Templat tesis dan disertasi

advertisement
i
HUBUNGAN FILOGENETIK Hylarana mocquardii (ANURA : RANIDAE)
DI SULAWESI BERDASARKAN PENGUKURAN MORFOLOGI
DAN MOLEKULER GEN 12S rRNA DAN 16S rRNA
SISTER SIANTURI
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Hubungan Filogenetik
Hylarana mocquardii (Anura : Ranidae) di Sulawesi Berdasarkan Pengukuran
Morfologi dan Molekuler Gen 12S rRNA dan 16S rRNA adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Sister Sianturi
NIM G352130111
ii
RINGKASAN
SISTER SIANTURI. Hubungan Filogenetik Hylarana mocquardii (Anura :
Ranidae) di Sulawesi Berdasarkan Pengukuran Morfologi dan Molekuler Gen 12S
rRNA dan 16S rRNA. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan MIRZA
DIKARI KUSRINI.
Hylarana mocquardii merupakan spesies yang awalnya merupakan
anggota spesies H.chalconota yang masih termasuk kompleks spesies karena
terdapat banyak variasi dalam spesies ini. H.mocquardii pada akhirnya ditetapkan
sebagai spesies yang hanya terdapat di Pulau Sulawesi. Pulau Sulawesi
merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki sejarah geologi yang
kompleks. Sejarah geologi yang kompleks dengan kombinasi reorganisasi habitat,
aktivitas pegunungan yang aktif, dan adanya fluktuasi permukaan laut menjadi
faktor pendukung terbentuknya fragmentasi habitat, migrasi, kolonisasi spesies,
hingga terjadinya spesiasi.
Konstruksi filogeni dihasilkan dengan membandingkan sekuen
H.mocquardii dari kawasan Sulawesi yang mewakili semua bagian Sulawesi,
yaitu Sulawesi Utara, Barat, Tengah, Tenggara, dan Selatan. Topologi filogeni
juga terdiri atas sekuen H.chalconota, H.megalonesa, H.erythraea, H.signata,
H.grandocula, H.similis, Sanguirana luzonensis, Limnonectes cf.kuhlii, dan
Occydozyga baluensis yang diunduh dari genebank. Konstruksi filogeni dengan
gen 12S rRNA dan 16S rRNA menghasilkan pola pengelompokan spesies
H.mocquardii yang monofiletik dan membentuk empat kelompok, yaitu kelompok
spesies di kawasan Sulawesi Utara, kelompok spesies di kawasan Sulawesi
Tengah dan Sulawesi Barat, kelompok spesies di kawasan Sulawesi Tenggara,
dan kelompok spesies di kawasan Sulawesi Selatan. Berdasarkan gen 12S rRNA
diperoleh pengelompokan spesies H.mocquardii dengan dua subclade yaitu
kelompok yang berasal dari kawasan Sulawesi Tengah dan Barat dan kelompok
yang berasal dari kawasan Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi
Selatan. Berdasarkan gen 16S rRNA diperoleh pengelompokan spesies
H.mocquardii juga menghasilkan dua subclade yaitu dengan kelompok spesies
yang berasal dari kawasan Sulawesi Selatan memiliki pengelompokan sendiri.
Hasil analisis molekuler ini kemudian dibandingkan dengan hasil analisis
pengukuran morfologi. Dalam analisis morfometri ini dipisahkan antara analisis
individu betina dengan jantan. Penelitian ini melakukan perbandingan antara hasil
analisis morfometri dengan analisis molekuler. Pada hasil analisis morfometri
pada individu betina setelah dilakukan uji lanjut tidak terdapat perbedaan dan
pengelompokan. Pada hasil analisis morfometri individu jantan juga pada awalnya
tidak terlihat adanya pengelompokan, tetapi setelah dilakukan uji lanjut Duncan
terlihat adanya pengelompokan yang juga mendukung pada hasil analisis
molekuler gen 16S rRNA yang menunjukkan bahwa kelompok spesies
H.mocquardii di Sulawesi Selatan memiliki pengelompokan tersendiri.
Berdasarkan penelitian ini juga diketahui bahwa proses invasi spesies
H.mocquardii ke Pulau Sulawesi terjadi seiring dengan proses terbentuknya Pulau
Sulawesi dan nenek moyang spesies ini berasal dari daratan Asia.
Kata kunci: Filogenetik, Hylarana mocquardii, Morfometri, 12S rRNA dan 16S
rRNA
iii
SUMMARY
SISTER SIANTURI. Phylogenetic Relationships of Hylarana mocquardii in
Sulawesi based on Morphometrics and Molecular 12S rRNA with 16S rRNA
gene. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and MIRZA DIKARI KUSRINI.
Hylarana mocquardii was originally member of species Hylarana
chalconota complex because there are many variation in this species. The H.
mocquardii was then defined as species only found on Sulawesi island. Sulawesi
is an island in Indonesia with a complex geological history. Complex geological
history with a combination of reorganization habitat, the activity of the active
mountains, and the fluctuation of sea level are factors that support the formation
of habitat fragmentation, migraton,colonization of that species, and resulted in the
occurence of speciation.
A phylogeny construction was made by comparing the sequence of
H.mocquardii from all parts of Sulawesi: North Sulawesi, West Sulawesi, Central
Sulawesi, East Sulawesi, and South Sulawesi and added sequence of H.
chalconota, H. megalonesa, H. erythraea, H. signata, H. grandocula, H. similis,
Sanguirana luzonensis, Limnonectes cf. kuhlii, and Occydozyga baluensis from
genebank. The phylogeny construction of the 12S rRNA and 16S rRNA produce
monophyletic grouping patterns of H.mocquardii and consist of four groups:
North Sulawesi region, Central Sulawes and West Sulawesi region, Southeast
Sulawesi region, and South Sulawesi region. Based on12S rRNA gene this group
was divided in two subclade, the first group consist of species from West
Sulawesi and Central Sulawesi region and the second group consist of species
from North Sulawesi, Southeast Sulawesi, and South Sulawesi region. Based on
16S rRNA gene the grouping was divided in two subclade that separated species
from South Sulawesi region from other region.
Molecular analysis were then compared with morphometrics analysis of
females and males frog. Morphometric analysis results were unable to show
significant difference grouping of H.mocquardi because it produce only one
grouping. However, final morphometric analysis of males using Duncan Test
showed that H.mocquardii from South Sulawesi differed from other region. It
conclude that morphometric analysis of male frog showed the same pattern and
supported molecular analysis of 16S rRNA gene. This research was able to
analysis the spread of H.mocquardii to Sulawesi island. This process occured
during the formation of Sulawesi island and predicted occured during Miocene.
Based on this I concluded that ancestor of this species originated from Mainland
Asia.
Keywords: Phylogenetics, Hylarana mocquardii, Morphometrics, 12S rRNA and
16S rRNA
iv
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
1
HUBUNGAN FILOGENETIK Hylarana mocquardii (ANURA : RANIDAE)
DI SULAWESI BERDASARKAN PENGUKURAN MORFOLOGI DAN
MOLEKULER GEN 12S rRNA dan 16S rRNA
SISTER SIANTURI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Biosains Hewan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
2
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Bambang Suryobroto, M.Si
PRAKATA
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan karuniaNya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister
Sains pada Program Studi Biosains Hewan (BSH) Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si. dan Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si.
selaku komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan
dalam penyusunan karya ini
2. Kepada Dr.Ir.R. R. Dyah Perwitasari, M.Sc.selaku ketua program studi
Biosains Hewan.
3. Museum Zoologicum Bogorienses (MZB) yang telah memberikan akses
terh adap penggunaan spesimen yang digunakan dalam penelitian.
4. Dr.Amir Hamidy M.Sc selaku kepala Laboratorium Herpetologi Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Dr. rer. nat. Evy Arida,
M.Sc. dan seluruh staff Laboratorium Herpetologi LIPI Cibinong
5. Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia yang telah memberikan dana
melalui beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana Dalam Negeri (BPPDN) 2013
6. Rekan-rekan BSH 2013 yang telah memberikan bantuan, dukungan dan
motivasi selama perkuliahan dan penelitian berlangsung
7. Bapak Adi Surahman dan Ibu Tini Wahyuni yang banyak membantu
dalam penyediaan alat dan bahan laboratorium
8. Kedua orang tua, saudara-saudara, dan teman-teman yang telah memberi
dukungan dan doa kepada penulis
Bogor, Agustus 2015
Sister Sianturi
5
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
1
1
3
4
4
2 METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Sampel Penelitian
Prosedur Penelitian
Pengukuran Morfologi
Analisis Pengukuran Morfologi
Analisis Molekuler
Ekstraksi DNA
Amplifikasi (Perbanyakan) Ruas DNA
Visualisasi Perbanyakan Ruas DNA
Perunutan (Sequencing) DNA Produk PCR
Analisis Data
4
4
5
5
5
5
8
8
8
8
9
9
3 HASIL
Analisis Pengukuran Morfologi
Analisis Molekuler
Karakteristik dan Komposisi Sekuens Hylarana
mocquardii Berdasarkan Gen 12S rRNA dan 16S rRNA
Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 12S rRNA
Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 16S rRNA
4 PEMBAHASAN
Kongruensi Analisis Morfometri dengan Analisis Molekuler Gen 16S rRNA
Rekonstruksi Filogeni dan Evolusi Pulau Sulawesi
Analisis Proses Invasi Spesies H.mocquardii
Berdasarkan Analisis Filogeni
10
10
14
14
14
14
15
15
15
17
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
22
22
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
26
RIWAYAT HIDUP
46
6
DAFTAR TABEL
1
Data Spesimen H.mocquardii yang digunakan dalam penelitian
untuk analisis molekuler
2 Daftar Spesies Hylarana dan akses Genebank yang digunakan
dalam analisis molekuler dan konstruksi filogeni
3 Hasil Pengukuran morfologi spesies H.mocquardii betina (n=79)
4 Hasil Pengukuran morfologi spesies H.mocquardii jantan (n=189)
5 Analisis komponen utama pengukuran morfologi spesies
H.mocquardii betina
6 Analisis komponen utama pengukuran morfologi spesies
H.mocquardii jantan
7 Hasil analisis uji lanjut Duncan spesies H.mocquardii betina pada
variabel HLL
8 Hasil analisis uji lanjut Duncan spesies H.mocquardii jantan pada
variabel HLL
9 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik
(atas diagonal) berdasarkan gen 12S rRNA
10 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik
(atas diagonal) berdasarkan gen 16S rRNA
6
9
10
11
12
12
13
14
20
21
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
Spesimen H.mocquardii tampak dorsal dan tampak ventral
Karakter penting untuk identifikasi H.mocquardii
Kondisi Geologi dan Tektonik Pulau Sulawesi pada masingmasing pembagian kawasan
4 Titik pengukuran morfologi pada individu H.mocquardii
5 Karakter Nuptial pad pada H.mocquardii individu jantan
6 Hasil analisis biplot pengelompokan spesies H.mocquardii
betina
7 Hasil analisis biplot pengelompokan spesies H.mocquardii
jantan
8 Proses sejarah tektonik Pulau Sulawesi
9 Pembagian kawasan daratan yang terdiri dari kawasan daratan
Sunda, Wallacea, dan kawasan daratan Sahul
10 Konstruksi pohon filogeni dengan metode Neighbour-joining
11 Pola filogeografi H.mocquardii di Sulawesi berdasarkan gen
12S rRNA dan 16S rRNA
1
2
3
7
7
12
13
16
17
18
19
DAFTAR LAMPIRAN
1 Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen
pada spesies H.mocquardii betina
2 Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen
pada spesies H.mocquardii betina
3 Data spesimen H.mocquardii yang digunakan untuk analisis
pengukuran morfologi
26
27
28
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penelitian terkait sistematika pada famili Ranidae masih perlu dilakukan
karena taksonomi pada taksa ini masih diperdebatkan. Pada anggota famili
Ranidae masih banyak spesies yang memiliki hubungan filogenetik yang belum
dapat dipecahkan. Penyebabnya adalah karena penyebaran spesies yang sangat
luas dan revisi sistematika terkait dengan sinonim antar lokasi geografis yang
masih terjadi pada anggota spesies famili Ranidae (Dubois 1992).
