I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Benua Afrika. Kelapa sawit banyak dijumpai di hutan hujan tropis Negara Kamerun, Pantai Gading, Ghana, Loberia, Nigeria, Sierra Leone, Togo, Angola, dan Kongo. Penduduk setempat menggunakan kelapa sawit untuk memasak dan bahan untuk kecantikan. Selain itu, buah kelapa sawit juga dapat diolah menjadi minyak nabati. Warna dan rasa minyak yang dihasilkan sangat bervariasi (Lubis dan Widanarko, 2011). Kelapa sawit mulai dikenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintah Belanda. Saat itu, tanaman kelapa sawit dianggap sebagai salah satu jenis tanaman hias. Kebun Raya Bogor (botanical garden) yang dahulu bernama Buitenzorg menanam empat tanaman kelapa sawit, dua berasal dari Bourbon (Mauritus) dan dua lainnya dari Hortus Botunicus, Belanda. Pada tahun 1853, tanaman tersebut berbuah dan bijinya disebarkan secara gratis. Keempat tanamn tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat. Meskipun berbeda waktu penanaman (penanaman tanaman yang berasal dari Bourbon lebih dahulu dua bulan), waktu berbuahnya hampir sama. Kemungkinan besar sumber genetik diperoleh dari sumber yang sama (Lubis dan Widanarko, 2011). Prospek pemasaran dunia untuk minyak sawit dan produk – produk turunannya cukup bagus. Karena itu, perkebunan kelapa sawit sekarang telah diperluas secara besar – besaran. Ekspansi areal kebun dilakukan oleh perkebunan 1 milik negara, perkebunan besar swasta, hingga perkebunan rakyat. Pada perkebunan rakyat, perluasan dilakukan secara mandiri dan ada juga yang bermitra dengan perusahaan perkebunan. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia luasnya telah mencapai lebih dari 7 juta hektare. Dengan demikian kelapa sawit mendapat predikat sebagai komoditas dengan perkebunan terluas (Sunarko, 2013). Gulma menjadi salah satu masalah penting dalam setiap perkebunan, tidak terkecuali perkebunan kelapa sawit. Gulma merupakan tumbuhan pengganggu tanaman pokok perkebunan sehingga perlu dilakukan tindakan pengendalian. Keberadaan gulma disekitar tanaman dapat menimbulkan kerugian yang besar, walaupun berlangsung secara perlahan – lahan. Persaingan antara tanaman dan gulma terjadi baik diatas permukaan tanah yang berupa persaingan dalam mendapatkan cahaya matahari, CO2 dan ruang tumbuh. Di dalam tanah pun terjadi persaingan, yakni persaingan mendapatkan air dan unsur hara. Faktor persaingan tersebut menyebabkan perkembangan dan pertumbuhan tanaman pokok budidaya menjadi terhambat dan dapat mengurangi jumlah produksi tanaman budidaya. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan pengendalian untuk menekan perkembangan gulma di areal pertanaman (Adi, 2014). Kemudian, untuk melatih mahasiswa berpikir secara kritis, bersosialisasi dengan masyarakat dan belajar mengembangkan tugas serta tanggung jawab yang diberikan. Sehubungan dengan pentingnya masalah pengendalian gulma di perkebunan maka pada pelaksanaan tugas akhir ini penulis mengambil judul “Manajemen Pengendalian Gulma pada Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Fase Tanaman Menghasilkan Di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, Kalimantan Selatan”. 2 1.2. Perumusan masalah Areal perkebunan kelapa sawit semakin lama semakin meluas. Gulma merupakan vegetasi yang tumbuh secara alami dan menjadi pesaing bagi tanaman kelapa sawit sehingga keberadaannya tidak diinginkan. Gawangan, piringan, dan jalan rintis harus bebas dari gulma liar (Sunarko, 2013). Berikut beberapa akibat yang ditimbulkan jika terjadi keterlambatan dalam mengendalkan gulma : Pertumbuhan tanaman menjadi terlambat sehingga waktu produksi lebih lama. Penurunan kuantitas dan kualitas produksi. Produktifitas kerja menjadi terganggu. Gulma beresiko menjadi sarang hama dan penyakit. Beberapa jenis gulma dapat mengeluarkan zat beracun (allelophaty) seperti alang – alang dan mikania. Zat beracun tersebut keluar dari perakaran dan mampu menghambat pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Jika gulma di suatu areal perkebunan di dominasi oleh alang – alang dan mikania, kelapa sawit biasanya terlihat menguning dan terhambat pertumbuhannya (Lubis dan Widanarko, 2011). 3 1.3. Tujuan A. Tujuan Umum PKPM 2 bertujuan untuk agar mahasiswa memperoleh pengalaman dan kondisi nyata pengelolaan perkebunan sebagai bekal untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. B. Tujuan Khusus Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada kegiatan : pembukaan lahan, penyimpanan bahan tanam, penanaman, pemeliharaan, serta panen dan pasca panen kelapa sawit. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi. Memiliki kemampuan dalam menganalisis dan mengkaji secara mendalam suatu masalah serta memberikan solusi pemecahan masalah di bidang manajemen perkebunan. Mengetahui teknik pengendalian gulma yang tepat. Dapat menganalisa kebutuhan Herbisida yang akan diaplikasikan ke lapangan. 4 1.4. Manfaat Adapun manfaat yang diperoleh adalah : 1. Dengan diperhatikannya perawatan piringan dan gawangan untuk mempermudah pekerjaan operasional kebun. 2. Pengendalian gulma ditangani sedini mungkin akan memperkecil biaya pemeliharaan. 3. Tidak terjadinya persaingan antara tanaman pokok dengan gulma yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman pokok dan merugikan produksi buah. 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani kelapa sawit Sebagai komoditas agrobisnis, kelapa sawit pertama kali dikembangkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda. Hingga kini, budidaya kelapa sawit telah berkembang pesat (Sunarko, 2013). 2.1.1. Taksonomi Tanaman Taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika tanaman menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2005), dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Tracheopita Subdivisi : Pteropsida Kelas : Angiospermeae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Arecales Famili : Palmae Subfamili : Cocoideae Genus : Elaeis Spesies : Elaeis guineensis Jacq. Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis, yakni Elaeis guineensis dan Elaeis oleifera. Jenis Elaeis guineensis adalah jenis yang biasa dibudidayakan orang. Kedua spesis kelapa sawit ini memilki keunggulan masing – masing. Elaeis guineensis memilki produksi yang sangat tinggi dan Elaeis 6 oleifera memilki tinggi tanaman yang rendah. Ada banyak jenis varietas kelapa sawit di Indonesia. Varietas – varietas tersebut dapat dibedakan berdasarkan morfologinya. Setiap varietas mempunyai ciri khas tersendiri. Terdapat 3 jenis varietas kelapa sawit, yaitu : a. Varietas berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah. Varietas pertama ini adalah varietas yang didasarkan pada ketebalan tempurung dan daging buah. Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya Dura, Pisifera, Tenera, dan Macro Carya (Adi, 2014). Adapun penjelasan mengenai varietas – varietas tersebut dapat dibaca dalam tabel 1 berikut : Tabel 1. Varietas kelapa sawit berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah Varietas Deskripsi Tempurung tebal (2-8 mm) Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung Daging buah relatif tipis, yaitu 35-50% terhadap buah Dura Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada Daging buah tebal, lebih tebal daripada daging buah Dura Daging biji sangat tipis Pisifera Tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengn jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan Hasil dari persilangan Dura dan Pisifera Tempurung tipis (0,5-4 mm) Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung Tenera Daging buah sangat tebal (60-96% dari buah) Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relatif kecil Tempurung tebal sekitar (5 mm) Macro Carya Daging buah sangat tipis 7 Ketebalan daging buah berkaitan erat dengan jumlah kandungan rendemen minyak yang dikandung tiap jenis kelapa sawit. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22–24%, sedangkan pada varietas Dura hanya 16–18%. b. Varietas berdasarkan warna kulit buah Berdasarkan warna kulit buah, beberapa varietas kelapa sawit diantaranya varietas Nigrescens, Virescens, dan Albescens. Adapun penjelasannya dapat diperhatikan dalam tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Varietas kelapa sawit berdasarkan warna kulit buah Varietas Warna buah muda Warna buah masak Ungu kehitam Jingga kehitam – hitaman Nigrescens hitaman Virescens Abescens Hijau Jingga kemerahan, tetapi ujung buah tetap hijau Keputih – putihan Kekuning - kuningan dan ujungnya ungu kehitaman c. Varietas Unggul Varietas unggul adalah varietas yang banyak dicari dan ditanam oleh para pembudidaya kelapa sawit untuk memperoleh hasil yang berkualitas dan memuaskan. Varietas unggul kelapa sawit dihasilkan melalui prinsip reproduksi sebenarnya dari hibrida terbaik dengan melakukan persilangan antara jenis kelapa sawit yang diketahui mempunyai daya gabung berdasarkan hasil pengujian progeny dengan mengikuti prosedur seleksi Reciprocal Recurrent Selection 8 (RSS). Bibit kelapa sawit yang digunakan dalam proses persilangan adalah Dura dan Pisifera. Varietas Dura sebagai induk betina dan Pisifera sebagai induk jantan. Hasil persilangan tersebut telah terbukti memiliki kuantitas dan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan varietas lain (Adi, 2014). 2.1.2. Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Menurut Lubis dan Widanarko (2011), tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu, bagian vegetatif dan generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit terdiri dari akar, batang dan daun. Bagian generatif dari tanaman kelapa sawit meliputi alat perkembangbiakan yaitu bunga, buah, dan biji. Bagian vegetatif tanaman kelapa sawit terdiri atas akar, batang dan daun. A. Akar Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecmbahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk akar utama atau primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5 – 10 mm, akar sekunder 2 – 4 mm, akar tertier 1 – 2 mm, dan akar kuartener 0,1 – 0,3 mm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tertier dan akar kuartener yang berada di kedalaman 0 – 60 cm dengan jarak 2 – 3 meter dari pangkal pohon ( Lubis dan Widanarko, 2011). 9 B. Batang Tanaman kelapa sawit pada umunya memilki batang yang tidak bercabang, pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Titik tumbuh batang kelapa sawit hanya satu, terletak di pucuk batang, terbenam di dalam tajuk daun, terbentuk seperti kubis, dan enak di makan. Pada batang terdapat pangkal pelepah – pelepah daun yang melekat kukh dan sukar terlepas, walaupun daun telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal – pangkal pelepah yang masih tertinggal pada batang akan terkelupas sehingga kelihatan batang kelapa sawit berwarna hitam beruas (Sunarko, 2013). Pembengkakan pangkal batang terjadi karena ruas batang dalam masa pertumbuhan awal tidak memanjang, sehingga pangkal – pangkal pelepah daun yang tebal menjadi berdesakan. Bongkol batang ini membantu memperkokoh posisi pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. Dalam 1 – 2 tahun pertama perkembangan batang lebih mengarah ke samping, diameter batang dapat mencapai 60 cm. Selain itu, perkembangan mengarah ke atas sehingga diameter batang hanya sekitar 40 cm dan pertumbuhan meninggi berlangsung lebih cepat. Namun pemanjangan batang kelapa sawit berlangsung relatif lambat (Sunarko, 2013). C. Daun Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam. Anak – anak daun tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah – tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun. Daun berwarna hijau 10 tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan tanaman salak, hanya saja durinya tidak terlau keras dan tajam. Bentuk daunnya termasuk majemuk menyirip, tersusun rozet pada ujung batang. Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian : - Kumpulan anak daun yang memiliki helaian (lamina) dan tulang anak daun. - Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat. - Tangkai daun yang merupakan bagian antara daun dan batang. - Seludang daun yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang. Luas daun meningkat secara progresif pada umur sekitar 8 – 10 tahun setelah tanam. Susunan daun kelapa sawit membentuk susunan daun majemuk. Daun – daun tersebut akan membentuk suatu daun pelepah yang panjangnya 7,5 – 9 meter dengan jumlah daun yang tumbuh di kedua sisi berkisar 250 – 400 helai. Pohon kelapa sawit normal dan sehat yang dibudidayakan, pada suatu batang terdapat 40 - 50 pelepah daun. Luas permukaan daun akan berinteraksi dengan tingkat produktifitas tanaman. Semakin luas permukaan atau semakin banyak jumlah daun maka produksi akan meningkat karena proses fotosintesis akan berjalan dengan baik. Biasanya tanaman kelapa sawit mempunyai 40 – 55 daun. Jika tidak di pangkas biasa lebih 60 daun. Tanaman kelapa sawit tua membentuk 2 – 3 helai daun setiap bulan, sedangkan yang muda dapat menghasilkan 4 – 5 helai daun setiap bulannya. Produksi daun dipengaruhi oleh faktor umur, lingkungan genetik, dan iklim (Adi, 2014). 11 Bagian generatif tanaman kelapa sawit terdiri atas bunga, buah dan biji. a). Bunga Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur 2,5 tahun, tetapi pada umumnya bunga tersebut gugur pada fase awal pertumbuhan gneratifnya. Tanaman kelapa sawit termasuk tanaman monoecious. Karena itu, bunga jantan dan bunga jantan terletak pada satu pohon. Bunga sawit muncul dari ketiak daun yang disebut infloresen (bunga majemuk). Bakal bunga tersebut dapat berkembang menjadi bunga jantan atau bunga betina tergantung pada kondisi tanaman. Inflorescen awal terbentuk selama 2 – 3 bulan, lalu pertumbhan salah satu organ reproduktifnya terhenti dan hanya 1 jenis bunga yang dihasilkan dalam 1 infloresen. Namun, tidak jarang juga organ betina (gynoecium) dapat berkembang bersama – sama dengan organ jantan (androecium) dan menghasilkan organ hermaprodit (Lubis dan Widanarko, 2011). Bunga yang sudah berkembang secara sempurna baik bunga jantan maupun bunga betina merupakan bunga majemuk yang terdiri dari kumpulan spikelet dan tersusun dalam infloresen yang berbentuk spiral. Pada bunga ini terdapat tangkai bunga (peduncle) yang merupakan struktur pndukung bunga dan daun pelindung (spathes) yang membungkus bunga sampai masuk ase penyerbukan. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman yang berumah satu. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan rangkaian bunga betina. Umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang (Lubis dan Widanarko, 2011). 12 b). Buah Buah kelapa sawit mempunyai warna yang bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah, tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit mengandung kurang lebih 80 % perikarp dan 20 % vuah yang dilapisi kulit yang tipis, kadar minyak dalam perikarp sekitar 34 – 40 %. Buah terdiri dari 3 lapisan, yakni : - Eksokarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. - Mesokarp, serabut buah. - Endokarp, cangkang pelindung inti. Bunga yang sangat muda berwarna hijau pucat. Semakin tua warnanya berubah menjadi hijau kehitaman, kemudian menjadi kuning muda, dan setelah matang menjadi merah kuning (oranye). Jika sudah berwarna oranye, buah mulai rontok dan berjatuhan (buah leles) (Adi, 2014). c). Biji Setiap jenis kelapa sawit memiliki ukuran dan bobot biji yang berbeda. Biji Dura Afrika memiliki panjang 2 – 3 cm dan bobot rata – rata mencapai 4 gram. Biasanya, dalam 1 kg terdapat 250 biji. Lain halnya dengan biji Dura Deli memiliki bobot 13 gr perbiji. Sementara itu, biji Tenera Afrika rata – rata memiliki bobot 2 gram perbiji. Biji kelapa sawit umumnya memiliki periode dorman.Perkecambahan dapat berlangsung lebih dari 6 bulan dengan 13 keberhasilan sekitar 50%. Agar perkecambahan dapat berlangsung lebih cepat dan tingkat keberhasilannya lebih tinggi, biji kelapa sawit memerlukan pretreatment (Sunarko, 2013). 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit Setiap tumbuhan mempunyai habitat yang cocok untuk tumbuh dengan baik. Jika suatu tumbuhan hidup di daerah yang tidak cocok sesuai habitatnya, bisa jadi tumbuhan itu tidak bisa tumbuh dengan baik atau tidak normal. Mungkin bisa saja tumbuhan hidup di area yang tidak cocok, tetapi pertumbuhannya bisa terhambat dan tidak bisa berkembang. Begitu juga dengan kelapa sawit yang memerlukan lokasi yang cocok untuk tumbuh dengan baik (Adi, 2014). Semula, kelapa sawit merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan. Kelapa sawit memerlukan kondisi lingkungan yang baik agar mampu tumbuh dan berproduksi secara optimal. Keadaan iklim dan tanah merupakan faktor utama bagi pertumbuhan kelapa sawit, disamping faktor – faktor lainnya seperti sifat genetika, perlakuan budidaya, dan penerapan teknologi lainnya. Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang tumbuh baik anatara garis lintang 130 Lintang Utara dan 120 Lintang Selatan, terutama di kawasan Afrika, Asia, dan Amerika Latin. Lokasi yang cocok untuk ditanami kelapa sawit secara umum adalah sebagai berikut : A. Curah Hujan Tanaman kelapa sawit menghendaki curah hujan 1.500 – 4.000 mm per tahun. Namun, curah hujan optimal yang paling cocok untuk kelapa sawit adalah 14 2.000 – 3.000 mm per tahun dengan jumlah hari hujan tidak lebih dari 180 hari per tahun. Pembagian hujan yang merata dalam satu tahunnya berpengaruh kurang baik karena pertumbuhan vegetatif lebih dominan daripada pertumbuhan generatif, sehingga bunga atau buah yang terbentuk relatif lebih sedikit. Namun, curah hujan yang terlalu tinggi kurang menguntungkan bagi pekerjaan di perkebunan karena mengganggu kegiatan di kebun seperti pemeliharaan tanaman, kelancaran transportasi, pembakaran sisa – sisa tanaman pada pembukaan kebun dan bisa jadi menyebabkan erosi. Contoh keadaan curah hujan yang baik adalah di kawasan Sumatra Utara, yakni berkisar antara 2.000 – 4.000 mm per tahun. Keadaan curah hujan yang kurang dari 2.000 mm per tahun tidak berarti kurang baik bagi pertmbuhan kelapa sawit, asal tidak terjadi defisit air, yaitu tidak tercapainya jumlah curah hujan minimum (Adi, 2014). B. Suhu dan tinggi tempat Kelapa sawit adalah tanaman tropis. Tanaman kelapa awit memerlukan temperatur optimal 24 – 28 0C. Ketinggian tempat yang ideal untuk kelapa sawit antara 1 – 500 m dpl (di atas permukaan laut). Kelembapan optimum yang ideal untuk tanaman sawit sekitar 80 – 90% dan kecepatan angin 5 – 6 km/jam untuk membantu proses penyerbukan (Adi, 2014). C. Penyinaran matahari Kelapa sawit termasuk tanaman yang menyukai cahaya matahari. Penyinaran matahari sangat berpengaruh terhadap perkembangan buah kelapa sawit. Tanaman yang kurang mendapat sinar matahari karena jarak tanam yang sempit, pertumbuhannya akan terhambat karena hasil asimilasinya kurang. 15 Tanaman dewasa yang ternaungi, produksi bunga betinanya sedikit sehingga perbandingan bunga betina dan bunga jantan (sex ratio) kecil. Penelitian menunjukkan pada bulan – bulan yang penyinaran mataharinya lebih panjang mempunyai korelasi positif dengan produksi buah kelapa sawit. Kebun – kebun kelapa sawit di Indonesia panjang penyinarannya tidak ada masalah karena letak geografisnya dekat dengan garis katulistiwa (Adi, 2014). D. Tanah Kelapa sawit dapat tumbuh di berbagai jenis tanah seperti podzolik, latosol, hidromorfik kelabu, aluvial atau regosol, tanah gambut saprik, dataran pantai, dan muara sungai. Tingkat keasaman (pH) yang optimum untuk sawit adalah 5,0 – 5,5. Kelapa sawit bisa tumbuh dengan baik di tanah yang meiliki lapisan solum cukup dalam (80 cm) tanpa lapisan padas. Kemiringan lahan pertanaman kelapa sawit sebaiknya tidak lebih dari 15 derajat. Intinya, kelapa sawit dapat dapat tumbuh dengan baik di banyak jenis tanah, asalkan tidak kekurangan air pada musim kemarau dan tidak tergenang air pada musim penghujan. Di lahan – lahan yang permukaan air tanahnya tinggi ata tergenang (draenase buruk), akar bisa membusuk dan menyebabkan kematian. Selain itu, pertumbuhan batang dan daunnya tidak mengindikasikan produksi buah yang baik. Kesuburan tanah bukan merupakan syarat mutlak untuk perkebunan kelapa sawit. Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara dalam jumlah besar untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan produksi yang tinggi dibutuhkan kandungan unsur hara yang tinggi juga. Selain 16 itu, pH tanah sebaiknya bereaksi asam dengan kisaran nilai 4,0 – 6,0 dan ber-pH optimum 5,0 – 5,5 (Adi, 2014). 2.3. Pengelolaan gulma diperkebunan kelapa sawit Gulma merupakan tumbuhan yang mengganggu atau merugikan kepentingan manusia. Karena gulma bersifat merugikan manusia maka manusia berusaha untuk mengendalikannya. Kehadiran gulma ini dinilai merugikan karena secara estetika akan mengganggu keindahan dan secara fungsi akan mengurangi hara, pemanfaatan sinar matahari, air tanah, dan tempat tumbuh yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman utama. Kerugian di bidang usaha tani dengan adanya gulma misalnya akan menurunkan hasil, menurunkan mutu, dan menambah biaya produksi (Sembodo, 2010). 2.3.1. Kerugian dan manfaat dari gulma A. Kerugian (peran negatif) gulma Menurut Sembodo (2010), ada beberapa kerugian yang dapat ditimbulkan dengan keberadaan gulma pada beberapa aspek kehidupan manusia, antara lain: 1. Gulma akan menurunkan jumlah hasil (kuantitas). Antara gulma dan tanaman yang hidup bersama dalam suatu areal usaha tani akan berkompetisi dalam memperoleh sarana tumbuh. Akibat dari kompetisi tersebut maka kedua belah pihak akan dirugikan sehingga masing – masing tidak dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Aspek ini seringkali menjadi perhatian utama petani karena akan berkaitan langsung dengan hasil dan pendapatan yang diperoleh. 17 2. Gulma akan menurunkan mutu hasil (kualitas). Penurunan mutu hasil misalnya dapat terjadi melalui pencampuran hasil tanaman dengan biji atau bagian tubuh gulma, pencampuran benih dengan biji gulma, pertumbuhan tanaman yang kurang baik atau tidak seragam, dan sebagainya. Kualitas benih akan menurun apabila tercampur biji gulma dengan jumlah yang cukup banyak sehingga tidak lagi dikategorikn sebagai benih prima. Walaupun pada kenyataannya, dilapangan kontaminasi biji gulma kurang mendapatkan porsi perhatian yang memadai dalam sertifikasi benih. Kualitas hasil yang menurun tersebut akan menurunkan nilai jual dan tingkat pendapatan petani. 3. Gulma dapat meracuni tanaman (alelopati). Beberapa gulma mengeluarkan alelokimia yang dapat meracuni tanaman, misalnya sembung rambat (Mikania micrantha), alang – alang (Imperata cylindrica), atau teki (Cyperus rotundus). Adanya alelokimia, umumnya berupa senyawa fenolat, yang dikeluarkan oleh gulma akan menghambat pertumbuhan tanaman pokoknya. Proses penekanan pertumbuhan tanamn oleh alelokimia ini disebut alelopati. 4. Gulma dapat menurunkan nilai tanah. Tanah bongkor atau kotor yang ditumbuhi semak belukar secara psikologis menurunkan daya tarik pembeli tanah tersebut. Sebagai akibatnya, nilai jual tanah kan lebh rendah dibandingkan dengan tanah yang bersih dari gulma . 18 5. Gulma dapat merusak atau menghambat penggunaan alat mekanik. Kelancaran jalannya alat – alat mekanik, baik untuk mengolah tanah atau kegiatan pemeliharaan dan pemanenan, akan terhambat dengan lebatnya gulma yang tumbuh di areal pertanian, terutama untuk jenis gulma berkayu atau menjalar. Gulma – gulma berkayu akan merusak bajak atau garu. 6. Gulma dapat menjadi inang hama dan penyakit tumbuhan. Gulma dapat pula berperan sebagai tempat tinggal sementara atau sumber pakan alternatif bagi hama dan penyakit tumbuhan dan tanaman. Hama tikus lebih menyukai areal pertanian yang kotor karena ditumbuhi gulma. Keberadaan gulma juga dapat berperan dalam menjaga keberlangsungan hidup hama atau penyakit tanaman sehingga siklus hidupnya tidak terputus pada saat tanaman pokoknya tidak ada. 7. Keberadaan gulma akan menambah biaya produksi. Sudah barang tentu biaya produksi usaha tani akan meningkat dengan adanya gulma. Penambah biaya tersebut diperlukan untuk membayar tenaga kerja dan membeli herbisida atau alat – alat pengendali gulma. B. Peran positif gulma Sedangkan untuk peran positif dari gulma tersebut ialah: 1. Melindungi tanah dari erosi misal Imperata cylindrica, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus, dan Cynodon dactylon yang menjalar pada permukaan tanah. 