I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit

advertisement
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Benua Afrika.
Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai
Gading, Ghana, Loberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo.
Penduduk setempat menggunakan kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk
kecantikan. Selain itu, buah kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minyak
nabati. Warna dan rasa minyak yang dihasilkan sangat bervariasi (Lubis dan
Widanarko, 2011).
Kelapa sawit mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh
pemerintah Belanda. Saat itu, tanaman kelapa sawit dianggap sebagai salah satu
jenis tanaman hias. Kebun Raya Bogor (botanical garden) yang dahulu bernama
Buitenzorg menanam empat tanaman kelapa sawit, dua berasal dari Bourbon
(Mauritus) dan dua lainnya dari Hortus Botunicus, Belanda. Pada tahun 1853,
tanaman tersebut berbuah dan bijinya disebarkan secara gratis. Keempat tanamn
tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat. Meskipun berbeda waktu penanaman
(penanaman tanaman yang berasal dari Bourbon lebih dahulu dua bulan), waktu
berbuahnya hampir sama. Kemungkinan besar sumber genetik diperoleh dari
sumber yang sama (Lubis dan Widanarko, 2011).
Prospek pemasaran dunia untuk minyak sawit dan produk – produk
turunannya cukup bagus. Karena itu, perkebunan kelapa sawit sekarang telah
diperluas secara besar – besaran. Ekspansi areal kebun dilakukan oleh perkebunan
1
milik negara, perkebunan besar swasta, hingga perkebunan rakyat. Pada
perkebunan rakyat, perluasan dilakukan secara mandiri dan ada juga yang
bermitra dengan perusahaan perkebunan. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia
luasnya telah mencapai lebih dari 7 juta hektare. Dengan demikian kelapa sawit
mendapat predikat sebagai komoditas dengan perkebunan terluas (Sunarko, 2013).
Gulma menjadi salah satu masalah penting dalam setiap perkebunan, tidak
terkecuali perkebunan kelapa sawit. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu
tanaman pokok perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian.
Keberadaan gulma disekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar,
walaupun berlangsung secara perlahan – lahan. Persaingan antara tanaman dan
gulma terjadi baik diatas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam
mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh. Di dalam tanah pun
terjadi persaingan, yakni persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor
persaingan tersebut menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman
pokok budidaya menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi
tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pengendalian untuk
menekan perkembangan gulma di areal pertanaman (Adi, 2014).
Kemudian, untuk melatih mahasiswa berpikir secara kritis, bersosialisasi
dengan masyarakat dan belajar mengembangkan tugas serta tanggung jawab yang
diberikan. Sehubungan dengan pentingnya masalah pengendalian gulma di
perkebunan maka pada pelaksanaan tugas akhir ini penulis mengambil judul
“Manajemen Pengendalian Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq.) Fase Tanaman Menghasilkan Di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan
Estate, Kalimantan Selatan”.
2
1.2. Perumusan masalah
Areal perkebunan kelapa sawit semakin lama semakin meluas. Gulma
merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman
kelapa sawit sehingga keberadaannya tidak diinginkan. Gawangan, piringan, dan
jalan rintis harus bebas dari gulma liar (Sunarko, 2013).
Berikut beberapa akibat yang ditimbulkan jika terjadi keterlambatan dalam
mengendalkan gulma :
 Pertumbuhan tanaman menjadi terlambat sehingga waktu produksi lebih
lama.
 Penurunan kuantitas dan kualitas produksi.
 Produktifitas kerja menjadi terganggu.
 Gulma beresiko menjadi sarang hama dan penyakit.
Beberapa jenis gulma dapat mengeluarkan zat beracun (allelophaty)
seperti alang – alang dan mikania. Zat beracun tersebut keluar dari perakaran dan
mampu menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Jika gulma di suatu
areal perkebunan di dominasi oleh alang – alang dan mikania, kelapa sawit
biasanya terlihat menguning dan terhambat pertumbuhannya (Lubis dan
Widanarko, 2011).
3
1.3. Tujuan
A. Tujuan Umum
PKPM 2 bertujuan untuk agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan
kondisi nyata pengelolaan perkebunan sebagai bekal untuk mempersiapkan diri
memasuki dunia kerja.
B. Tujuan Khusus
 Meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan
mahasiswa
dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada
kegiatan : pembukaan lahan, penyimpanan bahan tanam, penanaman,
pemeliharaan, serta panen dan pasca panen kelapa sawit.
 Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi.
 Memiliki kemampuan dalam menganalisis dan mengkaji secara mendalam
suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah di bidang
manajemen perkebunan.
 Mengetahui teknik pengendalian gulma yang tepat.
 Dapat menganalisa kebutuhan Herbisida yang akan diaplikasikan ke
lapangan.
4
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh adalah :
1. Dengan diperhatikannya perawatan piringan dan gawangan untuk
mempermudah pekerjaan operasional kebun.
2. Pengendalian gulma ditangani sedini mungkin akan memperkecil biaya
pemeliharaan.
3. Tidak terjadinya persaingan antara tanaman pokok dengan gulma yang
dapat menghambat pertumbuhan tanaman pokok dan merugikan produksi
buah.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani kelapa sawit
Sebagai komoditas agrobisnis, kelapa sawit pertama kali dikembangkan di
Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda. Hingga kini, budidaya kelapa sawit
telah berkembang pesat (Sunarko, 2013).
2.1.1. Taksonomi Tanaman
Taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika tanaman
menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005), dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
Divisi
: Tracheopita
Subdivisi
: Pteropsida
Kelas
: Angiospermeae
Subkelas
: Monocotyledoneae
Ordo
: Arecales
Famili
: Palmae
Subfamili
: Cocoideae
Genus
: Elaeis
Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis, yakni Elaeis
guineensis dan Elaeis oleifera. Jenis Elaeis guineensis adalah jenis yang biasa
dibudidayakan orang. Kedua spesis kelapa sawit ini memilki keunggulan masing
– masing. Elaeis guineensis memilki produksi yang sangat tinggi dan Elaeis
6
oleifera memilki tinggi tanaman yang rendah. Ada banyak jenis varietas kelapa
sawit di Indonesia. Varietas – varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan
morfologinya. Setiap varietas mempunyai ciri khas tersendiri. Terdapat 3 jenis
varietas kelapa sawit, yaitu :
a. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah.
Varietas pertama ini adalah varietas yang didasarkan pada ketebalan
tempurung dan daging buah. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah,
beberapa varietas kelapa sawit diantaranya Dura, Pisifera, Tenera, dan Macro
Carya (Adi, 2014).
Adapun penjelasan mengenai varietas – varietas tersebut dapat dibaca
dalam tabel 1 berikut :
Tabel 1. Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging
buah
Varietas
Deskripsi
Tempurung tebal (2-8 mm)
Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung
Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap buah
Dura
Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah
Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada
Daging buah tebal, lebih tebal daripada daging buah Dura
Daging biji sangat tipis
Pisifera
Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengn jenis lain
dan dipakai sebagai pohon induk jantan
Hasil dari persilangan Dura dan Pisifera
Tempurung tipis (0,5-4 mm)
Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung
Tenera
Daging buah sangat tebal (60-96% dari buah)
Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif kecil
Tempurung tebal sekitar (5 mm)
Macro Carya
Daging buah sangat tipis
7
Ketebalan daging buah berkaitan erat dengan jumlah kandungan rendemen
minyak yang dikandung tiap jenis kelapa sawit. Perbedaan ketebalan daging buah
kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang
dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera
yaitu mencapai 22–24%, sedangkan pada varietas Dura hanya 16–18%.
b. Varietas berdasarkan warna kulit buah
Berdasarkan warna kulit buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya
varietas Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Adapun penjelasannya dapat
diperhatikan dalam tabel 2 di bawah ini :
Tabel 2. Varietas kelapa sawit berdasarkan warna kulit buah
Varietas
Warna buah muda
Warna buah masak
Ungu kehitam Jingga kehitam – hitaman
Nigrescens hitaman
Virescens
Abescens
Hijau
Jingga kemerahan, tetapi ujung buah tetap
hijau
Keputih – putihan
Kekuning - kuningan dan ujungnya ungu
kehitaman
c. Varietas Unggul
Varietas unggul adalah varietas yang banyak dicari dan ditanam oleh para
pembudidaya kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang berkualitas dan
memuaskan. Varietas unggul kelapa sawit dihasilkan melalui prinsip reproduksi
sebenarnya dari hibrida terbaik dengan melakukan persilangan antara jenis kelapa
sawit yang diketahui mempunyai daya gabung berdasarkan hasil pengujian
progeny dengan mengikuti prosedur seleksi Reciprocal Recurrent Selection
8
(RSS). Bibit kelapa sawit yang digunakan dalam proses persilangan adalah Dura
dan Pisifera. Varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera sebagai induk jantan.
Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki kuantitas dan kualitas yang
lebih baik dibandingkan dengan varietas lain (Adi, 2014).
2.1.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit
Menurut Lubis dan Widanarko (2011), tanaman kelapa sawit dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu, bagian vegetatif dan generatif.
Bagian
vegetatif kelapa sawit terdiri dari akar, batang dan daun. Bagian generatif dari
tanaman kelapa sawit meliputi alat perkembangbiakan yaitu bunga, buah, dan biji.
Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit terdiri atas akar, batang dan daun.
A. Akar
Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu
(monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecmbahan, akar pertama
muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu, radikula akan mati dan
membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk
akar sekunder, tertier dan kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk
sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5 – 10 mm, akar
sekunder 2 – 4 mm, akar tertier 1 – 2 mm, dan akar kuartener 0,1 – 0,3 mm. Akar
yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan akar
kuartener yang berada di kedalaman 0 – 60 cm dengan jarak 2 – 3 meter dari
pangkal pohon ( Lubis dan Widanarko, 2011).
9
B. Batang
Tanaman kelapa sawit pada umunya memilki batang yang tidak
bercabang, pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan
batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Titik tumbuh batang
kelapa sawit hanya satu, terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun,
terbentuk seperti kubis, dan enak di makan. Pada batang terdapat pangkal pelepah
– pelepah daun yang melekat kukh dan sukar terlepas, walaupun daun telah
kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal – pangkal pelepah yang masih
tertinggal pada batang akan terkelupas sehingga kelihatan batang kelapa sawit
berwarna hitam beruas (Sunarko, 2013).
Pembengkakan pangkal batang terjadi karena ruas batang dalam masa
pertumbuhan awal tidak memanjang, sehingga pangkal – pangkal pelepah daun
yang tebal menjadi berdesakan. Bongkol batang ini membantu memperkokoh
posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Dalam 1 – 2 tahun pertama
perkembangan batang lebih mengarah ke samping, diameter batang dapat
mencapai 60 cm. Selain itu, perkembangan mengarah ke atas sehingga diameter
batang hanya sekitar 40 cm dan pertumbuhan meninggi berlangsung lebih cepat.
Namun pemanjangan batang kelapa sawit berlangsung relatif lambat (Sunarko,
2013).
C. Daun
Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau
ayam. Anak – anak daun tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah –
tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun. Daun berwarna hijau
10
tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan
tanaman salak, hanya saja durinya tidak terlau keras dan tajam. Bentuk daunnya
termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang. Daun kelapa sawit
terdiri dari beberapa bagian :
- Kumpulan anak daun yang memiliki helaian (lamina) dan tulang anak daun.
- Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat.
- Tangkai daun yang merupakan bagian antara daun dan batang.
- Seludang daun yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan
memberi kekuatan pada batang. Luas daun meningkat secara progresif pada
umur sekitar 8 – 10 tahun setelah tanam.
Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Daun –
daun tersebut akan membentuk suatu daun pelepah yang panjangnya 7,5 – 9 meter
dengan jumlah daun yang tumbuh di kedua sisi berkisar 250 – 400 helai. Pohon
kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada suatu batang terdapat 40
- 50 pelepah daun. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat
produktifitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah
daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan
dengan baik. Biasanya tanaman kelapa sawit mempunyai 40 – 55 daun. Jika tidak
di pangkas biasa lebih 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2 – 3 helai
daun setiap bulan, sedangkan yang muda dapat menghasilkan 4 – 5 helai daun
setiap bulannya. Produksi daun dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan genetik,
dan iklim (Adi, 2014).
11
Bagian generatif tanaman kelapa sawit terdiri atas bunga, buah dan biji.
a). Bunga
Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi pada
umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan gneratifnya.
Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious. Karena itu, bunga jantan
dan bunga jantan terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari ketiak daun
yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat
berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina tergantung pada kondisi
tanaman. Inflorescen awal terbentuk selama 2 – 3 bulan, lalu pertumbhan salah
satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya 1 jenis bunga yang dihasilkan dalam
1 infloresen. Namun, tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat
berkembang bersama – sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan
organ hermaprodit (Lubis dan Widanarko, 2011).
Bunga yang sudah berkembang secara sempurna baik bunga jantan
maupun bunga betina merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan
spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral. Pada bunga ini
terdapat tangkai bunga (peduncle) yang merupakan struktur pndukung bunga dan
daun pelindung (spathes) yang membungkus bunga sampai masuk ase
penyerbukan. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman yang
berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina.
Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (Lubis dan
Widanarko, 2011).
12
b). Buah
Buah kelapa sawit mempunyai warna yang bervariasi dari hitam, ungu,
hingga merah, tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan
yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan
buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free
fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit
mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20 % vuah yang dilapisi kulit yang
tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40 %. Buah terdiri dari 3 lapisan,
yakni :
- Eksokarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.
- Mesokarp, serabut buah.
- Endokarp, cangkang pelindung inti.
Bunga yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya
berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah
matang menjadi merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai
rontok dan berjatuhan (buah leles) (Adi, 2014).
c). Biji
Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda.
Biji Dura Afrika memiliki panjang 2 – 3 cm dan bobot rata – rata mencapai 4
gram. Biasanya, dalam 1 kg terdapat 250 biji. Lain halnya dengan biji Dura Deli
memiliki bobot 13 gr perbiji. Sementara itu, biji Tenera Afrika rata – rata
memiliki bobot 2 gram perbiji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode
dorman.Perkecambahan dapat berlangsung lebih dari
6 bulan dengan
13
keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan
tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pretreatment
(Sunarko, 2013).
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit
Setiap tumbuhan mempunyai habitat yang cocok untuk tumbuh dengan
baik. Jika suatu tumbuhan hidup di daerah yang tidak cocok sesuai habitatnya,
bisa jadi tumbuhan itu tidak bisa tumbuh dengan baik atau tidak normal. Mungkin
bisa saja tumbuhan hidup di area yang tidak cocok, tetapi pertumbuhannya bisa
terhambat dan tidak bisa berkembang. Begitu juga dengan kelapa sawit yang
memerlukan lokasi yang cocok untuk tumbuh dengan baik (Adi, 2014).
Semula, kelapa sawit merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan.
Kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik agar mampu tumbuh dan
berproduksi secara optimal. Keadaan iklim dan tanah merupakan faktor utama
bagi pertumbuhan kelapa sawit, disamping faktor – faktor lainnya seperti sifat
genetika, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi lainnya. Kelapa sawit
termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik anatara garis lintang 130
Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama di kawasan Afrika, Asia, dan
Amerika Latin. Lokasi yang cocok untuk ditanami kelapa sawit secara umum
adalah sebagai berikut :
A. Curah Hujan
Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm per
tahun. Namun, curah hujan optimal yang paling cocok untuk kelapa sawit adalah
14
2.000 – 3.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari
per tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang
baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan
generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit. Namun,
curah hujan yang terlalu tinggi kurang menguntungkan bagi pekerjaan di
perkebunan karena mengganggu kegiatan di kebun seperti pemeliharaan tanaman,
kelancaran transportasi, pembakaran sisa – sisa tanaman pada pembukaan kebun
dan bisa jadi menyebabkan erosi. Contoh keadaan curah hujan yang baik adalah di
kawasan Sumatra Utara, yakni berkisar antara 2.000 – 4.000 mm per tahun.
Keadaan curah hujan yang kurang dari 2.000 mm per tahun tidak berarti kurang
baik bagi pertmbuhan kelapa sawit, asal tidak terjadi defisit air, yaitu tidak
tercapainya jumlah curah hujan minimum (Adi, 2014).
B. Suhu dan tinggi tempat
Kelapa sawit adalah tanaman tropis. Tanaman kelapa awit memerlukan
temperatur optimal 24 – 28 0C. Ketinggian tempat yang ideal untuk kelapa sawit
antara 1 – 500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembapan optimum yang ideal
untuk tanaman sawit sekitar 80 – 90% dan kecepatan angin 5 – 6 km/jam untuk
membantu proses penyerbukan (Adi, 2014).
C. Penyinaran matahari
Kelapa sawit termasuk tanaman yang menyukai cahaya matahari.
Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah kelapa
sawit. Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari karena jarak tanam yang
sempit, pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya kurang.
15
Tanaman dewasa yang ternaungi, produksi bunga betinanya sedikit sehingga
perbandingan bunga betina dan bunga jantan (sex ratio) kecil. Penelitian
menunjukkan pada bulan – bulan yang penyinaran mataharinya lebih panjang
mempunyai korelasi positif dengan produksi buah kelapa sawit. Kebun – kebun
kelapa sawit di Indonesia panjang penyinarannya tidak ada masalah karena letak
geografisnya dekat dengan garis katulistiwa (Adi, 2014).
D. Tanah
Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti podzolik,
latosol, hidromorfik kelabu, aluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran
pantai, dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit
adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di tanah yang meiliki
lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan
pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15 derajat. Intinya, kelapa
sawit dapat dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah, asalkan tidak
kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim
penghujan. Di lahan – lahan yang permukaan air tanahnya tinggi ata tergenang
(draenase buruk), akar bisa membusuk dan menyebabkan kematian. Selain itu,
pertumbuhan batang dan daunnya tidak mengindikasikan produksi buah yang
baik. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak untuk perkebunan kelapa
sawit.
Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara dalam jumlah besar untuk
pertumbuhan vegetatif dan generatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
produksi yang tinggi dibutuhkan kandungan unsur hara yang tinggi juga. Selain
16
itu, pH tanah sebaiknya bereaksi asam dengan kisaran nilai 4,0 – 6,0 dan ber-pH
optimum 5,0 – 5,5 (Adi, 2014).
2.3. Pengelolaan gulma diperkebunan kelapa sawit
Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan
kepentingan manusia. Karena gulma bersifat merugikan manusia maka manusia
berusaha untuk mengendalikannya. Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena
secara estetika akan mengganggu keindahan dan secara fungsi akan mengurangi
hara, pemanfaatan sinar matahari, air tanah, dan tempat tumbuh yang dapat
dimanfaatkan oleh tanaman utama. Kerugian di bidang usaha tani dengan adanya
gulma misalnya akan menurunkan hasil, menurunkan mutu, dan menambah biaya
produksi (Sembodo, 2010).
2.3.1. Kerugian dan manfaat dari gulma
A. Kerugian (peran negatif) gulma
Menurut Sembodo (2010), ada beberapa kerugian yang dapat ditimbulkan
dengan keberadaan gulma pada beberapa aspek kehidupan manusia, antara lain:
1. Gulma akan menurunkan jumlah hasil (kuantitas).
Antara gulma dan tanaman yang hidup bersama dalam suatu areal usaha
tani akan berkompetisi dalam memperoleh sarana tumbuh. Akibat dari kompetisi
tersebut maka kedua belah pihak akan dirugikan sehingga masing – masing tidak
dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Aspek ini seringkali menjadi
perhatian utama petani karena akan berkaitan langsung dengan hasil dan
pendapatan yang diperoleh.
17
2. Gulma akan menurunkan mutu hasil (kualitas).
Penurunan mutu hasil misalnya dapat terjadi melalui pencampuran hasil
tanaman dengan biji atau bagian tubuh gulma, pencampuran benih dengan biji
gulma, pertumbuhan tanaman yang kurang baik atau tidak seragam, dan
sebagainya. Kualitas benih akan menurun apabila tercampur biji gulma dengan
jumlah yang cukup banyak sehingga tidak lagi dikategorikn sebagai benih prima.
Walaupun pada kenyataannya, dilapangan kontaminasi biji gulma kurang
mendapatkan porsi perhatian yang memadai dalam sertifikasi benih. Kualitas hasil
yang menurun tersebut akan menurunkan nilai jual dan tingkat pendapatan petani.
3. Gulma dapat meracuni tanaman (alelopati).
Beberapa gulma mengeluarkan alelokimia yang dapat meracuni tanaman,
misalnya sembung rambat (Mikania micrantha), alang – alang (Imperata
cylindrica), atau teki (Cyperus rotundus). Adanya alelokimia, umumnya berupa
senyawa fenolat, yang dikeluarkan oleh gulma akan menghambat pertumbuhan
tanaman pokoknya. Proses penekanan pertumbuhan tanamn oleh alelokimia ini
disebut alelopati.
4. Gulma dapat menurunkan nilai tanah.
Tanah bongkor atau kotor yang ditumbuhi semak belukar secara
psikologis menurunkan daya tarik pembeli tanah tersebut. Sebagai akibatnya, nilai
jual tanah kan lebh rendah dibandingkan dengan tanah yang bersih dari gulma
.
18
5. Gulma dapat merusak atau menghambat penggunaan alat mekanik.
Kelancaran jalannya alat – alat mekanik, baik untuk mengolah tanah atau
kegiatan pemeliharaan dan pemanenan, akan terhambat dengan lebatnya gulma
yang tumbuh di areal pertanian, terutama untuk jenis gulma berkayu atau
menjalar. Gulma – gulma berkayu akan merusak bajak atau garu.
6. Gulma dapat menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan.
Gulma dapat pula berperan sebagai tempat tinggal sementara atau sumber
pakan alternatif bagi hama dan penyakit tumbuhan dan tanaman. Hama tikus lebih
menyukai areal pertanian yang kotor karena ditumbuhi gulma. Keberadaan gulma
juga dapat berperan dalam menjaga keberlangsungan hidup hama atau penyakit
tanaman sehingga siklus hidupnya tidak terputus pada saat tanaman pokoknya
tidak ada.
7. Keberadaan gulma akan menambah biaya produksi.
Sudah barang tentu biaya produksi usaha tani akan meningkat dengan
adanya gulma. Penambah biaya tersebut diperlukan untuk membayar tenaga kerja
dan membeli herbisida atau alat – alat pengendali gulma.
B. Peran positif gulma
Sedangkan
untuk
peran
positif
dari
gulma
tersebut
ialah:
1. Melindungi tanah dari erosi misal Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum,
Axonopus compressus, dan Cynodon dactylon yang menjalar pada permukaan
tanah.
2. Menyuburkan tanah, dengan cara menyerap unsur N dari udara dan melakukan
19
fiksasi N di Rhizobium (bintil akar), dari bintil akar tersebut akan
menyumbangkan unsur hara bagi tanah. Contoh nya
yaitu : Centrosema
pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, dan C. caeruleum.
3. Sebagai inang pengganti predator serangga hama atau pathogen seperti
Cytorhynus lividipenis dan Synedrella nudiflora sebagai musuh alami Nilaparvata
lugens, Coccinela arquata dan Ludwigia hyssopifolia musuh alami N. Lugens.
4. Parasitoid serangga hama misal : Diadegma eucerophaga pada Vernonia
cinerea musuh alami Plutella xylostella pada kubis Platigaster oryzae pada
Ageratum conyzoides musuh alami
Orseolea
oryzae
(penggerek
padi)
5. Sebagai Trap Crop (tanaman penjebak), dengan cara mengundang serangga
pada tanaman lain di luar tanaman pokok. Contoh nya yaitu Tripsacum laxum atau
Platylenchus loosi pada teh, Titonia diversifolia atau Regidophorus lignosus pada
Flemingia congesta.
6. Sebagai tanaman penghalang, dengan keberadaannya dapat mencegah datang
nya serangga pengganggu yang berasal dari harum bunga nya, misalnya Tagetes
patula atau Meloidogyne hapla.
20
2.3.2. Jenis-jenis gulma diperkebunan kelapa sawit
Menurut Suwarto dan Octavianty (2010), gulma yang umum ditemui pada
areal pertanaman kelapa sawit, antara lain :
- Imperata cylindrica (alang – alang)
- Axonopus compressus (rumput pahit)
- Cyperrus rotundus (rumput teki)
- Mimosa invisa (kucingan)
gulma rumputan
gulma rumputan
gulma tekian
gulma berdaun lebar
- Mikania micranta (mikania)
- Ageratum conyzoides (babadotan)
gulma berdaun lebar
gulma berdaun lebar
2.3.3. Metode Pengendalian
a. Pengendalian secara mekanis
Pengendalian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma
dengan menggunakan alat - alat sederhana hingga alat – alat mekanis berat untuk
merusak atau menekan pertumbuhan gulma secara fisik (Rogomulyo, 2012).
b. Pengendalian secara kultur teknis
Menurut Sembodo (2010) pengendalian kultur teknis merupakan cara
pengendalian gulma dengan menggunakan praktek-praktek budidaya. Metode
pengendalian ini bertujuan untuk memanipulasi ekologi atau lingkungan sehingga
pertumbuhan gulma tertekan.
