PROPOSAL KEGIATAN PENELITIAN TERKAIT PERGERAKAN

advertisement
PROPOSAL KEGIATAN
PENELITIAN TERKAIT PERGERAKAN
BUMI-BULAN-MATAHARI
(Aksi untuk Mengurangi Efek Gangguan Gelombang Radio dari
Prominensa)
Pengusul
: Citra Luna Martha
Nama
: Citra Luna Martha
Sekolah
: Sekolah HighScope Indonesia
Alamat Sekolah : Jalan TB. Simatupang Nomor 8 Cilandak Barat, Jakarta
(Jakarta Selatan, 2015)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kegiatan
: Aksi untuk Mengurangi Efek Gangguan Gelomban
Radio dari Prominensa
Identitas Pengusul

Nama
: Citra Luna Martha

Sekolah
: Sekolah HighScope Indonesia

Alamat Sekolah
: Jalan TB. Simatupang Nomor 8 Cilandak
Barat, Jakarta Selatan
Setelah diperiksa dan diteliti maka layak untuk dilaksanakan.
Jakarta, 7 September 2015
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Ira Puspitasari
Minaria Frisca
Guru Ilmu Pengetahuan Alam
Guru Bahasa Indonesia
Mengetahui,
Eva Tantri
Kepala Sekolah High Scope Indonesia
I. Pendahuluan
Pergerakan
terjadinya
banyak
bumi,
bulan
fenomena
dan
seperti
matahari
mengakibatkan
pasang-surut,
aurora,
prominensa dan masih banyak fenomena lainnya. Fenomena alam
tersebut yang terkait dengan pergerakan bumi, bulan, dan matahari
memiliki dampak bagi bumi, baik dampak positif ataupun negatif.
Oleh karena itu, sebagai anggota divisi pengembangan dan
penelitian, penulis melakukan sebuah penelitian dengan menjawab
rumusan masalah, “Bagaimana pemahaman fenomena Bumi, Bulan,
Matahari dapat memberikan manfaat untuk masyarakat?”.
II. Latar Belakang
Berdasarkan buku Integrated iScience bersampul Burung
Hantu pada halaman 727, “Yet Earth is always in motion, spinning in
space and traveling around the sun. As earth spins, day changes to
night and back to day again. The seasons change as Earth travels
around the Sun. Summer changes to winter because Earth’s motion
changes how energy from Sun spreads out over Earth’s surface”.
Pada halaman 739, “While earth is revolving around the Sun, the
moon is revolving around Earth. The gravitational pull of Earth on the
Moon causes the Moon to move in an orbit around the Earth”
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Bumi selalu
bergerak, memutar di ruang angkasa dan mengelilingi matahari.
Setapa bumi berputar, siang berubah menjadi malam dan balik
menjadi siang lagi. Musim berganti seketika bumi mengelilingi
matahari. Musim panas berganti ke musim dingin karena pergerakan
bumi merubah bagaimana energi dari matahari menyebar di
permukaan bumi”. “Saat bumi sedang memutari sekitar matahari,
bulan sedang berputar di sekitar bumi. Tarikan gravitasi dari bumi ke
bulan mengakibatkan bulan untuk bergerak dalam orbit mengelilingi
bumi”.
Berdasarkan buku Integrated iScience bersampul Kodok pada
halaman 42, “Earth is moving around the Sun because of the Sun’s
huge gravitational pull. Without the Sun’s pull, Earth would move off
into space in a straight line”. Pada halaman 44, “Like Earth, the Moon
moves in different ways. It rotates on its axis, and it revolves around
Earth. It orbits Earth once every 27.3 days. That is also how long it
takes the moon to rotate once. Because the Moon revolves and
rotates in the same amount of time, the same side of the Moon
always faces Earth”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Bumi bergerak di
sekitar matahari karena tarikan gravitasi matahari yang besar. Tanpa
daya tarikan dari matahari, bumi akan bergerak dalam garis lurus”.