2. Menyuburkan tanah, dengan cara menyerap unsur N dari udara dan melakukan 19 fiksasi N di Rhizobium (bintil akar), dari bintil akar tersebut akan menyumbangkan unsur hara bagi tanah. Contoh nya yaitu : Centrosema pubescens, Pueraria javanica, Calopogonium mucunoides, dan C. caeruleum. 3. Sebagai inang pengganti predator serangga hama atau pathogen seperti Cytorhynus lividipenis dan Synedrella nudiflora sebagai musuh alami Nilaparvata lugens, Coccinela arquata dan Ludwigia hyssopifolia musuh alami N. Lugens. 4. Parasitoid serangga hama misal : Diadegma eucerophaga pada Vernonia cinerea musuh alami Plutella xylostella pada kubis Platigaster oryzae pada Ageratum conyzoides musuh alami Orseolea oryzae (penggerek padi) 5. Sebagai Trap Crop (tanaman penjebak), dengan cara mengundang serangga pada tanaman lain di luar tanaman pokok. Contoh nya yaitu Tripsacum laxum atau Platylenchus loosi pada teh, Titonia diversifolia atau Regidophorus lignosus pada Flemingia congesta. 6. Sebagai tanaman penghalang, dengan keberadaannya dapat mencegah datang nya serangga pengganggu yang berasal dari harum bunga nya, misalnya Tagetes patula atau Meloidogyne hapla. 20 2.3.2. Jenis-jenis gulma diperkebunan kelapa sawit Menurut Suwarto dan Octavianty (2010), gulma yang umum ditemui pada areal pertanaman kelapa sawit, antara lain : - Imperata cylindrica (alang – alang) - Axonopus compressus (rumput pahit) - Cyperrus rotundus (rumput teki) - Mimosa invisa (kucingan) gulma rumputan gulma rumputan gulma tekian gulma berdaun lebar - Mikania micranta (mikania) - Ageratum conyzoides (babadotan) gulma berdaun lebar gulma berdaun lebar 2.3.3. Metode Pengendalian a. Pengendalian secara mekanis Pengendalian gulma secara mekanis adalah tindakan pengendalian gulma dengan menggunakan alat - alat sederhana hingga alat – alat mekanis berat untuk merusak atau menekan pertumbuhan gulma secara fisik (Rogomulyo, 2012). b. Pengendalian secara kultur teknis Menurut Sembodo (2010) pengendalian kultur teknis merupakan cara pengendalian gulma dengan menggunakan praktek-praktek budidaya. Metode pengendalian ini bertujuan untuk memanipulasi ekologi atau lingkungan sehingga pertumbuhan gulma tertekan. Upaya- upaya manipulasi ekologi ini seperti penanaman jenis tanaman yang cocok untuk suatu tanah, penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutup ruang kosong merupakan cara yang efektif untuk 21 menurunkan gulma dan menggunakan tanaman penutup tanah atau LCC (legume cover crops). c. Pengendalian secara hayati Pengendalian hayati pertama kali ditentukan oleh Sukman dan Yakup (2002) dengan arti sempit sebagai penggunaan musuh alami baik yang diintroduksi maupun yang sudah ada di suatu daerah kemudian dikelola agar penekanan terhadap populasi organisme pengganggu yang menjadi sasaran meningkat. Berdasarkan hal ini maka penggunaan Legum Cover Crop (LCC) kadang-kadang juga dimasukkan sebagai pengendalian hayati. d. Pengendalian secara kimia Pengendalian gulma dengan menggunakan senyawa kimia akhir-akhir ini sangat diminati, terutama untuk lahan pertanian yang cukup luas. Penggunaan senyawa kimia diterapkan karena cepat dan tidak rumit. Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan gulma dengan cara menghambat pertumbuhan atau mematikan tanpa mengganggu tanaman pokok, sehingga semakin pesatnya penggunaan herbisida. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini 22 harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil (Sembodo, 2010). 2.3.4. Organisasi Pengendalian Gulma Struktur organisasi pengendalian gulma pada tanaman kelapa sawit di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa ialah sebagai berikut : Estate Manajer Assisten Divisi Mandor 1 Divisi Mandor Semprot Karyawan Tugas dan wewenang : 1. Estate Manajer Berwewenang dalam perekomendasian waktu, jenis serta dosis untuk pengaplikasian herbisida serta memberikan arahan kepada seluruh staf dalam pelaksanaan kegiatan. 2. Assisten Divisi Membuat rencana kerja pengendalian gulma dengan menggunakan knapsack sprayer setiap bulan. Mengatur tempat kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan knapsack sprayer. Mengatur distribusi alat dan bahan kerja ke gudang. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasil kerjanya setiap hari. 23 Memonitor kelancaran pelaksanaan kerja dengan memecahkan masalah yang timbul dilapangan. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak mengerjakan tugasnya dan melakukan kesalahan. 3. Mandor 1 Divisi Membuat rencana kerja dan mengatur kegiatan kerja setiap hari. Membina tenaga kerja dengan kompotensi yang dibutuhkan. Mengatur transportasi pekerja dan bahan kerja ke lokasi kerja. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap hari. Mempunyai wewenang untuk menegur bawahannya langsung dilapangan. 4. Mandor Semprot Mencara tenaga kerja yang menyediakan alat – alat kerja yang dibutuhkan dan mengatur dan mengarahkan pembagian kerja di lapangan. Menetapkan target kerja dan ancak pekerja setiap hari sesuai kondisi. Mengawasi pelaksanaan kerja dan memeriksa hasilnya setiap saat di lapangan. Mempunyai wewenang memberikan sanksi kepada anggotanya yang melakukan kesalahan. 5. Karyawan Semprot Mengerjakan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan knapsack sprayer sesuai ketentuan yang telah di tetapkan/ancak masing – masing. 24 III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1. Letak Geografis dan Profil Perusahaan Perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit milik Green Eagle Group. Perusahaan perkebunan ini berlokasi di Desa Kamboyan, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan. Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate mempunyai batas-batas sebagai berikut : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hampang. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hilir, Kiri Hulu. c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cantung, Kiri Hulu. d. Sebelah Barat berbatasan dengan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Merah Delima Estate. Perusahaan ini bergerak dibidang usaha budidaya tanaman kelapa sawit dan pengolahan buah kelapa sawit. Produk utama yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah minyak sawit mentah CPO (crude palm oil) dan Kernel. 3.2. Keadaan Iklim dan Tanah 3.2.1. Iklim Curah hujan rata-rata selama 6 tahun terakhir (2009-2014) di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate adalah 2.308 mm/tahun. Data curah hujan rata-rata tahun 2009-2014 dapat dilihat pada Tabel 3. 25 Tabel 3. Data curah hujan tahunan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Tahun Curah Hujan mm/tahun 2009 2.046 2010 2.981 2011 2.092 2012 1.605 2013 2.632 2014 2.492 Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate Temperatur udara di lokasi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan antara 280C - 310C, dan lama penyinaran 5 - 7 jam/hari, sedangkan kelembaban udara adalah 72%. 3.2.2. Tanah Areal perkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan terdiri dari areal tanah mineral, dengan jenis tanah yang ada dilokasi perkebunan ini tediri dari jenis Podzolik Merah Kuning. 3.3. Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Luas areal yang dikelola pada PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, Kamboyan adalah 5.860,87 ha dengan rincian dapat dilihat pada tabel 4. 26 Tabel 4. Luas areal konsesi dan tata guna lahan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. Lahan Produksi Divisi 1 Divisi 2 Divisi 3 Areal Konsesi dan Tata Guna Lahan Luas (Ha) Lahan Non Produksi 718,98 Jalan 609,99 Drainase 610,07 Emplasmen 537,07 Lahan Kosong 790,1 Lain-Lain Divisi 4 Divisi Plasma Jumlah Luas (Ha) 161,12 51,53 46 154 2.182,01 3.266,21 Jumlah 2.594,66 Total Luasan 5.860,87 Ha Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. 3.4. Keadaan Tanaman dan Produksi PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate mengelola kebun inti dan kebun plasma. Kebun inti yang dikelola perusahaan terdiri dari 4 Divisi yaitu Divisi 1, 2, 3, dan 4 sedangkan Divisi 5 yaitu Divisi Plasma. Semua kegiatan kebun inti dan plasma dikelola oleh perusahaan. Luas areal yang ditanami kelapa sawit yaitu 3.226,21 ha dengan jumlah populasi tanaman 454.682 pokok. Untuk lebih jelas-nya dapat dilihat dari Tabel 5. Tabel 5. Pembagian areal PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. No Divisi Luas ( Ha) Jumlah Pokok Jumlah Blok 1. Divisi 1 718,98 100.260 13 2. Divisi 2 609,99 84.393 27 3. Divisi 3 610,07 85.895 25 4. Divisi 4 537,07 77.003 20 5. Divisi Plasma 790,10 107.131 33 3.226,21 454.682 118 Jumlah Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. 27 Produksi tanaman di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate ini mengalami peningkatan produksi pada tahun 2012 dari 79.126,510 ton (2011) menjadi 82.503,530 ton, dan pada tahun 2013 dan 2014 mengalami penurunan produksi. Produksi TBS per tahunnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6. Produksi TBS 4 tahun terakhir PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. No Tahun Produksi (Ton) 1. 2011 79.126,510 2. 2012 82.503.530 3. 2013 79.129.578 4. 2014 71.931.533 Sumber : PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate. 3.5. Manajemen Perusahaan 3.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) di pimpin oleh seorang Estate Manajer (EM) yang memimpin beberapa kebun Divisi. Estate Manajer dibantu oleh Field Assistant (FA) yang memimpin Divisi. Field Assistant juga di bantu oleh beberapa mandor dan Kerani yaitu mandor 1, mandor panen, mandor pemeliharaan, mandor pupuk, mandor semprot, Kerani panen dan Kerani divisi. Tiap-tiap mandor membawahi beberapa karyawan sesuai dengan pekerjaannya kecuali untuk Kerani divisi yang mengurus administrasi divisi. Dalam urusan teknik, Estate Manajer dibantu oleh Assistant teknik. Assistant teknik dibantu oleh kepala mekanik untuk bagian teknik. Kepala mekanik membawahi Kerani traksi dan mekanik. Estate Manajer juga dibantu oleh seorang kepala tata usaha yang mengurus keseluruhan administrasi kebun. Kepala tata usaha juga dibantu oleh Kerani pembukuan, Finansial, Kerani tanaman, Personalia, Kasir, Kepala gudang, Kerani gudang. 28 3.5.2. Struktur Organisasi Organisasi perusahaan ini terdiri dari staf dan karyawan dipimpin oleh seorang Estate Manajer dan dibantu oleh tenaga lainnya. Gambaran umum dari struktur organisasi di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate dapat dilihat pada lampiran 3. 1. Estate Manajer (EM) A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Estate Manajer (EM) - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Bawahan Langsung : Field Assistant (FA) B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional lapangan. 2. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik ataupun insidentil terhadap kegiatan perawatan dan pemeliharaan tanaman. 3. Terlaksananya pengendalian dan evaluasi kegiatan produksi di lapangan. 4. Terlaksananya pemeriksaan secara periodik terhadap inventaris perusahaan. 5. Terlaksananya pengendalian biaya operasional sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. 6. Terlaksananya seluruh kegiatan administrasi divisi. 7. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit lain. 8. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 29 9. Bertanggung jawab atas hasil kerja bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan. 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Bertanggung jawab atas keamanan dan keberadaan inventaris yang berada di bawah tanggung jawabnya. 12. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas pokoknya. C. Wewenang 1. Mengusulkan rencana kerja dari unit kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya. 2. Mengendalikan biaya dan anggaran operasional kebun yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Mengendalikan jam lembur dan premi karyawan yang dibawahinya. 4. Mengusulkan penetapan penambahan dan pengurangan tenaga kerja. 5. Memberikan nasehat dan teguran pada karyawan yang lalai dalam pekerjaan. 