PROPOSAL KEGIATAN PENELITIAN TERKAIT PERGERAKAN BUMI-BULAN-MATAHARI (Aksi untuk Mengurangi Efek Gangguan Gelombang Radio dari Prominensa) Pengusul : Citra Luna Martha Nama : Citra Luna Martha Sekolah : Sekolah HighScope Indonesia Alamat Sekolah : Jalan TB. Simatupang Nomor 8 Cilandak Barat, Jakarta (Jakarta Selatan, 2015) LEMBAR PENGESAHAN Judul Kegiatan : Aksi untuk Mengurangi Efek Gangguan Gelomban Radio dari Prominensa Identitas Pengusul Nama : Citra Luna Martha Sekolah : Sekolah HighScope Indonesia Alamat Sekolah : Jalan TB. Simatupang Nomor 8 Cilandak Barat, Jakarta Selatan Setelah diperiksa dan diteliti maka layak untuk dilaksanakan. Jakarta, 7 September 2015 Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II Ira Puspitasari Minaria Frisca Guru Ilmu Pengetahuan Alam Guru Bahasa Indonesia Mengetahui, Eva Tantri Kepala Sekolah High Scope Indonesia I. Pendahuluan Pergerakan terjadinya banyak bumi, bulan fenomena dan seperti matahari mengakibatkan pasang-surut, aurora, prominensa dan masih banyak fenomena lainnya. Fenomena alam tersebut yang terkait dengan pergerakan bumi, bulan, dan matahari memiliki dampak bagi bumi, baik dampak positif ataupun negatif. Oleh karena itu, sebagai anggota divisi pengembangan dan penelitian, penulis melakukan sebuah penelitian dengan menjawab rumusan masalah, “Bagaimana pemahaman fenomena Bumi, Bulan, Matahari dapat memberikan manfaat untuk masyarakat?”. II. Latar Belakang Berdasarkan buku Integrated iScience bersampul Burung Hantu pada halaman 727, “Yet Earth is always in motion, spinning in space and traveling around the sun. As earth spins, day changes to night and back to day again. The seasons change as Earth travels around the Sun. Summer changes to winter because Earth’s motion changes how energy from Sun spreads out over Earth’s surface”. Pada halaman 739, “While earth is revolving around the Sun, the moon is revolving around Earth. The gravitational pull of Earth on the Moon causes the Moon to move in an orbit around the Earth” Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Bumi selalu bergerak, memutar di ruang angkasa dan mengelilingi matahari. Setapa bumi berputar, siang berubah menjadi malam dan balik menjadi siang lagi. Musim berganti seketika bumi mengelilingi matahari. Musim panas berganti ke musim dingin karena pergerakan bumi merubah bagaimana energi dari matahari menyebar di permukaan bumi”. “Saat bumi sedang memutari sekitar matahari, bulan sedang berputar di sekitar bumi. Tarikan gravitasi dari bumi ke bulan mengakibatkan bulan untuk bergerak dalam orbit mengelilingi bumi”. Berdasarkan buku Integrated iScience bersampul Kodok pada halaman 42, “Earth is moving around the Sun because of the Sun’s huge gravitational pull. Without the Sun’s pull, Earth would move off into space in a straight line”. Pada halaman 44, “Like Earth, the Moon moves in different ways. It rotates on its axis, and it revolves around Earth. It orbits Earth once every 27.3 days. That is also how long it takes the moon to rotate once. Because the Moon revolves and rotates in the same amount of time, the same side of the Moon always faces Earth”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Bumi bergerak di sekitar matahari karena tarikan gravitasi matahari yang besar. Tanpa daya tarikan dari matahari, bumi akan bergerak dalam garis lurus”. “Seperti bumi, bulan juga berputar dalam cara berbeda. Ia berputar pada porosnya, dan berputar mengelilingi bumi. Bulan mengelilingi bumi setiap 27.3 hari. Durasi tersebut juga sama seperti berapa lama bulan berputar sekali. Karena revolusi dan rotasi bulan menggunakan waktu yang sama, sisi bulan yang sama selalu menghadapi bumi”. Berdasarkan http://www.sems.und.edu/ “The Earth orbits the Sun while the Moon orbits the Earth. The earth also rotates about its axis once every 24 hours making an Earth day 24 hours long. The Moon also rotates about its axis. However, due to gravity, the Moon’s rotation is