Penyakit Jantung Koroner

advertisement
PENYAKIT JANTUNG KORONER
OLEH :
NAMA
: REZA FEBRIANTI A.P
NIM
: G0C213011
DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2013/2014
A. Gejala Awal Penyakit Jantung Koroner
Gejala awal penyakit jantung koroner haruslah Anda ketahui, mengingat penyakit ini jika
sudah semakin kronis akan menyebabkan kematian mendadak.
Gejala Jantung Koroner pada kaum laki sedikit beda dari yang terjadi pada kaum wanita.
Ini ungkapan dari beberapa ahli. Pada wanita biasanya Gejala Jantung koroner berupa
sesak napas. Bila mengeluh sakit, serangannya lebih ke arah perut atau punggung bawah,
dan biasanya disertai mual. Rasa sakit di dada tak hanya di sebelah kiri, bisa juga di
kanan. Diagnosis Penyakit Jantung Koroner melalui gejala-gejala itu adakalanya sulit
dilakukan, karena sering mirip dengan beberapa penyakit lain seperti maopause pada
wanita seperti sakit punggung, berdebar-debar, berkeringat dingin, dll. Meskipun tidak
sangat detail mengenai Gejala Jantung Koroner yang muncul, tetapi mualilah curiga bila
Anda merasa terengah-engah disertai keringat dingin usai melakukan pekerjaan berat.
Nyeri dada kiri (angina pektoris) merupakan ciri khas Gejala Penyakit Jantung Koroner.
Dan juga dada serasa tertekan diikuti sesak napas. Kadang terasa ada tekanan di bahu
atau leher seperti tercekik, dan nyeri di lengan kiri sampai jari-jari. Dalam beberapa kasus
sakitnya malah terasa di rahang. Semua keluhan / gejala Jantung Koroner terjadi akibat
penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah jantung.
1
Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung
secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia
sehingga memicu serangan jantung.
Gejala jantung Koroner yang lain, Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal
jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak berarturan. Irama
detak jantung tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama
jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk
memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si
pasien pun kemungkinan tidak tertolong lagi.
Gejala Jantung koroner, Selama beberapa bulan sebelum serangan jantung biasanya
penderita penyakit jantung koroner sering merasa sangat lelah tanpa alasan. Jangan
menganggap gejala ini disebabkan oleh kurang tidur dan stres akibat pekerjaan. Bisa
kemungkinan Gejala awal penyakit jantung Koroner.
Lalu gejala lain yaitu merasa tertekan di tengah dada selama 30 detik sampai 5 menit. Hal
lainnya adalah keringat dingin, berdebar-debar, pusing, dan merasa mau pingsan. Gejala
ini tidak selalu dirasakan penderitanya. Tanda peringatan lain adalah napas tersengalsengal pada saat berolahraga.
2
B. Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang mematikan, maka untuk itu agar
terhindar dari penyakit mematikan ini, Anda harus mengetahui penyebab penyakit
jantung koroner ini. Juga tidak lupa pula harus menghindari penyebab yang bisa
mengakibatkan penyakit jantung koroner ini.
Adapun berikut kami akan kupas tuntas mengenai penyebab penyakit jantung koroner
pada kesempatan kali ini.
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan
diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan
darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah
tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami
kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari
Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal
dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak.
Beberapa faktor resiko terpenting Penyakit Jantung Koroner :

Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi

Kadar Kolesterol HDL rendah

Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)
3

Merokok

Diabetes Mellitus

Kegemukan

Riwayat keturunan penyakit jantung dalam keluarga

Kurang olah raga

Stress
Bila Anda menyandang salah satu atau beberapa faktor resiko tersebut diatas, Anda
dianjurkan secara berkala memeriksakan kesehatan jantung Anda kepada seorang ahli.
Adanya dua atau lebih faktor resiko akan berlipat kali menaikkan resiko total terhadap
Penyakit Jantung Koroner.
4
C. Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner ( PJK ) merupakan problemakesehatan utama di negara maju.
Di Indonesia telah terjadi pergeseran kejadian Penyakit Jantung dan pembuluh darah dari
urutan ke-l0 tahun 1980 menjadi urutan ke-8 tahun 1986. Sedangkan penyebab kematian
tetap menduduki peringkat ke-3. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya Penyakit
Jantung
Koroner
sehingga
usaha
pencegahan
harus
bentuk
multifaktorial
juga.Pencegahan harus diusahakan sedapat mungkin dengan cara pengendalian faktor
faktor resiko PJK dan merupakan hal yang cukup penting dalamusaha pencegahan PJK,
baik primer maupun sekunder. Pencegahan primer lebih ditujukan pada mereka yang
sehat tetapi mempunyai resiko tinggi, sedangkan sekunder merupakan upaya
memburuknya penyakit yang secara klinis telah diderita. Berbagai Penelitian telah
dilakukan selama 50 tahun lebih dimana didapatlah variasi insidens PJK yang berbeda
pada geografis dan keadaan sosial tertentu yang makin meningkat sejak tahun 1930 dan
mulai tahun 1960 merupakan Penyebab Kematian utama di negaraIndustri. Mengapa
didapatkan variasi insidens yang berbeda saat itu belum diketahui dengan pasti, akan
tetapi didapatkan jelas terjadi pada keadaan keadaan tertentu. Penelitian epidemiologis
akhirnya mendapatkan hubungan yang jelas antara kematian dengan pengaruh keadaan
sosial, kebiasaan merokok, pola diet, exercise, dsb yang dapat dibuktikan faktor-faktor
5
yang dapat mempengaruhi terjadinya PJK antara lain: umur, kelamin ras, geografis,
keadaan sosial, perubahan masa, kolesterol, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas,
exercise, diet,perilaku dan kebiasaan lainnya, stress serta keturunan.
D. Proses dan Mekanisme Penyumbatan
Pada awalnya arteri normal, aliran darah tidak terhalang, tetapi oleh berbagai faktor risiko
terjadilah:
Plak, ini dapat menyebabkan arteri mengalami penyum-batan/halangan sebagian. Plak ini
dalam waktu lama dapat tumbuh terus, sehingga terjadi penyumbatan total.
Spasm, proses ini menyebabkan pembuluh arteri mengerut dan ruang aliran tinggal
sebagian dan bila parah terjadi penghentian darah secara total.
Clot atau disebut juga Platelete clumping’, dalam hal ini terjadi proses penggumpalan
dari berbagai substansi dalam darah. Proses ini dapat berlanjut sedemikian rupa, sehingga
menghalangi aliran darah secara total.
Kombinasi dari dua atau lebih peristiwa di atas. Bila kombinasi tersebut terjadi,
umumnya dengan cepat terjadi penyumbatan total (100%) pada arteri koroner.
Menurut Dean Ornish, ada mekanisme lain di samping penyumbatan plak yang dapat
juga mengurangi aliran darah ke jantung. Di antaranya yang terpenting adalah kekejangan
(coronary artery spasm) dan penggumpalan (platelete clumping- clotting). Berbagai
penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang dikenal sebagai faktor risiko dapat
menyebabkan formasi plak, kekejangan, dan penggumpalan. Semua mekanisme di atas
yang menyebabkan PJK atau serangan jantung, bersifat interdependen; artinya, peristiwa
yang satu mempengaruhi yang lain dengan cara yang beraneka ragam.
6
E. Tanda-tanda atau Gejala Adanya Penyumbatan (PJK)
Karena setiap orang berbeda-beda, tanggapan fisik terhadap perkembangan PJK juga
berbeda. Tidak semua orang dengan PJK memiliki simtom atau manifestasi tertentu,
tetapi manifestasi yang umum menurut American Health Assosioation (AHA) adalah
sebagai berikut:
Tidak ada simtom (Gejala). Banyak dari mereka yang mengalami PJK tidak merasakan
ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit. Dalam kedokteran kondisi
ini disebut silent ischernia. Mereka yang berpenyakit diabetes amat rentan terhadap silent
ischemia.
Angina. Formalnya disebut angina pectoris. Angina umumnya ditunjukkan dengan sakit
dada sementara sewaktu melakukan gerakan fisik atau olahraga.
Angina tidak stabil (unstable angina). Sakit dada yang tiba-tiba terasa sewaktu dalam
keadaan istirahat atau terjadi lebih berat secara tiba-tiba.
Serangan jantung. Bila aliran darah ke pembuluh arteri koroner terhalang sepenuhnya
terjadilah serangan jantung atau myocardial infarction (MI).
Penyakit Arteri Koroner ditandai dengan adanya endapan lemak yang berkumpul di
dalam sel yang melapisi dinding suatu arteri koroner dan menyumbat aliran darah.
Endapan lemak (ateroma atau plak) terbentuk secara bertahap dan tersebar di
percabangan besar dari kedua arteri koroner utama, yang mengelilingi jantung dan
menyediakan darah bagi jantung.
Proses pembentukan ateroma ini disebut aterosklerosis.
7
F. Deteksi Penyakit Jantung Koroner
Beberapa pemeriksaan dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya Penyakit Jantung Koroner
antar lain : ECG, Treadmill, Echokardiografi dan Arteriorgrafi Koroner (yang sering dikenal
sebagai Kateterisasi)
Dengan pemeriksaan ECG dapat diketahui kemungkinan adanya kelainan pada jantung Anda
dengan tingkat ketepatan 40%. Kemudian bila dianggap perlu Anda akan dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan Treadmill Echokardiografi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut kemungkinan Anda akan dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan Arteriografi Koroner (Kateterisasi) yang mempunyai tingkat ketepatan paling tinggi
(99 - 100%) untuk memastikan apakah Anda mempunyai Penyakit Jantung koroner.
Sumber : http://jantungkoronerr.blogspot.com/
https://www.facebook.com/notes/kelompok-awet-hidup-sehat/kenali-mekanisme-sebabdan-gejala-penyakit-jantung-koroner-pjk/10150103938992822
8
BIODATA
Nama
: Reza Febrianti Anggraeny Pangestika
Tempat, tanggal lahir
: Kuningan jabar, 27 Februari 1996
Pekerjaan
: Analis
Pendidikan
: SDN BOJONG SALAMAN 04 - 05
SMP Negeri 40 Semarang
SMK Analis Kesehatan Theresiana Semarang
Hoby
: Jalan-jalan
Semarang,20 September 2014
Hormat saya,
Reza Febrianti
9
Download