6. Mengusulkan penyegaran, kursus atau pelatihan guna meningkatkan kemampuan bawahan. 7. Melakukan penilaian prestasi dan potensi bawahan dan merevisi hasil penilaian prestasi dan potensi yang dilakukan oleh bawahannya. 8. Mengusulkan pengangkatan, demosi atau mutasi pejabat yang berada di bawah tanggung jawabnya. 9. Memberikan sanksi dan mengusulkan PHK terhadap karyawan yang dibawahinya. 30 10. Menolak atau membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan bestek yang ditentukan perusahaan. 2. Field Assistant (FA) A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Field Assistant (FA) - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Estate Manajer (EM) - Bawahan Langsung : Mandor 1, Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan, Mandor semprot, Mandor pupuk, Kerani Panen, Kerani Divisi. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional. 2. Terlaksananya pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman. 3. Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan. 4. Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan divisi. 5. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 6. Terlaksananya penjagaan, penggunaan dan keberadaan inventaris perusahaan. 7. Mengendalikan biaya pekerjaan perawatan dan produksi divisi. 8. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau unit yang lain. 9. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan. 31 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas pokok. C. Wewenang 1. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke Estate Manager. 2. Memberikan sanksi kepada bawahan yang tidak efektif untuk bekerja. 3. Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan atau perubahan fungsi. 4. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah tanggung jawabnya. 5. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di bawahnya. 6. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai persetujuan atasan. 7. Mengendalikan pemakaian jam lembur dan premi di divisi. 8. Mengusulakan pembinaan karyawan berupa diklat, kursus dan pelatihan yang berada di bawahnya. 3. Mandor 1 A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor 1 - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun 32 - Atasan Langsung : Field Assistant (FA) - Bawahan Langsung : Mandor Panen, Mandor Pemeliharaan, Mandor semprot, Mandor pupuk, Kerani Panen. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kegiatan operasional. 2. Terlaksananya pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan tanaman. 3. Terlaksananya pengawasan seluruh kegiatan produksi di lapangan. 4. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 5. Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan bawahan, berdasarkan tugas dan tanggung jawab jabatan bawahan. 6. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 7. Terlaksananya tugas lain yang diperintahkan atasan di luar tugas-tugas pokok. C. Wewenang 1. Mengusulkan penetapan atau perubahan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan atau perubahan fungsi. 2. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang di bawah tanggung jawabnya. 3. Memberikan sanksi dan mengusulkan tindakan PHK terhadap karyawan di bawahnya. 4. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja dengan unit lain sesuai persetujuan atasan. 5. 33 4. Mandor Panen A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Panen - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pemanen dan pembrondol B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan panen sesuai dengan standar yang ditentukan perusahaan. 2. Pelaporan data hasil panen secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama bak dan rahasia perusahaan. D. Tugas-Tugas 1. Menghitung angka kerapatan panen (AKP) setiap sore hari. 2. Melaporkan hasil perhitungan AKP kepada Field Assistant sebagai dasar untuk perkiraan produksi. 3. Mencatat jumlah pemanen yang bekerja sesuai pada tanggal yang ada pada buku mandor. 4. Menyerahkan buku mandor setiap hari kepada Kerani divisi untuk data pelaporan tenaga kerja dan hasil produksi. 5. Mengawasi ancak panen dan basis agar dapat diselesaikan dengan baik. 6. Mengawasi panen agar brondolan di ketiak pokok, piringan, pasar pikul dan gawangan bersih dikutip. 7. Mengawasi TBS yang matang supaya tidak ada yang ketinggalan di pokok. 34 8. Mengawasi pemanen agar tidak memotong buah mentah. 9. Mengawasi pemanen supaya buah tidak ada yang diperam dan buah yang sudah dipotong terangkut ke TPH. 10. Menjaga pemanen supaya tidak memotong pelepah secara serampangan. 11. Mengatur ancak panen sesuai angka kerapatan panen. 12. Mencatat jumlah TBS dan brondolan per tiap pemanen ke dalam buku panen. 13. Memberikan informasi ke asisten tentang kondisi jalan, jembatan dan sarana panen lainnya. 14. Koordinasi dengan satpam dalam rangka penanggulangan pencurian TBS. D. Wewenang 1. Memberikan denda untuk pemanen yang meninggalkan buah atau brondolan di pokok dan di lapangan. 2. Mengusulkan saksi pada atasan untuk karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 3. Mengatur ancak panen kepada pemanen. 5. Mandor Pemeliharaan A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Perawatan - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja perawatan 35 B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan pemeliharaan dan perawatan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan perawatan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan perawatan yang dikontrakkan seperti : rawat jalan tunas pokok, tunas pelepah, rawat aliran air. 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan perawatan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 3. Mengawasi tenaga perawatan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja perawatan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan inventarisasi pokok tanaman sesuai petunjuk perusahaan. 7. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 36 6. Mandor Pupuk A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Pupuk - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja pupuk B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan pemupukan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan pemupukan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan pemupukan pada tanaman 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan pemupukan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 3. Mengawasi tenaga pemupukan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja pemupukan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. 37 D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 7. Mandor Semprot A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Mandor Semprot - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja penyemprotan B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan kegiatan penyemprotan agar sesuai dengan standar mutu dan norma yang telah ditentukan oleh perusahaan. 2. Pelaporan kegiatan penyemprotan tanaman secara benar dan up to date. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris yang di bawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pekerjaan penyemprotan pada tanaman 2. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan penyemprotan sesuai dengan rotasi dan paket pekerjaan. 38 3. Mengawasi tenaga penyemprotan agar mencapai norma dan mutu yang ditentukan oleh perusahaan. 4. Mengatur dan membagi ancak kerja pada tenaga kerja penyemprotan setiap hari. 5. Mengisi lembaran kerja dalam buku mandor setiap hari. 6. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan perusahaan. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU dan BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 8. Kerani Panen A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Kerani Panen - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA), Mandor 1 - Bawahan Langsung : Pekerja Muat TBS B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Pengawasan pengangkutan TBS agar kualitas tetap terjaga sampai ke PKS atau loading ramp. 2. Pelaporan data pengangkutan TBS secara benar dan up to date 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 39 4. Keamanan dan keberadaan inventaris berada di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Mengawasi pengangkutan TBS dari TPH sampai ke loading Ramp PKS agar terangkut dengan baik sehingga tidak ada yang restan atau tertinggal di lapangan. 2. Mengawasi pengangkutan brondolan agar bersih dari sampah, pasir, kerikil dan tidak ada yang tertinggal atau tercecer. 3. Melakukan sortasi buah agar tidak diangkut ke PKS atau loding ramp. D. Wewenang 1. Menginstruksikan kepada SKU atau BHL untuk mengerjakan pekerjaan yang belum sesuai dengan bestek. 2. Mengusulkan sanksi kepada atasan bagi karyawan yang di bawah tanggung jawabnya. 9. Kerani Divisi A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Kerani Afdeling - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Field Assistant (FA) B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib semua administrasi di divisi. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 40 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Menjaga keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Membuat rencana kerja harian dan bulanan divisi. 2. Membuat laporan data-data lapangan yang dibutuhkan oleh kantor kebun. 3. Membantu Field Assistant (FA) dalam menyusun cash flow dan RKAP. 4. Mencatat daftar curah hujan setiap hari. 5. Membuat daftar cuti karyawan divisi dan data karyawan divisi. 6. Memeriksa daftar tanda tangan absensi karyawan. 7. Membuat serta menyusun laporan hasil kerja seperti ILPH, buku assistant, pet kerja, daftar premi, BASTP, daftar lembur dan lain-lain. 8. Membagikan beras catu karyawan divisi. 9. Membantu karyawan divisi dalam membantu penggajian karyawan divisi. 10. Mengawasi setiap keluar masuknya bahan dan alat di gudang divisi. 11. Mencatat dalam kartu gudang setiap pengeluaran dan penerimaan barang dan bahan. 12. Menyimpan dan mengatur dengan baik setiap barang di dalam gudang divisi baik yang baik maupun barang bekas. 13. Mengerjakan tugas lain yang diinstruksikan atasan. D. Wewenang 1. Menolak mengeluarkan barang dan bahan dari gudang divisi tanpa sepengetahuan atasan. 41 10. Assistant Teknik A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Assistant Teknik - Departemen : Teknik - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Estate Manajer - Bawahan Langsung : Kepala mekanik, Kerani traksi, supir, operator dan mekanik. B. Tanggung Jawab Jabatan dan Rincian Tugas 1. Terlaksananya rencana kegiatan operasional teknik. 2. Terlaksananya pemeliharaan serta perbaikan alat berat dan kendaraan. 3. Terlaksananya pengadaan spare part dan bahan lainnya untuk keperluan alat dan kendaraan. 4. Mengatur kegiatan alat bengkel dan penerangan. 5. Terlaksananya kegiatan pengangkutan hasil dan pelaksanaan kerja alat berat. 6. Terlaksananya pembinaan personil yang berada di bawah tanggung jawabnya. 7. Terkendalinya sistem pelaporan kegiatan dan administrasi teknik. 8. Terlaksananya koordinasi dengan unit atau bagian lain. 9. Menjaga keamanan inventaris yang berada di bawah tanggung jawabnya. 10. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 11. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diinstruksikan atasan. 42 C. Wewenang 1. Mengusulkan penambahan dan pengurangan alat bengkel kepada atasan berdasarkan efisiensi pemakaian alat. 2. Mengusulkan penyegaran, kursus atau kepelatihan untuk meningkatkan kemampuan bawahan. 3. Mengendalikan biaya lembur dan premi karyawan yang berada di bawahnya. 4. Meminta dan memberikan pemakaian tenaga kerja yang akan dipakai dari divisi atau unit lain dengan seizin atasan. 5. Mengadakan penilaian prestasi kerja kepada bawahan untuk diusulkan ke Estate Manajer. 6. Mengusulkan penetapan atau penggunaan tenaga kerja seperti penambahan dan pengurangan ataupun perubahan fungsi. 7. Membina dan memberikan nasehat kepada tenaga kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya. 8. Mengusulkan tindakan SP, PHK terhadap karyawan di bawahnya. 9. Membatalkan pekerjaan SKU jika tidak sesuai dengan bestek perusahaan yang berada di bawah tanggung jawabnya. 