1 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pap Test Kanker Serviks dengan Menggunakan Metode Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus Pasien di Rumah Sakit “X” Surabaya) Rany Milan Nugrahani, Mutiah Salamah Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: [email protected] Abstrak—Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Kanker leher rahim merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim. Diperkirakan, 52 juta perempuan Indonesia berisiko terkena kanker, sementara 36 persen perempuan dari seluruh penderita kanker adalah pasien kanker serviks. Maka pada penelitian ini akan dikaji faktor resiko yang meningkatkan kanker serviks. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ordinal diketahui bahwa variabel yang signifikan terhadap hasil pap test yaitu pemakaian alat kontrasepsi (X2) dan riwayat mempunyai anak (X3). Interpretasi dari nilai odds ratio diperoleh bahwa Pasien yang tidak menggunakan alat kontrasepsi mempunyai resiko terkena kanker dan prakanker pada hasil pap test yaitu sebesar 1,523 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak terkena kanker dan menggunakan alat kontrasepsi. Sedangkan untuk pasien yang tidak memiliki anak mempunyai resiko terkena kanker dan prakanker pada hasil pap test sebesar 1,818 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak terkena kanker dan memiliki anak. Kata-kata kunci—hasil pap test, kanker serviks, regresi logistik ordinal. I. PENDAHULUAN K ANKER adalah suatu penyakit yang ditimbulkan oleh sel tunggal yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali sehingga dapat menjadi tumor ganas yang dapat menghancurkan dan merusak sel atau jaringan sehat [1]. Kanker serviks merupakan kanker yang tumbuh dan berkembang pada daerah leher rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang paling banyak diderita oleh wanita dan menempati urutan kedua setelah kanker payudara [2]. Khusus di Indonesia terdeteksi kasus kanker serviks sebanyak 15.000 kasus per tahunnya dengan 8000 kasus diantaranya menyebabkan kematian [2]. Tingginya angka kematian ini adalah karena penyakit ini tidak mempunyai ciri yang khas, sehingga mayoritas penderita datang berobat saat penyakit tersebut telah mencapai stadium lanjut [3]. Diperkirakan, 52 juta perempuan Indonesia berisiko terkena kanker, sementara 36 persen perempuan dari seluruh penderita kanker adalah pasien kanker serviks. Penyakit kanker serviks ini dapat dicegah bila dilakukan program skrining atau deteksi dini. Pemeriksaan pap test merupakan metode skrining deteksi dini pada penyakit kanker serviks. Pemeriksaan hasil pap test untuk sel-sel abnormal pada serviks dikategorikan menjadi tiga hasil utama [4], yaitu tidak terkena kanker menunjukkan hanya terdapat infeksi, prakanker menunjukkan beberapa perubahan sel-sel abnormal, dan kanker menunjukkan sel-sel abnormal pada daerah serviks sudah bersifat ganas. Perjalanan dari infeksi virus menjadi kanker membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 10-20 tahun [5]. Penelitian mengenai hasil pap test pernah dilakukan oleh [6] yaitu dengan judul Bagging Multivariate Adaptive Regression splines (MARS) untuk klasifikasi pasien hasil pap test penyakit kanker serviks (Studi Kasus di RS “X” Surabaya) dengan hasil variabel pembeda yang mempengaruhi dalam pengelompokkan dari tingkat kepentingan tertinggi hingga terendah adalah variabel frekuensi melahirkan, penggunaan kontrasepsi, riwayat keguguran, siklus menstruasi, usia menstruasi pertama, dan variabel usia pasien. Berdasarkan uraian mengenai hasil pap test untuk sel-sel abnormal pada serviks terdapat tiga kategori yaitu tidak terkena kanker, prakanker, dan kanker. Ketiga kategori tersebut dijadikan sebagai kategori ordinal pada variabel respon. Regresi logistik ordinal adalah metode yang digunakan untuk mengetahui variabel-variabel yang dapat mempengaruhi terjadinya kanker serviks untuk masing-masing kategori hasil pap test. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menyajikan karakteristik pasien penderita penyakit kanker serviks di Rumah Sakit ”X” Surabaya dengan menggunakan tabulasi silang. 2 B. Uji Independensi Antar Variabel Uji chi-square digunakan untuk menguji kebebasan (test of independent) antara variabel Y dan X. Hipotesis yang digunakan adalah H0 : tidak ada hubungan antara variabel Y dan variabel X H1 : ada hubungan antara variabel Y dan variabel X 2 I J ( nij eˆij ) 2 Statistik Uji : i 1 j 1 eˆij Daerah penolakan : Tolak H0 jika 2 2 ( ,(i 1)( j 1)) nij observasi baris ke-i dan kolom ke-j C. Regresi Logistik Ordinal Regresi logistik ordinal merupakan metode statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel respon yang memiliki memiliki kategori bersifat tingkatan dengan variabel prediktor. Model regresi logistik ordinal : P(Y j | xi ) 1 P(Y j | x ) i Logit P(Y j | x i ) log (1) Nilai peluang untuk masing-masing kategori respon untuk regresi logistik ordinal yaitu sebagai berikut. 0 ( x i ) P (Y 0 | x i ) p exp α 0 β k x ik k 1 = P(Y 0|xi ) p 1 exp α 0 β k xik k 1 p p exp 1 k x ik exp 0 k x ik k 1 k 1 (3) p p 1 exp 1 k x ik 1 exp 0 k x ik k 1 k 1 2 ( x i ) 1 P (Y 1 | x i ) 1 p 1 exp 1 k xik k 1 (4) D. Uji Individu Pengujian individu dilakukan yaitu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon secara individual dengan menggunakan statistik uji Wald [7]. Adapun hipotesis yang digunakan yaitu sebagai berikut. H0: β k = 0 H1: β k ≠ 0 dengan k = 1, 2, …, p Taraf Signifikan ( ): 15% Statistik Uji : Statistik Uji Wald βˆ k (5) SE(βˆ k ) Daerah penolakan : tolak Ho jika W Z α/2 atau nilai p-value kurang dari . E. Uji Serentak Pengujian individu dilakukan yaitu untuk mengetahui variabel prediktor yang berpengaruh terhadap variabel respon secara serentak. Adapun hipotesis yang digunakan untuk uji serentak yaitu sebagai berikut. β1 β2 ... βk 0 H1: paling sedikit ada satu β k ≠ 0, dengan k = 1, 2, …, p Taraf Signifikan ( ): 5% Statistik uji : G 2 ln ( L0 ) = 2 ln( L0 ) 2( L1 ) L1 Daerah penolakan H0 adalah jika G lebih > p-value kurang dari . (6) x 2 ( ,df ) atau nilai F. Uji Parsial Uji parsial digunakan untuk mengetahui model akhir pada uji serentak. Uji signifikansi parameter menggunakan uji Wald [6] dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut. H0: (2) 1 ( x i ) P (Y 1 | x i ) 0 ( x i ) W H0 : eij frekuensi harapan baris ke-i dan kolom ke-j Perhitungan statistik uji Wald adalah sebagai berikut. H1: k 0 k 0 , dengan k =1,2,..p Perhitungan uji Wald adalah sebagai berikut βˆ k W SE(βˆ k ) Daerah penolakan : tolak Ho jika W Z α/2 atau nilai p-value kurang dari . G. Uji Kesesuaian Model Pengujian kesesuaian model bertujuan untuk mengetahui apakah model dengan variabel dependen merupakan model yang sesuai. Uji kesesuaian model menggunakan statistik uji Chi-Square. Hipotesis yang digunakan untuk uji kesesuaian model yaitu sebagai berikut. H0 : Model sesuai (tidak ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model). H1 : Model tidak sesuai (ada perbedaan yang nyata antara hasil observasi dengan kemungkinan hasil prediksi model). Dengan statistik uji yang digunakan yaitu sebagai berikut : 2 g (o n' ) 2 k k k (7) k 1 n' (1 ) k k k Keterangan ok : n 'k y j , jumlah variabel respon pada group ke-k j 1 3 k : n 'k m j ̂ j j 1 , rata-rata taksiran probabilitas n' k m j : banyak observasi yang memiliki nilai ˆ n' k : banyaknya observasi pada group ke-k Daerah penolakan : tolak H0 jika 2 (2 ,df ) atau nilai p-value kurang dari α. H. Ketepatan Klasifikasi Ketepatan klasifikasi merupakan evaluasi prosedur klasifikasi untuk melihat peluang kesalahan klasifikasi yang dilakukan oleh suatu fungsi klasifikasi. Ukuran yang dipakai adalah apparent error rate (APER) [8]. APER adalah nilai proporsi sampel yang salah diklasifikasikan oleh fungsi klasifikasi [8]. I. Kanker Serviks Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada daerah serviks atau leher rahim. Peristiwa