adil, diperas, ditindas, kelaparan, dipenjara tanpa salah atau bagian dari orang asing atau pendatang, anak-anak yatim dan janda? Berbahagialah karena Allah kita adalah setia. Ia akan menolong umat dalam segala keberadaannya. Allah sang pembebas akan membebaskan kita dari keberadaan kita. Datanglah kepadanya, berserahlah kepadaNya dan nantikan Ia bekerja membebaskan kita. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Sebagai rekan sekerja Allah, setiap orang percaya hendaknya ikut berperan mewujudkan keadilan bagi orang yang diperas, memberikan makan bagi orang yang lapar, membebaskan orang yang dipenjara tanpa salah, membuka mata orang yang kurang percaya dengan karya penyelamatanNya, menegakkan orang-orang yang jatuh atau tertindas, serta menjaga orang asing atau pendatang dan menopang atau memberi kekuatan kepada anak-anak yatim dan janda. Peran itu selain diwujudkan secara pribadi, juga bisa diwujudkan secara bersama-sama [lembaga]. Mulai dari memprogramkan penyadar-tahuan jemaat akan panggilan berdiakonia, sampai pada tindakan nyata. Jemaat yang dikasihi Tuhan, Diakonia adalah panggilan gereja, baik sebagai lembaga maupun sebagai pribadi. Gereja dan orang percaya dipanggil untuk ikut berperan mewujudkan keadilan bagi orang yang diperas, memberikan makan bagi orang yang lapar, membebaskan orang yang dipenjara tanpa salah, membuka mata orang yang kurang percaya dengan karya penyelamatanNya, menegakkan orangorang yang jatuh atau tertindas, serta menjaga orang asing atau pendatang dan menopang atau memberi kekuatan kepada anak-anak yatim dan janda. Pekan diakonia kali ini mengajak gereja dan orang percaya untuk melakukan diakonia. Dari 7 (tujuh) peran hal yang diungkapkan pemazmur dalam ayat 1-7 tersbut, bagian manakah yang bisa kita lakukan dalam kehidupan kita? Kiranya Tuhan menolong dan memampukan kita melakukan peran-peran tersebut. Amin. [Ath] Liturgi: 1. Nats Pembimbing 2. Berita Anugerah 3. Petunjuk Hidup Baru 4. Nats Persembahan 5. Nyanyian KJ 5 KJ 15 KJ 25 PKJ 255 PKJ 145 PKJ 285 : Mazmur 130:7 : 2Korintus 5:14-15 : Zakaria 7:9-10 : : *** 6 BACAAN SEPEKAN: Selama Pekan Diakonia, kami meyediakan bacaan sepekan sebagai bacaan harian. Bacaan ini bisa digunakan sebagai bacaan pada renungan harian pribadi maupun bacaan pada renungan harian keluarga. Hari/tanggal Bacaan Senin, 4 Keluaran 1 Agustus 2014 Pertanyaan refleksi 1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh 2 bidan dalam perikop tersebut? 2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada zaman sekarang? Selasa, 5 Agustus 2014 Yosua 2 1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Rahab dalam perikop tersebut? 2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada zaman sekarang? Rabu, 6 Agustus 2014 2 Tawarikh 36 1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Raja Kores dalam perikop tersebut? 2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada zaman sekarang? Kamis, 7 Agustus 2014 Nehemia 5 1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Nehemia dalam perikop tersebut? 2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada zaman sekarang? Jumat, 8 Agustus 2014 Rut 4 1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Boaz dalam perikop tersebut? 2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada zaman sekarang? Sabtu, 9 Agustus 2014 Ester 5 1. Perbuatan pembebasan apakah yang dilakukan oleh Ester dalam perikop tersebut? 2. Apa pesan yang bisa diperoleh dari perikop ini untuk kita pada zaman sekarang? *** 7 PANDUAN PEMBUKAAN PEKAN DIAKONIA ANAK, MINGGU 3 AGUSTUS 2014: TUHAN yang membebaskan, bagaimana dengan aku? Bacaan: Mazmur 146:5-10 TUJUAN 1. Anak memahami artinya membebaskan, dan mengalaminya melalui permainan. 2. Anak belajar bahwa menolong itu bagian dari membebaskan. 3. Anak belajar bagaimana TUHAN membebaskan orang lain. 4. Anak mau memikir seseorang yang bisa mereka bebaskan/tolong. PERSIAPAN a) Mempersiapkan ruang atau halaman yang dibatasi untuk game. b) Mengeprint versi Bahasa Indonesia Sehari-hari yang dilampirkan (lampiran 1). c) Mengeprint tugasnya (lampiran 2) untuk dibagikan ke anak-anak. LITURGI 1. Pembukaan Pujian pembukaan PKJ 103 1. Carilah dahulu Kerajaan Allah, beserta kebenaranNya, maka semua ditambahkan kepadamu. Haleluya, Haleluya! 2. Mintalah, Tuhan pasti memberi, carilah kau pasti dapat. Pintu dibukaNya bila kau ketuk. Haleluya, Haleluya! 3. Bukan makanan saja kau perlu; paling perlu firman Allah yang merupakan jaminan hidupmu. Haleluya, Haleluya! 4. Jika berkumpul dalam namaKu dua atau tiga orang. Di situ Aku berada di tengah. Haleluya, Haleluya! 2. Votum dan salam “Sumber keceriaan, kepintaran, dan kesehatan kita adalah TUHAN yang menciptakan langit dan bumi” “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai anakanak sekalian” Amin. 3. Pembacaan ayat hafalan Minggu sebelumnya Amsal 2:6 “Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” 4. Pujian pengakuan dosa, syukur atau penyembahan YESUS ITULAH SATU-SATUNYA Yesus itulah satu-satunya, Penolongku yang sungguh Dia berjanji akan kembali, untuk kita semua O.o.o.o....... Alleluya, Puji Tuhan. Upahmu besar di surga O.o.o.o....... Alleluya, Puji Tuhan. Upahmu besar di surga KING KONG Kingkong badannya besar, tapi aneh kakinya pendek lebih aneh binatang bebek, lehernya panjang kakinya pendek Haleluya, Tuhan maha kuasa, haleluya, Tuhan maha kuasa 8 5. Pelayanan Firman a) Pengantar: game ‘preman dan pembebas’. Dengan setiap 10 anak ada 2 anak yang menjadi preman. Tujuan dari game ini: 2 preman itu harus menangkap anak-anak yang lain dengan cara menyentuh tangan atau pundak. Anak yang sudah disentuh harus berhenti di tempatnya dan angkat 2 tangan. Anak-anak yang belum ditangkap bisa membebaskan mereka dengan cara 2 langkah: memberikan tos (satu tangan turun) dan senggol pantat (sudah bebas). NB: ruang untuk game ini perlu dibatasi. Setelah bermain guru melakukan refleksi: mengapa mau membebaskan anak yang sudah ditangkap (jawaban dimungkinkan: kasihan capek tangannya, supaya preman tidak menang, mau menolong yang lain) b) Pembacaan Mazmur 146 dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (lampiran 1). Sebelum guru sekolah minggu membaca perikopnya dia memberikan anaknya 2 tugas: 1) Setiap kali kalau ada kata TUHAN atau Allah dibacakan semua anak angkat tangan dan melambaikan tangan. 