11. Kepala Mekanik A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Kepala Mekanik - Departemen : Teknik - Lokasi : Kebun 43 - Atasan Langsung : Assistant Teknik - Bawahan Langsung : Mekanik B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Terlaksananya kegiatan perawatan atau service mesin, alat berat dan sarana penerangan. 2. Keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. D. Tugas-Tugas 1. Membuat jadwal service kendaraan dan alat berat berdasarkan kondisi dan jumlah kendaraan serta kartu service kendaraan agar kendaraan tetap terawat dengan baik. 2. Merencanakan kebutuhan suku cadang berdasarkan jenis suku cadang yang sering dipergunakan, jumlah dan jenis kendaraan serta laporan pemakaian suku cadang pada bulan sebelumnya. 3. Melaksanakan perawatan mesin-mesin, alat berat dan sarana penerangan, baik periodik maupun insidentil. 4. Melakukan perbaikan mesin, alat berat dan sarana penerangan yang mengalami kerusakan. 5. Mengajukan permintaan spart part sesuai dengan part nomor ke kantor direksi dengan persetujuan atasan. 44 12. Kerani Traksi A. Identitas Jabatan - Nama Jabatan : Kerani Traksi - Departemen : Teknik - Lokasi : Kebun - Atasan Langsung : Assistant Teknik B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi di bidang teknik dan transport. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada Assistant. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris di bawah tanggung jawabnya. C. Tugas-Tugas 1. Membantu Assistant Teknik dalam membuat anggaran teknik (bulanan dan tahunan) ataupun cash flow. 2. Mencatat kegiatan kendaraan, alat berat dan bengkel. 3. Mengisi kartu service kendaraan dan alat berat sesuai petunjuk atasan. 4. Membuat laporan kegiatan teknik ke kantor kebun seperti ILPH, buku Assistant, peta realisasi, rekap lembur, premi, BASTP dan lain-lain. 5. Mengawasi/mencatat pengeluaran bahan dan barang dari gudang teknik. 6. Membuat daftar premi dan rekap lembur karyawan. 7. Membuat laporan hasil kerja perbaikan alat berat dan kendaraan. 8. Membuat laporan inventaris peralatan bengkel setiap bulan. 9. Membuat laporan pemakaian alat, BBM dan spart part. 45 10. Membuat daftar permintaan dan penerimaan barang. 11. Membuat laporan down time alat berat dan kendaraan. 12. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan atasan. D. Wewenang 1. Menolak pengeluaran barang dan bahan dari gudang teknik tanpa sepengetahuan atasan. 13. Kepala Tata Usaha A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kepala Tata Usaha - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Estate Manajer - Bawahan langsung : Kerani pembukuan, Kerani financial, Kerani tanaman, Kasir, Kepala gudang, Kerani gudang. B. Tanggung Jawab dan Rincian Tugas 1. Tersusunnya rencana kerja anggaran perusahaan kebun guna mendukung kegiatan operasional perusahaan. 2. Terlaksananya koordinasi dengan bidang atau bagian lain. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Menjaga keamanan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya. C. Wewenang 1. Mengusulkan rencana kerja dari unut kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya. 46 2. Mengendalikan biaya dan anggaran operasional kebun yang berada dibawah tanggung jawabnya. 3. Mengendalikan jam lembur dan premi karyawan yang dibawahinya. 4. Memberikan nasehat dan teguran kepada karyawannya yang lalai dalam pekerjaan. 5. Melakukan penilaian prestasi dan potensi bawahan dan merevisi hasil penilaian prestasi dan potensi yang dilaksanakan oleh bawahannya. 14. Kerani Pembukuan A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kerani pembukuan - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Kepala tata usaha B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi dibidang perkebunan. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-tugas 1. Membantu KTU untuk membuat cash flow setiap bulan berjalan untuk usulan kekantor direksi. 2. Membuat jurnal seluruh kegiatan kebun setiap bulan yang di input setiap hari. 3. Membuat laporan manajemen setiap bulan. 47 4. Membantu membuat anggaran untuk RKAP kebun. 5. Memeriksa usulan dana pekerjaan setiap afdeling setiap bulan. D. Wewenang 1. Menolak laporan data afdeling yang tidak lengkap yang dikirim ke kantor kebun. 15. Kerani finansial A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kerani finasial - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Kepala tata usaha B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi dibidang financial. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-tugas 1. Membuat rekap laporan stok gudang setiap bulan. 2. Menginput data pemasukan dan pengeluaran barang dari gudang setiap hari. 3. Mengecek daftar pengiriman barang dari kantor direksi apakah sesuai dengan orderan kebun. 4. Membukukan pengeluaran dan pemasukan barang menurut nomor rekening setiap hari. 48 5. Mengecek dan menginput harga setiap barang sesuai dengan harga di kantor direksi. D. Wewenang 1. Menolak surat pemasukan barang dan pengeluaran barang tanpa mempunyai dokumen yang yang jelas. 2. Menolak menginput data pengeluaran dan pemasukan yang belum ditanda tangani pimpinan terkait. 16. Kerani Tanaman A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kerani Tanaman - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Kepala Tata Usaha B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi dibagian tanaman. 2. Kecocokan dan kebenaran hasil kerja yang dihimpun dari divisi. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas-tugas 1. Membuat rekapitulasi pekerjaan perawatan dan pemeliharaan setiap hari. 2. Membuat rekapitulasi pemakaian bahan kimia. 3. Meminta laporan produksi setiap hari antara lain: jumlah tenaga, jumlah TBS, hasil kerja, pengangkutan, restan, dll. 49 4. Membuat laporan rekapitulasi jumlah TBS yang dikirim ke PKS sesuai slip penimbangan kebun. 5. Melaporkan hasil panen dan pengiriman TBS ke kantor direksi setiap hari. D. Wewenang 1. Menolak permintaan SPH buah tanpa sepengetahuan General Manager. 2. Menolak berita acara serah terima pekerjaan yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas. 17. Kasir A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kasir - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : kepala tata usaha B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Kelengkapan, kecocokan dan ketelitian antara transaksi dengan dokumen pendukungnya. 2. Keamanan dan ketertiban pengelolaan uang kas. 3. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 4. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. C. Tugas –tugas 1. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran kas kecil dan kas besar. 50 2. Menerima uang dan menghitung gaji karyawan dari kantor direksi sesuai dengan kuitansi dan membagikan kepada masing-masing bagian sesuai instruksi atasan. 3. Memberikan pembayaran pekerjaan SPKL. 4. Menyimpan uang dalam brankas dan menjaga kerahasiaan kode brankas kebun. 5. Mengirimkan bukti penerimaan gaji KHT dan KHL dari setiap afdeling ke kantor direksi. D. Wewenang 1. Menolak pembayaran tanpa dilengkapi dengan bukti pendukung yang jelas. 2. Meminta kepada karyawan penandatanganan slip gaji atas pembayaran gaji karyawan yang bersangkutan. 18. Kepala Gudang A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kepala gudang - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Kepala tata usaha - Bawahan langsung : Kerani gudang B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang. 2. Terkendalinya pengelolaan persediaan/stok bahan dan alat di gudang. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 51 C. Tugas-tugas 1. Membuat orderan permintaan barang ke kantor direksi yang telah disetujui oleh Estate Manajer. 2. Mengawasi pengisian dan pengeluaran bahan bakar. 3. Mengawasi seluruh pengeluaran dan penerimaan barang dan bahan di gudang. 4. Mengecek setiap barang agar sesuai dengan surat pengantar barang. 5. Mengawasi pembagian beras karyawan untuk setiap divisi. D. Wewenang 1. Menolak permintaan barang tanpa melalui prosedur yang berlalu. 2. Menolak barang yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas. 19. Kerani Gudang A. Identitas jabatan - Nama jabatan : Kerani gudang - Departemen : Agronomi - Lokasi : Kebun - Atasan lokasi : Kepala gudang B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Tertib administrasi seluruh barang dan bahan di gudang. 2. Kebenaran data yang diserahkan kepada atasan. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris dibawah tanggung jawabnya. 52 C. Tugas-tugas 1. Membuat orderan permintaan barang kekantor direksi yang telah disetujui oleh Estate Manajer. 2. Membuat laporan penerimaan dan pengeluaran barang dari gudang. 3. Mengisi kartu gudang sesuai dengan menurut jenis bahan dan alat. 4. Mengawasi dan mencatat pengisian dan pengeluaran bahan bakar. 5. Mengecek dan membukukan setiap barang agar sesuai dengan surat pengantar barang. D. Wewenang 1. Menolak permintaan barang tanpa melalui prosedur yang berlaku. 2. Menolak barang yang masuk tanpa mempunyai dokumen yang jelas. 20. Personalia A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kepala personalia dan umum - Departemen : Umun dan personalia - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Kepala tata usaha B. Tanggung jawab dan rincian tugas 1. Terlaksananya penyusunan kegiatan rencana kerja dibidang HRD. 2. Terlaksananya kegiatan operasional HRD. 3. Terlaksanya pembinaan personil yang dibawah tanggung jawabnya. 4. Terlaksananya kegiatan administrasi personalia dan umum. 5. Terlaksanya pelayanan kesehatan, sosial karyawan dan sanitasi lingkungan. 53 C. Wewenang 1. Menandatangani surat persetujuan permintaan berobat klinik dan surat pengantar pasien ke rumah sakit jika atasan tidak ada. 2. Menolak setiap permintaan cuti yang bukan hak dari karyawan. 3. Menandatangani absensi karyawan. 4. Mengendalikan jam lembur dan premi bawahannya. 5. Memberikan nasehat dan teguran kepada karyawan yang lalai dalam pekerjaan. 21. Kepala Satpam A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Kepala satpam - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Estate Manajer - Bawahan langsung : Satpam B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Terkontrol dan terkendalinya keamanan lingkungan diperusahan. 2. Kesiagaan anggota keamanan dalam menjalankan tugas yang telah di berikan oleh pimpinan. 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dan keberadaan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya. C. Tugas – tugas 1. Mengkordinir dan mengawasi keamanan diseluruh lingkungan serta pelaksanaan tugas anggota secara langsung maupun tidak langsung. 2. Memonitor dan mengawasi disiplin kerja anggota keamanan. 54 3. Memonitor laporan rutin yang di susun oleh anggota keamanan. 4. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh atasan. 5. Memonitor / mewaspadai faktor –faktor diluar perusahan kemungkinan ada gangguan keamanan. D. Wewenang 1. Menugaskan anggota keamanan untuk memeriksa orang yang dicurigai gerak – geriknya didalam lingkungan perusahan. 2. Menegur karyawan yang berbuat keonaran / keributan didalam lingkungan pekerjaan. 3. Menahan barang perusahaan keluar lingkungan tanpa ada surat pengantar jalan / informasi dari pimpinan yang berwewenang. 4. Mengusulkan kepada atasan untuk perbaikan sistim kerja, termasuk peralatan kerja dan pakaian seragam. 22. Satpam A. Identitas Jabatan - Nama jabatan : Satpam - Departemen : Umum dan personalia - Lokasi : Kebun - Atasan langsung : Kepala satpam B. Tanggung Jawab Jabatan 1. Keamanan kantor kebun dan keamanan lingkugan perusahaan. 2. Ketertiban dan keamanan karyawan dan kesiagaan dalam, menjalankan tugasnya. 55 3. Menjaga nama baik dan rahasia perusahaan. 4. Keamanan dab keberadaan inventaris yang dibawah tanggung jawabnya. C. Tugas –tugas 1. Mencatat setiap kejadian – kejadian di areal tanggung jawabnya. 2. Mengantar tamu bila mau menemui pimpinan. 3. Mengatur parkir mobil / motor di depan kantor. 4. Menyusun laporan rutin kepala atasan. 5. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan atasan. D. Wewenang 1. Menegur karyawan yang berbuat keonaran / keributan di dalam lingkungan pekerjaan. 