Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA BANGUN RUANG KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Rita Novita1, Niawati2 Abstrak Penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika dapat membantu dalam proses belajar mengajar dimana pendekatan kontekstual tersebut adalah pembelajaran yang merupakan suatu konsep belajar dengan guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keefektifan penerapan kontekstual pada bangun ruang kubus dan balok di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama. Sebanyak 29 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 16 Banda Aceh dan penelitian ini diobservasi oleh dua orang observer terhadap tes kerja guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual berdampak positif terhadap hasil belajar siswa pada bangun ruang kubus dan balok. Kata kunci : Bangun Ruang Kubus Dan Balok, Pendekatan Kontekstual 1 Rita Novita, Dosen Prodi Pendidikan Matematika STKIP Bina Bangsa Getsempena, Email: [email protected] 2 Niawati, Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika STKIP Bina Bangsa Getsempena ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 36 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... permukaan dan volume kubus dan balok yaitu PENDAHULUAN Matematika merupakan dasar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan : 1. Siswa sulit memahami konsep atau teknologi (IPTEK), yang berpengaruh bagi siswa tidak kehidupan manusia dan berperan sebagai alat diberikan bantu sekaligus sebagai pelayanan ilmu-ilmu diketahui dan ditanya. pengetahuan yang lain. Seperti 2. Aisyah memahami seperti masalah menuliskan apa yang yang Siswa tidak dapat atau masih bingung (2007:13) mengartikan bahwa “matematika untuk merupakan ilmu universal yang mendasari misalnya tidak tahu harus memulai pekerjaan perkembangan teknologi modern, mempunyai darimana dan tidak tahu mengaitkan antara peranan yang diketahui dan ditanya dari soal. dalam berbagai disiplin dan menunjukkan hubungan-hubungan memajemukkan daya pikir manusia”. Hal ini 3. menunjukkan betapa pentingnya pendidikan penggunaan konsep matematika yang akan matematika digunakan dalam kehidupan manusia, Siswa mengalami kesulitan dalam dalam menyelesaikan suatu sehingga memberikan tantangan bagi setiap masalah luas permukaan dan volume kubus pendidik untuk meningkatkan kualitas hasil dan balok. belajar 4. matematika pada setiap jenjang pendidikan. Siswa kurang teliti sehingga salah dalam melakukan perhitungan. Berbagai macam kesulitan belajar Penyampaian materi oleh guru pada siswa dapat dilihat dari beberapa menjadi peran penting dalam mempelajari pandangan. matematika karena menurut Bruner dalam Hasil pekerjaan siswa, dan interaksi pada saat kegiatan belajar mengajar Hidayat dapat dalam pengetahuan perlu dipelajari dalam tahap- mengetahui kesulitan belajar yang dialami tahap tertentu agar pengetahuan tersebut dapat siswa pada mata pelajaran tertentu. Tidak diinternalisasi dalam pikiran manusia yang dipungkiri juga bahwa tingkat pemahaman mempelajarinya yang dimana tahapan tersebut antara siswa satu dengan lainnya berbeda. meliput enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahapan Oleh dalam tersebut juga menjadi salah satu cara dalam memberikan pengajaran yang dapat diterima mengatasi kesulitan belajar siswa terkhusus dengan jelas oleh siswa sangatlah penting. Hal dalam mengkonstruksi pengetahuan agar dapat tersebut sering dijumpai dalam pelajaran diterima matematika matematika Perkembangan teknologi dan komunikasi saat seringkali dipandang sebagai momok bagi ini turut memberikan dampak positif juga sebagian orang. dalam bidang kependidikan. Sekarang ini menjadi karena salah itu, yang satu peran dimana cara guru (2004: dengan 8) menegaskan baik oleh bahwa siswa. Ada beberapa masalah yang dialami banyak pula sekolah memanfaatkan teknologi, oleh siswa dalam menyelesaikan soal luas seperti komputer maupun internet untuk ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 37 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... mendukung kegiatan belajar mengajar. Hal ini fasilitator. Bila