2) Khususnya untuk anak-anak yang sudah besar dia minta untuk memperhatikan ayat yang mana cocok dengan gamenya tadi. c) Penjelasan Setelah membaca perikop guru bertanya: Bagaimana anak-anak tadi sering tangan diangkat tidak? Berapa kali kira-kira? (7 kali) Mazmur ini memang mau memujihkan TUHAN itu mengapa sering nama TUHAN disebutkan. Mengapa TUHAN dipuji, karena Dia melakukan banyak hal yang baik. Terkait dengan tugas kedua: kalimat/ayat apa cocok dengan gamenya tadi? (Ayat 7b: ‘TUHAN membebaskan para tahanan’) Guru melanjutkan penjelasan sedikit: tadi teman-teman mengatakan mengapa mau membebaskan anak yang ditangkap. Membebaskan itu mungkin sedikit sulit dipahami, tetapi kalau ‘menolong’ adik-adik past mengerti. Menolong adalah bagian dari membebaskan. Di Mazmur 146 ini ada banyak contoh bagaimana Tuhan menolong orang. Kita akan menemukan itu semua dalam tugas berikutnya. d) Tugas Anak-anak diberikan tugas untuk mencari gambar yang cocok dengan ayatnya dari Mazmur 146 (di lampiran 2). Ada 10 kalimat diambil dari Mazmur 146 dan anak-anak harus cari gambarnya yang paling cocok. Jawabannya: 1B, 2F, 3I, 4G, 5C, 6D, 7A, 8J, 9H, 10E. e) Percakapan Guru mengatakan: kalau Tuhan kita mau menolong begitu banyak orang, kita sebagai pengikut Tuhan juga dipanggil untuk menolong sesama kita. Adik-adik bisa membebaskan/menolong siapa saja? Guru mengajak teman untuk memilih satu gambar siapa mereka mau membantu. 6. Doa syafaat Guru sekolah minggu minta masukan doa syafaat dari anak-anak dan khususnya doa syafaat untuk orang yang perlu ditolong/dibebaskan. 7. Persembahan a. Pujian TUHAN CINTA SEMUA ANAK Tuhan cinta semua anak- semua anak di dunia kulit hitam,putih,kuning semua tiada beda 9 Tuhan cinta semua anak di dunia. Tuhan cinta semua bangsa, semua bangsa di dunia Inggris, Asia, Afrika, India dan Indonesia Tuhan cinta semua bangsa di dunia. b. Doa persembahan Dilakukan dengan cara menunjuk salah satu adik untuk memimpin, pelayan membisikkan doa yang diikuti oleh adik-adik yang lain. 8. Penugasan Ayat hafalan : Keluaran 20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”. 9. Pengakuan iman anak Kami anak GKSBS mengaku bahwa: Allah yang menciptakan dan memelihara saya serta alam semesta. Tuhan Yesus mengasihi saya dan mau memaafkan kesalahan saya. Roh kudus menghibur dan menuntun saya setiap hari. Saya dan teman-teman adalah saudara-saudara sepersekutuan. Saya akan hidup bersama Yesus, sekarang sampai selama-lamanya. 10. Nyanyian penutup KITA SEMUA MELAYANI Kakek-kakek, nenek-nenek, tante-tante, om-om Pemudanya,… pemudinya Juga anak sekolah minggu Kita semua….sama (2x) Kita semua melayani Tuhan 11. Pengutusan dan berkat Pulanglah dengan sukacita dan terimalah berkat Tuhan: “Kasih Karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, keselamatan dan persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus, pimpinan dan penghiburan Roh Kudus menyertai anak-anak sekalian sekarang ini sampai selama-lamanya.” Amin. [HJN] LAMPIRAN 1 Mazmur 146 (dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari) 146:5 Berbahagialah orang yang mengandalkan TUHAN Allahnya, dan mempunyai Allah Yakub sebagai penolongnya. 146:6 Dialah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya; Ia tetap setia selamalamanya. 146:7 Ia membela hak orang-orang yang tertindas, dan memberi makan kepada orang yang lapar. TUHAN membebaskan para tahanan, 146:8 dan membuat orang buta dapat melihat. Ia menegakkan orang yang jatuh, dan mengasihi orang yang jujur. 146:9 Ia melindungi orang-orang asing; Ia menolong para janda dan yatim piatu, tetapi menggagalkan rencana orang jahat. 146:10 TUHAN itu Raja untuk selama-lamanya. Hai Sion, Allahmu berkuasa selama segala abad. Pujilah TUHAN! 10 LAMPIRAN 2 10 kalimat dari Mazmur 146: 1. TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 2. TUHAN tetap setia selama-lamanya. 3. TUHAN membela hak orang-orang yang tertindas. 4. TUHAN memberi makan kepada orang yang lapar. 5. TUHAN membebaskan para tahanan. 6. TUHAN membuat orang buta dapat melihat. 7. TUHAN menegakkan orang yang jatuh. 8. TUHAN mengasihi orang yang jujur. 9. TUHAN melindungi orang-orang asing. 10.TUHAN menolong para janda dan yatim piatu. *** 11 Dan 10 gambar: A sampai dengan J A B C D E F G H I J 12 RENUNGAN PEKAN DIAKONIA 2014 KELUARGA; TEMPAT PEMBINAAN MENTAL PEBEBAS Bacaan : Kel.2:11-22 Generasi muda adalah masa depan bangsa . Bagaimana keadaan atau masa depan sebuah bangsa ditentukan bagaimana kualitas anak-anak yag akan menjadi penerus bangsa. Karena itu jika kondisi anak-anak atau angkatan muda tidak berkualitas maka kondisi bangsa yang akan datang tidak berkualitas. Sebaliknya jika anak-anak muda berkualitas maka keadaan bangsa ke depan juga berkualitas. Kualitas adalah sebuah keadaan baik atau buruk. Dalam hal ini yang dimaksud adalah kualitas yang baik. Kualitas yang baik manusia meliputi keadaan fisik dan mental, spiritual; jasmani dan rohani. Demikian idealnya. Akan tetapi seorang yang fisiknya kurang sempurna atau cacat juga bisa menjadi manusia yang berkualitas baik jika mentalnya, karakter atau tabiatnya baik, Perikop yang kita baca memberikan gambaran sosok Musa sebagai manusia yang berkualitas baik. Nilai positip yang ada padanya adalah bahwa Musa memliki karakter atau budi pekerti baik, bermental baik, yaitu sebagai kesatria; sebagai seorang penolong atau pembebas bagi yang tertindas. Ada dua perbuatan pembebasan yang dilakukannya yaitu: pertama, Musa membela orang Ibrani yang dipukul seorang Mesir di areal kerja paksa.Musa membunuh orang Mesir itu kemudian menimbunnya ke dalam pasir. Tetapi ketahuanlah perbuatannya itu, maka ia harus melarikan diri dari istana Firaun karenas terancam jiwanya. Musa meninggalkan istana untuk bersembunyi di tanah Midian. Kedua, Dalam ketakutannya akan ancaman Firaun Musa tidak kehilangan karakter kesatrianya. Di Midian ia melihat perilaku buruk para gembala yang mengusir tujuh gadis anak Rehuel imam Midian yang hendak memberi minum kambing domba mereka di sebuah sumur di mana Musa sedang duduk-duduk. Ia bangkit untuk menolong para gadis itu dengan member minum kambing domba mereka. Budi pekerti baiknya menuai hasil baik pula, karena Musa kemudian diambil menjadi menantu Rehuel yang bernama Zipora. Musa tumbuh kembang menjadi pemuda kesatria sebagai pemebela, pembebas yang lemah. Tentulah jiwa ksatrianya tidak timbul secara instan. Ada latar belakang positip pada dirinya. Sejak kecil ia dididik di lingkungan istana Firaun; tentulah ia mendapatkan pendidikan yang baik termasuk pendidikan mental keprajuritan. Kecuali itu, ibu yang menyusui dan mengasuhnya tentulah memberikan pengertian bahwa sesungguhnya ia seorang anak Ibrani sehingga tumbuh jiwa kebangsaannya. Nama Musa berarti diangkat dari air. Ya, ia telah diangkat atau dibebaskan dari air sungai Nil yang bisa membinasakannya. Di balik semuanya itu, memang telah menjadi rencana TUHAN Allah bahwa kelak Musa diangkat menjadi pemimpin yang membawa Israel bebas dari penindasan di Mesir. KIsah Musa tersebut baiklah menjadi renungan kita dalam kegiatan Pekan diakonia tahun 2014 ini. Ada tiga hal yang perlu kita renungkan yaitu: 1. Orang Kristen sebagai pengikut Kristus adalah diakonos (pelayan) untuk tugas pembebasan sebagaimana Tuhan Yesus Kristus datang sebagai diakonos untuk pembebasan umat manusia (lih. Mark10:45). 