i HUBUNGAN FILOGENETIK Hylarana mocquardii (ANURA : RANIDAE) DI SULAWESI BERDASARKAN PENGUKURAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER GEN 12S rRNA DAN 16S rRNA SISTER SIANTURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 ii iii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Hubungan Filogenetik Hylarana mocquardii (Anura : Ranidae) di Sulawesi Berdasarkan Pengukuran Morfologi dan Molekuler Gen 12S rRNA dan 16S rRNA adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2015 Sister Sianturi NIM G352130111 ii RINGKASAN SISTER SIANTURI. Hubungan Filogenetik Hylarana mocquardii (Anura : Ranidae) di Sulawesi Berdasarkan Pengukuran Morfologi dan Molekuler Gen 12S rRNA dan 16S rRNA. Dibimbing oleh ACHMAD FARAJALLAH dan MIRZA DIKARI KUSRINI. Hylarana mocquardii merupakan spesies yang awalnya merupakan anggota spesies H.chalconota yang masih termasuk kompleks spesies karena terdapat banyak variasi dalam spesies ini. H.mocquardii pada akhirnya ditetapkan sebagai spesies yang hanya terdapat di Pulau Sulawesi. Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki sejarah geologi yang kompleks. Sejarah geologi yang kompleks dengan kombinasi reorganisasi habitat, aktivitas pegunungan yang aktif, dan adanya fluktuasi permukaan laut menjadi faktor pendukung terbentuknya fragmentasi habitat, migrasi, kolonisasi spesies, hingga terjadinya spesiasi. Konstruksi filogeni dihasilkan dengan membandingkan sekuen H.mocquardii dari kawasan Sulawesi yang mewakili semua bagian Sulawesi, yaitu Sulawesi Utara, Barat, Tengah, Tenggara, dan Selatan. Topologi filogeni juga terdiri atas sekuen H.chalconota, H.megalonesa, H.erythraea, H.signata, H.grandocula, H.similis, Sanguirana luzonensis, Limnonectes cf.kuhlii, dan Occydozyga baluensis yang diunduh dari genebank. Konstruksi filogeni dengan gen 12S rRNA dan 16S rRNA menghasilkan pola pengelompokan spesies H.mocquardii yang monofiletik dan membentuk empat kelompok, yaitu kelompok spesies di kawasan Sulawesi Utara, kelompok spesies di kawasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat, kelompok spesies di kawasan Sulawesi Tenggara, dan kelompok spesies di kawasan Sulawesi Selatan. Berdasarkan gen 12S rRNA diperoleh pengelompokan spesies H.mocquardii dengan dua subclade yaitu kelompok yang berasal dari kawasan Sulawesi Tengah dan Barat dan kelompok yang berasal dari kawasan Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan. Berdasarkan gen 16S rRNA diperoleh pengelompokan spesies H.mocquardii juga menghasilkan dua subclade yaitu dengan kelompok spesies yang berasal dari kawasan Sulawesi Selatan memiliki pengelompokan sendiri. Hasil analisis molekuler ini kemudian dibandingkan dengan hasil analisis pengukuran morfologi. Dalam analisis morfometri ini dipisahkan antara analisis individu betina dengan jantan. Penelitian ini melakukan perbandingan antara hasil analisis morfometri dengan analisis molekuler. Pada hasil analisis morfometri pada individu betina setelah dilakukan uji lanjut tidak terdapat perbedaan dan pengelompokan. Pada hasil analisis morfometri individu jantan juga pada awalnya tidak terlihat adanya pengelompokan, tetapi setelah dilakukan uji lanjut Duncan terlihat adanya pengelompokan yang juga mendukung pada hasil analisis molekuler gen 16S rRNA yang menunjukkan bahwa kelompok spesies H.mocquardii di Sulawesi Selatan memiliki pengelompokan tersendiri. Berdasarkan penelitian ini juga diketahui bahwa proses invasi spesies H.mocquardii ke Pulau Sulawesi terjadi seiring dengan proses terbentuknya Pulau Sulawesi dan nenek moyang spesies ini berasal dari daratan Asia. Kata kunci: Filogenetik, Hylarana mocquardii, Morfometri, 12S rRNA dan 16S rRNA iii SUMMARY SISTER SIANTURI. Phylogenetic Relationships of Hylarana mocquardii in Sulawesi based on Morphometrics and Molecular 12S rRNA with 16S rRNA gene. Supervised by ACHMAD FARAJALLAH and MIRZA DIKARI KUSRINI. Hylarana mocquardii was originally member of species Hylarana chalconota complex because there are many variation in this species. The H. mocquardii was then defined as species only found on Sulawesi island. Sulawesi is an island in Indonesia with a complex geological history. Complex geological history with a combination of reorganization habitat, the activity of the active mountains, and the fluctuation of sea level are factors that support the formation of habitat fragmentation, migraton,colonization of that species, and resulted in the occurence of speciation. A phylogeny construction was made by comparing the sequence of H.mocquardii from all parts of Sulawesi: North Sulawesi, West Sulawesi, Central Sulawesi, East Sulawesi, and South Sulawesi and added sequence of H. chalconota, H. megalonesa, H. erythraea, H. signata, H. grandocula, H. similis, Sanguirana luzonensis, Limnonectes cf. kuhlii, and Occydozyga baluensis from genebank. The phylogeny construction of the 12S rRNA and 16S rRNA produce monophyletic grouping patterns of H.mocquardii and consist of four groups: North Sulawesi region, Central Sulawes and West Sulawesi region, Southeast Sulawesi region, and South Sulawesi region. Based on12S rRNA gene this group was divided in two subclade, the first group consist of species from West Sulawesi and Central Sulawesi region and the second group consist of species from North Sulawesi, Southeast Sulawesi, and South Sulawesi region. Based on 16S rRNA gene the grouping was divided in two subclade that separated species from South Sulawesi region from other region. Molecular analysis were then compared with morphometrics analysis of females and males frog. Morphometric analysis results were unable to show significant difference grouping of H.mocquardi because it produce only one grouping. However, final morphometric analysis of males using Duncan Test showed that H.mocquardii from South Sulawesi differed from other region. It conclude that morphometric analysis of male frog showed the same pattern and supported molecular analysis of 16S rRNA gene. This research was able to analysis the spread of H.mocquardii to Sulawesi island. This process occured during the formation of Sulawesi island and predicted occured during Miocene. Based on this I concluded that ancestor of this species originated from Mainland Asia. Keywords: Phylogenetics, Hylarana mocquardii, Morphometrics, 12S rRNA and 16S rRNA iv © Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB 1 HUBUNGAN FILOGENETIK Hylarana mocquardii (ANURA : RANIDAE) DI SULAWESI BERDASARKAN PENGUKURAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER GEN 12S rRNA dan 16S rRNA SISTER SIANTURI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biosains Hewan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 2 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Bambang Suryobroto, M.Si PRAKATA Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Biosains Hewan (BSH) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Achmad Farajallah, M.Si. dan Dr. Ir. Mirza Dikari Kusrini, M.Si. selaku komisi pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan karya ini 2. Kepada Dr.Ir.R. R. Dyah Perwitasari, M.Sc.selaku ketua program studi Biosains Hewan. 3. Museum Zoologicum Bogorienses (MZB) yang telah memberikan akses terh adap penggunaan spesimen yang digunakan dalam penelitian. 4. Dr.Amir Hamidy M.Sc selaku kepala Laboratorium Herpetologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Dr. rer. nat. Evy Arida, M.Sc. dan seluruh staff Laboratorium Herpetologi LIPI Cibinong 5. Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) Indonesia yang telah memberikan dana melalui beasiswa Pendidikan Pasca Sarjana Dalam Negeri (BPPDN) 2013 6. Rekan-rekan BSH 2013 yang telah memberikan bantuan, dukungan dan motivasi selama perkuliahan dan penelitian berlangsung 7. Bapak Adi Surahman dan Ibu Tini Wahyuni yang banyak membantu dalam penyediaan alat dan bahan laboratorium 8. Kedua orang tua, saudara-saudara, dan teman-teman yang telah memberi dukungan dan doa kepada penulis Bogor, Agustus 2015 Sister Sianturi 5 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vi 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 1 1 3 4 4 2 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Sampel Penelitian Prosedur Penelitian Pengukuran Morfologi Analisis Pengukuran Morfologi Analisis Molekuler Ekstraksi DNA Amplifikasi (Perbanyakan) Ruas DNA Visualisasi Perbanyakan Ruas DNA Perunutan (Sequencing) DNA Produk PCR Analisis Data 4 4 5 5 5 5 8 8 8 8 9 9 3 HASIL Analisis Pengukuran Morfologi Analisis Molekuler Karakteristik dan Komposisi Sekuens Hylarana mocquardii Berdasarkan Gen 12S rRNA dan 16S rRNA Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 12S rRNA Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 16S rRNA 4 PEMBAHASAN Kongruensi Analisis Morfometri dengan Analisis Molekuler Gen 16S rRNA Rekonstruksi Filogeni dan Evolusi Pulau Sulawesi Analisis Proses Invasi Spesies H.mocquardii Berdasarkan Analisis Filogeni 10 10 14 14 14 14 15 15 15 17 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran 22 22 22 DAFTAR PUSTAKA 23 LAMPIRAN 26 RIWAYAT HIDUP 46 6 DAFTAR TABEL 1 Data Spesimen H.mocquardii yang digunakan dalam penelitian untuk analisis molekuler 2 Daftar Spesies Hylarana dan akses Genebank yang digunakan dalam analisis molekuler dan konstruksi filogeni 3 Hasil Pengukuran morfologi spesies H.mocquardii betina (n=79) 4 Hasil Pengukuran morfologi spesies H.mocquardii jantan (n=189) 5 Analisis komponen utama pengukuran morfologi spesies H.mocquardii betina 6 Analisis komponen utama pengukuran morfologi spesies H.mocquardii jantan 7 Hasil analisis uji lanjut Duncan spesies H.mocquardii betina pada variabel HLL 8 Hasil analisis uji lanjut Duncan spesies H.mocquardii jantan pada variabel HLL 9 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik (atas diagonal) berdasarkan gen 12S rRNA 10 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik (atas diagonal) berdasarkan gen 16S rRNA 6 9 10 11 12 12 13 14 20 21 DAFTAR GAMBAR 1 2 3 Spesimen H.mocquardii tampak dorsal dan tampak ventral Karakter penting untuk identifikasi H.mocquardii Kondisi Geologi dan Tektonik Pulau Sulawesi pada masingmasing pembagian kawasan 4 Titik pengukuran morfologi pada individu H.mocquardii 5 Karakter Nuptial pad pada H.mocquardii individu jantan 6 Hasil analisis biplot pengelompokan spesies H.mocquardii betina 7 Hasil analisis biplot pengelompokan spesies H.mocquardii jantan 8 Proses sejarah tektonik Pulau Sulawesi 9 Pembagian kawasan daratan yang terdiri dari kawasan daratan Sunda, Wallacea, dan kawasan daratan Sahul 10 Konstruksi pohon filogeni dengan metode Neighbour-joining 11 Pola filogeografi H.mocquardii di Sulawesi berdasarkan gen 12S rRNA dan 16S rRNA 1 2 3 7 7 12 13 16 17 18 19 DAFTAR LAMPIRAN 1 Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen pada spesies H.mocquardii betina 2 Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen pada spesies H.mocquardii betina 3 Data spesimen H.mocquardii yang digunakan untuk analisis pengukuran morfologi 26 27 28 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian terkait sistematika pada famili Ranidae masih perlu dilakukan karena taksonomi pada taksa ini masih diperdebatkan. Pada anggota famili Ranidae masih banyak spesies yang memiliki hubungan filogenetik yang belum dapat dipecahkan. Penyebabnya adalah karena penyebaran spesies yang sangat luas dan revisi sistematika terkait dengan sinonim antar lokasi geografis yang masih terjadi pada anggota spesies famili Ranidae (Dubois 1992). Hylarana mocquardii (Werner, 1901) merupakan salah satu anggota famili Ranidae yang awalnya memiliki nama spesies Hylarana chalconota (Schlegel, 1837). Spesies H. chalconota memiliki penyebaran yang luas di Indonesia, yaitu Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi (Inger 1966). H. chalconota yang berasal dari Sulawesi ditempatkan sebagai spesies yang sah setelah ditemukan ciri morfologi pada bagian dorsal yang lebih mencolok dibandingkan dengan H. chalconota yang berasal dari kawasan di luar Sulawesi (Iskandar & Colijin 2000). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Inger & Voris (2001) yang menyatakan bahwa fauna Sulawesi, khususnya katak keturunan Sundaland, menunjukkan hampir tidak ada kesamaan dengan fauna lain pada tingkat spesies. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Inger et al. (2009) dengan menggunakan gen 16S rRNA dan beberapa karakter morfologi sebagai marker menemukan bahwa spesies H. chalconota dipecah menjadi beberapa kelompok. Kelompok H. chalconota yang hidup di Kalimantan terbagi menjadi dua jenis, yaitu H. megalonesa dan H. raniceps, kelompok yang hidup di Sumatera dibagi menjadi tiga jenis, yaitu H. chalconota, H. parvaccola, dan H. rufipes, kelompok yang hidup di Jawa tetap sebagai jenis H. chalconota, dan kelompok yang hidup di Sulawesi ditetapkan sebagai H. mocquardii. Inger et al. (2009) kemudian menghapus H. mocquardii sebagai sinonim dari H. chalconota. Gambar 1 Spesimen H.mocquardii (a) : Tampak Ventral, (b) Tampak Dorsal. Sumber Spesimen : Laboratorium Herpetologi, Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) LIPI Cibinong 2 Spesies H. mocquardii pada jantan memiliki kisaran ukuran 15.87 mm 55.73 mm sedangkan pada betina 35.74 mm - 83.87 mm, memiliki permukaan dorsal yang berwarna kuning hingga coklat, sedangkan permukaan ventral memiliki warna putih dengan bintik hitam, memiliki kaki panjang dan ramping (Gambar 1) (Iskandar 1998). Karakter penting dalam identifikasi spesies ini adalah memiliki bibir putih (white lipped) yang berada di sepanjang bawah mata hingga timpanium, memiliki timpanium berwarna coklat tua, dan memiliki selaput kaki (webbing) penuh (Gambar 2) (Iskandar 1998). 3 4 1 Gambar 2 2 Karakter Penting Untuk Identifikasi H.mocquardii (1) White Lipped, (2) Timpanium, (3) Diameter Disc, (4) Selaput Kaki (Webbing) Hylarana mocquardii ditetapkan sebagai jenis yang hanya ditemukan di Pulau Sulawesi (Frost 2009). Inger et al. (2009) membuktikan bahwa H.mocquardii merupakan spesies kriptik dalam grup H.chalconota yang ada di Sulawesi. Pulau Sulawesi merupakan salah satu pulau di Indonesia yang memiliki sejarah geologi yang kompleks (Stelbrink et al. 2011). Sejarah geologi dan topologi yang kompleks (Gambar 3) dengan kombinasi reorganisasi habitat terestrial, aktivitas pegunungan yang aktif, dan adanya fluktuasi permukaan laut menjadi faktor pendukung terbentuknya fragmentasi habitat, migrasi, kolonisasi spesies pada habitat baru, hingga terbentuknya spesiasi allopatrik (Esselstyn et al. 2009). Pulau Sulawesi terbentuk dari beberapa proses tabrakan beberapa lempeng yang berbeda (Hall 1996). Keadaan ini merupakan barier yang potensial untuk menghasilkan pola distribusi hewan yang memiliki pola sesuai dengan fragmentasi dan diversifikasi habitat (Evans et al. 2003). Selain itu adanya topografi yang kompleks dan keragaman habitat iklim mikro memberi pengaruh dalam diversifikasi, spesiasi, dan variasi spesies (Bridle et al. 2001). Studi molekuler pada biota Sulawesi menemukan bukti bahwa sejarah vikarian dan seleksi ekologi adalah sebagai faktor utama yang mendorong terjadinya diversifikasi (Evans et al. 2001). 3 Gambar 3 Kondisi geologi dan tektonik Pulau Sulawesi pada masing-masing pembagian kawasan (Moss & Wilson 1998) Morfometri merupakan salah satu cara untuk mengetahui keanekaragaman dari suatu spesies dengan menguji karakter morfologi. Data morfometri dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan dan persamaan antar populasi dan mendeskripsikan kekerabatan populasi secara morfologi (Hill & Wiens 2000). Sebagai aplikasi lanjut, hasil analisis secara morfometri dapat memberikan gambaran umum tentang tingkat variabilitas dari suatu taksa (Chernoff 1982). Setiap karakter yang diamati umumnya merupakan akibat adanya interaksi gengen yang ekspresinya dipengaruhi oleh lingkungan (Munshi & Dutta 1996). Keterbatasan dari penggunaan data morfometri adalah nilai konsistensi rendah dalam menunjukkan hubungan filogenetik pada tingkat variasi spesies kriptik dan subspesies sehingga perlu dikomparasi dengan data molekuler (Wiens 2004). Studi dengan menggunakan kedua pendekatan ini dapat memberi informasi yang lebih luas dan sangat membantu untuk informasi sistematika dan rekonstruksi filogeni (Hillis 1987). Penelitian sebelumnya dengan menggunakan gen marker 16S rRNA membuktikan bahwa pembagian Pulau Sulawesi menghasilkan tujuh kawasan endemik pada spesies Bufo celebensis. Berdasarkan hal itu perlu dilakukan uji lanjut pada spesies H.mocquardii yang berada di kawasan Sulawesi untuk mengetahui pola pengelompokan spesies (Evans et al. 2003). Banyak penelitian pada amfibi yang telah dilakukan dengan menggunakan gen 16S rRNA sebagai marker, misalnya pada spesies B. melanostictus dan B. asper (Tjandra 2011), pada famili Dendrobatidae (Vences et al. 2000), bahkan untuk analisis hubungan kekerabatan pada famili yang ada pada hewan amfibi (Hay et al. 1995). Selain itu, 4 gen yang digunakan sebagai marker adalah gen 12S rRNA. Hedges and Maxson (1993) yang melakukan penelitian filogeni pada cecilia membuktikan bahwa gen 12S rRNA dan 16S rRNA dalam genom mitondria merupakan gen yang sangat potensial dalam aspek filogeni amfibi. Perumusan Masalah Spesies H. mocquardii pada awalnya memiliki nama H. chalconota, merupakan kompleks spesies. Inger et al. (2009) menemukan bahwa H. mocquardii memiliki perbedaan dengan spesies lain dalam chalconota grup baik secara morfologi maupun secara molekuler. H. mocquardii yang ada di Sulawesi akhirnya ditetapkan sebagai spesies yang terpisah. Penegakan sebagai spesies yang terpisah dari chalconota group pada H. mocquardii di kawasan Sulawesi dipengaruhi oleh kondisi geologis, habitat, dan batasan-batasan ekologis. Penelitian ini ingin membuktikan bagaimana kontribusi dari batasan tersebut terhadap kekerabatan spesies H. mocquardii di Sulawesi dan bagaimana pola pengelompokan spesies berdasarkan sekuens gen 12S rRNA dan 16S rRNA dalam genom mitokondria. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pengukuran morfologi untuk memperkuat hasil pengelompokan tersebut. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk menganalisis kekerabatan intraspesies H. mocquardii menggunakan gen 12S rRNA dan 16S rRNA genom mitokondria 2. Untuk menganalisis kekerabatan interspesies H. mocquardii berdasarkan pengukuran morfologi Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan untuk manajemen konservasi spesies endemik di Sulawesi khususnya spesies H. mocquardii 2 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 – Maret 2015. Pengukuran morfologi dan pengambilan sampel jaringan untuk analisis molekuler dilakukan di Laboratorium Herpetologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, sedangkan untuk proses analisis molekuler meliputi proses Polymerase Chain Reaction (PCR) dan visualisasi hasil PCR dilakukan di Laboratorium Molekuler, Departemen Biologi, Institut Pertanian Bogor. 