BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Kerangka Teori dan Literatur
2.1.1
Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah salah satu media yang paling penting
untuk pengambilan keputusan baik bagi pihak manajemen perusahaan,
investor dan pihak –pihak lain yang memiliki kepentingan atas
laporan keuangan tersebut. Namun para pihak – pihak tersebut harus
mempunyai pengetahuan tentang laporan keuangan tersebut. Berikut
ini terdapat pengertian laporan keuangan dari pendapat para ahli dan
pakar akuntansi :
1. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7
(Revisi 2009), “Laporan Keuangan adalah suatu
penyajian
terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”.
2. Menurut Mamduh dan Abdul dalam (2002:63), “Laporan
Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi
mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang
lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran
yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan”.
3. Menurut
Sofyan
menggambarkan
(2007:105),
posisi
“Laporan
keuangan
keuangan
perusahaan,
hasil
dapat
usaha
perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan
dalam periode tertentu”.
8
4. Menurut
Tunggal
(2000:79),
“Laporan
keuangan
adalah
pertanggungjawaban pimpinan suatu perusahaan kepada pemegang
saham atau kepada masyarakat umum tentang pengelolaan yang
dilaksanakan olehnya dalam suatu masa tertentu, biasanya satu
tahun.”
5. Menurut Sundjaja (2002:68), “Laporan keuangan adalah suatu
laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang
digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau
aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan
data atau aktivitas tersebut”.
6. Menurut Munawir (2002:2), “Laporan keuangan merupakan hasil
dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang
suatu keadaan perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi
antara data keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan
data perusahaan tersebut”
7. Menurut Djarwanto (2001:5), “Laporan keuangan merupakan hasil
tindakan perbuatan ringkasan data keuangan perusahaan yang
disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak yang
terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan modal sendiri dan
laporan sumber penggunaan dana”.
8. Menurut Michell Suherli, (2006:10), “Tujuan Laporan Keuangan
adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan
keputusan ekonomi.”
9
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa Laporan Keuangan adalah :
1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan
untuk membuat keputusan – keputusan ekonomi bagi pihak internal
maupun pihak eksternal perusahaan.
2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja
keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam
kondisi yang baik atau tidak.
3. Merupakan
rangkaian
aktivitas
ekonomi
perusahaan
yang
diklasifikasikan, pada periode tertentu.
4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi - transaksi
keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen perusahaan
memiliki tujuan – tujuan seperti berikut :
1. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia.
Tujuan akuntansi dan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi
Indonesia adalah sebagai berikut :
a.
Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya
mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b.
Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai
perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul
dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.
10
c.
Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para
pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
d.
Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai
perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan,
seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi.
e.
Untuk mengungkpakan sejauh mungkin informasi lain yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk
kebutuhan pemakai laporan.
2. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan
keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan,
kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf
ke 7 (Revisi 2009),
“dalam rangka mencapai tujuan laporan
keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas yang meliputi : aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan
beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan
arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang
terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna
laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya,
dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
11
3. Menurut ASOBAT (A Statement of Basic Accounting Theory)
merumuskan empat tujuan akuntansi sebagai berikut :
a. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan
yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan.
b. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya
manusia dan faktor produksi lainnya.
c. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan.
d. Membantu fungsi dan pengawasan sosial.
4. Menurut buku Intermediate Accounting (Kieso, Weygandt,
Warfield,
2008:5)
tujuan laporan keuangan adalah untuk
menyediakan :
a. Informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit.
b. Informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan
c. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap
sumber daya tersebut dan perubahannya.
5. Menurut Laporan Trueblood Committee. Komite Trueblood
merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut :
1.
Pemakai Laporan Keuangan
2.
Pemakai Umum
3.
Pemakai Lain
2.1.1.3 Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraf ke 9
(Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi
12
investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi
pinjaman, pemasok dan
kreditor usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah serta lembaga – lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
1. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka
berkepentingan
dengan
risiko
yang
melekat
serta
hasil
pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka
membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah
harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar
deviden.
2. Karyawan. Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili
mereka
tertarik
pada
informasi
mengenai
stabilitas
dan
profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi
yang
memungkinkan
mereka
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha
lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
13
untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada
saat jatuh tempo.
5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada
perusahaan
6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada
dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya
dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.
Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7. Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat
dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan
perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
2.1.1.4 Kompenen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf 11 (Revisi 2009), laporan
keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut
ini :
a. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keungan perusahaan disajikan sedemikian rupa
yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada
saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan
14
pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca
minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 52,
Revisi 2009) :
(a) Aset tetap,
(b) Property investasi,
(c) Aset tidak berwujud,
(d) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada
(e), (h), dan (i)),
(e) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas,
(f) Aset biolojik,
(g) Persediaan,
(h) Piutang dagang dan piutang lainnya,
(i) Kas dan setara kas,
(j) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki
untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan
yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual,
(k) Utang dagang dan terutang lainnya,
(l) Kewajiban diestimasi,
(m) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan
dalam (k) dan (l)),
(n) Liabilitas dan aset untuk pajak kini,
(o) Liabilitas dan aset pajak tangguhan,
(p) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan
yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual,
15
(q) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari
ekuitas, dan
(r) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk.
b. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis
mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu
perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan
pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi
perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai
unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara
wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut
(PSAK No.1 Paragraf 80, Revisi 2009) :
(a) Pendapatan,
(b) Biaya keuangan,
(c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas,
(d) Beban pajak,
(e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari :
(i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan
(ii) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui
dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk
16
menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan
(f)
Laba rugi,
(g)
Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain
yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah
dalam huruf (h)),
(h)
Bagian pendapatan
komprehensif
lain dari entitas
asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas, dan
(i)
Total laba rugi komprehensif.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan
atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang
bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan
ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang
menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 104, Revisi 2009) :
(a) Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang
menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat
diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada
kepentingan non-pengendali
(b) Untuk
tiap
komponen
ekuitas,
pengaruh
penerapan
retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang
diakui.
