BAB IV KESIMPULAN Lirik-lirik lagu Ummi Kulṡūm adalah salah satu karya sastra yang merekam semangat perlawanan bangsa Mesir melawan kolonialisme. Melalui lirik-lirik lagu, Ummi Kulṡūm menunjukkan adanya nasionalisme bangsa Mesir untuk keluar dari inferioritas dunia ketiga dan menunjukkan identitas bangsa Mesir yang terpinggirkan. Situasi kolonial yang terjadi di berbagai kota di Mesir telah melahirkan berbagai reaksi dan penolakan dari pribumi. Perkembangan ini mencapai klimaks dengan munculnya perlawanan terhadap penetrasi kolonial yang berubah menjadi gerakan-gerakan nasionalis ketika kemiskinan penduduk desa bertambah dan pengangguran di perkotaan makin meningkat. Kata-kata ṡaurah atau ṡiwār (revolusi), manṡurah (kemenangan), ahrār (kemerdekaan) bergema pada tahun 1950-an dan 1960-an sebagai jargon penyemangat para pejuang bangsa Mesir dalam melawan penjajahan. Ungkapanungkapan nasionalis yang disuarakan bangsa Mesir yang terjajah berusaha merekatkan bangsa dalam ikatan yang lebih kokoh agar keluar dari jaring-jaring kolonialisme. Semangat nasionalisme Arab Mesir yang terlacak melalui lirik-lirik lagu Ummi Kulṡūm mengalami 3 tahap perkembangan, yaitu tahap pertumbuhan nasionalisme, tahap perlawanan, dan tahap peralihan. Ketiga tahap tersebut berkembang melewati berbagai peristiwa revolutif sehingga melahirkan hal-hal baru dan pemimpin-pemimpin baru. Pemimpin pada tahap pertumbuhan nasionalisme dipelopori tokoh nasionalis Saʻad Zaglūl Pāsyā, pada tahap perlawanan muncul tokoh besar Jamāl ʻAbdun-Nāṣir, dan pada tahap peralihan diwakili para generasi muda, tanpa penyebutan nama. 128 Gagasan nasionalisme dalam lirik-lirik lagu Ummi Kulṡūm muncul dalam bentuk retorika tradisi yang dijabarkan dalam logika agama, sejarah, dan praktik-praktik kerakyatan. Gagasan nasionalisme juga muncul dalam bentuk retorika pembangunan yang dijabarkan dalam logika globalisasi, ilmu pengetahuan, gender) yang bersifat sintesis (gabungan antara kedua retorika tersebut) tetapi bersifat ambivalen (mendua). Dalam lirik-lirik lagu Ummi Kulṡūm juga melahirkan gagasan persatuan yang juga ambivalen sehingga berujung dengan gagasan posnasional dengan mempertimbangkan dua unsur aspek yang bersifat hibrid (adanya persilangan budaya Mesir dan Eropa) dan diasporik (adanya migrasi besar-besaran dari kota-kota kecil dan pedesaan menuju ibukota Kairo sehingga Kairo menjadi kota paling padat penduduknya. Demikianlah pembahasan mengenai nasionalisme Arab Mesir dalam lirik lagu Ummi Kulṡūm. Banyak cara sebenarnya yang bisa dilakukan bangsa Mesir untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme, namun pemilihan ini dilatari oleh Ummi Kulṡūm melalui lirik-lirik lagunya yang gigih memperjuangkan kemerdekaan bangsa Mesir dari penjajahan. Semangat nasionalisme bangsa Mesir melawan pemerintahan tirani, ketidakadilan, dan intervensi bangsa Barat masih terus berlangsung dalam beberapa kali demonstrasi besar penggulingan Husni Mubarak sebagai Presiden Mesir tahun 2011 dan lagu-lagu Ummi Kulṡūm masih digemakan oleh para demonstran. Dengan demikian, tentu akan terus dibutuhkan penelitian yang intensif terhadap liriklirik Ummi Kulṡūm agar dapat memetakan perjuangan bangsa Mesir kekinian secara lebih komprehensif. 128