Contoh Khotbah

advertisement
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
SUMBER AIR HIDUP
RANCANGAN KHOTBAH
Edisi: Juli - Desember 2014
Diterbitkan oleh :
Departemen Identitas Pluralitas Sinode GKSBS
Jln. Yos Sudarso 15 Polos - Kota Metro 34111
Telp. (0725) 42598 - E.mail : [email protected]
Website: www.gksbs.org
1
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
DAFAR ISI
1. Pengantar
3
2. RK 06 Juli 2014
4
3. RK 13 Juli 2014
13
4. RK 20 Juli 2014
20
5. RK 27 Juli 2014
32
6. RK 31 Agustus 2014
48
7. RK 07 September 2014
59
8. RK 14 September 2014
66
9. RK 21 September 2014
74
10. RK 28 September 2014
81
11. RK. 16 Nopember 2014
88
12. RK. 23 Nopember 2014
97
13. RK. 30 Nopember 2014
111
14. RK. 07 Desember 2014
116
15. RK. 16 Desember 2014
124
16. RK. 21 Desember 2014
130
17. RK. 25 Desember 2014
140
18. RK. 28 Desember 2014
148
***
2
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
P e n g a n t a r
Rekan-rekan pengkhotbah Yang dikasihi Kristus, Senang sekali dapat
menjumpai rekan-rekan sekalian ini melalui Bahan Khotbah Sumber Air
Hidup Sinode GKSBS semester genap 2014.
Bahan Khotbah, semester genap 2014 ini, disajikan dalam bentuk
Rancangan Khotbah dan dilengkapi dengan khotbah jadi. Contoh khotbah jadi
disajikan dengan maksud sebagai pembanding dari khotbah yang telah temanteman buat. Bukan untuk dibacakan langsung pada waktu khotbah. Karena
situasi dan konteks khotbah jadi tersebut tentu berbeda dengan situasi dan
konteks yang teman-teman hadapi. Dalam rangka peningkatan kapasitas dan
kualitas pengkhotbah, akan sangat baik bila para pengkhotbah berkenan
mempelajari lebih dahulu rancangan khotbah ini, membuat khotbahnya sendiri
dan membandingkannya dengan contoh khotbah jadi. Bila memungkinkan
dapat diadakan persiapan bersama para pengkhotbah.
Sesuai dengan keputusan MPS, dalam rangka pemerataan dan
pemberdayaan, penulisan SAH tahun ini dilakukan di klasis-klasis. Untuk SAH
semester genap 2014 Klasis Seputih Raman mendapat giliran untuk menulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para penulis: Pdt. Alfred Ruben
Gordong Ta’ek, Pdt. Riyadi Basuki, Pdt. Bambang Nugroho Hadi, Pdt.
Praningotan Siagian, Pdt. Erik Timoteus Purba, serta Pdt. Tomy Johanis Tupan.
Kiranya jerih lelah dan pelayanan saudara menjadi berkat bagi banyak orang
dan mendatangkan kemuliaan bagi nama Tuhan.
Akhir kata, kiranya Bahan Khotbah ini menjadi berkat bagi kita sekalian
dan bagi seluruh anggota jemaat se-Sinode GKSBS, demi kemuliaan Allah
Tritunggal. Selamat berkhotbah, Tuhan Yesus memberkati.
Metro, Juni 2014
MPS GKSBS
3
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 06 JULI 2014
Minggu Biasa; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Khotbah: Zakaria 9:9-10
Bacaan Leksionari: Za. 9:9-10; Mzm.145:1-13; Rom. 8:9-13;
Mat. 11: 25-30
Thema:
ADIL DAN JAYA
Tujuan:
1. Jemaat memahami bahwa Allah senantiasa mengingat umat-Nya dan
menggenapi janji pemeliharaan-Nya.
2. Jemaat bersedia membuat komitmen untuk tetap setia menanti
jawaban Tuhan dalam setiap persoalan dan menjadi agen kasih,
keadilan, kelembutan bagi kesejahteraan sesama.
A. PENJELASAN TEKS
Arti nama Zakaria adalah “Allah mengingat.”
Zakaria
membawa pesan bahwa meskipun keadaan Yerusalem sedang porak
poranda, Allah tetap mengingat umat-Nya. Allah akan menggenapi
janji-Nya meskipun keadaan itu karena penghukuman Allah. Namun
demikian tetap ada harapan karena Allah menyertai umat-Nya yang
bertobat.
Isi tulisan kitab Zakaria ini bermaksud menghibur umat yang
sedang mengalami penindasan. Umat dihibur dengan janji kemenangan
akhir atas “musuh-musuh.” Dan Yesus adalah penggenapan nubuatnubuat tentang Mesias.
Zakaria bahkan memberikan janji tentang kedatangan Mesias
secara unik. Keunikannya karena berbeda dengan yang dibayangkan
banyak orang kala itu. Seorang raja tidak biasa menunggang keledai.
Biasanya raja menunggang kuda yang gagah perkasa dan dengan
kekuatannya akan mengalahkan musuh-musuhnya. Ternyata cara Allah
lain dengan cara manusia.
4
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Masyarakat Yahudi dalam konteks bacaan ini sedang mengalami situasi
yang keras. Mereka lelah di tengah kekerasan demi kekerasan akibat
konflik berkepanjangan antara Yahudi dan Samaria. Mereka berharap
segera datangnya sang raja adil yang membawa damai. Di tengah
pengharapan itulah nabi Zakaria memberitakan rekonsiliasi, pendamaian
dan pengharapan yang sungguh membangunkan semangat hidup yang
luluh dan patah. Zakaria mengajak umat bersemangat dan bersukacita
bahkan bersorak-sorak menyambut datangnya raja baru yang dihadirkan
Allah di tengah-tengah Yerusalem (Israel). Sang Raja baru ini bukanlah
sosok pahlawan perang yang seram, yang memakai kekuatan senjata
untuk menghancurkan musuh. Tuhan menghadirkan sosok raja yang adil
dan jaya, lemah lembut, mengendarai seekor keledai (beban yang
muda).
Kehadiran-Nya jauh dari simbol-simbol kekuasaan yang
menindas. Ia tidak mengendarai kuda perang yang kuat dan perkasa tapi
seekor keledai beban muda. Ia adalah pemimpin yang mengakhiri
perseteruan dengan memberitakan damai kepada bangsa-bangsa.
Kekuasaan-Nya terbentang dari laut sampai laut dan dari sungai Efrat
sampai ke ujung-ujung bumi.
Di ayat 9 ini, alasan kuat untuk bersukacita ialah kedatangan sang Raja,
bukan dengan kemegahan seorang raja, tetapi dengan kerendahan hati
(bd. Filipi 2:5-8), naik di atas keledai. Nubuat Zakharia meramalkan
Yesus dieluk-elukan di Yerusalem (Mat. 21:1-5). Dengan memasuki kota
kudus memakai cara ini, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Mesias dan
Juruselamat.
Menarik bahwa keadaan adil dan jaya, lemah lembut itu justru
dihadirkan dalam sosok yang mengendarai seekor keledai (beban yang
muda).Keadaan ini kontras satu sama lain. Lazimnya keadaan jaya dalam
konteks kerajaan itu hampir selalu identik dengan kekerasan, kemegahan,
kegagahan dsb. Tapi ini beda, Ia naik keledai, berperangai lemah-lembut.
Hal ini mau mengatakan kepada kita bahwa bukan dengan kekerasan-lah
kita dapat menghentikan kebencian, peperangan; melainkan dengan kasih
dan hati yang lemah-lembut.
Keadilan dan kejayaan serta kelemahlembutan itulah yang
rupanya diharapkan atau yang dinantikan umat. Kerinduan akan hidup
5
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
yang adil dan jaya disertai lemah lembut itulah yang dibawa oleh Yesus
dengan simbol menunggangi seekor keledai beban yang muda.
Pada ayat 10, tanpa mengacu pada kurun waktu antara
kebangkitan Kristus dan kedatangan-Nya kembali, Zakharia langsung
melompat ke kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman. Setelah
kemenangan Kristus atas antikristus dan pasukan-pasukannya, tidak akan
diperlukan lagi kereta perang, kuda perang atau senjata apapun,
pemerintahan-Nya akan meluas ke seluruh bumi.
B. KONTEKS MASA KINI
1. Kondisi masyarakat kita membutuhkan pemimpin yang berlaku adil.
Banyak pemimpin bangsa ketika hendak mencalonkan diri untuk
menjadi pemimpin bangsa, mereka mempromosikan diri sebagai
calon pemimpin yang akan menegakkan keadilan di negeri ini. Kita
butuh pembuktian untuk lima tahun ke depan.
2. Salah satu nilai yang dimiliki dan dikembangkan di seantero GKSBS
adalah Keadilan yang berpihak kepada yang lemah. Gereja mestinya
terus memperjuangkan keadilan bagi kaum lemah sebagai bentuk
keadilan yang berpihak.
3. Menghadapi era kemajuan dan pasar bebas. Semua pihak berusaha
untuk terus bersaing demi kejayaan atau kesejahteraan hidup.
Pemimpin bangsa saat berkampanye dengan lantang menyampaikan
bahwa negara kita ini harus menjadi negara yang mampu
memberikan kesejahteraan dan mengembalikan kejayaan bangsa ini
sebagai bangsa yang dikagumi oleh negara lain karena kekayaan
alamnya. Sebagai macan Asia? Kita tentu merindukan perwujudan
itu.
4. Jemaat didorong untuk terus mengusung semangat kelemahlembutan,
kerendahan hati dalam menghadapi hidup. Masalah dan kekerasan
tidak lantas selesai dengan kekerasan, senjata dan perang; justru itu
hanya akan menimbulkan masalah-masalah lain yang akan segera
menyusul.
5. Catatan: Pengkhotbah agar dapat menemukan konteks kekinian di
jemaat maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Konteks tersebut
dapat diangkat dalam khotbah ini.
6
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
C. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH
1. Kotbah ini diawali dengan menjelaskan tentang perihal menunggu
dengan pertanyaan, apakah menunggu itu sesuatu yang
membosankan? Rupanya, tidak semua orang memiliki anggapan
yang sama.
Bagaimana cara dan hasil dalam menunggu
sesungguhnya sangat tergantung pada suasana hati dan apa yang
ditunggu. Pengkhotbah bisa memberikan contoh tentang sesuatu yang
ditunggu dan menimbulkan suasana hati yang menyenangkan dan
sebaliknya contoh tentang sesuatu yang ditunggu dan menimbulkan
suasana hati yang tidak menyenangkan atau membosankan.
2. Setelah
menyampaikan
pengantar
tersebut,
pengkhotbah
menyampaikan bahwa Kitab Zakharia ini berisi tentang nubuat
tentang kehadiran Mesias yang ditunggu-tunggu umat kala itu.
Bahwa dalam kondisi mereka yang tidak menentu itu ada harapan
akan seorang Mesias yang bisa mengakhiri berbagai pergumulan
mereka.
1. Pengkhotbah melanjutkan dengan menyampaikan bahwa ada empat
point penting yang disampaikan dalam nubuat ini yakni: 1). Allah-lah
yang berinisiatif untuk datang menjumpai umatNya: Lihat Rajamu
datang... 2). Karakter Raja yang datang itu adalah adil dan jaya serta
lemah lembut. 3). Menunggang keledai beban muda sebagai simbol
kesederhanaan. 4). Tugas sang Raja itu adalah melenyapkan
perangkat perang dengan membawa damai.
2. Pengkhotbah menyampaikan relevansi dengan menangkap realita
kekinian jemaat atau masyarakat pada umumnya. Realita dalam hal
keadilan, kesejahteraan dan karakter pemimpin (kalangan gereja
maupun pemerintah) yang dirindukan. Selain itu perangkat-perangkat
atau aturan-aturan yang diberlakukan adalah dalam rangka
menghadirkan damai sejahtera. Dan bahwa pemerintahan Mesias
berlaku sepanjang abad dan kepada semua bangsa oleh karena itu Ia
pantas dipuji dan disembah.
3. Pengkhotbah mengakhiri khotbah ini dengan mengajak jemaat ambil
bagian dalam menyuarakan dan terlibat memberlakukan keadilan
dengan mengingatkan jemaat akan salah satu nilai yang dimiliki dan
dikembangkan GKSBS yakni keadilan yang berpihakpada yang
7
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
lemah dan terpinggirkan. Selain itu jemaat diingatkan tentang
pentingnya mengupayakan hidup yang sejahtera (kejayaan) dengan
mendorong jemaat untuk bekerja dengan giat demi kesejahteraan
hidup selagi berada di dunia ini. Dan menutup khotbah ini dengan
mengajak jemaat bersyukur dan bersorak-sorai kepada Tuhan karena
sang Mesias telah hadir dan memerintah diantara kita. Dia yang kita
nantikan pada saatnya akan menyatakan kehadiran-Nya yang kedua
kali bagi kita sekalian.
D. LITURGI
1. Ny. Pembukaan
2 Nats Pembimbing
3. Ny. Jemaat
4. Berita Anugerah
5. Ny. Peneguhan
6. Ny. Responsoria
7. Nats Persembahan
8. Ny. Persembahan
9. Ny. Penutup
: PKJ. 7:1-3 “Bersyukurlah Pada Tuhan”
: Mazmur 145:1-3
: PKJ. 17:1-2 “Mari Kita Puji”
: Matius 11:28-30
: PKJ. 199:1-2 “Dulu ‘Ku Tertindih Dosa”
: PKJ. 255 “Firman-Mu Kupegang Selalu”
: Mazmur 145: 14-18
: PKJ 148:1-4 “T’rima Kasih Ya Tuhan”
: PKJ. 180:1 “Kasih Tuhan Mengiringimu”
E. CONTOH KHOTBAH JADI
ADIL DAN JAYA
Ibu Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Apa benar “menunggu itu membosankan?” Nampaknya tidak sedikit
orang menerimanya sebagai kebenaran. Menunggu adalah suatu
kesempatan untuk memilih apa yang terbaik untuk dipikirkan dan
dilakukan. Suasana hati kita dalam menanti sangat dipengaruhi oleh apa
dan atau siapa yang kita tunggu. Jika yang kita tunggu itu adalah sesuatu
atau seseorang yang sangat kita dambakan, tentu kita bisa saja tidak
sabar menunggunya. Satu jam bisa terasa seperti seminggu. Tapi jika
yang kita tunggu itu adalah batas waktu membayar hutang - padahal
belum dapat kita bayar, satu minggu terasa seperti sehari, bukan? Selain
8
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
itu, agak aneh juga kalau terpidana hukum gantung misalnya
merasa bosan menunggu eksekusi/akhir hidupnya.
.
Satu hal yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana sikap kita pada saat
menunggu. Bayangkan petugas bandar udara mengumumkan
keberangkatan pesawat akan ditunda 3 jam. Reaksi orang dapat saja amat
beragam, tergantung pada suasana hati masing-masing. Mungkin ada
yang mengumpat, ada yang membanting koper, ada yang protes dan
bahkan memukuli kru pesawat dan sebagainya (walaupun reaksi seperti
itu tidak dapat mengubah jam keberangkatan). Tetapi, bisa saja ada yang
tinggal tenang dan menggunakan waktu 3 jam untuk hal-hal yang
bermakna seperti membaca, menelpon dan apa saja yang bermanfaat.
Ibu Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Ada yang istimewa dalam hal 'menanti' sebagaimana diserukan dalam
Zakharia 9:9-10. Penantian di sini berkaitan dengan 'siapa' dan
'bagaimana'. Yang dinantikaan adalah Mesias, Sang Raja. 'Bagaimana'
sikap menantinya? Dikatakan supaya 'bersorak-sorak dengan nyaring',
yang artinya dengan penuh sukacita.
Ketika nubuatan ini diperdengarkan, orang-orang Israel sedang menantinantikan seorang raja. Mereka sudah memiliki pengalaman beberapa raja
sebelumnya dan mereka juga mengalami penaklukan penguasa-penguasa
lain. Mereka merindukan keadilan dan kedamaian. Di tengah situasi
seperti itulah seruan untuk bersukacita menyambut seorang Raja
diperdengarkan. Raja yang datang itu amat berbeda dengan raja-raja atau
penguasa dunia. Selengkapnya Zak 9:9-10 berbunyi: “Bersorak-soraklah
dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri
Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah
lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang
muda. Ia akan melenyapkan kereta-kereta dari Efraim dan kuda-kuda
dari Yerusalem; busur perang akan dilenyapkan, dan ia akan
memberitakan damai kepada bangsa-bangsa. Wilayah kekuasaannya
akan terbentang dari laut sampai ke laut dan dari sungai Efrat sampai ke
ujung-ujung bumi”.
9
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Nubuatan itu dipenuhi dalam diri Yesus. Yesus mengendarai keledai
memasuki Yerusalem di mana orang banyak menyambut-Nya dan
berseru, "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja
Israel!" (Yohanes 12:13).
Di sini dapat disebut sedikitnya empat hal untuk kita renungkan.
1. Raja itu yang datang melawat umat-Nya. “Lihat, rajamu datang
kepadamu” (ayat9). Ia sendiri yang mengambil prakarsa untuk datang
karena kasih-Nya. Allah tahu keadaan umat-Nya. Ia peduli pada
umat-Nya. Kenyataan inilah yang boleh meneguhkan kita untuk tetap
beriman teguh kepada-Nya, bahwa Allah tetap berprakarsa dalam
hidup kita.
Perlu kita resapkan dalam hati bahwa Tuhan mengetahui setiap detil
kehidupan kita, khususnya keadaan kita yang tidak dapat lepas dari
kuasa maut karena dosa-dosa kita. Ia tahu yang terbaik dalam hidup
kita. Dan, lebih dari itu, Ia menghendaki agar kita selamat dan hidup
dalam pemeliharaan-Nya. Itu sebabnya tidak ada kata putus asa
dalam kamus orang yang percaya kepada Tuhan. Tuhan memberi
kesempatan kepada kita bersukacita meskipun gelombang terkadang
menghadang.
2. Karakter Raja yang akan datang itu adalah adil, jaya
(menyelamatkan), dan lemah lembut. Sempurna! Semuanya ini
merupakan kebutuhan umat manusia dari dulu hingga hari ini yang
hanya dapat diberikan oleh Tuhan dengan sempurna. Ia adalah adil,
memberikan yang terbaik untuk umat manusia. Kualitas seperti itulah
yang semestinya dimiliki oleh seorang raja, bukan memberatkan atau
menuntut di luar kemampuan orang lain. Raja itu ‘jaya’ atau
‘menyelamatkan’, bukan mencelakakan. Kita tahu bahwa Yesus
memberi diri-Nya menjadi korban untuk menyelamatkan umat
manusia. Berbeda dengan penguasa dunia yang dengan mudah
mengorbankan orang lain untuk menyelamatkan dirinya. Raja itu juga
lemah lembut, sesuatu yang bertolak belakang dengan keangkuhan
manusia. Raja atau penguasa dunia dan para pengagumnya
menghendaki ‘wibawa’ yang identik dengan ‘sedikit seram’ dan
10
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
ditakuti. Berbeda dengan sang Raja itu yang lemah-lembut. dan kita
tahu bahwa kelemahlembutan berulangkali ditekankan di dalam
Alkitab. Itu berarti karakter Sang Raja itu hendaklah menjadi karakter
para pengikut-Nya. Orang cenderung memahami bahwa seolah
dengan bicara keras dan bertolak pinggang dapat menaklukkan orang
lain, membungkam sesama. Tetapi hari ini kita belajar bagaimana
justru dengan kelembutan kasih-lah kita dapat memenangkan hati
orang lain. Dalam keluarga, mari menyatakan kasih keadilan itu
dengan kelembutan; mencari jalan keluar dari setiap masalah dengan
duduk bersama dalam kasih bukan dengan suara dan tindakan keras
yang seolah menang, namun sejatinya justru membuat jarak antara
hati satu dengan yang lain.
3. Menunggang keledai muda berarti memperlihatkan bahwa Ia hadir
dalam kesederhanaan. Alat yang dipakai mencerminkan dirinya
sebagai sosok yang hadir untuk sebuah misi yang mulia yakni
menciptakan kehidupan yang harmoni.Dia bukanlah pahlawan perang
yang datang dengan perangkat perang/alat perang.
4. Tugas Sang Raja yang akan datang itu adalah melenyapkan
perangkat-perangkat perang. Dan yang terpenting, Ia memberitakan
damai kepada bangsa-bangsa (ayat 10). Kita melihat bahwa
pengajaran dan pelayanan Yesus benar-benar menekankan damai.
Puncaknya, Ia mati di kayu salib untuk mendamaikan kita orangorang berdosa dengan Allah. Damai itu juga yang Ia kehendaki
diwujudkan oleh para pengikut-Nya dalam kehidupan di dunia ini. Ia
berfirman, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena
mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9).
Ibu, Bapak,saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Kondisi masyarakat kita yang tidak seimbang oleh karena kebijakan
segelintir orang menyebabkan kehidupan yang tidak adil. Banyak
pemimpin bangsa ketika hendak mencalonkan diri untuk menjadi
pemimpin bangsa, mereka mempromosikan diri sebagai calon pemimpin
yang akan menegakkan keadilan di negeri ini. Kita berharap bahwa para
11
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
pemimpin bangsa yang terpilih ini mampu membuktikan diri sebagai
agen-agen keadilan di tengah kehidupan bangsa ini. Sejajar dengan itu
salah satu nilai yang dimiliki dan dikembangkan di seantero GKSBS
adalah Keadilan yang berpihak. Gereja bertanggungjawab untuk terus
memperjuangkan keadilan bagi kaum lemah, papa, miskin sebagai
bentuk keadilan yang berpihak.
Disamping itu, dalam menghadapi era kemajuan dan pasar bebas. Semua
pihak berusaha untuk terus bersaing demi kejayaan atau kesejahteraan
hidup. Pemimpin bangsa saat berkampanye dengan lantang
menyampaikan bahwa negara kita ini harus menjadi negara yang mampu
memberikan kesejahteraan dan mengembalikan kejayaan bangsa ini
sebagai bangsa yang dikenal memiliki kekayaan alam yang sangat besar.
Kita tetap berharap bahwa itu tidak hanya slogan saja, tetapi tetap
diupayakan oleh pemimpin bangsa ini.
Sebagai gereja, kita pun terpanggil untuk ikut menyejahterakan bangsa
dan negara ini dengan cara terus berupaya, bekerja dengan giat untuk
memperbaiki hidup agar hidup menjadi lebih baik. Peningkatan ekonomi
jemaat tetap menjadi sebuah prioritas dalam setiap program jemaat.
Membuat rencana strategis tentang perbaikan-perbaikan kehidupan yang
layak dan sejahtera. Gereja juga terpanggil menjadi rekan sekerja
(berjejaring) dengan semua elemen yang ada untuk peningkatan
kesejahteraan.
Selama kita masih berada di dunia pemberian Tuhan ini, kita terpanggil
untuk terus memperjuangkan hidup yang adil, jaya (sejahtera), dengan
cara yang bijak penuh lemah lembut seperti yang sudah Tuhan
berlakukan bagi kita. Kitalah agen-agen keadilan, kesejahteraan, kasih
dan kelemahlembutan itu. Mulailah dari diri kita sendiri.
Kiranya Tuhan menolong kita. Amin. [Argt]
12
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 13 JULI 2014
Minggu Biasa; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Khotbah: Matius 13:1-9
Bacaan Leksionari: Yes. 55:10-11; Maz. 65:10-14; Rom. 8:18-23; Mat.
13:1-9
Thema:
MENDENGAR DENGAN HATI
MENGHASILKAN BUAH
Tujuan: Jemaat memiliki kesadaran akan tugasnya sebagai pelayan di
KerajaanNya untuk menghasilkan buah.
Latar Belakang Teks
Dalam pasal Mat. 13:1-58 terdapat perumpamaan-perumpamaan
mengenai Kerajaan Sorga, yang mengisahkan akibat pemberitaan Injil
dan kondisi rohani yang akan ada di bumi ini di kalangan anggota
Kerajaan Sorga yang kelihatan (yaitu gereja-gereja) hingga akhir zaman.
1. Dalam sebagian besar perumpamaan ini, Kristus mengajarkan bahwa
di dalam kerajaan-Nya yang kelihatan itu akan ada baik dan jahat
sepanjang zaman itu. Di antara orang-orang yang mengaku pengikutNya akan ada kompromi dan keduniawian yang membawa kepada
kemurtadan, namun akan ada juga ketaatan dan kesetiaan yang
menuntun kepada hidup kekal. Pada akhir zaman ini orang fasik akan
binasa (ayat Mat 13:41,49); "pada waktu itulah orang benar akan
bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka" (ayat Mat
13:43).
2. Kristus menceritakan perumpamaan-perumpamaan ini untuk
mengingatkan murid-murid-Nya yang sejati agar jangan terkejut bila
melihat kejahatan di dalam lingkungan kerajaan. Ia juga mengajar
mereka bagaimana mengalahkan pengaruh dan perlawanan Iblis dan
13
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
para pengikutnya. Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah
dengan penyerahan sepenuhnya kepada Kristus (ayat Mat 13:44,46)
dan mengabdikan hidup kepada kebenaran (ayat Mat 13:43; lihat
pasal Wahy 2:1-3:22 mengenai contoh-contoh dari adanya kebaikan
dan kejahatan di dalam gereja-gereja Kerajaan itu).
3. Perumpamaan merupakan kisah dari kehidupan sehari-hari yang
menceritakan dan menggambarkan kebenaran rohani tertentu.
Keunikannya ialah bahwa ia menyatakan kebenaran kepada orang
yang rohani sedangkan pada saat yang bersamaan menyembunyikan
kebenaran itu dari orang yang tidak percaya (ayat Mat 13:11).
Perumpamaan kadang-kadang dapat menuntut orang mengambil
keputusan (mis. Luk 10:30-37).
Tafsiran:
Pengajaran dengan menggunakan perumpamaan dalam Injil Matius
rupanya ada kekhasan tersendiri.Yang perlu diperhatikan ialah
perumpamaan yang khas matius selalu ada ulasan-ulasan penjelasan dari
pengarangnya mengenai sifat dan maksud ajaran.
Tentang Penabur ini merupakan bagian pertama dari perumpamaanperumpamaan dalam Injil Matius. Sebagaimana perumpamaan yang lain,
perumpamaan tentang penabur ini merupakan sebuah cerita sederhana
yang dimaksudkan untuk menggambarkan satu segi rahasia yang
adikodrati.
Meskipun secara naratif seolah-olah ada proses bagaimana penabur
menanam, tetapi sebenarnya ini bicara tentang bagaimana hasil dari
tanaman di tempat yang berbeda-beda tersebut. Perhatian utama dalam
perumpamaan seorang Penabur ini adalah panen (bukan soal bagaimana
menanamnya), suatu gambaran lazim dari perjanjian lama mengenai
pengadilan yang terakhir, universal pada hari Tuhan.Di sini, kelimpahan
panen sangat ditentukan oleh keadaan tanah. Jika demikian maka
pengadilan merupakan pokok perumpamaan ini dengan menggambarkan
waktu yang singkat: benih yang jatuh pada tanah berbatu “tumbuh dan
layu apabila matahari terbit”.
14
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Konteks Masa Kini:
 Keberagamaan yang kuat pada kesetiaan pengikut (militant) tanpa
penghayatan akan nilai-nilai yang diajarkan.
 Di sisi lain ada sikap pluralis yang kontekstual di Masyarakat yang
memungkinkan orang menjadi sangat toleran tanpa identitas yang
jelas.
Saran penyusunan kotbah:

Pendahuluan
Sebagai pendahuluan, kotbah ini memberi alternative pertanyaan:
(tentu pengkotbah boleh kreatif mencari ilustrasi atau pendahuluan
yang berbeda) Apa yang paling dirindukan seorang petani dengan
tanamannya? Ya… pasti jawaban kita sama: Bertumbuh subur dan
berbuah banyak. Dan pada saat panen tiba, ada kebahagiaan sang
pemilik tanaman itu ketika panenannya melimpah.

Isi
Masuk ke isi kotbah, awali dengan pemaparan khusus Injil
Matius.Matius berhasil merekam sebuah peristiwa penting di mana
Yesus keluar dari rumah di Kapernaum dan duduk di pantai danau
Galilea.Banyak orang datang kepadaNya untuk mendengar
perkataanNya.Ia pun naik ke atas perahu dan sambil duduk Ia
berbicara dengan orang-orang tersebut dalam bentuk perumpamaan.
Dari atas perahu, Yesus tentu melihat daerah-daerah di pinggir danau
yang sangat subur dan penuh dengan tanaman gandum. Maka Ia
betbicara dengan mereka dalam bentuk perumpamaan tentang
pentingnya mendengar Sabda. Ia memberi perumpamaan tentang
seorang penabur yang menabur benih sesuai seleranya.
Kemudian paparkan tentang tentang perumpamaan dalam bacaan.
Satu hal yang dapat kita ambil sebagai bagian dari pengalaman rohani
kita pada hari ini adalah kemampuan untuk mendengar.Tuhan sangat
baik karena menciptakan dua telinga untuk mendengar dengan baik
segala sesuatu di dalam hidup kita.Kita memang memiliki telinga
15
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
sebagai anggota tubuh kita.Pikiran kita sendiri sebenarnya memiliki
telinga bahkan hati kita sendiri memiliki telinga.

Penutup
Tutup kotbah dengan pertanyaan: Seberapa baikkah pendengaran kita
jika kita bicara tentang mendengar Firman Tuhan?
Tanyakan lagi: apakah kita cukup setia membuahkan hasil dari
kekristenan kita? Nilai-nilai Kristen yang kita miliki terimplementasi
dalam tindakan yang seperti apa?
Liturgi :
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
:Maz. 65:10-14;
:Rom. 8:18-23;
: Rom. 12:1-2
Nyanyian:
NMR PKJ.
1
07:1-3
2
191:1-3
3
198:1-3
4
192:1-3
5
147:1-dst
6
177:1-2
CONTOH KHOTBAH JADI
Ibu bapak dan saudaraku, para kekasih Allah,
Apa yang paling dirindukan seorang petani dengan tanamannya? Ya…
pasti jawaban kita sama: Bertumbuh subur dan berbuah banyak. Dan
pada saat panen tiba, ada kebahagiaan sang pemilik tanaman itu ketika
panenannya melimpah.
16
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Matius berhasil merekam sebuah peristiwa penting di mana Yesus keluar
dari rumah di Kapernaum dan duduk di pantai danau Galilea.Banyak
orang datang kepadaNya untuk mendengar perkataanNya.Ia pun naik ke
atas perahu dan sambil duduk Ia berbicara dengan orang-orang tersebut
dalam bentuk perumpamaan. Dari atas perahu, Yesus tentu melihat
daerah-daerah di pinggir danau yang sangat subur dan penuh dengan
tanaman gandum. Maka Ia betbicara dengan mereka dalam bentuk
perumpamaan tentang pentingnya mendengar Sabda. Ia memberi
perumpamaan tentang seorang penabur yang menabur benih sesuai
seleranya.
Benih yang ditabur itu jatuh di tempat-tempat istimewa yaitu Pertama, di
pinggir jalan sehingga burung-burung memakannya.Kedua, di tanah yang
berbatu, tidak banyak tanahnya, benih segera tumbuh karena tanahnya
tipis.Namun tumbuhan baru itu segera layu dan mati karena tidak
berakar.Ketiga, semak berduri yang masih kecil, lama kelamaan menjadi
besar, menghimpitnya dan tanaman itu mati.Keempat, tanah yang baik
sehingga menghasilkan buah seratus kali lipat, enam puluh kali lipat dan
tiga puluh kali lipat. Yesus mengakhiri perumpamaan dengan
mengatakan: “Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar”.
Tentang Penabur ini merupakan bagian pertama dari perumpamaanperumpamaan dalam Injil Matius. Sebagaimana perumpamaan yang lain,
perumpamaan tentang penabur ini merupakan sebuah cerita sederhana
yang dimaksudkan untuk menggambarkan satu segi rahasia yang
adikodrati.
Meskipun secara naratif seolah-olah ada proses bagaimana penabur
menanam, tetapi sebenarnya ini bicara tentang bagaimana hasil dari
tanaman di tempat yang berbeda-beda tersebut. Perhatian utama dalam
perumpamaan seorang Penabur ini adalah panen (bukan soal bagaimana
menanamnya), suatu gambaran lazim dari perjanjian lama mengenai
pengadilan yang terakhir, universal pada hari Tuhan.Di sini, kelimpahan
panen sangat ditentukan oleh keadaan tanah. Jika demikian maka
pengadilan merupakan pokok perumpamaan ini dengan menggambarkan
17
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
waktu yang singkat: benih yang jatuh pada tanah berbatu “tumbuh dan
layu apabila matahari terbit”.
Yesus mengajar orang-orang di pinggir danau dengan berbicara (lalein)
atau menyampaikan banyak hal dalam bentuk perumpamaan.Inti
pembicaraan Yesus adalah tentang mendesaknya Kerajaan Allah.Artinya
Kerajaan Allah sudah berada di tengah-tengah mereka. Maka mereka
yang mendengar Yesus berbicara juga dengan sendirinya menerima
Kerajaan Allah yang sedang Ia wartakan dan bertugas untuk
mewartakannya. Namun demikian Yesus sendiri menyadari bahwa
sebagai seorang penabur ulung, benih yang tidak lain adalah semua
perkataanNya sebagai wujud nyata Kerajaan Allah tidak akan
menghasilkan buah yang berlimpah. Ada banyak kesulitan yang akan
dialami bahkan Ia sendiri akan wafat di kayu salib. Namun dengan
pengalaman paskah itu, Kerajaan Allah benar-benar menunjukkan kuasa
dan keagungannya serta menghasilkan buah yang berlimpah.Melalui
perumpamaan ini, Yesus juga mengajak para murid untuk tidak pernah
lelah atau takut mewartakan Kerajaan Allah. Mereka harus tetap berharap
pada kuasa Tuhan. Tuhanlah yang akan membantu mereka untuk
berkarya dan melayani KerajaanNya sehingga dapat menghasilkan buah
yang berlimpah. Itu sebabnya pada akhir perikop injil, Yesus berkata:
“Siapa yang bertelinga hendaklah ia mendengar”.
Saudara-saudaraku, para kekasih Allah,
Satu hal yang dapat kita ambil sebagai bagian dari pengalaman rohani
kita pada hari ini adalah kemampuan untuk mendengar. Tuhan sangat
baik karena menciptakan dua telinga untuk mendengar dengan baik
segala sesuatu di dalam hidup kita.Kita memang memiliki telinga sebagai
anggota tubuh kita. Pikiran kita sendiri sebenarnya memiliki telinga
bahkan hati kita sendiri memiliki telinga. Ketika kita mendengar Sabda
Tuhan, tidaklah cukup kita mendengarnya sebagai bunyi atau arus ujaran
yang menggetarkan telinga kita sehingga dapat mendengar tetapi tidak
mengertinya.Tidaklah cukup kita mendengar dengan pikiran (mind) dan
memahami makna kata-kata yang kita dengar. Kita harus mendengar
dengan hati. Maka sabda Yesus harus didengar dengan hati karena
18
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Yesus sendiri berbicara bukan hanya dengan mulut, dengan pikiran tetapi
juga dengan hati. Di dalam hati kitalah Tuhan mau berbicara dan kita
siap mendengarNya.
Para kekasih Allah,
Seberapa baikkah pendengaran kita jika kita bicara tentang mendengar
Firman Tuhan? Di kelompok PA kita berdebat tentang teologi dan
mencoba menerapkannya dalam hidup sehari-hari. Mari kita hayati,
apakah kita mendengar dan mendiskusikannya hanya di ruang PA,
benarkah implementasi yang kita simpulkan di PA benar-benar
terimplementasi dalam hidup kita? Demikian dalam kesempatan belajar
tentang Firman Tuhan?
Kesaksian Firman Tuhan pada hari ini dapat kita refleksikan dalam
pergumulan tentang mendengar tadi. Mendengar yang baik akan
membuahkan sesuatu yang baik. Tidak diragukan lagi kesetiaan kita
sebagai orang Kristen dalam hal menjaga keanggotaan.
Tetapi
pertanyaannya adalah, apakah kita cukup setia membuahkan hasil dari
kekristenan kita? Nilai-nilai Kristen yang kita miliki terimplementasi
dalam tindakan yang seperti apa? Amin.
[Ribas]
19
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 20 JULI 2014
Minggu Biasa, Warna Liturgi: Hijau
Bacaan Khotbah Ayub 11:1-20
Bacaan Leksionari: Ayb 11:1-20, Mzm 86;5-16a; Rm 8:26-27; Mat
13:24-43
Thema:
ALLAH YANG BERKEHENDAK
Tujuan:
1. Agar jemaat mengetahui pentingnya empati kepada orang yang
menderita
2. Agar jemaat memiliki sikap kritis terhadap pendapat-pendapat umum
yang sering kali dianggap sebuah kebenaran.
3. Agar jemaat belajar melihat dari perspektif Allah terhadap realitas.
Latar Belakang Teks
Kitab Ayub berisi kisah tentang seorang yang saleh dan baik
budi, tetapi mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan
segala harta bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang menjijikkan.
Dalam tiga rangkaian percakapan yang bersajak, si penulis
menggambarkan bagaimana teman-teman Ayub, dan Ayub sendiri
menanggapi malapetaka itu. Pokok yang penting dalam percakapanpercakapan itu ialah yang menyinggung caranya Allah memperlakukan
manusia. Pada bagian terakhir, Allah sendiri menyatakan diri-Nya
kepada Ayub.
Teman-teman Ayub menjelaskan penderitaan Ayub itu menurut
ajaran agama yang tradisional. Pada sangka mereka, Allah selalu
mengganjar orang yang baik dan menghukum orang yang jahat. Jadi,
penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia telah berbuat dosa.
Tetapi bagi Ayub pendapat itu terlalu dangkal; tidak sepantasnya ia
mendapat hukuman yang sekejam itu, sebab ia seorang yang sangat baik
dan jujur. Ia tidak dapat mengerti mengapa Allah membiarkan orang
20
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana, dan dengan berani ia
menantang Allah. Ayub tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah,
tetapi ia sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan
supaya mendapat kembali kehormatannya sebagai orang yang baik.
Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
Ayub, tetapi Allah menanggapi kepercayaan Ayub dengan memberinya
banyak contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Contoh-contoh itu
dilukiskan dengan puisi. Kemudian dengan segala rendah hati, Ayub
mengakui kebijaksanaan dan keagungan Allah, lalu menyesali katakatanya yang keras dan penuh kemarahan itu.
Bagian terakhir dari kisah ini, yang ditulis dengan bahasa biasa,
menuturkan bagaimana Ayub dikembalikan kepada keadaannya semula,
dengan kekayaan yang jauh melebihi kekayaannya sebelum itu. Allah
memarahi teman-teman Ayub karena mereka tidak dapat memahami arti
kesengsaraan Ayub. Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari
bahwa Allah lebih besar daripada yang telah diajarkan oleh agama yang
tradisional itu.
Isi Kitab Ayub
1. Pendahuluan,Pasal 1:1- Pasal 2:13
2. Ayub dan teman-temannya,Pasal 3:1- Pasal 31:40
a. Keluhan Ayub, Pasal 3:1-26
b. Percakapan pertama, Pasal 4:1--14:22
c. Percakapan kedua, Pasal 15:1- Pasal 21:34
d. Percakapan ketiga, Pasal 22:1- Pasal 27:23
e. Pujian terhadap hikmat, Pasal 28:1-28
f. Pernyataan Ayub yang terakhir, Pasal 29:1- Pasal 31:40
3. Wejangan Elihu, Pasal 32:1- Pasal 37:24
4. TUHAN menjawab Ayub, Pasal 38:1- Pasal 42:6
5. Penutup, Pasal 42:7-17
21
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Kedudukan Teks Ayub 11:1-20
Teks yang kita baca merupakan bagian dari “percakapan pertama” dalam
serial percakapan Ayub dan teman-teman (sahabat) baiknya.
Mendengar penderitaan yang dialami Ayub, sahabat mereka, maka
datanglah tiga sahabat Ayub yakni Elifas, orang Teman, dan Bildad,
orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat mendatangi
Ayub untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.
Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi.
Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyakkan
jubah mereka, dan menaburkan debu di kepala dan duduk bersama
dengan Ayub di tanah selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak
mengucapkan sepatah kata kepada Ayub karena mereka melihat, bahwa
begitu berat penderitaannya. (Ayub 2:11-13).
Mereka sungguh menjadi sahabat yang baik bagi Ayub. Tujuh hari tujuh
malam bukanlah waktu yang singkat. Mereka menemani Ayub dengan
duduk di tanah dan menunjukkan empati mereka kepada sahabat mereka.
Akhirnya, Ayub berbicara kepada mereka.
Ayub mengeluhkan
malapetaka yang dialami keluarganya. Ia mengutuki hari kelahirannya
dan ingin segera mati. (Ayub 3:1-26).
Mulai Pasal 3, Elifas, sahabat Ayub mulai memberikan nasehat. Nasehat
Elifas intinya menyalahkan Ayub. Ayub telah berdosa kepada Tuhan.
Hal ini menimbulkan perasaan kecewa Ayub. Ayub mengungkapkan
kekecewaannya kepada para sahabat (Ayub 6-7). Maka giliran Bildad
membela Tuhan. Menurutnya, Tuhan adalah sumber malapetaka yang
dialami Ayub. Tuhan sedang menghukum Ayub karena keadilanNya
(Ayub 8). Tetapi Ayub berkeras bahwa dirinya tak bersalah. Apabila
hukuman itu dari Tuhan, maka Allah sedang berbuat ketidakadian.
Setiap orang berdosa dan tiada satupun yang benar di hadapanNya.
Tetapi mengapa hanya Ayub dan keluarganya yang harus mengalami
pengadilanNya? Ayub meminta keadilan kepada Tuhan (Ayub 9-10).
22
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Penjelasan Teks Ayub 11:1-20
Pasal 11:1-20 berisi nasehat Zofar supaya Ayub merendahkan diri di
hadapan Allah. Zofar menuduh Ayub berbuat jahat dan curang dalam
hidupnya. Ayub adalah penipu dan pembuat kejahatan. “Karena Ia
mengenal penipu dan melihat kejahatan tanpa mengamat-amatinya.
Jikalau orang dungu dapat mengerti, maka anak keledai liar pun dapat
lahir sebagai manusia. Jikalau engkau ini menyediakan hatimu, dan
menadahkan tanganmu kepadaNya; jikalau engkau menjauhkan
kejahatan dalam tanganmu dan tidak membiarkan kecurangan ada dalam
kemahmu” (Ayub 11:11-14).
Sahabat-sahabat Ayub memberi nasehat berdasarkan pemahaman
teologis yang diajarkan oleh agama-agama tradisional. Pada sangka
mereka, Allah selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang
yang jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia telah
berbuat dosa. Kehadiran para sahabat Ayub yang berawal dengan empati
berubah menjadi saat dimana mereka menghakimi Ayub atas nama
Tuhan. Para sahabat yang pada mulanya ingin memberikan penghiburan
kepada Ayub, dalam perkembangannya malah menyalahkan Ayub dan
menuduh Ayub sebagai orang yang jahat. Ayub semakin merasakan
kepedihan.
Tema pokok teks di atas adalah sebagai berikut:
1. Setiap orang bisa mengalami penderitaan, kemalangan, kecelakaan,
sakit atau terpuruk dalam ekonominya.
2. Kehadiran sahabat sangat penting dalam keadaan seseorang
mengalami dukacita/ kehilangan. Sikap empati membantu dan
menguatkan iman bagi mereka yang menderita.
3. Ayub adalah contoh orang yang tidak kehilangan iman pada saat
mengalami penderitaan.
4. Allah bukanlah Allah yang suka menghukum atau penyebab
melapetaka bagi umatNya.
Konteks Masa Kini
1) Pada zaman modern ini muncul teologi kemakmuran atau juga
dikenal sebagai Teologi Sukses. Teologi ini mengajarkan bahwa
23
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
2)
3)
4)
5)
mengikut Yesus pasti sukses, bergelimang harta benda, tidak pernah
sakit dan tidak mengenal penderitaan. Allah dipandang seperti lampu
wasiat Aladin yang dapat menuruti semua keinginan manusia.