17
(c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah
tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah
mengungkapkan masing – masing perubahan yang timbul
dari :
(i)
Laba rugi
(ii) Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain, dan
(iii) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi
dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan
perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak
menyebabkan hilang pengendalian.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang
berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran
modal
dan
pembayaran
dividen,
menggambarkan
jumlah
keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan
selama periode yang bersangkutan.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan
dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi
jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan
perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi
arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
18
menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pemakai
mengembangkan
model
untuk
menilai
dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future
cash flow) dari berbagai perusahaan.
e. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan
atas
laporan
keuangan.
Catatan
atas
laporan
keuangan
mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) :
(a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan
keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan,
(b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak
disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan dan,
(c) Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun
dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan
untuk memahami laporan keuangan.
2.1.2
Laporan Keuangan Konsolidasian
2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Keuangan Konsolidasian adalah Laporan yang
menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan
(entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang
19
dikendalikan) seakan-akan entitas – entitas individual tersebut
merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
Dari pengertian umum diatas, dapat kita tarik suatu
pemahaman bahwa Laporan Keuangan Konsolidasian diperlukan
apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol
terhadap
perusahaan
lain,
dan
sebaliknya
laporan
keuangan
konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki
kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak
kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity)
mandiri, artinya mereka masing – masing akan membuat laporan
keuangan yang sendiri – sendiri dan tidak mungkin untuk
digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada
maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasian. Ciri
– ciri perusahaan yang memiliki lebih dari satu entitas bisnis :
- Entitas induk yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan
sedangkan Entitas anak yang dikendalikan oleh entitas induk.
- Kelompok usaha merupakan entitas induk dan seluruh entitas
anaknya.
- Kepentingan non-pengendali merupakan ekuitas anak perusahaan
yang tidak dapat diatribusikan langsung pada entitas induk.
- Pengendalian untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
untuk memperoleh manfaat. Memiliki secara langsung atau tidak
langsung melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%)
kekuasaan suara suatu entitas kecuali dapat ditunjukkan secara
20
jelas
bahwa
kepemilikan
tersebut
tidak
diikuti
dengan
pengendalian.
2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasian
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasian
disusun, yaitu : agar dapat memberikan gambaran yang objektif dan
sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan
(economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang
berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasian keuangan
diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak – pihak
yang
berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa
ekonomi juga.
Dalam PSAK 4, Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan
Konsolidasian oleh induk Perusahaan bertujuan untuk memberikan
informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data
keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut
merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain.
2.1.2.3 Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian dapat memberikan manfaat
kepada penggunanya sebagai berikut :
1. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya
perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan,
kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana lainnya.
21
2. Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk
perusahaan, baik mengenai operasi gabungan dari entitas
konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang
membentuk entitas konsolidasi.
Perlu disadari, disamping memberi manfaat, laporan keuangan
konsolidasian juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain :
1.
Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak
bagus dengan kinerja perusahaan lain yang bagus.
2.
Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk
dividen induk perusahaan, begitu pula dengan aktiva.
3.
Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang
terbentuk tidak mencerminkan kondisi entitas yang membentuk
konsolidasi maupun induk perusahaan.
4.
Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya
akun piutang
5.
Banyaknya
informasi
tambahan
yang
dibutuhkan
untuk
memberikan penyajian yang wajar.
2.1.2.4 Kriteria Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan
keuangan
konsolidasi
menggabungkan
seluruh
perusahaan yang dikendalikan oleh induk perusahaan. Pengendalian
dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung
maupun tidak langsung (melalui anak perusahaan), lebih dari 50% hak
suara pada suatu perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki
hak suara 50% atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila
22
dapat dibuktikan adanya salah satu kondisi berikut:
1) Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu
perjanjian dengan investor lainnya
2) Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan
finansial dan operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar
atau perjanjian
3) Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus
perusahaan
4) Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus.
Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila :
1. Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena
anak perusahaan khusus diakuisisi dengan tujuan untuk dijual
kembali atau dialihkan dalam jangka pendek.
2. Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang
sehingga tidak mampu mengalihkan dananya kepada induk
perusahaan.
3. Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan tersebut harus
dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas.
4. Anak perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha yang berbeda
dengan kegiatan perusahaan lainnya dalam kelompok perusahaan
tersebut, harus tetap dikonsolidasikan.
2.1.2.5 Sifat-Sifat Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasikan
1. Laporan keuangan konsolidasian adalah model laporan akuntansi
untuk menunjukkan pengaruh ekonomi dari penggabungan dua
23
atau lebih perusahaan yang tersendiri, yang didasarkan atas
pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara
hukum tidak dilakukan.
2. Dalam menyusun neraca konsolidasian untuk perusahaan induk dan
anak, perusahaan anak ini dipandang seakan-akan sebagai cabang;
aktiva
dan
kewajiban
masing-masing
perusahaan
anak
digabungkan dengan aktiva dan kewajiban perusahaan induk; pospos silang yang tidak mempunyai arti penting apabila kesatuan
usaha bersangkutan dipandang sebagai kesatuan usaha tunggal
harus dihapuskan.
3. Neraca perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak
sebagai investasi, dan neraca perusahaan anak yang melaporkan
kepentingan yang dipegang oleh perusahaan induk sebagai modal
saham
2.1.2.6 Masalah-masalah Umum yang Dihadapi dalam Penyusunan
Laporan Keuangan Konsolidasian
Ada beberapa masalah umum yang senantiasa timbul di dalam
rangka penyusunan neraca konsolidasian. Masalah – masalah
tersebut antara lain timbul dan dipengaruhi oleh :
1.
Periode di mana laporan/neraca konsolidasian tersebut disusun.
Misalnya : penyusunan neraca konsolidasian sesaat setelah
terjadi pemilikan saham –saham, berbeda dengan neraca
konsolidasian yang disusun satu tahun (periode) kemudian
berhubung telah terjadinya perubahan di dalam pos–pos neraca.
