kriteria perangkat daerah

advertisement
IMPLEMENTASI
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG
PERANGKAT DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DIREKTORAT FASILITASI KELEMBAGAAN & KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH
DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH
2016
BIODATA




Nama
NIP.
Pangkat/Gol. Ruang
Jabatan
:
:
:
:







Unit Kerja
Instansi
Alamat Kantor
No. Handphone
Alamat email
Pendidikan
NPWP
:
:
:
:
:
:
:
ABAS SUPRIYADI, S.Sos, MAP
19741223 199603 1 001
Penata Tk. I (III/d)
Kasi Wil. IIA, Dit. Fasilitasi Kelembagaan
dan Kepegawaian Perangkat Daerah
Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
Kementerian Dalam Negeri
Jl. Medan Merdeka Utara No. 7 Jakarta
081316547626
[email protected]
S-2 STIA LAN JAKARTA
47.327.999.0-005.000
KEBIJAKAN
PENATAAN PERANGKAT DAERAH
Membentuk
Organisasi
Perangkat
Daerah yang “TEPAT FUNGSI dan
TEPAT UKURAN” sesuai dengan
ruang lingkup penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi wewenang
daerah.
(1)
DEBIROKRATISASI
 Pelaksanaan fungsi manajemen
dalam
penyelenggaraan suatu
urusan pemerintahan disatukan
dalam Organisasi
Perangkat
Daerah (seperti fungsi penyuluhan
disatukan
dalam
organisasi
perangkat
daerah
yang
menyelenggarakan
urusan
pertanian)

(2)
MENINGKATKAN
BELANJA PUBLIK
PADA APBD
Penataan kembali
Organisasi
Perangkat Daerah, akan mengurangi
j u m l a h j a b a t a n struktural, tanpa
mengurangi jumlah pegawai.
Hal ini akan berimplikasi terhadap
“Pengurangan Belanja Pegawai” d a n
“P e n i n g k a t a n Belanja Publik”
(termasuk Belanja Modal) dalam
APBD.

Diharapkan akan terjadi
efisiensi
Belanja Pegawai sebesar 25% dari
total Belanja Pegawai saat ini
(rata-rata nasional rasio Belanja
Pegawai di Kab/Kota sebesar 43%
terhadap APBD. Namun ada daerah
di atas 60% dengan kapasitas fiskal
rendah).
PERTIMBANGAN PERCEPATAN PENATAAN
bahwa berdasarkan amanat Pasal 410 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
penyelenggaraan pemerintahan daerah sudah harus
menyesuaikan dengan pengaturan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
selambat-lambatnya bulan Oktober tahun 2016.
bahwa dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka
semua aturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah sudah tidak sesuai sehingga perlu diganti;
ARAHAN UU NO. 23 THN 2014
TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
DASAR PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH
URUSAN PEMERINTAHAN
ABSOLUT
1.
2.
3.
4.
5.
Politik Luar Negeri;
Pertahanan;
Keamanan;
Yustisi;
Moneter & Fiskal
Nasional; dan
6. Agama.
KONKUREN
WAJIB
YAN
DASAR
PILIHAN
NON
YAN DASAR
SPM
PENATAAN KELEMBAGAAN
PEMERINTAHAN UMUM
urusan Pemerintah
Pusat yang
dilimpahkan
pelaksanaannya
kepada gubernur dan
bupati/walikota di
wilayahnya masingmasing, misalnya
urusan menjaga 4
konsensus dasar
U R U S A N P E M E R I N TA H A N K O N K U R E N
WAJIB
tidak berkaitan dengan
pelayanan dasar
berkaitan dengan
pelayanan dasar
1.
2.
3.
4.
5.
Pendidikan
Kesehatan
PU PR
Sosial
Perumahan
rakyat dan
kawasan
pemukiman
6. Ketertiban
umum dan
perlindungan
masyarakat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Tenaga Kerja;
Pemberdayaan Perempuan dan
Pelindungan Anak
Pangan;
Pertanahan;
Lingkungan Hidup;
Administrasi Kependudukan
dan Pencatatan Sipil;
Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa;
Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana;
Perhubungan;
Komunikasi dan Informatika;
Kperasi, Usaha Kecil, dan
Menengah;
Penanaman Modal;
Kepemudaan dan Olah Raga;
Statistik;
Persandian;
kebudayaan;
Perpustakaan; dan
Kearsipan.
