Analisis Kelayakan Usaha X. ANALISIS KELAYAKAN USAHA 10.1. Pengantar 10.3. Pinjaman Modal Kebutuhan pangan semakin hari semakin banyak seiring dengan perkembangan penduduk, sementara itu ketersediaan lahan pertanian semakin menyempit dengan makin banyaknya jumlah penduduk. Pinjaman modal usaha untuk biaya tetap dan biaya variabel sebesar Rp 79,430,000 Besarnya suku bunga diasumsikankan 12%/tahun rata (flat). Jangka waktu pinjaman dan cicilan selama 5 tahun. Grace period 1 tahun, cicilan dan bunga dibayar mulai tahun kedua sampai tahun ke lima. Tabel 10.1 menunjukan perhitungan bunga dan cicilan. Bunga dihitung berdasarkan perkalian antara besarnya pinjaman dengan besarnya bunga 60%. Cicilan setiap bulan dihitung dengan membagi jumlah pinjaman dan bunga selama 60 bulan (5 tahun). Untuk melakukan usaha agroindustri di bidang pangan, maka selain menguasai teknologi pengolahan maka juga diperlukan pengetahuan analisis kelayakan usahanya. Jenis-jenis usaha di bidang agroindustri pangan sangat banyak jenis atau ragamnya. Sehingga dalam kesempatan ini hanya dibahas salah satu jenis komoditas hasil pengolahan produk pangan, yaitu usaha agroindustri produksi tempe. 10.2. Usaha Agroindustri Tempe Tempe merupakan salah satu produk olahan kedelai yang difermentasi menggunakan kapang. Produk ini banyak memiliki kelebihan kandungan nutrisi dibandingkan dengan kedelai. 10.4. Skala Usaha Usaha agroindustri produk tempe dilakukan dengan skala usaha 100 kg/ hari atau 2.500 kg atau 2.5 ton kedelai per bulan. Asumsi produksi per bulan ratarata 25 hari kerja. Jumlah tenaga kerja yang terlibat diasumsikan 5 orang/bulan. Rata- rata upah per orang diasumsikan Rp 700.000,- 10.5. Biaya Produksi Biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap (Fix Cost) dan biaya tidak tetap (Variable Cost). Biaya tetap 387 Analisis Kelayakan Usaha merupakan biaya-biaya yang tidak terpengaruh dengan volume produksi. Biaya variable merupakan biaya yang berubah-ubah sesuai dengan volume produksi. 10.5.1. Biaya Tetap Yang termasuk biaya tetap pada usaha agroindustri produksi tempe adalah peralatan, bangunan, perijinan dan overhead cost (biaya dimuka untuk pengurusan administrasi) dll. Contoh tertera pada tabel 10.2 besarnya biaya tetap adalah Rp 72.500.000,- Tabel 10.1 Biaya Tetap (Fix Cost) 388 10.5.2. Biaya Variabel Yang termasuk biaya variabel antara lain bahan baku (kedelai), ragi tempe, bahan kemasan, tenaga kerja, listrik, bahan bakar dll. Contoh perhitungan biaya variabel tertera pada Tabel 10.3 Besarnya biaya variabel adalah Rp 11.060.000,- 10.5.3 Total Biaya Total biaya merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variable. Dari perhitungan usaha agroindustri produksi tempe, maka biaya yang diperlukan = Rp72.500.000 + Rp11.110.000 = Rp 83.610.000,- Analisis Kelayakan Usaha 389 Analisis Kelayakan Usaha terkumpul Rp 73.000.000,- (lebih besar dari biaya fixed cost). 10.6. Perhitungan Pendapatan 10.6.1. Pendapatan (sewa alat dan bangunan) Pengertian sewa alat dan bangunan yang dimaksud merupakan biaya penyusutan peralatan, bangunan dan kendaraan. Biaya-biaya tersebut akan digunakan untuk membayar cicilan pinjaman, pemeliharaan peralatan, kendaraan dan gedung. Sehingga pendapatan tersebut tidak diperhitungkan dalam perhitungan pendapatan dari hasil penjualan. Jumlah pendapatan dari penyusutan alat, kendaraan dan bangunan per bulan = Rp 500.000,- + Rp 300.000,- + Rp 200.000,- = Rp 1.000.000,-. Dengan jumlah pemasukan dari uang penyusutan alat, bahan dan kendaraan diasumsikan per bulan tetap (Rp 1.000.000,-), maka dalam kurun waktu 73 bulan atau 6 tahun 1 bulan akan 10.7. Hasil Penjualan Hasil produksi per bulan diperkirakan dari 2.500 kg kedelai maka akan diperoleh tempe 4.000 kg atau setara dengan 80.000 kemasan tempe @ 50 g. Apabila harga jual Rp 450 per kemasan, maka hasil penjualan = 80.000 x Rp 500,- =Rp 40.000.000,- .Perkiraan keuntungan/ bulan = Rp 40.000.000 – Rp 33.000.000 = Rp 6.000.000,- 10.8. BEP (Break Even Point) BEP merupakan suatu kondisi dimana diperoleh kalkulasi yang impas usaha agroindustri tempe pada posisi tidak rugi dan tidak untung. Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan satuan harga dan satuan jumlah produk. Masing- masing dijelaskan sbb: 10.8.1. BEP Unit (berdasarkan satuan jumlah produk) BEP = Total biaya tetap Harga jual per satuan – biaya variabel per satuan y Biaya tetap = Rp 72.500.000,y Biaya variabel per kemasan tempe = Rp 33.000.000,- : 80.000 = Rp 412,5 Rp 72.500.000,BEP = Rp 500,- – Rp 412,5 = 72.500.000 87,5 = 828.572 Dengan produksi tempe 80.000 kemasan tempe (2.500 kg kedelai) per bulan maka maka BEP akan dicapai pada awal bulan ke 11. 390 Analisis Kelayakan Usaha 10.8.2. BEP berdasarkan harga 391 Analisis Kelayakan Usaha 392