kanker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV (Human papillomavirus) [4]. Kanker serviks diduga dipengaruhi oleh beberapa variabel yaitu usia, pemakaian alat kontrasepsi, memiliki anak atau tidak, siklus menstruasi, usia menstruasi pertama dan riwayat keguguran. III. METODOLOGI PENELITIAN Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 1 Variabel Penelitian Variabel Respon Hasil pap test Y Variabel Prediktor Usia pasien (X1) Pemakaian alat kontrasepsi (X2) Memiliki anak/tidak (X3) Siklus mensttruasi (X4) Usia menstruasi pertama (X5) Riwayat keguguran (X6) Y=0, hasil pap test menunjukkan kanker Y=1, hasil pap test menunjukkan prakanker Y=2, hasil pap test menunjukkan tidak terkena kanker 0 = ≤ 50 tahun 1 = > 50 tahun 0 = Tidak memakai kontrasepsi 1 = Memakai kontrasepsi 0 = Tidak mempunyai anak 1 = Mempunyai anak 0 = Tidak teratur 1 = Teratur 0 = 10-12 tahun 1 = 13-16 tahun 0 = Tidak mempunyai riwayat keguguran 1 = Mempunyai riwayat keguguran Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari rekam medis pasien wanita yang melakukan pap test di Rumah Sakit “X” Surabaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data pada Tahun 2011. Untuk mencapai tujuan pertama yaitu untuk mengetahui karakteristik pasien pada setiap kategori berdasarkan faktorfaktor resiko penyebab terjadinya kanker serviks dilakukan analisis deskriptif dengan tabulasi silang. Untuk mencapai tujuan kedua yaitu untuk memperoleh model peluang terjadinya kanker serviks pada setiap kategori berdasarkan faktor-faktor resiko penyebab terjadinya kanker serviks dilakukan analisis regresi logistik ordinal dengan langkah-langkah analisis sebagai berikut : a. Melakukan uji independensi antara variabel respon dan prediktor. b. Melakukan uji signifikansi parameter secara individu untuk mengetahui variabel-variabel prediktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel respon. c. Melakukan model regresi logistik ordinal secara serentak dan parsial. d. Menentukan model regresi logistik antara variabel respon dengan variabel-variabel prediktor yang signifikan. e. Menginterpretasikan model regresi logistik ordinal dan odds ratio yang diperoleh. f. Melakukan uji kesesuaian model (goodness of fit). g. Menghitung ketepatan klasifikasi model regresi logistik ordinal. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini terdapat dua metode analisis statistik yang digunakan, yaitu analisis deskriptif, uji independensi dan analisis regresi logistik ordinal. A. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif untuk karakteristik pasien kanker serviks di Rumah Sakit “X” Surabaya ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2 Karakteristik Pasien Pada Hasil Pap Test Hasil Pap Test Kanker Serviks (%) Variabel X Kategori Tidak Terkena Kanker Prakanker Kanker <= 50 tahun 14,2 6,3 3,3 Usia Pasien > 50 tahun* 44,7 18,5 13,0 Pemakaian Alat Tidak Pakai 22,0 12,2 8,1 kontrasepsi Pakai* 36,8 12,6 8,3 Tidak Punya Memiliki Anak 6,9 2,8 3,9 Anak atau Tidak Punya Anak* 52,0 22,0 12,4 Siklus MenstruaTidak Teratur 15,2 4,1 3,0 si Teratur* 43,7 20,7 13,4 Usia Menstruasi 10-12 tshun* 34,3 15,4 8,7 Pertama 13-16 tahun 24,6 9,4 7,7 23,8 10,6 4,3 Riwayat Kegugu- Tidak Pernah ran Pernah* 35,0 14,2 12,0 Keterangan : * — Karakteristik Mayoritas Pasien Pada Hasil Pap Test Tabel 2 menunjukkan bahwa pasien di rumah sakit “X” yang telah melakukan pap test dengan hasil pada kategori kanker, prakanker dan tidak terkena kanker yaitu mayoritas pada pasien dengan usia lebih dari 50 tahun, menggunakan alat 4 kontrasepsi, mempunyai anak, mempunyai siklus menstruasi teratur, usia menstruasi pertama dan mempunyai riwayat keguguran. serentak. Hasil untuk uji regresi logistik secara serentak yaitu sebagai berikut. Tabel 5 Regresi Logistik Ordinal Secara Serentak B. Uji Independensi Adapun hasil pada pengujian independensi yaitu sebagai berikut. Usia pasien (X1) Penggunaan kontrasepsi (X2) Riwayat mempunyai anak (X3) Siklus