PILIHAN
Potensi dan keunggulan daerah
1.
2.
3.
4.
5.
Kelautan dan perikanan;
Pariwisata;
Pertanian;
kehutanan;
Energi dan sumberdaya
mineral;
6. Perdagangan;
7. Perindustrian; dan
8. Transmigrasi.
Urusan berbasis ekosistem
Kehutanan; pertambangan;
kelautan dan perikanan.
Provinsi
Kab/Kota
Dapat bagi
hasil
PRINSIP PEMBENTUKAN
PERANGKAT DAERAH
2
tepat fungsi dan tepat ukuran
(rightsizing) berdasarkan beban
kerja yang sesuai dengan kondisi
nyata di masing-masing Daerah.
rasional, proporsional,
efektif dan efisien.
1
5 (lima) elemen, yaitu :
1. kepala
Daerah
(strategic
apex);
2. sekretaris Daerah (middle
line);
3. dinas Daerah (operating core);
4. badan/fungsi
penunjang
(technostructure); dan
5. staf pendukung (supporting
staff).
faktor keuangan, jumlah penduduk, kemampuan keuangan Daerah
serta besaran beban tugas sesuai dengan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah
3
ASAS PEMBENTUKAN
PERANGKAT DAERAH
1. urusan
Pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan Daerah;
2. intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi
Daerah;
3. efisiensi;
4. efektifitas;
5. pembagian habis tugas;
6. rentang kendali;
7. tata kerja yang jelas; dan
8. fleksibilitas.
SEKRETARIAT
DAERAH
Sekretariat Daerah dipimpin
oleh Sekretaris Daerah
DEFINISI
Unsur staf pendukung kepala daerah yang
melaksanakan fungsi perumusan kebijakan,
koordinasi dan fungsi pelayanan administrasi
serta fungsi pendukung lainnya
Tugas
Membantu
kepala
daerah
dalam
penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratif terhadap pelaksanaan tugas
Perangkat
Daerah
serta
pelayanan
administratif.
Dalam pelaksanaan tugasnya
Sekretaris Daerah
bertanggungjawab kepada
kepala daerah
11
SEKRETARIAT
DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh
Sekretaris DPRD
Sekretaris
DPRD
dalam
melaksanakan tugasnya secara
teknis operasional bertanggung
jawab kepada pimpinan DPRD dan
secara administratif bertanggung
jawab
kepada
kepala
daerah
melalui sekretaris Daerah.
DEFINISI
Unsur staf pendukung DPRD
Tugas
a. menyelenggarakan
administrasi
kesekretariatan.
b. menyelenggarakan
administrasi
keuangan;
c. mendukung pelaksanaan tugas dan
fungsi DPRD; dan
d. menyediakan dan mengoordinasikan
tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD
dalam melaksanakan fungsinya sesuai
dengan kebutuhan.
12
INSPEKTORAT
DAERAH
DEFINISI
unsur
yang
pengawasan
Inspektorat Daerah dipimpin
oleh Inspektur
Tugas
membantu
kepala
daermengawasi
pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas
Pembantuan oleh Perangkat ah membina
dan Daerah.
menjalankan
fungsi
Inspektorat
Daerah
dalam
melaksanakan
tugasnya
bertanggung jawab kepada kepala
daerah melalui sekretaris Daerah.
13
DINAS
Dinas dipimpin oleh Kepala
Dinas
DEFINISI
Unsur pelaksana Urusan Pemerintahan
yang menjadi kewenangan Daerah
Tugas
membantu kepala daerah melaksanakan
urusan
pemerintahan
yg
menjadi
kewenangan Daerah.
Kepala Dinas dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris
Daerah.