meninjau cara pembelajaran dimaksudkan agar dapat menciptakan metode- yang metode pembelajaran dengan media yang pendekatan pembelajaran yang memiliki sifat inovatif dan kreatif atau dengan kata lain dan karakter tersebut adalah pembelajaran metode pembelajaran mulai beralih dari kontekstual. metode pembelajaran lama (konvensional). diharapkan itu, maka salah satu Berdasarkan situasi di atas, perlu Melihat kesulitan-kesulitan tersebut, dicari suatu alternatif pembelajaran yang maka perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya. sesuai dengan perkembangan kognitif siswa Upaya yang dilakukan dapat dari segi materi, SMP yang berada pada tahap konkret, menarik proses pembelajaran, perbaikan dan dukungan minat sarana dan prasarana, peningkatan kemampuan mengaitkan dengan pengetahuan awal anak. guru dalam mengajar melalui penataran atau Sebagai seorang guru hendaknya berusaha pelatihan, pengurangan atau pembagian materi mengetahui dan memanfaatkan pengetahuan menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana awal anak yang telah ada dalam pikiran siswa atau peningkatan mutu input (siswa) di sebelum mereka mempelajari suatu materi atau sekolah. Pendekatan untuk mengatasi masalah pengalaman baru. Salah satu pembelajaran tersebut, peneliti lebih menekankan pada yang dapat memberikan kesempatan kepada proses siswa pembelajarannya, karena proses siswa, memotivasi untuk siswa, membangun secara dan sendiri tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab pengetahuannya aktif professional guru sehari-hari dan akan memperhatikan pengetahuan awal anak yaitu berdampak pada tugas-tugas di kelas melalui model pembelajaran kontekstual. berikutnya. Bila mengacu pada identifikasi Pembelajaran dengan pendekatan penyebab kesulitan tersebut, maka dalam kontekstual dan proses pembelajaran diperlukan cara, antara Pembelajaran kontekstual (Contextual lain: (1) Mendorong siswa menemukan sendiri Teaching and Learning/CTL) adalah konsep konsep yang belajar yang membantu guru mengaitkan bermakna bagi siswa. (2) Melibatkan siswa antara materi yang diajarkannya dengan situasi secara aktif dalam menemukan konsep atau dunia nyata siswa dan mendorong siswa rumus-rumus. membuat hubungan antara pengetahuan yang atau rumus, (3) dengan cara Menggunakan masalah sehari-hari (soal cerita) sebagai titik awal dimilikinya dengan penerapannya dalam pembelajaran (4) kehidupan mereka sehari-hari, dengan Memperhatikan tingkat pemahaman siswa melibatkan tujuh komponen utama dengan memberikan contoh atau suatu cara pembelajaran dari hal yang konkrit menuju yang lebih kontruktivisme, bertanya, inkuiri, masyarakat abstrak. (5) Mendorong pembelajaran yang belajar, pemodelan dan penilaian autentik berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai (Trianto,2008:20). ISSN 2355-0074 materi-materi tertentu. kontekstual, yakni: Volume III. Nomor 1. April 2016 | 38 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... Pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep dimana alasan mengapa kontekstual menghadirkan situasi dunia nyata kedalam sekarang Sejumlah kelas dikemukakan oleh Nurhadi (2003:4) sebagai mendorong hubungan antara dimilikinya siswa guru sejumlah pembelajaran dan belajar Ada membuat pengetahuan yang penerapan dalam dengan ini. dikembangkan alasan tersebut berikut: (1) Penerapan konteks budaya dalam kehidupan mereka sebagai anggota kelurga pengembangan silabus, penyusunan buku dan masyarakat (Nurhadi,2003:4). pedoman guru, dan buku tes akan mendorong Lebih tegas Blanchard dalam Trianto sebagian besar siswa untuk tetap tertarik dan (2008:10), mengatakan bahwa: Contextual terlibat dalam kegiatan pendidikan, dapat Teaching and Learning (CTL) merupakan meningkatkan suatu guru memungkinkan banyak anggota masyarakat menghubungkan konten materi ajar dengan untuk mendiskusikan berbagai isu yang dapat situasi-situasi dunia nyata dan memotivasi berpengaruh siswa masyarakat. (2) Penerapan konteks personal, konsepsi untuk yang membuat membantu hubungan antara kekuatan terhadap konteks kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, meningkatkan warga