Media Monitoring Hari Anti Narkoba SeDunia 2012 Latar Belakang • Memperingati Hari Anti Narkoba se-Dunia pada 26 Juni 2012, Indonesia Media Monitoring Center (IMMC) melakukan riset media tentang isu tersebut. Riset dilakukan terhadap pemberitaan isu tersebut selama rentang 1 tahun, 15 Juni 2011 hingga 15 Juni 2012. Riset ini diharapkan dapat memberikan sebuah perspektif tentang dinamika isu narkoba di Indonesia, dalam berbagai perspektif. Hasil riset ini kami olah dalam bentuk rilis. Metodologi • Penelitian menggunakan metode purposive sampling pada 4 media online terkemuka, yakni: Kompas.com, Rakyat Merdeka Online, dan Detik.com, dan Media Indonesia.com • Proses pengumpulan data dilakukan dari tanggal 15 Juni 2011 – 15 Juni 2012. • Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan, mengkategori isu dan menganalisa semua berita (content analysis) mengenai narkoba dan narkotika. Sebaran Isu Narkoba di Media Regulasi 13% Pencegahan 18% Pemberantasan 28% Rehabilitasi 3% Penindakan 38% N=1694 • Isu narkoba yang paling banyak diberitakan media dalam waktu 1 tahun ini adalah penindakan terhadap kejahatan narkoba yaitu 38% dari 1694 berita. Kemudian disusul pemberantasan sebesar 28%, pencegahan sebesar 18%, regulasi sebesar 13% dan rehabilitasi sebesar 3%. Analisa • Proses penindakan terhadap kasus narkoba masih menjadi primadona pembahasan di media online. Prosentasenya jika diihat cukup besar yaitu 38 % pemberitaan. Terlebih jika dibandingkan dengan proses lainnya seperti pencegahan (18 %), regulasi (13 %), dan rehabilitasi (3 %). • Kondisi ini tentu saja sedikit banyak dapat memberikan gambaran bahwa isu-isu narkoba di media lebih cenderung membahas mengenai penindakan terhadap sebuah kasus ataupun pemberantasan. Sementara untuk proses pencegahan, media tidak cukup banyak mengangkat tema ini, dimana hal ini cukup disayangkan. Penempatan Berita In Title In News 310 97 471 477 35 199 58 47 • Isu narkoba pada beberapa media selalu menjadi fokus pemberitaan. Hal ini terlihat dari jumlah pemberitaan dengan menggunakan judul “narkoba” atau “narkotika” cukup banyak di media. • Kompas.com, detik.com, dan media Indonesia adalah media-media yang banyak mengangkat isu narkoba menjadi fokus pemberitaan. Analisa • Dari hasil monitoring beberapa media, terlihat bahwa isu narkoba masih menjadi isu utama dalam sebuah pemberitaan. Hal ini menunjukkan bahwa media masih cukup konsisten turut ambil bagian dalam upaya memerangi narkoba. Tone Instansi Positif Netral Negatif 152 385 268 228 129 307 107 Kepolisian 27 Pemerintah 102 BNN • Untuk tone instansi terkait dengan isu narkoba, pemerintah paling banyak mendapat pemberitaan bernada negatif yaitu sebanyak 268 berita. Sementara untuk pemberitaan positif, pihak kepolisian mendominasi sebanyak 307 berita. Analisa • • • Beberapa kebijakan pemerintah terkait dengan isu narkoba selama satu tahun ini nampaknya mendapat respon negatif dari sisi pemberitaan. Hal ini tampak dari sisi tone pemberitaan, pemerintah cenderung mendapat respon negatif. Beberapa kebijakan yang dinilai negatif antara lain, isu grasi yang diberikan kepada Corby, maraknya peredaran narkoba di dalam Lapas, kebijakan Menkumham membatalkan MoU dengan BNN, serta beberapa PNS yang terbukti menjadi pengedar maupun pengguna narkoba. Sementara untuk pihak kepolisian, walaupun dominasi pemberitaan secara umum adalah positif, tapi beberapa pemberitaan negatif tidak dapat dikesampingkan. Pemberitaan tersebut berkaitan dengan proses pengungkapan kasus narkoba yang dinilai masih belum maksimal. Selain itu, beberapa anggota kepolisian yang turut terjerat kasus narkoba, baik sebagai bandar