BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah salah satu media yang paling penting untuk pengambilan keputusan baik bagi pihak manajemen perusahaan, investor dan pihak –pihak lain yang memiliki kepentingan atas laporan keuangan tersebut. Namun para pihak – pihak tersebut harus mempunyai pengetahuan tentang laporan keuangan tersebut. Berikut ini terdapat pengertian laporan keuangan dari pendapat para ahli dan pakar akuntansi : 1. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstuktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas”. 2. Menurut Mamduh dan Abdul dalam (2002:63), “Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan”. 3. Menurut Sofyan menggambarkan (2007:105), posisi “Laporan keuangan keuangan perusahaan, hasil dapat usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu”. 8 4. Menurut Tunggal (2000:79), “Laporan keuangan adalah pertanggungjawaban pimpinan suatu perusahaan kepada pemegang saham atau kepada masyarakat umum tentang pengelolaan yang dilaksanakan olehnya dalam suatu masa tertentu, biasanya satu tahun.” 5. Menurut Sundjaja (2002:68), “Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut”. 6. Menurut Munawir (2002:2), “Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang suatu keadaan perusahaan sekaligus merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut” 7. Menurut Djarwanto (2001:5), “Laporan keuangan merupakan hasil tindakan perbuatan ringkasan data keuangan perusahaan yang disusun guna memberikan informasi kepada berbagai pihak yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan modal sendiri dan laporan sumber penggunaan dana”. 8. Menurut Michell Suherli, (2006:10), “Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.” 9 Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah : 1. Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan – keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. 2. Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak. 3. Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu. 4. Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi - transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan. 2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan Dalam penyusunan laporan keuangan manajemen perusahaan memiliki tujuan – tujuan seperti berikut : 1. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia. Tujuan akuntansi dan laporan keuangan menurut Prinsip Akuntansi Indonesia adalah sebagai berikut : a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 10 c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiyaan dan investasi. e. Untuk mengungkpakan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan. 2. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi : aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. 11 3. Menurut ASOBAT (A Statement of Basic Accounting Theory) merumuskan empat tujuan akuntansi sebagai berikut : a. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan. b. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. c. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan. d. Membantu fungsi dan pengawasan sosial. 4. Menurut buku Intermediate Accounting (Kieso, Weygandt, Warfield, 2008:5) tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan : a. Informasi yang berguna bagi keputusan investasi dan kredit. b. Informasi yang berguna dalam menilai arus kas masa depan, dan c. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya tersebut dan perubahannya. 5. Menurut Laporan Trueblood Committee. Komite Trueblood merumuskan tujuan laporan keuangan sebagai berikut : 1. Pemakai Laporan Keuangan 2. Pemakai Umum 3. Pemakai Lain 2.1.1.3 Pengguna Laporan Keuangan Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) paragraf ke 9 (Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi 12 investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga – lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi : 1. Investor. Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2. Karyawan. Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka 13 untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. 5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan 6. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7. Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. 2.1.1.4 Kompenen Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Paragraf 11 (Revisi 2009), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini : a. Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keungan perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan 14 pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 52, Revisi 2009) : (a) Aset tetap, (b) Property investasi, (c) Aset tidak berwujud, (d) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h), dan (i)), (e) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas, (f) Aset biolojik, (g) Persediaan, (h) Piutang dagang dan piutang lainnya, (i) Kas dan setara kas, (j) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual, (k) Utang dagang dan terutang lainnya, (l) Kewajiban diestimasi, (m) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l)), (n) Liabilitas dan aset untuk pajak kini, (o) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, (p) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual, 15 (q) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas, dan (r) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. b. Laporan Laba Rugi Komprehensif Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 80, Revisi 2009) : (a) Pendapatan, (b) Biaya keuangan, (c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, (d) Beban pajak, (e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari : (i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan dan (ii) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk 16 menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan (f) Laba rugi, (g) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h)), (h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dan (i) Total laba rugi komprehensif. c. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 104, Revisi 2009) : (a) Total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali (b) Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui. 17 (c) Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing – masing perubahan yang timbul dari : (i) Laba rugi (ii) Masing-masing pos pendapatan komprehensif lain, dan (iii) Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. d. Laporan Arus Kas Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam 18 menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. e. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) : (a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan, (b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan dan, (c) Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan. 2.1.2 Laporan Keuangan Konsolidasian 2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan Konsolidasian adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang 19 dikendalikan) seakan-akan entitas – entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan satu perusahaan. Dari pengertian umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa Laporan Keuangan Konsolidasian diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing – masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri – sendiri dan tidak mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk membuat sebuah laporan keuangan konsolidasian. Ciri – ciri perusahaan yang memiliki lebih dari satu entitas bisnis : - Entitas induk yang memiliki satu atau lebih anak perusahaan sedangkan Entitas anak yang dikendalikan oleh entitas induk. - Kelompok usaha merupakan entitas induk dan seluruh entitas anaknya. - Kepentingan non-pengendali merupakan ekuitas anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan langsung pada entitas induk. - Pengendalian untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional untuk memperoleh manfaat. Memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%) kekuasaan suara suatu entitas kecuali dapat ditunjukkan secara 20 jelas bahwa kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. 2.1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan Konsolidasian Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasian disusun, yaitu : agar dapat memberikan gambaran yang objektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasian keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak – pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga. Dalam PSAK 4, Paragraf 4 penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian oleh induk Perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pemakai Laporan Keuangan mengenai data keuangan dari suatu kelompok perusahaaan dalam kelompok tersebut merupakan suatu entitas hukum yang terpisah satu sama lain. 2.1.2.3 Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian dapat memberikan manfaat kepada penggunanya sebagai berikut : 1. Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham, kreditor dan peyedia dana lainnya. 21 2. Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi. Perlu disadari, disamping memberi manfaat, laporan keuangan konsolidasian juga dapat menjadi ekses yang tidak baik, antara lain : 1. Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja perusahaan lain yang bagus. 2. Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu pula dengan aktiva. 3. Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk perusahaan. 4. Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang 5. Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar. 2.1.2.4 Kriteria Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang dikendalikan oleh induk perusahaan. Pengendalian dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui anak perusahaan), lebih dari 50% hak suara pada suatu perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50% atau kurang, pengendalian tetap dianggap ada apabila 22 dapat dibuktikan adanya salah satu kondisi berikut: 1) Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan investor lainnya 2) Mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian 3) Mampu menunjuk atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan 4) Mampu menguasai suara mayoritas dalam rapat pengurus. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila : 1. Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak perusahaan khusus diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali atau dialihkan dalam jangka pendek. 2. Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga tidak mampu mengalihkan dananya kepada induk perusahaan. 3. Anak perusahaan yang tidak dikonsolidasikan tersebut harus dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas. 4. Anak perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha yang berbeda dengan kegiatan perusahaan lainnya dalam kelompok perusahaan tersebut, harus tetap dikonsolidasikan. 2.1.2.5 Sifat-Sifat Laporan Keuangan Yang Dikonsolidasikan 1. Laporan keuangan konsolidasian adalah model laporan akuntansi untuk menunjukkan pengaruh ekonomi dari penggabungan dua 23 atau lebih perusahaan yang tersendiri, yang didasarkan atas pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara hukum tidak dilakukan. 2. Dalam menyusun neraca konsolidasian untuk perusahaan induk dan anak, perusahaan anak ini dipandang seakan-akan sebagai cabang; aktiva dan kewajiban masing-masing perusahaan anak digabungkan dengan aktiva dan kewajiban perusahaan induk; pospos silang yang tidak mempunyai arti penting apabila kesatuan usaha bersangkutan dipandang sebagai kesatuan usaha tunggal harus dihapuskan. 3. Neraca perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak sebagai investasi, dan neraca perusahaan anak yang melaporkan kepentingan yang dipegang oleh perusahaan induk sebagai modal saham 2.1.2.6 Masalah-masalah Umum yang Dihadapi dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Ada beberapa masalah umum yang senantiasa timbul di dalam rangka penyusunan neraca konsolidasian. Masalah – masalah tersebut antara lain timbul dan dipengaruhi oleh : 1. Periode di mana laporan/neraca konsolidasian tersebut disusun. Misalnya : penyusunan neraca konsolidasian sesaat setelah terjadi pemilikan saham –saham, berbeda dengan neraca konsolidasian yang disusun satu tahun (periode) kemudian berhubung telah terjadinya perubahan di dalam pos–pos neraca. 