negara, dan tenaga kerja. Dengan kata kesejahteraan sosial, dan pemahaman siswa lain, CTL adalah pembelajaran yang terjadi tentang berbagai isu yang dapat berpengaruh dalam hubungan erat dengan pengalaman terhadap masyarakat, akan membantu lebih sebenarnya. banyak manusia dalam kegiatan pendidikan kontekstual berbeda dengan memiliki dengan pendekatan karakteristik keterampilan politik dapat komunikasi, dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual sebagai yang suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 Dalam (tujuh) asas/komponen. Asas-asas ini yang pembelajaran kontekstual ada kerja sama antar melandasi pelaksanaan proses pembelajaran siswa, antara siswa dengan guru sebagai dengan menggunakan pendekatan CTL. Ke fasilitator dan motivator. Karakteristik yang tujuh asas pembelajaran kontekstual tersebut, kedua yaitu saling menunjang dalam kegiatan yaitu sebagai berikut: pembelajaran, 1. Konstruktivisme (Constructivism) menggunakan pembelajaran yang konteks perkembangan pengetahuannya dan penerapannya ke dalam Pembelajaran ekonomi, masyarakat pendekatan menyenangkan lain. dan tidak membosankan sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar. Kelas kontekstual Kontruktivisme merupakan landasan juga berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, merupakan kelas yang terintegrasi, materi yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh pembelajaran menggunakan berbagai sumber manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya bukan satu sumber saja. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong (Trianto,2008:26). ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 39 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... Dalam pandangan konstruktivis, strategi pembelajaran yang produktif, kegiatan memperoleh lebih diutamakan dibandingkan bertanya berguna untuk: seberapa banyak siswa memperoleh dan a. mengingat pengetahuan. Untuk itu, tugas guru maupun akademis. adalah memfasilitasi proses tersebut dengan: b. Mengecek pemahaman siswa. a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan c. Membangkitkan respon kepada siswa. relevan bagi siswa. d. Mengetahui b. Memberi kesempatan siswa menemukan keingintahuan siswa. dan menerapkan idenya sendiri. e. c. Menyadarkan siswa agar menerapkan diketahui siswa. strategi mereka sendiri dalam belajar. f. 2. Inkuiri (Inquiry) sesuatu yang dikehendaki guru. Inkuiri merupakan bagian inti dari g. Menggali informasi, baik administrasi sejauh Mengetahui hal-hal yang sudah Memfokuskan perhatian siswa pada Membangkitkan lebih banyak lagi kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. pertanyaan dari siswa. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh h. siswa diharapkan bukan hasil menyimak siswa. seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari 4. menemukan sendiri. Adapun langkah-langkah Community) kegiatan inkuiri menurut Trianto (2008:30) mana Menyegarkan kembali pengetahuan Masyarakat Belajar (Learning Dalam kelas CTL, guru disarankan adalah sebagai berikut: selalu a. Merumuskan masalah. kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi b. Mengamati atau melakukan observasi. dalam kelompok-kelompok yang anggotanya c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam heterogen. Yang pandai mengajari yang tulisan, gambar, laporan, bagan, table, dan lemah-lemah, yang tahu memberi tahu yang karya lainnya. belum d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil mendorong temannya yang lambat, yang karya pada pembaca, teman sekelas, guru, atau mempunyai gagasan segera member usul, dan audien yang lain. seterusnya. 3. Bertanya (Questioning) 5. Pemodelan (Modeling) Belajar pada hakikatnya adalah melaksanakan tahu, Dalam pembelajaran yang cepat sebuah dalam menangkap pembejaran bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada dapat dari model yang bisa ditiru oleh siswanya. Dalam sedangkan pembelajaran kontekstual, guru bukan satu- menjawab pertanyaan adalah mencerminkan satunya model. Pemodelan dapat dirancang kemampuan dengan melibatkan siswa, orang luar yang ahli dipandang keingintahuan setiap refleksi individu, seseorang (Sanjaya,2006:266). ISSN 2355-0074 sebagai dalam Dalam berpikir sebuah Volume III. Nomor 1. April 2016 | 40 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... dalam bidang tertentu, serta dapat juga berupa mereka harus dapat menceritakan pengalaman alat peraga. atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari. 6. Refleksi (Reflection) f. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa, bukan keluasannya (kuantitas). kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita Adapun karakteristik dalam lakukan dimasa yang lalu. Refleksi merupakan pembelajaran konstekstual yang dikemukakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau oleh Sanjaya (2006:256), yaitu: pengetahuan yang baru diterima Trianto a. (2008:35). Pada akhir pembelajaran, guru proses pengaktifan pengetahuan yang sudah menyisakan ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak waktu sejenak agar siswa Dalam CTL, pembelajaran merupakan melakukan refleksi. Realisasinya berupa: terlepas a. dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang Penyataan langsung tentang apa-apa dari pengetahuan yang sudah yang diperolehnya hari itu. akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang b. utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Kesan atau saran siswa mengenai pembelajaran hari itu. b. c. Diskusi. belajar d. Hasil karya. menambah 7. Penilaian Autentik (Authentic Assesment) Penilaian autentik adalah prosedur Pembelajaran dalam kontekstual rangka pengetahuan adalah memperoleh baru dan (acquiring knowledge). c. Pemahaman pengetahuan penilaian pada pembelajaran kontekstual pula, (undersanding yaitu proses pengumpulan berbagai data yang pengetahuan yang diperoleh bukan untuk bisa memberikan gambaran perkembangan dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. belajar siswa. Karakteristik penilaian autentik d. menurut Kunandar (2008:315) adalah: pengalaman tersebut (applying knowledge), a. Harus mengukur semua aspek knowledge), Mempraktekkan artinya pengetahuan dan artinya pengetahuan dan pengalaman yang pembelajaran: proses, kinerja, dan produk. diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam b. kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. c. Menggunakan berbagai perilaku siswa. cara dan sumber. d. Melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. e. e. pengetahuan. Menurut Kunandar (2007:229), Ciri- Tugas-tugas yang diberikan kepada ciri pembelajaran kontekstual antara lain: 1) siswa harus mencerminkan bagian-bagian Kerja sama; 2) Menekankan pentingnya kehidupan siswa yang nyata setiap hari, pemecahan ISSN 2355-0074 masalah; 3) Bermuara pada Volume III. Nomor 1. April 2016 | 41 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... keragaman konteks kehidupan siswa yang pembelajaran, yaitu 1 (satu) kali pertemuan berbeda-beda; untuk tiap siklus. 4) menunjang; 5) membosankan; 6) Adapun langkah-langkah pelaksanaan Belajar dengan bergirah; 7) Menggunakan tindakan sebagai acuan penyusunan skenario berbagai sumber; 9) Siswa aktif; 10) Sharing pembelajaran adalah sebagai berikut: dengan teman; i. Kegiatan awal a) Guru membuka pelajaran. b) Guru mengkondisikan kelas dan siswa Menyenangkan, Saling tidak METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis pada situasi belajar yang kondusif. Penelitian Tindakan Kelas. Ciri utama dalam c) penelitian penggalian pengetahuan awal siswa terhadap tindakan kelas yaitu adannya Guru mengadakan apersepsi, sebagai tindakan-tindakan (aksi) tertentu serta adanya materi yang akan diajarkan. siklus untuk memperbaiki proses pembelajaran d) di kelas. kepada siswa “Masih ingatkah kalian pada Penelitian ini adalah penelitian Dengan pertanyaan bentuk kubus dan balok?” tindakan kelas dan pada pelaksanaannya e) direncanakan akan dilaksanakan pembelajaran. sebanyak mengajukan Guru menyampaikan tujuan beberapa siklus yang didasarkan pada silabus f) pengajaran guru matematika kelas VIII.3 SMP kelompok, masing-masing kelompok terdiri Negeri 16 Banda Aceh. Sebanyak 24 siswa dari 6 orang. dan seorang guru kelas dilibatkan dalam g) penelitian ini. balok ( berdasarkan sisi dan rusuknya) dan Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari tahapan kegiatan, yaitu: 1) Guru membagikan model kubus dan LKS pada setiap kelompok. ii. Perencanaan Guru membagi siswa menjadi 5 a) Kegiatan inti Tahap Kontruktivisme, Inkuiri, dan Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini Pemodelan adalah: Menugaskan siswa berdiskusi - Membuat skenario pembelajaran. kelompok - Membuat lembar observasi. memanipulasi model kubus, serta menentukan - Membuat alat bantu pembelajaran. unsur-unsur kubus dan balok - Membuat alat evaluasi. b) Tahap Bertanya - Menyiapkan jurnal untuk refleksi diri. Menjawab pertanyaan siswa tentang 2) Pelaksanaan tindakan unsur-unsur kubus dan balok Kegiatan yang dilaksanakan pada c) Tahap Masyarakat Belajar Menugaskan tahap ini adalah melaksanakan skenario untuk mengamati perwakilan dan kelompok untuk melaporkan hasil diskusi kelompoknya ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 42 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... mengenai unsur-unsur kubus dan balok di siklus sebelumnya untuk diperbaiki pada depan kelas siklus berikutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Menugaskan kelompok yang tidak sedang melaporkan untuk menanggapi dengan Setelah semua persiapan penelitian bertanya dan memberi komentar. disiapkan, d) Tahap pemodelan melaksanakan tindakan di kelas yang diamati Memberi peragaan cara yang benar oleh dua orang pengamat dengan subjek membuat model kubus dan balok berdasarkan penelitian kelas VIII.3 SMP Negeri 16 Banda sisi dan rusuknya. Aceh. Pada siklus pertama ini, peneliti melaksanakan pembelajaran dengan tindakan Menjelaskan unsur-unsur kubus dan balok peneliti (sebagai guru) yang telah dipersiapkan dengan konsep unsur- e) Tahap Refleksi unsur kubus dan balok dan luas permukaan Merefleksi dengan menugaskan siswa serta volume kubus dan balok. Sesuai dengan untuk mengaitkan kedalam permasalahan yang telah dirumuskan dalam cara penelitian ini, maka guru telah menetapkan menyebutkan benda-benda yang termasuk rencana tindakan yang akan diaplikasikan bangun ruang kubus dan balok yang ada di untuk kelas maupun di luar kelas. dirumuskan. Rencana tindakan itu diterapkan iii. melalui langkah-langkah sebagai berikut: kehidupan pembelajaran sehari-hari dengan Kegiatan penutup mengatasi - Guru bersama siswa merangkum materi yang Siklus 1 telah dipelajari. 1. Perencanaan - Guru dan siswa melakukan refleksi. Pada masalah setiap tatap yang muka guru - Guru memberi evaluasi atau tugas lain untuk mempersiapkan dikerjakan dirumah. pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa 3) (LKS). Persiapan ini semuanya disesuaikan Observasi dan evaluasi Observasi pelaksanaan dilakukan pada tindakan.Setelah saat observasi rencana telah dengan permasalahan dan materi yang akan disajikan. Langkah-langkah dilakukan, peneliti bersama dengan guru perencanaan yaitu: mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan 1. tindakan. lembar observasi guru dan siswa 4) 2. Refleksi Berdasarkan Membuat daftar nama observasi dan bersama dengan guru 3. Menyiapkan alat peraga. mengadakan refleksi yaitu melihat kelemahan- 4. Menyiapkan soal latihan. kelemahan pada saat pelaksanaan tindakan 2. Tindakan peneliti ISSN 2355-0074 dalam Menyiapkan rencana pembelajaran, hasil evaluasi pelaksanaan kelompok belajar. Volume III. Nomor 1. April 2016 | 43 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... Berdasarkan rencana tindakan dan dan pada kegiatan 5 ( bertanya/menyampaikan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan, pendapat kepada guru atau teman ) berkurang maka guru melaksanakan langkah-langkah yaitu dari 20% menjadi 16,25% . pembelajaran c. sesuai dengan rencana Peningkatan pemahaman siswa pada pembelajaran dalam alokasi waktu yang telah pokok bahasan unsur-unsur kubus dan balok ditetapkan. serta luas dan volume kubus dan balok Dalam siklus pertama terdapat 2 menggunakan pendekatan kontekstual. pertemuan dan dalam pertemuan baik guru Ketuntasan pemahaman siswa pada pokok maupun siswa diobservasi oleh observer. bahasan unsur-unsur kubus