File - Gereja GBI ROCK Balikpapan

advertisement
Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya – Pleasant Opportunity
PLEASANT OPPORTUNITY
Kesempatan yang menyenangkan
Sepanjang bulan Maret 2014, kita memasuki seri pengajaran “The Pleasant
Opportunity” (Kesempatan yang menyenangkan). Berbeda dengan seri
pengajaran sebelumnya “The Pleasant Surprises” (Kejutan-kejutan yang
menyenangkan) yang banyak berbicara tentang cara kerja Tuhan yang juga bisa
“mengejutkan”; maka dalam seri The Pleasant Opportunity kita akan banyak
belajar tentang “Kesempatan-kesempatan” yang menyenangkan yang diberikan
oleh Tuhan.
Baiklah, selamat membaca kembali booklet ini sehingga kita akan terus
mengalami pewahyuan dengan banyak bergaul dengan Yesus : memuji dan
menyembah Tuhan, beribadah, merenungkan Firman-Nya termasuk juga
membaca dan merenungkan lagi apa yang Tuhan pernah katakan dalam kotbahkotbah di ibadah raya. Waktu kita tidak akan pernah hilang percuma!
Tuhan Yesus memberkati!
KESEMPATAN BERBUAT BAIK
Galatia 6:9-10,
Janganlah kita jemu- jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya,
kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada
kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi
terutama kepada kawan- kawan kita seiman.
Dalam nats kali ini kita belajar bahwa ternyata berbuat baik adalah sebuah
kesempatan: “Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita
berbuat baik kepada semua orang..”
Pengajaran ini menolong kita sebagai gereja Tuhan untuk menjadi relevan bagi
kota dimana kita hidup. Sudah banyak pewahyuan yang luar biasa yang kita
terima dalam berbagai rangkaian pengajaran di gereja ini. Tetapi dari semuanya
itu, mungkin berbuat baik adalah salah satu cara terbaik untuk kita mulai
mempraktekkan apa saja yang kita telah pelajari sehingga kita sebagai anak
Tuhan menjadi relevan dengan dunia ini. Persis seperti Yesus yang sangat
relevan kemanapun Dia berada.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (vesi online), kata “relevan” berarti:
kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung. Jadi apabila kita
berkata bahwa gereja harus menjadi relevan dengan dunia ini, maka kita sedang
berkata bahwa kita sebagai gereja harus “kait-mengait; bersangkut-paut;
berguna secara langsung” dengan dunia dimana kita berada. Nah dalam
terminology ini maka berbuat baik adalah langkah yang kongkrit untuk
menjadikan gereja relevan.
Kembali kepada Yesus. Apakah Dia relevan dengan lingkungan sekitarnya?
Apakah Yesus “kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung” dengan
orang-orang yang bersama dengan Dia? Mari baca laporan orang tentang Yesus:
Kisah Para Rasul 10:37-39a,
Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah Yudea, mulai dari
Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes, yaitu tentang Yesus dari
Nazaret:bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan
Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya – Pleasant Opportunity
kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik
dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia.
Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat- Nya di tanah Yudea
maupun di Yerusalem;
Itulah Yesus! Dia sangat bisa disentuh oleh siapa saja. Yesus-pun dengan mudah
menyentuh siapa saja dengan belas kasihannya.
Faktanya, hingga saat ini kita masih mengakui bahwa Tuhan Yesus baik. Bahwa
jiwa kita yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan (Mazmur 107:8-9).
Kebenaran ini menunjukkan kepada kita sebuah prinsip:
Bahwa kebaikan hati yang Yesus lakukan adalah sebuah gaya hidup. Bukan
event. Dia tidak menunggu untuk melakukannya. Tetapi Dia selalu berbuat baik.
Karena hatinya adalah belas kasihan.
Maka kita mengerti sekarang bahwa perbuatan baik tidak kita lakukan sebagai
sebuah syarat dari keselamatan jiwa. Tetapi perbuatan baik adalah tanda
keselamatan jiwa kita yang ditebus dengan darah Yesus. Perbuatan baik adalah
ciri terbaik bagi seseorang yang telah menerima kasih karunia keselamatan dan
belas kasihan Tuhan dalam hidupnya. Dan sulit sekali kita mengerti akan
seseorang yang “mengaku” telah menerima kebaikan dan kasih karunia dari
Tuhan Yesus sementara kehidupannya tidak mudah tersentuh oleh belas kasihan
kepada orang lain. Renungkanlah nats berikut ini:
1 Yohanes 2:4-6,
Barangsiapa berkata:Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah- Nya, ia
adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi
barangsiapa menuruti firman- Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna
kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah
hidup.
