ANALISIS MANAJEMEN RISIKO (Studi Kasus pada PT. TELKOM, KANDATEL BINJAI) DHESI ELFRIYANTI GINTING Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Administrasi Bisnis Universita Sumatera Utara ABSTRAK PT.TELKOM, Kandatel Binjai tidak memiliki divisi manajemen risiko, pengelolaan manajemen risiko dipusatkan pada kantor Wilayah TELKOM di Medan. Padahal manajemen risiko ini diperlukan untuk mengatasi secara cepat dan tepat risiko yang terjadi di Binjai. Untuk itu peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Analisis manajemen risiko (studi kasus pada PT.TELKOM, Kandatel Binjai)” Menurut Australaian Risk Management Standart (4360:2004), manajemen risiko merupakan kultur, proses dan struktur yang diarahkan untuk merealisasikan peluang potensial sekaligus mengelola dampak yang merugikan. Tujuan dari analisis manajemen risiko adalah untuk membedakan risiko minor yang dapat diterima dan risiko mayor yang tidak dapat di terima. Selain itu menyediakan data untuk membantu evaluasi serta penanganan risiko. Risiko dianlisis dengan mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan perhitungan terhadap program pengendalian yang selama ini sudah dijalankan. Metode yang digunakan dalam menganalisis risiko adalah skema pemeringkatan risiko. Skema ini ditentukan cara gambaran kuantitatif dan kualifikasi yang digunakan untuk istilah “besar, sedang dan rendah”. Input untuk mengembangkan skema ini berasal dari mereka yang berpengalaman dalam organisasi atau proyek dan mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. Dengan demikian di peroleh uraian yang tepat untuk nilai kemungkinan serta dampak yang akan digunakan. Metode pengumpulan informasi ini dapat dilakukan dengan teknik expert judgement, baik melalui metode terstruktur seperti Delphi Teqnique maupun bentuk wawancara atau bentuk Focus Group Discussion lainya. Risiko tertinggi di TELKOM, Kandatel Binjai yaitu risiko kepuasan pelanggan di TELKOM Kandatel Binjai menuntut perusahaan agar lebih memperhatikan kualitas layanan jaringan dengan lebih baik lagi. Kedua, risiko operasional menduduki posisi kedua karena kabel berbahan tembaga di nilai tidak mampu lagi mengikuti kebutuhan masyarakat akan internet cepat. Ketiga, risiko sumber daya manusia berada pada urutan terakhir karena karyawan memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang cukup. Kata kunci : analisis manajemen risiko, risiko operasional dan TELKOM Kandatel Binjai ANALYSIS OF RISK MANAGEMENT (CASE STUDY ON PT.TELKOM, KANDATEL BINJAI) ABSTRACT PT.TELKOM, Kandatel Binjai has no division of risk management, risk management focused on TELKOM Regional office in Medan. Though risk management is necessary to address quickly and accurately the risks that occur in Binjai. To the researchers interested in conducting research with the title "Analysis of risk management (case study on PT.TELKOM, Kandatel Binjai)". According Australaian Risk Management Standard (4360: 2004), a risk management is culture, processes and structures that are directed to realize the potential opportunities while managing the adverse impacts. The purpose of the analysis of risk management is to distinguish the minor risk that may be accepted and the major risks which can not be received. Besides providing data to assist the evaluation and management of risk. Risk is analysed by considering the consequences estimation and calculation of the control program that has been executed. The method used in analyzing risk is risk rating scheme . This scheme is determined ways and quantitative description of the criteria applied to the term " large , medium and low " . Input to develop this scheme comes from those who are