14
BADAN
DEFINISI
unsur penunjang yang melaksanakan fungsifungsi
yang
bersifat
strategis
yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
Urusan
Pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan
Daerah
antara
lain
perencanaan, pengawasan, kepegawaian,
keuangan, pendidikan dan latihan serta
penelitian dan pengembangan
Badan dipimpin oleh Kepala
Badan
Tugas
membantu kepala daerah melaksanakan
fungsi penunjang urusan pemerintahan yg
menjadi kewenangan Daerah
Kepala Badan dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris
Daerah
15
KECAMATAN
Kecamatan dipimpin oleh Camat
Camat
dalam
melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada
Bupati/Walikota melalui sekretaris
Daerah
DEFINISI
Bagian wilayah dari Daerah kabupaten/kota
yang dipimpin oleh camat
Tugas
a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan
umum.
b. Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan
masy.
c. Menggoordinasikan penerapan & penegakan
Perda & Perkada
d. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana
& sarana pelayanan umum.
e. Mengoordinasikan peny. Kegiatan
pemerintahan yg dilakukan oleh perangkat
daerah di kecamatan.
f. Membina & mengawasi peny. Kegiatan desa
dan/atau kelurahan.
g. Melaksanakan urusan pemerintahan yg
menjadi kewenangan daerah kab/kota yg
tidak dilaksanakan oleh unit kerja perangkat
daerah kab/kota yg ada di kecamatan.
h. Melaksanakan tugas lain sesuai ketentuan
perundang-undangan.
16
JENIS & TIPE
PERANGKAT DAERAH
PROVINSI
1. SEKRETARIAT DAERAH;
2. SEKRETARIAT DPRD;
3. INSPEKTORAT;
4. DINAS; DAN
5. BADAN.
KAB/KOTA
1. SEKRETARIAT DAERAH;
2. SEKRETARIAT DPRD;
3. INSPEKTORAT;
4. DINAS;
5. BADAN; DAN
6. KECAMATAN.
tipe A untuk beban kerja yang besar
tipe B untuk beban kerja yang sedang
tipe C untuk beban kerja yang kecil
variabel :
Umum : 20%
Teknis : 80%
Jumlah Penuduk
Luas Wilayah
Jumlah APBD
Indikator Teknis masingmasing urusan pemerintahan
yang ditetapkan
KECAMATAN
tipe A untuk beban kerja yang besar
tipe B untuk beban kerja yang kecil
PEMBENTUKAN UPT DINAS/BADAN
Pada dinas dapat dibentuk
UPT dinas/badan untuk
melaksanakan kegiatan
teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang
tertentu yang membutuhkan
satu kesatuan manajemen
dalam penyelenggaraannya
Kriteria klasifikasi UPT dinas/badan dan
tata cara pembentukan UPT dinas/badan
diatur lebih lanjut dengan peraturan
Menteri Dalam Negeri setelah
mendapat pertimbangan tertulis dari
menteri terkait dan menteri yang
menyelenggarakan Urusan
Pemerintahan di bidang aparatur negara
• UPT dinas/badan Kelas A
untuk mewadahi beban kerja
yang besar; dan
• UPT dinas/badan Kelas B
untuk mewadahi beban kerja
yang kecil.
Pembentukan UPT
dinas/badan Daerah
Provinsi ditetapkan
melalui peraturan
gubernur
setelah
dikonsultasikan
secara tertulis
dengan MDN
Pembentukan UPT
dinas/badan Daerah
kabupaten/kota
ditetapkan dengan
Peraturan Bupati/Wali
kota setelah
dikonsultasikan secara
tertulis kepada
gubernur SWPP
Pasal 19
PEMBENTUKAN CABANG DINAS
Pada perangkat daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan
bidang pendidikan dan urusan
pemerintahan yang hanya
diotonomikan kepada daerah
provinsi dapat dibentuk cabang
dinas di kabupaten/kota dengan
Wilayah kerja cabang dinas dapat
meliputi satu atau lebih
kabupaten/kota.
Kriteria klasifikasi Cabang Dinas dan
tata cara pembentukan Cabang Dinas
diatur lebih lanjut dengan peraturan
Menteri Dalam Negeri dengan
pertimbangan Menteri PAN & RB
• cabang dinas tipe A
untuk mewadahi beban
kerja yang besar; dan
• cabang dinas tipe B
untuk mewadahi beban
kerja yang kecil.
Pembentukan cabang dinas ditetapkan
melalui peraturan gubernur
setelah dikonsultasikan secara tertulis
dengan Menteri Dalam Negeri
Pasal 22
PEMBENTUKAN
PERANGKAT DAERAH
Perangkat Daerah hanya dapat dibentuk apabila
terdapat urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah (urusan wajib dan urusan
pilihan), serta fungsi pendukung dan fungsi penunjang
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
yang
intensitasnya diukur berdasarkan hasil pemetaan
urusan pemerintahan atau fungsi pendukung dan
fungsi
penunjang
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan.
