Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014

advertisement
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Transformasi Pesawat Tempur Uni Soviet dan Rusia sebagai Bentuk Arms Race
terhadap Barat
Ericks Immanuel
Sastra Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Indonesia
Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini berisi tentang transformasi pesawat tempur Uni Soviet dan Rusia, yang disimpulkan sebagai bentuk Arms
Race terhadap barat. Proses yang terjadi pada saat transformasi berlangsung akan dijelaskan pada penelitian ini.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola transformasi pesawat tempur Uni Soviet dan Rusia sebagai bentuk
Arms Race terhadapa Barat. Metode yang digunakan adalah metode studi kepustakaan, dilakukan dengan membaca
sumber-sumber pustaka yang mempunyai hubungan dengan penulisan makalah ini. Penulis menganalisis permasalahan
dengan menggunakan konsep Arms Race untuk membahas transformasi pesawat tempur Soviet dan Rusia dari generasi
pertama hingga kelima. Hasil dari penelitian ini ialah ditemukan dua pemicu utama Arms Race, yaitu model aksi-reaksi
dan model struktur domestik.
Abstract
This research told about the transformation of Uni Soviet and Russia jet fighters, that cocluded as a form of Arms Race
towards the West. The process that occurs when transformation underway will explained in this research. The purpose
of this study is to analyze the pattern of transformation of Uni Soviet and Russia jet fighters as a form of arms race
towards the West.The method used is the methods of literature studies, by reading literature sources that have a
relationship with the writing of this paper. Author use concept of Arms Race to analyze the problems of transformation
of Uni Soviet and Russia jet fighters from the first generation until fifth. The results of this study are found two main
trigger of Arms Race, the action-reaction models and domestic structures models.
Keywords : Arms Race, Action-reaction, Domestic structures, Fighter-aircraft, Transformation
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pesawat tempur (mesin piston) sudah digunakan secara aktif sebelum Perang Dunia II,
namun keterbatasan pesawat tempur bermesin piston dalam hal kecepatan, jarak tempuh dan
ketinggian maksimum menuntut pabrikan pesawat untuk membekali pesawatnya dengan mesin jet.
Jerman (NAZI) adalah negara yang pertama kali memperkenalkan pesawat tempur bermesin jet
(Messerschmitt Me-262) pada April 1944. Jet tempur generasi pertama ini adalah hasil
pengembangan Heinkel He-178, pesawat latih bermesin jet pertama yang terbang pertama pada 27
Agustus 1939 (Ohain, 2003).
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Hak akusisi atas jet tempur pertama Jerman, Messerschmitt Me-262, membuat Pemerintahan
Soviet memerintahkan beberapa biro desain Soviet untuk terlibat dalam pengembangan mesin jet
tempur tersebut. Beberapa biro yang terlibat antara lain Mikoyan – Gurevich (MiG), Lavochkin,
Sukhoi, dan Yakovlev (Jackson, 1985:71). Pengembangan terus dilakukan seiring meningkatnya
tensi persaingan kedua kekuatan besar saat itu, yaitu Amerika Serikat dengan aliansi NATO-nya
dan Uni Soviet dengan Pakta Warsawa. Pengembangan jet tempur dan peralatan militer lainnya,
setelah Perang Dunia II usai sampai akhir Perang Dingin, didasarkan pada kekhawatiran akan invasi
Soviet ke Eropa. Kedua pihak, Soviet maupun NATO berupaya saling mengungguli dengan
pengembangan berbagai tipe pesawat tempur. (Spick, 1987:3-4)
Inovasi teknologi pada pesawat tempur merupakan salah satu perlombaan kekuatan militer
yang terjadi semenjak ditemukannya mesin jet hingga hari ini. T.W Lee (2009:1) mengatakan
teknologi mengubah cara perang dimenangkan. Ini diartikan, teknologi dapat menjadi faktor
penentu untuk memenangkan peperangan. Salah satu contohnya, pada saat terjadinya perang
Vietnam. Keunggulan teknologi terlihat pada jet tempur Rusia, MiG-21 dan MiG-17. Kemampuan
manuver yang lebih baik pada kedua jet tempur Rusia itu membuat jet tempur Amerika, F-105
Thunderchief, kalah telak, 383 jet tempur tersebut hancur pada perang saat itu (Philip jarrett,
2000:20). Ini merupakan satu contoh bahwa teknologi mengubah cara berperang dan menjadi faktor
vital dalam memenangkan perang.
Klasifikasi pesawat tempur berdasarkan generasi muncul pada tahun 1990-an untuk
membedakan pesawat bermesin jet dengan pesawat bermesin
baling-baling (Brown, 2011:2).
Konsep tersebut menjadi istilah tidak resmi pada masa itu. Rusia menggunakan istilah tersebut
ketika mulai merencanakan pembuatan pesawat generasi kelima mereka, yang mampu bersaing
dengan F35 JSF (Combess et. al., n.d:4). Ini menjadi tanda bahwa terjadi lompatan yang cukup jauh
dalam transformasi pesawat terbang, baik dalam inovasi desain bentuk, avionik, dan sistem
persenjataan pada pesawat tempur. Konsep pembagaian pesawat tempur berdasarkan generasi
masih menjadi perdebatan. Saat ini konsep itu definisikan untuk membedakan inovasi teknologi
yang terjadi pada sistem utama pesawat tempur, desain, avionik, dan sistem persenjataan yang tidak
sama dengan pesawat generasi sebelumnya sekalipun melalui upgrade maupun retrofit (Pathfinder,
2012).
