Document

advertisement
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
Seiring dengan perkembangan komunikasi, media komunikasi massa pun
semakin canggih dan kompleks, seta memiliki kekuatan yang lebih dari masamasa sebelumnya, terutama dalamhal menjangkau komunikan. Aneka pesan
melalui sejumlah media massa (Koran, majalah, radio siaran, televisi, film, dan
internet) dengan sajian berbagai peristiwa yang memiliki nilai berita ringan
sampai berita tinggi, itu semua mencerminkan proses komunikasi massa yang
selalu menerpa kehidupan manusia. Bagi yang tidak suka membaca Koran,
setidaknya ia akan mendengarkan radio atau menonton televisi, maka bisa
dikatakan tidak ada orang yang terlepas dari terpaan media massa.
2.1.1 Definisi Komunikasi Massa
Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris yaitu mass
communication atau mass media communication. Artinya, komunikasi yang
menggunakan media massa. Istilah mass communication atau communications
diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa. Massa mengandung pengertian
orang banyak, mereka tidak harus berada di lokasi tertentu yang sama, mereka
13
dapat tersebar atau terpencar di berbagai lokasi, yang dalam waktu yang sama atau
hampir bersamaan dapat memperoleh pesan-pesan komunikasi yang sama.
Komunikator dalam proses komunikasi massa selain merupakan sumber
pesan, mereka juga berperan sebagai gate keeper (McQuail, 1987; Nurudin,
2003). Yaitu berperan untuk menambah, mengurangi, menyederhanakan,
mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami oleh
audiens-nya. Bitner (Tubbs, 1996) menyatakan bahwa pelaksanaan peran gate
keeper dipengaruhi oleh ekonomi, pembatasan legal, batas waktu, etika pribadi
dan profesionalitas, kompetisi diantara media, dan nilai berita.Dalam Pengantar
Ilmu Komunikasi karya Cangara dijelaskan definisi dari Komunikasi Massa
adalah sebagai berikut:
“Proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya
dikirim dari sumber yang melembaga kepada masyarakat
atau khalayak yang sifatnya sosial melalui alat-alat yang
bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan
film” (1998: 36).
Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat karya Widjaja, Komunikasi
Massa didefinisikan: “Komunikasi yang ditujukan kepada massa” (1993: 19).
Buku Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek karangan Effendi
komunikasi massa memiliki pengertian yaitu: “Komunikasi yang menggunakan
media massa” (1984: 20).
14
Buku karangan Kuswandi, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media
Televisi, komunikasi massa memiliki pengertian: “Berkomunikasi dengan
massa (audiens atau khalayak sasaran)” (1996:16).
Berbagai pengertian atau definisi mengenai komunikasi massa terlihat
bahwa inti dari proses komunikasi ini adalah media massa sebagai salurannya
untuk menyampaikan pesan kepada komunikasn untuk mencapai tujuan tertentu.
Ardianto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi Massa Suatu
Pengantar, mengatakan bahwa komunikasi massa adalah:
“Komunikasi massa pada satu sisi adalah proses dimana
organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan
kepada public secara luas, dan pada sisi lain diartikan
sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonym
melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan
yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat (
2005: 31).
Pernyataan diatas menunjukan bahwa komunikasi massa merupakan
proses dimana suatu organisasi menyebarkan dan memproduksi informasi atau
berita kepada khalayak yang tersebar dimana saja melalui media cetak ataupun
elektronik seperti surat
kabar, televisi, radio siaran, sehingga apa yang
disampaikan dapat diterima secara serentak dan sesaat.
15
2.1.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Elvinaro mengemukakan karakterisik komunikasi massa dalam buku yang
berjudul Komunikasi Massa Suatu Pengantar, yakni :
1. Komunikator Terlembagakan
2. Pesan Bersifat Umum
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
4. Media massa menimbulkan keserampakan
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang Hubungan
6. Massa Bersifat Satu Arah
7. Stimulasi Alat Indra
8. Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung
(indirect)
Penjelasannya:
1. Komunikator Terlembagakan
Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya
bergerak dalam sebuah organisasi (lembaga) yang kompleks,
nyaris tak memiliki kebebasan idividual. Lebih dari itu, pesanpesan yang disebarkan melalui media massa merupakan hasil
kerja sama (collective), komunikatornya disebut
sebagai
collective communicator.
2.
Pesan Bersifat Umum
Komunikasi massa bersifat terbuka artinya komunikasi massa
ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk
sekelompok orang tertentu. Pesan komunikasi massa dapat
16
berupa fakta, peristiwa dan opini. Pesan komunikasi yang
dikemas dalam bentuk apapun harus memenuhi criteria penting
atau menarik, atau penting sekaligus menarik bagi sebagian
besar komunikan.
3. Komunikannya Anonim dan Heterogen
Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonim dan
heterogen.
mengenal
Dalam komunikasi massa, komunikator tidak
komunikan
(anonim),
karena
komunikasinya
menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim,
komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri
dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang terdiri dari
berbagai lapisan masyarak berdasarkan factor
: usia, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama,
dan tingkat keamanan.
4. Media massa menimbulkan keserampakan
Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainnya,
adalah jumlah sasaran khayalak atau komunikan yang
dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari
17
itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada
waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.
5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang Hubungan
Setiap komunikasi melibatkan dimensi isi dan dimensi
hubungan (Mulyana, 2000:99). Pada komunikasi massa yang
penting adalah isi. Dalam komunikasi massa, pesan harus
disusun sedemikian rupa berdasarkan
disesuaikan
distem tertentu dan
dengan karakteristik media massa yang akan
digunakan.
6. Massa Bersifat Satu Arah
Komunikasi massa adalah komunikasi dengan menggunakan
media massa, karena melalui media massa maka komunikator
dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung.
Komunikator yang aktif menyampaikan pesan, komunikan pun
aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat
melakukan dialog. Dengan demikian, komunikasi massa itu
bersifat satu arah.
18
7. Stimulasi Alat Indra
Ciri komunikasi lainnya yang dapat dianggap salah satu
kelemahan adalah stimulasi alat indra yang terbatas. Dalam
komunikasi massa stimulasi alat indra bergantung pada jenis
media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya
melihat.
8.
Umpan Balik Tertunda (Delayed) dan Tidak Langsung
(indirect)
Komponen umpan balik (feedback) merupakan factor penting
dalam bentuk komunikasi. Efektivitas komunikasi dapat dilihat
dari feedback akan diperoleh setelah komunikasi berlangsung.