such that the same side of the Moon always points towards Earth”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Bumi mengorbit matahari sedangkan bulan mengorbit bumi. Bumi juga berputar pada porosnya setiap 24 jam membuat hari di bumi selama 24 jam. Bulan juga berputar pada porosnya. Namun, karena gravitasi, rotasi bumi sama dengan revolusi sehingga sisi sama bulan selalu menunjuk ke arah bumi”. Dari ketiga sumber yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa bumi selalu bergerak mengelilingi atau mengorbit matahari karena tarikan gravitasi matahari yang besar, tanpa daya tarikan dari matahari bumi akan bergerak dalam garis lurus. Pergerakan atau perputaran bumi mengakibatkan perubahan dari siang hari menjadi malam hari. Selain pergantian siang ke malam, perputaran bumi pada orbit matahari menyebabkan terjadinya musim. Saat bumi memutari sekitar matahari, dalam waktu yang sama bulan memutari bumi. Tarikan gravitasi bumi mengakibatkan bulan untuk bergerak dalam orbit mengelilingi bumi. Durasi bulan mengelilingi bumi sama dengan durasi bulan berputar dalam porosnya sehingga sisi yang sama selalu dilihat oleh bumi. Berdasarkan Integrated iScience bersampul Kodok pada halaman 43 sampai 47, Fenomena Alam yang terjadi yang disebabkan oleh pergerakan bumi-bulan-matahari adalah Musim yang terjadi karena pergerakan bumi mengelilingi matahari, fase-fase bulan yang terjadi karena pergerakan bulan mengelilingi bumi dan juga melibatkan cahaya dari matahari, pasang-surut yang terjadi karena daya tarik gravitasi antara bumi dan bulan dan matahari, gerhana matahari yang terjadi karena ada fase bulan baru dan juga melibatkan cahaya matahari yang menyorot ke bumi, gerhana bulan yang terjadi karena ada fase bulan purnama dan juga melibatkan cahaya matahari yang menyorot melewati atmosfer bumi. Berdasarkan Science 3B for Junior High School Grade IX 2 nd Semester pada halaman 178, “A part of the Earth undergoes day time, and the other part undergoes night because there is only some portion which is exposed to the sunlight. As the Earth rotates on its axis, the day and night occurs alternately in all the places in the world”. Pada halaman 184, “On other words, the Earth’s axis is tilted 23,5˚ angle to the ecliptic axis. The result is the change of seasons throughout the whole year as follows”. Pada halaman 198 “As you observe at night, you see the changes of the moon’s shape. Sometimes the moon looks fully round (full moon), half, in a crescent shape, etc. These changes are caused by the difference of the sunlight that exposed the half of the moon facing the earth”. Pada halaman 202, “There are two kinds of eclipse, namely solar eclipse and lunar eclipse” “A solar eclipse occurs at a new moon (when the Sun, the moon and the Earth are in a straight line). When the moon moves exactly between the Earth and the Sun, the Sun will be covered by the moon. In such a situation, the moon’s shadow will reach to the Earth so that the area of the Earth covered by the moon’s shadow will experience the solar eclipse”. Pada halaman 206, “A lunar eclipse occurs when the Sun, the Earth, and the moon are in a straight line, that is during the full moon. At this moment, the umbra will cover the moon or the moon will enter the Earth’s umbra”. Pada halaman 208, “The tides are the rise and fall of sea level caused by the gravitational forces exerted by the moon on the Earth. The main cause of tides is the moon’s gravity, even though the Sun’s gravity also influences them. However, since the moon is nearer from the Earth (385,000 km) compared to the Earth to the Sun (150,000,000 km), the moon’s gravity has more influence”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Sebagian dari bumi mengalami siang hari, sedangkan bagian lainnya mengalami malam karena hanya beberapa bagian dari bumi yang terkena cahaya dari matahari. Seketika bumi berputar pada porosnya, siang dan malam terjadi bergantian di semua