dan balok dan luas a. RPP 1 permukaan serta volume kubus dan balok Pada RPP pertama hasil pengamatan dengan pendekatan kontekstual secara klasikal keterampilan guru pembelajaran menggunakan kontekstual yang dalam mengelola sebesar 81% dengan 5 soal tes, hanya 2 soal pendekatan tes yang tuntas dan 3 soal yang belum tuntas, menunjukkan bahwa secara individual 5 orang siswa yang belum kemampuan guru mengelola pembelajaran tuntas dari 29 orang siswa. pada pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup 3. Pengamatan cukup baik.. Sedangkan kegiatan siswa pada RPP 1 siswa 1 rencana tindakan selama 2 kali tatap muka (mendengarkan penjelasan guru atau teman) pada siklus 1 hasil pengamatan diperoleh hasil yaitu 16,25% , pada kegiatan 2 ( menemukan sebagai berikut: cara penyelesaian masalah ) yaitu 17,5 dan 1. pada kegiatan 5( bertanya/menyampaikan pembelajaran guru dan siswa pada siklus 1 pendapat kepada guru atau teman ) yaitu 20%. b. RPP 2 masih kurang aktif dalam proses belajar Pada RPP kedua hasil pengamatan kelompok berlangsung hampir sebagian siswa keterampilan pembelajaran aktif guru di dalam menggunkan kegiatan Setelah guru melaksanakan semua Kelemahan-kelemahan Pembelajaran pada siklus 1, siswa mengelola tidak memberikan ide dalam kelompoknya, pendekatan karena siswa belum terbiasa dengan model kontekstual menunjukkan bahwa kemampuan yang diterapkan. guru mengelola pada pembelajaran pada Dalam menyelesaikan masalah atau pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir menemukan cara penyelesaian masalah siswa termasuk dalam kategori baik. Sedangkan juga kegiatan siswa pada RPP kedua siswa masih pembelajaran kontekstual. aktif di kegiatan 1 ( mendengarkan penjelasan guru atau teman ) yaitu 16,25% , pada kegiatan jawaban dalam penyelesaian soal 2 ( menemukan cara penyelesaian masalah ) bertambah yaitu dari 17,5% menjadi 18,75% dalam pembelajaran kontekstual ISSN 2355-0074 masih kurang memahami dalam Siswa belum bisa membandingkan Guru masih kurang memotivasi siswa Volume III. Nomor 1. April 2016 | 44 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... Dalam kegiatan guru masih telah terlihat ada pengaruh tindakan guru kurang dalam melatih siswa untuk menerapkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. pendekatan kontekstual. Dalam hal ini perlu Pengaruh dari tindakan yang diberikan guru perhatian guru untuk mengatasi kendala dapat ditinjau dari kelemahan baik dari segi tersebut guru maupun siswa, antara lain sebagai pada inti pertemuan atau siklus berikutnya. 2. berikut: Kelebihan-kelebihan pada pembelajaran guru dan siswa sudah Pembelajaran pada siklus 1, siswa masih kurang aktif dalam proses belajar batas kelompok berlangsung hampir sebagian siswa toleransinya dalam mendengarkan penjelasan tidak memberikan ide dalam kelompoknya, guru atau teman. karena siswa belum terbiasa dengan model Siswa Dalam memenuhi aspek bertanya atau yang diterapkan. menyampaikan pendapat kepada teman atau guru aktifitas siswa sudah mencapai waktu menemukan cara penyelesaian masalah siswa ideal yang sudah ditentukan. juga pembelajaran kontekstual. Berdasarkan hasil observasi dengan Dalam menyelesaikan masalah atau masih kurang memahami guru matematika SMPN 16 banda aceh bahwa dalam kegiatan akhir guru peneliti sudah jawaban dalam penyelesaian soal mampu dalam menarik kesimpulan dalam materi unsur-unsur kubus dan balok dan luas dalam pembelajarn kontekstual permukaan serta volume kubus dan balok. dalam Siswa belum bisa membandingkan Guru masih kurang memotivasi siswa Dalam kegiatan inti guru masih Menurut pengamat yang memantau kurang dalam melatih siswa untuk menerapkan kegiatan proses belajar mengajar pada siklus pendekatan kontekstual. Dalam hal ini perlu pertama, hal-hal tersebut di atas wajar saja perhatian guru untuk mengatasi kendala terjadi, karena siswa belum terbiasa dengan tersebut pendekatan berikutnya. kontekstual yang diterapkan, namun upaya guru telah menunjukkan hasil pada pertemuan Meninjaklanjuti atau kelemahan siklus yang yang sangat berarti dan memadai pada siklus ditemukan yang telah diuraikan di atas, guru 1, hal ini