Upaya- upaya manipulasi ekologi ini seperti
penanaman jenis tanaman yang cocok untuk suatu tanah, penanaman rapat agar
tajuk tanaman segera menutup ruang kosong merupakan cara yang efektif untuk
21
menurunkan gulma dan menggunakan tanaman penutup tanah atau LCC (legume
cover crops).
c. Pengendalian secara hayati
Pengendalian hayati pertama kali ditentukan oleh Sukman dan Yakup
(2002) dengan arti sempit sebagai penggunaan musuh alami baik yang
diintroduksi maupun yang sudah ada di suatu daerah kemudian dikelola agar
penekanan terhadap populasi organisme pengganggu yang menjadi sasaran
meningkat. Berdasarkan hal ini maka penggunaan Legum Cover Crop (LCC)
kadang-kadang juga dimasukkan sebagai pengendalian hayati.
d. Pengendalian secara kimia
Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini
sangat diminati, terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas. Penggunaan
senyawa kimia diterapkan karena cepat dan tidak rumit. Pengendalian gulma
secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang
dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk
mengendalikan gulma dengan cara menghambat pertumbuhan atau mematikan
tanpa mengganggu tanaman pokok, sehingga semakin pesatnya penggunaan
herbisida. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan
penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh.
Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif,
terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan
tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya.
Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini
22
harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya
tidak berhasil (Sembodo, 2010).
2.3.4. Organisasi Pengendalian Gulma
Struktur organisasi pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit di PT.
Suryabumi Tunggal Perkasa ialah sebagai berikut :
Estate Manajer
Assisten Divisi
Mandor 1 Divisi
Mandor Semprot
Karyawan
Tugas dan wewenang :
1. Estate Manajer
 Berwewenang dalam perekomendasian waktu, jenis serta dosis untuk
pengaplikasian herbisida serta memberikan arahan kepada seluruh staf
dalam pelaksanaan kegiatan.
2. Assisten Divisi
 Membuat rencana kerja pengendalian gulma dengan menggunakan
knapsack sprayer setiap bulan.
 Mengatur tempat kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan
knapsack sprayer.
 Mengatur distribusi alat dan bahan kerja ke gudang.
 Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasil kerjanya setiap hari.
23
 Memonitor kelancaran pelaksanaan kerja dengan memecahkan masalah
yang timbul dilapangan.
 Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak
mengerjakan tugasnya dan melakukan kesalahan.
3. Mandor 1 Divisi
 Membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan kerja setiap hari.
 Membina tenaga kerja dengan kompotensi yang dibutuhkan.
 Mengatur transportasi pekerja dan bahan kerja ke lokasi kerja.
 Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari.
 Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung dilapangan.
4. Mandor Semprot
 Mencara tenaga kerja yang menyediakan alat – alat kerja yang dibutuhkan
dan mengatur dan mengarahkan pembagian kerja di lapangan.
 Menetapkan target kerja dan ancak pekerja setiap hari sesuai kondisi.
 Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap saat di
lapangan.
 Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada anggotanya yang
melakukan kesalahan.
5. Karyawan Semprot
 Mengerjakan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan knapsack
sprayer sesuai ketentuan yang telah di tetapkan/ancak masing – masing.
24
III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1. Letak Geografis dan Profil Perusahaan
Perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate.
Merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit milik Green Eagle Group.
Perusahaan perkebunan ini berlokasi di Desa Kamboyan, Kecamatan Hampang,
Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate
mempunyai batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hampang.
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hilir, Kiri Hulu.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hulu.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP)
Merah Delima Estate.
Perusahaan ini bergerak dibidang usaha budidaya tanaman kelapa sawit dan
pengolahan buah kelapa sawit. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini
adalah minyak sawit mentah CPO (crude palm oil) dan Kernel.
3.2. Keadaan Iklim dan Tanah
3.2.1. Iklim
Curah hujan rata-rata selama 6 tahun terakhir (2009-2014) di lokasi PT.
Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate adalah 2.308 mm/tahun. Data
curah hujan rata-rata tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 3.
25
Tabel 3. Data curah hujan tahunan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP)
Intan Estate.
Tahun
Curah Hujan mm/tahun
2009
2.046
2010
2.981
2011
2.092
2012
1.605
2013
2.632
2014
2.492
Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate
Temperatur udara di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan
Estate, Kamboyan antara 280C - 310C, dan lama penyinaran 5 - 7 jam/hari,
sedangkan kelembaban udara adalah 72%.
3.2.2. Tanah
Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate,
Kamboyan terdiri dari areal tanah mineral, dengan jenis tanah yang ada dilokasi
perkebunan ini tediri dari jenis Podzolik Merah Kuning.
3.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Luas areal yang dikelola pada PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan
Estate, Kamboyan adalah 5.860,87 ha dengan rincian dapat dilihat pada tabel 4.
26
Tabel 4. Luas areal konsesi dan tata guna lahan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa
(STP) Intan Estate.
Lahan Produksi
Divisi 1
Divisi 2
Divisi 3
Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan
Luas (Ha)
Lahan Non Produksi
718,98 Jalan
609,99 Drainase
610,07 Emplasmen
537,07 Lahan Kosong
790,1 Lain-Lain
Divisi 4
Divisi Plasma
Jumlah
Luas (Ha)
161,12
51,53
46
154
2.182,01
3.266,21 Jumlah
2.594,66
Total Luasan
5.860,87 Ha
Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate.
3.4. Keadaan Tanaman dan Produksi
PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate mengelola kebun inti
dan kebun plasma. Kebun inti yang dikelola perusahaan terdiri dari 4 Divisi yaitu
Divisi 1, 2, 3, dan 4 sedangkan Divisi 5 yaitu Divisi Plasma. Semua kegiatan
kebun inti dan plasma dikelola oleh perusahaan.
Luas areal yang ditanami kelapa sawit yaitu 3.226,21 ha dengan jumlah
populasi tanaman 454.682 pokok. Untuk lebih jelas-nya dapat dilihat dari Tabel 5.
Tabel 5. Pembagian areal PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate.
No
Divisi
Luas ( Ha)
Jumlah Pokok Jumlah Blok
1.
Divisi 1
718,98
100.260
13
2.
Divisi 2
609,99
84.393
27
3.
Divisi 3
610,07
85.895
25
4.
Divisi 4
537,07
77.003
20
5.
Divisi Plasma
790,10
107.131
33
3.226,21
454.682
118
Jumlah
Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate.
27
Produksi tanaman di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate ini
mengalami peningkatan produksi pada tahun 2012 dari 79.126,510 ton (2011)
menjadi 82.503,530 ton, dan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan
produksi. Produksi TBS per tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Produksi TBS 4 tahun terakhir PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP)
Intan Estate.
No
Tahun
Produksi (Ton)
1.
2011
79.126,510
2.
2012
82.503.530
3.
2013
79.129.578
4.
2014
71.931.533
Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate.
3.5. Manajemen Perusahaan
3.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan
PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) di pimpin oleh seorang Estate
Manajer (EM) yang memimpin beberapa kebun Divisi. Estate Manajer dibantu
oleh Field Assistant (FA) yang memimpin Divisi. Field Assistant juga di bantu
oleh beberapa mandor dan Kerani yaitu mandor 1, mandor panen, mandor
pemeliharaan, mandor pupuk, mandor semprot, Kerani panen dan Kerani divisi.
Tiap-tiap mandor membawahi beberapa karyawan sesuai dengan pekerjaannya
kecuali untuk Kerani divisi yang mengurus administrasi divisi.
Dalam urusan teknik, Estate Manajer dibantu oleh Assistant teknik.
Assistant teknik dibantu oleh kepala mekanik untuk bagian teknik. Kepala
mekanik membawahi Kerani traksi dan mekanik. Estate Manajer juga dibantu
oleh seorang kepala tata usaha yang mengurus keseluruhan administrasi kebun.
Kepala tata usaha juga dibantu oleh Kerani pembukuan, Finansial, Kerani
tanaman, Personalia, Kasir, Kepala gudang, Kerani gudang.
28
3.5.2. Struktur Organisasi
Organisasi perusahaan ini terdiri dari staf dan karyawan dipimpin oleh
seorang Estate Manajer dan dibantu oleh tenaga lainnya. Gambaran umum dari
struktur organisasi di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate dapat dilihat
pada lampiran 3.
1. Estate Manajer (EM)
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Estate Manajer (EM)
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Bawahan Langsung
: Field Assistant (FA)
B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas
1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional lapangan.
2. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik ataupun insidentil terhadap
kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman.
3. Terlaksananya pengendalian dan evaluasi kegiatan produksi di lapangan.
4. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik terhadap inventaris perusahaan.
5. Terlaksananya pengendalian biaya operasional sehingga dapat mencapai
hasil yang maksimal.
6. Terlaksananya seluruh kegiatan administrasi divisi.
7. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit lain.
8. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
29
9. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, berdasarkan tugas dan
tanggung jawab jabatan bawahan.
10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
11. Bertanggung jawab atas keamanan dan keberadaan inventaris yang berada
di bawah tanggung jawabnya.
12. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas
pokoknya.
C. Wewenang
1. Mengusulkan rencana kerja dari unit kerja yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
2. Mengendalikan biaya dan anggaran operasional kebun yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
3. Mengendalikan jam lembur dan premi karyawan yang dibawahinya.
4. Mengusulkan penetapan penambahan dan pengurangan tenaga kerja.
5. Memberikan nasehat dan teguran pada karyawan yang lalai dalam
pekerjaan.
6. Mengusulkan penyegaran, kursus atau pelatihan guna meningkatkan
kemampuan bawahan.
7. Melakukan penilaian prestasi dan potensi bawahan dan merevisi hasil
penilaian prestasi dan potensi yang dilakukan oleh bawahannya.
8. Mengusulkan pengangkatan, demosi atau mutasi pejabat yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
9. Memberikan sanksi dan mengusulkan PHK terhadap karyawan yang
dibawahinya.
30
10. Menolak atau membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan
bestek yang ditentukan perusahaan.
2. Field Assistant (FA)
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Field Assistant (FA)
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Estate Manajer (EM)
- Bawahan Langsung
: Mandor 1, Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan,
Mandor semprot, Mandor pupuk, Kerani Panen, Kerani Divisi.
B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas
1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional.
2. Terlaksananya pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman.
3. Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan.
4. Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan divisi.
5. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
6. Terlaksananya
penjagaan,
penggunaan
dan
keberadaan
inventaris
perusahaan.
7. Mengendalikan biaya pekerjaan perawatan dan produksi divisi.
8. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit yang lain.
9. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan
tanggung jawab jabatan bawahan.
31
10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
11. Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas
pokok.
C. Wewenang
1. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke
Estate Manager.
2. Memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak efektif untuk bekerja.
3. Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan
dan pengurangan atau perubahan fungsi.
4. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah
tanggung jawabnya.
5. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di
bawahnya.
6. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai
persetujuan atasan.
7. Mengendalikan pemakaian jam lembur dan premi di divisi.
8. Mengusulakan pembinaan karyawan berupa diklat, kursus dan pelatihan
yang berada di bawahnya.
3. Mandor 1
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Mandor 1
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
32
- Atasan Langsung
: Field Assistant (FA)
- Bawahan Langsung
: Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan,
Mandor semprot, Mandor pupuk, Kerani Panen.
B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas
1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional.
2. Terlaksananya pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman.
3. Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan.
4. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
5. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan
tanggung jawab jabatan bawahan.
6. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
7. Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas
pokok.
C. Wewenang
1. Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan
dan pengurangan atau perubahan fungsi.
2. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah
tanggung jawabnya.
3. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di
bawahnya.
4. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai
persetujuan atasan.
5.
33
4. Mandor Panen
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Mandor Panen
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
- Bawahan Langsung
: Pemanen dan pembrondol
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Pengawasan panen sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan.
2. Pelaporan data hasil panen secara benar dan up to date.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama bak dan rahasia perusahaan.