“Seperti bumi, bulan juga berputar dalam cara berbeda. Ia berputar
pada porosnya, dan berputar mengelilingi bumi. Bulan mengelilingi
bumi setiap 27.3 hari. Durasi tersebut juga sama seperti berapa lama
bulan berputar sekali. Karena revolusi dan rotasi bulan menggunakan
waktu yang sama, sisi bulan yang sama selalu menghadapi bumi”.
Berdasarkan http://www.sems.und.edu/ “The Earth orbits the
Sun while the Moon orbits the Earth. The earth also rotates about its
axis once every 24 hours making an Earth day 24 hours long. The
Moon also rotates about its axis. However, due to gravity, the Moon’s
rotation is such that the same side of the Moon always points towards
Earth”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Bumi mengorbit
matahari sedangkan bulan mengorbit bumi. Bumi juga berputar pada
porosnya setiap 24 jam membuat hari di bumi selama 24 jam. Bulan
juga berputar pada porosnya. Namun, karena gravitasi, rotasi bumi
sama dengan revolusi sehingga sisi sama bulan selalu menunjuk ke
arah bumi”.
Dari ketiga sumber yang ada diatas dapat disimpulkan bahwa
bumi selalu bergerak mengelilingi atau mengorbit matahari karena
tarikan gravitasi matahari yang besar, tanpa daya tarikan dari
matahari bumi akan bergerak dalam garis lurus. Pergerakan atau
perputaran bumi mengakibatkan perubahan dari siang hari menjadi
malam hari. Selain pergantian siang ke malam, perputaran bumi
pada orbit matahari menyebabkan terjadinya musim. Saat bumi
memutari sekitar matahari, dalam waktu yang sama bulan memutari
bumi. Tarikan gravitasi bumi mengakibatkan bulan untuk bergerak
dalam orbit mengelilingi bumi. Durasi bulan mengelilingi bumi sama
dengan durasi bulan berputar dalam porosnya sehingga sisi yang
sama selalu dilihat oleh bumi.
Berdasarkan Integrated iScience bersampul Kodok pada
halaman 43 sampai 47, Fenomena Alam yang terjadi yang
disebabkan oleh pergerakan bumi-bulan-matahari adalah Musim
yang terjadi karena pergerakan bumi mengelilingi matahari, fase-fase
bulan yang terjadi karena pergerakan bulan mengelilingi bumi dan
juga melibatkan cahaya dari matahari, pasang-surut yang terjadi
karena daya tarik gravitasi antara bumi dan bulan dan matahari,
gerhana matahari yang terjadi karena ada fase bulan baru dan juga
melibatkan cahaya matahari yang menyorot ke bumi, gerhana bulan
yang terjadi karena ada fase bulan purnama dan juga melibatkan
cahaya matahari yang menyorot melewati atmosfer bumi.
Berdasarkan Science 3B for Junior High School Grade IX 2 nd
Semester pada halaman 178, “A part of the Earth undergoes day
time, and the other part undergoes night because there is only some
portion which is exposed to the sunlight. As the Earth rotates on its
axis, the day and night occurs alternately in all the places in the
world”. Pada halaman 184, “On other words, the Earth’s axis is tilted
23,5˚ angle to the ecliptic axis. The result is the change of seasons
throughout the whole year as follows”. Pada halaman 198 “As you
observe at night, you see the changes of the moon’s shape.
Sometimes the moon looks fully round (full moon), half, in a crescent
shape, etc. These changes are caused by the difference of the
sunlight that exposed the half of the moon facing the earth”. Pada
halaman 202, “There are two kinds of eclipse, namely solar eclipse
and lunar eclipse” “A solar eclipse occurs at a new moon (when the
Sun, the moon and the Earth are in a straight line). When the moon
moves exactly between the Earth and the Sun, the Sun will be
covered by the moon. In such a situation, the moon’s shadow will
reach to the Earth so that the area of the Earth covered by the
moon’s shadow will experience the solar eclipse”. Pada halaman
206, “A lunar eclipse occurs when the Sun, the Earth, and the moon
are in a straight line, that is during the full moon. At this moment, the
umbra will cover the moon or the moon will enter the Earth’s umbra”.