(2005:7-15)
2.1.3 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Komunikasi massa pada hakikatnya adalah dengan menggunakan saluran
media massa dan menyiarkan informasi, gagasan, yang beragam dalam jumlah
yang banyak dengan menggunakan media, meskipun jumlah komunikan bisa
mencapai jutaan kontak yang fundamental adalah dua orang didalam benak
komunikator harus mengenai benak setia komunikan, tetapi komunikasi massa
19
mempunyaiciri-ciri tersendiri berbeda dengan komunikasi antar personal maupun
komunikasi kelompok.
Buku yang ditulis oleh Assegaff berjudul Jurnalistik Masa Kini
menjelaskan tentang ciri-ciri komunikasi massa diantaranya adalah :
1. Umumnya komunikasi bersifat komunikasi searah.
2. Menyajikan rangkaian dan aneka pilihan yang luas, baik
ditinjau dari khalayak yang akan dicapai maupun dari
segi pilihan olh khalayak media massa.
3. Sifat dari media massa dapat menjangkau sejumlah besar
khalayak tersebar karena jumlah medianya sedikit dari
pada khalayaknya.
4. Karena sifatnya untuk menarik perhatian khalayak yang
luas dan besar, maka ia harus dapat mencapai tingkat
intelek rata-rata (umum).
5. Organisasi yang menyelenggarakan komunikasi massa
merupakan lembaga masyarakat, yang harus peka
terhadap lingkungannya. (1998:11)
Pernyataan diatas menunjukan bahwa komunikasi massa merupakan
komunikasi yang bersifat satu arah dan komunikasi menjangkau khalayak tersebar
dalam jumlah besar tetapi medianya lebih sedikit dari pada khalayaknya.
2.1.4 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi dari komunikasi massa dijelaskan Sean MacBride dan dikutip oleh
Widjaja di dalam karyanya yang berjudul Komunikasi dan Hubungan
Masyarakat, adalah:
20
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Fungsi informasi
Fungsi sosialisasi
Fungsi motivasi
Fungsi diskusi atau perdebatan
Fungsi pendidikan
Fungsi memajukan kebudayaan
Fungsi hiburan
Fungsi integrasi (1993: 25)
Cangara, dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi dijelaskan oleh
pakar komunikasi Goran Hedebro tentang 12 fungsi Komunikasi Massa, yakni:
1. Menciptakan iklim perubahan dengan memperkenalkan
nilai-nilai baru untuk mengubah sikap dan perilaku ke arah
modernisasi.
2. Mengajarkan penampilan baru.
3. Berperan sebagai pelipat ganda ilmu pengetahuan.
4. Menciptakan efisiensi tenaga dan biaya terhadap mobilitas
seseorang.
5. Meningkatkan aspirasi seseorang.
6. Menumbuhkan partisipasi dalam pengambilan keputusan
terhadap hal-hal yang menyangkut orang banyak.
7. Membantu orang menemukan nilai baru dan keharmonisan
dari suatu situasi tertentu.
8. Mempertinggi rasa kebangsaan.
9. Meningkatkan aktivitas politik seseorang.
10. Mengubah struktur kekuasaan dalam suatu masyarakat.
11. Menjadi sarana untuk membantu pelaksanaan programprogram pembangunan.
12. Mendukung pembangunan ekonomi, sosial dan politik suatu
bangsa (1998: 63).
John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication
mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai berikut:
a. Providing information,
b. Providing entertainment,
c. Helping to persuade, dan
21
d. Contributing to social cohesion (mendorong kohesi sosial)
(1991).
Dikemukakan oleh McQuail (1987 “Mass Communication Theory”)
bahwa fungsi komunikasi massa ada dua kategori:
a. Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat
b. Fungsi komunikasi massa untuk individu.
Kedua kategori tersebut dapat di uraikan sebagai berikut :
a. Fungsi Komunikasi Massa untuk Masyarakat.
McQuail menyatakan bahwa fungsi komunikasi massa untuk masyarakat
meliputi:
a. Informasi:
1. Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi
dalam masyarakat dan dunia.
2. Menunjukkan hubungan kekuasaan.
3. Memudahkan inovasi, adaptasi dan kemajuan
b. Korelasi:
1. Menjelaskan,
menafsirkan,
mengomentari
makna
peristiwa dan informasi.
2. Menunjang otoritas dan norma-norma yang mapan.
3. Melakukan sosialisasi.
4. Mengkoordinasi
beberapa
kegiatan.
Membentuk
kesepakatan.
5. Menentukan urutan prioritas dan memberikan status.
22
c. Kesinambungan:
1. Mengepresikan budaya dominan dan mengakui
keberadaan kebudayaan khusus (subculture) serta
perkembangan budaya baru.
2. Meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
d. Hiburan:
1. Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana
relaksasi.
2. Meredakan ketegangan.
e. Mobilisasi:
Mengkampanyekan tujuan masyarakat dalam bidang
politik, perang, pembangunan ekonomi, pekerjaan dan
kadang kala juga dalam bidang agama (2001: 10).
Segala sesuatu yang berhubungan dengan informasi atau peristiwa
yang penting dan layak untuk diketahui karena hal ini menyangkut
kepentingan umum dan individu dalam komunikasi massa.
b. Fungsi Komunikasi Massa untuk Individu
Fungsi komunikasi massa untuk individu meliputi :
a. Informasi:
1. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang
berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan
dunia.
2. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,
pendapat dan hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.
3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat minum.
4. Belajar, pendidikan diri sendiri.
5. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.
23
b. Identitas pribadi:
1. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.
2. Menemukan model perilaku.
3. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam
media).
4. Meningkatkan pemahamna tentang diri-sendiri.
c. Integrasi dan interaksi:
1. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain;
empati.
2. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan
meningkatkan rasa memiliki.
3. Menemukan bahan percakapan dan interkasi.
4. Memperoleh teman selain dari manusia.
5. Membantu menjalankan peran.
6. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak
–keluarga, teman, dan masyarakat.
d. Hiburan:
1.
2.
3.
4.
Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.
Bersantai.
Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.
Mengisi waktu. Penyaluran emosi (2002: 22).
Pernyataan di atas menunjukan bahwa komunikasi massa adalah
komunikasi yang berlangsung satu arah, media massa saluran komunikasi
merupakan lembaga, bersifat umum dan sasarannya pun beragam.
24
2.1.5 Model Komunikasi Massa
Di dalam buku karangan Widjaja, Komunikasi Dan Hubungan
Masyarakat dikatakan bahwa ada 4 model komunikasi massa, yakni:
a. Model Jarum Hipodermik.
Model komunikasi massa ini didasarkan atas anggapan bahwa
media massa mampu menimbulkan efek yang amat kuat.
