analisa pengaruh informasi laporan arus kas terhadap abnormal

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Banyak pihak mengandalkan informasi akuntansi dalam membuat
keputusan-keputusan
usaha
atau
investasi.
Pihak-pihak
tersebut
akan
menggunakan laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi dan laporan
arus kas yang menyediakan sebagian besar informasi yang digunakan untuk
mengambil keputusan bernilai ekonomis.
Dalam bursa efek, investor dihadapkan kepada kemungkinan perusahaan
merugi dan harga saham yang menurun. Investor yang rasional dalam membuat
keputusan investasi dalam efek selalu mempertimbangkan keuntungan dan risiko
yang dicapai dibandingkan dengan tingkat bunga deposito yang tingkat risikonya
lebih rendah. Dalam analisis ini laporan arus kas perusahaan dapat menjadi
informasi yang relevan dan penting serta digunakan sebagai bahan pertimbangan
investor dalam menilai prospek perusahaan di masa mendatang.
Ikatan Akuntansi Indonesia pada tanggal 1 Oktober 1994, mengeluarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang merupakan revisi total terhadap
Prinsip Akuntansi Indonesia 1984. Revisi total tersebut bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti
dan mengantisipasi perkembangan yang terjadi di Indonesia dan dunia
internasional.
1
2
Melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2,
Ikatan Akuntansi Indonesia mengubah penyajian perubahan laporan perubahan
posisi keuangan yang semula berupa laporan arus dana menjadi laporan arus kas
yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan
selama suatu periode akuntansi.
Dalam PSAK No. 2 paragraf 04 dinyatakan bahwa informasi arus kas
historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah waktu dan kepastian arus
kas masa depan. Informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari
taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak
perubahan harga.
Foster (1986) menjelaskan bahwa adanya jumlah analisis keuangan
yang banyak dan persaingan antar mereka akan membuat harga sekuritas menjadi
wajar dan mencerminkan semua informasi yang relevan. Secara formal pasar
modal yang efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritasnya telah
mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru
tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan
demikian sulit bagi para pemodal untuk memperoleh tingkat keuntungan di atas
normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di Bursa Efek.
Bowen et al. (1986) menyatakan bahwa manfaat data arus kas adalah
dapat memprediksi kegagalan, menaksir risiko sebagai prediksi pemberian
pinjaman, penilaian perusahaan, serta dapat memberikan informasi tambahan bagi
3
pasar modal. Perusahaan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, pendanaan
dan investasi dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.
Klasifikasi menurut akuntansi memberikan informasi yang memungkinkan para
pengguna laporan untuk menilai pengaruh akuntansi tersebut terhadap posisi
keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut
dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas
tersebut.
Barlev dan Livnat (1989) menyatakan terdapat hubungan yang lebih
kuat antara kandungan informasi laporan arus kas dengan harga saham. Jika di
bandingkan dengan neraca dan laporan laba rugi, lebih lanjut Livnat dan Zarowin
(1990) menguji komponen arus kas dengan menggunakan model analisis regresi
berganda. Hasil yang diperoleh bahwa komponen arus kas mempunyai hubungan
positif yang lebih kuat dengan abnormal return saham dibandingkan laba akrual
dengan abnormal return saham.
Untuk pengambilan keputusan ekonomi, para pelaku bisnis dan
pemerintah membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan
perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk memahami
informasi laporan keuangan dan juga merupakan alternatif untuk menguji apakah
informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi
terhadap harga saham.
Penelitian tentang laporan arus kas juga banyak dilakukan di
Indonesia. Penelitian yang dilakukan antara lain adalah penelitian yang dilakukan
4
oleh Baridwan (1997) melakukan penelitian dengan mengevaluasi informasi yang
dihasilkan laporan arus kas. Tujuan penelitian tersebut adalah menentukan apakah
terdapat korelasi antara informasi dari laporan laba rugi dengan yang terdapat
dalam laporan arus kas. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa kedua
laporan tersebut memiliki korelasi, tetapi secara signifikan berbeda.
Suadi (1998) menguji nilai hubungan antara arus kas operasi dengan
jumlah pembayaran dividen. Hasil dari penelitian tersebut adalah laporan arus kas
operasi mempunyai hubungan yang signifikan dengan jumlah pembayaran
dividen yang terjadi dalam satu periode setelah terbitnya laporan arus kas.
Asyik (1999) melakukan penelitian tentang apakah informasi laporan
arus kas dapat memberikan nilai tambah bagi para pemakai laporan keuangan.
Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa laporan arus kas mampu memberikan
nilai tambah informasi bagi para pemakai laporan keuangan. Penelitian tersebut
juga menemukan bahwa dalam hubungannya dengan return saham, laporan
neraca dan laporan laba rugi lebih kuat berhubungan dengan return saham
dibandingkan dengan laporan arus kas dengan return saham.
Triyono dan Hartono (2000) melakukan penelitian terhadap total arus
kas tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga saham, tetapi
penelitian arus kas ke dalam tiga komponen arus kas mempunyai hubungan yang
signifikan dengan harga saham. Selain itu bahwa informasi arus kas memberikan
infomasi tambahan bagi pemakai laporan keuangan.
5
Cahyani (1999) menguji muatan informasi tambahan arus kas dari
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara laba, akrual dan arus kas dengan return saham.
Penelitian tersebut berbeda dengan Gantyowati (2001) melakukan pengujian
hubungan antara operating cash flow dan accrual dengan return saham. Hasilnya
menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara operating cash flow, agregat
accrual, perubahan working capital dan non current accrual dengan return
saham.
Supriyadi (2000) melakukan penelitian tentang kemampuan earning
dan arus kas dalam memprediksi earning dan arus kas masa depan. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa earning memiliki kemampuan prediksi yang
lebih besar dibanding arus kas dalam memprediksi earning masa depan.
Parawiyati (2000) meneliti hubungan kemampuan prediksi informasi
keuangan yang terdiri dari laba, piutang, persediaan, biaya administrasi dan biaya
penjualan, dan laba kotor terhadap penjualan serta arus kas terhadap laba dan arus
kas. Hasil pengujian untuk memprediksi perubahan laba dan arus kas
menunjukkan untuk prediksi satu dan empat tahun ke depan secara bersama-sama,
variabel informasi keuangan adalah signifikan. Namun untuk memprediksi
perubahan arus kas dua tahun ke depan hasil pengujiannya menunjukkan secara
bersama-sama variabel keuangan juga signifikan setelah dilakukan pengujian
ulangan dengan menggunakan variabel independen tertentu.
6
Gunawan (2000) menguji kandungan informasi laporan arus kas
dengan melihat pengaruhnya dengan harga saham sebelum, awal dan selama
krisis moneter. Hasil pengujian dengan menggunakan model linier menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara variabel arus kas bad news dan laba
good news dengan harga saham untuk periode sebelum krisis moneter, untuk
periode awal krisis moneter tidak satupun variabel yang signifikan dengan harga
saham dan untuk periode selama krisis moneter variabel yang signifikan dengan
harga saham adalah total arus kas, arus kas good news, total laba, laba good news
dan laba bad news.