Akibatnya adalah sebagian umat kristen dibuat angan-angannya
melayang dan menjadi mudah menghakimi sesamanya yang miskin,
sakit atau tertimpa kemalangan/penderitaan sebagai umat yang
kurang beriman. Alasannya adalah bahwa Tuhan Yesus telah
menanggung kemiskinan, penyakit dan penderitaan manusia di kayu
salib. Dengan kata lain, mengikut Yesus dilihat sebagai jalan untuk
mendapatkan kekayaan. Memang dalam Alkitab terdapat banyak
ayat yang berbicara tentang berkat Allah, tetapi selalu dihubungkan
dengan menjadi sarana untuk bersyukur dan membantu sesama yang
menderita. Pada pihak lain, ada banyak ayat juga dalam Alkitab
tentang bahaya mengejar harta benda bahkan Alkitab Perjanjian Baru
mengingatkan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang.
Tuhan Yesus juga berkali-kali menasehati bahwa mengikut Dia harus
tahan menderita. Yesus menuntut para murid-Nya untuk setia bahkan
sampai mati.
Orang kristen yang tidak kaya secara materi merasa disakiti hatinya
dengan klaim teologi sukses ini. Kekayaan seseorang dijadikan tolok
ukur iman seseorang. Hidup saleh tidak lagi menjadi kriteria. Dalam
kecenderungan menomorsatukan kepemilikan harta benda, banyak
orang menjadi egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan.
Sifat serakahnya manusia menjadikannya sulit/ tidak mau berbagi
kepada sesamanya yang menderita.
Rasa tak pernah cukup menyebabkan sukarnya seseorang untuk
berbagi kepada sesamanya. Tidak mungkin bisa berbagi bila merasa
diri sendiri saja belum cukup! Pada sisi lain, sebagian orang menjadi
muak dengan kecenderungan kehidupan egois masyarakat, dan
mencari kedamaian dengan tekun mencari spiritualitas baru.
Budaya konsumerisme menyebabkan masyarakat merasa kesulitan
membedakan mana yang benar-benar kebutuhan dengan mana yang
sekedar keinginan.
Pengikut Yesus harus menyucikan motivasi mereka. Motivasi
mengikut Yesus haruslah motivasi murni yakni rasa syukur dan
24
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
takjub karena merasakan kasih Yesus yang telah memberikan
hidupNya untuk keselamatan kita. Bila ini menjadi motif kita,
Tuhan akan menambahkan semua yang kita butuhkan dalam hidup
kita.
Saran Penyusunan Kotbah
1. Pembukaan
Awali kotbah semenarik mungkin. Pengkotbah dapat menceritakan
bahwa motivasi seseorang mencari Tuhan bisa beragam. Ada yang
mencari kedamaian. Ada yang mencari keselamatan. Ada yang
mengharapkan petunjuk hidup baru. Semua motivasi orang dengan
mencari Tuhan berbeda-beda. Atau, pengkotbah bisa juga memulai
kotbah dengan menanyakan: “Siapakah yang dengan sadar ingin
mengalami penderitaan?” Tentu tidak ada. Penderitaan, kehilangan,
sakit bahkan kematian adalah realitas yang bisa dialami oleh
siapapun, baik seseorang percaya kepada Tuhan atau tidak
mempercayaiNya.
2. Isi
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks.
Tekankan tentang:
a. Ayub adalah orang saleh dan takut akan Tuhan. Ia mengalami
penderitaan yang berat tetapi tidak kehilangan imannya.
b. Ayub memiliki sahabat-sahabat yang baik. Mereka ingin
menghibur Ayub tetapi secara tidak sadar, nasehat mereka malah
memperberat penderitaan Ayub.
c. Sangatlah penting bagi orang kristen untuk mengenali konsep
mereka tentang harta benda dan kesuksesan. Harta benda dan
kesuksesan adalah anugerah Allah karena Allah adalah Sumber
berkat jasmani dan rohani. Karena anugerahNya saja seseorang
mendapatkan kemakmuran. Tetapi, ini murni pemberian/
anugerahNya. Kecenderungan hati dan motivasi untuk mencari
Tuhan, kerajaan dan kebenaranNya adalah lebih penting dan
alkitabiah. Kecenderungan dan motivasi mengejar harta benda
bukanlah ajaran Tuhan Yesus.
25
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
d. Sebaliknya, sangatlah penting bagi orang kristen untuk mengerti
bahwa penderitaan, sakit penyakit dan kemiskinan tidak menjadi
tolok ukur seseorang sedang tidak diberkati Tuhan.
3. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman
Tuhan dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa
Pengikut Tuhan Yesus harus menyucikan motivasi mereka.
Motivasi tidak murni yakni mencari pemenuhan jasmani,
kesembuhan dan kemakmuran jangan menjadi nomor satu.
Motivasi mengikut Yesus haruslah motivasi murni yakni mencari
kerajaan dan kebenaranNya. Bila ini menjadi motif kita, Tuhan
akan menambahkan semua yang kita butuhkan dalam hidup kita.
CONTOH KOTBAH JADI
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
“Siapakah yang dengan sadar ingin mengalami penderitaan?” Tentu
tidak ada. Penderitaan, kehilangan, sakit bahkan kematian adalah realitas
yang bisa dialami oleh siapapun, baik seseorang percaya kepada Tuhan atau
tidak mempercayaiNya.
Kitab Ayub berisi kisah tentang seorang yang saleh dan baik budi.
Seorang yang jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia
mendapatkan tujuh anak laki-aki dan tiga anak perempuan.Ia adalah orang
yang terkaya dari semua orang di sebelah Timur. Pada suatu hari, ia
mengalami musibah hebat; ia kehilangan semua anaknya dan segala harta
bendanya, lalu dihinggapi penyakit kulit yang menjijikkan.
Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Mendengar penderitaan hebat yang dialami Ayub, maka datanglah
tiga sahabat Ayub yakni Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta
Zofar, orang Naama.
Mereka bersepakat mendatangi Ayub untuk
mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia. Ketika mereka
memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah
mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyakkan jubah mereka, dan
26
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
menaburkan debu di kepala dan duduk bersama dengan Ayub di tanah
selama tujuh hari tujuh malam. Seorangpun tidak mengucapkan sepatah
kata kepada Ayub karena mereka melihat, bahwa begitu berat
penderitaannya. (Ayub 2:11-13).
Mereka sungguh menjadi sahabat yang baik bagi Ayub. Tujuh hari
tujuh malam bukanlah waktu yang singkat. Mereka menemani Ayub dengan
duduk di tanah dan menunjukkan empati mereka kepada sahabat mereka.
Akhirnya, Ayub berbicara kepada mereka. Ayub mengeluhkan malapetaka
yang dialami keluarganya. Ia mengutuki hari kelahirannya dan ingin segera
mati (Ayub 3:1-26).
Elifas, sahabat Ayub mulai memberikan nasehat. Nasehat Elifas
intinya menyalahkan Ayub. Ayub telah berdosa kepada Tuhan dan harus
bertobat. Hal ini menimbulkan perasaan kecewa di hati Ayub. Maka
giliran Bildad mengemukakan pendapatnya. Bildad membela Tuhan.
Menurutnya, Tuhan adalah sumber malapetaka yang dialami Ayub. Tuhan
sedang menghukum Ayub karena keadilanNya (Ayub 8). Tetapi Ayub
berkeras bahwa dirinya tak bersalah. Apabila hukuman itu dari Tuhan,
maka Allah sedang berbuat ketidakadilan. Dalam pemahaman Ayub, setiap
orang di dunia ini berdosa dan tiada satupun yang benar di hadapanNya.
Tidak ada alasan, mengapa hanya Ayub dan keluarganya yang harus
mengalami pengadilan Allah. Ayub kemudian meminta keadilan kepada
Tuhan (Ayub 9-10).
Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Pada pasal 11:1-20 yang telah kita baca, berisi nasehat Zofar supaya
Ayub merendahkan diri di hadapan Allah. Zofar menuduh Ayub berbuat
jahat dan curang dalam hidupnya. Ayub adalah penipu dan pembuat
kejahatan. Zofar berkata kepada Ayub, “Tuhan itu mengenal penipu dan
melihat kejahatan tanpa mengamat-amatinya. Jikalau orang dungu dapat
mengerti, maka anak keledai liar pun dapat lahir sebagai manusia. Jikalau
engkau menyediakan hatimu, dan menadahkan tanganmu kepadaNya;
jikalau engkau menjauhkan kejahatan dalam tanganmu dan tidak
membiarkan kecurangan ada dalam kemahmu, Tuhan pasti mengetahuinya
dan tidak mungkin semua kemalanganmu terjadi atasmu” (Bdk Ayub 11:1114, cetak miring ditambahkan oleh penulis).
27
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Sahabat-sahabat Ayub memberi nasehat berdasarkan pemahaman
teologis yang diajarkan oleh agama-agama
tradisional. Pada sangka
mereka, Allah selalu mengganjar orang yang baik dan menghukum orang
yang jahat. Jadi, penderitaan Ayub hanya dapat berarti bahwa ia telah
berbuat dosa besar. Kehadiran para sahabat Ayub yang berawal dengan
empati berubah menjadi saat di mana mereka menghakimi Ayub atas nama
Tuhan. Para sahabat yang pada mulanya ingin memberikan penghiburan
kepada Ayub, dalam perkembangannya malah menyalahkan Ayub dan
menuduh Ayub sebagai orang yang jahat. Ayub semakin merasakan
kepedihan.
Ibu, bapak dan saudara-saudariku,...
Menurut para sahabat Ayub, penderitaan Ayub terjadi karena ia telah
berbuat dosa besar di hadapan Allah. Mungkin dosa ini tidak ada yang tahu.
Barangkali Ayub menyembunyikan dengan rapi kejahatannya. Tetapi Ayub
menyangkalnya. Bagi Ayub, pendapat itu terlalu dangkal; tidak sepantasnya
ia mendapat hukuman yang sekejam itu, sebab ia telah berusaha hidup
sangat baik dan jujur. Ia tidak dapat mengerti mengapa Allah membiarkan
orang seperti dirinya mengalami begitu banyak bencana.Kemudian dengan
berani Ayub menantang Allah dalam doanya. Ayub ingin mendengar alasan
Tuhan menimpakan hukuman kepadanya.
Saudara, saudariku...
Begitu berat penderitaan Ayub. Anak-anaknya meninggal. Isterinya
depresi berat dan mengajak untuk tidak lagi mempercayai Tuhan.
Sementara tubuhnya sakit kulit yang parah, berbau dan menjijikkan. Kini,
ketiga sahabat baiknya menuduh dirinya berbuat kejahatan. Ayub benarbenar merasa sendiri. Ayub menuduh Allah yang membuatnya menderita.
Ayub menuduh Allah berlaku tidak adil. Bukankah ketika seseorang
mengalami penderitaan, pada umumnya cenderung menuduh Allah sebagai
biang keladi penderitaan terjadi atas mereka? Bahkan penderitaan seringkali
membuat terkikisnya iman seseorang. Tetapi Ayub tidak kehilangan
kepercayaannya kepada Allah.Ia hanya ingin mendapatkan keterangan dari
Allah mengapa penderitaan itu dialaminya. Ayub sungguh-sungguh ingin
supaya dibenarkan oleh Allah dan dinyatakan bahwa bukan karena dosanya
28
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
ia mengalami hal ini. Ayub meminta supaya mendapatkan kembali
kehormatannya sebagai orang yang baik.
Tetapi Allah tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
Ayub. Allah menanggapi pertanyaan Ayub dengan memberinya banyak
contoh mengenai kuasa dan hikmat-Nya. Contoh-contoh itu dilukiskan
dengan puisi. Kemudian dengan segala rendah hati, Ayub mengakui
kebijaksanaan dan keagungan Allah, lalu menyesali kata-katanya yang keras
dan penuh kemarahan itu.
Pada bagian terakhir dari kisah ini, yakni pada pasal terakhir Kitab
Ayub,dijelaskan bagaimana Ayub dikembalikan kepada keadaannya semula,
dengan kekayaan yang jauh melebihi kekayaannya sebelum itu. Keluarga
Ayub dipulihkan. Allah mengaruniakan anak-anak serta umur panjang
kepada Ayub. Bahkan Allah memarahi teman-teman Ayub, yakni Bildad,
Elifas dan Zofar karena mereka tidak dapat memahami arti kesengsaraan
Ayub. Hanya Ayublah yang sungguh-sungguh menyadari bahwa Allah
lebih besar daripada yang telah diajarkan oleh agama yang tradisional itu.
Saudara-saudariku di dalam Kristus,
Pada zaman modern ini di kalangan Kristen muncul teologi
kemakmuran atau juga dikenal sebagai Teologi Sukses. Teologi ini
mengajarkan bahwa mengikut Yesus pasti sukses, bergelimang harta benda,
tidak pernah sakit dan tidak mengenal penderitaan. Allah dipandang seperti
lampu wasiat Aladin yang dapat menuruti semua keinginan manusia.
Akibatnya adalah sebagian umat kristen dibuat angan-angannya melayang
dan menjadi mudah menghakimi sesamanya yang miskin, sakit atau tertimpa
kemalangan/ penderitaan sebagai umat yang kurang beriman. Alasannya
adalah bahwa Tuhan Yesus telah menanggung kemiskinan, penyakit dan
penderitaan manusia di kayu salib. Dengan kata lain, mengikut Yesus dilihat
sebagai jalan untuk mendapatkan kekayaan dan kesenangan.
Memang dalam Alkitab terdapat banyak ayat yang berbicara tentang
janji dan berkat Allah, tetapi selalu dihubungkan dengan nasehat agar itu
semua menjadi sarana untuk bersyukur kepada Tuhan dan membantu sesama
yang menderita. Pada pihak lain, ada banyak ayat dalam Alkitab yang
menasehati tentang bahaya mengejar harta benda bahkan Alkitab Perjanjian
Baru mengingatkan bahwa akar segala kejahatan adalah cinta uang. Tuhan
Yesus juga berkali-kali menasehati bahwa siapa yang mau mengikut Dia
29
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
harus tahan menderita. Yesus menuntut para muridNya untuk setia
meskipun mengalami penderitaan dan kematian.
Akibat ajaran teologi sukses ini, saudara-saudariku,...... orang-orang
kristen yang tidak beruntung secara materi, tertimpa kemalangan atau yang
mengalami sakit penyakit dan tidak kunjung sembuh merasa disakiti hatinya
karena dinilai kurang percaya kepada Tuhan. Kekayaan dan kesehatan telah
dijadikan tolok ukur iman seseorang. Hidup saleh tidak lagi menjadi
penting. Dalam kecenderungan menomorsatukan kepemilikan harta benda,
banyak orang menjadi egois, kikir dan gila harta, pangkat dan kedudukan.
Sifat serakahnya manusia menjadikannya sulit berbagi kepada sesamanya
yang menderita.Adalah tidak mungkin bisa berbagi bila merasa diri sendiri
saja belum cukup! Pada sisi lain, sebagian orang kemudian menjadi muak
dengan kecenderungan kehidupan egois masyarakat. Budaya konsumerisme
pada sebagian orang memang telah memberikan kontribusi untuk
menganggapTuhan sebagai pemuas keinginan manusia saja.
Saudara-saudariku di dalam Kristus,
Bertolak dari hal-hal di atas, sangatlah penting bagi orang kristen
untuk mengenali konsep mereka tentang harta benda, kesehatan dan
kesuksesan. Harta benda, kesehatan dan kesuksesan adalah anugerah Allah
karena Allah adalah Sumber berkat jasmani dan rohani.
Karena
anugerahNya saja seseorang mendapatkan kemakmuran dan kesehatan.
Tetapi, ini murni pemberian / anugerahNya. Perlu diingat, bahwa tidak
semua kemakmuran berasal dari berkat Tuhan. Kekayaan yang diperoleh
melalui cara-cara yang keliru tentu bukan berasal dari berkat Tuhan.
Saudara dan saudariku, kecenderungan hati dan motivasi untuk
mencari Tuhan, kerajaan dan kebenaranNya adalah lebih penting dan
alkitabiah. Kecenderungan dan motivasi mengejar harta benda bukanlah
ajaran Tuhan Yesus. “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya,
maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”
Pada pihak lain, juga penting bagi orang kristen untuk mengerti
bahwa penderitaan, sakit penyakit dan kemiskinan tidak menjadi tolok ukur
seseorang sedang tidak diberkati Tuhan. Penderitaan, sakit penyakit dan
kemiskinan bukan berasal dari Tuhan. Tetapi ini merupakan realitas
kehidupan di dunia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Kita tidak tinggal di
taman firdaus. Kita bisa merasa sakit, bahkan mengalami kematian. Tetapi
30
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
sebagaimana Ayub tidak pernah ditinggalkan Tuhan dan tidak kehilangan
iman pada saat mengalami penderitaan, mari kita tetap menguatkan
kepercayaan kita kepada Tuhan.Kita boleh meminta kesembuhan kepada
Tuhan. Kita boleh meminta berkat kecukupan ekonomi kepada Tuhan.
Tetapi kita harus ingat bahwa Dia selalu beserta dengan kita dalam
kelebihan maupun kekurangan, pada saat kita sehat maupun sakit, di usia
kanak-kanak sampai masa tua kita. Bahkan hingga kita menutup mata,
Tuhan kita itu setia.
Kabar baiknya adalah: seperti Ayub yang tidak kehilangan imannya
kepada Tuhan dan dipulihkanNya, demikian pula Tuhan sanggup
memulihkan saudara dan saya seberat apapun keadaan kita sekarang. Baik
dalam bidang ekonomi, kesehatan maupun persoalan rumah tangga. Tuhan
mampu memulihkan kita. Seperti Allah menjawab doa-doa Ayub, demikian
juga Dia adalah Allah yang berkenan menjawab doa-doa kita. Tetapi carilah
Tuhan dengan segenap hati. Carilah kerajaan Allah dan kebenaranNya
terlebih dahulu, maka semuanya akan ditambahkan kepada kita.Amin.
[BNH]
Nas Pembimbing : Mazmur 5:12-13
Berita Anugerah : Mazmur 30:12-13
Persembahan : Mazmur 5:4
Nyanyian :
1. KJ 2:1-4
2. KJ 14:1-3
3. KJ 52:1-3
4. KJ 408:1-3
5. KJ 450:1-5
6. KJ 438:1-2
31
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH 27 JULI 2014
Minggu Biasa; Warna Hijau
Bacaan Khotbah: Matius 13: 24-43
Bacaan Leksionari: 1Raj. 3:5-12; Mzm. 119:57-64; Rom. 8:28-30; Mat. 13:44-52
Thema:
SUKACITA DALAM KEBENARAN
Tujuan:
1. Anggota jemaat mampu menghayati kerajaan sorga dengan benar.
2. Anggota jemaat mampu dengan sadar membedakan bahwa tidak
semua kebahagiaan adalah kerajaan Sorga tetapi secara aktif ikut
mendoakan dan menjadi pelayan kerajaan Sorga yang adalah
anugrah Allah.
LATAR BELAKANG TEKS
Perikop Matius 13:44-46 membicarakan mengenai hal Kerjaan
Sorga. Injil Matius ditulis oleh Matius dan pembaca awalnya adalah
orang-orang Yahudi. Oleh karena itu diantara injil Sinoptik yang lain,
dalam Injil Matius kita tidak akan pernah menjumpai kata kerajaan Allah
namun yang ada adalah Kerajaan Sorga. Hal ini wajar karena dalam pola
pikir umat Yahudi tidaklah sopan atau pantas menyebut nama Tuhan
dengan sembarangan sehingga kata kerajaan Allah tidak pernah dipakai
dan yang ada adalah kerajaan Sorga. Walaupun demikian, pada intinya
selain hanya pergantian kata, tidak ada perbedaan makna yang dipakai
oleh Matius.
Kerajaan Sorga atau kerajaan Allah memang menjadi tema sentral
dalam Injil dan menjadi tugas yang hendak diberitakan oleh Yesus di
dunia ini. Dalam Alkitab tidak pernah dijelaskan melalui sebuah definisi
yang jelas apa yang dimaksud dengan kerajaan Sorga/Kerajaan Allah
atau Pemerintahan Allah itu. Yesus sendiri tidak pernah mendefinisikan
32
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Kerajaan Allah melalui sebuah kalimat yang jelas. Namun, Ia sering
menggambarkan Kerajaan Allah dalam perumpamaan dan kiasan. Oleh
karena itu, pemahaman mengenai kerajaan Allah bisa dipahami berbedabeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Terkadang, ada orang
yang menganggap bahwa kerajaan Allah hanya berarti tempat kekal di
sorga yang adanya di atas atau di langit.
Untuk memahami kerajaan Allah yang diberitakan oleh Yesus,
kita harus memahami teks dengan baik, memahami konteks nya dan juga
membandingkannya secara menyeluruh di dalam Alkitab. Walaupun
Tuhan Yesus sering menjelaskan Kerajaan Allah melalui sebuah
perumpamaan, Kerajaan Allah itu sendiri jauh lebih besar dari apa yang
ada dalam perumpamaan Yesus, sebab Kerajaan Allah tidak hanya
diberitakan Yesus melalui perumpamaan-Nya, tetapi juga tergambar
dalam pribadi-Nya yang mewarnai semua tindakan-Nya. Kita harus hatihati dalam memandang teks secara pragmatis/terpotong-potong.
Kumpulan pengajaran dalam Khotbah di Bukit (Matius 5-7)
menunjukkan kepada kita bahwa anugrah Kerajaan Allah bukanlah
sekedar sebuah konsep atau harapan belaka melainkan sebuah aksi yang
dilakukan melalui perbuatan dan sikap hidup yang benar (Matius 5:20).
Khotbah di bukit adalah Kabar Baik. Ini adalah sebuah tuntunan hidup
kita yang menyatakan bahwa Kerajaan Allah dapat hadir di dunia ini dan
mereka yang membuka diri akan diperbaharui hidupnya dan diberikan
kekuatan dalam menantikan kepenuhannya di akhir zaman. Dalam
beberapa ayat diinjil, Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa Kerajaan
Allah bukanlah melulu sebuah harapan akan sorga melainkan juga bisa
kita rasakan dan datang sekarang ini (Matius 12:28, Lukas 11:20).
Kerajaan Allah yang Yesus beritakan, yang juga sudah mengakar
dalam perjanjian lama ini kemudian bukan hanya menjadi inti pewartaan
Injil sinoptik, namun juga menjadi inti seluruh Perjanjian Baru. Paulus
kemudian memberikan sebuah gambaran mengenai Kerajaan Allah,
”Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal
kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (Roma 14:17).
Ketiga karakter ini merupakan nilai-nilai dasar dalam Kerajaan Allah.
Namun tentu saja Kerajaan Allah tidaklah bisa disederhanakan menjadi
ketiga hal itu. Untuk menjelaskan bahwa Kerajaan Allah bukan hal
33
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
yang bisa disederhanakan dan didefinisikan, seorang teolog Asia,
C.S.Song bahkan mengatakan bahwa selain kasih, keadilan dan
kebebasan, nilai-nilai Kerajaan Allah juga tentang kebenaran, kuasa, dan
kehidupan dan masih banyak lagi deretan yang bisa ditambahkan. Tetapi
intinya bahwa nilai-nilai Kerajaan Allah itu adalah nilai-nilai kebaikan
yang selalu bersebrangan dengan nilai-nilai kejahatan. Namun kerajaan
Allah juga tidaklah melulu berbicara mengenai angurah pengampunan
dan penyelamatan belaka namun juga ada aspek penghakiman di
dalamnya (contoh mengenai perumpamaan tentang ilalang dan gandum
atau tentang pukat, Matius 13:24-30,47-50)
Kerajaan Allah yang Yesus beritakan tidaklah melulu sebagai
pengharapan akan kehidupan kekal di sorga nanti. Kerajaan Allah justru
dibawa oleh Yesus di tengah-tengah dunia ini. Ia menghadirkan kerajaan
Allah yang holistik (menyeluruh dan meliputi semua segi kehidupan). Ia
menghadirkan Kerajaan Allah itu kepada semua orang yang mau percaya
kepada-Nya, tidak peduli apakah dia adalah orang Israel atau bangsabangsa lain, apakah dia orang miskin atau kaya, apakah dia anak kecil
ataupun orang tua, apakah dia adalah orang-orang yang dipandang
berdosa atau pemimpin agama, semuanya dikasihi dan dipanggil untuk
masuk dalam pemerintahan Allah yang penuh rahmat dan kasih. Namun
meskipun begitu, ia juga mengtakan bahwa Kerajaan Allah hendaknya
selalu diperjuangkan, diberitakan dan didoakan untuk menyongsong
kesempurnaannya kelak ketika maranata tiba. Dalam pemerintahan
Allah itu, kita juga melihat bahwa penyelamatan atau kabar baik yang
Yesus nyatakan bukan hanya melulu soal “jiwa” saja dan meninggalkan
semua yang sering kita sebut sebagai hal yang jasmani juga. Tetapi
melihatnya sebagai sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Jadi
intiya Kerajaan Allah adalah penyelamatan Allah yang menyeluruh baik
sekarang maupun kelak ketika akhir zaman, dimana ada kebenaran, kasih
damai sejahtera, sukacita dan hal-hal yang bersebrangan dengan
kejahatan.
34
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
PENAFSIRAN TEKS MATIUS 13:44-46
Perikop Matius 13:44-46 merupakan rangkaian atau bagian cerita
yang diutarakan oleh Tuhan Yesus kepada murid-muridnya (Matius 13:36).
Sebelumnya, Tuhan Yesus baru saja menyampaikan 3 perumpamaan
mengenai hal Kerajaan Sorga kepada orang banyak (13:2) Menariknya
karena orang banyak itu mengerumuni Dia, Tuhan Yesus kemudian naik ke
atas perahu dan duduk disitu, tentunya agar semua orang bisa melihatnya
dan mungkin mendengarnya dengan lebih baik.
Ia menceritakan hal
Kerajaan Sorga dalam bentuk perumpamaan di atas perahu itu, sementara
orang banyak mendengarkannya sambil berdiri di pantai. Perumpamaan
yang pertama adalah perumpamaan tentang penabur yang menaburkan benih
di 4 tempat berbeda, ada yang tumbuh baik di tempat yang subur sedangkan
yang lain tidak. Ia kemudian menjelaskan arti perumpamaan itu pada ayat
18-23. Lalu ia mengumpamakan Kerjaaan Allah dengan hal yang lain lagi
yaitu dalam perumpamaan tentang lalang di antara Gandum dalam ayat 2430 dan kemudian perumpamaan tentang biji sesawi dan ragi. Setelah itu
pulanglah Yesus meninggalkan orang banyak itu dan kemudian muridmuridnya bertanya tentang perumpamaan lalang di antara gandum yang tadi
Yesus sampaikan kepada orang banyak. Setelah menjelaskan mengenai arti
perumpamaan ilalang diantara gandum yang merupakan berita tentang
penghakiman dalam kerajaan Allah ia kemudian melanjutkan dengan
perumpamaan tentang harta terpendam dan mutiara yang berharga dalam
ayat 44-46. Tidak cukup sampai di situ, Tuhan Yesus juga kemudian
melanjutkan hal kerajaan Sorga adalah seumpama pukat. Di dalam
perumpamaan ini juga ia menjelaskan masih ada tema mengenai
penghakiman dalam kerajaan Allah di mana akan dipisahkan orang benar
dan jahat.
Mari kita perhatikan dengan lebih seksama perikop kita ini. Dalam
perumpamaan ini Tuhan Yesus mengumpamakan hal Kerajaan Sorga itu
seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu
dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh
miliknya lalu membeli ladang itu. Dari cerita ini kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa jelas orang yang menemukan harta ini bukanlah yang
empunya ladang itu. Tanpa kita tahu bagaimana caranya ia bisa menemukan
harta di ladang orang lain, mungkin ia salah seorang pekerja yang memang
bekerja di ladang itu ataupun ia dengan tidak sengaja menemukannya ketika
35
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
melintas atau sedang berada diarea ladang milik orang lain itu. Namun
agaknya kemungkinan yang pertama lebih mungkin karena diceritakan
bahwa harta itu terpendam, tidak mungkin semudah itu dilihat oleh orang
yang lewat, jadi dapat dipastikan bahwa orang ini memang mempunyai
kegiatan “penggalian” di ladang tersebut. Dari cerita itu kita tahu bahwa
menurut orang itu, harta itu mungkin nilainya besar sehingga ia tak ingin
orang lain tahu dan ia pun memendamkannya lagi. Sukacitanya yang besar
karena telah menemukan harta yang terpendam itu akhirnya mendorongnya
untuk memilikinya dan ia kemudian menjual seluruh miliknya lalu membeli
ladang itu. Harapannya tak lain adalah supaya harta yang terpendam itu
dapat ia kuasai. Cerita selanjutnya adalah bahwa rupanya ia berhasil
membeli tanah tersebut dan ini memberitahukan kepada kita bahwa orang
yang empunya tanah itupun tidak mengetahui adanya harta yang terpendam
di ladangnya.
Mari kita lebih memperhatikan jalannya cerita ini. Bagi beberapa
orang, mungkin apa yang dilakukan oleh orang yang menemukan harta yang
terpendam itu adalah wajar, sehingga kita dapat menfasirkan ayat ini bahwa
Kerjaan Sorga itu adalah sesuatu yang sangat berharga dan mampu membuat
kita bahagia bila memilikinya dan karena berharganya hal itu, sukacita
karena telah menemukannya itu selayaknya akan membuat kita rela untuk
mengorbankan semua harta kita demi bisa mendapatkan kerajaan Sorga itu.
Lalu apakah benar hanya sampai disini tafsiran ayat ini? Tidak seperti
perumpamaan yang lain, Tuhan Yesus sendiri memang tidak menjelaskan
apa makna dari perumpaan ini. Perumpamaan ini dibiarkan bebas untuk
ditanggapi oleh murid-murid di dalam pengertian dan pemahaman mereka.
Sayangnya perikop ini juga tidak ditemukan dalam kisah injil sinoptik yang
lain sehingga kita tidak bisa melihat versi yang berbeda dari cerita ini. Satusatu nya cara agar kita bisa memahami perumpamaan ini dengan lebih dalam
adalah berusaha mempelajari kebiasaan ataupun aturan yang berlaku
dikalangan umat Yahudi pada waktu itu, khususnya hukum atau peraturan
mengenai penemuan harta terpendam di ladang milik orang lain.
Sebelum sampai kepada hukum penemuan harta terpendam di
ladang orang lain, ada baiknya kita mengetahui konteks waktu itu mengenai
harta terpendam. Dalam kebiasaan umat Yahudi waktu itu, adalah wajar
orang menggali tanah dan menyimpan harta miliknya dan mungkin bisa jadi
harta ini tidak lagi diketahui karena pemiliknya sudah meninggal dan tanah
itu sudah berpindah tangan ke keturunannya ataupun di jual. Biasanya
36
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
orang jaman dahulu di Palestina menyimpan harta dalam guci atau bejana
tanah liat. Mengapa guci atau bejana tanah liat yang dipakai sebagai wadah
untuk memendam harta di dalam tanah? Pada jaman itu, bejana tanah liat
dipakai untuk menyimpan harta kekayaan yang biasanya berupa koin, baik
emas maupun perak, batu permata, serta barang berharga lainnya. Barangbarang itu dimasukkan ke dalam guci, yang sering dipakai sebagai wadah
penampungan air.Karena kedap air dan cukup kokoh, maka sebuah guci
tanah liat dapat dipakai sebagai wadah untuk menyimpan barang apapun dan
melindunginya dari kelembaban serta cuaca. Dan koin-koin atau batu-batu
permata itu dapat disimpan dengan aman di dalam guci, yang kemudian
ditutup rapat dan dikubur. Pada jaman itu memang belum ada bank di mana
kita bisa menyimpan kekayaan.Apa yang dapat dilakukan oleh orang jaman
dulu jika mereka ingin menyimpan sebagian kekayaannya supaya aman?
Salah satu caranya adalah dengan memendamnya.
Dalam teks-teks Alkitab sendiri ada beberapa ayat yang
membicarakan mengenai harta terpendam selain dalam perikop kita
sekarang. Sebagai contoh dalam Kejadian 43:23, Ulangan 33:19, Ayub 3:21,
Amsal 2:4, dan Yes 45:3, dari ayat-ayat itu, harta terpendam sering
diumpamakan untuk menjelaskan sesuatu hal yang berharga. Ini adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk melambangkan berkat Tuhan yang
melimpah dan menemukan harta yang terpendam itu adalah suatu sukacita
yang besar.
Namun dalam Alkitab sendiri, khususnya dalam PL tidak ada kasus
ataupun hukum mengenai penemuan harta terpendam di ladang orang lain
yang kemudian diperkarakan. Yang ada adalah kasus atau hukum mengenai
pencurian atau pembiaran/pertolongan terhadap harta milik orang lain yang
hilang, contoh dalam Keluaran 22:1-4, Ulangan 22:1-4. Dalam hukum
Yahudi, umat di larang keras untuk mengambil harta milik orang lain. Dan
juga dilarang membiarkan harta milik orang lain hilang atau tersesat, yang
disarankan adalah mengembalikan/ memberitahukan kepada pemiliknya
apabila kita mengetahui atau menemukan harta itu. Yang menjadi masalah
adalah apakah konteks cerita dalam perikop kita yang sekarang termasuk
dalam perbuatan mencuri atau dengan sengaja mengambil harta yang
sebenarnya bukan haknya? Ataukah tidak. Di sini dituntut pemahaman dan
etika moral pembaca/ pendengar. Di sini kita sampai kepada pertanyaan,
apakah harta terpendam itu merupakan hak dari pemilik kebun atau bukan.
37
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Ini adalah sisi hukum yang harus kita pelajari untuk dapat memahami
perumpamaan ini. Di bawah hukum Yahudi, harta itu tidak otomatis
menjadi milik orang yang empunya ladang, karena ketika ia membelinya,
yang ia beli adalah ladangnya. Karena ia tidak tahu apa yang terdapat di
sana, ia tidak dapat membeli sesuatu yang tidak diketahuinya berada di sana.
Anda tidak dapat mengklaim harta itu sebagai milik anda jika anda tidak
tahu bahwa harta itu memang ada di sana. Begitulah ketetapan hukum
Yahudi mengaturnya. Dengan demikian, harta ini tidak otomatis menjadi
milik orang yang empunya ladang sampai ia sendiri menemukannya.
Orang yang menemukan harta ini sepertinya tahu betul bahwa harta
yang terpendam itu sebenarnya bukanlah milik dari sang empunya ladang.
Namun walaupun demikian, pertanyaannya adalah mengapa tidak langsung
digali dan diambil saja harta itu? Bukankah hal itu jauh lebih mudah?
Memang betul, menggali dan mengambilnya mungkin tidak membutuhkan
banyak usaha. Hanya perlu waktu sebentar saja, namun ia akan terkena
masalah hukum. Menggali ladang orang tanpa ijin adalah suatu tindak
pelanggaran hak milik orang lain dan ia dapat dituntut ke pengadilan
karenanya. Terlebih lagi, jika ia tertangkap sedang menggali guci yang
berisi harta terpendam itu, si pemilik ladang selain dapat menuntut dengan
tuduhan menyerobot ladang orang lain yang sudah secara baku diatur dalam
hukum Yahudi. Pemilik tanahitu juga berhak menuntut hak pemilikan atas
harta terpendam itu, dan sudah tentu ia harus merelakannya. Ini karena kita
memang tidak berhak untuk mengklaim harta tersebut selama ladang itu
menjadi milik orang lain.
Hukum inipun sepertinya sudah dipahami oleh orang yang
menemukan harta terpendam ini. Dan langkah yang kemudian ia lakukan
adalah langkah-langkah yang sah dan legal secara hukum, dimana ia
berusaha membeli dahulu ladang itu sehingga ketika ia sudah menjadi
pemilik ladang, maka jika ia kemudian menggali lagi harta terpendam itu
sudah menjadi haknya. Jika ia belum membelinya, tetapi ia langsung
menggali dan membawanya maka orang akan menanyakan dari mana harta
itu berasal, dan ia harus menjelaskannya, dan ia akan mendapat masalah
karena akan dituduh sudah menyerobot ladang orang lain. Pertanyaan yang
muncul adalah siapa yang memberinya hak untuk menggali di ladang itu?
Di situlah sumber persoalannya, yaitu masalah penyerobotan lahan dan
mungkin juga tuduhan mencuri. Namun yang ia lakukan demi mendapatkan
38
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
harta terpendam itu adalah sesuatu yang baik dan sesuai hukum yang
berlaku. Ia tidak tergesa-gesa ingin segera melampiaskan sukacita nya itu
dengan jalan pintas, tetapi mempertimbangkannya sungguh-sungguh hingga
akhirnya dia memutuskan untuk menjual semua harta miliknya.
Dalam ayat yang selanjutnya, yaitu ayat ke 45 dan 46 dikisahkan
lagi sebuah perumpamaan yang sejajar dengan perumpamaan tentang harta
yang terpendam itu. Dimana seorang pedagang mencari mutiara yang indah
dan setelah ia menemukannya ia menjual seluruh miliknya dan membeli
mutiara itu. Sukacita yang besar karena telah menemukan mutiara itu
mampu mendorongnya untuk melakukan tidakan besar, yaitu menjual harta
miliknya agar ia bisa memilikinya.
Dari penjelasan mengenai 2 perumpamaan diatas apa yang dapat kita
pelajari mengenai kerajaan Sorga/ Kerajaan Allah itu? Kerajaan Allah
adalah sesuatu yang sangat berharga dan merupakan tujuan hidup manusia.
Bahkan Tuhan Yesus sendiri datang untuk mengabarkan Kerajaan Allah itu.
Dan ia pun pernah bersabda dalan Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya,.....” Oleh karena itu panggilan untuk
masuk ke dalam kerajaan Allah adalah panggilan sukacita karena kita
diijinkan untuk ikut menikmati karunia Tuhan yang begitu berharga dalam
hidup kita. Dengan tetap mengingat bahwa yang dimaksud dengan kerajaan
Allah tidaklah bisa kita definisikan atau artikan secara sempurna maka
kitapun sebenarnya tidak bisa memiliki kerajaan Allah sebagai sebuah milik
pribadi. Kerajaan Allah adalah Anugrah dan juga memang perlu kita
doakan dan layani. Namun tetap kita juga harus waspada jangan sampai kita
sudah sombong mengatakan bahwa kita sudah menemukan kebenaran/
Kerajaan Allah yang sempurna itu. Tetap kita membutuhkan bimbingan
Roh kudus untuk kita bisa membedakan manakah harta yang terpendam atau
mutiara yang berharga ataukah hanya keinginan dan keserakahan kita sendiri
yang kita ikuti. Langkah yang dilakukan oleh orang yang menemukan harta
terpendam tadi adalah langkah yang penuh pertimbangan dan matang.
Kesadaran akan kebenaran dan kebahagiaan sejati itu perlu kita pupuk agar
kita mampu membedakan mana kerajaan Allah atau kah hanya keserahakan
kita semata. Sukacita yang besar karena telah menemukan kerajaan Allah
itu seharusnya memampukan kita untuk terus belajar dalam melayani
kerajaan Allah itu, walaupun kita harus menanggung resiko yang besar.
Belajar untuk hidup benar dengan segala pertimbangan dan hikmat pimpinan
Roh Kudus akan memampukan kita.
39
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
KONTEKS MASA KINI
1) Ada orang yang merasa sudah menemukan kebahagiaan yang ia impikan
selama ini dan mati-matian mengejarnya hingga mengadaikan atau
mejual seluruh harta miliknya, padahal ia tidak tahu jika kebahagian itu
hanya kebahagiaan semu semata yang tidak bisa membawa kita kepada
keselamatan.
2) Ada orang yang tergesa-gesa mengambil keputusan bahkan mungkin
jalan pintas demi mendapatkan kebahagiaan, hingga akhirnya dia malah
menempuh jalan yang melanggar hukum atau hak orang lain.
3) Ada orang yang sudah merasa puas dan sombong karena merasa sudah
berada dijalan Tuhan dan sudah masuk kedalam Kerajaan Sorga tanpa
menyadari bahwa pengetahuan kita perlu selalu kita asah dalam
pimpinan Roh Kudus.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
A. Pendahuluan
Buka khotbah anda dengan mengemukakan beberapa fenomena yang
ada dalam masyarakat tentang keinginan orang untuk mendapatkan
sesuatu yang lebih baik. Dan beberapa usaha orang untuk mencapainya.
Ada yang mengambillangkah secara bijaksana dan penuh kesadaran ada
juga yang tergesa-gesa hingga jatuh pada jalan pintas. Gejolak Ekonomi
sosial terkadang menawarkan banyak hal yang diluar nalar demi
memuaskan prestise atau keinginan dihormati karena kondisinya yang
dinilai lebih baik. Orang akan dihargai karena wajahnya yang
cantik/tampan sehingga ada orang yang melakukan oprasi plastik yang
murah dan tidak aman agar terlihat lebih cantik atau lebih putih tanpa
takut dengan resiko yang ditimbulkannya. Orang berani menggelapkan
uang negara/perusahaan demi bisa membeli pesawat pribadi atau tas
yang harganya ratusan juta. Ada juga orang berani menyerahkan
nyawanya demi membela sesuatu yang ia sebuat sebagai sorga walaupun
itu dengan cara membunuh orang lain dengan bom bunuh diri. Dan
masih banyak hal lagi yang merupakan sumber kebahagiaan orang yang
ia kira adalah kebahagiaan sejati karena sudah menemukan harta
terpendam.
40
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
B. Isi
Sampaikan kepada jemaat tentang penafsiran teks, di mana kerajaan
Allah itu adalah Anugrah Allah yang berharga yang perlu kita
usahakan dan doakan. Sebagaimana seorang yang menemukan harta
terpendam ataupun mutiara yang berharga, maka suka cita karena telah
menemukannya itu akan membawa orang untuk berani berkorban,
berjuang keras tetapi dengan cara-cara yang baik dan penuh
pertimbangan untuk kita bisa masuk dan merasakan kerajaan Allah itu.
Namun, Ingatkan kepada jemaat bahwa orang bisa saja salah tafsir
dengan mengatakan bahwa selama ini ia sedang mengejar kerajaan
Allah, padahal ia sedang menuaskan keserakahan ataupun kebahagiaan
yang semu. Oleh Karena peran serta dan tuntunan Roh Kudus untuk
memberikan kita hikmat adalah penting agar kita tidak terjatuh pada
kebahagiaan semu.
C. Penutup
Berikan Rangkuman khotbah anda agar pendengar mudah menangkap
maksud untuk mereka refleksikan sendiri dalam kehidupannya.
Teguhkan jemaat untuk terus setia menjadi pelayan kerajaan Allah
dalam pimpinan Roh Kudus.
CONTOH KHOTBAH JADI
Ibu Bapak Saudari Saudara yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, cobalah
tengok kebiasaan hidup kita dan lingkungan kita. Setiap orang pasti
berusaha agar hidupnya jauh lebih baik dari yang sekarang. Itu terbukti
orang mulai melakukan usaha dan kerja agar ia mendapatkan kehidupan
yang lebih baik, lebih bahagia dan mungkin lebih dipandang atau dihormati
orang lain. Berusaha mencari kebahagiaan atau sesuatu yang lebih baik
tentunya adalah sesuatu yang sah-sah saja untuk dilakukan. Orang yang
ingin pintar tentunya ia akan giat belajar. Orang ingin menjadi pintar agar
kelak kehidupannya lebih mudah dan tidak bergantung dengan orang lain
ataupun juga mendapat kasih sayang yang lebih dari orang-orang
41
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
disekitarnya. Masalahnya adalah bahwa ukuran kebahagiaan seseorang itu
bisa berbeda-beda. Karena faktor lingkungan yang serba glamor, terkadang
orang berpendapat bahwa yang ganteng atau cantik itu yang berkulit putih.
Yang bagus itu bila tas kita seharga ratusan juta rupiah, dan lain sebagainya
bahkan ada juga orang yang sering membantu orang lain sampai ia sendiri
harus berhutang sana-sini agar terlihat penuh kasih adalah kebahagiaan
menurut seseorang, namun ternyata petaka menurut keluarganya.
