BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Teori Komunikasi
Komunikasi merupakan terminologi yang memiliki banyak sekali definisi
dikarenakan adanya kompleksitas dan kekayaan materi dari disiplin tersebut. Jika
diambil menurut Wilson dan Wilson (2001, 7) dinyatakan bahwa pengertian dari
komunikasi adalah: “Communication is the process by which individuals share
information, ideas, and attitudes”. Jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia,
artinya akan menjadi sebuah proses dimana individu berbagi informasi, ide, dan
sikap.
Menurut pendapat Mulyana (2001, 71), konteks komunikasi terdiri dari
enam macam, yaitu:

Komunikasi massa

Komunikasi organisasi

Komunikasi publik (pidato)

Komunikasi kelompok kecil

Komunikasi antar pribadi

Komunikasi intrapribadi
Berdasarkan media yang digunakan, komunikasi dibentuk menjadi apa
yang disebut dengan komunikasi massa. Seperti yang dinyatakan oleh Mulyana
(2001, 75) bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi),
yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan
kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim dan
heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak
dan selintas (khususnya media elektronik).
Komunikasi massa terdiri dari unsur-unsur (source), pesan (message),
saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Sesuai dengan
pernyataan Harold D. Laswell yang dikutip oleh Wiryanto (2000, 3), guna
memahami komunikasi massa, kita harus mengerti unsur-unsur itu yang
diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which
channel to whom and with what effect?
2.2
Teori buku
Buku merupakan salah salah satu media penyimpan portable yang
mengandung sebuah kumpulan halaman-halaman cetak yang disatukan sebagai
sarana untuk menyimpan, mengumumkan, membagikan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan kepada para pembaca antara batas ruang dan waktu. (Haslam
2006, 8)
2.3
Anatomi buku
Anatomi buku menurut Yongky Safanayong (2006, 78) adalah sebagai
berikut :
 Cover
Cover dapat berupa hardcover dan softcover.

Jaket buku (untuk hard cover)

Cover depan
-
Judul, subjudul, pengarang /penulis/editor
-
Logo penerbit, judul seri
 Punggung buku (tulisan dibaca dari atas kebawah)
-
Judul, penulis
-
Logo penerbit
 Cover belakang
-
Biografi penulis dan blurb
-
Barcode dan ISBN / ISSN
 Flap jaket
-
Uraian singkat atau teaser copy (pada flap depan)
-
Biografi penulis dan potret (pada flap belakang)
-
ISBN
-
Endpaper atau inside cover depan dan belakang
 Halaman-halaman pendahuluan (Preliminary)
 Preliminary blank
 Half title atau bastard
-
Judul (Biasanya ditempatkan setelah endpaper)
-
Review, uraian singkat penulis atau teaser copy
 Frontiespiece (Contoh: left of title page)
-
Sebuah gambar dengan keterangan (caption)
-
Setelah half title
 Frontiespiece (Contoh: left of title page)
 Judul halaman (Title Page)
-
Judul, subjudul, judul seri dan penulis
-
Penerbit, tempat publikasi
 Hal imprint (verso of title page)
-
Copyright nama pemilik, tahun publikasi
-
Informasi reprint: nomor reprint, tanggal
-
ISBN
-
Detail produksi, seperti nama-nama: editor, desainer, manajer
produksi, percetakan.
-
Colophon: detil
 Dedikasi atau kuotasi
 Foreword (oleh penulis tamu)
 Daftar isi, daftar ilustrasi, daftar table (diawali dengan angka
romawi pada halaman isi)
 Kata pengantar (disampaikan oleh penulis atau penulis tamu
mengapa buku ini ada)
 Penghargaan (penulis atau penerbit berterima kasih pada
kontributor atau penasehat)
 Bagaimana menggunakan buku ini (tidak selalu ada)
 Introduksi (biasanya oleh penulis)
 Glosari (apabila singkat, umumnya di bagian belakang setelah teks
selesai)
 Daftar singkatan yang digunakan dalam teks