2. Karena itu gereja sebagai persekutuan orang Kristen adalah diaknos bagi dunia. Gereja ada diutus ke dalam dunia untuk tugas kesaksian dan pelayanan (Yoh.17:16 dan 18) 3. Menjadi diakonos harus memiliki karakter atau mentalitas yang kuat sebagai pembebas. Untuk itu, diperlukan pendidikan sejak dini mulai dari keluarga. Dengan demikian, tiap keluarga Kristen mempunyai tugas dan tanggungjawab dalam mendidik anak-anak agar memiliki karakter da jiwa atau mental kesatria yang berani membela yang lemah, yang benar dan 13 membebaskannya. Namun, keteladanan orang tua diperlukan bagi anak-anak; karena tanpa teladan orang tua maka tidak akan efektip apa yang diajarkan orang tuanya. Ada keprihatinan terhadap generasi muda bangsa saat ini, yaitu prihatin adanya anak-anak muda yang tidak memiliki mental kejuangan, karena mengikuti gaya hidup santai. Adanya anak-anak muda yang tidak punya mental kesatria, suka tawuran. Siapa yang salah dalam hal ini? Merekakah yang salah? Apakah yang sudah diperbuat orang tua dalam keluarga mereka? Apakah yang sudah kita perbuat sebagai keluarga Kristen? Penulis amsal menasehati demikian: “didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”.(Amsal 22:6)Marilah sedari kecil kita tanamkan jiwal kesatria, memiliki karakter pembebas pada diri anak-anak kita. Bisa dimulai dari menyayangi sesama, menyayangi alam ciptaan TUHAN. Liturgi; 1. Doa 2. Pujian dan persembahan (KJ. 67) 3. Pembacaan Alkitab 4. Pembacaan Renungan 5. Doa safaat: mendoakan keluarga-keluarga Kristen agar sungguh-sungguh mendidik putraputerinya untuk menjadi manusia yang berjiwa kesatria, suka berkarya untuk kebaikan sesama dan alam semesta. [SR] *** 14 LITURGY HUT XXVII SINODE GKSBS1 6 AGUSTUS 2014 Tema: “DIAKONIA: Umat sebagai aktor Pembebasan” 1. Persiapan a. Pemandu Pujian mengajak jemaat berlatih Nyanyian baru dalam ibadah. b. MJ mempersiapkan diri di konsistori. c. Liturgos 1 menuju meja Perjamuan Kudus2, dan mengajak jemaat bersaat teduh pribadi. 2. Doa dan Nyanyian pembukaan: Liturgos 1: Ibu, bapak dan saudara, serta anak-anak yang dikasihi Tuhan, Majelis Jemaat GKSBS................... mengucapkan selamat datang, selamat bersekutu dalam kebersamaan GKSBS. Hari ini adalah HUT ke 27 Sinode GKSBS. Secara khusus kita memperingati dan merayakannya untuk meneguhkan panggilan kita sebagai gereja Tuhan di Sumbagsel yang kita cintai ini. Baiklah, mari kita memasuki ibadah ini dengan berdoa: “Ya Allah yang Maha Tinggi, Engkaulah yang menciptakan dunia ini dengan segala isinya bahkan seluruh alam semesta adalah kepunyaanMu. KepadaMulah kami menaikkan syukur dan sembah kami akan perlindungan dan hidup yang engkau beri. Perkenankanlah kami berkumpul atas namaMu dan pimpinlah kami dengan RohMu yang Kudus. Kiranya ibadah HUT ke-27 Sinode GKSBS ini berkenan dihadapanMu. Amin.” Marilah jemaat yang dikasihi Tuhan, kita bangkit berdiri dan naikkan pujian kepada Tuhan: PKJ 242:1-2 SEINDAH SIANG DISINARI TERANG 3. Prosesi masuk (Prosesi MJ memasuki ruang ibadah. Sebelum menyerahkan Alkitab, Pembawa Alkitab menyalakan lilin yang ada di meja Altar. 4. Votum : Liturgos 1 : “TUHAN yang menjadikan langit dan bumi adalah sumber pertolongan kita. Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!” (Mazmur 121:2,128:1) Jemaat: KJ 477: 5 . 5 . / 6 7 1 2 /2 . . 0// Amin a - - - - -min! 5. Salam [Jemaat Duduk] Liturgos 1 : Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita menyertai engkau (1 Tim. 1:2)! Jemaat : Menyertai engkau juga! 1 2 Disadur dan dikembangkan dari Liturgy Variatif GKSBS Klasis Seputih Raman Minggu III Bila tidak ada meja perjamuan, liturgos 1 memimpin di mimbar pelayanan Firman, atau di mimbar kecil. 15 6. Nats Pembimbing: Mazmur 150 Liturgos : Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawalaNya yang kuat! Jemaat : Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaranNya yang hebat! Litugos : Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Jemaat : Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling! Liturgos : Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang! Jemaat : Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya! 7. Nyanyian jemaat: HYMNE GKSBS (Terlampir) ~Jemaat Berdiri 8. Pengakuan ketidakmampuan menjalankan hukum kasih: ~Jemaat Duduk Liturgos 1: “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Demikianlah hukum kasih, yang Engkau berikan agar kami dapat menjaga anugrah keselamatan yang daripadaMu. Jemaat: Tuhan, Ampunilah kami, karena kami sering tidak mengasihi Engkau, tidak mengasihi sesama kami dan diri kami sendiri. Ajarilah kami dan kuatkanlah kami agar kami dapat hidup dengan lebih bijaksana. Semua Jemaat: Inilah doa permohonan kami: Bila terjadi kebencian jadikanlah kami pembawa cinta kasih Bila terjadi penghinaan jadikanlah kami pembawa pengampunan Bila terjadi perselisihan jadikanlah kami pembawa kerukunan Bila terjadi kesesatan jadikanlah kami pembawa kebenaran Bila terjadi kebimbangan jadikanlah kami pembawa kepastian Bila terjadi keputusasaan jadikanlah kami pembawa harapan Bila terjadi kegelapan jadikanlah kami pembawa terang Bila terjadi kesedihan jadikanlah kami pembawa kegembiraan. Amin. Liturgos 1: (Membaca Berita Anugerah: Yesaya 58:6-11) lalu mengatakan : ”Bertolong-tolonganlah menjaga anugerah Allah, demikianlah kita akan memenuhi hukum Kristus”. AMIN 9. Nyanyian Peneguhan : ~Jemaat berdiri~ PKJ 244:1-2 SEJENAK AKU MENOLEH (Ketika jemaat bernyanyi, Pendeta atau Penatua menuju ke mimbar untuk memimpin Liturgi Firman) II. LITURGI FIRMAN (Liturgos 2) 10. Salam : 16 Liturgos 1 : Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita menyertai engkau (1 Tim. 1:2)! Jemaat : Menyertai engkau juga! 11. Doa Epiklese : ~Jemaat Duduk~ Liturgos 2 : Ya Bapa, segala tulisan yang telah Engkau ilhamkan kepada kami, jadikanlah itu bermanfaat untuk mengajar kami, untuk menyatakan kesalahan-kesalahan kami, untuk memperbaiki kelakuan kami dan untuk mendidik kami dalam kebenaran Yesus Kristus. Jemaat : Kiranya Roh Kudus menerangi batin kami dan menjadikan kami pelaku-pelaku Firman yang sejati. AMIN. 12. Pembacaan Alkitab Setelah selesai membacakan Alkitab, Pendeta mengatakan: “Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati, yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkann-Nya. Haleluya-Amin” (Mazmur 119:2-3) Jemaat: menyanyikan PKJ 294 . 