24 2. Jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan (pengorbanan) yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut. Misalnya : penyusunan neraca knsolidasi di mana saham – saham dibeli dengan harga di atas nilai bukunya berbeda dengan penyusunan neraca konsolidasian apabila saham – saham diperoleh dengan harga yang sama dan kurang dari nilai bukunya. 2.1.2.7 Teknik dan Prosedur Konsolidasi Prosedur konsolidasi diatur dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain dinyatakan bahwa dalam menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk Perusahaan (Parent Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu persatu dengan menggabungkan unsure-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas, Pendapatan dan Beban. Adapun prosedur penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci lagi, yaitu : 1. Mengeliminasi semua rekening timbal balik (Recipocal Account) Eliminasi dilakukan melalui jurnal eliminasi dengan mengeliminasi rekening-rekening yang bersifat rekening timbal balik, yaitu suatu rekening yang dicatat oleh kedua belah pihak (induk dan anak) untuk suatu transaksi yang sama. 2. Menyusun Kertas Kerja (Worksheet) Worksheet digunakan untuk memepermudah penyusunan laporan keuangan Prosedur penyusunan worksheet tergantung pada dasar 25 yang dipakai, yaitu Laporan Keuangan Individual atau Neraca Saldo Individual. Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi antara Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat digunakan 3 (dua) metode yaitu: 1. Metode Ekuitas (Eqity Method) - Konsep dasar dari metode ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan terhadap Anak Perusahaan sebagai suatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih anak perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk perusahaan - Pencatatan investasi saham pada anak perusahaan dengan metode ekuitas, didasarkan pada suatu anggapan investasi pada anak perusahaan sejajar dan sama dengan investasi pada perusahaan – perusahaan cabangnya. Alasan diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan atas suatu fakta bahwa induk perusahaan da anak perusahaan merupakan bagian – bagian dari satu kesatuan usaha, seperti halnya hubungan anata kantor pusat dan cabang – cabangnya. Oleh sebab itu perubahan – perubahan yang terjadi di dalam hak – hak pemegang saham pada anak perusahaan harus dakui dan dicatat oleh induk perusahaan, untuk dapat mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara lengkap. 26 - Nilai investasi induk perusahaan terhadap anak perusahaan akan meningkat jika anak perusahaan memperoleh laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya nilai, jika anak perusahaan menderita kerugian. - Meskipun laporan keuangan konsolidasian hasil penerapan metode ekuitas ini natinya akan sama dengan penerapan metode cost, namun lembar kerja konsolidasian beserta jurnal untuk penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. - Harus memperhatikan pengaruh perubahan modal anak perusahaan terhadap hak pemilikan induk perusahaan. - Beberapa perkiraan (account) yang perlu diperhatikan anatara lain : 1. Perkiraan “Investasi Saham dalam Anak Perusahaam“. Akan berubah jumlahnya apabila anak perusahaan melaporkan adanya laba, rugi atau pembagian deviden. 2. Perkiraan “Kas”. Akan berubah jumlahnya apabila induk perusahaan menerima pembagian deviden anak perusahaan atau pembelian saham milik anak perusahaan. 3. Perkiraan “Piutang Dividen Anak Perusahaan“. Timbul karena perusahaan mengumumkan dividen namun belum dibayar. Perkiraan ini harus di hapuskan apabila telah dibayar tunai (kas). 4. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Induk Perusahaan”. Akan berubah jumlahnya apabila Anak Perusahaan melaporkan adanya laba atau rugi itu akan 27 berubah juga karena adanya laba atau rugi milik induk perusahaan sendiri. 5. Perkiraan “Laba yang ditahan (Retained Earning) Anak Perusahaan“. Akan berubah jumlahnya apabila ada Laba, Rugi atau pembagian deviden pada anak perusahaan sendiri. Perkiraan – perkiraan diatas, dalam Kerta Kerja (Work Sheet) penyusunan laporan keuangan konsolidasian harus sudah menunjukkan saldo akhir pada laporan keuangan konsolidasian, artinya sudah diperhitungkan perubahan jumlahnya. 2. Konsolidasi dengan Metode Ekuitas Tidak Lengkap Jika metode ekuitas diterapkan secara benar, laba bersih perusahan induk adalah sama dengan laba bersih konsolidasi, dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo laba konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan konsolidasi ini tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas diterapkan tidak secara benar, atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk investasi perusahaan anak. Contohnya, perusahaan induk dalam menerapkan akuntansi metode ekuias mungkin mengamortisasikan perbedaan antara investasi dan nilai buku yang diperoleh pada buku terpisah perusahaan induk, atau mungkin tidak mengeliminasi laba atau rugi antar-perusahaan. Kelalaian – kelalaian seperti itu menyebabkan tidak lengkapnya penerapan akuntansi metode ekuitas. Kesalahan - 28 kesalahan lain dalam penerapan metode ekuitas menyebabkan salah saji yang seruppa dalam laba dan saldo laba perusahaan induk. Masalah yang timbul dari salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan metode biaya untuk investasi perusahaan anak mugkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini dikarenakan akuntan harus menyiapkan laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan mengabaikan bagaimana perusahaan induk mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahan anak. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang laporan keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan perusahaan induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain. Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi hanya sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari entitas utama. 