5 Sampel Penelitian Sampel katak H. mocquardii berasal dari kawasan Sulawesi yang diperoleh dari hasil preservasi yang disimpan di Laboratorium Herpetologi LIPI Cibinong. Analisis morfometri menggunakan 79 individu spesimen betina dan 189 individu spesimen jantan pada semua sampel H. mocquardii yang ada di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) (Lampiran 3). Analisis molekuler menggunakan 12 spesimen yang diambil dari organ hati (liver) yang berasal dari masing-masing kawasan Sulawesi yang dapat mewakili masing-masing bagian pulau yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan (Tabel 1). Prosedur Penelitian Pengukuran Morfologi Pengukuran menggunakan Calliper digital 0.1 mm. Titik-titik pengukuran sesuai dengan Matsui (1984) dan Matsui (1994) ( Gambar 4). Selain itu, pada katak jantan dilakukan juga pengukuran pada karakter tambahan, yaitu Nuptial Pad (NP), diameter disc pada kaki depan jari ketiga (DFTD3) dan jari keempat (DFTD4), dan diameter disc kaki belakang pada jari ketiga (DFTB3) dan jari keempat (DFTB4) (Gambar 5). Analisis Pengukuran Morfologi Analisis untuk morfologi dilakukan dengan menggunakan program statistik yaitu program R i386 versi 3.1.3 dan dan SPSS versi 16. Analisis pertama dilakukan menggunakan Principal Component Anaysis (PCA) atau Analisis Komponen Utama untuk melihat pola pengelompokan individu jantan dan betina. Pemisahan analisis antara jantan dan betina dilakukan setelah dilakukan analisis ttest terlebih dahulu. Setelah itu, dlakukan analisis kontribusi variabel terhadap variabel yang memiliki kontribusi paling tinggi untuk selanjutnya dilakukan Uji Lanjut Duncan. Untuk mengetahui komponen yang memiliki pengaruh signifikan terhadap pengelompokan juga dilakukan analisis Anova. 6 Tabel 1 Data Spesimen H. mocquardii yang digunakan dalam penelitian untuk analisis molekuler No MZB No. Lapang Lokasi No Akses Gen yang Genebank Digunakan MZB13964 BSI 1450 Desa Mataue, KR082128 12S rRNA Sulawesi Tengah KR153317 16S rRNA MZB13989 BSI 1272 Desa Balapu, Kec.Kulawi, KR082127 12S rRNA Kab.Donggala, Sulawesi Tengah MZB11450 AK203 Lantai Hutan Salodik, Kab KR082129 12S rRNA .Banggai,Sulawesi Tengah KR153318 16S rRNA MZB12404 JAM 6284 Desa Kabinan, Kab.Maje KR082132 12S rRNA ne, Sulawesi Barat KR153321 16S rRNA MZB12400 JAM 5942 Desa Polewali, Massawa R KR082133 12S rRNA oad River 1, Sulawesi KR153322 16S rRNA Barat MZB12418 JAM 5996 Desa Makuang, KR082134 12S rRNA Kec.Massawa KR153323 16S rRNA Sulawesi Barat MZB17486 ATH 2082 Pegunungan Mekongga, D KR082130 12S rRNA esa Tinukari, Kec.Wawo, KR153319 16S rRNA Kolaka,Sulawesi Tenggara MZB17484 ATH 1760 Pegunungan Mekongga, KR082131 12S rRNA Desa Tinukari, Kec.Wawo, KR153320 16S rRNA Kolaka Sulawesi Tenggara MZB23288 KBAA12 Kaki Gunung Boliyuhuto, KR082137 12S rRNA Marga Satwa Nantu, KR153324 16S rRNA Sulawesi Utara MZB23289 KBAA14 Kaki Gunung Boliyuhuto, KR082138 12S rRNA Marga Satwa Nantu, Sulawesi Utara MZB12413 JAM 5504 Desa Bonto Maranu (Near KR082135 12S rRNA Loka), Sulawesi Selatan MZB12401 JAM 5740 Kelurahan Lewaja, KR082136 12S rRNA Kab.Enrekang, KR153316 16S rRNA Sulawesi Selatan 7 Gambar 4 Titik Pengukuran Morfologi pada Individu H. mocquardiii (Matsui 1984) (1): Snout Vent Length (SVL), (2) Head Length (HL), (3) Snout-Nostril Length (SNL), (4) Nostril-Eyelid Length (NEL), (5) Snout-Length (SL), (6) Eye Length (EL), (7) Tympanium-Eye Length (TEL), (8) Tympanium Diameter (TD), (9) Head Width (HW), (10) Internarial Distance (IND), (11)Intercanthal Distance (ICD), (12) Interorbital Distance (IOD), (13)Upper Eyelid Width (UEW), (14) Upper Eyelid Margin Distance (UEMD), (18) Forelimb Length (FLL), (19) Lower Arm Length (LAL), (20) Third Finger Length (TFL), (21) First Finger Length (FFL), (22) Outer Palmar Tubercle Length (OPTL), (23) Inner Palmar Tubercle Length (IPTL), (24) Hand Length (HAL), (25) ForearmWidth (FAW), (26) Hindlimb Length (HLL), (27) Tibia Length (TL), (28) Foot Length (FL), (29) Fourth Toe Length (FTL), (30) Outer Metatarsal Tubercle Length (OMTL), (31) Inner Metatarsal Tubercle Length (IMTL) Nuptial pad Gambar 5. Karakter Nuptial pad pada H.mocquardii individu jantan 8 Analisis Molekuler Ekstraksi DNA Isolasi DNA total dilakukan dengan mengikuti metode Farajallah (2002). Potongan otot katak sekitar 2 mm dalam alkohol 70 % dicuci dengan 500 µl buffer TE sebanyak 2 kali. Sampel otot yang telah dicuci kemudian dipotong kecil-kecil menggunakan gunting dalam bufer 1x STE. Sel-sel otot dilisis dengan menambahkan SDS sampai 10 % dan enzim Proteinase-K sebanyak 0.3 mg/ml. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu 55oC selama 1 jam sambil dikocok perlahan. Material DNA dipisahkan dari material organik lainnya dengan metode ekstraksi fenol, yaitu dengan menambahkan larutan NaCl 5 M sebanyak 1/10 volume, fenol sebanyak 1x volume, dan Kloroform-isoamil alkohol (CIAA:24:1) sebanyak 1x volume. Campuran tersebut kemudian diinkubasi pada suhu ruang sambil dikocok pelan selama 1 jam. Bahan organik yang masuk ke fase fenol dipisahkan dari fase air dengan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 5 menit. Fase air kemudian dipindahkan ke dalam tabung baru. Molekul DNA dimurnikan dengan teknik pengendapan alkohol yaitu dengan menambahkan alkohol absolut sebanyak 2x volume dan NaCl 5 M sebanyak 1/10 x volume. Campuran diinkubasi pada suhu 4o C selama 24 jam. Molekul DNA diendapkan dengan sentrifugasi pada kecepatan 5000 rpm selama 5 menit. Endapan DNA yang diperoleh kemudian dicuci dengan alkohol 70 %. Molekul DNA diendapkan kembali kemudian disuspensikan dalam bufer TE 80 % dan disimpan dalam freezer untuk digunakan lebih lanjut. Amplifikasi (Perbanyakan) Ruas DNA Ruas DNA diamplifikasi dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) menggunakan mesin Thermo Cycler TaKaRa MP4. Primer yang digunakan adalah AF559 (5’ACTGGGATTAGATACCCCACTAT 3’) yang menempel pada bagian tengah gen 16S rRNA dan AF560 (5’ATGTTTTTGGTAAACAGGCG-3’) yang menempel pada akhir gen 12S rRNA. Total pereaksi PCR adalah 25µl yang terdiri atas 0.625 mg/ml Gotag Green Master Mix, 0.0026 mg/ml Primer Forward, 0.0028 mg/ml Primer Reverse, 10.5 µl Nuclease Water, dan 0.8 ƞ g/ml Template DNA. Amplifikasi dilakukan dengan kondisi predenaturasi 94o C selama 4 menit, dilanjutkan dengan 30 siklus yang terdiri dari denaturasi 94o C selama 1 menit, annealing (penempelan) 55o C selama 1 menit 30 detik, pemanjangan 72o C selama 1 menit, dan pemanjangan akhir 72o C selama 7 menit. Visualisasi Perbanyakan Ruas DNA Amplikon diuji dengan menggunakan metode elektroforesis gel poliakrilamid (PAGE) 6% dan dijalankan pada tegangan 200 V selama 40 menit atau sampai bromthymol blue mencapai bagian bawah gel. Setelah pemisahan elektroforesis, pita-pita DNA divisualisasi dengan pewarnaan perak (silver staining) (Tegelstrom 1986). 9 Perunutan (Sequencing) DNA Produk PCR Perunutan DNA dilakukan dengan menggunakan jasa pelayanan sekuensing. Perunutan tersebut dilakukan dengan menggunakan pasangan primer yang digunakan pada saat PCR. Analisis Data Urutan nukleotida yang diperoleh dari proses perunutan diedit secara manual dibantu dengan program Bioedit. Runutan nukleotida kemudian disejajarkan bersama spesies lain yang masih dalam satu famili yang diunduh dari genebank (www.ncbi.nlm.nih.gov) (Tabel 2). Analisis jumlah perbedaan nukleotida, jarak genetik dilakukan dengan model Kimura 2 Parameter (K2P) dan rekonstruksi filogeni dilakukan dengan menggunakan program MEGA version 4 (Tamura et al. 2007). Tabel 2. Daftar spesies Hylarana dan akses GeneBank yang digunakan dalam analisis molekuler dan konstruksi filogeni No 4 5 6 7 8 9 1 2 3 Spesies Ingroup Hylarana chalconota Hylarana megalonesa Hylarana erythraea Hylarana signata Hylarana grandocula Hylarana similis Outgroup Sanguirana luzonensis Limnonectes cf.kuhlii Occidozyga baluensis No. Akses Sumber Tahun KF477630.1 KF477629.1 KF477637.1 KF477746.1 KF477654.1 KF477783.1 Brown R.M. dan Siler C.D. Brown R.M. dan Siler C.D. Brown R.M. dan Siler C.D. Brown R.M. dan Siler C.D. Brown R.M. dan Siler C.D. Brown R.M. dan Siler C.D. 2014 2014 2014 2014 2014 2014 KF477636.1 HM067130.1 DQ283143.1 Brown R.M. dan Siler C.D. McLeod D.S. Frost DR., Grant T., Faivovich J., Bain R., Haas A. Haddad CFB., De Sa RO., Channing A., Wilkinson M, Donnelan SC, Raxworthy C., Campbell JA, Blotto BL, Moler P, Drewes RC, Nussbaum RA, Lynch JD, Green DM, dan heeler WC. 2014 2010 2010 10 3 HASIL Analisis Pengukuran Morfologi Pengukuran morfologi pada spesies H. mocquardii dilakukan berdasarkan teknik pengukuran sesuai dengan Matsui 1984. Untuk analisis pengukuran, dipisahkan analisis individu jantan dengan individu betina setelah terlebih dahulu dilakukan uji t-test yang menunjukkan adanya perbedaan siginifikan (t268 = 1.69; P < 0.05) antara jantan dan betina. Spesies H. mocquardii betina memiliki nilai Snout Vent Length (SVL) kisaran 35.74 mm hingga 83.87 mm dengan nilai ratarata sebesar 65.50 mm (Tabel 3). Tabel 3 Hasil Pengukuran Morfologi spesies H. mocquardii betina (n = 79) Variabel* Rata-rata Minimum Maksimum Std.deviasi SVL 65.50 35.74 83.87 11.12 HL1 19.82 10.86 26.75 3.57 HL2 25.22 13.59 31.97 4.43 SNL 3.11 1.47 4.98 0.74 NEL 6.98 3.70 9.28 1.22 SL 10.64 6.01 14.85 1.93 EL 7.39 4.67 9.68 1.14 TEL 2.08 1.02 3.57 0.59 TD 4.66 2.18 6.77 0.99 HW 21.41 11.60 29.81 3.91 IND 5.22 2.61 7.46 1.03 ICD 11.90 6.37 16.09 2.21 IOD 7.46 3.75 10.97 1.66 UEW 5.34 2.80 7.86 0.99 UEMD 16.51 2.52 23.85 3.52 FLL 44.68 25.92 58.97 7.70 LAL 32.96 19.06 44.17 6.09 TFL 15.87 9.30 21.42 3.02 FFL 10.78 5.65 15.21 2.27 OPTL 2.52 1.38 4.27 0.63 IPTL 3.59 1.64 5.29 0.68 HAL 19.33 11.40 25.89 3.59 FAW 4.56 2.15 7.32 0.96 HLL 123.48 68.94 155.30 20.47 TL 39.03 22.09 49.57 6.33 FL 85.54 47.63 112.31 14.71 FTL1 30.15 16.16 39.20 5.30 FTL2 19.22 8.76 32.70 3.83 OMTL 2.46 1.33 4.20 0.61 IMTL 2.82 1.40 5.04 0.68 DFTD3 2.95 1.18 4.74 0.86 DFTD4 2.91 1.03 4.60 0.86 DFTB3 1.92 0.86 3.14 0.56 DFTB4 1.54 0.63 2.62 0.44 Keterangan: * Singkatan variabel pengukuran mengacu pada keterangan Gambar 4 11 Tabel 4. Hasil Pengukuran Morfologi spesies H. mocquardii jantan (n = 189) Variabel* NP SVL HL1 HL2 SNL NEL SL EL TEL TD HW IND ICD IOD UEW UEMD FLL LAL TFL FFL OPTL IPTL HAL FAW HLL TL FL FTL1 FTL2 OMTL IMTL DFTD3 DFTD4 DFTB3 DFTB4 Rata-rata 1.88 42.42 12.86 16.78 2.11 4.53 6.91 5.45 1.15 3.25 12.89 3.42 7.78 4.29 3.80 11.08 29.39 21.61 10.22 6.71 1.74 4.12 12.46 3.34 79.47 25.03 54.75 18.93 11.85 1.65 1.96 1.63 1.59 1.07 0.91 Minimum 0.18 15.87 3.95 6.30 0.95 1.01 1.49 1.89 0.41 0.72 4.84 1.49 3.03 1.95 0.77 4.16 10.59 8.35 3.35 1.88 0.52 0.82 4.35 1.01 28.01 8.58 19.42 6.03 3.87 0.54 0.80 0.40 0.43 0.31 0.30 Maksimum 2.84 55.73 16.87 21.36 3.46 6.00 9.04 8.01 2.00 4.99 16.56 4.98 10.41 5.92 5.52 15.53 38.72 28.55 14.82 11.65 3.19 6.31 17.52 7.24 105.58 32.79 73.74 25.70 17.04 2.48 3.07 3.06 2.78 1.90 1.70 Keterangan : * Singkatan variabel mengacu pada keterangan Gambar 4 Std.deviasi 0.52 7.25 2.39 3.20 0.41 0.90 1.34 1.12 0.32 0.76 2.37 0.63 1.51 0.80 0.98 2.28 5.76 4.09 2.18 1.58 0.41 0.95 2.40 0.89 14.82 4.71 10.60 3.77 2.47 0.38 0.43 0.50 0.50 0.34 0.23 Spesies H. mocquardii untuk individu jantan memiliki SVL dengan kisaran 15.87 mm hingga 55.73 mm dan nilai rata-rata SVL adalah 42.42 mm (Tabel 4). 