Selain mengenai ukuran kebahagiaan seseorang, kita juga bisa
melihat berbagai perbedaan cara orang mendapatkan kebahagiaan itu. Dan
beberapa usaha orang untuk mencapainya. Ada yang mengambillangkah
secara bijaksana dan penuh kesadaran ada juga yang tergesa-gesa hingga
jatuh pada jalan pintas. Gejolak ekonomi sosial terkadang menawarkan
banyak hal yang diluar nalar demi memuaskan prestise atau keinginan
dihormati karena kondisinya yang dinilai lebih baik. Orang akan dihargai
karena wajahnya yang cantik/tampan sehingga ada orang yang melakukan
oprasi plastik yang murah dan tidak aman agar terlihat lebih cantik atau
lebih putih tanpa takut dengan resiko yang ditimbulkannya. Orang berani
menggelapkan uang negara/ perusahaan demi bisa membeli pesawat pribadi
atau tas yang harganya ratusan juta. Ada juga orang berani menyerahkan
nyawanya demi membela sesuatu yang ia sebuat sebagai sorga walaupun itu
dengan cara membunuh orang lain dengan bom bunuh diri. Dan masih
banyak hal lagi yang merupakan sumber kebahagiaan orang yang ia kira
adalah kebahagiaan sejati karena sudah menemukan harta terpendam
Siapapun yang berani melepaskan sesuatu dari yang ia miliki pasti
itu dilakukan karena ada sesuatu yang jauh lebih berharga.
Dua
perumpamaan yang yang menjadi bacaan kita jelas menceritakan bahwa ada
orang yang dengan kehendaknya sendirimelepaskan seluruh hartanya demi
mendapatkan harta terpendam dan juga mutiara. Jika kita mengikuti logika
di atas, maka kesimpulan kita bahwa harta terpendam dan mutiara itu jelas
lebih berharga dari apa yang ia miliki. Dalam teks kita tidak pernah
dijelaskan mengapa harta terpendam dan mutiara lebih berharga dari yang
dimiliki oleh orang dalam perempumaan tersebut. Tampaknya memang
perumpamaan ini langsung ingin menegaskan bahwa harta yang terpendam
di ladang dan mutiara tersebut lebih berharga dari yang dimiliki orang
tersebut, sehingga ia berani memberikan miliknyadalam rangka
mendapatkan harta dan mutiara tersebut.
42
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Pertanyaannya apakah orang ini membeli tanah yang di dalamnya
terdapat harta terpendam atau mutiara tersebut dalam rangka memuaskan
dirinyakarena memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi jika dilihat
secara untung rugi, atau orang ini tidak melihat dari sesi untung rugi, yaitu
dia berani mengorbankan yang ia miliki dalam rangka mendapatkan yang ia
pahami bahwa tanah yang didalamnya terpendam harta atau mutiara itu
lebih baik nilainya untuknya. Dan apakah tindakannya dalam mendapatkan
harta dan mutiara itu termasuk dalam kategori yang bisa dipertanggung
jawabkan atau malah bisa disamakan dengan tindak pencurian?
Mari kita perhatikan dengan lebih seksama perikop kita ini. Dalam
perumpamaan ini Tuhan Yesus mengumpamakan hal Kerajaan Sorga itu
seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu
dipendamnya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh
miliknya lalu membeli ladang itu. Dari cerita ini kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa jelas orang yang menemukan harta ini bukanlah yang
empunya ladang itu. Tanpa kita tahu bagaimana caranya ia bisa menemukan
harta di ladang orang lain, mungkin ia salah seorang pekerja yang memang
bekerja di ladang itu ataupun ia dengan tidak sengaja menemukannya ketika
melintas atau sedang berada di area ladang milik orang lain itu. Dari cerita
itu kita tahu bahwa menurut orang itu, harta itu mungkin nilainya besar
sehingga ia tak ingin orang lain tahu dan ia pun memendamkannya lagi.
Sukacitanya yang besar karena telah menemukan harta yang terpendam itu
akhirnya mendorongnya untuk memilikinya dan ia kemudian menjual
seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Harapannya tak lain adalah
supaya harta yang terpendam itu dapat ia miliki. Cerita selanjutnya adalah
bahwa rupanya ia berhasil membeli tanah tersebut dan ini memberitahukan
kepada kita bahwa orang yang empunya tanah itupun tidak mengetahui
adanya harta yang terpendam di ladangnya.
Mari kita lebih memperhatikan jalannya cerita ini. Bagi beberapa
orang, mungkin apa yang dilakukan oleh orang yang menemukan harta yang
terpendam itu adalah wajar, sehingga kita dapat menfasirkan ayat ini bahwa
Kerjaan Sorga itu adalah sesuatu yang sangat berharga dan mampu membuat
kita bahagia bila memilikinya dan karena berharganya hal itu, sukacita
karena telah menemukannya itu selayaknya akan membuat kita rela untuk
mengorbankan semua harta kita demi bisa mendapatkan kerajaan Sorga itu.
Satu-satu nya cara agar kita bisa memahami perumpamaan ini dengan lebih
43
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dalam adalah berusaha mempelajari kebiasaan ataupun aturan yang berlaku
di kalangan umat Yahudi pada waktu itu, khususnya hukum atau peraturan
mengenai penemuan harta terpendam di ladang milik orang lain.
Sebelum sampai kepada hukum penemuan harta terpendam di
ladang orang lain, ada baiknya kita mengetahui konteks waktu itu mengenai
harta terpendam. Dalam kebiasaan umat Yahudi waktu itu, adalah wajar
orang menggali tanah dan menyimpan harta miliknya dan mungkin bisa jadi
harta ini tidak lagi diketahui karena pemiliknya sudah meninggal dan tanah
itu sudah berpindah tangan ke keturunannya ataupun di jual. Biasanya
orang jaman dahulu di Palestina menyimpan harta dalam guci atau bejana
tanah liat. Mengapa guci atau bejana tanah liat yang dipakai sebagai wadah
untuk memendam harta di dalam tanah? Pada jaman itu, bejana tanah liat
dipakai untuk menyimpan harta kekayaan yang biasanya berupa koin, baik
emas maupun perak, batu permata, serta barang berharga lainnya. Barangbarang itu dimasukkan ke dalam guci, yang sering dipakai sebagai wadah
penampungan air.Karena kedap air dan cukup kokoh, maka sebuah guci
tanah liat dapat dipakai sebagai wadah untuk menyimpan barang apapun dan
melindunginya dari kelembaban serta cuaca.Dan koin-koin atau batu-batu
permata itu dapat disimpan dengan aman di dalam guci, yang kemudian
ditutup rapat dan dikubur. Pada jaman itu memang belum ada bank di mana
kita bisa menyimpan kekayaan. Apa yang dapat dilakukan oleh orang jaman
dulu jika mereka ingin menyimpan sebagian kekayaannya supaya aman?
Salah satu caranya adalah dengan memendamnya.
Dalam teks-teks Alkitab sendiri ada beberapa ayat yang
membicarakan mengenai harta terpendam selain dalam perikop kita
sekarang. Sebagai contoh dalam Kejadian 43:23, Ulangan 33:19, Ayub
3:21, Amsal 2:4, dan Yes 45:3, dari ayat-ayat itu, harta terpendam sering
diumpamakan untuk menjelaskan sesuatu hal yang berharga. Ini adalah
sebuah istilah yang digunakan untuk melambangkan berkat Tuhan yang
melimpah dan menemukan harta yang terpendam itu adalah suatu sukacita
yang besar.
Namun dalam Alkitab sendiri, khususnya dalam PL tidak ada kasus
ataupun hukum mengenai penemuan harta terpendam di ladang orang lain
yang kemudian diperkarakan. Yang ada adalah kasus atau hukum mengenai
pencurian atau pembiaran/ pertolongan terhadap harta milik orang lain yang
hilang, contoh dalam Keluaran 22:1-4, Ulangan 22:1-4. Dalam hukum
Yahudi, umat di larang keras untuk mengambil harta milik orang lain. Dan
44
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
juga dilarang membiarkan harta milik orang lain hilang atau tersesat, yang
disarankan adalah mengembalikan/ memberitahukan kepada pemiliknya
apabila kita mengetahui atau menemukan harta itu. Yang menjadi masalah
adalah apakah konteks cerita dalam perikop kita yang sekarang termasuk
dalam perbuatan mencuri atau dengan sengaja mengambil harta yang
sebenarnya bukan haknya? Apakah harta terpendam itu merupakan hak dari
pemilik kebun atau bukan. Ini adalah sisi hukum yang harus kita pelajari
untuk dapat memahami perumpamaan ini. Di bawah hukum Yahudi, harta
itu tidak otomatis menjadi milik orang yang empunya ladang, karena ketika
ia membelinya, yang ia beli adalah ladangnya. Karena ia tidak tahu apa
yang terdapat di sana, ia tidak dapat membeli sesuatu yang tidak
diketahuinya berada di sana. Anda tidak dapat mengklaim harta itu sebagai
milik anda jika anda tidak tahu bahwa harta itu memang ada di sana.
Begitulah ketetapan hukum Yahudi mengaturnya. Dengan demikian, harta
ini tidak otomatis menjadi milik orang yang empunya ladang sampai ia
sendiri menemukannya.
Orang yang menemukan harta ini sepertinya tahu betul bahwa harta
yang terpendam itu sebenarnya bukanlah milik dari sang empunya ladang.
Namun walaupun demikian, pertanyaannya adalah mengapa tidak langsung
digali dan diambil saja harta itu? Bukankah hal itu jauh lebih mudah?
Memang betul, menggali dan mengambilnya mungkin tidak membutuhkan
banyak usaha. Hanya perlu waktu sebentar saja, namun ia akan terkena
masalah hukum. Menggali ladang orang tanpa ijin adalah suatu tindak
pelanggaran hak milik orang lain dan ia dapat dituntut ke pengadilan
karenanya. Terlebih lagi, jika ia tertangkap sedang menggali guci yang
berisi harta terpendam itu, si pemilik ladang selain dapat menuntut dengan
tuduhan menyerobot ladang orang lain yang sudah secara baku diatur dalam
hukum Yahudi. Pemilik tanahitu juga berhak menuntut hak pemilikan atas
harta terpendam itu, dan sudah tentu ia harus merelakannya. Ini karena kita
memang tidak berhak untuk mengklaim harta tersebut selama ladang itu
menjadi milik orang lain.
Hukum inipun sepertinya sudah dipahami oleh orang yang
menemukan harta terpendam ini. Dan langkah yang kemudian ia lakukan
adalah langkah-langkah yang sah dan legal secara hukum, dimana ia
berusaha membeli dahulu ladang itu sehingga ketika ia sudah menjadi
pemilik ladang, maka jika ia kemudian menggali lagi harta terpendam itu
sudah menjadi haknya. Jika ia belum membelinya, tetapi ia langsung
45
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
menggali dan membawanya maka orang akan menanyakan dari mana harta
itu berasal, dan ia harus menjelaskannya, dan ia akan mendapat masalah
karena akan dituduh sudah menyerobot ladang orang lain. Pertanyaan yang
muncul adalah siapa yang memberinya hak untuk menggali di ladang itu?
Di situlah sumber persoalannya, yaitu masalah penyerobotan lahan dan
mungkin juga tuduhan mencuri. Namun yang ia lakukan demi mendapatkan
harta terpendam itu adalah sesuatu yang baik dan sesuai hukum yang
berlaku. Ia tidak tergesa-gesa ingin segera melampiaskan sukacita nya itu
dengan jalan pintas, tetapi mempertimbangkannya sungguh-sungguh hingga
akhirnya dia memutuskan untuk menjual semua harta miliknya.
Dalam ayat yang selanjutnya, yaitu ayat ke 45 dan 46 dikisahkan
lagi sebuah perumpamaan yang sejajar dengan perumpamaan tentang harta
yang terpendam itu. Dimana seorang pedagang mencari mutiara yang indah
dan setelah ia menemukannya ia menjual seluruh miliknya dan membeli
mutiara itu. Sukacita yang besar karena telah menemukan mutiara itu
mampu mendorongnya untuk melakukan tidakan besar, yaitu menjual harta
miliknya agar ia bisa memilikinya.
Dari penjelasan mengenai 2 perumpamaan diatas apa yang dapat kita
pelajari mengenai kerajaan Sorga/Kerajaan Allah itu? Kerajaan Allah
adalah sesuatu yang sangat berharga dan merupakan tujuan hidup manusia.
Bahkan Tuhan Yesus sendiri datang untuk mengabarkan Kerajaan Allah itu.
Dan ia pun pernah bersabda dalan Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu
Kerajaan Allah dan kebenarannya,.....” Oleh karena itu panggilan untuk
masuk ke dalam kerajaan Allah adalah panggilan sukacita karena kita
diijinkan untuk ikut menikmati karunia Tuhan yang begitu berharga dalam
hidup kita. Dalam beberapa teks Alkitab, kita sudah mempelajari bahwa
kerajaan Allah yang dimaksud bukan melulu tentang sorga, tetapi juga bisa
hadir di dunia ini. Kerjaaan Allahpun bisa merupakan sukacita dan damai
sejahtera yang sudah bisa kita cicipi sekarang di dunia ini, tentunya dengan
menantikan kesempurnaannya kelak ketika maranatha tiba. Dengan tetap
mengingat bahwa yang dimaksud dengan kerajaan Allah tidaklah bisa kita
definisikan atau artikan secara sempurna maka kitapun sebenarnya tidak bisa
memiliki kerajaan Allah sebagai sebuah milik pribadi. Kerajaan Allah
adalah Anugrah dan juga memang perlu kita doakan dan layani agar setiap
makhluk dapat merasakan tanda-tanda kahadirann-Nya. Namun tetap kita
juga harus waspada jangan sampai kita sudah sombong mengatakan bahwa
kita sudah menemukan kebenaran/ Kerajaan Allah yang sempurna itu.
46
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Tetap kita membutuhkan bimbingan Roh kudus untuk kita bisa membedakan
manakah harta yang terpendam atau mutiara yang berharga ataukah hanya
keinginan dan keserakahan kita sendiri yang kita ikuti. Langkah yang
dilakukan oleh orang yang menemukan harta terpendam tadi adalah langkah
yang penuh pertimbangan dan matang. Kesadaran akan sukacita yang benar
itu perlu kita pupuk agar kita mampu membedakan mana kerajaan Allah
atau kah hanya keserahakan kita semata. Sukacita yang besar karena telah
menemukan kerajaan Allah itu seharusnya memampukan kita untuk terus
belajar dalam melayani Kerajaan Allah itu, walaupun kita harus
menanggung resiko yang besar. Belajar untuk hidup benar dengan segala
pertimbangan dan hikmat pimpinan Roh Kudus akan memampukan kita
dalam menghayati Kerajaan Allah. Amin.
[PS]
Usulan Liturgi
Bacaan
: Matius 13:44-46
Nats Pembimbing
: Amsal 2:1-6
Berita Anugrah : Matius 5:10
Nats Persembahan
: Matius 6:19-21
Usulan Lagu-Lagu
1. PKJ 1:1&3
2. PKJ 280:1-3
3. PKJ 215:1-3
4. PKJ 279:1-3
5. PKJ 271:1-dst
6. PKJ 200:1
47
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH, 31 AGUSTUS 2014
Minggu Biasa; Warna Liturgis: Hijau
Bacaan: Yesaya 33:7-9
Bacaan Leksionari: Mzm. 95: 1-9; Roma 13:8-10; Matius 18:15-20
Thema:
MARI BERKOALISI DENGAN ALLAH
I. Penulisan
Yesaya adalah salah satu pelayan kenabian terpanjang dalam
Perjanjian Lama. Dia adalah juru bicara Tuhan di Yehuda dari masa
pemerintahan Yotam (742-735 SM) sampai dengan Hizkia (715-687 SM)
bahkan mungkin mencapai masa pemerintahan Manasye (687-642 SM).
Kitab Jesaya secara umum dipahami terbagi atas tiga sesuai
konteks dan penulis. Pra pembuangan /proto Yesaya (1-34), Masa
Pembuangan /Detro Yesaya (35-40 ), Pasca PembuanganTritho Yesaya
(40-66). Walau perikop ini termasuk dalam bagian pertama yang
berkisar pada masa Pra Pembuangan, banyak juga yang menganggap
bagian ini sebagai “yang bukan ditulis oleh Yesaya” karena gaya dan
cara penulisannya yang lebih mirip dengan Kitab Mazmur dibanding
bagian yang lain dari Jesaya.
Adanya perubahan mendadak di ayat 7sampai 9 (yang berbeda
dengan 1-6 dan 10-24), cara penyampaian yang puitis dan kosa kata
yang berbeda
meningkatkan kesulitan dalam menafsirkan dan
memahami perikop ini. Apa yang sedang terjadi dan apa yang
melatarbelakangi tidak banyak diungkap dalam Kitab Yesaya. Justru
yang banyak membantu adalah kisah dari Kitab Raja-Raja yang
menceritakan konteks kehidupan Raja-Raja dan paralelnya di Kitab
Tawarikh .
48
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
II. Latar Belakang
Untuk mencari latar belakang dari perikop ini dapat dimulai dari
melihat beberapa kata yang menonjol dalam teks. Misalnya kata; Ariel
yang menjerit di jalan; utusan-utusan yang mencari damai; perjanjian
sudah diingkari; saksi ditolak; negeri berkabung dan merana. Kata-kata
tersebut merujuk kepada sebuah peristiwa yang tersirat dalam teks.
Peristiwa tersebut adalah Penyerangan Raja Asyur bernama Sanherib ke
Israel pada masa Raja Hizkia. Sebelumnya, Hizkia telah mencoba
berdamai tetapi ditolak. Yesaya sebagai nabi Tuhan melihat dan
merefleksikan kejadian tersebut.
Raja Hizkia yang arti namanya “Yahwe adalah kekuatanku”,
adalah seorang Raja Yehuda menggantikan ayahnya, Raja Ahas, ketika ia
berumur 25 tahun. Berbeda dengan ayahnya, Raja Hizkia dicatat di 2
Raja-raja 18:3 sebagai seseorang yang melakukan apa yang benar di mata
Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Daud, Ia dekat dan baik dengan
Tuhan. Dalam II Raja-raja 18:4-8 dicatat bahwa tidak ada lagi seorang
raja Yehuda yang sama seperti dia. Ia berpaut kepada TUHAN, tidak
menyimpang untuk mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintahperintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa. Ia benarbenar menjauhkan bukit-bukit pengorbanan yang dipakai sebagai tempat
pemujaan berhala.
Ia menguduskan kembali rumah Tuhan dan
merayakan Paskah yang sebelumnya belum pernah diadakan kembali
sejak raja Salomo.
Kehadiran Raja-Raja di Israel menurut Kitab Raja-Raja bukanlah
untuk sekedar menunjukkan kekuatan kepemimpinan pribadi mereka.
Tetapi lebih kepada sebuah kesaksian bahwa kesuksesan seorang raja
dalam pemerintahan adalah karena kedekatan dan ketaatannya kepada
Allah Israel dan sebaliknya. Maka kesulitan/ masalah tertinggi bagi para
Raja tidak disebabkan oleh persaingan dan ancaman dari luar Israel,
sehebat apapun itu. Masalah tertinggi adalah ketika Allah tidak menjadi
factor utama dalam yang diperhatikan oleh para Raja. Contohnya adalah
konteks perikop ini: Kekuatan besar di luar Israel saat itu adalah
kerajaan Asyur yang telah menjadi musuh lama mereka. Permusuhan ini
disikapi oleh Raja Israel dengan membentuk koalisi dengan raja yang
lain. Justru koalisi ini yang menjadi masalah baru karena menimbulkan
49
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
tawaran budaya dan agama yang mengacaukan keagamaan di Israel.
Bagi Allah bukan Asyur yang dipermasalahkan tetapi meninggalkan
Allah, ini baru masalah. Koalisi itu malah tidak berfungsi, sebaliknya
justru penghukuman Tuhan akan datang.
Beberapa kata-kata sulit dalam teks:
a. Ariel: Nama Ariel berarti Singa Allah (erelim yaitu, singa Allah,
atau singa yang kuat, dan dalam bagian ini digunakan sebagai
referensi simbolik untuk Yerusalem (kota tempat Daud menetap).
Ide di balik menyebut Yerusalem sebagai Singa Allah mungkin
sarkastik. Yerusalem mungkin memikirkan dirinya sebagai Singa
Tuhan, tetapi Yesaya tidak terlalu setuju. Atau orang-orang dari
Yerusalem telah menyebut diri mereka dengan nama Ariel, untuk
mengekspresikan dan memperkuat kepercayaan diri mereka . Namun
walau Yerusalem mungkin memiliki pendapat yang tinggi tentang
dirinya sendiri, tetapi merekat tidak bisa keluar dari jangkauan
penghakiman tangan Allah. Allah akan mengirimkan beban dan
kesedihan. Jika Yerusalem melihat dirinya sebagai singa, maka Allah
akan memerangi mereka dengan kemarahan yang sama sebagai
seorang pria harus melawan singa. Kemudian istilah Ariel ini dipakai
untuk para prajurit utusan Hizkia yang ingin mengupayakan
perdamaian dengan Sanherib.
b. Sharon: adalah nama sebuah distrik selatan Gunung Carmel di
sepanjang pantai Mediterania memanjang ke Cesarea dan Yope.
Nama itu menjadi konotasi untuk mengungkapkan tempat keindahan
yang luar biasa dan kesuburan (lihat 1 Tawarikh 5:16; 1 Tawarikh
27:29 ; Sol 2:1, Yesaya 35:2 , Yesaya 65:10 ). Penamaan Sharon
juga dikenakan pada sisi timur Sungai Yordan , dan di sekitar Basan ,
yang juga daerah yang subur (1 Tawarikh 05:16). Nabi mungkin
merujuk ke daerah ini, meskipun belum diketahui secara pasti .
Tujuannya tampaknya untuk menyebutkan tempat di tanah paling
subur tetapi sekarang berubah sepi .
c. Sion: Sion merupakan lambang untuk tempat kediaman Allah, atau
untuk umat Allah, yakni umat di mana Allah tinggal. Apapila kita
menemukan istilah bukit Sion itu adalah nama bukit di kota
50
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Yerusalem di bagian tenggara Yerusalem. Bukit Sion dikenal dengan
kota Daud. Sion adalah tempat suci (Mzm 48:1-2) dan sebuah
gunung yang kuat (Mzm 125:1-2). Sion menjadi Yerusalem Sorgawi
(Ibr 12:22), tujuan dari para musafir Kristen. Singkatnya, bukit Sion
merupakan simbol dari rumah Allah sendiri.
d. Libanon: Saat itu terkenal dengan Pohon Aras khususnya menonjol
dalam catatan tentang pembangunan bait oleh Salomo. Aras Lebanon
(Cedrus libani) adalah pohon yang megah dengan ukuran yang sangat
besar dan akar-akar yang kuat serta jauh menembus tanah. Hutanhutan aras yang luas pernah menyelimuti pegunungan di Lebanon.
Kayu aras memiliki nuansa warna merah menyala, tidak ada mata
kayu, dan dianggap sangat berharga untuk bahan bangunan karena
keindahan, keharuman, ketahanan, serta kekebalannya terhadap
serangan serangga. (Kid 1:17; 4:11) Lebanon berada sekitar 160 Km
ke arah utara Yerusalem.
III. Konteks
2 Raja-raja 18: 13-37 menceritakan suatu peristiwa kekalahan
Hizkia dalam tahun pemerintahannya yang ke 14. Saat itu seluruh kota
di Yehuda, termasuk Yerusalem, diserbu dan dikepung oleh raja Asyur
yang baru, bernama Sanherib. Hizkia tidak berdaya, ia menyerah dan
bersedia menanggung beban yang diberikan oleh Asyur. Hizkia, raja
Yehuda, mengutus orang kepada raja Asyur di Lakhis dengan pesan:
"Aku telah berbuat dosa1,
undurlah dari padaku, apapun yang
kaubebankan kepadaku akan kupikul."
Kemudian raja Asyur
membebankan kepada Hizkia, raja Yehuda, tiga ratus talenta perak dan
tiga puluh talenta emas.Ia memberikan segala perak dan emas yang
terdapat dalam rumah Tuhan dan dalam istana raja. Hadiah tersebut
diberikan oleh Hizkia melalui orang-orang hebat dalam perang sebagai
utusan.
1
Menurut Penulis, Hizkia mengatakan dirinya berdosa kepada Sanherib adalah karena
ia menyusun persekongkolan diam-diam tetapi ternyata kemudian ketahuan oleh
Sanherib. Dan untuk meminta maaf ia menyogok Sanherib.
51
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Yesaya menjelaskan bahwa utusan tersebut (para pahlawan, Ariel,
Singa Israel) tidak hanya membawa hadiah yang besar termasuk yang
berasal dari melucuti kuil emas dan semua perak yang ada di
perbendaharaannya, tetapi juga dengan misi perdamaian untuk tujuan
meneduhkan hati, dan merayu Sanherib untuk membatalkan rencananya.
(2 Raja-raja 18:14-16). Tapi itu semua sia-sia. Ia dengan penuh
penghinaan menolak untuk berdamai.
Ia mengambil persembahan
Hizkia tetapi kemudian malah mengirim jenderalnya dengan sejumlah
besar pasukan untuk menghabisi Yerusalem th. 711 SM. Ia tidak
bergeming oleh semua harta yang Hizkia yang telah dikirim kepadanya
beserta dengan permohonan untuk perdamaian (2 Raja-raja 18:17). Itu
kegagalan duta ini.Waktu utusan Hizkia kembali, maka Jesaja
membawakan nubuat ini. Isinya terutama adalah Kelicikan politik
Hizkia dikecewakan, tapi kemudian Jahwe akan menjelamatkan
IV.Tafsiran dan Isi
33:7. Ayat ini memperkenalkan topik baru dengan transisi yang
sangat tiba-tiba.
Hal ini dirancang untuk dua tujuan berikut,
menunjukkan kesedihan di wilayah invasi Sanherib, datangnya sumber
ketakutan yang akan menang. Untuk tujuan ini, nabi Yesaya
memperkenalkan duta yang telah dikirim untuk menuntut perdamaian
sebagai orang yang telah mencari dengan sia-sia dan sekarang menangis
pahit.
Mereka seumpama wakil (Yesaya 33:8) kesedihan yang
berlimpah. Juga fakta bahwa Sanherib menolak untuk berdamai dengan
cara apapun dan (Yesaya 33:9).
Mereka yang dahulu disebut “yang gagah berani” dari orangorang Yahudi yang telah dikirim ke Sanherib untuk mendapatkan kondisi
perdamaian, atau untuk masuk ke dalam negosiasi dengan Sanherib.
pahlawan mereka, yaitu laki-laki mereka yang ditunjuk sebagai
pemimpin militer. Orang-orang yang paling terhormat dan gagah berani
yang terpilih, dimana mereka telah membuat upaya mendapatkan
perdamaian sia-sia dan kembali dengan ketakutan. Mereka akan
menangis tanpa henti ketika mereka kembali dan secara terbuka
menyatakan dengan ratapan pahit bahwa upaya mereka untuk
mendapatkan perdamaianan gagal. Para duta – orang yang dikirim untuk
52
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
mengemis ketenangan dari Asyur akan menangis - Karena mereka tidak
dapat memperoleh keinginan mereka .
33:8 Ayat ini berisi deskripsi dari kebinasaan yang disebabkan
oleh invasi Sanherib. Ini juga berisi keadaan duta besar yang dikirim
oleh Hizkia yang kemudian memberi efek invasi. Tapi itu mungkin
merupakan deskripsi yang dibuat oleh nabi sendiri dan dirancang untuk
menyatakan salah satu penyebab mengapa para utusan yang telah dikirim
keluar menangis dengan sedihnya. Mereka tidak hanya gagal merayu
Sanherib untuk meninggalkan tujuannya menyerang Yerusalem, tetapi
mereka juga akan menyaksikan efek dari invasi. Jalan2 umum yang sepi
berada dalam ketakutan. Jalan-jalan yang biasanya ramai kini dingin.
Sebuah kesedihan yang kuat dan mereka dapat menangkap masih adanya
bencana yang akan lebih besar dan karenanya, mereka menangis .
33:9 Tidak ada bukti sejarah langsung bahwa Sanherib telah maju
ke Lebanon, meskipun ada beberapa isyarat bahwa ini telah terjadi
(Yesaya 14:8). Dilihat dari Yerusalem, ketiga wilayah ini, Lebanon,
Gunung Karmel, Basyan berada di Utara.
Pada saat sebelum
penyerangan (saat situasi di ayat 7 dan 8) Pasukan Sanherib berada di
Lakhis 40 Km arah selatan dari Yerusalem. Dilihat dari situasi ini,
penulis Yesaya menunjukkan dampak invasi (kesedihan, ketakutan dan
kegelisahan) sampai kea rah utara (karena penyerang di Selatan). Atau
kalau dilihat dari persoalan kesuburan / tanah di wilayah-wilayah tersebut
yang bagus, maka yang hendak dikatakan adalah semuanya juga
berdampak pada tanah dan kesuburannya.
V. Teologi Teks
Banyak yang mengakui bahwa sumber kekuasaan adalah Allah
sendiri, tetapi konsekuensi logis dari pernyataan itu sering dilupakan atau
diabaikan. Atau yang ekstrim justru sering terjadi justru Allah dianggap
sebagai penghalang untuk mendapatkan atau melanggengkan kekuasaan.
Bila ini yang terjadi, dampaknya akan mengerikan.
Kehadiran Allah dalam arena dan ruang kekuasaan sudah
semakin jarang diperhitungkan.
Padahal kehadiran Allah justru
dibutuhkan untuk pembelaan kepada yang lemah dalam
kekuasaan.Kehadiran Allah dapat menghempaskan kekuatan besar dan
53
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
memenangkan mereka yang lemah. Tidak aneh, karena Ia yang
mempunyai dan sumber kekuasaan.
VI. Relevansi
1. Pileg, Pilpres atau pemilihan pemimpin apapun sebaiknya dilihat
juga dalam kacamata, bahwa Allah adalah sumber kekuasaan.
Kekuasaan dan kewenangan diberikan pada pemilih dan yang
dipilih, maka keduanya harus mengacu pada Sang Sumber pemberi
kekuasaan tersebut.
2. Kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki baik itu karena posisi
struktur jabatan, karena uang, karena pengetahuan dan pengalaman
adalah bersumber dari Allah yang hendaknya dipergunakan untuk
karya-karya Allah. Melindungi kekuasaan dengan berlebihan akan
dapat menghilangkan manfaatnya untuk pemeliharaan dan
meneruskan karya Allah.
VII. Khotbah Lengkap
Bapak, Ibu dan saudara-saudari yang mengasihi Tuhan.
Kejadian yang tidak diharapkan dapat saja terjadi di dalam
kehidupan. Walaupun yang diharapkan diupayakan dengan berbagai
cara, baik yang benar atau dengan cara yang tidak benar, selalu saja yang
tidak diharapkan bisa terjadi. Karena seiring dengan upaya, resiko selalu
berjalan mengikuti.Sedetail apapun kita merancang sesuatu,
kemungkinan untuk hal yang tidak diharapkan selalu bisa terjadi.
Hizkia seorang raja, ia merencanakan yang baik untuk kerajaan
Israel. Ia berusaha memberikan yang terbaik bagi warganya. Ia berusaha
mengalahkan musuh besar mereka sehingga Israel tidak merasa terancam
lagi. Ia mencari teman-teman Raja dan mengajak mereka untuk bersatu,
melawan Asyur. Tetapi justru yang terjadi adalah yang tidak diharapkan
oleh Hizkia. Ia berharap aman damai, tetapi yang terjadi justru bencana.
Orang yang gagah dimedan perang, yang mereka sanjung-sanjung justru
menangis menjerit-jerit. Di medan perang mereka tidak menangpis,
tetapi sekarang ini mereka tidak ada bedanya dengan anak kecil.
Menangis, dijalan mereka menangis, menjerit-jerit.
Bapak Ibu yang dikasihi Tuhan.Hizkia itu Raja yang baik. Raja
Hizkia yang arti namanya “Yahwe adalah kekuatanku”, adalah seorang
54
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Raja Yehuda menggantikan ayahnya, Raja Ahas, ketika ia berumur 25
tahun. Berbeda dengan ayahnya, Raja Hizkia dicatat di 2 Raja-raja 18:3
sebagai seseorang yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat
seperti yang dilakukan Daud, Ia dekat dan baik dengan Tuhan. Dalam II
Raja-raja 18:4-8 dicatat bahwa tidak ada lagi seorang raja Yehuda yang
sama seperti dia. Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang untuk
mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah
diperintahkan-Nya kepada Musa. Ia benar-benar menjauhkan bukit-bukit
pengorbanan yang dipakai sebagai tempat pemujaan berhala. Ia
menguduskan kembali rumah Tuhan dan merayakan Paskah yang
sebelumnya belum pernah diadakan kembali sejak raja Salomo.
Kitab raja-raja menceritakan suatu peristiwa kekalahan Hizkia dalam
tahun pemerintahannya yang ke 14. Saat itu seluruh kota di Yehuda,
termasuk Yerusalem, diserbu dan dikepung oleh raja Asyur yang baru,
bernama Sanherib. Hizkia tidak berdaya, ia menyerah dan bersedia
menanggung beban yang diberikan oleh Asyur. Hizkia, raja Yehuda,
mengutus orang kepada raja Asyur di Lakhis dengan pesan: "Aku telah
berbuat dosa2, undurlah dari padaku, apapun yang kaubebankan kepadaku
akan kupikul. "Kemudian raja Asyur membebankan kepada Hizkia, raja
Yehuda, tiga ratus talenta perak dan tiga puluh talenta emas. Ia memberikan
segala perak dan emas yang terdapat dalam rumah Tuhan dan dalam istana
raja. Hadiah tersebut diberikan oleh Hizkia melalui orang-orang hebat
dalam perang sebagai utusan.
Yesaya menjelaskan bahwa utusan tersebut (yang disebut sebagai
para pahlawan, Ariel, Singa Israel) tidak hanya membawa hadiah yang
besar, tetapi juga dengan misi perdamaian untuk tujuan meneduhkan hati,
dan merayu Sanherib untuk membatalkan rencananya. (2 Raja-raja 18:1416). Tapi itu semua sia-sia. Ia dengan penuh penghinaan menolak untuk
berdamai. Ia mengambil persembahan Hizkia tetapi kemudian malah
mengirim jenderalnya dengan sejumlah besar pasukan untuk menghabisi
Yerusalem.
Pada ayat 7 ia menunjukkan kesedihan di wilayah yang akan
diinvasi oleh Sanherib. Wilayah dimana sumber ketakutan akan datang dan
2
Menurut Penulis, Hizkia mengatakan dirinya berdosa kepada Sanherib adalah karena
ia menyusun persekongkolan diam-diam tetapi ternyata kemudian ketahuan oleh
Sanherib. Dan untuk meminta maaf ia menyogok Sanherib.
55
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
menang. Nabi Yesaya memperkenalkan duta yang telah dikirim untuk
menuntut perdamaian sebagai “orang yang telah mencari dengan sia-sia
dan sekarang menangis pahit”. Mereka seumpama wakil dari kesedihan
yang berlimpah. Mereka yang dahulu disebut 'yang gagah berani' dari
orang-orang Yahudi, pahlawan mereka, laki-laki yang mereka tunjuk
sebagai pemimpin militer. Orang-orang yang paling terhormat dan yang
sudah mengemis pada Sanherib, telah membuat upaya mendapatkan
perdamaian sia-sia dan kembali dengan ketakutan dan ratapan pahit.
Mereka tidak hanya gagal merayu Sanherib untuk meninggalkan
tujuannya menyerang Yerusalem, tetapi, lebih dari itu mereka juga akan
menyaksikan efek dari invasi. Jalan2 umum yang sepi berada dalam
suasana mencekam. Jalan-jalan yang dulunya ramai kini dingin. Sebuah
kesedihan yang kuat dan mereka dapat menangkap masih adanya bencana
yang akan lebih besar lagi. Penulis Yesaya menunjukkan bahwa dampak
invasi Sanherib (kesedihan, ketakutan dan kegelisahan) akan sampai kearah
utara sampai beratus-ratus Km. Tanah menjadi lesu dan seolah-olah
kegersangan ada dimana-mana.
Bapak dan Ibu yang dikasihi Tuhan, mengapa sampai demikian.
Mengapa seorang Raja yang baik seperti Hizkia mengalami ketakutan
seperti itu?
Kehadiran Raja-Raja di Israel menurut Kitab Raja-Raja bukanlah
untuk sekedar menunjukkan kekuatan kepemimpinan pribadi mereka. Tetapi
lebih kepada sebuah kesaksian bahwa kesuksesan seorang raja dalam
pemerintahan adalah karena kedekatan dan ketaatannya kepada Allah Israel
dan sebaliknya. Keruntuhan Raja juga akibat merosotnya keimanan kepada
Tuhan. Maka kesulitan/ masalah tertinggi bagi para Raja tidak disebabkan
oleh persaingan dan ancaman dari luar Israel, sehebat apapun itu. Masalah
tertinggi adalah ketika Allah tidak menjadi factor utama dalam yang
diperhatikan oleh para Raja.
Contohnya adalah apa yang terjadi dalam konteks perikop ini:
Kekuatan besar di luar Israel saat itu adalah kerajaan Asyur yang telah
menjadi musuh lama mereka. Permusuhan ini disikapi oleh Raja Israel
Hizkia dengan membentuk koalisi dengan raja yang lain. Koalisi yang
dibentuk tidak menjadi solusi Justru koalisi ini yang menjadi masalah baru
karena menimbulkan tawaran budaya dan agama yang mengacaukan
keagamaan di Israel. Allah kecewa mengapa Hizkia lebih mengandalkan
kekuatan persekutuan dengan Raja yang lain dibanding persekutuan
56
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
denganNya. Bagi Allah, Asyur tidak jadi masalah, tetapi Allah lebih
melihat pengabaian Hizkia sebagai masalah besar. Koalisi itu malah tidak
berfungsi, sebaliknya justru penghukuman Tuhan akan datang.
Hal tersebut diulang kembali oleh Hizkia. Bukannya merapat
kepada Allah, ketika ancaman datang, malah ia berusaha mendekati
Sanherib yang adalah musuhnya. Ia mengambil perhiasan dari Rumah
Ibadah dan memberikannya sebagai suap kepada Sanherib.
Hizkia berusaha keras untuk berdamai tetapi jalannya salah. Dengan
berbagai upaya, berteman dan bersekongkol dengan Raja yang lain,
menyuap, membangun perlawanan dengan diam-diam tetapi ketahuan,
Hizkia ingin kerajaan Israel aman. Tetapi hasilnya tidak sesuai dengan yang
diharapkan. Ia gagal karena lupa akarnya. Ia melupakan bahwa sumber
kekuasaanya adalah Tuhan. Kekuasaan yang sedang ia jalankan adalah
milik Tuhan. Ia melupakan bahwa Israel dipelihara oleh Allah dan memberi
kewenangan itu padanya untuk dijalankan.
Saudara-saudari dan Bapak Ibu yang mengasihi Tuhan. Memang
sulit untuk melihat bahwa pemerintahan itu atau kewenangan bersumber dari
Tuhan. Lebih nyata kita melihatnya sebagai legitimasi dari banyak orang.
Semakin banyak orang yang melegitimasi semakin kuat sebuah
pemerintahan atau kewenangan.
Maka yang ingin mengembangkan
kekuasaannya akan mencari pengikut sebanyak-banyaknya tanpa peduli
siapa yang banyak tersebut. Tantangan dari pemahaman ini adalah, orang
tidak akan membela kepentingan minoritas. Bahkan berada dekat dengan
minoritas dianggap sebagai kerugian.Satu contoh yang baik yang mengalami
hal ini adalah Esther. Tetapi kemudian Esther lebih memilih Bangsa Israel
yang berjumlah lebih kecil sekalipun kekuasaan dan posisinya sebagai ratu
terancam. Kekuasaan bersumber dari Tuhan dan harus dijalankan sesuai
kehendakNya.
Karena mengabaikan keberadaan Tuhan sebagai pemberi kekuasaan,
akhirnya secara umum menganggap bahwa proses kaderisasi, pemilihan
pemimpin, pembuatan system pembagian kekuasaan adalah sesuatu yang
sekuler, yang melahirkan jargon-jargon politik dagang sapi, politik uang,
bagi-bagi kursi yang tidak memerlukan pengolahan dan pergumulan
spiritual. Semuanya hanyalah peristiwa social semata (atau ekonomi?).
Orang yang religious kemudian merasa alergi untuk ikut rembug dan
menjauh.Tidak ada Tuhan dalam politik.Kalau memang kekuasaan berasal
dari Tuhan, maka seluruh rangkaian yang terkait dengannya juga harus
57
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
berada didalamNya. Agar tujuan Allah untuk memelihara umatNya melalui
pemimpin dapat tercapai.
Refleksi para Nabi dalam sejarah perjalanan Israel, khususnya dalam
sejarah para Raja-Raja tidaklah demikian.
Bapak dan Ibu yang dikasihi oleh Tuhan.Bahwa Tuhanlah pemilik
Kekuasaan kembali ditunjukkan di akhir. Nabi Yesaya memohon belas
kasihan kepada TUHAN mewakili umat TUHAN yang beriman (33:2).Doa
permohonan belas kasihan itu dipanjatkan dengan keyakinan dan
pengharapan yang dilandasi oleh pengenalan akan TUHAN. Meskipun
serbuan bangsa Asyur merupakan hal yang menyakitkan bagi bangsa
Yehuda, termasuk nabi Yesaya sendiri. Dalam keadaan Yehuda yang sangat
terperdaya dan tidak berdaya, TUHAN akan bangkit untuk membinasakan
pasukan penyerbu dan menyingkapkan bahwa kekuasaan dan Kekuatan
Asyur juga itu sia-sia. Akhir dari perikop ini ada dalam II Raja-raja
19:35-37. “ Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu
dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan
Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah, semuanya bangkai orangorang mati belaka! Sebab itu berangkatlah Sanherib, raja Asyur, dan pulang,
lalu tinggallah ia di Niniwe. Pada suatu kali ketika ia sujud menyembah di
dalam kuil Nisrokh, allahnya, maka Adramelekh dan Sarezer, anak-anaknya,
membunuh dia dengan pedang,..”
[ETP]
VIII. Materi Ibadah:
Nats Pembimbing
: Mzm 95 : 6-7b
Berita Anugrah : Mzm 96 : 6
Petunjuk Hidup Baru : Mzm 96: 7-9
Persembahan
: Mzm 97: 11
Nyanyian
:
1. KJ 242
2. KJ 247
3. KJ 251
4. KJ 46
5. KJ 341
6. KJ 369a
58
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH 7 SEPTEMBER 2014
Minggu Biasa; Warna Liturgi Hijau
Bacaan: Matius 18:15-20
Bacaan Leksionari: Yeh. 33:7-9; Mzm. 95:1-9; Rom. 13:8-10;
Mat. 18: 15-20
Thema:
MENEGUR DENGAN BIJAK
A. Tujuan
1. Agar anggota jemaat memahami bagaimana cara menegur
dengan bijak dan menerapkannya dalam kehidupan bergereja.
2. Agar anggota jemaat mau untuk ditegur (dinasihati) jika
melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tata aturan gereja.
B. Latar Belakang Teks
Injil Matius ditulis sekitar tahun 85 atau 90 M. Siapa penulisnya?
Tidak bisa dipastikan. Yang pasti Injil ini berasal dari beberapa
sumber yaitu; Injil Markus, sumber Q dan sebuah bahan khusus
sebagai sumber-sumbernya. Sebagian besar para ahli sepakat bahwa
sang penulis adalah seorang Kristen dengan latar belakang Yahudi
yang berbahasa Yunani. Injil ini ditujukan kepada mereka yang
memahami diri mereka sebagai jemaat yaitu suatu paguyuban atau
persaudaraan, anak-anak Allah dan murid-murid Yesus. Sebagian
besar dari mereka berlatar belakang Yahudi dan sebagian kecil bukan
Yahudi yang berada di wilayah kota dan berbahasa Yunani. Dalam
kehidupan berjemaat (Paguyuban), mereka terdiri dari beberapa
kelompok yaitu; kelompok “para nabi”(Mat.10:41; 23:34), kelompok
guru-guru yang dipercaya memiliki kelebihan dalam hal Kitab Suci
dan hukum Torah dan jemaat biasa (buku: injil matius sebagai cerita,
hal.208-209). Karena terletak di wilayah perkotaan, maka secara
ekonomi dan sumber daya manusia (SDM) jemaat ini adalah jemaat
59
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
yang sudah mapan. Begitu juga dalam kehidupan berorganisasi
sudah tertata dengan baik. Sebagaimana layaknya kehidupan sebuah
organisasi yang memiliki aturan-aturan, maka dalam paguyuban atau
jemaat tersebut juga memiliki aturan-aturan. Salah satu aturan yang
berhubungan tentang ajaran gereja dan disiplin gereja. Walaupun
dalam kehidupan persekutuan ada tokoh nabi dan guru tetapi dalam
pengambilan sebuah keputusan yang berhubungan tentang ajaran dan
disiplin gereja, diputuskan oleh seluruh jemaat, sebagaimana yang
ditujukan dalam Matius pasal 18: 18-20.