3. Metode Harga Perolehan (Cost Method) Apabila cost method yang dipakai untuk mencatat investasi saham – saham anak perusahaan, maka hanya dividen atas saham – saham tersebut (yang telah dibagikan oleh anak perusahaan) yang diakui sebagai pendapatan (revenue) oleh induk perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh 29 jumlah saham yang dimiliki tersebut dijual. Beberapa hal yang harus diperhatikan pada cost method : 1. Perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, tidak mengalami perubahan jumlahnya. Perubahan modal anak perusahaan akibat adanya laba, rugi atau pembagian dividen tidak mempengaruhi perkiraan “Investasi Saham pada Anak Perusahaan”, atau induk perusahaan tidak menyesuaikan perkiraan investasinya. 2. Laba atau rugi dari anak perusahaan baru diakui oleh induk perusahaan sebesar persentase kepemilikannya pada saat akan disusun neraca konsolidasi melaui perkiraan “Laba yang ditahan (retained earning) untuk Induk perusahaan”. Perkiraan ini hanya tampak pada worksheet penyusunan neraca konsolidasian. 3. Penghapusan (eliminasi) terhadap perkiraan – perkiraan modal saham, agio saham, dan retained earning perusahaan hanya didasarkan pada jumlah awal/saldo awal tahun atau saldo awal pada saat kepemilikan. 4. Metode cost berdasarkan pada asumsi bahwa investasi induk terhadap anak perusahaan merupakan bagian dari aktiva. 5. Nilai investasi harus selalu tetap, karena akan ditampakkan dalam neraca sebesar harga perolehannya saja (at cost). 6. Perubahan nilai aktiva bersih anak perusahaan sebagai 30 konsekuensi darikegiatan operasionalnya, tidak akan mempengaruhi besarnya nilai investasi tersebut. 2.1.3 Pengertian PSAK Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). PSAK mengatur standar serta unsur – unsur yang ada di pelaporan akuntansi pada setiap perusahaan, karena laporan keuangan disusun untuk memberikan informasi menyangkut posisi keuangan dan kinerja suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan didalam pengambilan keputusan. 2.1.3.1 Perbedaan PSAK 4 Dengan IFRS PSAK 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri mengadopsi seluruh pengaturan dalam IAS 27 Consolidated and Separate Financial Statements per 1 Januari 2009, kecuali : 1. IAS 27 paragraf 3 yang menjadi PSAK 4 paragraf 03 tentang ruang lingkup untuk entitas yang menyajikan laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengizinkan investor dalam entitas asosiasi, venturer dalam ventura bersama, dan entitas induk untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri. PSAK 4 hanya mengizinkan entitas induk yang dapat menyajikan laporan keuangan tersendiri dan laporan keuangan tersendiri tersebut harus sebagai lampiran dalamlaporan keuangan konsolidasian. 31 Hal ini disesuaikan dengan konteks di Indonesia karena : - Penyajian laporan keuangan tersendiri merupakan suatu pilihan, bukan suatu keharusan bagi entitas pelapor. - Suatu entitas sebagai investor dalam entitas asosiasi dan venturer dalam ventura bersama dianggap tidak relevan untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri. - Regulasi yang berlaku hanya mensyaratkan entitas induk untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri untuk pelaporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial reporting). 2. IAS 27 paragraf 4 yang menjadi PSAK 4 paragraf 04 tentang definisi laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengatur laporan keuangan tersendiri dapat disajikan oleh investor dalam entitas asosiasi, venturer dalam ventura bersama, dan entitas induk. PSAK 4 mengatur laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan oleh entitas induk. Lihat penjelasan di angka 1 untuk pertimbangan yang digunakan. 3. IAS 27 paragraf 6 yang menjadi PSAK 4 paragraf 06 tentang penyajian laporan keuangan tersendiri sebagai tambahan atau bukan tambahan dari laporan keuangan konsolidasian. IAS 27 mengatur laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai tambahan dari laporan keuangan konsolidasian atau disajikan tersendiri. PSAK 4 mengatur laporan keuangan tersendiri harus disajikan sebagai tambahan (lampiran) dari laporan keuangan konsolidasian. Lihat penjelasan di angka 1 untuk pertimbangan yang digunakan. 32 Selain itu, PSAK 4 menambahkan penjelasan mengenai komponen minimal laporan keuangan tersendiri untuk memberikan panduan yang lebih jelas. 4. IAS 27 paragraf 7 mengenai penjelasan laporan keuangan tersendiri, tidak diadopsi. Hal ini karena pengertian tentang laporan keuangan tersediri dan perbedaannya dengan laporan keuangan individual dan laporan keuangan konsolidasian sudah jelas. Penjelasan dalam IAS 27 paragraf 7 dianggap akan membingungkan pengguna. 5. IAS 27 paragraf 8 tentang pengecualin bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi, karena : - Pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian merupakan suatu pilihan, bukan keharusan. - Pengecualian tersebut tidak relevan dengan konteks di Indonesia karena manfaatnya lebih sedikitdibandingkan biayanya (cost and benefit consideration). Selain itu, penjelasan dalam angka 1 dapat digunakan untuk memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif mengenai tidak adanya pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan konsolidasian. 6. IAS 27 paragraf 9 yang menjadi PSAK 4 paragraf 07 tentang entitas induk yang menyajikan laporan keuangan konsolidasian. IAS 27 mengatur entitas induk, selain entitas yang memilih untuk 33 tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian. PSAK 4 mengatur semua entitas induk harus menyajikan laporan keuangan konsolidasian. Lihat penjelasan dalam angka 5 dan hal ini merupakan dampak dari pengaturan PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27. 7. IAS 27 paragraf 10 tentang pengecualian bagi entitas induk untuk tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi. Lihat penjelasan dalam angka 5. 8. IAS 27 paragraf 11 yang menjadi PSAK 4 paragraf 08 tentang entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengatur entitas induk, yang memilih untuk tidak menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai laporan keuangan bertujuan umum. PSAK 4 mengatur entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri harus sebagai lampiran dari laporan keuangan konsolidasian. Lihar penjelasan dalam angka 5 dan hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27. 