1 3 4 5 . 3 / 4 . 5 6 5 . 3 / 4 .5 6 5 . 3 / 4 3 2 1 . . // Ha le lu ya, Ha - - -le – lu - ya, Ha - le lu – ya, A-------min! 13. Kotbah 14. Responsoria Saat Teduh Nyanyian Responsoria : MARS GKSBS Pengakuan Iman Syafaat: Doa Syukur HUT diakhiri doa Bapa Kami ~Jemaat Berdiri ~Jemaat Duduk 15. Persembahan Khusus HUT GKSBS Liturgos 2 : Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, setiap hari rahmat Tuhan tidak pernah terputus dalam hidup kita, semua yang kita miliki sekarang adalah anugrah dari Tuhan bahkan Tuhan sudah memberikan diri-Nya juga untuk menyelamatkan kita. Lihatlah di sekeliling kita, orangorang yang berkekurangan masih ada disekitar kita dan marilah kita mengambil bagian dalam kegiatan pelayanan yang tugaskan kepada kita dengan mengucapkan syukur melalui persembahan. Sebelumnya, mari kita mendengarkan Firman Tuhan sebagai dasar di dalam memberikan persembahan kepada-Nya, yaitu yang diambilkan dari : (membacakan nats persembahan . . . . ), setelah itu mengucapkan : “Mari kita menyerahkan persembahan kepada Tuhan sambil memuji namaNya yang agung dengan menyanyikan bersama : PKJ 149 Jemaat : Memberikan persembahan (sambil bernyanyi) Liturgos 2 : Memimpin doa persembahan ~Jemaat berdiri 17 16. Pengutusan dan Berkat: a. Nyanyian Pengutusan: PKJ. 264:1-2 b. Pengutusan dan Berkat Liturgos 2 : Bertolong-tolonganlah untuk menghadirkan damai sejahtera Allah dalam kehidupan ini, Dan terimalah berkat Tuhan: Tuhan memberkati engkau dan melindungi engkau, Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia; Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. AMIN. Jemaat: KJ 478a: 5 6 / 5 6 / 5 4 / 3 . // Amin, Amin, A - - - min ! 17. Warta Jemaat. 18. Doa Pribadi 19. Nyanyian Penutup: PKJ. 264:3 [Ribas] *** 18 KOTBAH HUT GKSBS, 6 AGUSTUS 2014 Bacaan Tujuan : Lukas 4:16-30 : Jemaat memahami gereja yang berdiakonia adalah perannya di tengah masyarakat didasari pada jabatan Yesus sebagai Diakonos sejati. Yesus Sang Diakonos Ibu, bapak dan Saudara sekalian, para kekasih Allah, Adakah pernah kita dengar dan saksikan seorang teman di antara kita yang kita anggap aneh, unik, tidak umum karena sikapnya yang selalu kritik kebijakan pimpinan di mana ia bekerja? Bagaimana anggapan kita terhadap orang tersebut? Label apa yang kita tempelkan pada orang tersebut? Tentu saya tidak ingin membenarkan sikap yang demikian yang hanya bisa kritik misalnya. Lalu sikap kritis yang seperti apa yang diharapkan berguna bagi kehidupan bersama di tengah masyarakat? Hari ini kita akan belajar dari nilai-nilai yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Dalam Injil menurut Lukas, kita mendengar suara Yesus untuk pertama kali di muka umum ketika Ia membaca dari kitab Nabi Yesaya: Roh Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. (Lukas 4.18-19) Dan Yesus melanjutkan, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya" Secara terang-terangan Yesus menyatakan bahwa Ia telah datang untuk mewujudkan apa yang diberitakan Nabi Yesaya mengenai pemulihan umat Israel. Kalau demikian, mengapa para pendengar marah sampai mau melemparkan Dia dari tebing gunung? Kelihatannya mereka marah karena Yesus menyatakan bahwa sebenarnya mereka tidak mau menerima pemberitaan ini, walaupun pura-pura senang. Malahan orang-orang asing lebih terbuka pada pesanNya daripada orang Israel sendiri. Tetapi penjelasan itu hanya mengundang pertanyaan yang lain: Mengapa mereka tidak mau? Jawaban singkat adalah bahwa pesan Yesus itu terlalu berbahaya, terlalu mengancam keamanan mereka. Nubuat Yesaya yang Yesus angkat menyatakan kemerdekaan kepada orang-orang tawanan--hal yang dalam konteks kontemporer berarti melawan pemerintahan Romawi serta anak buahnya Raja Herodes. Selain bahaya politis, adapun ancaman terhadap kepentingan ekonomis. Ungkapan "tahun rahmat Tuhan" merupakan khiasan untuk Tahun Yobel. Para tokoh masyarakat yang telah merampas tanah suku menjadi miliknya pribadi tidak mungkin gembira kalau disuruh membagi-bagikan tanah itu kepada rakyat. Para pedagang yang pegang "bon" dari rakyat tidak mungkin setuju untuk hutang-hutang itu dihapus. Dan rakyat sendiri takut kalau bahasa yang terlalu radikal (walaupun mengandung pengharapan bagi mereka) justru mengundang represi dari pihak keamanan. Pantas kalau mereka mau melemparkan Yesus dari tebing. Justru mereka melakukan sebuah upacara tradisional untuk menolak malapetaka dengan memakai Yesus sebagai pengganti kambing berbulu hitam. Peristiwa di atas menunjukkan bahwa perbuatan mereka merupakan tindakan yang agak "pintar" secara politis: kalau terjadi apa-apa, mereka bisa mengatakan kepada pihak yang berwajib, 19 "Memang dia orang Nazaret, tapi kami sudah tolak." Saudara-saudaraku, Kita tidak sedang belajar dari sikap orang-orang yang menolak Yesus, sebaliknya kita belajar dari nilai-nilai Yesus yang mendobrak rasa aman dan nyaman diganti dengan sikap resah terhadap ketidakadilan. Sikap Yesus inilah yang secara teologis dikatakan bahwa ini adalah sikap Sang Diakonos sejati. Dan kalau sikap ini merupakan sikap atau nilai yang dimiliki seorang diaken, maka sesungguhnya kerja-kerja diakonos tidak hanya dilakukan oleh orang-orang yang berjabatan Diaken saja, tetapi oleh semua umat yang menjadi murid Yesus. Saya pikir ini sikap yang sering ditinggalkan oleh gereja yang merasa nyaman dengan keberadaannya. Lebih sempit lagi bagi para pemimpin yang sudah merasa nyaman dan aman dengan kepemimpinannya. Belajar dari Yesus, kita diajak untuk memiliki sikap kritis dalam setiap kebijakan dan arah menggereja kita. Sebagai gereja, apakah kita cukup memiliki keberanian menyuarakan suara kenabian kita ketika melihat ketidakadilan terjadi di sekitar kita? Atau pertanyaan lain misalnya, apakah yang kita bangun dalam berhubungan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat di sekitar kita hanya ingin mempertahankan rasa aman dan nyaman kita? Bukankah lebih sering relasi itu terbangun oleh tujuan agar gereja aman, diperhatikan