Pola transformasi pesawat tempur Uni Soviet dan Rusia cukup unik. Keunikannya dapat
dilihat melalui faktor pemicu diciptakannya pesawat tempur pada tiap generasinya. Sebagai contoh,
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
AS pasca-Perang Dunia II memiliki kapabilitas militer yang paling besar di dunia. Ketika Soviet
rivalnya memula membuat pesawat tempur baru, AS merasa khawatir posisinya yang superior akan
diungguli oleh Soviet, maka AS juga memulai membuat pesawat tempur baru supaya tidak kalah
dari Soviet. Soviet yang juga menganggap AS sebagai rival, kembali membuat pesawat tempur baru
untuk mengejar ketertinggalan dari AS. Di sinilah „perlombaan persenjataan‟ dimulai. Persitiwa
saling respon itu disebut sebagai „perlombaan persenjataan‟ karena yang digunakan untuk
perlombaan adalah “unjuk kemampuan untuk mengungguli rivalnya”. Tujuan dan motif AS maupun
Soviet tentunya adalah posisi puncak sebagai adidaya militer. Perlombaan ini akan terus terjadi,
sekalipun salah satu pihak sudah unggul. Pihak tersebut tidak akan berhenti untuk membangun
kekuatan militernya, karena selalu ada faktor-faktor yang memicu terjadinya perlombaan tersebut.
Melalui Klasifikasi pesawat tempur berdasarkan generasi, dapat diketahui bahwa pola transformasi
pesawat tempur Uni Soviet dan Rusia merupakan salah satu bentuk strategi Arms Race terhadap
kekuatan militer Barat.
2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah melihat bagaimana
transformasi pesawat tempur Uni Soviet dan Rusia dilihat sebagai bentuk Arms Race
terhadap Barat.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami transformasi pesawat tempur Uni
Soviet dan Rusia dilihat sebagai bentuk Arms Race.
4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pandangan baru, memperkaya
literature tentang transformasi pesawat tempur Uni Soviet dan Rusia dilihat sebagai bentuk
Arms Race.
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Metode Penelitian
1.
Metode dan Teknik
Metode yang digunakan adalah metode studi kepustakaan, dilakukan dengan
membaca sumber-sumber pustaka yang mempunyai hubungan dengan penulisan makalah ini.
Untuk metode ini, penulis memakai buku-buku referensi, jurnal, dan juga sumber-sumber
pustaka lainnya.
2.
Ruang Lingkup Penelitian
Cakupan penelitian ini adalah perkembangan teknologi penerbangan dan transformasi
pesawat tempur Uni Soviet dari generasi pertama (Tahun 1940-an) hingga kelima (Tahun
2000-an).
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer, yaitu peneltian Josh
Coombes, dkk yang berjudul Fighter Generations. Penulis juga menggunakan sumber data
sekunder, yaitu buku-buku, artikel jurnal, majalah dan situs internet yang dapat membantu
penulis untuk menganalisa penelitian ini.
4. Landasan Teori
Pada penelitian ini penulis menggunakan konsep arms race sebagai landasan teori.
Arms race dapat didefinisikan sebagai persaingan, kompetisi, proses dinamis dari interaksi
antara dua negara atau beberapa koalisi negara dalam menghimpun kekuatan militer mereka
(Intriligator & Brito, 2000). Hal ini memicu negara maupun koalisi negara untuk berinovasi,
mendesain, memproduksi teknologi tempur yang paling mematikan untuk memperoleh
kekuatan yang lebih unggul atas rival-rivalnya. Untuk memenuhi hal tersebut, setiap pihak
melakukan upaya-upaya yang dapat menyokong mereka, seperti transfer teknologi, kerja
sama, maupun negosiasi dalam berbagai bidang.
Berdasarkan penjelasan dari Glaser (2000), perlombaan persenjataan bersifat nyata.
Melalui pendekatan Glaser dapat dikatakan bahwa dinamika persenjataan terus berjalan.
Namun ketika negara yang memimpin atau memiliki kapabilitas lebih melihat rivalnya
bergerak semakin cepat, negara ini kemudian terpacu untuk bergerak lebih cepat pula agar
tidak terkejar rivalnya. Upaya tersebut akan terus dilakukan hingga rivalnya mengakui
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
keunggulannya atau tidak mampu meneruskan mengejar. Ketika ini terjadi, muncul siapa
yang menang dan siapa yang kalah dalam „perlombaan‟. Tentu saja, perlombaan persenjataan
ini juga didukung oleh faktor insekuritas terhadap (persepsi) „ancaman‟ eksternal dan
kebijakan-kebijakan internal dalam negeri. Seberapa jauh negara rival merespon pun
menentukan terjadi atau tidaknya „perlombaan‟ persenjataan.
Buzan dan Hering (1998) menjelaskan mengenai dua model pemicu terjadinya Arms
Race, yaitu model aksi-reaksi dan model struktur domestik. Model aksi-reaksi adalah sikap
negara untuk memperkuat persenjataannya berdasarkan persepsi ancaman yang berasal dari
negara lain, seperti ancaman dari negara lain, negara lain membeli persenjataan baru, dsb.
Sedangkan model struktur domestik adalah sikap negara untuk memperkuat persenjataannya
karena faktor-faktor yang berasal dari dalam negeri, seperti birokrasi politik, institusi militer,
pemilihan umum, dan industri militer dalam negeri. (Glaser, 2000:256)
Model aksi-reaksi terjadi saat pembangunan kekuatan militer suatu negara direspon
oleh negara rivalnya, dengan membangun kekuatan militer juga, kemudian respon tersebut
dibalas kembali oleh negara semula. Aksi balas-membalas tersebut adalah karakteristik dari
model aksi-reaksi. Contoh dari model ini dapat dilihat saat persaingan kekuatan laut antara
Jerman dengan Inggris. Pada awal abad ke-20, Jerman mulai membangun kapal kelas
dreadnought miliknya, Inggris menganggap hal tersebut sebagai ancaman, yang ditanggapi
Inggris dengan membangun lebih banyak dreadnought untuk melampui Jerman (Glaser,
2000:254).