Hylarana mocquardii (Werner, 1901) merupakan salah satu anggota famili
Ranidae yang awalnya memiliki nama spesies Hylarana chalconota
(Schlegel, 1837). Spesies
H. chalconota memiliki penyebaran yang luas di
Indonesia, yaitu Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (Inger 1966). H.
chalconota yang berasal dari Sulawesi ditempatkan sebagai spesies yang sah
setelah ditemukan ciri morfologi pada bagian dorsal yang lebih mencolok
dibandingkan dengan H. chalconota yang berasal dari kawasan di luar Sulawesi
(Iskandar & Colijin 2000). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Inger & Voris
(2001) yang menyatakan bahwa fauna Sulawesi, khususnya katak keturunan
Sundaland, menunjukkan hampir tidak ada kesamaan dengan fauna lain pada
tingkat spesies. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Inger et al. (2009) dengan
menggunakan gen 16S rRNA dan beberapa karakter morfologi sebagai marker
menemukan bahwa spesies H. chalconota dipecah menjadi beberapa kelompok.
Kelompok H. chalconota yang hidup di Kalimantan terbagi menjadi dua jenis,
yaitu H. megalonesa dan H. raniceps, kelompok yang hidup di Sumatera dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu H. chalconota, H. parvaccola, dan H. rufipes, kelompok
yang hidup di Jawa tetap sebagai jenis H. chalconota, dan kelompok yang hidup
di Sulawesi ditetapkan sebagai H. mocquardii. Inger et al. (2009) kemudian
menghapus H. mocquardii sebagai sinonim dari H. chalconota.
Gambar 1
Spesimen H.mocquardii (a) : Tampak Ventral, (b) Tampak Dorsal. Sumber
Spesimen : Laboratorium Herpetologi, Museum Zoologicum Bogoriense
(MZB) LIPI Cibinong
2
Spesies H. mocquardii pada jantan memiliki kisaran ukuran 15.87 mm 55.73 mm sedangkan pada betina 35.74 mm - 83.87 mm, memiliki permukaan
dorsal yang berwarna kuning hingga coklat, sedangkan permukaan ventral
memiliki warna putih dengan bintik hitam, memiliki kaki panjang dan ramping
(Gambar 1) (Iskandar 1998). Karakter penting dalam identifikasi spesies ini
adalah memiliki bibir putih (white lipped) yang berada di sepanjang bawah mata
hingga timpanium, memiliki timpanium berwarna coklat tua, dan memiliki selaput
kaki (webbing) penuh (Gambar 2) (Iskandar 1998).
3
4
1
Gambar 2
2
Karakter Penting Untuk Identifikasi H.mocquardii (1) White Lipped, (2)
Timpanium, (3) Diameter Disc, (4) Selaput Kaki (Webbing)
Hylarana mocquardii ditetapkan sebagai jenis yang hanya ditemukan di
Pulau Sulawesi (Frost 2009). Inger et al. (2009) membuktikan bahwa
H.mocquardii merupakan spesies kriptik dalam grup H.chalconota yang ada di
Sulawesi.
Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki
sejarah geologi yang kompleks (Stelbrink et al. 2011). Sejarah geologi dan
topologi yang kompleks (Gambar 3) dengan kombinasi reorganisasi habitat
terestrial, aktivitas pegunungan yang aktif, dan adanya fluktuasi permukaan laut
menjadi faktor pendukung terbentuknya fragmentasi habitat, migrasi, kolonisasi
spesies pada habitat baru, hingga terbentuknya spesiasi allopatrik (Esselstyn et al.
2009). Pulau Sulawesi terbentuk dari beberapa proses tabrakan beberapa lempeng
yang berbeda (Hall 1996). Keadaan ini merupakan barier yang potensial untuk
menghasilkan pola distribusi hewan yang memiliki pola sesuai dengan
fragmentasi dan diversifikasi habitat (Evans et al. 2003). Selain itu adanya
topografi yang kompleks dan keragaman habitat iklim mikro memberi pengaruh
dalam diversifikasi, spesiasi, dan variasi spesies (Bridle et al. 2001). Studi
molekuler pada biota Sulawesi menemukan bukti bahwa sejarah vikarian dan
seleksi ekologi adalah sebagai faktor utama yang mendorong terjadinya
diversifikasi (Evans et al. 2001).
3
Gambar 3
Kondisi geologi dan tektonik Pulau Sulawesi pada masing-masing pembagian
kawasan (Moss & Wilson 1998)
Morfometri merupakan salah satu cara untuk mengetahui keanekaragaman
dari suatu spesies dengan menguji karakter morfologi. Data morfometri dapat
digunakan untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan antar populasi dan
mendeskripsikan kekerabatan populasi secara morfologi (Hill & Wiens 2000).
Sebagai aplikasi lanjut, hasil analisis secara morfometri dapat memberikan
gambaran umum tentang tingkat variabilitas dari suatu taksa (Chernoff 1982).
Setiap karakter yang diamati umumnya merupakan akibat adanya interaksi gengen yang ekspresinya dipengaruhi oleh lingkungan (Munshi & Dutta 1996).
Keterbatasan dari penggunaan data morfometri adalah nilai konsistensi rendah
dalam menunjukkan hubungan filogenetik pada tingkat variasi spesies kriptik dan
subspesies sehingga perlu dikomparasi dengan data molekuler (Wiens 2004).
Studi dengan menggunakan kedua pendekatan ini dapat memberi informasi yang
lebih luas dan sangat membantu untuk informasi sistematika dan rekonstruksi
filogeni (Hillis 1987).
Penelitian sebelumnya dengan menggunakan gen marker 16S rRNA
membuktikan bahwa pembagian Pulau Sulawesi menghasilkan tujuh kawasan
endemik pada spesies Bufo celebensis. Berdasarkan hal itu perlu dilakukan uji
lanjut pada spesies H.mocquardii yang berada di kawasan Sulawesi untuk
mengetahui pola pengelompokan spesies (Evans et al. 2003). Banyak penelitian
pada amfibi yang telah dilakukan dengan menggunakan gen 16S rRNA sebagai
marker, misalnya pada spesies B. melanostictus dan B. asper (Tjandra 2011), pada
famili Dendrobatidae (Vences et al. 2000), bahkan untuk analisis hubungan
kekerabatan pada famili yang ada pada hewan amfibi (Hay et al. 1995). Selain itu,
4
gen yang digunakan sebagai marker adalah gen 12S rRNA. Hedges and Maxson
(1993) yang melakukan penelitian filogeni pada cecilia membuktikan bahwa gen
12S rRNA dan 16S rRNA dalam genom mitondria merupakan gen yang sangat
potensial dalam aspek filogeni amfibi.
Perumusan Masalah
Spesies H. mocquardii pada awalnya memiliki nama H. chalconota,
merupakan kompleks spesies. Inger et al. (2009) menemukan bahwa H.
mocquardii memiliki perbedaan dengan spesies lain dalam chalconota grup baik
secara morfologi maupun secara molekuler. H. mocquardii yang ada di Sulawesi
akhirnya ditetapkan sebagai spesies yang terpisah. Penegakan sebagai spesies
yang terpisah dari chalconota group pada
H. mocquardii di kawasan
Sulawesi dipengaruhi oleh kondisi geologis, habitat, dan batasan-batasan
ekologis. Penelitian ini ingin membuktikan bagaimana kontribusi dari batasan
tersebut terhadap kekerabatan spesies H. mocquardii di Sulawesi dan bagaimana
pola pengelompokan spesies berdasarkan sekuens gen 12S rRNA dan 16S rRNA
dalam genom mitokondria. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan
pengukuran morfologi untuk memperkuat hasil pengelompokan tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk menganalisis kekerabatan intraspesies H. mocquardii
menggunakan gen 12S rRNA dan 16S rRNA genom mitokondria
2. Untuk menganalisis kekerabatan interspesies
H. mocquardii
berdasarkan pengukuran morfologi
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan untuk manajemen
konservasi spesies endemik di Sulawesi khususnya spesies H. mocquardii
2 METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 – Maret 2015.
Pengukuran morfologi dan pengambilan sampel jaringan untuk analisis molekuler
dilakukan di Laboratorium Herpetologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Cibinong, sedangkan untuk proses analisis molekuler meliputi proses
Polymerase Chain Reaction (PCR) dan visualisasi hasil PCR dilakukan di
Laboratorium Molekuler, Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor.
5
Sampel Penelitian
Sampel katak H. mocquardii berasal dari kawasan Sulawesi yang diperoleh
dari hasil preservasi yang disimpan di Laboratorium Herpetologi LIPI Cibinong.
Analisis morfometri menggunakan 79 individu spesimen betina dan 189 individu
spesimen jantan pada semua sampel H. mocquardii yang ada di Museum
Zoologicum Bogoriense (MZB) (Lampiran 3). Analisis molekuler menggunakan
12 spesimen yang diambil dari organ hati (liver) yang berasal dari masing-masing
kawasan Sulawesi yang dapat mewakili masing-masing bagian pulau yaitu
Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan
Sulawesi Selatan (Tabel 1).
Prosedur Penelitian
Pengukuran Morfologi
Pengukuran menggunakan Calliper digital 0.1 mm. Titik-titik pengukuran
sesuai dengan Matsui (1984) dan Matsui (1994) ( Gambar 4). Selain itu, pada
katak jantan dilakukan juga pengukuran pada karakter tambahan, yaitu Nuptial
Pad (NP), diameter disc pada kaki depan jari ketiga (DFTD3) dan jari keempat
(DFTD4), dan diameter disc kaki belakang pada jari ketiga (DFTB3) dan jari
keempat (DFTB4) (Gambar 5).
Analisis Pengukuran Morfologi
Analisis untuk morfologi dilakukan dengan menggunakan program
statistik yaitu program R i386 versi 3.1.3 dan dan SPSS versi 16. Analisis pertama
dilakukan menggunakan Principal Component Anaysis (PCA) atau Analisis
Komponen Utama untuk melihat pola pengelompokan individu jantan dan betina.
Pemisahan analisis antara jantan dan betina dilakukan setelah dilakukan analisis ttest terlebih dahulu. Setelah itu, dlakukan analisis kontribusi variabel terhadap
variabel yang memiliki kontribusi paling tinggi untuk selanjutnya dilakukan Uji
Lanjut Duncan. Untuk mengetahui komponen yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap pengelompokan juga dilakukan analisis Anova.