D. Tugas-Tugas
1. Menghitung angka kerapatan panen (AKP) setiap sore hari.
2. Melaporkan hasil perhitungan AKP kepada Field Assistant sebagai dasar
untuk perkiraan produksi.
3. Mencatat jumlah pemanen yang bekerja sesuai pada tanggal yang ada pada
buku mandor.
4. Menyerahkan buku mandor setiap hari kepada Kerani divisi untuk data
pelaporan tenaga kerja dan hasil produksi.
5. Mengawasi ancak panen dan basis agar dapat diselesaikan dengan baik.
6. Mengawasi panen agar brondolan di ketiak pokok, piringan, pasar pikul dan
gawangan bersih dikutip.
7. Mengawasi TBS yang matang supaya tidak ada yang ketinggalan di pokok.
34
8. Mengawasi pemanen agar tidak memotong buah mentah.
9. Mengawasi pemanen supaya buah tidak ada yang diperam dan buah yang
sudah dipotong terangkut ke TPH.
10. Menjaga pemanen supaya tidak memotong pelepah secara serampangan.
11. Mengatur ancak panen sesuai angka kerapatan panen.
12. Mencatat jumlah TBS dan brondolan per tiap pemanen ke dalam buku
panen.
13. Memberikan informasi ke asisten tentang kondisi jalan, jembatan dan
sarana panen lainnya.
14. Koordinasi dengan satpam dalam rangka penanggulangan pencurian TBS.
D. Wewenang
1. Memberikan denda untuk pemanen yang meninggalkan buah atau brondolan
di pokok dan di lapangan.
2. Mengusulkan saksi pada atasan untuk karyawan yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
3. Mengatur ancak panen kepada pemanen.
5. Mandor Pemeliharaan
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Mandor Perawatan
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
- Bawahan Langsung
: Pekerja perawatan
35
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan
standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan.
2. Pelaporan kegiatan perawatan tanaman secara benar dan up to date.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
C. Tugas-Tugas
1. Mengawasi pekerjaan perawatan yang dikontrakkan seperti : rawat jalan
tunas pokok, tunas pelepah, rawat aliran air.
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan perawatan sesuai dengan rotasi dan paket
pekerjaan.
3. Mengawasi tenaga perawatan agar mencapai norma dan mutu yang
ditentukan oleh perusahaan.
4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja perawatan setiap hari.
5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari.
6. Melaksanakan inventarisasi pokok tanaman sesuai petunjuk perusahaan.
7. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan.
D. Wewenang
1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan
yang belum sesuai dengan bestek.
2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung
jawabnya.
36
6. Mandor Pupuk
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Mandor Pupuk
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
- Bawahan Langsung
: Pekerja pupuk
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Pengawasan kegiatan pemupukan agar sesuai dengan standar mutu dan
norma yang telah ditentukan oleh perusahaan.
2. Pelaporan kegiatan pemupukan tanaman secara benar dan up to date.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
C. Tugas-Tugas
1. Mengawasi pekerjaan pemupukan pada tanaman
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemupukan sesuai dengan rotasi dan
paket pekerjaan.
3. Mengawasi tenaga pemupukan agar mencapai norma dan mutu yang
ditentukan oleh perusahaan.
4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja pemupukan setiap
hari.
5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari.
6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan.
37
D. Wewenang
1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan
yang belum sesuai dengan bestek.
2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung
jawabnya.
7. Mandor Semprot
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Mandor Semprot
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
- Bawahan Langsung
: Pekerja penyemprotan
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Pengawasan kegiatan penyemprotan agar sesuai dengan standar mutu dan
norma yang telah ditentukan oleh perusahaan.
2. Pelaporan kegiatan penyemprotan tanaman secara benar dan up to date.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
C. Tugas-Tugas
1. Mengawasi pekerjaan penyemprotan pada tanaman
2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan penyemprotan sesuai dengan rotasi dan
paket pekerjaan.
38
3. Mengawasi tenaga penyemprotan agar mencapai norma dan mutu yang
ditentukan oleh perusahaan.
4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja penyemprotan setiap
hari.
5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari.
6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan.
D. Wewenang
1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan
yang belum sesuai dengan bestek.
2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung
jawabnya.
8. Kerani Panen
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Kerani Panen
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Field Assistant (FA), Mandor 1
- Bawahan Langsung
: Pekerja Muat TBS
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Pengawasan pengangkutan TBS agar kualitas tetap terjaga sampai ke PKS
atau loading ramp.
2. Pelaporan data pengangkutan TBS secara benar dan up to date
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
39
4. Keamanan dan keberadaan inventaris berada di bawah tanggung jawabnya.
C. Tugas-Tugas
1. Mengawasi pengangkutan TBS dari TPH sampai ke loading Ramp PKS
agar terangkut dengan baik sehingga tidak ada yang restan atau tertinggal di
lapangan.
2. Mengawasi pengangkutan brondolan agar bersih dari sampah, pasir, kerikil
dan tidak ada yang tertinggal atau tercecer.
3. Melakukan sortasi buah agar tidak diangkut ke PKS atau loding ramp.
D. Wewenang
1. Menginstruksikan kepada SKU atau BHL untuk mengerjakan pekerjaan
yang belum sesuai dengan bestek.
2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung
jawabnya.
9. Kerani Divisi
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Kerani Afdeling
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Field Assistant (FA)
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Tertib semua administrasi di divisi.
2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan.
40
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya.
C. Tugas-Tugas
1. Membuat rencana kerja harian dan bulanan divisi.
2. Membuat laporan data-data lapangan yang dibutuhkan oleh kantor kebun.
3. Membantu Field Assistant (FA) dalam menyusun cash flow dan RKAP.
4. Mencatat daftar curah hujan setiap hari.
5. Membuat daftar cuti karyawan divisi dan data karyawan divisi.
6. Memeriksa daftar tanda tangan absensi karyawan.
7. Membuat serta menyusun laporan hasil kerja seperti ILPH, buku assistant,
pet kerja, daftar premi, BASTP, daftar lembur dan lain-lain.
8. Membagikan beras catu karyawan divisi.
9. Membantu karyawan divisi dalam membantu penggajian karyawan divisi.
10. Mengawasi setiap keluar masuknya bahan dan alat di gudang divisi.
11. Mencatat dalam kartu gudang setiap pengeluaran dan penerimaan barang
dan bahan.
12. Menyimpan dan mengatur dengan baik setiap barang di dalam gudang
divisi baik yang baik maupun barang bekas.
13. Mengerjakan tugas lain yang diinstruksikan atasan.
D. Wewenang
1. Menolak mengeluarkan barang dan bahan dari gudang divisi tanpa
sepengetahuan atasan.
41
10. Assistant Teknik
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Assistant Teknik
- Departemen
: Teknik
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Estate Manajer
- Bawahan Langsung
: Kepala mekanik, Kerani traksi, supir, operator dan
mekanik.
B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas
1. Terlaksananya rencana kegiatan operasional teknik.
2. Terlaksananya pemeliharaan serta perbaikan alat berat dan kendaraan.
3. Terlaksananya pengadaan spare part dan bahan lainnya untuk keperluan alat
dan kendaraan.
4. Mengatur kegiatan alat bengkel dan penerangan.
5. Terlaksananya kegiatan pengangkutan hasil dan pelaksanaan kerja alat
berat.
6. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung
jawabnya.
7. Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan dan administrasi teknik.
8. Terlaksananya koordinasi dengan unit atau bagian lain.
9. Menjaga keamanan inventaris yang berada di bawah tanggung jawabnya.
10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diinstruksikan atasan.
42
C. Wewenang
1. Mengusulkan penambahan dan pengurangan alat bengkel kepada atasan
berdasarkan efisiensi pemakaian alat.
2. Mengusulkan penyegaran, kursus atau kepelatihan untuk meningkatkan
kemampuan bawahan.
3. Mengendalikan biaya lembur dan premi karyawan yang berada di
bawahnya.
4. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja yang akan dipakai dari
divisi atau unit lain dengan seizin atasan.
5. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke
Estate Manajer.
6. Mengusulkan penetapan atau penggunaan tenaga kerja seperti penambahan
dan pengurangan ataupun perubahan fungsi.
7. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang berada di
bawah tanggung jawabnya.
8. Mengusulkan tindakan SP, PHK terhadap karyawan di bawahnya.
9. Membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan bestek perusahaan
yang berada di bawah tanggung jawabnya.
11. Kepala Mekanik
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Kepala Mekanik
- Departemen
: Teknik
- Lokasi
: Kebun
43
- Atasan Langsung
: Assistant Teknik
- Bawahan Langsung
: Mekanik
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Terlaksananya kegiatan perawatan atau service mesin, alat berat dan sarana
penerangan.
2. Keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya.
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
D. Tugas-Tugas
1. Membuat jadwal service kendaraan dan alat berat berdasarkan kondisi dan
jumlah kendaraan serta kartu service kendaraan agar kendaraan tetap
terawat dengan baik.
2. Merencanakan kebutuhan suku cadang berdasarkan jenis suku cadang yang
sering dipergunakan, jumlah dan jenis kendaraan serta laporan pemakaian
suku cadang pada bulan sebelumnya.
3. Melaksanakan perawatan mesin-mesin, alat berat dan sarana penerangan,
baik periodik maupun insidentil.
4. Melakukan perbaikan mesin, alat berat dan sarana penerangan yang
mengalami kerusakan.
5. Mengajukan permintaan spart part sesuai dengan part nomor ke kantor
direksi dengan persetujuan atasan.
44
12. Kerani Traksi
A. Identitas Jabatan
- Nama Jabatan
: Kerani Traksi
- Departemen
: Teknik
- Lokasi
: Kebun
- Atasan Langsung
: Assistant Teknik
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Tertib administrasi di bidang teknik dan transport.
2. Kebenaran data yang diserahkan kepada Assistant.
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya.
C. Tugas-Tugas
1. Membantu Assistant Teknik dalam membuat anggaran teknik (bulanan dan
tahunan) ataupun cash flow.
2. Mencatat kegiatan kendaraan, alat berat dan bengkel.
3. Mengisi kartu service kendaraan dan alat berat sesuai petunjuk atasan.
4. Membuat laporan kegiatan teknik ke kantor kebun seperti ILPH, buku
Assistant, peta realisasi, rekap lembur, premi, BASTP dan lain-lain.
5. Mengawasi/mencatat pengeluaran bahan dan barang dari gudang teknik.
6. Membuat daftar premi dan rekap lembur karyawan.
7. Membuat laporan hasil kerja perbaikan alat berat dan kendaraan.
8. Membuat laporan inventaris peralatan bengkel setiap bulan.
9. Membuat laporan pemakaian alat, BBM dan spart part.
45
10. Membuat daftar permintaan dan penerimaan barang.
11. Membuat laporan down time alat berat dan kendaraan.
12. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan atasan.
D. Wewenang
1. Menolak pengeluaran barang dan bahan dari gudang teknik tanpa
sepengetahuan atasan.
13. Kepala Tata Usaha
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kepala Tata Usaha
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Estate Manajer
- Bawahan langsung
: Kerani pembukuan, Kerani financial, Kerani
tanaman,
Kasir, Kepala gudang, Kerani gudang.
B. Tanggung Jawab dan Rincian Tugas
1. Tersusunnya rencana kerja anggaran perusahaan kebun guna mendukung
kegiatan operasional perusahaan.
2. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau bagian lain.
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Menjaga keamanan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya.
C. Wewenang
1. Mengusulkan rencana kerja dari unut kerja yang berada dibawah tanggung
jawabnya.
46
2. Mengendalikan biaya dan anggaran operasional kebun yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
3. Mengendalikan jam lembur dan premi karyawan yang dibawahinya.
4. Memberikan nasehat dan teguran kepada karyawannya yang lalai dalam
pekerjaan.
5. Melakukan penilaian prestasi dan potensi bawahan dan merevisi hasil
penilaian prestasi dan potensi yang dilaksanakan oleh bawahannya.
14. Kerani Pembukuan
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kerani pembukuan
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Kepala tata usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Tertib administrasi dibidang perkebunan.
2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
C. Tugas-tugas
1. Membantu KTU untuk membuat cash flow setiap bulan berjalan untuk
usulan kekantor direksi.
2. Membuat jurnal seluruh kegiatan kebun setiap bulan yang di input setiap
hari.
3. Membuat laporan manajemen setiap bulan.
47
4. Membantu membuat anggaran untuk RKAP kebun.
5. Memeriksa usulan dana pekerjaan setiap afdeling setiap bulan.
D. Wewenang
1. Menolak laporan data afdeling yang tidak lengkap yang dikirim ke kantor
kebun.