Wasito (2000) melakukan penelitian pengaruh informasi laporan arus
kas terhadap volume perdagangan saham. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam
periode sebelum krisis moneter tidak ada variabel arus kas yang secara signifikan
berpengaruh terhadap volume perdagangan saham. Untuk periode selama krisis
moneter tidak satupun variabel arus kas berpengaruh secara signifkan terhadap
volume perdagangan saham, karena reaksi volume perdagangan saham terjadi
secara dependen. Hal ini ditunjukkan dengan t hitung lebih kecil dibanding
dengan t tabel sebagai variabel arus kas tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap volume perdagangan saham.
Kristiawan (2000) menguji tambahan pengaruh rasio keuangan yang
terkandung dalam informasi laporan arus kas terhadap pengaruh rasio keuangan
yang terkandung dalam laporan neraca dan laporan laba rugi terhadap cumulatif
abnormal return saham. Pada hasil penelitian tersebut adalah bahwa laporan
7
keuangan arus kas mempunyai tambahan kandungan informasi yang berguna bagi
para pengambil keputusan bisnis yang menggunakan laporan keuangan sebagai
salah satu pertimbangan.
Wahyuni (2002) menguji apakah terdapat perubahan harga saham yang
signifikan akibat adanya pemecahan saham setelah dikendalikannya faktor-faktor
fundamental yaitu laba bersih tahunan. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa
pemecahan saham berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan harga
saham relatif. Variabel laba dan perubahan laba memberikan pengaruh yang
positif pada perubahan harga saham relatif yang artinya adalah informasi
mengenai laba memberikan pengaruh yang positif kepada para investor.
Beberapa penelitian di atas telah menunjukkan bukti bahwa laporan
arus kas mempunyai informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan
investasi. Informasi yang terkandung dalam laporan arus kas mampu memberikan
pertimbangan bagi investor dan calon investor dalam pengambilan keputusan
berinvestasi.
Penelitian ini menguji tentang pengaruh informasi laporan arus kas
terhadap abnormal return yang mengacu pada penelitian Wahyuni (2002). Faktor
yang membedakan dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut ini.
1. Penelitian ini menggunakan periode pengamatan yaitu tahun 2000-2001.
2. Perbedaan lain adalah penelitian ini mengambil sampel tidak terbatas pada
perusahaan manufaktur saja tetapi meliputi semua jenis perusahaan yang
diambil secara random.
8
3. Gunawan (2000) menguji pengaruh perubahan total arus kas terhadap return
saham, Adiati (2003) menguji pengaruh kandungan arus kas terhadap dividen,
sedangkan penelitian ini menggunakan variabel arus kas operasi dalam
mengetahui ada tidaknya hubungan dengan abnormal return.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa laporan arus kas merupakan
bagian informasi dari laporan keuangan. Sementara informasi merupakan dasar
dalam penentuan harga saham oleh para investor, maka yang menjadi masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. “Apakah kandungan
informasi laporan Arus Kas mempunyai hubungan dengan Abnormal Return
di Bursa Efek Jakarta?”
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar tidak meluasnya permasalahan
yang ada. Pembatasan masalah yang akan dilakukan dalam penelitian ini sebagai
berikut ini.
1. Sasaran penelitian adalah semua perusahaan yang go public dan
mempublikasikan laporan arus kas tahun 2000 antara 1 Januari 2001 sampai
31 Desember 2001 dan arus kas tahun 2001 antara 1 Januari 2002 sampai 31
Desember 2002.
2. Laporan arus kas yang dimaksud adalah laporan arus kas yang telah diaudit.
9
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai pengaruh kandungan informasi arus kas dengan abnormal return. Di
samping itu, penulisan ini juga bertujuan untuk menguji dan memantapkan teori
yang telah dirumuskan.
Terdapat dua manfaat dalam penulisan skripsi ini yaitu manfaat praktis
dan manfaat teoritis. Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu untuk memberikan
informasi bagi investor maupun pengguna laporan arus kas lainnya dalam
menunjang pengambilan keputusan keuangan terhadap abnormal return. Manfaat
teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberi arah bagi penelitian berikutnya
mengenai laporan arus kas maupun abnormal return.
E. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan pedoman penyusunan skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret (2001), skripsi ini terdiri dari lima bab sebagai berikut
ini.
Bab I
: PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
10
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi uraian tentang tujuan dan kegunaan laporan
arus kas, kerangka pemikiran, bukti empiris kandungan informasi
arus kas, dan hipotesis.
BAB III
: METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang ruang lingkup penelitian, populasi
penelitian dan pengumpulan data, definisi variabel dan teknik analisis
data.
BAB IV
: ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi hasil analisis data yang telah diperoleh dengan
menggunakan alat analisis yang diperlukan dan interpretasi hasil.
BAB V
: KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi
hasil penelitian.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Laporan Arus Kas
Laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi dimaksudkan
untuk menyajikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan berbagai pihak ekstern. Investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang
mempunyai kepentingan dengan perusahaan menggunakan informasi dalam
laporan keuangan untuk membantu memutuskan investasi, kredit dan tindakan
lainnya yang berhubungan dengan perusahaan. Oleh karena laporan keuangan
berisi berbagai informasi. Para pengguna akan memilih informasi yang relevan
dengan keputusan yang diambilnya.
Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang terdiri dari berbagai
laporan seperti neraca, laporan laba rugi dan laporan lainnya sesuai dengan
Standar Akuntansi yang berlaku. Dengan demikian, pemakai laporan keuangan
menginginkan jenis informasi tertentu, kebutuhannya akan dapat dipenuhi bila
sesuai dengan Standard Akuntansi (SAK) yang berlaku.
Sejak abad ke-20, laporan keuangan yang melaporkan sejenis laporan
yang mirip laporan dana atau laporan perubahan posisi keuangan. Laporan ini
dikembangkan terus dan pada tahun 1964, Accounting Principle Board (APB)
menerbitkan APB opinion No. 3 yang berjudul The Statement of Source and
12
Aplication of Fund. Opini mewajibkan perusahaan untuk membuat laporan sumber
dan penggunaan dana dalam arti luas termasuk kegiatan investasi dan pendanaan.
Pada bulan maret 1971, APB mengeluarkan opinion No. 19, Reporting
Changes in Financial Position untuk menggantikan opinion No. 3. Opinion No.
19 ini memenuhi digunakannya konsep yang luas yang meliputi semua perubahan
dalam posisi keuangan, tanpa memperhatikan apakah kegiatan investasi dan
pendanaan itu mempengaruhi kas atau elemen modal kerja yang lain (FASB,
1985).
Penyusunan laporan keuangan seperti yang diatur dalam APB opinion
No. 19 dirasakan tidak membantu pemakai laporan keuangan untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Para pemakai menginginkan informasi arus kas, tetapi
perusahaan tidak menyediakan informasi ini. Oleh karena itu timbul pandangan
bahwa laporan perubahan posisi keuangan tidak berguna untuk dibuat dan
dipandang sebagai laporan yang tidak penting.
Pada tahun 1984, Financial Accounting Standard Board (FASB)
menerbitkan Statement of Financial accounting Concept (FSAC) No. 5
Recognation and Measurment in Financial Statement of Bussines Interprise yang
menyatakan bahwa satu set penuh laporan keuangan untuk satu periode harus
menunjukkan (FASB, 1985) hal-hal berikut ini.