24
2.
Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga
perolehan (pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk
memperoleh saham tersebut. Misalnya : penyusunan neraca
knsolidasi di mana saham – saham dibeli dengan harga di atas
nilai
bukunya
berbeda
dengan
penyusunan
neraca
konsolidasian apabila saham – saham diperoleh dengan harga
yang sama dan kurang dari nilai bukunya.
2.1.2.7 Teknik dan Prosedur Konsolidasi
Prosedur konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 &
23) antara lain dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan
Konsolidasi Laporan Keuangan Induk Perusahaan (Parent Company)
dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu persatu
dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva,
Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban.
Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Dijelaskan lebih terperinci lagi, yaitu :
1. Mengeliminasi semua rekening timbal balik (Recipocal Account)
Eliminasi
dilakukan
melalui
jurnal
eliminasi
dengan
mengeliminasi rekening-rekening yang bersifat rekening timbal
balik, yaitu suatu rekening yang dicatat oleh kedua belah pihak
(induk dan anak) untuk suatu transaksi yang sama.
2. Menyusun Kertas Kerja (Worksheet)
Worksheet digunakan untuk memepermudah penyusunan laporan
keuangan Prosedur penyusunan worksheet tergantung pada dasar
25
yang dipakai, yaitu Laporan Keuangan Individual atau Neraca
Saldo Individual.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk
Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode
yaitu:
1. Metode Ekuitas (Eqity Method)
- Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang
investasi Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai
suatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih anak
perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara
otomatis akan menyebabkan perubahan pada nilai investasi
induk perusahaan
- Pencatatan investasi saham pada anak perusahaan dengan
metode ekuitas, didasarkan pada suatu anggapan investasi pada
anak perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada
perusahaan – perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya
metode ekuitas juga didasarkan atas suatu fakta bahwa induk
perusahaan da anak perusahaan merupakan bagian – bagian dari
satu kesatuan usaha, seperti halnya hubungan anata kantor pusat
dan cabang – cabangnya. Oleh sebab itu perubahan – perubahan
yang terjadi di dalam hak – hak pemegang saham pada anak
perusahaan harus dakui dan dicatat oleh induk perusahaan,
untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan
perkembangan usahanya secara lengkap.
26
- Nilai investasi induk perusahaan terhadap anak perusahaan akan
meningkat jika anak perusahaan memperoleh laba bersih dan
akan menurun atau berkurangnya nilai, jika anak perusahaan
menderita kerugian.
- Meskipun laporan keuangan konsolidasian hasil penerapan
metode ekuitas ini natinya akan sama dengan penerapan metode
cost, namun lembar kerja konsolidasian beserta jurnal untuk
penyesuaian dan eliminasi akan berbeda.
- Harus
memperhatikan
pengaruh
perubahan
modal
anak
perusahaan terhadap hak pemilikan induk perusahaan.
- Beberapa perkiraan (account) yang perlu diperhatikan anatara
lain :
1. Perkiraan “Investasi Saham dalam Anak Perusahaam“.
Akan
berubah
jumlahnya
apabila
anak
perusahaan
melaporkan adanya laba, rugi atau pembagian deviden.
2. Perkiraan “Kas”. Akan berubah jumlahnya apabila induk
perusahaan menerima pembagian deviden anak perusahaan
atau pembelian saham milik anak perusahaan.
3. Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan“. Timbul
karena perusahaan mengumumkan dividen namun belum
dibayar. Perkiraan ini harus di hapuskan apabila telah
dibayar tunai (kas).
4. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Induk
Perusahaan”. Akan berubah jumlahnya apabila Anak
Perusahaan melaporkan adanya laba atau rugi itu akan
27
berubah juga karena adanya laba atau rugi milik induk
perusahaan sendiri.
5. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Anak
Perusahaan“. Akan berubah jumlahnya apabila ada Laba,
Rugi atau pembagian deviden pada anak perusahaan sendiri.
Perkiraan – perkiraan diatas, dalam Kerta Kerja (Work
Sheet) penyusunan laporan keuangan konsolidasian harus sudah
menunjukkan saldo akhir pada laporan keuangan konsolidasian,
artinya sudah diperhitungkan perubahan jumlahnya.
2. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap
Jika metode ekuitas diterapkan secara benar, laba bersih
perusahan induk adalah sama dengan laba bersih konsolidasi, dan
saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo laba
konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan
induk dan konsolidasi ini tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak
ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara benar, atau jika
akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan
anak.
Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi
metode ekuias mungkin mengamortisasikan perbedaan antara
investasi dan nilai buku yang diperoleh pada buku terpisah
perusahaan induk, atau mungkin tidak mengeliminasi laba atau rugi
antar-perusahaan. Kelalaian – kelalaian seperti itu menyebabkan
tidak lengkapnya penerapan akuntansi metode ekuitas. Kesalahan -
28
kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas menyebabkan salah
saji yang seruppa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk.
Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas
atau menggunakan metode biaya untuk investasi perusahaan anak
mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini dikarenakan akuntan
harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar
dengan
mengabaikan
bagaimana
perusahaan
induk
mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahan anak.
Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku
umum sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan
bagi pemegang saham benar dan perusahaan induk/investor tidak
menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain. Tetap
digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh
beberapa perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan
laporan keuangan konsolidasi hanya sebagai laporan keuangan
yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entitas utama.
3. Metode Harga Perolehan (Cost Method)
 Apabila cost method yang dipakai untuk mencatat investasi
saham – saham anak perusahaan, maka hanya dividen atas
saham – saham tersebut (yang telah dibagikan oleh anak
perusahaan) yang diakui sebagai pendapatan (revenue) oleh
induk perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan
modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh
29
jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual.
 Beberapa hal yang harus diperhatikan pada cost method :
1.
Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak
mengalami perubahan jumlahnya. Perubahan modal anak
perusahaan akibat adanya laba, rugi atau pembagian dividen
tidak mempengaruhi perkiraan “Investasi Saham pada Anak
Perusahaan”, atau induk perusahaan tidak menyesuaikan
perkiraan investasinya.