Artinya bahwa komunikan dapat dianggap bersifat pasif,
dengan demikian media massa dianggap sangat ampuh
terhadap komunikannya.
b. Model Komunikasi Satu Tahap.
Model ini didasarkan atas anggapan bahwa media massa
secara langsung sampai pada komunikannya. Tidak
menggunakan pemuka sebagai penerus pesan arti media massa
tersebut. Namun model ini juga mengakui bahwa media bukan
merupakan alat yang teramat kuat pengaruhnya dan efek bagi
tiap komunikannya berbeda satu sama lain.
c. Model Komunikasi Dua Tahap.
Model komunikasi ini beranggapan bahwa dalam
penyampaian melalui media massa, tidak dapat langsung
kepada publiknya tetapi pemuka pendapat. Artinya dari media
massa sampai pada pemuka pendapat kemudian baru para
pemuka inilah yang meneruskannya kepada komunikan yang
dimaksud oleh media massa tadi. Di sini sering terjadi erosi
dari pada volume informasi atau juga dapat terjadi
penambahan volume informasi dari yang sebenarnya oleh para
pemuka pendapat.
25
d. Model komunikasi tahap ganda.
Model ini beranggapan bahwa media massa tidak selalu
langsung menuju atau sampai pada komunikannya yang dituju
dan
juga
tidak
selalu
harus
melalui
pemuka
pendapat.(1993:22)
Pernyataan di atas menunjukan bahwa komunikasi massa adalah jenis
komunikasi yang diajukan kepada sejumlah kepada khalayak yang terbesar,
heterogen dan anonym melalui media cetak maupun elektronik sehingga
pesan yang sama dapat diterima secara serentak atau sesaat.
Berikut adalah bagan yang menggambarkan model komunikasi ini:
GAMBAR 2.1
Media massa
Pemuka pendapat
Masyarakat
Sumber : H.A.W Widjaja, Tahun 2001
TAHUN1993
Berbagai pengertian komunikasi yang dipaparkan oleh pakar komunikasi
bisa disimpulkan bahwa model komunikasi massa dibuat dan dikembangkan
secara berbeda satu sama lain.
26
2.2 Media Massa
Pusat dari studi mengenai komunikasi massa adalah media. Media adalah
organisasi yang menyebarkan informasi yang berupa produk budaya atau pesan
yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Media juga
diartikan alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan,
meneruskan atau menyebarkan pesannya agar dapat sampai kepada komunikan
(khalayak).
Media massa menurut Kuswandi di dalam buku, Komunikasi Massa
Sebuah Analisis Media Televisi adalah:
“Sarana komunikasi dalam kehidupan manusia yang
memunyai kemampuan untuk mengungkapkan aspirasi
antar manusia secara universal berbagai isi pesan.” (1996
:110)
Cangara menjelaskan tentang definisi media massa dalam karyanya,
Pengantar Ilmu Komunikasi, yakni :
“Media massa adalah alat yang di gunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
(penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, televisi, radio dan film.”
(1998:122).
Media tersebut sangatlah banyak ragam dan bentuknya. Media massa
terbagi menjadi dua seperti yang dikatakan Kuswandi di dalam buku,
Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi:
1. Media massa cetak : surat kabar, majalah, dll.
2. Media elektronik : radio, televisi, film (1996: 98).
27
Ada beberapa unsur penting dalam media massa yang dikatakan di buku
Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi yakni:
1.
2.
3.
4.
5.
Adanya sumber informasi
Isi pesan (informasi)
Saluran informasi (media)
Khalayak sasaran (masyarakat)
Umpan balik khalayak sasaran (1996: 98).
Penjelasan di atas sudah jelas bahwa media massa berfungsi sebagai
media informasi, mendidik, menghibur, serta mempengaruhi khalayak dalam
berbagai kehidupan sehari-hari masyarakat.
2.2.1 Efek Pesan Komunikasi Massa
Pesan pada komunikasi massa sudah pasti mempunyai efek yang sangat
signifikan pada masyarakat luas. Beberapa efek pesan komunikasi massa menurut
Ardianto dalam bukunya Komunikasi Massa Suatu Pengantar adalah :
a. Efek Kognitif
b. Efek Afektif
c. Efek Behavorial (2007: 52-57)
a. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang
bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi
yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media
28
massa, kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum
pernah kita kunjungi secara langsung.[2]
Seseorang mendapatkan informasi dari televisi, bahwa “Robot Gedek” mampu
melakukan sodomi dengan anak laki-laki di bawah umur. Penonton televisi, yang
asalnya tidak tahu menjadi tahu tentang peristiwa tersebut. Di sini pesan yang
disampaikan oleh komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata
lain, tujuan komunikator hanya berkisar pada upaya untuk memberitahu saja.
Menurut Mc. Luhan[3], media massa adalah perpanjangan alat indera kita
(sense extention theory; teori perpanjangan alat indera)[4]. Dengan media massa
kita memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah
kita lihat atau belum pernah kita kunjungi secara langsung. Realitas yang
ditampilkan oleh media massa adalah relaitas yang sudah diseleksi. Kita
cenderung memperoleh informasi tersebut semata-mata berdasarkan pada apa
yang dilaporkan media massa. Televisi sering menyajikan adegan kekerasan,
penonton televisi cenderung memandang dunia ini lebih keras, lebih tidak aman
dan lebih mengerikan.
Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, maka sudah tentu
media massa akan mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan sosial
yang bias dan timpang. Oleh karena itu, muncullah apa yang disebut stereotip,
yaitu gambaran umum tentang individu, kelompok, profesi atau masyarakat yang
tidak berubah-ubah, bersifat klise dan seringkali timpang dan tidak benar. Sebagai
contoh, dalam film India, wanita sering ditampilkan sebagai makhluk yang
cengeng, senang kemewahan dan seringkali cerewet.[5] Penampilan seperti itu,
bila dilakukan terus menerus, akan menciptakan stereotipe pada diri khalayak
Komunikasi Massa tentang orang, objek atau lembaga. Di sini sudah mulai terasa
bahayanya media massa. Pengaruh media massa lebih kuat lagi, karena pada
29
masyarakat modern orang memperoleh banyak informasi tentang dunia dari media
massa.