6
Tabel 1 Data Spesimen H. mocquardii yang digunakan dalam penelitian untuk
analisis molekuler
No MZB
No. Lapang
Lokasi
No Akses
Gen yang
Genebank
Digunakan
MZB13964 BSI 1450
Desa Mataue,
KR082128
12S rRNA
Sulawesi Tengah
KR153317
16S rRNA
MZB13989 BSI 1272
Desa Balapu, Kec.Kulawi, KR082127
12S rRNA
Kab.Donggala,
Sulawesi Tengah
MZB11450 AK203
Lantai Hutan Salodik, Kab KR082129
12S rRNA
.Banggai,Sulawesi Tengah KR153318
16S rRNA
MZB12404 JAM 6284
Desa Kabinan, Kab.Maje KR082132
12S rRNA
ne, Sulawesi Barat
KR153321
16S rRNA
MZB12400 JAM 5942
Desa Polewali, Massawa R KR082133
12S rRNA
oad River 1, Sulawesi KR153322
16S rRNA
Barat
MZB12418 JAM 5996
Desa Makuang,
KR082134
12S rRNA
Kec.Massawa
KR153323
16S rRNA
Sulawesi Barat
MZB17486 ATH 2082
Pegunungan Mekongga, D KR082130
12S rRNA
esa Tinukari, Kec.Wawo, KR153319
16S rRNA
Kolaka,Sulawesi Tenggara
MZB17484 ATH 1760
Pegunungan Mekongga,
KR082131
12S rRNA
Desa Tinukari, Kec.Wawo, KR153320
16S rRNA
Kolaka
Sulawesi Tenggara
MZB23288 KBAA12
Kaki Gunung Boliyuhuto, KR082137
12S rRNA
Marga Satwa Nantu,
KR153324
16S rRNA
Sulawesi Utara
MZB23289 KBAA14
Kaki Gunung Boliyuhuto, KR082138
12S rRNA
Marga Satwa Nantu,
Sulawesi Utara
MZB12413 JAM 5504
Desa Bonto Maranu (Near KR082135
12S rRNA
Loka), Sulawesi Selatan
MZB12401 JAM 5740
Kelurahan Lewaja,
KR082136
12S rRNA
Kab.Enrekang,
KR153316
16S rRNA
Sulawesi Selatan
7
Gambar 4
Titik Pengukuran Morfologi pada Individu H. mocquardiii (Matsui 1984) (1):
Snout Vent Length (SVL), (2) Head Length (HL), (3) Snout-Nostril Length
(SNL), (4) Nostril-Eyelid Length (NEL), (5) Snout-Length (SL), (6) Eye
Length (EL), (7) Tympanium-Eye Length (TEL), (8) Tympanium Diameter
(TD), (9) Head Width (HW), (10) Internarial Distance (IND), (11)Intercanthal
Distance (ICD), (12) Interorbital Distance (IOD), (13)Upper Eyelid Width
(UEW), (14) Upper Eyelid Margin Distance (UEMD), (18) Forelimb Length
(FLL), (19) Lower Arm Length (LAL), (20) Third Finger Length (TFL), (21)
First Finger Length (FFL), (22) Outer Palmar Tubercle Length (OPTL), (23)
Inner Palmar Tubercle Length (IPTL), (24) Hand Length (HAL), (25)
ForearmWidth (FAW), (26) Hindlimb Length (HLL), (27) Tibia Length (TL),
(28) Foot Length (FL), (29) Fourth Toe Length (FTL), (30) Outer Metatarsal
Tubercle Length (OMTL), (31) Inner Metatarsal Tubercle Length (IMTL)
Nuptial pad
Gambar 5. Karakter Nuptial pad pada H.mocquardii individu jantan
8
Analisis Molekuler
Ekstraksi DNA
Isolasi DNA total dilakukan dengan mengikuti metode Farajallah (2002).
Potongan otot katak sekitar 2 mm dalam alkohol 70 % dicuci dengan 500 µl
buffer TE sebanyak 2 kali. Sampel otot yang telah dicuci kemudian dipotong
kecil-kecil menggunakan gunting dalam bufer 1x STE. Sel-sel otot dilisis dengan
menambahkan SDS sampai 10 % dan enzim Proteinase-K sebanyak 0.3 mg/ml.
Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 55oC selama 1 jam sambil
dikocok perlahan.
Material DNA dipisahkan dari material organik lainnya dengan metode
ekstraksi fenol, yaitu dengan menambahkan larutan NaCl 5 M sebanyak 1/10
volume, fenol sebanyak 1x volume, dan Kloroform-isoamil alkohol (CIAA:24:1)
sebanyak 1x volume. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu ruang
sambil dikocok pelan selama 1 jam. Bahan organik yang masuk ke fase fenol
dipisahkan dari fase air dengan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 5
menit. Fase air kemudian dipindahkan ke dalam tabung baru. Molekul DNA
dimurnikan dengan teknik pengendapan alkohol yaitu dengan menambahkan
alkohol absolut sebanyak 2x volume dan NaCl 5 M sebanyak 1/10 x volume.
Campuran diinkubasi pada suhu 4o C selama 24 jam. Molekul DNA diendapkan
dengan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 5 menit. Endapan DNA
yang diperoleh kemudian dicuci dengan alkohol 70 %. Molekul DNA diendapkan
kembali kemudian disuspensikan dalam bufer TE 80 % dan disimpan dalam
freezer untuk digunakan lebih lanjut.
Amplifikasi (Perbanyakan) Ruas DNA
Ruas DNA diamplifikasi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
menggunakan mesin Thermo Cycler TaKaRa MP4. Primer yang digunakan adalah
AF559 (5’ACTGGGATTAGATACCCCACTAT 3’) yang menempel pada bagian
tengah gen 16S rRNA dan AF560 (5’ATGTTTTTGGTAAACAGGCG-3’) yang
menempel pada akhir gen 12S rRNA. Total pereaksi PCR adalah 25µl yang terdiri
atas 0.625 mg/ml Gotag Green Master Mix, 0.0026 mg/ml Primer Forward,
0.0028 mg/ml Primer Reverse, 10.5 µl Nuclease Water, dan 0.8 ƞ g/ml Template
DNA.
Amplifikasi dilakukan dengan kondisi predenaturasi 94o C selama 4 menit,
dilanjutkan dengan 30 siklus yang terdiri dari denaturasi 94o C selama 1 menit,
annealing (penempelan) 55o C selama 1 menit 30 detik, pemanjangan 72o C
selama 1 menit, dan pemanjangan akhir 72o C selama 7 menit.
Visualisasi Perbanyakan Ruas DNA
Amplikon diuji dengan menggunakan metode elektroforesis gel
poliakrilamid (PAGE) 6% dan dijalankan pada tegangan 200 V selama 40 menit
atau sampai bromthymol blue mencapai bagian bawah gel. Setelah pemisahan
elektroforesis, pita-pita DNA divisualisasi dengan pewarnaan perak (silver
staining) (Tegelstrom 1986).
9
Perunutan (Sequencing) DNA Produk PCR
Perunutan DNA dilakukan dengan menggunakan jasa pelayanan sekuensing.
Perunutan tersebut dilakukan dengan menggunakan pasangan primer yang
digunakan pada saat PCR.
Analisis Data
Urutan nukleotida yang diperoleh dari proses perunutan diedit secara
manual dibantu dengan program Bioedit. Runutan nukleotida kemudian
disejajarkan bersama spesies lain yang masih dalam satu famili yang diunduh dari
genebank (www.ncbi.nlm.nih.gov) (Tabel 2). Analisis jumlah perbedaan
nukleotida, jarak genetik dilakukan dengan model Kimura 2 Parameter (K2P) dan
rekonstruksi filogeni dilakukan dengan menggunakan program MEGA version 4
(Tamura et al. 2007).
Tabel 2. Daftar spesies Hylarana dan akses GeneBank yang digunakan dalam
analisis molekuler dan konstruksi filogeni
No
4
5
6
7
8
9
1
2
3
Spesies
Ingroup
Hylarana chalconota
Hylarana megalonesa
Hylarana erythraea
Hylarana signata
Hylarana grandocula
Hylarana similis
Outgroup
Sanguirana luzonensis
Limnonectes cf.kuhlii
Occidozyga baluensis
No. Akses
Sumber
Tahun
KF477630.1
KF477629.1
KF477637.1
KF477746.1
KF477654.1
KF477783.1
Brown R.M. dan Siler C.D.
Brown R.M. dan Siler C.D.
Brown R.M. dan Siler C.D.
Brown R.M. dan Siler C.D.
Brown R.M. dan Siler C.D.
Brown R.M. dan Siler C.D.
2014
2014
2014
2014
2014
2014
KF477636.1
HM067130.1
DQ283143.1
Brown R.M. dan Siler C.D.
McLeod D.S.
Frost DR., Grant T., Faivovich
J., Bain R., Haas A. Haddad
CFB., De Sa RO., Channing
A., Wilkinson M, Donnelan
SC, Raxworthy C., Campbell
JA, Blotto BL, Moler P,
Drewes RC, Nussbaum RA,
Lynch JD, Green DM, dan
heeler WC.
2014
2010
2010
10
3 HASIL
Analisis Pengukuran Morfologi
Pengukuran morfologi pada spesies H. mocquardii dilakukan berdasarkan
teknik pengukuran sesuai dengan Matsui 1984. Untuk analisis pengukuran,
dipisahkan analisis individu jantan dengan individu betina setelah terlebih dahulu
dilakukan uji t-test yang menunjukkan adanya perbedaan siginifikan (t268 = 1.69;
P < 0.05) antara jantan dan betina. Spesies H. mocquardii betina memiliki nilai
Snout Vent Length (SVL) kisaran 35.74 mm hingga 83.87 mm dengan nilai ratarata sebesar 65.50 mm (Tabel 3).
Tabel 3 Hasil Pengukuran Morfologi spesies H. mocquardii betina (n = 79)
Variabel*
Rata-rata
Minimum
Maksimum
Std.deviasi
SVL
65.50
35.74
83.87
11.12
HL1
19.82
10.86
26.75
3.57
HL2
25.22
13.59
31.97
4.43
SNL
3.11
1.47
4.98
0.74
NEL
6.98
3.70
9.28
1.22
SL
10.64
6.01
14.85
1.93
EL
7.39
4.67
9.68
1.14
TEL
2.08
1.02
3.57
0.59
TD
4.66
2.18
6.77
0.99
HW
21.41
11.60
29.81
3.91
IND
5.22
2.61
7.46
1.03
ICD
11.90
6.37
16.09
2.21
IOD
7.46
3.75
10.97
1.66
UEW
5.34
2.80
7.86
0.99
UEMD
16.51
2.52
23.85
3.52
FLL
44.68
25.92
58.97
7.70
LAL
32.96
19.06
44.17
6.09
TFL
15.87
9.30
21.42
3.02
FFL
10.78
5.65
15.21
2.27
OPTL
2.52
1.38
4.27
0.63
IPTL
3.59
1.64
5.29
0.68
HAL
19.33
11.40
25.89
3.59
FAW
4.56
2.15
7.32
0.96
HLL
123.48
68.94
155.30
20.47
TL
39.03
22.09
49.57
6.33
FL
85.54
47.63
112.31
14.71
FTL1
30.15
16.16
39.20
5.30
FTL2
19.22
8.76
32.70
3.83
OMTL
2.46
1.33
4.20
0.61
IMTL
2.82
1.40
5.04
0.68
DFTD3
2.95
1.18
4.74
0.86
DFTD4
2.91
1.03
4.60
0.86
DFTB3
1.92
0.86
3.14
0.56
DFTB4
1.54
0.63
2.62
0.44
Keterangan: * Singkatan variabel pengukuran mengacu pada keterangan Gambar 4
11
Tabel 4. Hasil Pengukuran Morfologi spesies H. mocquardii jantan (n = 189)
Variabel*
NP
SVL
HL1
HL2
SNL
NEL
SL
EL
TEL
TD
HW
IND
ICD
IOD
UEW
UEMD
FLL
LAL
TFL
FFL
OPTL
IPTL
HAL
FAW
HLL
TL
FL
FTL1
FTL2
OMTL
IMTL
DFTD3
DFTD4
DFTB3
DFTB4
Rata-rata
1.88
42.42
12.86
16.78
2.11
4.53
6.91
5.45
1.15
3.25
12.89
3.42
7.78
4.29
3.80
11.08
29.39
21.61
10.22
6.71
1.74
4.12
12.46
3.34
79.47
25.03
54.75
18.93
11.85
1.65
1.96
1.63
1.59
1.07
0.91
Minimum
0.18
15.87
3.95
6.30
0.95
1.01
1.49
1.89
0.41
0.72
4.84
1.49
3.03
1.95
0.77
4.16
10.59
8.35
3.35
1.88
0.52
0.82
4.35
1.01
28.01
8.58
19.42
6.03
3.87
0.54
0.80
0.40
0.43
0.31
0.30
Maksimum
2.84
55.73
16.87
21.36
3.46
6.00
9.04
8.01
2.00
4.99
16.56
4.98
10.41
5.92
5.52
15.53
38.72
28.55
14.82
11.65
3.19
6.31
17.52
7.24
105.58
32.79
73.74
25.70
17.04
2.48
3.07
3.06
2.78
1.90
1.70
Keterangan : * Singkatan variabel mengacu pada keterangan Gambar 4
Std.deviasi
0.52
7.25
2.39
3.20
0.41
0.90
1.34
1.12
0.32
0.76
2.37
0.63
1.51
0.80
0.98
2.28
5.76
4.09
2.18
1.58
0.41
0.95
2.40
0.89
14.82
4.71
10.60
3.77
2.47
0.38
0.43
0.50
0.50
0.34
0.23
Spesies H. mocquardii untuk individu jantan memiliki SVL dengan kisaran
15.87 mm hingga 55.73 mm dan nilai rata-rata SVL adalah 42.42 mm (Tabel 4).