Pada halaman 208, “The tides are the rise and fall of sea level
caused by the gravitational forces exerted by the moon on the Earth.
The main cause of tides is the moon’s gravity, even though the Sun’s
gravity also influences them. However, since the moon is nearer from
the Earth (385,000 km) compared to the Earth to the Sun
(150,000,000 km), the moon’s gravity has more influence”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Sebagian dari
bumi mengalami siang hari, sedangkan bagian lainnya mengalami
malam karena hanya beberapa bagian dari bumi yang terkena
cahaya dari matahari. Seketika bumi berputar pada porosnya, siang
dan malam terjadi bergantian di semua bagian di dunia”. “Pada lain
kata, sumbu bumi miring 23,5˚ sudut pada sumbu ekleptika. Hasilnya
adalah
perubahan
musim
sepanjang
tahun”.
“Jika
kami
mengobservasi pada saat malam, kami dapat melihat bahwa ada
perubahan pada bentuk bulan. Kadang bulan terlihat sepenuhnya
bulat (bulan purnama), setengah, dalam bentuk sabit, dan lainnya.
Perubahan ini disebabkan oleh perbedaan dari cahaya matahari
yang terkena ke setengah bulannya menghadapi bumi”. “Ada dua
macam gerhana, yaitu gerhana matahari dan gerhana bulan.
Gerhana matahari terjadi pada bulan baru (saat matahari, bulan dan
bumi berada dalam garis lurus). Saat bulan bergerak tepat di tengah
bumi dan matahari, matahari akan tertutup oleh bulan. Dalam situasi
tersebut, bayangan dari bulan akan mencapai bumi sehingga area
yang tertutupi oleh bayangan bulan akan mengalami gerhana
matahari”. “Gerhana bulan terjadi saat matahari, bumi dan bulan
berada dalam garis lurus, yaitu pada saat terjadi bulan purnama.
Pada saat ini, bagian umbra akan menutupi bulan atau bulan akan
memasukki area umbra dari bumi”. “Pasang surut adalah naik
turunnya permukaan laut disebabkan oleh gaya gravitasi yang
diberikan bulan kepada bumi. Penyebab utama dari pasang surut
adalah
gravitasi
bulan,
walaupun
gravitasi
matahari
juga
mempengaruhi pasang surut. Namun, karena bulan lebih dekat
dengan bumi (385,000 km) dibandingkan dengan bumi dan matahari
(150,000,000 km), gravitasi bulan lebih berpengaruh terhadap
pasang surut”.
Berdasarkan https://d2ct263enury6r.cloudfront.net/ “Earth’s axis
of rotation is tilted about 23.5 degrees. Because of Earth’s tilt, the
apparent path of the sun and the celestial equator intersect each
other at an angle of 23.5 degrees. This angle is very important to
Earth’s inhabitants. Because of the inclination of Earth’s axis to the
plane of the ecliptic, Earth has its yearly cycle of seasons” “Lunar
phases are a result of the motion of the moon and the sunlight that is
reflected from its surface. Half of the moon is illuminated at all times.
But to an observer on Earth, the percentage of the bright side that is
visible depends on the location of the moon with respect to the sun
and Earth”. “The early Greeks also realized that eclipses are simply
shadow effects. When the moon moves in a line directly between
Earth and the sun, it casts a dark shadow on Earth. This produces a
solar eclipse. This situation occurs during new-moon phases. The
moon is eclipsed when it moves within Earth’s shadow, producing a
lunar eclipse. This situation occurs during full-moon phases”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Sumbu rotasi
bumi miring sekitar 23.5 derajat. Karena kemiringan bumi, jalur jelas
matahari dan ekuator langit berpotongan satu sama lain pada sudut
23.5 derajat. Sudut tersebut sangan penting kepada penghuni bumi.