2.
Laba atau rugi dari anak perusahaan baru diakui oleh induk
perusahaan sebesar persentase kepemilikannya pada saat
akan disusun neraca konsolidasi melaui perkiraan “Laba
yang ditahan (retained earning) untuk Induk perusahaan”.
Perkiraan ini hanya tampak pada worksheet penyusunan
neraca konsolidasian.
3.
Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan – perkiraan
modal saham, agio saham, dan retained earning perusahaan
hanya didasarkan pada jumlah awal/saldo awal tahun atau
saldo awal pada saat kepemilikan.
4.
Metode cost berdasarkan pada asumsi bahwa investasi
induk terhadap anak perusahaan merupakan bagian dari
aktiva.
5.
Nilai investasi harus selalu tetap, karena akan ditampakkan
dalam neraca sebesar harga perolehannya saja (at cost).
6.
Perubahan nilai aktiva bersih anak perusahaan sebagai
30
konsekuensi
darikegiatan
operasionalnya,
tidak
akan
mempengaruhi besarnya nilai investasi tersebut.
2.1.3 Pengertian PSAK
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan
standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI). PSAK mengatur standar serta unsur – unsur yang ada
di pelaporan akuntansi pada setiap perusahaan, karena laporan
keuangan disusun untuk memberikan informasi menyangkut posisi
keuangan dan kinerja suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna
laporan keuangan didalam pengambilan keputusan.
2.1.3.1 Perbedaan PSAK 4 Dengan IFRS
PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 27
Consolidated and Separate Financial Statements per 1 Januari 2009,
kecuali :
1.
IAS 27 paragraf 3 yang menjadi PSAK 4 paragraf 03 tentang
ruang lingkup untuk entitas yang menyajikan laporan keuangan
tersendiri. IAS 27 mengizinkan investor dalam entitas asosiasi,
venturer dalam ventura bersama, dan entitas induk untuk
menyajikan laporan keuangan tersendiri. PSAK 4 hanya
mengizinkan entitas induk yang dapat menyajikan laporan
keuangan tersendiri dan laporan keuangan tersendiri tersebut
harus sebagai lampiran dalamlaporan keuangan konsolidasian.
31
Hal ini disesuaikan dengan konteks di Indonesia karena :
- Penyajian laporan keuangan tersendiri merupakan suatu
pilihan, bukan suatu keharusan bagi entitas pelapor.
- Suatu entitas sebagai investor dalam entitas asosiasi dan
venturer dalam ventura bersama dianggap tidak relevan untuk
menyajikan laporan keuangan tersendiri.
- Regulasi yang berlaku hanya mensyaratkan entitas induk untuk
menyajikan laporan keuangan tersendiri untuk pelaporan
keuangan
bertujuan
umum
(general
purpose
financial
reporting).
2. IAS 27 paragraf 4 yang menjadi PSAK 4 paragraf 04 tentang
definisi laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengatur laporan
keuangan tersendiri dapat disajikan oleh investor dalam entitas
asosiasi, venturer dalam ventura bersama, dan entitas induk. PSAK
4 mengatur laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan oleh
entitas induk. Lihat penjelasan di angka 1 untuk pertimbangan yang
digunakan.
3. IAS 27 paragraf 6 yang menjadi PSAK 4 paragraf 06 tentang
penyajian laporan keuangan tersendiri sebagai tambahan atau
bukan tambahan dari laporan keuangan konsolidasian. IAS 27
mengatur laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai tambahan
dari laporan keuangan konsolidasian atau disajikan tersendiri.
PSAK 4 mengatur laporan keuangan tersendiri harus disajikan
sebagai tambahan (lampiran) dari laporan keuangan konsolidasian.
Lihat penjelasan di angka 1 untuk pertimbangan yang digunakan.
32
Selain itu, PSAK 4 menambahkan penjelasan mengenai komponen
minimal laporan keuangan tersendiri untuk memberikan panduan
yang lebih jelas.
4. IAS 27 paragraf 7 mengenai penjelasan laporan keuangan
tersendiri, tidak diadopsi. Hal ini karena pengertian tentang laporan
keuangan tersediri dan perbedaannya dengan laporan keuangan
individual dan laporan keuangan konsolidasian sudah jelas.
Penjelasan
dalam
IAS
27
paragraf
7
dianggap
akan
membingungkan pengguna.
5. IAS 27 paragraf 8 tentang pengecualin bagi entitas induk untuk
tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi,
karena :
- Pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan
keuangan konsolidasian merupakan suatu pilihan, bukan
keharusan.
- Pengecualian tersebut tidak relevan dengan konteks di Indonesia
karena manfaatnya lebih sedikitdibandingkan biayanya (cost
and benefit consideration).
Selain itu, penjelasan dalam angka 1 dapat digunakan untuk
memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai
tidak adanya pengecualian bagi entitas induk untuk tidak
menyajikan laporan konsolidasian.
6.
IAS 27 paragraf 9 yang menjadi PSAK 4 paragraf 07 tentang
entitas induk yang menyajikan laporan keuangan konsolidasian.
IAS 27 mengatur entitas induk, selain entitas yang memilih untuk
33
tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian. PSAK 4
mengatur semua entitas induk harus menyajikan laporan
keuangan konsolidasian. Lihat penjelasan dalam angka 5 dan hal
ini merupakan dampak dari pengaturan PSAK 4 yang berbeda
dengan IAS 27.
7.
IAS 27 paragraf 10 tentang pengecualian bagi entitas induk untuk
tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi.
Lihat penjelasan dalam angka 5.
8.
IAS 27 paragraf 11 yang menjadi PSAK 4 paragraf 08 tentang
entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri. IAS
27 mengatur entitas induk, yang memilih untuk tidak menyajikan
laporan keuangan tersendiri sebagai laporan keuangan bertujuan
umum. PSAK 4 mengatur entitas induk yang menyajikan laporan
keuangan tersendiri harus sebagai lampiran dari laporan keuangan
konsolidasian. Lihar penjelasan dalam angka 5 dan hal ini
dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS
27.