Jerman
merespon
kembali
hal
itu
dengan
meningkatkan
produksi
dreadnoughtnya, kemudian ditanggapi oleh Inggris yang membuat kebijakan untuk
mebangun 3 dreadnought untuk tiap 1 dreadnought yang di produksi Jerman.
Model struktur domestik juga menjadi acuan untuk melihat alasan sebuah negara
terlibat dalam arms race. Struktur domestik berkaitan dengan faktor-faktor dari dalam negara
itu sendiri (misalnya proses politik, institusi, kepentingan kelompok tertentu, dsb) yang
mendorong negara untuk melakukan arms race. Ketika negara berusaha untuk memenuhi
kebutuhan militernya, maka negara mulai membangun struktur dan institusi yang mampu
memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai contoh, jika negara menginginkan terciptanya inovasi
teknologi militer, maka negara perlu membangun lembaga riset dan pengembangan yang
memadai. Produsen senjata juga demikian, mereka berkepentingan untuk terus melanjutkan
produksi senjata. Salah satu caranya ialah dengan mendesain senjata yang lebih canggih dan
meyakinkan negara bahwa sistem persenjataan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan negara
(Glaser, 2000:251).
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Birokrasi politik juga menjadi faktor yang berkaitan dengan struktur domestik. Hal ini
dapat dilihat pada pembuatan keputusan institusi/ lembaga negara saat menentukan anggaran
militer. Hal tersebut akan mempengaruhi sistem persenjataan dan doktrin militer yang akan
dipergunakan. Walaupun setiap negara tidak selalu memiliki bentuk pemerintahan yang
sama, namun aktor-aktor maupun kelompok yang mengendalikan negara tersebut dapat
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan model struktur
domestik. Secara singkat, model aksi-reaksi cenderung disebabkan persepsi terhadap faktorfaktor eksternal, sedangkan model struktur domestik lebih disebabkan motif yang berasal dari
faktor-faktor internal. Baik faktor internal maupun eksternal, memainkan peranan penting
untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh sebuah negara dalam arms race
(Glaser, 2000: 259). Kedua faktor tersebut akan dipergunakan untuk melihat transformasi
pesawat tempur Uni Soviet dan Rusia sebagai bentuk arms race terhadap barat.
Hasil dan Pembahasan
Konflik besar selama perang dunia kedua meninggalkan warisan yang cukup
membantu dalam pengembangan sejumlah teknologi dan ilmu pengetahuan baru. Setelah
penemuan mesin jet, teknologi dan ilmu pengetahuan dalam dunia penerbangan mengalami
kemajuan yang signifikan. Hal ini memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses
transformasi pesawat tempur Soviet dan Rusia. Berikut ini akan dijelaskan klasifikasi
pesawat jet tempur berdasarkan generasi, untuk melihat transformasi jet tempur Soviet dan
Rusia sebagai bentuk Arms Race terhadap barat.
Pesawat Tempur Generasi Pertama
Pesawat tempur generasi pertama adalah pesawat tempur bermesin jet yang diciptakan
pada tahun 1944 hingga tahun 1953. Pesawat bermesin jet pertama dikembangkan terpisah
oleh dua penemu, yaitu insinyur Inggris, Sir Frank Whittle, dan desainer Jerman, Dr Hans
Von Ohain yang berkolaborasi dengan Ernst Heinkel. Setelah berkali-kali percobaan, mereka
berhasil diciptakan pesawat bermesin jet pertama yang diterbangkan pada tahun 1939 yang
dinamakan He 178. Pada saat itu, belum terlihat antusiasme untuk mengembangkan pesawat
tempur bermesin jet, walaupun demikian industri pesawat Jerman tetap memproduksi
pesawat tempur jet pertama mereka, Messerschmitt Me-262.
Negara barat lain juga mengembangkan pesawat tempur bermesin jet mereka sendiri,
namun mereka juga kurang antusias dalam proses ini. Pada tahun 1944, Inggris menciptakan
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Gloster Meteor F.3, dan Amerika dengan Lockheed P-80A Shooting Star nya yang juga
terbang perdana pada tahun yang sama. Sementara itu Soviet baru berhasil menerbangkan
pesawat jet tempur pertamanya pada tahun 1947, MiG-9 (Fargo). Model pesawat ini
diadaptasi dari jet tempur Jerman Messerschmitt Me-262. MiG-9 versi awal menggunakan
mesin jet Jerman BMW 003 yang dikembangkan lebih lanjut menjadi beberapa varian. Jika
dirunut berdasarkan rentang waktu, maka dapat dilihat seperti grafik dibawah ini :
Lockheed P-80A Shooting Star, 1944
MiG-9
Fargo,
1947
Gloster Meteor F.3, 1944
Messerschmitt
Me-262, 1944
Gambar 1. Grafik Pesawat Tempur Jet Generasi Pertama
Menjelang akhir perang dunia kedua, riset dan pengembangan pesawat terbang
Jerman dikuasai oleh Amerika, Inggris, dan Uni Soviet. Ilmu pengetahuan dalam dunia
penerbangan memberikan kontribusi yang besar bagi ketiga negara tersebut. Dalam beberapa
tahun kemudian, pesawat tempur generasi pertama mulai menunjukkan beberapa karakteristik
yang terdapat pada pesawat generasi berikutnya yaitu karakteristik supersonik. Dalam waktu
beberapa tahun saja telah terjadi lompatan yang cukup jauh dalam evolusi dunia
penerbangan. Pada masa tersebut, Beberapa pesawat jet tempur, seperti MiG-15 (terbang
perdana pada tahun 1950) dan F-86 (terbang perdana pada tahun 1949), menjadi pesawat
yang cukup diperhitungkan karena memiliki kehandalan tinggi dalam menghancurkan target.