Karena kemiringan sumbu bumi pada bidang ekleptika, bumi memiliki
siklus musim tahunan”. “Fase-fase lunar atau bulan adalah sebab
dari pergerakan bulan dan cahaya matahari yang tercermin dari
permukaannya. Setengah dari bulannya diterangi setiap saat. Tetapi
untuk pengamat di bumi, persentase sisi terang yang dapat terlihat
tergantung dengan lokasi bulan sehubungan dengan matahari dan
bumi”. “Awal Yunani juga menyadari bahwa gerhana hanya efek dari
bayangan. Saat bulan bergerak dalam garis tepat di tengah bumi dan
matahari, bulan membuat sebuah bayangan gelap kepada bumi. Hal
itu menghasilkan terjadinya gerhana matahari. Situasi ini terjadi pada
saat ada fase bulan baru. Bulan terhalang ketika bergerak dalam
bayangan bumi, menyebabkan terjadinya gerhana bulan. Situasi ini
terjadi selama fase bulan purnama”.
Dari ketiga sumber yang ada diatas dapat disimpulkan
bahwa ada banyak fenomena-fenomena yang terjadi oleh karena
pergerakan bumi-bulan matahari. Pergantian musim terjadi karena
pergerakan bumi mengelilingi matahari dan juga karena sumbu bumi
miring 23,5˚ sudut pada sudut ekleptika, kemiringan tersebut
mengakibatkan siklus musim tahunan. Pergantian siang ke malam
terjadi karena beberapa bagian dari bumi terkena cahaya dari
matahari dan bumi berputar pada porosnya sehingga siang dan
malam terjadi bergantian di semua bagian bumi. Fase-fase bulan
disebabkan oleh pergerakan bulan mengelilingi bumi dan juga
melibatkan cahaya dari matahari. Bulan bisa terlihat bulat, setengah
ataupun dalam bentuk sabit. Perubahan fase atau bentuk bulan
terjadi karena ada perbedaan dari cahaya matahari yang terkena ke
setengah sisi bulan. Pasang-surut terjadi karena ada daya tarik
gravitasi yang diberi bulan kepada bumi dan juga dari gravitasi
matahari. Gravitasi bulan berperan lebih besar dalam mengakibatkan
pasang-surut karena jarak lebih dekat dengan bumi daripada
matahari dengan bumi, sehingga gravitasi bulan lebih berpengaruh
dalam fenomena pasang-surut. Ada dua macam gerhana, gerhana
bulan dan gerhana matahari. Gerhana bulan terjadi saat ada bulan
purnama atau saat bumi berada di tengah-tengah matahari dan
bulan. Saat gerhana bulan, bulan tidak akan menerima cahaya dari
matahari karena tertutup oleh bumi. Gerhana matahari terjadi saat
ada bulan baru atau saat bulan berada di tengah-tengah matahari
dan bumi. Saat gerhana matahari beberapa bagian dari bumi akan
gelap karena cahaya matahari terhambat atau ditutupi oleh bulan.
Bayangan dari bulan akan mencapai ke bumi sehingga sebagian
bumi tertutup oleh bulan.
Berdasarkan buku Fenomena Cuaca Antariksa, “Prominensa
merupakan plasma yang terangkat ke atmosfer Matahari dan
biasanya berbentuk busur karena mengikuti bentuk garis gaya
magnet.
Prominensa
tampak
terang
dan
panas
meskipun
sebenarnya lebih dingin dibandingkan kromosfer dan korona. Jika
terlihat dari depan, prominensa akan tampak seperti garis yang
melintang dari matahari (disebut filamen). Prominensa atau filamen
dapat bertahan selama beberapa hari dan dapat terlepas ke angkasa
sebagai lontaran massa korona (CME)”. Fenomena prominensa
terjadi karena adanya gerhana matahari, tetapi tidak setiap adanya
gerhana matahari terjadi prominensa.