maupun pemakai, juga turut menyumbang pemberitaan negatif di media. Tidak jauh berbeda dengan kepolisian maupun pemerintah, BNN juga terdapat pemberitaan negatif terkait dengan upaya penanganan narkoba tidak secara terkoordinir dilakukan. Terutama terkait dengan persoalan narkoba di dalam Lapas. Akibatnya, pihak pemerintah membatalkan MoU dengan pihak BNN. Selain itu, beberapa anggota BNN yang terkait kasus narkoba juga turut menyumbang pemberitaan negatif di media. Tone Kebijakan Pemerintah 85 73 20 Positif Netral Negatif • Tone pemberitaan terkait kebijakan pemerintah lebih banyak netral, yaitu sebanyak 85 berita. Sementara itu, tidak jauh berbeda, tone negatif juga tergolong cukup tinggi yaitu sebanyak 73 berita. Analisa • Selama rentang waktu setahun, kebijakan pemerintah terkait dengan narkoba dianggap ‘’biasa” oleh media. Tentu saja ini sangat erat kaitannya dengan kecenderungan media yang lebih tertarik dengan isu-isu seputar penangkapan atau pemberantasan. Namun, tidak dapat dipungkiri, ada beberapa kebijakan yang mendapat perhatian tersendiri dari media, seperti kasus pemberian grasi kepada Corby. Jenis Narkoba Prekusor Cair 21 Kokain 41 Prekusor Padat 54 Heroin Ganja Ekstasi Sabu • Sabu adalah jenis narkoba yang paling banyak dimuat di media, yaitu sebanyak 738 berita. Sementara untuk ekstasi sebanyak 314 berita dan ganja sebanyak 296 berita. 95 296 314 738 Analisa • Sabu-sabu masih menjadi jenis narkoba paling favorit di kalangan pemakai atau pengedar di Indonesia. Perbandingannya juga cukup mencolok jika dibandingkan antara Indonesia dengan luar negeri. • Sebagai perbandingan, harga sabu-sabu di Malaysia bisa dibandrol dengan harga Rp 300.000,00. Sementara di Indonesia harga sabu-sabu bisa mencapai harga Rp 2 juta. Subjek Pencegahan Narkoba LSM Swasta Akademik 21 25 34 Polisi 79 BNN 80 Pemerintah 121 • Pemerintah masih cukup dominan disorot media dalam upaya pencegahan narkoba yaitu sebanyak 121 berita. • Untuk BNN dan Polisi masing-masing sebanyak 80 dan 79 berita. • Pihak LSM adalah pihak yang paling sedikit mendapat sorotan media dalam pencegahan narkoba. Hanya sebanyak 21 berita. Analisa • Dalam upaya pencegahan bahaya narkoba, media nampaknya lebih condong melihat Pemerintah, BNN dan kepolisian sebagai garda terdepan. • Sementara untuk LSM, perannya tidak begitu banyak diangkat oleh media. Kondisi yang sama juga dialami oleh pihak swasta, dimana media tidak banyak mengulas mengenai sepakterjang swasta dalam pencegahan bahaya narkoba. Cara Pencegahan Narkoba Pembdy. Masyarakat Kerjasama Sosialisasi/Kampanye 82 132 201 • Pemberitaan di media melihat bahwa kecenderungan metode yang sering dipakai adalah melalui sosialisasi/kampanye. Jumlahnya sebanyak 201 berita. • Sementara untuk pemberdayaan masyarakat, media tidak banyak mengulas. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah pemberitaan yang hanya sebanyak 82 berita. Analisa • Metode sosialisasi/kampanye, nampaknya masih dianggap sebagai metode yang cukup efektif untuk dilakukan dalam rangka pencegahan bahaya narkoba. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak banyak perubahan metode dalam rangka pencegahan bahaya narkoba. • Sementara itu, untuk pemberdayaan masyarakat, cukup disayangkan masih sedikit mendapat pemberitaan di media. Padahal pemberdayaan masyarakat cukup penting untuk dilakukan. Dengan membangun masyarakat menjadi pribadi yang tangguh dan unggul, seperti program “Kampung Bebas Narkoba” maka kekhawatiran akan bahaya narkoba sedikit banyak akan teratasi. Metode Sosialisasi/ Kampanye • Metode sosialisasi yang paling banyak dilakukan yaitu melalui pemberitaan di media dan