HUBUNGAN SENSITIFITAS DENGAN PARAMETER KUAT GESER TANAH LEMPUNG DI SEKITAR KOTA BANDA ACEH Khaizal dan Mukhsin Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Abstrak Tulisan ini mengemukakan hubungan nilai sensitifitas dengan parameter kuat geser tanah menggunakan alat geser langsung pada lima lokasi tanah lempung yang ada di sekitar kota Banda Aceh dan Aceh Besar, lima lokasi tanah lempung tersebut yaitu Ulee Kareng, Prada, Surin, Gue Gajah dan Lueng Bata. Pengambilan sampel tanah dibagi dalam dua tahap yaitu pengambilan sampel terganggu untuk pengukuran sifat-sifat fisis dan kuat geser tanah pada kadar air optimum dan +3% dari optimum. Tahap kedua pengambilan sampel tidak terganggu untuk pengujian kuat geser dengan kadar air asli lapangan. Nilai sensitifitas didapat dari perbandingan nilai kuat geser tanah tidak terganggu terhadap tanah yang partikelnya sudah berubah bentuk aslinya (remolded). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai parameter kuat geser (ф dan c) bertambah kecil pada tanah yang nilai sensitifitasnya yang terus meningkat . Kata kunci : Tanah remolded, Kuat geser, Nilai sensitifitas 1. Pendahuluan Tanah terbentuk akibat pelapukan batuan kerak bumi. Batuan ini merupakan campuran dari berbagai mineral dan senyawa yang komposisinya sangat bervariasi, sehingga di alam banyak dijumpai berbagai jenis tanah yang mempunyai spesifikasi berbeda. Tanah umumnya dapat disebut sebagai kerikil (gravel), pasir (sand), lanau (silt), atau lempung (clay). Masing-masing jenis tanah tersebut memiliki sifat fisis dan sifat mekanis yang berbeda antara satu dengan yang lain. Sebuah beban yang diletakkan pada suatu massa tanah selalu akan menghasilkan tegangan-tegangan yang berbeda di bawah beban tersebut, massa tanah akan mengalami dua kemungkinan yaitu penurunan dan keruntuhan akibat pergeseran. Kekuatan tanah merupakan kemampuan tanah dalam menahan beban yang diberikan kepadanya. Kekuatan tanah sangat tergantung pada kuat gesernya. Kekuatan geser tanah adalah kemampuan tanah dalam mempertahankan struktur butirnya dari keruntuhan yang disebabkan oleh gaya luar berupa tekanan atau tarikan. Kekuatan geser tanah dipengaruhi oleh sudut geser dalam (ф) dan koefisien kohesi (c). Tanah yang diteliti adalah tanah kohesif atau tanah lempung (clay). Sifat-sifat dasar dari tanah lempung ini adalah sangat mudah dipengaruhi oleh air. Tanah lempung ini juga akan mempunyai kekuatan yang sangat besar dalam keadaan kering, namun kekuatan itu sendiri akan dengan mudah berkurang apabila lempung tersebut bercampur dengan air yang cukup banyak. Salah satu sifat khas dari tanah lempung adalah sifat indeks cairnya, dimana indeks cair ini menunjukkan tanah lempung dalam keadaan cair atau dalam keadaan plastis. Dalam keadaan cukup stabilpun, suatu getaran yang tiba-tiba akan mengubah massanya menjadi cairan atau kental yang biasanya disebut tanah lempung sensitif. Dengan kondisi yang demikian ini maka kompleksifitas dari tanah lempung tidak hanya berkaitan dengan kekuatannya saja, tetapi dapat juga berasal dari sensitifitasnya. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara sensitifitas dengan parameter kuat geser tanah (ф dan c) yang dihasilkan. Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah lempung yang berasal dari lima lokasi tanah lempung yang ada di sekitar kota Banda Aceh dan Aceh Besar, di mana lima lokasi tanah lempung tersebut didapat secara random dari 20 lokasi tanah lempung yang direncanakan semula. Kelima lokasi tanah lempung yang dimaksud adalah tanah Ulee Kareng, tanah Prada, tanah Surine, tanah Gue Gajah dan tanah Lueng Bata. Jika segumpal tanah lempung dibentuk kembali (remolded) dengan cermat, maka tanah lempung akan sangat terganggu dan menyebabkan banyak partikel terorientasi dengan susunan partikel yang relatif sejajar sehingga kuat geser tanah lempung tersebut akan berkurang banyak. Dalam keadaan inilah dikatakan tanah lempung tersebut bersifat sensitifitas (peka terhadap gangguan). Kekuatan geser suatu massa tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah yang dimaksud. Untuk menganalisis masalah stabilitas tanah seperti daya dukung, sensitifitas dan tekanan tanah ke samping pada turap maupun tembok penahan tanah, mula-mula harus diteliti terlebih dahulu sifat-sifat ketahanan pergeseran tanah. Kuat geser yang dimiliki tanah adalah sifat yang dimiliki tanah seandainya didalamnya terdapat perbedaan tegangan. Oleh karena itu, permukaan tanah yang ditinggikan atau tanggul dapat tetap kuat berdiri karena kuat geser dari material penyusunnya. Pada material yang memiliki perbedaan tegangan selalu terdapat sebuah arah di mana tegangan gesernya paling tinggi. Apabila tegangan geser ini melampaui kuat gesernya, maka material tersebut akan kehilangan ketahanannya. Menurut Perloff dan Baron (1976), sifat sensitifitas tersebut didefinisikan sebagai kehilangan kuat geser tanah lempung ketika pada kadar air yang tetap, struktur tanahnya terganggu, sehingga secara kuantitatif sifat sensitif tanah lempung adalah perbandingan antara kuat geser tanah tidak terganggu (undisturbed) dengan kuat geser tanah yang sudah berubah bentuk dari bentuk aslinya (remolded). St Kuat Geser Tanah Undisturbed Kuat Geser Tanah Re molded di mana: St = sensitifitas Tingkat sensitifitas tanah lempung berbeda untuk tiap jenis tanah lempung. Untuk jenis tanah lempung yang sama, sifat sensitifitasnya akan berbeda pada kadar air berbeda, karena itu beberapa ahli geoteknik mengelompokkan tanah lempung berdasarkan derajat sensitifitasnya. Pada Tabel 1 diperlihatkan pengelompokkan tanah lempung berdasarkan derajat sensitifitasnya. Tabel 1 Derajat Sensitifitas Tanah Lempung Sensitivity Insensitive Slightly sensitive clay Medium Sensitive clay Very sensitive clay Slightly quick clay Medium quick clay Very quick clay Extra quick clay Nilai 1,0 1-2 2-4 4-8 8-16 16-32 32-64 >64 Sumber : Hardiyatmo (1992) Tanah lempung dengan derajat very sensitive mampu menyebabkan terjadinya longsoran pada sebuah kemiringan yang landai akibat berubahnya massa tanah lempung menjadi pelumas, sedangkan untuk tanah lempung yang memiliki derajat sensitifitas rendah hanya mengakibatkan deformasi local. 