12 Tabel 5 Analisis komponen utama pengukuran morfologi spesies H. mocquardii betina F1 F2 F3 F4 F5 F6 Eigenvalue 27.69 0.89 0.86 0.61 0.47 0.44 Variability (%) 81.44 2.62 2.54 1.80 1.40 1.30 Cumulative (%) 81.44 84.10 86.60 88.40 89.79 91.09 Nilai eigenvalue menunjukkan pada F1 sudah >1 dan nilai cumulative nya adalah >70 % (Tabel 5). Hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan satu komponen saja sudah mewakili 35 komponen. Gambar 6 Hasil analisis biplot pengelompokan spesies H.mocquardii betina Pengelompokan H.mocquardii betina menunjukkan bahwa semua variabel pengukuran berada pada satu kelompok dan sudut yang dibentuk adalah < 90o yang menunjukkan bahwa semua variabel memiliki korelasi yang kuat dan positif (Gambar 6). Tabel 6 Analisis Komponen Utama Pengukuran Morfologi H. mocquardii jantan Eigenvalue F1 27.50 F2 1.23 F3 0.76 F4 F5 0.73 0.52 F6 0.46 Variability (%) 78.58 3.50 2.18 2.07 1.49 1.31 Cumulative (%) 78.58 82.09 84.27 86.34 87.83 89.14 spesies F7 0.37 0.09 92.18 13 Nilai eigenvalue >1 dan nilai cumulative juga >70 % menunjukkan bahwa satu komponen saja sudah dapat mewakili 35 komponen yang dianalisis dan tidak ada pengelompokan dalam variabel pengukuran yang dianalisis (Tabel 6) Pengelompokan spesies H.mocquardii jantan menunjukkan bahwa semua variabel pengukuran berkumpul cenderung memiliki dua kelompok dan sudut yang dibentuk adalah < 90o yang menunjukkan bahwa semua variabel memiliki korelasi yang kuat dan positif (Gambar 7) . Gambar 7 Hasil Analisis Biplot pengelompokan spesies H.mocquardii jantan Variabel pengukuran yang memiliki nilai kontribusi paling besar pada betina adalah variabel HLL dengan nilai 3.51 (Lampiran 1). Uji Lanjut Duncan menunjukkan bahwa tidak ada pengelompokan berdasarkan variabel HLL sehingga tidak ada perbedaan karakteristik yang signifikan pada spesies H.mocquardii betina di Sulawesi (Tabel 7). Tabel 7 Hasil analisis Uji Lanjut Duncan spesies H.mocquardii betina pada variabel HLL Wil 3.00 5.00 1.00 4.00 2.00 Sig. N 2 8 7 32 30 Subset for alpha = 0.05 1 101.20 112.18 116.69 126.13 126.73 0.05 Variabel pengukuran yang memiliki kontribusi paling besar pada jantan adalah variabel HLL. Uji Lanjut Duncan menunjukkan bahwa terdapat dua pengelompokan yang dibentuk , yaitu kawasan Sulawesi Selatan dan kawasan Sulawesi Utara, Tengah, Barat, dan Tenggara (Tabel 8). 14 Tabel 8 Hasil analisis Uji Lanjut Duncan spesies H. mocquardii jantan pada variabel HLL Wil 5.00 1.00 2.00 4.00 3.00 Sig. N 25 24 57 66 17 Subset for alpha = 0.05 1 2 60.86 77.56 82.77 83.04 84.55 1.00 0.06 Analisis Molekuler Karakteristik dan Komposisi Sekuens H. mocquardii Berdasarkan Gen 12S rRNA dan 16S rRNA Analisis gen 12S rRNA yang dianalisis terdiri dari 12 sekuens dengan pensejajaran sebesar 596 bp, yaitu 492 bp conserve sites, 103 variable sites, dan 80 parsimony informative dengan komposisi rata-rata nukleotida adalah T (U) = 24.1 %; C =28.0 %; A=30.3 %; dan G=17.6 % sedangkan analisis gen 16S rRNA terdiri dari 9 sekuens dengan pensejajaran nukleotida sebesar 665 bp, yaitu 584 conserve sites, 79 variable sites, dan 43 parsimony informative dengan komposisi rata-rata adalah T (U) = 24.3 %; C = 23.4 %; A = 37.4 %; dan G = 15.0 %. Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 12S rRNA Konstruksi filogenetik berdasarkan gen 12S rRNA membentuk dua kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah] dan [Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan]. Untuk lebih lanjut lagi, kelompok tersebut terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Utara], [Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah], [Sulawesi Tenggara], dan [Sulawesi Selatan] (Gambar 10a). Jarak genetik (genetic distance) paling dekat berasal dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat sedangkan jarak genetik yang paling jauh yaitu sebesar 0.111 ditemukan pada sekuens yang berasal dari Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah (Tabel 9). Spesies H. chalconota dan H. megalonesa merupakan sister clade dari kelompok spesies H. mocquardii yang didukung kuat dengan nilai bootstrap = 100. Hal ini menunjukkan kekerabatan yang sangat dekat antara H. mocquardii dengan kelompok H. chalconota yang merupakan salah satu jenis spesies kompleks. Analisis Filogenetik Berdasarkan Gen 16S rRNA Konstruksi filogenetik berdasarkan gen 16S rRNA menghasilkan dua kelompok yaitu kelompok [Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara] dan [Sulawesi Selatan]. Untuk lebih lanjut, kelompok tersebut terbagi atas empat kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Utara], [Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat], [Sulawesi Tenggara], dan [Sulawesi Selatan] (Gambar 10b). Jarak genetik yang paling dekat ditemukan pada sekuens H. mocquardii yang berasal dari Barat dan Tengah dan jarak genetik yang paling jauh dengan nilai 0.78 ditemukan pada sekuens spesies H.mocquardii yang 15 berasal dari Sulawesi Selatan (Tabel 10). H. chalconota dan H. megalonesa merupakan sister clade dari kelompok spesies H.mocquardii yang didukung dengan nilai bootstrap = 100. 4 PEMBAHASAN Kongruensi Analisis Morfometri dengan Analisis Molekuler Gen 16S rRNA Analisis molekuler spesies H. mocquardii di Sulawesi membentuk pengelompokan sesuai dengan pola pembentukan Pulau Sulawesi (Gambar 11). Hasil rekonstruksi filogeni secara konsisten menunjukkan bahwa spesies H. mocquardii di Sulawesi memiliki posisi monofiletik dibandingkan dengan anggota famili Ranidae. Berdasarkan gen 16S rRNA spesies H. mocquardii membentuk dua kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah] dan kelompok [Sulawesi Selatan]. Untuk lebih lanjut lagi, kelompok [Sulawesi Utara], [Sulawesi Barat dan Tengah], [Sulawesi Tenggara], dan [Sulawesi Selatan] membentuk empat kelompok yang terpisah. Hasil analisis molekuler 16S rRNA menunjukkan hasil yang kongruen dengan hasil pengukuran morfologi pada individu jantan yang menempatkan Sulawesi Selatan sebagai kelompok yang terpisah. Kesesuaian hasil ini membuktikan bahwa kedua metode mampu menunjukkan adanya variasi atau diferensiasi spesies (Wien 2000). Menurut Schuh (2000) bahwa adanya variasi ekologis dan adanya barier geografis dapat memunculkan karakter yang berbeda pada individu dalam satu spesies dan akan meningkatkan diferensiasi genetik. Hal ini menunjukkan bahwa adanya tingkat efisiensi dan konsistensi yang lebih tinggi pada gen 16S rRNA dibanding gen 12S rRNA. Vences et al. (2005) membuktikan bahwa gen 16S rRNA lebih efektif sebagai marker pada amfibi (Xia et al. 2011). Selain itu, gen 16S rRNA memiliki laju evolusi (evolution rate) yang lebih rendah. Penggunaan gen 16S rRNA juga ditinjau dari segi ketersediaan database di genebank. Rekonstruksi Filogeni dan Evolusi Pulau Sulawesi Hylarana mocquardii memiliki distribusi yang luas dan populasi yang besar di Sulawesi. Spesies H. mocquardii membentuk kelompok sendiri satu clade pada posisi basal pohon filogeni (Inger et al. 2009). Adanya pengaruh faktor ekologi atau geologi dapat memberi batasan pada diversifikasi geografis yang menyebabkan adanya pola biogeografis pada taksa terkait (Evans et al. 2002). Adanya pola distribusi spesies H. mocquardii yang ada di Pulau Sulawesi merupakan hasil sejarah geografi yang kompleks yang terstruktur. Biogeografi dapat membatasi jangkauan kekuatan evolusi yang relevan. Sejarah geologi yang kompleks dengan kombinasi reorganisasi habitat terestrial dengan adanya tabrakan antara dataran Sunda dan Sahul, aktivitas pegunungan yang aktif, dan fluktuasi permukaan laut yang berulang menjadi faktor pendukung terbentuknya fragmentasi habitat, migrasi, kolonisasi spesis pada habitat baru, hingga terbentuknya spesiasi allopatrik (Esselstyn et al. 2009). Pulau ini terbentuk dari beberapa proses tabrakan beberapa lempeng yang berbeda berbeda dan memiliki barier pada empat lengan berbeda pada pulau (Hall 1996). Keadaan ini merupakan barrier yang potensial untuk menghasilkan pola distribusi taksa yang memiliki 16 pola sesuai dengan fragmentasi dan diversifikasi habitat (Evans et al. 2003). Selain itu, adanya topografi yang kompleks dan keragaman iklim mikro dan habitat memberi pengaruh dalam diversifikasi, spesiasi, dan variasi spesies (Bridle et al. 2001). Adanya barrier dalam penyebaran dapat menghasilkan pola variasi pada taksa terkait yang berkerabat (Avise 2000). Kondisi ini menyebabkan Pulau Sulawesi memiliki tingkat variasi yang beragam pada tiap taksa hingga pada tingkat spesies. Pola pengelompokan menghasilkan satu kelompok spesies Sulawesi Barat dan Tengah (Gambar 10). Adanya satu pengelompokan antara spesies yang berada di kawasan Sulawesi Barat dan Tengah disebabkan karena kurangnya konkordansi geografis spesies yang berada di zona kontak Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Perpindahan spesies pada kedua kawasan ini salah satu faktor pendukungnya adalah adanya