ANALISIS MANAJEMEN RISIKO (Studi Kasus pada PT. TELKOM

advertisement
ANALISIS MANAJEMEN RISIKO
(Studi Kasus pada PT. TELKOM, KANDATEL BINJAI)
DHESI ELFRIYANTI GINTING
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Departemen Ilmu Administrasi Bisnis
Universita Sumatera Utara
ABSTRAK
PT.TELKOM, Kandatel Binjai tidak memiliki divisi manajemen risiko, pengelolaan
manajemen risiko dipusatkan pada kantor Wilayah TELKOM di Medan. Padahal manajemen
risiko ini diperlukan untuk mengatasi secara cepat dan tepat risiko yang terjadi di Binjai.
Untuk itu peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Analisis manajemen risiko
(studi kasus pada PT.TELKOM, Kandatel Binjai)”
Menurut Australaian Risk Management Standart (4360:2004), manajemen risiko
merupakan kultur, proses dan struktur yang diarahkan untuk merealisasikan peluang potensial
sekaligus mengelola dampak yang merugikan. Tujuan dari analisis manajemen risiko adalah
untuk membedakan risiko minor yang dapat diterima dan risiko mayor yang tidak dapat di
terima. Selain itu menyediakan data untuk membantu evaluasi serta penanganan risiko.
Risiko dianlisis dengan mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan perhitungan terhadap
program pengendalian yang selama ini sudah dijalankan.
Metode yang digunakan dalam menganalisis risiko adalah skema pemeringkatan risiko.
Skema ini ditentukan cara gambaran kuantitatif dan kualifikasi yang digunakan untuk istilah
“besar, sedang dan rendah”. Input untuk mengembangkan skema ini berasal dari mereka yang
berpengalaman dalam organisasi atau proyek dan mempunyai keahlian dalam bidang
tersebut. Dengan demikian di peroleh uraian yang tepat untuk nilai kemungkinan serta
dampak yang akan digunakan. Metode pengumpulan informasi ini dapat dilakukan dengan
teknik expert judgement, baik melalui metode terstruktur seperti Delphi Teqnique maupun
bentuk wawancara atau bentuk Focus Group Discussion lainya.
Risiko tertinggi di TELKOM, Kandatel Binjai yaitu risiko kepuasan pelanggan di
TELKOM Kandatel Binjai menuntut perusahaan agar lebih memperhatikan kualitas layanan
jaringan dengan lebih baik lagi. Kedua, risiko operasional menduduki posisi kedua karena
kabel berbahan tembaga di nilai tidak mampu lagi mengikuti kebutuhan masyarakat akan
internet cepat. Ketiga, risiko sumber daya manusia berada pada urutan terakhir karena
karyawan memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang cukup.
Kata kunci : analisis manajemen risiko, risiko operasional dan TELKOM Kandatel Binjai
ANALYSIS OF RISK MANAGEMENT (CASE STUDY
ON PT.TELKOM, KANDATEL BINJAI)
ABSTRACT
PT.TELKOM, Kandatel Binjai has no division of risk management, risk management
focused on TELKOM Regional office in Medan. Though risk management is necessary to
address quickly and accurately the risks that occur in Binjai. To the researchers interested in
conducting research with the title "Analysis of risk management (case study on
PT.TELKOM, Kandatel Binjai)".
According Australaian Risk Management Standard (4360: 2004), a risk management is
culture, processes and structures that are directed to realize the potential opportunities while
managing the adverse impacts. The purpose of the analysis of risk management is to
distinguish the minor risk that may be accepted and the major risks which can not be
received. Besides providing data to assist the evaluation and management of risk. Risk is
analysed by considering the consequences estimation and calculation of the control program
that has been executed.
The method used in analyzing risk is risk rating scheme . This scheme is determined
ways and quantitative description of the criteria applied to the term " large , medium and low
" . Input to develop this scheme comes from those who are experienced in the organization or
project and have expertise in that field . Thus obtained the proper description for the value of
the possibilities and the impact that will be used . This information collection method can be
done by using expert judgment , either through methods such as Delphi Teqnique well
structured interview form or other form of Focus Group Discussion.
TELKOM Binjai Kandatel’s highest risk is risk of customer satisfaction demanding that
the company pay more attention to the quality of network services with better again . Second
, operational risk came second because the cables made from copper in value no longer able
to follow the demand of fast internet. Third, the risk of human resources was ranked last
because employees have the skills and work experience are sufficient.