2. Menahan barang perusahaan ke luar lingkungan tanpa ada surat pengantar, jalan / informasi dari pimpinan yang berwewenang. 3.5.3. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan a. Sistem penggajian/upah Pada dasarnya ada beberapa sistem penggajian yang digunakan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate, dimana tergantung pada masing– masing tingkatan : a. Staf Sistem penggajian yang diberikan untuk staf jumlahnya berbeda-beda berdasarkan golongan dan jabatannya. 56 b. Karyawan Sistem penggajian yang diberikan pada karyawan yaitu berupa gaji per bulan. b. Bonus, lembur, premi, dan tunjangan 1. Bonus Bonus adalah tunjangan yang diberikan berupa uang atas produksi yang telah memenuhi target. Adapun bonus yang diberikan untuk Staf jumlahnya berbeda-beda tergantung dari golongan, jumlah produksi dan penilaian yang dilakukan oleh Estate Manajer. 2. Lembur Lembur merupakan pekerjaan yang dilakukan melebihi jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Sistem lembur yang ada di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate tergantung jumlah jam lembur, dengan upah per jamnya yaitu Rp. 10.685. 3. Premi Premi adalah nilai barang atau jasa yang diberikan bila perusahaan merasa puas terhadap hasil kerja karyawan. Sistem premi yang ada di perusahaan yaitu premi untuk Kerani kantor berupa premi mati dengan jumlah Rp. 500.000 per bulan kecuali Kerani produksi, sedangkan premi untuk pekerjaan di lapangan tergantung jenis pekerjaan masing-masing. 57 4. Tunjangan Tunjangan merupakan tanggungan yang diberikan perusahaan kepada Staf dan karyawan berupa uang, barang atau jasa. Adapun tunjangan yang diberikan oleh perusahaan yaitu : a. Tunjangan Staf berupa : tunjangan lokasi Rp.389.000, bahan bakar minyak (BBM) 90 Liter/bulan, spare part Rp.200.000, air minum, gas LPG. b. Tunjangan untuk Karyawan berupa, pengobatan gratis, tunjangan hari raya (THR) dan beras. c. Fasilitas umum dan khusus Fasilitas yang ada di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate berupa fasilitas umum dan fasilitas khusus. a. Fasilitas umum Fasilitas umum diantaranya : BPJS Kesehatan, bus sekolah, air bersih, rumah, mes untuk tamu, listrik, sarana ibadah, tempat penitipan anak, poliklinik, MDA, dan sarana olah raga. b. Fasilitas khusus Fasilitas khusus diantaranya : Untuk staf : Sarana transportasi, perabotan rumah tangga, radio HT. Untuk karyawan pemanen : Grobak sorong, dodos, egrek, gancu dan kampak. Untuk karyawan pemuat : Tojok. Untuk karyawan semprot : Knapsack sprayer. Untuk tenaga kerja pupuk : Sarung tangan dan masker. 58 Untuk karyawan teknik : Sepatu savety, helm dan kacamata. d. Cuti Cuti merupakan hari libur kerja yang diberikan untuk staf maupun Karyawan dalam hari kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Jumlah hari cuti yang diberikan untuk staf dalam setahun 15 hari dan setiap 3 tahun sekali mendapatkan cuti panjang selama 30 hari. Sedangkan untuk karyawan jumlah hari cuti yaitu 12 hari dalam 1 tahun dengan masa kadaluarsa 12 bulan. 3.5.4. Keselamatan Kerja PT. Suryabumi Tunggal Perkasa (STP) Intan Estate selain memberikan gaji dan upah yang merupakan penghasilan yang di terima oleh staf dan karyawan, juga melaksanakan program kesehatan dan keselamatan kerja. Perusahaan dapat merasakan manfaat dari program kesehatan dan keselamatan kerja terutama dalam jangka panjang. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja berupa pengobatan gratis serta BPJS kesehatan bagi staf dan karyawan. 3.5.5. Perekrutan, Mutasi, Promosi dan Transfer Karyawan Sistem perekrutan tenaga kerja untuk jabatan Staf dilakukan di kantor pusat sesuai dengan prosedur yang berlaku, sedangkan untuk perekrutan karyawan langsung dilakukan di kantor kebun. Proses perekrutan karyawan dimulai dari pengajuan surat lamaran ke kantor kebun kemudian dipanggil untuk interview 59 termasuk anak dan istrinya serta dilakukan cek kesehatan, setelah itu pimpinan kebun menentukan apakah pekerja tersebut layak untuk diterima atau tidak. Mutasi yang dilakukan di perusahaan berupa mutasi intern dan mutasi extern. Mutasi intern merupakan mutasi antar Divisi dan mutasi extern merupakan mutasi antar perusahaan baik itu untuk Pegawai Bulanan Tetap (PBT) Staf maupun Pegawai Bulanan Tetap (PBT) non Staf sesuai dengan kebutuhan dan permintaan kebun. Alasan dilakukannya mutasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang kurang, untuk penyegaran bagi karyawan serta prestasi kerja karyawan baik itu prestasinya bagus maupun prestasinya buruk sesuai dengan kebijakan pimpinan perusahaan. Promosi tenaga kerja dilakukan di kantor direksi untuk PBT Staf dan PBT non Staf. Estate Manager (EM) mengajukan nama-nama yang akan dipromosikan ke kantor direksi dan di kantor direksi dilakukan test, apabila lulus masuk training sesuai waktu yang telah ditentukan setelah itu ditempatkan sesuai dengan kebutuhan kebun. Transfer karyawan bertujuan untuk penyegaran agar kinerja karyawan maksimal. Transfer karyawan dilakukan melalui lobi, nama-nama yang akan diajukan dirembukkan oleh Estate Manager (EM) dan Field Assistant (FA) apabila disetujui maka langsung ditempatkan. 3.6. Penerapan fungsi – fungsi manajemen di perusahaan Perusahaan perkebunan yang cukup besar sangat memperhatikan aspek manajemen untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan tersebut. Manajemen yang baik mencerminkan kualitas dari perusahaan tersebut. Dengan adanya manajemen dalam suatu perusahaan dan didukung oleh sarana dan prasarana yang 60 lengkap maka perusahaan dapat berjalan engan baik dan dapat mencapai tujuan yang ingin dicapai. Sarana dan prasarana yang lengkap seperti lahan yang baik, bibit unggul, modal yang cukup, dan tenaga kerja yang berlimpah belum tentu dapat mendukung penuh terhadap kemajuan perusahaan tanpa adanya manajemen yang baik. Setiap perusahaan menginginkan penurunan input dan kenaikan out put yang dihasilkan. Namun pada kenyataannya hal tersebut sulit untuk dicapai karena penurunan input yang terlalu tajam (sangat rendah) mempengaruhi penurunan out put yang sangat tajam. Salah satu teknik yang digunakan untuk mencapa hal tersebut adalah menganalisa dan mengaplikasikan dasar-dasar dari ilmu manajemen. Unsur-unsu dasar yang harus dicapai dalam manajemen meliputi Planning, Organizing, Actuating, dan Controling. PT. Suryabumi Tunggal Perkasa berkomitmen untuk menjunjung tinggi integritas professional dalam melaksanakan tata nilai yang harus dipedomani seluruh karyawan dalam menjalankan masing-masing tugas atau pekerjaannya. 3.6.1. Perencanaan (planning) Perencanaan disusun sebalum kegiatan di lapangan dilaksanakan, hal ini berguna sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan yang akan dilaksanakan. Penyusunan rencana di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa melibatkan peran dari masing-masing pihak dari jajaran tertinggi (Estate Manajer) sampai dengan jajaran terendah (Mandor). Rencana yang disusun meliputi penggunaan alat dan bahan serta sarana prasarana yang akan digunakan dalam pekerjaan demi 61 memperlancar proses produksi. Perencanaan disusun dalam beberapa bagian berikut : a. Hasil kerja harian (HKH) Hasil kerja harian yang dibuat oleh mandor yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan. b. Hasil kerja bulanan (HKB) Hasil kerja bulanan dibuat oleh mandor dan dibantu oleh asissten yang berisikan jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, dalam 1 bulan kerja (30 hari kerja). Hasil tersebut diserahkan pada Pimpinan kebun dan dibawa ke kantor pusat kebun. c. Hasil kerja anggaran perusahaan (HAKP) tahunan Hasil kerja tahunan adalah Hasil dalam bentuk financial mengenai anggaran dalam 1 tahun dan disusun dalam bentuk Budget. Budget berisikan tentang volume kerja, jenis kegiatan, rotasi, luas lahan yang akan dikerjakan, jumlah tenaga kerja, kebutuhan alat dan bahan dalam 12 bulan. 3.6.2. Pengorganisasian (organizing) Organisasi merupakan pengelompokan orang-orang (pekerja) yang memiliki pekerjaan yang sama serta tujuan yang sama. Organisasi dalam suatu pekerjaan sangat penting untuk dilaksanakan, sehingga masing-masing orang (pekerja) dapat bekerja sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Struktur organisasi yang djalankan secara baik dan benar akan memberikan hasil yang memuaskan dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. PT. Suryabumi 62 Tunggal Perkasa menyusun dan mejalankan system organisasi yang terdiri atas tugas, tanggung jawab dan wewenang dari masing-masing personil yang terdapat dalam struktur Organisasi. Struktur organisasi serta tanggung jawab masing – masing personil dapat dilihat pada sub bab 2.3.4 yang sudah diuraikan sebelumnya. 3.6.3. Pelaksanaan (actuating ) Pelaksanaan kegiatan di kebun merupakan tanggung jawab dari pimpinan kebun kemudian dilimpahkan kepada asisten/pengawas . Dalam urusan dikantor, Asisten dibantu oleh mandor sedangkan untuk kegiatan dilapangan dibantu oleh mandor perawatan. Mandor perawatan mengawasi dan mengatur karyawan yang bekerja di lapangan. Dalam melaksanakan kegiatan dilapangan asisten berpedoman kepada rencana kerja bulanan yang telah disetujui pihak kebun dan berdasarkan kebijakan teknis agronomi yang dikeluarkan perusahaan. Kegiatan lapangan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa dimulai pagi hari pukul 06.30 WIB. Setiap pagi asisten memberikan pengarahan tentang teknis pekerjaan yang akan dilaksanakan kepada karyawan dan mengevaluasi hasil kerja yang telah dilaksankan. Mandor perawatan memberikan pengarahan kembali kepada para karyawan dan mengawasi para karyawan. Untuk mendorong dan memacu peningkatan kinerja karyawan dalam mengerjakan pekerjaan dilapangan perlu adanya motivasi agar karyawan melaksanakan tugasnya dengan baik dan benar serta bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaannya. 63 3.6.4. Pengawasan (Controlling ) Pengawasan merupakan unsur dasar manajemen yang harus dilaksanakan untuk mengetahui hasil pekerjaan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan dilakukan. Pengawasan dilakukan oleh tingkat tertinggi perusahaan yaitu Estate Manejer (Pimpinan) sampai tingkat terendah yaitu mandor. Pengawasan dilakukan pada setiap bentuk pekerjaan baik di lapangan. Pengawasan dilakukan dengan mengamati pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja dan memastikan pekerjaan tersebut telah sesuai dengan instruksi yang telah di berikan. Pengawas berhak memberikan tindakan kepada pekerja yang melakukan kesalahan atau bekerja tidak sesuai dengan ketentuan yang di tetapkan. Tindakan dapat berupa teguran atau peringatan baik secara lisan ataupun tulisan. Kegiatan evaluasi dilakukan 1 kali dalam seminggu, dimana semua staf berkumpul dan membicarakan tentang hasil kerja dari masing-masing bidang. Dalam kegiatan ini di lakukan diskusi untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh bagian-bagian tertentu, dan bagian lainnya berhak memberikan solusi untuk memecahkan masalah tersebut. 64 IV. METODOLOGI PELAKSANAAN 4.1. Tempat dan waktu Dalam pelaksanaan PKPM-2 ini, mahasiswa melakukannya diperkebunan PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, Kota Baru, Kalimantan Selatan. Kegiatan ini dimulai dari tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015. 4.2. Metode pelaksanaan a. Bekerja sendiri Dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan mahasiswa mengerjakannya sendiri tetapi masih dalam pengawasan pembimbing lapang. Mahasiswa dituntut untuk lebih mandiri dalam mengerjakan suatu kegiatan. Kegiatan yang dilakukan masih dalam ruang lingkup atau afdeling. b. Demonstrasi Metode ini dilakukan apabila suatu pekerjaan tidak dapat dilakukan oelh mahasiswa karena berbagai faktor penghambat seperti faktor keselamatan dan ketersediaan alat ataupun bahan. Hal ini dilakukan sesuai dengan kondisi dan pertimbangan dari pembimbing lapang. c. Bekerja bersama karyawan Mahasiswa mengerjakan setiap kegiatan yang telah disepakati bersama dengan karyawan. Hasil dari pekerjaan tersebut akan dinilai oleh pembimbing lapang yang mengkoordinir setiap kegiatan. d. Pengamatan Metode ini dilakukan dengan cara mengamati suatu kegiatan atau hal-hal yang dianggap penting. Metode ini dilakukan apabila kondisi tempat atau 65 peralatan tidak memungkinkan mahasiswa untuk melakukan kegiatan tersebut dengan alasan tertentu, misalnya faktor keselamatan. e. Diskusi Kegiatan diskusi dilakukan dengan dosen pembimbing atau dengan pihakpihak tertentu untuk mengetahui informasi tertentu. Informasi tersebut dapat berupa pengetahuan tentang manajemen perusahaan atau kegiatan-kegiatan yang tidak dilakukan oleh mahasiswa. 