1. Posisi keuangan pada akhir periode.
2. Earnings (laba bersih) untuk periode itu.
13
3. Laba komprehensif (total perubahan modal yang tidak berasal dari pemilik)
untuk periode itu.
4. Aliran kas selama periode itu.
5. Investasi oleh dan distribusi kepada pemilik selama periode itu.
Sejak tahun 1984 itu telah diakui perlunya laporan arus kas yang pada
waktu sebelumnya ditunjukkan oleh laporan perubahan posisi keuangan.
Walaupun pemikiran tentang perlunya informasi arus kas sudah diakui secara
formal sejak tahun 1984, tetapi baru diwajibkan oleh FASB dalam tahun 1987
dengan dikeluarkannya SFAS No. 95. Di Indonesia kewajiban menerbitkan
laporan keuangan arus kas mulai berlaku tahun 1994 yaitu dengan dikeluarkannya
Standar Akuntansi Keuangan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
B. Definisi Laporan Arus Kas
Menurut Simmamora (2000) laporan arus kas adalah laporan keuangan
yang meperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, pendanaan dan
investasi perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu. Dalam
suatu cara merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas.
C. Tujuan Utama Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi tentang
penerimaan kas (cash receipts) dan pembayaran-pembayaran kas (cash payment)
dari suatu entitas selama suatu periode tertentu. Tujuan lainnya adalah untuk
14
memaparkan informasi tentang kegiatan-kegiatan operasi, investasi dan pendanaan
dari suatu entitas selama periode tertentu.
Selain itu laporan arus kas dapat memasok informasi yang
memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih
perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta
waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang
bisnis (Simamora, 2000).
D. Makna Arus Kas
Dalam laporan arus kas, definisi kas juga mencakup setara kas. Setara
kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dapat
segera dijadikan kas dan jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai
yang signifikan. FASB (1985) mendefinisikan setara kas sebagai berikut ini.
1. Tersedia untuk dijadikan kas dengan jumlah yang pasti.
2. Jatuh temponya sudah sangat dekat sehingga risiko terjadinya perubahan
nilainya sangat kecil akibat perubahan tingkat bunga.
Setara kas ini dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk tujuan investasi atau tujuan lain. Suatu investasi baru boleh disebut
setara kas hanya jika investasi itu akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau
kurang dari tanggal perolehannya.
15
E. Manfaat Arus Kas
Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen dan
secara eksternal bagi para pemodal dan kreditor. Manajemen memakai laporan
arus kas untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan dividen dan mengevaluasi
dari keputusan-keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan
pendanaan. Informasi dalam laporan arus kas akan membantu para pemodal,
kreditor dan investor dalam menilai bermacam-macam aspek dari posisi keuangan
perusahaan yang menurut Simmamora (2000) adalah sebagai berikut ini.
1. Kemampuan entitas untuk menghasilkan arus kas masa depan.
2. Kemampuan entitas untuk membagikan dividen dan memenuhi kewajibannya.
3. Sebab-sebab perbedaan antar pendapatan bersih dan kas bersih yang disediakan
atau dipakai oleh kegiatan-kegiatan operasi.
4. Transaksi-transaksi pendanaan dan investasi kas selama periode tertentu.
Meskipun FASB menyatakan bahwa informasi laba yang dihitung
dengan dasar akrual biasanya dapat menunjukkan informasi prestasi yang lebih
baik dibandingkan dengan informasi penerimaan dan pengeluaran kas (informasi
arus kas), tetapi laba akuntansi mengandung komponen-komponen akrual yang
berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya sehingga sulit
diperbandingkan.
Untuk analisis investasi, para penulis keuangan lebih banyak
menggunakan informasi yang terbaru dengan penerimaan dan pengeluran kas yang
lebih mencerminkan likuiditas daripada informasi laba akuntansi. Informasi ini
16
dapat diterima dalam laporan arus kas yang sudah menjadi bagian yang integral
dan laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia sejak berlakunya Standard
Akuntansi (SAK) pada tanggal 1 Januari 1995.
Sejak berlakunya PSAK No. 2 tahun 1994 laporan perubahan posisi
keuangan tidak boleh disajikan dalam bentuk laporan arus kas dana, akan tetapi
harus berbentuk laporan arus kas yang dirinci ke dalam komponen-komponen arus
kas dari aktivitas operasi, pendanaan dan investasi. Alasannya adalah karena
informasi arus kas historis lebih berguna untuk menunjukkan jumlah waktu dan
kepastian arus kas masa depan. Selain itu, informasi arus kas historis juga
bermanfaat dalam meneliti kecermatan prediksi arus kas masa depan.
Laporan arus kas juga memberikan informasi yang bermanfaat dalam
mengevaluasi fleksibilitas keuangan perusahaan. Fleksibilitas keuangan adalah
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan jumlah kas yang memadai dalam
rangka menjawab kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan bisnis yang
tidak terduga.
Masing-masing pelaporan dalam laporan keuangan memiliki fokus
yang berbeda-beda. Laporan laba rugi berfokus pada profitabilitas dan
mengungkapkan pendapatan dan beban suatu entitas suatu periode tertentu. Neraca
mengungkapkan sumber-sumber daya ekonomi, kewajiban finansial dan ekuitas
pemilik dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Laporan arus kas
merupakan laporan komplementer bagi neraca dan laporan laba rugi dalam
memberikan gambar lengkap dari aset dan struktur keuangan perusahaan serta
17
bagaimana aset, kewajiban dan elemen arus kas tidak berubah selama periode
tertentu.
Menurut PSAK (IAI 1999 : 22) laporan arus kas digunakan dalam
kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas mempunyai
kegunaan sebagai berikut ini.
1. Memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai laporan keuangan
mengevaluasi
perubahan antara basis, struktur kas
dan kemampuan
mempengaruhi arus kas.
2. Memberikan
informasi
untuk
menilai
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan kas dan setara kas.
3. Memungkinkan para pemakai laporan keuangan mengembangkan modal untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai
perusahaan (meningkatkan daya banding).
4. Menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah, waktu dan
kapasitas masa depan.
5. Memilih kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan
antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
F. Klasifikasi Arus Kas
Dalam SFAS No. 95 dan PSAK No. 2 dinyatakan bahwa laporan arus
kas harus menunjukkan hal-hal sebagai berikut ini.
a. Arus kas dari kegiatan operasi.
18
b. Arus kas dari kegiatan investasi.
c. Arus kas dari kegiatan pendanaan.
Klasifikasi menurut aktivitas ini akan memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas
tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara
kas. Jenis-jenis arus masuk kas dan arus keluar kas adalah sebagai berikut ini
(Simmamora, 2000).
A. Aktivitas arus kas operasi.
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya
berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba rugi
bersih. Contoh arus kas dari aktivitas operasi sebagai berikut ini.
1. Arus masuk kas
a. Penerimaan kas dari penjualan barang-barang dan jasa.
b. Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (bunga yang diterima) dan dari
ekuitas surat berharga (dividen yang diterima).