Key words : analysist risk management, operastional risk and TELKOM Kandatel Binjai
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan zaman yang sangat
pesat mengakibatkan adanya peningkatan
globalisasi
di
bidang
tekonologi
informasi,seperti trend 4G (LTE), di mana
informasi di tuntut ada secara cepat. Oleh
sebab itu, pihak yang ingin berkembang
senantiasa
mengikuti
perkembangan
teknologi
informasi
tersebut
untuk
memenuhi kebutuhan akan informasi.
Dengan mengikuti perkembangan teknologi
informasi kita dapat mengetahui informasi
global, pengiriman berita dan data dan
sebagainya.
Salah satu teknologi informasi
adalah Interconnected Network atau lebih
popular dengan sebutan Internet yaitu
sebuah sistem komunikasi global yang
menghubungkan komputer-komputer dan
jaringan-jaringan komputer di seluruh
dunia. Saat ini internet seperti dunia kedua
bagi manusia, hampir semua kegiatan yang
bisa dilakukan di dunia nyata juga bisa
dilakukan di dunia maya ini. Mulai dari
bergaul hingga berbisnis dan memperoleh
pendapatan tambahan. Maka dari itu, untuk
memuaskan konsumennya PT. Telkom
mengeluarkan produknya yang bernama
IndiHome.
TELKOM Group adalah satusatunya BUMN telekomunikasi serta
penyelenggara layanan telekomunikasi dan
jaringan terbesar di Indonesia. Telkom
Group melayani jutaan pelanggan di
seluruh Indonesia dengan rangkaian
lengkap layanan telekomunikasi yang
mencakup sambungan telepon kabel tidak
bergerak dan telepon nirkabel tidak
bergerak, komunikasi seluler, layanan
jaringan dan interkoneksi serta layanan
internet dan komunikasi data. TELKOM
Group juga menyediakan berbagai layanan
di
bidang
informasi,
media
dan
1
edutainment, termasuk cloud-based and
server-based managed services, layanan ePayment dan IT enabler, e-Commerce dan
layanan portal lainnya.
Banyak
kegiatan
dilakukan
PT.TELKOM untuk menjamin kualitas
produknya tetap baik, diantaranya aspek
struktural, operasional dan perawatan.
Aspek ini menuntut kualitas dan
kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia)
yang berkompeten agar tujuan dapat
tercapai. Seluruh SDM yang merupakan
kunci pelaksanaan sistem diharapkan
mampu meningkatkan soft skill dan hard
skillnya dengan berbagai pelatihan dan
pembelajaran baik secara individu maupun
kelompok, terutama di bidang teknologi
informasi yang sangat erat kaitannya
dengan kegiatan operasional perusahaan.
Kegiatan operasional ini meliputi
penanganan gangguan atas alat produksi,
keamanan aset, perubahan teknologi dan
pemeliharaan jaringan. TELKOM yang
bergerak dalam bidang layanan jaringan
serta pelayanan. Oleh karena sifat dan
karakter kegiatan operasional seperti itu,
maka risiko kerusakan properti lebih
dititikberatkan pada risiko kerusakan
infrastruktur jaringan dan kualitas layanan.
Apabila ada satu kerusakan saja yang
terjadi, maka akan mengakibatkan kualitas
dan kepuasan pelanggan atas layanan
TELKOM akan berkurang hal itu juga akan
berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Tidak
dapat
dipungkiri
bahwasannya setiap usaha mengandung
risiko yang kadang tidak sedikit. Risiko ini
akan muncul akibat sistem dan teknologi
informasi (hardware, software, network,
orang dan proses) yang tidak efektif untuk
mendukung kebutuhan informasi saat ini
dan yang akan datang secara efisien.
Dalam jurnal Sudarso Kaderi
Wiryono, Suharto. 2008 Analisis Risiko
Operasional
di
PT.Telkom
dengan
Pendekatan Metode ERM), jenis risiko
yang di alami TELKOM adalah Risiko
Teknologi Informasi/Infrastruktur Jaringan
(IT/Network Infrastructure Risk), Risiko
Sumber Daya Manusia/Kepemimpinan
(Human
Resources/Leadership
Risk),
Risiko Pengembangan Produk (Product
Development Risk), Risiko Interkoneksi
(Inter-Carrier Risk), Risiko Kepuasan
Pelanggan (Customer Satisfaction Risk),
Risiko Penurunan Merek (Brand Erosion
Risk), Risiko Fraud (Fraud Risk), Risiko
Kerjasama (Partnering Risk), Risiko
Pengadaan (Procurement Risk), Risiko
Gangguan Bisnis (Business Interuption
Risk),
Risiko
Integrasi
Informasi
(Integration Information Risk), Risiko
Kompetisi (Competition Risk), Risiko
Perencanaan Kapasitas Bisnis (Business
Capacity
Planning
Risk),
Risiko
Regulasi/Hukum/Kebijakan
Internal
(Regulation/Legal/Internal Policy Risk),
Risiko Ketersediaan Modal (Capital
Availibility Risk), Risiko Negara (Country
Risk), Risiko Inovasi Teknologi (
Technological Innovation Risk), Risiko
Bencana (Disaster Risk), Risiko Tata
Kelola Perusahaan (Corporate Governance
Risk).