kesamaan tipe vegetasi, tipe tanah, dan fluktuasi iklim antara Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat (Whitten et al. 2002). Proses pengelompokan spesies di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat kemungkinan juga disebabkan karena proses stratifikasi geologi yang menyebabkan sulawesi bagian tengah pernah menyatu (Gambar 8). Villeneuve et al. (2000) menyatakan bahwa pada masa Miocene adanya pergerakan lempeng menuju ke barat menyebabkan adanya benturan besar yang menjadikan bagian tengah Sulawesi bertekuk yang menyebabkan percampuran jenis batuan yang berasal dari lingkungan pengendapan yang berbeda. Gambar 8 Proses Sejarah Tektonik Pulau Sulawesi (a) Eocene, (b) Middle Eocene, (c) Early Oligocene, (d) Early Miocene, (e) Late Miocene, (f) Early Pliocene (Moss & Wilson 1998) Analisis jarak genetik gen 16S rRNA menunjukkan bahwa spesies Sulawesi Selatan memiliki jarak genetik yang paling jauh. Hal ini dihubungkan dengan proses evolusi tektonik pulau Sulawesi yang menyebabkan adanya perbedaan stratigrafi khususnya pada kawasan Sulawesi Selatan berupa perbedaan sedimen dan vulkanik (Suyono & Kusnama 2010). Aktivitas vukanik pada masa Paleocene hingga Eocene ditelusuri dari kawasan Sulawesi Selatan yang juga berpengaruh terhadap kondisi stratigrafi Sulawesi Selatan (Yuwono et al. 1988). Selain itu, 17 pada saat penurunan permukaan laut 100 m menunjukkan terjadinya pelebaran permukaan antara kawasan Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan yang memungkinkan terjadinya kontak antara kedua kawasan tersebut yang kemudian terpisah kembali oleh Selat Makassar pada saat naiknya permukaan laut (Katili 1978). Proses penurunan suhu global juga terjadi di kawasan Sulawesi Selatan pada masa pertengahan Eocene (Gower et al. 2012). Hal ini memberi dampak terhadap kondisi ekologis dari spesies H. mocquardii yang rentan terhadap perubahan habitat dan kemungkinan menjadi faktor yang menjadi penyebab spesies di kawasan ini memiliki pengelompokan sendiri dibandingkan dengan spesies di kawasan yang lainnya. Analisis Proses Invasi Spesies H.mocquardii berdasarkan analisis Filogeni Berdasarkan hasil ini diasumsikan bahwa nenek moyang dari spesies ini berasal dari daratan Sunda (Gambar 9). Proses masuknya (invasi) spesies ini menuju Pulau Sulawesi yang termasuk kawasan Wallacea diduga memiliki hubungan dengan proses terbentuknya Pulau Sulawesi. Gambar 9 Pembagian kawasan daratan yang terdiri dari kawasan Daratan Sunda, Wallacea, dan kawasan Daratan Sahul (Bacon et al. 2013). Proses invasi ini merupakan hasil kontribusi evolusi pulau yang mempengaruhi distribusi spesies di Sulawesi. Pada masa Eocene, proses pembentukan Pulau Sulawesi menunjukkan bahwa Pulau Sulawesi pada lengan Timur dan Selatan menyatu dengan Pulau Kalimantan. Diduga proses ini merupakan awal masuknya spesies H. mocquardii di Sulawesi. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil konstruksi filogeni yang monofiletik yang juga mendukung sister clade dari spesies H. mocquardii adalah kelompok Chalconota group yaitu H. chalconota dan H. megalonesa yang merupakan anggota spesies dari Sundaland. (a) (b) Gambar 10 Konstruksi pohon filogeni dengan metode Neighbour-joining: (a) Pohon filogeni dengan sekuens DNA mitokondria gen 12S rRNA dengan nilai bootstrap 1000 pengulangan, (b) Pohon filogeni dengan sekuens DNA mitokondria gen 16S rRNA dengan nilai bootstrap 1000 pengulangan 18 18 Gambar 11 Pola Filogeografi H. mocquardii di Sulawesi berdasarkan gen 12S rRNA dan 16S rRNA 19 19 19 0.035 0.035 0.035 0.039 0.035 0.107 0.107 0.105 0.107 0.111 0.098 0.171 0.231 0.235 0,168 0,248 0,245 0,289 0,321 0,248 2 Hylarana_mocquardii_KR082128_S.Tengah 3 Hylarana_mocquardii_KR082133_S.Barat 4 Hylarana_mocquardii_KR082132_S.Barat 5 Hylarana_mocquardii_KR082134_S.Barat 6 Hylarana_mocquardii_KR082127_S.Tengah 7 Hylarana_mocquardii_KR082130_S.Tenggara 8 Hylarana_mocquardii_KR082131_S.Tenggara 9 Hylarana_mocquardii_KR082137_S.Utara 10 Hylarana_mocquardii_KR082138_S.Utara 11 Hylarana_mocquardii_KR082135_S.Selatan 12 Hylarana_mocquardii_KR082136_S.Selatan 13 Hylarana_chalconota_KF477630.1 14 Hylarana_erythraea_KF477637.1 15 Hylarana_grandocula_KF477654.1 16 Hylarana_megalonesa_KF477629.1 17 Hylarana_signata_KF477746.1 18 Hylarana_similis_KF477783.1 19 Limnonectes_cf._kuhlii_HM067130.1 20 Occidozyga_baluensis_DQ283143.1 21 Sanguirana_luzonensis__KF477636.1 1 Hylarana_mocquardii_KR082129_S.Tengah 1 0.219 0.275 0.243 0.217 0.210 0.142 0.207 0.192 0.145 0.070 0.086 0.107 0.086 0.078 0.078 0.000 0.007 0.000 0.000 0.008 2 0.219 0.275 0.243 0.217 0.210 0.142 0.207 0.192 0.145 0.070 0.086 0.107 0.086 0.078 0.078 0.000 0.007 0.000 0.000 0.008 3 0.219 0.275 0.243 0.217 0.210 0.142 0.207 0.192 0.145 0.070 0.086 0.107 0.086 0.078 0.078 0.000 0.007 0.000 0.000 0.008 4 0.226 0.284 0.250 0.224 0.217 0.146 0.214 0.199 0.154 0.074 0.090 0.099 0.082 0.086 0.086 0.007 0.004 0.004 0.004 0.008 5 0.219 0.275 0.243 0.217 0.210 0.142 0.207 0.192 0.145 0.070 0.086 0.107 0.086 0.078 0.078 0.004 0.000 0.000 0.000 0.008 6 0.194 0.289 0.257 0.196 0.214 0.138 0.195 0.208 0.147 0.062 0.070 0.094 0.074 0.000 0.012 0.013 0.012 0.012 0.012 0.014 7 0.194 0.289 0.257 0.196 0.214 0.138 0.195 0.208 0.147 0.062 0.070 0.094 0.074 0.000 0.012 0.013 0.012 0.012 0.012 0.014 8 0.215 0.317 0.282 0.219 0.242 0.159 0.216 0.200 0.158 0.068 0.078 0.020 0.011 0.011 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.014 9 0.226 0.328 0.300 0.231 0.258 0.169 0.231 0.224 0.174 0.088 0.099 0.006 0.013 0.013 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 0.014 10 0.206 0.326 0.287 0.206 0.226 0.158 0.204 0.212 0.161 0.018 0.013 0.012 0.011 0.011 0.012 0.013 0.012 0.012 0.012 0.014 11 0.209 0.303 0.274 0.204 0.219 0.147 0.201 0.203 0.152 0.006 0.013 0.011 0.011 0.011 0.011 0.011 0.011 0.011 0.011 0.013 12 0.191 0.315 0.275 0.196 0.218 0.063 0.201 0.197 0.017 0.018 0.019 0.017 0.016 0.016 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.019 13 0.228 0.297 0.299 0.219 0.226 0.196 0.222 0.020 0.021 0.021 0.023 0.021 0.021 0.021 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.023 14 0.229 0.320 0.305 0.016 0.106 0.204 0.022 0.021 0.020 0.020 0.023 0.021 0.020 0.020 0.021 0.021 0.021 0.021 0.021 0.022 15 0.206 0.298 0.271 0.193 0.221 0.021 0.019 0.011 0.017 0.018 0.019 0.018 0.016 0.016 0.016 0.017 0.016 0.016 0.016 0.018 16 17 0.237 0.298 0.308 0.111 0.022 0.015 0.022 0.022 0.021 0.022 0.024 0.023 0.022 0.022 0.021 0.021 0.021 0.021 0.021 0.022 Tabel 9 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik (atas diagonal) berdasarkan gen 12S rRNA 20 0.229 0.320 0.309 0.015 0.020 0.005 0.022 0.020 0.020 0.020 0.022 0.021 0.020 0.020 0.021 0.022 0.021 0.021 0.021 0.023 18 0.246 0.260 0.028 0.027 0.026 0.028 0.027 0.026 0.025 0.026 0.027 0.026 0.024 0.024 0.023 0.024 0.023 0.023 0.023 0.025 19 0.304 0.025 0.028 0.026 0.027 0.028 0.026 0.028 0.027 0.029 0.028 0.028 0.026 0.026 0.026 0.027 0.026 0.026 0.026 0.029 20 20 0.028 0.023 0.024 0.024 0.022 0.024 0.023 0.020 0.022 0.021 0.023 0.022 0.021 0.021 0.022 0.022 0.022 0.022 0.022 0.023 21 1 Hylarana_mocquardii_KR153316_S.Selatan 2 Hylarana_mocquardii_KR153317_S.Tengah 3 Hylarana_mocquardii_KR153318_S.Tengah 4 Hylarana_mocquardii_KR153319_S.Tenggara 5 Hylarana_mocquardii_KR153320_S.Tenggara 6 Hylarana_mocquardii_KR153321_S.Barat 7 Hylarana_mocquardii_KR153322_S.Barat 8 Hylarana_mocquardii_KR153323_S.Barat 9 Hylarana_mocquardii_KR153324_S.Utara 10 Hylarana_chalconota_KF477630.1 11 Hylarana_megalonesa_KF477629.1 12 Hylarana_erythraea_KF477637.1 13 Hylarana_signata_KF477746.1 14 Hylarana_grandocula_KF477654.1 15 Hylarana_similis_KF477783.1 16 Sanguirana_luzonensis__KF477636.1 17 Limnonectes_cf._kuhlii_HM067130.1 18 Occidozyga_baluensis_DQ283143.1 0.077 0.078 0.061 0.061 0.080 0.078 0.080 0.077 0.156 0.143 0.273 0.195 0.202 0.190 0.240 0.283 0.301 1 0.006 0.049 0.049 0.006 0.006 0.005 0.059 0.150 0.145 0.282 0.204 0.207 0.198 0.248 0.265 0.299 2 0.011 0.056 0.056 0.002 0.000 0.002 0.063 0.148 0.143 0.280 0.204 0.207 0.198 0.248 0.256 0.294 3 0.011 0.003 0.000 0.056 0.056 0.054 0.061 0.150 0.133 0.273 0.193 0.207 0.188 0.231 0.284 0.298 4 0.010 0.009 0.009 0.056 0.056 0.054 0.061 0.150 0.133 0.273 0.193 0.207 0.188 0.231 0.284 0.298 5 0.010 0.009 0.009 0.000 0.002 0.002 0.065 0.150 0.145 0.282 0.206 0.209 0.200 0.250 0.258 0.296 6 0.011 0.003 0.002 0.009 0.009 0.002 0.063 0.148 0.143 0.280 0.204 0.207 0.198 0.248 0.256 0.294 7 0.011 0.003 0.000 0.009 0.009 0.002 0.065 0.150 0.145 0.282 0.206 0.209 0.200 0.250 0.258 0.296 8 0.011 0.003 0.002 0.009 0.009 0.002 0.002 0.148 0.149 0.252 0.195 0.203 0.192 0.225 0.281 0.284 9 0.012 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.046 0.283 0.194 0.228 0.222 0.261 0.306 0.306 10 0.018 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.017 0.277 0.199 0.222 0.202 0.242 0.299 0.301 11 0.017 0.017 0.017 0.016 0.016 0.017 0.017 0.017 0.018 0.009 0.271 0.276 0.276 0.260 0.298 0.325 12 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.024 0.023 0.026 0.025 0.121 0.111 0.214 0.298 0.304 13 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 0.019 0.021 0.021 0.024 0.034 0.219 0.293 0.293 14 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.020 0.023 0.022 0.023 0.014 0.226 0.290 0.293 15 0.019 0.020 0.020 0.019 0.019 0.020 0.020 0.020 0.019 0.022 0.021 0.023 0.014 0.007 0.305 0.344 16 0.021 0.021 0.021 0.020 0.020 0.022 0.021 0.022 0.021 0.024 0.022 0.023 0.020 0.019 0.020 Tabel 10 Jumlah perbedaan nukleotida (bawah diagonal) dan jarak genetik (atas diagonal) berdasarkan gen 16S rRNA 0.317 17 0.024 0.022 0.022 0.024 0.024 0.022 0.022 0.022 0.024 0.027 0.026 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 21 18 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025 0.024 0.025 0.024 0.027 0.025 0.024 0.025 0.028 0.026 21 22 5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan a. Analisis pengukuran morfologi menghasilkan pengelompokan spesies H.mocquardii betina menjadi satu kelompok, sedangkan pada jantan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok dari [Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara] dan [Sulawesi Selatan]. b. Analisis molekuler gen 12S rRNA menghasilkan 2 pengelompokan yaitu kelompok [Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah] dan [Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan]. Gen 16S menghasilkan 2 pengelompokan yaitu [Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara] dan [Sulawesi Selatan]. Untuk lebih lanjut, kedua gen menghasilkan pengelompokan menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok [Sulawesi Utara], [Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah], [Sulawesi Tenggara], dan Sulawesi Selatan c. Hasil pengukuran morfologi individu jantan memiliki hasil pengelompokan yang kongruen dengan hasil molekuler gen 16S rRNA d. Proses invasi spesies H.mocquardii di Sulawesi kemungkinan terjadi pada saat proses pembentukan Pulau Sulawesi dan nenek moyang spesies ini berasal dari daratan Sunda Saran Analisis selanjutnya perlu dilakukan analisis nuclear DNA tingkat populasi pada masing-masing kawasan untuk melihat aliran gen (gene flow) dan distribusi spesies di Sulawesi. 