pemerintah, dst. Terlebih kalau kita mencoba melihat konteks Yesaya. Nubuat yang diucapkan dalam konteks pemerintah yang menindas, tidak adil, dan jauh dari keberpihakan terhadap orang miskin. Maka kita semakin mengerti makna pembebasan yang diserukan olh Tuhan Yesus dalam pengajaranNya. Saudara-saudaraku, Hari ini kita merayakan HUT ke 27 Sinode GKSBS. Usia yang matang untuk melaksanakan tugastugas hidup yang dipanggil untuk kerajaanNya. Bila kita coba bertanya, apa yang sudah berjalan baik melalui pelayanan kita, maka akan terdaftar sederet pelayanan yang telah kita lakukan untuk Tuhan. Sama halnya bila kita ditanya tentang kekurangan kita dalam menjawab panggilan Tuhan, maka ada sederet persoalan, kekurangan atau kebutuhan. Kalau Yesus adalah Sang Diakonos sejati, maka kita umatNya adalah para diaken yang bekerja, diutus oleh Sang Diakonos sejati itu. Kita adalah para diakonosyang diutus untuk menyatakan diri sebagai penegak keadilan, pendamping bagi mereka yang mengalami ketidakadilan, dan dengan kritis berani mengungkapkan kebenaran yang harus terjadi. Dengan cara apakah kita melakukannya? Apa artinya kita yang minoritas ini bagi perjuangan pembebasan dalam konteks ketidakadilan yang “tumpah ruah”? Saudaraku, kita dapat memulainya di basis keluarga kita. Tutur kata, tindakan dan sikap seperti apa yang kita bangun agar seluruh anggota keluarga terbangun dalam karatkter yang membebaskan? Kemudian kita sebagai gereja Tuhan, apa yang kita lakukan untuk mewujudkan itu? Apakah cukup kalau kita hanya tekun beribadah? Hmm... rasanya banyak hal yang belum kita lakukan sebagai gereja yang meneladan Kristus. Akhirnya, selamat menjadi para diakonos yang mau dan berani menyuarakan keadilan, berbelarasa kepada mereka yang lemah. Amin. [Ribas] 20 BAHAN PA DEWASA, PEKAN DIAKONIA 2014 “Segala ciptaan dibebaskan?!” Bacaan: Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 Langkah-langkah PA: 1. Nyanyian pembukaan: misalnya PKJ 205, PKJ 28, KJ 337 2. Doa pembukaan 3. Peserta membaca perikop Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 bersama. 4. Pemahaman Alkitab a) Fasilitator PA minta peserta selama 1-2 menit memikirkan satu pengalaman pribadi di mana Tuhan membawanya ‘ke luar tempat perbudakan’, [membebaskandari tempat [perbudakan]. Terus bagaimana dampaknya atau akibatnya dari pengalaman ini. Setelah 2 menit itu fasilitator PA minta 3-5 peserta untuk share pengalaman mereka dengan semua peserta. b) Di ruang di mana peserta berkumpul, fasilitator menempel 4 kertas di dinding (yang tidak terlalu dekat satu sama lain) dengan kata ‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ dan ‘binatang hutan’. Kemudian fasilitator minta para peserta untuk berdiri dekat kertas yang menurut mereka paling membutuhkan pertolongan. Setelah peserta berkumpul di kertas masing-masing fasilitator bertanya mengapa kepada beberapa peserta. c) Fasilitator mengatakan bahwa ‘Segala ciptaan dibebaskan’ adalah tema PA hari ini. Inisiatif untuk membebaskan segala ciptaan 21esame dari mana dan mengapa segala ciptaan? d) Fasilitator membagikan peserta dalam 4 kelompok. Setiap kelompok bertangung-jawab atas 1 tema (‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ atau ‘binatang hutan’). Setiap kelompok membuat inventarisasi: hal yang baik yang sudah dilakukan gereja terhadapnya dan hal yang 21esa diperbaiki. Hasil dipresentasikan. e) Fasilitator bertanya: komitmen apa yang perlu dibangun setelah PA ini? 5. Nyanyian respon: KJ 432 6. Persembahan sambil nyanyian: PKJ 150 7. Doa persembahan dan doa syafaat/penutup 8. Nyanyian penutup: misalnya PKJ 236, KJ 260 Latar belakang teks ((NB: Latar belakang teks ini hanya untuk dipelajari oleh pemimpin/fasilitator PA di rumah dan fasilitator 21esa memakai latar belakang teks sebagai referensi kalau ada pertanyaan dalam proses PA.) Keluaran 20:1-2 kita mengenal sebagai pengantar dari sepuluh firman atau perintah dari Tuhan Allah. Dari dulu ada orang yang mempertanyakan mengapa justru keluaran atau pembebasan dari Mesir menjadi pengantar dari sepuluh firman ini. Dalam sebuah kisah Yahudi diceritakan bagaimana rabi Bunam ditanyakan mengapa sepuluh firman tidak mulai dengan: ‘Akulah TUHAN, Allahmu, yang menciptakan langit dan bumi’. Rabi Bunam menjawab: ‘Kalau langit dan bumi, manusia akan bilang: ‘itu terlalu besar, saya tidak mau mempercayakan diri kepadaNya’. Tetapi Allah mengatakan: ‘Akulah Allahnya yang mengambilmu dari lumpurnya. Marilah dan dengarkan Aku’. Dengana kata lain: Tuhan kita tidak dikenalkan karena Dia menciptakan langit dan bumi seperti dipercayakan banyak dewi dan dewa. Allah dari Alkitab dikenalkan karena Dia membebaskan orang dari budak menjadi orang yang bebas. Sesuatu yang kecil dibuat besar, yang direndahkan ditinggikan, yang diperbudak dibebaskan. Itulah Tuhan Allah kita. 21 Jadi perintah atau firman Tuhan tidak boleh terlepas dari pengalaman pembebasan ini di mana Tuhan membawa bangsa Israel ke luar tanah Mesir. Sebenarnya perbuatan pembebasan Tuhan menjadi dasar tidak hanya dari sepuluh firman ini tetapi dari semua perintah yang disebutkan dalam buku Taurat (Keluaran sampai dengan Ulangan). Sering kali bangsa Israel diingatkan kembali mereka pernah di tanah Mesir tetapi mereka telah dibebaskan. Juga di antara perintah di dalam Keluaran 23 bangsa Israel diingatkan lagi tanah Mesir (ayat 9) dan mengapa mereka juga memiliki tugas untuk membebaskan ciptaan. Dengan kata lain: juga Keluaran 23:9-11 didasarkan pengalaman pembebasan dan memberikan motivasi untuk membebaskan ciptaan juga. Mari kita melihat siapa saja perlu dibebaskan. Ayat 9: dalam konteks Israel ‘orang asing’ adalah orang ‘non bangsa Israel’. Berarti orang beda ras, suku atau agama. Dan karena orang Israel sendiri mengalami menjadi orang asing di tanah Mesir mereka dipanggil untuk tidak tekan/memanfaatkan/memeras/menindas 22esame orang asing. Berarti justru membebaskan 22esame manusia yaitu orang asing. Ayat 10-11: di ayat ini ada tiga pihak disebutkan yaitu tanah, orang miskin dan binatang hutan. Dibandingkan dengan bangsa yang lain hanya Tuhan dari bangsa Israel mengajar mereka untuk membiarkan dan meninggalkan tanahnya. Alasannya supaya tanah tidak dipakai berlebihan dan kesuburan akan semakin berkurang. Untuk Tuhan tanah menjadi sesuatu berharga dalam berjanjian dengan bangsa Israel dan Tuhan mau mereka merawatkan dan melindungi tanahnya. Mereka kemudian dipanggil untuk peduli dengan 22esame orang miskin dengan meninggalkan sisa panen supaya mereka dapat