Ilmu
yang
dipakai
untuk
mengantisipasi kejadian yang tidak
diinginkan di masa yang akan datang
adalah manajemen risiko. Manajemen
risiko mampu mengidentifikasi, mengukur
dan mengontrol sebuah risiko yang
mengancam perusahaan yang akan
menimbulkan
kerugian.
Dengan
pelaksanaan perlakuan risiko, perusahaan
mampu memindahkan risiko kepada pihak
lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko dan menampung sebagian
atau semua konsekuensi risiko tersebut.
Menurut Smith (dalam Pramana,
2011), manajemen risiko didefinisikan
sebagai proses identifikasi, pengukuran,
dan kontrol keuangan dari sebuah risiko
yang mengancam aset dan penghasilan dari
sebuah perusahaan atau proyek yang dapat
menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan tersebut. Dengan kata lain,
manajemen risiko adalah suatu cara dalam
mengorganisir suatu risiko yang akan
dihadapi baik itu sudah diketahui maupun
yang belum diketahui atau yang tak
terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan
risiko kepada pihak lain, menghindari
risiko, mengurangi efek negatif risiko dan
menampung
sebagian
atau
semua
konsekuensi risiko tertentu. Manajemen
risiko juga bisa di sebut suatu pendekatan
terstruktur dalam mengelola ketidakpastian
yang berkaitan dengan ancaman.
Tujuan dari analisis manajemen
risiko adalah untuk membedakan risiko
minor yang dapat diterima dan risiko mayor
yang tidak dapat di terima. Selain itu
menyediakan data untuk membantu
evaluasi serta penanganan risiko. Risiko
dianlisis
dengan
mempertimbangkan
estimasi konsekuensi dan perhitungan
terhadap program pengendalian yang
selama ini sudah dijalankan. Analisis
pendahuluan
dapat
dibuat
untuk
mendapatkan gambaran seluruh risiko yang
ada. Kemudian di susun urutan risiko yang
ada. Risiko-risiko yang kecil untuk
sementara diabaikan dulu, sedangkan risiko
yang mendapat prioritas adalah risiko yang
cukup siginifkan menimbulkan kerugian.
Risiko muncul dalam kegiatan
apapun termasuk di hampir semua aktivitas
bisnis yang dilakukan, bahkan dunia bisnis
pernah memiliki paradigma “risiko yang
tinggi, hasil tinggi” (high risk, high gain).
Namun paradigma ini tidak di pakai lagi
dalam peraturan bisnis dewasa ini karena
para pelaku bisnis dewasa ini menerapkan
manajemen risiko yang sistematis dan
struktural. Hasilnya munculah paradigma
“risiko yang rendah, hasil yang tinggi” (low
risk, high gain).
PT.TELKOM, Kandatel Binjai tidak
memiliki
divisi
manajemen
risiko,
pengelolaan manajemen risiko dipusatkan
pada kantor Wilayah TELKOM di Medan.
Padahal manajemen risiko ini diperlukan
untuk mengatasi secara cepat dan tepat
risiko yang terjadi di Binjai. Untuk itu
peneliti tertarik mengadakan penelitian
dengan judul “Analisis manajemen risiko
(studi kasus pada PT.TELKOM,
Kandatel Binjai)”.
II.
LANDASAN TEORI
1. Manajemen Risiko
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
di kutip dari (Tony Pramana, 2011), risiko
adalah “akibat yang kurang menyenangkan
(merugikan, membahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan”. Dengan kata lain,
risiko merupakan kemungkinan situasi atau
keadaan
yang
dapat
mengancam
pencapaian tujuan serta sasaran sebuah
organisasi atau individu.
Menurut
Australaian Risk Management Standart
(4360:2004), manajemen risiko merupakan
kultur, proses dan struktur yang diarahkan
untuk merealisasikan peluang potensial
sekaligus
mengelola
dampak
yang
merugikan.
Manajemen risiko adalah suatu sistem
pengawasan risiko, bahkan perlindungan
atas harta benda, keuntungan, serta
keuangan badan usaha atau perorangan atas
kemungkinan timbulnya sutau kerugian
karena adanya risiko tersebut.