Riset dan pengembangan pada jet tempur, yang dilakukan negara-negara pemenang perang
dunia kedua, masih terus berlanjut untuk membuat jet tempur yang semakin canggih dan
mematikan. Pada masa-masa lahirnya pesawat jet tempur generasi pertama, sudah mulai
terlihat adanya tanda-tanda perlombaan senjata antar negara di bidang penerbangan.
Pengembangan jet tempur Soviet generasi pertama lebih dilihat sebagai pola aksireaksi dibandingkan struktur domestik. Hal tersebut terjadi karena Soviet tidak fokus dalam
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
melakukan riset dan pengembangannya sebelum tahun 1946. Berbeda dengan Inggris (sejak
1944) dan Amerika (sejak awal 1945), yang lebih dahulu menaruh perhatian lebih terhadap
riset dan pengembangan jet tempur. Soviet memproduksi pesawat tempurnya ketika Barat
lebih dahulu melakukannya. Sebagai contoh misalnya, pada tahun 1946 Amerika lebih
dahulu menciptakan F-86, yang kemudian di respon Soviet dengan membuat MiG-15 pada
tahun 1950. Walaupun tertinggal, Soviet mengambil langkah cepat untuk mengejar
ketertinggalannya dari barat.
Soviet memulai pengembangan pesawat tempurnya sejak awal 1938. Awal
pengembangan jet tempur generasi pertama Soviet, lebih didominasi atas keinginan untuk
menyaingi Barat. Sekalipun teknologi mesin jet sudah mulai muncul pada saat itu, Soviet
tidak tertarik untuk fokus melakukan pengembangan. Pada tahun 1939, Arkhip M. Lyulka
dan sekelompok insinyur mengajukan proyek turbojet ke Dewan Industri Penerbangan
Rakyat Soviet (НКАП - Народный Комиссариат Авиационной Промышленности) yang
kemudian disetujui dan disponsori. Tahun 1941, proyek ini dihentikan karena pecahnya
perang. Kemudian pada tahun 1942, Dewan Rakyat Tertinggi Soviet, menginginkan riset
kembali diaktifkan. Sekalipun riset telah aktif kembali, pada tahun yang sama juga, Stalin
memerintahkan untuk menghentikan riset dan pengembangan mesin jet tempur (Gordon,
2002:3). Pada 2 April 1946, Stalin mengeluarkan instruksi yang memaksa industri
penerbangan dalam negeri berpikir keras untuk membuat rancangan pesawat yang ideal, yang
juga mendapat pengakuan dunia, dan tidak kalah unggul dengan pesawat-pesawat barat.
Industri penerbangan Soviet, seperti Mikoyan, Sukhoi, Lavochkin, Ilyushin diinstruksikan
Stalin untuk membuat beragam prototype jet tempur yang nantinya akan dipilih satu untuk
diproduksi massal. Pengembangan jet tempur yang yang tidak konsisten pada masa ini,
menjadi tanda bahwa Soviet mengembangkan jet tempunya didasari untuk merespon Barat.
Pesawat Tempur Generasi kedua
Pesawat yang masuk dalam kategori pesawat tempur generasi kedua, ialah pesawat
tempur yang diciptakan pada tahun 1953 hingga 1960. Pada periode generasi kedua cukup
sulit membedakan jet tempur yang satu dengan jet tempur lainnya. Hal ini dikarenakan begitu
beragamnnya varian jet tempur yng lahir pada periode tersebut. Sebagai contoh, Thunder
Chief, milik Amerika, didesain untuk dapat terbang dengan cepat dalam ketinggian yang
rendah, jet tempur ini dibuat untuk misi penyerangan udara ke darat. Sementara MiG-21,
milik Soviet, didesain untuk lebih multi fungsi dan ditujukan untuk produksi massal. Jet
tempur ini termasuk yang cukup populer karena menjadi satu-satunya pesawat di dunia yang
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
paling banyak digunakan dalam perang, paling lama masa tugasnya, dan merupakan pesawat
yang paling banyak digunakan dalam satuan tempur udara negara-negara di dunia pada
masanya (Jet age wings, Jaroslav Matoulek, hal 4-6).
Pada periode ini arah pengembangan jet tempur Soviet masih terlihat sebagai pola
aksi-reaksi. Soviet memproduksi pesawatnya atas dasar rivalitas dengan Barat. Ini terlihat
dari langkah-langkah yang diambil Soviet dalam memproduksi pesawatnya. Soviet berfokus
untuk memproduksi satu jenis pesawat secara massal, dengan maksud untuk memberikan
ancaman terhadap Barat. Ini berbeda dari apa yang dilakukan Barat, yang berfokus membuat
berbagai macam pesawat daripada melakukan produksi massal. Periode ini merupakan masamasa dimulainya produksi masal pesawat jet tempur dengan kemampuan supersonik.
Pola aksi-reaksi juga dapat dilihat, ketika Soviet bereaksi setelah merespon perubahan
suhu politik global saat itu. Perang Korea pada tahun 1950-1953 menjadi penanda bahwa
perang dengan skala yang lebih besar sangat mungkin terjadi (Combess et. al., n.d:15).
Pengalaman tersebut mempengaruhi persepsi dua kekuatan superior saat itu, Uni Soviet dan
Amerika Serikat, yang beranggapan bahwa perlunya menyediakan alokasi anggaran yang
besar untuk pembiayaan belanja militer. Dalam pemikiran kedua negara tersebut, peningkatan
kekuatan angkatan udara adalah hal yang terutama.