makan. Tuhan peduli dengan orang miskin dan bahkan memberikan perintah yang khusus untuk keperluan mereka (seperti juga di Imamat 19:9-10 dan Ulangan 24:1921). Menariknya adalah Tuhan tidak menentukkan berapa jumlahnya. Bangsa Israel dipanggil tidak untuk berhitung jumlahnya tetapi ‘berhitung’ kemurahan hati. Terakhir Tuhan juga mau bangsa Israel memikirkan binatang hutan karena sisa panen terakhir perlu ditinggalkan buat binatangnya. Buat Tuhan 22esame ekologi atau lingkungan sangat penting dan manusia bertangung-jawab supaya ciptaan alam tidak dirusakkan atau diganggu. Ini semua bearti tahun ketujuh bangsa Israel tidak dapat panen karena mau memberikan ‘pembebasan’ untuk segala ciptaan. Dalam proses ini mereka belajar tergantung kepada Tuhan karena tahun ketujuh tidak dapat panen dan itu berarti di tahun keenam perlu ada persediaan panen yang lebih dari biasa. Bisa dibayangkan menjadi proses belajar yang menarik untuk tidak mengutamakan dirinya sendiri tetapi ciptaan yang lain selama satu tahun. Kesimpulannya: karena Tuhan membebaskan bangsa Israel dan membawa mereka ke luar tanah Mesir mereka juga dipanggil untuk membebaskan seluruh ciptaan: 22esame manusia (orang asing atau miskin), tanah dan binatang. Dengan kepedulian untuk seluruh ciptaan Tuhan sendiri diakui sebagai Pemberi dan Pembebas segala kehidupan. [HJN] *** 22 BAHAN PA REMAJA-PEMUDA, PEKAN DIAKONIA 2014 “Segala ciptaan dibebaskan?!” Bacaan: Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 Langkah-langkah PA: 1. 2. 3. 4. Nyanyian pembukaan: Doa pembukaan Peserta membaca perikop Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 bersama. Pemahaman Alkitab a) Fasilitator minta para peserta memilih satu gambar yang menggambarkan pengalaman mereka dengan Tuhan waktu mengalami Tuhan membawa mereka ke luar ‘perbudakkan’/masalah/kesulitan seperti bangsa Israel mengalami dibebaskan dari tanah Mesir. Kemudian 3-5 orang share pengalaman mereka. 23 5. 6. 7. 8. b) Di ruang di mana peserta berkumpul fasilitator menempel 4 kertas di dinding (yang tidak terlalu dekat satu sama lain) dengan kata ‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ dan ‘binatang hutan’. Kemudian fasilitator minta para peserta untuk berdiri dekat kertas yang menurut mereka paling membutuhkan pertolongan. Setelah peserta berkumpul di kertas masing-masing fasilitator bertanya mengapa kepada beberapa peserta. c) Peserta sekali lagi membaca perikop Keluaran 20:1-2 dan 23:9-11 bersama. Menurut temanteman berdasarkan perikop ini siapakah paling membutuhkan pertolongan? d) Fasilitator mengatakan bahwa ‘Segala ciptaan dibebaskan’ adalah tema PA hari ini. Motivasinya untuk membebaskan segala ciptaan datang dari mana dan mengapa segala ciptaan? e) Fasilitator membagikan peserta dalam 4 kelompok. Setiap kelompok bertangung-jawab atas 1 tema (‘orang asing’, ‘tanah’, ‘orang miskin’ atau ‘binatang hutan’). Peserta diminta untuk mendiskusikan aksi konkret untuk tema mereka. Kemudian setiap kelompok mempresentasikan hasilnya. Setelah semua kelompok mempresentasikan, dalam kelompok besar disepakati aksi mana akan ditindak-lanjuti bersama-sama. Terus agar dimatangkan dalam rencana kegiataan (apa kegiatannya, siapa, kapan, di mana, bagaimana). Nyanyian respon: Persembahan sambil nyanyian: Doa persembahan dan doa syafaat/penutup Nyanyian penutup: Latar belakang teks (NB: Latar belakang teks ini hanya untuk dipelajari oleh pemimpin/fasilitator PA di rumah dan fasilitator bisa memakai latar belakang teks sebagai referensi kalau ada pertanyaan dalam proses PA.) Keluaran 20:1-2 kita mengenal sebagai pengantar dari sepuluh firman atau perintah dari Tuhan Allah. Dari dulu ada orang yang mempertanyakan mengapa justru keluaran atau pembebasan dari Mesir menjadi pengantar dari sepuluh firman ini. Dalam sebuah kisah Yahudi diceritakan 24 bagaimana rabi Bunam ditanyakan mengapa sepuluh firman tidak mulai dengan: ‘Akulah TUHAN, Allahmu, yang menciptakan langit dan bumi’. Rabi Bunam menjawab: ‘Kalau langit dan bumi, manusia akan bilang: ‘itu terlalu besar, saya tidak mau mempercayakan diri kepadaNya’. Tetapi Allah mengatakan: ‘Akulah Allahnya yang mengambilmu dari lumpurnya. Marilah dan dengarkan Aku’. Dengana kata lain: Tuhan kita tidak dikenalkan karena Dia menciptakan langit dan bumi seperti dipercayakan banyak dewi dan dewa. Allah dari Alkitab dikenalkan karena Dia membebaskan orang dari budak menjadi orang yang bebas. Sesuatu yang kecil dibuat besar, yang direndahkan ditinggikan, yang diperbudak dibebaskan. Itulah Tuhan Allah kita. Jadi perintah atau firman Tuhan tidak boleh terlepas dari pengalaman pembebasan ini di mana Tuhan membawa bangsa Israel ke luar tanah Mesir. Sebenarnya perbuatan pembebasan Tuhan menjadi dasar tidak hanya dari sepuluh firman ini tetapi dari semua perintah yang disebutkan dalam buku Taurat (Keluaran sampai dengan Ulangan). Sering kali bangsa Israel diingatkan kembali mereka pernah di tanah Mesir tetapi mereka telah dibebaskan. Juga di antara perintah di dalam Keluaran 23 bangsa Israel diingatkan lagi tanah Mesir (ayat 9) dan mengapa mereka juga memiliki tugas untuk membebaskan ciptaan. Dengan kata lain: juga Keluaran 23:9-11 didasarkan pengalaman pembebasan dan memberikan motivasi untuk membebaskan ciptaan juga. Mari kita melihat siapa saja perlu dibebaskan. Ayat 9: dalam konteks Israel ‘orang asing’ adalah orang ‘non bangsa Israel’. Berarti orang beda ras, suku atau agama. Dan karena orang Israel sendiri mengalami menjadi orang asing di tanah Mesir mereka dipanggil untuk tidak tekan/memanfaatkan/memeras/menindas sesama orang asing. Berarti justru membebaskan sesama manusia yaitu orang asing. Ayat 10-11: di ayat ini ada tiga pihak disebutkan yaitu tanah, orang miskin dan binatang hutan. Dibandingkan dengan bangsa yang lain hanya Tuhan dari bangsa Israel mengajar mereka untuk membiarkan dan meninggalkan tanahnya. Alasannya supaya tanah tidak dipakai berlebihan dan kesuburan akan semakin berkurang. Untuk Tuhan tanah menjadi sesuatu berharga dalam berjanjian dengan bangsa Israel dan Tuhan mau mereka merawatkan dan melindingi tanahnya. Mereka kemudian dipanggil untuk peduli dengan sesama orang miskin dengan meninggalkan sisa panen supaya mereka dapat makan. Tuhan peduli dengan orang miskin dan bahkan memberikan perintah yang khusus untuk keperluan mereka (seperti juga di Imamat 19:9-10 dan Ulangan 24:1921). Menariknya adalah Tuhan tidak menentukkan berapa jumlahnya. Bangsa Israel dipanggil tidak untuk berhitung jumlahnya