Proses manajemen risiko (final draft ISO 31010:12)
Penentuan konteks





Konteks strategi
Konteks organisasi
Konteks manajemen resiko
Pengembangan kriteria
Struktur kebijakan
Identifikasi risiko
 Apa yang bisa terjadi
 Bagaimana itu bisa terjadi
Analisa risiko
Menentukan
Kemungkinan
Menentukan
Konsekuensi
Perkiraan tingkat resiko
Evaluasi Resiko


Membandingkan kembali dengan kriteria standar
Penetapan prioritas resiko
Ya
Resiko diterima
Penilaian risiko
Tidak
Penanggulangan resiko





Identifikasi penanggulangan resiko
Evaluasi pilihan penanggulangan
Memilih penanggulangan
Menyiapkan rencana penanggulangan
Implementasi penanggulangan
Pemantauan dan review
Komunikasi dan konsultasi
Penentuan Alternatif-Alternatif Kontrol
2. Analisis Manajemen Risiko
Menurut ISO 31000, (dalam Leo
J.Susilo & Victor Riwu Kaho, 2014: 134),
analisis risiko adalah upaya untuk
memahami risiko lebih dalam. Hasil
analisis risiko ini akan menjadi masukan
bagi evaluasi risiko dan untuk proses
pengambilan
keputusan
mengenai
perlakuan
terhadap
risiko
tersebut.
Termasuk dalam pengertian ini adalah cara
dan
strategi
yang
tepat
dalam
memperlakukan risiko tersebut.
3. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko ini perlu dilakukan
terhadap sumber-sumber risiko baik yang
berada di dalam kendali maupun di luar
kendali
organisasi.
Dalam
proses
identifikasi risiko, infromasi dikumpulkan
antara lain mencakup : (Leo J.Susilo &
Victor Riwu Kaho, 2014: 111)
a. Sumber risiko : stakeholders, benda
atau kondisi lingkungan yang dapat
memicu timbulnya risiko.
b. Kejadian : peristiwa yang dapat
terjadi dan berdampak terhadap
pencapaian sasaran dan target.
c. Konsekuensi : dampak terhadap aset
organisasi atau stakeholders.
d. Pemicu (apa dan mengapa) : faktorfaktor yang menjadi pemicu
timbulnya suatu peristiwa berisiko.
e. Pengendalian : langkah-langkah
antisipasi dan pencegahan yang
daapt dilaksanakan.
f. Perkiraan kapan risiko itu terjadi
dan kapan risiko itu akan terjadi.
4. Perlakuan Risiko
Secara umum, perlakuan risiko dapat
berupa salah satu dari empat perlakuan
sebagai berikut : (Leo J.Susilo & Victor
Riwu Kaho, 2014:178)
a. Menghindari
risiko
(risk
avoidance),
berarti
tidak
melaksanakan atau meneruskan
kegiatan yang menimbulkan risiko.
b. Berbagi
risiko
(risk
sharing/transfer),
yaitu
suatu
tindakan
untuk
mengurangi
kemungkinan timbulnya risiko,
antara lain dengan asuransi,
outsourcing, subcontrating dan lainlain.
c. Mitigasi
(mitigation),
yaitu
mengurangi
kemungkinan
timbulnya risiko beserta dampak
dan kemungkinannya.
d. Menerima risiko (risk acceptance),
yaitu tidak melakukan perlakuan
apapun terhadap risiko tersebut. Ini
sering di sebut dengan penyerapan,
toleransi atau retensi risiko.
III.
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian terapan (applied research) yang
berorientasi pada kegiatan menghasilkan
informasi yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan aktual dan
praktis dalam kehidupan manusia.
Penelitian terapan biasanya merujuk pada
teori-teori yang dihasilkan oleh penelitian
dasar.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di
PT.TELKOM, Jalan Cuk Nyak Dien No.8,
Binjai. Alasannya peneliti memilih tempat
ini karena peneliti tertarik manajemen
risiko di perusahaan telekomunikasi.
Penelitan dilakukan selama 2 bulan, yaitu
bulan Februari hingga Maret.
3. Informan Penelitian
Informan adalah orang dimanfaatkan
untuk memberikan informasi tentang situasi
dan kondisi latar penelitian. (Moleong :
2009). Data di peroleh melalui:
a. Informan kunci, yaitu mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai
informasi pokok yang diperlukan
dalam penelitian. Informan kunci
adalah 3 manager di PT.TELKOM,
Kandatel Binjai yaitu Kepala Kantor
Daerah
Telekomunikasi
Binjai
(KAKANDATEL) Ir. Pandapotan
Nasution,
Asisten
Manager
(maintenance and operation), Asisten
Manager (support), dan Asisten
Manager (customer and sales).
b. Informan utama, yaitu mereka yang
terlibat langsung dalam interaksi
sosial yang di teliti, yaitu beberapa
pegawai yang terkait. Informan
utama, yaitu masing-masing staf dari
unit kerja.
c. Informan tambahan, yaitu mereka
yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat
dalam interaksi sosial yang di teliti.