15. Kerani finansial
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kerani finasial
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Kepala tata usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Tertib administrasi dibidang financial.
2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
C. Tugas-tugas
1. Membuat rekap laporan stok gudang setiap bulan.
2. Menginput data pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang setiap hari.
3. Mengecek daftar pengiriman barang dari kantor direksi apakah sesuai
dengan orderan kebun.
4. Membukukan pengeluaran dan pemasukan barang menurut nomor rekening
setiap hari.
48
5. Mengecek dan menginput harga setiap barang sesuai dengan harga di kantor
direksi.
D. Wewenang
1. Menolak surat pemasukan barang dan pengeluaran barang tanpa mempunyai
dokumen yang yang jelas.
2. Menolak menginput data pengeluaran dan pemasukan yang belum ditanda
tangani pimpinan terkait.
16. Kerani Tanaman
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kerani Tanaman
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Kepala Tata Usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Tertib administrasi dibagian tanaman.
2. Kecocokan dan kebenaran hasil kerja yang dihimpun dari divisi.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
C. Tugas-tugas
1. Membuat rekapitulasi pekerjaan perawatan dan pemeliharaan setiap hari.
2. Membuat rekapitulasi pemakaian bahan kimia.
3. Meminta laporan produksi setiap hari antara lain: jumlah tenaga, jumlah
TBS, hasil kerja, pengangkutan, restan, dll.
49
4. Membuat laporan rekapitulasi jumlah TBS yang dikirim ke PKS sesuai slip
penimbangan kebun.
5. Melaporkan hasil panen dan pengiriman TBS ke kantor direksi setiap hari.
D. Wewenang
1. Menolak permintaan SPH buah tanpa sepengetahuan General Manager.
2. Menolak berita acara serah terima pekerjaan yang masuk tanpa mempunyai
dokumen yang jelas.
17. Kasir
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kasir
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: kepala tata usaha
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Kelengkapan, kecocokan dan ketelitian antara transaksi dengan dokumen
pendukungnya.
2. Keamanan dan ketertiban pengelolaan uang kas.
3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya.
4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
C. Tugas –tugas
1. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas kecil dan kas besar.
50
2. Menerima uang dan menghitung gaji karyawan dari kantor direksi sesuai
dengan kuitansi dan membagikan kepada masing-masing bagian sesuai
instruksi atasan.
3. Memberikan pembayaran pekerjaan SPKL.
4. Menyimpan uang dalam brankas dan menjaga kerahasiaan kode brankas
kebun.
5. Mengirimkan bukti penerimaan gaji KHT dan KHL dari setiap afdeling ke
kantor direksi.
D. Wewenang
1. Menolak pembayaran tanpa dilengkapi dengan bukti pendukung yang jelas.
2. Meminta kepada karyawan penandatanganan slip gaji atas pembayaran gaji
karyawan yang bersangkutan.
18. Kepala Gudang
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kepala gudang
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Kepala tata usaha
- Bawahan langsung
: Kerani gudang
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang.
2. Terkendalinya pengelolaan persediaan/stok bahan dan alat di gudang.
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya.
51
C. Tugas-tugas
1. Membuat orderan permintaan barang ke kantor direksi yang telah disetujui
oleh Estate Manajer.
2. Mengawasi pengisian dan pengeluaran bahan bakar.
3. Mengawasi seluruh pengeluaran dan penerimaan barang dan bahan di
gudang.
4. Mengecek setiap barang agar sesuai dengan surat pengantar barang.
5. Mengawasi pembagian beras karyawan untuk setiap divisi.
D. Wewenang
1. Menolak permintaan barang tanpa melalui prosedur yang berlalu.
2. Menolak barang yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas.
19. Kerani Gudang
A. Identitas jabatan
- Nama jabatan
: Kerani gudang
- Departemen
: Agronomi
- Lokasi
: Kebun
- Atasan lokasi
: Kepala gudang
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang.
2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan.
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya.
52
C. Tugas-tugas
1. Membuat orderan permintaan barang kekantor direksi yang telah disetujui
oleh Estate Manajer.
2. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang.
3. Mengisi kartu gudang sesuai dengan menurut jenis bahan dan alat.
4. Mengawasi dan mencatat pengisian dan pengeluaran bahan bakar.
5. Mengecek dan membukukan setiap barang agar sesuai dengan surat
pengantar barang.
D. Wewenang
1. Menolak permintaan barang tanpa melalui prosedur yang berlaku.
2. Menolak barang yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas.
20. Personalia
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kepala personalia dan umum
- Departemen
: Umun dan personalia
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Kepala tata usaha
B. Tanggung jawab dan rincian tugas
1. Terlaksananya penyusunan kegiatan rencana kerja dibidang HRD.
2. Terlaksananya kegiatan operasional HRD.
3. Terlaksanya pembinaan personil yang dibawah tanggung jawabnya.
4. Terlaksananya kegiatan administrasi personalia dan umum.
5. Terlaksanya pelayanan kesehatan, sosial karyawan dan sanitasi lingkungan.
53
C. Wewenang
1. Menandatangani surat persetujuan permintaan berobat klinik dan surat
pengantar pasien ke rumah sakit jika atasan tidak ada.
2. Menolak setiap permintaan cuti yang bukan hak dari karyawan.
3. Menandatangani absensi karyawan.
4. Mengendalikan jam lembur dan premi bawahannya.
5. Memberikan nasehat dan teguran kepada karyawan yang lalai dalam
pekerjaan.
21. Kepala Satpam
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Kepala satpam
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Estate Manajer
- Bawahan langsung
: Satpam
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Terkontrol dan terkendalinya keamanan lingkungan diperusahan.
2. Kesiagaan anggota keamanan dalam menjalankan tugas yang telah di
berikan oleh pimpinan.
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Keamanan dan keberadaan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya.
C. Tugas – tugas
1. Mengkordinir dan mengawasi keamanan diseluruh lingkungan serta
pelaksanaan tugas anggota secara langsung maupun tidak langsung.
2. Memonitor dan mengawasi disiplin kerja anggota keamanan.
54
3. Memonitor laporan rutin yang di susun oleh anggota keamanan.
4. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan.
5. Memonitor / mewaspadai faktor –faktor diluar perusahan kemungkinan ada
gangguan keamanan.
D. Wewenang
1. Menugaskan anggota keamanan untuk memeriksa orang yang dicurigai
gerak – geriknya didalam lingkungan perusahan.
2. Menegur karyawan yang berbuat keonaran / keributan didalam lingkungan
pekerjaan.
3. Menahan barang perusahaan keluar lingkungan tanpa ada surat pengantar
jalan / informasi dari pimpinan yang berwewenang.
4. Mengusulkan kepada atasan untuk perbaikan sistim kerja, termasuk
peralatan kerja dan pakaian seragam.
22. Satpam
A. Identitas Jabatan
- Nama jabatan
: Satpam
- Departemen
: Umum dan personalia
- Lokasi
: Kebun
- Atasan langsung
: Kepala satpam
B. Tanggung Jawab Jabatan
1. Keamanan kantor kebun dan keamanan lingkugan perusahaan.
2. Ketertiban dan keamanan karyawan dan kesiagaan dalam, menjalankan
tugasnya.
55
3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan.
4. Keamanan dab keberadaan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya.
C. Tugas –tugas
1. Mencatat setiap kejadian – kejadian di areal tanggung jawabnya.
2. Mengantar tamu bila mau menemui pimpinan.
3. Mengatur parkir mobil / motor di depan kantor.
4. Menyusun laporan rutin kepala atasan.
5. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan atasan.
D. Wewenang
1. Menegur karyawan yang berbuat keonaran / keributan di dalam lingkungan
pekerjaan.
2. Menahan barang perusahaan ke luar lingkungan tanpa ada surat pengantar,
jalan / informasi dari pimpinan yang berwewenang.
3.5.3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
a. Sistem penggajian/upah
Pada dasarnya ada beberapa sistem penggajian yang digunakan di PT.
Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, dimana tergantung pada masing–
masing tingkatan :
a. Staf
Sistem penggajian yang diberikan untuk staf jumlahnya berbeda-beda
berdasarkan golongan dan jabatannya.
56
b. Karyawan
Sistem penggajian yang diberikan pada karyawan yaitu berupa gaji per
bulan.
b. Bonus, lembur, premi, dan tunjangan
1. Bonus
Bonus adalah tunjangan yang diberikan berupa uang atas produksi yang
telah memenuhi target. Adapun bonus yang diberikan untuk Staf jumlahnya
berbeda-beda tergantung dari golongan, jumlah produksi dan
penilaian yang
dilakukan oleh Estate Manajer.
2. Lembur
Lembur merupakan pekerjaan yang dilakukan melebihi jam kerja yang
telah ditetapkan perusahaan. Sistem lembur yang ada di PT. Suryabumi Tunggal
Perkasa (STP) Intan Estate tergantung jumlah jam lembur, dengan upah per jamnya yaitu Rp. 10.685.
3. Premi
Premi adalah nilai barang atau jasa yang diberikan bila perusahaan merasa
puas terhadap hasil kerja karyawan. Sistem premi yang ada di perusahaan yaitu
premi untuk Kerani kantor berupa premi mati dengan jumlah Rp. 500.000 per
bulan kecuali Kerani produksi, sedangkan premi untuk pekerjaan di lapangan
tergantung jenis pekerjaan masing-masing.
57
4. Tunjangan
Tunjangan merupakan tanggungan yang diberikan perusahaan kepada Staf
dan karyawan berupa uang, barang atau jasa. Adapun tunjangan yang diberikan
oleh perusahaan yaitu :
a.
Tunjangan Staf berupa : tunjangan lokasi Rp.389.000, bahan bakar minyak
(BBM) 90 Liter/bulan, spare part Rp.200.000, air minum, gas LPG.
b.
Tunjangan untuk Karyawan berupa, pengobatan gratis, tunjangan hari raya
(THR) dan beras.
c. Fasilitas umum dan khusus
Fasilitas yang ada di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate
berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus.
a. Fasilitas umum
Fasilitas umum diantaranya : BPJS Kesehatan, bus sekolah, air bersih,
rumah, mes untuk tamu, listrik, sarana ibadah, tempat penitipan anak, poliklinik,
MDA, dan sarana olah raga.
b. Fasilitas khusus
Fasilitas khusus diantaranya :
 Untuk staf : Sarana transportasi, perabotan rumah tangga, radio HT.
 Untuk karyawan pemanen : Grobak sorong, dodos, egrek, gancu dan kampak.
 Untuk karyawan pemuat : Tojok.
 Untuk karyawan semprot : Knapsack sprayer.
 Untuk tenaga kerja pupuk : Sarung tangan dan masker.
58
 Untuk karyawan teknik : Sepatu savety, helm dan kacamata.
d. Cuti
Cuti merupakan hari libur kerja yang diberikan untuk staf maupun
Karyawan dalam hari kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Jumlah hari cuti
yang diberikan untuk staf dalam setahun 15 hari dan setiap 3 tahun sekali
mendapatkan cuti panjang selama 30 hari. Sedangkan untuk karyawan jumlah hari
cuti yaitu 12 hari dalam 1 tahun dengan masa kadaluarsa 12 bulan.
3.5.4. Keselamatan Kerja
PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate selain memberikan
gaji dan upah yang merupakan penghasilan yang di terima oleh staf dan karyawan,
juga melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja. Perusahaan dapat
merasakan manfaat dari program kesehatan dan keselamatan kerja terutama dalam
jangka panjang.
Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja berupa pengobatan gratis serta BPJS kesehatan
bagi staf dan karyawan.
3.5.5. Perekrutan, Mutasi, Promosi dan Transfer Karyawan
Sistem perekrutan tenaga kerja untuk jabatan Staf dilakukan di kantor
pusat sesuai dengan prosedur yang berlaku, sedangkan untuk perekrutan karyawan
langsung dilakukan di kantor kebun. Proses perekrutan karyawan dimulai dari
pengajuan surat lamaran ke kantor kebun kemudian dipanggil untuk interview
59
termasuk anak dan istrinya serta dilakukan cek kesehatan, setelah itu pimpinan
kebun menentukan apakah pekerja tersebut layak untuk diterima atau tidak.