Fenomena prominensa yang disebabkan oleh pergerakan
bumi-bulan-matahari memiliki sebuah manfaat terhadap hidup
berkelanjutan kita, baik yang mempengaruhi kehidupan manusia
ataupun kepada kehidupan lingkungan alam. Fenomena prominensa
tidak memberi sebuah impak besar atau tidak berdampak negatif
terhadap kehidupan di bumi.
Fenomena pergerakan bumi-bulan-matahari memberi sebuah
impak kepada manusia, dampak negatif ataupun positif. Di dalam
situasi ini, fenomena prominensa yang disebabkan oleh pergerakan
bumi-bulan-matahari memberi dampak negatif terhadap kehidupan
manusia di bumi.
Berdasarkan
http://www.popularmechanics.com/
“Radiation
from the sun’s coronal mass ejections (CMEs) could disrupt our
power grids and satellites”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Radiasi dari
lontaran massa korona matahari (CME) dapat mengganggu jaringan
listrik dan satelit kami”.
Berdasarkan http://www.smithsonianmag.com/ “An enormous
solar storm could short out telecom satellites, radio communications,
and power grids, leading to trillions of dollars in damages”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Sebuah badai
matahari
yang
besar
dapat
membuat
telekomunikasi
satelit,
komunikasi radio, dan jaringan listrik korslet, menyebabkan triliunan
dolar dalam kerusakan”.
Berdasarkan https://www.nasa.gov/ “Space weather starts at
the sun. It begins with an eruption such as a huge burst of light and
radiation called the solar flare or a gigantic cloud of solar material
called a coronal mass ejection (CME). But the effects of those
eruptions happen at Earth, or at least near-Earth space. Scientist
monitor several kinds of space “weather” events – geomagnetic
storms, solar radiation storms, and radio blackouts – all caused by
these immense explosions on the sun”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Cuaca antariksa
dimulai pada matahari. Hal tersebut berawal dengan letusan seperti
sebuah ledakan besar cahaya dan radiasi yang disebut prominensa
atau awan raksasa dari bahan surya yang disebut lontaran massa
korona (CME). Tetapi efek dari letusan tersebut terjadi pada bumi,
atau setidaknya ruang dekat Bumi. Ilmuwan mengamati beberapa
macam peristiwa cuaca antariksa – badai geomagnetic, badai radiasi
matahari dan pemadaman radio – semua disebabkan dari ledakan
besar di matahari”.
Berdasarkan http://hesperia.gsfc.nasa.gov/ “A solar flare
occurs when magnetic energy that has built up in the solar
atmosphere is suddenly released”. “The amount of energy released is
the equivalent of millions of 100-megaton hydrogen bombs exploding
at the same time”.
Jika
diterjemahkan
pada
Bahasa
Indonesia,
“Sebuah
prominensa terjadi saat energi magnetik yang dibangun di atmosfer
matahari tiba-tiba dilepaskan”. “Jumlah energi yang dilepaskan
setara dengan jutaan bom hidrogen 100-megaton yang meledak
pada saat yang sama”.
Berdasarkan http://www.dailymail.co.uk/ “It said that a massive
solar phenomenon would disrupt transport networks, cause blackouts
and disrupt satellites”. “The report warned that GPS system could go
down for up to three days at a time, leaving train networks and
shipping badly affected”. “Power grids could also be affected, leading
to blackouts in some areas”.
Jika diterjemahkan pada Bahasa Indonesia, “Dikatakan bahwa
sebuah fenomena matahari yang besar dapat mengganggu jaringan
transportasi, menyebabkan pemadaman atau mati lampu dan
menganggu satelit”. “Laporan tersebut memperingatkan bahwa
sistem GPS dapat turun sampai diatas tiga hari pada suatu waktu,
meninggalkan jaringan kereta dan pengiriman sangat terpengaruh”.