Sementara itu, citra terhadap seseorang, misalnya, akan terbentuk (pula) oleh
peranagenda setting (penentuan/pengaturan agenda). Teori ini dimulai dengan
suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel, atau tulisan yang akan
disiarkannya.[6]Biasanya, surat kabar mengatur berita mana yang lebih
diprioritaskan. Ini adalah rencana mereka yang dipengaruhi suasana yang sedang
hangat berlangsung. Sebagai contoh, bila satu setengah halaman di Media
Indonesia memberitakan pelaksanaan Rapat Pimpinan Nasional Partai Golkar,
berarti wartawan dan pihak redaksi harian itu sedang mengatur kita untuk
mencitrakan sebuah informasi penting. Sebaliknya bila di halaman selanjutnya di
harian yang sama, terdapat berita kunjungan Megawati Soekarno Putri ke
beberapa daerah, diletakkan di pojok kiri paling bawah, dan itu pun beritanya
hanya terdiri dari tiga paragraf. Berarti, ini adalah agenda setting dari media
tersebut bahwa berita ini seakan tidak penting. Mau tidak mau, pencitraan dan
sumber informasi kita dipengaruhiagenda setting.
Media massa tidak memberikan efek kognitif semata, namun ia memberikan
manfaat yang dikehendaki masyarakat. Inilah efek prososial. Bila televisi
menyebabkan kita lebih mengerti bahasa Indonesia yang baik dan benar, televisi
telah menimbulkan efek prososial kognitif. Bila majalah menyajikan penderitaan
rakyat miskin di pedesaan, dan hati kita tergerak untuk menolong mereka, media
massa telah menghasilkan efek prososial afektif. Bila surat kabar membuka
dompet bencana alam, menghimbau kita untuk menyumbang, lalu kita
mengirimkan wesel pos (atau, sekarang dengan cara transfer via rekening bank)
ke surat kabar, maka terjadilah efek prososial behavioral.[7]
30
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi
massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu
tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang
diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya[8]. Sebagai contoh, setelah
kita mendengar atau membaca informasi artis kawakan Roy Marten dipenjara
karena kasus penyalah-gunaan narkoba, maka dalam diri kita akan muncul
perasaan jengkel, iba, kasihan, atau bisa jadi, senang. Perasaan sebel, jengkel atau
marah daat diartikan sebagai perasaan kesal terhadap perbuatan Roy Marten.
Sedangkan perasaan senang adalah perasaan lega dari para pembenci artis dan
kehidupan hura-hura yang senang atas tertangkapnya para public figure yang
cenderung hidup hura-hura. Adapun rasa iba atau kasihan dapat juga diartikan
sebagai keheranan khalayak mengapa dia melakukan perbuatan tersebut.
Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya efek afektif dari
komunikasi massa.
1. Suasana emosional
Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa respons kita terhadap
sebuah film, iklan, ataupun sebuah informasi, akan dipengaruhi oleh
suasana emosional kita. Film sedih akan sangat mengharukan apabila kita
menontonnya dalam keadaan sedang mengalami kekecewaan. Adeganadegan lucu akan menyebabkan kita tertawa terbahak-bahak bila kita
menontonnya setelah mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.
31
1. Skema kognitif
Skema kognitif merupakan naskah yang ada dalam pikiran kita yang
menjelaskan tentang alur eristiwa. Kita tahu bahwa dalam sebuah
film action, yang mempunyai lakon atau aktor/aktris yang sering muncul,
pada akahirnya akan menang. Oleh karena itu kita tidak terlalu cemas
ketika sang pahlawan jatuh dari jurang. Kita menduga, asti akan tertolong
juga.
Situasi terpaan (setting of exposure)
Kita akan sangat ketakutan menonton film Sus ter Ngesot, misalnya, atau film
horror lainnya, bila kita menontontonnya sendirian di rumah tua, ketika hujan labt,
dan tiang-tiang rumah berderik. Beberpa penelitian menunjukkan bahwa anakanak lebih ketakutan menonton televisi dalam keadaan sendirian atau di tempat
gelap. Begitu pula reaksi orang lain pada saat menonton akan mempengaruhi
emosi kita pada waktu memberikan respons.
1. Faktor predisposisi individual
Faktor ini menunjukkan sejauh mana orang merasa terlibat dengan tokoh yang
ditampilkan dalam media massa. Dengan identifikasi penontotn, pembaca, atau
pendengar, menempatkan dirinya dalam posisi tokoh. Ia merasakan apa yang
dirasakan toko. Karena itu, ketika tokoh identifikasi (disebut identifikan) itu
kalah, ia juga kecewa; ketika ientifikan berhasil, ia gembira.
32
c. Efek Behavioral
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam
bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau
film akan menyebabkan orang menjadi beringas. Program acara memasak
bersama Rudi Khaeruddin, misalnya, akan menyebabkan para ibu rumah tangga
mengikuti resep-resep baru. Bahkan, kita pernah mendengar kabar seorang anak
sekolah dasar yang mencontoh adegan gulat dari acara SmackDown yang
mengakibatkan satu orang tewas akibat adegan gulat tersebut. Namun, dari semua
informasi dari berbagai media tersebut tidak mempunyai efek yang sama.
Radio, televisi atau film di berbagai negara telah digunakan sebagai media
pendidikan. Sebagian laporan telah menunjukkan manfaat nyata dari siaran radio,
televisi dan pemutaran film.[9] Sebagian lagi melaporkan kegagalan. Misalnya,
ketika terdapat tayangan kriminal pada program “Buser” di SCTV menayangkan
informasi: anak SD yang melakukan bunuh diri karena tidak diberi jajan oleh
orang tuanya. Sikap yang diharapkan dari berita kriminal itu ialah, agar orang tua
tidak semena-mena terhadap anaknya[10], namun apa yang didapat, keesokan atau
lusanya, dilaporkan terdapat berbagai tindakan sama yang dilakukan anak-anak
SD. Inilah yang dimaksud perbedaan efek behavior. Tidak semua berita, misalnya,
akan mengalami keberhasilan yang merubah khalayak menjadi lebih baik, namun
pula bisa mengakibatkan kegagalan yang berakhir pada tindakan lebih buruk.
Mengapa terjadi efek yang berbeda? Belajar dari media massa memang tidak
bergantung hanya ada unsur stimuli dalam media massa saja. Kita memerlukan
teori psikologi yang menjelaskan peristiwa belajar semacam ini. Teori psikolog
yang dapat mnejelaskan efek prososial adalah teori belajar sosial dari Bandura.
Menurutnya, kita belajar bukan saja dari pengelaman langsung, tetapi dari
peniruan atau peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor
33
kognitif dan lingkungan. Artinya, kita mampu memiliki keterampila tertentu, bila
terdapat jalinan positif antara stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.
Bandura
menjelaskan
proses
belajar
sosial
dalam
empat
tahapan
proses: proses perhatian, proses pengingatan (retention), proses reproduksi
motoris, dan proses motivasional.