2. Metode Penelitian 2.1 Pembuatan benda uji Tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari lima lokasi tanah lempung yang ada di sekitar kota Banda Aceh dan Aceh Besar, di mana lima lokasi tanah lempung tersebut didapat secara random dari 20 lokasi tanah lempung yang direncanakan semula.Kelima lokasi tanah tersebut adalah tanah Ulee Kareng, tanah Prada, tanah Surine, tanah Gue Gajah dan tanah Lueng Bata. Sampel benda uji diambil dalam dua tahap, yaitu : a. Sampel tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Untuk pengujian kuat geser dengan kadar air lapangan b. Sampel terganggu (disturbed sample); Untuk pengukuran sifat-sifat fisis dan kuat geser tanah pada kadar air optimum dan +3% dari kadar air optimum. Kekuatan tanah remolded didapat dengan membentuk kembali sampel yang telah dipakai untuk pengujian kekuatan tanah tidak terganggu sehingga kadar airnya hampir sama. Pengujian tanah undisturbed dan tanah remolded terdiri dari 5 lokasi sampel tanah, setiap sampel tanah terdiri dari 2 sub sampel. Pembuatan benda uji untuk pengujian pemadatan dilakukan dengan memberi air sesuai dengan kadar air rencana. Tabel 2 Rancangan Benda Uji Benda Uji Pengujian geser kadar air optimum Tanah Ulee Kareng 2 Pengujian geser +3% dari optimum 2 2 2 2 2 Pengujian geser tanah undisturbed 2 2 2 2 2 Pengujian geser tanah remolded 2 2 2 2 2 Jumlah 8 8 8 8 8 Jenis Pengujian Rancangan benda uji pada Tabel 2. di atas. Berat volume kering maksimum dan kadar air optimum menjadi dasar pemadatan untuk pengujian kuat geser, dari nilai kadar air optimum dibuat benda uji dengan kadar air optimum dan +3% optimum. Nilai berat volume kering maksimum (gr/cm3) dan kadar air optimum dapat dilihat pada Tabel 3. 2.3 Pengujian Kuat Geser Pengujian kuat geser menggunakan alat geser langsung (direct shear) dengan metode UU (Unconsolidation Undrained) yang dilakukan menurut standar ASTM D3080-72, di mana air tidak diperbolehkan keluar masuk sampel selama pengujian geser berlangsung dan sebelumnya tidak dilakukan proses konsolidasi. Kecepatan geser diatur secara tetap yaitu sebesar 1% dari diameter benda uji permenit (0,60 mm/menit). Tanah disturbed digunakan untuk mendapatkan nilai parameter kuat geser (ф dan c) kadar air optimum dan kadar air +3% dari optimum. Setelah sampel dibentuk dengan kadar air tersebut maka diuji kuat gesernya. 3. Hasil dan Pembahasan 3.1 Hasil Hasil pengujian sifat-sifat fisis digunakan untuk klasifikasi tanah yang diperlihatkan pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Klasifikasi Tanah No Sistem Klasifikasi Lokasi Tanah AASHTO USCS 1 Ulee Kareng A-6 (16) CL 2 Prada A-6 (13) CL 3 Surine A-6 (15) CL 4 Gue Gajah A-6 (12) CL 5 Lueng Bata A-6 (17) CL 2 Tanah Gue Gajah 2 Tanah Lueng Bata 2 Tanah Prada Tanah Surine 2 Tabel 3 Hasil Pengujian Pemadatan No Parameter Lokasi Tanah 1 2 3 4 5 Ulee Kareng Prada Surine Gue Gajah Lueng Bata γkmaks (gr/cm3) 1.562 1.544 1.508 1.531 1.519 W opt (%) 21.03 20.50 21.60 21.10 21.70 Hasil pengujian kuat geser dengan kadar air optimum dan +3% dari optimum diperlihatkan lihat pada tabel 4. Nilai sensitifitas setiap lokasi sampel dihubungkan dengan nilai parameter kuat geser (ф dan c) pada kondisi tanah undisturbed dan tanah disturbed dengan kadar air optimum dan +3% optimum. Pada Gambar 1 diperlihatkan hubungan yang terjadi antara nilai sensitifitas (St) dengan sudut geser tanah (ф ) kadar air alami, kadar air optimum dan +3% dari optimum. Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa nilai sudut geser (ф) bertambah besar pada tanah yang nilai sensitifitasnya kecil. Grafik hubungan nilai sensitifitas dengan koefisien kohesi (c) kadar air lapangan, kadar air optimum dan +3% dari optimum dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai sensitifitas maka nilai koefisien kohesi c semakin rendah. 3.2 Pembahasan Pengujian kuat geser tanah pada kadar air lapangan menunjukkan bahwa nilai kuat geser tanah undisturbed lebih besar dari pada nilai kuat geser tanah remolded, karena partikel tanah remolded telah mengalami gangguan, Tabel 4 Hasil Pengujian Kuat Geser Tanah Undisturbed dan Tanah Remolded Hasil Pengujian Lokasi Tanah No 1 2 3 4 5 Ulee Kareng Prada Surine Gue Gajah Lueng Bata Kuat geser (τ) tanah Undisturbed (kg/cm2) 1.920 1.679 1.344 1.793 1.860 Kuat geser (τ) tanah Remolded (kg/cm2) 0.932 0.712 0.525 0.792 0.869 Tabel 5 Nilai Sensitifitas dan Parameter Kuat Geser Tanah Undisturbed Koef. Nilai Sudut Kuat Geser Lokasi Tanah Kohesi Sensitifitas Geser (º) (kg/cm²) (kg/cm²) Ulee Kareng 2.060 38.344 0.370 1.920 Prada 2.358 35.146 0.299 1.679 Surine 2.56 31.048 0.165 1.344 Gue Gajah 2.264 36.464 0.344 1.793 Lueng Bata 2.140 37.344 0.366 1.860 Nilai Sensitifitas 0.932 0.712 0.525 0.792 0.869 Kadar Air (%) 25.13 29.08 30.33 27.99 26.46 Tabel 6 Nilai Sensitifitas dan Parameter Kuat Geser Tanah Disturbed Kadar Air Optimum Koef. Nilai Sudut Geser Kuat Geser Lokasi Tanah Kohesi Kadar air (%) sensitifitas (º) (kg/cm²) (kg/cm²) Ulee Kareng 2.060 42.707 0.391 2.199 21.03 Prada 2.358 39.042 0.321 1.910 21.7 Surine 2.56 36.204 0.311 1.746 21.6 Gue Gajah 2.264 41.605 0.360 2.100 21.1 Lueng Bata 2.140 42.365 0.371 2.158 20.5 Tabel 7 Nilai Sensitifitas dan Parameter Kuat Geser Tanah Disturbed Kadar Air +3% Optimum Koef. Nilai Sudut Geser Kuat Geser Lokasi Tanah Kohesi Kadar air (%) Sensitifitas (º) (kg/cm²) (kg/cm²) Ulee Kareng 2.060 40.431 0.277 1.947 24.03 Prada 2.358 36.723 0.246 1.708 24.7 Surine 2.56 34.177 0.242 1.573 24.6 Gue Gajah 2.264 39.591 0.265 1.885 24.1 Lueng Bata 2.140 40.198 0.269 1.925 23.5 di mana partikelnya berubah menjadi kurang padat sehingga kuat gesernya akan berkurang banyak. Nilai sensitifitas didapat dari perbandingan antara nilai kuat geser tanah yang tidak terganggu (undisturbed) dengan nilai kuat geser tanah yang partikelnya sudah berubah dari bentuk aslinya (remolded). Hal ini sesuai dengan pernyataan Perloff dan Baron (1976) bahwa sifat sensitifitas didefinisikan sebagai kehilangan kuat geser tanah lempung ketika pada kadar air yang tetap, struktur tanahnya terganggu, sehingga secara kuantitatif tingkat kesensitifan dapat ditentukan dengan membuat perbandingan kekuatan antara keduanya. Tanah lempung pada lokasi tanah Ulee Kareng, Prada, Surine, Gue Gajah, dan Lueng Bata, mempunyai nilai sensitifitas berkisar 2-4. Rosenqvist (1993) mengelompokkan tanah dengan nilai sensitifitas 2-4 ke dalam kelompok medium sensitive clay. Tanah lempung pada kelima lokasi tanah di atas adalah tergolong tanah lempung dengan Grafik Hubungan Nilai Sensitifitas (St) dengan Sudut Geser (ф) Nilai Sensitifitas 