“Jaringan
litrik
juga
dapat
terpengaruh,
yang
menyebabkan
pemadaman atau listrik korslet di beberapa daerah”.
Berdasarkan
http://www.popularmechanics.com/
ilmuwan
sedang memperbarui dan membuat satelit yang mengobservasi
matahari lebih canggih sehingga lebih akurat dalam memprediksi
prominensa.
Berdasarkan
http://www.smithsonianmag.com/
NASA
dan
Nation Weather Serviece’s Space Weather Prediction Center selalu
melakukan observasi dan memprediksi aktivitas matahari. Mereka
selalu memberikan peringatan jika ada prominensa atau CME.
Berdasarkan https://www.entsoe.eu/ upaya yang dilakukan
mereka pada saat terjadinya prominensa di bagian eropa adalah
meningkatkan produksi dari generator listrik.
Berdasarkan
https://www.entsoe.eu/
salah
satu
contoh
peristiwa prominensa yang mempengaruhi bagian bumi adalah pada
bagian eropa terjadi pada bulan Maret 2015. Dua negara yang
terkena dampak paling besar oleh prominensanya adalah Jerman
dan Italia. Bagian eropa yang tidak terkena pengaruh dari
prominensa direncanakan untuk menambahkan alat-alat yang
memproduksi jaringan listrik seperti menambahkan kincir angin,
tenaga surya, dan lainnya.
III. Nama Kegiatan
Nama kegiatan yang akan dilaksanakan oleh penulis adalah “Aksi
untuk
Mengurangi
Efek
Gangguan
Gelomban
Radio
dari
Prominensa”.
IV. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan ini adalah sehingga dapat mengurangi
efek negatif dari fenomena prominensa kepada satelit dan jaringan
listrik agar kehidupan manusia dan bumi tidak terganggu.
V. Uraian Teknis
Fenomena
prominensa
mengakibatkan
gangguan
pada
jaringan listrik atau pembangkit listrik dan juga gangguan kepada
satelit. Akibat terhadap listrik berdampak pada pembangkit listrik
sehingga produksi pembangkit listrik berkurang yang menyebabkan
turunnya jaringan listrik. Akibat terhadap satelit mengakibatkan
gangguan terhadap GPS sehingga terjadi hilang komunikasi atau
hubungan, contohnya adalah terhadap navigasi pesawat dan
gangguan pada komunikasi teknologi. Gangguan pada listrik berlalu
untuk waktu 3-4 jam pada saat yang terjadi di eropa pada bulan
Maret. Gangguan pada satelit dapat berlangsung selama beberapa
hari.
Solusi untuk gangguan terhadap listrik adalah meningkatkan
produksi listrik dari energi PV, listrik tenaga air, fosil dan lainnya.
Prominensa
berdampak
pada
bagian
bumi
tertentu
dan
mengakibatkan turunnya jaringan listrik. Bagian sisanya tidak terkena
dampak tersebut sehingga pembangkit listriknya tidak terkena
gangguan. Solusinya adalah dari perusahaan pembangkit listrik yang
tidak terkena prominensa akan diterapkan penambahan produksi
jaringan listrik. Setelah memproduksi jaringan listrik yang cukup,
pembangkit listrik akan mengirim transmisi listrik kepada pembangkit
listrik yang terkena dampak prominensa. Tujuan dari solusi tersebut
adalah untuk menyeimbangkan listrik, mendistribusi listrik pada
pembangkit
listrik
yang
terkena
dampak
prominensa
dan
mengkoordinasikan cadangan.
