HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN RASA PERCAYA DIRI MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI Disusun guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd. I) Oleh : KHOIRI AZIZI _______________________________________ NIM : 111 10 180 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI i SALATIGA 2014 ii KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id Email : [email protected] Drs. Lilik Sriyanti, M.Si DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 5 eksemplar Hal : Naskah skripsi Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : Khoiri Azizi NIM : 111 10 180 Jurusan/Progdi : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam (PAI) Judul Skripsi : HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN RASA PERCAYA DIRI MAHASISWA STAIN SLATIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AKADEMIK 2014/2015 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb. Salatiga, 13 September 2014 Pembimbing, iii Dra. Lilik Sriyanti, M.Si NIP. 196608141991032003 iv KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id Email : [email protected] PENGESAHAN HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN RASA PERCAYA DIRI MAHASISWA STAIN SALATIG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AKADEMIK 2014/2015 Disusun oleh : KHOIRI AZIZI NIM : 111 10 180 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah PAI, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada tanggal 25 November 2014, dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 kependidikan Islam. Susunan Panitia Ujian Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag ……………….……… Sekretaris Penguji : M. Gufron, M.Ag ………………….…… Penguji I : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. ……………….……… Penguji II : Muna Erawati, M.Si ……………….……… Penguji III : Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. ……………….……… Salatiga, 25 November 2014 Ketua STAIN Salatiga Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP: 19670112 199203 1005 v vi DEKLARASI Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Khoiri Azizi NIM : 111 10 180 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 13 September 2014 Penulis Khoiri Azizi NIM: 111 10 180 vii viii MOTTO Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Qs. Al-Israa’: 37) ix PERSEMBAHAN Puji syukur kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpi saya: 1. Kepada ayah saya Bapak Sugito dan ibu saya Istirokah, yang selalu mendo’akan dan memberi semangat kepada saya agar menjadi orang yang baik dan bermanfaat bagi masyarakat. 2. Kakak saya Agus Winarno, Alfiatun, dan Sulistiowati yang selalu memberi semangat untuk bisa jadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik. 3. Dosen-dosen Tarbiyah, yang telah memberikan ilmu-ilmu, motivasi, dan segala inspirasi untuk menjadi bekal di masa yang akan datang. 4. Rekan-rekan seangkatan dan seperjuangan khususnya kepada yang telah membantu dalam penyusunan sekripsi, dan memberikan motivasi supaya terus semangat dalam menyelesaikan sekripsi. 5. Rekan-rekan HMI Cabang Salatiga, terima kasih atas ilmu-ilmu maupun kerjasamanya selama kegiatan berorganisasi maupun dalam kepengurusan, semoga memberikan manfaat bagi dirir pribadi maupun orang lain atas ilmu-ilmu yang telah didapatkan dalam berorganisasi. x KATA PENGANTAR Bismillahirromanirrohim Assalamu’alaikumWr. Wb. Segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Rasimin, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi PAI. 3. Ibu Dra. Lilik Sriyanti, M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 4. Bapak Yedi Efriadi, M. Ag, selaku pembimbing akademik (PA). Dengan sabar membimbing dan mengarahkan saya dari semester 1 sampai semester akhir 5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. xi 6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga. Semoga kebaikan mereka mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi penulis maupun para pembaca. Kurang lebihnya mohon maaf. Billahi taufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 13 September 2014 Penulis Khoiri Azizi NIM. 111 10 180 xii xiii ABSTRAK Azizi, Khoiri. 2014. Hubungan Konsep Diri dengan Rasa Percaya Diri Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik 2014/2015. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Strata I Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. 2014. Pembimbing: Drs. Lilik Sriyanti, M.Si Kata kunci: Konsep Diri dengan Rasa Percaya Diri. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik 2014/2015. Rumusan masalah yang ingin dicari jawabanya adalah (1) Bagaimana diskripsi konsep diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015? (2) Bagaimana diskripsi rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015? (3) Adakah hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015? Pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu dilaksanakan dengan menggunakan metode angket atau kuesioner yang dibagikan pada 75 responden. Kemudian untuk mengetahui hubungan variabel X dan Vaiabel Y yaitu dengan menggunakan Product Moment. Hasil penelitian dari variabel konsep diri mahasiswa dengan hasil mean 36,75 diperoleh data 65 (86,45%) responden berkategori Sangat Baik, 10 (13,3%) responden berkategori Baik, dan 0 (0%) responden berkategori Cukup. Sedangkan hasil dari variabel rasa percaya diri dengan hasil mean 31,85 diperoleh data 27 (38,75%) responden berkategori Tinggi, 40 (53,2%) responden berkategori Sedang, 6 (7,98%) responden berkategori Rendah. Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015, hal ini dibuktikan dengan hasil ro= 0,234 yang dikonsultasikan dengan harga r tabel baik pada taraf kesalahan 1% (0,296) atau 5% (0,227) yang memiliki arti ro lebih besar atau sama dengan rt. xiv xv Daftar Isi Halaman Judul .................................................................................................... i Halaman Nota Pembimbing ............................................................................... ii Halaman Pengesahan ......................................................................................... iii Deklarasi ............................................................................................................ iv Motto .................................................................................................................. v Persembahan ...................................................................................................... vi Kata Pengantar ................................................................................................... vii Abstrak ............................................................................................................... ix Daftar Isi ............................................................................................................. x Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 6 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7 D. Hipotesis .................................................................................... 7 E. Manfaat Penelitian .................................................................... 8 F. Definisi Operasional .................................................................. 9 G. Metode Penelitian ...................................................................... 11 H. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 17 xvi BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Diri................................................................................ 19 1. Pengertian Konsep Diri ....................................................... 19 2. Jenis-jenis Konsep Diri ....................................................... 22 3. Isi Konsep Diri .................................................................... 26 4. Perkembangan Konsep Diri ................................................. 32 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Konsep Diri .............................................................................................. 34 6. Dasar Pembentukan Konsep Diri ........................................ 40 B. Rasa Percaya Diri ...................................................................... 42 1. Pengaertian Rasa Percaya Diri............................................. 42 2. Macam-macam Rasa Percaya Diri ...................................... 44 3. Karateristik Percaya Diri ..................................................... 46 4. Proses Terbentuknya Percaya Diri ...................................... 51 5. Faktor-faktor Terbentuknya Percaya Diri ........................... 52 6. Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri ................................ 55 C. Hubungan Konsep Diri dengn Rasa Percaya Diri ..................... 56 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum STAIN Salatiga ........................................... 59 1. Profil Identitas Perguruan Tinggi ........................................ 59 2. Sejarah Singkat Berdirinya STAIN Salatiga ....................... 59 xvii 3. Letak Geografis STAIN Salatiga ........................................ 60 4. Asas, Fungsi, dan Tujuan STAIN Salatiga .......................... 61 5. Visi dan Misi STAIN Salatiga.............................................. 63 6. Program Pendidikan............................................................. 63 7. Organisasi STAIN Salatiga ................................................. 67 8. Sarana dan Pra-sarana STAIN Salatiga ............................... 68 9. Stuktur Organisasi STAIN Salatiga .................................... 69 B. Penyajian Data Penelitian ......................................................... 71 BAB IV 1. Daftar Nama Responden .................................................... 71 2. Hasil Jawaban Angket ........................................................ 74 ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ....................................................................... 84 1. Analisis Konsep Diri Mahasiswa ........................................ 84 2. Analisis Rasa Percaya Diri Mahasiswa ............................... 90 B. Analisis Kedua .......................................................................... 96 Analisis Uji Hipotesis ............................................................... 96 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 103 B. Saran-saran ................................................................................ 104 Daftar Pustaka ................................................................................................. 106 Lampiran-lampiran xviii xix Daftar Tabel Tabel 1 Daftar Nama Responden ............................................................... Tabel 2 Skor Angket per Item Konsep Diri Mahasisw................................. 74 Tabel 3 Jawaban Angket Konsep Diri Mahasiswa ...................................... Tabel 4 Skor Angket per Item Rasa Percya Diri Mahasiswa........................ 79 Tabel 5 Jawaban Angket Rasa Percaya Diri Mahasiswa ............................. 81 Tabel 6 Hasil Skor Angket Konsep Diri Mahasiswa ................................... 85 Tabel 7 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Mahasiswa ................................. 88 Tabel 8 Nilai Interval Konsep Diri Mahasiswa ............................................ 90 Tabel 9 Hasil Skor Angket Rasa Percaya Diri Mahasiswa .......................... 91 Tabel 10 Distribusi Frekuensi Rasa Percya Diri Mahasiswa ......................... 94 Tabel 11 Nilai Interval Rasa Percaya Diri Mahasiswa ................................... 96 Tabel 12 Tabel Penolong Untuk Menghitung Indeks Korelasi Besarnya Hubungan ........................................................................................ Tabel 13 71 76 97 Tabel Taraf Signifikasi N=75 .......................................................... 100 xx BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia terdapat sifat-sifat positif dan sifat-sifat negatif dan masingmasing individu diharuskan bertarung dalam dirinya sendiri untuk mengelola sifat-sifat baik dan buruk agar menjadi makhluk yang mulia. Sifat-sifat buruk manusia bisa menjadi dominanketika ia selalu mempertaruhkan hawa nafsu. Apabila dominasi ini tidak dilawan maka akan menyebabkan ia terjatuh kedalam keburukan yang semakin lama semakin menguat. William D. Brooks dan Philip Emmert menyatakan konsep diri merupakan pandangan seseorang tentang dirinya secara keseluruhan baik secara positif atau negatif. Secara positif ditandai dengan yakin akan kemampuannya mengatasi masalah, merasa setara dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disukai masyarakat. Dan mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha memperbaikinya (Rahmat, 1994:105). Jadi konsep diri ada yang bersifat negatif dan ada yang bersifat positif. Konsep diri yang baik adalah yang bersifat positif karena berdasarkan pada penerimaan yang mengarahkan pada kerendahan hati dan kedermawanan (Satmoko, 1995:75). 1 Konsep diri yang terdapat pada diri manusia dapat memberikan efek positif maupun efek negatif. Apabila seorang individu mampu berpandangan baik tentang dirinya sendiri maka akan berdampak efek positif bagi dirinya sendiri dan orang lain. Begitu juga sebaliknya apabila seseorang tidak yakin dengan kemampuannya atau persepsi tentang dirinya tidak baik maka akan memunculkan efek negatif bagi dirinya sendiri dan orang lain. Untuk itu manusia di berikan akal dan hati oleh Allah Subbhanna Wa Ta’alla supaya mampu berprasangka baik tentang dirinya dan yakin akan kemampuan yang dimilikinya. Konsep diri merupakanpandangan dan perasaan tentang diri sendiri. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Jadi untuk mengetahui konsep diri kita positif atau negatif, secara sederhana terangkum dalam tiga pertanyaan berikut, “bagaimana watak kita sebenarnya?”, “bagaimana orang memandang kita?”, “dan bagaimana pandangan saya tentang penampilan saya?”. Jawaban pertanyaan pertama menunjukkan persepsi psikologis, jawaban pertanyaan kedua menunjukkan persepsi sosial, dan jawaban pertanyaan ketiga menunjukkan persepsi fisik tentang diri kita (Rahmat, 1994:100). Kehidupan dan perilaku seorang individu, keberhasilan dan ketidak berhasilan dalam kehidupan, dan kemampuannya menghadapi tantangan dan tekanan hidup, sangat dipengaruhi oleh persepsi, konsep, dan evaluasi tentang dirinya,termasuk citra yang ia rasakan tentang dirinya dari orang lain, dan tentang akan menjadi apa ia, yang muncul dari suatu kepribadian yang dinilai dari 2 pengalaman berinteraksi dengan lingkungan. Atau dengan kata lain, kehidupan, perilaku dan kemampuan individu dalam kehidupan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh konsep diri. Dalam hal ini menunjukkna bahwa konsep diri memainkan peran utama dalam perilaku manusia. perubahan dalam konsep diri mengakibatkan perubahan dalam perilaku. Konsep diri yang dimiliki seorang mahasiswa mengarahkan untuk mengetahui dan menilai dirinya seperti apa karakter, perilaku, dan bagaimana ia merasa puas menerima diri sepenuhnya. Selain itu dengan konsep diri yang baik mahasiswa juga dapat melakukan penilaian terhadap dirinya melalui hubungan interaksi sosial atau aktivitas sosialnyanilai-nilai yang dianutnya, dan hal-hal lain diluar dirinya. Seperti yang dikatakan Onong (1986:9) komunikasi antar pribadi merupakan jenis komunikasi dalam rangka mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang karena sifatnya dialogis. Pengetahuan tentang diri akan mengakibantkan kemampuan interaksi sosial, dan pada saat yang sama, berinteraksi dengan orang lain mengakibatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep diri menjadi lebih dekat pada kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan pengalaman, kita akan lebih terbuka menerima pengalaman-pengalaman dan gagasan-gagasan baru, lebih cenderung mneghindari sikap defenisif, dan lebih cermat memandang diri kita dan orang lain. Makin luas diri kita publik, makin luas terbuka dengan orang lain, dan makin akrab hubungan kita dengan orang lain (Rahmat, 1994:107). 