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 31 33 35 37 39 41 43 Sudut Geser (kg/cm²) OMC Poly. ( OMC +3%) OMC +3% Poly. (Undisturb) Undisturb Poly. (OMC) Gambar 1: Grafik Hubungan Nilai Sensitifitas dengan Sudut Geser (ф) Tanah Undisturb Grafik Hubungan Nilai Sensitifitas (St) dengan Koefisien Kohesi (c) Nilai Sensitifitas 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 Koefisien Kohesi (kg/cm²) OMC OMC +3% Undisturb Poly. (OMC +3%) Poly. (OMC) Poly. (Undisturb) Gambar 2 : Hubungan Nilai Sensitifitas dengan Koefisien Kohesi (c) sensitifitas sedang, karena memiliki nilai ф menurun, maka nilai kuat geser tanah juga sensitifitas lebih besar dari dua dan lebih kecil akan turun. Walaupun nilai c juga merupakan dari empat. parameter kuat geser tanah, tetapi pengaruhnya Nilai kuat geser yang diperoleh dari sangat kecil sekali untuk dapat meningkatkan hasil pengujian kuat geser tanah disturbed kuat geser tanah. Hal ini sesuai dengan yang pada kadar air optimum dan +3% dari kadar dijelaskan oleh Bowles (1991) dan Das (1995) air optimum digambarkan dalam sebuah bahwa nilai ф sangat berperan dalam grafik. Nilai kuat geser terbesar diperoleh meningkatkan kekuatan geser tanah. pada kadar air optimum. Secara umum dapat Dari Gambar 1 terlihat bahwa semakin dikatakan bahwa nilai parameter kuat geser (ф tinggi nilai sensitifitas suatu jenis tanah maka dan c) tanah disturbed akan besar apabila nilai sudut geser tanah (ф) akan semakin turun. tanah tersebut memiliki kadar air optimum dan Sudut geser ф dipengaruhi oleh keadaan tanah, berat kering maksimum, karena pada kondisi apabila tanah dalam keadaan padat maka bidang ini tanah sudah mencapai kepadatan geser antara butir tanah semakin besar sehingga maksimum. Secara umum penurunan kuat sudut geser juga akan naik. Partikel tanah bila geser tanah diiringi dengan menurunnya sudut menderita kerusakan maka partikel tanah geser tanah. Hal ini terjadi karena adanya tersebut berbentuk menyebar sehingga membuat hubungan yang berbanding lurus antara sudut tanah tidak padat dan akan sangat peka terhadap geser tanah dengan kuat geser tanah. Jika nilai gangguan sehingga akan mudah runtuh apabila diberi gaya geser. Kehilangan kuat geser tanah disebabkan oleh perubahan susunan partikelpartikel menjadi berstruktur menyebar, semakin besar kekuatan yang hilang berarti makin tinggi sensitifitas tanah tersebut. Dari Gambar 2 terlihat bahwa semakin tinggi nilai sensitifits maka nilai koefisien kohesi c akan turun. Apabila suatu jenis tanah mengalami kerusakan maka partikel tanah tersebut akan berbentuk menyebar sehingga daya tarik partikel atau kohesi menjadi berkurang. 4 5 Daftar Pustaka 1. Bowles, J.E., Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis Tanah, Terjemahan Hainim, J. K., Erlangga, Jakarta. Dunn, I. S., dkk, 1980, Dasar-Dasar Analisis Geoteknis, terjemahan Toekirman, A., dan Daruslan, IKIP Semarang Press, Semarang. Hardiyatmo, H.C., 1992, Mekanika Tanah I, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Perloff, W.H. dan Baron, W., 1976, Soil Mechanics, The Ronald Press Publishsing Inc, New York, USA. Wesley, L.D., 1977, Mekanika Tanah, Cetakan Keenam, Badan Penerbit Pekerjaan Umum. 2. 3. 4. Kesimpulan 5.