4.3. Pengumpulan data dan informasi Data yang dilkumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. a. Data primer Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan tanya jawab langsung dengan karyawan, mandor, Asisten dan Estate Manager serta pihak yang terkait dengan laporan ini dan masalah-masalah lain yang ada hubungannya dengan perusahaan serta data yang berasal dari PT. Suryabumi Tunggal Perkasa dalam bentuk buku panduan dan penunjang. b. Data sekunder Data sekunder diperoleh dari buku-buku penunjang seperti Budidaya dan Pasca Panen Kelapa Sawit, Gulma teknik pengendalian-nya, Manajemen, Pemasaran dan Literatur lain yang berhubungan dengan tanaman kelapa sawit lainnya. Informasi yang dikumpulkan diantaranya berupa gambaran umum Perusahaan mengenai sejarah perusahaan, keadaan iklim dan tanah perusahaan, organisasi perusahaan, sumber daya perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan. 66 4.4. Analisis Data dan Informasi Analisa data yang dilakukan menyangkut aspek manajemen, aspek teknis di lapangan serta aspek finansial. Data dan informasi yang telah terkumpul diolah, setelah dianalisa dengan cara diskusi dengan pembimbing lapang maupun hasil pengamatan yang terdapat di lapangan dan buku-buku panduan. 67 V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa hasil Kegiatan pengendalian gulma yang dilakukan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa meliputi kegiatan – kegiatan berupa: babat manual, semprot anak kayu, garuk TPH, semprot piringan dan pasar pikul, dan garuk piringan. Secara rinci, hasil dari pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang dimaksud diuraikan sebagaimana dirincikan pada bagian dibawah ini. 5.1.1. Babat manual - Luas : 5,05 Ha - Frekuensi pertahun : 1 x 1 tahun - Lokasi : Divisi III Untuk kegiatan babat manual ini tidak menggunakan bahan, karena kegiatan tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan alat – alat. Adapun alat yang digunakan untuk babat manual dapat dilihat pada Tabel 7 sebagai berikut : Tabel 7. Penggunaan alat babat manual No 1 2 Nama Bahan Parang Batu Asah Satuan Unit Unit Total Keterangan : Usia ekonomis 1 tahun Jumlah 5 5 Harga (Rp) 60.000 16.136 Biaya (Rp) 300000 80680 380680 Adapun biaya tenaga kerja yang diperoleh untuk babat manual dapat dilihat pada Tabel 8 : 68 Tabel 8. Penggunaan tenaga kerja babat manual Jenis sub Waktu No Satuan Kegiatan Pelaksanaan Babat 07 : 30 s/d 1 HK Manual Selesai Total Jumlah Harga (Rp) Biaya (Rp) 5 74.800 374.000 374.000 Adapun rekapitulasi biaya yang dikeluarkan pada kegiatan babat manual dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rekapitulasi biaya babat manual untuk luasan 5,05 ha No Jenis biaya 1. 2. 3. Biaya bahan Biaya alat Biaya Tenaga Kerja Total biaya Biaya (Rp) 380.680 374.000 754.680 Biaya per ha Biaya per tanaman 150.936 222 Biaya pengendalian gulma dengan cara babat manual per Blok dan Divisi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Biaya babat manual Divisi No Biaya per ha (Rp) 1. 150.936 Biaya per blok Biaya Divisi (luas = 5,05 ha) (Rp) 754.680 (luas =610,07 ha) (Rp) 92.081.526 69 5.1.2 Semprot anak kayu - Luas : 53 Ha - Frekuensi pertahun : 2 x 1 tahun - Lokasi : Divisi IV Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan semprot anak kayu dapat di lihat pada Tabel 11. Tabel 11. Penggunaan bahan semprot anak kayu No Nama bahan 1. Garlon 670 EC Satuan Jumlah Liter 1,96 Harga (Rp) 62.750 Biaya (Rp) 122.990 Total 122.990 Adapun alat yang dipakai pada kegiatan semprot anak kayu dapat di lihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penggunaan alat semprot anak kayu No Nama Alat Satuan Jumlah Harga Biaya (Rp) 1 Jerigen Buah 1 (Rp) 20.000 2 3 4 Gayung Takar Buah 1 30.000 Solo Sprayer Dumtruck Buah Unit 9 1 133.333 17.672.667 Total Keterangan : usia ekonomis yang dipakai 1 tahun 20.000 30.000 1.199.997 17.672.667 18.922.664 Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan semprot anak kayu dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penggunaan tenaga kerja semprot anak kayu No Jenis sub kegiatan Waktu pelaksanaan Harga Satuan Jumlah Biaya 1 Penyemprot 07 : 30 s/d selesai HK 9 (Rp) (Rp) 74.800 673.200 2 Pendosis 07 : 30 s/d selesai HK 1 74.800 Total 74.800 748.000 70 Adapun Rekapitulasi biaya yang digunakan pada kegiatan semprot anak kayu dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Rekapitulasi biaya semprot anak kayu untuk luasan 53 ha No Jenis biaya 1. 2. 3. Biaya bahan Biaya alat Biaya Tenaga Kerja Total biaya Biaya (Rp) 122.990 18.922.664 748.000 19.793.654 Biaya per ha Biaya per tanaman 373.465 2.746 Biaya pengendalian semprot anak kayu per Blok dan Divisi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Biaya semprot anak kayu Divisi Biaya per Blok No Biaya per ha (luas = 30,65 ha) (Rp) 1 373.465 11.446.702 Biaya Divisi (luas =558,25 ha) (Rp) 208.486.836 71 5.1.3 Garuk TPH - Luas : 30,49 Ha - Frekuensi pertahun : 1 x 1 tahun - Lokasi : Divisi III Untuk kegiatan garuk TPH ini tidak menggunakan bahan, karena kegiatan tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan alat – alat. Adapun alat yang digunakan pada kegiatan garuk TPH dapat di lihat pada Tabel 16. Tabel 16. Penggunaan alat garuk TPH Nama No Satuan Alat 1 Cangkul Buah Harga (Rp) 35.000 Jumlah 1 Total Keterangan : Usia ekonomis yang dipakai 1 tahun Biaya (Rp) 35.000 35.000 Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan garuk TPH dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Penggunaan tenaga kerja garuk TPH Jenis Waktu No Satuan Kegiatan Pelaksanaan 07 : 30 s/d 1 Garuk TPH HK Selesai Total Jumlah Harga (Rp) Biaya 1 74.800 74.800 (Rp) 74.800 Adapun rekapitulasi biaya pada kegiatan garuk TPH dapat dilihat pada Tabel 18. 72 Tabel 18. Rekapitulasi biaya garuk TPH untuk luasan 30,49 ha No Jenis biaya 1. 2. 3. Biaya bahan Biaya alat Biaya Tenaga Kerja Total biaya Biaya (Rp) 35.000 74.800 109.800 Biaya per ha Biaya per TPH 34.313 15.686 Biaya garuk TPH per blok dan Divisi dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Biaya garuk TPH Divisi Biaya per Blok No Biaya per ha (luas = 30,49 ha) (Rp) 1 34.313 1.046.203 Biaya Divisi (luas = 610,07 ha) (Rp) 20.933.332 73 5.1.4. Semprot piringan dan pasar pikul - Luas : 28,71 Ha - Frekuensi pertahun : 3 x 1 tahun - Lokasi : Divisi III Adapun bahan yang digunakan pada kegiatan semprot piringan dan pasar pikul dapat di lihat pada Tabel 20. Tabel 20. Penggunaan bahan semprot piringan dan pasar pikul Harga No Nama Bahan Satuan Jumlah (Rp) 1 2 Kleenup 480 SL Starane 290 EC Liter Liter Total 5 1 41.076 141.026 Biaya (Rp) 205.380 141.026 346.406 Adapun alat yang dipakai pada kegiatan semprot piringan dan pasar pikul dapat di lihat pada Tabel 21. Tabel 21. Penggunaan alat semprot piringan dan pasar pikul Harga No Nama Bahan Satuan Jumlah (Rp) 20.000 1 Jerigen Buah 1 30.000 2 Gayung Takar Buah 1 133.000 3 Solo Sprayer Buah 7 17.672.666 4 Dumtruck Unit 1 Total Keterangan : usia ekonomis yang dipakai 1 tahun Biaya (Rp) 20.000 30.000 931.000 17.672.666 18.653.666 Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan semprot piringan dan pasar pikul dapat dilihat pada Tabel 22. 74 Tabel 22. Penggunaan tenaga kerja semprot piringan dan pasar pikul Jenis Sub Harga Waktu No Satuan Jumlah Kegiatan (Rp) Pelaksanaan 1 Penyemprot 07 : 30 s/d HK 7 74.800 selesai 2 Pendosis 07 : 30 s/d HK 1 74.800 selesai Total Biaya (Rp) 523.600 74.800 598.400 Adapun rekapitulasi biaya pada kegiatan semprot piringan dan pasar pikul dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Rekapitulasi biaya semprot piringan dan pasar pikul untuk luasan 28,71 ha No 1 2 3 Biaya Bahan Biaya Alat Biaya Tenaga Kerja Total Biaya Biaya (Rp) 346.406 18.653.666 598.400 19.598.472 Biaya per ha Biaya per Tanaman 682.636 5.019 Jenis Biaya Biaya pengendalian semprot piringan dan pasar pikul per Blok dan Divisi dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Biaya semprot piringan dan pasar pikul Divisi Biaya per Blok No Biaya per ha (luas = 30,03 ha) (Rp) 1 682.636 20.499.559 Biaya per Divisi (luas = 610,07 ha) (Rp) 416.455.745 75 5.1.5. Garuk Piringan - Luas : 30,49 Ha - Frekuensi pertahun : 1 x 1 tahun - Lokasi : Divisi III Untuk kegiatan garuk piringan ini tidak menggunakan bahan, karena kegiatan tersebut dilakukan secara manual atau menggunakan alat – alat. Penggunaan alat yang digunakan dalam kegiatan garuk piringan dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Penggunaan alat garuk piringan No 1 Nama Alat Cangkul Satuan Jumlah Buah 6 Total Keterangan : usia ekonomis yang dipakai 1 tahun Harga (Rp) 35.000 Biaya (Rp) 210.000 210.000 Adapun biaya tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan garuk piringan dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Penggunaan tenaga kerja garuk piringan Jenis Sub Waktu No Satuan Jumlah Kegiatan Pelaksanaan 07 : 30 s/d 1 Garuk Piringan HK 6 selesai Total Harga (Rp) Biaya (Rp) 75.000 450.000 450.000 Adapun rekapitulasi biaya pada kegiatan garuk piringan dapat dilihat pada Tabel 27. 76 Tabel 27. Rekapitulasi biaya garuk piringan untuk luasan 30,49 ha No Jenis biaya 1. 2. 3. Biaya bahan Biaya alat Biaya Tenaga Kerja Total biaya Biaya (Rp) 210.000 450.000 660.000 Biaya per ha Biaya per tanaman 340.000 2.500 Biaya garuk piringan per Blok dan Divisi dapat dilihat pada Tabel 28. Tabel 28. Biaya garuk piringan Divisi Biaya per Blok No Biaya per ha (luas = 30,49 ha) (Rp) 1 340.000 10.365.000 Biaya Divisi (luas = 610,07 ha) (Rp) 214.737.500 5.2. Analisis Manajemen Dalam pelaksanaan pengendalian gulma, diperlukan organisasi kerja yang rapi agar diperoleh hasil yang baik. Beberapa hal yang penting dalam organisasi kerja adalah sistem organisasi, kebutuhan tenaga kerja, peralatan, dan bahan, pembagian acak, pengawasan, serta pembinaan tenaga kerja (Barus, 2007). a. Sistem organisasi Sistem organisasi yang digunakan di PT. Suryabumi Tungggal Perkasa ialah sistem sentralisasi. Sistem sentralisasi adalah sistem organisasi yang membentuk satu organisasi kerja spraying dalam satu kebun yang terdiri atas beberapa divisi. Komando langsung dipegang oleh manajer kebun. Dalam sistem sentralisasi, penggunaan tenaga pengawas lebih sedikit dan tenaga penyemprotan lebih berpengalaman dengan berbagai kondisi areal perkebunan. Namun, 77 kelemahan sistem ini adalah tenaga penyemprotan kurang menguasai lapangan karena selalu berpindah-pindah dan rotasi penyemprotan sering terlambat. Selain itu, sistem ini memerlukan transportasi khusus untuk mobilisasi karyawan, peralatan kerja, dan bahan-bahan. b. Kebutuhan tenaga kerja, peralatan dan bahan Kebutuhan tenaga kerja dihitung berdasarkan luasan areal yang akan disemprot dan standar prestasi kerja karyawan. Kebutuhan peralatan semprot dihitung berdasarkan standar yang telah ditentukan masing-masing perkebunan, misalnya satu unit sprayer untuk sepuluh hektar areal. Kebutuhan bahan-bahan (herbisida) tergantung pada dosis herbisida yang digunakan, jenis gulma sasaran, luas areal, serta jenis alat yang digunakan. c. Pembagian ancak Ancak adalah batasan atau luas areal yang harus dikerjakan oleh setiap penyemprot. Pada masing-masing ancak, bagian yang telah disemprot akan ditandai sesuai dengan prestasi kerja harian. Hal ini bertujuan untuk memperkecil kemungkinan areal tersemprot ulang atau sama sekali tidak tersemprot, meningkatkan ketepatan perhitungan pemakaian bahan-bahan, meningkatkan ketepatan perhitungan luas areal yang sebenarnya di lapangan. d. Pengawasan Untuk memudahkan pengawasan, setiap kegiatan penyemprotan harus dibuatkan laporan pekerjaan dan peta kerja mengenai penggunaan bahan-bahan, tenaga kerja, peralatan, prestasi kerja, lokasi kerja, dan hal-hal lain yang diperlukan. Kelengkapan laporan dan peta kerja akan sangat membantu proses 78 pengawasan maupun pembuatan rencana kerja selanjutnya. Dalam proses pengawasan, hal yang terpenting adalah tindakan kelanjutan pekerjaan agar pekerjaan pengendalian gulma benar-benar tuntas. e. Pembinaan tenaga kerja Faktor penentu keberhasilan aplikasi herbisida dalam pengendalian gulma di perkebunan adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai tenaga pelaksana. Tampa didukung oleh pengetahuan yang memadai mengenai berbagai aspek aplikasi herbisida, disiplin, serta kerja keras maka efektivitas dan efisiensi tidak akan tercapai. Tenaga pelaksana yang terlibat langsung dalam proses aplikasi herbisida terdiri atas berbagai tingkatan, mulai dari unsur pimpinan kebun (manajer dan asistennya) sampai dengan mandor satu. Mereka semua harus ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pekerjaan. Pembinaan yang diberikan kepada semua unsur pimpinan tersebut terutama menyangkut semua aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan aplikasi herbisida, yaitu pengenalan jenis-jenis gulma dan pengaruhnya terhadap tanaman perkebunan, pengetahuan tentang jenis, dosis, dan teknik aplikasi herbisida, pemakaian alat aplikasi yang tepat , dan sebagainya. Pembinaan yang perlu diberikan kepada mandor lapangan dan karyawan penyemprot, terutama mengenai masalah-masalah teknik, yaitu kalibrasi alat, cara pencampuran, pemakaian dan perawatan alat aplikasi, serta masalah pengamanan dan keamanan kerja. 