12
Tabel 5 Analisis komponen utama pengukuran morfologi spesies H. mocquardii
betina
F1
F2
F3
F4
F5
F6
Eigenvalue
27.69
0.89
0.86
0.61
0.47
0.44
Variability (%)
81.44
2.62
2.54
1.80
1.40
1.30
Cumulative (%)
81.44
84.10
86.60
88.40
89.79
91.09
Nilai eigenvalue menunjukkan pada F1 sudah >1 dan nilai cumulative nya
adalah >70 % (Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan satu
komponen saja sudah mewakili 35 komponen.
Gambar 6 Hasil analisis biplot pengelompokan spesies H.mocquardii betina
Pengelompokan H.mocquardii betina menunjukkan bahwa semua variabel
pengukuran berada pada satu kelompok dan sudut yang dibentuk adalah < 90o
yang menunjukkan bahwa semua variabel memiliki korelasi yang kuat dan positif
(Gambar 6).
Tabel
6 Analisis Komponen Utama Pengukuran Morfologi
H. mocquardii jantan
Eigenvalue
F1
27.50
F2
1.23
F3
0.76
F4 F5
0.73
0.52
F6
0.46
Variability (%)
78.58
3.50
2.18
2.07
1.49
1.31
Cumulative (%)
78.58
82.09
84.27
86.34
87.83
89.14
spesies
F7
0.37
0.09
92.18
13
Nilai eigenvalue >1 dan nilai cumulative juga >70 % menunjukkan bahwa
satu komponen saja sudah dapat mewakili 35 komponen yang dianalisis dan tidak
ada pengelompokan dalam variabel pengukuran yang dianalisis (Tabel 6)
Pengelompokan spesies H.mocquardii jantan menunjukkan bahwa semua
variabel pengukuran berkumpul cenderung memiliki dua kelompok dan sudut
yang dibentuk adalah < 90o yang menunjukkan bahwa semua variabel memiliki
korelasi yang kuat dan positif (Gambar 7) .
Gambar 7 Hasil Analisis Biplot pengelompokan spesies H.mocquardii jantan
Variabel pengukuran yang memiliki nilai kontribusi paling besar pada
betina adalah variabel HLL dengan nilai 3.51 (Lampiran 1). Uji Lanjut Duncan
menunjukkan bahwa tidak ada pengelompokan berdasarkan variabel HLL
sehingga tidak ada perbedaan karakteristik yang signifikan pada spesies
H.mocquardii betina di Sulawesi (Tabel 7).
Tabel 7 Hasil analisis Uji Lanjut Duncan spesies H.mocquardii betina pada
variabel HLL
Wil
3.00
5.00
1.00
4.00
2.00
Sig.
N
2
8
7
32
30
Subset for alpha = 0.05
1
101.20
112.18
116.69
126.13
126.73
0.05
Variabel pengukuran yang memiliki kontribusi paling besar pada jantan
adalah variabel HLL. Uji Lanjut Duncan menunjukkan bahwa terdapat dua
pengelompokan yang dibentuk , yaitu kawasan Sulawesi Selatan dan kawasan
Sulawesi Utara, Tengah, Barat, dan Tenggara (Tabel 8).
14
Tabel 8 Hasil analisis Uji Lanjut Duncan spesies H. mocquardii jantan pada
variabel HLL
Wil
5.00
1.00
2.00
4.00
3.00
Sig.
N
25
24
57
66
17
Subset for alpha = 0.05
1
2
60.86
77.56
82.77
83.04
84.55
1.00
0.06
Analisis Molekuler
Karakteristik dan Komposisi Sekuens H. mocquardii Berdasarkan Gen 12S
rRNA dan 16S rRNA
Analisis gen 12S rRNA yang dianalisis terdiri dari 12 sekuens dengan
pensejajaran sebesar 596 bp, yaitu 492 bp conserve sites, 103 variable sites, dan
80 parsimony informative dengan komposisi rata-rata nukleotida adalah T (U) =
24.1 %; C =28.0 %; A=30.3 %; dan G=17.6 % sedangkan analisis gen 16S
rRNA terdiri dari 9 sekuens dengan pensejajaran nukleotida sebesar 665 bp, yaitu
584 conserve sites, 79 variable sites, dan 43 parsimony informative dengan
komposisi rata-rata adalah T (U) = 24.3 %; C = 23.4 %; A = 37.4 %; dan G =
15.0 %.
Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 12S rRNA
Konstruksi filogenetik berdasarkan gen 12S rRNA membentuk dua
kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah] dan [Sulawesi
Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan]. Untuk lebih lanjut lagi, kelompok
tersebut terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Utara],
[Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah], [Sulawesi Tenggara], dan [Sulawesi
Selatan] (Gambar 10a). Jarak genetik (genetic distance) paling dekat berasal dari
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat sedangkan jarak genetik yang paling jauh
yaitu sebesar 0.111 ditemukan pada sekuens yang berasal dari Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Tengah (Tabel 9). Spesies H. chalconota dan
H.
megalonesa merupakan sister clade dari kelompok spesies H. mocquardii yang
didukung kuat dengan nilai bootstrap = 100. Hal ini menunjukkan kekerabatan
yang sangat dekat antara H. mocquardii dengan kelompok H. chalconota yang
merupakan salah satu jenis spesies kompleks.
Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 16S rRNA
Konstruksi filogenetik berdasarkan gen 16S rRNA menghasilkan dua
kelompok yaitu kelompok [Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara] dan [Sulawesi Selatan]. Untuk lebih lanjut, kelompok
tersebut terbagi atas empat kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Utara],
[Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat], [Sulawesi Tenggara], dan [Sulawesi
Selatan] (Gambar 10b). Jarak genetik yang paling dekat ditemukan pada sekuens
H. mocquardii yang berasal dari Barat dan Tengah dan jarak genetik yang paling
jauh dengan nilai 0.78 ditemukan pada sekuens spesies H.mocquardii yang
15
berasal dari Sulawesi Selatan (Tabel 10). H. chalconota dan H. megalonesa
merupakan sister clade dari kelompok spesies H.mocquardii yang didukung
dengan nilai bootstrap = 100.
4 PEMBAHASAN
Kongruensi Analisis Morfometri dengan Analisis Molekuler Gen 16S rRNA
Analisis molekuler spesies H. mocquardii di Sulawesi membentuk
pengelompokan sesuai dengan pola pembentukan Pulau Sulawesi (Gambar 11).
Hasil rekonstruksi filogeni secara konsisten menunjukkan bahwa spesies H.
mocquardii di Sulawesi memiliki posisi monofiletik dibandingkan dengan
anggota famili Ranidae. Berdasarkan gen 16S rRNA spesies H. mocquardii
membentuk dua kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah] dan kelompok [Sulawesi Selatan]. Untuk lebih
lanjut lagi, kelompok [Sulawesi Utara], [Sulawesi Barat dan Tengah], [Sulawesi
Tenggara], dan [Sulawesi Selatan] membentuk empat kelompok yang terpisah.
Hasil analisis molekuler 16S rRNA menunjukkan hasil yang kongruen
dengan hasil pengukuran morfologi pada individu jantan yang menempatkan
Sulawesi Selatan sebagai kelompok yang terpisah. Kesesuaian hasil ini
membuktikan bahwa kedua metode mampu menunjukkan adanya variasi atau
diferensiasi spesies (Wien 2000). Menurut Schuh (2000) bahwa adanya variasi
ekologis dan adanya barier geografis dapat memunculkan karakter yang berbeda
pada individu dalam satu spesies dan akan meningkatkan diferensiasi genetik. Hal
ini menunjukkan bahwa adanya tingkat efisiensi dan konsistensi yang lebih tinggi
pada gen 16S rRNA dibanding gen 12S rRNA. Vences et al. (2005) membuktikan
bahwa gen 16S rRNA lebih efektif sebagai marker pada amfibi (Xia et al. 2011).
Selain itu, gen 16S rRNA memiliki laju evolusi (evolution rate) yang lebih rendah.
Penggunaan gen 16S rRNA juga ditinjau dari segi ketersediaan database di
genebank.
Rekonstruksi Filogeni dan Evolusi Pulau Sulawesi
Hylarana mocquardii memiliki distribusi yang luas dan populasi yang
besar di Sulawesi. Spesies H. mocquardii membentuk kelompok sendiri satu clade
pada posisi basal pohon filogeni (Inger et al. 2009). Adanya pengaruh faktor
ekologi atau geologi dapat memberi batasan pada diversifikasi geografis yang
menyebabkan adanya pola biogeografis pada taksa terkait (Evans et al. 2002).
Adanya pola distribusi spesies
H. mocquardii yang ada di Pulau Sulawesi
merupakan hasil sejarah geografi yang kompleks yang terstruktur. Biogeografi
dapat membatasi jangkauan kekuatan evolusi yang relevan. Sejarah geologi yang
kompleks dengan kombinasi reorganisasi habitat terestrial dengan adanya
tabrakan antara dataran Sunda dan Sahul, aktivitas pegunungan yang aktif, dan
fluktuasi permukaan laut yang berulang menjadi faktor pendukung terbentuknya
fragmentasi habitat, migrasi, kolonisasi spesis pada habitat baru, hingga
terbentuknya spesiasi allopatrik (Esselstyn et al. 2009). Pulau ini terbentuk dari
beberapa proses tabrakan beberapa lempeng yang berbeda berbeda dan memiliki
barier pada empat lengan berbeda pada pulau (Hall 1996). Keadaan ini merupakan
barrier yang potensial untuk menghasilkan pola distribusi taksa yang memiliki
16
pola sesuai dengan fragmentasi dan diversifikasi habitat (Evans et al. 2003).
Selain itu, adanya topografi yang kompleks dan keragaman iklim mikro dan
habitat memberi pengaruh dalam diversifikasi, spesiasi, dan variasi spesies (Bridle
et al. 2001). Adanya barrier dalam penyebaran dapat menghasilkan pola variasi
pada taksa terkait yang berkerabat (Avise 2000). Kondisi ini menyebabkan Pulau
Sulawesi memiliki tingkat variasi yang beragam pada tiap taksa hingga pada
tingkat spesies.
Pola pengelompokan menghasilkan satu kelompok spesies Sulawesi Barat
dan Tengah (Gambar 10). Adanya satu pengelompokan antara spesies yang berada
di kawasan Sulawesi Barat dan Tengah disebabkan karena kurangnya konkordansi
geografis spesies yang berada di zona kontak Sulawesi Barat dan Sulawesi
Tengah. Perpindahan spesies pada kedua kawasan ini salah satu faktor
pendukungnya adalah adanya kesamaan tipe vegetasi, tipe tanah, dan fluktuasi
iklim antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat (Whitten et al. 2002). Proses
pengelompokan spesies di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat kemungkinan
juga disebabkan karena proses stratifikasi geologi yang menyebabkan sulawesi
bagian tengah pernah menyatu (Gambar 8). Villeneuve et al. (2000) menyatakan
bahwa pada masa Miocene adanya pergerakan lempeng menuju ke barat
menyebabkan adanya benturan besar yang menjadikan bagian tengah Sulawesi
bertekuk yang menyebabkan percampuran jenis batuan yang berasal dari
lingkungan pengendapan yang berbeda.