Secara khusus Matius pasal 18 membicarakan tentang hal
kerajaan sorga. Bagaimana seharusnya seseorang layak mendapatkan
hak waris kerajaan sorga. Untuk menjelaskan hal itu Yesus
kemudian menggunakan perumpamaan-perumpamaan. Namun untuk
perikop yang kita bahas saat ini yaitu Matius 18:15-20 tidak
menggunakan perumpamaan, tetapi lebih kepada satu disiplin gereja
yang di beri judul oleh LAI “Tentang menasihati sesama saudara”.
Disiplin ini harus diterapkan, bila diantara kehidupan pribadi jemaat
terjadi perbuatan yang melanggar tata aturan atau disiplin gereja.
Perikop ini diawali dengan kata “Apabila…” menunjukan bahwa
ada pembicaraan dua arah. Artinya sebelumnya ada pertanyaan yang
ditujukan kepada Yesus yang berhubungan dengan perilaku orang
Kristen (jemaat) yang telah jatuh ke dalam dosa walaupun memang
tidak tertulis pertanyaan itu dalam teks dan tidak dijelaskan juga
macam dosa yang diperbuat. Tetapi yang jelas jawaban Yesus
memberikan gambaran bahwa setiap orang percaya harus ditegur
(dinasihati) jika perilaku hidup tidak sesuai dengan aturan dan
disiplin gereja (paguyuban pada waktu itu).
Menarik juga untuk disimak bahwa bukan saja orang yang jatuh
di dalam dosa yang harus ditegur (dinasihati), tetapi sebagai sesama
jemaat (Kristen) juga diberikan tugas untuk menegur (menasihati),
jika melihat atau mendapati saudara Kristen yang lain melanggar
aturan atau disiplin gereja. Jadi ada yang ditegur dan ada yang mau
menegur. Dijelaskan tiga cara untuk menegur yaitu; Pertama,
Dibawah empat mata (ay. 15), kedua, dengan menggunakan dua
60
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
atau tiga orang saksi (ay.16), ketiga, dibawa (diperhadapkan) ke
depan jemaat (ay.17).
C. Konteks Masa Kini
Kehidupan yang penuh dengan persoalan yang kompleks membuat
orang mudah tersinggung jika ditegur, walaupun tahu bahwa dirinya
salah. Disisi lain sebagian orang percaya (Kristen) tidak mau tahu
dengan keadaan disekitarnya yang penting dirinya aman alias
“Cuek”. Kalaupun tahu ada orang percaya yang melakukan hal-hal
yang tidak sesuai dengan prinsip iman Kristen, justru sengaja
dibiarkan saja karena tidak mau terlibat dalam situasi yang rumit.
Selain itu adanya budaya ketimuran kita yaitu “tua” dan “muda”.
Kalau seorang tua yang melakukan kesalahan yang tidak sesuai
dengan aturan gereja, maka ia tidak mau ditegur (dinasihati) oleh
yang muda. Sebaliknya yang muda juga enggan untuk menasihati
yang tua karena merasa “tidak enak” atau belum pantas atau takut
justru dibalik marah. Sama seperti pada umumnya gereja-gereja yang
lain memiliki aturan-aturan, maka GKSBS memiliki TATA GEREJA
dan TATA LAKSANA (TAGER TALAK) serta buku panduan
pendampingan pastoral yang dapat dipakai oleh para pelayan dalam
menyikapi persoalan-persoalan jemaat.
D. Saran Penyusun Khotbah
1. Pendahuluan.
Pengkhotbah dapat memulai dengan menjelaskan secara singkat
tetentang latar belakang teks yaitu; tahun penulisan, sumbersumber penulisan dan konteks jemaat yang dituju.
2. Isi.
Melihat konteks masyarakat saat ini yang penuh dengan berbagai
persoalan dan beratnya hidup, memicu orang untuk cepat
tersinggung dan marah jika ditegur atau dinasihati. Oleh sebab
itu diperlukan cara-cara yang lebih bijak.selain itu orang percaya
juga diberikan tugas untuk menegur (menasihati), jika kedapatan
sesame jemaat melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tata
aturan gereja.
61
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
3. Penutup
Berikan apresiasi kepada jemaat yang sudah melakukan hal
tersebut (mau ditegur dan mau untuk menegur) karena orangorang seperti inilah yang mendapat bagian dalam kerajaan sorga.
E. Usulan
Nats Pembimbing : Yesaya 43: 1
Berita Anugerah : Amsal 22: 1-2
Nats Persembahan : Ulangan 8:18
Pujian-Pujian:
KJ. 454 : 1,2
PKJ. 7
: 1-3
KJ. 381 : 1,6,7
PKJ. 143 : 1,-3
PKJ. 150 :1 dan seterusnya
KJ. 415 : 1,3
Contoh Khotbah
“ MENEGUR DENGAN BIJAK “
Bapak, ibu, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Syallom! (menunggu jawaban dari jemaat)… Senang saya bisa
kembali bertemu dengan saudara, saudari sekalian. Tema kita disaat ini
diberi judul “MENEGUR DENGAN BIJAK”. Sedangkan perikop yang
telah kita baca tadi dari matius pasal 18: 15-20 oleh Lembaga Alkitab
Indonesia (LAI) di beri judul “Tentang menasihati sesama saudara”.
Untuk memahami perikop ini perlu kita ketahui konteks pada saat teks ini
ditulis.
Injil matius ditulis sekitar tahun 85 atau 90 M. Sampai saat ini
tidak dapat dipastikan siapa penulis Injil ini, yang pasti bahwa Injil ini
berasal dari beberapa sumber yaitu; rasul matius sendiri, Injil Markus dan
sumber Q oleh sebab itu injil matius lebih luas dari Injil Markus. Injil ini
62
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
ditujukan kepada mereka, yang memahami dirinya sebagai jemaat yaitu
suatu paguyuban atau persaudaraan, anak-anak Allah dan murid-murid
Yesus. Sebagian besar dari mereka berlatar belakang Yahudi dan
sebagian kecil bukan Yahudi yang berada di wilayah kota dan berbahasa
Yunani. Paguyuban ini terdiri dari beberapa kelompok yaitu; kelompok
“para nabi”(Mat.10:41; 23:34), kelompok guru-guru yang dipercaya
memiliki kelebihan dalam hal Kitab Suci dan hukum Torah dan jemaat
biasa (Mat.23:8 ; 23:24). Karena berada di wilayah perkotaan, maka
secara ekonomi dan sumber daya manusia (SDM) jemaat ini cukup baik.
Begitu juga dalam kehidupan berorganisasi sudah tertata dengan baik.
Ada aturan-aturan yang mengikat sebagai subuah peguyuban (jemaat).
Salah satu aturan yang berhubungan tentang ajaran dan disiplin gereja.
Walaupun dalam kehidupan berjemaat ada tokoh-tokoh seperti nabi dan
guru, tetapi dalam pengambilan sebuah keputusan yang berhubungan
tentang ajaran dan disiplin gereja, harus diputuskan oleh seluruh jemaat
oleh kuasa Kristus, sebagaimana yang ditujukan dalam matius pasal 18:
18-20. Secara khusus Matius pasal 18 membicarakan tentang hal
kerajaan sorga.Bagaimana seharusnya seseorang layak mendapatkan hak
waris kerajaan sorga. Untuk menjelaskan hal tersebut Yesus kemudian
menggunakan perumpamaan-perumpamaan. Namun untuk perikop yang
kita bahas disaat ini tidak menggunakan perumpamaan, tetapi lebih
kepada satu disiplin dalam kehidupan bergereja. Disiplin ini harus
diterapkan, bila diantara seorang percaya dengan yang lain terjadi
perbuatan yang melanggar aturan atau prinsip bergereja.
Saudara, saudari yang dikasih Tuhan Yesus, Firman Tuhan yang
kita baca tadi di awali dengan kata “Apabila…” menunjukan bahwa ada
pembicaraan dua arah.Artinya sebelumnya ada pertanyaan yang
ditujukan kepada Yesus yang berhubungan dengan perilaku orang
percaya yang telah jatuh ke dalam dosa. Memang tidak tertulis
pertanyaan itu dan tidak dijelaskan juga macam dosa yang diperbuat.
Tetapi yang jelas jawaban Yesus memberikan gambaran bahwa setiap
orang percaya harus ditegur (dinasihati) jika perilaku hidup tidak sesuai
dengan tata aturan gereja. Sangat menarik untuk disimak bahwa bukan
saja orang yang jatuh di dalam dosa yang harus ditegur (dinasihati),
63
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
tetapi kita sebagai orang percaya (Kristen) juga diberikan tugas untuk
menegur jika melihat orang Kristen (terkhusus satu jemaat) melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan aturan gereja.Jadi ada yang mau
menerima jika ditegur dan ada yang mau untuk menegur.
Dari firman Tuhan yang kita baca dan renungkan disaat ini
disebutkan tiga cara untuk menegur:
Pertama, Dibawah empat mata (ay. 15), artinya hanya ada dua
orang (yang memberikan nasihat dan yang berdosa).Kalau orang tersebut
mau menerima teguran tersebut dan mau bertobat maka selesai sampai
ditahap tersebut aja. Tidak perlu orang lain untuk mengetahuinya. Disini
terlihat bahwa ada usaha untuk melokalisir masalah dan dituntut untuk
menjaga “rahasia jabatan” bagi mereka yang menegur. Jika tahap ini
gagal, maka dapat dilakukan dengan tahap yang kedua, yaitu
menggunakan dua atau tiga orang saksi (ay.16), artinya seorang yang
menegur dapat mengajak teman yang dapat dipercaya lebih dari satu
orang.
Jika yang bersangkutan sadar dan mau bertobat, maka
masalahnya selesai sampai disitu saja dan cukup yang hadir pada saat itu
yang tahu. Namun jika tahap ini pun gagal, maka dapat di lakukan
dengan tahap yang ketiga, yaitu dibawa (diperhadapkan) ke depan jemaat
(ay.17). Cara ini dipakai sebagai tahap yang terakhir karena pada saat
itu segala sesuatu yang berhubungan dengan ajaran dan disiplin gereja
harus diputuskan oleh jemaat. Artinya keputusan tertinggi menyangkut
kehidupan bergereja ada pada jemaat. Dalam struktur oraganisasi
GKSBS keputusan tertinggi ada pada Sidang Majelis Jemaat. GKSBS
memahami bahwa majelis adalah lembaga yang di jabat oleh orang-orang
yang telah dipercaya oleh jemaat dan diteguhkan dalam ibadah untuk
menduduki jabatan gerejawi. Oleh sebab itu apa yang diputuskan oleh
sidang majelis adalah keputusan jemaat juga.
Saudara, saudari yang dikasihi Tuhan Yesus, Kalau pada
kesempatan ini kita berbicara tentang menegur dengan bijak dalam
makna pendidikan atau penggembalaan, maka kita harus melakukan
teguran itu dengan bijak. Sebab tujuan suatu tegur (nasihat) ialah agar
orang percaya sadar akan kesalahan dan dosa yang diperbuatnya dan
kemudian bertobat.Kita ingin orang percaya kembali kepada jalan
64
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
kebenaran.Tetapi perlu untuk melakukakannnya dengan cara-cara yang
lebih baik. Sebab menegur orang lain adalah suatu hal yang tidak
mudah. Kalau kita mampu menegur seseorang, artinya kita sudah lebih
baik dari orang itu (terlebih dahulu tidak melakukan hal yang sama).
Belum lagi kalau orang yang kita nasihati telah meninggalkan Allah
sebagai sumber kehidupannya.Dan ternyata tidak semua orang percaya
mau memberi dirinya ditegur (dinasihati). Dan firman Tuhan berkata
bahwa “ Orang-orang seperti itu harus dianggap sebagai orang yang tidak
mengenal Allah lagi. (ay.17). Artinya orang yang demikian dianggap
telah meninggalkan prinsip-peinsip persekutuan dan kasih. Ia telah
kehilangan relasi dengan sesamanya. Ia tidak jujur terhadap dirinya
sendiri dan sesama mahkluk ciptaan Allah (bd. Imamat 19:17).
Kecendrungan ini dapat membawanya kepada penyangkalan terhadap
Tuhan dan firman-Nya. (bd.Yosua 24:27 ; II Tim.2:12). Apakah makna
penting dari teguran (nasihat) ?Supaya orang percaya dapat kembali
kepada Allah dan terus berada dalam persekutuan orang-orang beriman
kepada Tuhan Yesus Kristus.Kita menegur mereka yang salah supaya
semakin dekat dengan Allah. Maka bukan saja orang tersebut kembali
kepada kebenaran yang sejati tetapi kita juga telah melaksanakan tugas
sebagai saudara seiman untuk selalu mengingatkan dan menasihati
saudara yang lain. Namun ingat! harus dengan bijak. Terpujilah Kristus,
haleluya..Amin
[TJT]
65
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 14 SEPTEMBER 2014
Minggu Biasa; Warna Liturgi Hijau
Bacaan Alkitab; Bilangan 21:4-9
Bacaan Leksionari: Bil 21:4-9; Mzm 78:1-2, 34-38; Flp 2:6-11; Yoh 3;13-17
Thema:
TETAP PANDANG TUHAN
Tujuan:
Jemaat dalam hidup tetap memandang Tuhan agar dapat melewati
segala masa dan musim hidup dalam pemeliharaan Tuhan.
A. PENJELASAN TEKS
Perjalanan umat Tuhan melewati padang gurun senantiasa disertai
Tuhan. Penyertaan dan tuntunan-Nya itu antara lain melalui tiang awan,
tiang api; tiap pagi disediakan roti manna, petang hari disediakan burung
puyuh sebagai bahan makanan dll.
Meski demikian besarnya
pemeliharaan dan tuntunan Tuhan bagi mereka, bangsa Israel ini masih
saja tergoda untuk bersungut-sungut kepada Tuhan.
Dalam perjalanan dari gunung Hor ke arah laut Teberau
mengelilingi tanah Edom, umat ini mulai bersungut-sungut kepada
Tuhan. Mereka merasa bosan dengan roti yang Tuhan sediakan, kurang
mendapatkan kelimpahan air, kelelahan dalam perjalanan berkeliling dan
seterusnya (ay 5).
Pada saat mereka bersungut-sungut melawan Tuhan dan Musa,
Tuhan memerintahkan ular-ular tedung, masuk ke perkemahan mereka;
memagut mereka dan berdampak kematian (ay 6).Ular Tedung adalah
ular berbisa. Gigitan ular ini dapat menimbulkan rasa sakit yang luar
biasa dan demam bahkan dapat mematikan.
Melalui serangan ular-ular tedung yang masuk ke perkemahan
yang didatangkan Tuhan itu, umat menjadi sadar akan dosa mereka yang
telah melawan Tuhan dan Musa, ay 7. Kesadaran itulah yang kemudian
66
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
mendorong mereka untuk memohon kepada Musa agar berdoa kepada
Tuhan meminta supaya Tuhan menjauhkan ular-ular tedung yang ganas
tersebut, ay 7.
Tuhan menjawab doa Musa dengan cara-Nya sendiri. Ular-ular
tedung itu masih tetap bisa ada di seputar perkemahan di padang gurun
itu. Tetapi Tuhan memerintahkan Musa untuk membuat sebuah ular
tedung dari tembaga. Ular tembaga itu harus diberi sebuah tiang. Setiap
orang yang karena dosa dan kejahatannya dipagut ular tedung, jika
dengan iman memandang pada ular tembaga yang dibuat Musa, maka
orang itu tidak mati, tetap hidup (ayt.8). Melalui peristiwa ini Allah
memberikan kelepasan kepada umat itu dan mengajar mereka supaya
sepenuhnya menggantungkan diri mereka kepada-Nya saja.
Dalam kedaulatan-Nya, Tuhan dapat memakai apa saja untuk
menjadi alat murka-Nya menimpa orang yang memberontak dan
melawan Dia.
Tuhan dalam kedaulatan-Nya punya hak untuk
menentukan dengan cara apa kutukan dosa dapat diselesaikan sehingga
manusia beroleh hidup.
Dari kisah ini ada tiga pelajaran penting: Penyebab dari
penghukuman, puncak dari penghukuman, dan penyelamatan dari
penghukuman.
Pertama,Penyebab dari penghukuman. Lalu mereka berkata-kata
melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari
Mesir?”(ay5).
Sungut-sungut mereka adalah hasil dari
ketidakpercayaan. Mereka tidak percaya akan rencana dan pemeliharaan
Allah melalui hamba-Nya, Musa. Penyebab dari penghukuman mereka
adalah dosa ketidakpercayaan dan pemberontakan mereka terhadap
Allah.
Kedua, Puncak dari penghukuman. Dalam Ulangan 8:15, sebenarnya
sudah dijelaskan bahwa padang gurun yang mereka lewati itu dipenuhi
ular api dan kalajengking, namun Allah masih memelihara mereka.
Mereka dijauhkan dari serangan ular-ular itu. Disaat mereka mulai
bersungut-sungut dan malah tidak berterima kasih atas berkat-berkat
Allah, ular-ular itu memagut tubuh mereka, membuat mereka mengalami
demam tinggi, bahkan kematian.
67
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Ketiga,Penyelamatan dari penghukuman. Allah menyediakan cara agar
orang-orang berdosa diselamatkan. “Maka jika seorang dipagut ular,
dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup” (Bil.
21:9). Cara Allah menyelamatkan manusia adalah dengan kembali
mengarahkan manusia itu untuk tetap memandang Allah.
B. KONTEKS MASA KINI
Perjalanan kehidupan kita sebagai umat percaya hampir sama
dengan perjalanan iman umat Israel dari Mesir menuju Kanaan.
Perjalanan kita penuh dengan lika-liku kehidupan. Kadangkala kita
diijinkan melewati jalan lurus tapi kadangkala kita diijinkan Tuhan untuk
melewati lorong gelap dengan harapan kita bertahan dan terus
bergantung pada-Nya.
Banyak orang percaya yang terus bertahan melewati loronglorong gelap kehidupan ini dan sampai pada kehidupan yang penuh
damai sejahtera. Tetapi juga tidak sedikit orang percaya yang sangat
marah karena harus melewati masa-masa sulit. Dalam kondisi yang
demikian Tuhan menjadi sasaran amarah mereka. Omelan, sungutsungut keluar dari hati dan mulut anak-anak Tuhan.
Dalam membuat Program Jemaat atau Rencana Strategi, orientasi
kita selalu pada tercapainya Visi dan Misi yang sudah dirumuskan
bersama. Namun dalam perjalanan ada berbagai hambatan, lalu orang
mulai saling menyalahkan bahkan mengkambinghitamkan sesama
maupun Tuhan. Orang lebih memilih tidak melakukan apa-apa atau
menikmati yang ada saja daripada harus bersusah payah menghadapi
tantangan demi tantangan untuk mencapai sesuatu yang besar di depan
sana. Orang lebih cenderung berorientasi pada keinginannya sendiri
dibanding berorientasi pada rencana Allah dalam hidup ini.
Dalam kehidupan rumah tangga pun seringkali ketika kita
menemui kesulitan hidup lebih banyak sungut-sungut dan amarah yang
keluar dari hati dan bibir kita dibanding berdiam sejenak dan melihat
kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Di saat kita tidak mempercayakan
seluruh hidup kita kepada-Nya, di saat kita meragukan kasih dan
pemeliharaan-Nya dapat saja Ia mengijinkan kita menghadapi bertubitubi masalah sebagai cara-Nya untuk menyadarkan kita. Tatkala kita
68
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
sadar dan mau datang pada-Nya, Dia mau mengarahkan pandangan kita
kepada-Nya dan meraih kehidupan yang disediakan bagi kita. Sama
halnya ketika orang Israel diminta memandang ular tembaga itu maka
mereka menerima kehidupan yang disediakan Tuhan bagi mereka.
C. SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
1. Pengkhotbah mengawali khotbahnya dengan menyampaikan bahwa
perjalanan umat Tuhan menuju tanah perjanjian adalah sebuah
perjalanan iman. Pengkhotbah menyampaikan pula bahwa Tuhanlah
yang berprakarsa membawa umat keluar dari Mesir, maka Tuhan
yang sama itu pun yang menuntun, membela dan memelihara
mereka dengan cara-Nya yang ajaib.
2. Khotbah dilanjutkan dengan menceritakan peristiwa yang terjadi di
dalam Bilangan 21:4-9. Bangsa ini mulai bersungut-sungut melawan
Musa dan Tuhan karena seolah mereka tidak diberi makan dan
minum oleh Tuhan. Atas amarah mereka, Tuhan mendatangkan
ular-ular tedung dan memagut mereka sebagai tindakan
penghukuman atas bangsa ini.
Dalam kondisi memprihatinkan
itulah mereka kembali datang kepada Tuhan, mereka minta Musa
bersyafaat kepada Tuhan mohon ular-ular itu dijauhkan. Tuhan
menjawab permohonan mereka tetapi dengan cara Tuhan sendiri.
3. Di bagian penutup, pengkhotbah menyampaikan konteks masa kini
yang memang relevan. Misalnya dengan menyampaikan bahwa
seringkali umat lupa akan pemeliharaan Tuhan. Disaat umat
diijinkan mengalami lika-liku kehidupan, kadang umat memilih
untuk berhenti atau beralih melewati jalan lain, kadang kita
bersungut-sungut kepada Tuhan. Ketika dalam bergereja, ada visi
dan misi yang dirumuskan untuk beberapa tahun ke depan, di tengah
jalan mengalami hambatan atau tantangan kita lebih memilih
kembali pada zona nyaman daripada memandang ke depan bahwa di
seberang sana ada hidup yang lebih baik dan bila bersama Tuhan
maka kehidupan yang baik di seberang sana dapat kita alami.
D. LITURGI
1. Ny. Pembukaan
: KJ. 10:1-5 “Pujilah Tuhan, Sang Raja”
69
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
2 Nats Pembimbing
3. Ny. Jemaat
4. Berita Anugerah
5. Ny. Peneguhan
6. Ny. Responsoria
7. Nats Persembahan
8. Ny. Persembahan
9. Ny. Penutup
: Mazmur 95:6-7
: KJ. 14:1-3 “Muliakan Tuhan Allah”
: Yohanes 3:16-18
: KJ. 389:1-4 Besarlah Kasih Bapaku
: PKJ. 255 FirmanMu Kupegang Selalu
: 2 Korintus 9:6-12
: PKJ. 219:1 dst Di Saat Ini Kuangkat Tembang
: PKJ. 180:1 Kasih Tuhan mengiringimu.
CONTOH KHOTBAH JADI
Ibu Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Perjalanan umat Tuhan menuju tanah perjanjian itu sesungguhya
merupakan perjalanan iman. Mereka tahu,bahkan mengalamai sulitnya
untuk membebaskan diri dari cengkeraman tangan Firaun. Prakarsa
adalah dari Tuhan. Sepuluh macam tulah di Mesir dari Tuhan itu selain
“menggertak” Firaun, juga untuk memantapkan iman umat Tuhan
sebelum mereka mengayunkan langkah mereka meninggalkan Firaun dan
Mesir. Sebelum me reka melangkah lebih jauh Tuhan memandang perlu
memberi pemahaman yang benar bahwa yang menyertai perjalanan
mereka itu lebih kuat dari kereta kuda bangsa Mesir, sebab Tuhan
berkuasa mendirikan tembok besar dari air laut! Perjalanan umat Tuhan
dapat berlanjut. Tentara Mesir terkubur dalam laut. Segala puja dan puji
serta sembah sujud dan kekaguman umat dengan berlimpah disampaikan
di hadapan Tuhan. Dalam perjalanan itu, tak henti-hentinya Tuhan
memperkenalkan diri melalui berbagai macam peristiwa dalam rangka
memperteguh iman mereka.
Kurun waktu yang panjang, umat Tuhan tentunya sudah
memperoleh banyak pelajaran iman yang mendewasakan dan
meneguhkan iman percaya mereka kepada-Nya. Tapi suatu hari, di luar
dugaan terjadilah sebuah kesalahan fatal yang mereka lakukan. Sepintas
nampaknya sepele, hanya karena ada perasaan kurang senang yang
dibiarkan berkembang, lalu diungkapkan dalam lontaran kritik yang
ditujukan kepada Allah dan Musa (ay 5). “Lalu mereka berkata-kata
70
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
melawan Allah dan Musa.” Berarti mereka telah berani mengacungkan
tinju, menolak, dan atau menyerang! Mereka berkata “Mengapa kamu
memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di Padang Gurun
ini? Sebab disini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan
hambar ini kami sudah muak.”
Betapa kecewanya Tuhan, sangat marah dan tentu juga sangat
sedih tatkala melihat hati mereka dan mendengar perkataan mereka itu.
Ibu Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Dosa mereka adalah: Pertama, Mereka berani menuduh Musa
dan Tuhan tidak bertanggungjawab dan menelantarkan mereka, sampai
bisa saja mengakibatkan kematian mereka di padang gurun. Padahal
Musa dan terlebih Tuhan, sudah sedemikian memberikan pembelaan
bahkan memperjuangkan kebebasan mereka dari perbudakan di Mesir.
Mereka sama sekali tidak peka atas pembelaan dan perjuangan Tuhan,
yang ditandai dengan berbagai mujizat.
Kedua, dari keadaan
terpuruknya mereka di Mesir, sekarang mereka menjadi bangsa
terhormat. Tetapi kritik tajam mereka itu menunjukkan bahwa mereka
lebih suka kembali dan menikmati hidup sebagai budak di Mesir. Ketiga,
mereka begitu sangat berani bicara soal makan dan minum. Harusnya
ada kesadaran bahwa kalau mereka tidak diberi makan dan minum oleh
Tuhan, mereka pasti tidak akan hidup bertahan sampai saat itu.
Ungkapan kasar yang disampaikan kepada Musa dan Tuhan secara tidak
langsung menghapus segala ungkapan syukur mereka di waktu lalu
tatkala Tuhan menyelamatkan mereka. Mereka menyangkal penyertaan
Tuhan yang konsisten dan ajaib selama itu.
Kritik yang mereka lontarkan mempunyai daya untuk
mematahkan semangat, tapi Tuhan tidak terpancing untuk mutung
(ngambeg), Ia lebih memilih menjatuhkan hukuman berat yang dapat
mendidik bangsa itu supaya lebih sungguh-sungguh menjaga hati dan
mulutnya. Allah marah secara cerdas. Tuhan menyuruh ular-ular
tedung.....(ay 6) hal itu merupakan kewenangan Tuhan yang tidak bisa
diganggu gugat. Tuhan mengendurkan pemeliharaan dan perlindunganNya kepada bangsa itu, sehingga dengan leluasa ular-ular berbisa itu
memagut banyak dari mereka. Padahal dalam Ulangan 8:15, sebenarnya
71
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
sudah dijelaskan bahwa padang gurun yang mereka lewati itu dipenuhi
ular api dan kalajengking, namun Allah masih memelihara mereka.
Mereka dijauhkan dari serangan ular-ular itu.
Ibu Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Dari hukuman Tuhan yang keras itu, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa: Pertama, Tuhan sangat menaruh perhatian pada hati
dan mulut kita, karena kita adalah makhluk ciptaan-Nya yang paling
tinggi derajatnya dibanding ciptaan yang lain. Kedua, dalam hidup ini
sebenarnya ada begitu banyak “ular-ular tedung” yang berpotensi
“memagut” atau membinasakan hidup kita, di saat kita berada di luar
perlindungan dan pemeliharaan serta pembelaan-Nya.
Tatkala umat menyesali dosa serta memohon belas kasihan Tuhan
melalui Musa, maka Tuhan bersedia menerima mereka. Tuhan memang
tidak menjawab seturut permohonan mereka. Tetapi Tuhan ingin
mengubah mereka melalui cara Tuhan sendiri. Tuhan memberi jalan
keluar bagi mereka yang dipagut ular berbisa itu. Bila mau memandang
ular tembaga buatan Musa yang dipasang pada sebuah tiang, maka
mereka yang sudah diambang maut atau kematian itu dapat tertolong dan
sembuh kembali. Dengan beriman dan percaya dengan sungguh-sungguh
akan pertolongan dan pemeliharaan Tuhan maka akan hidup. Cara
Tuhan menolong umat itu sangat menarik, tidak meniadakan (mengusir)
ular-ular tedung itu tetapi menampilkan tandingannya atau penawarnya.
Sebenarnya bukan ular tembaga itu yang berkuasa menyelamatkan dan
menyembuhkan mereka, tapi mempercayai perkataan Tuhan yang
mengatakan barangsiapa memandangnya akan selamat. Mempercayai
perkataan Tuhan berarti mempercayai Tuhan yang berkata itu dengan
benar. Benda dari tembaga itu hanyalah tanda, lambang, simbol. Maka
Tuhanlah yang mestinya dipercayai, karena Tuhan yang dipercayai itulah
penjamin masa depan mereka. Tuhanlah yang membawa mereka keluar
dari Mesir, maka Tuhan yang sama itulah juga yang akan senantiasa
menolong dan menyertai mereka melewati lika-liku hidup sampai mereka
masuk ke Tanah Perjanjian yang penuh dengan susu dan madu itu.
Ibu Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
72
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Perjalanan kehidupan kita sebagai umat percaya hampir sama
dengan perjalanan iman umat Israel dari Mesir menuju Kanaan. Perjalanan
kita penuh dengan lika-liku kehidupan. Kadangkala kita diijinkan melewati
jalan lurus tapi kadangkala kita diijinkan Tuhan untuk melewati lorong
gelap dengan harapan kita bertahan dan terus bergantung pada-Nya.
Banyak orang percaya yang terus bertahan melewati lorong-lorong
gelap kehidupan ini dan sampai pada kehidupan yang penuh damai
sejahtera. Tetapi juga tidak sedikit orang percaya yang sangat marah karena
harus melewati masa-masa sulit. Dalam kondisi yang demikian Tuhan
menjadi sasaran amarah mereka. Omelan, sungut-sungut keluar dari hati
dan mulut anak-anak Tuhan.
Dalam membuat Program Jemaat atau Rencana Strategi, orientasi
kita selalu pada tercapainya Visi dan Misi yang sudah dirumuskan bersama.
Namun dalam perjalanan ada berbagai hambatan, lalu orang mulai saling
menyalahkan bahkan mengkambinghitamkan sesama maupun Tuhan.
Orang lebih memilih tidak melakukan apa-apa atau menikmati yang ada saja
daripada harus bersusah payah menghadapi tantangan demi tantangan untuk
mencapai sesuatu yang besar di depan sana. Orang lebih cenderung
berorientasi pada keinginannya sendiri dibanding berorientasi pada rencana
Allah dalam hidup ini.
Dalam kehidupan rumah tangga pun, seringkali ketika kita menemui
kesulitan hidup lebih banyak sungut-sungut dan amarah yang keluar dari
hati dan bibir kita dibanding berdiam sejenak dan melihat kebaikan Tuhan
dalam hidup kita. Di saat kita tidak mempercayakan seluruh hidup kita
kepada-Nya, di saat kita meragukan kasih dan pemeliharaan-Nya dapat saja
ia mengijinkan kita menghadapi bertubi-tubi masalah sebagai cara-Nya
untuk menyadarkan kita. Tatkala kita sadar dan mau datang pada-Nya, Dia
mengarahkan pandangan kita kepada-Nya dan meraih kehidupan yang
disediakan bagi kita. Sama halnya ketika mereka diminta memandang ular
tembaga itu maka mereka menerima kehidupan yang disediakan Tuhan bagi
mereka.
Dalam setiap masa dan musim kehidupan pribadi, keluarga maupun
gereja, mari kita belajar mempercayakan jalan ini kepada Tuhan. Tetap
pandang Tuhan, maka kita akan hidup. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin
[Argt]
73
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 21 SEPTEMBER 2014
Minggu Biasa, Warna Liturgi: Hijau
Bacaan: Filipi 1: 20-27
Thema:
MENJADI SEMAKIN BERGUNA BAGI YESUS
Tujuan:
Jemaat semakin menyadari tugasnya untuk mengerjakan, menghidupi
nilai-nilai yang diajarkan Kristus merupakan cara kita menghadirkan
Kerajaan Allah
Latar belakang teks
Rasul Paulus menulis surat kepada orang-orang Kristen di Filipi
saat ia berada di penjara. Saat ia mengatakan dalam ayat-ayat awal
surat, ia begitu kuat menyatakan iman bahwa "seluruh penjaga
praetorian dan semua yang lain" datang untuk mengetahui bahwa
penjara itu bagi Kristus.
Paulus menyebutkan perjuangannya, kesedihan dan milik pribadi
dalam surat ini. Mereka kesulitan telah membuatnya lelah, dan sehingga
memiliki penjara dan pengadilan yang dihadapinya. Dia tampaknya
optimis bahwa sidang dapat mengakibatkan pembebasan, mengatakan
bahwa itu adalah" harapan ingin saya dan berharap bahwa saya tidak
akan malu sama sekali". Tapi dia memperingatkan jemaat di Filipi
bahwa mungkin tidak berubah seperti itu. Kemudian ia berbicara dari
lubuk hatinya tentang hidup dan mati.
Paulus tahu betul bahwa ia pasti akan menghadapi kesulitan lebih
pada hari-hari dan tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, ia tidak ragu
untuk mengatakan bahwa ia sulit ditekan untuk mengetahui apakah hidup
atau mati lebih baik. Bahkan, untuk Paulus " mati adalah keuntungan"
74
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dan keinginannya "adalah pergi dan diam bersama Kristus, itu memang
jauh lebih baik".
Tetapi Paulus telah menyerah kehendaknya sendiri. Jadi dia memberitahu
Filipi bahwa meskipun kesediaannya untuk menghadapi kematian, ia
harus terus hidup, dan bekerja untuk mereka "kemajuan dan sukacita
dalam iman". Dia adalah guru mereka, panduan dan contoh, dan mereka
membutuhkannya. Meskipun itu adalah perjuangan, ia akan terus
melayani mereka. Dia akan menyisihkan kerinduannya untuk bersama
Tuhan sehingga dia bisa terus mengajar Filipi tentang Tuhan.
Paulus membuat pilihan yang sulit untuk lebih baik - dalam kasus ini,
baik dari jiwanya sendiri. Paulus percaya pimpinan Tuhan, bahkan
ketika kecenderungan sendiri mungkin telah berlari secepat yang dia bisa
dalam arah yang berlawanan.
Saran penyusunan kotbah:
 Pendahuluan
Ajak jemaat untuk melihat realitas kehidupan yang diperhadapkan
pada pilihan-pilihan. Dalam kehidupan kita, acapkali kita
diperhadapkan kepada dua atau lebih pilihan-pilihan yang kita tidak
dapat menghindar karena harus memilih dan menghadapinya.
Misalnya, harus membuat keputusan siapa jodoh saya, pekerjaan
mana yang sesuai, apakah aku harus terjun langsung dalam pelayanan
gerejawi, dst.
Untuk pilihan-pilihan diatas, rasanya tidak terlalu berat
memutuskannya. Tetapi kalau kita diperhadapkan poada pilihan
dimana keduanya sama penting, bagaimana sikap kita? Demikian
nampaknya, apa yang sedang dialami Rasul Paulus saat dia menulis
surat ini.

Isi
Ceritakan situasi yang menyekitari saat Paulus menulis surat ini.
75
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Dalam situasi itu, pilihan-pilihan yang diambil oleh Paulus
merupakan pilihan yang sulit. Menurutnya, Hidup bukan untuk
dirinya sendiri, demikianlah kiranya hal yang dapat kita lihat dari
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Bagi Paulus, Kristus
adalah segala-galanya, melebihi apapun yang ada di dunia ini.
Paulus berpikir, seandainya pemerintah romawi harus menjatuhkan
hukuman mati kepadanya, toh itu bukan malapetaka baginya, karena
ia tahu bahwa kematian yang akan ia terima justru menghantarnya
pada kehidupan bersama dengan Kristus. Paulus tau ke mana ia akan
pergii dan di mana ia akan tinggal setelah kematian.
Jadi jelas bahwa pengenalan akan Kristus membawa perubahan atau
transformasi diri.
Ceritakan kesaksian Ahok terhadap ancaman dan tekanan yang
sedang dihadapi.
Jika seseorang berbuat sesuatu lalu mendapat imbalan dari orang lain,
itulah yang seharusnya disebut sebagai keuntungan. Tetapi jika
seseorang berbuat bagi sesama tapi justru hal tersebut merugikan
dirinya sendiri, masihkah itu disebut sebagai keuntungan? Statmen
ini membuat Najwa Shihab mengulangi beberapa kali pernyataan
wagub tersebut karena nampaknya tidak percaya ada orang jaman
sekarang ini yang masih memiliki keyakinan seperti itu…..
Bagi Rasul Paulus, setiap kehidupan tentu memiliki tujuan yaitu:
a. Tujuan hidup masa sekarang (saat masih Hidup) yaitu:
menyenangkan Kristus.
b. Tujuan hidup masa yang akan datang (saat sudah mati) yaitu
meraih keuntungan – pahala.

Penutup.
Sebagai penutup, ajak jemaat untuk merayakan hidup bagi kemuliaan
Tuhan. Menjadi semakin berguna bagi Yesus. Mengerjakan,
menghidupi nilai-nilai yang diajarkan Kristus merupakan cara kita
76
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
menghadirkan Kerajaan Allah itu tidak hanya nanti akan, tetapi
dimulai sekarang, lewat kehidupan kita sekalian.
Liturgi :
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Nyanyian:
NMR PK J.
1
242:1-2
2
250:1-3
3
244:1-2
:Maz. 145:2-18
:Yes. 55:6-9
: 2 Kor. 9:6-8
NMR
4
5
6
PK J.
245:1-3
148:1-dst
258:1-2
***
CONTOH KHOTBAH JADI
Ibu, bapak dan saudara, para kekasih Allah,
Dalam kehidupan kita, acapkali kita diperhadapkan kepada dua atau lebih
pilihan-pilihan yang kita tidak dapat menghindar karena harus memilih
dan menghadapinya. Misalnya, harus membuat keputusan siapa jodoh
saya, pekerjaan mana yang sesuai, apakah aku harus terjun langsung
dalam pelayanan gerejawi, dst.
Untuk pilihan-pilihan di atas, rasanya tidak terlalu berat memutuskannya.
Tetapi kalau kita diperhadapkan poada pilihan dimana keduanya sama
penting, bagaimana sikap kita? Demikian nampaknya, apa yang sedang
dialami Rasul Paulus saat dia menulis surat ini.
Saudara-saudaraku, para kekasih Allah,
Rasul Paulus menulis surat ini tidak dalam keadaan yang baik dan
menyenangkan melainkan saat ia berada di penjara. Meski merasa
tertekan tentu, tetapi situasi itu tidak membuatnya sedih, kecewa dan
putus pengharapan, sebaliknya rohnya semakin menyala-nyala bagi
Tuhan. Pernyataan atas tekanan dan himpitan yang harusnya membuat
77
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dia kehilangan harapan hidup itu sungguh luar biasa: “karena bagiku
hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus
hidup di dunia ini, itu artinya bagiku bekerja memberi buah”.Pernyataan
ini menunjukkan bagaimana sikap Paulus terhadap pilihan-pilihan itu.
Hidup bukan untuk dirinya sendiri, demikianlah kiranya hal yang dapat
kita lihat dari Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Bagi
Paulus, Kristus adalah segala-galanya, melebihi apapun yang ada di
dunia ini. Hal ini mendapat penekanan ketika ia mengungkapkan bahwa
apa yang dahulu dianggap keuntungan baginya, sekarang dianggap rugi
karena pengenalan akan Kristus. Malahan segala sesuatu dianggap rugi,
karena pengenalan akan kristus Yesus lebih mulia dari semuanya.
Paulus berpikir, seandainya pemerintah romawi harus menjatuhkan
hukuman mati kepadanya, toh itu bukan malapetaka baginya, karena ia
tahu bahwa kematian yang akan ia terima justru menghantarnya pada
kehidupan bersama dengan Kristus. Paulus tau ke mana ia akan pergii
dan di mana ia akan tinggal setelah kematian.
Jadi jelas bahwa pengenalan akan Kristus membawa perubahan atau
transformasi diri.
Saudara-saudaraku, para kekasih Allah,
Sekitar awal 2014 lalu, seorang wakil Gubernur DKI mengungkapkan
sesuatu yang mencengangkan banyak orang yang mendenga
komentarnya saat wartawan Tanya apakah tidak takut dibunuh. Dengan
ringan dan penuh keyakinan ia mengungkapkan, bagi saya mati adalah
keuntungan. Seolah-olah tidak ada yang perlu ditakuti oleh wagub
tersebut berkaitan dengan kematian yang mungkin saja mengancam
akibat kepemimpinannya yang jujur dan tegas.
Jika seseorang berbuat sesuatu lalu mendapat imbalan dari orang lain,
itulah yang seharusnya disebut sebagai keuntungan.
Tetapi jika
seseorang berbuat bagi sesame tapi justru hal tersebut merugikan dirinya
sendiri, masihkah itu disebut sebagai keuntungan? Statmen ini membuat
Najwa Shihab mengulangi beberapa kali pernyataan wagub tersebut
78
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
karena nampaknya tidak percaya ada orang jaman sekarang ini yang
masih memiliki keyakinan seperti itu…..
Sekarang mari kita kembali kepada istilah yang dipakai Rasul Paulus di
sini kelihatan sedikit tidak lazim sebab istilah yang umum dikenal adalah
‘hidup adalah untung, mati adalah Kristus’, maksudnya: saat hidup di
dunia ini, kita mencari untung dan nanti saat mati kita ketemu Kristus.
Namun Rasul Paulus sangat mengerti arti hidup sesungguhnya sehingga
ia merubahnya “Hidup itu Kristus, mati itu untung”; dengan demikian ia
mampu menanggung segala perkara yang sudah dan sedang atau akan
dialaminya.
Bagi Rasul Paulus, setiap kehidupan tentu memiliki tujuan yaitu:
a. Tujuan hidup masa sekarang (saat masih Hidup)
menyenangkanKristus.
yaitu:
Sering kali kita memakai standar terlalu rendah dalam menilai arti
hidup, misalnya: hidup dikatakan berarti jika kita dapat:
- Bekerja keras mencari uang untuk menyenangkan istri dan
keluarga.
- Belajar dengan rajin untuk menyenangkan orang tua
- Melayani di gereja dengan baik hanya untuk menyenangkan
organisasi
Bila kita memakai standar di atas, cepat atau lambat kita tidak akan
mampu menanggung segala perkara yang kita hadapi, karena:
- Uang tidak dapat memuaskan, sebab bisa saja istri selalu
menginginkan lebih lagi.
- Belajar untuk menyenangkan orang tua sering mendatangkan
kekecewaan ketika tidak mendapat pujian sesuai dengan yang
diharapkan.
- Melayani hanya untuk organisasi maka cepat atau lambat kita
akan membuka gereja baru jika organisasi memperlakukan kita
tidak adil.
Dan seterusnya..
79
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
b. Tujuan hidup masa yang akan datang (saat sudah mati) yaitu meraih
keuntungan – pahala.
Adakah di antara kita saat ini sudah minta mati? Boleh-boleh saja
minta mati seperti Nabi Yunus tetapi apakah kita sudah memiliki
prestasi selama masih hidup? Apakah kematian kita benar-benar
bertujuan untuk meraih pahala?
“Untung” yang dimaksud oleh Rasul Paulus adalah kalau pun dia
mati sekarang, ada mahkota yang menantikannya di seberang sana
oleh sebab dia sudah berprestasi selama hidupnya dan menghasilkan
buah–
memberikan yang terbaik di dalam pelayanan. Artinya tekanannya
tidak hanya mahkota yang nantin akan, tetapi ia sudah melakukan
sesuatu bagi Kristus.
Saudara-saudaraku,
Akhirnya mari kita rayakan hidup yang sungguh amat berguna bagi
kemuliaan nama Tuhan ini dengan memegang prinsip bahwa pengenalan
akan Yesus membawa kita pada perubahan ke arah yang lebih baih.