Permulaan proses belajar ialah munculnya peristiwa yang dapat diamati secara
langsung atau tidak langsung oleh seseorang. Peristiwa ini dapat berupa tindakan
tertentu (misalnya menolong orang tenggelam) atau gambaran pola pemikiran,
yang disebut Bandura sebagai “abstract modeling” (misalnya sikap, nilai, atau
persepsi realitas sosial). Kita mengamati peristiwa tersebut dari orang-orang
sekita kita.bila peristiwa itu sudah dianati, terjadilah tahap pertama belajar sosial:
perhatian. Kita baru pata mempelajari sesuatu bila kita memperhatikannya. Setiap
saat kita menyaksikan berbagai peristiwa yang dapat kita teladani, namun tidak
semua peristiwa itu kita perhatikan.
Perhatian saja tidak cukup menghasilkan efek prososial. Khalayak harus
sanggup menyimpan hasil pengamatannya dalam benak benaknya dan
memanggilnya kembali ketika mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang
diberikan. Untuk mengingat, peristiwa yang diamati harus direkam dalam
bentuk imaginal dan verbal. Yang pertama disebut visual imagination, yaitu
gambaran mental tentang peristiwa yang kita amati dan menyimpan gambaran itu
pada memori kita. Yang kedua menunjukkan representasi dalam bentuk bahasa.
Menurut Bandura, agar peristiwa itu dapat diteladani, kita bukan saja harus
merekamnya dalam memori, tetapi juga harus membayangkan secara mental
bagaimana
kita
dapat
menjalankan
tindakan
yang
kita
teladani.
Memvisualisasikan diri kita sedang melakukan sesuatu disebut seabagi
“rehearsal”.
34
Selanjutnya, proses reroduksi artinya menghasilkan kembali perilaku atau
tindakan yang kita amati. Tetapi apakah kita betul-betul melaksanakan perilaku
teladan itu bergantung pada motivasi? Motivasi bergantung ada peneguhan. Ada
tiga macam peneguhan yang mendorong kita bertindak: peneguhan eksternal,
peneguhan gantian (vicarious reinforcement), dan peneguhan diri (self
reinforcement). Pelajaran bahasa Indonesia yang baik dan benar telah kita simpan
dalam memori kita. Kita bermaksud mempraktekkannya dalam percakapan
dengan kawan kita. Kita akan melakukan hanya apabila kita mengetahui orang
lain tidak akan mencemoohkan kitam atau bila kita yakin orang lain akan
menghargai tindakan kita. Ini yang disebut peneguhan eksternal. Jadi, kampanye
bahasa Indoensia dalam TVRI dan surat kabar berhasil, bila ada iklim yang
mendorong penggunaan bahasa Indoensia yang baik dan benar.
Kita juga akan terdorong melakukan perilaku teladan baik kita melihat orang
lain yang berbuat sama mendapat ganjaran karena perbuatannya. Secara teoritis,
agak sukar orang meniru bahasa Indonesia yang benar bila pejabat-pejabat yang
memiliki reutasi tinggi justru berbahasa Indonesia yang salah. Kita memerlukan
peneguhan gantian. Walaupun kita tidak mendaat ganjaran (pujian, penghargaan,
status, dn sebagainya), tetapi melihat orang lain mendapat ganjaran karena
perbuatan yang ingin kita teladani membantu terjadinya reproduksi motor.
Akhirnya tindakan teladan akan kita lakukan bila diri kita sendiri mendorong
tindakan itu. Dorongan dari diri sendiri itu mungkin timbul dari perasaan puas,
senang, atau dipenuhinya citra diri yang ideal. Kita akan mengikuti anjuran
berbahasa Indonesia yang benar bila kita yakin bahwa dengan cara itu kita
memberikan kontribusi bagi kelestarian bahasa Indonesia.
Efek kognirtif yaitu efek yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informatif bagi dirinya. Efek afektif ini berpengaruh lebih tinggi dari efek
35
kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu
khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharpakan dapat
merasakn perasaan ibu, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya. Efek
behavorial merupakan akibatr yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
perlaku, tindakan atau kegiatan.
2.2.2 Film Sebagai Media Massa
Budiono dalam Menafsir Buruan Cium Gue mengemukakan :
Film adalah mredia komunikasi seseorang atau sekelompok
orng yang bermaksud menyampaikan pesan dan makna
tertentu kepada para penonton melalui rrangkaian gambar
atau dasar skenario (2004:21)
Film sebagai media massa yang merupakan sebuah bentuk seni selain
bertujuan untuk dinikmati, juga merupakan media yang efektif penyadaran
terhadap masyarakat. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen
sosial, hingga membuat para ahli sepakat bahwa film memiliki potensi untuk
mempengaruhi penontonnya. Sejak itu, merebahkan berbagai penelitian yang
melihat dampak film terhadap masyarakat.
Film umumnya dibangun dengan banyak tanda. Tanda-tanda itu termasuk
berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik dalam upaya mencapai efek
yang diharpkan. Sobur dalam Semiotika Komunikasi berpendapat :
36
Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara ;
kata yang diucapkan (ditambah denga suara-suara lain yang
mengiri gambar-gambar) dan musik fil (2009:127-128)
Film merupakan suatu makna, sedang gambar merupakan bahasanya.
Bahasa merupakan suatu sistem yang sistematis dan sistemis. Dalam bahasa
terdapat subsitem-fonologi, gramatika, dan leksikon-dunia bunyi dan dunia makna
yang bertemu dan membentuk struktur. Di antara keduanya itu terdapatlah
konteks yang mempengaruhi keserasian sistem suatu bahasa. Konteks yaitu unsur
d luar bahasa yang kemudian dikaji dalam pragmatik ini.
Film sementara itu adalah merupakan suarty media komunikasi massa
yang digunakan bukan hanya sekedar sarana hiburan saja, melainkan dapat juga
digunakan sebagai sarana penerangan dan pendidikan. Seperti yang diungkapkan
Effendy dalam Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi :
Film juga banyak digunakan sebagai alat bantu untuk
memberikan suatu penjelasan, baik dari gambar maupun
suaranya, ataupun dalam segi atur ceritanya. (2003:209)
Film merupakan suatu makna, sebagai alat bantu untuk memberikan suatu
penjelasan, sedang gambar merupakan bahasanya. Bahasa merupakan suatu
sistem yang sistematis dan sistemis.