dapat dilihat dari hasil penilaian peneliti bersama pengamat sepakat untuk pengelolaan pembelajaran yang dikategorikan melanjutkan pelaksanaan tindakan kelas pada hampir baik dan diharapkan dapat lebih siklus ke-2. Upaya-upaya yang akan dilakukan berhasil di siklus berikutnya. di antaranya adalah dengan cara 4 Refleksi dan Tindak Lanjut a. Berdasarkan hasil pengamatan dan Mengoptimalkan langkah-langkah pembelajaran dengan maksimal analisis data yang telah diperoleh guru dan pengamat selama tatap muka pada siklus 1, ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 45 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... (2) Menekankan dalam kembali menemukan atau pada siswa menyelesaikan 4. dalam Memberi bimbingan kepada siswa membandingkan masalah penyelesaian soal. (3) 5. Memberi bimbingan kepada siswa dalam membandingkan jawaban dalam jawaban dalam Meningkatkan bimbingan guru dalam memotivasi siswa agar lebih aktif dalam penyelesaian soal. kegiatan belajar mengajar pada siklus 2 (4) 6. Meningkatkan bimbingan guru dalam Membimbing siswa dalam belajar memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kelompok kegiatan belajar mengajar pada siklus 2 kelompok. (5) 2. Tindakan Membimbing siswa dalam belajar kelompok dengan mengelilingi setiap dengan mengelilingi setiap Berdasarkan rencana tindakan dan kelompok.. rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan, Siklus ke Dua guru Berdasarkan refleksi yang ada pada melaksanakan pembelajaran sesuai langkah-langkah dengan rencana siklus 1, maka guru bersama pengamat pembelajaran dan alokasi waktu yang telah menetapkan bahwa tindakan yang dilaksanakn ditetapkan. pada siklus 1 perlu perbaikan pada siklus 2 a. agar pembelajaran berlangsung secara optimal. pembelajaran dengan penerapan pendekatan 1. Perencanaan kontekstual Pada siklus 2 akan dilakukan beberapa Keterampilan guru dalam mengelola Hasil analisis menunjukkan bahwa perbaikan atas kelemahan-kelemahan yang kemampuan didapati dengan pembelajaran dengan penerapan pendekatan melakukan peningkatan keterampilan dalam kontekstual pada pendahuluan memperoleh memotivasi siswa dalam berkelompok. Untuk nilai rat-rata 5 termasuk kategori sangat baik, itu dilakukan persiapan –persiapan berupa: pada kegiatan inti/pelaksanaan memperoleh 1. nilai rata-rata 4,42 termasuk kategori baik dan pada Guru pembelajaran siklus 2, yaitu mempersiapkan yaitu rencana perangkat pembelajaran (RPP) yang sudah dimodifikasi berdasarkan guru pada bagian penutup dalam mengelola memperoleh nilai rata- rata 5 termasuk kategori sangat baik. solusi yang sudah disampaikan sebelumnya 2. Mengoptimalkan langkah-langkah b. pembelajaran dengan maksimal 3. Menekankan dalam menemukan masalah kembali atau Aktivitas Siswa Berdasarkan hasil aktivitas siswa di pada siswa pertemuan ke 3 dan di siklus II pada pokok menyelesaikan bahasan mengenai unsur-unsur kubus dan balok dengan penerapan pendekatan kontekstual, dengan ketentuan siswa dari seluruh siswa 31, hanya 5 siswa yang diamati ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 46 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... yang termasuk kedalam tiga golongan yaitu, pengamat, golongan atas, tengah dan bawah. Maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut: disimpulkan hasil dari pengamatan pada RPP 3 - serta pertemuan 3 (siklus II) adalah sebagai pembelajaran oleh guru pada siklus 2, telah berikut: lebih baik dibandingkan pada siklus I serta 1. Mendengarkan/ memperhatikan dan tes hasil Penerapan belajar siswa, langkah-langkah sesuai dengan RPP-3. penjelasan guru/ teman (16,25%) - 2. pembelajaran secara teratur sesuai dengan Membaca/ memahami masalah di LKS (20%) 3. Guru melaksanakan langkah-langkah rencana Menyelesaikan masalah/menemukan pembelajaran. pengelolaan Hasil analisis pembelajaran cara penyelesaian masalah LKS(18,75%) dikelompokkan 4. dalam dikarenakan pembelajaran telah berpusat pada dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas siswa, guru dan siswa sangat aktif dalam (15%) mengikuti proses belajar mengajar. 