Saudaraku, Firman Tuhan mengingatkan bahwa dunia hari ini adalah dunia yang
semakin jahat. Dunia yang tidak memberikan banyak harapan. Dunia yang egois.
Maka kabar baik bagi dunia dan harapan yang mereka punya hanya satu: Yesus!
Dan Yesus mengutus kita sebagai model yang bisa langsung menunjukkan Yesus
sehingga dunia mengenal-Nya lewat perbuatan kita yang baik. Persis seperti
Yesus. Maka dunia akan beryukur dan mereka akan memuliakan Bapa. Haleluya.
Matius 5:16,
Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.
Amin!
WAKTU DAN KESEMPATAN
Tahun ini ROCK MINISTRY memiliki tema profetik sekaligus tema pengajaran
“The Year Of New Opportunities” (Tahun dengan kesempatan-kesempatan yang
baru). Dan ayat tuntunan untuk sepanjang tahun ini terdapat dalam
Pengkotbah 9:11,
Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan
untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti
bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia
Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya – Pleasant Opportunity
bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib (kesempatan) dialami
mereka semua.
Dari nats ini kita menemukan sebuah kebenaran bahwa selalu ada “waktu dan
kesempatan”. Jadi sebenarnya kita harus percaya bahwa Tuhan memberikan
waktu dan kesempatan secara adil tanpa memandang bulu. Hanya saja dalam
nats diatas kita harus memahami prinsip-prinsip dari kebenaran (Yesus) yang
harus kita hidupi.
Mari kita mulai dengan “membedah” ayat tema tahunan ROCK Ministry diatas.
1. Konteks. Pengkotbah 9:11 ditulis oleh Raja Salomo. Seorang raja yang dilaporkan
oleh Alkitab sendiri sebagai raja dengan keagungan kerajaan yang tidak pernah
bisa disamai oleh raja siapapun di Israel. Termasuk Daud ayahnya. Dia juga
adalah raja yang terkenal dengan 700 isteri dan 300 gundik. Namun demikian
dalam kitab pengkotbah secara keseluruhan dia menyimpulkan bahwa kekayaan
dan jabatan serta banyak isteri cantik adalah sia-sia. Itulah sebabnya Salomo
memulai nats diatas dengan kata “lagi”. Bahwa pengamatannya tentang segala
sesuatu dibawah kolong langit ini adalah pengejaran yang berulang-ulang pada
sesuatu yang disimpulkannya “sia-sia”.
2. Pemenggalan kata dan kalimat. Ada yang menarik dalam nats ini. Yakni
pengulangan kata “bukan” hingga lima kali. Sebenarnya ini adalah gaya bahasa
penegasan untuk sebuah pesan yang penting yang ingin disampaikan penulis
(Salomo). Mari kita mulai:
Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa
kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan
keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga
roti bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan
karunia bukan untuk yang cerdik cendekia,
karena waktu dan nasib (kesempatan) dialami mereka semua.
-
-
Mari kita pisahkan kata/kalimat sebelum “bukan untuk”, maka kita menemukan
lima kata/kalimat :
Kemenangan perlombaan,
Keunggulan
Roti,
Kekayaan,
Karunia.
Lima hal yang dikritisi Salomo yang selalu dicari kebanyakan orang. Siapapun
dikolong langit ini, maka lima kata/kalimat diatas telah menjadi isu penting
kehidupan manusia bahkan untuk beberapa orang telah menjadi alasan mereka
hidup. Salomo lantas mengingatkan lewat nats ini bahwa lima kata/kalimat
diatas tidak bisa diperoleh oleh usaha-usaha manusia, seperti (lima kata/kalimat
sesudah “bukan untuk”):
bukan untuk yang cepat
bukan untuk yang kuat
bukan untuk yang berhikmat
bukan untuk yang cerdas
bukan untuk yang cerdik cendekia
Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya – Pleasant Opportunity
Salomo sedang mengajarkan bahwa 5 kata/kalimat yang paling dicari manusia
diatas tidak bisa diperoleh dengan usaha manusia seperti kecepatan, kekuatan,
hikmat manusia, kecerdasan dan kecerdikan.