Gambar 8 Proses Sejarah Tektonik Pulau Sulawesi (a) Eocene, (b) Middle Eocene, (c) Early
Oligocene, (d) Early Miocene, (e) Late Miocene, (f) Early Pliocene (Moss & Wilson
1998)
Analisis jarak genetik gen 16S rRNA menunjukkan bahwa spesies Sulawesi
Selatan memiliki jarak genetik yang paling jauh. Hal ini dihubungkan dengan
proses evolusi tektonik pulau Sulawesi yang menyebabkan adanya perbedaan
stratigrafi khususnya pada kawasan Sulawesi Selatan berupa perbedaan sedimen
dan vulkanik (Suyono & Kusnama 2010). Aktivitas vukanik pada masa Paleocene
hingga Eocene ditelusuri dari kawasan Sulawesi Selatan yang juga berpengaruh
terhadap kondisi stratigrafi Sulawesi Selatan (Yuwono et al. 1988). Selain itu,
17
pada saat penurunan permukaan laut 100 m menunjukkan terjadinya pelebaran
permukaan antara kawasan Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan yang
memungkinkan terjadinya kontak antara kedua kawasan tersebut yang kemudian
terpisah kembali oleh Selat Makassar pada saat naiknya permukaan laut (Katili
1978). Proses penurunan suhu global juga terjadi di kawasan Sulawesi Selatan
pada masa pertengahan Eocene (Gower et al. 2012). Hal ini memberi dampak
terhadap kondisi ekologis dari spesies H. mocquardii yang rentan terhadap
perubahan habitat dan kemungkinan menjadi faktor yang menjadi penyebab
spesies di kawasan ini memiliki pengelompokan sendiri dibandingkan dengan
spesies di kawasan yang lainnya.
Analisis Proses Invasi Spesies H.mocquardii berdasarkan analisis Filogeni
Berdasarkan hasil ini diasumsikan bahwa nenek moyang dari spesies ini
berasal dari daratan Sunda (Gambar 9). Proses masuknya (invasi) spesies ini
menuju Pulau Sulawesi yang termasuk kawasan Wallacea diduga memiliki
hubungan dengan proses terbentuknya Pulau Sulawesi.
Gambar 9 Pembagian kawasan daratan yang terdiri dari kawasan Daratan Sunda, Wallacea, dan
kawasan Daratan Sahul (Bacon et al. 2013).
Proses invasi ini merupakan hasil kontribusi evolusi pulau yang
mempengaruhi distribusi spesies di Sulawesi. Pada masa Eocene, proses
pembentukan Pulau Sulawesi menunjukkan bahwa Pulau Sulawesi pada lengan
Timur dan Selatan menyatu dengan Pulau Kalimantan. Diduga proses ini
merupakan awal masuknya spesies H. mocquardii di Sulawesi. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan hasil konstruksi filogeni yang monofiletik yang juga
mendukung sister clade dari spesies H. mocquardii adalah kelompok Chalconota
group yaitu H. chalconota dan H. megalonesa yang merupakan anggota spesies
dari Sundaland.
(a)
(b)
Gambar 10 Konstruksi pohon filogeni dengan metode Neighbour-joining: (a) Pohon filogeni dengan sekuens DNA mitokondria gen 12S rRNA dengan nilai
bootstrap 1000 pengulangan, (b) Pohon filogeni dengan sekuens DNA mitokondria gen 16S rRNA dengan nilai bootstrap 1000 pengulangan
18
18
Gambar 11 Pola Filogeografi H. mocquardii di Sulawesi berdasarkan gen 12S rRNA dan 16S rRNA
19
19
19
0.035
0.035
0.035
0.039
0.035
0.107
0.107
0.105
0.107
0.111
0.098
0.171
0.231
0.235
0,168
0,248
0,245
0,289
0,321
0,248
2 Hylarana_mocquardii_KR082128_S.Tengah
3 Hylarana_mocquardii_KR082133_S.Barat
4 Hylarana_mocquardii_KR082132_S.Barat
5 Hylarana_mocquardii_KR082134_S.Barat
6 Hylarana_mocquardii_KR082127_S.Tengah
7 Hylarana_mocquardii_KR082130_S.Tenggara
8 Hylarana_mocquardii_KR082131_S.Tenggara
9 Hylarana_mocquardii_KR082137_S.Utara
10 Hylarana_mocquardii_KR082138_S.Utara
11 Hylarana_mocquardii_KR082135_S.Selatan
12 Hylarana_mocquardii_KR082136_S.Selatan
13 Hylarana_chalconota_KF477630.1
14 Hylarana_erythraea_KF477637.1
15 Hylarana_grandocula_KF477654.1
16 Hylarana_megalonesa_KF477629.1
17 Hylarana_signata_KF477746.1
18 Hylarana_similis_KF477783.1
19 Limnonectes_cf._kuhlii_HM067130.1
20 Occidozyga_baluensis_DQ283143.1
21 Sanguirana_luzonensis__KF477636.1
1 Hylarana_mocquardii_KR082129_S.Tengah
1
0.219
0.275
0.243
0.217
0.210
0.142
0.207
0.192
0.145
0.070
0.086
0.107
0.086
0.078
0.078
0.000
0.007
0.000
0.000
0.008
2
0.219
0.275
0.243
0.217
0.210
0.142
0.207
0.192
0.145
0.070
0.086
0.107
0.086
0.078
0.078
0.000
0.007
0.000
0.000
0.008
3
0.219
0.275
0.243
0.217
0.210
0.142
0.207
0.192
0.145
0.070
0.086
0.107
0.086
0.078
0.078
0.000
0.007
0.000
0.000
0.008
4
0.226
0.284
0.250
0.224
0.217
0.146
0.214
0.199
0.154
0.074
0.090
0.099
0.082
0.086
0.086
0.007
0.004
0.004
0.004
0.008
5
0.219
0.275
0.243
0.217
0.210
0.142
0.207
0.192
0.145
0.070
0.086
0.107
0.086
0.078
0.078
0.004
0.000
0.000
0.000
0.008
6
0.194
0.289
0.257
0.196
0.214
0.138
0.195
0.208
0.147
0.062
0.070
0.094
0.074
0.000
0.012
0.013
0.012
0.012
0.012
0.014
7
0.194
0.289
0.257
0.196
0.214
0.138
0.195
0.208
0.147
0.062
0.070
0.094
0.074
0.000
0.012
0.013
0.012
0.012
0.012
0.014
8
0.215
0.317
0.282
0.219
0.242
0.159
0.216
0.200
0.158
0.068
0.078
0.020
0.011
0.011
0.012
0.012
0.012
0.012
0.012
0.014
9
0.226
0.328
0.300
0.231
0.258
0.169
0.231
0.224
0.174
0.088
0.099
0.006
0.013
0.013
0.014
0.014
0.014
0.014
0.014
0.014
10
0.206
0.326
0.287
0.206
0.226
0.158
0.204
0.212
0.161
0.018
0.013
0.012
0.011
0.011
0.012
0.013
0.012
0.012
0.012
0.014
11
0.209
0.303
0.274
0.204
0.219
0.147
0.201
0.203
0.152
0.006
0.013
0.011
0.011
0.011
0.011
0.011
0.011
0.011
0.011
0.013
12
0.191
0.315
0.275
0.196
0.218
0.063
0.201
0.197
0.017
0.018
0.019
0.017
0.016
0.016
0.017
0.017
0.017
0.017
0.017
0.019
13
0.228
0.297
0.299
0.219
0.226
0.196
0.222
0.020
0.021
0.021
0.023
0.021
0.021
0.021
0.020
0.020
0.020
0.020
0.020
0.023
14
0.229
0.320
0.305
0.016
0.106
0.204
0.022
0.021
0.020
0.020
0.023
0.021
0.020
0.020
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
0.022
15
0.206
0.298
0.271
0.193
0.221
0.021
0.019
0.011
0.017
0.018
0.019
0.018
0.016
0.016
0.016
0.017
0.016
0.016
0.016
0.018
16
17
0.237
0.298
0.308
0.111
0.022
0.015
0.022
0.022
0.021
0.022
0.024
0.023
0.022
0.022
0.021
0.021
0.021
0.021
0.021
0.022
Tabel 9 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik (atas diagonal) berdasarkan gen 12S rRNA
20
0.229
0.320
0.309
0.015
0.020
0.005
0.022
0.020
0.020
0.020
0.022
0.021
0.020
0.020
0.021
0.022
0.021
0.021
0.021
0.023
18
0.246
0.260
0.028
0.027
0.026
0.028
0.027
0.026
0.025
0.026
0.027
0.026
0.024
0.024
0.023
0.024
0.023
0.023
0.023
0.025
19
0.304
0.025
0.028
0.026
0.027
0.028
0.026
0.028
0.027
0.029
0.028
0.028
0.026
0.026
0.026
0.027
0.026
0.026
0.026
0.029
20
20
0.028
0.023
0.024
0.024
0.022
0.024
0.023
0.020
0.022
0.021
0.023
0.022
0.021
0.021
0.022
0.022
0.022
0.022
0.022
0.023
21
1 Hylarana_mocquardii_KR153316_S.Selatan
2 Hylarana_mocquardii_KR153317_S.Tengah
3 Hylarana_mocquardii_KR153318_S.Tengah
4 Hylarana_mocquardii_KR153319_S.Tenggara
5 Hylarana_mocquardii_KR153320_S.Tenggara
6 Hylarana_mocquardii_KR153321_S.Barat
7 Hylarana_mocquardii_KR153322_S.Barat
8 Hylarana_mocquardii_KR153323_S.Barat
9 Hylarana_mocquardii_KR153324_S.Utara
10 Hylarana_chalconota_KF477630.1
11 Hylarana_megalonesa_KF477629.1
12 Hylarana_erythraea_KF477637.1
13 Hylarana_signata_KF477746.1
14 Hylarana_grandocula_KF477654.1
15 Hylarana_similis_KF477783.1
16 Sanguirana_luzonensis__KF477636.1
17 Limnonectes_cf._kuhlii_HM067130.1
18 Occidozyga_baluensis_DQ283143.1
0.077
0.078
0.061
0.061
0.080
0.078
0.080
0.077
0.156
0.143
0.273
0.195
0.202
0.190
0.240
0.283
0.301
1
0.006
0.049
0.049
0.006
0.006
0.005
0.059
0.150
0.145
0.282
0.204
0.207
0.198
0.248
0.265
0.299
2
0.011
0.056
0.056
0.002
0.000
0.002
0.063
0.148
0.143
0.280
0.204
0.207
0.198
0.248
0.256
0.294
3
0.011
0.003
0.000
0.056
0.056
0.054
0.061
0.150
0.133
0.273
0.193
0.207
0.188
0.231
0.284
0.298
4
0.010
0.009
0.009
0.056
0.056
0.054
0.061
0.150
0.133
0.273
0.193
0.207
0.188
0.231
0.284
0.298
5
0.010
0.009
0.009
0.000
0.002
0.002
0.065
0.150
0.145
0.282
0.206
0.209
0.200
0.250
0.258
0.296
6
0.011
0.003
0.002
0.009
0.009
0.002
0.063
0.148
0.143
0.280
0.204
0.207
0.198
0.248
0.256
0.294
7
0.011
0.003
0.000
0.009
0.009
0.002
0.065
0.150
0.145
0.282
0.206
0.209
0.200
0.250
0.258
0.296
8
0.011
0.003
0.002
0.009
0.009
0.002
0.002
0.148
0.149
0.252
0.195
0.203
0.192
0.225
0.281
0.284
9
0.012
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.010
0.046
0.283
0.194
0.228
0.222
0.261
0.306
0.306
10
0.018
0.017
0.017
0.017
0.017
0.017
0.017
0.017
0.017
0.277
0.199
0.222
0.202
0.242
0.299
0.301
11
0.017
0.017
0.017
0.016
0.016
0.017
0.017
0.017
0.018
0.009
0.271
0.276
0.276
0.260
0.298
0.325
12
0.024
0.024
0.024
0.024
0.024
0.024
0.024
0.024
0.023
0.026
0.025
0.121
0.111
0.214
0.298
0.304
13
0.019
0.019
0.019
0.019
0.019
0.019
0.019
0.019
0.019
0.021
0.021
0.024
0.034
0.219
0.293
0.293
14
0.020
0.020
0.020
0.020
0.020
0.020
0.020
0.020
0.020
0.023
0.022
0.023
0.014
0.226
0.290
0.293
15
0.019
0.020
0.020
0.019
0.019
0.020
0.020
0.020
0.019
0.022
0.021
0.023
0.014
0.007
0.305
0.344
16
0.021
0.021
0.021
0.020
0.020
0.022
0.021
0.022
0.021
0.024
0.022
0.023
0.020
0.019
0.020
Tabel 10 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik (atas diagonal) berdasarkan gen 16S rRNA
0.317
17
0.024
0.022
0.022
0.024
0.024
0.022
0.022
0.022
0.024
0.027
0.026
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
21
18
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.025
0.024
0.025
0.024
0.027
0.025
0.024
0.025
0.028
0.026
21
22
5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
a. Analisis pengukuran morfologi menghasilkan pengelompokan spesies
H.mocquardii betina menjadi satu kelompok, sedangkan pada jantan
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dari [Sulawesi Utara, Sulawesi
Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara] dan [Sulawesi Selatan].
b. Analisis molekuler gen 12S rRNA menghasilkan 2 pengelompokan yaitu
kelompok [Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah] dan [Sulawesi Utara,
Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan]. Gen 16S menghasilkan 2
pengelompokan yaitu [Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Tenggara] dan [Sulawesi Selatan]. Untuk lebih lanjut, kedua gen
menghasilkan pengelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok
[Sulawesi Utara], [Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah], [Sulawesi
Tenggara], dan Sulawesi Selatan
c. Hasil pengukuran morfologi individu jantan memiliki hasil
pengelompokan yang kongruen dengan hasil molekuler gen 16S rRNA
d. Proses invasi spesies H.mocquardii di Sulawesi kemungkinan terjadi pada
saat proses pembentukan Pulau Sulawesi dan nenek moyang spesies ini
berasal dari daratan Sunda
Saran
Analisis selanjutnya perlu dilakukan analisis nuclear DNA tingkat
populasi pada masing-masing kawasan untuk melihat aliran gen (gene flow)
dan distribusi spesies di Sulawesi.