sosialisasi di lembaga-lembaga pendidikan. Pameran Internet Iklan Seminar Pagelaran Lainnya 0 10 20 30 40 50 60 70 Analisa • Kemajuan teknologi informasi nampaknya tidak cukup banyak membuat perubahan dalam metode sosialisasi/kampanye pencegahan narkoba. Hal ini terbukti dari masih minimnya penggunaan internet sebagai salah satu cara atau bentuk sosialisasi. Kerjasama Antar Institusi Pemerintah Swasta 81 52 40 27 26 20 19 18 8 10 7 10 • Pihak yang paling aktif melakukan kerjasama atau koordinasi dalam mencegah narkoba adalah pemerintah. • Begitu juga pihak yang paling banyak diajak kerjasama oleh pihak-pihak lain adalah pemerintah. • Akan tetapi pihak LSM, Akamdemik dan Swasta lebih banyak bekerjasama dengan pihak swasta dibanding pihak pemerintah. Analisa • Pemerintah masih menjadi acuan dalam upaya pemberantasan narkoba. Hal ini terlihat dari upaya dan koordinasi yang sering kali dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, pemerintah juga selalu diajak kerjasama oleh berbagai pihak baik swasta maupun instansi terkait seperti kepolisian dan BNN. Subyek Pemberantasan Narkoba 280 132 Polisi Pemerintah 126 BNN • Pihak polisi adalah pihak yang paling aktif dalam pemberantasan narkoba, yaitu sebanyak 280 berita. • Sementara untuk pemerintah dan BNN , masing-masing sebesar 132 dan 126 berita. Analisa • Dalam proses pemberantasan narkoba, dari hasil pantauan di media, pihak kepolisian paling banyak menjadi pelaku atau pionir. Jumlah ini cukup jauh jika dibandingkan pemerintah maupun BNN. • Hal ini tentu cukup menggembirakan, namun di satu sisi juga cukup mengkhawatirkan. Upaya pemberantasan narkoba masih sangat bergantung dengan peran aktif dari kepolisian. Padahal dibutuhkan peran serta dari berbagai pihak. Dan tidak hanya dalam proses pemberantasan saja, akan tetapi juga pencegahannya. Pemberantasan Narkoba 323 259 53 18 • Kegiatan pemberantasan narkoba yang paling banyak dilakukan adalah pembongkaran jaringan sidikat. • Kemudian disusul pengungkapan kasus baik secara internal maupun eksternal dari institusi masing-masing pihak. Analisa • Jika dilihat dari jumlah berita yang ada, pemberantasan jaringan sindikat narkoba dominan diberitakan oleh media. Hal ini mengindikasikan bahwa cukup banyak jaringan sindikat narkoba di Indonesia baik yang sudah terungkap, maupun yang masih dalam proses pengungkapan. Pengungkapan Sindikat/ Jaringan Narkoba 163 160 Nasional Internasional • Jaringan yang paling banyak diungkap adalah jaringan nasional, akan tetapi jaringan internasionla juga banyak diungkap oleh pihak BNN, Kepolisian dan Pemerintah. Analisa • Jaringan nasional maupun internasional dari sindikat narkoba cukup banyak mendapat pemberitaan di media. Pengungkapan kasusnya juga lebih banyak pada jaringan nasional. Hal ini secara tidak langsung mengindikasikan bahwa sel – sel jaringan narkoba di tingkat nasional cukup dominan walaupun dalam bentuk yang tidak besar. Subyek Penindakan Kasus Narkoba • Kepolisian merupakan pihak yang paling aktif dalam penindakan kasus narkoba di Indonesia. • Kemudian disusul pihak pemerintah melalui Bea dan Cukai dan BNN. Kejaksaan Peradilan BNN Pemerintah Kepolisian 0 100 200 300 400 500 600 Analisa • Tidak jauh berbeda dengan proses pemberantasan, pihak kepolisian juga masih cukup dominan perannya dalam penindakan kasus narkoba. Sebagai aparat penegak hukum, kepolisian menjadi tumpuan dalam upaya memerangi narkoba selain didukung pula oleh BNN dan Pemerintah. Penindakan Kasus Narkoba Persidangan 38 Penuntutan 39 Hukuman 126 Penyelidikan/Penyidikan 128 Penangkapan • Media lebih banyak memberitakan penangkapan terhadap penjahat narkoba. Hal ini sesuai dengan subyek yang paling banyak diberitakan yaitu kepolisan. • Proses penyelidikan sampai hukuman terhadap pelaku kejahatan naroba ternyata tidak banyak diberitakan media. 