9. IAS 27 paragraf 13 (c)-(d) yang menjadi PSAK 4 paragraf 10 (c)(d) tentang organ pengatur entitas. PSAK 4 menambahkan dewan komisaris, selain dewan direksi, sebagai organ pengatur entitas entitas, karena sistem hukum perseroan terbatas di Indonesia menggunakan dua dewan, yaitu dewan direksi dan dewan komisaris. 10. IAS 27 paragraf 38 yang menjadi PSAK 4 paragraf 35 tentang penyajian laporan keuangan tersendiri. PSAK 4 menambahkan 34 penjelasan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan dari laporan keuangan konsolidaian. Lihat penjelasan dalam angka 5 dan hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27. 11. IAS 27 paragraf 39 tentang entitas yang menyajikan laporan keuangan tersendiri yang tersedia untuk pemakaian publik, tidak diadopsi. Hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27 sebagaimana dijelaskan di atas. 12. IAS 27 paragraf 42 tentang pengungkapan dalam laporan keuangan tersendiri yang disajikan oleh entitas induk yang tidak menyajikan laporan keuangan konsolidasian, tidak diadopsi. Hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27 sebagaimana dijelaskan di atas. 13. IAS 27 paragraf 43 yang menjadi PSAK 4 paragraf 41 tentang pengungkapan dalam laporan keuangan tersendiri. IAS 27 mengatur pengungkapan bagi entitas induk, venturer dalam ventura bersama, dan investor dalam entitas asosiasi yang menyajikan laporan keuangan tersendiri. Hal ini dampak dari pengaturan dalam PSAK 4 yang berbeda dengan IAS 27 sebagaimana dijelaskan di atas. 14. IAS 27 paragraf 44 yang menjadi PSAK 4 paragraf 42 tentang tanggal efektif. 15. IAS 27 paragraf 45 yang menjadi PSAK 4 paragraf 43 tentang ketentuan transisi. PSAK 4 menambahkan ketentuan transisi untuk : 35 - Transaksi hilangnya pengendalian atas entitas anak terkait dengan aset yang tersedia untuk dijual sebagaimana diatur dalam PSAK 58 : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan (paragraf 45(c)). - Hak suara potensial dalam menentukan pengendalian, karena tidak praktis untuk menerapkan pengaturan tersebut secara retrospektif (paragraf 45(d)). - Entitas anak yang tidak dkonsolidasikan sebagaimana diatur dalam PSAK 4 versi sebelumnya tetapi entitas anak tersebut harus dikonsolidasikan sesuai dengan PSAK 4 ini, karena tidak praktis untuk menerapkan pengaturan tersebut secara retropektif (paragraf 45(d)). 16. IAS 27 paragraf 45A, 45B, dan 45C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi, karena ketentuan transisi tersebut tidak relevan untuk diadopsi karena mengatur untuk bagian IAS 27 yang diamandemen yang belum diadopsi 2.1.4 PSAK 4 Tentang Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersediri 2.1.4.1 Ruang Lingkup 36 PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri memiliki ruang lingkup yang diatur sebagai berikut : - Diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk. - Tidak berhubungan dengan metode akuntansi untuk kombinasi bisnis dan dampaknya dalam konsolidasi, termasuk goodwill yang muncul dari kombinasi bisnis. - Diterapkan pula dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika suatu entitas menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. 2.1.4.2 Definisi Pengertian istilah dibawah ini digunakan agar para pengguna laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri dapat dengan mudah memahami laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan : - Entitas anak adalah suatu entitas, termasuk entitas bukan perseroan terbatas seperti persekutuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (dikenal sebagai entitas induk). - Entititas Induk adalah suatu entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas anak. 37 - Kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung atau tidak langsung pada entitas anak. - Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh entitas anaknya. - Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan sebagai suatu entitas ekonomi tunggal. - Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee. - Pengendalian adalah kekuasaan utuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitas entitas tersebut. Sebuah entitas induk atau entitas anaknya mungkin menjadi investor dalam entitas asosiasi atau venturer dalam pengendalian bersama entitas. Laporan keuangan tersendiri hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Entitas induk tidak boleh menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai laporan keuangan keuangan bertujuan umum (general puposes financial statement). Laporan keuangan tersendiri minimal terdiri dari 38 laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. 2.1.4.3 Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian entitas induk menyajikan laporan keuangan konsolidasian yang menkonsolidasikan investasinya dalam entitas anak. Dan sebuah entitas induk yang menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan diatur pada bagian akuntansi investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri. 2.1.4.4 Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian mencakup ruang lingkup sebagai berikut : - Laporan keuangan konsolidasian meliputi seluruh entitas anak dari entitas induk. - Pengendalian dianggap ada ketika entitas induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lebih dari setengah kekuasaan suara suatu entitas, kecuali dalam keadaan yang jarang dapat ditunjukkan secara jelas bahwa kepimilikaan tersebut tidak diikuti dengan pengendalian. Pengendalian juga ada ketika entitas Induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika terdapat : 39 1. Kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain. 2. Kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian. 3. Kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar dewan direksi dan dewan komisaris atau atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melaui dewan atau organ tersebut atau 4. Kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara dan mengendalikan entitas melali dewan direksi dan dean komisaris atau organ tersebut. - Entitas mungkin memiliki waran saham, opsi beli saham, instrumen utang atau instrumen ekuitas yang dapat dikonversi menjadi saham biasa, atau instrumen sejenis lainnya yang mempunyai potensi (jika dilaksanakan atau dikonversi) untuk menambah kekuasaan suara kepada entitas atau mengurangi kekuasaan suara dari pihak lain atas kebijakan keuangan dan operasional entitas lain (hak suara potensial). Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas lain. Hak suara potensial yang saat ini tidak dapat dilaksanakan atau dikonversi jika, misalnya, hak suara 40 tersebut tidak dapat dilaksanakan atau dikonversi sampai dengan suatu tanggal di masa depan atau sampai terjadinya suatu peristiwa di masa depan. - Dalam menilai apakah hak suara potensial berkontribusi terhadap pengendalian, entitas menguji semua fakta dan keadaan (termasuk syarat pelaksanaan hak suara potensial dan perjanjian kontraktual lain baik yang dipertimbangkan secara individual maupun secara kombinasi) yang mempengaruhi hak suara potensial, kecuali maksud manajemen dan kemampuan keuangan untuk melaksanakan atau mengonversi hak tersebut. - Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi hanya karena investor merupakan organisasi modal ventura, reksa dana, unit perwalian, atau entitas sejenis. - Suatu entitas anak tidak dikeluarkan dari konsolidasi meskipun aktivitas usahanya tidak sama dengan entitas lain dalam kelompok usaha. Informasi yang relevan disediakan dengan mengonsolidasikan entitas anak tersebut dan mengungkapkan informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian tentang perbedaan aktivitas usaha entitas anak. 2.1.4.5 Posedur Konsolidasi Dalam sebuah proses konsolidasi dan dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, entitas harus mematuhi prosedur – prosedur konsolidasi sebagai berikut : 41 - Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasian, entitas menggabungkan laporan keuangan entitas induk dan entitas anak satu per satu dengan menjumlahkan pos-pos sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban. Agar laporan keuangan konsolidasian dapat menyajikan informasi keuangan dari kelompok usaha tersebut sebagai entitas ekonomi tunggal, dilakukan langkah – langkah berikut : (a) Jumlah tercatat investasi entitas induk pada setiap entitas anak dengan porsi entitas induk atas ekuitas entitas anak dieliminasi. (b) Kepentingan nonpengendali atas laba atau rugi entitas anak yang dikonsolidasikan selama periode pelaporan diidentifikasi. (c) Kepentingan nonpengendali dari bagian kepemilikan entitas induk atas aset neto entitas anak yang dikonsolidasikan diidentifikasi secara terpisah. Kepentingan nonpengendali atas aset neto terdiri dari : (i) Jumlah kepentingan nonpengendali pada tanggal kombinasi bisnis awal. (ii) Bagian kepentingan nonpengendali atas perubahan ekuitas sejak tanggal kombinasi tersebut. - Ketika ada hak suara potensial, proporsi atas laba atau rugi dan perubahan dalam ekuitas yang dialokasikan pada entitas induk dan kepentingan non-pengendali ditentukan berdasarkan bagian kepemilikan saat ini dan tidak mencerminkan kemungkinan pelaksanaan atau konversi hak suara potensial. 42 - Saldo, transaksi, penghasilan, dan beban intra kelompok usaha dieliminasi secara penuh. - Saldo dan transaksi intra kelompok usaha, termasuk penghasilan, beban dan dividen, dieliminasi secara penuh. Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok usaha yang diakui dalam aset, misalnya persediaan dan aset tetap, dieliminasi secara penuh. Kerugian intra kelompok usaha mungkin mengindikasikan suatu penurunan nilai yang mensyaratkan pengakuan dalam laporan keuangan konsolidasian. - Laporan keuangan entitas induk dan entitas anak yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian disusun dengan tanggal yang sama. Jika akhir periode pelaporan entitas induk berbeda dengan entitas anak, maka entitas anak menyusun laporan keuangan tambahan dengan tanggal yang sama dengan laporan keuangan entitas induk untuk tujuan konsolidasi, kecuali tidak praktis. - Laporan keuangan entitas anak yang digunakan dalam peyusunan laporan keuangan konsolidasian disusun dengan tanggal yang berbeda dengan laporan keuangan entitas induk, maka penyesuaian dilakukan atas dampak transaksi atau peristiwa signifikan yang terjadi antara tanggal laporan keuangan entitas anak dengan tanggal laporan keuangan entitas induk. Dalam hal ini, perbedaan antara akhir periode pelaporan entitas anak dengan entitas induk tidak lebih dari tiga bulan. Lamanya periode 43 pelaporan dan perbedaan antar akhir periode pelaporan adalah sama dari periode ke periode. - Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang serupa. - Jika anggota kelompok usaha menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dengan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian untuk transaksi dan peristiwa dalam keadaan yang serupa, maka penyesuaian dilakukan atas laporan keuangannya dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. - Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal akuisisi. Penghasilan dan beban entitas anak didasarkan pada nilai aset dan kewajiban yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Misalnya, beban penyusutan yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian setelah tanggal akuisisi didasarkan pada nilai wajar aset tersusutkan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal akuisisi. Penghasilan dan beban entitas anak dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian sampai dengan tanggal ketika entitas induk berhenti mengendalikan entitas anak. - Kepentingan non-pengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk. 44 - Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali mempunyai saldo defisit. - Jika entitas anak mempunyai saham preferen kumulatif beredar yang diklasifikasikan sebagai ekuitas dan dimiliki oleh kepentingan non-pengendali, maka entitas induk menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian untuk dividen atas saham tersebut, apakah ada atau tidak ada dividen yang telah diumumkan. - Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik). - Dalam keadaan tersebut nilai tercatat kepentingan pengendali dan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian relatifnya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. 