Namun demikian, kedua negara super power tersebut memiliki persepsi yang berbeda
mengenai peningkatan kekuatan militer udara. Soviet lebih berfokus untuk melakukan
produksi massal jet tempur multi fungsi, sementara Amerika berfokus untuk memproduksi jet
tempur dalam jumlah yang tidak terlalu besar namun dengan beragam varian. Amerika
memiliki jet tempur dengan beberapa macam model untuk dapat digunakan pada misi yang
berbeda-beda. Beberapa Jet tempur Amerika yang cukup dikenal saat itu, antara lain F-100
Super Sabre, F-102 Delta Dagger, F-104 Starfighter, dan F-105 Thunder Chief.
Pada periode ini, rivalitas dan persepsi ancaman lebih terlihat dominan sebagai
landasan Soviet membangun jet tempurnya. Persepsi ancaman tersebut yaitu ancaman akan
terjadinya serangan udara, dimana Amerika dan sekutunya mulai menunjukkan tanda-tanda
untuk membangun pesawat-pesawat pembom yang lebih canggih, seperti B-29. Soviet juga
membangun MiG-21, didasarkan atas pengalaman dari perang Korea. Perang Korea memberi
pelajaran bagi Soviet, untuk mempersiapkan diri menghadapi ancaman serangan udara
khususnya pesawat bomber yang pada saat itu sudah mampu membawa misil nuklir. MiG-21
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
adalah jet tempur yang bertugas sebagai interceptor. Jet tempur ini dibuat Soviet untuk
menghadang bomber-bomber barat.
MiG-21 menjadi jet tempur generasi kedua milik Soviet yang cukup terkemuka.
Sekitar 10.000 MiG-21 diproduksi pada masa itu. Selain digunakan oleh Soviet, jet tempur
tersebut juga di ekspor ke negara lain seperti China, Jerman Timur, Arab, dan juga Indonesia.
Walaupun diproduksi secara massal, kualitas jet tempur Soviet tersebut mampu mengungguli
jet tempur milik barat. Jet tempur ini merupakan salah satu pesawat yang paling banyak
dioperasikan dalam peperangan. Melalui jet tempur tersebut, Soviet memberikan ancaman
yang cukup signifikan terhadap Barat.
Pesawat Tempur Generasi ketiga
Pesawat tempur generasi ketiga diciptakan pada periode 1960 hingga 1970.
Transformasi jet tempur masih berorientasi kepada produksi massal. MiG-23 yang diproduksi
secara berkala hingga 5000 unit sejak tahun 1967. Pada periode ini terjadi transformasi pada
sistem misil dan manuver pesawat jet tempur. Misil berpandu mulai diperkenalkan, dan
mesin jet tempur di rancang untuk dapat bermanuver saat kecepatan tinggi. Pada periode ini,
Soviet menciptakan pesawat jet tempur yang mampu untuk melakukan dogfights. Hal ini
menjadi salah satu syarat kunci untuk memenangkan duel udara.
Transformasi pada pesawat generasi ketiga tidak hanya berfokus pada faktor
manuver, beberapa pengembangan yang terjadi saat itu antara lain sayap pesawat yang dapat
dirapatkan dan direntangkan, dan terdapat juga pesawat yang mampu terbang secara vertikal.
Soviet berfokus untuk mengembangkan pesawat yang mampu bermanuver dan terbang dalam
kecepatan tinggi seperti MiG-25 Foxbat, sementara Amerika membuat pesawat yang lebih
multi peran seperti F4 Phantom. Secara garis besar pada periode jet tempur generasi ketiga,
negara-negara pengembang saat itu merancang pesawat dengan sayap yang lebar untuk
membawa banyak amunisi. Tujuannya agar jet tempur mampu digunakan dalam bermacammacam misi. Pengembangan lebih lanjut pesawat jet tempur generasi ketiga, dirancang untuk
mampu membawa misil berhulu ledak nuklir.
Pada periode jet tempur generasi ketiga, pola aksi-reaksi masih lebih dominan
memberikan pengaruhnya dibanding dengan struktur domestik. Hal ini dapat dilihat dalam
kerangka persaingan regional/ global saat itu, yaitu persaingan menyebarkan doktrin. Soviet
ingin menyebarkan pengaruhnya lebih besar lagi, khususnya kepada negara-negara dunia
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
ketiga yang pada periode ini mulai membentuk kekuatan potensial baru. Persaingan dalam
menyebarkan doktrin ini muncul dipicu perjanjian detente antara Soviet dan Amerika yang
sepakat untuk membatasi pengembangan senjata strategis, khususnya senjata nuklir.
Perjanjian ini juga ditujukan untuk memperbaiki ekonomi dalam negeri kedua pihak tersebut.
Pola aksi-reaksi seakan mulai berubah dari pengembangan senjata secara masif menjadi
perlombaan untuk menyebarkan doktrin ke negara-negara dunia ketiga. Pada periode ini,
pimpinan tertinggi Soviet dijabat oleh Khruschev mulai 1955-1964, kemudian Brezhnev
memimpin sejak 1964-1982. Kedua tokoh tersebut melakukan terobosan untuk mengubah
visi Soviet dalam Arms Race dengan barat. Pada pertengahan 1950, Khruschev sempat
mengurangi anggaran militer untuk memperbaiki ekonomi. MiG-25 merupakan salah satu
proyek efisiensi Soviet, untuk membuat jet tempur yang lebih canggih dengan kegunaan
multi fungsi sebagai bomber maupun fighter. Walaupun demikian efisiensi anggaran yang
diinstruksikan Khruschev itu hanya berlangsung 1 tahun (1957-1958), karena Khruschev
menginstruksikan pengembangan misil dan bom atom yang membutuhkan anggaran besar.