2.3 Pengertian Film
Film merupakan bagaian dari kehidupan modern. Oleh karena itu, film
tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Film merupakan
37
seni mutakhir di abad ke-20. Ia dapat menghibur, mendidik, melibatkan perasaan,
merangsang pemikiran, dan memberikan dorongan. Seperti yang diungkapkan
Sumarno dalam Dasar-Dasar Apresiasi Film :
Film dan pendekatan yang serius terhadapnya, seperti studi
sastra, musik, teater, dapat menyambung pengalaman dan
nilai-nilai kemanusiaan.(1996:85)
Film, sinema, movie atau gambar bergerak (dalam bahasa inggris disebut
motion picture) adalah serangkain gambar-gambar yang diproyeksikam pada
sebuah layar agar tercapai ilusi (tipuan) gerak yang hidup.
Pengertian film kini juga diartikan sebagai sebuah genre (cabang) dalam
kesenian. Sama seperti seni tari, seni musik, film juga diaggap merupakam salah
satu seni. Karena didalam sebuah film atau rekaman gambar bergerak, kita dapat
menemukan berbagai jenis seni yang direkam. Contoh dalam fil ada seni artistik,
dimana pengambilan gambarnya harus indah, bagus dan enak dipandang. Seni
musik juga menjadi hal yang erat dalam film. Sebuah film tanpa seni musik hanya
akan menjadi film yang hambar. Seni peran atau akting juga sangat dituntut dalam
sebuah film.
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan
suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu.
(Effendy, 1986: 134). Pesan film pada komunikasi massa dapat berbentuk apa saja
tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi, umumnya sebuah film dapat
mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan, hiburan dan informasi.
Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme lambang – lambang yang ada
pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan
sebagainya.
38
Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh terhadap massa yang
menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual, yaitu gambar dan suara
yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu bercerita banyak dalam
waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan dapat menembus
ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan dapat
mempengaruhi audiens.
Dewasa ini terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya berbedabeda, semua film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik
perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Selain itu,
film dapat dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik
yang seluas-luasnya.
Pada dasarnya film dapat dikelompokan ke dalam dua pembagian dasar, yaitu
kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi film
fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita
yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita
bersifat komersial, artinya dipertunjukan di bioskop dengan harga karcis tertentu
atau diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita
adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu merekam
kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan. (Sumarno, 1996:10).
Dalam perkembangannya, film cerita dan non cerita saling mempengaruhi dan
melahirkan berbagai jenis film yang memiliki ciri, gaya dan corak masing-masing.
Seperti halnya dengan film Pendekar Awan dan Angin yang saat ini dibahas
penulis, film ini termasuk film cerita karena ceritanya dikarang yang
dipertunjukan ditelevisi dengan dukungan iklan.
39
Film cerita agar tetap diminati penonton harus tanggap terhadap perkembangan
zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya yang profesional
dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga penonton tidak
merasa dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan seolah-olah justru penonton
yang menjadi aktor/aktris di film tersebut.
Dalam pembuatan film cerita diperlukan proses pemikiran dan proses teknis, yaitu
berupa pencarian ide, gagasan atau cerita yang digarap, sedangkan proses teknis
berupa keterampilan artistik untuk mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita
menjadi film yang siap ditonton.
Jenis-jenis Film
# Film Horor
Film jenis ini biasanya bercerita tentang hal-hal mistis , supranatural,
berhubungan dengan kematian, atau hal-hal di luar nalar yang lain. Film horor ini
memang dibuat menyeramkan agar pentonton ketakutan dan merasa ngeri.
# Film Drama
Film dengan kategori ini termasuk lebih ringan dibanding dengan film horor.
Umumnya bercerita tentang suatu konflik kehidupan. Macam- macam film drama
bisa kita kategorikan sesuai dengan tema atau ide ceritanya.
# Film Romantis
Film yang berkisah tentang konflik percintaan antar manusia. Contohnya adalah
Romeo and Juliet (1968).
40
# Film Drama Keluarga (Family)
Film ini umumnya memiliki kisah yang cukup ringan, ide cerita dan konfliknya
mudah diselesaikan. Film jenis ini juga cocok untuk ditonton anak kecil.
# Film Kolosal
Kolosal sendiri berarti luar biasa besar. Film jenis ini umumnya diproduksi
dengan dana yang sangat banyak dan melibatkan banyak sekali pemain, mulai dari
pemeran utama sampai figuran. Biasanya, film kolosal hampir selalu bertema
sejarah atau zaman kuno yang menampilkan adegan peperangan besar-besaran.
Contohnya adalah Gladiator (2000) dan The Last Samurai (2003).
# Film Thriller
Tak sedikit yang mengkategorikan film thriller sebagai film horor, hal ini
mungkin dikarenakan film thriller sama-sama membuat jantung berdebar seperti
saat menonton film horor. Bedanya, film thriller tidak berkisah tentang sesuatu
yang mistik atau supranatural yang menjadi ciri khas film horor. Film thriller
sendiri dapat diartikan sebagai film yang mendebarkan. Macam-macam film
thriller yang banyak beredar biasanya berkisah tentang petualangan hidup
seseorang atau pengalaman buruk tertentu yang kadang berkaitan dengan
pembunuhan.
# Film Fantasi
Tema atau konflik dari film jenis ini tak terlalu berbeda dengan jenis film yang
lain. Yang paling membedakan film fantasi dengan film lain adalah setting atau
latar belakang serta karakter tokoh unik, yang tidak ada di dunia nyata. Setting
waktu film fantasi biasanya masa lampau atau masa depan, tapi ada juga yang
bersetting masa sekarang. Contohnya adalah Harry Potter yang populer.
41
# Film Komedi
Sama seperti film fantasi, inti film komedi bisa sama dengan jenis film lain. Yang
berbeda adalah adanya unsur komedi atau kelucuan yang bisa membuat penonton
tertawa.
# Film Misteri
Film misteri adalah film yang mengandung unsur teka-teki. Film jenis ini cukup
banyak peminatnya karena alur film yang tidak mudah untuk ditebak. Para
penonton pun dipastikan betah mengikuti cerita karena jawaban teka-teki akan
disuguhkan di akhir film.
# Film Action/Laga
Seperti namanya, film ini mengandung aksi-aksi yang menegangkan. Biasanya
ada banyak adegan perkelahian, saling kejar-kejaran, atau aksi menggunakan
senjata api.
# Sci Fi ( Science Fiction )
Sebenarnya Sci-Fi mencakup tema- tema yang luas dan mempunyai subgenresubgenre yang mengakibatkan sulit untuk didefinisikan secara jelas. Sci-Fi sendiri
adalah salah satu genre dari cerita fiksi (fiction) yang mempunyai ciri khusus
yaitu elemen imajinasinya berkaitan erat dan mempunyai kemungkinan untuk
dijelaskan menggunakan science atau kemajuan teknologi yag berdasarkan pada
hukum alam yang dituangkan pada postulat-postulat science.