Pasal 1 & Pasal 2
KRITERIA
PERANGKAT DAERAH
Tipe perangkat daerah yang akan ditetapkan
tidak boleh lebih besar dari skor yang
diperoleh dari hasil pemetaan, dan diharapkan
Kepala Daerah
dapat menurunkan tipe
perangkat daerah lebih rendah dari hasil
pemetaan berdasarkan tingkat kemampuan
keuangan daerah ketersediaan aparatur.
Pasal 6, Pasal 53, Pasal 54
KRITERIA PERANGKAT DAERAH
• Tipe A apabila hasil perhitungan nilai
variabel lebih dari 800;
• Tipe B apabila hasil perhitungan nilai
variabel lebih dari 600 sampai dengan 800;
• Tipe C apabila hasil perhitungan nilai
variabel lebih dari 400 sampai dengan 600.
KRITERIA KECAMATAN
tipe A apabila hasil perhitungan nilai variabel
lebih dari 600 (enam ratus); dan
tipe B apabila hasil perhitungan nilai variabel
kurang dari atau sama dengan 600 (enam
ratus).
PENGGABUNGAN
PERANGKAT DAERAH
• Kepala Daerah dapat menurunkan tipe perangkat daerah
lebih rendah dari hasil pemetaan dan selanjutnya
digabungkan dengan perangkat daerah yang serumpun.
• Sub urusan pemerintahan dapat digabung dengan urusan
pemerintahan yang berbeda apabila urusan pemerintahan
tersebut berada dalam rumpun yang sama dan dibawah
pembinaan
kementerian/lembaga
pemerintah
non
kementerian yang sama di Pemerintah Pusat.
• Apabila seluruh urusan pemerintahan dalam satu rumpun
tidak ada yang memperoleh skor yang dapat dibentuk sebagai
perangkat daerah berdiri sendiri, maka urusan pemerintahan
tersebut digabung dengan sekretariat daerah.
Pasal 18, Pasal 40
PERUMPUNAN
PROVINSI
PERUMPUNAN
KAB/KOTA
PEMISAHAN
PERANGKAT DAERAH
Satu urusan pemerintahan tidak dapat dipecah
menjadi
dua,
kecuali
untuk
urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan
penataan ruang, pertanian, dan penunjang
urusan keuangan yang dapat dipecah menjadi
2 (dua) perangkat daerah apabila skor hasil
pemetaan memenuhi syarat.
Pasal 89 & Pasal 90
NOMENKLATUR
PERANGKAT DAERAH
Nomenklatur
perangkat
daerah
mengikuti
nomenklatur urusan pemerintahan, fungsi penunjang
atau fungsi pendukung penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang dilaksanakan. Dalam hal
berdasarkan pertimbangan kebutuhan spesifik dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, Kepala
Daerah
dapat
menambahkan
sub
urusan
pemerintahan sebagai nomenklatur perangkat daerah.
Pasal 109
PEKERJAAN UMUM & PENATAAN RUANG
serta
PERTANIAN
Nomenklatur Dinas Daerah provinsi dan
Dinas
Daerah
Kabupaten/Kota
yang
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang pekerjaan umum dan penataan ruang
serta bidang pertanian yang dibentuk menjadi
dua dinas adalah sesuai dengan sub urusan
yang dilaksanakan dan kebutuhan daerah.
KEUANGAN
Nomenklatur badan Daerah provinsi dan badan
Daerah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan
fungsi penunjang Urusan Pemerintahan bidang
keuangan yang dibentuk menjadi dua dinas terdiri
atas:
a. Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota;
dan
b. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi
Daerah Provinsi atau Kabupaten/Kota.
KEPEGAWAIAN & DIKLAT
Nomenklatur badan Daerah provinsi dan badan Daerah
Kabupaten/Kota
yang
menyelenggarakan
fungsi
penunjang Urusan Pemerintahan bidang Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan terdiri atas:
a. Badan Kepegawaian Daerah Provinsi;
b. Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Provinsi;
c. Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber
Daya
Manusia
Daerah
Kabupaten/Kota.
