materi kristalografi dan mineralogi

advertisement
BAB I
KRISTALOGRAFI
Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur
dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
 Sifat Geometri, memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal
yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta bentuk luar yang
membatasinya.
 Perkembangan dan pertumbuhan kenampakkan luar, bahwa disamping
mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu bidang pada situasi permukaan, juga
mempelajari kombinasi antara satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya
yang masih dalam satu sistem kristalografi, ataupun dalam arti kembaran dari
kristal yang terbentuk kemudian.
 Struktur dalam, membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga
menghitung parameter dan parameter rasio.
 Sifat fisis kristal, sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar
kecilnya kristal tidak mempengaruhi, yang penting bentuk dibatasi oleh bidangbidang kristal: sehingga akan dikenal 2 zat yaitu kristalin dan non kristalin.
Suatu kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial
mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard,2002). Jadi,
suatu kristal adalah suatu padatan dengan susunan atom yang berulang secara tiga
dimensional yang dapat mendifraksi sinar X. Kristal secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai zat padat yang mempunyai susunan atom atau molekul yang
teratur. Keteraturannya tercermin dalam permukaan kristal yang berupa bidangbidang datar dan rata yang mengikuti pola-pola tertentu. Bidang-bidang datar ini
disebut sebagai bidang muka kristal. Sudut antara bidang-bidang muka kristal
yang saling berpotongan besarnya selalu tetap pada suatu kristal. Bidang muka
kristal itu baik letak maupun arahnya ditentukan oleh perpotongannya dengan
sumbu-sumbu kristal. Dalam sebuah kristal, sumbu kristal berupa garis bayangan
1
1
yang lurus yang menembus kristal melalui pusat kristal. Sumbu kristal tersebut
mempunyai satuan panjang yang disebut sebagai parameter.

Kimia Kristal
Kristal merupakan susunan kimia antara dua atom akan terbentuk bilamana
terjadi penurunan suatu energi potensial dari sistem ion atau molekul yang akan
dihasilkan dengan penyusunan ulang elektron pada tingkat yang lebih rendah.
Kristalografi dapat diartikan sebagai cabang dari ilmu geologi, kimia, fisika yang
mempelajari bentuk luar kristal serta cara penggambarannya.
Komposisi kimia suatu mineral merupakan hal yang sangat mendasar,
beberapa
sifat-sifat
mineral
/
kristal
tergantung
kepadanya.
Sifat-sifat
mineral/kristal tidak hanya tergantung kepada komposisi tetapi juga kepada
susunan meruang dari atom-atom penyusun dan ikatan antar atom-atom penyusun
kristal / mineral.

Komposisi kimia kerak bumi
a. Kerak
b. Mantel, dan
c. Isi bumi
Ketebalan kerak bumi di bawah kerak benua sekitar 36 km dan di bawah
kerak samudra berkisar antara 10 sampai 13 km. Batas antara kerak dengan
mantel dikenal dengan Mohorovicic discontinuity. Kimia kristal Sejak penemuan
sinar X, penyelidikan kristalografi sinar X telah mengembangkan pengertian kita
tentang hubungan antara kimia dan struktur. Tujuannya adalah:
1).Untuk mengetahui hubungan antara susunan atom dan komposisi kimia dari
suatu jenis kristal.
2).Dalam bidang geokimia tujuan mempelajari kimia kristal adalah untuk
memprediksi struktur kristal dari komposisi kimia dengan diberikan temperatur
dan tekanan
Perubahan energi yang dihasilkan oleh ikatan kimia yang terbentuk oleh dua
macam ikatan yaitu ikatan elektrovalen dan ikatan kovalen.
a.Isomorfisme
2
Isomorfisme adalah suatu substansi yang mempunyai rumus analog serta
keamanan
dari pada kristalografi dalam merefleksikan struktur dari dalamnya.
b.Polimorfisme
Polimorfisme adalah kemampuan unsur atom untuk membentuk lebih satu
macam kristal. perbedaan dari sifat fisik kristal akan membentuk substansi polimerfic
sebagai morfic, trimorficdan seharusnya. Polimorfisme menunjukan bahwa struktur
kristal tidak hanya ditentukan oleh unsur kimia saja akan tetapi dapat disebabkan juga
oleh unsur dari susunan atom yang dibangaun kristal.
1.
Enantriotrop yaitu suatu proses timbal balik
2.
Monotropisme yaitu merupakan suatu proses yang tidak timbal balik
Contoh : Markasit menjadi pyrite
c.
Pseudomorfisme
Mineral dapat mengalami perubahan mineral lain tanpa merubah ikatan
kimianya proses ini dikenal sebagai proses pseudomorfisme.
Pseudomorfisme ini terbagi menjadi dua yaitu :
1.Tidak terjadi perubahan unsur kimianya, akan tetapi terjadi perubahan
sistem dari pada kristalografinya.
2.Unsur lama diganti unsur baru.
Pseudomorfisme disebabkan mineral lama tidak stabil dalam lingkungan yang
baru.