23
DAFTAR PUSTAKA
Avise JC. 2000. Phylogeography: The History and Formation of Species.
Cambridge (GB). Harvard University Press.
Bacon CD, Michonneau F, Henderson AJ, McKenna MJ, Milroy AM, &
Simmons MP. 2013. Geographic and taxonomic disparities in species
diversity: dispersal and diversification rates across Wallace’s line.
Evolution. 67-7:2058-2071.
Bridle JR, Butlin RK, Schulter D. 2009. Speciation and Patterns of Diversity.
Cambridge (GB). Cambridge University Press.
Campbell P, Putnam AS, Bonney C, Bilgin R, Morales JC, Kunz TH, Ruedas LA.
2007. Contrasting patterns of genetic differentiation between endemic and
widespread species of fruit bats (Chiroptera : Pteropodiae) in Sulawesi,
Indonesia. Molecular Phylogenetics and Evolution. 44:474-482.
Chernoff B. 1982. Character Variation among population and the analysis of
biogeography. Amer.Zool. 22 : 425-439.
Ciani A, Stanton R, Scheffrahn W, Sampurno W. 1989. Evidence of gene flow
between Sulawesi Macaques. Am J Primatol. 17:257-270.
Dubois A. 1992. Notes sur la classiffication des Ranidae (Amphibiens Anoures).
Bulletin Mensuel de la Societe Linneenne de Lyon 61:305-352.
Esselstyn J A, Timm RM, and Brown RM. 2009. Do geological or climatic
processes drive speciation in dynamic archipelagos? The tempo and mode
of diversification in Southeast Asian shrews. Evolution. 63:2595-2610.
Evans B J, Supriatna J, Andayani N, Setiadi MI, Cantella DC. 2003. Monkeys
and toads define areas of endemism on Sulawesi. Evolution; international
journal of organic evolution. 57 (6) :1436–1443.
Evans BJ, J Supriatna, and D J Melnick. 2001. Hybridization and population
genetics of two macaque species in Sulawesi, Indonesia. Evolution
55:1685-1702.
Evans B J, Brow RM, McGuire JA, A Diesmos, and D C Cannatella. 2002.
Crossing Wallace's line : molecular phylogeography of Limnonectes
(Ranidae) in Borneo, the Phillipines. and Sulawesi. Kansas City (US).
Farajallah A. 2002. Karakterisasi Genom Mitokondria Labi-Labi Dogania
27
subplana (Trionychidae, Testudines, Reptilia) [Disertasi]. Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).
Frost D. 1985. Amphibian Species of the World: A Taxonomic and Geographic
Reference. USA (US) : Allen Press Inc.
Gower D J, Johnson KG, Richardson JE, Rosen BR, Rulber L, & Williams ST.
2012. Biotic Evolution and Environmental Change in Southeast Asia. New
York (US): Cambridge University Press.
Hall R. 1996. Reconstructing Cenocoiz SE Asia and Tectonic Evolution of
Southeast Asia. London (UK): Geological Society Special Publication.
Hay JM, Ruvinsky I, Hedges SB, & Maxson LR. 1995. Phylogenetic relationships
of amphibian families inferred from DNA sequences of mitochondrial 12S
and 16S Ribosomal RNA genes. Mol.Biol.Evol 12(5):928-937.
Hillis DM. 1987. Molecular Versus morphological approaches to systematics.
Ann. Rev. Ecol. Syst. 18:23-42.
24
Hillis DM & J.J Wiens. 2000. Molecules Versus Morphology in Systematics :
Phylogenetic Analysis of Morphological Data. Philadelphia (US ):
Smithshonian Institution Press.
Hedges SB, LR Maxson. 1993. Caecilian phylogeny and biogeography inferred
from mitocondrial DNA sequences of the 12S and 16S rRNA genes
(Amphibia : Gymnophiona). Herpetol. Monogr. 7:64-76.
Inger RF. 1966. The systematics and zoogeography of the Amphibia of Borneo.
Fieldiana: Zoology. 52:1-402.
Inger RF, Stuart BL & Iskandar DT. 2009. Systematics of a widespread Southeast
Asian frog, Rana chalconota (Amphibian: Anura: Ranidae). Zoological
Journal of the Linnean Society. 155:123-147.
Inger RF & Voris HK. 2001. The biogeographical relations of the frogs and
snakes of Sundaland. Journal of Biogeography. 28:863-891.
Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Indonesia (ID) : Puslitbang Biologi –
LIPI.
Iskandar DT & Colijin E. 2000. Preliminary checklist of Southeast Asia and New
Guinean herpetfauna Amphibians. Truebia. 31:1-133.
Kampen PN. 1923. The Amphibia of the Indo-Australian Archipelago. Leiden
Holland (NL): E.J. Brill Ltd.
Katili. 1978. Past and present geotectonics in the Indonesian Island areas.
Tectonophysics. 45:289-322.
Kimura M. 1968. Evolutionary rate at the molecular level. Nature. 217:624-626.
Matsui M. 1984. Morphometric Variation Analyses and Revision of the Japanese
Toads (Genus Bufo, Bufonidae). Tokyo (JP) : Kyoto University Press.
McGuire JA. 2002. Bayesian Phylogenetics and Biogeography of the
Dracolineatus grup. p. 212 in Program Book and Abstracts of the Joint
Meeting of Ichthologist and Herpetologist. 3-8 July, Kansas.
Moss SJ & Wilson, EJ. 1998. Biogeography and Geological Evolution of SE Asia.
Netherlands (NL) : Backbuys Publisher.
Munshi JS & HM Dutta. 1996. Fish Morphology: Horizon of New Research. New
York (US): Science Publishers, Inc.
Schuh RT. 2000. Biological Systematic: Principles and Aplications. London
(UK): Cornel Universty Press.
Stelbrink B, Albrecht C, Hall R, & Rintelen TV. 2011. The biogeography of
Sulawesi revisited : is there evidence for a vicariant origin of taxa on
Wallace’s “anomalous island”?. Evolution. 66 (7):1-20.
Suyana & Kusnama. 2010. Stratigraphy and tectonics of the Sengkang Basin,
South Sulawesi. Jurnal Geologi Indonesia. 5 (1):1-11.
Tamura K, Dudley J, Nei M, & Kumar S. 2007. Mega4 : Molecular evolutionary
genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Molecular Biology and
Evolution. 24:1596-1599.
Tegelstrom H. 1986. Mitochondrial DNA in natural population : an improved
routine for screening of genetic variation based on sensitive silver staining.
Electrophoresis. 7(5):226-229.
Tjandra L. 2011. Analisis Filogenetik Bufo melanostictus, Schneider 1799 dan
Bufo asper, Gravenhorst 1829 (Bufondae) Sumatera Barat dan Kawasan
Asia dengan Gen 16S rRNA dan Sitokrom b [Tesis]. Program
Pascasarjana, Universitas Andalas. Padang (ID).
25
Vences M, Kosuch J, Lotters S, Widmer A, Jungfer K, Kohler J, & Veith M. 1999.
Phylogeny and classification of poison frog (Amphibia: Dendrobatidae)
based on mitochondrial 16S and 12S ribosomal RNA gene sequences.
Molecular Phylogenetics and Evolution 15(1):34-40.
Vences M, Thomas M, Meijden A, Chiari Y, & Vieites DR. 2005. Comparative
performance of the 16S rRNA gene in DNA barcoding of amphibians.
Frontiers in Zoology 2:5
Villeneuve M, Gunawan W, Cornee JJ, & Vidal O. 2000. Geology of the Central
Sulawesi belt (Eastern Indonesia): constraints for geodynamic models.
Int J Earth Sci .91:524-537.
Whitten T, Henderson GS, & Mustafa M. 2002. The Ecology of Sulawesi.
Hongkong (TW): Periplus Editions.
Wien J J. 2000. Phylogenetic, Analysis of Morphological Data. USA (US):
Smithsonian Institution Press.
Wiens J J. 2004. The Role of Morphological data ini phylogeny reconstruction.
Syst. Biol. 53(4):653-661.
Xia Y, Gu HF, Peng R, Chen Q, Zheng YC, Murphy RW, & Zeng XM. 2011.
COI is better than 16S rRNA for DNA barcoding Asiatic salamanders
(Amphibia: Caudata: Hynobiidae). Molecular Ecology Resourches
12:48-56.
Yuwono YS, Maury RC, Soeria-Atmadja R, & Bellon H. 1988. Tertiary and
quarternary geodynamic evolution of South Sulawesi: constraints from
the study of volcanic units. Geologi Indonesia. 13:32-48
26
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen
pada spesies H. mocquardii betina
Variabel
SVL
HL1
HL2
SNL
NEL
SL
EL
TEL
TD
HW
IND
ICD
IOD
UEW
UEMD
FLL
LAL
TFL
FFL
OPTL
IPTL
HAL
FAW
HLL
TL
FL
FTL1
FTL2
OMTL
IMTL
DFTD3
DFTD4
DFTB3
DFTB4
F1
3.41
3.37
2.78
2.64
3.12
3.31
2.59
2.10
2.71
3.20
3.19
3.39
2.54
2.81
2.25
3.40
3.37
3.12
3.01
2.39
3.10
3.40
2.89
3.51
3.46
3.50
3.38
2.97
2.39
1.92
2.90
2.89
2.39
2.66
27
Lampiran 2. Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen
pada spesies H. mocquardii jantan
Variabel
NP
SVL
HL1
HL2
SNL
NEL
SL
EL
TEL
TD
HW
IND
ICD
IOD
UEW
UEMD
FLL
LAL
TFL
FFL
OPTL
IPTL
HAL
FAW
HLL
TL
FL
FTL1
FTL2
OMTL
IMTL
DFTD3
DFTD4
DFTB3
DFTB4
F1
2.58
3.43
3.38
2.76
1.99
2.96
3.22
2.65
1.68
2.72
3.43
2.76
3.32
2.18
2.74
3.16
3.17
3.45
3.28
2.97
2.02
2.87
3.37
2.71
3.48
3.43
3.46
3.37
3.17
2.13
2.19
2.68
2.66
2.37
2.26
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Provinsi
Sulawesi Utara
Lokasi
Desa Tudi, Kecamatan
Anggrek, Kabupaten
Gorontalo
Desa Bubade, Kecamatan
Kuandang, Kabupaten
Gorontalo
Pinogu (TNBNW),
Kabupaten Gorontalo
Camp. Tulido, Sungai
Hialioda
Desa Tudi, Kecamatan
Anggrek, Kabupaten
Gorontalo
Pos PHPA, Sungai
Matayangan. Kecamatan
Dumoga, Kabupaten
Bolaang Mangondow.