3 Pola pikir sangat berpengaruh terhadap rasa percaya diri, reaksi fisik dan akan menyebabkan terjadinya interaksi sosial seseorang, perubahan dalam perilaku individu berpengaruh terhadap bagaimana individu tersebut berfikir, dan bagaimana individu tersebut merasa, baik secara fisik maupun secaraa emosional. Pola berfikir seseorang sangat membantu dalam mngatasi masalah yang berhubungan dengan suasana hati. Seperti depresi, kecemasan, kemarahan, rasa bersalah, dan rasa malu. Apabila seseorang memiliki pola pikir positif maka individu tersebut dapat mengatasai masalah yang berhubungan dengan suasana hati. Begitu juga sebaliknya apabila individu berfikir secara negatif maka akan cenderung merasa depresi, tidak percaya diri atau malu, cemas, panik, muncul perasaan bersalah, yang pada akhirnya mengganggu interaksi sosialnya. Meskipun berfikir positif bukanlah solusi terhadap masalah kehidupan, tetapi pemikiran akan membantu menentukan suasana hati yang dialami dalam susana tertentu. Dalam hal ini konsep diri mempunyai peran yang sangat sentral dalam menigkatkan rasa percaya diri seseorang, khususnya dalam menigkatkan rasa percaya diri mahasiswa, karena dengan cara pandang yang positif terhadap kemampuan yang dimiliki pada setiap individu maka akan membuat diri setiap individu merasa lebih percaya diri dan tidak akan muncul rasa khawatiratau cemas dengan kemampuan yang dimilikinya. Begitu juga sebaliknya jika cara 4 pandang yang negatif terhadap dirinya atau kemampuan yang dimilikinya maka akan muncul rasa khawatir, minder, cemas pada diri tersebut. Percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuannya sendiriyang memadai dan menyadari kemampuan yang dimilikinya serta dapat memanfaatkan secara cepat (Agung dan Iswidharmanjaya, 2014:13). Rasa percaya diri itu bisa muncul karena faktor keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya, dan lahirnya rasa percaya diri itu karena kesadaran bahwa ketika seseorang memutuskan untuk melakukan sesuatu, maka itu yang akan dilakukan. Artinya keputusan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Percaya diri tidak dapat dibeli, tapihanya bisa dilatih dipraktikan hingga menjadi kebiasaan, maka rasa percaya diri itu pasti sulit dimiliki (Afifi, 2014:7). Salah satu faktor untuk menumbuhkan rasa percaya diri adalah dengan pembentukan konsep diri yang positif yang ada pada diri kita.Dengan yakin akan kemampuan yang dimiliki pada diri seseorang khususnya pada mahasiswa maka dengan sendirinya rasa percaya diri akan terlatih dan terus meningkat sehingga menjadikan dirinya sebagai individu yang memiliki rasa percaya diri. Dengan kata lain jika seseorang yang memiliki gambaran tentang dirinya secara positif maka dapat merealisasikan potensi yang dimilikinya secara penuh (Siswato, 2007:38). Lebih khusus seorang mahasisiwa pendidikan yang nantinya menjadi seorang pendidik, percaya diri merupakan modal utama dalam menunjang 5 keprofesiannya. Terlebih profesi guru merupakan satu profesi yang mnuntut berhubungan dengan banyak orang dan berbicara didepan para siswa didik. Karenanya salah satu indikator profesionalitas guru adalah mampu dengan baik menjalin hubungan positif dengan peserta didik, sesama guru, masyarakat luas dan profesi lain yang terhubung secara langsung dengan profesi guru. Berdasarkan penjelasan di atas konsep diri mempunyai peranan penting dalam kaitannya dengan rasa percaya diri. Kemampuan seseorang untuk memahami dirinya, seperti apa dirinya, dan bagaimana dirinya sehingga dapat melatih rasa percaya diri dan membuat dirinya lebih merasa percaya diri.Demikian juga dengan hubungan sosial yang di terima, bagaimana mahasisiwa membina hubungan dengan mahasiswa lain ditengah kegiatannya, perkuliahan, organisasi dan kelompok. Apalagi pada mahasiswa fakultas tarbiyah yang dalam perkuliahnya akan menghadapi yang namanya Praktek Pengayaan Lapangan (PLL). Dalam kegiatan itu mahasiswa diterjunkan langsung ke lembaga-lembaga pendidikan untuk mengajar para peserta didik yang ada di lembaga tersebut. Dalam praktek mengajar yang dibutuhkan bukan hanya sekedar kemampuan atau prestasi akademik saja melainkan membutuhkan tingkat rasa percaya diri yang tinggi, supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar berjalan secara efektif. Untuk meningkatkan rasa percaya diri tersebut mahasiswa perlu membentuk konsep diri yang positif. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti apakah konsep diri tersebut memiliki hubungan yang signifikan terhadap 6 pembentukan rasa percaya diri mahasiswa khususnya pada mahasisiwa STAIN Program Sutdi Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu penelitian ini peneliti memberi judul “HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN RASA PERCAYA DIRI MAHASISWA STAIN SALATIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TAHUN AKADEMIK 2014/2015.” B. Rumusan Masalah Adapun yang terjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Bagaimana diskripsi konsep diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015? 2. Bagaimana diskripsi rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015? 3. Adakah hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana diskripsi konsep diri mahasisiwa STAIN Salatiaga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015. b. Untuk mengetahui bagaiman diskripsi rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015. 7 c. Untuk mengetahui adakah hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1989:67). Begitu juga hipotesis merupakan suatu kesimpulan yang bersifat sementara, sehingga ada kalanya hipotesis itu benar dan ada kalanya salah. Berdasarkan telaah diatas peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri. Dengan kata lain semakin baik konsep diri seseorang maka semakin tinggi pula tingkat rasa percaya diri seseorang. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah untuk memperluas dunia pendidikan khususnya dunia ilmu psikologi pendidikan. b. Memberikan sumbangan untuk peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia, khususnya bagi para mahasiswa yang mengalami masalah terhadap konsep diri dan rasa percaya diri. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa 8 Sebagai bahan informasi dalam usaha untuk mengembangkan konsep diri dan rasa percaya diri. b. Bagi peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang konsep diri dan rasa percaya diri sehingga dapat mengembangkannya lebih luas baik secara teoritis maupun secara praktis. F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan lebih mengarahkan pembaca dalam memahami judul skripsi ini peneliti merasa perlu untuk menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam judul tersebut. Adapun istilah-istilah yang perlu di jelaskan adalah sebagi berikut: 1. Konsep Diri Menurut Sundeen konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Anna, 1992:2). Menurut Brehm & Kassin, Tayloc Peplau & Sears, konsep diri adalah kumpulan keyakinan tentang diri sendiri dan atribut-atribut personal yang dimiliki ( Rahman, 40:2013 ). Menurut Shavelson dkk konsep diri adalah persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Persepsi tersebut melalui pengalaman seseorang dan 9 interprestasi terhadap lingkungan serta dipengaruhi secara khusus oleh penguat penilaian dari orang-orang berarti bagi seseorang dan atribusi seseorang terhadap tingkah laku sendiri (Zulfan & Wahyuni, 2012:86). Dari bebrapa penjelasan diatas bahwasanya konsep diri adalah pandangan atau persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri. Pandangan dan perasaan tentang dirinya tersebut merupakan pandangan dari segi psikologi sosial dan fisik, dan bisa bersifat positif atau negatif sesuai dengan konsep diri yang di miliki setiap individu Adapun indikator dari konsep diri positif adalah: a. Tidak mengalami hambatan untuk berbicara dengan orang lain, bahkan dalam situasi yang masih asing. b. Menerima pujian tanpa rasa malu. c. Bersikap teguh dalam pendirian. d. Yakin dengan kemampuan dirinya dalam mengatasi masalah. e. Merasa setara dengan orang lain. f. Mampu mengintropeksi dirinya sendiri. Indikator dari konsep diri negatif adalah: a. Mengalami kesulitan dalam berkomunikasi b. Sulit mengakui kesalahan sendiri c. Mudah marah d. Kurang mampu dalam mengungkapkan perasaan 10 e. Merasa tidak diperhatikan f. Selalu bersikap pesimis dalam bentuk persaingan 2. Percaya diri Percaya diri diartikan sebagai rasa percaya atau suatu kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimilikidapat dimanfaatkan secara tepat (Sarastika, 2014:50). Percaya diri adalah suatau keyakinan seseorang terhadap gejala aspek kelebihan yang dimiliki individu dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan hidup (Hakim, 2002:6). Adapun indikator dari rasa percaya diri sebagai berikut: a. Berani mengemukakan ide-ide atau pendapat yang dimiliki. b. Memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. c. Memiliki kemampuan untuk menggali potensi diri. d. Kekurangan yang dimiliki tidak menyebabkan dirinya menjadi patah semangat. e. Yakin akan kemampuan yang dimilikinya. f. Tidak mudah putus asa. G. Metode Penelitian Metode adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian (Mulyana, 2008:145). Jadi metode merupakan cara untuk menemukan, menguji dan mengembangkan suatu kebenaran. Penelitian adalah suatu teknik penelitian 11 secara sistematis yang diperluas dengan menggunakan perkakas-perkakas khusus, alat-alat dan prosedur-prosedur, dalam rangka usaha mencapai pemecahan suatu problem secara lebih baik dari pada yang dicapai dengan alat-alat biasa California (dalam bukunya Kasiram, 2008:36). Penelitian merupakan pemikiran yang luar biasa akan tetapi tetap sistematis dalam memecahkan masalah karena dalam penelitian untuk menguji kebenarannya dengan menggunakan data-data yang valid. Kebenaran dalam penelitian dapat diterima oleh masyarakat apabila hasil penelitian itu dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Maka penulis akan melakukan penelitian dengan metode sebagai berikut: 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rancangan studi korelasional. Karena dalam penelitian ini, peneliti akan mencari hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki dua variabel. Variabel yang pertama konsep diri dan variabel kedua rasa percaya diri mahasiswa. Adapun rancangan penelitiannya adalah sebagai berikut: a. Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil objek penelitian. b. Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket. c. Melaksanakan penelitian. d. Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian. 12 2. Lokasi dan waktu penelitian a. Lokasi penelitian STAIN Salatiga Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga 50721. b. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1-10 September 2014. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapakan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 80). Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015. Peneliti mengambil subjek pada mahasiswa STAIN Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015 dikarenakan mahasiswa jurusan tarbiyah dalam pelaksanaan perkuliahan akan menghadapi yang namanya Praktek Pengayaan Lapangan (PPL), yang mana mahasiswa ditugaskan untuk mengajar di lembaga-lembaga pendidikan. Sehingga dalam praktek tersebut yang dibutuhkan bukan hanya sekedar kemampuan akademisi saja, tetapi konsep diri yang positif dan rasa percaya diri yang tinggi mempunyai peranan yang sangat sentral dalam 13 mensukseskan praktek mengajar. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui diskripsi konsep diri dan rasa percaya diri yang dimiliki setiap mahasiswa jurusan tarbiyah lebih khususnya pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:118). Peneliti akan melakukan penelitian di lapangan, dalam menentukan populasi dan sampel sesuai dengan pendapat Suharsini Arikunto, bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subjeknya dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 1991:107). Populasi mahasiswa di STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015 pada mahasisiwa tahunangkatan 2012 yang berjumlah (259) mahasiswa, dari 30% subjeknya maka penelitian ini hanya mengambil (75) mahasiswa. Peneliti mengambil sempel pada mahasisiwa STAIN Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik 2014/ 2015 tahun angkatan 2012 dikarenakan angkatan tersebut akan melaksanakan Praktek Pengayaan Lapangan (PPL). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dalam pengambilan sampel yaitu dengan cara random sampling. 4. Pengumpulan data 14 Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuesioner atau angket, observasi langsung serta dokumentasi. Adapun rinciannya sebagai berikut: a. Angket atau kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:142). Metode kuesioner ini akan digunakan untuk mendapatkan data tentang konsep diridan rasa percaya dirimahasiswa. b. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuesioner karena observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objekobjek alam yang lain (Sugiyono, 2011:144). Dan menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya Sugiyono (2011:144 ) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tambahan tentang konsep diri dan rasa percaya diri mahasiswa. c. Dokumentasi 15 Dokumen merupakan catatan atau peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2011:240). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi objek penelitian secara umum. Yaitu untuk mendapatkan data tentang kondisi geografis, monografis dan struktur pemerintahan. Menurut pengamatan yang dilakukan peneliti pada mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015 khususnya pada mahasiswa tarbiyah Pendidikan Agama Islam (PAI) yang akan melaksanakan Praktek Pengayaan Lapangan (PLL), ratarata tingkat rasa percaya diri yang dimiliki masih rendah dikarenakan kurang yakinnya akan kemampuan yang dimilikinya atau persepsi terhadap dirinya masih kurang baik. 5. Instrumen penelitian Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102). Instrumen yang akan digunakan peneliti untuk mengetahui hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasisiwa adalah daftar pertanyaan dalam angket. 6. Tehnik analisis data a. Analisis awal 16 Analisis awal ini untuk mengetahui konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa. Teknik analisisnya menggunakan teknik prosentase sebagai berikut: P = F X 100 % N Keterangan: P = prosentase individu dalam golongan F = frekuensi. N = jumlah subjek dalam golongan b. Analisis lanjutan Analisis lanjutan dilakukan dengan menggunakan teknik statistik untuk mencari adakah hubungan konsep diri denganrasa percaya diri mahasiswa. Teknik analisisnya menggunakan product moment sebagai berikut: rxy N XY X Y N X X N Y Y 2 2 2 Keterangan : rxy = Koefisien korelasi X dan Y X = Konsep Diri Mahasiswa Y = Rasa Percaya Diri Mahasiswa N = Jumlah responden 17 2 H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menyusun sistematikanya sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II: LANDASAN TEORI Memuat tentangkajian pustaka tentang hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa. BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Memuat tentang gambaran umum hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015. serta penyajian data gambaran umumnya. BAB IV: ANALISIS Memuat tentang hubungan konsep diri denganrasa percaya diri mahasiswa. Selanjutnya adalah pengujian hipotesis sekaligus pembahasan. 18 BAB V: PENUTUP memuat tentang kesimpulan dan saran sebagai bahan masukan bagi para mahasiswa. 