bagian di dunia”. “Pada lain kata, sumbu bumi miring 23,5˚ sudut pada sumbu ekleptika. Hasilnya adalah perubahan musim sepanjang tahun”. “Jika kami mengobservasi pada saat malam, kami dapat melihat bahwa ada perubahan pada bentuk bulan. Kadang bulan terlihat sepenuhnya bulat (bulan purnama), setengah, dalam bentuk sabit, dan lainnya. Perubahan ini disebabkan oleh perbedaan dari cahaya matahari yang terkena ke setengah bulannya menghadapi bumi”. “Ada dua macam gerhana, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari terjadi pada bulan baru (saat matahari, bulan dan bumi berada dalam garis lurus). Saat bulan bergerak tepat di tengah bumi dan matahari, matahari akan tertutup oleh bulan. Dalam situasi tersebut, bayangan dari bulan akan mencapai bumi sehingga area yang tertutupi oleh bayangan bulan akan mengalami gerhana matahari”. “Gerhana bulan terjadi saat matahari, bumi dan bulan berada dalam garis lurus, yaitu pada saat terjadi bulan purnama. Pada saat ini, bagian umbra akan menutupi bulan atau bulan akan memasukki area umbra dari bumi”. “Pasang surut adalah naik turunnya permukaan laut disebabkan oleh gaya gravitasi yang diberikan bulan kepada bumi. Penyebab utama dari pasang surut adalah gravitasi bulan, walaupun gravitasi matahari juga mempengaruhi pasang surut. Namun, karena bulan lebih dekat dengan bumi (385,000 km) dibandingkan dengan bumi dan matahari (150,000,000 km), gravitasi bulan lebih berpengaruh terhadap pasang surut”. Berdasarkan https://d2ct263enury6r.cloudfront.net/ “Earth’s axis of rotation is tilted about 23.5 degrees. Because of Earth’s tilt, the apparent path of the sun and the celestial equator intersect each other at an angle of 23.5 degrees. This angle is very important to Earth’s inhabitants. Because of the inclination of Earth’s axis to the plane of the ecliptic, Earth has its yearly cycle of seasons” “Lunar phases are a result of the motion of the moon and the sunlight that is reflected from its surface. Half of the moon is illuminated at all times. But to an observer on Earth, the percentage of the bright side that is visible depends on the location of the moon with respect to the sun and Earth”. “The early Greeks also realized that eclipses are simply shadow effects. When the moon moves in a line directly between Earth and the sun, it casts a dark shadow on Earth. This produces a solar eclipse. This situation occurs during new-moon phases. The moon is eclipsed when it moves within Earth’s shadow, producing a lunar eclipse. This situation occurs during full-moon phases”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Sumbu rotasi bumi miring sekitar 23.5 derajat. Karena kemiringan bumi, jalur jelas matahari dan ekuator langit berpotongan satu sama lain pada sudut 23.5 derajat. Sudut tersebut sangan penting kepada penghuni bumi. Karena kemiringan sumbu bumi pada bidang ekleptika, bumi memiliki siklus musim tahunan”. “Fase-fase lunar atau bulan adalah sebab dari pergerakan bulan dan cahaya matahari yang tercermin dari permukaannya. Setengah dari bulannya diterangi setiap saat. Tetapi untuk pengamat di bumi, persentase sisi terang yang dapat terlihat tergantung dengan lokasi bulan sehubungan dengan matahari dan bumi”. “Awal Yunani juga menyadari bahwa gerhana hanya efek dari bayangan. Saat bulan bergerak dalam garis tepat di tengah bumi dan matahari, bulan membuat sebuah bayangan gelap kepada bumi. Hal itu menghasilkan terjadinya gerhana matahari. Situasi ini terjadi pada saat ada fase bulan baru. Bulan terhalang ketika bergerak dalam bayangan bumi, menyebabkan terjadinya gerhana bulan. Situasi ini terjadi selama fase bulan purnama”. Dari ketiga sumber yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak fenomena-fenomena yang terjadi oleh karena pergerakan bumi-bulan matahari. Pergantian musim terjadi karena pergerakan bumi mengelilingi matahari dan juga karena sumbu bumi miring 23,5˚ sudut pada sudut ekleptika, kemiringan tersebut