RUMAH SAKIT DAERAH
• Pengaturan tentang Rumah Sakit Daerah dicantumkan sebagai
unit pelaksana teknis daerah (UPTD) yang bersifat otonom,
dipimpin oleh dokter atau dokter gigi yang merupaan jabatan
fungsional yang diberi tugas tambahan.
• Kelembagaan rumah sakit diluar direktur dapat menggunakan
struktur kelembagaan yang ada saat ini sampai ditetapkannya
Peraturan Presiden tentang Kelembagaan Rumah Sakit
Daerah.
• Penyesuaian pengisian jabatan direktur rumah sakit serta
pengisian jabatan kepala pusat kesehatan masyarakat sebagai
jabatan fungsional, dilaksanakan paling lambat 2 (dua) tahun
sejak Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku.
Pasal 21 ayat (8), Pasal 44 ayat (7), & Pasal 121
PERANGKAT DAERAH
KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
• Dicantumkan dalam Ketentuan Peralihan Perda bahwa Perangkat Daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan di bidang kesatuan bangsa dan politik, tetap
melaksanakan tugasnya sampai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
pelaksanaan urusan pemerintahan umum diundangkan. Jadi tidak
mencantumkannya dalam pasal yang mengatur pembentukan perangkat daerah.
• Perda tidak dapat merubah nomenklatur dan struktur perangkat daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan bidang kesatuan bangsa dan politik selama
proses transisi sambil menunggu pengaturan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan urusan pemerintahan umum.
• Apabila perangkat daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan bidang
kesatuan bangsa dan politik yang ada saat ini melaksanakan urusan pemerintahan
lain yang dilaksanakan oleh perangkat daerah yang di bentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka
unit kerja pada perangkat daerah kesatuan bangsa dan politik tersebut tidak lagi
melaksanakan tugas dan fungsi yang sudah menjadi tugas dan fungsi perangkat
daerah baru yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah.
Pasal 122
Perangkat Daerah Yang Melaksanakan
Sub Urusan Bencana
• Perangkat daerah yang melaksanakan sub urusan bencana
yang sebelumnya sudah dibentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang
Pedoman Struktur Organisasi Badan Penanggulangan
Bencana Daerah, selanjutnya tetap melaksanakan tugas dan
fungsinya.
• Bagi daerah Kabupaten/Kota yang pada saat ini tidak
membentuk perangkat daerah yang berdiri sendiri, maka
untuk melaksanakan sub urusan bencana dapat digabung
dengan salah satu dinas yang melaksanakan sub urusan
pemerintahan pada urusan pemerintahan bidang ketentraman
dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat.
Unit Layanan Pengadaan
Unit Layanan Pengadaan merupakan salah satu fungsi
pendukung pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, sehingga tugas dan
fungsi layanan pengadaan dilaksanakan oleh salah
satu unit kerja pada sekretariat daerah yang
pengaturannya ditetapkan dalam peraturan kepala
daerah tentang struktur organisasi dan tata kerja
perangkat daerah.
Fungsi Koordinasi
Untuk penajaman pelaksanaan suatu urusan
pemerintahan tertentu, seperti penyuluhan
atau penataan ruang yang sudah menjadi tugas
dan fungsi masing-masing perangkat daerah,
tidak perlu dibentuk perangkat daerah sendiri
untuk
mencegah
pemborosan
dan
menghindari terjadinya tumpang tindih tugas
dan fungsi antar perangkat daerah.
PENGISIAN JABATAN
Agar peralihan perangkat daerah dari yang ada saat ini
menjadi perangkat daerah baru berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
tidak mengganggu pelaksanaan anggaran tahun 2016 dan siap
untuk melaksanakan anggaran tahun 2017, maka dalam
Ketentuan Peralihan Peraturan Daerah agar memuat:
• Pejabat pada perangkat daerah yang ada saat ini tetap
melaksanakan tugas, kegiatan dan anggaran tahun 2016
sampai dengan berakhirnya tahun anggaran 2016.
• Pengisian jabatan pada perangkat daerah berdasarkan
Perda ini untuk pertama kali dilakukan pada akhir
tahun 2016.
TERIMA KASIH
Download