Mutasi yang dilakukan di perusahaan berupa mutasi intern dan mutasi
extern. Mutasi intern merupakan mutasi antar Divisi dan mutasi extern merupakan
mutasi antar perusahaan baik itu untuk Pegawai Bulanan Tetap (PBT) Staf
maupun Pegawai Bulanan Tetap (PBT) non Staf sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan kebun. Alasan dilakukannya mutasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan
tenaga kerja yang kurang, untuk penyegaran bagi karyawan serta prestasi kerja
karyawan baik itu prestasinya bagus maupun prestasinya buruk sesuai dengan
kebijakan pimpinan perusahaan.
Promosi tenaga kerja dilakukan di kantor direksi untuk PBT Staf dan PBT
non Staf. Estate Manager (EM) mengajukan nama-nama yang akan dipromosikan
ke kantor direksi dan di kantor direksi dilakukan test, apabila lulus masuk training
sesuai waktu yang telah ditentukan setelah itu ditempatkan sesuai dengan
kebutuhan kebun.
Transfer karyawan bertujuan untuk penyegaran agar kinerja karyawan
maksimal. Transfer karyawan dilakukan melalui lobi, nama-nama yang akan
diajukan dirembukkan oleh Estate Manager (EM) dan Field Assistant (FA)
apabila disetujui maka langsung ditempatkan.
3.6. Penerapan fungsi – fungsi manajemen di perusahaan
Perusahaan perkebunan yang cukup besar sangat memperhatikan aspek
manajemen untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan tersebut. Manajemen
yang baik mencerminkan kualitas dari perusahaan tersebut.
Dengan adanya
manajemen dalam suatu perusahaan dan didukung oleh sarana dan prasarana yang
60
lengkap maka perusahaan dapat berjalan engan baik dan dapat mencapai tujuan
yang ingin dicapai. Sarana dan prasarana yang lengkap seperti lahan yang baik,
bibit unggul, modal yang cukup, dan tenaga kerja yang berlimpah belum tentu
dapat mendukung penuh terhadap kemajuan perusahaan tanpa adanya manajemen
yang baik.
Setiap perusahaan menginginkan penurunan input dan kenaikan out put
yang dihasilkan.
Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk dicapai
karena penurunan input yang terlalu tajam (sangat rendah) mempengaruhi
penurunan out put yang sangat tajam. Salah satu teknik yang digunakan untuk
mencapa hal tersebut adalah menganalisa dan mengaplikasikan dasar-dasar dari
ilmu manajemen. Unsur-unsu dasar yang harus dicapai dalam manajemen
meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controling.
PT. Suryabumi Tunggal Perkasa berkomitmen untuk menjunjung tinggi
integritas professional dalam melaksanakan tata nilai yang harus dipedomani
seluruh karyawan dalam menjalankan masing-masing tugas atau pekerjaannya.
3.6.1. Perencanaan (planning)
Perencanaan disusun sebalum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini
berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan.
Penyusunan rencana di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa melibatkan peran dari
masing-masing pihak dari jajaran tertinggi (Estate Manajer) sampai dengan
jajaran terendah (Mandor). Rencana yang disusun meliputi penggunaan alat dan
bahan serta sarana prasarana yang akan digunakan dalam pekerjaan demi
61
memperlancar proses produksi.
Perencanaan disusun dalam beberapa bagian
berikut :
a. Hasil kerja harian (HKH)
Hasil kerja harian yang dibuat oleh mandor yang berisikan jenis kegiatan,
rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan
bahan.
b. Hasil kerja bulanan (HKB)
Hasil kerja bulanan dibuat oleh mandor dan dibantu oleh asissten yang
berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga
kerja, dalam 1 bulan kerja (30 hari kerja). Hasil tersebut diserahkan pada
Pimpinan kebun dan dibawa ke kantor pusat kebun.
c. Hasil kerja anggaran perusahaan (HAKP) tahunan
Hasil kerja tahunan adalah Hasil dalam bentuk financial mengenai
anggaran dalam 1 tahun dan disusun dalam bentuk Budget. Budget berisikan
tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan,
jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan dalam 12 bulan.
3.6.2. Pengorganisasian (organizing)
Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang
memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu
pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang
(pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil
yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Suryabumi
62
Tunggal Perkasa menyusun dan mejalankan system organisasi yang terdiri atas
tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat
dalam struktur Organisasi. Struktur organisasi serta tanggung jawab masing –
masing personil dapat dilihat pada sub bab 2.3.4 yang sudah diuraikan
sebelumnya.
3.6.3. Pelaksanaan (actuating )
Pelaksanaan kegiatan di kebun merupakan tanggung jawab dari pimpinan
kebun kemudian dilimpahkan kepada asisten/pengawas . Dalam urusan dikantor,
Asisten dibantu oleh mandor sedangkan untuk kegiatan dilapangan dibantu oleh
mandor perawatan. Mandor perawatan mengawasi dan mengatur karyawan yang
bekerja di lapangan.
Dalam melaksanakan kegiatan dilapangan asisten berpedoman kepada
rencana kerja bulanan yang telah disetujui pihak kebun dan berdasarkan kebijakan
teknis agronomi yang dikeluarkan perusahaan.
Kegiatan lapangan di PT.
Suryabumi Tunggal Perkasa dimulai pagi hari pukul 06.30 WIB. Setiap pagi
asisten memberikan pengarahan tentang teknis pekerjaan yang akan dilaksanakan
kepada karyawan dan mengevaluasi hasil kerja yang telah dilaksankan. Mandor
perawatan memberikan pengarahan kembali kepada para karyawan dan
mengawasi para karyawan.
Untuk mendorong dan memacu peningkatan kinerja karyawan dalam
mengerjakan pekerjaan dilapangan perlu adanya motivasi agar karyawan
melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar serta bertanggung jawab penuh
terhadap pekerjaannya.
63
3.6.4. Pengawasan (Controlling )
Pengawasan merupakan unsur dasar manajemen yang harus dilaksanakan
untuk mengetahui hasil pekerjaan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan
dilakukan. Pengawasan dilakukan oleh tingkat tertinggi perusahaan yaitu Estate
Manejer (Pimpinan) sampai tingkat terendah yaitu mandor.
Pengawasan
dilakukan pada setiap bentuk pekerjaan baik di lapangan. Pengawasan dilakukan
dengan mengamati pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja dan memastikan
pekerjaan tersebut telah sesuai dengan instruksi yang telah di berikan. Pengawas
berhak memberikan tindakan kepada pekerja yang melakukan kesalahan atau
bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan. Tindakan dapat berupa
teguran atau peringatan baik secara lisan ataupun tulisan.
Kegiatan evaluasi dilakukan 1 kali dalam seminggu, dimana semua staf
berkumpul dan membicarakan tentang hasil kerja dari masing-masing bidang.
Dalam kegiatan ini di lakukan diskusi untuk memecahkan masalah yang sedang
dihadapi oleh bagian-bagian tertentu, dan bagian lainnya berhak memberikan
solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
64
IV. METODOLOGI PELAKSANAAN
4.1. Tempat dan waktu
Dalam pelaksanaan PKPM-2 ini, mahasiswa melakukannya diperkebunan
PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, Kota Baru, Kalimantan Selatan.
Kegiatan ini dimulai dari tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015.
4.2. Metode pelaksanaan
a. Bekerja sendiri
Dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan mahasiswa mengerjakannya
sendiri tetapi masih dalam pengawasan pembimbing lapang. Mahasiswa dituntut
untuk lebih mandiri dalam mengerjakan suatu kegiatan. Kegiatan yang dilakukan
masih dalam ruang lingkup atau afdeling.
b. Demonstrasi
Metode ini dilakukan apabila suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oelh
mahasiswa karena berbagai faktor penghambat seperti faktor keselamatan dan
ketersediaan alat ataupun bahan. Hal ini dilakukan sesuai dengan kondisi dan
pertimbangan dari pembimbing lapang.
c. Bekerja bersama karyawan
Mahasiswa mengerjakan setiap kegiatan yang telah disepakati bersama
dengan karyawan. Hasil dari pekerjaan tersebut akan dinilai oleh pembimbing
lapang yang mengkoordinir setiap kegiatan.
d. Pengamatan
Metode ini dilakukan dengan cara mengamati suatu kegiatan atau hal-hal
yang dianggap penting. Metode ini dilakukan apabila kondisi tempat atau
65
peralatan tidak memungkinkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan tersebut
dengan alasan tertentu, misalnya faktor keselamatan.
e. Diskusi
Kegiatan diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing atau dengan pihakpihak tertentu untuk mengetahui informasi tertentu.
Informasi tersebut dapat
berupa pengetahuan tentang manajemen perusahaan atau kegiatan-kegiatan yang
tidak dilakukan oleh mahasiswa.
4.3. Pengumpulan data dan informasi
Data yang dilkumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.
a. Data primer
Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke
lapangan dan tanya jawab langsung dengan karyawan, mandor, Asisten dan Estate
Manager serta pihak yang terkait dengan laporan ini dan masalah-masalah lain
yang ada hubungannya dengan perusahaan serta data yang berasal dari
PT.
Suryabumi Tunggal Perkasa dalam bentuk buku panduan dan penunjang.
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang seperti Budidaya dan
Pasca Panen Kelapa Sawit, Gulma teknik pengendalian-nya, Manajemen,
Pemasaran dan Literatur lain yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit
lainnya. Informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa gambaran umum
Perusahaan mengenai sejarah perusahaan, keadaan iklim dan tanah perusahaan,
organisasi perusahaan, sumber daya perusahaan dan kondisi keuangan
perusahaan.
66
4.4. Analisis Data dan Informasi
Analisa data yang dilakukan menyangkut aspek manajemen, aspek teknis
di lapangan serta aspek finansial. Data dan informasi yang telah terkumpul diolah,
setelah dianalisa dengan cara diskusi dengan pembimbing lapang maupun hasil
pengamatan yang terdapat di lapangan dan buku-buku panduan.
67
V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa hasil
Kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di PT. Suryabumi Tunggal
Perkasa meliputi kegiatan – kegiatan berupa: babat manual, semprot anak kayu,
garuk TPH, semprot piringan dan pasar pikul, dan garuk piringan. Secara rinci,
hasil dari pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang dimaksud diuraikan sebagaimana
dirincikan pada bagian dibawah ini.
5.1.1. Babat manual
- Luas
: 5,05 Ha
- Frekuensi pertahun : 1 x 1 tahun
- Lokasi
: Divisi III
Untuk kegiatan babat manual ini tidak menggunakan bahan, karena kegiatan
tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan alat – alat.
Adapun alat yang digunakan untuk babat manual dapat dilihat pada Tabel
7 sebagai berikut :
Tabel 7. Penggunaan alat babat manual
No
1
2
Nama Bahan
Parang
Batu Asah
Satuan
Unit
Unit
Total
Keterangan : Usia ekonomis 1 tahun
Jumlah
5
5
Harga
(Rp)
60.000
16.136
Biaya
(Rp)
300000
80680
380680
Adapun biaya tenaga kerja yang diperoleh untuk babat manual dapat
dilihat pada Tabel 8 :
68
Tabel 8. Penggunaan tenaga kerja babat manual
Jenis sub
Waktu
No
Satuan
Kegiatan
Pelaksanaan
Babat
07 : 30 s/d
1
HK
Manual
Selesai
Total
Jumlah
Harga
(Rp)
Biaya
(Rp)
5
74.800
374.000
374.000
Adapun rekapitulasi biaya yang dikeluarkan pada kegiatan babat manual
dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Rekapitulasi biaya babat manual untuk luasan 5,05 ha
No
Jenis biaya
1.
2.
3.
Biaya bahan
Biaya alat
Biaya Tenaga Kerja
Total biaya
Biaya
(Rp)
380.680
374.000
754.680
Biaya per ha
Biaya per tanaman
150.936
222
Biaya pengendalian gulma dengan cara babat manual per Blok dan Divisi
dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Biaya babat manual Divisi
No
Biaya per ha
(Rp)
1.
150.936
Biaya per blok
Biaya Divisi
(luas = 5,05 ha)
(Rp)
754.680
(luas =610,07 ha)
(Rp)
92.081.526
69
5.1.2 Semprot anak kayu
-
Luas
: 53 Ha
-
Frekuensi pertahun
: 2 x 1 tahun
-
Lokasi
: Divisi IV
Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan semprot anak kayu dapat di
lihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Penggunaan bahan semprot anak kayu
No
Nama bahan
1.
Garlon 670 EC
Satuan
Jumlah
Liter
1,96
Harga
(Rp)
62.750
Biaya
(Rp)
122.990
Total
122.990
Adapun alat yang dipakai pada kegiatan semprot anak kayu dapat di lihat
pada Tabel 12.