9.
IAS 27 paragraf 13 (c)-(d) yang menjadi PSAK 4 paragraf 10 (c)(d) tentang organ pengatur entitas. PSAK 4 menambahkan dewan
komisaris, selain dewan direksi, sebagai organ pengatur entitas
entitas, karena sistem hukum perseroan terbatas di Indonesia
menggunakan dua dewan, yaitu dewan direksi dan dewan
komisaris.
10. IAS 27 paragraf 38 yang menjadi PSAK 4 paragraf 35 tentang
penyajian laporan keuangan tersendiri. PSAK 4 menambahkan
34
penjelasan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi
tambahan dari laporan keuangan konsolidaian. Lihat penjelasan
dalam angka 5 dan hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4
yang berbeda dengan IAS 27.
11. IAS 27 paragraf 39 tentang entitas yang menyajikan laporan
keuangan tersendiri yang tersedia untuk pemakaian publik, tidak
diadopsi. Hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang
berbeda dengan IAS 27 sebagaimana dijelaskan di atas.
12. IAS 27 paragraf 42 tentang pengungkapan dalam laporan
keuangan tersendiri yang disajikan oleh entitas induk yang tidak
menyajikan laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi. Hal
ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan
IAS 27 sebagaimana dijelaskan di atas.
13. IAS 27 paragraf 43 yang menjadi PSAK 4 paragraf 41 tentang
pengungkapan dalam laporan keuangan tersendiri. IAS 27
mengatur pengungkapan bagi entitas induk, venturer dalam
ventura bersama, dan investor dalam entitas asosiasi yang
menyajikan laporan keuangan tersendiri. Hal ini dampak dari
pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27
sebagaimana dijelaskan di atas.
14. IAS 27 paragraf 44 yang menjadi PSAK 4 paragraf 42 tentang
tanggal efektif.
15. IAS 27 paragraf 45 yang menjadi PSAK 4 paragraf 43 tentang
ketentuan transisi. PSAK 4 menambahkan ketentuan transisi
untuk :
35
-
Transaksi hilangnya pengendalian atas entitas anak terkait
dengan aset yang tersedia untuk dijual sebagaimana diatur
dalam PSAK 58 : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan (paragraf 45(c)).
-
Hak suara potensial dalam menentukan pengendalian, karena
tidak praktis untuk menerapkan pengaturan tersebut secara
retrospektif (paragraf 45(d)).
-
Entitas anak yang tidak dkonsolidasikan sebagaimana diatur
dalam PSAK 4 versi sebelumnya tetapi entitas anak tersebut
harus dikonsolidasikan sesuai dengan PSAK 4 ini, karena
tidak praktis untuk menerapkan pengaturan tersebut secara
retropektif (paragraf 45(d)).
16. IAS 27 paragraf 45A, 45B, dan 45C tentang ketentuan transisi
tidak diadopsi, karena ketentuan transisi tersebut tidak relevan
untuk diadopsi karena mengatur untuk bagian IAS 27 yang
diamandemen yang belum diadopsi
2.1.4 PSAK 4 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersediri
2.1.4.1 Ruang Lingkup
36
PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri memiliki ruang lingkup yang diatur
sebagai berikut :
- Diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam
pengendalian suatu entitas induk.
- Tidak berhubungan dengan metode akuntansi untuk kombinasi
bisnis dan dampaknya dalam konsolidasi, termasuk goodwill yang
muncul dari kombinasi bisnis.
- Diterapkan pula dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak,
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika suatu
entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi
tambahan.
2.1.4.2 Definisi
Pengertian istilah dibawah ini digunakan agar para pengguna
laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri dapat
dengan mudah memahami laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan :
- Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan
perseroan terbatas seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh
entitas lain (dikenal sebagai entitas induk).
- Entititas Induk adalah suatu entitas yang mempunyai satu atau
lebih entitas anak.
37
- Kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang
tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung pada
entitas anak.
- Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas
anaknya.
- Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu
kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi
tunggal.
- Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang
disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas
anak,
entitas
asosiasi,
dan
pengendalian
bersama
entitas
berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan
pelaporan hasil dan aset neto investee.
- Pengendalian
adalah
kekuasaan
utuk
mengatur
kebijakan
keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat
dari aktivitas entitas tersebut.
Sebuah entitas induk atau entitas anaknya mungkin menjadi
investor dalam entitas asosiasi atau venturer dalam pengendalian
bersama entitas.
Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai
informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Entitas
induk tidak boleh menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai
laporan keuangan keuangan bertujuan umum (general puposes
financial statement). Laporan keuangan tersendiri minimal terdiri dari
38
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan
perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
2.1.4.3 Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian
Dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian entitas induk
menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang menkonsolidasikan
investasinya dalam entitas anak. Dan sebuah entitas induk yang
menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan
diatur pada bagian akuntansi investasi pada entitas anak, pengendalian
bersama entitas, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan
tersendiri.
2.1.4.4 Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian mencakup ruang lingkup
sebagai berikut :
-
Laporan keuangan konsolidasian meliputi seluruh entitas anak
dari entitas induk.
-
Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara
langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari
setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan
yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepimilikaan
tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada
ketika entitas Induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan
suara suatu entitas jika terdapat :
39
1. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian
dengan investor lain.
2. Kekuasaan
untuk
mengatur
kebijakan
keuangan
dan
operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian.
3. Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar
dewan direksi dan dewan komisaris atau atau organ pengatur
setara dan mengendalikan entitas melaui dewan atau organ
tersebut atau
4. Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat
dewan direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara
dan mengendalikan entitas melali dewan direksi dan dean
komisaris atau organ tersebut.