mengakibatkan siklus musim tahunan. Pergantian siang ke malam terjadi karena beberapa bagian dari bumi terkena cahaya dari matahari dan bumi berputar pada porosnya sehingga siang dan malam terjadi bergantian di semua bagian bumi. Fase-fase bulan disebabkan oleh pergerakan bulan mengelilingi bumi dan juga melibatkan cahaya dari matahari. Bulan bisa terlihat bulat, setengah ataupun dalam bentuk sabit. Perubahan fase atau bentuk bulan terjadi karena ada perbedaan dari cahaya matahari yang terkena ke setengah sisi bulan. Pasang-surut terjadi karena ada daya tarik gravitasi yang diberi bulan kepada bumi dan juga dari gravitasi matahari. Gravitasi bulan berperan lebih besar dalam mengakibatkan pasang-surut karena jarak lebih dekat dengan bumi daripada matahari dengan bumi, sehingga gravitasi bulan lebih berpengaruh dalam fenomena pasang-surut. Ada dua macam gerhana, gerhana bulan dan gerhana matahari. Gerhana bulan terjadi saat ada bulan purnama atau saat bumi berada di tengah-tengah matahari dan bulan. Saat gerhana bulan, bulan tidak akan menerima cahaya dari matahari karena tertutup oleh bumi. Gerhana matahari terjadi saat ada bulan baru atau saat bulan berada di tengah-tengah matahari dan bumi. Saat gerhana matahari beberapa bagian dari bumi akan gelap karena cahaya matahari terhambat atau ditutupi oleh bulan. Bayangan dari bulan akan mencapai ke bumi sehingga sebagian bumi tertutup oleh bulan. Berdasarkan buku Fenomena Cuaca Antariksa, “Prominensa merupakan plasma yang terangkat ke atmosfer Matahari dan biasanya berbentuk busur karena mengikuti bentuk garis gaya magnet. Prominensa tampak terang dan panas meskipun sebenarnya lebih dingin dibandingkan kromosfer dan korona. Jika terlihat dari depan, prominensa akan tampak seperti garis yang melintang dari matahari (disebut filamen). Prominensa atau filamen dapat bertahan selama beberapa hari dan dapat terlepas ke angkasa sebagai lontaran massa korona (CME)”. Fenomena prominensa terjadi karena adanya gerhana matahari, tetapi tidak setiap adanya gerhana matahari terjadi prominensa. Fenomena prominensa yang disebabkan oleh pergerakan bumi-bulan-matahari memiliki sebuah manfaat terhadap hidup berkelanjutan kita, baik yang mempengaruhi kehidupan manusia ataupun kepada kehidupan lingkungan alam. Fenomena prominensa tidak memberi sebuah impak besar atau tidak berdampak negatif terhadap kehidupan di bumi. Fenomena pergerakan bumi-bulan-matahari memberi sebuah impak kepada manusia, dampak negatif ataupun positif. Di dalam situasi ini, fenomena prominensa yang disebabkan oleh pergerakan bumi-bulan-matahari memberi dampak negatif terhadap kehidupan manusia di bumi. Berdasarkan http://www.popularmechanics.com/ “Radiation from the sun’s coronal mass ejections (CMEs) could disrupt our power grids and satellites”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Radiasi dari lontaran massa korona matahari (CME) dapat mengganggu jaringan listrik dan satelit kami”. Berdasarkan http://www.smithsonianmag.com/ “An enormous solar storm could short out telecom satellites, radio communications, and power grids, leading to trillions of dollars in damages”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Sebuah badai matahari yang besar dapat membuat telekomunikasi satelit, komunikasi radio, dan jaringan listrik korslet, menyebabkan triliunan dolar dalam kerusakan”. Berdasarkan https://www.nasa.gov/ “Space weather starts at the sun. It begins with an eruption such as a huge burst of light and radiation called the solar flare or a gigantic cloud of solar material called a coronal mass ejection (CME). But the effects of those eruptions happen at Earth, or at least near-Earth space. Scientist monitor several kinds of space “weather” events – geomagnetic storms, solar radiation storms, and radio blackouts – all caused by these immense explosions on the sun”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Cuaca antariksa dimulai pada matahari. Hal tersebut