2. Arus keluar kas
a. Pembayaran kas kepada pemasok persediaan.
b. Pembayaran kas kepada para karyawan atas jasanya.
c. Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak.
d. Pembayaran kas kepada pemberi pijaman dalam bentuk bunga.
e. Pembayaran kas kepada pihak-pihak lainnya atas pengeluaran-pengeluaran.
19
B. Aktivitas arus kas investasi.
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pegeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dari arus kas masa depan. Contoh arus kas aktivitas
investasi sebagai berikut ini.
1. Arus masuk kas
a. Penerimaan kas dari penjualan property, aktiva tetap dan perlengkapan.
b. Penerimaan kas dari surat utang atau ekuitas surat berharga dari entitas lainnya.
c. Penerimaan kas dari penagihan pokok pinjaman atas pinjaman yang diberikan
kepada entitas lainnya.
2. Arus keluar kas
a. Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap.
b. Pembayaran kas untuk surat berharga ekuitas atau utang dari entitas lainnya.
c. Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman kepada entitas lainnya.
C. Aktivitas arus kas pendanaan.
Arus kas aktivitas pendanaan diungkapkan secara terpisah karena
berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh pemasok
modal perusahaan.
1. Arus masuk kas
a. Penerimanan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham perusahaan
sendiri).
b. Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi dan promes).
20
2. Arus keluar kas
a. Pembayaran kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen.
b. Pembayaran untuk penebusan utang jangka panjang atau memperoleh kembali
saham.
Arus kas dari aktivitas-aktivitas operasi biasanya disajikan pertama
kali lantas diikuti oleh arus kas dari aktivitas-aktivitas investasi dan aktivitasaktivitas pendanaan. Jumlah arus kas bersih dari aktivitas-aktivitas ini adalah
kenaikan bersih atau penurunan bersih dalam periode tertentu. Saldo kas pada awal
periode ditambahkan kepada kenaikan atau penurunan bersih kas dan kemudian
dilaporkan saldo kas pada akhir periode. Saldo kas pada laporan arus kas harus
sama dengan kas yang dilaporkan pada neraca.
Laporan arus kas dapat disusun dengan menggunakan metode
langsung atau tak langsung. Metode langsung adalah menyusun laporan arus kas
yang memisahkan penerimaan dan pengeluaran kas. Jumlah-jumlah yang
dilaporkan sebagai penerimaan dan pengeluaran kas adalah jumlah bruto.
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan laba atau rugi bersih akibat
adanya defferal dan accrual transaksi pembayaran dan penerimaan kas yang
terkait dengan kegiatan operasi masa lalu atau masa yang akan datang dan
pengaruh transaksi investasi dan pendanaan.
Selain itu pelaporan arus kas dari aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan dilaporkan secara terpisah dari kelompok utama penerimaan kas bruto
yang berasal dari aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
21
G. Harga Saham
Informasi laba, nilai buku dan laba per saham merupakan informasi
yang dibutuhkan oleh para investor di pasar modal. Namun demikian, informasi
akuntansi seperti tersebut bukan merupakan informasi yang sifatnya absolut dalam
peradilan laporan bagi pemodal. Untuk kondisi pasar modal di Indonesia
perkembangan membeli atau menjual saham dalam prakteknya masih banyak
didasarkan pada informasi non akuntansi seperti dengan melihat daftar peringkat
harga saham.
Mengingat bahwa pertimbangan pasar modal Indonesia dapat juga
dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pasar modal lain di luar negeri.
Maka hal yang tidak mungkin bahwa informasi akuntansi akan menjadi informasi
yang penting bagi para pengambil keputusan. Hal ini karena penyampaian
informasi tersebut memiliki potensi utama sebagai pengurang ketidakpastian
dalam pengambilan keputusan.
Salah satu sifat khas pasar modal apabila dibandingkan dengan pasar
modal yang lain adanya ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan.
Untuk mengurangi ketidakpastian investasinya inilah para investor memerlukan
informasi akuntansi untuk menilai risiko yang melihat dalam investasinya dan juga
untuk memperkirakan return yang akan diperoleh dari investasinya tersebut.
Suatu informasi dapat dianggap informatif jika informasi tersebut
mampu mengubah kepercayaan para pengambil keputusan. Adanya suatu
informasi yang baru akan membentuk suatu kepercayaan yang baru di kalangan
22
para investor. Kepercayaan baru ini akan mengubah harga melalui perubahan
demand dan supply surat-surat berharga.
H. Definisi Harga Saham
Menurut Sunnariyah (1997) yang dimaksud dengan harga saham
adalah harga pasar (market value) saham yang berlaku dalam pasar modal pada
saat ini. Dalam proses penilaian perlu dibedakan antara nilai dan harga.
I. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Penentuan harga saham di pasar sekunder pada dasarnya ditentukan
oleh kekuatan permintaan dan penawaran terhadap saham di pasar modal,
sehingga harga saham naik turun setiap saat tergantung kekuatan mana yang lebih
kuat antara permintaan dan penawaran. Kekuatan tersebut sangat dipengaruhi oleh
informasi. Informasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai
berikut ini.
a. Informasi yang bersifat fundamental.
Informasi itu berkaitan dengan modal perusahaan, kondisi umum industri
sejenis dan faktor lain yang mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan
tersebut di masa yang akan datang.
b. Informasi yang bersifat teknis.
Informasi ini mencerminkan kondisi perdagangan ekonomi, fluktuasi kurs, dan
volume transaksi.
23
c. Informasi yang berkaitan dengan faktor lingkungan.
Informasi ini berkaitan dengan kondisi ekonomi, politik dan keamanan negara.
Harga saham mengalami turun naik sesuai dengan pengaruh-pengaruh
yang sedang berlangsung terhadap saham dan pengaruh-pengaruh yang sedang
terjadi di pasar saham. Hal ini dapat dikatakan bahwa harga saham dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor mikro atau internal perusahaan dan faktor- faktor
eksternal perusahaan.
J. Hipotesis Pasar Efisien
Sunnariyah (1997) informasi yang tercermin dalam harga saham akan
menentukan bentuk pasar yang efisien. Secara teoritikal dikenal tiga bentuk pasar
modal efisien yang ditunjukkan sebagai berikut ini.
1. Hipotesis pasar efisien bentuk lemah.
Hipotesis pasar efisien bentuk lemah adalah suatu pasar modal yang harga
sahamnya merefleksikan semua informasi harga historis. Harga saham sekarang
dipengaruhi oleh harga saham masa lalu, lebih lanjut informasi masa lalu
dihubungkan dengan harga saham untuk membantu menentukan harga saham
sekarang.
2. Hipotesis pasar efisien bentuk setengah kuat.
Harga saham pada pasar modal menggambarkan semua informasi yang
dipublikasikan sampai ke masyarakat keuangan. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan ketidaktahuan mengenai operasi perusahaan.
24
3. Hipotesis pasar efisien bentuk kuat.
Pasar modal yang efisien dalam bentuk yang kuat merupakan tingkat efisien
pasar yang tinggi. Konsep pasar efisien bentuk kuat mengandung arti bahwa
semua informasi direfleksikan dalam harga saham, baik informasi yang
dipublikasikan maupun informasi yang tidak dipublikasikan.