Menjadi semakin berguna bagi Yesus. Mengerjakan, menghidupi nilainilai yang diajarkan Kristus merupakan cara kita menghadirkan Kerajaan
Allah itu tidak hanya nanti akan, tetapi dimulai sekarang, lewat
kehidupan kita sekalian. Amien.
[Ribas]
80
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 28 SEPTEMBER 2014
Minggu Biasa; Warna Liturgi: Hijau
Bacaan Khotbah: Ratapan 3 : 21-26
Bacaan Leksionari: Yeh 18:25-28; Mzm 25:4-9; Flp 2:1-11; Mat 21:28-32
Thema:
BERDOA, BERHARAP DAN MENCARI TUHAN
Tujuan:
1. Agar jemaat melakukan refleksi atas perjalanan hidupnya.
2. Agar jemaat terdorong untuk berharap dan mencari Tuhan dalam
setiap pergumulan hidup yang dihadapi.
Latar Belakang Teks
Kitab Ratapan terdiri dari lima syair yang meratapi jatuhnya
Yerusalem ke tangan tentara Babel pada tahun 586 Sebelum Masehi, dan
kehancuran serta masa pembuangan sesudah itu.
Walaupun kitab ini pada umumnya bernada sedih, namun di
dalamnya tampak juga segi kepercayaan kepada Allah dan harapan akan
masa depan yang cerah. Syair-syair ini digunakan oleh orang Yahudi
dalam ibadah mereka pada hari-hari khusus untuk berpuasa dan
berkabung. Hari-hari khusus seperti itu diadakan setiap tahun untuk
mengenang malapetaka yang menimpa bangsa itu pada tahun 586
Sebelum Masehi.
Kitab Ratapan ditulis tatkala Bangsa Yehuda hidup dalam
penderitaan yang amat hebat. Negeri mereka diluluhlantakkan oleh
bangsa Babilonia. Raja Nebukadnezar memimpin penyerangan atas
Yehuda dan meratakan Yerusalem sama dengan tanah. Istana dan segala
bangunan milik para bangsawan dan bahkan Bait Suci dibakar dan
tinggal puing-puing saja. Segala tembok sekeliling kota Yerusalem
dirobohkan oleh tentara Babel. Harta benda dan ternak dirampas.
Wanita-wanita cantik, paratukang, ahli bangunan dan pemuda
mereka menjadi tawanan dan dibawa paksa, migrasi kenegeri Babel.
81
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Hanya orang miskin, kaum tua renta, bayi dari negeri itu yang dibiarkan
tinggal di negeriYerusalem yang sudah berubah wajah.
Sementara itu, Zedekia, raja Yehuda ditangkap dan dipaksa melihat
putera-puterinya di sembelih di depan matanya sendiri. Para bangsawan,
juga mengalami nasib yang sama. Mereka disembelih di depan raja
mereka. Kemudian, raja Yehuda dicungkil matanya dan dipenjarakan di
Babel seumur hidupnya. (referensi:Yeremia 52).
Isi
Penderitaan Yerusalem 1:1-22
Hukuman kepada Yerusalem 2:1-22
Hukuman dan harapan 3:1-66
Yerusalem runtuh 4:1-22
Doa mohon belas kasihan 5:1-22
Penjelasan Teks Ratapan 3 : 21-26
Lembaga Alkitab Indonesia memberikan tema “Penghiburan
dalam Penderitaan” atasPasal 3 ini. Penulis Kitab Ratapan melihat
sendiri kesengsaraan yag dialami bangsa Yehuda (Ratapan 3:1). Situasi
penderitaan digambarkan mulai ayat 2-17. Tanpa pemeliharaan Allah,
Yehuda mengalami situasi yang digambarkan: gelap gulita, mengalami
siksaan, dipukuli setiap hari, daging dan kulitnya menjadi susut,
tulangnya dipatahkan, tanpa pengharapan masa depan.
Tetapi penulis Kitab Ratapan melihat secercah sinar harapan.
Harapan itu hanya ada pada Tuhan. Mulai Ratapan 3: 21, dst penulis
Kitab Ratapan mulai meninggalkan sikap pesimis dan menuliskan syair
optimistik. Kesimpulan yang dapat ditawarkan oleh penulis adalah
bahwa “Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi
jiwa yang mencari Dia” (Ay 25).
Tema pokok teks di atas adalah sebagai berikut:
1. Penderitaan seberat apapun tidak boleh menghilangkan iman dan
pengharapan kepada Allah.
82
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
2. Allah sanggup menolong bagi setiap orang yang berharap dan
mencari Dia dengan segenap hati.
3. Adalah baik menantikan dengan sabar datangnya “waktu Tuhan”
yakni saat Dia bertindak dan menolong.
Konteks Masa Kini
1) Banyak orang menderita. Penyebab penderitan beraneka ragam:
karena bencana, sakit-penyakit, gagal panen, usaha yang kandas,
terbelit hutang, keruntuhan rumah tanggga, dst.
2) Pada saat penderitaan terjadi, pada umumnya seseorang sulit melihat
pengharapan di dalam Tuhan.
3) Sikap pesimis harus digantikan sikap optimistik bila relasi dengan
Tuhan sudah diperbaiki .
Saran Penyusunan Kotbah
1. Pembukaan
Awali
kotbah
semenarik
mungkin.
Pengkotbah
dapat
menceritakangambaran penderitaan yang dialami umat Yehuda pada
saat mereka ada di pembuangan.
2. Isi
Pengkotbah menyampaikan Latar belakang teks dan Penjelasan teks.
Tekankan tentang :
a. Penderitaan seberat apapun tidak boleh menghilangkan iman dan
pengharapan kepada Allah.
b. Allah sanggup menolong bagi setiap orang yang berharap dan
mencari Dia dengan segenap hati.
c. Adalah baik menantikan dengan sabar datangnya “waktu Tuhan”
yakni saat Dia bertindak dan mmenolong.
3. Penutup
Paparkan konteks masa kini. Kemukakan relevansi Firman Tuhan
dalam kehidupan jemaat sehari-hari. Tekankan bahwa selalu ada
pengharapan di dalam Tuhan.
83
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
CONTOH KOTBAH JADI
Saudara dan Saudariku di dalam TuhanYesusKristus,
Kitab Ratapan ditulis tatkala Bangsa Yehuda hidup dalam
penderitaan yang amat hebat. Negeri mereka diluluh lantakkan oleh
bangsa Babilonia. Raja Nebukadnezar memimpin penyerangan atas
Yehuda dan meratakan Yerusalem sama dengan tanah. Istana dan segala
bangunan milik para bangsawan dan bahkan Bait Suci dibakar dan
tinggal puing-puing saja. Segala tembok sekeliling kota Yerusalem
dirobohkan oleh tentara Babel. Harta benda dan ternak dirampas.
Wanita-wanita cantik, para tukang, ahli bangunan dan pemuda
mereka menjadi tawanan dan dibawa paksa, migrasi kenegeri Babel.
Hanya orang miskin, kaum tua renta, bayi dari negeri itu yang dibiarkan
tinggal di negeri Yerusalem yang sudah berubah wajah.
Sementara itu, Zedekia, raja Yehuda ditangkap dan dipaksa
melihat putera-puterinya disembelih di depan matanya sendiri. Para
bangsawan, juga mengalami nasib yang sama. Mereka disembelih di
depan raja mereka. Kemudian, raja Yehuda dicungkil matanya dan
dipenjarakan di Babel seumur hidupnya. (referensi: Yeremia 52).
Hari berganti hari. Minggu, bulan dan tahun berlalu. Keadaan
Yehuda semakin memprihatinkan. Kesusahan, kelaparan dan penyakit
merajalela. Penulis Kitab Ratapan sebagai saksi sejarah meratapi
keadaan ini. Dalam Pasalnya yang pertama, Penulis menggambarkan
Yehuda bagaikan janda yang meratap, bahkan bagai wanita tuna susila
yang setiap malam mencucurkan air mata (baca : Rat. 1 :1-2).
Keadaan ini mendorong Penulis Kitab Ratapan melakukan
refleksiteologis. Ia menyimpulkan bahwa mala petaka ini terjadi karena
Yehuda melakukan perzinahan spiritual. Mereka tidak setia kepada
Tuhan. Membelakangi Tuhan dan menjadi seteruNya. Bukan hanya
orang biasa, para nabi dan imam juga melakukan hal yang sama. Bahkan
mereka kerap mencurahkan darah orang yang tak bersalah dan suka pada
kemabukan. Itulah sebabnya, Tuhan tidak menolong mereka (Rat.1: 5,
8,9).
Kini, penduduk Yerusalem yang tersisa hidup menderita.
Demikian halnya dengan orang Yehuda di negeri Babel. Di Yerusalem,
84
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
negeri mereka sendiri, kelaparan begitu hebatnya sehingga sebagian
orang meninggal karena lapar. Meskipun dalam keadaan kelaparan
mereka masih juga beranak pinak, tentu saja banyak bayi mereka yang
meninggal. Ada banyak penyebabnya, ada yang karena air susu ibu tidak
keluar, sementara tidak ada makanan. Ada yang disebabkan kekurangan
gizi. Tetapi ada juga bayi dan anak-anak yang mati karena disembelih
oleh ibu mereka untuk dimakan.
Dalam Ratapan 4:10, Penulis
mengisahkan, “dengan tangan sendiri wanita yang lemah lembut
memasak anak-anak mereka, untuk makanan mereka tatkala runtuh puteri
bangsaku”. Oleh karenanya, Sang Penulis Kitab Ratapan mewakili
bangsa Yehuda berseru kepadaTuhan: “Lihatlah, Tuhan, dan tiliklah.
Apakah perempuan harus makan anak kandungnya, anak-anak yang
masih dibuahi?” (Ratapan 2:20).
Saudara-saudariku,
Melihat kenyataan memilukan ini, Penulis Kitab Ratapan tidak
kehilangan imannya.
Ia mendoronguntuk segera mengadakan
reformasiiman nasional. Penderitaan seberat apapun memang tidak
boleh menjadi sebab hilangnya iman dan pengharapan kepada Allah.
Allah sanggup menolong bagi setiap orang yang berharap dan mencari
Dia dengan segenap hati. Maka penulis Kitab Ratapan berkata, adalah
baik menantikan dengan sabar datangnya “waktu Tuhan” yakni saat Dia
bertindak dan menolong.
Yang dimaksud menantikan dengan sabar waktu Tuhan janganlah
dipahami secara negatif. Ini merupakan tindakan aktif. Suatu tindakan
iman. Pada saat menanti pertolongan-Nya, ada beberapa langkah yang
ditempuh dan dilakukan Penulis Kitab Ratapan:
Pertama, Ia berdoakepadaTuhan. Ia berdoa tetapi tidak
sekedar berdoa. Ia berdoa dengan hati. Ia tidak menyalahkan Tuhan. Ia
memohon Tuhan segera mengampuni Yehuda dan menolongnya.
Bukankah sering kali terjadi, Saudara-saudariku..... pada saat kita
mengalami penderitaan, kita cenderung menyalahkan Tuhan. Bahkan
tidak sedikit orang Kristen menjauhkan diri dari persekutuan, tidak pergi
ke gereja, tidak mau ber-PA, atau menjadi malas berdoa. Bukannya
mendekat tetapi malah menjauh dari Tuhan. Ini tentu tidak baik. Tidak
85
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
demikian halnya dengan Penulis Kitab Ratapan. Dalam keadaan susah
mengalami penderitaan, ia memilih untuk memperbaiki hubungan dan
komunikasi dengan Tuhan. Ia berdoa kepada Tuhan dengan sungguhsungguh.
Kedua, Ia percaya dan berharap kepada Tuhan. Dalam situasi
parah begitu rupa, tidak ada pihak manapun yang mampu memberikan
pertolongan baginya. Berhala tak bisa menolong. Manusia tak bisa
membantu. Kekuatan sendiri tak bisa diandalkan. Tetapi Penulis yakin,
bahwa Tuhan mampu. Ia bersikap positif kepada Tuhan. Ia mempercayai
kuasa Tuhan. Bila Tuhan bertindak, maka Yehuda akan memiliki masa
depan. Tuhan sanggup mengentaskan mereka dari segala penderitaan.
Ketiga, Ia menyerukan pertobatan di tengah-tengah bangsa
Yehuda. Ia mengajak sekalian yang tersisa untuk memeriksa diri,
mengaku dosa, memperbaiki diri dan belajar memberikan yang terbaik
untuk Tuhan. Bertobat artinya berbalik kepada Tuhan. Bila sebelumnya
membelakangi Tuhan sekarang mengikuti Tuhan. Bila sebelumnya
berkhianat kepada Tuhan sekarang berlaku setia kepada-Nya. Bertobat
adalah berbalik dari segala pikiran dan perbuatan yang jahat dan
mengambil langkah berpikir serta melakukan perbuatan yang baik dan
benar dalam pandangan Allah. Bila sebelumnya menjauhi persekutuan
dan melupakan peribadatan kepada Tuhan maka sekarang mau bersekutu
dan beribadah kepada Tuhan. Dengan demikian, pertobatan meliputi
perubahan sikap hati dan tindakan.
Saudara-saudariku yang dikasihiTuhan,
Setiap orang pernah mengalami hidup tak berpengharapan.
Dalam pengalaman hidup kita, inilah saat-saat yang paling tidak nyaman
yang kita alami. Kita menilai realitas kita dan kita tidak berani
memandang masa depan. Kita tidak bahagia karenanya. Tetapi firman
Tuhan mengatakan kepada kita, bahwa di dalam Tuhan selalu ada
pengharapan. Bertobatlah dari segala dosa kita. Berdoa dan perbaikilah
komunikasi dengan Tuhan. Percaya dan berharaplah kepada Tuhan,
sambil bersaksi dalam hati, “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak
habis-habisnya rahmat-Nya. Selalu baru tiap pagi. Begitu besar
kesetiaan Tuhan”.
86
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Saudara-saudariku di dalam Tuhan,......
(Pengkotbah menceritakan pengalaman hidup dan imannya yang
menguatkan anggota jemaat. Boleh tentang doa yang dijawab Tuhan,
pengalaman melalui masa-masa sulit bersama Tuhan, dsb.)
Saudara-saudariku di dalam Tuhan,.....
Tuhan itu baik. Percayalah bahwa Dia memiliki cara untuk
menolong kita. Dia sanggup membuka jalan, saat tiada jalan. Di tangan
Tuhan-lah masa depan. Dan Dia sanggup memulihkan kita. Kuncinya
adalah: bertobat, berdoa, berharap dan menantikan pertolongan-Nya.
AMIN.
[BNH]
Nas Pembimbing
: Yeremia 33: 6
Berita Anugerah
: Yeremia 33: 7-9
Persembahan
: Mazmur 67: 2-4
Nyanyian :
1. KJ 15:1-3
2. KJ 19:1-5
3. KJ 368:1-3
4. KJ 453:1-3
5. KJ 403:1-4
6. KJ 363:1-2
***
87
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH, 16 NOVEMBER 2014
MINGGU BIASA; WARNA HIJAU
Bacaan Khotbah: 1 Tesalonika 5:1-8
Bacaan Leksionari: Ams 31:10-13; Mzm 128:1-5; 1Tes 5:1-6; Mat 25:14-30
Thema:
BERJAGA-JAGA DALAM TERANG
Tujuan:
1. Anggotajemaatmampu memahami bahwa Tuhan Yesus akan datang
kembali ke dunia ini kelak.
2. Anggota jemaat selalu mempersiapkan hidupnya dan berjaga-jaga
menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua dengan berdasar
pada iman, kasih dan pengharapan.
LATAR BELAKANG TEKS
Surat 1 Tesalonika ini ditulis oleh Rasul Paulus dan diperkirakan
ditulis pada tahun 50 M. Menurut keterangan Alkitab, Dalam Kis. 17:1-9
Rasul Paulus mendirikan jemaat Tesalonika pada perjalananannya yang
kedua. Menurut Kis. 17:10 Paulus dan Silas terpaksa meninggalkan
Tesalonika karena serangan orang Yahudi. Selanjutnya Paulus pergi ke
Athena dan meninggalkan dua orang rekan sepelayananannya, yaitu Silas
dan Timotius di Berea. Menurut 1 Tesalonika 3:1-3, Paulus kemudian
mengutus Timotius dari Athena ke Tesalonika kembali. Banyak para ahli
menduga surat ini ditulis Paulus ketika berada di Korintus karena
menurut keterangan Kis 18:5, Timotius dan Silas akhirnya bertemu
Paulus di Korintus.
1 Tesalonika merupakan reaksi Paulus atas Laporan Timotius dan
mungkin juga merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan orang
Tesalonika. Yang menjadi salah satu permasalahan di Tesalonika adalah
adanya orang-orang yang goyang imannya karena kesusahan yang
disebabkan oleh penganiayaan orang-orang Yahudi (1 Tes 3:3).
88
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Permasalahan lain juga disebabkan oleh adanya orang yang meninggal
sebelum “kedatangan Tuhan” (1 Tes. 4:13-18). Hal ini menimbulkan
keresahan dan kegelisahan di kalangan jemaat. Padahal pada waktu itu
mereka sedang menanti-nantikan kedatangan Tuhan yang kedua yang
diyakini akan segera tiba. Dan mereka berharap mereka masih hidup
ketika Tuhan datang (1 Tesalonika 4:15-17). Lalu bagaimana dengan
orang yang lebih dahulu meninggal, apakah mereka juga akan selamat?
Hal ini menjadi masalah yang cukup serius di kalangan jemaat pada
waktu itu.
Konsep mengenai kedatangan Tuhan Yesus Yang Kedua kali atau
yang biasa disebut sebagai Parousia menjadi tema yang dominan dalam
tulisan-tulisan Rasul Paulus. Kata Parousia sendiri merupakan kata
dalam bahasa Yunani yang bisa dipakai untuk menjelaskan kunjungan
pejabat tinggi. Dalam apokaliptik Yunani, kata ini dipakai untuk
kedatangan Allah atau Mesias. Dan arti kata yang kedua ini diambil oleh
Paulus dalam tulisannya untuk menjelaskan mengenai kedatangan Tuhan
Yesus yang kedua. Yang menarik dalam teologi Paulus adalah karena
parousia ini sangat mengakar dalam peristiwa kebangkitan Yesus dan
kenaikannya ke Sorga, maka parousia ini tidak semata-mata akan datang
pada akhir zaman, melainkan sekarang sudah mulai pengaruhnya di
dunia. Itu sebebnya tema tentang pengharapan dalam menantikan
parousia itu juga sangat kental dalam tulisan Paulus termasuk dalam surat
1 Tesalonika ini. Dalam surat ini, Paulus dengan jelas menasehatkan
jemaat agar jangan berdukacita saling menghibur agar orang percaya
tetap dalam pengharapan menantikan kedatangan Tuhan (pasal 4).
PENAFSIRAN TEKS 1 TESALONIKA 5:1-8
Perikop ini dimuliai dengan memakai istilah waktu yang biasa
digunakan Paulus, yaitu Kairos dam Kronos. Kedua kata penunjuk
keterangan waktu ini dipakai Paulus disini dalam rangka untuk
menjelasakan keseluruhan waktu baik itu yang meliputi rangkaian
peristiwa maupun yang merupakan kesempatan atau zaman. Mengenai
zaman dan masa kedatangan Tuhan itu, Paulus mengatakan bahwa hal itu
tidak perlu dituliskan atau dijelaskan kembali kepada jemaat Tesalonika,
89
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
karena sesungguhnya menurut pendapat Paulus jemaat seharusnya sudah
mengetahui dan memahami bahwa Hari Tuhan atau kedatangan Tuhan
itu seperti pencuri pada waktu malam. Artinya, kedatangan Tuhan itu
tidak bisa di duga kapan akan terjadi. Pemilihan kata pencuri pada waktu
malam, mengindikasikan bahwa pada waktu malam, biasanya orang
tertidur dan lengah dan saat itulah biasanya datang pencuri yang tidak
bisa kita sangka kapan, jam berapa ia datang.
Pada ayat yang ke 3, Paulus mengatakan: “Apabila mereka
mengatakan: Semuanya damai dan aman maka tiba-tiba mereka ditimpa
oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh
sakit bersalin mereka pasti tidak akan luput.”
Sebenarnya untuk
siapakah kalimat ini ditunjukan? Paulus menggunakan kata ganti mereka
untuk menjelaskan kepada jemaat di Tesalonika yang sebelumnya ia sapa
dengan kata sapaan “kamu.” Hal ini mengandung pengertian bahwa
Paulus sedang membicarakan orang lain jamak yang bisa kita pahami
sebagai orang luar diluar jemaat yang percaya yang mana menjadi
pembaca dalam surat Paulus. Kalimat dalam ayat ini sangat berkaitan
dengan ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa Kedatangan Tuhan
ibarat pencuri pada waktu malam yang tidak bisa diprediksi kapan waktu
yang sesungguhnya akan terjadi dan apabila orang mengatakan semuanya
damai dan aman, artinya mereka bersantai-santai dan lengah maka
datanglah hari itu yang akan membinasakan mereka dan mereka tidak
akan luput.
Pada ayat yang ke 4 dan ke 5, Paulus melanjutkan tulisannya
“Tetapikamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan,
sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, 5karena
kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita
bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” Kalimat ini
memberikan kita gambaran bahwa menurut Paulus, jemaat atau orang
percaya tidak akan mengalami hal seperti yang ia katakan terlebih
dahulu, yaitu kebinasaan saat Hari Tuhan datang. Dengan jelas Paulus
mengatakan bahwa orang percaya adalah anak-anak terang yang tidak
hidup dalam kegelapan, sehingga hari Tuhan bagi orang percaya tidaklah
90
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
seperti pencuri pada waktu malam yang datang ketika orang sedang
lengah. Dalam hal ini, Paulus membandingkan anjemaat atau orang
percaya dengan orang yang tidak percaya dengan memakai istilah anakanak terang/anak-anak siang dengan orang-orang malam atau orangorang kegelapan.
Di ayat ke 6-8 Paulus memberikan anjuran agar setiap orang
berjaga-jaga. “Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang
lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu
malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang
adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbaju zirahkan iman dan
kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan.” Anjuran Paulus
agar setiap orang beriman berjaga-jaga bukanlah di dasarkan pada
ketakutan akan datangnya hari Tuhan yang tidak tahu kapan waktunya,
melainkan berjaga-jaga yang dimaksud adalah hidup selayaknya sebagai
orang-orang siang yang dengan penuh kesadaran berbajuzirahkan iman
dan kasih dan berketopongkan atau bertopi pengharapan akan
keselamatan.
KONTEKS MASA KINI
Kedatangan Tuhan yang kedua atau yang sering dipahami orang
dengan istilah Kiamat mungkin sudah bukan merupakan topik yang
sering diperbincangkan orang dalam kehidupan sehari-hari saat ini.
Karena tidak ada orang yang tahu kapan waktu yang pasti kedatangan
Tuhan yang kedua, ada beberapa kalangan yang kemudian menyangsikan
atau tidak mempercayai adanya hari Tuhan dan hidup acuh tak acuh.
Namun ada beberapa kalangan yang sangat mempercayai ramalan dan
yakin bahwa hari Tuhan dapat dipredeksi segera mempersiapkan diri
dengan baik dan total, namun kemudian setelah ramalan itu tidak terbukti
beberapa orang menjadi kecewa. Pertanyaan yang sering muncul dalam
konteks masa kini adalah untuk apa kita mempercayai datangnya hari
Tuhan? Dan apakah penting kita mengetahui kapan hari Tuhan itu akan
datang.
91
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
A. Pendahuluan
Sampaikan cerita mengenai berjaga-jaga. Mengapa orang perlu
berjaga-jaga.
Ceritakan mengenai konteks masa kini.
Dan
sampaikan pertanyaan pembuka bagaimanakah pemahaman kristiani
mengenai kedatangan Hari Tuhan itu.
B. Isi
Sampaikan pergumulan yang dihadapi oleh jemaat di Tesalonika
waktu itu mengenai kegelisahan mereka mengenai kedatangan hari
Tuhan. Dan jelaskan bagaimana Paulus membimbing iman mereka
dan bagaimana orang beriman yang sejatinya adalah anak-anak
terang seharusnya hidup dalam pengharapan, iman dan kasih.
C. Penutup
Berikan Rangkuman khotbah anda agar pendengar mudah
menangkap maksud untuk mereka refleksikan sendiri dalam
kehidupannya. Teguhkan jemaat untuk terus hidup sebagaimana
orang-orang percaya yang hidup dalam pengharapan, iman dan kasih.
CONTOH KHOTBAH JADI
Ibu Bapak yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Apakah anda selalu bisa tidur dengan nyenyak? Pernahkah anda
gelisah memikirkan sesuatu, contohnya apakah hari ini akan datang
pencuri ke rumah karena baru saja mendapat uang hasil panen?
Jawabannya mungkin ada yang sudah merasa aman karena merasa
rumahnya sudah dipasang perlengkapan pengamanan yang canggih.
Namun mungkin ada yang masih merasa was-was.
Pertanyaanya, bagaimana caranya agar orang yang meyimpan
uang banyak di rumah bisa merasa nyaman tidurnya?
Mungkin ada juga di antara orang yang punya banyak uang itu yang
santai-santai saja. Ya,tidur saja, karena uang yang banyak itu tidak
92
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
berharga baginya, jadi orang tersebut tidur saja, dan sekali pun uangnya
dicuri, itu memang tidak menjadi masalah baginya. Jadi ya tidur saja dan
tidak perlu berjaga-jaga. Tetapi menjadi lain bila menurut orang tersebut,
uang yang ada di dalam rumah itu sangat berharga baginya. Pasti ia akan
merasa kuatir. Rasa kuatir itu akan hilang jika orang tersebut sudah merasa
bahwa uang yang di dalam rumah itu benar-benar dalam keadaan aman dari
pencuri. Karena itu orang bisa menempatkan uang di bawah tempat tidur
agar jika ada pencuri yang ingin mengambil uangnya, ia bisa bangun dan
memperjuangkan uangnya tersebut sekalipun harus mati. Atau ada juga
orang yang menyewa jasa keamanan seperti satpam untuk bekerja
dirumahnya. Apakah dengan menyewa jasa keamanan kemudian bisa tidur
nyenyak? Tentu saja belum, harus ada kepercayaan bahwa satpam yang kita
sewa memang benar-benar orang yang bisa dipercaya untuk mengamankan
yang kita anggap berharga dari pencuri.
Dari cerita di atas dapat disimpulkan ada dua cara agar orang yang punya
uang bisa tidur nyeyak:
1. Menganggap bahwa itu adalah hal yang tidak penting
2. Keyakinan bahwa uang itu benar-benar aman.
Baik, sekarang mari kita bahas apa yang sedang dibicarakan dalam
perikop. Saya mengusulkan kita mulai dengan pertanyaan. Pertanyaannya
adalah kita diajak berjaga-jaga ata apa? Pada ayat 1 dan 2 dijelaskan bahwa
perikop ini sepertinya akan membahas tentang masa atau waktu hari Tuhan.
Kedatangan hari Tuhan digambarkan seperti datangnya pencuri. Dalam ayat
ini Paulus memahami dan menegaskan kembali kepada jemaat bahwa
mengenai waktu kedatangan Tuhan, tidak perlu lagi dijelaskan kapan
masanya karena menurut pendapat Paulus, jemaat sudah memahami betul
masalah ini. Mengapa Paulus membicarakan masalah datangnya Hari
Tuhan? Karena memang pada waktu itu jemaat Tesalonika yang merupakan
jemaat muda hasil buah pelayanan Paulus itu sedang dilanda masalah. Ada
keresahan mengenai kapan datangnya hari Tuhan. Bagaimanakah bila orang
sudah duluan meninggal sebelum datangnya hari itu. Di antara jemaat dan
mungkin juga dari luar mulai muncul simpang siur mengenai hal ini yang
kemudian menjadi masalah yang perlu dibicarakan oleh Paulus melalui
suratnya. Melalui ayat sebelumnya di Pasal 4, Paulus sudah menasehatkan
jemaat agar jangan seperti orang-orang yang tidak mempunyai pengharapan.
93
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Orang yang sudah meninggalpun Paulus yakini tidak akan diabaikan oleh
Tuhan.
Jemaat diminta untuk saling menghibur dan meneguhkan
pengharapan akan keselamatan dari Tuhan termasuk bagi orang percaya
yang sudah meninggal maupun yang masih menantikan datangnya Hari
Tuhan itu.
Selanjutnya, pada pasal 5:1-8 yang menjadi perikop bacaan kita kali
ini, Paulus kembali menegaskan bahwa kedatangan Hari Tuhan tidak ada
seorangpun yang tahu. Lalu bagaimana kita harus bersikap dalam
menghadapi kehidupan kita sekarang? Di perikop ini jugalah kemudian
Paulus menyampaikan nasehatnya agar jemaat tetap berjaga-jaga walaupun
belum pasti kapan datangnya hari Tuhan. Orang percaya akan berbeda
caranya berjaga-jaga dengan orang yang tidak percaya. Dalam ayat 3
dituliskan bahwa disaat mereka merasa aman dan damai, maka hari Tuhan
akan datang seperti pencuri. Datangnya hari Tuhan sangat mengejutkan
serta meyakitkan, dan tidak ada peluang untuk bisa keluar dari peristiwa
tersebut. Lalu bagaimanakah dengan orang yang percaya apakah juga akan
ditimpa kebinasaan?
Namun, rupanya pada ayat yang ke 3 ini, Paulus menggunakan kata
ganti mereka untuk menjelaskan kepada jemaat di Tesalonika yang
sebelumnya pada ayat pertama ia sapa dengan kata sapaan “kamu.” Hal ini
mengandung pengertian bahwa Paulus sedang membicarakan orang lain
yang tidak percaya. Paulus mengatakan bahwa sesungguhnya ada 2
perbedaan, yaitu bagaiamana orang percaya menghadapi datangnya hari
Tuhan dan bagaimana orang yang tidak percaya menghadapinya. Dalam
ayat yang ke 3, Paulus mengatakan bahwa bagi orang yang tidak percaya
maka datangnya hari Tuhan itu sangat menyakitkan dan seperti orang yang
ditimpa kebinasaan. Namun pada ayat yang ke 4 dan ke 5, Paulus
melanjutkan tulisannya “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di
dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti
pencuri, 5karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang.
Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.” Kalimat ini
memberikan kita gambaran bahwa menurut Paulus, jemaat atau orang
percaya tidak akan mengalami hal seperti yang ia katakan terlebih dahulu,
yaitu kebinasaan saat Hari Tuhan datang. Dengan jelas Paulus mengatakan
bahwa orang percaya adalah anak-anak terang yang tidak hidup dalam
kegelapan, sehingga hari Tuhan bagi orang percaya tidaklah seperti pencuri
pada waktu malam yang datang ketika orang sedang lengah. Dalam hal ini,
94
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Paulus membandingkan jemaat atau orang percaya dengan orang yang tidak
percaya dengan memakai istilah anak-anak terang/anak-anak siang dengan
orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.
Di ayat ke 6-8 Paulus memberikan anjuran agar setiap orang
berjaga-jaga. “Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain,
tetapi berjaga-jaga dan sadar. Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam
dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. Tetapi kita, yang adalah
orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan
berketopongkan pengharapan keselamatan.” Anjuran Paulus agar setiap
orang beriman berjaga-jaga bukanlah di dasarkan pada ketakutan akan
datangnya hari Tuhan yang tidak tahu kapan waktunya, melainkan berjagajaga yang dimaksud adalah hidup selayaknya sebagai orang-orang siang
yang dengan penuh kesadaran berbajuzirahkan iman dan kasih dan
berketopongkan atau bertopi pengharapan akan keselamatan.
Apa yang bisa kita pelajari bagi hidup kita saat ini? Banyak orang
mungkin tidak lagi resah memikirkan kapan hari Tuhan akan datang. Paling
maksimal mungkin saat ada isu mengenai kiamat, mungkin ada yang
khawatir dan mulai mempersiapkan hidup dengan lebih baik, namun setelah
ramalan mengenai kapan kiamat itu datang tidak benar orang kembali ke
kehidupannya yang dulu. Dalam menanggapi hari Tuhan, ada beberapa
orang yang merasa itu bukan sesuatu hal yang perlu dikhawatirkan karena
menganggapnya tidak penting. Namun jelas melalui tulisan rasul Paulus dan
juga dalam kepercayaan iman Kristiani, kita mengakui bahwa Tuhan Yesus
akan datang yang kedua untuk menghakimi dunia dan menyelamatkan yang
ia kehendaki. Pesan mengenai hidup yang selalu siaga bukan di dasarkan
kepada hari Tuhan akan datang, tetapi hidup berjaga-jaga dalam iman,
pengharapan dan kasih merupakan hakikat kita sebagai anak-anak terang
dan sebagai wujud syukur kita dalam mengisi kehidupan yang telah Tuhan
selamatkan.
Jadi, apabila ditanya jika kita diberi wahyu oleh Tuhan bahwa kita
akan meninggal 24 jam lagi atau kiamat akan datang 24 jam lagi, maka apa
yang akan kita lakukan? Mungkin ada yang akan berdoa puasa, atau yang
akan menjual harta miliknya untuk orang miskin, atau mungkin datang ke
orang tua dan anaknya yang selama ini berseteru dengan kita dan masih
banyak lagi hal baik yang akan kita coba kejar dan lakukan. Namun, bila
setelah 24 jam berlalu dan kita belum mati atau belum juga kiamat, mungkin
kita akan menyesal atau kecewa dengan apa yang telah kita lakukan.
95
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Seharusnya kehidupan orang percaya yang berjagajaga bukan didasarkan
atas ketakutan akan kebinasaan yang ada saat datangnya hari Tuhan,
melainkan seharusnya hidup anak-anak terang dijalani dengan penuh
kewajaran sebagaimana hari-hari biasa dia menjalankan kasih, beriman dan
berpengharapan yang teguh. Seperti contohnya seorang nenek yang ditanya
jika ia akan meninggal 24 jam lagi apa yang akan ia lakukan dan
jawabannya ternyata melakukan aktifitas yang biasa ia lakukan, karena
sesungguhnya apa yang sehari-hari ia lakukan sudah ia lakukan dengan
maksimal dan di dasari oleh kasih, iman dan pengharapan.
Jadi ibu bapak yang dikasihi Tuhan, ada poin penting yang dapat
kita simpulkan hari ini,yaitu kehidupan orang percaya hendaknya selalu diisi
dengan rasa syukur akan penyelamatan Tuhan yang kita dapatkan melalui
Tuhan Yesus Kristus.
Rasa syukur itu mendorong kita untuk
memberlakukan kasih, selalu beriman teguh dan selalu berpengharapan.
Kehidupan yang seperti ini bukan kita lakukan semata-mata karena takut
Tuhan akan segera datang, melainkan seharusnya menjadi gaya hidup kita
sebagai orang percaya yang hidup di dalam terang. Kasih, iman dan
pengharapan menjadi gaya hidup kita yang akan selalu mewarnai kehidupan
kita, sehingga ketika kelak Tuhan Yesus datang untuk yang kedua kalinya,
kita tidak lagi takut ataupun was-was karena setiap hari kita senantiasa mau
memperbaiki hidup kita dan dengan rfendah hati mau dibimbing oleh Roh
Kudus. Selamat menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua. Selamat
merayakan hidup yang selalu berjaga-jaga dalam iman, pengharapan dan
kasih. Roh kudus akan memampukan dan menguatkan kita. Amin.
[PS]
Usulan Liturgi
Bacaan
: 1 Tesalonika 5:1-8
Nats Pembimbing
: Filipi 4:8-9
Berita Anugrah : Roma 5:8-11
Nats Persembahan
: Filipi 4:19-20
Usulan Lagu-Lagu:
1. KJ 17: 1&2
2. KJ 23:1-2
3. KJ 254:1-2
4. KJ 251:1&3
5. KJ 324:1-dst
6. KJ 266:1-2
96
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH, 23 NOVEMBER 2014
Minggu Biasa; Warna Liturgis Hijau
Bacaan: Yeheskial 34:11-17
Bacaan Leksionari: Mzm 23:1-6 ; I Kor 15:20-28; Mat 25:31-46;
I Pet. 2:21b-25
Thema:
Gembala dan Resiko
I. Pendahuluan
Kata Gembala bagi kita tidak asing. Bahkan, kita mungkin dapat
menguraikan tugas-tugasnya dengan detail karena kita sangat mengenal
“dunia gembala “ ini. Secara harafiah gembala adalah seorang yang
bekerja merawat ternak dari ternak lahir hingga menghasilkan. Dalam
Alkitab ternak yang dipelihara seorang gembala adalah domba
(khususnya). Sedangkan dalam arti kiasan (metafora) gembala atau para
gembala adalah (seseorang atau lembaga) yang bekerja sebagai
pemimpin umat.
Biasanya, ketika berbicara tentang gembala atau pemimpin, kita
didekatkan pada pembicaraan tugas-tugas dan peran yang harus
dijalankan pemimpin. Maka muncullah kata-kata, pemimpin yang baik
atau yang tidak baik, peran pemimpin yang seharusnya atau realita
kepemimpinan. Sebelum kita sampai kepada hal-hal tersebut, kita akan
mencoba menelaah kata gembala ini.
a. Gembala bekerja di alam bebas.
Di dalam upayanya
memberi makanan pada domba, gembala tidak menghantarkan makanan
kepada domba, tetapi membawa domba ke alam bebas.
Alam
menyediakan makanan rumput yang hijau bagi domba, tetapi alam juga
mengandung bahaya yang luar biasa seperti Singa, pencuri, serigala,
cuaca, tanah yang terjal dan lembah. Mengapa gembala tidak mengarit
saja dan membawa makanan kepada ternaknya? Alkitab tidak bercerita
demikian, atau karena makanan yang dibawa pasti hanya cukup untuk
97
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
beberapa ekor saja, tidak untuk ternak dalam jumlah ratusan. Tetapi
yang hendak dikatakan adalah, gembala selalu membawa ternaknya
keluar dari kandang dan untuk mencari makanan walau dalam
resiko yang mengancam diri dan ternaknya.
Kecakapan dan
pengalaman dari gembala akan berpengaruh ketika membawa domba
keluar untuk mencari lokasi makanan sekaligus mengurangi/
menanggulangi bahaya.
b. Pekerjaan menggembala domba di Israel (juga negeri
sekitarnya) sangat berat. Gembala berjalan di depan diikuti dombanya
dari belakang. Gembala lebih dahulu memastikan apakah tempat yang
dituju itu aman atau tidak.Mereka harus tetap berjaga secara bergantian
karena setiap saat domba mereka bisa mendapat celaka. Belum lagi,
padang rumput itu berada di tempat-tempat yang jauh dari perkampungan
sehingga ia harus menginap berhari-hari lamanya. Seorang gembala
harus siap berkorban dan menghadapi resiko yang sangat berbahaya demi
menjaga domba-dombanya. Gembala adalah pekerjaan berat tetapi
bukan profesi yang keren atau berkelas. Ada banyak hal alasan menjadi
gembala (harafiah), namun pasti bukan karena status yang baik, fasilitas,
gaji yang tinggi. Apalagi gembala sering dibedakan dengan orang
upahan. Alasan Alkitab mengapa memilih gembala sebagai gambaran
pemimpin yang baik adalah karena bentuk relasi dan tanggung-jawab
yang tinggi pada domba.
Mungkin banyak yang lain yang dapat kita tambahkan. Namun
dari dua hal di atas kita dapat menyepakati makna yang terkandung
dalam kata gembala: Bahwa demi perkembangan domba yang dekat
dengannya, yang juga menjadi tanggung-jawabnya, gembala
mengupayakan berbagai tindakan termasuk menyediakan makanan
dengan mengarahkan domba keluar dari kandang sekalipun beresiko
bahaya bagi domba dan dirinya.
II. Konteks
Akibat dosa dan ketidaksetiaan bangsa Israel kepada Allah,
mereka dihukum melalui tangan bangsa lain. Bangsa-bangsa memerangi
Israel, mereka ditangkap dan disiksa, sampai akhirnya, Israel ditawan dan
dibawa ke negeri orang Babel.
98
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Di sana Israel kesulitan beribadah dan kebebasannya juga di
batasi. Mereka diwajibkan untuk menyembah kepada dewa-dewa dan
tidak mendapatkan keadilan dan keamanan dari raja (Negara). maka umat
tersebut sangat menderita dan berputus asa. Di dalam keputus asaan ada
juga bangsa Israel yang mau tunduk dan beribadah kepada Dewa-Dewa
di Babel, terlebih dikalangan para imam-imam dan pemimpin-pemimpin
Israel. Mereka tidak meneguhkan dan mengembalakan umatnya malah
menyesatkan dan menindasnya, sehingga lahirlah paham sinkretisme
yang membuat umat Israel menjadi tambah menderita. Di dalam situasi
yang demikianlah Allah memanggil Yehezkiel agar hadir dan tampil di
tengah-tengah umat itu untuk menyatakan rencana Allah bagi mereka.
Sesuai dengan nama Yehezkiel (Ibrani yekhezqe’l) yang memiliki arti
“Allah menguatkan”, suatu nama yang membawa harapan dan dapat
memberikan jawaban terhadap permasalahan Israel di tanah
pembuangan.
Nabi Yehezkiel turut terbuang bersama-sama bangsa Irael ke
negeri Babel. Ia adalah seorang imam yang setia kepada Allah. Setelah
kurang lebih 15 tahun berada di negeri pembuangan Babel, Allah
memanggilnya menjadi seorang nabi di tengah-tengah bangsa Israel
untuk menyampaikan firman dan rencana Allah bagi bangsa itu. Allah
adalah setia, Ia tidak pernah melupakan janji-Nya terlebih kasihNya
kepada mereka yang setia. Melalui Yehezkiel, Allah menyampaikan
rencana pembebasanNya bagi bangsa itu.
Kitab Yehezkiel disusun menjadi empat bagian utama, yaitu:
(1) Bagian pengantar (pasal 1-3; Yeh 1:1--3:27) menguraikan
penglihatan penuh kuasa Yehezkiel tentang kemuliaan dan takhta
Allah (pasal 1; Yeh 1:1-28) dan dilanjutkan dengan penugasan ilahi
sang nabi ke dalam tugas kenabian (pasal 2-3; Yeh 2:1--3:27). Salah
satu fungsinya adalah untuk melegitimasi pengangkatan Yeheskiel
sebagai nabi.
(2) Bagian kedua (pasal 4-24; Yeh 4:1--24:27) mencatat amanat
Yehezkiel yang keras melalui berbagai penglihatan, perumpamaan,
dan tindakan simbolik tentang kepastian hukuman atas Yehuda dan
Yerusalem yang tidak terelakkan lagi karena mereka terus
memberontak dan murtad. Sepanjang tujuh tahun terakhir dari
99
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Yerusalem (593-586 SM), Yehezkiel memperingatkan orang Yahudi
di Yerusalem dan para buangan di Babel bahwa hukuman bagi
mereka adalah suatu keniscayaan dan harapan bahwa Yerusalem
akan lolos dari hukuman adalah palsu.
(3) Bagian ketiga (pasal 25-32; Yeh 25:1--32:32) berisi nubuat-nubuat
hukuman terhadap tujuh bangsa asing yang bersukacita atas
malapetaka Yehuda. Dalam nubuat yang cukup panjang terhadap
Tirus muncul suatu penggambaran samar-samar tentang Iblis (Yeh
28:11-19) sebagai kekuatan yang berada di belakang raja Tirus.
(4) Bagian terakhir (pasal 33-48; Yeh 33:1--48:35) menandai suatu
peralihan dalam berita sang nabi dari hukuman suram ke
penghiburan dan harapan di masa depan (bd. Yes 40:1--66:24).
Setelah Yerusalem jatuh, Yehezkiel bernubuat tentang kebangunan
rohani dan pemulihan di masa depan, ketika Allah akan menjadi
gembala yang sejati bagi umat-Nya (pasal 34; Yeh 34:1-31) dan
memberi mereka "hati yang baru" dan "roh yang baru"
(pasal 36; Yeh 36:1-38). Kitab ini ditutup dengan melukiskan bahwa
pada akhir zaman Bait Suci, kota suci, dan tanah suci akan
dipulihkan (pasal 40-48; Yeh 40:1--48:35).