- Entitas mungkin memiliki waran saham, opsi beli saham,
instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi
menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lainnya yang
mempunyai potensi (jika dilaksanakan atau dikonversi) untuk
menambah kekuasaan suara kepada entitas atau mengurangi
kekuasaan suara dari pihak lain atas kebijakan keuangan dan
operasional entitas lain (hak suara potensial). Keberadaan dan
dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan
atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh
entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas
mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional entitas lain. Hak suara potensial yang saat ini tidak
dapat dilaksanakan atau dikonversi jika, misalnya, hak suara
40
tersebut tidak dapat dilaksanakan atau dikonversi sampai dengan
suatu tanggal di masa depan atau sampai terjadinya suatu peristiwa
di masa depan.
- Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap
pengendalian, entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk
syarat pelaksanaan hak suara potensial dan perjanjian kontraktual
lain baik yang dipertimbangkan secara individual maupun secara
kombinasi) yang mempengaruhi hak suara potensial, kecuali
maksud
manajemen
dan
kemampuan
keuangan
untuk
melaksanakan atau mengonversi hak tersebut.
- Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi hanya karena
investor merupakan organisasi modal ventura, reksa dana, unit
perwalian, atau entitas sejenis.
- Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi meskipun
aktivitas usahanya tidak sama dengan entitas lain dalam kelompok
usaha.
Informasi
yang
relevan
disediakan
dengan
mengonsolidasikan entitas anak tersebut dan mengungkapkan
informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian tentang
perbedaan aktivitas usaha entitas anak.
2.1.4.5 Posedur Konsolidasi
Dalam sebuah proses konsolidasi dan dalam menyusun laporan
keuangan konsolidasian, entitas harus mematuhi prosedur – prosedur
konsolidasi sebagai berikut :
41
- Dalam
menyusun
laporan
keuangan
konsolidasian,
entitas
menggabungkan laporan keuangan entitas induk dan entitas anak
satu per satu dengan menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset,
kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban. Agar laporan keuangan
konsolidasian dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok
usaha tersebut sebagai entitas ekonomi tunggal, dilakukan langkah
– langkah berikut :
(a) Jumlah tercatat investasi entitas induk pada setiap entitas anak
dengan porsi entitas induk atas ekuitas entitas anak dieliminasi.
(b) Kepentingan nonpengendali atas laba atau rugi entitas anak
yang dikonsolidasikan selama periode pelaporan diidentifikasi.
(c) Kepentingan nonpengendali dari bagian kepemilikan entitas
induk atas aset neto entitas anak yang dikonsolidasikan
diidentifikasi secara terpisah. Kepentingan nonpengendali atas
aset neto terdiri dari :
(i) Jumlah
kepentingan
nonpengendali
pada
tanggal
kombinasi bisnis awal.
(ii) Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas
sejak tanggal kombinasi tersebut.
- Ketika ada hak suara potensial, proporsi atas laba atau rugi dan
perubahan dalam ekuitas yang dialokasikan pada entitas induk dan
kepentingan
non-pengendali
ditentukan
berdasarkan
bagian
kepemilikan saat ini dan tidak mencerminkan kemungkinan
pelaksanaan atau konversi hak suara potensial.
42
- Saldo, transaksi, penghasilan, dan beban intra kelompok usaha
dieliminasi secara penuh.
- Saldo dan transaksi intra kelompok usaha, termasuk penghasilan,
beban dan dividen, dieliminasi secara penuh. Keuntungan dan
kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui
dalam aset, misalnya persediaan dan aset tetap, dieliminasi secara
penuh. Kerugian intra kelompok usaha mungkin mengindikasikan
suatu penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan
keuangan konsolidasian.
- Laporan keuangan entitas induk dan entitas anak yang digunakan
dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian disusun
dengan tanggal yang sama. Jika akhir periode pelaporan entitas
induk berbeda dengan entitas anak, maka entitas anak menyusun
laporan keuangan tambahan dengan tanggal yang sama dengan
laporan keuangan entitas induk untuk tujuan konsolidasi, kecuali
tidak praktis.
- Laporan keuangan entitas anak yang digunakan dalam peyusunan
laporan keuangan konsolidasian disusun dengan tanggal yang
berbeda
dengan
laporan
keuangan
entitas
induk,
maka
penyesuaian dilakukan atas dampak transaksi atau peristiwa
signifikan yang terjadi antara tanggal laporan keuangan entitas
anak dengan tanggal laporan keuangan entitas induk. Dalam hal
ini, perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas anak dengan
entitas induk tidak lebih dari tiga bulan. Lamanya periode
43
pelaporan dan perbedaan antar akhir periode pelaporan adalah
sama dari periode ke periode.
- Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain
dalam keadaan yang serupa.
- Jika anggota kelompok usaha menggunakan kebijakan akuntansi
yang berbeda dengan yang digunakan dalam laporan keuangan
konsolidasian untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang
serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya
dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
- Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan
keuangan konsolidasian sejak tanggal akuisisi. Penghasilan dan
beban entitas anak didasarkan pada nilai aset dan kewajiban yang
diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal
akuisisi. Misalnya, beban penyusutan yang diakui dalam laporan
laba rugi komprehensif konsolidasian setelah tanggal akuisisi
didasarkan pada nilai wajar aset tersusutkan yang diakui dalam
laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Penghasilan
dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan
konsolidasian sampai dengan tanggal ketika entitas induk berhenti
mengendalikan entitas anak.
- Kepentingan non-pengendali disajikan di ekuitas dalam laporan
posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas
induk.
44
- Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain
diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan
nonpengendali. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada
pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan
jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai
saldo defisit.
- Jika entitas anak mempunyai saham preferen kumulatif beredar
yang diklasifikasikan sebagai ekuitas dan dimiliki oleh kepentingan
non-pengendali, maka entitas induk menghitung bagiannya atas
laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen atas saham
tersebut, apakah ada atau tidak ada dividen yang telah diumumkan.
- Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas
anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat
sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik).
- Dalam keadaan tersebut nilai tercatat kepentingan pengendali dan
non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan
bagian relatifnya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah
kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan
yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas
dan diatribusikan pada pemilik entitas induk.