Teks
Halaman I (angka dimulai dari sini), bagian-bagian dibagi dalam bab
(chapter). Halaman I selalu di sebelah kanan, bisa juga bagian dari judul.
Halaman sub judul selalu mulai pada halaman recto (kanan). Dan sering
diberi warna blok penuh untuk mengenal lebih cepat apabila pembaca
membuka lembaran secara cepat.
 The endmatter
 Informasi tambahan (supplement)
 Appendix
 Referensi (atau pada akhir tiap bab)
 Sumber ilustrasi (atau di bawah acknowledgements) atau di dalam
keterangan/caption)
 Glosari (optional dan letak lebih tradisional)
 Bibliografi
 Indeks
 Colophon (menerangkan detil produksi-peletakan optional)
(Yang tertulis pada preliminary, teks dan the endmatter, penerapannya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan desain)
2.4
Teori Desain Komunikasi Visual
Dalam proses desain telah ada satu strategi yaitu prinsip desain dan
elemen desain. Elemen desain adalah komponen visual yang ada pada halaman
dan cover layout. Prinsip desain merupakan peraturan yang membantu desainer
untuk menentukan hubungan antara elemen-elemen desain dalam sebuah layout.
Menurut Landa (2011, 16-23), elemen formal desain terdiri dari garis,
bentuk, warna, dan tekstur.
1) Line (Garis)
Titik adalah unsur paling kecil dari garis. Garis adalah titik yang
memanjang, yang dianggap sebagai jalan titik yang bergerak. Garis
termasuk dalam elemen formal dari desain karena memiliki banyak peran
untuk dimainkan dalam komposisi dan komunikasi. Garis bisa lurus,
melengkung, atau menyudut. Garis dapat mengarahkan mata pemirsa ke
suatu arah.
2) Shape (Bentuk)
Garis besar dari sesuatu adalah bentuk, yang merupakan daerah
dikonfigurasi atau digambarkan pada permukaan dua dimensi, yang dibuat
baik sebagian atau seluruhnya oleh garis atau warna, nada, atau tekstur.
3) Color (Warna)
Warna merupakan unsur desain yang kuat dan sangat provokatif. Warna
adalah properti atau deskripsi dari energi cahaya, dan hanya dengan
cahaya kita melihat warna. Warna yang kita lihat di permukaan dari objek
dikenal sebagai refleksi cahaya atau refleksi warna.
Elemen warna dibagi menjadi tiga kategori, yaitu hue, value, dan
saturation. Hue merupakan nama dari warna, yaitu merah atau hijau, biru
atau orange. Value merujuk pada tingkat keterangan cahaya, terang atau
gelap dari warna, seperti biru muda atau merah tua. Saturation adalah
kecerahan atau kekusaman dari warna, seperti merah terang atau merah
kusam, biru terang atau biru kusam. Chroma dan intensity adalah sinonim
dari saturation. Hue juga bisa diterima sebagai hangat atau dingin pada
temperatur. Temperatur merujuk pada apakah warna terlihat panas atau
dingin. Warna-warna hangat bisa dikatakan seperti merah, orange, dan
kuning, dan warna-warna dingin adalah biru, hijau, dan ungu.
4) Texture (Tekstur)
Kualitas sentuhan yang sebenarnya dari sebuah permukaan atau simulasi
atau representasi dari suatu kualitas permukaan adalah tekstur. Dalam seni
visual, ada dua kategori tekstur: sentuhan dan visual. Tekstur sentuhan
memiliki kualitas sentuhan yang sebenarnya dan bisa disentuh dan
dirasakan secara fisik. Sedangkan tekstur visual adalah yang dibuat dengan
tangan, discan dari tekstur sentuhan, seperti renda, atau dipotret. Tekstur
visual adalah ilusi dari tekstur yang sesungguhnya.
2.5
Layout
Layout adalah pengaturan elemen-elemen pada buku, dimana desainer
membuat keputusan yang tepat untuk menempatkan elemen-elemen secara
menyeluruh pada halaman buku. Dua pilar penting dari layout adalah teks, yang
diatur pada aliran baca, dan gambar, yang pengaturannya ditentukan dengan
pertimbangan komposisi yang didapatkan dari cara menciptakan gambar.