tetapi ‘berhitung’ kemurahan hati. Terakhir Tuhan juga mau bangsa Israel memikirkan binatang hutan karena sisa panen terakhir perlu ditinggalkan buat binatangnya. Buat Tuhan sistem ekologi atau lingkungan sangat penting dan manusia bertangung-jawab supaya ciptaan alam tidak dirusakkan atau diganggu. Ini semua bearti tahun ketujuh bangsa Israel tidak dapat panen karena mau memberikan ‘pembebasan’ untuk segala ciptaan. Dalam proses ini mereka belajar tergantung kepada Tuhan karena tahun ketujuh tidak dapat panen dan itu berarti di tahun keenam perlu ada persediaan panen yang lebih dari biasa. Bisa dibayangkan menjadi proses belajar yang menarik untuk tidak mengutamakan dirinya sendiri tetapi ciptaan yang lain selama satu tahun. Kesimpulannya: karena Tuhan membebaskan bangsa Israel dan membawa mereka ke luar tanah Mesir mereka juga dipanggil untuk membebaskan seluruh ciptaan: sesama manusia (orang asing atau miskin), tanah dan binatang. Dengan kepedulian untuk seluruh ciptaan Tuhan sendiri diakui sebagai Pemberi dan Pembebas segala kehidupan. [HJN] 25 KHOTBAH PENUTUPAN PEKAN DIAKONIA, MINGGU, 10 AGUSTUS 2014 Tema: WUJUDKANLAH IMAN DENGAN PERBUATAN Bacaan : Yakobus 2:14-26 Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus, Satu minggu kita menjalani seluruh kegiatan Pekan Diakonia tahun 2014. Dengan itu kita diingatkan dan disegarkan kembali tentang tugas panggilan kita sebagai pribadi Kristen dan sebagai gereja untuk berdiakonia. Menjadi pembebas adalah yang ditekankan untuk Pekan diakonia ini. Sekarang kita bertanya “setelah selesai Pekan Diakonia, lalu mau apa?” Cukupkah kita memahami apa itu dakonia? Bagaimana berdiakonia? Tentulah tidak! Setelah kita tahu, paham, maka ada kewajiban untuk melakukan. Jika tidak, maka mubazirlah (sia-sialah) semua yang sudah kita lakukan dalam kegiatan selama enam hari. Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus, Baiklah mari kita belajar dari nasihat rasul Yakobus sebagaimana kita baca dari perikop Yakobus 2:14-26. Inti dari nasihat Yakobus ialah: iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati. Bagi Yakobus iman bukan hanya pemahaman, bukan sesuatu yang di dalam hati dan pikiran saja, melainkan sesuatu yang harus diwujudkan dalam perbuatan. Rupanya ada salah pemahaman di antara jemaat penerima surat Yakobus; yaitu mereka yang menganggap bahwa yang penting itu iman. Kepada mereka ia menyebut sebagai orang bebal (ay.20). Bagi Yakobus, iman harus dikonkritkan dengan perbuatan; jika tidak, iman yang demikian itu kosong, iman yang mati, seperti tubuh tanpa nyawa. (ay.26). Untuk meyakinkan mereka bahwa iman yang benar harus disertai perbuatan, Yakobus memberikan dua contoh: 1. Orang yang tidak punya pakaian, atau tidak punya makanan tidak terbebaskan dari ketelanjangan dan kelaparan hanya dengan kata-kata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!” karena mereka masih tetap akan kedinginan dan kelaparan. Akan lebih baik jika kita member mereka pakaian dan makanan sebelum mengucapkan selamat jalan. Teguran ini bukan hanya ditujukan kepada bangsa Israel saja, tetapi juga merupakan teguran bagi jemaat saat ini. 2. Yakobus menunjuk kepada iman Abraham yang disertai dengan perbuatan dengan bersedia mengorbankan Ishak putranya. Abraham menunjukkan imannya kepada Tuhan dengan perbuatannya mngajakan mempersembahkan ishak putranya kepada Allah. Iman seperti ini sebaiknya juga dimiliki oleh orang percaya pada masa kini. Demikianlah Yakobus menasihati jemaatnya. Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati. Iman harus disempurnakan dengan perbuatan. Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus. Nasihat Yakobus tersebut juga menjadi nasihat kepada kita, agar kita mewujudkan apa yang kita imani dengan perbuatan nyata. Untuk itu setiap kita sudah semestinya memiliki karakter atau sifat sebagai pembebas; setiap kita semestinya membangun karakter pembebas. Pembinaan karakter pembebas harus dimulai dari tiap keluarga kita, dilengkapi dan diteguhkan dengan pengajaran anak Sekolah Mingggu, diajarkan dalam katekisasi, dipraktekkkan dalam hidup sehari-hari. Anak-anak dididik untuk suka berbagi kepada teman-temannya yang membutuhkan, mempraktekkannya , misalnya dengan meberikan buku, atau pensil kepada temannya yang tidak punya, menyayangi hewan piaraan, merawat tanaman hias, tidak mebuang sampah di sembarang tempat. Sehubungan 26 dengan tujuan tersebut, diperlukan keteladanan para pendidik baik para orang tua, guru sekolah minggu, pendeta, penatua, diaken. Jemaat kekasih Tuhan Yesus Kristus, DI depan kita, di sekeliling kita senantiasa ada kenyataan yang memprihatinan dan memerlukan pembebasan. Ada sesama yang miskin yang perlu dientas dari kemiskinannya, ada sesama yang tertindas dan terpinggirkan yang perlu ditolong, ada sesama kita yang masih terbelakang pendidikannya, ada lingkungan hidup yang terancam rusak, dan lain-lain. Itulah pemandangan kehidupan. Apa yang mesti kita perbuat? Tidak cukup untuk didiskusikan, belum cukup hanya didoakan, tetapi mesti ada aksi, ada tindakan diakonia. Jika tidak, maka iman kita kosong. Kita hanya seperti orang yang bercermin, kemudian lupa bagaimana rupa kita setelah meninggalkan cermin. Marilah mohon pertolongan Roh kudus agar menyemangati, mebimbing langkah kita untuk menjadi pembebas. AMIN! [SR] Liturgi: Pembimbing : Matius 25: 31-36 Berita anugerah : Mazmur 32:1-2 Petunjuk Hidup Baru : Roma 12: 8-18 Persembahan : 2 Kor.8:1-3 Pujian : 1. KJ. 15:1-2 2. PKJ. 2 3. KJ. 26:1-4 4. PKJ. 128:1-3 5. KJ. 50a:1 dan 6 6. PKJ. 264: 1-3 7. KJ. 450: 1- dsc. 8. KJ. 185:1-5. *** 27 PANDUAN PENUTUPAN PEKAN DIAKONIA ANAK, MINGGU 10 AGUSTUS 2014 Melakukan Paling Penting Bacaan: Mat. 21: 28-31a TUJUAN 1. Anak mengetahui bahwa melakukan lebih penting dari mengucapkan. 2. Anak menyadari dirinya sebagai ‘pelaku’ atau ‘pembicara’. 3. Anak melakukan aksi diakonia bersama. PERSIAPAN a) Jika dimungkinkan memakai lcd untuk menampilkan cerita dari Alkitab bila tidak ada memakai fotokopi. b) Tiga kertas dengan huruf besar A, B dan C untuk tes ‘Mirip sama siapa?’ c) Jika dimungkinkan memakai lcd untuk menampilkan pertanyaan dan skor tes ‘Mirip sama siapa?’ Bila tidak ada atau ditulis di papan atau dibacakan saja. LITURGI 1. Pembukaan Hari ini, hari ini Hari ini, hari ini, Harinya Tuhan, harinya Tuhan Mari kita, mari kita bersukaria, bersukaria Hari ini, harinya Tuhan, Mari kita bersukaria Hari ini, hari ini harinya Tuhan Hari Senin, hari S'lasa, Harinya Tuhan, harinya Tuhan Hari Rabu, hari Kamis, Harinya Tuhan, harinya Tuhan Hari Jum'at harinya Tuhan, Hari Sabtu harinya Tuhan Hari Minggu, s'mua hari, Harinya Tuhan Hati yang gembira Hati yang gembira Adalah obat (yang manjur)2x) S’perti obat hati yang senang(asiknya2x) Namun semangat yang patah keringkan tulang Hati yang gembira Tuhan senang 2. Votum dan salam “Sumber keceriaan, kepintaran, dan kesehatan kita adalah TUHAN yang menciptakan langit dan bumi” “Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus menyertai anakanak sekalian” Amin. 3. Pembacaan ayat hafalan minggu sebelumnya Keluaran 20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”. 4. Pujian pengakuan dosa, syukur atau penyembahan Yesus sayang padaku Yesus sayang padaku, Alkitab mengajarku. Walau ku kecil lemah aku ini milik-Nya Yesus Tuhanku sayang padaku. Itu firman-Nya di dalam Alkitab 28 Mari kita bersukaria Mari kita bersukaria, Kar’na ini hari bahagia Kita berkumpul jadi satu, Puji Tuhan semesta itu Tepuk tangan wajah berseri, Hilangkanlah hati yang sedih Bukankah Yesus berkata, Damai-Nya dib’rikan kita Mari kita bersukaria 5. Pelayanan Firman a. Cerita Alkitab. Guru sekolah minggu membacakan perikop dari Alkitab ‘Dua anak Laki-laki’ (dapat di download di website: www.gksbs.org) dengan memakai lcd atau fotokopi. Akan baik kalau memakai fotokopi anak-anak juga ditunjukkan gambarnya. b. Tes ‘Mirip sama siapa?’ Guru bertanya: Jadi menurut anak-anak, siapa yang membuat hati bapak itu senang? Anak sulung atau anak yang kedua? (anak sulung) Mengapa? (karena dia melakukannya) Terus anak-anak lebih mirip sama siapa? Dengan anak sulung atau anak kedua? Kita akan melakukan tes untuk menemukan itu. (NB: mungkin untuk anak-anak TK tes ini masih sedikit sulit. Biarkan mereka mengikuti anak yain lain saja.) Guru memberikan penjelasan demikian: di ruangan ini di setiap pocok ada satu huruf: A, B atau C. Setelah pertanyaan dibaca adik-adik harus memilihi jawaban yang mana paling cocok denganmu (harap jujur!). Terus adik berdiri dekat huruf itu. (Guru yang lain mencatat skornya di kertas atau papan) Setelah setiap pertanyaan 1 atau 2 anak bisa ditanyakan mengapa seperti itu. 1) Kamu lagi nonton tv. Bapakmu minta tolongmu untuk menyapu halaman (atau membantu di ladang). Bagaimana jawabanmu? A. ‘Ya pak!’ Dan dirimu segera ke luar untuk membantu bapakmu. B. ‘Nanti pak!’ Tetapi dirimu begitu tertarik dengan acara di tv dan akhirnya lupa. C. ‘Saya lagi nonton pak! Besok saya membantu ya’. 2) Kamu baru pulang sekolah dan capek sekali. Bapakmu masih bekerja. Ibumu lagi mengasuh adik kecilmu. Ibu minta tolongmu untuk cuci piring. Bagaimana jawabanmu? A. ‘Ibu, saya capek lho. Nanti ya!’ Tetapi dirimu menyesal dan cuci piringnya. B. ‘Ya bu!’ Tetapi dirimu duduk dan nonton tv. C. ‘Ibu minta tolong kakak aja ya. Saya masih kecil’. 3) Allah Bapa memberi roti kepada orang-orang lapar dan Dia membantu orang dalam kesulitan. Tuhan memanggilmu untuk melakukan hal yang sama. Bagaimana jawabanmu? A. ‘Saya masih kecil Tuhan, tetapi bersama dengan anak-anak lain saya pasti bisa melakukan sesuatu’. Terus aksi diakonia dilakukan. B. ‘Saya masih kecil Tuhan, tetapi bersama dengan anak-anak lain saya pasti bisa melakukan sesuatu’. Terus kalian membuat rencana untuk aksi, tetapi belum dilaksanakan. C. ‘Saya masih kecil Tuhan. Nanti saja kalau saya sudah besar’. Lalu guru bertanya: bagaimana skor adik-adik? Paling sering menjawab A, B atau C? Kemudian guru memberikan penjelasan skor. 29 SKOR Kalau jawaban paling sering A Kamu mirip dengan ANAK SULUNG! Untukmu melakukan hal yang baik lebih penting dari mengucapkan sesuatu saja. Lanjut seperti ini! Kalau jawaban paling sering B Kamu mirip dengan ANAK KEDUA. Untukmu mengucapkan hal yang baik lebih penting dari melakukan hal yang baik. Itu berarti dirimu masih ada PR untuk melakukannya juga! Kalau jawaban paling sering C Kamu mirip dengan siapa ya…? Dirimu sering mencari alasan untuk tidak melakukan sesuatu yang baik. Itu berarti mirip dengan ANAK KEDUA dan dirimu masih ada PR juga! Guru mengatakan: jadi kalau adik-adik sering menjawab B atau C masih ada PR, karena hanya mengatakan sesuatu seperti anak kedua itu belum cukup. Kalau paling sering menjawab A itu berarti adik senang melakukan hal yang baik. Bagaimana lagi pesan dari Yesus? Mari kita mencoba hafal bersama-sama: Apa yang kita lakukan lebih penting dari apa yang kita ucapkan. Kalau begitu mari kita melakukan aksi bersama. c. Aksi (NB: supaya anak-anak terlibat dalam aksi ini akan lebih baik kalau aksi akan didiskusikan bersama dan mereka ditanyakan mereka semangat untuk melakukan apa?) Guru menjelaskan 3 opsi ini untuk adik-adik dan juga merencanakan aksinya (akan lebih baik kalau langsung dilaksanakan). Opsi 1: Anak-anak dikantung plastik dan membersihkan halaman gereja atau halaman pasar (kalau dimungkinkan). Opsi 2: Anak-anak membuat gambaran yang indah dan mengantarnya ke warga masyarakat yang sedang sakit atau mengalami kesulitan. 30 Opsi 3: Anak-anak dan/atau gurunya mempunya ide lain. 6. Doa syafaat Guru sekolah minggu minta masukan doa syafaat dari anak-anak dan khususnya doa syafaat untuk orang yang perlu ditolong. Terus juga ‘aksi diakonia’ didoakan. 7. Persembahan a. Pujian Ku b’ri persembahan pada Tuhanku Sambil puji Yesus Jurus’lamatku Persembahan kami sedikit sekali Kiranya Tuhan t’rimalah dengan senang hati b. Doa persembahan Dilakukan dengan cara menunjuk salah satu adik untuk memimpin, pelayan membisikkan doa yang diikuti oleh adik-adik yang lain. 8. Pengakuan iman anak Kami anak GKSBS mengaku bahwa: “Allah yang menciptakan dan memelihara saya serta alam semesta. Tuhan Yesus mengasihi saya dan mau memaafkan kesalahan saya. Roh kudus menghibur dan menuntun saya setiap hari. Saya dan teman-teman adalah saudara-saudara sepersekutuan. Saya akan hidup bersama Yesus, sekarang sampai selama-lamanya 9. Nyanyian penutup Aku anak terang Aku anak terang tugasku memberi terang, Aku anak terang aku Yesus yang slamatkanku Aku anak terang aku tak suka berdusta, Aku anak terang taat yang Tuhan suka Terang dirumah terang disekolah, Terang digereja kemanapun ku pergi Terang dirumah terang disekolah. Terang digereja kemanapun ku pergi 10. Pengutusan dan berkat Pulanglah dengan sukacita dan terimalah berkat Tuhan: “Kasih Karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, keselamatan dan persekutuan dengan Tuhan Yesus Kristus, pimpinan dan penghiburan Roh Kudus menyertai anak-anak sekalian sekarang ini sampai selama-lamanya.” Amin. [HJN] *** 31