Informan tambahan, yaitu beberapa
pegawai outsourching. (Suyanto,
2005 : 171)
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan
melaui teknik pengumpulan data primer
(melalui teknik wawancara dan observasi)
dan teknik pengumpulan sekunder (melalui
studi kepustakaan dan studi dokumentasi).
5. Teknik Analisis Data
Skema
pemeringkatan
risiko
merupakan analisis kuantitatif yang paling
sederhana dan paling sering digunakan.
Skema pemeringkatan risiko haruslah
distandarisasikan dan digunakan dengan
konsisten untuk keseluruhan organisasi. Ini
penting untuk mendapatkan kesamaan
pemahaman
terhadap
pengertian
kemungkinan dan dampak yang akan
digunakan
Tabel teknik analisis data yang digunakan
Rumusan
Masalah
Bagaima
na
menerap
kan
analisis
manajem
en risiko
di
PT.Telk
om,
Kandatel
Binjai ?
Tujuan
Penelitian
Hipotesis
Penelitian
Untuk
mengimplem
entasikan
manajemen
risiko dalam
kantor
PT.Telkom
Kandatel
Binjai.
Sumber : hasil olahan peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
(Persero) biasa di sebut Telkom Indonesia
atau Telkom adalah perusahaan informasi
dan komunikasi serta penyedia jasa dan
jaringan telekomunikasi secara lengkap di
Indonesia. TELKOM mengklaim sebagai
perusahaan telekomunikasi terbesar di
Indonesia.
1. Identifikasi Risiko
Metode identifikasi risiko yang
digunakan adalah metode ketiga, yaitu Risk
Breakdown Structure (RBS). Sasaran
penerapan RBS adalah kejelasan pemangku
risiko dan peningkatan risiko organisasi
dalam konteks kerangka kerja yang logis
dan sistematis.
IV.
Hipotesis
Statistik
-
Teknik
Analsis
Data
Skema
pemeringka
tan risiko
a.
Uji
Hipotesis
Kesi
mpula
n
-
-
Risiko Sumber Daya Manusia
Dari keterangan seputar kegiatan
pegawai yang ada di TELKOM
Kandatel,
Binjai
maka
dapat
diidentifikasi risiko yang mungkin
terjadi, yaitu :
1) Struktur remunirisasi yang kurang
tepat
2) Kedisiplinan pegawai kurang
3) Pegawai yang lalai melaksanakan
tugas
4) Komitmen kerja yang kurang
5) Tingkat pendidikan dan keahlian
yang kurang mencukupi
6) Kepuasan
(penghargaan
dan
hukuman) pegawai rendah
7) Program kerja tahunan yang tidak
menarik
8) Pelanggaran terhadap peraturan di
kantor
9) Pegawai kunci mengundurkan diri
10) Pegawai outsourcing yang tidak
berkompeten
b. Risiko Kepuasan Pelanggan
Berikut merupakan daftar risiko
yang dapat di identifikasi adalah:
1) Pelanggan yang tidak puas
terhadap
pelayanan
pihak
TELKOM, Kandatel Binjai
2) Pelanggan yang kecewa terhadap
gangguan koneksi internet
3) Pelanggan
yang melakukan
pemutusan paket
4) Pelanggan yang menyebarkan
kekecewaan mereka melalui
media cetak dan elektronik
5) Pelanggan
yang
terlambat
membayar tagihan
6) Pelanggan yang menggunakan
kata-kata
kasar
saat
menyampaikan
keluhan
ke
kantor
7) Produk yang ditawarkan tidak
sesuai
dengan
kebutuhan
konsumen
8) Produk yang ditawarkan tidak
sesuai
dengan
kemampuan
konsumen
c. Risiko Operasional
Berikut
merupakan
risiko
operasional yang dapat diidentifikasi
yaitu:
1) Putusnya
jaringan
koneksi
internet
2) Adanya bencana yang merusak
infrastruktur jaringan yang ada di
luar
3) Pipa galpanis yang ada di rumah
pelanggan putus
4) Masyarakat yang mencuri kabel
yang ada di ODC dan ODP
5) Pemilihan supplier dan vendor
yang tidak tepat
6) Kontrak dengan vendor dan
supplier yang tidak memenuhi
syarat
7) Vendor dan supplier tidak
mampu menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab yang diberikan
oleh Kandatel Binjai
8) Manipulasi data antara pekerjaan
yang diselesaikan oleh vendor
dengan kenyataan di lapangan
9) Dinas PU yang tidak sengaja
memotong kabel bawah tanah
TELKOM saat melakukan galian
jalan.