berawal dengan letusan seperti sebuah ledakan besar cahaya dan radiasi yang disebut prominensa atau awan raksasa dari bahan surya yang disebut lontaran massa korona (CME). Tetapi efek dari letusan tersebut terjadi pada bumi, atau setidaknya ruang dekat Bumi. Ilmuwan mengamati beberapa macam peristiwa cuaca antariksa – badai geomagnetic, badai radiasi matahari dan pemadaman radio – semua disebabkan dari ledakan besar di matahari”. Berdasarkan http://hesperia.gsfc.nasa.gov/ “A solar flare occurs when magnetic energy that has built up in the solar atmosphere is suddenly released”. “The amount of energy released is the equivalent of millions of 100-megaton hydrogen bombs exploding at the same time”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Sebuah prominensa terjadi saat energi magnetik yang dibangun di atmosfer matahari tiba-tiba dilepaskan”. “Jumlah energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen 100-megaton yang meledak pada saat yang sama”. Berdasarkan http://www.dailymail.co.uk/ “It said that a massive solar phenomenon would disrupt transport networks, cause blackouts and disrupt satellites”. “The report warned that GPS system could go down for up to three days at a time, leaving train networks and shipping badly affected”. “Power grids could also be affected, leading to blackouts in some areas”. Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Dikatakan bahwa sebuah fenomena matahari yang besar dapat mengganggu jaringan transportasi, menyebabkan pemadaman atau mati lampu dan menganggu satelit”. “Laporan tersebut memperingatkan bahwa sistem GPS dapat turun sampai diatas tiga hari pada suatu waktu, meninggalkan jaringan kereta dan pengiriman sangat terpengaruh”. “Jaringan litrik juga dapat terpengaruh, yang menyebabkan pemadaman atau listrik korslet di beberapa daerah”. Berdasarkan http://www.popularmechanics.com/ ilmuwan sedang memperbarui dan membuat satelit yang mengobservasi matahari lebih canggih sehingga lebih akurat dalam memprediksi prominensa. Berdasarkan http://www.smithsonianmag.com/ NASA dan Nation Weather Serviece’s Space Weather Prediction Center selalu melakukan observasi dan memprediksi aktivitas matahari. Mereka selalu memberikan peringatan jika ada prominensa atau CME. Berdasarkan https://www.entsoe.eu/ upaya yang dilakukan mereka pada saat terjadinya prominensa di bagian eropa adalah meningkatkan produksi dari generator listrik. Berdasarkan https://www.entsoe.eu/ salah satu contoh peristiwa prominensa yang mempengaruhi bagian bumi adalah pada bagian eropa terjadi pada bulan Maret 2015. Dua negara yang terkena dampak paling besar oleh prominensanya adalah Jerman dan Italia. Bagian eropa yang tidak terkena pengaruh dari prominensa direncanakan untuk menambahkan alat-alat yang memproduksi jaringan listrik seperti menambahkan kincir angin, tenaga surya, dan lainnya. III. Nama Kegiatan Nama kegiatan yang akan dilaksanakan oleh penulis adalah “Aksi untuk Mengurangi Efek Gangguan Gelomban Radio dari Prominensa”. IV. Tujuan Kegiatan Tujuan dari kegiatan ini adalah sehingga dapat mengurangi efek negatif dari fenomena prominensa kepada satelit dan jaringan listrik agar kehidupan manusia dan bumi tidak terganggu. V. Uraian Teknis Fenomena prominensa mengakibatkan gangguan pada jaringan listrik atau pembangkit listrik dan juga gangguan kepada satelit. Akibat terhadap listrik berdampak pada pembangkit listrik sehingga produksi pembangkit listrik berkurang yang menyebabkan turunnya jaringan listrik. Akibat terhadap satelit mengakibatkan gangguan terhadap GPS sehingga terjadi hilang komunikasi atau hubungan, contohnya adalah terhadap navigasi pesawat dan gangguan pada komunikasi teknologi. Gangguan pada listrik berlalu untuk waktu 3-4 jam pada saat yang terjadi di eropa pada bulan Maret. Gangguan pada satelit dapat berlangsung selama beberapa hari. Solusi untuk gangguan terhadap listrik adalah meningkatkan produksi listrik dari energi PV, listrik