menstruasi (X4) Usia menstruasi pertama (X5) Riwayat keguguran (X6) p-value 0,707 0,030* 0,009* 0,073* 0,443 0,039* G Chi-Square DF p-value Final 114,509 17,057 4 0,002* Keterangan : * — Signifikan pada α = 5% Tabel 3 Uji Independensi Variabel Variabel Independen Model Keputusan Gagal Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Gagal tolak H0 Tolak H0 Berdasarkan pengujian secara serentak dan diperoleh nilai p-value kurang dari yaitu 0,002 lebih kecil dari 0,05 berarti terdapat variabel bebas yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil pap test kanker serviks. Langkah selanjutnya dilakukan uji parsial dan hasilnya yaitu sebagai berikut. Tabel 6 Regresi Logistik Ordinal Secara Parsial Keterangan : * — Signifikan pada α = 10% Variabel Konstanta 1 Konstanta 2 Tidak menggunakan alat kontrasepsi (X2) Tidak mempunyai anak (X3) Siklus menstruasi tidak teratur (X4) Tidak mempunyai riwayat keguguran X6 Variabel yang berhubungan dengan hasil pap test yaitu variabel penggunaan alat kontrasepsi (X2), riwayat mempunyai anak (X3), siklus menstruasi (X4) dan Riwayat keguguran (X6). Maka empat variabel tersebut dapat dilanjutkan pada uji signifikansi parameter untuk uji individu, uji serentak dan uji parsial. C. Regresi Logistik Ordinal Secara Individu Hasil dari pengujian regresi logistik secara individu yaitu sebagai berikut. Tabel 4 Regresi Logistik Ordinal Secara Individu Variabel B Wald p-value Konstanta 1 0,555 21,429 0,000 Konstanta 2 1,843 156,534 0,000 Tidak menggunakan 0,452 6,570 0,010* alat kontrasepsi (X2) Konstanta 1 0,429 934.431 0,000 Konstanta 2 1,714 181.829 0,000 Tidak mempu0,546 4,978 0,026* nyai anak (X3) Konstanta 1 0,258 6,563 0,010 Konstanta 2 1,542 148,146 0,000 Siklus menstruasi -0.476 4,664 0,031* tidak teratur (X4) Konstanta 1 0,252 4,983 0,026 Konstanta 2 1,531 126,681 0,000 Tidak pernah -0,269 2,209 0.137* keguguran X6 Keputusan Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 Tolak H0 tolak H0 Tolak H0 Keterangan : * — Signifikan pada α = 15% Variabel yang signifikan terhadap hasil pap test kanker serviks yaitu variabel alat kontrasepsi dengan kategori yang tidak menggunakan alat kotrasepsi, variabel riwayat mempunyai anak dengan kategori tidak memiliki anak, variabel siklus menstruasi dengan kategori siklus menstruasi tidak teratur dan variabel riwayat keguguran dengan kategori tidak pernah mengalami keguguran. D. Regresi Logistik Ordinal Secara Serentak Analisis setelah pengujian regresi logistik ordinal secara individu yaitu melakukan pengujian regresi logistik secara B Wald p-value Odds Ratio 0,446 1,756 8,118 97,702 0,004 0,000 0,421 5,535 0,019* 1,523 0,598 5,822 0,016* 1,818 -0.413 3,444 0,063 -0,221 1,462 0.227 Keterangan : * — Signifikan pada α = 5% Variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap hasil pap test adalah variabel pemakaian alat kontrasepsi (X2) dengan kategori tidak mengunakan alat kontrasepsi dan variabel riwayat mempunyai anak (X3) dengan kategori tidak mempunyai anak. Hal ini dapat dilihat dari nilai p_value yang kurang dari nilai α. Interpretasi dari odds ratio yaitu pasien yang tidak menggunakan alat kontrasepsi mempunyai resiko terkena kanker dan prakanker pada hasil pap test yaitu sebesar 1,523 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak terkena kanker dan menggunakan alat kontrasepsi. Sedangkan untuk pasien yang tidak memiliki anak mempunyai resiko terkena kanker dan prakanker pada hasil pap test yaitu sebesar 1,818 kali dibandingkan dengan pasien yang tidak terkena kanker dan memiliki anak. Aplikasi dari model regresi logistik ordinal yaitu jika terdapat pasien yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dan tidak memiliki anak maka peluang pasien tersebut terkena kanker serviks yaitu sebesar 0,721 dibandingkan dengan pasien yang mempunyai anak dan menggunakan alat kontrasepsi. nilai peluang untuk masing-masing kategori hasil pap test yaitu sebagai berikut. 