2.1.4.6 Kehilangan Pengendalian Sebuah entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak apabila kondisi – kondisi di bawah ini terjadi : 45 - Entitas induk dapat kehilangan pengendalian atas entitas anak dengan atau tanpa perubahan absolut atau relatif tingkat kepemilikan. Hal ini terjadi, misalnya, ketika entitas anak menjadi subyek pengendalian pemerintah, pengadilan, administrator, atau regulator. Hal ini dapat terjadi pula sebagai akibat suatu perjanjian kontraktual. - Entitas induk mungkin kehilangan pengendalian dalam dua atau lebih perjanjian (transaksi). Meskipun, terkadang beberapa keadaan mengindikasikan bahwa lebih dari satu perjanjian seharusnya dicatat sebagai transaksi tunggal. Dalam menentukan apakah perjanjian tersebut sebagai transaksi tunggal, entitas induk mempertimbangkan seluruh syarat dan kondisi perjanjian dan dampak ekonominya. Satu atau lebih hal berikut ini mengindikasikan bahwa entitas induk mencatat lebih dari satu perjanjian sebagai transaksi tunggal : 1. Perjanjian tersebut disepakati pada waktu yang sama atau terkait satu dengan yang lain. 2. Perjanjian tersebut membentuk suatu transaksi tunggal yang di desain untuk mencapai suatu dampak komersial secara keseluruhan. 3. Keterjadian satu perjanjian tergantung pada keterjadian perjanjian lain. 4. Satu perjanjian yang berdiri sendiri tidak dapat dijustifikasi secara ekonomi, tetapi perjanjian tersebut dapat dijustifikasi secara ekonomi jika bergabung dengan perjanjian lain. 46 Misalnya, ketika saham dijual dibawah harga pasar dan dikompensasikan dengan penjualan berikutnya di atas harga pasar. - Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk: 1. Menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan kewajiban entitas anak pada nilai tercatatnya ketika pengendalian hilang. 2. Menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap komprehensif lain diatribusikan yang komponen pada pendapatan kepentingan nonpengendali). 3. Mengakui : (i) Nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya pengendalian dan (ii) Distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan hilangnya pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak ke pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; 4. Mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian. 5. Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK lain, sejumlah yang diidentifikasi dan 47 6. Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang 2 dapat diatribusikan pada entitas induk. - Jika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak, maka entitas induk mencatat semua jumlah yang diakui alam pendapatan komprehansif lain yang terkait dengan entitas anak tersebut dengan dasar yang sama yang dipersyaratkan jika entitas induk melepaskan secara langsung aset dan kewajiban terkait. Oleh karena itu, jika terdapat keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain akan direklasifikasi ke laporan laba rugi atas pelepasan aset dan kewajiban yang terkait, maka entitas induk mereklasifikasi keuntungan atau kerugian dari ekuitas ke laporan laba rugi (sebagai penyesuaian reklasifikasi) ketika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak. Misalnya, jika entitas anak memiliki aset keuangan yang tersedia untuk dijual dan entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak tersebut, maka entitas induk mereklasifikasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain ke laporan laba rugi terkait dengan aset tersebut. Serupa dengan hal tersebut, jika surplus revaluasi yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain akan ditransfer secara langsung ke saldo laba atas pelepasan aset, maka entitas induk mentransfer surplus revaluasi tersebut secara langsung ke saldo laba ketika entitas induk kehilangan pengendalian atas entitas anak. 48 - Pada saat kehilangan pengendalian atas entitas anak, setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu dicatat sesuai dengan tanggal hilangnya pengendalian. - Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan atau (jika sesuai) biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas. 2.1.4.7 Akuntansi Investasi Pada Entitas Anak, Pengendalian Bersama Entitas, Dan Entitas Asosiasi Dalam Laporan Keuangan Tersendiri Akuntansi investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi dalam laporan keuangan tersendiri diatur sebagai berikut : - Jika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi pada biaya perolehan. Entitas menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi. - Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan. 49 - Ketika entitas induk mereorganisasi struktur kelompok usahanya dengan membentuk suatu entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria berikut : 1. Entitas induk baru memiliki pengendalian atas entitas induk awal dengan menerbitkan instrumen ekuitas yang ditukarkan dengan instrumen ekuitas entitas induk awal. 2. Aset dan kewajiban kelompok usaha baru dan kelompok usaha awal adalah sama segera sebelum dan setelah reorganisasi dan 3. Pemilik entitas induk awal sebelum reorganisasi mempunyai bagian yang sama secara absolut dan relatif atas aset neto kelompok usaha awal dan kelompok usaha baru segera sebelum dan setelah reorganisasi dan entitas induk baru mencatat investasinya dalam entitas induk awal sesuai dengan harga perolehan dalam laporan keuangan tersendiri, maka entitas induk baru mengukur biaya perolehan pada nilai tercatat atas bagiannya atas pos-pos ekuitas dalam laporan keuangan tersendiri entitas induk awal pada tanggal akuisisi. - Serupa dengan hal tersebut, entitas yang bukan entitas induk mungkin mendirikan entitas baru sebagai entitas induk yang memenuhi kriteria (1), (2), dan (3) pada poin di atas. Kriteria tersebut diterapkan sama dengan reorganisasi tersebut. Dalam kasus tersebut, “entitas induk awal” dan “kelompok usaha awal” merujuk pada “entitas awal ”. - Investasi dalam pengendalian bersama entitas dan entitas asosiasi yang dicatat dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat 50 dengan cara yang sama dalam laporan keuangan tersendiri investor. 