10) Kesalahan
teknisi
dalam
melakukan pemasangan instalasi
2. Pengukuran Risiko
Risiko di ukur dengan menggunakan
metode Subjective probablility, yaitu
angka kemungkinan yang diberikan oleh
seseorang yang ahli pada kasus terkait
dan berdasarkan berbagai infromasi serta
pengalaman yang ia miliki tentang
kondisi tersebut. Cara memperolehnya
dapat dilakukan melalui teknik expert
interview dan hasilnya disebut expert
judgement. hasilnya disebut expert
judgement. Ada dua variabel yang
digunakan untuk mengukur risiko, yaitu
kemungkinan dan dampak. Berdasarkan
hasil wawancara dan diskusi yang
dilakukan maka, pemangku risiko
sepakat menetapkan besar kemungkinan
dan dampak di ukur per tahun mulai,
dengan asumsi sebagai berikut:
a. Kemungkinan (K)
1) Tidak pernah terjadi (almost
never) yaitu kejadian tidak
pernah terjadi atau peluangnya
0.01 setahun.
2) Jarang terjadi (unlikely) yaitu
jika kejadian tersebut terjadi
sekali setahun.
3) Hampir sering terjadi (possible)
yaitu jika kejadian tersebut
terjadi 3 kali dalam setahun.
4) Sering terjadi (likely) yaitu jika
kejadian tersebut terjadi setiap
bulan atau 12 kali dalam setahun.
5) Sangat sering terjadi (almost
certain) yaitu jika kejadian
tersebut terjadi lebih dari setiap
minggu atau 48 kali dalam
setahun.
b. Dampak (D)
1) Dampaknya
sangat
kecil
(minor) yaitu kejadian yang
tidak
mempengaruhi
perusahaan sama sekali karena
dampak kecil terhadap sasaran
sehingga dapat diabaikan.
2) Dampaknya kecil (moderate)
yaitu kerusakan kecil yang
mudah diperbaiki.
3) Dampaknya
cukup
besar
(severe) yaitu mempengaruhi
pencapaian beberapa sasaran
kejadian yang menyebabkan
berkurangnya
pendapatan
perusahaan.
4) Dampaknya besar (major) yaitu
sasaran-sasaran tidak dapat
tercapai
kejadian
yang
menyebabkan
berhentinya
kegiatan perusahaan.
5) Dampaknya
sangat
besar
(worse case) yaitu semua
sasaran tidak dapat tercapai
sehingga
menyebabkan
tutupnya perusahaan.
Kemungkinan dan dampak di ukur
dengan nilai sebagai berikut:
Tabel besaran nilai kemungkinan dan dampak
No.
a.
b.
c.
d.
e.
Kemungkinan
Tidak pernah terjadi
Jarang terjadi
Hampir sering terjadi
Sering terjadi
Sangat sering terjadi
Damak
Dampaknya sangat kecil
Dampaknya kecil
Dampaknya cukup besar
Dampaknya besar
Dampaknya sangat besar
Nilai
1
2
3
4
5
Sumber : hasil olahan peneliti (2015)
Berdasarkan ukuran kemungkinan
dan dampak di atas maka besaran
a) Risiko Sumber Daya Manusia
masing-masing
sebagai berikut :
risiko
Tabel Pengukuran risiko sumber daya manusia (hasil olahan peneliti)
Nama Risiko
K D Total
(KxD)
1.
Struktur remunirisasi yang kurang tepat
1 2 2
2.
Kedisiplinan pegawai kurang
1 3 3
3.
Pegawai yang lalai melaksanakan tugas
1 3 3
4.
Komitmen kerja yang kurang
1 2 2
5.
Tingkat pendidikan dan keahlian yang kurang 1 3 3
mencukupi
6.
Kepuasan (penghargaan dan hukuman) pegawai redah
2 2 4
7.
Program kerja tahunan yang tidak menarik
1 2 2
8.
Pelanggaran terhadap peraturan di kantor
1 2 2
9.
Pegawai kunci mengundurkan diri
1 3 3
10. Pegawai outsourcing yang tidak berkompeten
1 2 2
Total
26
Sumber : hasil olahan peneliti (2015)
No
b) Risiko Kepuasan Pelanggan
Tabel 4.12:Pengukuran risiko kepuasan pelanggan
K D
No.
Nama Risiko
1.
Pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan pihak 2
TELKOM, Kandatel Binjai
Pelanggan yang kecewa terhadap gangguan koneksi 4
internet
2.
4
Total
(KxD)
8
4
16
adalah
3.
4.
Pelanggan yang melakukan pemutusan berlanggan
Pelanggan yang menyebarkan kekecewaan mereka
melaui media cetak dan elektronik
5.
Pelanggan yang menggunkan ucapan kasar saat
menyampaikan keluhan ke kantor
6.
Pelanggan yang terlambat membayar tagihan
7.
Produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan
konsumen
8.
Produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan
kemampuan konsumen
Total
Sumber : hasil olahan peneliti (2015)
2
2
4
3
8
6
2
2
4
3
2
3
4
9
8
4
4
16
75
c) Risiko Operasional
No.
Nama Risiko
Tabel 4.13:Pengukuran risiko operasional
K D
1.
2.
Putusnya jaringan koneksi internet
Adanya bencana yang merusak infrastruktur jaringan
yang ada di luar
3.
Pipa galpanis yang ada di rumah pelanggan putus
4.
Masyarakat yang mencuri kabel yang ada di pinggir
jalan
5.
Pemilihan supplier dan vendor yang tidak tepat
6.
Kontrak dengan vendor dan supplier yang tidak
memenuhi syarat
7.
Vendor dan supplier tidak mampu menyelesaikan tugas
dan tanggung jawab yang diberikan oleh Kandatel Binjai
8.
Manipulasi data antara pekerjaan yang diselesaikan oleh
vendor dengan kenyataan di lapangan
9.
Dinas PU yang tidak sengaja memotong kabel bawah
tanah TELKOM saat melakukan galian jalan
10. Kesalahan teknisi dalam melakukan pemasangan
instalasi
Total
Sumber : hasil olahan peneliti (2015)
3. ANALISIS DATA
Ada 28 jenis risiko yang terdiri dari
risiko sumber daya manusia, risiko
kepuasan pelanggan dan risiko
4
2
5
5
Total
(KxD)
20
10
2
2
2
4
4
8
1
1
3
2
3
2
1
4
4
1
3
3
2
3
6
1
2
2
62
operasional di TELKOM Kandatel,
Binjai.
Grafik jenis-jenis risiko Kandatel per segmen , Binjai
Grafik Jenis-Jenis Risiko TELKOM
Kandatel Binjai
K
5
E
4.5
M
4
U
3.5
N
3
K
2.5
2
I
1.5
N
1
A
0.5
N
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
risiko sumber daya
1.2
manusia
1.3
1.3
1.2
1.3
2.2
1.2
1.2
1.3
1.2
risiko kepuasan
pelanggan
2.4
4.4
2.4
2.3
2.2
3.3
2.4
4.4
risiko operasional
4.5
2.5
2.2
2.4
1.3
1.2
1.4
1.3
2.3
1.2
D
A
M
P
A
K
Sumber : hasil olahan peneliti (2015)
Dari grafik di atas dapat terlihat
peringkat risiko yang tertinggi yaitu
risiko kepuasan pelanggan, kemudian
risiko operasional dan terakhir risiko
sumber daya manusia.
Persentase tingkat risiko Kandatel, Binjai
PERSENTASE TINGKAT RISIKO
TELKOM KANDATEL BINJAI
38%
16%
46%
Risiko Sumber Daya
Manusia (26)
Risiko Kepuasan
Pelanggan (75)
Risiko Operasional (62)
Sumber : hasil olahan peneliti (2015)
Pertama, tingginya risiko kepuasan
pelanggan di TELKOM Kandatel Binjai
menuntut perusahaan lebih memperhatikan
kualitas layanan jaringan dengan lebih baik
lagi. Kedua, risiko operasional menjadi
penyebab utama tingginya risiko kepuasan
pelanggan. Ketiga, risiko sumber daya
manusia berada pada urutan terakhir.
Artinya , seluruh pegawai di TELKOM
Kandatel Binjai memilki kompetensi,
disiplin dan komitmen kerja yang baik
sehingga jarang terjadi pelanggan yang
fatal.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
TELKOM Kandatel Binjai tidak
memiliki divisi khusus manajemen risiko,
sehingga kebijakan yang dibuat belum
mampu efektif dan efisien dalam
mengelola risiko yang ada. Padahal,
manajemen risiko itu sangat penting saat
ini untuk mengantisipasi perubahan yang
terjadi di masa depan.
Tujuan dari analisis risiko adalah
melakukan
analisis
dampak
dan
kemungkinan semua risiko yang dapat
menghambat
tercapainya
sasaran
organisasi, juga semua peluang yang
mungkin dihadapi organisasi.