Film Animasi / Kartun : Film kartun dalam sinematografi dikategorikan sebagai
bagian yang integral film yang memiliki ciri dan bentuk khusus. Film secara
umum merupakan serangkaian gambar yang diambil dari obyek yang bergerak.
42
Gambar obyek tersebut kemudian diproyeksikan ke sebuah layar dan memutarnya
dalam kecepatan tertentu sehingga menghasilkan gambar hidup. Film kartun
dalam sinematografi adalah film yang pada awalnya dibuat dari tangan dan berupa
ilustrasi di mana semua gambarnya saling berkesinambungan.
Film Pendek : Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit. Di banyak
negara seperti Jerman, Australia, Kanada, Amerika Serikat, dan juga Indonesia,
film cerita pendek dijadikan laboratorium eksperimen dan batu loncatan bagi
seseorang / sekelompok orang untuk kemudian memproduksi film cerita panjang.
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh para mahasiswa jurusan film atau
orang/kelompok yang menyukai dunia film dan ingin berlatih membuat film
dengan baik. Sekalipun demikian, ada juga yang memang mengkhususkan diri
untuk memproduksi film pendek, umumnya hasil produksi ini dipasok ke rumahrumah produksi atau saluran televisi.
2.3.1 Jenis-Jenis Film
Effendy, dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi
mengemukaan dilm terdiri dari jenis-jenis berikut:
a.
b.
c.
d.
Film Cerita (Story Film)
Film Berita (news reef)
Film Dokumenter (Documentary)
Film Kartun (Cartoon Movie). (2003:210-215)
Film cerita adalah jenis film yang mengandung suatu cerita, yaitu yang
lazim dipertunjukan di gedung-gedung bioskop dengan para bintang film yang
tenar. Film cerita adalah film yang menyajikan kepada publik sebuah cerita,
43
sebagai cerita harus mengangandung unsur-unsur yang dapat menyentuh rasa
manusia. Film berita atau new rreel adalah film mengenai fakta peristiwa yang
benar-benar terjadi. Film dokumenter biasanya diputar di kampus-kampus,
sekolah, ruang-ruang pertemuan pabrik-pabrik dan bangsal-bangsal lainnya.
Tetapi dengan adanya televisi dan televisi kabel film dokumenter yang hanya bisa
di lihat oleh publik terbatas kini bisa di tonton oleh banyak orang.
2.3.2 Unsur-unsur Film
Unsur-unsur film yang dihasilkan seorang tenaga kreatif hendaknya dilihat
keterikatannya dengan unsur-unsur film yang lain. Namun, masing-masing unsur
film memang bisa dinilai secara terpisah-pisah. Hal ini biasa ditemukan dalam
ajang penghargaan atau festival film. Berikut adalah unsur-unsur film (Sumarno
dalam Dasar-Dasar Apresiasi Film) :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Sutradara
Penulis Skenario
Juru Kamera (Cameramen)
Penata Artistik
Penata Suara
Penata Musik
Pemeran (1996:31-84)
Sutradara mempunya tanggung jawab dalam aspek kreatif dan artistik,
baik intepretasi maupun teknis, dari sebuah produksi film. Dalam praktis
kerjanya, sutradara melaksanakan apa yang disebut dalam bahasa prancis mise en
scene, yang diterjemahkan menjadi menata dalam adegan.
44
Penulis skenario merupakan proses bertahap yang bermula dengan ide
orisinil dan berdasarkan ide tertulis yang lain. Misalnya dari cerita pendek, cerita
berdasarkan kisah nyata, naskah drama, dan novel. Tugas penulis skenario sendiri
adalah membangun jalan cerita yang baik dan logis. Pengembangan gagasan(ide)
tertuang jelas melalui jalan cerita dan perwatakan tokoh-tokohnya.
Juru kamera bekerjasama dengan sutradara dalam kerja di lapangan, untuk
menenrtukan jenis-jenis shot (pengambilan gambar). Disamping itu, ia
bertanggung jawab memeriksa hasil syuting dan menjadi pengawas pada proses
akhir film di labolaturium agar mendapatkan hasil akhir yang bagus.
Editor bertugas menyusun hasil syuting hingga membentuki suatu
kesatuan cerita. Ia bekerja dibawah pengawasan sutradara tanpa mematikan
kreatifitasnya. Tugas editor sangat penting dalam hasil akhir sebuah produksi
film.
Tata artistik berarti penyusun segala sesuatu yang melatarbelakangi cerita
film, yakni menyangkurt pemikiran tentang setting (tempat dan waktu
berlangsungnya cerita film).
Seorang penata suara akan mengolah materi suara dari berbagai sistem
rekaman. Proses rekaman suatu pada film, sma pentingnya pada saat pengeditan
atau prnyuntingan.
45
Musik menjadi sangat penting dalam dunia perfilman sekarang, hampir
semua jenis film menggunakan musik sebagai salah satu instrumen produksinya.
Musik bukan hanya menjadi latar belakang dari sebuah film tapi juga membangun
emosi penonton dan memperkaya keindahan suatu film. Tugas penata musiknya
untuk mencari dan menggabungkan suatu scene film dengan musik yang pas
melatar-belakanginya.
Pemeran film menjadi sosok yang menjadi ujung tombak dalam sebuah
produksi film. Betapa tidak, hasil kerja dari semua pekerja film akan menjadi
taruhan dalam akting seorang pemeran film. Karena itulah penampilan aktor dan
aktris gemerlapan, gaya hidup mereka menyemarakan dunia produksi film.
Kehidupan mereka disekspos banyak media untuk diberitakan ke khalayak luas.
2.4 Semiotika
Semiotika berasal dari kata Yunani, yaitu: semeion yang berarti tanda.
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk menguji tanda. Tandatanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan
didunia ini. Penjelajahan semiotika sebagai metode kajian ke dalam berbagai
cabang keilmuan ini dimungkinkan karena ada kecenderungan untuk memandang
berbagai wacana sosial sebagai fenomena bahasa. Dengan kata lain, bahasa
dijadikan model dalam berbagai wacana sosial. Berdasarkan pandangan
semiotika, bila seluruh praktek sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa,
46
maka semuanya dapat juga dipandang sebagai tanda. Hal ini dimungkinkan
karena luasnya pengertian tanda itu sendiri.
Littlejohn yang dikutip Sobur dalam bukanya Semiotika Komunikasi
bahwa Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi. (2009:15)
Barthes yang dikutip Sobur
dalam buku Semiotika Komunikasi
menyatakan bahwa :
Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk
mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita
pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di
tengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia.