2.1.4.6 Kehilangan Pengendalian
Sebuah entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas
anak apabila kondisi – kondisi di bawah ini terjadi :
45
- Entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak
dengan atau tanpa perubahan absolut atau relatif tingkat
kepemilikan. Hal ini terjadi, misalnya, ketika entitas anak menjadi
subyek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau
regulator. Hal ini dapat terjadi pula sebagai akibat suatu perjanjian
kontraktual.
- Entitas induk mungkin kehilangan pengendalian dalam dua atau
lebih perjanjian (transaksi). Meskipun, terkadang beberapa keadaan
mengindikasikan bahwa lebih dari satu perjanjian seharusnya
dicatat sebagai transaksi tunggal. Dalam menentukan apakah
perjanjian tersebut sebagai transaksi tunggal, entitas induk
mempertimbangkan seluruh syarat dan kondisi perjanjian dan
dampak
ekonominya.
Satu
atau
lebih
hal
berikut
ini
mengindikasikan bahwa entitas induk mencatat lebih dari satu
perjanjian sebagai transaksi tunggal :
1. Perjanjian tersebut disepakati pada waktu yang sama atau terkait
satu dengan yang lain.
2. Perjanjian tersebut membentuk suatu transaksi tunggal yang di
desain untuk mencapai suatu dampak komersial secara
keseluruhan.
3. Keterjadian
satu
perjanjian
tergantung
pada
keterjadian
perjanjian lain.
4. Satu perjanjian yang berdiri sendiri tidak dapat dijustifikasi
secara ekonomi, tetapi perjanjian tersebut dapat dijustifikasi
secara ekonomi jika bergabung dengan perjanjian lain.
46
Misalnya, ketika saham dijual dibawah harga pasar dan
dikompensasikan dengan penjualan berikutnya di atas harga
pasar.
- Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka
entitas induk:
1.
Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan
kewajiban entitas anak pada nilai tercatatnya ketika pengendalian
hilang.
2.
Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya
pengendalian
(termasuk
setiap
komprehensif
lain
diatribusikan
yang
komponen
pada
pendapatan
kepentingan
nonpengendali).
3.
Mengakui :
(i) Nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari
transaksi, peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan
hilangnya pengendalian dan
(ii) Distribusi saham, jika transaksi
yang mengakibatkan
hilangnya pengendalian melibatkan distribusi saham entitas
anak ke pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
4.
Mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada
nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian.
5.
Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara
langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah
yang diidentifikasi dan
47
6.
Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan
atau kerugian dalam laporan laba rugi yang 2 dapat diatribusikan
pada entitas induk.
- Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka
entitas induk mencatat semua jumlah yang diakui alam pendapatan
komprehansif lain yang terkait dengan entitas anak tersebut dengan
dasar yang sama yang dipersyaratkan jika entitas induk melepaskan
secara langsung aset dan kewajiban terkait. Oleh karena itu, jika
terdapat keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam
pendapatan komprehensif lain akan direklasifikasi ke laporan laba
rugi atas pelepasan aset dan kewajiban yang terkait, maka entitas
induk mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke
laporan laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) ketika entitas
induk kehilangan pengendalian atas entitas anak. Misalnya, jika
entitas anak memiliki aset keuangan yang tersedia untuk dijual dan
entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak tersebut,
maka entitas induk mereklasifikasi keuntungan atau kerugian yang
sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain ke
laporan laba rugi terkait dengan aset tersebut. Serupa dengan hal
tersebut, jika surplus revaluasi yang sebelumnya diakui dalam
pendapatan komprehensif lain akan ditransfer secara langsung ke
saldo laba atas pelepasan aset, maka entitas induk mentransfer
surplus revaluasi tersebut secara langsung ke saldo laba ketika
entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak.
48
- Pada saat kehilangan pengendalian atas entitas anak, setiap sisa
investasi pada entitas anak terdahulu dan setiap jumlah terutang
oleh atau kepada entitas anak terdahulu dicatat sesuai dengan
tanggal hilangnya pengendalian.
- Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada
tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada
saat pengakuan awal aset keuangan atau (jika sesuai) biaya
perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau
pengendalian bersama entitas.
2.1.4.7 Akuntansi Investasi Pada Entitas Anak, Pengendalian Bersama
Entitas, Dan Entitas Asosiasi Dalam Laporan Keuangan
Tersendiri
Akuntansi investasi pada entitas anak, pengendalian bersama
entitas, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri diatur
sebagai berikut :
- Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai
informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat
investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan
entitas asosiasi pada biaya perolehan. Entitas menerapkan
akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi.
- Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, pengendalian
bersama entitas, atau entitas asosiasi pada laporan laba rugi dalam
laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen
ditetapkan.
49
- Ketika entitas induk mereorganisasi struktur kelompok usahanya
dengan membentuk suatu entitas baru sebagai entitas induk yang
memenuhi kriteria berikut :
1. Entitas induk baru memiliki pengendalian atas entitas induk
awal dengan menerbitkan instrumen ekuitas yang ditukarkan
dengan instrumen ekuitas entitas induk awal.
2. Aset dan kewajiban kelompok usaha baru dan kelompok usaha
awal adalah sama segera sebelum dan setelah reorganisasi dan
3. Pemilik entitas induk awal sebelum reorganisasi mempunyai
bagian yang sama secara absolut dan relatif atas aset neto
kelompok usaha awal dan kelompok usaha baru segera
sebelum dan setelah reorganisasi dan entitas induk baru
mencatat investasinya dalam entitas induk awal sesuai dengan
harga perolehan dalam laporan keuangan tersendiri, maka
entitas induk baru mengukur biaya perolehan pada nilai
tercatat atas bagiannya atas pos-pos ekuitas dalam laporan
keuangan tersendiri entitas induk awal pada tanggal akuisisi.