Ada dua variabel yang terpenting
dalam
menganalisis
risiko
yaitu
kemungkinan dan dampak. Kemungkinan
adalah peluang terjadinya sesuatu,
sedangkan dampak adalah akibat yang
ditumbulkan dari pengaruh suatu tindakan
dan atau kejadian.
Risiko tertinggi yaitu risiko
kepuasan pelanggan di TELKOM
Kandatel Binjai menuntut perusahaan
agar lebih memperhatikan kualitas
layanan jaringan dengan lebih baik lagi.
Kedua, risiko operasional menduduki
posisi kedua karena kabel berbahan
tembaga di nilai tidak mampu lagi
mengikuti kebutuhan masyarakat akan
internet cepat. Pergantian bahan tembaga
menjadi fiber (optic) diharapkan dapat
memenuhi harapan pelanggan untuk
memiliki koneksi cepat (4G=LTE). Bahan
ini lebih tahan terhadap serangan cuaca
yang sering menggangu kecepatan
internet. Kecepatan 10Mbps per detik
akan mengurangi keluhan konsumen soal
jaringan yang lambat. Ketiga, risiko
sumber daya manusia berada pada urutan
terakhir karena karyawan memiliki
keahlian dan pengalaman kerja yang
cukup.
Jadi,
dengan
menerapkan
manejemen risiko, perusahaan dapat
mengetahui besaran risiko dan bagaimana
tindakan yang harus dilakukan untuk
mencegah risiko tersebut terjadi lagi di
masa depan.
2. SARAN
TELKOM
Kandatel
Binjai
sebaiknya tidak mencontoh manajemen
risiko melalui panduan dari Witel (Wilayah
Telkom) Medan yang telah memiliki
manajemen risiko tersendiri berbasis COSO
Enterprise Risk Management. Karena, ada
perbedaan hal-hal yang dihadapai oleh
Witel dan Kandatel, seperti perbedaan latar
belakang
pelanggan
dan
wilayah
demografis yang dimilki.
Sebaiknya TELKOM Kandatel
Binjai memiliki divisi manajemen risiko
sendiri yang khusus mengidentifikasi,
mengukur, menganlisis dan memberi jalan
keluar beruoa perlakuan risiko yang telah
dan akan terjadi.
Seluruh daerah di kota Binjai
sebaiknya di pasang ODP dan ODC
berbahan fiber (optic) untuk mempercepat
koneksi internet. Hal ini bertujuan
mengurangi keluhan pelanggan sehingga
berdampak pada menurunnya profit
perusahaan.
Pelayanan TELKOM Kandatel
Binjai sebaiknya lebih ditingkatkan dengan
mengadakan jaringan optik ke seluruh kota
Binjai. Saat ini hanya ada dua jalan kota
Binjai saja yang telah di pasang optik
fiber.
Pengadaan
sebaiknya
lebih
dioptimalkan agar seluruh masyarkat dapat
menikmati layanan internet cepat (high
speed internet).
TELKOM
Kandatel
Binjai
sebaiknya
tetap
mempertahankan
komitmen kerja karyawan sehingga
karyawan dapat terus meningkatkan
komptensinya. Dengan demikian, seluruh
pekerjaan yang diberikan kepada mereka
dapat dilaksanakan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Susilo, Leo dan Kaho,R, Viktor. 2014,
Manajemen Risiko Berbasis ISO
31000 untuk Industri Nonperbankan,
Jakarta Pusat: Penerbit PPM.
Pramana , Tony. 2011, Manajemen Risiko
Bisnis, Jakarta : Sinar Ilmu Publishing.
Juliandi, Azuar. 2013. Metodeologi
Penelitian Kuantitatif untuk IlmuIlmu Bisnis. Medan : M200.
Australia Standard, AS/NZS 4360, Risk
Management, 2004.
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian
Sosial
:
Berbagai
Alternatif
Pendekatan. Jakarta : Prenada Media.
Williams, A.M.,
Williams,
knowledge
Perceptual
593.
Davids, K., Burwitz, L., &
J.G. (1993). Cognitive
and soccer performance.
and Motor Skills, 76, 579-
Sumber Internet
http://www.telkom.co.id/tentang-telkom, di
akses tanggal 28 Januari 2015, pukul
14.45
http://ekonomi.kompasiana.com/manajeme
n/2012/11/16/kasus-manajemenresiko-pt-telkom- 503743.html, di
akses tanggal 28 Januari 2015, pukul
14.48
Jurnal
Sudarso Kaderi Wiryono, Suharto. 2008
Analisis Risiko Operasional di
PT.Telkom dengan Pendekatan
Metode ERM
Download
Study collections