III. Tujuan
Dua tujuan utama nubuat-nubuat Yehezkiel:
(1) Untuk menyampaikan berita Allah mengenai hukuman atas Yehuda
dan Yerusalem yang sudah murtad (pasal 1-24; Yeh 1:1--24:27) dan
tujuh bangsa asing di sekitar mereka (pasal25-32; Yeh 25:1--32:32)
dan
(2) Untuk menopang iman sisa umat Allah dalam pembuangan
mengenai pemulihan umat perjanjian-Nya dan kemuliaan akhir dari
kerajaan-Nya (pasal 33-48; Yeh 33:1--48:35). Sang nabi juga
menekankan tanggung jawab pribadi setiap orang di hadapan Allah
dan bukan memikirkan hukuman pembuangan sebagai sekadar
akibat dosa-dosa leluhur saja (Yeh 18:1-32; Yeh 33:10-20).
100
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
IV. Tafsiran
Secara Umum Kitab Yehezkiel 34:1-31 menyatakan nubuat
Yehezkiel untuk menentang para pemimpin Israel, yaitu para raja, imam
dan nabi. Mereka bertanggung jawab atas penawanan Yehuda dan Allah
akan menghukum dan menggantikan mereka (34:2,10). Mengapa Allah
harus turun tangan? Karena para pemimpin Israel tidak ada lagi yang
benar-benar melaksanakan panggilannya dengan bertanggungjawab.
Sebagai pimpinan, mereka mengabaikan tugas memimpin (34.2,4,5,6,8).
Kehidupan mereka mementingkan diri sendiri (34:3,8b,10b. Mereka telah
lalai menuntun umat Allah sebagaimana dikehendaki oleh-Nya(34:5-6).
Bukannya menolong mereka justru memeras umat itu (Yhz. 34:3) dan
menggunakan mereka untuk kepentingan pribadi.
34 :11 Berbeda dengan para gembala yang tidak setia di atas,
Yehezkiel menubuatkan tentang suatu saat dimana Allah sendiri yang
akan melakukan tugas dan peran menggembalakan itu.
Tuhan
mengambil satu keputusan bahwa Ia yang akan memperhatikan dan
mencari domba yang tercerai berai itu. Kata ‘memperhatikan’ yang
dilakukan oleh Allah (Ing: “look carefully at”) berarti melihat kepada
sesuatu benda dengan sungguh-sungguh, hati-hati dan dengan senantiasa
waspada. Allah sebagai Gembala senantiasa memperhatikan setiap gerak
langkah umatNya. Allah yang memperhatikan ini lebih dikuatkan
dengan kata mencari. Bahwa Allah sebagai Gembala tidak sekedar
memperhatikan dari suatu tempat, tetapi bergerak melihat diberbagai
tempat.
Tuhan senantiasa memperhatikan kapan dan dimanapun
umatNya berada.
34: 12 Tindakan memperhatikan dan mencari ini, tepat untuk
tugas penyelamatan, karena situasinya memang menuntut demikian.Umat
(domba) sedang berada di berbagai tempat yang tidak aman (hari
berkabut dan gelap serta tidak terkordinasi dengan baik.
34:13. Sesudah tindakan penyelamatan, yang berikutnya
dilakukan oleh Allah adalah mengeluarkan mereka (Bangsa Israel) dari
kondisi kocar-kacir dan dari segala situasi yang mengancam.
Dikeluarkan dari ancaman bangsa lain dan dibawa kembali ke Tanah
Israel.
101
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
34: 14-15. Di Israel kehidupan umat segalanya lebih baik.
Berada dekat dengan sungai (Untuk minum) Padang rumput yang baik
dan subur, di gunung-gunung yang lebih aman untuk berbaring karena
lebih mudah di amati.
34: 16 Di dalam situasi yang baru, yang sudah lebih baik dari
semula, Allah akan tetap melakukan tugas Gembala yang seharusnya.
Bukan hanya “domba” bermasalah yang akan memperoleh
penggembalaan, domba yang gemuk dan kuat juga akan mendapatkan
“penggembalaan” dalam perlindungan Allah.
34: 17 (-19) Tetapi untuk mencegah bahaya yang akan masuk
kembali, Allah yang akan menjadi penentu, hakim bagi dombadombanya. Walau berulang kali Allah mengatakan “Aku (sendiri) yang
menggembalakan”, tetapi dalam fungsinya sebagai Hakim, Allah tidak
memakai kata “gembala” lagi. Jika dalam kata gembala ada nuansa
kelembutan dan kerendah-hatian maka dalam Allah sebagai Hakim lebih
memunculkan nuansa ketegasan.Ia menjadi hakim yang tegas
memisahkan antara domba dengan kambing. Kambing menunjukkan
kejahatan yang harus dipisahkan dari kawanan Domba Allah. Tuhan
menghitung dan memasukkan semua domba-dombaNya dengan baik ke
dalam kandang, tetapi Ia membedakan mereka yang memberontak dan
mendurhaka kepadaNya. Mereka yang melanggar perintah-perintah
Tuhan dan menista Yang Mahatinggi adalah domba-domba yang jahat
(Bnd.Mzm.107:11)
V.Teologia konteks
Dalam perikop ini, makna harafiah “gembala dengan domba” dan
metafora “Allah Gembala Israel” bercampur baur untuk menandaskan
bahwa kebaikan seorang gembala yang baik sungguh-sungguh akan
dihadirkan oleh keberadaan Allah terhadap umat Israel. Komitmen dan
janji tersebut juga dipertegas dengan menunjukkan fungsi yang lengkap
dengan tugas pokok yang hendak dijalankan. Bahwa sebagai Gembala,
Allah benar-benar tahu apa yang (se) harus (nya) dikerjakan dan akan
melaksanakan dengan sepenuhnya tanpa terhalangi oleh hambatanhambatan yang ada.
102
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Misalnya, ketika disebutkan sebagai Allah yang memperhatikan dan
mencari. Ini berbeda dengan Allah yang membiarkan.Allah yang
membiarkan berarti potensi ancaman menjadi nyata tanpa perlawanan.
Sebaliknya, Allah yang memperhatikan dan mencari mencegah potensi
ancaman menjadi real. Ketika Allah mencari, maka kekuatan hambatan
dari situasi dan kondisi yang membuat domba tersesat atau hilang
menjadi lemah. Ini menjadikan domba yang tersesat atau hilang lebih
dimungkinkan untuk ditemukan.
Totalitas Allah sebagai gembala tidak hanya ditunjukkan dengan
penguasaan dan pelaksanaan tugas (professional). Lebih dari itu, Allah
yang menunjukkan kasih-setiaNya kepada Israel dengan memulai
pekerjaanNya dari masa Israel di pembuangan, mengembalikan dan
memelihara mereka di Tanah Israel sampai melakukan pencegahanpencegahan agar Israel tidak jatuh lagi pada kesalahan yang sama seperti
pada zaman dahulu ketika mereka harus dihukum dan terbuang. Allah
bekerja tanpa batasan waktu (duration) karena Ia mengasihi dombanya
(Amateur).
Dengan demikian mereka tidak akan diperas dan
dieksploitasi lagi, melainkan akan menerima “hujan yang membawa
berkat” (Yhz. 34:26).
Sebagai Gembala terbaik, Allah tahu dan melakukan apa yang harus
dilakukan. Tidak dibatasi oleh waktu dan situasi, tetapi dalam seluruh
dinamika perjalanan hidup (sampai tuntas), Ia berada. Allah sungguhsungguh sempurna dan professional sebagai gembala.
VI. Relevansi
1. Bahwa umat percaya masing masing mempunyai dua peran yakni
sebagai gembala (pemimpin) dan sebagai domba bagi Allah.
2. Arah penggembalaan yang memadukan pengambilan resiko dan
pemberian makanan untuk gereja.
VII. Khotbah Lengkap
Bapak Ibu dan saudara yang mengasihi Tuhan,
Kalau kita membeli sebuah barang, khususnya alat elektronik,
kita akan mendapat kartu garansi. Kita akan diminta mengisi kartu
103
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
garansi tersebut dan menyerahkan kepada toko, atau kita dapat
menyimpannya bersama-sama dengan kuitansi pembayaran. Apa bila
dalam jangka waktu tertentu, alat atau benda yang kita beli mengalami
kerusakan atau tidak berfungsi, maka kita dapat mengembalikan barang
tersebut ketoko untuk ditukar dengan yang baru atau diperbaiki. Yang
penting dalam kondisi ini adalah bahwa kita tidak perlu mengeluarkan
biaya apabila barang yang kita beli kualitasnya rendah selama waktu
yang disepakati. Kalau tidak ada garansi, maka bisa saja benda yang kita
beli dengan harga mahal ternyata tidak berguna karena rusak, atau ketika
di took masih bagus, begitu sampai di rumah ternyata sudah rusak.
Kartu garansi menjadi tanda jaminan bahwa kita tidak akan dikecewakan
dalam transaksi tersebut. Resiko diperkecil dengan adanya kartu garansi.
Tidak hanya dalam pembelian alat elektronik kita mendapat
garansi atau jaminan. Untuk mengurangi resiko-resiko dalam hidup,
asuransi juga sekarang tumbuh pesat.Kalau dulu yang ada hanya asuransi
jiwa atau kecelakaan, sekarang rumah, pendidikan, usaha juga sudah
dapat di asuransikan sehingga lebih terjamin ketika ambruk. Sekarang
masyarakat umum sudah menyadari bahwa resiko dalam hidup tidak
mungkin lagi dihindarkan.Kita hanya dapat mengurangi atau menata
resiko sehingga dampaknya diperkecil. Kalau untuk menghilangkan
agak susah. Ketika kita hanya berdiam atau sibuk menghindari atau
menjauhi resiko mungkin kita hanya akan mendapati diri kita kelaparan.
Ya, kelaparan. Misalnya seperti domba yang hanya diam
dikandang, takut menghadapi kemungkinan bahaya di padang rumput, ya
pasti kelaparan. Atau kalau mencari padang rumput yang aman-aman
saja pasti tidak akan ketemu, karena domba-domba yang lain yang
banyak dan bersaing pasti sudah berebut untuk disana. Semakin tinggi
bahaya di satu padang rumput, kemungkinan ketersediaan pakan disana
pasti semakin tinggi. Maka apa yang menjadi jaminan bagi para domba
agar resiko dalam mendapatkan makanan dapat dikendalikan atau
diperkecil?
Bapak dan Ibu serta saudara yang dikasihi Tuhan, satu-satunya
jaminan atau garansi bagi domba hanyalah gembalanya. Di dalam
upayanya memberi makanan pada domba, gembala tidak menghantarkan
makanan kepada domba, tetapi membawa domba ke alam bebas. Alam
104
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
menyediakan makanan rumput yang hijau bagi domba, tetapi alam juga
mengandung bahaya yang luar biasa seperti Singa, pencuri, serigala,
cuaca, tanah yang terjal dan lembah. Mengapa gembala tidak mengarit
saja dan membawa makanan kepada ternaknya? Alkitab tidak bercerita
demikian, atau karena makanan yang dibawa pasti hanya cukup untuk
beberapa ekor saja, tidak untuk ternak dalam jumlah ratusan. Tetapi
yang hendak dikatakan adalah, gembala selalu membawa ternaknya
keluar dari kandang dan untuk mencari makanan walau dalam
resiko yang mengancam diri dan ternaknya.
Kecakapan dan
pengalaman dan kesetiaan dari gembala akan menjadi jaminan ketika
membawa domba keluar untuk mencari lokasi makanan sekaligus
mengurangi/ menanggulangi bahaya.
Kenapa yang menjadi jaminan gembala? Siapakah gembala ini?
Yang pasti ini bukan pekerjaan bergengsi. Pekerjaan menggembala
domba di Israel (juga negeri sekitarnya) sangat berat.Ia bekerja di alam
liar. Belum lagi, padang rumput itu berada di tempat-tempat yang jauh
dari perkampungan sehingga ia harus menginap berhari-hari lamanya.
Gembala berjalan di depan diikuti dombanya dari belakang. Gembala
lebih dahulu memastikan apakah tempat yang dituju itu aman atau tidak.
Seorang gembala harus siap berkorban dan menghadapi resiko yang
sangat berbahaya demi menjaga domba-dombanya. Mereka harus tetap
berjaga secara bergantian karena setiap saat domba mereka bisa
mendapat celaka. Gembala adalah pekerjaan berat tetapi bukan profesi
yang keren atau berkelas. Ada banyak hal alasan menjadi gembala
(harafiah), namun pasti bukan karena status yang baik, fasilitas, gaji yang
tinggi. Apalagi gembala sering dibedakan dengan orang upahan. Alasan
Alkitab mengapa memilih gembala sebagai gambaran pemimpin yang
baik adalah karena bentuk relasi dan tanggung-jawab yang tinggi pada
keberadaan domba peliharaannya. Adalah sebuah keberuntungan besar
apabila seorang gembala ternyata adalah orang yang kompeten, karena
hanya I jaminan bagi kehidupan dan keselamatan domba-domba.
Sebaliknya, adalah malapetaka besar jika gembala ternyata justru
mengeruk keuntungan dari domba-dombanya. Dan itulah yang terjadi
pada Israel.
105
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Saat itu akibat dosa dan ketidaksetiaan bangsa Israel kepada
Allah, mereka dihukum melalui tangan bangsa lain. Bangsa-bangsa
memerangi Israel, mereka ditangkap dan disiksa, sampai akhirnya, Israel
ditawan dan dibawa ke negeri orang Babel. Di sana Israel kesulitan
beribadah dan kebebasannya juga di batasi. Mereka diwajibkan untuk
menyembah kepada dewa-dewa dan tidak mendapatkan keadilan dan
keamanan dari raja (Negara). maka umat tersebut sangat menderita dan
berputus asa.
Bagaimana dengan para pemimpin mereka? Justru dari antara
mereka banyak yang tunduk dan beribadah kepada Dewa-Dewa di Babel.
Para imam-imam dan pemimpin-pemimpin Israel, yang seharusnya
menjadi jaminan kesejahteraan masyarakatnya, malah menyesatkan dan
menindas, yang membuat umat Israel menjadi tambah menderita.
Bukannya menolong mereka justru memeras umat itu (Yhz. 34:3) dan
menggunakan mereka untuk kepentingan pribadi. Para pemimpin Israel
tidak ada lagi yang benar-benar melaksanakan panggilannya dengan
bertanggungjawab. Mereka mengabaikan tugas memimpin (34.2,4,5,6,8).
Hanya mementingkan diri sendiri (34:3,8b,10b). Mereka telah lalai
menuntun umat Allah sebagaimana dikehendaki oleh-Nya(34:5-6).
Dalam situasi yang demikian, Allah mengutus Yehezkiel yang
saat itu bertugas sebagai Nabi bagi bangsa yang sedang terbuang itu.
Sesuai dengan nama Yehezkiel (Ibrani yekhezqe’l) yang memiliki arti
“Allah menguatkan”, suatu nama yang membawa harapan dan dapat
memberikan jawaban terhadap permasalahan Israel di tanah
pembuangan. Allah menyatakan, bahwa Ia sendiri yang akan menjadi
Gembala bagi umatnya.
Bapa dan Ibu yang dikasihi Tuhan. Apa yang dilakukan oleh
Allah sebagai gembala sehingga resiko itu terkendali? Apa yang
membuat Allah hadir sebagai jaminan bagi umat Israel?
Yang pertama adalah : Ia memperhatikan dan mencari.
Saudara2 yang dikasihi Tuhan, Kata ‘memperhatikan’ yang dilakukan
oleh Allah berarti melihat kepada sesuatu benda dengan sungguhsungguh, hati-hati dan dengan senantiasa waspada. Tidak sekedar
melihat (fungsi mata) tetapi memperhatikan (fungsi hati dan pikiran).
Allah sebagai Gembala senantiasa memperhatikan setiap gerak langkah
106
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
umatNya. Allah yang memperhatikan ini lebih dikuatkan dengan
katamencari.
Bahwa Allah sebagai Gembala tidak sekedar
memperhatikan dari suatu tempat, tetapi bergerak (fungsi kaki) melihat
diberbagai tempat.
Tuhan senantiasa memperhatikan kapan dan
dimanapun umat-Nya berada dan itu dilakukan dengan totalitas.Ini, tepat
untuk tugas penyelamatan, karena situasinya memang menuntut
demikian. Umat (domba) sedang berada di berbagai tempat yang tidak
aman (hari berkabut dan gelap serta tidak terkordinasi dengan baik).
Bapa dan Ibu serta saudara saudara yang dikasihi Tuhan. Ketika
orang lain mengabaikan, melupakan bahkan meninandas kita, Bapa kita
yang di Sorga tetap mengasihi, turun tangan mencari dan menyelamatkan
kita. Dia tidak menyerah terhadap kita, walaupun hati kita sekeras batu,
Dia dengan kasih-Nya yang besar terus mencari kita. Karena Ia
memperhatikan kita, maka Tuhan Maha Tahu tentang kita dan kehidupan
yang kita jalani. Secara fisik, domba adalah binatang yang lemah sama
halnya dengan kita yang masing-masing memiliki kelemahan dan karena
kelemahan itu kita memerlukan sosok penjaga yang mengenal dan
senantiasa memperhatikan serta peduli dengan kita. Iaterus menerus
mencari umatNya yang sesat dengan memanggil dan mengajak.
Yang Kedua: Ia mengeluarkan domba dari permasalahan dan
menempatkannya di tempat yang lebih baik. Allah mengeluarkan
Bangsa Israel dari kondisi kocar-kacir dan dari segala situasi yang
mengancam. Dikeluarkan dari ancaman bangsa lain dan dibawa kembali
ke Tanah Israel. (34: 14-15) Di Israel kehidupan umat segalanya lebih
baik. Berada dekat dengan sungai (Untuk minum) Padang rumput yang
baik dan subur, di gunung-gunung yang lebih aman untuk berbaring
karena lebih mudah di amati.
Yang Ketiga: Semua domba menjadi sasaran pemeliharaan dan
perlindungannya.
Yang keempat: Ia mencegah kemungkinan para dombanya
(Israel) untuk jatuh lagi pada persoalan yang sama. Allah yang akan
menjadi penentu, hakim bagi domba-dombanya. Walau berulang kali
Allah mengatakan “Aku (sendiri) yang menggembalakan”, tetapi dalam
fungsinya sebagai Hakim, Allah tidak memakai kata “gembala” lagi.Jika
dalam kata gembala ada nuansa kelembutan dan kerendah-hatian maka
107
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dalam Allah sebagai Hakim lebih memunculkan nuansa ketegasan.Ia
menjadi hakim yang tegas memisahkan antara domba dengan kambing.
Kambing menunjukkan kejahatan yang harus dipisahkan dari kawanan
Domba Allah. Tuhan menghitung dan memasukkan semua dombadombaNya dengan baik ke dalam kandang, tetapi Ia membedakan
mereka yang memberontak dan mendurhaka kepadaNya. Mereka yang
melanggar perintah-perintah Tuhan dan menista Yang Mahatinggi adalah
domba-domba yang jahat (Bnd. Mzm. 107:11)
Bapak dan Ibu yang dikasihi Tuhan, Allah Gembala Israel”
bercampur baur untuk menandaskan bahwa kebaikan seorang gembala
yang baik sungguh-sungguh akan dihadirkan oleh keberadaan Allah
terhadap umat Israel. Komitmen dan janji tersebut juga dipertegas
dengan menunjukkan fungsi dan lengkap dengan tugas pokok yang
hendak dijalankan. Bahwa sebagai Gembala, Allah benar-benar tahu apa
yang (se) harus (nya) dikerjakan dan akan melaksanakan dengan
sepenuhnya tanpa terhalangi oleh hambatan-hambatan yang ada.
Misalnya, ketika disebutkan sebagai Allah yang memperhatikan
dan mencari. Ini berbeda dengan Allah yang membiarkan. Allah yang
membiarkan berarti potensi ancaman menjadi nyata tanpa perlawanan.
Sebaliknya, Allah yang memperhatikan dan mencari mencegah potensi
ancaman menjadi real. Ketika Allah mencari, maka kekuatan hambatan
dari situasi dan kondisi yang membuat domba tersesat atau hilang
menjadi lemah. Ini menjadikan domba yang tersesat atau hilang lebih
dimungkinkan untuk ditemukan.
Totalitas Allah sebagai gembala tidak hanya ditunjukkan dengan
penguasaan dan pelaksanaan tugas (professional). Lebih dari itu, Allah
yang menunjukkan kasih-setiaNya kepada Israel dengan memulai
pekerjaanNya dari masa Israel di pembuangan, mengembalikan dan
memelihara mereka di Tanah Israel sampai melakukan pencegahanpencegahan agar Israel tidak jatuh lagi pada kesalahan yang sama seperti
pada zaman dahulu ketika mereka harus dihukum dan terbuang. Allah
bekerja tanpa batasan waktu (duration) karena Ia mengasihi dombanya
(Amateur). Setia dari awal hingga tanpa akhir untuk proses
memberikan pemeliharaan yang sempurna. Dengan demikian mereka
108
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
tidak akan diperas dan dieksploitasi lagi, melainkan akan menerima
“hujan yang membawa berkat” (Yhz. 34:26).
Nubuat Allah yang menjadi Gembala secara sempurna yang akan
membawa pemulihan bagi Israel, dan pemulihan yang mengarah pada
kesempurnaan hidup itu terus akan terjadi melalui karya Kristus yang
lahir dari keturunan Daud (bd. Mzm 89:5,21,30; Yer. 23:5-6). Dalam
Yoh. 10:11, Yesus mengatakan: Akulah gembala yang baik, gembala
yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya.) Yesus juga
disebut sebagai Gembala Agung segala domba (Ibr. 13:20). Gereja
adalah kawan sekerja Allah untuk melakukan kehendakNya, maka dari
itu kita pun wajib menjadi gembala bagi sesama sebagaimana Tuhan
Yesus memerintahkan kepada Petrus; “Gembalakanlah dombadombaku!” (Yoh. 21:15).
Maka sebagai individu kita berada dalam 2 posisi, sebagai gembala
dan sebagai domba.Bagaimana dua karakter tersebut bisa bertemu? Di
sisidomba sadar atau tidak, setiap orang membutuhkan dan
mempunyai gembala dalam hidupnya. Tidak hanya yang hidupnya tidak
sejahtera, tetapi yang sudah sejahtera juga membutuhkannya. Salah satu
makna domba adalah menunjukkan kelemahannya. Maka dalam hidup,
kita akan menemui keadaan seperti yang dihadapi umat Israel saat itu.
kita merasa terbuang, terasing, terkucilkan, bahkan merasa ditinggalkan
dan dibiarkan oleh Allah. Maka kehadiran Allah sebagai Gembala yang
sempurna tidak akan mengecewakan. Allah dapat menjamin hidup kita.
Ia tahu, mau dan bisa melakukan itu pada semua orang.
Di sisi lain, kita meneruskan tugas warisan sebagai gembala. Kita
bertugas menghadapi resiko agar umat Allah seluruhnya tanpa kecuali
mendapat makanan jasmani dan rohaninya.
Entah disengaja atau tidak, gereja dan gembala mengandung unsur
yang samayakni dalam hal “keluar dari kandang”. Gereja sebagai
perkumpulan orang-orang kudus menjalankan misi juga keluar dari
dirinya karena Ia juga telah dipanggil dipanggil keluar untuk kemudian
menghadirkan damai sejahtera di dunia.
Sedangkan gembala
mengarahkan dombanya keluar agar mendapatkan makanan yang cukup,
sekalipun di luar sana ada banyak bahaya yang mengancam diri dan
dombanya. Keduanya pasti tidak sepakat untuk menjadikan domba
109
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
(umat) sebagai jago kandang yang tinggal betah dan nyaman dalam
kandang, karena itu berarti kekurangan makanan yang menghambat atau
mematikan pertumbuhan. Jika keduanya (Gereja dan Gembala)
dipertemukan akan tersimpulkan bahwa ketika umat melaksanakan
tugasnya di luar, saat itu dia mendapatkan makanan dan
pemeliharaan kehidupannya.
Kita selalu ditanting untuk keluar dari kandang atau rumah
kita.Sekalipun Rumah Bersama itu sangat nyaman, tetap tugasnya
mengacu ke luar. Bukan untuk cari makan, tetapi karena dengan cara
demikianlah kita meneruskan Alam iman Kristiani kita. Amin
[ETP]
VIII. Materi Ibadah
1) Nats Pembimbing
: Mzm 23 : 6
2) Berita Anugrah
: I Kor 15 :22
3) Petunjuk Hidup Baru
: Matius 25: 45
4) Persembahan
: I Petrus 2: 5
5) Pujian
:
1.KJ 352 Hai Jangan Sendirian
2.KJ 322 Terang Matahari
3. KJ 66 Di gunung dan di Lurah
4. KJ 415 Gembala baik
5.KJ 285 Tuhankulah Gembalaku
6.KJ. 407 Tuhan Kau Gembala Kami
110
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH, 30 NOVEMBER 2014
Minggu Adven I; Warna Liturgi Ungu
Bacaan: Markus 13:33-37
Bacaan Leksionari: Yes 63:16-17; Mzm. 80:2-3,15-19; 1Kor. 1:3-9;
Mrk. 13:33-37
Thema:
“ADVEN“ Apakah itu?
A. Tujuan :
Agar jemaat dapat memahami makna adven yang sesungguhnya dan
dapat menerapkan dalam kehidupannya.
B. Latar Belakang Teks
Dalam pengajaranNya Yesus selalu menggunakan symbol dan
perumpamaan tujuannya adalah supaya para murid dan pendengar dapat
dengan mudah memahami apa yang Yesus maksudkan. Secara umum
pasal 13 berbicara tentang datangnya akhir zaman dan tanda-tanda yang
mendahuluinya. Oleh sebab itu ayat 33-37 masih berbicara tentang
datangnya akhir zaman dan apa yang harus dilakukan oleh orang percaya.
Jika kita melihat diawal pasal 13 yaitu ayat 1-2, terjadi
percakapan antara Yesus dengan seorang murid yang walaupun tidak
disebutkan namanya, namun menurut saya salah seorang dari kempat
murid yang akhirnya melanjutkan dengan pertanyaan tentang hal akhir
zaman dan tanda-tandanya yang terdapat dalam ayat 3, yaitu Petrus,
Yakobus, Yohanes dan Andreas. Ada hal yang menarik,sekaligus
muncul sebuah pertanyaan bahwaapakah mungkin ke-empat murid ini
langsung mengucapkan pertanyaan yang sama, secara bersama-sama
juga? Menurut saya, hanya satu orang dari keempatnya yang bertanya
entah itu Petrus, Yakobus, Yohanes atau Andreas. Kata “kami”
menunjuk pada satu orang yang bertanya dan pertanyaan tersebut
111
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
mewakili mereka berempat karena posisi mereka yang sama sebagai
murid Yesus.
Lebih lanjut dalam Tanya jawab itu kemudian Yesus menjelaskan
bahwa tidak ada satu orang pun yang akan tahu bila waktunya (akhir
zaman) tiba. Oleh sebab itu mereka disuruh untuk terus berhati-hati dan
berjaga-jaga. Untuk mempermudah para murid dan para pendengar,
maka Yesus kemudian menggunakan perumpamaan. Menurut Yesus
akhir zaman bagaikan seorang yang bepergian dan meninggalkan
rumahnya dan telah memberikan tugas dan tanggungjawab kepada para
hamba-hambanya serta memerintahkan penjaga pintu untuk terus
berjaga-jaga. Karena baik para hamba maupun penjaga pintu tidak ada
yang tahu kapan tuannya pulang.
C. KONTEKS SAAT INI.
Tuntutan hidup yang terus meningkat, sementara situasi ekonomi
yang tak menentu, ditambah dengan berbagai persoalan baik di tempat
pekerjaan maupun keluarga membuat sebagian umat Kristen sampai lupa
bahwa mereka telah memasuki minggu-minggu adven. Padahal minggu
adven berarti umat Kristen dimana saja, berada dalam masa-masa
penantian (menunggu). Bahkan kalau sudah tahu terkadang bingung apa
yang harus mereka lakukan dalam masa-masa adven ini, yang mereka
tahu bahwa kalau sudah memasuki minggu adven berarti sebentar lagi
natal akan tiba.
D. SARAN PENYUSUS KHOTBAH.
1. Pendahuluan
Menjelaskan kepada jemaat arti kata “adven” dalam konteks kita
saat ini dan memberikan penjelasan bahwa ada kata-kata yang
kita tahu tetapi sangat sulit untuk dijelaskan seperti “menunggu”.
2. Isi
Mejelaskan
tentang cara Yesus mengajar yang selalu
menggunakan symbol dan perumpamaan sebagaimana perikop
yang sementara dibahas. Dijelaskan juga tentang perumpamaan
tersebut dan dihubungkan dengan konteks saat ini.
3. Penutup.
112
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Apa yang harus jemaat lakukan dalam memasuki masa adven.
Menunggu kelahiran Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus tetapi
sekaligus menunggu kedatanganNya yang kedua kali.
E. Usulan
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
Pujia-Pujian:
KJ.
4
PKJ. 55
PKJ. 126
PKJ. 145
KJ.
344
: Ulangan 8:19-20
: Yesaya 43: 4-5
: Ulangan 8:18
: 1,2,6
: 1,4
: 1,2,4
: 1 dan seterusnya
: 1,4
Contah Khotbah
“ADVEN“ Apakah itu?
Ibu, bapak, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Apakah ibu, bapak pernah merasakan kesulitan dalam
menjelaskan sebuah kata? (tidak perlu menunggu jawaban dari jemaat).
Sering dalam kehidupan, kita temui situasi dimana untuk mendefinisiksn
atau menjelaskan arti sebuah kata begitu sulit, padahal kita tahu
maksudnya tetapi tidak dapat untuk menjelaskan dengan kata-kata.
Untuk mempermudah arti kata yang dimaksud, maka kita menggunakan
contoh-contoh atauperumpamaan. Seperti dalam bacaan kita saat ini
(Markus 13: 33 – 37) yang merupakan bagian dari khotbah Yesus tentang
datangnya akhir zaman dan tanda-tandanya. Diawali dari percakapan
yesus dengan seorang murid (ay. 1-2) yang kemudian dilanjutkan dengan
pertanyaan tentang datangnya pemerintahan Allah (akhir zaman) dan
113
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
tanda-tanda yang menyertainya yang terdapat dalam ayat 3 yang di tanyakan
oleh salah satu dari keempat murid-Nya, entah itu Petrus, Yakobus, Yohanes
atau Andreas. Kemudian Yesus menjelaskanbahwa tidak ada seorangpun
yang tahu kapan akhir zaman itu tiba untuk itu mereka harus berhati-hati dan
berjaga-jaga. Namun untuk lebih memperjelas apa yang Yesus katakana,
maka Ia kemudian menggunakan perumpamaan. Menurut Yesus akhir
zaman bagaikan seorang tuan yang bepergian meninggalkan rumahnya dan
telah memberikan tugas dan tanggungjawab kepada para hamba-hambanya
serta memerintahkan penjaga pintu untuk terus berjaga-jaga. Karena baik
para hamba maupun penjaga pintu tidak ada yang tahu kapan sang tuan
pulang. Artinya para murid diingatkan untuk selalu menjaga hidup mereka
supaya terhindar dari godaan yang dapat membawa mereka jatuh ke dalam
dosa. Mereka juga dingatkan untuk terus tekun didalam iman dan tidak
terlena dengan tawaran duniawi yang dapat membuat iman mereka tertidur.
Mereka diingatkan supaya selalu siap agar pada saatnya tiba mereka tetap
berada dalam kehidupan beriman yang baik dan siap untuk menyambutNya.
Ibu, bapak, saudaraku yang dikasihi Tuhan,
Tema kita disaat ini adalah “Adven” Apakah itu? Adven yang
artinya Penantian (menunggu) atau persiapan menyambut kelahiran Yesus
Kristus. Kata “adven” sendiri berasal dari bahasa latin yaitu adventus yang
berarti kedatangan.
Dalam tradisi romawi, jika kaisar memimpin
pertempuran dan menang perang, maka akan ada seorang pelari cepat untuk
memberitakan kemenangan itu kepada seluruh kota. Segenap penduduk akan
menyiapkan berbagai acara dan pesta untuk menyambut kedatangan sang
kaisar yang menang.
Umat kristiani memberi makna baru bagi adven. Adven merupakan
momentum untuk persiapan menyambut kedatangan Kristus. Adven tidak
lagi ditujukan untuk menyambut kedatangan kaisar yang menang perang,
melaikan tertuju pada peristiwa kristus. Dialah Kaisar diatas segala kaisar,
Raja yang telah menang dari kuasa kegelapan. Masa adven biasanya
dirayakan selama empat minggu sebelum tanggal 25 Desember. Adven
tidak hanya dimaknai sebagai persiapan menanti kelahiran Kristus saja,
tetapi adven juga merupakan saat dimana kita menanti kedatanganNya yang
kedua kali.
Ibu, bapak, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan Yesus,
114
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Sebagaimana para murid dingatkan oleh Tuhan Yesus pada masa
lampau, maka pada saat ini kita diingatkan oleh Tuhan Yesus melalui
FirmanNya. Kehidupan yang penuh dengan berbagai persoalan membuat
kita lupa akan makna adven yang sesungguhnya. Kita terlalu sibuk dengan
pekerjaan, sibuk dengan urusan bisnis, sibuk dengan berbagai persoalan
pribadi dan kelompok sehingga kita lupa untuk membangun relasi kita
dengan Tuhan. Belum lagi tawaran dunia yang begitu menggiurkan
membuat kita tidak mampu untuk menjaga iman. Bahkan membuat kwalitas
iman kita semakin merosot dan tertidur.
Masa adven ini merupakan saat yang tepat untuk kita merenung;
apakah kedatanganNya yang pertama sudah kita sambut dalam hati kita?
sudah kita lakukan apa yang Yesus teladankan? apakah kita sudah taat dan
setia kepadaNya? apakah kita sudah berlaku jujur dan adil? Kalau belum
sekaranglah saatnya. Anggaplah tidak ada lagi hari esok, maka jalanilah
hidup ini dengan baik dan semakin baik lagi supaya ketika “ hari itu tiba “
bapak, ibu, saudara dan saya tetap dalam keadaan siap untuk menyambut
kedatangannya.
Seperti perumpamaan tersebut yang mengandaikan sang tuan adalah
Yesus sementara kita adalah hamba-hamba dan penjaga pintu. Kita telah
diberikan tanggungjawab dan tugas oleh Tuhan Yesus selagi kita hidup di
dunia ini. Kita mau untuk menjaga anugerah keselamatan yang telah
diberikan Tuhan kepada kita. Marilah kita hidup dalam pertobatan. Kita
tinggalkan cara hidup kita yang tidak seturut dengan FirmanNya. Tuhan
selalu mengasihi orang yang mau bertobat. Inilah saatnya kita berbenah
untuk menyambut kedatanganNya. KedatanganNya sebagai seorang bayi
yang lahir yaitu Natal dan kedatanganNya kedua kali yaitu akhir Zaman
sebagai Hakim Agung. Markus 13:32 mencatat kedatanganNya kembali dan
akhir zaman adalah misteri, tak seorang pun tahu; karena itu, kita harus
selalu bersiap dan berjaga-jaga. Bersiap untuk menyambutnya dengan
syukur dan penuh sukacita dan terus menjaga kwalitas hidup kita. Tuhan
memberkati kita. Amin.
[TJT]
115
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 07 DESEMBER 2014
Minggu Adven II; Warna Liturgi Ungu
Bacaan Alkitab: Yesaya 40:1-11
Bacaan leksionari: Yes 40:1-11; Mzm 85:9-14; 2Ptr 3:8-14; Mrk 1:1-8
Thema:
SIAPKAN HATI SAMBUT DIA
Tujuan:
Jemaat memiliki kesiapan hati dalam menyambut dan merayakan
kelahiranNya sebagai pembebas.
A. PENJELASAN TEKS
Kitab Yesaya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar.
Psl. 1-39 yang berisi nubuat tentang Yehuda dan Yerusalem sedangkan
Psl. 40-66 berisi tentang keselamatan bagi bangsa yang berada di dalam
pembuangan. Yesaya 40 ini berada pada bagian kedua yakni berisi
tentang pemulihan, kelepasan dan keselamatan bagi bangsa yang berada
di dalam pembuangan.
Yesaya menghibur umat Allah dengan bernubuat kepada
angkatan mendatang tentang kabar baik bahwa masa hukuman Allah
hampir usai dan keselamatan serta berkat akan segera datang (Ayt. 1).
Pada tahun 587 SM, pasukan Babel menuntaskan kehancuran Yerusalem.
Selain merampas barang-barang berharga dari istana dan Bait Allah,
banyak penduduk dipaksa meninggalkan Yehuda untuk tinggal di Babel
(disebut perhambaan). Pembuangan itu dilihat sebagai hukuman atas
Yehuda karena ketidaksetiaannya kepada Tuhan. Hukuman kepada
Yehuda berakhir ketika Babel dikalahkan.
Di ayat 3-8, Ayat-ayat ini seperti halnya banyak nubuat di dalam
Yesaya, mempunyai beberapa tahapan penerapan: pertama, pemulihan
orang Yahudi dari pembuangan. Kedua, kedatangan Mesias dan
116
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
keselamatan-Nya, Ketiga, penyempurnaan penebusan di langit baru dan
bumi baru.
Orang Babel terkenal karena pawai yang mereka lakukan dalam
perayaan keagamaan dengan mengarak patung-patung dewa mereka.
Yesaya memakai gambaran pawai itu untuk melukiskan arak-arakan
kemenangan Tuhan kembali ke Yehuda. Perjalanan dari Babel ke
Yehuda biasanya menyusuri lembah-lembah sungai utara melewati
Mesopotamia. Kemudian mereka menuju Timur ke Siria dan dari sana
menuju ke arah Selatan. Jalur itu membuat mereka terhindar dari bahaya
Gurun Arab yang langsung terletak di antara Babel dan Yehuda. Di sini
Tuhan memimpin pawai itu langsung melalui gurun. Perjanjian Baru
(PB) memakai nubuat Yesaya ini untuk menggambarkan jalan bagi
Mesias.
Ayat 3, 4 adalah gambaran sikap hati umat dalam menyambut
masa pemulihan atau kedatangan Allah sendiri di dalam mereka.
 Jalan untuk Tuhan  seruan untuk mempersiapkan hati untuk
pembebasan dari Tuhan.
 Lembah harus ditutup  hati yang seperti “lembah” harus diratakan.
Pembuangan sudah berlangsung lama. Bukan tidak mungkin umat
merasa marah, lelah, pesimis, hilang harap bahkan putus asa dan
kehilangan iman. Seruan ini hendak mengatakan bahwa pembuangan
bukan untuk menghancurkan tetapi justru guna memurnikan mereka.
Oleh karenanya umat harus meratakan, menutup segala macam sikap
hati yang seperti “lembah” ini.
 Gunung dan bukit harus diratakan  adalah gambaran segala bentuk
sikap hati yang penuh kesombongan dan arogansi sebagai umat
pilihan dan alasan-alasan manusiawi lainnya.
 Tanah yang berlekuk-lekuk harus diratakan  adalah simbol
ketidakkonsistenan; tidak setia; mudah terombang-ambing oleh
situasi; tidak tulus mengikut Tuhan.
Untuk mengalami pemulihan pembebasan dari Allah, pertamatama dibutuhkan sikap hati yang mau fokus kepada Tuhan dan
membunuh segala sikap hati yang “berlembah, berbukit dan berlekulekuk” itu.
117
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Dalam Yesaya 40:5, Israel akan menyaksikan kemuliaan Allah
ketika Ia melepaskan mereka dari pembuangan di Babel. Allah juga akan
menyatakan kemuliaan-Nya dengan cara yang lebih hebat dalam diri
Yesus Kristus. Bahkan menunjuk pula pada kedatangan-Nya yang kedua
kali.Pada ayat 8, semua ciptaan yang hidup akan rapuh dan lemah
sehingga pada kesudahannya akan berakhir, tetapi Firman Allah tetap
untuk selama-lamanya.
Janji Allah akan digenapi; kebenaran
penebusanNya tidak dapat dibatalkan atau diubah. Ini hendak
menyatakan bahwa Allah itu Mahakuasa.
Disampaikan pula bahwa keselamatan, berkat dan penghiburan
semuanya itu dihubungkan dengan kedatangan Tuhan kepada umat-Nya
yang setia. Dia datang dengan kuasa dan kekuasaan-Nya bagaikan
pemimpin yang perkasa, namun kehadiran-Nya adalah bagaikan gembala
penuh perhatian menggembalakan kawanan domba, ay. 10.
Allah dilukiskan sebagai seorang gembala yang mengangkat
seekor anak domba supaya melindungi dan membawanya dekat di hatiNya. Walau Allah Mahakuasa (Yes.40:10) dan bangsa-bangsa dianggap
sebagai debu (Yes. 40:15), tetapi Dia tidak pernah mengabaikan
kepentingan dan persoalan setiap domba (setiap orang percaya), ay.11.
Tuhan menghendaki umat Israel mengalami kelepasan. Syarat
menerima kelepasan adalah pertobatan. Pertobatan (Ibrani: Syuv) berarti
berbalik kembali, tindakan berbalik dari dosa kembali kepada Allah.
Tindakan itu lebih dari sekedar penyesalan secara lahiriah, melainkan
merendahkan diri secara batiniah, perubahan hati yang sungguh dan
benar-benar merindukan Allah. Manusia harus menyadari keberadaan
dirinya dan yakin Tuhan datang menolong umat-Nya; tetap yakin akan
penggembalaan Allah atas umat-Nya; hidup kudus dan berpadanan
dengan pengampunan Tuhan.
B. KONTEKS MASA KINI
1) Ada banyak diantara kita yang mungkin pernah atau bahkan sekarang
sedang dalam masalah yang berat (sakit yang tak kunjung sembuh,
keadaan ekonomi yang makin hari makin terpuruk, hubungan antar
anggota keluarga yang sudah tidak memperlihatkan harmoninya,
keadilan yang tidak lagi berpihak pada yang lemah; sudah jatuh dan
118
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dalam kondisi tak berdaya malah diinjak-injak pula). Belum tuntas
masalah yang satu, diterpa lagi dengan persoalan yang baru. Dalam
kondisi yang memprihatinkan seperti ini, orang merindukan atau
mengharapkan sebuah perubahan; merindukan kabar baik;
pembebasan; pemulihan. Perubahan ke arah yang lebih baik.
2) Tetapi juga tidak sedikit orang beriman yang dalam kondisi seperti
ini, justru semakin terpuruk keadaannya. Merasa dirinya sudah tidak
berarti lagi. Sudah tidak pernah membayangkan ada kesempatan
kedua untuk hidup lebih baik lagi. Hal ini dapat disebabkan karena
begitu beratnya beban hidup ini sehingga membuat dirinya sulit
melihat jauh ke depan. Dapat juga disebabkan karena dalam situasi
sulit yang dihadapi tidak ada orang lain yang memberikan semangat
hidup, ia merasa sendirian dalam pergumulan kehidupannya.
Keputusan yang diambil dalam hidupnya adalah berdiam diri di
lorong gelap itu atau mengakhiri hidupnya.
3) Masa Adven adalah masa penantian. Dalam masa penantian ini ada
yang mengisi dengan sibuk mempersiapkan berbagai kelengkapan
untuk merayakan Natal. Tetapi ada yang juga menyiapkan diri,
menata hatinya dan berupaya untuk menjiwai kelahiran Tuhan Yesus
pada 2000-an tahun yang lalu, juga lahir dalam kekiniannya.
4) Natal atau Kelahiran Tuhan Yesus Kristus menjadi sebuah berita
yang membawa secercah harapan, adalah penggenapan pemulihan
dan keselamatan yang sejati itu. Harapan akan sebuah perubahan
yang dianugerahkan kepada anak-anak Tuhan. Anugerah Tuhan
direspon melalui cara hidup yang mensyukuri karya Allah tersebut.
C. SARAN PENYUSUNAN KOTBAH
1. Khotbah dapat diawali dengan menyampaikan kehausan hati orang
yang sedang dapam pembuangan; masalah dan apapun keterpurukan
hidup adalah rindu suara pengharapan, pemulihan dan kabar baik.
Bahwa kita dengan segala carut-marutnya kehidupan kini sedang
memasuki Minggu Advent II. Menjelaskan tentang masa Advent
yang berarti masa penantian akan hari Tuhan yang memiliki dua
makna. Mengingatkan rasa syukur Natal hendaknya diimbangi
119
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
antara batiniahmaupunpersiapan lahiriah yang menunjukkan
perubahan.