23 DAFTAR PUSTAKA Avise JC. 2000. Phylogeography: The History and Formation of Species. Cambridge (GB). Harvard University Press. Bacon CD, Michonneau F, Henderson AJ, McKenna MJ, Milroy AM, & Simmons MP. 2013. Geographic and taxonomic disparities in species diversity: dispersal and diversification rates across Wallace’s line. Evolution. 67-7:2058-2071. Bridle JR, Butlin RK, Schulter D. 2009. Speciation and Patterns of Diversity. Cambridge (GB). Cambridge University Press. Campbell P, Putnam AS, Bonney C, Bilgin R, Morales JC, Kunz TH, Ruedas LA. 2007. Contrasting patterns of genetic differentiation between endemic and widespread species of fruit bats (Chiroptera : Pteropodiae) in Sulawesi, Indonesia. Molecular Phylogenetics and Evolution. 44:474-482. Chernoff B. 1982. Character Variation among population and the analysis of biogeography. Amer.Zool. 22 : 425-439. Ciani A, Stanton R, Scheffrahn W, Sampurno W. 1989. Evidence of gene flow between Sulawesi Macaques. Am J Primatol. 17:257-270. Dubois A. 1992. Notes sur la classiffication des Ranidae (Amphibiens Anoures). Bulletin Mensuel de la Societe Linneenne de Lyon 61:305-352. Esselstyn J A, Timm RM, and Brown RM. 2009. Do geological or climatic processes drive speciation in dynamic archipelagos? The tempo and mode of diversification in Southeast Asian shrews. Evolution. 63:2595-2610. Evans B J, Supriatna J, Andayani N, Setiadi MI, Cantella DC. 2003. Monkeys and toads define areas of endemism on Sulawesi. Evolution; international journal of organic evolution. 57 (6) :1436–1443. Evans BJ, J Supriatna, and D J Melnick. 2001. Hybridization and population genetics of two macaque species in Sulawesi, Indonesia. Evolution 55:1685-1702. Evans B J, Brow RM, McGuire JA, A Diesmos, and D C Cannatella. 2002. Crossing Wallace's line : molecular phylogeography of Limnonectes (Ranidae) in Borneo, the Phillipines. and Sulawesi. Kansas City (US). Farajallah A. 2002. Karakterisasi Genom Mitokondria Labi-Labi Dogania 27 subplana (Trionychidae, Testudines, Reptilia) [Disertasi]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID). Frost D. 1985. Amphibian Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference. USA (US) : Allen Press Inc. Gower D J, Johnson KG, Richardson JE, Rosen BR, Rulber L, & Williams ST. 2012. Biotic Evolution and Environmental Change in Southeast Asia. New York (US): Cambridge University Press. Hall R. 1996. Reconstructing Cenocoiz SE Asia and Tectonic Evolution of Southeast Asia. London (UK): Geological Society Special Publication. Hay JM, Ruvinsky I, Hedges SB, & Maxson LR. 1995. Phylogenetic relationships of amphibian families inferred from DNA sequences of mitochondrial 12S and 16S Ribosomal RNA genes. Mol.Biol.Evol 12(5):928-937. Hillis DM. 1987. Molecular Versus morphological approaches to systematics. Ann. Rev. Ecol. Syst. 18:23-42. 24 Hillis DM & J.J Wiens. 2000. Molecules Versus Morphology in Systematics : Phylogenetic Analysis of Morphological Data. Philadelphia (US ): Smithshonian Institution Press. Hedges SB, LR Maxson. 1993. Caecilian phylogeny and biogeography inferred from mitocondrial DNA sequences of the 12S and 16S rRNA genes (Amphibia : Gymnophiona). Herpetol. Monogr. 7:64-76. Inger RF. 1966. The systematics and zoogeography of the Amphibia of Borneo. Fieldiana: Zoology. 52:1-402. Inger RF, Stuart BL & Iskandar DT. 2009. Systematics of a widespread Southeast Asian frog, Rana chalconota (Amphibian: Anura: Ranidae). Zoological Journal of the Linnean Society. 155:123-147. Inger RF & Voris HK. 2001. The biogeographical relations of the frogs and snakes of Sundaland. Journal of Biogeography. 28:863-891. Iskandar DT. 1998. Amfibi Jawa dan Bali. Indonesia (ID) : Puslitbang Biologi – LIPI. Iskandar DT & Colijin E. 2000. Preliminary checklist of Southeast Asia and New Guinean herpetfauna Amphibians. Truebia. 31:1-133. Kampen PN. 1923. The Amphibia of the Indo-Australian Archipelago. Leiden Holland (NL): E.J. Brill Ltd. Katili. 1978. Past and present geotectonics in the Indonesian Island areas. Tectonophysics. 45:289-322. Kimura M. 1968. Evolutionary rate at the molecular level. Nature. 217:624-626. Matsui M. 1984. Morphometric Variation Analyses and Revision of the Japanese Toads (Genus Bufo, Bufonidae). Tokyo (JP) : Kyoto University Press. McGuire JA. 2002. Bayesian Phylogenetics and Biogeography of the Dracolineatus grup. p. 212 in Program Book and Abstracts of the Joint Meeting of Ichthologist and Herpetologist. 3-8 July, Kansas. Moss SJ & Wilson, EJ. 1998. Biogeography and Geological Evolution of SE Asia. Netherlands (NL) : Backbuys Publisher. Munshi JS & HM Dutta. 1996. Fish Morphology: Horizon of New Research. New York (US): Science Publishers, Inc. Schuh RT. 2000. Biological Systematic: Principles and Aplications. London (UK): Cornel Universty Press. Stelbrink B, Albrecht C, Hall R, & Rintelen TV. 2011. The biogeography of Sulawesi revisited : is there evidence for a vicariant origin of taxa on Wallace’s “anomalous island”?. Evolution. 66 (7):1-20. Suyana & Kusnama. 2010. Stratigraphy and tectonics of the Sengkang Basin, South Sulawesi. Jurnal Geologi Indonesia. 5 (1):1-11. Tamura K, Dudley J, Nei M, & Kumar S. 2007. Mega4 : Molecular evolutionary genetics analysis (MEGA) software version 4.0. Molecular Biology and Evolution. 24:1596-1599. Tegelstrom H. 1986. Mitochondrial DNA in natural population : an improved routine for screening of genetic variation based on sensitive silver staining. Electrophoresis. 7(5):226-229. Tjandra L. 2011. Analisis Filogenetik Bufo melanostictus, Schneider 1799 dan Bufo asper, Gravenhorst 1829 (Bufondae) Sumatera Barat dan Kawasan Asia dengan Gen 16S rRNA dan Sitokrom b [Tesis]. Program Pascasarjana, Universitas Andalas. Padang (ID). 25 Vences M, Kosuch J, Lotters S, Widmer A, Jungfer K, Kohler J, & Veith M. 1999. Phylogeny and classification of poison frog (Amphibia: Dendrobatidae) based on mitochondrial 16S and 12S ribosomal RNA gene sequences. Molecular Phylogenetics and Evolution 15(1):34-40. Vences M, Thomas M, Meijden A, Chiari Y, & Vieites DR. 2005. Comparative performance of the 16S rRNA gene in DNA barcoding of amphibians. Frontiers in Zoology 2:5 Villeneuve M, Gunawan W, Cornee JJ, & Vidal O. 2000. Geology of the Central Sulawesi belt (Eastern Indonesia): constraints for geodynamic models. Int J Earth Sci .91:524-537. Whitten T, Henderson GS, & Mustafa M. 2002. The Ecology of Sulawesi. Hongkong (TW): Periplus Editions. Wien J J. 2000. Phylogenetic, Analysis of Morphological Data. USA (US): Smithsonian Institution Press. Wiens J J. 2004. The Role of Morphological data ini phylogeny reconstruction. Syst. Biol. 53(4):653-661. Xia Y, Gu HF, Peng R, Chen Q, Zheng YC, Murphy RW, & Zeng XM. 2011. COI is better than 16S rRNA for DNA barcoding Asiatic salamanders (Amphibia: Caudata: Hynobiidae). Molecular Ecology Resourches 12:48-56. Yuwono YS, Maury RC, Soeria-Atmadja R, & Bellon H. 1988. Tertiary and quarternary geodynamic evolution of South Sulawesi: constraints from the study of volcanic units. Geologi Indonesia. 13:32-48 26 LAMPIRAN Lampiran 1. Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen pada spesies H. mocquardii betina Variabel SVL HL1 HL2 SNL NEL SL EL TEL TD HW IND ICD IOD UEW UEMD FLL LAL TFL FFL OPTL IPTL HAL FAW HLL TL FL FTL1 FTL2 OMTL IMTL DFTD3 DFTD4 DFTB3 DFTB4 F1 3.41 3.37 2.78 2.64 3.12 3.31 2.59 2.10 2.71 3.20 3.19 3.39 2.54 2.81 2.25 3.40 3.37 3.12 3.01 2.39 3.10 3.40 2.89 3.51 3.46 3.50 3.38 2.97 2.39 1.92 2.90 2.89 2.39 2.66 27 Lampiran 2. Analisis kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen pada spesies H. mocquardii jantan Variabel NP SVL HL1 HL2 SNL NEL SL EL TEL TD HW IND ICD IOD UEW UEMD FLL LAL TFL FFL OPTL IPTL HAL FAW HLL TL FL FTL1 FTL2 OMTL IMTL DFTD3 DFTD4 DFTB3 DFTB4 F1 2.58 3.43 3.38 2.76 1.99 2.96 3.22 2.65 1.68 2.72 3.43 2.76 3.32 2.18 2.74 3.16 3.17 3.45 3.28 2.97 2.02 2.87 3.37 2.71 3.48 3.43 3.46 3.37 3.17 2.13 2.19 2.68 2.66 2.37 2.26 Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Provinsi Sulawesi Utara Lokasi Desa Tudi, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Desa Bubade, Kecamatan Kuandang, Kabupaten Gorontalo Pinogu (TNBNW), Kabupaten Gorontalo Camp. Tulido, Sungai Hialioda Desa Tudi, Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Pos PHPA, Sungai Matayangan. Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolaang Mangondow. TNBN Warta Bone Bogani Nani Wartabone. TN Kala Bolang Mangandow, Toraut Desa Lombongo. Kecamatan Suwawa Desa Bubade, Kecamatan Kuandang Desa Bubade, Kecamatan Kuandang No.Field 0642 0564 RJL 9 GT 123 BSIFS 0746 3622 JAM 3678 BSIFS 0624 BSIFS 0546 BSIFS 0548 No.MZB 13953 13951 8341 17716 13954 3622 8048 13952 13947 13949 M M M F F F F F F Sex F Lampiran 3 Data Spesimen H.mocquardii yang digunakan untuk analisis morfometri 28 Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Ibnu Maryanto Jimmy McGuire et al. Dadang R.S. WCS Jimmy McGuire et al. Kolektor Jimmy McGuire et al. 18 Oktober 2004 18 Oktober 2004 18 Oktober 2004 07 September 2001 16 Oktober 1995 18 Oktober 2004 12 Desember 1999 24 Agustus 2009 17 Oktober 2004 Tanggal Koleksi 18 Oktober 2004 28 Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Camp. Tulido, Sungai Hialioda Camp 2, Sungai Poatnudaa, Suaka margasatwa Nantu Tapakulintang, Kecamatan Bolaang Mangondow Tapakulintang, Kecamatan Bolaang Mangondow Tapakulintang, Kecamatan Bolaang Mangondow Tapakulintang, Kecamatan Bolaang Mangondow Tapakulintang, Kecamatan Bolaang Mangondow Bogani Nani Wartabone, TN Kala Bolaang Mangandow, Toraut Bogani Nani Wartabone, TN Kala Bolaang Mangandow, Desa Bubade, Kecamatan Kuandang Camp. Tulido, Sungai Hialioda Camp. Tulido, Sungai Hialioda Camp. Tulido, Sungai Hialioda Kaki Gunung Boliyuhuto, Margasatwa Nantu 3618 2639 2639 2639 2639 JAM 3675 JAM 3679 3618 2639 2639 2639 2639 8047 8049 KBAA 12 23288 N 33 GT 123 17715 23366 GT 72 17723 GT 62 GT 123 17714 17725 BSIFS 0549 13950 M M M M M M M M M M M M M M Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Mumpuni Mumpuni Mumpuni Mumpuni Ibnu Maryanto Amir Hamidy Mirza D. Kusrini, Aria Nusantara, Luna Raftika Dadang R.S. Dadang R.S. Dadang R.S. Dadang R.S. Jimmy McGuire et al. 07 September 2001 07 September 2001 09 Februari 1984 09 Februari 1984 09 Februari 1984 09 Februari 1984 20-30 Oktober 2013 25 Oktober 1995 18 Agustus 2009 18 Juni 2013 24 Agustus 2009 18 Agustus 2009 24 Agustus 2009 18 Oktober 2004 29 29 BSIFS 1217 JAM 4913 13958 13955 13985 Desa Mataue Desa Kali Bulu, Kecamatan Bulasan Desa Porigipun, Kecamatan Perigi, Kabupaten Mountong Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah 13962 Desa Mataue Sulawesi Tengah BSIFS 1359 BSIFS 1382 BSIFS 1381 13961 Desa Mataue UI 1253 3252 8460 3252 Sulawesi Tengah BSIFS 2832 14513 BSIFS 1455 BSIFS 2044 14512 13967 JAM 2036 14511 Desa Mataue Toraut Desa Manemboku Possi, Kabupaten Bolang Mangondow Desa Manemboku Possi, Kabupaten Bolang Mangondow Desa Manemboku Possi, Kabupaten Bolang Mangondow Dumega Bone Toraut, Bolaang Mangondow Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara Sulawesi Utara 30 F F F F F F M M M M M Rave Brown, Chris Hayden, Umi , Iqbal, Abdul, Ferdy Rave Brown, Chris Hayden, Umi , Iqbal, Abdul, Ferdy Rave Brown, Chris Hayden, Umi , Iqbal, Abdul, Ferdy Rave Brown, Chris Hayden, Umi , Iqbal, Abdul, Ferdy David, Freddy, Umi, Ferdi Jimmy McGuire et al. UI Jakarta Mumpuni Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. 29 Oktober 2004 29 Oktober 2004 03 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 04 November 2004 Juli 2001 25 Oktober 1996 14 Oktober 2004 14 Oktober 2004 14 Oktober 2004 30 AR 40008 AR 40013 AR 40011 AR 40012 BSIFS 2115 11381 11384 11382 11383 14010 14004 14019 14018 14013 Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah 13969 Desa Tomado Sulawesi Tengah BSIFS 2139 BSIFS 4978 JAM 4979 BSIFS 1982 BSIFS 2113 BSIFS 2142 13970 Desa Tomado Sulawesi Tengah BSIFS 1547 13973 Desa Mataue Sulawesi Tengah F F F F F F F F F F F F Freddy Chain, Ferdi, Umi Laela Freddy Chain, Ari, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Awal R. & Mulyadi Awal R. & Mulyadi Awal R. & Mulyadi Umi, Freddy, David, Iqbal Rave Brown, Iqbal,Chris Hayden, Umi, Abdul, Ferdy Rave Brown, Iqbal,Chris Hayden, Umi, Abdul, Ferdy Awal R. & Mulyadi 10 November 2004 11 November 2004 11 November 2004 13 November 2004 12 Noember 2004 2004 2004 2004 2004 12 November 2004 06 November 2004 13 November 2004 31 31 Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah 32 Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala BSIFS 1446 BSIFS 1365 BSIFS 1358 BSIFS 1352 BSIFS 1445 BSIFS 1450 BSIFS 1451 BSIFS 1452 BSIFS 1349 BSIFS 1379 14001 13996 13993 13994 13963 13964 13965 13966 13959 13960 M M M M M M F F F F Rave Brown, Charles, Chris Hayden Rave Brown, Chris Hayden, Umi, Iqbal, Abdul, Ferdy Rave Brown, Chris Hayden, Umi, Iqbal, Abdul, Ferdy Rave Brown, Chris Hayden, Umi, Iqbal, Abdul, Ferdy Rave Brown, Chris Hayden, Umi, Iqbal, Abdul, Ferdy Rave Brown, Charles, Chris Hayden Rave Brown Rave Brown Rave Brown Rave Brown 03 November 2004 03 November 2004 04 November 2004 04 November 2004 04 November 2004 04 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 32 Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah AR 40015 AR 40024 AR 40048 AR40051 BSIFS 2116 11386 11387 11388 11389 14011 14012 Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Karya Agung, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parimo Desa Tomado Desa Tomado BSIFS 2117 RMB 4754 13984 Desa Dadahitan, Kecamatan Baolan. Kabupaten Toli-toli RMB 4643 13982 RMB 4644 BSIFS 1275 13957 13983 BSIFS 1273 13956 Desa Dadahitan, Kecamatan Baolan. Kabupaten Toli-toli Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Dadahitan, Kecamatan Baolan. Kabupaten Toli-toli M M M M M M M M M M M Freddy Chain, Ferdi, Umi Laela Freddy Chain, Ferdi, Awal R. & Mulyadi Awal R. & Mulyadi Awal R. & Mulyadi Rave Brown, Chris Hayden, Charles Linken Rave Brown, Chris Hayden, Charles Linken Rave Brown, Chris Hayden, Charles Linken Awal R. & Mulyadi David, Freddy, Umi, Ferdi David, Freddy, Umi, Ferdi 12 November 2004 12 November 2004 2004 2004 2004 27 Oktober 2004 27 Oktober 2004 27 Oktober 2004 02 November 2004 02 November 2004 33 33 BSIFS 1387 BSIFS 1447 BSIFS 1380 14006 14007 14020 14021 14022 14015 14016 14017 14000 14002 13997 Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Tomado Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah 14005 Desa Tomado Sulawesi Tengah BSIFS 4912 BSIFS 2156 BSIFS 2153 JAM 05098 JAM 05097 JAM 05096 BSIFS 1989 BSIFS 1988 BSIFS 1984 BSIFS 1980 14003 Desa Tomado Sulawesi Tengah BSIFS 2141 14009 Desa Tomado Sulawesi Tengah 34 M M M M M M M M M M M M M M Rave Brown Rave Brown Umi Laela Freddy Chain, Ferdi, Umi Laela Freddy Chain, Ari, Umi Laela Freddy Chain, Ari, Umi Laela Freddy Chain, Ari, Umi Laela Freddy Chain, Ari, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Freddy Chain, Ferdy, Umi Laela Rave Brown 03 November 03 November 2004 2004 13 November 2004 10 November 2004 10 November 2004 10 November 2004 10 November 2004 11 November 2004 11 November 2004 11 November 2004 11 November 2004 11 November 2004 11 November 2004 03 November 2004 34 Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Mataue, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Balapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Balapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Desa Balapapu, Kecamatan Kulawi, Kabupaten Donggala Luwuk Desa Salodik, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai Desa Salodik, Kecamatan BSIFS 1383 BSIFS 1386 BSIFS 1343 BSIFS 1357 BSIFS 1363 BSIFS 1270 BSIFS 1272 BSIFS 1334 UI 139 JAM 3730 JAM 3733 13998 13999 13991 13992 13995 13988 13989 13990 6358 8057 8058 M M M M M M M M M M M Jimmy McGuire et al. Ben Evens Jimmy McGuire et al. David Freddy, Ferdi, Umi Laela David Freddy, Ferdi, Umi Laela David Freddy, Ferdi, Umi Laela Rave Brown Rave Brown Rave Brown Rave Brown Rave Brown 20 Agustus 2000 22 September 2001 22 September 02 November 2004 02 November 2004 02 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 03 November 2004 2004 35 35 Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah 36 Luwuk, Kabupaten Banggai Desa Salodik, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai Desa Salodik, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai Desa Salodik, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai Desa Salodik, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai Desa Salodik, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai Desa Boya, Kecamatan Kulawi Desa Labanu, Kecamatn Dando, Kabupaten Tali-tali Desa Labanu, Kecamatn Dando, Kabupaten Tali-tali Desa Labanu, Kecamatn Dando, Kabupaten Tali-tali Desa Labanu, Kecamatn Dando, Kabupaten Tali-tali Sei Kramat, Gunung Dako (300 m), Lakaton Kinapasang, Kabupaen Tolitoli Sei Kramat, Gunung Dako (300 m), Lakaton Kinapasang, Kabupaen Tolitoli Lantai Hutan Salodik, JAM 3734 JAM 3715 JAM 3718 JAM 3719 JAM 3720 BSIFS 1753 HR 40105 HR 40110 KR 04 KR 06 2814 2814 AK 203 8059 8050 8051 8052 8053 13900 11344 11345 11346 11347 2814 2814 11450 M M M M M M M M M M M M M Andre Koch Boeadi Boeadi Awal R. & Mumpuni Awal R. & Mumpuni Awal R. & Mumpuni Awal R. & Mumpuni Freddy Chain Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. 