experienced in the organization or project and have expertise in that field . Thus obtained the proper description for the value of the possibilities and the impact that will be used . This information collection method can be done by using expert judgment , either through methods such as Delphi Teqnique well structured interview form or other form of Focus Group Discussion. TELKOM Binjai Kandatel’s highest risk is risk of customer satisfaction demanding that the company pay more attention to the quality of network services with better again . Second , operational risk came second because the cables made from copper in value no longer able to follow the demand of fast internet. Third, the risk of human resources was ranked last because employees have the skills and work experience are sufficient. Key words : analysist risk management, operastional risk and TELKOM Kandatel Binjai I. PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang sangat pesat mengakibatkan adanya peningkatan globalisasi di bidang tekonologi informasi,seperti trend 4G (LTE), di mana informasi di tuntut ada secara cepat. Oleh sebab itu, pihak yang ingin berkembang senantiasa mengikuti perkembangan teknologi informasi tersebut untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi kita dapat mengetahui informasi global, pengiriman berita dan data dan sebagainya. Salah satu teknologi informasi adalah Interconnected Network atau lebih popular dengan sebutan Internet yaitu sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia. Saat ini internet seperti dunia kedua bagi manusia, hampir semua kegiatan yang bisa dilakukan di dunia nyata juga bisa dilakukan di dunia maya ini. Mulai dari bergaul hingga berbisnis dan memperoleh pendapatan tambahan. Maka dari itu, untuk memuaskan konsumennya PT. Telkom mengeluarkan produknya yang bernama IndiHome. TELKOM Group adalah satusatunya BUMN telekomunikasi serta penyelenggara layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. Telkom Group melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta layanan internet dan komunikasi data. TELKOM Group juga menyediakan berbagai layanan di bidang informasi, media dan 1 edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services, layanan ePayment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya. Banyak kegiatan dilakukan PT.TELKOM untuk menjamin kualitas produknya tetap baik, diantaranya aspek struktural, operasional dan perawatan. Aspek ini menuntut kualitas dan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkompeten agar tujuan dapat tercapai. Seluruh SDM yang merupakan kunci pelaksanaan sistem diharapkan mampu meningkatkan soft skill dan hard skillnya dengan berbagai pelatihan dan pembelajaran baik secara individu maupun kelompok, terutama di bidang teknologi informasi yang sangat erat kaitannya dengan kegiatan operasional perusahaan. Kegiatan operasional ini meliputi penanganan gangguan atas alat produksi, keamanan aset, perubahan teknologi dan pemeliharaan jaringan. TELKOM yang bergerak dalam bidang layanan jaringan serta pelayanan. Oleh karena sifat dan karakter kegiatan operasional seperti itu, maka risiko kerusakan properti lebih dititikberatkan pada risiko kerusakan infrastruktur jaringan dan kualitas layanan. Apabila ada satu kerusakan saja yang terjadi, maka akan mengakibatkan kualitas dan kepuasan pelanggan atas layanan TELKOM akan berkurang hal itu juga akan berdampak pada profitabilitas perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwasannya setiap usaha mengandung risiko yang kadang tidak sedikit. Risiko ini akan muncul akibat sistem dan teknologi informasi (hardware, software, network, orang dan proses) yang tidak efektif untuk mendukung kebutuhan informasi saat ini dan yang akan datang secara efisien. Dalam jurnal Sudarso Kaderi Wiryono, Suharto. 2008 Analisis Risiko Operasional di PT.Telkom dengan Pendekatan Metode ERM), jenis risiko yang di alami TELKOM adalah Risiko Teknologi Informasi/Infrastruktur Jaringan (IT/Network Infrastructure Risk), Risiko Sumber Daya Manusia/Kepemimpinan (Human Resources/Leadership Risk), Risiko Pengembangan Produk (Product Development Risk), Risiko Interkoneksi (Inter-Carrier Risk), Risiko Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction Risk), Risiko Penurunan Merek (Brand Erosion Risk), Risiko Fraud (Fraud Risk), Risiko Kerjasama (Partnering Risk), Risiko Pengadaan (Procurement Risk), Risiko Gangguan Bisnis (Business Interuption Risk), Risiko Integrasi Informasi (Integration Information Risk), Risiko Kompetisi (Competition Risk), Risiko Perencanaan Kapasitas Bisnis (Business Capacity Planning Risk), Risiko Regulasi/Hukum/Kebijakan Internal (Regulation/Legal/Internal Policy Risk), Risiko Ketersediaan Modal (Capital Availibility Risk), Risiko Negara (Country Risk), Risiko Inovasi Teknologi ( Technological Innovation Risk), Risiko Bencana (Disaster Risk), Risiko Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance Risk). Ilmu yang dipakai untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan di masa yang akan datang adalah manajemen risiko. Manajemen risiko mampu mengidentifikasi, mengukur dan mengontrol sebuah risiko yang mengancam perusahaan yang akan menimbulkan kerugian. Dengan pelaksanaan perlakuan risiko, perusahaan mampu memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tersebut. Menurut Smith (dalam Pramana, 2011), manajemen risiko didefinisikan sebagai proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut. Dengan kata lain, manajemen risiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu risiko yang akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko juga bisa di sebut suatu pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Tujuan dari analisis manajemen risiko adalah untuk membedakan risiko minor yang dapat diterima dan risiko mayor yang tidak dapat di terima. Selain itu menyediakan data untuk membantu evaluasi serta penanganan risiko. Risiko dianlisis dengan mempertimbangkan estimasi konsekuensi dan perhitungan terhadap program pengendalian yang selama ini sudah dijalankan. Analisis pendahuluan dapat dibuat untuk mendapatkan gambaran seluruh risiko yang ada. Kemudian di susun urutan risiko yang ada. Risiko-risiko yang kecil untuk sementara diabaikan dulu, sedangkan risiko yang mendapat prioritas adalah risiko yang cukup siginifkan menimbulkan kerugian. Risiko muncul dalam kegiatan apapun termasuk di hampir semua aktivitas bisnis yang dilakukan, bahkan dunia bisnis pernah memiliki paradigma “risiko yang tinggi, hasil tinggi” (high risk, high gain). Namun paradigma ini tidak di pakai lagi dalam peraturan bisnis dewasa ini karena para pelaku bisnis dewasa ini menerapkan manajemen risiko yang sistematis dan struktural. Hasilnya munculah paradigma “risiko yang rendah, hasil yang tinggi” (low risk, high gain). PT.TELKOM, Kandatel Binjai tidak memiliki divisi manajemen risiko, pengelolaan manajemen risiko dipusatkan pada kantor Wilayah TELKOM di Medan. Padahal manajemen risiko ini diperlukan untuk mengatasi secara cepat dan tepat risiko yang terjadi di Binjai. Untuk itu peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Analisis manajemen risiko (studi kasus pada PT.TELKOM, Kandatel Binjai)”. II. LANDASAN TEORI 1. Manajemen Risiko Menurut kamus besar bahasa Indonesia di kutip dari (Tony Pramana, 2011), risiko adalah “akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan”. Dengan kata lain, risiko merupakan kemungkinan situasi atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau individu. Menurut Australaian Risk Management Standart (4360:2004), manajemen risiko merupakan kultur, proses dan struktur yang diarahkan untuk merealisasikan peluang potensial sekaligus mengelola dampak yang merugikan. Manajemen risiko adalah suatu sistem pengawasan risiko, bahkan perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta keuangan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya sutau kerugian karena adanya risiko tersebut. Proses manajemen risiko (final draft ISO 31010:12) Penentuan konteks Konteks strategi Konteks organisasi Konteks manajemen resiko Pengembangan kriteria Struktur kebijakan Identifikasi risiko Apa yang bisa terjadi Bagaimana itu bisa terjadi Analisa risiko Menentukan Kemungkinan Menentukan Konsekuensi Perkiraan tingkat resiko Evaluasi Resiko Membandingkan kembali dengan kriteria standar Penetapan prioritas resiko Ya Resiko diterima Penilaian risiko Tidak Penanggulangan resiko Identifikasi penanggulangan resiko Evaluasi pilihan penanggulangan Memilih penanggulangan Menyiapkan rencana penanggulangan Implementasi penanggulangan Pemantauan dan review Komunikasi dan konsultasi Penentuan Alternatif-Alternatif Kontrol 2. Analisis Manajemen Risiko Menurut ISO 31000, (dalam Leo J.Susilo & Victor Riwu Kaho, 2014: 134), analisis risiko adalah upaya untuk memahami risiko lebih dalam. Hasil analisis risiko ini akan menjadi masukan bagi evaluasi risiko dan untuk proses pengambilan keputusan mengenai perlakuan terhadap risiko tersebut. Termasuk dalam pengertian ini adalah cara dan strategi yang tepat dalam memperlakukan risiko tersebut. 3. Identifikasi Risiko Identifikasi risiko ini perlu dilakukan terhadap sumber-sumber risiko baik yang berada di dalam kendali maupun di luar kendali organisasi. Dalam proses identifikasi risiko, infromasi dikumpulkan antara lain mencakup : (Leo J.Susilo & Victor Riwu Kaho, 2014: 111) a. Sumber risiko : stakeholders, benda atau kondisi lingkungan yang dapat memicu timbulnya risiko. b. Kejadian : peristiwa yang dapat terjadi dan berdampak terhadap pencapaian sasaran dan target. c. Konsekuensi : dampak terhadap aset organisasi atau stakeholders. d. Pemicu (apa dan mengapa) : faktorfaktor yang menjadi pemicu timbulnya suatu peristiwa berisiko. e. Pengendalian : langkah-langkah antisipasi dan pencegahan yang daapt dilaksanakan. f. Perkiraan kapan risiko itu terjadi dan kapan risiko itu akan terjadi. 4. Perlakuan Risiko Secara umum, perlakuan risiko dapat berupa salah satu dari empat perlakuan sebagai berikut : (Leo J.Susilo & Victor Riwu Kaho, 2014:178) a. Menghindari risiko (risk avoidance), berarti tidak melaksanakan atau meneruskan kegiatan yang menimbulkan risiko. b. Berbagi risiko (risk sharing/transfer), yaitu suatu tindakan untuk mengurangi kemungkinan timbulnya risiko, antara lain dengan asuransi, outsourcing, subcontrating dan lainlain. c. Mitigasi (mitigation), yaitu mengurangi kemungkinan timbulnya risiko beserta dampak dan kemungkinannya. d. Menerima risiko (risk acceptance), yaitu tidak melakukan perlakuan apapun terhadap risiko tersebut. Ini sering di sebut dengan penyerapan, toleransi atau retensi risiko. III. METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian terapan (applied research) yang berorientasi pada kegiatan menghasilkan informasi yang digunakan untuk memecahkan permasalahan aktual dan praktis dalam kehidupan manusia. Penelitian terapan biasanya merujuk pada teori-teori yang dihasilkan oleh penelitian dasar. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di PT.TELKOM, Jalan Cuk Nyak Dien No.8, Binjai. Alasannya peneliti memilih tempat ini karena peneliti tertarik manajemen risiko di perusahaan telekomunikasi. Penelitan dilakukan selama 2 bulan, yaitu bulan Februari hingga Maret. 3. Informan Penelitian Informan adalah orang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. (Moleong : 2009). Data di peroleh melalui: a. Informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Informan kunci adalah 3 manager di PT.TELKOM, Kandatel Binjai yaitu Kepala Kantor Daerah Telekomunikasi Binjai (KAKANDATEL) Ir. Pandapotan Nasution, Asisten Manager (maintenance and operation), Asisten Manager (support), dan Asisten Manager (customer and sales). b. Informan utama, yaitu mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang di teliti, yaitu beberapa pegawai yang terkait. Informan utama, yaitu masing-masing staf dari unit kerja. c. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang di teliti. Informan tambahan, yaitu beberapa pegawai outsourching. (Suyanto, 2005 : 171) 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan melaui teknik pengumpulan data primer (melalui teknik wawancara dan observasi) dan teknik pengumpulan sekunder (melalui studi kepustakaan dan studi dokumentasi). 5. Teknik Analisis Data Skema pemeringkatan risiko merupakan analisis kuantitatif yang paling sederhana dan paling sering digunakan. Skema pemeringkatan risiko haruslah distandarisasikan dan digunakan dengan konsisten untuk keseluruhan organisasi. Ini penting untuk mendapatkan kesamaan pemahaman terhadap pengertian kemungkinan dan dampak yang akan digunakan Tabel teknik analisis data yang digunakan Rumusan Masalah Bagaima na menerap kan analisis manajem en risiko di PT.Telk om, Kandatel Binjai ? Tujuan Penelitian Hipotesis Penelitian Untuk mengimplem entasikan manajemen risiko dalam kantor PT.Telkom Kandatel Binjai. Sumber : hasil olahan peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Persero) biasa di sebut Telkom Indonesia atau Telkom adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. TELKOM mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. 1. Identifikasi Risiko Metode identifikasi risiko yang digunakan adalah metode ketiga, yaitu Risk Breakdown Structure (RBS). Sasaran penerapan RBS adalah kejelasan pemangku risiko dan peningkatan risiko organisasi dalam konteks kerangka kerja yang logis dan sistematis. IV. Hipotesis Statistik - Teknik Analsis Data Skema pemeringka tan risiko a. Uji Hipotesis Kesi mpula n - - Risiko Sumber Daya Manusia Dari keterangan seputar kegiatan pegawai yang ada di TELKOM Kandatel, Binjai maka dapat diidentifikasi risiko yang mungkin terjadi, yaitu : 1) Struktur remunirisasi yang kurang tepat 2) Kedisiplinan pegawai kurang 3) Pegawai yang lalai melaksanakan tugas 4) Komitmen kerja yang kurang 5) Tingkat pendidikan dan keahlian yang kurang mencukupi 6) Kepuasan (penghargaan dan hukuman) pegawai rendah 7) Program kerja tahunan yang tidak menarik 8) Pelanggaran terhadap peraturan di kantor 9) Pegawai kunci mengundurkan diri 10) Pegawai outsourcing yang tidak berkompeten b. Risiko Kepuasan Pelanggan Berikut merupakan daftar risiko yang dapat di identifikasi adalah: 1) Pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan pihak TELKOM, Kandatel Binjai 2) Pelanggan yang kecewa terhadap gangguan koneksi internet 3) Pelanggan yang melakukan pemutusan paket 4) Pelanggan yang menyebarkan kekecewaan mereka melalui media cetak dan elektronik 5) Pelanggan yang terlambat membayar tagihan 6) Pelanggan yang menggunakan kata-kata kasar saat menyampaikan keluhan ke kantor 7) Produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen 8) Produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan kemampuan konsumen c. Risiko Operasional Berikut merupakan risiko operasional yang dapat diidentifikasi yaitu: 1) Putusnya jaringan koneksi internet 2) Adanya bencana yang merusak infrastruktur jaringan yang ada di luar 3) Pipa galpanis yang ada di rumah pelanggan putus 4) Masyarakat yang mencuri kabel yang ada di ODC dan ODP 5) Pemilihan supplier dan vendor yang tidak tepat 6) Kontrak dengan vendor dan supplier yang tidak memenuhi syarat 7) Vendor dan supplier tidak mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Kandatel Binjai 8) Manipulasi data antara pekerjaan yang diselesaikan oleh vendor dengan kenyataan di lapangan 9) Dinas PU yang tidak sengaja memotong kabel bawah tanah TELKOM saat melakukan galian jalan. 10) Kesalahan teknisi dalam melakukan pemasangan instalasi 2. Pengukuran Risiko Risiko di ukur dengan menggunakan metode Subjective probablility, yaitu angka kemungkinan yang diberikan oleh seseorang yang ahli pada kasus terkait dan berdasarkan berbagai infromasi serta pengalaman yang ia miliki tentang kondisi tersebut. Cara memperolehnya dapat dilakukan melalui teknik expert interview dan hasilnya disebut expert judgement. hasilnya disebut expert judgement. Ada dua variabel yang digunakan untuk mengukur risiko, yaitu kemungkinan dan dampak. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi yang dilakukan maka, pemangku risiko sepakat menetapkan besar kemungkinan dan dampak di ukur per tahun mulai, dengan asumsi sebagai berikut: a. Kemungkinan (K) 1) Tidak pernah terjadi (almost never) yaitu kejadian tidak pernah terjadi atau peluangnya 0.01 setahun. 2) Jarang terjadi (unlikely) yaitu jika kejadian tersebut terjadi sekali setahun. 3) Hampir sering terjadi (possible) yaitu jika kejadian tersebut terjadi 3 kali dalam setahun. 4) Sering terjadi (likely) yaitu jika kejadian tersebut terjadi setiap bulan atau 12 kali dalam setahun. 5) Sangat sering terjadi (almost certain) yaitu jika kejadian tersebut terjadi lebih dari setiap minggu atau 48 kali dalam setahun. b. Dampak (D) 1) Dampaknya sangat kecil (minor) yaitu kejadian yang tidak mempengaruhi perusahaan sama sekali karena dampak kecil terhadap sasaran sehingga dapat diabaikan. 2) Dampaknya kecil (moderate) yaitu kerusakan kecil yang mudah diperbaiki. 3) Dampaknya cukup besar (severe) yaitu mempengaruhi pencapaian beberapa sasaran kejadian yang menyebabkan berkurangnya pendapatan perusahaan. 4) Dampaknya besar (major) yaitu sasaran-sasaran tidak dapat tercapai kejadian yang menyebabkan berhentinya kegiatan perusahaan. 5) Dampaknya sangat besar (worse case) yaitu semua sasaran tidak dapat tercapai sehingga menyebabkan tutupnya perusahaan. Kemungkinan dan dampak di ukur dengan nilai sebagai berikut: Tabel besaran nilai kemungkinan dan dampak No. a. b. c. d. e. Kemungkinan Tidak pernah terjadi Jarang terjadi Hampir sering terjadi Sering terjadi Sangat sering terjadi Damak Dampaknya sangat kecil Dampaknya kecil Dampaknya cukup besar Dampaknya besar Dampaknya sangat besar Nilai 1 2 3 4 5 Sumber : hasil olahan peneliti (2015) Berdasarkan ukuran kemungkinan dan dampak di atas maka besaran a) Risiko Sumber Daya Manusia masing-masing sebagai berikut : risiko Tabel Pengukuran risiko sumber daya manusia (hasil olahan peneliti) Nama Risiko K D Total (KxD) 1. Struktur remunirisasi yang kurang tepat 1 2 2 2. Kedisiplinan pegawai kurang 1 3 3 3. Pegawai yang lalai melaksanakan tugas 1 3 3 4. Komitmen kerja yang kurang 1 2 2 5. Tingkat pendidikan dan keahlian yang kurang 1 3 3 mencukupi 6. Kepuasan (penghargaan dan hukuman) pegawai redah 2 2 4 7. Program kerja tahunan yang tidak menarik 1 2 2 8. Pelanggaran terhadap peraturan di kantor 1 2 2 9. Pegawai kunci mengundurkan diri 1 3 3 10. Pegawai outsourcing yang tidak berkompeten 1 2 2 Total 26 Sumber : hasil olahan peneliti (2015) No b) Risiko Kepuasan Pelanggan Tabel 4.12:Pengukuran risiko kepuasan pelanggan K D No. Nama Risiko 1. Pelanggan yang tidak puas terhadap pelayanan pihak 2 TELKOM, Kandatel Binjai Pelanggan yang kecewa terhadap gangguan koneksi 4 internet 2. 4 Total (KxD) 8 4 16 adalah 3. 4. Pelanggan yang melakukan pemutusan berlanggan Pelanggan yang menyebarkan kekecewaan mereka melaui media cetak dan elektronik 5. Pelanggan yang menggunkan ucapan kasar saat menyampaikan keluhan ke kantor 6. Pelanggan yang terlambat membayar tagihan 7. Produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan konsumen 8. Produk yang ditawarkan tidak sesuai dengan kemampuan konsumen Total Sumber : hasil olahan peneliti (2015) 2 2 4 3 8 6 2 2 4 3 2 3 4 9 8 4 4 16 75 c) Risiko Operasional No. Nama Risiko Tabel 4.13:Pengukuran risiko operasional K D 1. 2. Putusnya jaringan koneksi internet Adanya bencana yang merusak infrastruktur jaringan yang ada di luar 3. Pipa galpanis yang ada di rumah pelanggan putus 4. Masyarakat yang mencuri kabel yang ada di pinggir jalan 5. Pemilihan supplier dan vendor yang tidak tepat 6. Kontrak dengan vendor dan supplier yang tidak memenuhi syarat 7. Vendor dan supplier tidak mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh Kandatel Binjai 8. Manipulasi data antara pekerjaan yang diselesaikan oleh vendor dengan kenyataan di lapangan 9. Dinas PU yang tidak sengaja memotong kabel bawah tanah TELKOM saat melakukan galian jalan 10. Kesalahan teknisi dalam melakukan pemasangan instalasi Total Sumber : hasil olahan peneliti (2015) 3. ANALISIS DATA Ada 28 jenis risiko yang terdiri dari risiko sumber daya manusia, risiko kepuasan pelanggan dan risiko 4 2 5 5 Total (KxD) 20 10 2 2 2 4 4 8 1 1 3 2 3 2 1 4 4 1 3 3 2 3 6 1 2 2 62 operasional di TELKOM Kandatel, Binjai. Grafik jenis-jenis risiko Kandatel per segmen , Binjai Grafik Jenis-Jenis Risiko TELKOM Kandatel Binjai K 5 E 4.5 M 4 U 3.5 N 3 K 2.5 2 I 1.5 N 1 A 0.5 N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 risiko sumber daya 1.2 manusia 1.3 1.3 1.2 1.3 2.2 1.2 1.2 1.3 1.2 risiko kepuasan pelanggan 2.4 4.4 2.4 2.3 2.2 3.3 2.4 4.4 risiko operasional 4.5 2.5 2.2 2.4 1.3 1.2 1.4 1.3 2.3 1.2 D A M P A K Sumber : hasil olahan peneliti (2015) Dari grafik di atas dapat terlihat peringkat risiko yang tertinggi yaitu risiko kepuasan pelanggan, kemudian risiko operasional dan terakhir risiko sumber daya manusia. Persentase tingkat risiko Kandatel, Binjai PERSENTASE TINGKAT RISIKO TELKOM KANDATEL BINJAI 38% 16% 46% Risiko Sumber Daya Manusia (26) Risiko Kepuasan Pelanggan (75) Risiko Operasional (62) Sumber : hasil olahan peneliti (2015) Pertama, tingginya risiko kepuasan pelanggan di TELKOM Kandatel Binjai menuntut perusahaan lebih memperhatikan kualitas layanan jaringan dengan lebih baik lagi. Kedua, risiko operasional menjadi penyebab utama tingginya risiko kepuasan pelanggan. Ketiga, risiko sumber daya manusia berada pada urutan terakhir. Artinya , seluruh pegawai di TELKOM Kandatel Binjai memilki kompetensi, disiplin dan komitmen kerja yang baik sehingga jarang terjadi pelanggan yang fatal. V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan TELKOM Kandatel Binjai tidak memiliki divisi khusus manajemen risiko, sehingga kebijakan yang dibuat belum mampu efektif dan efisien dalam mengelola risiko yang ada. Padahal, manajemen risiko itu sangat penting saat ini untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi di masa depan. Tujuan dari analisis risiko adalah melakukan analisis dampak dan kemungkinan semua risiko yang dapat menghambat tercapainya sasaran organisasi, juga semua peluang yang mungkin dihadapi organisasi. Ada dua variabel yang terpenting dalam menganalisis risiko yaitu kemungkinan dan dampak. Kemungkinan adalah peluang terjadinya sesuatu, sedangkan dampak adalah akibat yang ditumbulkan dari pengaruh suatu tindakan dan atau kejadian. Risiko tertinggi yaitu risiko kepuasan pelanggan di TELKOM Kandatel Binjai menuntut perusahaan agar lebih memperhatikan kualitas layanan jaringan dengan lebih baik lagi. Kedua, risiko operasional menduduki posisi kedua karena kabel berbahan tembaga di nilai tidak mampu lagi mengikuti kebutuhan masyarakat akan internet cepat. Pergantian bahan tembaga menjadi fiber (optic) diharapkan dapat memenuhi harapan pelanggan untuk memiliki koneksi cepat (4G=LTE). Bahan ini lebih tahan terhadap serangan cuaca yang sering menggangu kecepatan internet. Kecepatan 10Mbps per detik akan mengurangi keluhan konsumen soal jaringan yang lambat. Ketiga, risiko sumber daya manusia berada pada urutan terakhir karena karyawan memiliki keahlian dan pengalaman kerja yang cukup. Jadi, dengan menerapkan manejemen risiko, perusahaan dapat mengetahui besaran risiko dan bagaimana tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah risiko tersebut terjadi lagi di masa depan. 2. SARAN TELKOM Kandatel Binjai sebaiknya tidak mencontoh manajemen risiko melalui panduan dari Witel (Wilayah Telkom) Medan yang telah memiliki manajemen risiko tersendiri berbasis COSO Enterprise Risk Management. Karena, ada perbedaan hal-hal yang dihadapai oleh Witel dan Kandatel, seperti perbedaan latar belakang pelanggan dan wilayah demografis yang dimilki. Sebaiknya TELKOM Kandatel Binjai memiliki divisi manajemen risiko sendiri yang khusus mengidentifikasi, mengukur, menganlisis dan memberi jalan keluar beruoa perlakuan risiko yang telah dan akan terjadi. Seluruh daerah di kota Binjai sebaiknya di pasang ODP dan ODC berbahan fiber (optic) untuk mempercepat koneksi internet. Hal ini bertujuan mengurangi keluhan pelanggan sehingga berdampak pada menurunnya profit perusahaan. Pelayanan TELKOM Kandatel Binjai sebaiknya lebih ditingkatkan dengan mengadakan jaringan optik ke seluruh kota Binjai. Saat ini hanya ada dua jalan kota Binjai saja yang telah di pasang optik fiber. Pengadaan sebaiknya lebih dioptimalkan agar seluruh masyarkat dapat menikmati layanan internet cepat (high speed internet). TELKOM Kandatel Binjai sebaiknya tetap mempertahankan komitmen kerja karyawan sehingga karyawan dapat terus meningkatkan komptensinya. Dengan demikian, seluruh pekerjaan yang diberikan kepada mereka dapat dilaksanakan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Susilo, Leo dan Kaho,R, Viktor. 2014, Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000 untuk Industri Nonperbankan, Jakarta Pusat: Penerbit PPM. Pramana , Tony. 2011, Manajemen Risiko Bisnis, Jakarta : Sinar Ilmu Publishing. Juliandi, Azuar. 2013. Metodeologi Penelitian Kuantitatif untuk IlmuIlmu Bisnis. Medan : M200. Australia Standard, AS/NZS 4360, Risk Management, 2004. Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta : Prenada Media. Williams, A.M., Williams, knowledge Perceptual 593. Davids, K., Burwitz, L., & J.G. (1993). Cognitive and soccer performance. and Motor Skills, 76, 579- Sumber Internet http://www.telkom.co.id/tentang-telkom, di akses tanggal 28 Januari 2015, pukul 14.45 http://ekonomi.kompasiana.com/manajeme n/2012/11/16/kasus-manajemenresiko-pt-telkom- 503743.html, di akses tanggal 28 Januari 2015, pukul 14.48 Jurnal Sudarso Kaderi Wiryono, Suharto. 2008 Analisis Risiko Operasional di PT.Telkom dengan Pendekatan Metode ERM