2. Pengkhotbah menjelaskan pokok-pokok penting dari Yesaya 40:1-11
ini.
3. Pengkhotbah menyampaikan konteks masa kini kepada jemaat dan
mengajak jemaat untuk menjadikan moment Advent ini dalam
rangka menata hati secara terus menerus untuk menerima perubahan
hidup yang lebih baik.
4. Pengkhotbah mengapresiasi jemaat yang dalam keadaan sulit, tetap
berusaha untuk keluar dari lorong gelapnya. Selanjutnya memotivasi
jemaat yang merasa tidak mampu lagi untuk kembali berharap
kepada Tuhan yang memberikan perubahan hidup yang lebih baik.
Pengkhotbah mengakhiri khotbahnya dengan mengajak umat untuk
meyakini dengan sungguh bahwa Allah selalu berinisiatif mengubah
keadaan kita ke arah yang lebih baik, maka sebagai umat-Nya kita
semestinya merespon positif inisiatif Allah itu.
Catatan:
Pengkhotbah diberi kesempatan untuk menggali lebih dalam pesan
perikop yang ada dan juga menemukan konteks kekinian (situasi kini)
agar khotbah tersebut menjadi relevan dengan siatuasi yang ada.
D. LITURGI
1. Ny. Pembukaan
2 Nats Pembimbing
3. Ny. Jemaat
4. Berita Anugerah
5. Ny. Peneguhan
6. Ny. Responsoria
7. Nats Persembahan
8. Ny. Persembahan
9. Ny. Penutup
:
:
:
:
:
:
:
:
:
KJ. 17:1-3 Tuhan Allah Hadir
Mazmur 84:1-8
KJ. 84:1-3 Ya Yesus, Dikau Kurindukan
Efesus 2:8-10
KJ. 40:1-3 Ajaib Benar Anugerah
KJ. 46:1-3 Besarkan Nama Tuhan
1 Tesalonika 5:16-18
KJ. 292:1 dst Tabuh Gendang!
KJ. 375:1 Saya Mau Ikut Yesus
120
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
CONTOH KOTBAH JADI
Ibu, Bapak dan Anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus...
Kabar yang paling dinanti-nantikan orang yang sedang dalam penjara
adalah kabar pembebasan. Bahwa masa hukumannya sudah berakhir dan
ia akan segera bebas. Itulah berita yang diserukan dalam perikop kita
hari ini. Yaitu pemulihan Allah terhadap umat-Nya yang telah selesai
menjalani masa pembuangan di Babel lantaran dosa-dosa mereka.
Yang kita harus cermati adalah apakah pengharapan pembebasan
masih ada dalam hati mereka, mengingat masa penghukuman mereka
sudah begitu lama. Bisa jadi hati mereka sudah keras karena kepahitan,
kesombongan yang membawanya menjauh dari Tuhan. Itulah sebabnya
firman Tuhan dalam Yesaya 40 ini menyerukan penghiburan akan
pengampunan Tuhan.
Sekaligus juga menyerukan agar umat
menyiapkan hati menyambut pembebasan itu, yaitu menyingkirkan
penghalang di dalam hati agar mereka mampu melihat keselamatan yang
dari Tuhan.
 Lembah harus ditutup  hati yang seperti “lembah” harus diratakan.
Pembuangan sudah berlangsung lama. Bukan tidak mungkin umat
merasa marah, lelah, pesimis, hilang harap bahkan putus asa dan
kehilangan iman. Seruan ini hendak mengatakan bahwa pembuangan
bukan untuk menghancurkan tetapi justru guna memurnikan mereka.
Oleh karenanya umat harus meratakan, menutup segala macam sikap
hati yang seperti “lembah” ini. Mungkin di masa ini juga banyak di
antara kita yang menjadi hilang harap karena himpitan hidup. Mari
membuka hati untuk dijamah, dilawat oleh Tuhan sendiri hingga kita
pun mengalami pembebasan dalam hati kita.
 Gunung dan bukit harus diratakan  adalah gambaran segala bentuk
sikap hati yang penuh kesombongan, keangkuhan dan arogansi
sebagai umat pilihan dan alasan-alasan manusiawi lainnya. Dalam
menyambut pembebas itu hendaklah kita meneladani karakter Kristus
yang begitu merendah.
 Tanah yang berlekuk-lekuk harus diratakan  adalah simbol
ketidakkonsistenan; tidak setia; mudah terombang-ambing oleh
situasi; tidak tulus mengikut Tuhan. Dalam masa kerasnya hidup ini,
121
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
tidak sedikit anak Tuhan yang justru hatinya tidak melekat pada Tuhan;
hatinya ditawan oleh berbagai kepentingan duniawi; yang mata hatinya
dibutakan oleh kemewahan dunia; atau yang hatinya hanya dipenuhi
kebimbangan oleh berbagai kekuatiran.
Untuk mengalami pemulihan pembebasan dari Allah, pertama-tama
dibutuhkan sikap hati yang mau fokus kepada Tuhan dan membunuh segala
sikap hati yang “berlembah, berbukit dan berleku-lekuk” itu. Memasuki
Minggu Adven II, setiap orang, keluarga dan jemaat percaya semakin
memantapkan persiapan penyelenggaraan/ perayaan Natal. Janganlah hal ini
tinggal menjadi sebuah kebiasaan/ tradisi kita, karena perlu diingat pula
bahwa masa Adven adalah masa penantian akan hari Tuhan yang memiliki
dua makna. Pertama, Natal sebagai peringatan akan kedatangan-Nya
sebagai Juruselamat dunia. Kedua, kedatangan-Nya pada akhir zaman yang
bertindak sebagai Hakim.
Ibu/Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus
Kristus, Rasa syukur Natal hendaknya diimbangi antara persiapan lahiriah
berupa pesta Natal dengan mensyukuri kemurahan dan kasih Tuhan yang
mau mengampuni dan dan memberikan pemulihan dan keselamatan pada
kita. Di sisi lain jangan melupakan kesiapan hati untuk pertobatan. Bagian
ini seringkali terlupakan disaat kita sedang memeriahkan Natal. Padahal
ketika orang mengupayakan pertobatan dan mendapatkan pengampunan/
belas kasih dari Tuhan, maka pasti ada kelegaan dan ketenangan di dalam
hidupnya.
Yesaya 40:1-11 mengungkapkan bahwa Tuhan Allah menghendaki
agar umat yang telah mengalami perhambaan atau penderitaan segera
mendapat keselamatan atau pembebasan. Hari penghukuman telah berlalu
dan hari keselamatan atau pembebasan segera datang. Dan syaratnya untuk
menerima keselamatan atau pembebasan itu adalah dengan bertobat.
Pertobatan (Ibrani: Syuv) berarti berbalik kembali, tindakan berbalik dari
dosa kembali kepada Allah. Tindakan itu melebihi dukacita penyesalan
secara lahiriah, melainkan merendahkan diri secara batiniah, perubahan hati
yang sungguh dan benar-benar merindukan Allah.
Manusia harus
menyadari keberadaan dirinya dan yakin Tuhan datang menolong umat-Nya.
Tuhan datang menolong umat-Nya bak gembala yang dengan lembut dan
kasih menggembalakan kawanan domba.
122
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Ibu/Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus
Kristus, Ada banyak diantara kita yang mungkin pernah atau bahkan
sekarang sedang dalam masalah yang berat (sakit yang tak kunjung sembuh,
keadaan ekonomi yang makin hari makin terpuruk, hubungan antar anggota
keluarga yang sudah tidak memperlihatkan harmoninya, keadilan yang
tidak lagi berpihak pada yang lemah; sudah jatuh dan dalam kondisi tak
berdaya malah diinjak-injak pula). Belum tuntas masalah yang satu, diterpa
lagi dengan persoalan yang baru. Dalam kondisi yang memprihatinkan
seperti ini, orang merindukan atau mengharapkan sebuah perubahan;
merindukan kabar baik; pembebasan; pemulihan. Perubahan ke arah yang
lebih baik. Tetapi juga tidak sedikit orang beriman yang dalam kondisi
seperti ini, justru semakin terpuruk keadaannya. Merasa dirinya sudah tidak
berarti lagi. Sudah tidak pernah membayangkan ada kesempatan kedua
untuk hidup lebih baik lagi. Hal ini dapat disebabkan karena begitu beratnya
beban hidup ini sehingga membuat dirinya sulit melihat jauh ke depan.
Dapat juga disebabkan karena dalam situasi sulit yang dihadapi tidak ada
orang lain yang memberikan semangat hidup, ia merasa sendirian dalam
pergumulan kehidupannya. Keputusan yang diambil dalam hidupnya adalah
berdiam diri di lorong gelap itu atau mengakhiri hidupnya.
Ibu/Bapak, saudara/i dan anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus
Kristus, Melalui firman Tuhan yang kita dengar dan renungkan saat ini,
masing-masing kita mendapatkan pelajaran berharga tentang sikap yang
semestinya di dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus. KedatanganNya yang membawa kelepasan kepada umat-Nya sudah sepatutnya disambut
dengan penuh sukacita dan perubahan pola hidup dari yang lama kepada
pola hidup yang baru: hidup dengan hati yang siap dibaharui; hati yang
berani berharap; hati yang berani bangkit dengan kacamata yang baru
terhadap hidup; hati yang tetap mau melekat pada Allah, Sang Gembala
Agung yang selalu melindungi, memulihkan dan tidak pernah melewatkan
perhatian-Nya kepada masing-masing kita, satu per satu tak terlewatkan.
Selamat memaknai masa Adven dengan hati yang selalu melekat
pada Tuhan. Kiranya Tuhan menolong kita. Amin
[Argt]
123
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 14 DESEMBER 2014
Minggu Adven III; Warna Liturgi Ungu
Bacaan Khotbah: Yohanes 1:19-28
Bacaan Leksionari: Yes. 55:10-11; Mzm. 65:10-14; Rm. 8:18-23;
Mat. 13:1-9
Thema
SANJUNGAN DAN UJIAN
Tujuan
Jemaat memahami pentingnya membangun sikap rendah hati antara satu
dengan lainnya.
Latar belakang teks
Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari
Yerusalem mengutus beberapa imam dan orang-orang Lewi untuk
menanyakan dia: "Siapakah engkau?"
Menurut Matius 3: 5, "penduduk dari Yerusalem, dari seluruh
Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan" datang
kepada Yohanes Pembaptis, maka pemimpim-pemimpim agama Yahudi
di Yerusalem sadar bahwa mereka harus mengetahui tentang orang itu.
Oleh karena itu, mereka mengutus orang ke sana.
Kunjungan
rombongan imam dan orang-orang Lewi yang bertanya, "Siapakah
engkau? " menjadi kesempatan ideal bagi Yohanes untuk bersaksi
mengenai Yesus.
Pada umumnya ungkapan orang Yahudi dalam Injil Yohanes
menunjuk pada pemimpin-pemimpin bangsa Yahudi di Propinsi Yudea
yang melawan Yesus Kristus.
Dalam pribadi Yohanes Pembaptis seluruh pelayanan Perjanjian
Lama diringkaskan. Pemakaian istilah dan ungkapan "Mesias," "Elia,"
"nabi yang akan datang," "suara orang yang berseru-seru di padang
gurun," dan "Anak Domba Allah" tidak begitu mengesankan orang
bukan Yahudi, tetapi bagi orang Yahudi, hal-hal ini sangat mengesankan.
124
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Pada saat Yohanes Pembaptis berkata, "Dialah yang kumaksud", dia
mewakili seluruh Perjanjian Lama, yang mengarahkan orang kepada
Yesus Kristus. Oleh karena ini, maka Galatia 3:24 berkata, "Jadi hukum
Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman" dan Roma 10:4 berkata, "Sebab Kristus adalah
kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang
yang percaya."
Tafsiran:
Catatan Injil Yohanes 1:19-28 Oleh Lembaga Alkitab Indonesia
berjudul “Kesaksian Yohanes tentang dirinya sendiri.
Ayat 19.Pemimpin agama Yahudi mengetahui fenomena
berbondong-bondong orang datang ke Yohanes Pembaptis. Selaku
pemimpin agama Yahudi memiliki kewajiban untuk mengetahui apa
yang sedang terjadi di masyarakat luas. Siapakah Yohanes Pembaptis
adalah informasi awal untuk mengetahui hal-hal lain.
Ayat 20-21. Pada saat Israel sering diguncang dengan kabar
angin mengenai mesias-mesias palsu dan nabi nabi palsu. Yohanes
Pembaptis menyatakan dirinya bukan Mesias juga bukan Elia dan nabi
yang disebut dalam Ulangan 18:15
Ayat 22. Mengulangi kembali pertanyaan agar Yohanes berbicara
siapa dirinya
Ayat 23. Yohanes menyatakan bahwa “Aku hanyalah suara”
Ayat 24.Rombongan yang diutus bukanlah sekelompok saja
melainkan suatu Team yang terdapat juga orang Farisi.
Ayat 25. Kelompok Qumran membaptis diri setiap hari
berdasarkan tafsiran Yehezkiel 36:25. Apakah masalah baptisan menjadi
topik hangat di kalangan pemuka agama Yahudi? Yohanes Pembaptis
ditanyai apa dasarnya berani membaptis orang Yahudi?
Ayat 26.Yohanes tidak mau menbahas dirinya. Dia hanya mau
menunjuk kepada Yesus Kristus.
Ayat 27. Menbuka sepatu rabi merupakan perbuatan hina dan
bukan kewajiban murid-murid kepada rabi, di sisi yang lain seorang
murid harus siap mengambil sikap budak, rela melayani rabi sama seperti
seorang budak melayani tuannya. Bagi Yohanes Pembaptis, Yesus
125
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Kristus begitu mulia sehingga Yohanes merasa tidak layak mendekati
Dia untuk melakukan perbuatan yang begitu rendah pun tidak layak.
Ayat 28. Penulis Injil Yohanes menunjuk lokasi kejadian
peristiwa.
Konteks Masa Kini:
 Sikap rendah hati dikalahkan dengan ego ingin memiliki segala
sesuatu.
 Film, sinetron yang menyuguhkan kehidupan glamor berpengaruh
alam pikir generasi muda.
Saran penyusunan kotbah:
 Pendahuluan
Sapa dan ajak jemaat untuk melihat sebuah nilai yang diajarkan
Yesus, yaitu: kerendahan hati. Sikap rendah hati, nampaknya sudah
menjadi kesadaran bagi umat Kristus yang menyadari bahwa nilai
kerendahan hati merupakan sikap yang dibangun oleh Yesus dan
melekat dalam pengajaranNya.
Hari ini kita berkesempatan belajar membangun sikap itu dengan
belajar dari Rasul Yohanes, yang kita kenal sebagai pembuka jalan
bagi hadirnya Mesias.

Isi
Untuk itu kita melihatnya dari perikop yang menjadi bacaan kita.
Sekarang mari kita lihat mengapa Yohanes dalam teks Alkitab kita
hari ini bisa dikatakan sebagai seorang yang rendah hati.
Kita lihat pada ayat 25: Mereka bertanya kepadanya, katanya:
"Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias,
bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
Pergumulan yang dimenangkan oleh Yohanes: Dalam situasi ini,
sebenarnya Yohanes bisa saja mengaku-ngaku waktu itu: "Oh, benar!
Sayalah orangnya". Dan semua orang mungkin akan percaya. Akan
tetapi, disinilah letak kerendah-hatian diri Yohanes. Dalam perikop
kita selanjutnya Yohanes menegaskan siapa dirinya yang
126
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
sesungguhnya. “aku bukan Mesias itu…. Ia harus makin besar, tetapi
aku harus makin kecil”
Menurut Matius 3:5, "penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea
dan dari seluruh daerah sekitar Yordan" datang kepada Yohanes
Pembaptis, maka pemimpim-pemimpim agama Yahudi di Yerusalem
sadar bahwa mereka harus mengetahui tentang orang itu.
Yohanes ingin mengatakan bahwa bukan dirinya yang layak
mendapatkan pujian, hormat dan kemuliaan, melainkan Yesus.
Dalam hidup keseharian kita, bukankah kita seringkali diperhadapkan
dengan situasi yang mirip dengan apa yang dialami oleh Yohanes
ketika ia bisa 'merebut' hormat, kemuliaan dan pujian itu menjadi
miliknya (padahal bukan miliknya).

Penutup
Ajak jemaat untuk mengingat akan sikap hidup rendah hati yang
patut dalam menyambut hadirnya bayi Yesus. Sikap rendah hati yang
memungkinkan kita menerima Yesus yang lahir dalam kerendahan,
sikap rendah hati yang memungkinkan kita menerima saudara kita
yang hidup dalam kerentanan social maupun ekonomi, sikap rendah
hati yang memungkinkan kita untuk tidak memegahkan diri
meskipun kesempatan itu banyak di dalam hidup kita.
Liturgi :
Nats Pembimbing
Berita Anugerah
Persembahan
: Yes. 61:1-11;
: Luk. 1:46-50;
: Mat. 2:10-11
Nyanyian:
NMR PKJ.
1
21:1-5
2
68:1-2
3
258:1-2
4
114:1-3
5
149:1-dst
6
125:1
127
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
CONTOH KHOTBAH JADI
Ibu, bapak dan saudara-saudaraku, para kekasih Allah,
Sikap rendah hati, nampaknya sudah menjadi kesadaran bagi
umat Kristus yang menyadari bahwa nilai kerendahan hati merupakan
sikap yang dibangun oleh Yesus dan melekat dalam pengajaranNya.
Dengan kesadaran ini, sering tanpa kita sadari kita menilai orang lain
dengan kata-kata: “ih..sombong banget sih…” dst. Kita membangun
sikap rendah hati tetapi mengatakan orang lain sombong. Apakah ini
yang dibangun dalam kekristenan?
Hari ini kita berkesempatan belajar membangun sikap itu dengan
belajar dari Rasul Yohanes, yang kita kenal sebagai pembuka jalan bagi
hadirnya Mesias.
Sekarang mari kita lihat mengapa Yohanes dalam teks Alkitab
kita hari ini bisa dikatakan sebagai seorang yang rendah hati.
Kita lihat pada ayat 25: Mereka bertanya kepadanya, katanya:
"Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau bukan Mesias, bukan
Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
Dalam situasi ini, sebenarnya Yohanes bisa saja mengaku-ngaku
waktu itu: "Oh, benar! Sayalah orangnya". Dan semua orang mungkin
akan percaya. Akan tetapi, disinilah letak kerendah-hatian diri Yohanes.
Dalam perikop kita selanjutnya Yohanes menegaskan siapa dirinya yang
sesungguhnya. “aku bukan Mesias itu…. Ia harus makin besar, tetapi
aku harus makin kecil”
Menurut Matius 3:5, "penduduk dari Yerusalem, dari seluruh
Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan" datang
kepada Yohanes Pembaptis, maka pemimpim-pemimpim agama Yahudi
di Yerusalem sadar bahwa mereka harus mengetahui tentang orang itu.
Oleh karena itu, mereka mengutus orang ke sana. Kunjungan
rombongan imam dan orang-orang Lewi yang bertanya, "Siapakah
engkau?" menjadi kesempatan ideal bagi Yohanes untuk bersaksi
mengenai Yesus.
Yohanes tidak mau menbahas dirinya.Dia hanya mau menunjuk
kepada Yesus Kristus. Menbuka sepatu rabi merupakan perbuatan hina
dan bukan kewajiban murid-murid kepada rabi, di sisi yang lain seorang
128
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
murid harus siap mengambil sikap budak, rela melayani rabi sama seperti
seorang budak melayani tuannya. Bagi Yohanes Pembaptis, Yesus
Kristus begitu mulia sehingga Yohanes merasa tidak layak mendekati
Dia untuk melakukan perbuatan yang begitu rendah pun tidak layak.
Yohanes ingin mengatakan bahwa bukan dirinya yang layak
mendapatkan pujian, hormat dan kemuliaan, melainkan Yesus.
Saudara-saudaraku, para kekasih Allah,
Dalam hidup keseharian kita, bukankah kita seringkali
diperhadapkan dengan situasi yang mirip dengan apa yang dialami oleh
Yohanes ketika ia bisa 'merebut' hormat, kemuliaan dan pujian itu
menjadi miliknya (padahal bukan miliknya).
Mari kita cari contoh yang sederhana saja. Saat-saat kita mulai
serasa terbang tinggi karena pujian yang dilemparkan oleh orang lain:
"jago amat sih main musiknya ..."
" kamu tuh lucu, imut, ngegemesin banget ya ..."
"Wow, kamu pinter banget bisa dapat IPK gede kayak gitu ..."
Saat kita sedang dipuji dan serasa terbang tinggi, di situlah ujian
sebenarnya untuk melihat apakah kita memang adalah seorang yang
rendah hati atau bukan ...
Yohanes menjawabnya dengan berkata: "Ia harus makin besar,
aku harus makin kecil" Apa jawaban kita?
Minggu ini kita masih berada dalam masa adven… kita diingatkan akan
sikap hidup rendah hati yang patut dalam menyambut hadirnya bayi
Yesus. Sikap rendah hati yang memungkinkan kita menerima Yesus
yang lahir dalam kerendahan, sikap rendah hati yang memungkinkan kita
menerima saudara kita yang hidup dalam kerentanan sosial maupun
ekonomi, sikap rendah hati yang memungkinkan kita untuk tidak
memegahkan diri meskipun kesempatan itu banyak di dalam hidup kita.
Kiranya adven ini membawa dan mengembalikan kita kepada
nilai-nilai yang ditanamkan oleh Yesus sepanjang hidupNya. Dan sikap
sambutan Yohanes yang kita renungkan hari ini memberi teladan kepada
kita.Amin.
[Ribas]
129
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KOTBAH, 21 DESEMBER 2014
Minggu Adven IV; Warna Liturgi Ungu
Bacaan khotbah: Yesaya 62:1-12
Thema:
TUHAN MENYELAMATKAN DAN MEMBERIKAN
MASA DEPAN KEPADA UMATNYA.
Tujuan:
Jemaat mau merespons keselamatan yang diterimanya dengan terlibat
aktif dalam Karya Nya.
Latar Belakang Teks
Kitab ini disebut menurut nama seorang nabi besar yang hidup di
Yerusalem dalam bagian kedua abad kedelapan sebelum Masehi. Kitab
ini menjadi Kitab nubuatan terpenting dalam Perjanjian Lama yang
paling sering dikutip dalam Perjanjian Baru, yakni 66 kutipan langsung
dan 348 kutipan tidak langsung. Seluruhnya dapat dibagi dalam tiga
bagian:
1. Pasal 1--39 berasal dari zaman ketika Yehuda, kerajaan selatan,
diancam oleh Asyur, negara tetangga yang sangat kuat. Yesaya
menyadari bahwa yang sesungguhnya mengancam kehidupan
Yehuda bukanlah kekuatan Asyur, tetapi dosa bangsa Yehuda
sendiri, karena bangsa itu tidak taat dan kurang percaya kepada
Allah. Baik dengan kata-kata, maupun dengan perbuatan, Nabi
Yesaya mendorong rakyat serta para pemimpin mereka untuk hidup
menurut kehendak Allah dan berlaku adil. Ia mengingatkan bahwa
umat Allah akan celaka dan binasa kalau tidak mau mendengarkan
TUHAN. Yesaya juga meramalkan perdamaian dunia dan
kedatangan seorang keturunan Daud yang akan menjadi raja yang
diidam-idamkan. Pada Pasal 39 dijelaskan bahwa sesudah terlepas
130
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dari cengkeraman bangsa Asyur, Yehuda kemudian terancam oleh
bangsa Babel.
2. Pasal 40--55 berasal dari masa pembuangan orang-orang Yehuda di
Babel. Mereka dalam keadaan hancur tanpa harapan. Yesaya
memberitakan bahwa tak lama lagi Allah membebaskan umat-Nya
dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu
hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Allah itu TUHAN
yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan untuk
mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui
Israel. Ayat-ayat tentang "Hamba TUHAN" merupakan salah satu
bagian yang paling terkenal dari Perjanjian Lama.
3. Pasal 56--66 sebagian besar ditujukan kepada bangsa yang sudah
kembali di Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan lagi bahwa Allah
akan memenuhi janji-janji-Nya kepada bangsa itu. Perhatian khusus
diberikan kepada cara hidup yang benar dan keadilan; juga kepada
cara merayakan hari Sabat, mempersembahkan kurban dan doa.
Ayat-ayat penting ialah 61:1-2 yang dipakai Yesus untuk
menyatakan panggilan-Nya ketika Ia memulai tugas-Nya di dunia.
Isi
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Peringatan dan janji 1:1--12:6
Hukuman untuk bangsa-bangsa 13:1--23:18
Pengadilan Allah terhadap dunia 24:1--27:13
Peringatan lebih lanjut dan janji 28:1--35:10
Raja Hizkia dari Yehuda dan orang-orang Asyur 36:1--39:8
Pesan penuh janji dan harapan 40:1--55:13
Peringatan dan janji 56:1--66:24
Kedudukan dan Tafsiran Teks :
Penting untuk dipahami, bahwa Yesaya 62 tidak dapat dipisahkan
dari Pasal-pasal sebelumnya, dan setelahnya yaitu mulai dari Kitab Nabi
Yesaya Pasal 56 hingga Pasal 66.
Ayat 1 : ”Oleh karena Sion dan oleh karena Yerusalem ”,
merupakan alasan bagi Sang Nabi untuk tidak berdiam diri. Sukacitanya
begitu besar. Siapa yang dapat menyimpan kabar sukacita untuk diri
131
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
sendiri, bila mengetahui sesuatu yang indah akan terjadi atas orang-orang
yang paling kita sayangi ? Nabi Yesaya tidak dapat. Ia tak tahan untuk
menceritakan penglihatannya atas Yehuda di masa yang akan datang. Ia
juga tak sabar menanti penggenapan nubuatannya itu terjadi.
Ayat 2-5: adalah dampak yang terjadi atas pemulihan Yehuda.
Allah akan menyelamatkan Yehuda. Inisiatif keselamatan adalah dari
Tuhan (Yesaya 59:20). Allah berkarya sebelum Yehuda bertobat, pada
waktu Yehuda bertobat dan setelah Yehuda bertobat. Dalam ayat 2 – 5 ,
dampak dari pemulihan Yehuda adalah sebagai berikut :
 Bangsa-bangsa melihat kebenaran Yehuda, maksudnya : Yehuda
akan hidup benar, mencitrakan diri sebagai bangsa yang takut akan
Allah.
 Semua raja-raja melihat kemuliaan Yehuda, maksudnya : Pembelaan
Allah terhadap Yehuda akan menjadi bahan perbincangan para raja
dan umat bangsa lain, sama seperti dulu pada zaman kepemimpinan
Musa, bangsa-bangsa lain mengakui bahwa Allah Israel ikut
berperkara terhadap Mesir dan bangsa-bangsa yang berperang dengan
Israel. Nama Tuhan akan dikagumi, juga oleh bangsa-bangsa lain.
 Orang akan menyebut Yehuda dengan nama baru. Masa lalu kelabu
akan dilupakan dan terkubur dengan masa gilang gemilang yang akan
dialami Yehuda.
 Yehuda menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan serban
kerajaan di tangan Allah.
 Yehuda dikenan Tuhan. Kemesraan dengan Tuhan akan sungguhsungguh nyata dalam hubungan saling setia. Yehuda setia – Allah
setia.
Ayat 4-5: merupakan ilustrasi hubungan kasih mesra Yehuda
dengan Allah. Allah adalah suami Yehuda. Dan Yehuda adalah isteri
Allah. Allah memberikan yang terbaik bagi Yehuda dan Yehuda
dipanggil memberikan yang terbaik bagi Allah. Ketidaksetiaan sekecil
apapun harus dijauhkan dalam hubungan mereka karena akan menodai
hubungan kasih diantara mereka. Kasih Allah begitu tulus kepada
Yehuda demikian pula Yehuda dipanggil dalam hidup dalam kualitas
yang sama.
132
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Ayat 6-7: adalah seruan kepada para pendoa safaat yang
diilustrasikan sebagai pengintai-pengintai di atas tembok Yerusalem,
agar mereka tiada henti ”mengingatkan Tuhan kepada Sion”.
 ”Janganlah kamu tinggal tenang” dalam ayat 6 ini, maksudnya
hendaklah mereka tidak lelah berdoa bagi Yehuda. ”Tinggal tenang”
dalam ayat 6 adalah lawan dari ”bekerja giat”.
 ”Janganlah biarkan Dia tinggal tenang” dalam ayat 7, maksudnya
dengan pelayanan doa yang tak kenal putus asa akan membuat Allah
tidak akan ”tinggal tenang” atau berhenti menegakkan Yerusalem dan
membuatnya kemasyuran di bumi. Doa yang penuh semangat harus
dilakukan sampai Allah menyelamatkan Yehuda.
 ”Tinggal tenang” dalam ayat 6 ditujukan kepada para pendoa safaat,
maka ”tinggal tenang” dalam ayat 7 ditujukan kepada Allah.
Ayat 8-9: ”Allah bersumpah demi tangan kananNya dan demi
tangan kekuatanNya”, maksudnya Allah tidak dapat mengingkari
janjiNya. Allah tidak dapat melawan hasratNya sendiri untuk
menyelamatkan Yehuda.
 Musuh Yehuda tidak akan dibiarkanNya mengambil hasil bumi
Yehuda (gandum dan anggur) sebagai upeti.
 Umat Yehuda yang menanam dan menuailah yang akan menikmati
hasil bumi Yehuda sambil memuji-muji Tuhan.
 Hasrat Allah untuk menyelamatkan Yehuda sama kuatnya dengan
hasratNya untuk dipuji oleh umatNya.
Ayat 10; adalah gema seruan untuk bersiap-siap menyongsong
karya penyelamatan Allah.
Ayat 11-12: Seluruh ujung bumi mendengar rencana keselamatan
Allah bagi umatNya. Semua bangsa menjadi saksi pembelaan Allah
terhadap umatNya. Yehuda telah lama menderita dan Allah berbela rasa
bahkan lebih lagi. Ia membebaskan mereka dari segala penderitaan.
Karya penyelamatan oleh Allah kembali membawa dampak bagi bangsa
lain:
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”bangsa kudus”
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”orang-orang tebusan Tuhan”
133
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”yang dicari”
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”kota
ditinggalkan”.
yang
tidak
Konteks Masa Kini
1. Seringnya bencana alam, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok,
biaya hidup semakin mahal, banyaknya penyakit baru yang ganas.
2. Konteks kemiskinan, biaya sekolah semakin mahal, minimnya
lapangan pekerjaan, dst, membuat tidak setiap orang punya cita-cita.
Padahal seseorang yang memiliki cita-cita, akan mendapatkan
keuntungann antara lain: hidup menjadi lebih semangat, membuat
kita lebih fokus, membantu kita untuk bersyukur tatkala kita telah
mencapainya, dsb
3. Orang kuatir dan patah pengharapan dalam menyongsong masa
depan.
4. Gangguan Keamanan semakin merajalela di Indonesia dengan adanya
penculikan anak dan penjualan anak, pembunuhan, teror, perampokan
dengan senjata api, dst.
5. Banyak politisi lokal dan nasional menjanjikan perubahan yang lebih
baik.
6. Pada pihak lain, Pemerintah RI sudah membuka program BPJS,
Pinjaman lunak kepada Usaha Kecil dan Menengah, program
perumahan rakyat, dsb (Pengkotbah dapat mendaftar programprogram pemerintah pusat maupun daerah untuk perbaikan ekonomi
rakyat) yang patut untuk disyukuri.
Saran Penyusunan Kotbah
1. Awali dengan pertanyaan retoris (pertanyaan yang tidak perlu
jawaban) : ” Siapakah diantara Saudara yang senang bila mengetahui
orang yang Saudara sayangi memiliki Madesu (Masa depan suram)
sehingga takut memiliki cita-cita?” Tentu tidak ada bukan?
Lanjutkan dengan situasi yang dialami Yesaya. Kemukakan tentang
siapakah Nabi Yesaya. Jelaskan bahwa Nabi Yesaya mendorong
umat Yehuda untuk berharap pada Tuhan yang akan memulihkan dan
134
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
2.
3.
4.
5.
6.
menyelamatkan Yehuda sehingga Yehuda memiliki masa depan.
Gunakan Tafsiran Ayat 1.
Nabi Yesaya memaparkan bahwa Sumber keselamatan dan Sumber
pengharapan adalah Tuhan. Gunakan Tafsiran ayat 2-5 dan lanjutkan
dengan Tafsiran ayat 8-9 tentang masa depan yang akan terjadi atas
umat Yehuda sebagai hasil karya Allah. Berikan penekanan sehebathebatnya dalam kotbah Saudara pada tema bahwa di dalam Tuhan
ada masa depan.
Jelaskan bahwa karya penyelamatan Allah dan jaminan masa depan
itu juga berhubungan dengan komunikasi yang baik antara kita
dengan Tuhan. Komunikasi tersebut tercermin dalam doa. Gunakan
tafsiran ayat 6-7. Dalam keadaan tanpa harapan, doa menjadi alat
untuk memanggil Allah berkarya. Doa yang tak putus-putusnya
melambangkan iman yang terus menyala.
Karya penyelamatan Allah tidak pernah terlepas dari pesan
misiologis. Gunakan tafsiran ayat 11-12. Karya penyelamatan oleh
Allah pasti membawa dampak bagi bangsa lain.
Olah dan kemukakan Konteks Masa Kini dan hubungkan dengan
kotbah Saudara. Di sini anda telah memasuki bagian relevansi.
Tema didalam Tuhan ada masa depan dapat kembali dikemukakan
di sini.
Tutuplah kotbah Saudara dengan ajakan untuk mengikutsertakan
Allah dalam menyongsong masa depan. Tekankan (kembali)
pentingnya doa.
CONTOH KOTBAH JADI
Saudara dan Saudariku di dalam Tuhan,...
”Siapakah diantara Saudara yang senang bila mengetahui orang
yang Saudara sayangi memiliki Madesu (Masa depan suram) sehingga
takut memiliki cita-cita?” Tentu tidak ada bukan?
Bangsa Yehuda ada pada zaman suram. Sesudah terlepas dari
cengkeraman bangsa Asyur, mereka kemudian dijajah bangsa Babilonia
135
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
(Babel) dan mengalami masa pembuangan di Babel. Mereka dalam
keadaan hancur tanpa harapan. Sudah tak ada yang dibanggakan lagi.
Masa kejayaan bangsa Israel sepertinya memang tinggal kenangan.
Mereka lagi-lagi hidup sebagai bangsa terjajah. Di Babilonia mereka
menjadi warga kelas dua. Hak mereka sebagai warga negara nyaris tidak
ada sama sekali. Memang ada sangat sedikit di antara mereka yang agak
beruntung secara ekonomi karena diangkat menjadi pegawai di negeri
Babil. Tetapi sebagai warga asing, mereka tidak bisa berkancah di
bidang politik. Mereka di negeri Babel kehilangan harga diri mereka
sebagai bangsa. Mereka tidak bahagia.
Kemudian Yesaya memberitakan bahwa tak lama lagi Allah
membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem,
untuk memulai suatu hidup baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa
Allah itu TUHAN yang menguasai sejarah, dan bahwa Ia merencanakan
untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui
Israel. Kepada Yesaya, Allah menyampaikan berita baik ini. Hal ini
tentu merupakan kabar yang sangat menggembirakan. Menerima pesan
Tuhan ini, sang Nabi tidak bisa berdiam diri. Sukacitanya begitu besar.
Siapa yang dapat menyimpan kabar sukacita untuk diri sendiri, bila
mengetahui sesuatu yang indah akan terjadi atas orang-orang yang paling
kita sayangi? Nabi Yesaya tidak dapat. Ia tak tahan untuk menceritakan
penglihatannya atas Yehuda di masa yang akan datang. Ia juga tak sabar
menanti penggenapan nubuatannya itu terjadi. Kemudian Nabi Yesaya
mendorong umat Yehuda untuk berharap pada Tuhan yang akan
memulihkan dan menyelamatkan Yehuda sehingga Yehuda memiliki
masa depan.
Saudara dan Saudariku di dalam Tuhan,...
Sumber keselamatan dan Sumber pengharapan bangsa Yehuda
hanyalah Tuhan. Yehuda akan dipulihkan. Allah akan menyelamatkan
Yehuda. Inisiatif keselamatan adalah dari Tuhan (Yesaya 59:20).
Dijelaskan oleh Yesaya, bahwa Allah berkarya sebelum Yehuda bertobat,
pada waktu Yehuda bertobat dan setelah Yehuda bertobat. Yehuda akan
mengalami pemulihan. Dalam ayat 2 – 5, diinvetarisasi empat dampak
dari pemulihan Yehuda, sebagai berikut: Pertama, Bangsa-bangsa
136
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
melihat kebenaran Yehuda. Maksudnya: Yehuda akan hidup benar,
mencitrakan diri sebagai bangsa yang takut akan Allah. Kedua, Semua
raja-raja melihat kemuliaan Yehuda, maksudnya: Pembelaan Allah
terhadap Yehuda akan menjadi bahan perbincangan para raja dan umat
bangsa lain, sama seperti dulu pada zaman kepemimpinan Musa, bangsabangsa lain mengakui bahwa Allah Israel ikut berperkara terhadap Mesir
dan bangsa-bangsa yang berperang dengan Israel. Nama Tuhan akan
dikagumi, juga oleh bangsa-bangsa lain. Ketiga, Orang akan menyebut
Yehuda dengan nama baru. Masa lalu kelabu akan dilupakan dan
terkubur dengan masa gilang gemilang yang akan dialami Yehuda.
Keempat, Yehuda menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan dan
serban kerajaan di tangan Allah.
Yehuda akan dikenan Tuhan. Kemesraan dengan Tuhan akan
sungguh-sungguh nyata dalam hubungan saling setia. Yehuda setia –
Allah setia.Allah tidak dapat mengingkari janjiNya. Allah tidak dapat
melawan hasratNya sendiri untuk menyelamatkan Yehuda. Musuh
Yehuda tidak akan dibiarkanNya mengambil hasil bumi Yehuda
(gandum dan anggur) sebagai upeti. Umat Yehuda yang menanam dan
mereka akan menuai dan menikmati hasil bumi sambil memuji-muji
Tuhan. Hasrat Allah untuk menyelamatkan Yehuda sama kuatnya dengan
hasratNya untuk dipuji oleh umatNya. Inilah masa depan yang akan
terjadi atas umat Yehuda sebagai hasil karya Allah.
(Berikan penekanan sehebat-hebatnya dalam kotbah Saudara pada tema
bahwa di dalam Tuhan ada masa depan.)
Saudara dan Saudariku di dalam Tuhan,...
Pembacaan Alkitab kita juga berbicara tentang karya
penyelamatan Allah dan jaminan masa depan itu berhubungan dengan
komunikasi yang baik antara manusia dengan Tuhan. Komunikasi
tersebut tercermin dalam doa. Dalam keadaan tanpa harapan, doa
menjadi alat untuk memanggil Allah berkarya. Doa yang tak putusputusnya melambangkan iman yang terus menyala. Yesaya menyerukan
pentingnya penggalangan kekuatan doa dari para pendoa Yehuda. Ayat
6-7 berisi seruan kepada para pendoa safaat yang diilustrasikan sebagai
pengintai-pengintai di atas tembok Yerusalem, agar mereka tiada henti
137
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
”mengingatkan Tuhan kepada Sion”. ”Janganlah kamu tinggal tenang”
dalam ayat 6 ini, maksudnya hendaklah mereka tidak lelah berdoa bagi
Yehuda. Dengan pelayanan doa yang tak kenal putus asa akan membuat
Allah tidak akan ”tinggal tenang” atau berhenti menegakkan Yerusalem
dan membuatnya kemasyuran di bumi. Doa yang penuh semangat harus
dilakukan sampai Allah menyelamatkan Yehuda.
Saudara dan Saudariku di dalam Tuhan,...
Karya penyelamatan Allah juga tidak pernah terlepas dari pesan
misiologis. Karya penyelamatan oleh Allah pasti membawa dampak bagi
bangsa lain. Yesaya menjelaskan bahwa seluruh ujung bumi telah
mendengar rencana keselamatan Allah bagi umatNya. Semua bangsa
menjadi saksi pembelaan Allah terhadap umatNya. Penderitaan yang
dialami Yehudamemanggil Allah untuk tidak berdiam diri. memanggil
Allah untuk berbela rasa bahkan lebih lagi: Ia membebaskan mereka dari
segala penderitaan. Karya penyelamatan oleh Allah kembali membawa
dampak bagi bangsa lain:
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”bangsa kudus”
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”orang-orang tebusan Tuhan”
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”yang dicari”
 Orang akan menyebut Yehuda sebagai ”kota yang tidak
ditinggalkan”.
Saudara dan Saudariku di dalam Tuhan,...
Bila kita memperhatikan kondisi masyarakat Indonesia, begitu
sering bencana alam terjadi, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok,
biaya hidup semakin mahal, banyaknya penyakit baru yang ganas.
Konteks kemiskinan, biaya sekolah semakin mahal, minimnya lapangan
pekerjaan, dst, membuat tidak setiap orang punya cita-cita. Padahal
seseorang yang memiliki cita-cita, akan mendapatkan keuntungann
antara lain: hidup menjadi lebih semangat, membuat kita lebih fokus,
membantu kita untuk bersyukur tatkala kita telah mencapainya, dsb.
Orang kuatir dan patah pengharapan dalam menyongsong masa depan.
Gangguan Keamanan semakin merajalela di Indonesia dengan adanya
penculikan anak dan penjualan anak, pembunuhan, teror, perampokan
138
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dengan senjata api, dst. Banyak politisi lokal dan nasional menjanjikan
perubahan yang lebih baik.
Pada pihak lain, Pemerintah RI sudah
membuka program BPJS, Pinjaman lunak kepada Usaha Kecil dan
Menengah,
program perumahan rakyat, dsb (Pengkotbah dapat
mendaftar program-program pemerintah pusat maupun daerah untuk
perbaikan ekonomi rakyat) yang patut untuk disyukuri.
Saudara dan Saudariku di dalam Tuhan,...
Dalam keadaan yang demikian, kita harus lebih bergantung dan
berharap agar Tuhan melindungi, menyelamatkan dan menjamin masa
depan kita. Waktunya bagi kita untuk menggalang kekuatan doa demi
negeri ini. Tetapi doa saja tentu tidak cukup. Tindakan-tindakan nyata
harus menyertai doa-doa kita. Mengandalkan Tuhan berarti kita harus
semakin giat bekerja dan berkarya bersama Tuhan yang menjadi sumber
kekuatan kita.
Masa-masa Advent adalah momen tepat bagi kita untuk
mengingat bahwa Allah mengingat kita. Allah memikirkan, solider dan
turun tangan menolong serta menyelamatkan kita. Mari kita mmperbaiki
komunikasi kita dengan Tuhan. Mari mempercayaiNya. Ada masa depan
bila bersamaTuhan.
Terpujilah Kristus... Haleluya.. Amin
[BNH]
Nas Pembimbing
: Mazmur 1 : 1-6.
Berita anugerah
: I Yohanes 3 : 1-2
Nas Persembahan
: Roma 11 :36
Nyanyian:
1. KJ 64:1-2 /PKJ 2 2X
2. KJ 21 : 1-2/PKJ 242:1-2
3. KJ 54: 1-3 / PKJ 184:1
4. KJ 203 : 1-4
5. KJ 289 :1-2,8-9.
6. KJ 410 :1
139
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH 25 DESEMBER 2014
Hari Raya Natal; Warna Liturgis Putih
Bacaan Khotbah: Lukas 2:1-14
Thema:
INJIL BAGI KAUM MISKIN DAN TERSISIH
Tujuan:
1. Jemaat mampu memahami bahwa Tuhan Yesus lahir sebagai
seorang manusia dengan penuh kesederhanaan.
2. Jemaat diajak untuk selalu membagikan kabar sukacita kepada
semua orang termasuk kepada kaum miskin dan tersisih.