Daya Ikat dalam Kristal
Daya yang mengikat atom (atau ion, atau grup ion) dari zat pada kristalin
adalah bersifat listrik di alam. Tipe dan intensitasnya sangat berkaitan
dengansifat-sifat fisik dan kimia dari mineral. Kekerasan, belahan, daya lebur,
kelistrikan dan konduktivitas termal, dan koefisien ekspansi termal berhubungan
secara langsung terhadap daya ikat
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh
yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia
3
dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan
van der Waals.

Identifikasi Kristal.
Untuk dapat mengelompokan Kristal kedalam tujuh sistem serta 32 kelas, maka
dipanjang perlu untuk mengrtahui cara-cara penentuan dari sistem dan kelas kristal
adalah :
1.Langkah-langkah dalam penentuan sistem kristal adalah :
a. Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan.
 Perkiraan letak sumbu-sumbu simetri utama dengan mengingat bahwa sumbu
vertikal c adalah sumbu yang terpendek atau terpanjang, kecuali sistem cubic.
 Tentukan konstanta Kristalografi, meliputi : besar sudut antara sumbu dan
Axial Rationya.
 Kelompok kristal tersebut kedalam sistemnya berdasarkan konstanta
Kristalografinya.
b. Langkah dalam penentuan kelas kristal adalah :
 Ambil sampel kristal yang akan di diskripsikan
 Tentukan sistem kristalnya.
 Tentukan unsur-unsur simetrinya, meliputi : sumbu-sumbu simetri berikut
nilai sumbunya dan bidang simetrinya serta pusat simetrinya.Tentukan kelas
kristalnya berdasarkan pada ciri-ciri pemilikan simetri di atas, dengan cara
menyusun.

Bidang simetri Kristal
Bidang simetri adalah bidang bayangan yang dapat membelah kristal
menjadi dua bagian yang sama, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan
dari yang lain. Bidang simetri ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bidang
simetri aksial dan bidang simetri menengah. Bidang simetri aksial bila bidang
tersebut membagi kristal melalui dua sumbu utama (sumbu kristal). Bidang
simetri aksial ini dibedakan menjadi dua, yaitu bidang simetri vertikal, yang
melalui sumbu vertikal dan bidang simetri horisontal, yang berada tegak lurus
terhadap sumbu c. Bidang simetri menengah adalah bidang simetri yang hanya
4
melalui satu sumbu kristal. Bidang simetri ini sering pula dikatakan sebagai
bidang siemetri diagonal.

Sumbu simetri Kristal
Ada beberapa jenis sumbu kristal, yaitu :
1. Sumbu utama, yaitu sumbu yang mempengaruhi
dalam penentuan
sistemkristal terdiri dari sumbu a, b, dan sumbu c.
2. Sumbu miring adalah sumbu yang mempengaruhi dari penentuan sistem
kristal yang terdiri dari dua macam :
 Sumbu diagonal yaitu sumbu yang menghubungkan/menyatukan sudutsudut kristal yang biasanya terletak antara sumbu a, sumbu b dan sumbu c.
 Sumbu oblique yaitu sumbu selain dari sumbu diagonal.
3. Sudut antara sumbu utama hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam
penentuan sistem dari kristal dimana sudut tersebut antara lain :
 α sudut antara sumbu b dan sumbu c
 β sudut antara sumbu a dan sumbu c
 γ sudut antara sumbu a dan sumbu b
4. Sumbu rotasi merupakan sumbu simetri apabila diputar akan menyatakan
kenampakan yang sama dan sisi depan kristal, tetap tidak didapatkan
kenampakan kombinasi interversi pembalikannya pada belakang sisi kristal
tersebut.
5. Sumbu rotasi inversi merupakan sumbu simetri dan dapat menunjukan
kenampakan kombinasi antara kenampakan ulang pada sisi depan kristal
dengan kenampakan inversi/pembalikanya pada sisi yang lain. Jumlah
kenampakan antara kenampakan ulang dengan kenampakan inversinya adalah
nilai dari sumbu tersebut.
6. Sumbu Sekrup merupakan sumbu simetri sebagai dan bentuk kombinasi
antara pemutaran dengan suatu pergeseran dimana selama pemutaran selain
akan menunjukan kenampakan ulang disertai juga dengan pergeseran/translasi
5