0 exp0,446 0,421(tidak_pakai_alkon) 0,598(tidak_punya_anak) 1 exp0,446 0,421(tidak_pakai_alkon) 0,598(tidak_punya_anak) = 0,721 1 exp1,756 0,421(tidak_pakai_alkon) 0,598(tidak_punya_anak) 1 exp1,756 0,421(tidak_pakai_alkon) 0,598(tidak_punya_anak) exp0,446 0,421(tidak_pakai_alkon) 0,598(tidak_punya_anak) 1 exp0,446 0,421(tidak_pakai_alkon) 0,598(tidak_punya_anak) = 0,151 5 Nilai 0 merupakan peluang untuk pasien terkena kanker, sedangkan untuk nilai 1 merupakan peluang untuk pasien terkena prakanker. Sedangkan peluang untuk pasien tidak terkena kanker yaitu sebesar 0,128. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter ahli dalam menggunakan variabel-variabel prediktor sebagai faktor resiko kanker serviks. DAFTAR PUSTAKA E. Uji Kesesuaian Model Adapun hasil pada pengujian kesesuaian model yaitu sebagai berikut. Pearson Tabel 7 Hasil Uji Kesesuaian Model Chi-Square df p-value Keputusan 28,606 26 0,329 Gagal Tolak H0 Berdasarkan pada hasil Uji kesesuaian model diperoleh kesimpulan yaitu model hasil pap test untuk kanker serviks di Rumah Sakit “X” telah sesuai, tidak ada perbedaan antara hasil observasi dan hasil prediksi model. F. Ketepatan Klasifikasi Model Setelah dilakukan uji kesesuaian terhadap model yang telah didapatkan, maka kemudian dilakukan pengukuran ketepatan klasifikasi untuk model regresi logistik ordinal. Hasil untuk ketepatan klasifikasi dapat dilihat pada Tabel 8 sebagai berikut. Tabel 8 Klasifikasi Hasil Pap Test Antara Observasi dan Prediksi Prediksi Observasi Kategori 0 Kategori 1 Kategori 2 Kategori 0 299 69 0 Kategori 1 0 0 9 Kategori 2 0 57 74 Hasil ketepatan pengklasifikasian hasil pap test untuk kanker serviks dapat diketahui persentase ketepatan pengklasifikasian adalah (100% - 26,6%) = 73,4%. V. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut : Berdasarkan hasil deskriptif karakteristik pasien yang telah melakukan pap test terdapat 58,9% menunjukkan terkena kanker, 24,8% terkena prakanker dan 16,3% tidak terkena kanker. Penderita kanker serviks mayoritas yaitu pada usia diatas 50 tahun, dengan menggunakan alat kontrasepsi, mempunyai anak, memiliki siklus menstrasi yang teratur, usia menstruasi pertama 10-12 tahun dan pernah mengalami keguguran. Faktor-faktor resiko penyebab kanker serviks yang berpengaruh signifikan terhadap hasil pap test yaitu pemakaian alat kontrasepsi (X2) dengan kategori tidak menggunakan alat kontrasepsi dan variabel riwayat memiliki anak (X3) dengan kategori tidak memiliki anak. Aplikasi dari model regresi logistik ordinal yaitu jika terdapat pasien yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dan tidak memiliki anak maka peluang pasien tersebut terkena kanker serviks yaitu sebesar 0,721 dibandingkan dengan pasien yang mempunyai anak dan menggunakan alat kontrasepsi. [1] Riady, J. (2008). Pengertian Kanker Cara Melawan/Mencegah Penyakit Kanker & Makanan Pemicu/Penyebab Kanker Serviks.(online) http://organisasi.org/pengertian-kanker-pemicu-penyebab-kanker. [2] Isma. (2011). Mengenali seluk beluk kanker serviks sebagai langkah awal mencegah dan mengobati penyakit kanker serviks dengan tepat. (online) http://www.kanker-serviks.com [3] Kessek, H. (2010). Tiap Satu Jam Perempuan Indonesia Meninggal Akibat Kanker Serviks. (online) http://bataviase.co.id [4] Triyadi, D. (2011). Pemeriksaan Hasil Pap Smear Pada Penyakit kanker Serviks. (online) http://PEMERIKSAAN%20PAP%20SMEAR%20.com [5] Suparyanto (2011), Kanker Leher Rahim Carsinoma Cervix. (online) http://dr.suparyanto.blogspot.com [6] Yastuti, H. (2010). Bagging Multivariate Adaptive Regression splines (MARS) untuk klasifikasi pasien hasil pap test penyakit kanker serviks (Studi Kasus di RS “X” Surabaya). Tugas Akhir, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [7] Hosmer, D. W. and Lemeshow, S. (2000). Applied Logistic Regression. John Wiley and Sons, Inc. USA. [8] Johnson R. A., and Winchern, D. W. (1992). Applied Multivariate Statistical Analysis, Printice Hall, Inc., New Jersey.