LATAR BELAKANG TEKS
Injil Lukas ditulis oleh Lukas. Oleh para ahli, Injil ini
digolongkan ke dalam injil sinoptis. Yang termasuk dalam Injil Sinoptis
adalah Injil Matius, Markus dan Lukas. Ketiga Injil ini disebut sebagai
Injil Sinoptis karena ada kemiripan yang mencolok dalam beberapa
bagian. Ada banyak cerita yang sama yang ditemukan di ketiga Injil ini,
bahkan ada yang diantaranya yang sama persis kata per katanya. Ada
beberapa ahli yang meneliti injil sinoptis ini dan mencoba menarik
kesimpulan mengapa ketiga Injil ini mempunyai banyak kemiripan. Ada
beberapa teori yang kemudian dimunculkan, dan para ahli teologi banyak
yang menyetujui teori Dua Sumber. Dalam teori Dua Sumber ini, Injil
Markus diteliti sebagai sumber primer dari Matius dan Lukas. Itu artinya
Markus ditulis lebih dahulu dari Matius dan Lukas. Injil Markus ini
kemudian dibaca oleh penulis Injil Lukas dan Matius dan digunakan
sebagai sumber penulisan Injil sinoptis. Walaupun Injil Markus menjadi
sumber primer, rupanya ada beberapa bagian cerita dalam Injil Matius
dan Lukas yang tidak ditemukan dalam Injil Markus. Hal ini kemudian
memunculkan kesimpulan, ada sumber lain yang sama-sama digunakan
oleh Matius dan Lukas. Dan sumber ini disebut sebagai sumber Q.
Sumber Q yang merupakan kisah-kisah kehidupan Yesus ini diduga
sudah tersebar di zaman penulisan Injil Lukas dan Matius. Sumber Q
140
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
sendiri tidak pernah ditemukan wujudnya sebagai sebuah tulisan yang
utuh. Q adalah singkatan dari Quelle3. Jika kita perhatikan, ternyata ada
juga bagian-bagian khusus dari injil Matius yang tidak ditemukan dalam
Injil Lukas, Markus dan Yohanes. Begitu juga dalam Injil Lukas, ada
beberapa cerita yang tidak ditemukan dalam Injil sinoptis lain dan juga
dalam Injil Yohanes. Bagian-bagian khusus ini diperoleh penulis Injil
dari sumber khusus yang diduga merupakan sumber lisan4, yang biasa
disingkat ”S”.
Lukas sendiri adalah seorang Yunani yang menuliskan Injil
tentang Yesus Kristus kepada seorang yang ia sebut Teofilus. Dari suratsurat Paulus, kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang saudara "yang
kekasih ... seorang tabib" (Kol 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus
yang setia (2 Tim 4:11, Fil 1:24). Dari penulisan Lukas sendiri kita
mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang
terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang diilhami. Ketika ia
menulis Injilnya, agaknya gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil
yang lengkap atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis
Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis
sebuah Injil yang singkat bagi gereja di Roma. Orang percaya bukan
Yahudi yang berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan
mengenai Yesus yang diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari
tertulis yang pendektetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis
(lih. Lukas 1:1-4). Jadi, Lukas mulai menyelidiki segala peristiwa itu
dengan saksama "dari asal mulanya” (Lukas 1:3). Barangkali ia
mengerjakan penelitiannya di Palestina sementara Paulus berada di
penjara Kaisarea (Kis 21:17; Kis 23:23-26:32) dan menyelesaikan
Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma
bersama dengan Paulus (Kis 28:16). Dengan demikian diperkirakan Injil
Lukas ditulis sekitar tahun 60-63 M.
Dalam Injil Lukas ini, ada beberapa kisah yang tidak terdapat
dalam Injil lain, diantaranya adalah cerita tentang Yesus membangkitkan
anak muda di Nain (7:11-17), Yesus diurapi oleh perempuan berdosa
3
Bahasa jerman yang berarti sumber logika
Cerita mengenai kehidupan Tuhan Yesus ada juga yang tidak sempat ditulis, tetapi
menyebar dari mulut ke mulut.
4
141
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
(7:36-50), Orang Samaria yang baik hati (10:25-37), Orang kaya yang
bodoh (12:21), Perumpamaan tentang anak yang hilang (15:11-32),
Orang Kaya dan Lazarus yang miskin (16:19-31), Zakheus (19:1-10) dan
masih banyak yang lainnya lagi, bahkan dalam kisah kelahiran Tuhan
Yesus, Lukas adalah satu-satunya penulis Injil yang menyertakan kisah
mengenai kabar sukacita kepada para gembala yang tentunya bukanlah
orang terpandang dalam masyarakat kala itu. Kalau kita perhatikan dari
cerita-cerita yang hanya ada di Injil Lukas ini dan setelah dibandingkan
secara menyeluruh dengan isi Injil Lukas sepenuhnya, maka kita dapat
melihat Lukas mau menonjolkan tema tentang Kasih Yesus yang
menyelamatkan orang-orang berdosa, miskin dan tersisihkan.
PENAFSIRAN TEKS LUKAS 2:1-14
Perikop kita kali ini Lukas 2:1-14 diawali dengan keterangan
waktu yaitu ketika Kaisar Agustus mengeluarkan perintah untuk
mengadakan sensus penduduk di seluruh dunia, dalam hal ini tentunya
dalam wilayah kerajaannya. Kaisar Agustus memerintah Roma mulai
dari .... sM sampai ... M. Dan kemudian diadakanlah pendaftaran yang
pertama kali diadakan saat Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Dalam
pendaftaran itu, setiap orang harus mendaftarkan dirinya di kota asalnya.
Dan hal ini pulalah yang membuat Yusuf harus melakukan perjalanan
yang jauh yaitu dari kota Nazaret di Galilea ke kota Daud yaitu kota
Bethlehem diYudea karena Yusuf adalah seorang keturunan Daud.
Yusuf membawa serta Maria yang saat itu sedang mengandung. Dan
ketika tiba di Bethlehem itulah Maria melahirkan bayi Yesus di sebuah
palungan karena mereka tidak mendapatkan penginapan.
Peristiwa mengenai kelahiran Tuhan Yesus di palungan ini
merupakan cerita yang unik yang tidak diceritakan oleh para penulis Injil
lain, bandingkan dengan Matius 2:11. Rupanya Lukas melakukan
penyelidikan yang mendalam mengenai proses kelahiran Tuhan Yesus ini
dan kemudian menuliskannya dalam kisahnya yang tentunya menjadi ciri
khas tersendiri dibanding Injil yang lain. Apa yang membuat Lukas
tertarik untuk menuliskan cerita yang seperti ini. Tentu saja Lukas
mempunyai maksud sendiri mengapa ia ingin mengetahui proses
142
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
kelahiran sang juru selamat manusia itu, dan tentunya ketika Lukas
mendapatkan sumber mengenai kisah yang begitu unik ini, ia tidak
menghilangkannya dan justru ia tetap menceritakan kisah ini dengan
sangat baik. Dari kisah yang ditulis oleh Lukas ini, sebenarnya kejadian
yang dialami mungkin seperti kejadian sehari-hari di mana zaman dahulu
memang belum ada rumah sakit bersalin yang bisa menampung orang
yang akan melahirkan sebagaimana Maria pada waktu itu. Meskipun di
beberapa bagian Alkitab bahkan sejak zaman dahulu kala sudah ada
bidan-bidan yang biasanya menolong para perempuan yang akan
melahirkan. (lihat Kej.35:17; 38:28-29, Kel. 1:19). Namun dalam cerita
ini, Lukas yang adalah seorang tabib tidak menceritakan apakah
persalinan Maria pada waktu itu dibantu oleh seorang bidan atau tidak.
Namun agaknya tidak, walaupun sebenarnya keterangan mengenai peran
bidan dalam cerita ini kita anggap penting, nyatanya Lukas yang sangat
teliti itu tidak menyinggungnya dan hal ini rupanya tidak menjadi fokus
pemikirannya. Pesan yang ia mau sampaikan adalah bahwa Yesus lahir
dalam sebuah palungan, dalam sebuah kesederhanaan, kemmiskinan dan
tidak mendapat tempat yang istimewa selayaknya seorang raja akan lahir.
Kejadian selanjutnya yang terjadi adalah bahwa kabar sukacita
akan lahirnya seorang raja damai (lih ayat ke 14) ini ternyata
disampaikan kepada para gembala. Kaum gembala pada waktu itu
bukanlah kaum terpandang, melainkan mereka umumnya adalah para
upahan yang bekerja untuk menggembalakan ternak orang lain. Jangan
dibayangkan kehidupan gembala pada waktu itu sama dengan gembala
sekarang. Kala itu, umunya mereka sampai berhari-hari menginap di
padang dan hidup penuh dengan ancaman agar ternak yang ia
gembalakan dapat makan dengan baik dan selamat. Kehidupan sosial
para gembala ini pun bisa dikatakan kurang karena aktifitas mereka yang
harus menggembalakan domba hingga berhari-hari. Ketika mereka
berjumpa dengan gembala yang lainlah mereka baru akan mengobati rasa
kesepian mereka. Yang menarik dalam cerita ini tentunya adalah lagilagi Lukas menceritakan kisah mengenai kelahiran sang Raja Damai
yang bahkan disambut dengan meriah oleh malaikat Sorgawi (ayat 9-14)
dengan penuh kesederhanaan. Berita Injil yang merupakan sukacita bagi
dunia ini telah disampaikan kepada mereka yang tersisih dan tidak
143
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
terpadang dalam masyarakat. Namun justru berita itu menjadi sebuah
berita besar dan sukacita bagi kaum gembala, hal itu terbukti dalam ayat
seterusnya hingga ayat ke 20, ketika mereka mempercayai berita yang
disampaikan oleh malaikat dan pergi menjumpai bayi Yesus yang hanya
dibungkus lampin di dalam Palungan. Walaupun peristiwa sederhana
dan mungkin memprihatinkan, namun mampu mengubah kehidupan para
gembala ketika mereka mampu memuliakan Allah dan menjadi saksi
akan berita sukacita itu.
KONTEKS MASA KINI
Natal biasa dimaknai dengan perayaan hura-hura. Ada begitu
banyak anggaran yang harus terbuang hanya untuk pesta beberapa jam
yang kemudian malah menjadi sebuah berita buruk bagi kaum miskin.
Ketika Natal akan tiba masih banyak orang memaksakan diri bagaiamana
caranya agar Natal tahun ini membawa sukacita dan bukan sesuatu yang
membosankan karena begitu banyak kesibukan dan biaya yang harus
dikeluarkan sementara hidup pas-pasan.
Berita suka cita Natal yang ternyata disampaikan kepada kaum
gembala seharusnya mendorong kita juga untuk selalu menyampaikan
kabar baik kepada yang miskin dan tersisih sehingga setiap orang bisa
bersukacita. Natal bukanlah sekedar seremoni/perayaan belaka namun
Natal adalah sebuah peristiwa yang mengubah hidup untuk melakukan
perubahan meskipun dimulai dari sebuah kesederhanaan.
SARAN PENYUSUNAN KHOTBAH
A. Pendahuluan
Buka khotbah anda dengan pertanyaan berita apakah yang membuat
mereka sangat berbahagia. Arahkan jemaat untuk berusaha
memikirkan mengapa para gembala saat itu sangat bersukacita
mendengar kelahiran sang juru selamat.
144
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
B. Isi
Sampaikan penjelasan teks. Tekankan pada jemaat bahwa para
gembala tersebut merasa sangat bersuka cita selain dalam aspek
iman, namun yang penting lagi adalah karena mereka mendapatkan
kepercayaan dan penghargaan untuk mendengar kabar yang begitu
penting bagi seluruh dunia. Kegembiraan itu melimpah karena
mereka merasa menjadi manusia yang sangat dihargai, walaupun
mereka bukan siapa-siapa dan hanyalah kaum upahan namun Tuhan
mempercayakan berita ini kepada mereka. Natal seharusnya juga
menjadi kabar sukacita bagi siapa saja. Jangan sampai apa yang kita
lakukan untuk merayakan natal malah menjadi berita buruk dan
menyakitkan bagi kaum miskin dan tersisih. Melalui peristiwa natal,
seharusnya setiap orang dipanggil untuk mewartakan kabar sukacita
kepada setiap orang.
C. Penutup
Berikan Rangkuman khotbah anda agar pendengar mudah
menangkap maksud untuk mereka refleksikan sendiri dalam
kehidupannya. Teguhkan jemaat untuk terus hidup menjadi pewarta
kabar sukacita kepada siapapun termasuk kepada kaum miskin dan
tersisih.
CONTOH KHOTBAH JADI
Ibu Bapak yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,
Berita apa yang paling membahagiakan hati anda? Dan mengapa?
Adakah di antara anda yang mengatakan bahwa berita yang paling
menggembairakan adalah Natal? Jika iya mengapa?
Mari sekarang kita coba pahami kira-kira mengapa para gembala yang
kala itu dikabari malaikat sangat bersukacita? Apakah karena mereka
senang kehidupan mereka akan berubah setelah kelahiran Sang Raja
Damai itu? Secara imaniah, tentunya mereka (para gembala) ini tentunya
juga mengharapkan kehadiran sang juru selamat. Namun apakah seorang
145
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Juru Selamat itu akan serta merta mengubah kehidupan mereka yang
tidak begitu baik? Saya rasa kok tidak. Nah untuk mencoba memahami
mengapa para gembala tadi bersukacita, ada baiknya kita mengetahui
latar belakang kehidupan para gembala tadi.
Kaum gembala pada waktu itu bukanlah kaum terpandang, melainkan
mereka umumnya adalah para upahan yang bekerja untuk
menggembalakan ternak orang lain. Jangan dibayangkan kehidupan
gembala pada waktu itu sama dengan gembala sekarang. Kala itu,
umunya mereka sampai berhari-hari menginap di padang dan hidup
penuh dengan ancaman agar ternak yang ia gembalakan dapat makan
dengan baik dan selamat. Kehidupan sosial para gembala ini pun bisa
dikatakan kurang karena aktifitas mereka yang harus menggembalakan
domba hingga berhari-hari. Ketika mereka berjumpa dengan gembala
yang lainlah mereka baru akan mengobati rasa kesepian mereka. Yang
menarik dalam cerita ini tentunya adalah kelahiran sang Raja Damai
yang bahkan disambut dengan meriah oleh malaikat Sorgawi (ayat 9-14)
mula-mula diberitakan pada para gembala yang bukanlah siapa-siapa itu.
Berita Injil yang merupakan sukacita bagi dunia ini telah disampaikan
kepada mereka yang tersisih dan tidak terpadang dalam masyarakat.
Namun justru berita itu menjadi sebuah berita besar dan sukacita bagi
kaum gembala, hal itu terbukti dalam ayat seterusnya hingga ayat ke 20,
ketika mereka mempercayai berita yang disampaikan oleh malaikat dan
pergi menjumpai bayi Yesus yang hanya dibungkus lampin di dalam
Palungan. Walaupun peristiwa sederhana dan mungkin memprihatinkan,
namun mampu mengubah kehidupan para gembala ketika mereka
mampu memuliakan Allah dan menjadi saksi akan berita sukacita itu.
Nah pertanyaannya kembali lagi, mengapa mereka mau capek-capek
pergi ke Bethlehem untuk bertemu dengan bayi Yesus yang kemudian
mampu mengubah hidup mereka itu?
Hal yang bisa menjadi
kemungkinan besar adalah bahwa para gembala tersebut merasa telah
mendapatkan kepercayaan dan penghargaan. Mereka yang selama ini
bukanlah siapa-siapa malah didatangi malaikat dan diberitaukan bahwa
sang Juru Selamat itu telah lahir, bahkan pada ayat yang ke 18 kalau kita
membaca lagi, banyak orang yang mendengar cerita dari mereka itu
146
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
terheran-heran. Namun mereka sendiri sangat bersukacita karena merasa
dihargai dan diakui sebagai seorang manusia.
Untuk kita renungkan sekarang adalah apakah Natal masih membawa
sukacita yang melimpah dalam hidup kita dan mampu merubah hidup
kita? Berapa kali kita telah merayakan Natal dan apakah hidup kita
semakin dipenuhi dengan sukacita? Natal biasa dirayakan dengan sangat
mewah dan menghambur-hamburkan banyak uang. Ada begitu banyak
anggaran yang harus terbuang hanya untuk pesta beberapa jam yang
kemudian malah menjadi sebuah berita buruk bagi kaum miskin. Ketika
Natal akan tiba masih banyak orang memaksakan diri bagaiamana
caranya agar Natal tahun ini membawa sukacita dan bukan sesuatu yang
membosankan karena begitu banyak kesibukan dan biaya yang harus
dikeluarkan sementara hidup pas-pasan. Namun, mungkin ada juga
orang yang merasa sangat bahagia dan puas bila sudah merayakan natal
dengan meriah dan bahkan tak segan-segan mengeluarkan banyak biaya
untuk merayakannya.
Permasalahannya tentu bukan boleh atau tidaknya merayakan natal
dengan meriah dan mengeluarkan banyak dana untuk itu.
Permasalahannya adalah apakah sikap dan tingkah laku kita dalam
merayakan natal itu dapat menjadi berita sukacita bagi orang lain
termasuk orang miskin dan tersisih atau justru malah semakin
menyisihkan mereka dan membuat jarak yang begitu besar antara yang
miskin dan kaya, yang tgerpandang dan orang biasa. Kelahiran Sang
Juruselamat bukannya tidak boleh dirayakan, bahkan para malaikat dan
bala tentara sorgapun bersorak-sorai dan merayakannya. Kalau dalam
Injil Matius pun kita belajar ada orang Majus yang mempersembahkan
barang berharga yang mahal yaitu mas kemenyan dan mur kepada bayi
Yesus. Namun sebagai orang yang hidup dalam masyarakat yang
tentunya sangat beragam, marilah kita dengan bijak menyambut natal
dengan mempersembahkan apa yang kita punya entah itu dalam bentuk
materi, pemikiran dan tenaga dengan sukacita agar apa yang kita lakukan
itu dapat menjadi saluran berkat yang membawa sukacita pula untuk
orang-orang miskin dan tersisih. Berita sukacita Natal yang ternyata
147
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
disampaikan kepada kaum gembala ini seharusnya mendorong kita juga
untuk selalu menyampaikan kabar baik kepada yang miskin dan tersisih
sehingga setiap orang bisa bersukacita, mendapatkan penghargaan dan
kepercayaan sebagaimana sesama manusia. Natal bukanlah sekedar
seremoni/perayaan belaka namun Natal adalah sebuah peristiwa yang
mengubah hidup untuk melakukan perubahan meskipun harus dimulai
hal-hal kecil dan bahkan sebuah penderitaan dan kesederhanaan.
Kiranya Tuhan Yesus Kristus, Sang Juru selamat dan Raja damai itu
sungguh-sungguh telah mendamaikan hidup kita dalam hubungan kita
dengan Tuhan dan sesama. Selamat merayakan Natal. Tuhan
memberkati.
[PS]
Usulan Liturgi
Bacaan
Nats Pembimbing
Berita Anugrah
Nats Persembahan
: Lukas 2:1-14
: Mazmur 96 : 2-3
: Titus 2:11-12
: Matius 2:11
Usulan Lagu-Lagu
1. KJ 100: 1
2. KJ 99:1-3
3. KJ 118:1-3
4. KJ 111:1-4
5. KJ 115:1-dst
6. KJ 119:1-4
148
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
RANCANGAN KHOTBAH, 28 DESEMBER 2014
Minggu I Setelah Natal; Warna Liturgi: Putih
Bacaan: Kejadian 15:1-6
Bacaan Leksionari: Mazmur 105:1-9; Ibrani 11:8-19; Luk. 2: 22-40
Thema:
IMAN DAN KEBUTUHAN
I. Pendahuluan.
Ada bagian (peristiwa) yang melatar-belakangi pernyataan Tuhan
kepada Abram sehingga Tuhan mengatakan “Janganlah takut”. (Lihat
kata Kemudian di awal ayat 1) Peristiwa tersebut kemungkinan besar
menakutkan, sehingga Abram membutuhkan pelindung (perisai), tetapi
juga yang membuat Abram pantas menerima upah (reward) yang sangat
besar.
Tentang peristiwa sebelumnya , ada banyak pendapat mengatakan
bahwa itu merujuk kepada perang melawan empat raja (Raja
Kedorlaomer dan teman-temannya. Walaupun Abram menang, tetapi
tidak menjamin bahwa Abram aman karena kemungkinan serangan balik.
Namun, karena tidak senada dengan pernyataan kedua: “upahmu akan
sangat besar” maka peristiwanya bukanlah itu.
Mengapa Allah
memberikan upah kalau Abram berperang? Abram tidak disuruh
berperang oleh Allah, sehingga ia pantas mendapatkan upah.
Juga
karena kemudian Abram menjawab Tuhan bukan dalam persoalan
perang, tetapi persoalan pewaris. Jadi peristiwa yang dimaksud selain
harus berkaitan dengan (1) takut, (2) upahnya besar dan juga factor (3)
pewaris. Apa peristiwa sebelumnya yang terkait dengan tiga hal itu?
Lebih logis kalau peristiwa yang dimaksud adalah Panggilan
Allah kepada Abram (Pasal 12:1) untuk meninggalkan tanah Urkasdim
menuju tanah Kanaan. Abraham mulai menyadari bahwa, sekalipun
Abram memperoleh banyak keuntungan materi di tanah Kanaan (upah),
namun tidak sedikit tantangan yang harus dihadapi. Ia bukan takut mati
149
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
melawan musuh karena itu konsekuensi dari mengikuti panggilannya.
Namun kalau mati tanpa penerus, ini akan menjadi seperti sia-sia. Ia
takut dan khawatir bahwa pilihannya pada Tanah Kanaan yang luas dan
subur adalah sia-sia karena ia tidak punya keturunan dan pewaris untuk
meneruskan apa yang telah Abram mulai.
Ini juga senada dengan ayat ke 7 (15:7) dimana panggilan itu
teguhkan ulang, bahwa Tuhanlah yang memanggil dan berjanji untuk
memberinya Tanah Kanaan. Maka perikop ini merupakan kelanjutan
dari Peristiwa pemanggilan Abram.
II. Tafsiran
15:1Tuhan berfirman kepada Abram dalam suatu penglihatan,
agar Abram tidak merasa takut karena Tuhan akan melindunginya dan
akan memperoleh upah karena ketaatannya. (Kata Perisai sebaiknya
dimaknai sebagai kiasan akan perlindungan sesuai penjelasan di atas)
15:2-3 Di budaya Timur Kuno ada praktik yang diberlakukan
untuk memastikan ahli waris. Jika tidak ada anak laki-laki dilahirkan,
pasangan tanpa anak akan mengadopsi salah satu pelayan yang lahir di
rumah tangga tersebut. 'Anak' ini akan merawat mereka di usia tua
mereka dan akan mewarisi harta dan properti mereka pada saat kematian
mereka. Kriteria pewaris ini sepertinya cocok dengan Eliezer yang
leluhurnya berasal dari Damsyik. Pada titik rendah dalam iman Abram,
itu yang terbaik yang dia pikirkan dan yang dia bayangkan. Bahwa
apapun yang akan diberikan Allah sebagai reward panggilannya, itu akan
jatuh ketangan Eliezer pelayannya. Atau Abram hanyalah bagian kecil
dari rencana besar Allah yang perannya akan diteruskan kemudian oleh
Eliezer beserta keturunannya.
Kata-kata Abram kemudian seolah-olah mulai mempersalahkan
dan menunjukkan ketidak konsistenan Tuhan dalam rencanaNya. Abram
merasa bahwa ia sudah masuk dan Ikut dalam rencana-rencana Allah,
tetapi Allah yang merancang rencana justru tidak konsisten. Allah
belum/ tidak memberikan anak pada Abram. Ternyata Tuhan bukan
perencana yang bagus untuk Abram dan Tuhan sendiri.
15:4-5 Tuhan menolak dua pikiran Abram, bahwa bukan Eliezer
yang menjadi penerus rencana Allah dan rencanaNya tetap sejalan.
150
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Allah memastikan bahwa penerus Abram adalah dari darah dagingnya
sendiri. Eliezer tidak akan menjadi ahli waris Abram, tapi satu yang
akan tampil dari tubuh Abram sendiri , ia akan menjadi ahli waris Abram'
(Kejadian 15:4) . Allah telah berjanji kepada Abram jauh lebih dari itu.
Dia telah berjanji bahwa keturunannya yang berasal dari sel-sel
reproduksi sendirilah yang menjadi pewaris. Dia akan memiliki anak
sendiri. Dan Allah memperjelas rencanaNya dengan penggambaran
jumlah keturunan Abram dengan jumlah yang tidak terhitung. Untuk
meyakinkan Abram, Tuhan membawanya ke luar dan menarik
perhatiannya kepada bintang-bintang di langit. Ini adalah jumlah
keturunan Abram melalui putranya yang pasti akan datang (ayat 5).
15:6 Penegasan yang diberikan oleh Tuhan merubah keraguan
Abram, ini menjelaskan respon Abram terhadap wahyu ilahi, Abram
kemudian memutuskan untuk percaya.
Tuhan memperhitungkan/
menganggap selaras kepercayaan Abram dengan kebenaran. Ini adalah
pertama kalinya kata 'percaya' digunakan. Ini juga pertama kalinya
bahwa Abram dikatakan telah diperhitungkan sebagai kebenaran.
III. Penjelasan
Kisah Abram adalah kisah tentang iman.
Kisah yang
menceritakan liku-liku iman orang percaya. Kisah dimulai dari Pasal 12:
1-3. Abram diminta pergi dari negerinya, ketanah negeri pemberian
Tuhan. Ini seperti permulaan iman. Peralihan dari situasi normal
(bersama dengan saudara, hidup dengan keluarga, meneruskan tradisi dan
seterusnya. Suatu keadaan tanpa intervensi dan ujungnya (prognosis)
dapat dipastikan tidak akan kemana-mana. Keadaan ini diintervensi oleh
Allah dengan panggilan. Perubahan yang didapat dari panggilan ini
adalah “Dari rencana dan situasi normal ke rencana Allah”. Hidup
dalam rencana Allah. Pada tahap ini iman mulai menyapa seseorang.
Apabila panggilan diikuti, maka janji Allah mengikuti Dan Abram
mematuhinya. Janji-janji Allah beruntun kepada Abram, Abram
melaksanakannya. Saat itu mengikuti Allah dilihat hanya dari sisi tidak
ada ruginya malah kemungkinan besar menguntungkan. Mungkin
Abram mengatakan “ ya tidak ada salahnya dicoba”.
151
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
Lalu, apakah perjalanan hidup Abram benar-benar hanyut dalam
rencana-rencana Allah? Ternyata tidak. Ada beberapa keraguankeraguan yang logis dibenak Abram. Pada pasal-pasal sebelumnya,
Abram justru melakukan kebodohan dengan menyerahkan istrinya.
Bagaimana Abram dapat mempunyai keturunan jika istrinya tidak
dipertahankan? Ini terjadi karena Iman masih abstrak, masih mengawang
awang dalam hidup. “Jika saya punya dua sapi saya akan
mempersembahkan satu sapi saya kepada gereja”, kita dapat mengatakan
demikian. Itu baik dan berguna. Tetapi persoalannya adalah, “Apakah
kita punya sapi?” Kira-kira demikian.
Pada perikop ini (Kejadian 15) keraguan Abram sampai pada
pertanyaan, “Apakah Allah benar-benar memanggil saya, atau Apa
Allah sedang mengejek saya? Perubahan iman terjadi dalam ayat 6.
Abram kini memakai imannya untuk memaknai pergumulan hidupnya
yakni ketiadaan anak. Imannya bertemu dengan kebutuhannya dan Allah
menjawabnya maka Abram percaya. Perbedaannya dengan bagian
pertama adalah: Ia mendapatkan tanah, memiliki ternak, dan itu adalah
penting bagi Abram, namun bukan itu yang terpenting. Maka walau
mungkin mempunyai rasa tanda tanya, Abram patuh saja kepada Allah,
karena tokh kalaupun ia berspekulasi, resiko terbesar ia siap. Maka ia
manut saja.
Namun kini ia hampir berusia 90 tahun dan ia telah 14 tahun di
tanah Kanaan. Ia mulai merasakan sebuah kebutuhan yang sangat dalam.
Ia membutuhkan kehadiran seorang penerus. Abram mulai gelisah.
Ketika Abram mulai mengungkapkan kebutuhannya dan Tuhan
menjawabnya, Abram mengimaninya lebih bersungguh-sungguh.
Imannya telah menjawab kebutuhannya. Abram mulai masuk kedalam
iman yang beresiko, karena ia bisa saja kecewa nantinya.
Namun
Abram percaya bahwa Apa yang akan dilakukan oleh Allah adalah
sesuatu yang menjawab kebutuhannya. Abram mulai bergantung pada
Allah, karena ditangan Allah kebutuhannya akan terjawab.
Pada ayat 6 adalah pertama kalinya kata 'percaya' digunakan.
Kata percaya tidak ada dipakai pada peristiwa pemanggilan. Ini juga
pertama kalinya bahwa Abram dikatakan telah diperhitungkan sebagai
orang benar. Apakah ketika Allah menjawab kebutuhan kita (walau
152
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
masih dalam janji) kita baru disebut orang percaya atau beriman?
Karena dalam kitab Ibrani kita baca: "Karena iman maka Abraham,
tatkala ia dipanggil, taat dengan pergi ke tempat yang ia akan
diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak
tahu ke mana ia akan pergi" (Ibrani 11 : 8). Menurut saya, Surat Ibrani
lebih melihat persoalannya pada ketaatan, sedangkan Kitab Kejadian
lebih melihat persoalan internalisasi dan resiko terkait kebutuhan yang
ada dalam proses beriman. Ketaatan sangat penting dan mutlak, tetapi di
Kitab Kejadian ketaatan itu memperhitungkan resiko. Singkatnya
beriman dalam kitab Kejadian selalu diperhadapkan dengan pengetahuan
akan resiko kehilangan yang memang ada.
Tapi mengapa Penulis Musa menunggu sampai titik ini untuk
memberitahu kepada kita bahwa Abram percaya, dan bahwa dia
dibenarkan karena iman? Jawaban Marthin Luther, saya percaya adalah
hal yang paling memuaskan. Iman Abram tidak disebutkan sebelumnya
karena untuk menekankan fakta bahwa iman yang menyelamatkan adalah
yang berfokus pada pribadi dan karya Yesus Kristus. Maka ketika iman
Abram difokuskan pada janji seorang putra , yang melalui keturunannnya
berkat akan datang ke seluruh dunia (merujuk kepada Yesus), ia
dibenarkan. Tuhan Yesus mengatakan "Ayahmu Abraham bersukacita
melihat hari -Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita" (Yohanes
8:56). Pada titik inilah Allah memilih untuk mengumumkan bahwa iman
Abram adalah iman yang menyelamatkan. Tetapi menurut saya ini
terlalu jauh. Iman dibenarkan dalam kitab Kejadian lebih bermakna
bahwa kita benar dalam beriman, ketika hal-hal yang kita percayai telah
berhubungan dengan diri kita dan kebutuhan kita, dimana kemungkinan
untuk mendapatkannya diserahkan kepada Tuhan.
Tingkatan terakhir dari Iman (Abram ) adalah: Apa yang lebih
penting? Taat kepada Allah yang memberi kebutuhan umat manusia
(benar) atau taat kepada Allah sekalipun Allah tidak atau bahkan
mengambil sesuatu yang amat sangat penting (butuh) bagi hidup kita.
Allah meminta Abram memberikan/ mempersembahkan anaknya.
Sesuatu yang dulunya diberi Tuhan.
Allah menguji iman Abram
dengan mengacaukan alur berpikir Abram sehingga Abram tidak punya
153
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
alasan untuk bergantung padaNya.
Abram dapat melewati dan
kemudian ia disebut mbahnya orang percaya.
IV. Relevansi:
Iman merupakan hal yang khas dan khusus dalam beragama. Ia
berbeda dengan ilmu yang pertumbuhannya dapat terukur. Iman lebih
sulit untuk dijelaskan isi dan bentuknya. Walaupun dibesarkan dengan
ajaran yang sama, situasi yang sama tetapi agak sulit bagi dua individu
untuk beriman secara sama persis. Tuhan jarang membiarkan iman
seseorang untuk tetap biasa biasa saja tanpa resiko. Kita tetap akan
menghadapi titik-titik krisis yang membawa iman kita dalam
pertumbuhan dari abstrak ke konkret , dan dari umum ke khusus. Maka
setiap iman adalah potongan yang khas akan pengenalan terhadap Tuhan.
V. Khotbah Lengkap
Bapak Ibu yang mengasihi Tuhan.
Apakah Bapak dan Ibu percaya kepada Tuhan? Kita akan mudah
menjawab ya.. atau ada yang perlu memikirkan dulu kira-kira arah
pertanyaannya ini mau kemana, baru menjawab? Sah-sah saja, jawaban
kita, apapun itu, spontan atau penuh pertimbangan tidak ada yang salah.
Kalau spontan, mungkin kita sehari-hari sudah merasakan dan
berkomitmen untuk percaya kepada Tuhan. Kalau kita masih berpikirpikir, mungkin ada doa dan permohonan kita yang belum terjawab, atau
sedang dalam pergumulan, atau justru malah begitu dalam kepercayaan
kita kepada Tuhan yang ditunjukkan dalam hidup kita sehingga lidah kita
serasa berat kalau hanya mengatakan Ya. Saking dalamnya kita percaya.
Bapak dan Ibu yang terkasih,
Apa sih artinya kita percaya kepada Tuhan? Saya tidak menguji
Bapak dan Ibu, tetapi saya yakin jawaban kita akan berbeda beda.
Tergantung apa yang kita tahu, apa yang kita rasakan atau apa yang
selama ini sudah diajarkan. Apa artinya kita percaya kepada Tuhan?
Kalau tidak dengan menyebutkan arti percaya, mungkin kita bisa
menjawab dengan contoh-contoh sehari-hari bagaimana kita percaya
154
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
kepada Tuhan. Atau kalau itu agak sulit, dapatkah Bapak Ibu atau adikadik dapat menyebutkan kapan mulai percaya kepada Tuhan?
Banyak yang mengatakan bahwa arti percaya kepada Tuhan
adalah pasrah terhadap Kersaning Gusti. Percaya berarti menyerahkan
segala sesuatu keputusan pada Tuhan, garis hidup, mati dan jodoh
ditangan Tuhan dan Ia memberikan yang terbaik. Mungkin kira-kira
begitu lebih kurangnya. Ada juga mungkin mengatakan bahwa percaya
kepada Tuhan adalah mengakui bahwa Tuhan itu ada. Kita adalah orangorang yang beragama. Orang-orang yang percaya bahwa Tuhan ada.
Atau yang lain mengatakan Tuhan ada dan berkarya, jadi tidak sekedar
ada, tetapi berkarya untuk pemeliharaan umat manusia. Tuhan ada
karena kita melihat ciptaannya, Alkitab mengatakan demikian. Kita
merasa ada yang mengendalikan, memelihara hidup dan alam semesta
ini. Kita percaya pada Tuhan.
Bapak dan Ibu yang percaya kepada Tuhan, Kisah Abram adalah
kisah tentang iman. Kisah yang menceritakan liku-liku iman orang
percaya. Kisah itu dimulai dari Pasal 12 : 1-3, ketika Abram diminta
pergi dari negerinya, ketanah negeri pemberian Tuhan. Ini seperti
permulaan iman.Ketika kita mulai sesuatu maka situasi mulai berubah.
Ada peralihan dari situasi normal atau biasanya. Dulu Abram bersama
dengan saudaranya, hidup dengan keluarga, meneruskan tradisi dan
seterusnya. Suatu keadaan tanpa intervensi dan ujungnya (prognosis)
dapat dipastikan tidak akan kemana-mana. Bapak dan Ibu, kalau kita
tidak memulai sesuatu, maka kita ya.. begitu begitu saja. Keadaan ini
diintervensi oleh Allah dengan panggilan. Perubahan yang didapat dari
panggilan ini adalah “Dari rencana dan situasi normal ke rencana Allah”.
Hidup dalam rencana Allah. Disinilah kita memulai iman, iman mulai
menyapa seseorang. Apabila panggilan diikuti, maka janji Allah
mengikuti Dan Abram mematuhinya. Janji-janji Allah beruntun kepada
Abram, Abram melaksanakannya.
Lalu, apakah perjalanan hidup Abram benar-benar ikut dalam
rencana-rencana Allah? Ternyata tidak. Ada beberapa keraguankeraguan yang logis dibenak Abram. Pada pasal-pasal sebelumnya,
Abram justru melakukan kebodohan dengan menyerahkan istrinya.
Bagaimana Abram dapat mempunyai keturunan jika istrinya tidak
155
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
dipertahankan? Abram memang taat dan melakukan panggilan Tuhan
Allah. Tetapi taat dan mengikuti panggilan Ini terjadi karena Iman masih
abstrak, masih mengawang awang dalam hidup. “Jika saya punya dua sapi
saya akan mempersembahkan satu sapi saya kepada gereja”, kita dapat
mengatakan demikian. Itu baik dan berguna. Tetapi persoalannya adalah,
“Apakah kita punya sapi?” Kira-kira demikian.
Bapak dan Ibu yang dikasihi Tuhan, Kalau kita percaya pada Tuhan,
yang pertama dilakukan adalah taat kepada Tuhan. Bapak dan ibu, ini yang
dilakukan oleh Abram ketika ia dipanggil Tuhan. Tuhan mengatakan
pindah, ia pindah. Namun, ini penting untuk kita, tidak semua yang taat itu
percaya kepada Tuhan. Banyak alasan bagi kita untuk mentaati sesuatu.
Atau banyak alasan kita untuk taat kepada Tuhan. Lalu kalau begitu kenapa
taat? Mungkin karena tidak ada ruginya, atau kalau taat itu menguntungkan.
Mungkin karena orang lain taat kita juga ikut taat. Banyak alasan untuk taat,
karena itu taat belum tentu percaya. Mungkin Abram mengatakan “tidak ada
salahnya dicoba”. Bahkan pada perikop ini (Kejadian 15) keraguan Abram
sampai pada pertanyaan, “Apakah Allah benar-benar memanggil saya, atau
Apa Allah sedang mengejek saya? Dengan ketaatan, ada sambutan sapaan
terhadap Panggilan Allah tetapi belum benar-benar ada dan tinggal
bersamadengan Tuhan.
Perubahan dari iman yang menyapa terjadi dalam ayat 6. Abram
kini memakai imannya untuk memaknai pergumulan hidupnya yakni
ketiadaan anak. Imannya bertemu dengan kebutuhannya dan Allah
menjawabnya maka Abram percaya. Perbedaannya dengan bagian pertama
adalah: Ia mendapatkan tanah, memiliki ternak, dan itu adalah penting bagi
Abram, namun bukan itu yang terpenting.
Maka walau mungkin
mempunyai rasa tanda tanya, Abram patuh saja kepada Allah, karena tokh
kalaupun ia berspekulasi, resiko terbesar ia siap. Maka ia manut saja.
Artinya, Abram mulai “berbincang-bincang” dengan Tuhan tentang
kehidupannya, tentang kebutuhannya, tentang ketakutannya. Tidak lagi
sekedar “kata sambutan” tetapi mulai berdialog dengan Tuhan. Orang
percaya adalah orang yang mulai mendialogkan kebutuhannya dengan
Tuhan. Tidak hanya melewati hidup dengan sekedarnya, tetapi mulai
mendialogkannya dengan Tuhan dan menyerahkannya pada kebaikan Allah.
Abram kini hampir berusia 90 tahun dan ia telah 14 tahun di tanah
Kanaan. Ia mulai merasakan sebuah kebutuhan yang sangat dalam. Ia
membutuhkan kehadiran seorang penerus. Abram mulai gelisah. Abram
156
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
mulai terbuka dan mengungkapkan kebutuhannya dan Tuhan menjawabnya,
Abram mengimaninya lebih bersungguh-sungguh. Imannya telah menjawab
kebutuhannya.
Abram mulai masuk kedalam iman yang beresiko.
Kenapa
beresiko? karena ia bisa saja kecewa nantinya. Allah tidak mungkin
mengabulkan semua permintaan kita. Bisa saja juga apa yang diminta tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan. Namun Abram percaya bahwa Apa
yang akan dilakukan oleh Allah adalah sesuatu yang menjawab
kebutuhannya. Ini lebih penting. Persoalannya bukan pada, Apa permintaan
kita terkabulkan atau tidak, tetapi pada “apa kita mendialogkan pergumulan
kita dengan berbincang dengan Tuhan atau tidak. Keputusan Abram adalah
“ saya mempercayakan ini pada Tuhan”Saat itu Allah tidak mengatakan
“besok istrimu akan mengandung”. Allah berjanji dan Abram mulai
mempercayakan diri pada Allah, karena ditangan Allah kebutuhannya akan
terjawab.
Bapak dan Ibu serta saudara yang percaya kepada Tuhan. Pada ayat
6 inilah kata pertama kalinya kata ' percaya ' digunakan. Kata percaya tidak
ada dipakai pada peristiwa pemanggilan . Ini juga pertama kalinya bahwa
Abram dikatakan telah diperhitungkan sebagai orang benar. Apakah ketika
Allah menjawab kebutuhan kita (walau masih dalam janji) kita baru disebut
orang percaya atau beriman? Ketaatan sangat penting dan mutlak, tetapi di
Kitab Kejadian ketaatan itu belum memperhitungkan resiko, belum dalam
perbincangan. Ketaatan pada panggilan ibaratnya sebuah kata sambutan
dalam sebuah acara seminar atau pertemuan, belum sampai pada inti acara.
Singkatnya beriman dalam kitab Kejadian selalu diperhadapkan dengan
pengetahuan akan resiko kehilangan yang memang masih dimungkinkan
ada.
Iman dibenarkan bermakna bahwa kita benar dalam beriman, ketika hal-hal
yang kita percayai, yang telah berhubungan dengan diri kita dan kebutuhan
kita, kemungkinan untuk mendapatkannya diserahkan kepada Tuhan.
Bapak dan Ibu, Iman setiap pribadi itu khusus, karena panggilan dan
kebutuhannya juga khusus dan berbeda-beda. Di sanalah tempat kata
percaya. Ketika saya yakin akan pemeliharaan Tuhan yang akan memenuhi
kebutuhan terbaik saya. Kehadiran Tuhan dalam kekhasan saya, itulah
percaya. Ini bukan persoalan Tuhan pasti memberi apa yang saya minta.
Tapi persoalan yang terbaik ada di tangan Tuhan. Ini bukan perkara mudah.
Ini berbeda dengan mengatakan Tuhan pasti akan memberi, maka kita
157
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
tinggal memaksa diri dengan sugesti, Tuhan akan mengabulkan. Itu jelas
bukan kebenaran. Maka tidaklah mudah untuk mengatakan, ini sudah
kehendak Tuhan, karena factor diri kita selalu terkait didalamnya. Ketika
kita mengatakan ini sudah kehendak Tuhan ingatlah bahwa keinginan,
tindakan dan harapan kita selalu “berayun- ayun” didalamnya.
Percaya adalah keyakinan akan Janji Tuhan terkait kebutuhan dan
hidup kita, sekalipun kita sadar akan adanya ketidak mungkinan. Kebutuhan
selalu ada maka pembelajaran beriman pun terus dan dipertajam. Iman itu
tidak langsung jadi tetapi selalu butuh pergumulan. Keinginan kita dipakai
untuk membangun iman kita.
Percaya tidak membuat kita melupakan fakta dan situasi tantangan
yang ada, namun kita tidak hidup didalamnya. Seperti sebuah bandul,
berayun dari tidak mugkin ke mungkin dan kembali lagi, demikian
seterusnya. Tetapi yang penting adalah bandul itu bertahan di satu titik yang
menahannya untuk tidak jatuh dan terus berayun.
Namun kemudian, percaya yang demikian disempurnakan di
Kejadian 22. Percaya menjadi sempurna ketika kita tidak tergantung lagi
pada apa yang kita butuhkan. Ketika kita tidak terombang-ambing lagi
seperti bandul. Ketika Abram diganti menjadi Abraham, ia merasa tidak
lagi tergantung pada apa yang ia butuhkan. Tetapi bergantung pada
sumberNya. Amin
[ETP]
VI. Materi ibadah :
Nats Pembimbing : Mzm 105 : 1-4
Berita Anugrah: Ibrani 11 : 3
Petunjuk Hidup Baru Lukas 2: 34
Persembahan:Lukas 25:29
Lagu pujian
1. KJ 17.
2. KJ 68
3. KJ 342
4. KJ 71
5. KJ 18
6. KJ 416
158
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
159
Sumber Air Hidup GKSBS Semester Genap 2014
160
Download