K. Karakteristik Pasar Efisien
Berikut ini adalah karakteristik pasar modal yang efisien secara umum
menurut Sunnariyah (1997) sebagai berikut ini.
1. Harga saham akan merefleksikan secara cepat dan akurat terhadap semua
bentuk informasi baru.
2. Harga saham bersifat random, jadi harga saham tidak mengikuti beberapa
kecenderungan maupun informasi masa lalu untuk digunakan menentukan
kecenderungan harga.
3. Saham-saham yang menguntungkan (profitable) tidak mudah untuk diprediksi
karena harga saham di pasar siap merefleksikan informasi yang akan datang.
L. Hasil Penelitian Terdahulu
Ali (1994) menguji kandungan informasi dari laba terhadap arus kas
dengan menggunakan model linier dan nonlinier. Analisis dilakukan dengan
menyertakan faktor deflator market value of equity awal periode. Penggunaan
sampel didasarkan pada laporan keuangan bulan Desember untuk menunjukkan
25
bahwa arus kas relatif tidak memiliki kandungan informasi dibandingkan variabel
laba dan modal kerja dari operasi. Hasil yang diperoleh dari model nonlinier
mendukung adanya hubungan antara return saham dengan ketiga variabel
independen di atas.
Hastuti dan Sudibyo (1998) melakukan penelitian yang bertujuan
untuk memberikan bukti empiris apakah publikasi laporan arus kas mempengaruhi
pengambilan keputusan investor. Hasil penelitian ini menunjukkan bukti empiris
bahwa para investor sudah memanfaatkan informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan Desember 1993 dan 1994 untuk pengambilan keputusan
investasi.
Baridwan dan Parawiyati (1998) menguji kemampuan laba dan arus
kas dalam memprediksi laba dan arus kas perusahaan go publik di Indonesia.
Sampel yang diambil sebanyak 48 perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa
Efek Jakarta. Hasil penelitiannya adalah prediktor laba memberi pengaruh yang
lebih besar dibanding prediktor arus kas, walaupun hasil analisisnya menunjukkan
bahwa prediktor laba dan arus kas signifikan dalam memprediksi laba satu tahun
ke depan.
Agustina (1999) menguji analisis hubungan laporan arus kas dengan
return saham di Bursa Efek Jakarta dengan mengambil sampel berupa perusahaan
manufaktur selama tiga tahun. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji
kolonilliaritas dan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dan serentak
variabel total arus kas good news dan laba bersih good news mempunyai hubungan
26
tetapi tidak berpengaruh secara signifikan dengan peningkatan return saham di
sekitar publikasi laporan keuangan
Triyono dan Hartono (2000) melakukan penelitian terhadap 54
perusahaan manufaktur yang mempublikasikan laporan keuangan per 31
Desember untuk tahun buku 1995 dan 1996 mengenai hubungan kandungan
informasi dari total arus kas terhadap harga return saham. Hasil penelitian ini
membuktikan bahwa ketiga komponen arus kas mempunyai pengaruh yang
signifikan, sedangkan laba akuntansi mempunyai kandungan informasi terhadap
harga saham.
Azis (2000) menguji kemampuan prediksi arus kas terhadap arus kas
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa arus kas (arus kas operasi) memiliki kemampuan prediksi
untuk satu tahun ke depan, dan krisis ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan
prediksi arus kas.
Adiati (2003) menguji manfaat arus kas untuk prediksi dividen
dengan laba bersih dan dividen sebelumnya sebagai variabel kontrolnya. Hasilnya
adalah bahwa laba bersih dan jumlah dividen kas bermanfaat untuk memprediksi
jumlah dividen kas satu tahun kemudian, sedangkan arus kas operasi dan kas akhir
tahun jika digunakan bersama-sama dengan laba bersih dan jumlah dividen kas
tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah dividen kas satu tahun
kemudian.
27
M. Kerangka Pemikiran
Arus kas
operasi
BEJ
Reaksi
pasar
Abnormal return
Gambar II. 1 kerangka pemikiran
N. Hipotesis
Barlev dan Livnat (1989) mengemukakan bahwa perusahaan laba
bersih arus kas dari operasi dan laba akrual dapat meningkatkan hubungan dengan
abnormal return. Livnat dan Zarowin (1990) menunjukkan bahwa komponen arus
kas mempunyai hubungan positif yang lebih kuat dengan abnormal return saham
dibandingkan arus kas dengan laba akrual.
Penelitian tentang arus kas telah banyak dilakukan di Indonesia dengan
beragam hasil yang dikemukakan oleh Gunawan (2000) mengemukakan bahwa
informasi laporan arus kas mempunyai hubungan yang signifikan terhadap harga
saham. Wahyuni (2002) menunjukkan bahwa tak ada hubungan antara informasi
laporan arus kas dalam kondisi bad news dengan penurunan return saham dan tak
ada hubungan antara informasi laporan arus kas dalam kondisi good news dengan
peningkatan return saham di sekitar publikas laporan keuangan. Adiati (2003)
menghasilkan bahwa arus kas operasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap jumlah dividen kas satu tahun kemudian. Dengan berdasarkan penelitian
tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut ini.
28
Ho1 : Informasi laporan arus kas tidak berhubungan dengan abnormal return di
sekitar tanggal pengumuman laporan keuangan.
Ho2 : Informasi laporan arus kas berhubungan dengan abnormal return di sekitar
tanggal pengumuman laporan keuangan.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menguji signifikansi hubungan
antara laporan keuangan arus kas terhadap perubahan harga saham di Bura Efek
Jakarta (BEJ) dari perusahaan-perusahaan yang go publik tahun 2000 dan tahun
2001. Periode pengamatan dilakukan lima hari sebelum dipublikasikannnya
laporan keuangan, saat dipublikasikannya laporan keuangan arus kas dan lima hari
setelah dipublikasikannya laporan keuangan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek yang ciri-cirinya hendak diduga.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan go
publik yang sahamnya terdaftar dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta pada
tahun 2000 dan tahun 2001.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak di
duga dan dianggap dapat mewakili populasinya. Teknik pengambilan sampel
menggunakan cara purposive sampling, artinya sampel disengaja dipilih dengan
kriteria tertentu agar dapat mewakili populasinya. Jumlah sampel awal
keseluruhan yang diambil adalah 62 perusahaan. Sampel yang dipilih adalah
sampel yang memenuhi kriteria berikut ini.
30
1. Perusahaan yang meliputi perusahaan go publik yang mempublikasikan laporan
keuangan arus kas untuk tahun 2000 antara 1 Januari sampai 31 Desember 2001
dan tahun 2001 antara 1 Januari 2002 sampai 31 Desember 2002.
2. Saham yang dipilih adalah sahamnya yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Jakarta di sekitar tanggal publikasi laporan arus kas.
3.
Laporan arus kas yang dipakai adalah laporan arus kas yang telah diaudit.