79 5.3. Pembahasan 5.3.1. Aspek manajemen Ditinjau dari segi aspek manajemen, berdasarkan hasil yang didapat dalam manajemen pengendalian gulma, seperti perencanaan, terlebih dahulu ditentukan apa yang ingin dicapai, mengapa itu harus dilakukan, dimana itu akan dilakukan, bagaimana teknik-teknik pengerjaannya, dan bagaimana cara pengawasannya. Tidak jarang sistem pengelolaan di perkebunan berbanding miring atau tidak sesuai dengan apa yang ada di teori. Perkebunan lebih melihat kondisi di lapangan yang tujuannya untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan menghemat biaya, penggunaan tenaga dan alat dan bahan yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan, dan pada saat yang kritis terkadang manager harus memberikan keputusan yang tepat dan cepat melihat pada kondisi yang mendesak ataupun memilih antara 2 pilihan seperti penggunaan tenaga kerja borongan dan melihat hasil dari pekerjaannya terkadang kurang efektif tetapi dapat mengefisienkan biaya sehingga dapat menekan cost. Berdasarkan kutipan dari Aqilah’s Plant Hospital (2011) menyatakan bahwa pengendalian gulma memerlukan strategi yang khas untuk setiap kasus. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan pengendalian gulma antara lain sebagai berikut : Jenis gulma dominan Tanaman budidaya utama Alternatif pengendalian yang tersedia Dampak ekonomi dan ekologi 80 Pengendalian gulma bertujuan untuk mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman pokok. Pengendalian gulma akan jadi mahal apabila penggunaan tenaga kerja dan herbisida tidak diawasi. Adapun cara yang dipakai PT. Suryabumi Tunggal Perkasa adalah sebagai berikut : Babat manual Kegiatan babat manual dilakukan dengan cara memotong tengah batang kayu dengan menggunakan parang kemudian memotong bawah batang kayu dengan meninggalkan 10 - 20 cm batang dari permukaan tanah. Hal ini dilakukan untuk anak kayu yang diameter batang >10 cm dan pohon tinggi. Gulma yang diberantas antara lain sejenis perdu dan jenis keladi (Talas). Anak kayu yang diameter batangnya kecil, pohonnya langsung di tebang. Intensitas kegiatan babat manual anak kayu dilakukan 1 x 1 tahun. Kegiatan babat anak kayu merupakan kegiatan untuk mencegahnya tumbuhnya tanaman yang apabila tidak dikendalikan akan tumbuh besar dan tingginya dapat menyaingi tanaman pokok. Gulma yang dikendalikan dalam kegiatan babat manual ini ialah gulma rumputan seperti anak bambu (Bambusa vulgaris Schard) dan gulma berdaun lebar seperti rimbang – rimbangan (Solanum torvum). Semprot anak kayu Kegiatan ini sama halnya dengan babat manual anak kayu, hanya saja pengendalian anak kayu dilakukan dengan cara kimia yakni memakai herbisida Garlon 670 EC. Penyemprotan anak kayu harus dilakukan dengan benar, batang dan daun yang disemprot harus basah dan merata. Bukan anak kayu saja yang dikendalikan pada kegiatan semprot anak kayu ini, termasuk didalamnya gulma jenis rumputan seperti rumput panic (Chrytococcum accrescens), rumput lilit kain 81 (Centotheca lappacea) dan rumput pakisan (Axonopus compressus). Intensitas kegiatan semprot anak kayu dilakukan 2 x 1 tahun dengan menggunakan herbisida Garlon 670 EC dan konsentrasi 35 cc/ 15 liter air. Garuk TPH Kegiatan garuk TPH dilakukan untuk merawat tempat pengumpulan hasil agar pemanen tidak sulit untuk menyusun janjangan hasil panen. Selain itu, garuk TPH akan membantu pemuat TBS ke Dumtruck dalam hal penggarukan brondol. Perawatan TPH dilakukan secra manual dan kimia. Perawatan secara manual dilakukan pada areal yang belum dibuat Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) nya atau tidak jelas keberadaannya. Rawat TPH secara manual meliputi penggarukan vegetasi yang ada di permukaan tanah seluas 4 x 6 m, serta perataan tinggi permukaan tempat pengumpulan hasil. Berdasarkan pengamatan dilapangan, gulma yang sering tumbuh pada TPH yang tidak terawat ialah jenis gulma berdaun sempit seperti rumput jampang (Eleuisine indica) dan gulma berdaun lebar seperti jarong (Stachytarpete indica). Semprot piringan dan pasar pikul Semprot piringan dan pasar pikul bertujuan untuk membersihkan pokok kelapa sawit dari gulma yang berada dipiringan pokok sawit. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menyemprot gulma yang ada dipiringan pokok kelapa sawit. Penyemprotan dilakukan dengan T5 antara lain tepat sasaran, tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, dan tepat guna. Pada saat kegiatan berlangsung herbisida tidak boleh kena pada pada tanaman pokok. Untuk mencegahnya terlebih dahulu dirasakan kemana arah angin berhembus. Hal ini di terapkan agar tercegahnya kontak fisik antara pekerja dan pokok kelapa sawit. Jenis gulma yang kerap 82 tumbuh disekitar piringan kelapa sawit ialah gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit seperti babadotan (Ageratum conyzoydes), rumput pakisan (Axonopus compressus), rumput panic (Chrytococcum accrescens) serta rumput jampang (Eleusine indica). Intensitas kegiatan ini dilakukan 3 x 1 tahun dengan menggunakan herbisida Kleenup 480 SL dan dosis 3 liter/ hektar, dicampur dengan Starane 290 EC dan dosis 200 ml/ hektar. Garuk Piringan Kegiatan garuk piringan dilakukan pada areal yang banyak ditumbuhi oleh gulma jenis kentosan (anak sawit) pada sekitar batang tanaman kelapa sawit. Adanya kegiatan garuk piringan atau perawatan piringan manual disebabkan adanya Blok Klaim (blok yang ditahan masyarakat) yang mana keberadaan blok tersebut tidak diperbolehkan untuk dikelola oleh perusahaan. Karena tidak adanya kegiatan di blok yang ditahan tersebut, maka buah akan membusuk dan brondolan akan menumpuk di batang maupun di sekitaran tanaman kelapa sawit. Hal tersebut akan menimbulkan banyaknya kentosan (anak sawit) yang tumbuh di sekitar tanaman kelapa sawit. Pengendalian kentosan yang telah menumpuk dan janjangan busuk tidak dapat dikendalikan dengan cara kimia, melainkan garuk piringan atau perawatan piringan manual. Lebar piringan yang dibersihkan ialah + 150 cm dari batang tanaman kelapa sawit. Untuk per batangnya dihargai Rp. 2.500 oleh perusahaan. Frekuensi kegiatan garuk piringan ini adalah 1 x 1 tahun. 5.3.2. Aspek biaya Adapun rekapitulasi biaya pengendalian gulma untuk 1 kali aplikasi dapat dilihat pada Lampiran 4 halaman 90. 83 VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah melaksanakan tugas akhir selama ± 3 bulan yang dimulai pada tanggal 16 Maret 2015 sampai dengan 13 Juni 2015, di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, Desa Kamboyan, Kecamatan Hampang, Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan Selatan, dapat diambil kesimpulan antara lain: 1.) Tugas akhir yang telah dilaksanakan di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, telah memberikan pengalaman kerja dan pengalaman belajar bagi penulis serta menambah keterampilan tentang pembangunan pertanian pada umumnya dan perkebunan pada khususnya untuk mempersiapkan diri memasuki dunia kerja, serta memberikan pandangan yang lebih luas bagi penulis tentang aspek-aspek kegiatan perkebunan dan manajemen perkebunan. 2.) Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan khususnya pada kegiatan “ Manajemen Pengendalian Gulma “ di PT. Suryabumi Tunggal Perkasa, Intan Estate, dan mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan masyarakat sekitar. 3.) Penulis dapat mengetahui teknik pengendalian gulma yang tepat, dan menganalisa kebutuhan herbisida yang akan diaplikasikan ke lapangan. 84 6.2 Saran 6.2.1 Saran untuk Perusahaan Hubungan antara staf dengan karyawannya agar lebih diperbaiki lagi karena kenyamanan dalam bekerja itu dapat kita rasakan apabila hubungan sesama terjalin dengan baik. Hal tersebut bisa didapat baik dengan mengadakan berbagai acara seperti olahraga (pertandingan), perkumpulan, kegiatan pengajian, dan lain-lain. 6.2.2 . Saran untuk Politeknik Pertanian Politeknik Pertanian Universitas Andalas agar bisa mengusahakan dan memelihara suatu jalinan kerja sama dengan perusahaan untuk mempererat hubungan serta membuka lowongan kerja kepada mahasiswa selepas menamatkan diri dari bangku kuliah. Bagi mahasiswa yang melakukan tugas akhir harus aktif dan kreatif selama melaksanakan kegiatan dan lebih bermasyarakat lagi dengan karyawan di sekitar kebun dan pabrik. 85 DAFTAR PUSTAKA Adi. S.,P. 2014. Kaya dengan bertani kelapa sawit. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. 146 hal. Aqilah. 2011. Defenisi, Macam, dan Pengendalian http://planthospital.blogspot.com/2011/08/definisi-macam-danpengendalian-gulma.html. (09 Agustus 2015) Gulma. Barus, E. 2007. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Kanisius. Yogyakarta. 91 hal. Lubis. R.,E. dan Widanarko. A. 2011. Kelapa sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta Selatan. 296 hal. Mangunsoekarjo, S. dan Semangun, H. 2005. Manajemen Kelapa Sawit Gajah Mada Universiti Press. Yogyakarta. Rogomulyo, R. 2012. Pengelolaan Gulma. https://ocw.ipb.ac.id/file.php/14/Pengendalian_Gulma/BAB1_Pengertian _Gulma.pdf. (20 Juli 2015) Sembodo. D.,R.,J. 2011. Gulma dan pengendaliannya. Graha Ilmu. Yogyakarta. 166 hal. Sukman, Y, dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 157 hal. Sunarko. 2013. Budidaya kelapa sawit di berbagai jenis lahan. Agromedia. Jakarta Selatan. 200 hal. Suwarto dan Octavianty. 2010. Budidaya tanaman perkebunan unggulan. Penebar Swadaya. Jakarta. 260 hal. 86 LAMPIRAN Lampiran 1. Master Blok Divisi III Intan Estate, PT. Suryabumi Tunggal Perkasa Master Blok Divisi III INTAN Blok Tahun Tanam Luas Jenis Tanah Kelas Tanah Jenis Bibit H0031 2006 26,89 2.048 H0032 2006 25,52 4.185 76 Mineral S2 SOCF 164 Mineral S2 SOCF H0033 2006 23,65 4.068 H0034 2007 15,17 4.119 172 Mineral S2 SOCF 272 Mineral S2 SOCF H0035 2007 20,04 H0036 2007 19,74 3.810 190 Mineral S2 SOCF 3.269 166 Mineral S2 SOCF H0037 2006 24,39 3.711 152 Mineral S2 SOCF H0038 H0039 2006 24,67 4.162 169 Mineral S2 PPKS 2006 28,84 4.115 143 Mineral S2 PPKS H0040 2006 30,04 3.756 125 Mineral N PPKS I0028 2007 5,05 3.624 718 Mineral N PPKS I0030 2005 14,45 3.358 232 Mineral N PPKS I0031 2005 29,63 3.474 117 Mineral S2 PPKS I0032 2005 28,65 3.435 120 Mineral S2 PPKS I0033 2005 30,03 4.095 136 Mineral S2 PPKS I0034 2005 26,83 4.241 158 Mineral S2 PPKS I0035 2007 28,17 4.315 153 Mineral S2 PPKS I0036 2007 28,61 3.575 125 Mineral S2 SOCF I0037 2005 23,02 2.154 94 Mineral N PPKS I0038 2005 26,5 2.846 107 Mineral N PPKS I0039 2005 29,31 2.761 94 Mineral S2 PPKS I0040 2005 28,98 667 23 Mineral S2 SOCF I0041 2006 30,49 4.036 132 Mineral S2 SOCF I0042 2006 25,35 3.962 156 Mineral S2 SOCF I0043 2007 16,05 2.109 131 Mineral S2 SOCF 610,07 85.895 TOTAL DIVISI III Jumlah Pokok Yield/Ha 87