Pusat simetri Kristal
Suatu kristal dikatakan mempunyai pusat simetri bila kita dapat membuat
garis bayangan tiap-tiap titik pada permukaan kristal menembus pusat kristal dan
akan menjumpai titik yang lain pada permukaan di sisi yang lain dengan jarak
yang sama terhadap pusat kristal pada garis bayangan tersebut. Atau dengan kata
lain, kristal mempunyai pusat simetri bila tiap bidang muka kristal tersebut
mempunyai pasangan dengan kriteria bahwa bidang yang berpasangan tersebut
berjarak sama dari pusat kristal, dan bidang yang satu merupakan hasil inversi
melalui pusat kristal dari bidang pasangannya.
Secara umum, ikatan kuat memiliki kekerasan yang lebih tinggi, titik leleh
yang lebih tinggi dan koefisien ekspansi termal yang lebih rendah. Ikatan kimia
dari suatu kristal dapat dibagi menjadi 4 macam, yaitu: ionik, kovalen, logam dan
van der Waals.
Sistem Kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, dibawah ini akan diterangkan lebih
lanjut tentang 4 sistem kristal yaitu sistem reguler, sistem tetragonal, sistem
triklin, dan monoklin.
I.1. Sistem Reguler
Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)
Ketentuan :
Sumbu a = b = c
Sudut α = β = γ = 90°
Karena Sb a = Sb b = Sb c
Disebut juga Sb a
Cara Menggambar :
a= ^ b- = 30°
a:b:c=1:3:6
6
 Penentuan Klas Simetri Sistem Reguler Menurut Herman Mauguin
Bagian pertama :
Menerangkan nilai sb a (SB a, b, c), mingkin
bernilai 4 atau 2 dan ada tidaknya bidang simetri yang
tegak lurus sumbu a tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan :
4
2
, 4 , 4̅ , 𝑚 , 2
𝑚
Angka menunjukkan nilai sumbu dan huruf ‘,’ menunjukan adanya bidang simetri
yang tegak lurus sumbu a tersebut.
Bagian kedua :
Menerangkan sumbu simetri bernilai 3. Apakah sumbu
simetri yang bernilai itu, juga bernilai 6 atau hanya bernilai
3 saja.
Maka bagian kedua selalu ditulis : 3 atau 3̅
Bagian ketiga :
Menerangkan ada tidaknya sumbu simetri intermedite /
diagonal bernilai 2 dan tidaknya bidang simetri diagonal
yang tegak lurus terhadap sumbu diagonal tersebut.
2
Bagaian etiga dinotasikan dengan 𝑚 , 2, m atau tidak ada.
Contoh :
4
2
- Klas Hexotahedral ......................................... 𝑚 3̅ 𝑚
---
4
- KlasPentagonal Icositetrahedral .................... 4 3 2
---
43 2
- Klas Hextetrahedral ....................................... 4̅ 3 m
---
̅4 3 m
2
- Klas Dyakisdodecahedral .............................. 𝑚 3̅
---
- Klas Tetratohedris .......................................... 2 3
---
𝑚
2
𝑚
2
3̅ 𝑚
3̅ -
23 -
7
 Contoh Bentuk-Bentuk Kristal Sistem Reguler
Isometric
Tetartoidal
Diploidal
Hextetrahedr
al
Gyroidal
Hexocahedra
l
4Fold
-
6Fold
-
3
6
yes
-
HermanMaugin
Symbols (3)
23
2/m 3
4 3m
3
3
-
9
Yes
432
4/m 3 2/m
AXES
23Fold Fold
3
4
3
4
3
4
6
6
4
4
Center
Class Name
(2)
Planes
System
(1)
I.2. Sistem Tetragonal
(Quadratic)
Ketentuan :
Sb a = b ≠ c
Sudut α = β = γ = 90°
Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a
Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari atau b.
Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut bnetuk
Columnar (Panjang), sumbu c lebih pendek dari sumbu
a b disebut bnetuk stout (gemuk
Cara Menggambar :
a= ^ b- = 30°
a:b:c=1:3:6
8
 Penentuan Klas Simetri Sistem Tetragonal Menurut Herman Mauguin
Bagian Pertama :
Menerangkan nilai sumbu c, munkin bernilai 4 atau tidak
bernilai dan ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus
sumbu c.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Bagian kedua :
4
𝑚
, 4 , 4̅
Menerangkan ada tidaknya nilai sumbu lateral dan ada
tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu
lateral tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan :
Bagian Ketiga :
2
𝑚
, 2 , m atau tidak ada
Menerangkan ada tidaknya sumbu simtri imtermediet dan
ada tidaknya bidang simetri yang tegak lurus terhadap
sumbu intermediet tersebut.
Bagian ini dinotasikan dengan : 2, 2, m atau tidak ada
Contoh :
4
2
2
4
2
, ,
2
1. Klas Ditetragonal bipyramidal ........ 𝑚, 𝑚, 𝑚
𝑚 𝑚 𝑚
2. Klas Tetragonal trapexohedral ....... 4 2 2
4 4 2
3. Klas Ditetragonal pryramidal .......... 4 m m
4 m m
4. Klas Tetragonal sclenohedral .......... 4̅ 2 m
4̅ 2 m
5. Klas Tetragonal bipyramidal ........... 4
4 - -
6. Klas Tetragonal pramdal ................. 4
4 - -
7. Klas Tetragonal bisphenoidal .......... 4̅
4̅ - -
9
Tetragonal
Class Name
(2)
AXES
23Fold Fold
Dispheoidal
1
Pyramidal
Dipyramidal
Scalenohedra
3
l
Ditetragonal
pyramidal
Trapezohedr
4
al
Ditetragonal4
Dipyramidal
Center
System
(1)
Contoh Bentuk-Bentuk Kristal Sistem Tetragonal
Planes