Tentu saja hikmat Tuhan lewat Salomo diatas tidak bisa diterima begitu saja oleh
kebanyakan orang. Bayangkan di dunia yang percaya “siapa cepat dia dapat” ini
tidak akan mudah untuk menerima pengajaran ini.
Tetapi sebenarnya ayat ini mengajarkan sebuah kebenaran bahwa waktu dan
kesempatan dimiliki oleh semua orang.
Maka tidak mengherankan apabila Tuhan sendiri mengingatkan orang-orang
yang menolak pengajaran ini:
Yesaya 30:15-16,
Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel:"Dengan
bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan
percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan, kamu berkata:"Bukan,
kami mau naik kuda dan lari cepat," maka kamu akan lari dan lenyap. Katamu
pula:"Kami mau mengendarai kuda tangkas," maka para pengejarmu akan lebih
tangkas lagi.
Lalu bagaimana kita bisa hidup dalam waktu dan kesempatan yang Tuhan beri?
Yesaya dalam nats diatas berkata, “Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan
diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” Jadi hidup
dalam waktu dan kesempatan yang Tuhan beri bukan dengan kecepatan,
kekuatan, hikmat manusia, kecerdasan dan kecerdikan. Melainkan dengan,
- BERTOBAT. Artinya “metanoia”. Rubah cari pikir. Gunakan pikiran Kristus.
Mulai hidup seperti Yesus hidup. Kenali Dia dalam pengenalan yang lebih dalam
lagi. Maka kita akan DISELAMATKAN. Artinya diluputkan dari strategi yang
salah, kerja sama dengan orang yang salah, dari invetasi yang salah, dll
- TINGGAL TENANG DAN PERCAYA. Tuhan mau kita “rest”. Istirahat. Menantikan
Tuhan dan percaya pada jalan-jalan-Nya. Kekuatan kita ada disitu. Dihadirat
Tuhan. Kita luput dari stres dan tekanan. Tenaga kita tidak terkuras. Malah kita
diperbaharui terus dalam iman dan kekuatan. Amin. Firman Tuhan berkata:
Mazmur 127:2,
Sia- sialah kamu bangun pagi- pagi dan duduk- duduk sampai jauh malam, dan
makan roti yang diperoleh dengan susah payah-- sebab Ia memberikannya kepada
yang dicintai- Nya pada waktu tidur.
Kata “tidur” berbicara “taking time to rest with Jesus”. Kata tidur confirm dengan
kata Yesaya diatas: Tinggal tenang dan percaya. Kata tidur berbicara penyerahan
sepenuhnya pada Tuhan sembari kita menyelesaikan tanggung jawab kita
sebagai perwakilan Kerajaan Kristus di bumi.
Efesus 5:15-17,
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah
seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari- hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Cara terbaik untuk mengerti kehendak Tuhan akan WAKTU DAN KESEMPATAN
adalah dengan tinggal tenang, menantikan Tuhan, berserah dan semakin
Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya – Pleasant Opportunity
mengenal Pribadi Yesus. Sehingga kita tahu apa yang harus dibuat, yakni seperti
yang Yesus buat. Sebagaimana Yesus, demikian pulalah kita. Amin.
HIDUP DALAM KESEMPATAN
Cara yang baik untuk percaya bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang memberikan
kesempatan adalah dengan mulai hidup dalam kesempatan. Bukan menunggu
kesempatan itu datang. Saya percaya bahwa kesempatan tidak perlu ditunggu
saja tetapi kesempatan perlu dijalani/dihidupi. Karena kesempatan selalu ada.