19 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Diri 1. Pengertian Konsep Diri Definisi konsep diri dari menurut beberapa para ahli masih berbedabeda namun pada umumnya memiliki penekanan dan peran yang sama terhadap cara pandang diri, yaitu: Konsep diri merupakan terjemahan dari kata self-concept. Konsep adalah citra diri (self image) yang mempersatukan gambaran mental tiaptiap individu terhadap dirinya sendiri, termasuk aspek penilaiaan diri dan penghargaan terhadap dirinya Gibson (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 85:2012). Acuan dari teori psikologi menjelaskan bahwa konsep diri adalah pandangan dan sikap individu terhadap diri sendiri. pandangan diri terkait dengan dimensi fisik, karateristik individu, dan motivasi diri. Pandangan diri tidak meliputi kekuatan-kekuatan individu, tetapi juga kelemahan bahkan kegagalandirinya. Konsep diri adalah inti kepribadian individu (Susana dkk, 2006:32). Konsep diri adalah sebagai gamabaran seseorang mengenal dirinya sendiri, yang merupakan gabungan dari keyakinan terhadap fisik, 20 psikologis, sosial, emosional, aspirasi, dan prestasi yang mereka capai. Semua konsep diri itu meliputi citra diri secara fisik dan citra diri secara psikologi, Hurlock (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 86:2012). Konsep diri merupakan hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri Burns (dalam bukunya Pudjijogyanti, 2:1995). Menurut Cawagas konsep diri adalah pandangan seluruh individu akan dimensi fisiknya, karateristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kegagalannya, cita-citanya dan lain-lain ( Pudjiogyanti, 2:1995). Menurut Brooks konsep diri diartikan sebagai persepsi mengenai diri individu baik berupa fisik, sosial dan psikologis yang diperoleh melalui pengalaman dan interaksi individu dengan orang lain (Zulfan & Wahyuni, 87:2012). Menurut William D. Brook konsep diri adalah “ those physical, social, and psychological perception of ourselves that we have derived from experiences and our intercation with others”. Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang diri ini boleh bersifat psikologis, sosial, dan fisis. Dengan demikian, ada dua komponen konsep diri: komponen kognitif dan komponen efektif . Boleh jadi komponen kognitif Anda berupa, “saya ini orang bodoh,” dan komponen efektif Anda berkata, “saya senang diri saya bodoh ; ini lebih baik bagi saya.” Boleh jadi komponen kognitifnya seperti tadi, tapi 21 komponen efektifnya berbunyi, “Saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh.” Dalam psikologi sosial, komponen kognitif disebut citra diri (self image), dan komponen efektif disebut harga diri (self esteem) (Rahmat, 1994:99-100). Rentsch dan Haffner (yang dikutip Baron dan Byrne) menyebutkan bahwa konsep diri memiliki beberapa komponen, yaitu: atribut interpersonal (saya seorang mahasiswa, saudara perempuan, sopir truk, pemain sepak bola) karateristik bawaan (saya laki-laki, asli Sunda, berusia 24 tahun), minat dan aktivitas (saya pintar memasak, saya suka nonoton film, saya kolektor prangko), self determination (saya beragama islam, saya dapat menyellesaikan studi dengan tepat waktu), aspek eksistensial (saya orangnya menarik, saya orangnya unik), kepercayaan (saya menentang aborsi, saya seorang demokrat), kesadaran diri (saya orang baik, saya suka berbohong ), dan diferensiasi sosial (saya berasal dari keluarga miskin, saya orang indonesia) (Rahman, 2013:40). Dari definisi konsep diatas dapat disimpulkan dan diambil pengertian bahwa konsep diri adalah: a. Konsep diri adalah pandangan atau persepsisi seseorang terhadap dirinya. 22 b. Konsep diri dapat diperoleh melalui hubungan atau interaksi dengan orang lain, khususnya dengan lingkuna sosial dan lingkungan keluarga. c. Konsep diri memiliki beberapa aspek diantaranya, aspek psikologi, aspek sosial dan aspek fisik. 2. Jenis-jenis Konsep Diri Menurut William D. Brooks dalam (bukunya Sarastika, 2014:70) konsep diri ada dua macam yakni konsep diri positif dan konsep diri negatif a. Konsep diri positif Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih mengarah ke kerendahan hati dan kedermawaan dari pada keangkuhan dan keegoisan (Sarastika, 2014:72). Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah sebagai berikut: 1) Yakin dengan kemampuan Orang yang berkonsep diri positif yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah. Orang yang seperti ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. 2) Setara dengan orang lain 23 Ciri-ciri yang kedua adalah merasa setara dengan orang lain. Namun begitu, ia selalu merendahkan hati, tidak sombong, tidak mencela atau meremehkan siapapun, dan selalu menghargai orang lain. 3) Siap dengan pujian Orang dengan konsep diri positif akan dapat menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa rendah hati. Jadi, meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremahkan orang lain. 4) Peka Orang yang berkonsep diri positif menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keingin serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak disetujui oleh masyarakat. 5) Pintar intropeksi Mampu memperbaiki karena ia sanggup menggunakan aspekaspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia 24 mampu untuk mengintropeksi dirinya sendiri sebelum mengintropeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya. b. Konsep diri negatif Menurut Sarastika (2014:72) Individu yang memiliki konsep diri negatif cenderung ingin menang sendiri. Tanda-tanda indvidu yang memiliki konsep diri negatif adalah sebagia berikut: 1) Tidak tahan kritikan Orang ini sangat tidak tahan kritikan yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam. Hal ini, dilihat dari faktor yang mempengaruhi diri, individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru. 2) Responsif sekali terhadap pujian Walaupun ia berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu penerimaan pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjujung 25 harga dirinya menjadi pusat perhatiaan. Bersama dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain. 3) Cenderung bersikap hiperkritis Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun, mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain. 4) Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagi musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan. Hal ini berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi. 5) Bersikap pesimis terhadap kompetisi Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya. Jadi pada dasarnya orang yang memiliki konsep diri positif dia akan yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan memandang baik tentang 26 dirinya, sehingga selalu bersikap optimis, percaya diri dan selalu bersikap positif dan teguh terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak dijadikan sebagai akhir dari semua, namun akan dijadikan sebagai pelajaran untuk melangkah kedepan yang lebih baik. Seperti yang dikatakan Susana dkk (2006:19) bahwasanya orang yang memiliki konsep diri positif yang ditunjukan melalui self eseem yang tinggi, segala perilaku akan tertuju pada keberhasilan. Begitu juga sebaliknya orang yang memiliki konsep diri yang negatif dia lebih cenderung merasa kurang percaya diri dengan kemampuan yang dimilikinya contohnya, merasa lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, gagal, malang, tidak menarik, tidak disenagi dan kehilang daya tarik terhadap hidup. Orang yang memiliki sifat seperti ini ia cenderung bersifat pesimistik terhadap kehidupannya dan kesempatan yang dihadapinya. Seperti yang dikatakan Susana dkk (2006:19). Individu yang mempunyai gambaran negatif tentang dirinya, maka akan muncul evaluasi negatif pula tentang dirinya. Segala informasi positif tentang dirinyaakan diabaikannya, dan informasi negatif yang sesuai dengan gambaran dirinya akan disimpan. 3. Isi Konsep Diri Menurut Burns dalam (bukunya Eddy, 1993:209-210) Pada umumnya isi tersebut relatif, hal ini mempunyai arti bahwa isi konsep diri 27 selalu dengan tingkatan usia. Salah satu faktor yang menentukan terbentuknya konsep diri adalah internalisasi pengalaman sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Burns mendiskripsikan isi dari konsep diri adalah sebagai berikut: a. Karakteristik fisik Karakteristik fisik merupakan suatu ciri atau hal yang membedakan dari satu individu dengan individu lain yaitu, yang mencakup penampilan secara umum, ukuran tubuh dan berat badan, atau bentuk tubuh mulai dari kepala sampai dengan tungkai kaki. Karakteristik fisik dapat menyebabkan adanya pandangan yang berbeda tiap individu satu dengan individu lain tentang dirinya sendiri, contohnya kalau seorang bintang film cantik pasti akan dijadikan idola. Hal ini kadang dijadikan masalah, karena individu itu sendiri merasa memiliki kekurangan dibandingkan temannya yang melebihi kelebihannya, perasaan ini juga dapat berkembang menjadi konsep diri yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan individu yang tidak mempunyai kelebihan. b. Penampilan Penampilan dari setiap individu itu berbeda-beda, hal itu dapat menggambarkan kepribadian seseorang. Penampilan ini mencakup cara berpakaian, make-up dan cara menata rambut, dengan keadan 28 yang seperti ini, individu dimungkinkan percaya diri atau tidak. Misalnya, seseorang yang tidak pernah memakai make-up suatu saat disuruh temannya memakainya, tentunya pada saat itu ada perbedaan antara temannya yang sudah biasa memakai make-up dengan yang malu dan menutupi wajahnya dengan kain. c. Kesehatan dan kondisi fisik Kesehatan dan kondisi fisik sangat diperlukan bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan ini, terutama dalam mencapai karier individu yang mempunyai kesehatan dan kondisi fisik yang tidak baik akan mengalami gangguan atau ketidak normalan yang berakibat individu itu merasa tidak aman atau merasa tidak percaya diri, yang berakibat menimbulkan penilaian terhadap dirinya sendiri menjadi negatif, individu yang memiliki kesehatan dan kondisi fisik yang baik akan percaya diri bila dibandingkan dengan yang memiliki kesehatan dan kondisi fisik yang tidak baik atau lemah. d. Rumah dan hubungan keluarga Rumah dan hubungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal atau ditempati individu saat lahir dan mengenal lingkungan luar. Di dalam rumah, hubungan keluarga akan tercipta suasana dan kondisi yang menyenangkan atau tidak, ini dapat dijadikan suatu informasi, 29 pengalaman yang akan dijadikan pegangan individu dalam berinteraksi untuk itu rumah dan hubungan keluarga yang terjalin dengan baik akan membuat individu senang dan bahagia dengan rumah dan hubungan keluarga yang dimilikinya. Tetapi seorang inidvidu yang rumah dan hubungan keluarganya yang tidak terjalin dengan baik, misalnya kedua orang tua bercerai atau broken home ini akan menyebabkan individu memiliki pandangan yang negatif tentang keluarganya. e. Sikap dan hubungan sosial Sikap dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu akan berpengaruh terhadap orang-orang yang berada disekitarnya, pergaulan dengan teman sebaya. Seorang inidvidu yang ekstrovet cenderung senang dengan keadaan ramai dan akan mudah dalam mencari teman atau dalam memulai pembicaraan. Hal ini dapat membuat individu ini semakin bertambah wawasan, informasi, pengalaman, dan pengetahuan. Sedangkan pada individu yang introvet akan cenderung menutup diri dan berusha menjauhi dari teman-teman dengan berfikiran dirinya mempunyai banyak kelemahan. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap dan hubungan sosial ini akan memengaruhi individu dalam memandang dirinya sendiri. 30 Misalnya anak yang introvet memandang lingkungan yang ditempati saat ini membosankan dan menyakitkan bagi dirinya. f. Bakat dan minat sosial Bakat dan minat yang dimiliki individu itu berbeda-beda walaupun individu itu kembar sekalipun. Seorang yang memiliki bakat dan minat yang terlatih atau tersalurkan akan mengakibatkan individu itu mempunyai keinginan untuk maju dan berkembang dan biasanya timbul perasaan percaya diri bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan berbeda dengan individu yang bakat dan minatnya tidak jelas atau asal-asalan. g. Kecerdasan Kecerdasan berkaitan dengan status intelektual yang dimiliki individu. Kecerdasan ini ada yang tinggi dan ada yang rendah. Dari kecerdasan ini cara berfikir dan daya tangkap individu berbeda, sehingga pandangan terhadap dirinya sendiri tentunya juga berbeda-beda, misalnya anak yang memiliki kecerdasan yang baik atau tinggi akan dipuji oleh guru, orang tua dan teman-temannya yang kemudian individu itu akan percaya diri saat mengerjakan tugas atau mengikuti test. h. Hoby dan permainan 31 Hoby dan permainan sangat berhubungan, karena dari percobaan setiap permainan akan muncul pengembangan hoby. Dengan terkuasainya permainan itu, individu akan berusaha mengembangkan kemampuan dan percaya diri terhadap hoby dan permainan. Individu yang memiliki hoby dan permainan yang dapat dikembangkan secara baik akan terarah dan adanya dukungan dari diri, keluarga dan lingkungan dekatnya, individu akan termotivasi untuk mengembangkannya dan tentunya individu itu akan dipandang lingkungan sekitarnya. i. Religius Manusia hidup tidak dapat terlepas dari hubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa karena tanpa kekuasaan dan karunianya kita tidak dapat hidup. Seseorang yang memiliki segi religius positif akan menjalankan perintah-perintah-Nya dan akan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Untuk itu religius yang positif ini akan memengaruhi cara berfikir dan bertingkah laku atau bertindak yang mengarah pada penilaian diri yang percaya diri dan positif. j. Sekolah dan pekerjaan sekolah Dalam sekolah ada tugas-tugas yang diberikan kepada individu. Individu yang mengerjakan tugasnya sebelum batas waktu pengumpulan, disinilah terlihat bagaimana kemampuan dan sikap 32 individu terhadap sekolah apakah ia merasa mampu dan berprestasi di dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Seseorang individu yang selalu mendapat nilai tidak bagus ini akan memengaruhi terhadap cara belajarnya atau pandangan individu bahwa dirinya seorang yang cenderung gagal atau bodoh. k. Ciri kepribadian Ciri kepribadian seseorang ini berhubungan dengan tempramen, karakter, tendensi emosional dan lain sebagainya. Ciri kepribadian ini akan memengaruhi individu dalam bertindak atau berfikir, misalnya seorang individu yang selalu suka mengatur, dalam segi kegiatan individu itu akan selalu mengatur atau berpandangan kalau dia berhak mengaturnya. Dari uraian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa isi konsep diri yaitu karakteristik fisik, penampilan, kesehatan dan kondisi fisik, rumah dan hubungan keluarga, sikap dan hubungan sosial, bakat dan minat sosial, kecerdasan, hoby dan permainan, religius, sekolah dan pekerjaan sekolah serta ciri kepribadian. 4. Perkembangan Konsep Diri Konsep diri bukanlah merupakan faktor hereditas, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk melalui pengalaman dan hubungan individu dengan orang lain. Menurut Hurlock (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni 33 2012:91)) mengatakan bahwa konsep diri terbentuk berdasarkan hubungan anak dengan orang lain, misalnya dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Bagaimana mereka memperlakukan anak, apa yang mereka katakan mengenai anak, dan bagaiman status anak dalam kelompok tempat ia mengidentifikasi diri, akan memengaruhi perkembangan konsep diri anak. Menuru Hurlock (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 2012:91) merinci pola perkembangan konsep diri, sebagai berikut: a. Konsep diri primer (the primer self-concept) Dibentuk berdasarkan pengalaman anak di rumah, sehingga tertanam bermacam-macam konsep diri, yang dihasilkan dari pengalaman dengan anggota-anggota keluarga yang berbeda seperti orang tuadan saudara-saudaranya. Konsep diri primer meliputi citra diri fisik dan psikologis (physical and psychological self image). Citra diri psikologi didasarkan atas hubungan anak dengan saudara-saudaranya tersebut. Demikian pula, pembentukan konsep-konsep permulaan dalam kehidupan mereka, aspirasi mereka, tanggung jawab mereka pada orang lain adalah didasarkan pada tuntunan dan bimbingan dari orang tua mereka. b. Konsep diri sekunder (the secondary self concept) 34 Dengan bertambahnya hubungan anak diluar rumah maka anak memerlukan konsep diri orang lain terhadap dirinya, hal ini menimbulkan konsep diri sekunder. Jadi, konsep diri sekunder adalah bagaimana anak melihat diri mereka berdasarkan pandangan orang lain. Konsep diri primer sering kali menentukan konsep diri sekunder. Perkembangan konsep diri sekunder akan dibentuk oleh kepercayaan yang mereka miliki. Perkembangan konsep diri menurut Lewis dan Brooks Gunn (dalam bukunya Zulfan & Whyuni, 2012:92) dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu existensial self, categorial self, dan self esteem. Menurut Roger yang dikutip Bee ( dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 2012:93) mengatakan konsep diri berkembang melalui proses. Pada mulanya anak mengobservasi fungsi dirinya sendiri sebagaimana ia melihat lingkah laku dari orang lain. Pada mulanya anak menyadari dirinya, dan mulai memberikan “sifat khusus” terhadap dirinya sendiri, misalnya: mudah marah, mempunyai sedikit tenaga dan sebagainya. Mereka mengambil nilai-nilai untuk menjelaskan diri mereka. Konsep diri berkembang perlahan-lahan melalui interaksi anak dengan orang lain dilingkungan sekitarnya. Roger berasumsi bahwa manusia berusaha melihat konsistensi antara pengalaman dan citra dirinya ( Zulfan & Wahyuni, 2012:93). 