Tabel 12. Penggunaan alat semprot anak kayu
No
Nama Alat
Satuan
Jumlah
Harga
Biaya
(Rp)
1
Jerigen
Buah
1
(Rp)
20.000
2
3
4
Gayung Takar
Buah
1
30.000
Solo Sprayer
Dumtruck
Buah
Unit
9
1
133.333
17.672.667
Total
Keterangan : usia ekonomis yang dipakai 1 tahun
20.000
30.000
1.199.997
17.672.667
18.922.664
Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan semprot anak
kayu dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Penggunaan tenaga kerja semprot anak kayu
No Jenis sub kegiatan
Waktu
pelaksanaan
Harga
Satuan Jumlah
Biaya
1
Penyemprot
07 : 30 s/d selesai
HK
9
(Rp)
(Rp)
74.800 673.200
2
Pendosis
07 : 30 s/d selesai
HK
1
74.800
Total
74.800
748.000
70
Adapun Rekapitulasi biaya yang digunakan pada kegiatan semprot anak
kayu dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Rekapitulasi biaya semprot anak kayu untuk luasan 53 ha
No
Jenis biaya
1.
2.
3.
Biaya bahan
Biaya alat
Biaya Tenaga Kerja
Total biaya
Biaya
(Rp)
122.990
18.922.664
748.000
19.793.654
Biaya per ha
Biaya per tanaman
373.465
2.746
Biaya pengendalian semprot anak kayu per Blok dan Divisi dapat dilihat
pada Tabel 15.
Tabel 15. Biaya semprot anak kayu Divisi
Biaya per Blok
No
Biaya per ha
(luas = 30,65 ha)
(Rp)
1
373.465
11.446.702
Biaya Divisi
(luas =558,25 ha)
(Rp)
208.486.836
71
5.1.3 Garuk TPH
-
Luas
: 30,49 Ha
-
Frekuensi pertahun
: 1 x 1 tahun
-
Lokasi
: Divisi III
Untuk kegiatan garuk TPH ini tidak menggunakan bahan, karena kegiatan
tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan alat – alat.
Adapun alat yang digunakan pada kegiatan garuk TPH dapat di lihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Penggunaan alat garuk TPH
Nama
No
Satuan
Alat
1
Cangkul
Buah
Harga
(Rp)
35.000
Jumlah
1
Total
Keterangan : Usia ekonomis yang dipakai 1 tahun
Biaya
(Rp)
35.000
35.000
Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan garuk TPH
dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Penggunaan tenaga kerja garuk TPH
Jenis
Waktu
No
Satuan
Kegiatan
Pelaksanaan
07 : 30 s/d
1
Garuk TPH
HK
Selesai
Total
Jumlah
Harga
(Rp)
Biaya
1
74.800
74.800
(Rp)
74.800
Adapun rekapitulasi biaya pada kegiatan garuk TPH dapat dilihat pada
Tabel 18.
72
Tabel 18. Rekapitulasi biaya garuk TPH untuk luasan 30,49 ha
No
Jenis biaya
1.
2.
3.
Biaya bahan
Biaya alat
Biaya Tenaga Kerja
Total biaya
Biaya
(Rp)
35.000
74.800
109.800
Biaya per ha
Biaya per TPH
34.313
15.686
Biaya garuk TPH per blok dan Divisi dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Biaya garuk TPH Divisi
Biaya per Blok
No
Biaya per ha
(luas = 30,49 ha)
(Rp)
1
34.313
1.046.203
Biaya Divisi
(luas = 610,07 ha)
(Rp)
20.933.332
73
5.1.4. Semprot piringan dan pasar pikul
-
Luas
: 28,71 Ha
-
Frekuensi pertahun
: 3 x 1 tahun
-
Lokasi
: Divisi III
Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan semprot piringan dan pasar
pikul dapat di lihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Penggunaan bahan semprot piringan dan pasar pikul
Harga
No
Nama Bahan
Satuan
Jumlah
(Rp)
1
2
Kleenup 480 SL
Starane 290 EC
Liter
Liter
Total
5
1
41.076
141.026
Biaya
(Rp)
205.380
141.026
346.406
Adapun alat yang dipakai pada kegiatan semprot piringan dan pasar pikul
dapat di lihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Penggunaan alat semprot piringan dan pasar pikul
Harga
No
Nama Bahan
Satuan
Jumlah
(Rp)
20.000
1
Jerigen
Buah
1
30.000
2
Gayung Takar
Buah
1
133.000
3
Solo Sprayer
Buah
7
17.672.666
4
Dumtruck
Unit
1
Total
Keterangan : usia ekonomis yang dipakai 1 tahun
Biaya
(Rp)
20.000
30.000
931.000
17.672.666
18.653.666
Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan semprot
piringan dan pasar pikul dapat dilihat pada Tabel 22.
74
Tabel 22. Penggunaan tenaga kerja semprot piringan dan pasar pikul
Jenis Sub
Harga
Waktu
No
Satuan
Jumlah
Kegiatan
(Rp)
Pelaksanaan
1 Penyemprot
07 : 30 s/d
HK
7
74.800
selesai
2 Pendosis
07 : 30 s/d
HK
1
74.800
selesai
Total
Biaya
(Rp)
523.600
74.800
598.400
Adapun rekapitulasi biaya pada kegiatan semprot piringan dan pasar pikul
dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Rekapitulasi biaya semprot piringan dan pasar pikul untuk luasan
28,71 ha
No
1
2
3
Biaya Bahan
Biaya Alat
Biaya Tenaga Kerja
Total Biaya
Biaya
(Rp)
346.406
18.653.666
598.400
19.598.472
Biaya per ha
Biaya per Tanaman
682.636
5.019
Jenis Biaya
Biaya pengendalian semprot piringan dan pasar pikul per Blok dan Divisi
dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Biaya semprot piringan dan pasar pikul Divisi
Biaya per Blok
No
Biaya per ha
(luas = 30,03 ha)
(Rp)
1
682.636
20.499.559
Biaya per Divisi
(luas = 610,07 ha)
(Rp)
416.455.745
75
5.1.5. Garuk Piringan
-
Luas
: 30,49 Ha
-
Frekuensi pertahun
: 1 x 1 tahun
-
Lokasi
: Divisi III
Untuk kegiatan garuk piringan ini tidak menggunakan bahan, karena
kegiatan tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan alat – alat.
Penggunaan alat yang digunakan dalam kegiatan garuk piringan dapat
dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25. Penggunaan alat garuk piringan
No
1
Nama Alat
Cangkul
Satuan
Jumlah
Buah
6
Total
Keterangan : usia ekonomis yang dipakai 1 tahun
Harga
(Rp)
35.000
Biaya
(Rp)
210.000
210.000
Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan garuk piringan
dapat dilihat pada Tabel 26.
Tabel 26. Penggunaan tenaga kerja garuk piringan
Jenis Sub
Waktu
No
Satuan
Jumlah
Kegiatan
Pelaksanaan
07 : 30 s/d
1 Garuk Piringan
HK
6
selesai
Total
Harga
(Rp)
Biaya
(Rp)
75.000
450.000
450.000
Adapun rekapitulasi biaya pada kegiatan garuk piringan dapat dilihat pada
Tabel 27.
76
Tabel 27. Rekapitulasi biaya garuk piringan untuk luasan 30,49 ha
No
Jenis biaya
1.
2.
3.
Biaya bahan
Biaya alat
Biaya Tenaga Kerja
Total biaya
Biaya
(Rp)
210.000
450.000
660.000
Biaya per ha
Biaya per tanaman
340.000
2.500
Biaya garuk piringan per Blok dan Divisi dapat dilihat pada Tabel 28.
Tabel 28. Biaya garuk piringan Divisi
Biaya per Blok
No
Biaya per ha
(luas = 30,49 ha)
(Rp)
1
340.000
10.365.000
Biaya Divisi
(luas = 610,07 ha)
(Rp)
214.737.500
5.2. Analisis Manajemen
Dalam pelaksanaan pengendalian gulma, diperlukan organisasi kerja yang
rapi agar diperoleh hasil yang baik. Beberapa hal yang penting dalam organisasi
kerja adalah sistem organisasi, kebutuhan tenaga kerja, peralatan, dan bahan,
pembagian acak, pengawasan, serta pembinaan tenaga kerja (Barus, 2007).
a.
Sistem organisasi
Sistem organisasi yang digunakan di PT. Suryabumi Tungggal Perkasa
ialah sistem sentralisasi. Sistem sentralisasi
adalah sistem organisasi yang
membentuk satu organisasi kerja spraying dalam satu kebun yang terdiri atas
beberapa divisi. Komando langsung dipegang oleh manajer kebun. Dalam sistem
sentralisasi, penggunaan tenaga pengawas lebih sedikit dan tenaga penyemprotan
lebih berpengalaman dengan berbagai kondisi areal perkebunan. Namun,
77
kelemahan sistem ini adalah tenaga penyemprotan kurang menguasai lapangan
karena selalu berpindah-pindah dan rotasi penyemprotan sering terlambat. Selain
itu, sistem ini memerlukan transportasi khusus untuk mobilisasi karyawan,
peralatan kerja, dan bahan-bahan.
b.
Kebutuhan tenaga kerja, peralatan dan bahan
Kebutuhan tenaga kerja dihitung berdasarkan luasan areal yang akan
disemprot dan standar prestasi kerja karyawan. Kebutuhan peralatan semprot
dihitung berdasarkan standar yang telah ditentukan masing-masing perkebunan,
misalnya satu unit sprayer untuk sepuluh hektar areal. Kebutuhan bahan-bahan
(herbisida) tergantung pada dosis herbisida yang digunakan, jenis gulma sasaran,
luas areal, serta jenis alat yang digunakan.
c.
Pembagian ancak
Ancak adalah batasan atau luas areal yang harus dikerjakan oleh setiap
penyemprot. Pada masing-masing ancak, bagian yang telah disemprot akan
ditandai sesuai dengan prestasi kerja harian. Hal ini bertujuan untuk memperkecil
kemungkinan areal tersemprot ulang atau sama sekali tidak tersemprot,
meningkatkan ketepatan perhitungan pemakaian bahan-bahan, meningkatkan
ketepatan perhitungan luas areal yang sebenarnya di lapangan.
d.
Pengawasan
Untuk memudahkan pengawasan, setiap kegiatan penyemprotan harus
dibuatkan laporan pekerjaan dan peta kerja mengenai penggunaan bahan-bahan,
tenaga kerja, peralatan, prestasi kerja, lokasi kerja, dan hal-hal lain yang
diperlukan. Kelengkapan laporan dan peta kerja akan sangat membantu proses
78
pengawasan maupun pembuatan rencana kerja selanjutnya. Dalam proses
pengawasan, hal yang terpenting adalah tindakan kelanjutan pekerjaan agar
pekerjaan pengendalian gulma benar-benar tuntas.
e. Pembinaan tenaga kerja
Faktor penentu keberhasilan aplikasi herbisida dalam pengendalian gulma
di perkebunan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga
pelaksana. Tampa didukung oleh pengetahuan yang memadai mengenai berbagai
aspek aplikasi herbisida, disiplin, serta kerja keras maka efektivitas dan efisiensi
tidak akan tercapai.
Tenaga pelaksana yang terlibat langsung dalam proses aplikasi herbisida
terdiri atas berbagai tingkatan, mulai dari unsur pimpinan kebun (manajer dan
asistennya) sampai dengan mandor satu. Mereka semua harus ikut bertanggung
jawab terhadap keberhasilan pekerjaan.
Pembinaan yang diberikan kepada semua unsur pimpinan tersebut
terutama menyangkut semua aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan aplikasi
herbisida, yaitu pengenalan jenis-jenis gulma dan pengaruhnya terhadap tanaman
perkebunan, pengetahuan tentang jenis, dosis, dan teknik aplikasi herbisida,
pemakaian alat aplikasi yang tepat , dan sebagainya. Pembinaan yang perlu
diberikan kepada mandor lapangan dan karyawan penyemprot, terutama mengenai
masalah-masalah teknik, yaitu kalibrasi alat, cara pencampuran, pemakaian dan
perawatan alat aplikasi, serta masalah pengamanan dan keamanan kerja.
79
5.3. Pembahasan
5.3.1. Aspek manajemen
Ditinjau dari segi aspek manajemen, berdasarkan hasil yang didapat dalam
manajemen pengendalian gulma, seperti perencanaan, terlebih dahulu ditentukan
apa yang ingin dicapai, mengapa itu harus dilakukan, dimana itu akan dilakukan,
bagaimana teknik-teknik pengerjaannya, dan bagaimana cara pengawasannya.