5. Membandingkan jawaban Bertanya/ menyampaikan pendapatb dalam kriteria dapat baik. Ini Berdasarkan analisis data pada siklus II atau ide kepada guru atau teman (16,25%) dengan penerapan pendekatan kontekstual 6. telah Menarik kesimpulan suatu konsaep atau prosedur (13,75%) 7. Prilaku siswa sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran. Guru kembali menagih dan yangtidak relevan mengulang keterapilan-keterampilan yang dengan KBM (0%) telah diajarkan pada siklus I. Siswa semakin c. Peningkatan ketuntasan hasil belajar aktif dalam proses belajar mengajar, hal ini siswa pada pokok bahasan unsur-unsur kubus disebabkan mereka telah mengerti bagaimana dan balok dengan pendekatan kontestual menggunakan Ketuntasan hasil belajar siswa pada penerapan pendekatan kontekstual. pokok bahasan unsur-unsur kubus dan balok 4 Refleksi yang mengenai perbedaan kubus dengan balok Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis serta bagian-bagian dari kubus dan balok data yang diperoleh guru dan pengamat selama dengan jumlah soal 2 buah serta banyaknya tatap muka pada siklus II terlihat adanya siswa yang mengikuti tes pada pertemuan II keberhasilan baik dari pihak guru maupun tersebut 29 orang siswa. Hasil yang mereka siswa, antara lain: peroleh dari tes siklus adalah sebanyak 29 siswa yang tuntas dengan hasil klasikal 85% sudah aktif dalam proses belajar kelompok 3. Pengamatan berlangsung siswa aktif memberikan ide dalam Setelah guru melaksanakan semua rencana kelompoknya, karena siswa sudah terbiasa tindakan selama di siklus 2 dikelas VIII.3 SMP dengan model yang diterapkan. Pembelajaran pada siklus II, siswa Negeri 16 Banda Aceh, hasil pengamatan ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 47 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... Dalam terlatih dalam kegiatan inti melatih guru siswa sudah benda bangun ruang, karena berdasarkan hasil untuk penelitian siswa masih mengalami kesulitan menerapkan pendekatan kontekstual. dalam membayangkan sebuah bangun ruang terlebih jika bentuk dan penampilannya diubah. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran pada bangun ruang kubus dan balok matematika di kelas VIII SMPN 16 Banda Aceh dengan ketuntasan hasil belajar siswa adalah 100% dan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran berada pada waktu ideal yang telah ditentukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual di SMPN 16 Banda Aceh dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami bangun ruang kubus dan balok. Terakhir, saran yang dapat peneliti berikan, berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan di atas, agar kiranya penelitian ini dapat dilanjutkan dengan melihat dan menganalisis konsep keruangan siswa atau kemampuan spasial siswa terhadap benda- ISSN 2355-0074 Volume III. Nomor 1. April 2016 | 48 Rita Novita, Niawati, Penerapan Pendekatan Kontekstual... DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. (2003). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Aisyah, N, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Asikin. 2003. Pembelajaran Matematika Berdasar Pendekatan Kontruktivisme dan CTL, Makalah dalam Rangka Seminar TOT Guru se Jawa Tengah. Semarang Darsono, M. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press Hudojo, Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Depdikbud : Jakarta. Johnson, A. 2006. Contextual Teaching and Learning.(Terjemahan). Jakarta: MLC. ...........Kemajuan atau Jalan di Tempat. http: // www.google/ dikdasmen/com: Diakses 21 April 2008. Pukul 19.30. Masnur Muslich. (2007). KTSP pembelajaran berbasis kompetensi dan komtekstual panduan bagi guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah. Jakarta: Bumi Aksara. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapan dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Press. Nurhadi. 2002. Contextual Teaching and Learning (CTL). Jakarta: Depdiknas Nasution, S. 1986. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung. Jemmars. Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta. Depdiknas. Sudrajat. 2007. ISSN 2355-0074 Gerakan Pendekatan Kontekstual dalam Matematika Sebuah Volume III. Nomor 1. April 2016 | 49