Keseimbangan antara dua prinsip inilah yang membantu membuat layout
halaman.
Impresi pertama yang kita dapatkan dari melihat sekilas halaman demi
halaman dari sebuah sebuah buku adalah ruang, warna, dan tatanan letak obyek
pada halaman buku. Ruang, warna, dan tatanan letak obyek ini dapat
mengkomunikasikan nilai-nilai tertentu tentang suatu halaman buku dan sebagai
konsekuensi dari teks, dan dari asosiasi pengarang.
Menurut Frank F. Jefkin (1997), ada beberapa patokan dasar yang dapat
dikemukakan dalam merancang sebuah layout, yaitu:
1) The Law of Unity (kesatuan)
Cara pengorganisasian yang membentuk kesatuan diantara unsur-unsur
pendukung layout yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan
suatu kesatuan komposisi yang baik dan enak dilihat.
2) The Law of Variety (variasi)
Untuk menghindari kesan monoton atau membosankan, salah satu unsur
dapat ditampilkan lebih menonjol dari unsur lainnya.
3) The Law of Balance (keseimbangan)
Suatu keseimbangan layout dapat dicapai bila unsur-unsurnya disusun
secara sepadan, serasi, dan selaras, atau dengan pengertian lain jika bobot
setiap elemen layout itu setelah diorganisir menghasilkan kesan yang
mantap.
Terdapat dua jenis keseimbangan, yaitu:
 Formal balance (simetris), apabila unsur-unsur bentuknya sama
posisinya pada kedua belah sisi dari garis poros (tengah) ruang layout.
 Informal balance (asimetris), apabila unsur-unsur pendukung bentuk
layout pada kedua sisinya sedikit tidak sama dari garis poros ruang
layout.
4) The Law of Rhythm (ritme atau irama)
Irama perlu diperhatikan dalam perancangan layout, sebab suatu irama
diperlukan untuk mencapai kesatuan, irama dapat dicapai dengan:
 Kesamaan pengulangan-pengulangan penempatan unsur-unsur layout
 Pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout
 Pengulangan warna
5) The Law of Harmony (harmonis)
Keselarasan atau keserasian hubungan antara unsur-unsur layout yang
memberikan kesan kenyamanan dan keindahan. Nilai harmoni dapat
dicapai dengan repetisi (pengulangan bentuk) unsur-unsur layout baik itu
bidang, garis, huruf, gambar, warna, dan lainnya. Bagian dari suatu layout
sebaiknya dirancang secara harmonis tetapi tidak monoton, harmonis
dapat dianalogikan sebagai wajah manusia yang dilihat dari arah depan.
Seseorang akan tampak dan tidak memiliki tiga buah mata atau dua buah
mulut.
6) The Law of Proportion (proporsi)
Proporsi merupakan suatu perbandingan yang menunjukkan hubungan
antara satu unsur dengan unsur lainnya, serta hubungan antara unsur
layout dengan dimensi ruang layoutnya (bidang gambar).
Buku, surat kabar, majalah, katalog, atau selebaran biasanya mempunyai
ukuran yang lebih panjang pada satu sisinya, baik horizontal, maupun
vertical. Bentuk seperti ini selalu tampak lebih manis daripada sebuah
bujur yang keempat sisinya sama atau hampir sama panjang.
7) The Law Scale (keseimbangan)
Perpaduan antara warna gelap dan terang, hitam dan putih, besar dan kecil,
dari unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang. Hasil
akhir dari semua itu adalah layout. Dimana layout harus dibentuk
semenarik mungkin sesuai dengan produk dan sarana yang dituju.
2.6
Tipografi
Definisi tipografi menurut Landa (2011, 44) adalah desain dari bentuk
huruf dan pengaturan mereka dalam ruang dua dimensi (untuk media cetak dan
berbasis layar) dan dalam ruang dan waktu (untuk media bergerak dan interaktif).
Sihombing (2001) menyatakan, huruf, baik sebagai pelengkap suatu
bentuk komunikasi visual maupun sebagai unsur utama, memainkan peranan
sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis. Tipografi
bisa menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satusatunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan dan ketidak-pekaan dalam tipografi