531 Analisa • Kasus penangkapan pemakai maupun pengedar narkoba selalu menjadi tema utama yang diangkat oleh media. Namun, hal yang cukup menarik adalah media ternyata tidak terlalu concern dengan proses persidangan, maupun penuntutan. Hanya pada kasus-kasus tertentu saja yang menjadi perhatian media. Terutama yang melibatkan pemerintah dan instansi terkait. Situasi inilah yang menimbulkan kerawanan adanya kasus-kasus yang menguap di tengah proses penyelidikan. Jenis Kejahatan Narkoba Produksi Pemakai Pengedar/Penyelundup 24 573 623 • Kejahatan yang paling banyak terbongkar maupun tertangkap adalah pengedar/ penyelundupan dibanding pemakai dan produksi. Analisa • Pengungkapan kasus narkoba selama ini nampaknya tidak banyak menyentuh pada tingkatan produksi narkoba. Tentu saja kondisi ini patut menjadi perhatian. Sudah sejauh apa proses penyelidikan atau investigasi yang sudah dilakukan oleh pihak terkait dalam mengungkap kejahatan di level produksi narkoba. • Untuk penangkapan pihak pemakai maupun pengedar, kinerja ini cukup patut diacungi jempol. Walaupun tidak dapat dipungkiri, dengan kondisi perekonomian yang serba sulit di Indonesia, sangat mudah untuk mencari penggantinya. Pemakai Narkoba Berdasarkan Profesi 226 121 81 13 13 9 7 7 2 Petugas Lapas DPR/DPRD Jaksa TNI BNN 17 PNS Pelajar/ Mahasiswa WNA Polisi Swasta Masyarakat 20 Pemerintah 57 • Masyarakat yang tidak jelas profesinya (pengangguran) ternyata merupakan konsumen terbesar narkoba. • Polisi ternyata masuk dalam tiga besar pemberitaan pengkonsumsi narkoba. Hal ini sangat disayangkan, apalagi ada beberapa pihak lain terkait penegak hukum. Analisa • Cukup menjadi peringatan, jika melihat frekuensi pemberitaan siapa yang paling banyak mengkonsumsi narkoba di Indonesia. Dilihat dari 3 besar, terdapat masyarakat, swasta, dan Polisi. Dari list tersebut, masyarakat menjadi konsumen terbesar narkoba. Tentu saja kondisi ini cukup memprihatikan. Terlebih jika melihat aparat kepolisian juga masuk daftar pengkonsumsi narkoba. • Salah satu penyebab yang dapat diidentifikasi adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait. Fokus utama yang ditetapkan adalah pada bagian pencegahan, bukan penindakan semata. Pemakai Berdasarkan Jenis Kelamin 342 156 Laki-laki Perempuan • Laki-laki merupakan pihak yang paling banyak mengkonsumsi narkoba. • Akan tetapi, sangat menghawatirkan apabila dibandingkan antara lakilaki dan perempuan yaitu 2:1. Analisa • Laki-laki masih menjadi konsumen utama narkoba dibandingkan perempuan. Terdapat beberapa alasan yang dapat dijadikan sebab mengapa hal tersebut terjadi. Mulai dari proses pencarian jati diri, kondisi rumah yang tidak harmonis, serta faktor himpitan ekonomi. Pemakai Berdasarkan Umur 174 129 66 25 >30 25-29 20-24 <15 22 16-19 • Umur 30 tahun keatas merupakan konsumen yang paling banyak. • Yang paling memprihatinkan adalah sudah banyaknya remaja usia di bawah 15 tahun yang mengkonsumsi narkoba. Analisa • Usia pemakai lebih banyak diatas 30 tahun. Hal ini disebabkan para pemakai narkoba merupakan para pekerja profesional. Para pekerja profesional seperti artis, pilot, dan pegawai swasta yang bekerja dengan tekanan tinggi lebih banyak mengkonsumsi narkoba. • Namun yang lebih dikhawatirkan adalah anak usia sekolah, dibawah 20 tahun, juga menjadi konsumen narkoba yang jumlahnya juga sangat banyak. Pengedar Berdasarkan Jenis Profesi 303 161 64 30 26 12 8 6 6 3 2 2 • Masyarakat yang mempunyai profesi tidak jelas (pengangguran) banyak menjadi pengedar narkoba di Indonesia, kemudian disusul WNA. • Akan tetapi yang memprihatinkan adalah banyaknya oknum Petugas Lapas dan Polisi yang sebagai pengedar narkoba. Analisa • Peredaran narkoba juga didominasi oleh masyarakat yang tidak jelas profesinya. Lalu disusul oleh WNA. Kemudian disusul oleh Petugas Lapas dan Aparat Kepolisian. • Faktor ekonomi menjadi alasan utama bagi pelaku peredaran narkoba baik itu masyarakat biasa dan WNA. Karena tidak ada pekerjaan yang pasti, masyarakat akhirnya memilih menjadi pengedar narkoba dengan keuntungan yang berlipat ganda. Begitu juga dengan WNA, kebanyakan mereka adalah kurir yang dikirim ke Indonesia dengan bayaran yang tinggi. • Yang menjadi kekhawatiran utama adalah peredaran narkoba yang dilakukan oleh petugas lapas dan aparat kepolisian yang seharusnya menjadi tameng dalam pemberantasan korupsi. Jumlahnya masih sangat besar. Dari riset IMMC, terdapat 94 berita yang melibatkan petugas lapas dan aparat kepolisian sebagai pengedar narkoba. Pengedar Berdasarkan Jenis Kelamin 368 103 Laki-laki Perempuan • Pengedar narkoba masih didominasi oleh laki-laki. • Meskipun hanya 1/3 nya, perempuan sangat disayangkan masuk dalam jaringan pengedar narkoba. Analisa • Laki-laki masih menjadi pelaku utama dalam peredaran narkoba. Secara umum hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi. Akan tetapi secara psikologis, laki-laki dianggap lebih siap menerima resiko dalam melakukan kejahatan ini. • Meskipun demikian, profesi sebagai pengedar narkoba juga banyak dilakonai oleh perempuan meski tidak sebanyak laki-laki. Jalur Peredaran Narkoba 180 144 120 Laut Darat Udara • Jalur laut merupakan jalur yang favorit bagi peredaran narkoba mengingat banyaknya pelabuhan ilegal di Indonesia. • Jalur udara ternyata juga banyak digunakan para pengedar/penyelundup narkoba untuk memasarkan barang haram tersebut. Analisa • Laut menjadi primadona bagi peredaran narkoba. Luasnya wilayah lautan yang ditunjang dengan minimnya pengawasan menjadi alasan utama bagi pelaku peredaran narkoba. Selain itu, banyaknya pelabuhan-pelabuhan illegal juga semakin mendukung aktivitas peredaran narkoba lewat jalur laut. • Sementara untuk wilayah darat dan udara, penjagaan yang dilakukan ketat, baik itu melalui razia di jalan raya atau melalui pemeriksaan berlapis di airport. 10 Besar Negara Asal Pengedar Narkoba 78 25 16 14 9 9 9 8 6 5 • Penyelundupan narkoba dari luar negeri ternyata didominasi dari negara tetangga yaitu Malaysia dan australia. • Kemudian disusul dari negara China, iran dan Afrika. Analisa • Malaysia dan Australia menjadi dua negara yang menjadi asal penyelundupan narkoba. Malaysia menjadikan Jakarta sebagai Daerah Tujuan dan Australia menjadikan Bali sebagai Daerah Tujuannya. • Kedua negara tersebut merupakan negara tetangga Indonesia yang berbatasan secara langsung. Sehingga penyelundupan bisa dilakukan dengan mudah baik lewat laut maupun udara. • Malaysia juga menjadi negara transit dari negaranegara lain seperti Iran dan beberapa negara Afrika seperti Nigeria dalam penyelundupan narkoba. Daerah Asal Narkoba 17 9 7 6 4 3 3 2 2 • Dari dalam negeri, Jakarta merupakan daerah asal narkoba yang paling banyak, baik sebagai tempat produksi maupun sebagai tempat transit. • Daerah lain yang mempunyai potensi besar produksi narkoba adalah Aceh yaitu produksi Ganja. Analisa • Narkoba yang berasal dari luar negeri didistribusikan kebeberapa kota besar di Indonesia lewat Jakarta. Di Jakarta juga terdapat beberapa pabrik pembuatan narkoba yang dipasok ke kota-kota lain di Indonesia. • Selain Jakarta, Aceh juga merupakan daerah pemasok narkoba khusunya ganja. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya ladangladang ganja yang masih beroperasi di wilayah Aceh. Daerah Tujuan Peredaran Narkoba kalbar 3 Batam 4 Aceh 4 Kaltim 5 sumsel 6 Banten 6 Lampung 7 Jateng 7 Sulsel 12 Sumut 24 Riau 25 Jatim Jabar Bali Jakarta 32 41 54 175 • Selain daerah asal, Jakarta juga merupakan daerah potensial tujuan peredaran narkoba. • Sebagai daerah wisata, Bali juga menjadi daerah yang potensial peredaran narkoba. Analisa • Sebagai pusat pemerintahan dan Pusat Bisnis, Jakarta masih menjadi primadona utama dalam peredaran narkoba. Itulah yang menyebabkan Jakarta menjadi tujuan utama dalam peredaran narkoba baik dari luar negeri maupun daerahdaerah lain di Indonesia. Hal yang sama juga terjadi di Bali sebagai daerah pariwisata terbesar di Indonesia. Institusi Quote 426 179 103 50 44 39 24 24 19 15 14 8 3 • Kepolisian, pemerintah dan BNN merupakan lembaga yang paling banyak komentar mengenai narkoba. Hal ini sangat wajar karena 3 institusi tersebut yang paling berkompenten dalam menangani masalah narkoba • Sebagai lembaga yang mewakili rakyat DPR/DPRD juga banyak berkomentar isu narkoba yaitu terkait kebijakan pemerintah dan langkah-langkah yang diambil ketiga institusi diatas dalam menangani narkoba. Analisa • Kepolisian dan BNN adalah dua institusi yang diperintahkan oleh Undang-Undang untuk melakukan tindakan pencegahan dan penindakan bagi pelaku kejahatan narkoba. Sehingga kedua institusi ini banyak mendapatkan pemberitaan seputar narkoba. Namun kepolisian menjadi institusi yang paling banyak berkomentar di media dalam hal narkoba. Hal ini disebabkan kerja-kerja penindakan, seperti penangkapan dan razia ke beberapa lokasi peredaran narkoba banyak dilakukan oleh kepolisian. • Namun yang menarik, pihak pemerintah lebih banyak berkomentar bila dibandingkan dengan BNN. Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti pemberian grasi kepada Corby dan banyaknya pelaku kejahatan narkotika yang berasal dari aparat pemerintah seperti sipir dan PNS. Person Quote Andjar Dewanto 7 Yusril Ihza Mahendra 8 Timur Pradopo 8 Hendri Yosodiningrat 8 Susilo Bambang Yudhoyono 9 Arman Depari Untung S Rajab Goerries Mere 11 15 17 Denny Indrayana 19 Saud Usman Nasution 20 Sumirat Amir Syamsuddin Nugroho Aji Benny Joshua Mamoto Rikwanto • Tiga besar person yang paling banyak komentar mengenai narkoba adalah Kombes Rikwanto dari Kepolisian, kemudian Benny J. Mamoto dari BNN dan Kombes Nugraho Aji. • Dari pihak pemerintah yang aktif dalam menanggapi isu narkoba adalah Menkumham Amir Syamsudin dan wakilnya Denny Indrayana. 26 29 32 45 56 Analisa • Humas di Institusi Kepolisian dan BNN cukup banyak mendominasi komenter tentang narkoba di media. Hal ini tidak terlepas dari kewenangan yang dimiliki oleh kedua instansi tersebut dalam pemberantasan narkoba. Oleh sebab itu, Kepala Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto dan Kepala Penindakan dan Kebijakan BNN, Benny J Mamoto menjadi orang yang sering memberikan statement di media massa. Tone DPR Quote BNN Kepolisian Pemerintah 20 12 4 4 2 2 1 0 Positif Netral Negatif • Komentar DPR terhadap isu narkoba banyak mengandung tone negatif bagi pemerintah dan Kepolisian. • Komentar negatif terhadap pemerintah adalah terkait isu grasi terhadap corby dan perdaran narkoba di Lapas. • Komentar negatif terhadap kepolisian adalah terkait isu ketidak fokusan polisi dalam menangani masalh narkoba. Analisa • Kalangan DPR mempunyai penilaian yang negatif kepada pemerintah, Kepolisian dan BNN. Kebijakan pemerintah memberikan grasi kepada Corby menjadi salah satu penyebabnya. Selain itu, ketidakmampuan pemerintah dalam mengontrol peredaran narkoba di dalam Lapas menjadi penyebab yang lain. • Untuk Kepolisian dan BNN, DPR banyak melakukan kritik terkait kinerja kepolisian dan BNN dalam melakukan kerja-kerja penindakan dan pencegahan yang dianggap belum maksimal. Kesimpulan • Secara umum, isu narkoba di media masih menjadi isu yang menarik untuk diangkat. Hal ini mengindikasikan media juga turut serta dalam upaya pemberantasan narkoba di Indonesia. • Selama rentang waktu monitoring, sorotan media cukup banyak ditujukan kepada pihak kepolisian, dimana perannya dalam proses pemberantasan narkoba cukup terlihat. Dalam hal ini tidak ada perbedaan apakah kasus tersebut masuk dalam jaringan internasional maupun nasional. • Untuk pihak lain seperti pemerintah, media cenderung datar dalam pemberitaan. Beberapa terdapat pemberitaan yang bernada negatif, seperti yang terkait dengan kasus grasi Corby. Kasus ini menjadi salah satu kasus yang cukup banyak mempertanyakan integritas pemerintah dalam upaya memberantas narkoba di Indonesia. Kesimpulan • Upaya pencegahan narkoba yang dilakukan oleh BNN dan pemerintah terlihat belum maksimal. Hal ini terlihat dari masih banyaknya kasus-kasus narkoba yang dilakukan oleh masyarakat terutama oleh para pekerja profesional serta pelajar dan mahasiswa. • Pemerintah harus memaksimalkan upaya pengawasan di wilayah laut Indonesia karena secara umum, peredaran narkoba lebih besar di wilayah laut dibandingkan lewat darat dan udara. Rekomendasi KEPOLISIAN Pencegahan : - Pada aspek pencegahan, peran kepolisian tidak begitu menonjol di media. Kepolisian perlu kiranya untuk lebih memaksimalkan lagi upaya dalam konteks pencegahan. Bentuknya bisa saja bekerja sama dengan pihak terkait seperti pemerintah maupun lembaga-lembaga sosial yang concern di bidang tersebut. Pemberantasan : - Dalam konteks pemberantasan, kepolisian hendaknya bisa lebih fokus pada upaya mencari pusat-pusat produksi narkoba, yang dapat memberikan efek cukup berpengaruh terhadap kelangsungan peredaran narkoba di Indonesia. Penindakan : - Dalam proses penindakan, Kepolisian perlu untuk tetap berpijak pada koridor hukum yang berlaku, dengan mengedepankan asas-asas kemanusiaan. Rekomendasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Pencegahan : - BNN perlu juga untuk lebih fokus pada upaya pencegahan. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memaksimalkan program pemberdayaan masyarakat melalui kampung bebas narkoba selain tetap memberikan pemahaman kepada masyarakat dalam bentuk seminar, konseling atau lainnya. Pemberantasan : - Perlu memaksimalkan peran atau kerja sama dengan pihak terkait seperti kepolisian dan institusi lainnya. Karena target pencapaian Indonesia Bebas Narkoba 2015 bukanlah pekerjaan yang mudah tanpa sinergi kuat dari pihak-pihak terkait. Penindakan - Tetap intensif dalam upaya mengawal proses penindakan. Mulai dari penangkapan, penyidikan hingga hukuman. Rekomendasi Pemerintah Pencegahan : - Pemerintah perlu lebih meningkatkan perannya dalam mensosialisasikan mengenai bahaya narkoba. Bentuknya bisa melalui kampanye di media seperti TV ataupun internet. Upaya ini bisa dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan beberapa pihak terkait. Pemberantasan : - Pemerintah perlu lebih cepat lagi dalam upaya pemberantasan narkoba di Indonesia. Dengan terus memperkuat institusinya melalui kerja sama dan tindakan nyata dalam rangka menuju Indonesia Bebas Narkoba tahun 2015. Penindakan - Konsisten dalam proses penindakan tanpa kemudian dicampuri dengan proses di luar hukum yang dapat mengakibatkan lemahnya penegakan hukum bagi kejahatan narkoba.