Ironisnya, hal tersebut didasari persepsi ancaman dari Amerika (Bystrova, 2011:7).
Kemudian pada era kepemimpinan berikutnya, Brezhnev juga sempat memperbaiki
visi Soviet dalam Arms Race dengan barat. Brezhnev berusaha mengefektifkan anggaran
militer, dengan membuat skema komando dalam pengambilan keputusan pertahanan militer
dengan penguatan industri dalam negeri (Bystrova, 2011:13). Namun kepentingan dan gengsi
Soviet untuk menunjukkan kekuatan militernya masih menjadi kebijakan utama dalam politik
internasionalnya. Rivalitas dan persepsi ancaman terhadap Amerika, seakan-akan menghantui
para pemimpin Soviet pada era jet tempur generasi ketiga. Ini menjadi bukti, bahwa pada
periode ini Arms Race yang dilakukan Soviet lebih cenderung terlihat sebagai pola aksireaksi.
Pola aksi-reaksi yang lebih dominan pada periode ini, juga dapat dibuktikan dari
alokasi anggaran untuk militer yang semakin besar dari tahun ke tahun. Tahun 1960an hingga
1980an, ekonomi Soviet menjadi ekonomi yang dipersiapkan untuk berperang. GDP yang
dialokasikan untuk militer hampir 13 hingga 16 persen dari total anggaran, bahkan ada
dugaan alokasinya mencapai 40% dari total GDP. Anggaran tersebut dialokasikan untuk
program penguatan militer saat masa damai, seperti dana untuk program latihan wajib militer,
pembangunan fasilitas industri militer seperti jalan raya dan rel kereta api, juga rencana
strategis lainnya. Ekonomi Soviet saat itu disebut sebagai “persiapan total ekonomi untuk
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
perang” (Harrison, 2001:7). Industri sipil dipersiapkan untuk produksi militer. Mobilisasi
tersebut dipersiapkan kepada seluruh lembaga administrasi ekonomi negara bahkan hingga ke
tingkatan yang paling bawah, yaitu pabrik-pabrik.
Pesawat Tempur Generasi keempat dan empat setengah
Jet tempur generasi ke-4 dan 4.5 dapat diklasifikasikan dalam dua periode waktu yang
berbeda. Pesawat jet tempur yang muncul pada tahun 1970-1990 masuk dalam kelompok
generasi ke-4, sedangkan jet tempur yang muncul pada tahun 1990-2000 masuk dalam
kelompok generasi 4.5. Pada periode ini, pesawat generasi ke-4 dirancang sebagai pesawat
multiperan, hampir serupa dengan pesawat tempur pada generasi ketiga. Jet termpur generasi
ke-4 juga dirancang untuk lebih mampu bermanuver saat dogfights. Hal itu dipengaruhi
keberhasilan jet tempur generasi sebelumnya (generasi ke-3), sehingga arah pengembangan
dilakukan untuk mendesain pesawat jet tempur yang lebih mumpuni untuk bermanuver dan
berfungsi ganda/ multi peran.
Pola struktur domestik, seperti penemuan teknologi baru, cukup mempengaruhi Arms
Race yang dilakukan Soviet, walaupun tidak dominan. Terjadi inovasi teknologi yang cukup
signifikan dalam transformasi jet tempur Soviet, seperti pesawat generasi 4.5 yang dirancang
untuk memperbaharui jet tempur generasi sebelumnya, generasi keempat. Hal ini juga
berkaitan dengan meningkatnya biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah jet tempur
generasi kelima, sehingga fokus pengembangan ditujukan untuk memodifikasi pesawat
tempur generasi keempat agar memiliki kemampuan stealth yang lebih baik, kepekaan radar,
kendali mesin dorong, kapasitas daya angkut persenjataan yang lebih besar, dan menambah
pencapaian jarak tempuh pesawat tempur.
Situasi politik dalam negeri Soviet masih serupa. Semua keputusan terpusat dalam
satu komando. Kebijakan politis yang diambil, didasari atas persepsi ancaman. Inovasi
dilakukan ketika negara mengidentifikasi adanya ancaman eksternal, kemudian baru
dilakukan upaya pencegahan. Sebaliknya kebijakan politis Amerika dipengaruhi faktor
internal dan eksternal. Awalnya, faktor internal (keterbukaan dan desentralisasi) berperan
penting untuk mendukung para ilmuan memperoleh informasi mengenai inovasi teknologi.
Kemudian, faktor eksternal, seperti ancaman dari negara lain, berperan untuk memperoleh
dukungan dari kongres dan departemen terkait.
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Dalam periode ini, Soviet masih menggunakan cara-cara reaktif, sehingga pola aksireaksi menjadi hal yang paling dominan mempengaruhi kebijakan-kebijakan politis yang
dilakukan Soviet. Hal ini terlihat dari dana yang dialokasikan Soviet untuk melakukan
propaganda kepada negara-negara dunia ketiga. Sejak 1955, Soviet mulai melakukan
kerjasama untuk bantuan militer dan persenjataan kepada negara-negara tersebut. Bantuan
tersebut diberikan secara bekesinambungan, pada 1955-1966 total bantuan mencapai 4,5
miliar dolar, kemudian 1966-1975 mencapai 9,2 miliar dolar, pada 1978-1982 mencapai 34,4
miliar dolar (Bystrova, 2011:9). Bantuan pengembangan militer itu diberikan dalam bentuk
pinjaman selama sepuluh tahun, dengan pembayaran 2% per tahun. Namun, kebanyakan
negara-negara itu tidak sanggup mengembalikan pinjamannya, malahan membuat akumulasi
hutang yang lebih besar. Dalam situasi perang dingin, kerjasama militer dengan negaranegara dunia ketiga adalah hal yang penting untuk memberikan pengaruh. Namun bantuan
militer yang dialokasikan Soviet menyebabkan Soviet menanggung beban ekonomi yang
berat, dan menjadi penyebab runtuhnya Soviet pada akhir 1980-an.