dapat berusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah
dibuat dengan prima.
Anatomi tipografi menurut Landa (2011, 44-46) adalah sebagai berikut:
 Letterform: gaya dan bentuk tertentu dari setiap huruf yang kita buat.
 Typeface: desain dari satu set letterforms, angka, dan tanda yang
disatukan oleh property visual yang konsisten yang dibuat oleh seorang
type designer.
 Type font: satu set lengkap dari letterforms, angka, dan tanda, dalam
rupa, ukuran, dan gaya tertentu, yang dibutuhkan untuk komunikasi
tertulis.
 Type family: beberapa desain huruf yang memberikan kontribusi
berbagai variasi gaya yang didasarkan pada desain jenis huruf tunggal.
Kebanyakan type family mencakup setidaknya light, medium, dan bold
weight, masing-masing dengan italic sendiri.
 Italics: bentuk huruf yang miring ke kanan, varian gaya rupa huruf
dalam type family, Italics juga mengacu pada tipografi yang
menunjukkan asal tulisan kursif, yang terinspirasi oleh bentuk-bentuk
tertulis.
 Type style: modifikasi dalam tipografi yang menciptakan berbagai
desain sambil tetap mempertahankan karakter visual penting dari rupa.
 Stroke: garis lurus atau melengkung yang membentuk huruf.
 Serif: elemen kecil yang ditambahkan ke ujung atas atau lebih rendah
dari stroke utama dari letterform.
 Sans serif: suatu typeface tanpa serif.
 Weight: ketebalan stroke dari sebuah letterform, ditentukan dengan
membandingkan ketebalan stroke dalam kaitannya dengan ketinggian,
contohnya light, medium, dan bold.
2.7
Image (ilustrasi)
Menurut Kusmiati (2000), ilustrasi merupakan gambaran pesan yang tak
terbaca, namun dapat mengurai cerita, berupa gambar dan tulisan yaitu bentuk
grafis informasi yang mengikat. Dengan ilustrasi maka pesan menjadi lebih
berkesan, karena pembaca akan lebih muda mengingat gambar daripada kata-kata.
Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan tepat,
cepat, serta tegas, dan merupakan terjemahan dari sebuah gagasan. Ilustrasi harus
mampu menunjang pesan yang terkandung, bukan hanya sebagai pengisi ruang
atau sekedar untuk membuat halaman agar tampak menarik. Untuk dapat
mengkomunikasikan pesan dengan tepat maupun untuk mendapatkan efek yang
diinginkan, ilustrasi dapat dipadukan dengan penggunaan type di dalamnya.
Fungsi-fungsi dari ilustrasi:
 Mengkomunikasikan tema buku dalam visual sehingga mampu
membuat pembaca untuk merasakan emosi serta mood yang ingin
dikomunikasikan.
 Memvisualisasikan teks yang ada di dalam buku untuk memikat
perhatian pembaca.
 Sebagai elemen yang mampu menuntun mata pembaca dalam suatu
layout sehingga turut menunjang alur pembacaan layout pada sebuah
buku.
 Memvisualisasikan teks yang ada di dalam buku untuk menjelaskan
serte menunjang pesan yang terkandung dalam teks.
 Menunjukkan jumlah atau kuantitas dari suatu subjek maupun objek
yang disebutkan di dalam teks buku.
Menurut Haslam (2006), ilustrasi baik itu berupa fotografi, gambar, atau
diagram, memiliki peranan yang penting dalam membantu pembaca mengenali
objek, orang, maupun ide. Petunjuk-petunjuk tanda mampu membuat pembaca
mengenali formasi bintang, pesawat terbang, perabot antik, binatang, kupu-kupu,
dan seterusnya.
Jenis-jenis ilustrasi pada sebuah buku, antara lain:
 Ilustrasi foto
 Ilustrasi gambar
 Graphs and charts
 Proyeksi
 Diagram dan table
 Simbol: pictograms dan ideograms
 Sistem notasi
2.8
Teori Warna
Menurut Leatrice Eiseman (2000) dari semua unsur komunikasi warna adalah
metode yang paling instan unuk menyampaikan sebuah pesan atau perngertian.
Warna menstimulasi dan bekerja secara sinergi dengan semua indra. Warna dapat