C. Sumber dan Pengumpulan Data
1. Sumber data.
Sumber data yang digunakan untuk memperoleh data variabel
penelitian sebagai berikut ini.
a. Harian Bisnis Indonesia untuk mengetahui tanggal publikasi laporan arus kas
dan harga saham harian selama periode pengamatan.
b. Laporan-laporan dari Bursa Efek Jakarta seperti Indonesia Capital Market
Director dan JSX fack book 2000.
c. JSX Monthly untuk mengetahui indek harga saham gabungan selama periode
pengamatan.
2. Pengumpulan data.
Data yang digunakan dalam penelitian dikumpulkan dengan metode
survey empiris. Adapun data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut ini.
a. Arus kas operasi diambil dari laporan keuangan arus kas yang berakhir 31
Desember 2000 sampai dengan 2001.
31
b. Harga saham harian pada saat penutupan (closing price) yang meliputi lima hari
sebelum, pada saat dan lima hari setelah tanggal publikasi laporan arus kas
c. Indek harga saham gabungan di sekitar tanggal publikasi laporan arus kas.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
1. Variabel independen.
Variabel arus kas yang digunakan adalah arus kas operasi. Penelitian
mengambil variabel arus kas operasi dengan pertimbangan bahwa arus kas dari
aktivitas operasi merupakan ukuran kunci likuiditas, sedangkan arus kas bersih
dari aktivitas investasi dan pembelanjaan tidak menjadi perhatian yang begitu
penting untuk menghasilkan nilai arus kas yang positif pada suatu periode. Karena
dalam kenyataannya banyak bisnis yang berhasil biasanya melaporkan kas bentuk
negatif untuk aktivitas ini. Contoh dari arus kas operasi sebagi berikut ini.
a. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
b. Penerimaan dari royalty dan pendapatan lain.
c. Pembayaran kas kepada perusahaan.
d. Pembayaran kas kepada karyawan.
e. Pembayaran dan penerimaan kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha.
2. Variabel dependen.
Variabel dependen penelitian ini mengambil variabel abnormal return.
Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
32
terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang
diharapkan investor). Return tidak normal adalah selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya
merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga
saham relatif terhadap harga saham sebelumnya. Return ekspektasi merupakan
return yang harus diestimasi.
Model market adjusted return menganggap bahwa penduga yang
terbaik untuk mengestimasi return suatu saham yaitu return indek harga pasar
pada saat tersebut. Pengujian adanya abnormal return dalam model ini tidak
dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregrat dengan
menguji rata-rata return tidak normal seluruh saham secara cross section untuk
tiap-tiap hari di periode peristiwa. Model market adjusted return mengestimasi
expected return selama window period (11 hari) untuk menghindari adanya
Counfuding effect yang akan menyebabkan return saham perusahaan yang
bersangkutan mengalami perubahan. Perhitungan harga saham sebagai berikut.
1. Menghitung return saham sesungguhnya (actual return) harian masing-masing
saham untuk periode lima hari di sekitar tanggal publikasi laporan arus kas.
Pt - Pt-i
Rit =
Pt - i
33
Notasi,
Rit
: return saham i pada periode t,
Pt
: harga saham pada periode t, dan
Pt-i
: harga saham pada periode t-i.
2. Menghitung return pasar (expected return) masing-masing saham untuk
periode lima hari di sekitar tanggal publikasi laporan arus kas.
IHSGt – IHSGt-i
Rmt =
IHSGt-i
Notasi,
Rmt
: return pasar pada periode t,
IHSGt : indek harga saham gabungan pada periode t, dan
IHSGt-i : indek harga saham gabungan pada periode t-i.
3. Menghitung abnormal return yaitu selisih antara actual return dengan expected
return harian masing-masing saham di sekitar tanggal publikasi laporan arus
kas.
ARit = Rit – Rmt
Notasi,
ARit : abnormal return saham i pada periode t,
Rit
: actual return saham i pada periode t, dan
Rmt : expected return saham pada periode.
34
4. Menghitung rata-rata abnormal return
AAR : Average Abnormal Return
 ARit
AARt =
N
Notasi,
AARt : rata-rata abnormal return,
ARit
: abnormal return saham i pada periode t, dan
N
: jumlah sampel.
E. Metode analisis data
Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah menggunakan
regresi model linier dengan pendekatan return untuk mengetahui kandungan
informasi arus kas terhadap harga saham sebagai berikut.
CARit = it + i AKOit + eit
Notasi,
CARit
: cumulatif abnormal return perusahaan i pada periode t,
TAKit : perubahan arus kas operasi perusahaan i pada periode t,

: koefisien konstanta,

: koefisien variabel independen, dan
eit
: variabel gangguan perusahaan i pada periode t.
35
E.1. Uji Asumsi klasik.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini secara teoritis
akan menghasilkan nilai parameter model penduga yang sahih bila dipenuhi
asumsi klasik regresi yang meliputi normalitas, autokorelasi, multikolinieritas dan
heterokedatisitas.
a. Uji normalitas.
Pengujian normalitas untuk seluruh data rata-rata abnormal return
menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Penggunaan alat uji ini akan dapat dilihat
nilai sampel yang teramati telah sesuai dengan distribusi keperluan penelitian.
Hipotesis nol yang diajukan adalah bahwa data berdistribusi normal kriteria yang
digunakan adalah dengan pengujian dua arah (two-tailed test), yaitu dengan
membandingkan p-value yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah
ditentukan yaitu sebesar 0,05. Apabila p-value > 0,05, maka data berdistribusi
normal. Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 11.0.
b. Uji autokorelasi.
Autokorelasi dapat diartikan sebagai korelasi yang terjadi antara
anggota-anggota dari serangkaian observasi yang berderetan waktu (apabila
datanya time series) autokorelasi antara tempat yang berdekatan (apabila datanya
cross sectional). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan
asumsi klasik ini adalah Durbin Watson (DW). Apabila nilai Durbin Watson
hitung lebih besar dibanding nilai teoritisnya atau kata lain nilai Durbin Watson
36
hitung lebih besar dari nilai Durbin Watson tabel maka tidak ditunjukkan adanya
autokorelasi.
c. Uji multikolinieritas.
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel
bebas terdapat korelasi dengan variabel bebas lainnya. Multikolinieritas artinya
terdapat hubungan yang sempurna diantara beberapa variabel bebas di dalam
model regresi. Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance Value. Batas
dari Tolerance Value adalah 0.01. Apabila Tolerance Value lebih kecil dari 0,01
maka terjadi multikolinieritas.
d. Uji heterokedatisitas.
Heterokedatisitas berarti terdapat varian yang tidak sama dalam
kesalahan pengganggu (e). Apabila diperoleh varian yang sama maka asumsi
heterokedatisitas dapat diterima. Salah satu cara yang dilakukan untuk menguji
ada tidaknya heterokedatisitas adalah dengan metode Gelsjer. Uji Gelsjer
dilakukan dengan dua tahap sebagai berikut ini.
a. Melakukan regresi tanpa memperhatikan adanya gejala heterokedatisitas,
kemudian menentukan nilai absolute residual.
b. Melakukan regresi dengan residual dari hasil di atas sebagai variabel
dependen, regresi dilakukan satu per satu dengan variabel independennya.
Apabila e hitung absolut terletak di antara  t tabel maka tak terjadi
heterokedatisitas.
37
E.2. Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (t-test).