2.1.4.8 Pengungkapan Setelah penyajian laporan keuangan konsolidasian maka selanjutnya laporan keuangan konsolidaian diungkapkan agar para pengguna informasi dapat menggunakan informasi dalam laporan keuangan konsolidasian untuk mengambil keputusan. Pengungkapan berikut dibuat dalam laporan keuangan konsolidasian : 1. Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas anak jika entitas induk tidak memiliki (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara. 2. Alasan mengapa kepemilikan (secara langsung maupun tidak langsung melalui entitas anak) lebih dari setengah kekuasaan suara atau kekuasaan suara potensial atas investee tidak diikuti dengan pengendalian. 3. Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas anak jika laporan keuangan tersebut digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian dan tanggal atau periode berbeda dari tanggal laporan keuangan entitas induk, dan alasan menggunakan tanggal atau periode yang berbeda. 4. Sifat dan luas setiap restriksi signifikan (misalnya akibat dari perjanjian pinjaman yang diterima atau persyaratan regulator) dalam kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke entitas 51 induk dalam bentuk deviden tunai, atau pembayaran kembali pinjaman atau uang muka. 5. Suatu rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian atas ekuitas yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk, dan 6. Jika pengendalian atas entitas anak hilang, maka entitas induk mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) yang diakui , dan : (i) Porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu dengan nilai wajar pada tanggal hilangnya pengendalian, dan (ii) Pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif (jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif). Berikut ini aturan ketika entitas induk menyusun laporan keuangan tersendiri, maka laporan keuangan tersendiri tersebut mengungkapkan : a. Laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan tersendiri yang merupakan informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. b. Daftar investasi yang signifi kan dalam entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi, termasuk nama, negara atau tempat kedudukan, proporsi kepemilikan, dan proporsi hak suara yang dimiliki (jika berbeda) dan 52 c. Penjelasan tentang metode yang digunakan untuk mencatat investasi terdapat dalam penjelasan diatas. 2.1.4.9 Tanggal Efektif PSAK 4 (revisi 2009) ini berlaku secara efektif pada entitas dengan tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. 2.1.4.10 Ketentuan Transisi PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri diterapkan secara retrospektif, kecuali untuk beberapa hal berikut diterapkan prospektif : (a) Persyaratan mengenai laba atau rugi komprehensif yang diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan nonpengendali bersaldo defisit. (b) Persyaratan mengenai perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian. (c) Persyaratan mengenai kehilangan pengendalian atas entitas anak, dan persyaratan terkait dalam paragraf 08A PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. (d) Persyaratan mengenai hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian. 53 (e) Jika entitas induk masih memiliki entitas anak yang diperoleh sebelum tanggal efektif PSAK 4 (revisi 2009) untuk tujuan dijual atau dialihkan dalam jangka pendek, dan entitas anak yang dibatasi oleh restriksi jangka panjang sehingga mempengaruhi secara signifi kan kemampuannya dalam mentransfer dana kepada entitas induk, sebagaimana diatur dalam PSAK 4 (1994), maka entitas induk mengonsolidasikan entitas anak tersebut sesuai PSAK 4 (revisi 2009) secara prospektif. 2.1.5 Kebijakan-kebijakan yang Terkait dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Sebuah perusahaan terbuka yang beroperasi maka dalam penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian sebuah kelompok usaha harus mematuhi kebijakan yang berlaku salah satunya adalah peraturan Badan Pengawas Pasar Modal yang menyatakan : “Peraturan ini merupakan pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan secara umum yang wajib diterpakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik dalam menyusun laporan keuangan. Hal – hal mengenai struktur, isi, dan persyaratan dalam penyajian laporan keuangan dan pengungkapan yang tidak diatur dalam Peraturan ini, harus mengikuti SAK” Atas dasar peraturan Badan Pengawas Pasar Modal di atas maka sebuah perusahaan terbuka dalam mennyajikan dan mengungkapan laporan keuangan konsolidasian selain berpedoman pada PSAK 4 (revisi 2009) : Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri, selain itu kelompok usaha juga berpedoman 54 pada PSAK – PSAK dibawah ini yang terkait dengan PSAK 4 (revisi 2009) : 1. PSAK 12 (revisi 2009) : Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama Diterapkan untuk akuntansi bagian partisipasi dalam ventura bersama dan pelaporan aset, kewajiban, penghasilan dan beban ventura bersama dalam laporan keuangan venturer dan investor, terlepas dari struktur atau bentuk yang mendasari dilakukannya aktivitas ventura bersama 2. PSAK 15 (revisi 2009) : Investasi Pada Entitas Asosiasi Diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Namun, Pernyataan ini tidak diterapkan untuk investasi dalam entitas asosiasi yang dimiliki oleh : (a) Organisasi modal ventura atau (b) Reksa dana, unit perwalian, dan entitas sejenis termasuk dana asuransi terhubung-investasi. 3. PSAK 22 (revisi 2010) : Kombinasi Bisnis Bertujuan untuk meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding dari informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya mengenai kombinasi bisnis dan dampaknya. 4. PSAK 50 (revisi 2010) : Instrumen Keuangan : Penyajian Bertujuan untuk menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan. 55 5. PSAK 55 (reivisi 2011) : Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran Bertujuan untuk mengatur prinsip - prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. 6. PSAK 58 (revisi 2009) : Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan. 56