HermanMaugin
Symbols (3)
4Fold
1
1
-
6Fold
-
1
2
yes
-
4
4
4/m
4 2m
-
-
4
-
4mm
1
-
-
-
422
1
-
5
yes
4/m 2/m
2/m
I.3. Sistem Triklin
Ketentuan :
Sumbu a ≠ b ≠ c
Sudut α = γ = 90° β = 90°
Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan membuat
sudut miring tidak sama besar.
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal/Vertikal
Cara Menggambar :
a+ ^ b- = 45°
b+ ^ c- = 80°
10
 Penentuan Klas Simetri Sistem Triklin Menurut Herman Mauguin
Sistem ini hanya mempunyai dua klas simetri, yaitu :
1. Memunyai titik simetri ............................. Klas pinacoidal
1̅
2. Tidak Meempunyai unsur simetri ............ Klas asymmetric
1
Class Name
(2)
Triclinic
Pedial
Pinacoidal
23Fold Fold
-
4Fold
6Fold
-
-
-
-
Center
AXES
System
(1)
Planes
 Contoh Bentuk-Bentuk Kristal Sistem Triklin
yes
HermanMaugin
Symbols
(3)
1
1
I.4. Sistem Monoklin
(Oblique = Monosymetric = Clonorhombic = Hemiprismatik Monoclonihedral)
Ketentuan :
Sumbu a ≠ b ≠ c
Sudut α = γ = 90° β ≠ 90°
Sb a diebut Sb Clino
Sb b disebut Sb Ortho
Sb c disebut Sb Basal/Vertikal
Cara Menggambar :
a+ ^ b- = 45°
a : b : c sembarang
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
11
 Penentuan Klas Simetri Sistem Monoklin Menurut Herman Mauguin
Hanya ada satu bagian, yaitu menerangkan nilai sumbu b dan ada tidaknya bidang
simetri yang tegak lurus sumbu b tersebut.
Contoh :
1. Klas prismatic.........................................................
2
𝑚
2. Klas Sphenoidal .................................................... 2
3. Klas domatik ......................................................... m
 Contoh Bentuk-Bnetuk Kristal Sistem Monoklin
Class
Name (2)
Domatic
Sphenoidal
Prismatic
23Fold Fold
1
1
-
4Fold
-
6Fold
-
Center
Monoclinic
System (1)
HermanMaugin
Symbols
(3)
Planes
AXES
1
-
m
-
-
1
yes
2
2/m
12
BAB II
MINERALOGI FISIK
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari
mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan,
antara lain mempelajari sifat-sifat fisik dan kimia, cara terdapatnya, cara
terjadinya dan kegunaannya.
Mineralogi terdiri dan kata mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral
mempunyai pengertian berlainan dan bahkan di kacaukan di kalangan awam. Wing
diartikan sebagai bahan bukan ormanik (anorganik).
Maka pengertian yang jelas dan batas mineral oleh beberapa ahli geologi
perlu diketahui walaupun dan kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum
untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli :

L. G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat didalam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun secara teratur.

D.G.A. Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara struktural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.

A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu zat atau bahan yang homogen mempunyai komposisi
kimia tertentu dalam batas-batas tertentu dan mempunyai sifat-sifat tetap,
dibentuk dialam dan bukan hasil dari suatu kehidupan.
13
13
Batasan-batasan definisi mineral :
1. Suatu bahan alam
Harus terjadi secara alamiah. Maka bahan atau zat yang dibuat oleh tenaga
manusia atau di laboratorium tidak dapat disebut sebagai mineral. Walaupun
kadang-kadang pembuatan suatu zat atau bahan di laboratorium akan mempunyai
suatu bentuk kristal yang sangat sesuai bahkan sangat sulit dibedakan dengan
kristal di alam, tetapi pembuatan zat tersebut tidak dapat disebut sebagai mineral.
NaCI dibuat dialam disebut mineral Halite Dibuat di laboratorium disebut
Natrium Chlorida.
2. Mempunyai sifat fisis dan kimia yang tetap :
-
Mineral mempunyai sifat fisis yaitu warna, kekerasan, kilap, perawakan
kristal, gores, belahan dll.
-
Mineral mempunyai sifat kimiawi yang tetap diantaranya reaksi terhadap api
oksidasi, api reduksi, pelentingan, pengarangan, dll.
3. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap :
-
Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C), Graphyte (C)
Native Silver (Ag), dll.
-
Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Zircon (ZrSiO4),
Cassiterite (SnO2).
-
Mineral dapat berupa senyawa kimia yang komplek.
4. Pada umumnya anorganik : batasan ini mengandung pengertian arti mineral
yang lebih luas :
-
Mineral umum bukan sebagai suatu kehidupan tetapi ada beberapa mineral
yang merupakan hasil kehidupan atau disebut juga mineral organik.
Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.
5. Homogen : mengandung batasan bahwa suatu mineral tidak dapat diuraikan
menjadi senyawa lain yang Jebih sederhana oleh proses fisika.
14
6. Dapat berupa padat, cair dan gas.
-
Berupa zat padat : Quartz (SiO2), Barite (BaSO4)
-
Berupa zat cair : Air raksa (HgS), Air (H2O)
Sifat-sifat fisik dari mineral :