Uji-t (t-test) ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi
hubungan informasi laporan arus kas dengan harga saham di sekitar publikasi
laporan keuangan, yaitu mengetahui koefisien regresi secara individu. Adapun
langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut ini.
- Membuat formulasi uji hipotesis
Ho : (1 = 2)
Ho : (1 # 2).
- Membuat keputusan dengan hubungan
Ho diterima apabila t tabel  t hitung  t tabel,
Ha ditolak apabila t hitung t > t tabel atau t hitung < t tabel.
.
38
BAB IV
ANALISIS DATA PENELITIAN
A. Hasil Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data dari laporan keuangan perusahaan go
publik yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan kriteria pengumpulan
sampel yang telah dikemukakan bab sebelumnya, maka diperoleh sampel
sebanyak 40 perusahaan go publik. Setelah diperoleh daftar perusahaanperusahaan go publik, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan laporan arus kas
dari masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel dari tahun 2000 sampai
dengan tahun 2001.
B. Pengolahan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
perusahaan go publik selama dua tahun. Laporan keuangan yang digunakan adalah
laporan arus kas yang berakhir pada tanggal 31 Desember dan yang telah diaudit.
Pengolahan data ulang dipergunakan untuk analisis data dengan
menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 11.0. Adapun arus kas
operasi sebagai variabel independen didasarkan pada tahun 2000 dan tahun 2001,
Sedangkan variabel dependennya didasarkan pada harga saham.
Pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan dengan menggunakan
pengujian persamaan regresi berdasarkan kriteria ekonometrika.
39
1.
Uji normalitas.
Pengujian normalitas menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov
Test. Dengan uji Kolmogorov Smirnov dapat diketahui nilai sampel yang teramati
berdistribusi normal. Kriteria yang digunakan dalam pengujian dua arah (TwoTailed Test) yaitu dengan menggunakan taraf signifikansi yang telah ditentukan
yaitu 0,05. Apabila p-value > 0,05, maka data berdistribusi normal, sedangkan jika
p-value < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Jumlah sampel awal
keseluruhan sebanyak 62 perusahaan, setelah dilakukan pengujian ternyata
perusahaan yang berdistribusi normal berdasar kriteria pengujian berjumlah 40
persahaan.
Hasil uji normalitas ditunjukkan dalam Tabel IV. 1 berikut ini.
Tabel IV. 1
Uji normalitas
Variabel
Nilai p
Interpretasi
AKO 00
0,112
Berdistribusi normal
CAR 01
0,352
Berdistribusi normal
AKO 00
0,148
Berdistribusi normal
CAR 01
0,195
Berdistribusi normal
Sumber : data diolah komputer
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa variabel arus kas dan
variabel cumulatif abnormal return berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan
dengan semua nilai p lebih besar dari 0,05.
40
2.
Uji autokorelasi.
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara data pada suatu waktu
tertentu dengan nilai data tersebut pada satu periode sebelumnya atau lebih pada
data runut waktu. Pendekatan yang sering digunakan adalah uji Durbin Watson
yang langkah-langkahnya sebagai berikut ini.
Ho
: tidak ada autokorelasi,
D > dl
: Ho ditolak,
D > 4-dl
: Ho ditolak, dan
Du < d < 4 dl : Ho diterima.
Hasil uji autokorelasi ditunjukkan dalam tabel IV. 2 berikut ini.
Tabel IV. 2
Uji autokorelasi
Variabel
DW hitung
AKO 00
1,907
DW tabel
Interpretasi
1,991-2,009
Tidak terjadi
autokorelasi
AKO 01
1,955
1,991-2,009
Tidak terjadi
autokorelasi
Sumber : data diolah komputer
3.
Uji heterokedatisitas.
Metode yang dapat digunakan untuk menguji adanya gejala
heterokedatisitas adalah metode Gelsjer yang dilakukan dengan meregres kembali
absolute residual yang diperoleh, yaitu () atas variabel dependen. Apabila nilai p
41
lebih kecil dari 0,05 ini berarti terjadi heterokedatisitas. Sebaliknya bila nilai p
lebih besar dari 0,05 berarti tidak terjadi heterokedatisitas.
Tabel IV. 3
Uji heterokedatisitas
Variabel
nilai p
Interpretasi
AKO 00
0,167
Tidak terjadi
heterokedatisitas
AKO 01
0,214
Tidak terjadi
heterokedatisitas
Sumber : data diolah komputer
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini
tidak terjadi heterokedatisitas. Hal ini dibuktikan nilai p lebih besar dari 0,05.
4.
Uji koefisien regresi secara parsial (t-test).
Uji-t (t-test) ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh
informasi laporan keuangan arus kas operasi terhadap harga saham di sekitar
tanggal publikasi laporan keuangan, yaitu mengetahui varian koefisiensi regresi
secara univariate (parsial).
Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut ini.
1. Menentukan hipotesis
- Ho :  = 0
- Ho :  # 0
42
2. Menentukan tingkat signifikansi (=5%) dan derajat kebebasan (df=n-k-1)
dengan kriteria pengujian.
Ho diterima bila t-tabel  t-hitung  t-tabel,
Ho ditolak bila t-hitung > t-tabel atau t-hitung< t-tabel.
Hasil uji t ditunjukkan dalam tabel IV. 4 berikut ini.
Tabel IV. 4
Uji t untuk periode 2000 dan periode 2001
Variabel
t hitung
t tabel
nilai p
interpretasi
AKO 00
-0,366
2,056
0,716
Ho diterima
AKO 01
0,982
2,056
0,332
Ho diterima
Sumber : data diolah komputer
Dari tabel tersebut diketahui seluruh variable independen mempunyai t
hitung lebih kecil dari t tabel atau nilai p lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti untuk
variabel independen Ho-nya diterima. Kesimpulan dari hasil tersebut dapat
diambil bahwa variabel arus kas operasi tidak mempunyai hubungan secara
signifikan terhadap harga saham.
C. Interpretasi Hasil
Penelitian menunjukkan bahwa analisis uji-t dalam periode 2000 dan
periode 2001 menunjukkan bahwa tidak ada variabel arus kas yang secara nyata
signifikan dengan harga saham. Uji asumsi klasik normalitas data berdistribusi
43
normal, untuk uji asumsi klasik autokorelasi dan heterokedatisitas menunjukkan
data tidak terjadi autokorelasi dan heterokedatisitas.
44
BAB V
KESIMPULAN
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari seluruh pembahasan
sebelumnya, keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini dan implikasi sebagai
perbaikan penelitian selanjutnya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ini.
1. Pertimbangan kriteria ekonometrika yang dilakukan untuk pengujian regresi
dapat disimpulkan sebagi berikut.
a. Uji normalitas untuk variabel tahun 2000 dan tahun 2001 menunjukkan nilai p
lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa penelitian ini berdistribusi normal.
b. Hasil uji autokorelasi untuk variabel tahun 2000 dan tahun 2001menunjukkan
bahwa semua variabel terbebas dari gejala autokorelasi.
c. Hasil uji heterokedatisitas untuk variabel tahun 2000 dan tahun 2001
menunjukkan bahwa semua variabel menunjukkan nilai p lebih besar dari 0,05,
artinya bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi heterokedatisitas.