35 Dari beberapa paparan tentang pola perkembangan konsep diri dapat disimpulkan bahwasanya, perkembangkan konsep diri seseorang itu melalui dua pola yakni yang pertama perkembangkan konsep diri primer, yang mana seseorang itu mengalami perkembangan konsep diri melalui pengalaman yang didapatkannya dilingkungan keluaraga, dan yang kedua perkembangan konsep diri sekunder yang mana perkembangan tersebut dialaminya melalui hubungan dengan orang lain di luar rumah (sikap bersosialisasi dimasyarakat). 5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Konsep Diri Zulfan & Wahyuni (2012:94) mengemukakan bahwa: faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan konsep diri menurut Rapport yang dikutip Partusuwido dkk adalah perubahan fisik, hubungan dengan keluarga, hubungan lawan atau sesama jenis, perkembangan kognitif, dan identitas personal. Demikian pula Hurlock, menyebutkan lebih terperinci faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan konsep diri adalah: jasmani, cacat jasmani, kondisi fisik, produksi kelenjar tubuh, pakaian, nama dan panggilan, kecerdasan, tingkat aspirasi, emosi, pola kebudayaan, sekolah, status sosial dan keluarga. Jadi banyak sekali faktorfaktor yang memengaruhi perkembangan konsep diri, namun dalam tulisan ini hanya dikemukakan beberapa faktor saja yang diperkirakan besar pengaruhnya terhadap perkembangan konsep diri anak, yaitu: a. Peranan kemampuan dan penampilan fisik 36 Salah satu sumber yang penting dari konsep diri adalah citra fisik. Hal ini adalah merupakan cara bagi seseorang melihat fisiknya, yang meliputi tidak hanya apa yang dilihat dari pantauan cermin tetapi juga berdasarkan pengalaman melalui refleksi orang lain. Menurut Fisher yang dikutip Eastwood (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni 2012:94) tidak ada yang lebih menarik dilihat dari citra fisik, misalnya foto orang yang bersangkutan biasanya menimbulkan keinginan bagi orang tersebut untuk melihat dirinya. Remaja cenderung tidak merasa bahagia bila ada hambatan dalam penampilan fisik dan kadang-kadang menimbulkan ketidakpuasan. Penelitian yang dilakukan Berscheld dkk, yang dikutip Alwater, (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni 2012:95) menemukan bahwa responden yang mempunyai citra fisik diatas rata-rata menunjukkan sifat yang lebih menyenangkan, intelegensinya lebih tinggi dan lebih asertif dari responden yang mempunyai citra fisik dibawah rata-rata. Penelitian lain yang dilakukan oleh Walster dkk, yang dikutip Baron dkk ( dalam bukunya Zulfan & Wahyuni 2012:95) dalam eksperimen mereka menyimpulkan bahwa para mahasiswa dalam melakukan dansa lebih menyukai pasangan yang lebih mempunyai daya tarik fisik. Jadi penilaian yang positif terhadap keadaan fisik, baik dari diri sendiri maupun dari orang lain akan membantu perkembangan konsep 37 diri kearah positif karena penilaian yang positif akan menumbuhkan rasa puas, yang selanjutnya merupakan awal dari penilaian positif terhadap diri sendiri. Dengan demikian, keadaan dan penampilan fisik yang baik merupakan aspek yang penting untuk memperoleh tanggapan yang baik dari lingkungan. Tanggapan tersebut merupakan refleksi yang digunakan individu untuk menilai dirinya sendiri. b. Peranan keluarga Orang yang pertama dikenal anak adalah orang tuanya dan anggotaanggota keluarga yang lain. Empat atau lima tahun pertama dalam kehidupan anak keseluruhan ada dalam lingkungan keluarga. Hal ini berarti bahwa lingkungan sosial yang pertama dan utama bagi anak adalah lingkungan keluarganya. Dalam proses perkembangan selanjutnya anak mulai berinteraksi dengan orang di lingkungan yang lebih luas, misalnya teman sekolah atau teman bermain. Oleh karena konsep diri itu terbentuk melalui interaksi dan pengalaman dengan orang-orang yang berarti dalam kehidupannya, maka orang-orang tersebut adalah berperan penting dalam pembentukan konsep diri anak. Konsep diri merupakan mirror image dari kepercayaan anak kepada orang-orang yang berarti dalam kehidupannya, maka hubungan dan suasana yang buruk dalam keluarga dapat menimbulkan konsep diri yang tidak menguntungkan bagi anak. Akibatnya, anak dapat 38 menjadi pemberontak, agresif, menarik diri atau mementingkan diri sendiri Hurlock (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 2012:96). Pola tingkah laku yang tidak matang dan tidak sosial yang diakibatkan oleh konsep diri yang tidak menguntungkan dapat berkembang dari lingkungan keluarga ke lingkungan sosial yang lebih luas, sehingga memengaruhi hubungan anak dengan orang lain, yang menyebabkan orang lain tidak menyenangi mereka. Hal ini akan menimbulakan konsep diri yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang lebih luas. Dalam pembentukan konsep diri peran orang tua sangat penting. Cara orang tua mengasuh anaknya akan berpengaruh terhadap anak dalam menilai dirinya. Jika anak dapat pengalaman yang baik dalam keluarga, maka ia akan dapat mengembangkan dan menilai dririnya secara baik pula. Penelitian Symond yang dikutip Johnson dan Medinnus (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 2012:97) menyimpulkan bahwa adanya kehangatan dalam keluarga berperan penting dalam perkembangan konsep diri anak. Adanya rasa kehangatan dalam hubungan anak dengan orang tua maka anak mempunyai sikap sosial, koperatif, emosinya stabil menerima dirinya sendiri dan menghargai orang lain: sedangkan anak yang tidak dapat merasakan kehangatan dengan orang tuanya akan merasa tidak aman, 39 sulit menyesuaikan diri, merasa rendah diri, dan kurang menghargai orang lain. Jadi pengalaman-pengalaman yang diterima anak dalam keluarga akan memengaruhi perkembangan dan pembentukan konsep diri anak. c. Peranan kelompok teman sebaya Teman sebaya merupakan salah satu kelompok sosial yang berperan penting dalam proses sosialisasi anak. Dalam kelompok tersebut anak akan memperoleh berbagai pengalaman belajar yang diperlukan bagi perkembangannya. Matin dan Stendler menyebutkan beberapa peranan kelompok teman sebaya, yaitu: memeberi model, memberikan penghargaan, memberikan identitas diri dan memberikan semangat (Zulfan & Wahyuni 2012:98). Respon anak terhadap teman-teman dalam kelompoknya bermacammacam, sebagain besar tergantung pada pengalaman masa kecil yang diperoleh di rumah. Orang tua permisif dan dapat menciptakan rasa kehangatan, bersama anaknya, memungkinkan anak mengembanagakan ciri-ciri kepribadian yang menyenangkan dan dapat meningkatkan interaksi yang berhasil dengan teman-temannya. Anak yang disenangi dan diterima oleh sebagian besar oleh temantemannya merupakan anak yang populer. Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi anak sehingga ia menjadi anak yang populer 40 antara lain: mempunyai toleransi, menyukai orang lain, flexsibel, simpatik, mempunyai daya tarik fisik, suka humor gembira, dan sebagainya Mussen (Zulfan & Wahyuni, 2012:99). Anak-anak yang ditolak oleh teman-temannya sering merasa malu, resesif, terkucil dan mementingkan diri sendiri. Anak yang diterima oleh teman-temannya akan merasa lebih baik dari pada anak yang ditolak oleh temantemanya. Berdasarkan uraian diatas dapat diambil pengertian bahwa hubungan anak dengan teman-temanya akan berpengaruh terhadap konsep diri anak. d. Peranan harga diri Harga diri adalah deskripsi secara lebih mendalam mengenai citra diri yang merupakan penilaian terhadap diri sendiri. Menurut Maslow (dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 2012:100) pengertian harga diri adalah penghargaan terhadap diri sendiri dan penghargaan dari orang lain. Penghargaan diri sendiri berasal dari kepercayaan diri, kemandirian diri, dan kebebasan, sedangkan penghargaan dari orang lain timbul karena adanya prestasi dan apresiasi. Harga diri akan berpengaruh pada tingkah laku seseorang seperti yang dikatakan Robinson dan Shaver ( dalam bukunya Zulfan & Wahyuni, 2012:100) bahwa kepuasan hidup dan kebahagiaan hidup memengaruhi korelasi 41 dengan harga diri. Kepuasan diri dicapai oleh orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik serta terhindar dari rasa cemas, keraguraguan dan sintom psikomatik. Disamping itu penelitian yang dilakukan Daly dan Burton ( dalam bukunya Zulfan & Wahyuni 2012:100) menemukan korelasi negatif antara harga diri dan perasaan tidak rasional. Selanjutnya mereka mengatakan, banyak diantara klien yang mencari pelayanan konseling, problemnya adalah rendahnya harga diri mereka. Berdasarkan uraian dan fakta yang disebutkan diatas dapat diambil pengertian bahwa adanya sifat-sifat tertentu yang dihasilkan oleh harga diri, selanjutnya akan mempengaruhi konsep diri seseorang. 6. Dasar Pembentukan Konsep Diri Konsep diri dibentuk oleh 2 ciri yaitu ciri kognitif dan ciri afektif. Dalam psikologi sosial, ciri kognitif disebut citra diri (self image) dan ciri afektif disebut harga diri (self esteem) (Rahmat, 1994:99). Ciri kognitif wujudnya adalah pengetahuan tentang keadaan dirinya sendiri. Contoh: saya pandai, rajin, cerdas merupakan penjelasan tentang “siapa saya” yang akan memberikan gambaran tentang dirinya. Gambaran tersebut akan membentuk citra diri. Ciri afektif merupakan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri. Penilaian tersebut selanjutnya akan membentuk penerimaan tentang dirinya dan pembentukan harga diri. 42 Contoh: saya merasa senang dengan keadaan diriku yang yang mencapai tujuan tahap demi tahap. Penilaian diri yang demikian menunjukan pada diri yang positif dengan berdasarkan penerimaan diri yang pada tahap berikutnya akan terbentuk harga diri yang po sitif. Jadi pada dasarnya pembentukan konsep diri adalah pengetahuan dan harapan individu tentang dirinya sendiri (ciri kognitif) dan penilaian individu terhadap dirinya sendiri (ciri kognitif). Jadi ciri kognitif bersifat obyektif dan ciri afektif bersifat subyektif. Menurut Copersmith (dalam bukunya Susana dkk, 2006:34) ada 4 faktor yang berperan dalam pembentukan konsep diri individu. a. Faktor kemampuan Setiap individu mempunyai kemampuan. Oleh karenanya kemampuan yang ada pada diri setiap individu harus di latih dan dikembangkan. Karena setiap individu mempunyai peluang untuk mengembangkan kemampuan sehingga dapat melakukan sesuatu. b. Faktor perasaan berarti Setiap individu harus memupuk rasa berarti dalam setiap aktivitas sekecil apapun dan sederhana apapun, supaya tidak merasa hampa atau merasa rendah diri. c. Faktor kebajikan 43 Ketika diri individu telah memiliki perasaan berarti, maka akan tumbuh kebajikan dalam dirinya. Sehingga merasa lingkungan adalah tempat yang menyenangkan dan nyaman. Tempat dengan atmosfir yang nyaman akan menjadikan diri individu berbuat kebajikan bagi lingkungannya. d. Faktor kekuatan Pola perilaku berkarateristik positif memberikan kekuatan bagi individu akan dapat menghalau upaya yang negatif. Sebagi contoh, takut untuk menyontek, berbohong, dan melakukan perbuatan yang negatif yang lainnya. Keempat faktor tersebut harus dimiliki oleh setiap diri individu supaya memiliki konsep diri yang positif. Begitu juga sebaliknya jika dalam diri individu tidak tertanam empat faktor pembentukan konsep diri maka akan berdampak negatif dalam pembentukan konsep diri. B. Rasa Percaya Diri 1. Pengertian Rasa Percaya Diri Rasa percaya diri diartikan sebagai percaya diri. Definisi percaya diri dari beberapa para ahli berbeda-beda tapi pada umumnya memiliki arti atau makna yang sama. Berikut ini beberapa definisi percaya diri dari beberapa para ahli: 44 a. Menurut Thantaway percaya diri adalah kondisi mental atau psikologi diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu tindakan (Sarastika, 2014:50). b. Menurut W.H Miskelll percaya diri adalah kepercayaan akan kemampuan sendiri yang memadai dan menyadari kemampuan yang dimiliki serta, serta dapat memanfaatkan secara tepat (Sarastika, 2014:50) c. Rasa percaya diri adalah sebuah bentuk keyakinan kuat pada jiwa, kesepahaman dengan jiwa, dan kemampuan menguasai jiwa (Yusuf, 2005:14). d. Percaya diri adalah keyakinan yang menggerakkan, arah hidup yang benar, dan prinsip-prinsip yang dipegang teguh (Munir, 2010:188). Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis seseorang, di manaindividu dapat mengevaluasi dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampuan yang dimilikinya, dan bersikap optimis pada segala sesuatu. Sehingga dapat melakukan berbagai hal untuk mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Percaya diri dimulai dari cara kita berfikir, kalau kita berfikir positif bahwa segala sesuatu dapat kita capai maka tidak akan ada kata sulit untuk mendapatkan. Sebaliknya jika kita berfikir pesimis terhadap kemampuan 45 yang kita miliki atau tidak percaya diri maka kita akan merasa bahwa diri kita tidak akan mampu, dan akhirnya benar-benar tidak akan mampu, kemudian untuk bisa percaya diri, harus mempunyai cara berfikir percaya diri. Agama Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Manusia adalah makhluk ciptaannya yang memiliki derajat paling tinggi karena kelebihan akal yang dimiliki, sehingga sepatutnya ia percaya dengan kemampuan yang dimilikinya sebagaimana firman allah dalam Al-qur’an surat ali-imron ayat 139, sebagai berikut: Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Percaya diri merupakan keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki, yang dapat membantu memandang dirinya secara positif dan realistis sehingga ia mampu bersosialisai secara baik dengan orang lain. Rasa percaya diri seseorang juga dipengaruhi dari tingkat kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya. Orang yang percaya diri selalu yakin dengan tindakan yang dilakukannya, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya, dan bertanggung jawab atas perbuatannya. 46 2. Macam-macam Percaya Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan. Orang yang percaya diri yakin dengan kemampuan yang dimilikinya serta memiliki penghargaan yang realistis, bahkan apabila harapan atau tujuan yang di inginkan tidak terwujud, mereka tetap bersikap positif dan dapat menerimanya (tidak putus asa). Menurut James Neill (dalam bukunya Sarastika, 2014:51-52) menyebutkan beberapa macam-macam istilah yang terkait dengan persoalan percaya diri antara lain : a. Self concept Percaya diri yang pertama disebut self concept. Pada istilah ini dipahami bagaimana seseorang menyimpulkan dirinya secara keseluruhan, bagaimana seseorang melihat potret dirinya secara keseluruhan, dan bagaimana seseorang mengkonsepsikan dirinya secara keseluruhan. b. Self esteem Self esteem, yakni sejauh mana seseorang punya perasaan positif terhadap dirinya, sejauh mana seseorang mempunyai sesuatu yang dirasa bernilai atau berharga bagi dirinya, dan sejauh mana seseorang meyakini sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam dirinya. 47 c. Self efficacy Self efficacy yakni sejauh mana seseorang punya keyakinan atas kapasitas yang dimilikinya untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self efficacy, atau juga, sejauh mana seseorang meyakini kapasitasnya di bidangnya dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specificself efficacy. d. Self confidence Rata-rata yang dicapai orang adalah self confidence ini. Self confidence menyangkut sejauh mana seseorang punya keyakinan terhadap penilaiannya atas kemampuan dan sejauh mana seseorang bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidece adalah kombinasi dari self esteem dan self efficacy. Berdasarkan paparan diatas bahwasanya macam-macam rasa percaya diri terdiri dari, self concept, self esteem, self efficacy dan self confidence. Kemudian dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri merupakan kondisi psikologi dan kondisi mental seseorang, dimana setiap individu mampu mengoreksi atau mengintropeksi dirinya, sehingga dapat memberinya keyakinan akan kemampuan yang dimilikinya, yang mana kemampuan tersebut akan mendorong setiap individu dalam melakukan suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan hidup yang diinginkannya. 48 3. Karakteristik Percaya Diri Menurut Lindenfield (1997:4-7) menjelaskan bahwa ada dua jenis rasa percaya diri, yaitu percaya diri lahir dan percaya diri batin. a. Percaya diri lahir Percaya diri lahir adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan dan anggapan bahwa kita dalam keadaan baik. Jenis percaya diri lahir memungkinkan individu untuk tampil dan berperilaku dengan cara menunjukan kepada dunia luar bahwa kita yakin akan diri kita. Lebih lanjut Lindenfield mengemukakan empat ciri utama seseorang yang memiliki percaya diri batin yang sehat, keempat ciri tersebut adalah: 1) Cinta diri Orang yang cinta diri mencintai dan menghargai diri sendiri dan orang lain. Mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan secara wajar dan selalu menjaga kesehatan diri. Mereka juga ahli dalam bidang tertentu sehingga kelebihan yang dimiliki bisa dibanggakan, hal ini yang menyebabkan individu tersebut menjadi percaya diri. 2) Pemahaman diri 49 Orang yang percaya diri batin sangat sadar diri. Mereka selalu intropeksi diri agar setiap tindakan yang dilakukan tidak merugikan orang lain. 3) Tujuan yang positif Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidup. Ini disesabkan karena mereka punya alasan dan pemikiran yang jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa yang mereka dapatkan. 4) Pemikiran yang positif Orang yang percaya diri biasanya merupakan teman yang menyenangkan. Salah satu penyebabnya karena mereka terbiasa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharap serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. b. Percaya diri batin Percaya diri batin membuat inidividu harus bisa memberikan kesan pada dunia luar bahwa ia yakin akan dirinya sendiri (percaya diri lahir), melalui pengembangan keterampilan dalam empat bidang sebagai berikut: 1) Komunikasi 50 Keterampilan komunikasi menjadi dasar yang baik bagi pembentukan sikap percaya diri. Menghargai pembicaraan orang lain, berani berbicara di depan umum, tahu kapan harus berganti topek pembicaraan, dan mahir dalam berdiskusi adalah bagian dari keterampilan komunikasi yang bisa dilakukan jika individu tersebut memiliki rasa percaya diri. 2) Ketegasan Sikap tegas dalam melakukan suatu tindakan juga diperlukan, agar kita terbiasa untuk menyampaikan aspirasi dan keinginan serta membela hak kita, dan menghindari terbentuknya perilaku agresif dan positif dalam diri. 3) Penampilan diri Seorang individu yang percaya diri selalu memperhatikan penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, aksesoris dan gaya hidupnya tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenangkan orang lain. 4) Pengendalian perasaan Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam kehidupan seharihari, dengan mengelola perasaan kita dengan baik akan membentuk suatu kekuatan besar yang pastinya menguntungkan individu tersebut. 51 Sikap percaya diri yang dimiliki seorang individu memiliki beberapa kriteria yang menonjol, Sarastika (2014:55-56) mengemukakan beberapa ciri-ciri orang yang percaya diri yang bisa diamati baik secara verbal maupun non-verbal, diantaranya sebagi berikut: a. Orang yang percaya diri secara verbal biasanya: 1) Membuat pernyataan yang jujur, jelas, singkat, dan langsung pada masalah. 2) Menggunakan pernyataan “saya”: “saya ingin...” atau “saya pikir...” 3) Menawarkan saran perbaikan, bukan nasehat atau perintah. 4) Menawarkan kritik membangun, tidak menyalahkan, atau mengharuskan. 5) Mengajukan pertanyaan untuk menemukan pemikiran dan perasaan orang lain. 6) Menghargai hak orang lain. 7) Mengkomunikasikan sikap saling menghargai pada saat kebutuhan dari dua orang sedang bertentangan, dan mencari penyeselaian yang dapat diterima kedua belah pihak. b. Orang yang percya diri non-verbal biasanya: 1) Melakukan kontak mata yang intens dan pantas. 2) Duduk atau berdiri dengan tegak dan santai. 52 3) Bersikap terbuka dan mendukung komentar mereka. 4) Berbicara dengan tekanan yang jelas, mantap dan tegas. 5) Ekspresi wajah santai, tersenyum ketika merasa senang. 6) Berbicara dengan mantap, teratur menekankan kata-kata kunci. Dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, biasanya orang yang percaya diri mudah berbaur dan beradaptasi dibandingkan yang tidak. Karena mereka memiliki pegangan yang kuat, mampu mengembangkan motivasi, serta penuh keyakinan terhadap peran yang dijalaninya. Untuk itu alangkah lebih baiknya agar yakin menerima dan menghargai diri sendiri secara positif, yakin akan kemampuan diri sendiri, optimis, tenang, aman, dan tidak perlu dalam menghadapi masalah. 4. Proses Terbentuknya Percaya Diri Sullivan (dalam bukunya Rahmat, 1991:101) menyatakan bahwa jika kita diterima oleh orang lain, dihormati dan disegani karena keadaan diri kita, kita akan cenderung bersifat menghormati dan menerima diri sendiri, namun jika sebaliknya maka rasa untuk menghargai diri sendiri akan sangat kecil sekali. Oleh karena itu, sikap percaya diri akan terbentuk jika kita sudah mampu untuk menghargai diri sendiri. 53 Proses terbentuknya rasa percaya diri menurut Hakim (2002:6) secara garis besar menyebutkan sebagai berikut : a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu. b. Pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan yang kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihannya. c. Pemahan dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau sulit menyesuaikan diri. d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya. Kekurangan pada salah satu proses tersebut, kemungkinan besar akan mengakibatkan seseorang mengalami hambatan untuk memperoleh rasa percaya diri. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses terbentuknya rasa percaya diri akan menimbulkan kepribadian yang baik yang sesuai dengan proses perkembangannya, pemahaman terhadap kelebihan-kelebihan serta kelemahan-kelemahan yang dimiliki untuk dapat menimbulkan reaksi yang positif, dan mengunakan segala kelebihan yang ada dalam diri individu agar menimbulkan rasa percaya diri, karena 54 rasa percaya diri merupakan sumber kekuatan diri kita untuk dapat bergaul dengan lingkungan sosial. Orang yang memiliki rasa percaya diri akan bertindak dengan tegas dan memiliki sikap yang optimis, motivasi hidup lebih bermakna dan memiliki harga diri yang tinggi. 5. Faktor-faktor Terbentuknya Percaya Diri Para pakar ahli berkeyakinan bahwa rasa percaya diri diperoleh bukan dengan cara yang istan, melainkan melalui proses yang berlangsung sejak dini, dalam kehidupan dengan orang tua. Ada bebrapa faktor yang menjadi pengaruh dalam pembentukan rasa percaya diri seseorang yaitu: a. Pola asuh Faktor pola asuh interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri (Sears, 1992:265). Sikap orang tua akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinyan pada saat itu. Orang tua yang menunjukkan kasih sayang, perhatian, penerimaan, cinta, serta kelekatan emosional yang tulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percaya diri pada anak tersebut, anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai dimata orang tuanya. Sehingga meskipun ia melakukan kesalahan dari sikap orang tua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun juga eksistensinya. Kemudian dengan itu semua anak tersebut 55 akan tumbuh menjadi individu yang mampu menilai dirinya secara positif dan mempunyai harapan yang realistik terhadap dirinya, seperti orang tuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya. b. Sekolah Dalam lingkungan sekolah, guru sebagai panutan utama bagi para siswa. Perilaku dan kepribadian seorang guru berdampak besar bagi pemahaman gagasan dalam pikiran siswa tentang diri mereka. Salah satu segi dalam pendidikan di sekolah, baik secara tertutup atau terbuka persaingan antar siswa dalam berbagai bidang telah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan akademik mereka. Setiap kompetisi pasti ada pihak yang menjadi pemenang dan pihak yang kalah. Siswa yang kerap menang dalam setiap kompetisi akan mudah mendapatkan kepercayaan diri dan harga diri. c. Teman sebaya Kelompok teman sebaya adalah lingkungan sosial kedua setelah keluarga. Diaman mereka terbiasa bergaul adan menggunakan perasaan dan pikiran mereka pada orang lain. Dalam interaksi sosial yang dilakukan, populer atau tidaknya seseorang individu dalam kelompok teman sebaya tersebut pembentukan sikap percaya diri. d. Pengalaman individu 56 sangat menetukan dalam Setiap individu pasti pernah merasakan pengalaman gagal dan berhasil. Perasaan gagal akan membentuk gambaran diri yang buruk dan sangat merugikan perkembangan harga diri individu. Sedangkan pengalaman keberhasilan tentu menguntungkan perkembangan harga diri yang akan membentuk gambaran diri yang baik sehingga akan timbul rasa percaya diri dalam diri individu. e. Masyarakat Masyarakat merupakan kesatuan sosial dan dalam kehidupannya mereka saling bergaul, dan adanya saling bergaul ini tentu adanya bentuk-bentuk aturan hidup, seperti yang dikatakan Maclver, J. L. Gillin, dan J.P. Gillin ( dalam bukunya Soelaeman, 1986:26) bahwa adanya saling bergaul dan interaksi karena mempunyai nilai-nilai, norma-norma, cara-cara, dan prosedur yang merupakan kebutuhan bersama. Jadi Sebagai anggota masyarakat, kita harus berperilaku sesuai dengan norma dan tata nilai yang sudah berlaku. Kelangsungan berlakunya norma tersebut pada generasi penerus disampaikan melalui orang tua, teman sekolah, teman sebaya, sehingga norma tersebut menjadi bagian dari cita-cita individu. Semakin kita mampu memnuhi norma dan diterima oleh masyarakat, semakin lancar harga diri kita berkembang. Disamping itu, perlakuan masyarakat pada diri kita juga berpengaruh pada pembentukan harga diri dan rasa percaya diri. 57 Berdasarkan beberapa faktor diatas, jelas bahwasanya percaya diri sangat ditentukan oleh lingkungan sosialnya yaitu: orang tua, sekolah, teman sebaya, pengalaman pribadinya dan masyarakat. 6. Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri Orang sukses selalu memiliki tips percaya diri dan merasa bahwa mereka berbuat sesuatu untuk dunia. Mereka memandang sebuah dunia yang besar dan ingin memainkan peran penting didalamnya. Mereka tetap bekerja sesuai ketrampilan dan selalu menyadari bahwa keterampilan ini memberi nilai kepada keterampilan lainnya. mereka sadar bahwa karya terbaik akan menghasilkan kompensasi yang terbaik bagi mereka. Menurut Mahendra (2011:77-78) Maka, perlu meningkatkan percaya diri dengan cara berikut: a. Selalu berfikir positif dan jangan berfikir negatif terhadap apa yang ada pada diri sendiri dan tanamkan keyakinan bahwa kita lebih baik dari apa yang ada dalam pikiran. b. Selalu memberi afirmasi positif terhadap diri dengan demikian akan merangsang conscious (pikiran sadar) dan sub concious min (pikiran bawah sadar) yang mampu menigkatkan keyakinan dalam melakukan tindakan c. Cari dan temukan lingkungan yang dapat membuat self esteem atau percaya diri berkembang dengan memperbanyak membaca buku-buku 58 positif ataupun buku-buku tentang motivasi dan bergaullah dengan orang-orang yang positif. Tentukan arah dan tujuan hidupdengan membuat gol-gol kecil yang akan mengantarkan individu mencapai sebuah tujuan. d. Sikapi kegagalan dengan bijaksana, karena tidak penting seberapa banyak kegagalan, tetapi seberapa sering bangkit dari kegagalan. Berdasarkan dari beberapa uraian tersebut bahwasaya perlu adanya peningkatan rasa percaya diri yang dimiliki seseorang, karena denga menigkatkan rasa percaya diri maka akan mendapatkan rasa percaya diri yang tinggi sehingga dapat membantu mnuju kesebuah kesuksesan dalam hidup C. Hubungan Konsep Diri dengan Rasa Percaya Diri Untuk mencapai sebuah kesuksesan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademis saja, melainkan ada faktor psikologis yakni rasa percya diri yang tinggi, karena percaya diri merupakan salah satu kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam hidup. Individu yang mempunyai rasa percaya diri memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, ia bisa menghargai orang lain dan dapat menintropeksi dirinya sendiri. Rasa percaya diri dimaksudkan untuk dijadikan acuan dalam menghadapi tantangan yang berhubungan dalam kesuksesan. Untuk menuju kesuksesan tidak selalu sesuai dengan apa yang kita bayangkan, dalam arti apa yang kita lakukan belum sesuai dengan harapan. Dalam hal ini diperlukan 59 tingkat rasa percaya diri yang tinggi supaya dapat berfikir secara optimis, bahwa pada saat-saat tertentu ketika apa yang diharapkan tidak sesuai dengan keinginan, maka tidak akan merasa kecewa dan putus asa. Untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam situasi yang penuh dengan tantangan, tergantung pada bagaimana kita menilai, memandang dan merasakan tantangan itu. Sejauhmana kita merasa bahwa yang kita hadapi akan terlaksana dengan baik atau yang disebut konsep diri. Keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimilkikinya akan menghantarkan individu kedalam sebuah keberhasilan yang ingin dicapainya. Cara memandang diri seseorang berbeda-beda ada yang positif dan ada yang negatif. Konsep diri yang diharapkan adalah yang positif, karena konsep diri positif akan membentuk rasa percaya diri yang tinggi pada diri individu. Sehingga dapat mengarah kepada kerendahan hati dan kedermawanan serta sikap positif, optimis yang berkaitan dengan kesuksesan yang ingin dicapai. Seseorang yang mempunyai rasa percaya diri dalam berinteraksi akan menerima, menghormati, menyayangi, menghargai orang lain dan sebaliknya ia juga akan bersikap sama pada dirinya, yakni menghargai semua yang terdapat pada dirinya. Dalam hal ini, seseorang tersebut telah memiliki konsep diri yang positif, dikarenakan bisa menghargai orang lain dan menghargai dirinya sendiri. 60 Konsep diri dan rasa percaya diri merupakan salah satu faktor psikologis dari individu yang berhubungan erat dalam kehidupan seseorang baik dalam kepribadiannya keberhasilan atau secara umum. kesuksesan Sarastika hidup, cita-cita mengemukakan maupun (2014:51) bahwasanya dia mencantumkan konsep diri itu dalam bebrapa macam rasa percaya diri. Jadi rasa percaya diri jika didukung dengan konsep diri yang positif, dapat dijadikan sebuah landasan untuk mencapai kesuksesan. Karena itu, untuk mencapai sebuah kesuksesan harus ada langkah-langkah yang bisa dimulai dari kesadaran diri, berempati, menghargai, mengubah cara pandang dan berusaha semaksimal mungkin tanpa ada kata putus asa. 61 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum STAIN Salatiga 1. Identitas Perguruan tinggi Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan ini, STAIN Salatiga tetap didudukkan sebagai perguruan tinggi dibawah naungan Departemen Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan akademik dan atau profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu bentuk satuan pendidikan tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri lainnya. 2. Sejarah Singkat Berdirinya Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikanlah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik yayasan “Pesantren Luhur” yang berlokasi di 62 Jalan Diponegoro nomor 64 Salatiga. Lembaga ini didirikan oleh berbagai pihak, khususnya para ulama dan pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah. Dalam rentang waktu kurang dari setahun, lembaga ini diubah dari yang semula FIP IKIP, menjadi Fakultas Tarbiyah. Maksud dari perubahan tersebut adalah agar lembaga ini dapat dinenerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang. Dalam perkembangannya seiring dengan berjalannya waktu, berdasarkan pada surat Menteri Agama c.q. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/64 tanggal 13 November 1964. Pembinaan dan pengawasan fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan IAIN Walisongo. Fakultas Tarbiyah Salatiga mendapat status negeri dan menjadi cabang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo. Padda tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Hal ini sesuai dengan Keputusan Presiden republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1997. 3. Letak Geografis Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga berlokasi di Salatiga, Jawa Tengah. Lembaga ini merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang ada di Salatiga. Perguruan tinggi ini mempunyai dua lokasi 63 yang cukup strategis, yaitu kampus I berlokasi di Jalan Tentara Pelajar Nomor 2 Salatiga, Jawa Tengah. Letak STAIN Salatiga sangat strategis yaitu terletak disebelah barat alun-alun, Polres dan Kantor Pemda Salatiga. Disamping dekat dengan sentral pemerintahan, STAIN Salatiga juga dekat dengan lapangan olahraga dan rumah sakit umum, disamping itu mudah dijangkau karena dekat dengan jalan raya Solo Semarang, dan kampus II yang terletak dekat dengan sekolah internasional. Kampus II ini berada ditengah-tengah kota Salatiga Barat yaitu di Kembangarum Salatiga. Kampus II ini juga mudah diangkau karena angkota No. 9 sampai di depan kampus. 4. Asas, Fungsi, dan Tujuan Dalam menyusun dan mengembangkan program, STAIN Salatiga berdasarkan Pancasila dan dasar operasionalnya adalah: a. Undang-undang Dasar 1945. b. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi. d. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian STAIN. e. Status Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. f. Peraturan-peraturan lain yang terkait. 64 Keberadaan STAIN Salatiga mempunyai fungsi: a. Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan program. b. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. c. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. d. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. e. Melaksanakan pembinaan kemahasiswaan. f. Melaksanakan kegiatan civitas akademika dan hubungan dengan lingkungan. g. Melaksanakan kerja dengan Perguruan Tinggi dan/atau dengan lembaga-lembaga lain. h. Melaksanakan pengendalian dan pengawasan masyarakat. i. Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. Adapun tujuan penyelenggaraan pendidikan STAIN Salatiga adalah: a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau professional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. 65 b. Mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu keislaman dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam, dan mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. 5. Visi dan Misi STAIN Salatiga Visi lembaga sebagai berikut: “Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam mewujudkan keseimbangan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual”. Dengan visi tersebut maka misi yang diemban lembaga sebagai berrikut: a. Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan. b. Memberikan layanan civitas akademika dan masyarakat dalam menggali ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. c. Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat melalui kinerja internal dan eksternal. d. Mengembangkan college based manajementdengan melibatkan stake holder dan masyarakat. e. Mewujudkan tempat rujukan dalam keteladanan nilai-nilai Islam dan budaya bangsa. 6. Program Pendidikan 66 Peralihan konstitusional alih status dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Salatiga menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga memberi peluang untuk mengembangkan lembaga sesuai peraturan yang berlaku. Bahkan bukan hanya program Sarjana Strata (S1) yang boleh dikembangkan, tetapi diberi peluang pula untuk membuka program Pascasarjana S2 dan S3. Program pendidikan yang diselenggarakan oleh STAIN Salatiga pada tahun akademik 2014/2015 meliputi: a. Jurusan Tarbiyah Jurusan Tarbiyah berfungsi untuk menyelenggaraan pendidikan akademik dan profesional. Tujuannya adalah untuk membentuk Sarjana Pendidikan Islam, yang memiliki keahlian dalam pendidikan dan pengajaran Islam dengan keahlian khusus dalam bidang studi pendidikan agama Islam, bahasa Arab, bahasa Inggris, dan guru Madrasah Ibtidaiyah serta kewenangan menjadi guru atau mengajar dalam bidang studinya. Adapun gelar sarjana yang diterimanya untuk alumni Strata Satu adalah S. Pd. I atau sesuai peraturan yang berlaku. Jurusan Tarbiyah memiliki lima program studi yaitu: 1) Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Jumlah mahasisiwa Program Studi Pendidikan Agama Islam dari angkatan 2010 – 2014 mencapai 1368 mahasiswa 67 a) Visi Program Studi PAI Menjadi agen pencetak guru Pendidikan Agama Islam pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang menjunjung tinggi nilai-nilai profesionalitas, intelektualitas dan spiritualitas b) Misi Program Studi PAI (1) Menyelenggarakan proses pembelajaran yang berkualitas. (2) Mengembangkan budaya akademik dan budaya kerja yang islami. (3) Menjalin kerjasama dengan pihak terkait. (4) Menyelenggarakan system administrasi akademik yang tertib. (5) Memberikan landasan moral yang kuat dalam penembanganilmu kependidikan islam sehingga tercipta integrasi iptek dan imtaq. (6) Melakukan kajian kritis terhadap fenomena kependidikan dalam pengembangan teori-teori kependidikan Islam. c) Tujuan (1) Menyiapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang memiliki kedalaman spiritual dan akademik / professional yang dapat menerapkan serta mengembangkan dan atau menciptakan ilmu pengetahuan agama islam. 68 (2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama islam serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya khasanah kebudayaan nasional. (3) Menghasilkan sarjana muslim yang mampu menjadi guru agama islam yang professional, intelektual dan spiritual pada jenjang pendidikan menengah 2) Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 3) Program Studi Tadris Bahasa Inggris (TBI) 4) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 5) Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Raudhatul Atfal (PGRA) 6) Program Ekstensi (Transfer) b. Jurusan Syari’ah Jurusan Syari’ah berfungsi untuk menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesional, yang bertujuan untuk membentuk Sarjana Hukum Islam, yang memiliki keahlian dalam bidang hukum Islam maupun hukum positif dengan keahlian khusus dalam bidang ahwal al-syakhshiyyah (peradilan agama) dan Muamalah (ekonomi islam). Gelar kesarjanaan yang diperolahnya adalah S. HI. 69 Program D III dengan konsentrasi Perbankan Islam menyelenggarakan pendidikan profesional bertujuan membentuk ahli madya yang memiliki keahlian dalam bidang manajemen dan akuntansi keuangan baik di lembaga keuangan maupun perbankan. Gelar Sarjana yang diperolehnya adalah A. Md. Jurusan Syari’ah memiliki enam program studi yaitu: 1) Program Studi S-1, Program Studi Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah (Peradilan Agama) 2) Program Studi S-1 Perbankan Syari’ah 3) Program Studi S-1 Sejarah Kebudayaan Islam 4) Program Studi S-1 Hukum Ekonomi Syari’ah 5) Program Studi S-1 Komunikasi dan Penyiaran Islam 6) Program Studi S-1 Al-Qur’an dan Ilmu Tafsir c. Program Khusus Kelas Internasional (KKI) 1) Dalam rangka internasionalisasi lembaga, STAIN Salatiga menyelenggarakan Program Khusus Kelas Internasional dengan menggunakan bahasa asing (Arab dan Inggris) sebagai bahasa pengantar pembelajaran. 2) Pelaksanaan Program Khusus Kelas Internasional diatur dalam pedoman tersendiri. d. Program Pascasarjana 70 1) Program Pascasarjana STAIN Salatiga dibuka berdasarkan Surat Keputsan Dirjen Pendidikan Islam No. Dj. 1/818/2010 tanggal 22 November 2010 tentang Izin Penyelenggaraan Program Strata Dua Pendidikan Agama Islam pada STAIN Salatiga. 2) Penyelenggaraan Program Pascasarjana diatur dalam pedoman tersendiri. 7. Organisasi STAIN Salatiga Organisasi STAIN Salatiga terdiri dari: a. Unsur Pimpinan, yaitu: Ketua, Pembantu Ketua, dan Kabag Administrasi. b. Senat STAIN Salatiga. c. Unsur Pelaksana Akademik, yaitu: Jurusan dan Program Studi, Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Unit Pelayanan Bahasa, Unit Pengembangan Sumber Belajar, Unit Pengembangan Mutu Akademik, Pusat Ilmiah dan Penerbitan, Pusat Sistem Informasi Manajemen, Pusat Pengembangan Praktikum, dan Kelompok Dosen. d. Unsur Pelaksanaan Administratif, yaitu: Bagian Administrasi, Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan, Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan, dan Sub Bagian Umum. e. Unsur Penunjang, yaitu: Unit Pelaksanaan Teknis Perpustakaan, Komputer, dan Laboratorium. 71 f. Unsur Badan Non-Struktural, yaitu: Yayasan Kerjasama Alumni, Orang Tua, dan Mahasiswa (YAKAOMI), Senat Mahasiswa (SEMA), Dewan Mahasiswa (DEMA), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). 8. Sarana dan Pra-sarana Srana dan prasarana yang dimaksud adalah semua sarana dan prasarana yang dimiliki dan dipergunakan dalam rangka pelaksanaan belajar mengajar. Dalam proses belajar dikampus, sarana dan prasarana merupakan faktor yang sangat menunjang dan merupakan syarat keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Tanpa sarana yang memadai, proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik, akan tetapi apabila sarana prasaran dalam suatu lembaga pendidikan sangat memadai maka prosesbelajar mengajar akan berjalan dengn lancar dan maksimal. Sarana dan pra-sarana yang dimiliki STAIN Salatiga a. Gedung perkuliahan b. Gedung perpustakaan c. Gedung perkantoran d. Gedung serba guna (Auditorium) e. Gedung laboratorium f. Gedung kegiatan Mahasiswa g. Gedung P3M (gedung penelitian) 72 h. Ruang gudang, dapur i. Garasi mobil j. Mobil dinas k. Ma’had Putra dan Putri l. Klinik konsultasi m. Mebel air n. Hospot area o. Poliklinik p. Tepat ibadah dan lain-lain 9. Stuktur organisasi 73 B. Penyajian Data Setelah melakukan penelitian melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui observasi di lapangan, terlebih dahulu disajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Untuk memperoleh data tentang konsep diri dan rasa percaya diri mahasisiwa STAIN Salatiga Program Studi Pendidiksn Agama Islam tahun akademik 2014/2015 menggunakan angket,dengan 14 pertanyaan tentang konsep diri mahasiswa dan 12 pernyataan tentang rasa percaya diri mahasisiwa. Dengan pilihan jawaban a, b, c dan ya, tidak pasti dan tidak kepada mahasisiwa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015 pada mahasiswa angkatan 2012. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di STAIN Salatiga. 1. Daftar Nama Responden Daftar nama-nama Mahasiswa STAIN Salatiga yang telah mengisi angket dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 1 Daftar Nama Responden No. 1 2 3 4 Nama Responden LLH WNF TH Ltf 74 Jenis Kelamin P L L P 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 MDN ANR DWUK SHS NJ FLF NR RSW SS AM MSL Md NAC HM Tr EDJ AK Nf Isw SNH Nsr SM TA PRA Wrd WA KAL IN NPZ NW SK Eyn NH NL DINO IAA L P P P P P P P P L L L P P L P P L L P L P L P P L L P P P P P P P P L 75 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 L L P L L L L P P P L P L L P P P P P P L L P L P L L P L 70 Rdw NS RDH Hlm BS AD Tpk AP SAR LA MF LK Dyt RRI PR SM MK NA FNC KL AB K AMR PNU Tfq Ftn SIL MSW SK MR AM 71 RFL P 72 NR P 73 MLA L 74 Amd L P 76 Srf 75 L 2. Hasil jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel yang diurai dalam item pertanyaan dan pernyataan dalam angket sebagaimana terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan dan pernyataan tersebut adalah sebagai berikut: a. Konsep Diri Mahasiswa Data hasil jawaban angket tentang konsep diri mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Skor Jawaban Per Item Angket Konsep Diri Mahasiswa No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 5 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 6 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 1 2 2 77 Nomor Soal 7 8 9 3 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 3 2 2 3 10 11 2 1 2 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 1 12 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 13 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 14 3 2 3 3 2 3 3 3 3 1 1 3 3 1 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 3 3 2 3 2 2 3 2 2 1 3 2 78 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 1 1 2 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 1 3 1 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 3 1 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 3 1 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 3 2 1 1 2 1 1 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 1 1 1 1 3 3 3 1 3 1 1 Tabel 3 Jawaban Angket Konsep Diri Mahasiswa No. 1 2 3 4 Nama Responden LLH WNF TH Ltf 79 Jawaban Soal A B C 8 4 2 7 7 0 8 4 2 12 2 0 Jumlah 14 14 14 14 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 MDN ANR DWUK SHS NJ FLF NR RSW SS AM MSL Md NAC HM Tr EDJ AK Nf Isw SNH Nsr SM TA PRA Wrd WA KAL IN NPZ NW SK Eyn NH NL DINO IAA Rdw NS 10 9 9 14 12 8 10 7 9 6 10 7 14 14 13 7 10 5 12 7 8 10 10 10 10 11 14 9 8 10 10 10 11 7 13 12 9 14 80 4 5 5 0 1 5 2 4 5 6 4 5 0 0 1 5 4 6 2 4 5 3 3 3 3 2 0 4 5 2 3 2 3 3 1 1 4 0 0 0 0 0 1 1 2 3 0 2 0 2 0 0 0 2 0 3 0 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 2 0 4 0 1 1 0 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 10 11 14 9 10 9 10 9 11 11 8 9 12 11 12 11 12 12 8 6 9 10 9 8 9 0 9 4 3 0 1 2 4 2 4 3 3 5 4 2 3 2 2 1 1 5 5 3 3 3 5 3 4 4 0 0 0 4 2 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 8 1 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 70 RDH Hlm BS AD Tpk AP SAR LA MF LK Dyt RRI PR SM MK NA FNC KL AB K AMR PNU Tfq Ftn SIL MSW SK MR AM 9 4 1 14 71 RFL 10 3 1 14 72 NR 9 4 1 14 73 MLA 10 4 0 14 74 Amd 7 6 1 14 75 Srf 9 4 1 14 81 b. Rasa Percaya Diri Mahasiswa Data hasil jawaban angket tentang rasa percaya diri mahasiswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Skor Jawaban Per Item Angket Rasa Percaya Diri Mahasiswa No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 1 1,5 2,5 2,5 3,5 2,5 1,5 2,5 1,5 2,5 1,5 2,5 1,5 1,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 1,5 1,5 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 1,5 3,5 1,5 1,5 2,5 1,5 2,5 2,5 3,5 2,5 1,5 3,5 1,5 2,5 1,5 1,5 3 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 3,5 1,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 3,5 1,5 2,5 4 3,5 3,5 1,5 3,5 1,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 5 3,5 3,5 3,5 1,5 3,5 2,5 3,5 1,5 2,5 3,5 3,5 2,5 3,5 1,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 Nomor Soal 6 7 8 2,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 3,5 2,5 3,5 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 2,5 1,5 1,5 2,5 2,5 3,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 1,5 1,5 2,5 1,5 1,5 1,5 82 9 3,5 2,5 1,5 2,5 2,5 1,5 2,5 1,5 2,5 3,5 3,5 1,5 1,5 3,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 1,5 10 2,5 3,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 3,5 3,5 2,5 1,5 2,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 1,5 1,5 1,5 11 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 1,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 12 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 3,5 2,5 1,5 2,5 3,5 1,5 2,5 3,5 3,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 1,5 1,5 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 1,5 2,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 3,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 1,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 1,5 1,5 2,5 1,5 3,5 2,5 2,5 1,5 2,5 1,5 1,5 1,5 1,5 2,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 2,5 1,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 1,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 1,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 83 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 1,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 1,5 3,5 3,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 1,5 3,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 1,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 3,5 3,5 1,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 1,5 2,5 2,5 1,5 2,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 3,5 1,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 1,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 1,5 2,5 1,5 3,5 1,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 1,5 1,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 1,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 1,5 3,5 2,5 1,5 1,5 1,5 2,5 2,5 3,5 1,5 1,5 1,5 2,5 3,5 1,5 3,5 2,5 2,5 1,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 1,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 1,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 1,5 2,5 2,5 1,5 2,5 3,5 2,5 2,5 3,5 1,5 1,5 2,5 3,5 2,5 1,5 2,5 2,5 3,5 1,5 3,5 2,5 3,5 3,5 1,5 3,5 2,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 3,5 1,5 3,5 2,5 2,5 3,5 2,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 2,5 1,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 3,5 2,5 3,5 2,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 3,5 3,5 3,5 3,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 1,5 2,5 2,5 2,5 3,5 1,5 3,5 Tabel 5 Jawaban Angket Rasa Percaya Diri Mahasisiwa No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama Responden LLH WNF TH Ltf MDN ANR DWUK SHS NJ FLF NR RSW SS AM MSL Md 84 Jawaban Pernyataan Jumlah Ya Tidak Pasti Tidak 1 4 7 12 0 7 5 12 4 7 1 12 1 6 5 12 1 9 2 12 3 7 2 12 0 7 5 12 11 1 0 12 0 12 0 12 2 1 9 12 0 6 6 12 7 3 2 12 6 3 3 12 1 7 4 12 9 0 3 12 2 7 3 12 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 NAC HM Tr EDJ AK Nf Isw SNH Nsr SM TA PRA Wrd WA KAL IN NPZ NW SK Eyn NH NL DINO IAA Rdw NS RDH Hlm BS AD Tpk AP SAR LA MF LK Dyt RRI 0 0 0 2 3 3 2 7 8 2 2 5 1 0 0 2 0 1 2 5 2 4 1 2 0 0 1 1 1 5 0 6 1 2 3 0 0 0 85 6 5 8 7 1 5 4 4 1 5 5 5 7 6 6 4 6 5 6 5 8 6 8 5 7 5 7 7 8 4 1 0 2 8 6 4 10 6 6 7 4 3 8 4 6 1 3 5 5 2 4 6 6 6 6 6 4 2 2 2 3 5 5 7 4 4 3 3 11 6 9 2 3 8 2 6 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 3 1 1 8 2 3 0 0 3 4 2 1 0 8 7 6 6 5 1 3 7 12 11 5 7 4 9 9 5 2 3 5 6 3 7 2 0 1 4 1 6 2 3 1 3 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 70 PR SM MK NA FNC KL AB K AMR PNU Tfq Ftn SIL MSW SK MR AM 3 3 6 12 71 RFL 3 9 0 12 72 NR 0 7 5 12 73 MLA 0 6 6 12 74 Amd 6 4 2 12 75 Srf 0 3 9 12 86 BAB IV ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab-bab sebelumnya. Untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap untuk menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang diteliti. Adapun tahaptahap tersebut adalah sebagai berikut: A. Analisis Pertama Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya akan melakukan analisis data dari tiap variabel. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut: 1. Analisis Konsep Diri Mahasiswa Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan dalam angket yang terdiri dari 14 soal yang masing-masing ada alternatif jawaban dengan bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot skor 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot skor 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot skor 1 87 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk konsep diri mahasiswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan konsep diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam. Tabel 6 Hasil Skor Angket Konsep Diri Mahasiswa No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Alternatif Jawaban Item A B C 8 4 2 7 7 0 8 4 2 12 2 0 10 4 0 9 5 0 9 5 0 14 0 0 12 1 1 8 5 1 10 2 2 7 4 3 9 5 0 6 6 2 10 4 0 7 5 2 14 0 0 14 0 0 13 1 0 7 5 2 10 4 0 5 6 3 12 2 0 Total Skor Jawaban Per Item 3 2 1 24 8 2 21 14 0 24 8 2 36 4 0 30 8 0 27 10 0 27 10 0 42 0 0 36 2 1 24 10 1 30 4 2 21 8 3 27 10 0 18 12 2 30 8 0 21 10 2 42 0 0 42 0 0 39 2 0 21 10 2 30 8 0 15 12 3 36 4 0 88 Total Skor 34 35 34 40 38 37 37 42 39 35 36 32 37 32 38 33 42 42 41 33 38 30 40 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 7 8 10 10 10 10 11 14 9 8 10 10 10 11 7 13 12 9 14 10 11 14 9 10 9 10 9 11 11 8 9 12 11 12 11 12 4 5 3 3 3 3 2 0 4 5 2 3 2 3 3 1 1 4 0 4 3 0 1 2 4 2 4 3 3 5 4 2 3 2 2 1 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 2 0 4 0 1 1 0 0 0 0 4 2 1 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 21 24 30 30 30 30 33 42 27 24 30 30 30 33 21 39 36 27 42 30 18 30 33 42 27 30 27 33 33 24 27 36 33 36 33 33 89 8 10 6 6 6 6 4 0 8 10 4 6 4 6 6 2 2 8 0 8 14 8 6 0 2 4 8 6 6 10 8 4 6 4 4 4 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 2 1 2 0 4 0 1 1 0 0 1 0 0 0 4 2 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 32 35 37 37 37 37 38 42 36 35 36 37 36 39 31 41 39 36 42 38 33 38 39 42 33 36 36 39 39 35 36 40 39 40 38 38 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 12 1 8 5 6 5 9 3 10 3 9 3 8 5 9 3 0 4 9 4 9 4 10 3 9 4 10 4 7 6 9 4 Jumlah Skor Total 1 1 3 2 1 2 1 2 8 1 1 1 1 0 1 1 33 24 18 27 30 27 24 27 24 27 27 30 27 30 21 27 2193 4 10 10 6 6 6 10 6 10 8 8 6 8 8 12 8 494 1 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 1 0 1 1 75 38 35 31 35 37 35 35 35 35 36 36 37 36 38 34 36 2756 Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor konsep diri mahasiswa, peneliti mencarinya dengan prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut : Keterangan: P = prosentase individu dalam golongan F = frekuensi. N = jumlah subjek dalam golongan 90 menggunakan rumus Dari data skor angket konsep diri, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata (mean) dari konsep diri mahasiswa sebagai berikut: Tabel 7 Distribusi Frekuensi Konsep Diri Mahasiswa Skor 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 Total Frekuensi (F) 1 2 3 4 3 11 12 10 10 7 4 2 6 75 Persen (%) 1,33 2,66 3,99 5,32 3,99 14,63 15,96 13,3 13,3 9,31 5,32 2,66 7,98 100 Komulatif Persen 1 3 6 10 13 24 36 46 56 63 67 69 75 F.x 30 62 96 132 102 385 432 370 380 273 160 82 252 2756 Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut: fx = 2756 75 = 36,75 91 Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut : i R K Keterangan : i : Interval kelas R : Range K : Jumlah kelas. Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R= H–L+1 Keterangan : R = Total Range H = Highest Score (Nilai Tertinggi) L = Lower Score (Nilai Terendah) 1 = Bilangan Konstan Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi (H) = 42 dan nilaiTerendah (L) = 14, oleh karena itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus: R = H–L+1 = 42 – 14+1 = 29 92 Dari nilai R, selanjutnya dicari interval nilai (i) dengan rumus: = 29 3 = 9,7 i 10 (dibulatkan) Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 10 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 10. Kemudian untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 8 Nilai Interval Konsep Diri Mahasiswa No. Interval 1. 2. 3. 34 – 43 24 – 33 14 – 23 Jumlah Responden 65 10 0 Persentase (%) 86,45 13,3 0 Kategori Sangat Baik Baik Cukup Hasil analisis konsep diri mahasiswa pada tabel di atas menunjukkan mean dengan hasil 36,75 terletak pada kategori sangat baik. 2. Analisi Rasa Percaya Diri Mahasiswa Agar skor variabel rasa percaya diri yang terdiri dari 12 item pernyataan sebanding dengan variabel konsep diri yang terdiri dari 14 item pertanyaa, maka variabel rasa percaya diri mahasiswa atau variabel Y masing-masing alternatif jawaban diberikan bobot skor sebagai berikut: d. Alternatif jawaban Ya, memiliki bobot skor 1,5 e. Alternatif jawaban Tidak Pasti, memiliki bobot skor 2,5 f. Alternatif jawaban Tidak, memiliki bobot skor 3,5 93 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah bobot nilai yang diperoleh dari hasil angket rasa percaya diri mahasiswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam. Tabel 9 Hasil Skor Angket Rasa Percaya Diri Mahasiswa No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 Total Skor Jawaban Per Item 1,5 2,5 3,5 1,5 10 24,5 0 17,5 17,5 6 17,5 3,5 1,5 15 17,5 1,5 22,5 7 4,5 17,5 7 0 17,5 17,5 16,5 2,5 0 0 30 0 3 2,5 31,5 0 15 21 10,5 7,5 7 9 7,5 10,5 1,5 17,5 14 13,5 0 10,5 3 17,5 10,5 0 15 21 0 12,5 24,5 0 20 14 3 17,5 10,5 4,5 2,5 28 4,5 12,5 14 3 10 21 Alternatif Jawab Item Ya 1 0 4 1 1 3 0 11 0 2 0 7 6 1 9 2 0 0 0 2 3 3 2 Tidak pasti 4 7 7 6 9 7 7 1 12 1 6 3 3 7 0 7 6 5 8 7 1 5 4 Tidk 7 5 1 5 2 2 5 0 0 9 6 2 3 4 3 3 6 7 4 3 8 4 6 94 Total Skor 36 35 27 34 31 29 35 19 30 37 36 25 27 33 24 31 36 37 34 31 35 31 34 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 7 8 2 2 5 1 0 0 2 0 1 2 5 2 4 1 2 0 0 1 1 1 5 0 6 1 2 3 0 0 0 3 1 1 8 2 4 1 5 5 5 7 6 6 4 6 5 6 5 8 6 8 5 7 5 7 7 8 4 1 0 2 8 6 4 10 6 6 6 5 1 3 1 3 5 5 2 4 6 6 6 6 6 4 2 2 2 3 5 5 7 4 4 3 3 11 6 9 2 3 8 2 6 3 5 6 3 7 10,5 12 3 3 7,5 1,5 0 0 3 0 1,5 3 7,5 3 6 1,5 3 0 0 1,5 1,5 1,5 7,5 0 9 1,5 3 4,5 0 0 0 4,5 1,5 1,5 12 3 95 10 2,5 12,5 12,5 12,5 17,5 15 15 10 15 12,5 15 12,5 20 15 20 12,5 17,5 12,5 17,5 17,5 20 10 2,5 0 5 20 15 10 25 15 15 15 12,5 2,5 7,5 3,5 10,5 17,5 17,5 7 14 21 21 21 21 21 14 7 7 7 10,5 17,5 17,5 24,5 14 14 10,5 10,5 38,5 21 31,5 7 10,5 28 7 21 10,5 17,5 21 10,5 24,5 24 25 33 33 27 33 36 36 34 36 35 32 27 30 28 32 33 35 37 33 33 32 28 41 30 38 30 30 38 32 36 30 34 35 25 35 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 3 0 0 3 4 2 1 0 8 7 3 3 0 0 6 0 7 12 11 5 7 4 9 9 5 2 3 9 7 6 4 3 2 0 1 4 1 6 2 3 1 3 6 0 5 6 2 9 4,5 0 0 4,5 6 3 1,5 0 12 10,5 4,5 4,5 0 0 9 0 265,5 Jumlah Skor Total 17,5 30 27,5 12,5 17,5 10 22,5 22,5 12,5 5 7,5 22,5 17,5 15 10 7,5 1035 7 0 3,5 14 3,5 21 7 10,5 3,5 10,5 21 0 17,5 21 7 31,5 1088,5 29 30 31 31 27 34 31 33 28 26 33 27 35 36 26 39 2389 Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor rasa percaya diri mahasiswa, peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut : Keterangan: P = prosentase individu dalam golongan F = frekuensi. N = jumlah subjek dalam golongan 96 Dari data skor angket rasa percaya diri mahasiswa, kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai ratarata (mean) dari rasa percaya diri mahasiswa sebagai berikut: Tabel 10 Distribusi Frekuensi Rasa Percaya Diri Mahasiswa Skor 19 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 41 Total Frekuensi (F) 1 2 3 2 6 3 2 7 7 4 9 6 8 8 3 2 1 1 75 Persen (%) 1,33 2,66 3,99 2,66 7,98 2,66 2,66 9,31 9,31 5,32 11,97 7,98 10,64 10,64 3,99 3,99 1,33 1,33 100 Komulatif Persen 1 3 6 8 14 17 19 26 33 37 46 52 60 68 71 73 74 75 F.x 19 48 75 52 162 84 58 210 217 128 297 204 280 288 111 76 39 41 2389 Kemudian dihitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut: fx 2389 75 97 = = 31,85 Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat, peneliti membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut : i R K Keterangan : i : Interval kelas R : Range K : Jumlah kelas. Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R= H–L+1 Keterangan : R = Total Range H = Highest Score (Nilai Tertinggi) L = Lower Score (Nilai Terendah) 1 = Bilangan Konstan Berdasarkan data pada tabel di atas, maka diketahui nilai tertinggi (H) = 42 dan nilaiTerendah (L) = 18, oleh karena itu dapat dicari nilai rangenya dengan menggunakan rumus: R = H–L+1 98 = 42 – 18+1 = 25 Dari nilai R, selanjutnya dicari interval nilai (i) dengan rumus: = 25 3 = 8,3 i 8 (dibulatkan) Dari hasil di atas dapat diperoleh nilai 8 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 8. Kemudian untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut : Tabel 11 Nilai Interval Rasa Percaya Diri Mahasiswa No. Interval 1. 2. 3. 34 – 41 26 – 33 18 – 25 Jumlah Responden 29 40 6 Persentase (%) 38,57 53,2 7,98 Kategori Tinggi Sedang Rendah Hasil analisis rasa percaya diri mahasiswa pada tabel di atas menunjukkan mean dengan hasil 31,85 terletak pada kategori Sedang atau interval 26 - 33. B. Analisis Kedua Mencari nilai korelasi konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015. Dalam analisis kedua ini penulis akan menganalisis tentang hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga 99 Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015 yang akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana konsep diri mahasiswa sebagai variabel X dan rasa percaya diri mahasiswa sebagai variabel Y. Tabel 12 Tabel Indeks Korelasi Besarnya Hubungan Konsep Diri dengan Rasa Percaya Diri Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun Akademik 2014/2015 No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. X Y X2 Y2 X.Y 34 35 34 40 38 37 37 42 39 35 36 32 37 32 38 33 42 42 41 33 38 36 35 27 34 31 29 35 19 30 37 36 25 27 33 24 31 36 37 34 31 35 1156 1225 1156 1600 1444 1369 1369 1764 1521 1225 1296 1024 1369 1024 1444 1089 1764 1764 1681 1089 1444 1296 1225 729 1156 961 841 1225 361 900 1369 1296 625 729 1089 576 961 1296 1369 1156 961 1225 1224 1225 918 1360 1178 1073 1295 798 1170 1295 1296 800 999 1056 912 1023 1512 1554 1394 1023 1330 100 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 30 40 32 35 37 37 37 37 38 42 36 35 36 37 36 39 31 41 39 36 42 38 33 38 39 42 33 36 36 39 39 35 36 40 39 40 38 38 38 35 31 31 34 24 25 33 33 27 33 36 36 34 36 35 32 27 30 28 32 33 35 37 33 33 32 28 41 30 38 30 30 38 32 36 30 34 35 25 35 29 30 31 900 1600 1024 1225 1369 1369 1369 1369 1444 1764 1296 1225 1296 1369 1296 1521 961 1681 1521 1296 1764 1444 1089 1444 1521 1764 1089 1296 1296 1521 1521 1225 1296 1600 1521 1600 1444 1444 1444 1225 961 101 961 1156 576 625 1089 1089 729 1089 1296 1296 1156 1296 1225 1024 729 900 784 1024 1089 1225 1369 1089 1089 1024 784 1681 900 1444 900 900 1444 1024 1296 900 1156 1225 625 1225 841 900 961 930 1360 768 875 1221 1221 999 1221 1368 1512 1224 1260 1260 1184 972 1170 868 1312 1287 1260 1554 1254 1089 1216 1092 1722 990 1368 1080 1170 1482 1120 1296 1200 1326 1400 950 1330 1102 1050 961 35 37 35 35 35 35 36 36 37 36 38 34 36 2756 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 31 27 34 31 33 28 26 33 27 35 36 26 39 2389 1225 1369 1225 1225 1225 1225 1296 1296 1369 1296 1444 1156 1296 101868 961 729 1156 961 1089 784 676 1089 729 1225 1296 676 1521 77373 1085 999 1190 1085 1155 980 936 1188 999 1260 1368 884 1404 87992 Dengan melihat tabel kerja koefisien di atas dapat diketahui: N = 75 ∑X = 2756 ∑Y = 2389 ∑X2 = 101868 ∑Y2 = 77373 ∑X.Y = 87992 Untuk mengetahui indeks korelasi hubungan konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa dapat digunakan rumus : rxy rxy = N XY X Y N X X N Y Y 2 2 2 2 (75.87992) – (2756) (2389) √{(75.101868)–(2756)2}{(75.77373)– (2389)2} 6599400 – 6584084 102 rxy = √{7640100 – 7595536}{5802975–5707321} rxy = 15316 √ (44564) (95654) rxy = 15316 √ 4262724856 rxy = 15316 65289,54 rxy = 0,234 Hasil menunjukkan Koefisien korelasi product momen dari variabel X dan Y, maka selanjutnya akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam tabel) untuk diketahui signifikan atau tidaknya sebagai jawaban atas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, bila r hitung diperoleh sama atau lebih besar dari r tabel, maka nilai r yang diperoleh berarti signifikan. Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy hitung sebesar 0,234, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 75 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,227. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,234 > rxy tabel sebesar 0,227. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 13 Taraf Signifikasi N=75 N Taraf Signifikasi 5% 1% 103 75 0,227 0,296 Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara konsep diri dengan rasa percaya diri mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2014/2015. C. Pembahasan Penelitian ini menunjukkan bahwasanya bahwa konsep diri mempunyai hubungan yang positif dalam meningkatkan rasa percaya diri setiap individu, dalam arti ketika individu tersebut mempunyai konsep diri yang positif maka akan memberikan sumbangan yang positif dalam menigkatkan rasa percaya diri. Hal ini terbukti dengan adanya hipotesisi yang telah diajukan peneliti diterima karena perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukkan rxy hitung > rxy tabel.. Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian yang kaitannya dengan konsep diri dan rasa percaya diri semacam ini juga pernah dilakukan oleh bebarapa peneliti sebelumnya. Fatimah (STAIN Salatiga, 2010) dengan judul Hubungan Keaktifan dalam Kegiatan Kepramukaan dengan Rasa Percaya Diri pada Siswa MAN Salatiga, Peneliti ini menemukan bahwa setelah mengikuti kegiatan pramuka 104 siswa merasa lebih percaya diri, karena dalam kegiatan kepramukaan itu siswa dilatih untuk berbicara di muka umum, bersosialisasi dimayarakat sekitar melalui kegiatan yang diajarkan dilingkungan sekolah pada waktu latihan kepramukaan. Sehingga dengan kegiatan tersebut siswa akan terbentuk rasa percaya diri sejak awal. Fatmawati (STAIN Salatiga, 2005) dengan judul Pengaruh kecerdasan emosional terhadap konsep diri siswa (studi kasus pada siswa kelas II madrasah aliyah NU RAUM wedung demak penelitian ini menemukan bahwasanya siswa yang mampu mengenali emosinya dan mampu mengelola emosi dalam dirinya, sehingga membuat dirinya menjadi peka terhadap eomosi orang. Maka dengan adanya kemampuan tersebut individu dapat mengontrol emosinya sehingga tidak merugikan perasaan orang lain. Hal ini menunjukkan bawa kitika seseorang mampu mengelola emosinya dengan baik maka akan membentuk konsep diri yang positif, sehingga dia dapat menciptakan tingkah laku yang positif. Konsep diri dipengaruhi oleh pandangan seseorang terhadap dirinya, kemampuan untuk berempati dan membina hubungan dengan orang lain (memiliki sifat sosialisasi yang tinggi) akan membantu pandangan yang positif dari orang lain kepada dirinya sehingga dapat membentuk konsep diri yang positif. Dari beberapa pemaparan di atas dapat dianalisa bahwasanya, ketika seseorang memandang dirinya secara positif maka akan menciptakan tingkah laku yang positif sehingga dapat tampil dengan percaya diri yang tinggi. Hal ini 105 dapat diartikan bawa konsep diri dan rasa percaya diri mempunyai hubungan yang positif dan berperan penting bagi setiap individu dalam menggapai sebuah keberhasilan hidup di dunia. 106 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pokok masalah dalam penulisan skripsi dan penelitian di lapangan, serta analisis data dari hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan dari data hasil penelitian. Konsep diri mahasiswa yang menunjukkan katagori sangat baik ada 65 responden atau 86,45%, yang menunjukkan kategori baik ada 10 responden atau 13,3% dan yang berada kategori cukup ada 0% 2. Berdasarkan dari data hasil penelitin. Rasa percaya diri mahasiswa yang menunjukkan kategori tinggi ada 29 responden atau 38,7%, yang menunjukkan kategori sedang ada 40 responden atau 53,2% dan yang berada kategori rendah ada 7 responden atau 7,98% 3. Penelitian yang di analisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsep diri mahasiswa dengan rasa percaya diri mahasiswa. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil rxy hitung sebesar 0,234 sedangkan rxy tabel 0,227 product moment pada taraf signifikansi 5% dengan N 75 107 Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima, berarti konsep diri ada hubungannya dengan rasa percaya diri mahasiswa disebabkan dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukkan rxy hitung > rxy tabel. B. Saran-saran Berdasarkan temuan dari hasil penelitian, maka beberapa saran yang perlu penulis sampaikan, yaitu : 1 Bagi Mahasiswa Konsep diri yang positif merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan dan membentuk rasa percaya diri yang tinggi. Bagi mahasiswa STAIN Salatiga yang konsep dirinya masih rendah teruslah bentuk diri anda dengan baik supaya memiliki konsep diri yang positif sehingga dapat meningkatkan dan mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Karena dengan konsep diri yang positif dan rasa percaya diri yang tinggi akan menjadikan anda sebagai mahasiswa yang memiliki akademis yang baik. Sehingga akan membantu diri anda dalam pelaksanaan kegiatan Praktek Pengayaan Lapangan (PPL) di lembaga-lembaga pendidikan. 2 Bagi Lembaga Untuk bagian kemahasiswan hendaknya memberikan program-program baru sebelum pelaksanakan kegiatan Praktek Pengayaan Lapangan (PPL) yang berkaitan dengan pembentukan konsep diri yang positif karena dengan program tersebut dapat membantu mahasisiwa dalam meningkatakan rasa 108 percaya diri. Dengan bekal rasa percaya diri yang tinggi setiap mahasiswa akan sukses dan lancara dalam proses kegiatan praktek pengayaan lapangan (PPL). Konsep diri yang positif dan rasa percaya diri yang tinggi juga dapat membentuk mahasiswa yang berintelektual tinggi, dan dapat memberikan perubahan bagi masyarakat. Untuk Biro Tazkia, supaya membuat program ”penanganan konsep diri yang rendah” dalam rangka memberikan pengarahan dan bimbingan bagi mahasiswa yang konsep dirinya masih rendah, karena hasil penemuan di lapangan konsep diri mahasiswa yang rendah tidak bisa hanya diukur dengan prestasi akademik saja. 109 DAFTAR PUSTAKA Afifi, John, 2014, 1 Menit Mengatasi Rasa Percaya Diri Anda, Yogyakarta: flasbook. Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan dan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bruns, R. B., terj., Eddy, 1993, Konsep Diri, Teori Pengukuran Perkembangan Pribadi, Bandung: Arcan. Budi, Anna, 1992, Gangguan Konsep Kiri, Jakarta: EGC. Calhoun, James F. terj., R. S Satmoko, 1995, Psikologi tentang Penyesuaian Dua Hubungan Kemanusiaan, IKIP Semarang. Dedy Mulyana, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rodaskarya. Dr. Agus Abdul Rahman, M.Psi., 2013, Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Effendy, Onong Uchjana, 1986, Dinamika Komunikasi, Bandung: CV Remaja Karya. Hakim, Thursan, 2002, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Jakarta: Puspa Swara. Iswidharmanjaya Derry dan Agung, 2004, Suatu Hari Menjadi Lebih Percaya Diri, Panduan Bagi Remaja yang Masih Mencari Jati Dirinya, Jakarta: Gramedia. Lindenfield, Gael, 1997, Mendidik Anak Agar Percaya Diri, Jakarta: Arcan. Mahendra, Yulfan, 2011, Jurus Ampuh Menaklukan Orang-orang Disekitar Anda Semudah Mengedipkan Mata, Yogyakarta: Pinang Merah Publiser Munir, Abdullah, 2010, Super Teacher: Sosok Guru yang dihormati, disegani dan dicintai, Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Prof. H. Moh. Kasiram, M.Sc, 2008, Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif, Malang: UIN-Maliki Press. Pudjijogyanti, Clara R., 1997, Konesp Diri dalam Pendidikan, Jakarta:Arcan 110 Rahmat, Jallaludin, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: RadasKarya. Saam, Zufan, dan Wahyuni, Sri, 2012, Psikologi Keperawatan, Jakarta:Rajawali Pres Sarastika, Pradita, 2014, Buku Pintar Tampil Percaya Diri, Yogyakarta: ARASKA. Sears, D.O., 1992, Psikologi Sosial, Jakarta: Airlangga Siswanto, 2007, Kesehatan Mental Konsep, Cakupan dan Perkembangan, Yogyakarta: C.V Andi Offest. Soelaeman, Munandar, 1986, Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial, Bandung: PT. Eresco Sugiyono, 2011, Metodologi Penelitian Kuantitatif-Kualitatif R&D, Bandung: Alfa Beta. Susana, Tjipto dkk, 2006, Konsep Diri Positif Menentukan Prestasi Anak, Yogyakarta: KANISIUN Uqshari, Yusuf, 2005, Percaya Diri Pasti, Jakarta: Gema Insani. 111 Angket Penelitian Angket Tentang Konsep Diri NO INDIKATOR KONSEP DIRI POSITIF NO AITEM 1. Tidak mengalami hambatan untuk berbicara dengan 6,7 orang lain, bahkan dalam situasi yang masih asing 2. Menerima pujian tanpa rasa malu 9,10 3. Bersikap teguh dalam pendirian 5,12 4. Yakin dengan kemampuan diriny dalam mengatasi 3,8 masalah 5. Merasa setara dengan orang lain 4,13,14 6. Mampu mengintropeksi dirinya 1,2,11 Jumlah Aitem 14 Angket tentang Rasa Percaya Diri NO INDIKATOR NO AITEM 1. Berani mengungkapkan ide-ide 6,12 2. Memiliki kemampuan berinteraksi 1, 7 3. Kekurangaan yang dimiliki tidak menjadikannya 5,3 patah semangat 4. Tidak mudah putus asa 4,11 5. Memiliki kemampuan untuk menggali potensi diri 9,8 6. Yakin akan kemampuan yang dimiliki Jumlah Aitem 10,2, 12 i A. Identitas responden Nama : .......................... NIM : .......................... B. Petunjuk pengisian 1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan alternatif jawaban. 2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda, dengan memberi tanda silang (X) pada alternatif jawaban a, b dan c. 3. Jawablah pertanyaan sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan atau Anda alami saat ini dan dengan jujur. 4. Hasil dari jawaban angket dijamin kerahasiaannya dan tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik. 5. Periksalah kembali jawaban angket sebelum dikembalikan dan saya ucapkan banyak terimakasih atas partisipasinya. Angket tentang Konsep Diri 1. Apabila anda ditanya dosen karena terlambat masuk perkuliahan, apa yang akan Anda lakukan ? a. Bicara apa adanya dan berjanji tidak mengulanginya lagi. b. Mencari alasan supaya tidak dihukum. c. Hanya diam saja. ii 2. Apabila Anda meminjam sepeda motor kepada teman dan ternyata sepeda motor itu rusak setelah anda pinjam, maka apa yang akan Anda lakukan ? a. Mengembalikan dengan diperbaiki, dan mengakui kalau merusakkannya. b. Memperbaiki dan mengembalikan secara diam-diam. c. Mengembalikan secara diam-diam tanpa memperbaiki. 3. Bagaimana tanggapan Anda ketika melihat senior anda dapat saya juga dapat menyelesaikan perkuliahan dengan tepat waktu ? a. Yakin dengan kemampuan sendiri bahwa menyelesaikan perkuliahan dengan tepat waktu. b. Kurang yakin dapat menyelesaikan perkuliahan denga tepat waktu. c. Tidak yakin dapat menyelesaikan perkuliahan dengan tepat waktu. 4. Ketika teman Anda bergaya hidup mewah sedangkan Anda hanya biasa saja, bagaimana sikap Anda? a. Tetap senang, dan tidak minder jika bergaul dengannya. b. Menjaga jarak dengannya. c. Merasa minder jika bergaul dengannya. 5. Ketika Anda sedang belajar untuk menyiapkan ujian akhir semester (UAS) besok, tetapi teman Anda mengajak jalan-jalan, bagaimana sikap Anda? a. Menolak ajakannya dengan alasan untuk mempersiapkan ujiannya. iii b. Menunda waktu belajar dan mengikuti ajakannya c. Mengikuti ajakannya dan tidak jadi belajar 6. Bagaimana perasaan Anda ketika menyampaikan presentasi makalah di dalam perkuliahan? a. Senang dan bersemangat karena bisa mempresentasikan hasil pekerjaan sendiri. b. Sedikit ada rasa gugup karena belum terbiasa. c. Merasa gugup, karena kurang bisa berbicara didepan umum. 7. Ketika Anda duduk di bus dengan orang yang belum Anda kenal, bagaimana tanggapan Anda? a. Langsung mengajaknya ngobrol. b. Menunggu untuk diajak ngobrol. c. Diam dan tidak mengajaknya ngobrol. 8. Ketika IPK teman Anda lebih tinggi dari Anda, bagaimana pandangan Anda? a. Bersikap optimis dan berusaha kalau saya dapat menyaingi IPKnya. b. Berusaha meningkatkan IPK tapi belum yakin dapat menyaingi IPKnya. c. Tidak yakin kalau dapat menyaingi IPKnya. 9. Ketika Anda di puji oleh orang lain karena prestasi Anda yang sangat baik apa yang Anda lakukan? iv a. Menerima pujian tersebut dengan senag hati dan membalasnya dengan mengucapkan terima kasih. b. Berpura-pura tidak mendengarkan pujian tersebut, dan merasa senang. c. Merasa malu karena di puji oleh orang lain. 10. Ketika Anda sedang melihat nilai ujian Anda, kemudian teman Anda menyanjung Anda karena Anda mendapat nilai yang bagus, bagaimana perasaan Anda? a. Merasa senang dan membalasnya dengan senyum. b. Merasa senang dan tersipu malu. c. Melakukan tingkah laku yang aneh atau salah tingkah karena malu. 11. Ketika orang tua Anda sibuk dengan pekerjaanya, bagaimana sikap Anda? a. Menyadari bahwa orang tua bekerja untuk membiayai sekolah saya. b. Bersenang-senang dengan teman saya dan mengabaikan kesibukan orang tua. c. Merasa kesal dengan orang tua, karena merasa tidak diperhatikan. 12. Ketika Anda sedang mengerjakan tugas kuliah, dan harus diselesaikan secepatnya tetapi temen Anda tiba-tiba datang dan mengajak untuk bepergian, apa yang Anda lakukan? a. Langsung menolak ajakannya. b. Menyelesaikan tugasnya dahulu kemudian mengikuti ajakannya. c. Meninggalkan pekerjaan dan mengikuti ajakannya. v 13. Ketika sedang mengikuti forum diskusi tetapi teman Anda lebih pintar dari Anda, apa yang Anda lakukan? a. Mengikuti berjalannya diskusi dan aktif dalam diskusi, meskipun mereka lebih pintar. b. Mendengarkan dan mengikuti berjalannya diskusi. c. Hanya diam karena merasa minder. 14. Jika Anda tidak suka dengan perilaku seseorang yang perokok, bagaimana sikap Anda? a. Berbicara terus terang dengan halus kalau tidak suka dengan sikapnya yang perokok. b. Berbicara langsung kalau tidak suka dengan sikapnya yang perokok dengan nada mengumpat. c. Berusaha untuk menghindarinya. vi A. Identitas responden Nama : .......................... NIM : .......................... B. Petunjuk pengisian 1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dan alternatif jawaban. 2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda dengan memberi tanda centang () pada alternative jawaban YA, TIDAK PASTI dan TIDAK. 3. Jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan yang Anda rasakan atau Anda alami saat ini dan dengan jujur. 4. Hasil dari jawaban angket dijamin kerahasiaannya dan tidak berpengaruh terhadap prestasi akademik 5. Periksalah kembali jawaban angket sebelum dikembalikan dan saya mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasinya Angket Rasa Percaya Diri NO. PERNYATAAN YA TIDAK TIDAK PASTI 1. Saya mulai cemas ketika giliran saya berbicara dimuka umum semakin dekat. 2. Jantung saya berdetak kencang ketika mulai berbicara didepan umum. vii 3. Muka saya menjadi pucat ketika berada dihadapan banyak orang. 4. Saya tidak akan mencoba lagi ketika saya sudah mengalami kegagalan. 5. Saya merasa minder jika bergaul dengan teman yang lebih kaya dari saya. 6. Saya tidak merasa santai dan rileks ketika harus mengemukakan pendapat saya dimuka umum. 7. Meskipun saya dapat berbicara lancar dengan teman-teman saya, namun saya merasa kehilangan kata-kata ketika didepan mimbar. 8. Saya merasa tidak memiliki kelebihan dibandingkan teman-teman saya. 9. Saya merasa memiliki suatu bakat tetapi tidak berani untuk menunjukkan dan menyalurkan bakat saya. 10. Saya memiliki ide-ide yang cemerlang tetapi saya tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. viii 11. Saya tidak mau berusaha kembali ketika saya sudah gagal. 12. Saya merasa menyampaikan grogi aspirasi ketika saya forum. ix akan didalam SURAT KETERANGAN KEGIATAN Nama : Khoiri Azizi Program Studi : Pendidikan Agama Islam Nim : 111 10 180 Jurusan Dosen PA : Yedi Efriadi, M. Ag. NO Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Orientasi Pengalaman Akademik Kemahasisiwaan (OPAK) STAIN Salatiga 2010 UPT Perpustakaan “ User Uducation “ STAIN Salatiga Basic training (LK 1) “Mewujudkan Mahasiswa Islam yang Ideal demi Terwujudnya Kader yang Militan” Diskusi Ilmiah“Menyikapi Terorisme di Indonesia” Diskusi Ilmiah “Menyikapi Film Kiamat 2012” Praktikum Baca Tulis Alqur’an (BTQ) Praktikum Kepramukaan Jurusan Tarbyiah STAIN Salatiga Gema Ittaqo” Musabaqoh Lughotul Arobiah” Bedah Film“ The Screet” Seminr Pendidikan (HMI) “Menuju Pendidikan yang Ideal” Praktikum Mata Kuliah “Etika Profesi Keguruan” : Tarbiyah Waktu Pelaksanaan 23-27 Austus2010 Point Keterangan 3 Peserta 20-25 September 2010 22-24 Oktober 2010 3 Peserta 3 Peserta 19 Desember 2010 18 Februari 2011 3 Peserta 3 Peserta 22 Juni 2011 3 Peserta 22-27 Juli 2011 3 Peserta 29 OKTOBER 2011 20 November 2011 28 Desember 2011 3 Panitia 2 Peserta 4 Peserta 10 Februari 2012 3 Peserta x 12. Praktikum Matakuliah ”Komputer Multimedia” 14-15 Februari 2012 3 Peserta 13. Pelatihan Menggunakan Maktabah Syamilah dan Mengetik Arab Cepat Seminar Nasional Membnagun Islam Sebagai Rahamatan Lil”alamin Seminar Regional: “Urgensi Media Dalam Mencerahkan Umat” Gorah Masal yang Diselengarakan (JQH) 17 Maret 2012 3 Peserta 27 Maret 2012 6 Peserta 30 April 2012 4 Peserta 12 Mei 2012 2 Peserta Orientasi Dasar Keislaman (ODK) “Membangun Karakter Keislam Bertaaf Internasional di Era Globalisasi Praktikum Matakuliah Fiqih “Perawatan Jenazah” MTQ Umum IV Mahasiswa, Pesantren, SMA, Sederajat, SeSalatiga dan Sekitarnya“Melalui MTQ Tingkat Prestasi Syiarkan Akhlak Qur’ani” Islamic Public Speaking, LDK 10 Sptember 2012 3 Panitia 17 September 2012 3 Oktober 2012 3 Peserta 3 Peserta 25 Oktober 2012 3 Peserta Seminar Nasional ”Ahlussunah Waljamaah dalam Perspektif Indonesia” Bedah Buku“Sholat Ngebut Bikin Benjut” Bedah Buku ” Sang Maha Segalanya Mencintai Sang Mahasiswa” Musabaqoh Lughotul Arobiah “Mewujudkan dan Mengembangkan Intelektualisasi Kebahasaan Melalui MLA” 26 Maret 2013 6 Peserta 13 Mei 2013 2 Peserta 25 Mei 2013 2 Peserta 30 Mei 2013 3 Pnitia 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. xi 25. 26. 27. 28. 29 29. 30. 31. Seminal Nasional: “How To Develop The Best Generation” Musabaqoh Tilawatul Qur’an (MTQ) “MTQ Wahana Apresiasi Untuk Mencetak Insaan Qur’ani” Gema Ittaqo “Mengukuhkan Peran Bahasa Arab dalam Ranah Pendidikan di Era Modern” Bedah Film “Tanah Surga Katanya” Pelatihan dan Pembinaan Ustd Ustdzah TPQ Khitobah “ Ajang Eksistensi Diri Melalui Intelektual Berbahas Arab” Festival Ramadhan ”Melalui Festival ramadhan Kita Kembangkan Potensi Kecerdasan Intelektual dan Spiritual Anak Pesantren Kilat SMP 7 Salatiga 1 Juni2013 6 Peserta 23 Oktober 2013 3 Peserta 16-17 November 2013 3 Peserta 29 Desember 2013 29 Desember 2013 19 Mei 2014 2 Peserta 3 Peserta 3 Peserta 1 Juli 2014 3 Panitia 15-18 Juli 2014 3 Pemateri Total Nilai 102 Salatiga, 17 September 2014 Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Moh. Khusen, M.Ag., M.A. NIP. 19741212 199903 1 003 xii 13 14 15 16 17 18