Warna (Colour)

Perawakan kristal (Crystal habit)

Kilap (Luster)

Kekerasan (Hardness)

Gores (Streak)

Belahan (Cleavage)

Pecahan (Fracture)

Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)

Berat jenis (Specific gravity)

Rasa dan bau (Tasteand odour)

Kemagnetan

Derajat ketransparanan

Nama mineral dan rumus kimia
II.1. Warna (colour)
Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (arbsorpsi) dan
sebagian dipantulkan (refleksi).
15
Warna penting untuk membedakan antara warna mineral akibat
pengotoran dan warna asli yang berasal dari elemen-elemen pada mineral tersebut.
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada
mineral disebut dengan nama idochromatic.
Misal : Sulfur warna kuning.
Magnetite Hitam
Pyrite warna kuning loyang
Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur-unsur lain,
sehingga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya,
disebut dengan nama allochromatic.
Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah

Abu-abu

Kuning

Coklat gelap

Merah muda

Biru bervariasi
Kwarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/ pengotoran, warna
berubah-ubah menjadi :

Merah muda

Coklat – hitam

Violet
Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu
pada mineral disebut dengan nama chromophroses.
Misal : ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan chromophroses
dalam mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.
Faktor yang dapat mempengaruhi warna :
a. Komposisi kimia
Chlorite
- Hijau..............Cholor
(greak)
Albite
- Putih...............Albus
(latin)
16
Melanite
- Hitam.............Melas
Erythrite
- Merah ...............Erythrite
(greek)
(greek) (sel darah merah)
Rhodonite
- Merah Jambu...Erythrite(greek)
b. Struktur kristal dan ikatan atom
Intan – tak berwarna – hexagonal
Graphite – hitam – hexagonal
c. Pengotoran dari mineral
Mineral :
Silica tak berwarna
Jasper – merah
Chalsedon – coklat hitam
Agate – asap/putih
II.2. Perawakan kristal (crystal habit)
Apabila dalam pertumbuhannya tidak mengalami gangguan apapun, maka
mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Mineral yang dijumpai
sering bentuknya tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk
mengelompokkan mineral kedalam sistem kristalografi.
Istilah perawakan kristal adalah bentuk khas mineral ditentukan oleh
bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang
tersebut. Perawakan kristal dipakai untuk penentuan jenis mineral walaupun
perawakan bukan merupakan ciri tetap mineral.
Contoh : mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foilated).
Perawakan kristal; dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Peral, 1975)
yaitu :
A. Elongated habits (meniang/berserabut)

Meniang (Columnar)
Bentuk kristal prismatic yang menyerupai bentuk tiang.
17
Contoh :
- Tourmaline
- Pyrolusite
- Wollastonite

Menyerat (fibrous)
Bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil.
Contoh : - Asbestos
- Gypsum
- Silimanite
- Tremolite
- Pyrophyllite

Menjarum (acicular) :
Bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil.
Contoh : - Natrolite
- Glaucophane

Menjaring (Reticulate) :
Bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring
Contoh :
- Rutile
- Cerussite

Membenang (filliform) :
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang.
Contoh : - Silver

Merabut (capillary)
Bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai rambut.
18
Contoh : - Cuprite
- Bysolite (variasi dari Actionalite)

Mondok (stout, stubby, equant) :
Bentuk kristal pendek, gemuk sering terdapat pada kristal-kristal dengan
sumbu c lebih pendek dad sumbu yang lainnya.
Contoh : - Zircon

Membintang (stellated):
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang
Contoh:

- Pirofilit
Menjari (radiated) :
Bentuk-bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk jari-jari.
Contoh :
- Markasit
- NatroHt
B. Flattened habits (lembaran tipis)

Membilah (bladed) :
Bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan
perbandingan antara lebar dengan tebal sangat jauh
Contah :
- Kyanite
- Glaucophane
- Kalaverit

Memapan (tabular)
Bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana lebar dengan tebal
tidak terlalu jauh.
Contoh:
- Barite
- Hematite
19
- Hypersthene