TNBN Warta Bone
Bogani Nani Wartabone. TN
Kala Bolang Mangandow,
Toraut
Desa Lombongo. Kecamatan
Suwawa
Desa Bubade, Kecamatan
Kuandang
Desa Bubade, Kecamatan
Kuandang
No.Field
0642
0564
RJL 9
GT 123
BSIFS 0746
3622
JAM 3678
BSIFS 0624
BSIFS 0546
BSIFS 0548
No.MZB
13953
13951
8341
17716
13954
3622
8048
13952
13947
13949
M
M
M
F
F
F
F
F
F
Sex
F
Lampiran 3 Data Spesimen H.mocquardii yang digunakan untuk analisis morfometri
28
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Ibnu Maryanto
Jimmy McGuire et al.
Dadang R.S.
WCS
Jimmy McGuire et al.
Kolektor
Jimmy McGuire et al.
18 Oktober 2004
18 Oktober 2004
18 Oktober 2004
07 September
2001
16 Oktober 1995
18 Oktober 2004
12 Desember
1999
24 Agustus 2009
17 Oktober 2004
Tanggal Koleksi
18 Oktober 2004
28
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Camp. Tulido, Sungai
Hialioda
Camp 2, Sungai Poatnudaa,
Suaka margasatwa Nantu
Tapakulintang, Kecamatan
Bolaang Mangondow
Tapakulintang, Kecamatan
Bolaang Mangondow
Tapakulintang, Kecamatan
Bolaang Mangondow
Tapakulintang, Kecamatan
Bolaang Mangondow
Tapakulintang, Kecamatan
Bolaang Mangondow
Bogani Nani Wartabone, TN
Kala Bolaang Mangandow,
Toraut
Bogani Nani Wartabone, TN
Kala Bolaang Mangandow,
Desa Bubade, Kecamatan
Kuandang
Camp. Tulido, Sungai
Hialioda
Camp. Tulido, Sungai
Hialioda
Camp. Tulido, Sungai
Hialioda
Kaki Gunung Boliyuhuto,
Margasatwa Nantu
3618
2639
2639
2639
2639
JAM 3675
JAM 3679
3618
2639
2639
2639
2639
8047
8049
KBAA 12
23288
N 33
GT 123
17715
23366
GT 72
17723
GT 62
GT 123
17714
17725
BSIFS 0549
13950
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Mumpuni
Mumpuni
Mumpuni
Mumpuni
Ibnu Maryanto
Amir Hamidy
Mirza D. Kusrini, Aria
Nusantara, Luna
Raftika
Dadang R.S.
Dadang R.S.
Dadang R.S.
Dadang R.S.
Jimmy McGuire et al.
07 September
2001
07 September
2001
09 Februari 1984
09 Februari 1984
09 Februari 1984
09 Februari 1984
20-30 Oktober
2013
25 Oktober 1995
18 Agustus 2009
18 Juni 2013
24 Agustus 2009
18 Agustus 2009
24 Agustus 2009
18 Oktober 2004
29
29
BSIFS 1217
JAM 4913
13958
13955
13985
Desa Mataue
Desa Kali Bulu, Kecamatan
Bulasan
Desa Porigipun, Kecamatan
Perigi, Kabupaten Mountong
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
13962
Desa Mataue
Sulawesi Tengah
BSIFS 1359
BSIFS 1382
BSIFS 1381
13961
Desa Mataue
UI 1253
3252
8460
3252
Sulawesi Tengah
BSIFS 2832
14513
BSIFS 1455
BSIFS 2044
14512
13967
JAM 2036
14511
Desa Mataue
Toraut
Desa Manemboku Possi,
Kabupaten Bolang
Mangondow
Desa Manemboku Possi,
Kabupaten Bolang
Mangondow
Desa Manemboku Possi,
Kabupaten Bolang
Mangondow
Dumega Bone
Toraut, Bolaang
Mangondow
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
30
F
F
F
F
F
F
M
M
M
M
M
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi , Iqbal,
Abdul, Ferdy
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi , Iqbal,
Abdul, Ferdy
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi , Iqbal,
Abdul, Ferdy
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi , Iqbal,
Abdul, Ferdy
David, Freddy, Umi,
Ferdi
Jimmy McGuire et al.
UI Jakarta
Mumpuni
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
29 Oktober 2004
29 Oktober 2004
03 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
04 November
2004
Juli 2001
25 Oktober 1996
14 Oktober 2004
14 Oktober 2004
14 Oktober 2004
30
AR 40008
AR 40013
AR 40011
AR 40012
BSIFS 2115
11381
11384
11382
11383
14010
14004
14019
14018
14013
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
13969
Desa Tomado
Sulawesi Tengah
BSIFS 2139
BSIFS 4978
JAM 4979
BSIFS 1982
BSIFS 2113
BSIFS 2142
13970
Desa Tomado
Sulawesi Tengah
BSIFS 1547
13973
Desa Mataue
Sulawesi Tengah
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
Freddy Chain, Ferdi,
Umi Laela
Freddy Chain, Ari,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Awal R. & Mulyadi
Awal R. & Mulyadi
Awal R. & Mulyadi
Umi, Freddy, David,
Iqbal
Rave Brown,
Iqbal,Chris Hayden,
Umi, Abdul, Ferdy
Rave Brown,
Iqbal,Chris Hayden,
Umi, Abdul, Ferdy
Awal R. & Mulyadi
10 November
2004
11 November
2004
11 November
2004
13 November
2004
12 Noember 2004
2004
2004
2004
2004
12 November
2004
06 November
2004
13 November
2004
31
31
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
32
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
BSIFS 1446
BSIFS 1365
BSIFS 1358
BSIFS 1352
BSIFS 1445
BSIFS 1450
BSIFS 1451
BSIFS 1452
BSIFS 1349
BSIFS 1379
14001
13996
13993
13994
13963
13964
13965
13966
13959
13960
M
M
M
M
M
M
F
F
F
F
Rave Brown, Charles,
Chris Hayden
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi, Iqbal,
Abdul, Ferdy
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi, Iqbal,
Abdul, Ferdy
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi, Iqbal,
Abdul, Ferdy
Rave Brown, Chris
Hayden, Umi, Iqbal,
Abdul, Ferdy
Rave Brown, Charles,
Chris Hayden
Rave Brown
Rave Brown
Rave Brown
Rave Brown
03 November
2004
03 November
2004
04 November
2004
04 November
2004
04 November
2004
04 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
32
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
AR 40015
AR 40024
AR 40048
AR40051
BSIFS 2116
11386
11387
11388
11389
14011
14012
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Karya Agung,
Kecamatan Moutong,
Kabupaten Parimo
Desa Tomado
Desa Tomado
BSIFS 2117
RMB 4754
13984
Desa Dadahitan, Kecamatan
Baolan. Kabupaten Toli-toli
RMB 4643
13982
RMB 4644
BSIFS 1275
13957
13983
BSIFS 1273
13956
Desa Dadahitan, Kecamatan
Baolan. Kabupaten Toli-toli
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Dadahitan, Kecamatan
Baolan. Kabupaten Toli-toli
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Freddy Chain, Ferdi,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdi,
Awal R. & Mulyadi
Awal R. & Mulyadi
Awal R. & Mulyadi
Rave Brown, Chris
Hayden, Charles
Linken
Rave Brown, Chris
Hayden, Charles
Linken
Rave Brown, Chris
Hayden, Charles
Linken
Awal R. & Mulyadi
David, Freddy, Umi,
Ferdi
David, Freddy, Umi,
Ferdi
12 November
2004
12 November
2004
2004
2004
2004
27 Oktober 2004
27 Oktober 2004
27 Oktober 2004
02 November
2004
02 November
2004
33
33
BSIFS 1387
BSIFS 1447
BSIFS 1380
14006
14007
14020
14021
14022
14015
14016
14017
14000
14002
13997
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Tomado
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
14005
Desa Tomado
Sulawesi Tengah
BSIFS 4912
BSIFS 2156
BSIFS 2153
JAM 05098
JAM 05097
JAM 05096
BSIFS 1989
BSIFS 1988
BSIFS 1984
BSIFS 1980
14003
Desa Tomado
Sulawesi Tengah
BSIFS 2141
14009
Desa Tomado
Sulawesi Tengah
34
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Rave Brown
Rave Brown
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdi,
Umi Laela
Freddy Chain, Ari,
Umi Laela
Freddy Chain, Ari,
Umi Laela
Freddy Chain, Ari,
Umi Laela
Freddy Chain, Ari,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Freddy Chain, Ferdy,
Umi Laela
Rave Brown
03 November
03 November
2004
2004
13 November
2004
10 November
2004
10 November
2004
10 November
2004
10 November
2004
11 November
2004
11 November
2004
11 November
2004
11 November
2004
11 November
2004
11 November
2004
03 November
2004
34
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Mataue, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Balapapu, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Balapapu, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Desa Balapapu, Kecamatan
Kulawi, Kabupaten
Donggala
Luwuk
Desa Salodik, Kecamatan
Luwuk, Kabupaten Banggai
Desa Salodik, Kecamatan
BSIFS 1383
BSIFS 1386
BSIFS 1343
BSIFS 1357
BSIFS 1363
BSIFS 1270
BSIFS 1272
BSIFS 1334
UI 139
JAM 3730
JAM 3733
13998
13999
13991
13992
13995
13988
13989
13990
6358
8057
8058
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Jimmy McGuire et al.
Ben Evens
Jimmy McGuire et al.
David Freddy, Ferdi,
Umi Laela
David Freddy, Ferdi,
Umi Laela
David Freddy, Ferdi,
Umi Laela
Rave Brown
Rave Brown
Rave Brown
Rave Brown
Rave Brown
20 Agustus 2000
22 September
2001
22 September
02 November
2004
02 November
2004
02 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
03 November
2004
2004
35
35
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
36
Luwuk, Kabupaten Banggai
Desa Salodik, Kecamatan
Luwuk, Kabupaten Banggai
Desa Salodik, Kecamatan
Luwuk, Kabupaten Banggai
Desa Salodik, Kecamatan
Luwuk, Kabupaten Banggai
Desa Salodik, Kecamatan
Luwuk, Kabupaten Banggai
Desa Salodik, Kecamatan
Luwuk, Kabupaten Banggai
Desa Boya, Kecamatan
Kulawi
Desa Labanu, Kecamatn
Dando, Kabupaten Tali-tali
Desa Labanu, Kecamatn
Dando, Kabupaten Tali-tali
Desa Labanu, Kecamatn
Dando, Kabupaten Tali-tali
Desa Labanu, Kecamatn
Dando, Kabupaten Tali-tali
Sei Kramat, Gunung Dako
(300 m), Lakaton
Kinapasang, Kabupaen Tolitoli
Sei Kramat, Gunung Dako
(300 m), Lakaton
Kinapasang, Kabupaen Tolitoli
Lantai Hutan Salodik,
JAM 3734
JAM 3715
JAM 3718
JAM 3719
JAM 3720
BSIFS 1753
HR 40105
HR 40110
KR 04
KR 06
2814
2814
AK 203
8059
8050
8051
8052
8053
13900
11344
11345
11346
11347
2814
2814
11450
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Andre Koch
Boeadi
Boeadi
Awal R. & Mumpuni
Awal R. & Mumpuni
Awal R. & Mumpuni
Awal R. & Mumpuni
Freddy Chain
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
03 September
22-28 Februari
1985
22-28 Februari
1985
2004
2004
2004
2001
22 September
2001
22 September
2001
22 September
2001
22 September
2001
22 September
2001
12 November
2004
2004
36
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
BSIFS 2519
JAM 05942
JAM 05934
JAM 06559
13972
12400
12402
12403
JAM 06568
12409
12410
Desa Tasiu, Tibo Road
JAM 06564
JAM 05938
12407
JAM 06554
BSIFS 2517
13971
12406
JAM 06286
12405
JAM 06284
UI 1289
JAM 05936
8413
12422
12404
AK 137
11466
Polewali Massawa Road
(River I)
Desa Tasiu, Tibo Road
Desa Kabinan, Kabupaten
Majene
Desa Tasiu, Tibo Road
Kabupaten Banggai
Tepi Sungai Salodik,
Kabupaten Banggai
Morawali
Desa Polewali, Massawa
Road River I
Desa Kabinan, Kabupaten
Majene
Desa Tomnonga, Kecamatan
Pulowai, Kabupaten
Pulowali Mandar
Desa Tomnonga, Kecamatan
Pulowai, Kabupaten
Pulowali Mandar
Polewali Massawa Road
(River I)
Polewali Massawa Road
(River I)
Desa Tasiu, Tibo Road
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
F
M
F
M
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Umi, Freddy, David,
Iqbal
Umi, Freddy, David,
Iqbal
Jimmy McGuire et al.