Ingat,
MENERIMA kesempatan dan MEMPERGUNAKAN kesempatan adalah 2 hal yang
berbeda. Bahwa seseorang bisa saja menerima kesempatan namun tidak
mempergunakannya. Jadi tema pelajaran kali ini, Hidup Dalam Kesempatan
berarti hidup yang menerima dan mempergunakan kesempatan. Contohnya,
dalam Lukas 23:39 dst dikisahkan bagaimana Yesus disalibkan di bukit golgota
bersama dua orang jahat yang turut disalibkan karena kejahatannya. Dapat
dikatakan kedua orang tersebut mendapatkan kesempatan untuk “satu
panggung dengan Yesus” di bukit Golgota. Mereka MENERIMA kesempatan
untuk bisa “satu frame” dengan Yesus. Namun yang seorang tidak memanfaatkan
dengan baik. Malah mengejek Yesus untuk membebaskan dirinya. Namun yang
seorang lagi MEMPERGUNAKAN kesempatan dengan baik. Dia meminta “golden
ticket” langsung dari Yesus untuk masuk ke taman Firdaus. Dan dia
mendapatkannya.
Itulah sebabnya rasul Paulus berkata kepada jemaat di Korintus,
2 Korintus 6:1,
Sebagai teman- teman sekerja, kami menasihatkan kamu, supaya kamu jangan
membuat menjadi sia- sia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima.
Bahwa orang yang telah menerima kesempatan bisa saja menjadikan sia-sia
kesempatan tersebut. Kita tidak sedang membahas bagaimana kesempatan bias
menjadi sia-sia, namun prinsipnya adalah kita bisa saja “membuat menjadi siasia kasih karunia Allah, yang telah kamu terima”.
Jadi bisa sekali seseorang yang menerima kasih karunia namun menjadikannya
sia-sia/tidak mempergunakannya. Sementara dalam bagian lain Paulus
menunjukkan dirinya sebagai contoh orang yang menerima kesempatan/kasih
karunia namun tidak menyia-nyiakannya:
1 Korintus 15:10,
Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan
kasih karunia yang dianugerahkan- Nya kepadaku tidak sia- sia. Sebaliknya, aku
telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku,
melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku.
Paulus menerima kesempatan dan dia hidup didalamnya.
Nah bagaimana kita tahu bahwa kita sedang hidup dalam kesempatan? Kenali
dulu kesempatan apa yang kita punya. Jika anda seorang suami, maka mejadi
suami adalah kesempatan yang mulia. Jika anda seorang isteri, maka menjadi
isteri adalah kesempatan yang hebat. Jika anda orang tua dari anak-anak yang
dikaruniakan Tuhan, maka menjadi orang tua adalah kesempatan untuk
mempersiapkan generasi yang perkasa di bumi, mendapat tempat di bangsabangsa. Berapa banyak orang yang melewatkan kesempatan-kesempatan yang
Handout Pengajaran Dalam Kotbah Ibadah Raya – Pleasant Opportunity
dia punya dengan tidak mempergunakan kesempatan itu dengan sebaik-baiknya.
Bagaimana seorang suami yang suka menampar isterinya tanpa disadari telah
menyia-nyiakan kasih karunia Tuhan lewat isteri. Bagaimana orang tua yang
tidak mempergunakan kesempatan sebagai orang tua dengan gagal menjadi
imam bagi anak-anak mereka…Setiap peran, posisi, karunia dan talenta yang kita
punya sesungguhnya adalah kesempatan yang Tuhan beri yang tidak selalu
dipergunakan dengan baik.
Efesus 5:15-17,
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah
seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada,
karena hari- hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Perhatikan kata “pergunakanlah waktu yang ada”. Kata “waktu” adalah “Kairos”
diterjemahkan juga “kesempatan”. Maka Firman Tuhan mengajar kita untuk
mempergunakan kesempatan dengan “berusaha mengerti kehendak Tuhan”.
Artinya sebuah kesungguhan untuk hidup dalam pengenalan akan Tuhan.
Karena kita tidak akan pernah mengerti kehendak Tuhan sampai kita mengenal
Yesus dan Pribadinya secara lebih dalam lagi. Dan untuk itu kita harus
senantiasa memadang-Nya sebagai teladan dan kebenaran kita.
Maka cara terbaik untuk hidup dalam kesempatan adalah dengan mengenal
Pribadi Yesus sehingga kita mengerti kehendak Tuhan. Selanjutnya kita akan
bisa menjalankan kesempatan sebagai suami, isteri, ayah, ibu, pimpinan
perusahaan, pekerja gereja dll. Haleluya!
Download