Membata (blocky) :
Bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara
tebal dan lebar hampir sarna.
Contoh:

- Microline
Mendaun (foliated) :
Bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah
dikupas / dipisahkan.
Contoh :
- Mica
- Talc
- Chorite

Memencar (divergent)
Bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka.
Contoh :
- Gypsum
- Millerite

Membulu (plumose) :
Bentuk kristal yang tersu5un membentuk tumpukan bulu.
Contoh :
- Mica
C. Rounded habits (membutir)

Mendada (mamilary)
Bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buh dada (breast like)
Contoh :
- Malachite
- Opal
- Hemimorphite

Membulat (colloform):
20
Bentuk kristal yang menunjukkan permukaan yang bulat-bulat.
Contoh:
- Glauconite
- Cobaltite
- Bismuth
- Geothite
- Franklinite
- Smallite

Membulat jari (colloform radial)
Membentuk kristal membulat dengan struktur dalam menyerupai bentuk
jari.
Contoh :

Membutir (granular)
Contoh :

- Pyrolorphyte
- Olivine
- Niveolite
- Anhydrite
- Cryollite
- Chromite
- Cordirite
- Sodalite
- Cinabar
- Alunite
- Rhodochrosite
Memisolit (pisolitic)
Kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah.
Contoh:
- Opal (variasi Hyalite)
- Gibbsite
- Pisolitic Limestone

Stalaktif (stalactitic)
Bentuk kristal yang membulat dengan itologi gamping
21
Contoh :

- Geothite
Mengginjal (reniform) :
Bentuk kristal menyerupai bentuk ginjal.
Contoh :
- Hematite
II.3. Kilap (luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah
mineral, yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan
(refraksi). Intensitas kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila
makin besar indeks bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang
dipantulkan. Nilai ekonomik mineral juga dapat ditentukan dari kilapnya
contohnya batubara.
Macam-macam kilap :
a. Kilap logam (metallic luster) ialah mineral opag yang mempunyai indeks bias
sama dengan 3 buah atau lebih. Contoh : galena, native metal.
b. Kilap sub-metalik (sub metallic luster) ialah mineral yang mempunyai indeks
bias antara 2, 6 sampai 3. contoh : cuprite (n = 2.85)
c. Kilap bukan logam (non metallic luster) ialah mineral yang mempunyai
warna terang dan dapat membiaskan, dengan indeks bias kurang dari gores dari
mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.
22
Macam-Macam Kilap bukan logam :
1. Kilap Kaca (Vitreous luster)
Kilap yang ditimbulkan oteh permukaan kaca atau gelas.
Contoh :
- Quartz
- Carbonates - Sulphates
- Spinel
- Silicates
- Fluorite
- Garnet
- Leucite
- Corondum
- Halite yang segar
2. Kilap intan (adamantile luster)
Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau
permata.
Contoh : Diamond, Cassiterite, Sulfur, Sphalerite, zircon, Rutile
3. a. Kilap Lemak (greasy luster)
Contoh : - Nepheline yang sudah teralterasi.
- Halite yang sudah terkena udara.
b. Kilap Lilin (waxy luster)
Merupakan kilap seperti lilin yang khas
Contoh : - Serpentine
- Cerargyrenite
Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak,
akibat proses oksidasi.
4. Kilap Sutera (silky luster)
Kilap seperti yang terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau
berserabut (parallel fibrous structure)
23
Contoh:
- Asbestos
- Selenite (Variasi gypsum)
- Serpentine
- Hematite
5. Kilap Mutiara (pearly luster)
Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transporant yang berbentuk
lembaran dan menyerupai mutiara.
Contoh : - Talc
- Mica
- Gypsum
6. Kilap Tanah (earthy luster) Kilap buram (dull luster)
Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang
masuk tidak dippntulkan kembali.
Contoh : - Kaoline
- Diatoea
- Montmorilonite
- Pyrolusite
- Chalk
- variasi ochres
Tidak sulit untuk rnembedakan antara kilap logam dengan kilap bukan
logam, ` perbedaannya jelas sekali. Tetapi dalam membedakdn jenis -jenis
kilap bukan logam akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat
penting dalam diskripsi mineral, karena dapat untuk menentukan jenis suatu
mineral tertentu.
24
II.4. Kekerasan (hardness)
Kekerasan mineral umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral
terhadap goresan (straching). Penentuan kekerasan relatif mineral ialah dengan
jalan menggoreskan permukaan mineral yang rata pada mineral standart dari skala
mohs yang sudah diketahui kekerasannya.
Skala kekerasan relatif mineral dari mohs :

talc
Mg3Si4O10(OH)2

gypsum
CaSO2 2H2O

calcite
CaCO3

fluorite
CaF2

apatite
Ca5(PO4)3F

orthoclase
K(AlSi3O8)