Solusi untuk gangguan terhadap satelit adalah peringatan dari
perwakilan NASA kepada perusahaan pembangkit listrik, operator
pesawat luar angkasa dan operator penerbangan sehingga tidak
akan ada penerbangan pada saat ada gangguan satelit. NASA dan
organisasi yang mengobservasi aktivitas solar selalu memberi update
dan dapat memprediksi jika akan ada resiko terjadinya prominensa.
Dalam situs http://www.solarham.net/ dapat terlihat data tentang
aktivitas solar, cuaca antariksa dan persentase resiko terjadinya
prominensa. Dengan bisa diprediksinya prominensa, bisa ada
peringatan dini sehingga dapat berencana lebih dahulu sebelum hari
saat prominensa datang. Kalau terhadap penggunaan teknologi dan
komunikasi, tidak ada solusi alternatif, tetapi untuk menunggu sampai
gangguan selesai. Tujuan dari solusi ini adalah sehingga tidak terjadi
hilang komunikasi tiba-tiba, tidak ada rencana mendadak dan tidak
terjadi insiden besar apapun.
VI. Penutup
Harapan dari penulis adalah solusi-solusi yang sudah
disarankan dan dijelaskan bermanfaat dan dapat secara efektif
mengurangi
efek
negatif
dari
prominensa.
Solusi
dapat
dikembangkan oleh para ilmuwan dan juga digunakan untuk rencana
penanganan dalam tahun-tahun kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Glencoe, McGraw-Hill. 2011. Integrated iScience Sampul Burung
Hantu. McGraw-Hill.
2. Glencoe, McGraw-Hill. 2011. Integrated iScience Sampul Kodok.
McGraw-Hill.
3. University of North Dakota. “SEMS – Sun, Earth Moon Systems”. 13
September 2015. http://www.sems.und.edu/index_MoonPhases.php
4. Surmawan, Sumartini, Kusmayadi, Sulastri Sri, Bambang A.
Priambodo. 2006. Science 3B for Junior High School Grade IX 2nd
Semester. Ciracas: Penerbit Erlangga.
5. “The Earth-Moon-Sun System”. 13 September 2015.
https://d2ct263enury6r.cloudfront.net/Pbk2vKxzQGMXMYRnSTJ6cWLRDic
Nizr7N2JThWOCtDxPSoT8.pdf
6. “Can We Predict Solar Flares – And Protect our Satellites”. 13
September 2015. http://www.popularmechanics.com/space/deepspace/a11441/can-we-predict-solar-flares-and-protect-our-satellites17341922/
7. Stromberg, Joseph. “What Damage Could Be Caused By a Massive
Solar Storm”. 11 September 2015.
http://www.smithsonianmag.com/science-nature/what-damage-couldbe-caused-by-a-massive-solar-storm-25627394/?no-ist
8. Fox, Karen C. “Storms from the Sun”. 9 September 2015.
https://www.nasa.gov/mission_pages/sunearth/news/storms-onsun.html#.VfXz-GSeDGe
9. “What is a Solar Flare?”. 13 September 2015.
http://hesperia.gsfc.nasa.gov/sftheory/flare.htm
10. Millner, Jack. “Is the Earth about to be hit by a SUPERFLARE?
Scientists calculate when next massive solar outburst is due”. 9
September 2015. http://www.dailymail.co.uk/sciencetech/article3198285/Is-Earth-hit-SUPERFLARE-Scientists-calculate-massivesolar-outburst-due.html
11. “The Successful Stress Test of Europe’s Power Grid-More Ahead”.
12 September 2015.
https://www.entsoe.eu/Documents/Publications/ENTSOE%20general%20publications/entsoe_spe_pp_solar_eclipse_2015_w
eb.pdf
12. Martiningrum, Dyah Rahayu, Adi Purwono, Fitri Nuraeni, Johan
Muhammad. 2012. Fenomena Cuaca Antariksa. Bandung: LAPAN.
13. “SolarHam by Amateur Radio Station VE3EN”. 20 September 2015.
http://www.solarham.net/
Download