Semiotika, atau dalam istilah semiologi, pada dasrnya
hendak mempelajari bagaimana kemanusian (humanity)
memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal
ini tidak dapat dicampurkan dengan mengkomunikasikan
(to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek itu
hendak membawa informasi, dalam hal mana objek-objek
itu herndak berkomunikasi, tetapi juga mengkonsitusi
sistem tersebut dari tanda (2009:15)
Dengan tanda-tanda kita mencari keterarturan ditengah-tengah dunia, dari
definisi ini bahwa bagaimana manusia bisa memakai tanda tersebut tanpa harus
dicampuradukan dalam hal lain, karena tanda-tanda tersebut juga dapat membawa
informasi tersendiri.
Barger menjelaskan tentang semiotika yang dikutip oleh Sobur dalam
bukunya Semiotika Komunikasi bahwa:
Semiotika menaruh perhatian pada apa pun yang dapat
dinyatakan sebagai tanda. Sebuah tanda adalah semua hal
yang dapat diambil sebagai penanda yang mempunya arti
47
penting untuk menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu
yang lain tersebut tidak perlu harus ada, atau tanda itu
secara nyata ada di suatu tempat pada suatu waktu tertentu.
Dengan begitu, semiotika pada prinsipnya adalah sebuah
disiplin yang mempelajari apa pun yang bisa digunakan
untuk menyatakan sesuatu kebohongan. Jika sesuatu
tersebuttidak dapat digunakan untuk mengatakan sesuatu
kebohongan, sebaiknya tidak bisa digunakan untuk
mengatakan kebenaran. (2009:18)
Teori Semiotika ini dikemukaan oleh Ferdinand De Saussure (18571913).
Dalam teori ini semiotika dibagi menjadi dua bagaian
(dikotomi) yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified).
Penanda dilihat sebagai bentuk atau wujud fisik dapat
dikenal melalui wujud karya arsitektur, sedang petanda
dilihat sebagai makna yang terungkap melalui konsep,
fungsi dan/atau nilai-nilai yang terkandung didalam karya
arsitektur. Eksistensi semiotika Saussure adalah relasi
antara penanda dan petanda brdasarkan konvensi, biasa
disebut dengan signifikasi. Semiotika signifikasi adalah
sistem tanda yang berdasarkan aturan atau konvensi
tertentu. Kesepakatan sosisal diperlukan untruk dapat
memaknai tanda tersebut.
Dari pengertian diatas bahwa sebuah penanda dan petanda itu sangat
berkaitan satu sama lain yang tidak dapat dipisahkan, karena petanda merupakan
arti dari sebuah penanda. Dan suatu kesepakatan yang sudah dimaknai secara
umum itu merupakan arti bagi semuanya dengan aturan yang telah disepakati
bersama.
48
2.5 Konstruksi Realitas Sosial
Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality)
didefinisikan sebagai prosesn sosial melalui tindakan dzn interaksi dimana
individu menciptakan secara terus-menerus suartu realitas yang dimiliki dan
dialami bersama secara subyektif.
Hal terpenting dalam objektivasi adalah pembuatan signifikasi, yaitu
pembuatan tanda-tanda oleh manusia. Berger dan luckman mengatakn bahwa,
sebuah tanda (sign) dapat dibedakan dari objektivasi-objektivasi lainnya, karena
tujuannya yang eksplisit untuk digunakan sebagai isyarat atau bagi pemaknaan
subjektif, maka objektivasi juga dapat digunakan sebagai tanda, meskipun semula
tidak dibuat untuk maksud itu.
Sebauh wilayah penanda (signifikasi) menjebatani wilayah-wilayah
kenyataan, dapat didefinisika sebagai sebauah simbol dan modus linguistik,
dengan apa trensedensi seperti itu dicapai, dapat juga dinamakan bahasa simbol.
Kemudian pada tingkat simbolosme, signifikasi, linguistik, terlepas secara
maksimal dari “disini dan sekarang” dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
bahasa memegang peranan penting dalam objektivasi terhadap tanda-tanda dan
bahkan tidak saja dapat memasuki wilayah de facto, melainkan juga a priory yang
berdasarkan kenyataan lain, tidak dapat dimasuki dalam pengalaman sehari-hari.
Barger dan Luckman dalam bukunya Tafsir Sosial Atas Kenyatan
mengatakan :
49
Insitusi masyarakat tercipta dan dipertahankan atau diubah
melalui tindakan dan interaksi manusia. Meskipun
masyarakat dan insitusi sosial terlihat nyata secara obyektif
namun pada kenyataan semuanya dibangun dalam definisi
subjektif melalui proses interaksi. (1990:50)
Objektivitas baru bisa terjadi melalui penegasan berulang-ulang yang
diberikan oleh orang lain yang memiliki definisi subjektif yang sama. Paada
tingkat generalitas yang paling tinggi, manusia menciptakan dunia dalam makna
simbolis yang universal, yaitu panangan hidupnya yang menyeluruh, yang
memberi legitimasa dan mengatur benrtuk-bentuk sosial serta memberi makna
pada berbagai bidang kehidupannya.
Proses kontruksinya, jika dilihart dari perspektif teori Berger dan Luckman
berlangsung melalui interaksi sosial yang dialektis dari tiga benruk realitas yang
menjadi entry concept, yakni subjective reality, symbolic reality dan objective
reality. Selain itu juga berlangsung dalam suatu proses dengan tiga momen
simultan, ekternalisasi, objektifikasi dan internalisasi.
a. Objective reality, merupakan suatu kompleksitas definisi
realitas ( trmasuk ideologi dan keyakinan ) serta rutinitas
tindakan dan tingkah laku yang telah mapan terpola,
yang kesemuanya dihayati oleh individu secara umum
sebagai fakta.
b. Symbolic reality, merupan semua ekpresi simbolik dari
apa yang dihayasti sebagai “objective reality” misalnya
teks produk indutri media, seperti berita di media cetak
atau elektronika, begitupun yang ada di film-film.
c. Subjective reality, merupakan konstruksi definisi realitas
yang dimiliki individu dan dikontruksi melalui proses
internalisasi.
50
Realitas subjektif yang dimiliki masing-masing individu merupakan basis
untuk melibatkan diri dalam proses ekternalisasi, atau proses interaksi sosial
dalam individu lain dalam sebuah struktur sosial. Melalui proses ekternalisasi
itulah individu secara kolektif berpotensi melakukan objektifikasi, memunculkan
sebauh konstruksi objective reality yang baru.
Download