Pengujian terhadap prasyarat asumsi klasik menunjukkan bahwa
secara teori data yang digunakan dalam penelitian ini tidak bias dan konsisten,
serta penaksiran koefisien regresinya efisien sehingga hasil pengujian hipotesis
penelitian ini sahih.
45
2. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji koefisien regresi secara
parsial. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa nilai p lebih besar dari 0,05.
Hal ini membuktikan variabel arus kas operasi tidak mempunyai hubungan
secara signifikan terhadap harga saham.
B. Keterbatasan
Hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut ini.
1. Penelitian ini melakukan pengujian tanpa mempertimbangkan size effect yang
kemungkinan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus
kas.
2. Penelitian ini belum mempertimbangkan faktor ekonomi yang lain seperti
inflasi, tingkat bunga dan lain sebagainya yang kemungkinan dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
3. Oleh karena keterbatasan data yang tersedia, waktu, tenaga dan materi sampel
yang digunakan serta periode yang diteliti relatif sedikit dan singkat. Hal ini
dapat mempengaruhi estimasi parameter regresi.
4. penelitian
hanya
menggunakan
spesifikasi
model
return
dan
tidak
menggunakan model level. Kedua model mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing, sehingga dengan hanya menggunakan model
return saja kemungkinan dapat mempengaruhi hasil penelitian.
46
C. Implikasi
Terlepas dari keterbatasan yang ada, setidaknya penelitian ini dapat
memberikan kontribusi dalam literatur akuntansi Indonesia, khususnya berkaitan
dengan publikasi laporan keuangan. Hasil penelitian ini memberikan bukti yang
mendukunng penyataan IAI (dalam PSAK No. 2 yang mewajibkan perusahaan go
publik) untuk menerbitkan laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan
tahunan, artinya ketentuan tersebut sudah tepat, karena informasi arus kas
mempunyai kemampuan prediksi untuk satu tahun ke depan.
Bagi peminat penelitian untuk mengetahui manfaat laporan keuangan,
penelitian ini bisa menambah inspirasi dan motivasi penelitian di bidang akuntansi
keuangan. Penelitian yang akan mengkonfirmasi ataupun mereplikasi penelitian
ini hendaknya mempertimbangkan hal-hal seperti berikut ini.
1. Memperhatikan
size
effect
yang
kemungkinan
dapat
mempengaruhi
kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas.
2. Mempertimbangkan penggunaan control group seperti faktor earning
pembagian dividen, penerbitan saham baru.
3. Mempertimbangkan faktor seperti penggunaan metodologi penelitian dengan
mempertimbangkan model level.
4. Penelitian ini hanya melakukan pengamatan selama dua periode, penelitian
berikutnya agar memperpanjang periode pengamatan serta memperhatikan
adanya counfuding effect lainnya, sehingga lebih sempurna.
47
DAFTAR PUSTAKA
Adiati, A. K. (2003),”Manfaat Laporan Arus Kas Untuk Prediksi Dividen Dengan
Laba Bersih Dan Dividen Sebelumnya Sebagai Variabel kontrolnya”,
Skripsi tidak Dipublikasikan, FE UNS, Surakarta.
Agustina, Rina (1999),”Analisis Hubungan Laporan Arus Kas dengan Harga
Saham di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi tidak Dipublikasikan, FE-UNS,
Surakarta.
Ali, Ashiq (1994),”The Incremental Information Conten Earning Working Capital
from Operasi and Cash Flow”, Journal of Accounting Research, Vol. 32, No.
1, Hal 61-75.
Asyik, Nur Fadjrih (1999),”Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas”,
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2, Juli 1999.
Azis, Lutfi (2000),”Kemampuan Prediksi Arus Kas Terhadap Arus Kas Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi
tidak Dipublikasikan, FE UNS, Surakarta.
Baridwan, Zaki (1997),”Analisa Nilai Tambah Informasi Laporan Arus Kas”,
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vo.l 12, No. 2, h 1-14, 1997.
Barlev, B. dan J. Livnat (1989),”The Incremental Content of Fund Statement
Ratio”, Journal of Accounting, Auditing dan Finance : 411-413
Bowen, R. M., David Burgstahler, dan Lang A. Daley (1986),”Evidence on the
Relationship Between Earning and Various Measurres of Cash Flow”, The
Accounting Review, PP. 723-747.
Cahyani, Dillah Utami (1999),”Muatan Informasi Tambahan Arus Kas dari
Aktivitas Operasi, Investasi dan Pendanaan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi,
Vol. 1, No. 1, April 1999.
Foster, George (1986),”Financial Statement Analysis”, Second Edition, Prentice
Hall, Engliwood Cliff, New Jersey.
48
Gantyowati, Evi (2001),”Hubungan Antara Operating Cash Flows dan Accrual
dengan Return Saham”, Kompak, No. 3, hal. 275-298, September 2001.
Gunawan (2000),”Analisi Kandungan Informasi Laporan Arus Kas”, Skripsi tidak
Dipublikasikan, FE-UNS, Surakarta.
Hastuti, A.W. dan Bambang Sudibyo (1998),”Pengaruh Publikasi Laporan Arus
Kas Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan di Bursa Efek
Jakarta”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1
Ikatan Akuntansi Indonesi, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Satu Jakarta :
Salemba Empat, 1994.
Kristiawan, Ferry (2000),”Tambahan Kandungan Iformasi Arus Kas terhadap
Return Saham di Bursa Efek Jakarta”, Skripsi tidak Dipublikasikan, FEUNS, Surakarta.
Livnat, J. dan Zarowin, P. (1990),”The Incremental Information Content of Cash
Flow Component”, Journal of Accounting and Economi 13, North Holland.
Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998),”Kemampuan Laba dan Arus Kas Dalam
Memprediksi Laba dan Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia”,
Jurnal Riset Akuntansi Indoensia, Vol. 1, No. 1, Januari 1998.
----------- (2000),”Kemampuan Prediksi Informasi Keuangan Terhadap Laba Dan
Arus Kas Masa Depan”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 1, No. 2
Januari 2000.
Simmamora, Hendry (2000),”Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis”,
Salemba Empat Jakarta.
Suadi, Arif (1998),”Penelitian Tentang Manfaat Laporan Arus Kas”, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis, Vol.12, No. 2, 1998.
Sunnariyah (1997),”Pengantar Pengetahuan Pasar Modal,” UPP AMP YKPN
Yogyakarta.
Supriyadi (2000),”Kemampuan Earning dan Arus Kas dalam Memprediksi
Earning dan Arus Kas Masa Depan”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, pp. 7688.
49
Triyono dan J. Hartono (2000),”Hubungan Kandungan Komponen Arus Kas dan
Laba Akuntansi Harga atau Return Saham”, Jurnal Riset Akuntansi
Indoensia, Vol. 3, No. 1, Januarai 2000.
Wahyuni, Sri (2002),”Analisis Kandungan Informasi Arus Kas di Bursa Efek
Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 2, hal. 200-210,
2002.
Wasito, Sediyoko (2000),”Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Terhadap
Volume Perdagangan Saham”, Skripsi tidak Dipublikasikan, FE-UNS,
Surakarta.
50
Download