Tidak jarang sistem pengelolaan di perkebunan berbanding miring atau tidak
sesuai dengan apa yang ada di teori. Perkebunan lebih melihat kondisi di lapangan
yang tujuannya untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan menghemat biaya,
penggunaan tenaga dan alat dan bahan yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan
di lapangan, dan pada saat yang kritis terkadang manager harus memberikan
keputusan yang tepat dan cepat melihat pada kondisi yang mendesak ataupun
memilih antara 2 pilihan seperti penggunaan tenaga kerja borongan dan melihat
hasil dari pekerjaannya terkadang kurang efektif tetapi dapat mengefisienkan
biaya sehingga dapat menekan cost.
Berdasarkan kutipan dari Aqilah’s Plant Hospital (2011) menyatakan
bahwa pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian
gulma antara lain sebagai berikut :
 Jenis gulma dominan
 Tanaman budidaya utama
 Alternatif pengendalian yang tersedia
 Dampak ekonomi dan ekologi
80
Pengendalian gulma bertujuan untuk mempercepat proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman pokok. Pengendalian gulma akan jadi mahal apabila
penggunaan tenaga kerja dan herbisida tidak diawasi. Adapun cara yang dipakai
PT. Suryabumi Tunggal Perkasa adalah sebagai berikut :
 Babat manual
Kegiatan babat manual dilakukan dengan cara memotong tengah batang
kayu dengan menggunakan parang kemudian memotong bawah batang kayu
dengan meninggalkan 10 - 20 cm batang dari permukaan tanah. Hal ini dilakukan
untuk anak kayu yang diameter batang >10 cm dan pohon tinggi. Gulma yang
diberantas antara lain sejenis perdu dan jenis keladi (Talas). Anak kayu yang
diameter batangnya kecil, pohonnya langsung di tebang.
Intensitas kegiatan babat manual anak kayu dilakukan 1 x 1 tahun.
Kegiatan babat anak kayu merupakan kegiatan untuk mencegahnya tumbuhnya
tanaman yang apabila tidak dikendalikan akan tumbuh besar dan tingginya dapat
menyaingi tanaman pokok. Gulma yang dikendalikan dalam kegiatan babat
manual ini ialah gulma rumputan seperti anak bambu (Bambusa vulgaris Schard)
dan gulma berdaun lebar seperti rimbang – rimbangan (Solanum torvum).
 Semprot anak kayu
Kegiatan ini sama halnya dengan babat manual anak kayu, hanya saja
pengendalian anak kayu dilakukan dengan cara kimia yakni memakai herbisida
Garlon 670 EC. Penyemprotan anak kayu harus dilakukan dengan benar, batang
dan daun yang disemprot harus basah dan merata. Bukan anak kayu saja yang
dikendalikan pada kegiatan semprot anak kayu ini, termasuk didalamnya gulma
jenis rumputan seperti rumput panic (Chrytococcum accrescens), rumput lilit kain
81
(Centotheca lappacea) dan rumput pakisan (Axonopus compressus). Intensitas
kegiatan semprot anak kayu dilakukan 2 x 1 tahun dengan menggunakan herbisida
Garlon 670 EC dan konsentrasi 35 cc/ 15 liter air.
 Garuk TPH
Kegiatan garuk TPH dilakukan untuk merawat tempat pengumpulan hasil
agar pemanen tidak sulit untuk menyusun janjangan hasil panen. Selain itu, garuk
TPH akan membantu pemuat TBS ke Dumtruck dalam hal penggarukan brondol.
Perawatan TPH dilakukan secra manual dan kimia. Perawatan secara manual
dilakukan pada areal yang belum dibuat Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) nya
atau tidak jelas keberadaannya. Rawat TPH secara manual meliputi penggarukan
vegetasi yang ada di permukaan tanah seluas 4 x 6 m, serta perataan tinggi
permukaan tempat pengumpulan hasil. Berdasarkan pengamatan dilapangan,
gulma yang sering tumbuh pada TPH yang tidak terawat ialah jenis gulma
berdaun sempit seperti rumput jampang (Eleuisine indica) dan gulma berdaun
lebar seperti jarong (Stachytarpete indica).
 Semprot piringan dan pasar pikul
Semprot piringan dan pasar pikul bertujuan untuk membersihkan pokok
kelapa sawit dari gulma yang berada dipiringan pokok sawit. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara menyemprot gulma yang ada dipiringan pokok kelapa
sawit. Penyemprotan dilakukan dengan T5 antara lain tepat sasaran, tepat dosis,
tepat cara, tepat waktu, dan tepat guna. Pada saat kegiatan berlangsung herbisida
tidak boleh kena pada pada tanaman pokok. Untuk mencegahnya terlebih dahulu
dirasakan kemana arah angin berhembus. Hal ini di terapkan agar tercegahnya
kontak fisik antara pekerja dan pokok kelapa sawit. Jenis gulma yang kerap
82
tumbuh disekitar piringan kelapa sawit ialah gulma berdaun lebar dan gulma
berdaun sempit seperti babadotan (Ageratum conyzoydes), rumput pakisan
(Axonopus compressus), rumput panic (Chrytococcum accrescens) serta rumput
jampang (Eleusine indica). Intensitas kegiatan ini dilakukan 3 x 1 tahun dengan
menggunakan herbisida Kleenup 480 SL dan dosis 3 liter/ hektar, dicampur
dengan Starane 290 EC dan dosis 200 ml/ hektar.
 Garuk Piringan
Kegiatan garuk piringan dilakukan pada areal yang banyak ditumbuhi oleh
gulma jenis kentosan (anak sawit) pada sekitar batang tanaman kelapa sawit.
Adanya kegiatan garuk piringan atau perawatan piringan manual disebabkan
adanya Blok Klaim (blok yang ditahan masyarakat) yang mana keberadaan blok
tersebut tidak diperbolehkan untuk dikelola oleh perusahaan. Karena tidak
adanya kegiatan di blok yang ditahan tersebut, maka buah akan membusuk dan
brondolan akan menumpuk di batang maupun di sekitaran tanaman kelapa sawit.
Hal tersebut akan menimbulkan banyaknya kentosan (anak sawit) yang tumbuh
di sekitar tanaman kelapa sawit. Pengendalian kentosan yang telah menumpuk
dan janjangan busuk tidak dapat dikendalikan dengan cara kimia, melainkan
garuk piringan atau perawatan piringan manual. Lebar piringan yang dibersihkan
ialah + 150 cm dari batang tanaman kelapa sawit. Untuk per batangnya dihargai
Rp. 2.500 oleh perusahaan. Frekuensi kegiatan garuk piringan ini adalah 1 x 1
tahun.
5.3.2. Aspek biaya
Adapun rekapitulasi biaya pengendalian gulma untuk 1 kali aplikasi dapat
dilihat pada Lampiran 4 halaman 90.
83
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Setelah melaksanakan tugas akhir selama ± 3 bulan yang dimulai pada
tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015, di PT. Suryabumi Tunggal
Perkasa, Intan Estate, Desa Kamboyan, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota
Baru, Provinsi Kalimantan Selatan, dapat diambil kesimpulan antara lain:
1.) Tugas akhir yang telah dilaksanakan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan
Estate, telah memberikan pengalaman kerja dan pengalaman belajar bagi
penulis serta menambah keterampilan tentang pembangunan pertanian pada
umumnya dan perkebunan pada khususnya untuk mempersiapkan diri
memasuki dunia kerja, serta memberikan pandangan yang lebih luas bagi
penulis tentang aspek-aspek kegiatan perkebunan dan manajemen perkebunan.
2.) Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan khususnya pada
kegiatan “ Manajemen Pengendalian Gulma “ di PT. Suryabumi Tunggal
Perkasa, Intan Estate, dan mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
3.) Penulis dapat mengetahui teknik pengendalian gulma yang tepat, dan
menganalisa kebutuhan herbisida yang akan diaplikasikan ke lapangan.
84
6.2
Saran
6.2.1 Saran untuk Perusahaan
 Hubungan antara staf dengan karyawannya agar lebih diperbaiki lagi karena
kenyamanan dalam bekerja itu dapat kita rasakan apabila hubungan sesama
terjalin dengan baik.
Hal tersebut bisa didapat baik dengan mengadakan
berbagai acara seperti olahraga (pertandingan), perkumpulan, kegiatan
pengajian, dan lain-lain.
6.2.2 . Saran untuk Politeknik Pertanian
 Politeknik Pertanian Universitas Andalas agar bisa mengusahakan dan
memelihara suatu jalinan kerja sama dengan perusahaan untuk mempererat
hubungan serta membuka lowongan kerja kepada mahasiswa selepas
menamatkan diri dari bangku kuliah.
 Bagi mahasiswa yang melakukan tugas akhir harus aktif dan kreatif selama
melaksanakan kegiatan dan lebih bermasyarakat lagi dengan karyawan di
sekitar kebun dan pabrik.
85
DAFTAR PUSTAKA
Adi. S.,P. 2014. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta. 146 hal.
Aqilah.
2011.
Defenisi,
Macam,
dan
Pengendalian
http://planthospital.blogspot.com/2011/08/definisi-macam-danpengendalian-gulma.html. (09 Agustus 2015)
Gulma.
Barus, E. 2007. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta.
91 hal.
Lubis. R.,E. dan Widanarko. A. 2011. Kelapa sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta
Selatan. 296 hal.
Mangunsoekarjo, S. dan Semangun, H. 2005. Manajemen Kelapa Sawit Gajah
Mada Universiti Press. Yogyakarta.
Rogomulyo, R. 2012. Pengelolaan Gulma.
https://ocw.ipb.ac.id/file.php/14/Pengendalian_Gulma/BAB1_Pengertian
_Gulma.pdf. (20 Juli 2015)
Sembodo. D.,R.,J. 2011. Gulma dan pengendaliannya. Graha Ilmu. Yogyakarta.
166 hal.
Sukman, Y, dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. 157 hal.
Sunarko. 2013. Budidaya kelapa sawit di berbagai jenis lahan. Agromedia. Jakarta
Selatan. 200 hal.
Suwarto dan Octavianty. 2010. Budidaya tanaman perkebunan unggulan. Penebar
Swadaya. Jakarta. 260 hal.
86
LAMPIRAN
Lampiran 1. Master Blok Divisi III Intan Estate, PT. Suryabumi Tunggal Perkasa
Master Blok Divisi III INTAN
Blok
Tahun Tanam
Luas
Jenis Tanah
Kelas Tanah
Jenis Bibit
H0031
2006
26,89
2.048
H0032
2006
25,52
4.185
76
Mineral
S2
SOCF
164
Mineral
S2
SOCF
H0033
2006
23,65
4.068
H0034
2007
15,17
4.119
172
Mineral
S2
SOCF
272
Mineral
S2
SOCF
H0035
2007
20,04
H0036
2007
19,74
3.810
190
Mineral
S2
SOCF
3.269
166
Mineral
S2
SOCF
H0037
2006
24,39
3.711
152
Mineral
S2
SOCF
H0038
H0039
2006
24,67
4.162
169
Mineral
S2
PPKS
2006
28,84
4.115
143
Mineral
S2
PPKS
H0040
2006
30,04
3.756
125
Mineral
N
PPKS
I0028
2007
5,05
3.624
718
Mineral
N
PPKS
I0030
2005
14,45
3.358
232
Mineral
N
PPKS
I0031
2005
29,63
3.474
117
Mineral
S2
PPKS
I0032
2005
28,65
3.435
120
Mineral
S2
PPKS
I0033
2005
30,03
4.095
136
Mineral
S2
PPKS
I0034
2005
26,83
4.241
158
Mineral
S2
PPKS
I0035
2007
28,17
4.315
153
Mineral
S2
PPKS
I0036
2007
28,61
3.575
125
Mineral
S2
SOCF
I0037
2005
23,02
2.154
94
Mineral
N
PPKS
I0038
2005
26,5
2.846
107
Mineral
N
PPKS
I0039
2005
29,31
2.761
94
Mineral
S2
PPKS
I0040
2005
28,98
667
23
Mineral
S2
SOCF
I0041
2006
30,49
4.036
132
Mineral
S2
SOCF
I0042
2006
25,35
3.962
156
Mineral
S2
SOCF
I0043
2007
16,05
2.109
131
Mineral
S2
SOCF
610,07
85.895
TOTAL DIVISI III
Jumlah Pokok
Yield/Ha
87
Download