03 September 22-28 Februari 1985 22-28 Februari 1985 2004 2004 2004 2001 22 September 2001 22 September 2001 22 September 2001 22 September 2001 22 September 2001 12 November 2004 2004 36 Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Tengah BSIFS 2519 JAM 05942 JAM 05934 JAM 06559 13972 12400 12402 12403 JAM 06568 12409 12410 Desa Tasiu, Tibo Road JAM 06564 JAM 05938 12407 JAM 06554 BSIFS 2517 13971 12406 JAM 06286 12405 JAM 06284 UI 1289 JAM 05936 8413 12422 12404 AK 137 11466 Polewali Massawa Road (River I) Desa Tasiu, Tibo Road Desa Kabinan, Kabupaten Majene Desa Tasiu, Tibo Road Kabupaten Banggai Tepi Sungai Salodik, Kabupaten Banggai Morawali Desa Polewali, Massawa Road River I Desa Kabinan, Kabupaten Majene Desa Tomnonga, Kecamatan Pulowai, Kabupaten Pulowali Mandar Desa Tomnonga, Kecamatan Pulowai, Kabupaten Pulowali Mandar Polewali Massawa Road (River I) Polewali Massawa Road (River I) Desa Tasiu, Tibo Road M M M M M M M M M M F M F M Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Umi, Freddy, David, Iqbal Umi, Freddy, David, Iqbal Jimmy McGuire et al. UI Jakarta Jimmy McGuire et al. Andre Koch 09 November 2005 09 November 2005 09 November 2005 09 November 2005 09 November 2005 30 Oktober 2005 30 Oktober 2005 30 Oktober 2005 02 Desember 2004 07 November 2005 02 Desember 2004 Juli 2001 30 Oktober 2005 2005 17 Agustus 2005 37 37 Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat Sulawesi Barat 38 JAM 06278 JAM 06280 JAM 05996 JAM 06276 JAM 06288 JAM 06569 JAM 05944 T 122 T 101 T 115 T 64 T 73 T4 T 43 T8 T 71 T6 T 20 T 92 12414 12416 12418 12419 12421 12423 12426 12430 9961 9962 9963 9964 9965 9948 9949 9950 9951 9952 9953 9954 Desa Tasiu, Tibo Road Desa Polewali, Massawa Road River I Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari JAM 06561 JAM 05940 12412 Polewali Massawa Road (River I) Desa Kabinan, Kabupaten Majene Desa Kabinan, Kabupaten Majene Desa Makuang, Kecamatan Massawa Desa Kabinan, Kabupaten Majene Desa Kabinan, Kabupaten Majene Desa Tasiu, Tibo Road F F F F F F F F F F F F M M M M M M M M M Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. 17 Juni 2005 17 Juni 2005 17 Juni 2005 17 Juni 2005 17 Juni 2005 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 01 November 2005 07 November 2005 07 November 2005 07 November 2005 07 November 2005 01 November 2005 09 November 2005 30 Oktober 2005 30 Oktober 2005 38 Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Gunung Putih, Desa Lampeapi, Pulau Wawani Stream of Nat.Res of Lambusango, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton Stream under 1st bridge on road North of Talingko Deve’s sites Stream under 1st bridge on road North of Talingko Deve’s sites Basecamp Lambusango Reserve 500m downstream transect Basecamp Lambusango Reserve 500m downstream transect Desa Ewo-ewo, Kecamayan Pomalaa, Kabupaten Kolaka Air Terjun Kambu, Kota Kendari Desa Oko-oko, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka Desa Toldo, Kecamatan Tirauta, Kabupaten Kolaka T 31 T 88 T 15 T 73 T 14 W59 Km 227 GG 079A GG 080A GG 083A GG 085A PM 054 JAM 4441 PM 043 JAM 4485 9955 9956 9957 9959 9960 10833 9444 7703 7704 7705 7706 21961 9333 21956 9332 F F F F F F F F F F F F F F F Hellen K. & Syarifudin Jimmy McGuire et al. Hellen K. & Syarifudin Jimmy McGuire et al. Graeme Gillespie Graeme Gillespie Graeme Gillespie Graeme Gillespie Mumpuni Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Mumpuni 25 Mei 2003 21 Mei 2013 18 Agustus 2005 23 Mei 2013 27 Juli 2001 25 Juli 2001 24 Juli 2001 24 Juli 2001 05 Juni 2003 1995 1995 1995 1995 1995 27 April 2004 39 39 Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara 40 Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Desa Larumerui, Kecamatan Kauta, Kabupaten Kolaka Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari ATH 1388 ATH 1535 ATH 1760 ATH 2052 I3 T 127 T 91 T 51 T 44 T 34 T 65 T3 T 84 T 18 T 16 T 104 T 24 T 93 T 35 T 32 T 76 17477 17482 17484 17485 23335 9941 9942 9931 9933 9934 9935 9936 9937 9938 9939 9940 9921 9922 9923 9924 9925 M M M M M M M M M M M M M M M M F F F F F Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Ucok Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Desember 25 September – 04 Oktober 2013 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 06 2010 25 November 2010 13 Juli 2010 04 Juli 2010 40 Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Kendari Tanjung Peropa, Kabupaten Kendari Desa Laumerui, Kecamatan Rauta, Kabupaten Kolaka Desa Ewo-ewo, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka T 62 T 49 T 30 T 12 T 53 T 33 T2 T 114 T 56 T 123 T 37 T 25 T 126 T 102 T 40 T 54 T 61 T 14 T 90 T 55 T 63 T 29 T 66 T 94 RJL 266 B 54 PM 052 9926 9927 9928 9929 9930 9911 9912 9913 9914 9915 9916 9917 9918 9919 9920 9897 9898 9899 9900 9901 9902 9903 9904 9905 8342 23345 21959 M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M M Hellen K. & Syarifudin Ucok Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar Djoko T. Iskandar WCS 23 Mei 2013 04 Oktober 2013 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 1995 04 Agustus 2000 41 41 Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara 42 Desa Ewo-ewo, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka Desa Oko-oko, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka Desa Oko-oko, Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka Desa Wonakoea, Kecamatan Pomalaa, Kabupate Kolaka Desa Wonakoea, Kecamatan Pomalaa, Kabupate Kolaka Desa Wonakoea, Kecamatan Pomalaa, Kabupate Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka PM 053 PM 044 PM 045 PM 009 PM 010 PM 011 ATH 1297 ATH 1298 ATH 1304 ATH 1332 ATH 1333 ATH 1334 21960 21957 21958 21953 21954 21955 17470 17471 17472 17473 17474 17475 M M M M M M M M M M M M Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Hellen K. & Syarifudin Hellen K. & Syarifudin Hellen K. & Syarifudin Hellen K. & Syarifudin Hellen K. & Syarifudin Hellen K. & Syarifudin Wahyu Tri 04 Juli 2010 04 Juli 2010 04 Juli 2010 03 Juli 2010 03 Juli 2010 03 Juli 2010 17 Mei 2013 17 Mei 2013 17 Mei 2013 21 Mei 2013 21 Mei 2013 23 Mei 2013 42 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara ATH 1375 ATH 1445 ATH 1448 ATH 1449 ATH 1457 ATH 1548 ATH 2082 RAWH 76 UI 78 GG KB6601 013 JAM 05502 JAM 05504 JAM 05740 17476 17478 17479 17480 17481 17483 17486 17570 6356 7707 Desa Bonto Maranu (Loka) 12399 Desa Bonto Maranu (Loka) 12401 Kelurahan Lewaja, Kabuaten 12411 Enrekang Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka Pegunungan Mekongga, Desa Tinukari, Kecamatan Wawo, Kabupaten Kolaka TN Rawa Aopa, Desa Tatangge, Kabupaten Kolaka Kendari Sungai Enano, Buton F F M M M M M M M M M M Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Ben Evens Graeme Gillespie Irine & Arman Rauf Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri Wahyu Tri 21 Oktober 2005 21 Oktober 2005 27 Oktober 2005 28 November 2011 07 Agustus 2000 31 Agustus 2001 07 Desember 2010 14 Juli 2010 09 Juli 2010 09 Juli 2010 09 Juli 2010 09 Juli 2010 05 Juli 2010 43 43 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan 44 T 011 HK 32 T 055 JAM 05494 BSIFS 2911 JAM 05490 JAM 06557 JAM 05496 JAM 05738 JAM 05508 JAM 05510 21229 19871 21891 12408 13980 12415 12417 12420 12424 12425 12427 12428 12429 12431 12519 12520 Desa Bonto Maranu (Loka) Desa Bonto Maranu (Loka) Desa Bonto Maranu (Loka) Desa Bonto Maranu (Loka) Desa Takadeang Desa Bonto Maranu (Loka) Kelurahan Lewaja, Kabupaten Enrekang Desa Bonto Maranu (Loka), Kabupaten Bantaeng Loka Desa Bonto Maranu (Loka), JAM 05500 JAM 05498 JAM 05488 JAM 05506 JAM 06459 JAM 05504 AH 90 12413 12911 Desa Bonto Maranu, Loka Stasiun 2 Petea Komp. Inco, Sorowako, Luwu Timur Blok Tanamalia, Desa Rante Angin, Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur Desa Tuwoti, PT Vale Indonesia, Sorowako Blok Tanamalia, Desa Rante Angin, Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Tmur Desa Bonto Maranu (Loka) Desa Cikoro, Kecamatan Tompubihu, Kabupaten Gowa Desa Bonto Maranu (Loka) Desa Takadeang M M M M M M M M M M M M M F F F F F Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Rave Brown, Iqbal, Chris Hayden Hellen K. & Syarifudin Hellen K. Hellen K. & Syarifudin Jimmy McGuire et al. Amir Hamidy 22 Oktober 2005 21 Oktober 2005 21 Oktober 2005 09 November 2005 21 Oktober 2005 21 Oktober 2005 21 Oktober 2005 21 Oktober 2005 09 November 2005 21 Oktober 2005 27 Oktober 2005 21 Oktober 2005 06 Desember 2004 18 April 2013 09 Juli 2012 28 Januari 2013 21 Oktober 2005 11 Januari 2007 44 Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng Loka Desa Bonto Maranu (Loka), Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng Loka Desa Bonto Maranu (Loka), Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng Loka Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng Loka Desa Bonto Maranu (Loka), , Kabupaten Bantaeng Loka Desa Bonto Maranu (Loka), Kecamatan Uluere, Kabupaten Bantaeng Loka Desa Bonto Maranu (Loka), Kecamatan Uluere, Stasiun 2 Petea Komp. Inco, Sorowako, Luwu Timur Stasiun 2 Petea Komp. Inco, Sorowako, Luwu Timur Stasiun 2 Petea Komp. Inco, Sorowako, Luwu Timur Danau Matano, Komp Inco, Sorowako, Luwu Sungai Pngkang Hilir, Desa Bintura Larampong, Luuru Blok Tanamalia, Kecamatan Towuti, Luwu Timur JAM 05512 JAM 05514 JAM 05518 JAM 05520 JAM 05522 JAM 05516 AH 83 AH 63 AH 76 AH 9 2908 T 056 12521 12522 12523 12524 12525 12526 12910 12908 12909 12907 2908 21892 M M M M M M M M M M M M Hellen K. & Syarifudin Haryono & Munim Amir Hamidy Amir Hamidy Amir Hamidy Amir Hamidy Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. Jimmy McGuire et al. 07 September 1994 18 April 2013 01 Januari 2007 08 Januari 2007 08 Januari 2007 11 Januari 2007 28 Oktober 2005 27 Oktober 2005 26 Oktober 2005 25 Oktober 2005 24 Oktober 2005 23 Oktober 2005 45 45 ii 46 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tapanuli Utara pada tanggal 16 Agustus 1989 dan merupakan puteri pertama dari 9 bersaudara dari pasangan Sahat Sianturi, Amd dan Sonta Rajagukguk. Penulis memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) dari Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara pada tahun 2013, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan Magister Sains di Program Studi Biologi, Mayor Biosains Hewan, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor melaui beasiswa Program PascaSarjana Dalam Negeri (BPPDN) Calon Dosen tahun angkatan 2013 yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI).