KULIAH UMUM DENGAN TEMA “PERKEMBANGAN DAN PROSPEK EKONOMI INDONESIA” Perkembangan perekonomian Indonesia pada tahun 1995-1996 sangat spektakuler dimana pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun itu mencapai 8%. Namun kondisi ini berbalik drastis ketika terjadi krisis ekonomi tahun 1997-1998. Perekonomian Indonesia menjadi terpuruk dimana nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi yang sangat tajam hingga mencapai 15.000 Rupiah. Tingkat stabilitas ekonomi suatu negara sangat mudah dilihat yaitu dari nilai tukar mata uang negara tersebut. Nilai tukar mata uang suatu negara merupakan pride (kebanggaan) bagi negara tersebut. Sekuat apapun suatu negara jika terjadi krisis ekonomi pasti akan terkena imbasnya seperti krisis ekonomi global tahun 2008 di Amerika Serikat dan Eropa. Dimana Indonesia, China dan India masih bisa bertahan dari krisis ekonomi global tahun 2008 tersebut. Krisis ekonomi terjadi di suatu negara disebabkan karena masalah ketidakdisiplinan negara tersebut dalam sistem ekonominya. Seperti di Eropa terjadi krisis ekonomi tahun 2008 disebabkan karena defisit anggaran pemerintah yang semakin besar di negara-negara kawasan Eropa terutama negara-negara lapisan pertama yaitu Yunani, Irlandia, dan Portugal. Sementara itu melebarnya defisit anggaran pemerintah dibarengi dengan rasio hutang per PDB yang menyebabkan kemampuan untuk memperoleh pembiayaan defisit terbatas. Di Amerika Serikat, penyebab krisis tahun 2008 dikarenakan adanya subprime Mortgage yaitu kerugian surat berharga property sehingga membangkrutkan Merryl Lynch, Goldman Sachs, Northern Rock,UBS, Mitsubishi UFJ. Krisis ekonomi 2008 tersebut berdampak terhadap negara lain, salah satunya adalah Indonesia. Dimana ekspor Indonesia mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena negara-negara maju mengurangi permintaan terhadap raw material seperti barang tambang dan perkebunan yang menjadi andalan Indonesia yaitu batubara dan CPO. Indonesia sudah tidak menggunakan sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) yang pernah diberlakukan pada tahun 1980an. Indonesia mulai menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) pada periode 1997 hingga sekarang. Sejak pertengahan Juli 1997, Rupiah mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai Rupiah terhadap US Dollar. Untuk mengatasi tekanan tersebut, Bank Indonesia melakukan intervensi baik melalui spot exchange rate (kurs langsung) maupun forward exchange rate (kurs berjangka) dan untuk sementara dapat menstabilkan nilai tukar Rupiah. Namun untuk selanjutnya tekanan terhadap depresiasi Rupiah semakin meningkat. 1 Oleh karena itu dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang, pada tanggal 14 Agustus 1997, Bank Indonesia memutuskan untuk menghapus rentang intervensi sehingga nilai tukar Rupiah dibiarkan mengikuti mekanisme pasar. Permasalahan domestik Indonesia salah satunya adalah masalah demografi yang masih diwarnai berbagai persoalan. Tingginya jumlah penduduk, penyebaran yang tidak merata, piramida penduduk yang banyak didominasi usia muda, pengangguran, kesenjangan pembangunan, infrastruktur yang tidak merata, tingkat kesehatan, dan lainnya. Selain itu juga masalah ketimpangan distribusi pendapatan yang terlihat dari meningkatnya angka Gini koefisien. Angka Gini koefisien meningkat dari 0,33 pada tahun 2004 menjadi 0,41 pada tahun 2011. Sehingga kue pembangunan yang sangat besar ini hanya dinikmati oleh 10-20% penduduk Indonesia yang merupakan golongan kaya. dan Pendapatan per kapita Indonesia tahun 2011 meningkat menjadi USD3.542 atau setara dengan Rp 31,8 juta. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2012 sekitar 6,4%. Namun pertumbuhan ekonomi Jawa Timur lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 7,2%. Perekonomian Indonesia masih tergantung pada impor karena komponen bahan baku industri sebagian besar masih harus impor. Tren impor Indonesia tahun 2012 ini terus meningkat sementara di sisi lain ekspor mengalami tren penurunan. Jika ekspor Indonesia lebih rendah daripada impornya maka neraca perdagangan Indonesia akan mengalami defisit. Hal ini berarti permintaan akan valuta asing lebih banyak yang mengakibatkan nilai valuta asing lebih mahal dan nilai Rupiah lebih murah. Di sisi lain meningkatkan ekspor Indonesia bukanlah hal yang mudah, karena gimana caranya Indonesia menawarkan barang produksinya jika tidak ada permintaan dari negara lain. Penduduk Indonesia sebesar 240 juta jiwa merupakan pangsa pasar yang sangat besar dan menarik bagi negara lain untuk menjual barangnya di Indonesia. Inflasi di Indonesia 4 tahun terakhir masih terjaga dengan baik sekitar 4%. Suku bunga kredit tahun 2012 sekitar 11%. Target Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga kredit dibawah 10% dengan pertimbangan sektor UMKM (Usaha Menengah, Kecil dan Mikro) akan kesulitan jika suku bunga kredit tetap bertahan di 11%. Sesi diskusi (tanya-jawab): 2 1. Abdul Wafi (EP): Apa yang membuat perekonomian Indonesia mengalami produktifitas pekerja yang rendah? Jawab: Jika dilihat dari PDB sektoral, dimana pertumbuhan PDB sektor manufaktur dibawah pertumbuhan PDB sektor pertambangan dan pertanian. Hal ini disebabkan karena ekspor Indonesia sebagian besar adalah natural resources (bahan mentah dari sumber daya alam). Sehingga oleh Pemerintah sekarang dibatasi tidak boleh mengekspor bahan mentah seperti bijih batu batara sehingga harus dilakukan smelting supaya ada nilai tambahnya. Dimana sektor manufaktur Indonesia mengalami sunset industry yaitu industri yang mulai meredup, sehingga Pemerintah berupaya untuk membangkitkan kembali sektor manufaktur Indonesia. 2. Ahmad (EP): Apa beda perekonomian Indonesia sebelum dan sesudah reformasi? Jawab: Sebelum reformasi intervensi Bank Indonesia sangat besar, sedangkan sesudah reformasi intervensi Bank Indonesia lebih sedikit, membiarkan pasar untuk berkembang dan lebih banyak memberikan kesempatan kepada pihak swasta. BI bertugas menjaga stabilitas moneter perekonomian Indonesia. 3. Mohamad Sholeh (EP): Prospek perekonomian Indonesia dilihat dari aggregate demand dan aggregate supply? Jawab: dari sisi aggregate supply, Pemerintah berupaya bagaimana meningkatkan sektor manufaktur. Salah satunya dengan menurunkan komponen bahan baku impor untuk industri otomotif. Dari sisi aggregate demand, Pemerintah berusaha mendorong investasi dan ekspor di Indonesia. Peranan Bank Indonesia adalah menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi di Indonesia. 4. Budi (Mj): Bagaimana peranan Bank Indonesia dalam sistem perekonomian Pancasila? Jawab: Supaya tercipta sistem perekonomian Pancasila yang demokratis, BI mengatur keseimbangan dana yang disalurkan oleh perbankan kepada sektor capital intensive dan labor intensive (UMKM). BI sangat memperhatikan kelompok masyarakat menengah kebawah (UMKM) dengan cara membantu cluster-cluster (usaha kecil) yang dilakukan masyarakat di tiap kabupaten dan kota di seluruh Indonesia. 3 5. Heydi Loekito (Mj): Indonesia merupakan negara agraris, bagaimana supaya perekonomian Indonesia bisa fokus kepada sektor agraris? Jawab: Sektor agraris merupakan competitive advantage bagi Indonesia. Sehingga perlu ditingkatkan produktifitas di sektor agraris terutama perkebunan dan perikanan dengan cara perbankan bisa masuk dalam sektor-sektor agraris tersebut, terutama sektor agraris yang dipadu dengan teknologi. 6. Sofyan Tsauri (EP): Mengapa Bank Indonesia mengubah sistem nilai tukar terkendali menjadi sistem nilai tukar mengambang untuk mengatasi krisis ekonomi tahun 1998? Jawab: pada saat krisis ekonomi tahun 1998, demand valas (US Dolar) lebih besar daripada supplynya sehingga Rupiah mengalami depresiasi dan valas mengalami apresiasi. Berdasarkan pengalaman krisis ini, tekanan terhadap Rupiah selalu ada sehingga supply terhadap Rupiah selalu disediakan oleh Bank Indonesia. BI bisa melakukan intervensi dengan langsung masuk ke pasar. Bank Indonesia memberikan edukasi kepada masyarakat supaya membatasi permintaan valas (US Dolar). 4