mensimbolisasikan konsep yang abstrak dan pemikiran, mengekspresikan fantasi
atau keinginan, merujuk kepada ruang dan waktu, dan menghasilkan respons
estetika atau emosional.
Menurut Russel (1992) salah satu unsur yang paling serbaguna untuk sebuah
layout adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan
sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada daya tarik produk dan periklanan,
warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut:
-
Warna merupakan sebuah alat untuk mendapatkan perhatian. Dengan
beberapa kekecualian, orang dapat memperhatikan sesuatu yang bewarna
lebih cepat daripada yang hitam putih.
-
Produk-produk tertentu hanya dapat disajikan secara realistis dalam warna.
-
Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood.
Fungsi warna menurut Alan Pipes (2004) antara lain:
-
Memberikan penekanan terhadap elemen-elemen desain dalam suatu karya
desain dalam suatu karya deain untuk memberikan fokus bagi mata.
-
Sebagai penyeimbang komposisi, karena warna mampu menonjolkan
elemen-elemen desain untuk membantu membangun keseimbangan
komposisi elemen-elemen desain yang asimetris.
-
Sebagai penguat kesan akan ruang dan kedalaman. Sebagai contoh warna
hangat akan terlihat keluar dan tersebar, sedangkan warna dingin akan
terlihat menyusut dan terpisah. Warna dengan saturasu dan intensitas
tinggi akan bergerak ke arah orang yang melihat jika dikelilingi oleh
warna dengan saturasi dan intensitas yang rendah. Benda dengan hue yang
lebih terang pada saturasi maksimum, seperti kuning, akan terlihat lebih
tersebar dan besar daripada warna yang lebih gelap.
-
Sebuah alat penarik perhatian karenaa orang dapat memperhatikan sesuatu
yang berwarna lebih cepat daripada yang hitam putih.
-
Warna merupakan simbol yang secara psikologis dapat mempengaruhi
mood, respon emosional, dan perasaan manusia.
-
Menggambarkan suatu image yang hanya dapat disajikan secara realistis
dalam warna.
2.9
Teori Pendukung
2.9.1
Teori Segmentasi, Targeting, dan Positioning
Menurut Philip Kotler, ada penggabungan terhadap proses penciptaan dan
penyampaian nilai kepada konsumen dalam bentuk yang ia sebut STP, yaitu
kependekan dari Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Segmentasi pada
dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami struktur pasar. Sedangkan
targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan menjangkau
pasar. Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah melakukan
positioning. Positioning pada dasarnya adalah suatu strategi komunikasi yang
berhubungan dengan bagaimana konsumen menempatkan produk kita di dalam
otaknya, di dalam alam khayalnya, sehingga calon konsumen memiliki penilaian
tertentu dan mengidentifikasikan dirinya dengan produk itu.
Menurut buku Membidik Pasar Indonesia karya Rhenald Kasali (2005),
ada beberapa faktor dalam menyeleksi pasar sasaran, yaitu sebagai berikut:
 Geografis: seleksi sasaran yang didasarkan pada kondisi geografis
sasaran.
 Demografis: seleksi sasaran yang didasarkan pada variabel-variabel
demografi. Contoh variable-variabel demografi standar adalah usia,
gender, ukuran keluarga, family life cycle, pekerjaan, pendidikan,
agama, suku, pendapatan, dan kebangsaan.
 Psikografis:
seleksi
sasaran
yang
didasarkan
pada
sifat-sifat
kepribadian, tingkat social-ekonomi, sikap dan motivasi.
 VALS (Value and Lifestyle): Pada permulaan tahun 1970-an riset-riset
baru mulai menemukan bentuknya, William Wells dan Douglas Tigert
kemudian menemukan pengembangan dari riset psikografis yang
disebut VALS, yaitu riset demo-psikografis yang merupakan gabungan
dari variabel demografis dan psikografis.
Download