quartz
SiO2

topaz
Al2SiO4(FOH)2

corundum
Al2O3

diamond
C
Misal suatu mineral digores dengan calsite (H = 3) ternyata mineral itu
tidak tergores, tetapi dapat tergores dengan fluorite (H = 4), maka mineral tersebut
mempunyai kekerasan antara 3 dan 4.
25
Dapat pula penentuan kekerasan relatif mineral dengan mempergunakan
alat sederhana yang terdapat disekitar kita.
Misal :

kuku jari manusia
H = 2,5

kawat tembaga
H=3

pecahan kaca
H = 5,5

pisau baja
H=6

kikir baja
H = 6,5

lempeng baja
H=7
Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh
kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
II.5. Gores (streak)
Gores adalah merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut
ditumbuk sampai halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan stabil dan
penting untuk membedakan dua mineral yang warnanya sama tetapi goresnya
berbeda.
Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral pada permukaan
keeping porselin, tetapi apabila mineral mempunyai kekerasan dari 6, maka dapat
dicari dengan cara menumbuk sampai halus menjadi tepung.
26

Mineral yang warnanya terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Contoh :

Quartz
- putih/ tak berwarna
Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores yang
lebih terang dari pada warna mineralnya sendiri.
Contoh :

Luecite
- warna abu-abu dan gores putih
Mineral yang mempunyai kilap metalik kadang-kadang mempunyai warna
gores yang lebih gelap daripada warna mineralnya sendiri.
Contoh :

Pyrite
- warna kuning dan gores hitam
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang
sama.
Contoh :
Cinnabar - warna dan gores merah
II.6. Belahan (cleavage)
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastis
dan plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan
selalu sejajar dengan bidang permukaan kristal yang rata, karena belahan
merupakan gambaran dari struktur dalam dari kristal.
Belahan tersebut akan menghasikan kristal menjadi bagian-bagian kecil,
yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari
kualitas permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :

Sempurna (perfect) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui arah
belahannya yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain
bidang belahannya.
27
Contoh :

calcite
Baik (good) ialah apabila mineral mudah terbelah melalui bidang
belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah memotong atau tidak
melalui bidang belahannya.
Contoh :

feldspar
Jelas (distinct) ialah apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas,
tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan
tidak rata.
Contoh :

staurolite
Tidak jelas (indistinct) ialah apabila arah belahan mineral masih terlihat,
tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar.
Contoh :

beryl
Tidak sempurna (imperfect) ialah apabila mineral sudah tidak terlihat
arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak
rata.
Contoh :
apatite
II.7. Pecahan (fracture)
Apabila suatu mineralmendapatkan tekanan yang melampaui batas
plastisitas dan elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.

Choncoidal ialah pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau
kulit bawang.
28
Contoh :

quartz
Hacly ialah pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta
kasar tak beraturan atau seperti bergerigi.
Contoh :

copper
Even ialah pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil
dengan ujung pecahan masih mendekati bidang dasar.
Contoh :

muscovite
Uneven ialah pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahannya kasar dan tidak teratur.
Contoh :

calcite
Splintery ialah pecahan mineral yang hancur seperti tanah.
Contoh :
kaoline
I.8. Daya tahan terhadap pukulan (tenacity)
Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan,
pembengkakan, penghancuran dan pemotongan.
Macam-macam tenacity :

brittle ialah apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus.
Contoh :

calcite
sectile ialah apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak
berkurang menjadi tepung.
Contoh :

malleable ialah apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contoh :

gypsum
gold
ductile ialah apabila mineral ditarik dapat bertambah panjang dan apabila
dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.
Contoh :
silver
29

flexible ialah apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan
mudah.
Contoh :
olivine
I.9. Berat jenis (Specific gravity)
Berat jenis merupakan berat dari suatu zat yang terkandung didalam suatu
mineral tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan cara uji sample di laboraturium
terhadap mineral tertentu dengan cara mengukur kadar zat yang terkandung di
dalam mineral tersebut.
I.10. Kemagnetan
Kemagnetan ini merupakan salah satu sifat yang dapat kita temui dalam
beberapa,jenis mineral. Sifat kemagnetan ini terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. Paragmagnetik
Apabila didalam tubuh mineral terkandung sebagian sifat kemagnetan
(tidak menyeluruh).
Contoh :
Limonit (FeO2).
2. Diagmagnetik
Apabila didalam tubuh suatu mineral sama sekali tidak terkandung sifat
kemagnetan.
Contoh :
Batubara (C).
3. Magnetik
Apabila seluruh bagian dari tubuh mineral mengandung sifat kemagnetan.
Contoh :
Hematite (Fe2O3).
I.11. Derajat ketransparanan
Merupakan salah satu parameter atau acuan untuk menentukan apakah
mineral-mineral yang diamati memiliki unsur kristal didalamnya.
30
Derajat ketransparanan terdiri dari beberapa macam,diantaranya :