- Serupa dengan hal tersebut, entitas yang bukan entitas induk
mungkin mendirikan entitas baru sebagai entitas induk yang
memenuhi kriteria (1), (2), dan (3) pada poin di atas. Kriteria
tersebut diterapkan sama dengan reorganisasi tersebut. Dalam
kasus tersebut, “entitas induk awal” dan “kelompok usaha awal”
merujuk pada “entitas awal ”.
- Investasi dalam pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi
yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat
50
dengan cara yang sama dalam laporan keuangan tersendiri
investor.
2.1.4.8 Pengungkapan
Setelah penyajian laporan keuangan konsolidasian maka
selanjutnya laporan keuangan konsolidaian diungkapkan agar para
pengguna informasi dapat menggunakan informasi dalam laporan
keuangan konsolidasian untuk mengambil keputusan. Pengungkapan
berikut dibuat dalam laporan keuangan konsolidasian :
1. Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika
entitas induk tidak memiliki (secara langsung maupun tidak
langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara.
2. Alasan mengapa kepemilikan (secara langsung maupun tidak
langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara
atau kekuasaan suara potensial atas investee tidak diikuti dengan
pengendalian.
3. Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika
laporan keuangan tersebut digunakan untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasian dan tanggal atau periode berbeda dari
tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan menggunakan
tanggal atau periode yang berbeda.
4. Sifat dan luas setiap restriksi signifikan (misalnya akibat dari
perjanjian pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator)
dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas
51
induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran kembali
pinjaman atau uang muka.
5. Suatu rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian
kepemilikan entitas induk pada entitas anak
yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian atas ekuitas yang dapat
diatribusikan pada pemilik entitas induk, dan
6. Jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk
mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui ,
dan :
(i) Porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan
pada pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu
dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya pengendalian, dan
(ii) Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif (jika tidak disajikan secara terpisah dalam
laporan laba rugi komprehensif).
Berikut ini aturan ketika entitas induk menyusun laporan
keuangan tersendiri, maka laporan keuangan tersendiri tersebut
mengungkapkan :
a.
Laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan tersendiri
yang merupakan informasi tambahan dalam laporan keuangan
konsolidasian.
b.
Daftar investasi yang signifi kan dalam entitas anak, pengendalian
bersama entitas, dan entitas asosiasi, termasuk nama, negara atau
tempat kedudukan, proporsi kepemilikan, dan proporsi hak suara
yang dimiliki (jika berbeda) dan
52
c.
Penjelasan tentang metode yang digunakan untuk mencatat
investasi terdapat dalam penjelasan diatas.
2.1.4.9 Tanggal Efektif
PSAK 4 (revisi 2009) ini berlaku secara efektif pada entitas
dengan tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.
2.1.4.10 Ketentuan Transisi
PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri diterapkan secara retrospektif, kecuali
untuk beberapa hal berikut diterapkan prospektif :
(a) Persyaratan mengenai laba atau rugi komprehensif yang
diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan
nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan
nonpengendali bersaldo defisit.
(b) Persyaratan mengenai perubahan dalam bagian kepemilikan
entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan
hilangnya pengendalian.
(c) Persyaratan mengenai kehilangan pengendalian atas entitas
anak, dan persyaratan terkait dalam paragraf 08A PSAK 58:
Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.
(d) Persyaratan mengenai hak suara potensial dalam menilai
keberadaan pengendalian.
53
(e) Jika entitas induk masih memiliki entitas anak yang diperoleh
sebelum tanggal efektif PSAK 4 (revisi 2009) untuk tujuan
dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, dan entitas anak
yang
dibatasi
oleh
restriksi
jangka
panjang
sehingga
mempengaruhi secara signifi kan kemampuannya dalam
mentransfer dana kepada entitas induk, sebagaimana diatur
dalam PSAK 4 (1994), maka entitas induk mengonsolidasikan
entitas anak tersebut sesuai PSAK 4 (revisi 2009) secara
prospektif.
2.1.5 Kebijakan-kebijakan yang Terkait dalam Penyusunan Laporan
Keuangan Konsolidasian
Sebuah perusahaan terbuka yang beroperasi maka dalam
penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian sebuah
kelompok usaha harus mematuhi kebijakan yang berlaku salah
satunya adalah peraturan Badan Pengawas Pasar Modal yang
menyatakan :
“Peraturan ini merupakan pedoman penyajian dan pengungkapan
laporan keuangan secara umum yang wajib diterpakan oleh Emiten
atau Perusahaan Publik dalam menyusun laporan keuangan. Hal – hal
mengenai struktur, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan
keuangan dan pengungkapan yang tidak diatur dalam Peraturan ini,
harus mengikuti SAK”
Atas dasar peraturan Badan Pengawas Pasar Modal di atas maka
sebuah perusahaan terbuka dalam mennyajikan dan mengungkapan
laporan keuangan konsolidasian selain berpedoman pada PSAK 4
(revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan
Keuangan Tersendiri, selain itu kelompok usaha juga berpedoman
54
pada PSAK – PSAK dibawah ini yang terkait dengan PSAK 4 (revisi
2009) :
1.
PSAK 12 (revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura
Bersama
Diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura
bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban
ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor,
terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya
aktivitas ventura bersama
2.
PSAK 15 (revisi 2009) : Investasi Pada Entitas Asosiasi
Diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi.
Namun, Pernyataan ini tidak diterapkan untuk investasi dalam
entitas asosiasi yang dimiliki oleh :
(a) Organisasi modal ventura atau
(b) Reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana
asuransi terhubung-investasi.
3.
PSAK 22 (revisi 2010) : Kombinasi Bisnis
Bertujuan untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya
banding dari informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam
laporan keuangannya mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya.
4.
PSAK 50 (revisi 2010) : Instrumen Keuangan : Penyajian
Bertujuan untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen
keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset
keuangan dan liabilitas keuangan.
55
5.
PSAK 55 (reivisi 2011) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan
Pengukuran
Bertujuan untuk mengatur prinsip - prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak
pembelian atau penjualan item nonkeuangan.
6.
PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki
untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi
dihentikan.
56
Download