UI Jakarta
Jimmy McGuire et al.
Andre Koch
09 November
2005
09 November
2005
09 November
2005
09 November
2005
09 November
2005
30 Oktober 2005
30 Oktober 2005
30 Oktober 2005
02 Desember
2004
07 November
2005
02 Desember
2004
Juli 2001
30 Oktober 2005
2005
17 Agustus 2005
37
37
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
38
JAM 06278
JAM 06280
JAM 05996
JAM 06276
JAM 06288
JAM 06569
JAM 05944
T 122
T 101
T 115
T 64
T 73
T4
T 43
T8
T 71
T6
T 20
T 92
12414
12416
12418
12419
12421
12423
12426
12430
9961
9962
9963
9964
9965
9948
9949
9950
9951
9952
9953
9954
Desa Tasiu, Tibo Road
Desa Polewali, Massawa
Road River I
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
JAM 06561
JAM 05940
12412
Polewali Massawa Road
(River I)
Desa Kabinan, Kabupaten
Majene
Desa Kabinan, Kabupaten
Majene
Desa Makuang, Kecamatan
Massawa
Desa Kabinan, Kabupaten
Majene
Desa Kabinan, Kabupaten
Majene
Desa Tasiu, Tibo Road
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
17 Juni 2005
17 Juni 2005
17 Juni 2005
17 Juni 2005
17 Juni 2005
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
01 November
2005
07 November
2005
07 November
2005
07 November
2005
07 November
2005
01 November
2005
09 November
2005
30 Oktober 2005
30 Oktober 2005
38
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Gunung Putih, Desa
Lampeapi, Pulau Wawani
Stream of Nat.Res of
Lambusango, Kecamatan
Kapontori, Kabupaten Buton
Stream under 1st bridge on
road North of Talingko
Deve’s sites
Stream under 1st bridge on
road North of Talingko
Deve’s sites
Basecamp Lambusango
Reserve 500m downstream
transect
Basecamp Lambusango
Reserve 500m downstream
transect
Desa Ewo-ewo, Kecamayan
Pomalaa, Kabupaten Kolaka
Air Terjun Kambu, Kota
Kendari
Desa Oko-oko, Kecamatan
Pomalaa, Kabupaten Kolaka
Desa Toldo, Kecamatan
Tirauta, Kabupaten Kolaka
T 31
T 88
T 15
T 73
T 14
W59
Km 227
GG 079A
GG 080A
GG 083A
GG 085A
PM 054
JAM 4441
PM 043
JAM 4485
9955
9956
9957
9959
9960
10833
9444
7703
7704
7705
7706
21961
9333
21956
9332
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
F
Hellen K. &
Syarifudin
Jimmy McGuire et al.
Hellen K. &
Syarifudin
Jimmy McGuire et al.
Graeme Gillespie
Graeme Gillespie
Graeme Gillespie
Graeme Gillespie
Mumpuni
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Mumpuni
25 Mei 2003
21 Mei 2013
18 Agustus 2005
23 Mei 2013
27 Juli 2001
25 Juli 2001
24 Juli 2001
24 Juli 2001
05 Juni 2003
1995
1995
1995
1995
1995
27 April 2004
39
39
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
40
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Desa Larumerui, Kecamatan
Kauta, Kabupaten Kolaka
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
ATH 1388
ATH 1535
ATH 1760
ATH 2052
I3
T 127
T 91
T 51
T 44
T 34
T 65
T3
T 84
T 18
T 16
T 104
T 24
T 93
T 35
T 32
T 76
17477
17482
17484
17485
23335
9941
9942
9931
9933
9934
9935
9936
9937
9938
9939
9940
9921
9922
9923
9924
9925
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
F
F
F
F
F
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Ucok
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Desember
25 September – 04
Oktober 2013
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
06
2010
25 November
2010
13 Juli 2010
04 Juli 2010
40
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Kendari
Tanjung Peropa, Kabupaten
Kendari
Desa Laumerui, Kecamatan
Rauta, Kabupaten Kolaka
Desa Ewo-ewo, Kecamatan
Pomalaa, Kabupaten Kolaka
T 62
T 49
T 30
T 12
T 53
T 33
T2
T 114
T 56
T 123
T 37
T 25
T 126
T 102
T 40
T 54
T 61
T 14
T 90
T 55
T 63
T 29
T 66
T 94
RJL 266
B 54
PM 052
9926
9927
9928
9929
9930
9911
9912
9913
9914
9915
9916
9917
9918
9919
9920
9897
9898
9899
9900
9901
9902
9903
9904
9905
8342
23345
21959
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Hellen K. &
Syarifudin
Ucok
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
Djoko T. Iskandar
WCS
23 Mei 2013
04 Oktober 2013
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
1995
04 Agustus 2000
41
41
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
42
Desa Ewo-ewo, Kecamatan
Pomalaa, Kabupaten Kolaka
Desa Oko-oko, Kecamatan
Pomalaa, Kabupaten Kolaka
Desa Oko-oko, Kecamatan
Pomalaa, Kabupaten Kolaka
Desa Wonakoea, Kecamatan
Pomalaa, Kabupate Kolaka
Desa Wonakoea, Kecamatan
Pomalaa, Kabupate Kolaka
Desa Wonakoea, Kecamatan
Pomalaa, Kabupate Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
PM 053
PM 044
PM 045
PM 009
PM 010
PM 011
ATH 1297
ATH 1298
ATH 1304
ATH 1332
ATH 1333
ATH 1334
21960
21957
21958
21953
21954
21955
17470
17471
17472
17473
17474
17475
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Hellen K. &
Syarifudin
Hellen K. &
Syarifudin
Hellen K. &
Syarifudin
Hellen K. &
Syarifudin
Hellen K. &
Syarifudin
Hellen K. &
Syarifudin
Wahyu Tri
04 Juli 2010
04 Juli 2010
04 Juli 2010
03 Juli 2010
03 Juli 2010
03 Juli 2010
17 Mei 2013
17 Mei 2013
17 Mei 2013
21 Mei 2013
21 Mei 2013
23 Mei 2013
42
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
ATH 1375
ATH 1445
ATH 1448
ATH 1449
ATH 1457
ATH 1548
ATH 2082
RAWH 76
UI 78
GG KB6601
013
JAM 05502
JAM 05504
JAM 05740
17476
17478
17479
17480
17481
17483
17486
17570
6356
7707
Desa Bonto Maranu (Loka)
12399
Desa Bonto Maranu (Loka)
12401
Kelurahan Lewaja, Kabuaten 12411
Enrekang
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
Pegunungan Mekongga,
Desa Tinukari, Kecamatan
Wawo, Kabupaten Kolaka
TN Rawa Aopa, Desa
Tatangge, Kabupaten Kolaka
Kendari
Sungai Enano, Buton
F
F
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Ben Evens
Graeme Gillespie
Irine & Arman Rauf
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
Wahyu Tri
21 Oktober 2005
21 Oktober 2005
27 Oktober 2005
28 November
2011
07 Agustus 2000
31 Agustus 2001
07 Desember
2010
14 Juli 2010
09 Juli 2010
09 Juli 2010
09 Juli 2010
09 Juli 2010
05 Juli 2010
43
43
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
44
T 011
HK 32
T 055
JAM 05494
BSIFS 2911
JAM 05490
JAM 06557
JAM 05496
JAM 05738
JAM 05508
JAM 05510
21229
19871
21891
12408
13980
12415
12417
12420
12424
12425
12427
12428
12429
12431
12519
12520
Desa Bonto Maranu (Loka)
Desa Bonto Maranu (Loka)
Desa Bonto Maranu (Loka)
Desa Bonto Maranu (Loka)
Desa Takadeang
Desa Bonto Maranu (Loka)
Kelurahan Lewaja,
Kabupaten Enrekang
Desa Bonto Maranu (Loka),
Kabupaten Bantaeng Loka
Desa Bonto Maranu (Loka),
JAM 05500
JAM 05498
JAM 05488
JAM 05506
JAM 06459
JAM 05504
AH 90
12413
12911
Desa Bonto Maranu, Loka
Stasiun 2 Petea Komp. Inco,
Sorowako, Luwu Timur
Blok Tanamalia, Desa Rante
Angin, Kecamatan Towuti
Kabupaten Luwu Timur
Desa Tuwoti, PT Vale
Indonesia, Sorowako
Blok Tanamalia, Desa Rante
Angin, Kecamatan Towuti,
Kabupaten Luwu Tmur
Desa Bonto Maranu (Loka)
Desa Cikoro, Kecamatan
Tompubihu, Kabupaten
Gowa
Desa Bonto Maranu (Loka)
Desa Takadeang
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
F
F
F
F
F
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Rave Brown, Iqbal,
Chris Hayden
Hellen K. &
Syarifudin
Hellen K.
Hellen K. &
Syarifudin
Jimmy McGuire et al.
Amir Hamidy
22 Oktober 2005
21 Oktober 2005
21 Oktober 2005
09 November
2005
21 Oktober 2005
21 Oktober 2005
21 Oktober 2005
21 Oktober 2005
09 November
2005
21 Oktober 2005
27 Oktober 2005
21 Oktober 2005
06 Desember
2004
18 April 2013
09 Juli 2012
28 Januari 2013
21 Oktober 2005
11 Januari 2007
44
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
Kecamatan Uluere,
Kabupaten Bantaeng Loka
Desa Bonto Maranu (Loka),
Kecamatan Uluere,
Kabupaten Bantaeng Loka
Desa Bonto Maranu (Loka),
Kecamatan Uluere,
Kabupaten Bantaeng Loka
Kecamatan Uluere,
Kabupaten Bantaeng Loka
Desa Bonto Maranu
(Loka), , Kabupaten
Bantaeng Loka
Desa Bonto Maranu (Loka),
Kecamatan Uluere,
Kabupaten Bantaeng Loka
Desa Bonto Maranu (Loka),
Kecamatan Uluere,
Stasiun 2 Petea Komp. Inco,
Sorowako, Luwu Timur
Stasiun 2 Petea Komp. Inco,
Sorowako, Luwu Timur
Stasiun 2 Petea Komp. Inco,
Sorowako, Luwu Timur
Danau Matano, Komp Inco,
Sorowako, Luwu
Sungai Pngkang Hilir, Desa
Bintura Larampong, Luuru
Blok Tanamalia, Kecamatan
Towuti, Luwu Timur
JAM 05512
JAM 05514
JAM 05518
JAM 05520
JAM 05522
JAM 05516
AH 83
AH 63
AH 76
AH 9
2908
T 056
12521
12522
12523
12524
12525
12526
12910
12908
12909
12907
2908
21892
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
M
Hellen K. &
Syarifudin
Haryono & Munim
Amir Hamidy
Amir Hamidy
Amir Hamidy
Amir Hamidy
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
Jimmy McGuire et al.
07 September
1994
18 April 2013
01 Januari 2007
08 Januari 2007
08 Januari 2007
11 Januari 2007
28 Oktober 2005
27 Oktober 2005
26 Oktober 2005
25 Oktober 2005
24 Oktober 2005
23 Oktober 2005
45
45
ii
46
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tapanuli Utara pada tanggal 16 Agustus 1989 dan
merupakan puteri pertama dari 9 bersaudara dari pasangan Sahat Sianturi, Amd
dan Sonta Rajagukguk. Penulis memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) dari
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013, dan pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan Magister Sains di Program Studi Biologi, Mayor Biosains
Hewan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor melaui beasiswa Program
PascaSarjana Dalam Negeri (BPPDN) Calon Dosen tahun angkatan 2013 yang
diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI).
Download