Opaque
Suatu mineral dikatakan opaque apabila mineral tersebut tidak memiliki
system kristal,sehingga nampak gelap (tidak tembus pandang),

Gelas
Suatu mineral dikatakan gelas apabila mineral tersebut mempunyai system
kristal,
Sehingga bagian belakang dari mineral nampak jelas terlihat apabila
dipandang dari bagian depan mineral (trasparan).
Bentuk mineral dapat dikatakan kristalin, bila mineral tersebut mempunyai
bidang kristal yang jelas dan disebut amorf, bila tidak mempunyai batasbatas
kristal yang jelas. Mineral-mineral di alam jarang dijumpai dalam bentuk kristalin
atau amorf yang ideal, karena kondisi pertumbuhannya yang biasanya terganggu
oleh proses-proses yang lain. Srtruktur mineral dapat dibagi menjadi beberapa,
yaitu:
(a) Granular atau butiran: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai
dimensi sama, isometrik.
(b) Struktur kolom, biasanya terdiri dari prisma yang panjang dan bentuknya
ramping. Bila prisma tersebut memanjang dan halus, dikatakan
mempunyai struktur _brus atau berserat.
(c) Struktur lembaran atau lamelar, mempunyai kenampakan seperti
lembaran. Struktur ini dibedakan menjadi: tabular, konsentris, dan foliasi.
(d) Struktur imitasi, bila mineral menyerupai bentuk benda lain,
seperti
asikular,liformis,membilah,dll.
Sifat dalam merupakan reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya,
seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan atau
penghancuran. Sifat dalam dapat dibagi menjadi: rapuh (brittle), dapat diiris
(sectile), dapat dipintal (ductile), dapat ditempa (malleable), kenyal/lentur
(elastic), dan fleksibel.
31
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Berdasarkan dari apa yang telah penulis kemukakan dalam penulisan sebagai
berikut :
1. Kristalografi adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari
kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar,
struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Kristalografi adalah
suatu cabang dari mineralogi yang mempelajari
tentang sifat-sifat
geometri dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan
bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya. Suatu
kristal dapat didefinisikan sebagai padatan yang secara esensial
mempunyai pola difraksi tertentu (Senechal, 1995 dalam Hibbard, 2002).
a. Sistem Reguler
Cubic = Isometric = Tesseral = Tessular)
Ketentuan :
Sumbu a = b = c
Sudut α = β = γ = 90°
Karena Sb a = Sb b = Sb c
Disebut juga Sb a
Cara Menggambar :
a= ^ b- = 30°
a:b:c=1:3:6
32
32
b. Sistem Tetragonal
(Quadratic)
Ketentuan :
Sb a = b ≠ c
Sudut α = β = γ = 90°
Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a
Sb c bisa lebih panjang atau lebih pendek dari ata
b.
Sb c lebih panjang dari Sb a dan Sb b disebut
bentuk Columnar (Panjang), sumbu c lebih pendek
dari sumbu a b disebut bnetuk stout (gemuk
Cara Menggambar :
a= ^ b- = 30°
a:b:c=1:3:6
c.
Sistem Triklin
Ketentuan :
Sumbu a ≠ b ≠ c
Sudut α = γ = 90° β = 90°
Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan membuat
sudut miring tidak sama besar.
33
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal/Vertikal
Cara Menggambar :
a+ ^ b- = 45°
b+ ^ c- = 80°
d. Sistem Monoklin
(Oblique = Monosymetric = Clonorhombic = Hemiprismatik
Monoclonihedral)
Ketentuan :
Sumbu a ≠ b ≠ c
Sudut α = γ = 90° β ≠ 90°
Sb a diebut Sb Clino
Sb b disebut Sb Ortho
Sb c disebut Sb Basal/Vertikal
Cara Menggambar :
a+ ^ b- = 45°
a : b : c sembarang
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
34
2. Mineralogi adalah salah satu cabang imu geologi yang mempelajari
tentang mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk
kesatuan antara lain mempelajari sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara
terdapatnya, cara terjadinya dan kegunaannya. Mineralogi terdiri dan kata
mineral dan logos, dimana mengenai arti mineral mempunyai pengertian
berlainan dan bahkan di kacaukan di kalangan awam. Wing diartikan sebagai
bahan bukan ormanik (anorganik). Maka pengertian yang jelas dan batas
mineral oleh beberapa ahli geologi perlu diketahui walaupun dan
kenyataannya tidak ada satupun persesuaian umum untuk definisinya.
III. 2. Saran
Apabila dalam penyusunan Laporan Akhir Praktikum Kristalografi
Mineralogi ini terdapat suatu kekurangan, maka saya sebagai penulis menerima
dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran dari pembaca guna kesempurnaan
dari Laporan Akhir ini .
.
35
Download