tenaga air, fosil dan lainnya. Prominensa berdampak pada bagian bumi tertentu dan mengakibatkan turunnya jaringan listrik. Bagian sisanya tidak terkena dampak tersebut sehingga pembangkit listriknya tidak terkena gangguan. Solusinya adalah dari perusahaan pembangkit listrik yang tidak terkena prominensa akan diterapkan penambahan produksi jaringan listrik. Setelah memproduksi jaringan listrik yang cukup, pembangkit listrik akan mengirim transmisi listrik kepada pembangkit listrik yang terkena dampak prominensa. Tujuan dari solusi tersebut adalah untuk menyeimbangkan listrik, mendistribusi listrik pada pembangkit listrik yang terkena dampak prominensa dan mengkoordinasikan cadangan. Solusi untuk gangguan terhadap satelit adalah peringatan dari perwakilan NASA kepada perusahaan pembangkit listrik, operator pesawat luar angkasa dan operator penerbangan sehingga tidak akan ada penerbangan pada saat ada gangguan satelit. NASA dan organisasi yang mengobservasi aktivitas solar selalu memberi update dan dapat memprediksi jika akan ada resiko terjadinya prominensa. Dalam situs http://www.solarham.net/ dapat terlihat data tentang aktivitas solar, cuaca antariksa dan persentase resiko terjadinya prominensa. Dengan bisa diprediksinya prominensa, bisa ada peringatan dini sehingga dapat berencana lebih dahulu sebelum hari saat prominensa datang. Kalau terhadap penggunaan teknologi dan komunikasi, tidak ada solusi alternatif, tetapi untuk menunggu sampai gangguan selesai. Tujuan dari solusi ini adalah sehingga tidak terjadi hilang komunikasi tiba-tiba, tidak ada rencana mendadak dan tidak terjadi insiden besar apapun. VI. Penutup Harapan dari penulis adalah solusi-solusi yang sudah disarankan dan dijelaskan bermanfaat dan dapat secara efektif mengurangi efek negatif dari prominensa. Solusi dapat dikembangkan oleh para ilmuwan dan juga digunakan untuk rencana penanganan dalam tahun-tahun kedepannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Glencoe, McGraw-Hill. 2011. Integrated iScience Sampul Burung Hantu. McGraw-Hill. 2. Glencoe, McGraw-Hill. 2011. Integrated iScience Sampul Kodok. McGraw-Hill. 3. University of North Dakota. “SEMS – Sun, Earth Moon Systems”. 13 September 2015. http://www.sems.und.edu/index_MoonPhases.php 4. Surmawan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri Sri, Bambang A. Priambodo. 2006. Science 3B for Junior High School Grade IX 2nd Semester. Ciracas: Penerbit Erlangga. 5. “The Earth-Moon-Sun System”. 13 September 2015. https://d2ct263enury6r.cloudfront.net/Pbk2vKxzQGMXMYRnSTJ6cWLRDic Nizr7N2JThWOCtDxPSoT8.pdf 6. “Can We Predict Solar Flares – And Protect our Satellites”. 13 September 2015. http://www.popularmechanics.com/space/deepspace/a11441/can-we-predict-solar-flares-and-protect-our-satellites17341922/ 7. Stromberg, Joseph. “What Damage Could Be Caused By a Massive Solar Storm”. 11 September 2015. http://www.smithsonianmag.com/science-nature/what-damage-couldbe-caused-by-a-massive-solar-storm-25627394/?no-ist 8. Fox, Karen C. “Storms from the Sun”. 9 September 2015. https://www.nasa.gov/mission_pages/sunearth/news/storms-onsun.html#.VfXz-GSeDGe 9. “What is a Solar Flare?”. 13 September 2015. http://hesperia.gsfc.nasa.gov/sftheory/flare.htm 10. Millner, Jack. “Is the Earth about to be hit by a SUPERFLARE? Scientists calculate when next massive solar outburst is due”. 9 September 2015. http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article3198285/Is-Earth-hit-SUPERFLARE-Scientists-calculate-massivesolar-outburst-due.html 11. “The Successful Stress Test of Europe’s Power Grid-More Ahead”. 12 September 2015. https://www.entsoe.eu/Documents/Publications/ENTSOE%20general%20publications/entsoe_spe_pp_solar_eclipse_2015_w eb.pdf 12. Martiningrum, Dyah Rahayu, Adi Purwono, Fitri Nuraeni, Johan Muhammad. 2012. Fenomena Cuaca Antariksa. Bandung: LAPAN. 13. “SolarHam by Amateur Radio Station VE3EN”. 20 September 2015. http://www.solarham.net/