Runtuhnya Uni Soviet akibat krisis ekonomi dan politik, membuat produksi jet
tempur dan persenjataan lainnya terhambat. Pada periode ini, Amerika menjadi lebih
superior. Evangelista (1998) berpendapat transisi ini dapat dijadikan bukti bahwa ada faktor
internal dan eksternal yang dihadapi Amerika maupun Uni Soviet. (Glaser, 2000:259)
Keterbukaan dan desentralisasi di Amerika memberikan pengaruh yang positif terhadap
inovasi teknologi militer, sedangkan Uni Soviet membatasi diri pada inovasi teknologi karena
segala sesuatunya dilakukan secara terpusat dan rahasia.
Runtuhnya Soviet memang memberi dampak negatif terhadap kekuatan militer Rusia.
Ratusan lembaga riset dan pengembangan, juga pabrik produksi jet tempur mengalami
disintegrasi bahkan kebangkrutan akibat krisis ekonomi. Pada akhir 1995, atas kebijakan
pemerintah, banyak industri pesawat rusia bergabung menjadi perusahaan saham gabungan
(Kort & Kluiters, 2003:3). Hal ini mengikuti program glasnost dan perestroika yang sudah
didengungkan sejak masa pemerintahan Gorbachev. Privatisasi menjadi hal yang diijinkan,
agar industri penerbangan dapat dikelola dengan lebih efektif dan menguntungkan.
Walaupun mengalami pasang surut, kekuatan militer dan pengembangan jet tempur
Rusia mengalami transisi yang postif. Pecahnya Soviet, membuat Rusia bisa lebih fokus
dengan urusan dalam negerinya sendiri. Selisih jarak dengan barat, perlahan dapat semakin
dikejar. Transaksi ekspor mengalami peningkatan, walaupun belum signifikan. Pada bulan
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Juni 1994, kontrak bernilai setengah miliar dolar ditandatangani dengan Malaysia untuk
pengadaan 16 unit MiG-29. Beberapa negara lain, seperti Cina, India, Peru, juga sepakat
untuk membeli jet tempur Rusia. Industri penerbangan Rusia, seperti Sukhoi dan MiG, juga
mulai masuk ke pasar pesawat terbang sipil. Pada masa transisi setelah pecahnya Soviet, pola
struktur domestik mulai terlihat dibangun.
Pesawat Tempur Generasi kelima
Jet tempur generasi kelima didefinisikan sebagai jet tempur yang memiliki
kemampuan siluman / stealth. Untuk menciptakan jet tempur seperti ini ada beberapa variabel
yang harus dipenuhi, antara lain kemampuan supercruise (terbang dalam kecepatan
supersonik tanpa afterburner), teknologi siluman/ stealth, dan sistem avionik yang
terintegrasi. Kemampuan untuk bertahan dan menyerang jet tempur generasi kelima,
dirancang untuk menjadi yang paling unggul/ superior atas jet-jet tempur yang terdapat pada
generasi sebelumnya. Hampir semua bagian yang terdapat pada rangka jet tempur generasi
kelima dintegrasikan oleh komputer. Pada periode ini, jet tempur dirancang untuk bertarung
secara elektronis. Jet tempur dapat melepasakan tembakan, tanpa harus terlibat dalam duel
udara/ dogfights. Shoot & go menjadi prinsip yang tak tertulis pada jet tempur generasi
kelima.
Pada periode jet tempur generasi kelima, pola aksi-reaksi dan struktur domestik
memberikan pengaruhnya masing-masing. Pola aksi-reaksi tetap menjadi pemicu, namun
tidak lagi dominan karena fokus pengembangan jet tempur Rusia tidak lagi cuma untuk
mengimbangi Barat, namun lebih untuk tujuan jangka panjang. Pasca-Soviet, sistem ekonomi
yang lebih terbuka memberikan dampak yang cukup positif kepada industri penerbangan
Rusia. Kebijakan politik pemerintah yang memberikan dukungan lebih bagi industri
penerbangan Rusia, juga membantu dalam membentuk kerja sama dan transfer teknologi
dengan negara lain. Pada tahun 2010, Rusia memperkenalkan prototipe jet tempur generasi
kelimanya, Sukhoi T-50 PAK-FA. Proyek jet tempur generasi kelima milik Rusia tersebut
memperoleh dukungan dari India. India tertarik untuk turut memiliki T-50 PAK-FA,
sehingga Rusia dan India sepakat untuk bekerja sama dalam hal pendaan untuk riset dan
pengembangan hingga proses produksi.
Penguatan struktur domestik juga terlihat dari restrukturisasi industri penerbangan
Rusia. Sentralisasi digunakan untuk memperbaiki kekacauan organisasi dan kompetisi yang
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
tidak sehat antar perusahaan rusia dengan lembaga negara yang terjadi sejak tahun 1990-an.
Pada bulan November tahun 2000, Putin menunjuk Sergey Chemezov untuk memimpin
Rosoboronexport (ROE), perusahaan merger, yang berfungsi untuk mengelola ekspor
persenjataan Rusia (Clouet, 2007:6). Pada prosesnya, ROE menjadi salah satu perusahaan
yang menguntungkan dan memberikan pendapatan pajak tertinggi kepada negara. Hal ini
juga mengganggu Amerika, pada 28 juli 2006, Amerika mengumumkan untuk memboikot
ROE dan grup Sukhoi karena melanggar perjanjian perdagangan pesawat dengan Venezuela
yang ditandatangani Chavez (Clouet, 2007:8). Walaupun demikian, ROE tidak vakum, ROE
melakukan diversifikasi produknya, bahkan hingga ke sektor tambang.
Pada periode jet tempur generasi kelima, Arms Race yang dilakukan Rusia lebih
dipengaruhi struktur domestik. Walaupun demikian struktur domestik tidak berdiri sendiri,
pola ini dipicu juga oleh faktor eksternal non-perang yaitu ekonomi. Rusia membuat jet
tempurnya lebih untuk tujuan ekonomi, memperoleh pendapatan khususnya dari sektor
ekspor. Rusia mengincar negara-negara yang tidak bisa/ tidak ingin membeli persenjataan
dari Amerika maupun Eropa, seperti negara-negara di timur tengah. Rusia juga mulai
mengincar pasar Asia. Arms Race yang dilakukan Rusia seakan-akan berubah menjadi bentuk
yang lebih elegan, yaitu perlombaan ekonomi. Bahkan Rusia merasa terancam karena
kedatangan pesaing baru di industri penerbangan militer, seperti Cina dan India, yang mulai
memproduksi jet tempur baru untuk pasar ekspor.
Pada periode ini muncul banyak kutub kekuatan baru/ unipolar. Tidak seperti perang
dingin yang didominasi dua kutub, Amerika dan Soviet, saat ini perlombaan senjata
berlangsung lebih terbuka. Situasi di asia timur, timur tengah, dan berbagai belahan dunia
lainnya lebih mudah panas, sehingga keinginan untuk memiliki kekuatan militer yang lebih
superior menjadi tujuan keamanan masing-masing negara. Perdagangan senjata, pertukaran
ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, politik, ekonomi, dsb menjadi faktor-faktor yang
berpotensi mendukung terjadinya perlombaan senjata antar negara dan memicu terjadinya
perang.
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Kesimpulan
Dari klasifikasi jet tempur tiap generasinya, dapat disimpulkan bahwa transformasi jet
tempur Uni Soviet dan Rusia merupakan bentuk Arms Race terhadap barat. Model aksi-reaksi
dan struktur domestik menjadi dua pemicu terjadinya Arms Race. Pada periode jet tempur
generasi pertama hingga runtuhnya Soviet, pola aksi-reaksi memberi pengaruh yang lebih
dominan. Pasca-Soviet, mulai terlihat struktur domestik memberikan pengaruh yang lebih
dominan. Dari kedua model pemicu tersebut, juga ditemukan faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi transformasi jet tempur. Faktor insekuritas terhadap (persepsi) ancaman
eksternal dan kebijakan-kebijakan internal dalam negeri adalah faktor-faktor yang
menentukan dalam Arms Race. Seberapa jauh negara rival merespon pun menentukan terjadi
atau tidaknya Arms Race.
Sejak ditemukannya mesin jet, telah terjadi lompatan yang cukup jauh dalam
transformasi pesawat tempur Soviet. Hal tersebut memposisikan Soviet sebagai rival yang
seimbang dengan Amerika dalam hal perlombaan senjata. Krisis ekonomi dan politik yang
meruntuhkan Uni Soviet, membuat pengembangan jet tempur sempat tertinggal. Walaupun
demikian,
perlombaan
senjata
tetap
berlangsung.
Rusia
berupaya
mengejar
ketertinggalannya, setelah membenahi ekonomi dan politik dalam negeri. Motif Arms Race
yang dilakukan Rusia tidak lagi hanya mengacu pada keunggulan kuantitas militer, namun
berubah bentuk untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Rusia juga mendapat tantangan
yang lebih besar, saat ini Arms Race tidak lagi hanya didominasi dua kutub seperti pada
perang dingin. Peta kekuatan militer lebih unipolar, sehingga Arms Race menjadi lebih masif,
dan berpotensi memicu terjadinya perang.
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Daftar Referensi
Ohain, Dr. Hans Joachim Pabst. 2003, September 29. Dr. Hans Joachim Pabst von Ohain
Papers. Special Collecrions and Archieves, University Libraries, Wright State
University. Ohio.
Jackson, Robert. 1985. Combat Aircraft Prototypes Since 1945. England: Airlife Publishing
Ltd.
Spick, Mike. 1987. Modern Soviet Fighters. London: Osprey Publishing.
Lee, T.W. 2009. Military Technology. London: Greenwood Publishing Group.
Jarrett, Philip. 2000. The Modern War Machine Military. London: Chrysalis Books Ltd.
Brown, Geoff. 2011, November. Defining a 5th Generation Fighter. Paper presented at
Dubai International Air Chiefs Conference.
Coombes, Josh, et al. n.d. Fighter Generations, Aeronautical Engineering. University of
Adelaide.
Pathfinder, Bulletin of Australia Air Power Development Centre. 2012, January. Five
Generations of Jet Fighter Aircraft.
Intriligator, Michael D, and Brito, Dagobert L. 2000, February. Arms Race. Article for
Special Tenth Anniversary Issue of Defence and Peace Economics, Vol. 11, University
of California. Los Angeles.
Glaser, Charles L. Annual Review of Political Science. Vol.3, 2000. The Causes and
Consequences of Arms Races.
Gordon, Yefim. 2000. Early Soviet Jet Fighters. England: Midland Publishing.
Matoulek, Jaroslav. 2008. Jet Age Wings. Prague: 4+ Pulishing Co.
Bystrova, Irina. 2011. Russian Military-Industrial Complex. University of Helsinki.
Harrison, Mark. 2001. Soviet Industry and The Red Army Under Stalin: A Military-Industrial
Complex? University of Warwick.
Clouet, Louis-Marie. 2007. Rosoboronexport, Spearhead of the Russian Arms Industry.
France: Ifri.
Transformasi pesawat ..., Ericks Immanuel, FIB UI, 2014
Download