Mata kuliah : K0014 – FISIKA INDUSTRI Tahun : 2010 ARUS LISTRIK Pertemuan 17 ARUS LISTRIK 1. Arus dan Rapat Arus Arus listrik i didefinisikan sebagai aliran muatan (dq) persatuan waktu (dt) : i = dq / dt satuan : Amper (A) : 1 A = 1C / s Menurut konvensi arah arus dianggap se arah dengan aliran muatan positif , walaupun arus dihasilkan dari elektron-elektron bermuatan negatif yang bergerak . Rapat arus j : j = i / S atau i = ∫ j ∙ S S = luas penampang kawat penghantar 3 Kecepatan hanyut VD (drift velocity) L S VD E L = panjang kawat penghantar n = jumlah elektron konduksi per satuan volum Banyaknya muatan listrik dalam kawat : q = n S L e Waktu yang diperlukan muatan melintasi L : t = L / VD Arus i dalam kawat : i = q / t = (n S L e) / (L/VD) = n S e VD Maka VD = j / (n e) 4 2. Hambatan dan Hambatan Jenis Hambatan (R ) Hambatan (resistansi) adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan lajunya elektron dalam suatu rangkaian listrik . R = V/I satuan : Ohm[Ω] V = beda potensial antara kedua ujung hambatan Hambatan Jenis (Resivitas) ρ Merupakan karakteristik suatu bahan dalam menghantarkan arus listrik. Hubungan hambatan dan hambatan jenis : R = ρL/S 5 Konduktivitas ( σ ) Konduktivitas merupakan kebalikan dari hambatan jenis σ = 1/ ρ Bina Nusantara maka : R = L / (σ S) 3. Daya Dalam Rangkaian Listrik I I a B b I Batterai B dihubungkan dengan sebuah kotak hitam, yang dapat berupa sebuah : hambatan, motor listrik atau batterai ( accu) yang sedang diisi. Arus I akan mengalir dalam kawat penghubung, dan beda potensial antara titik-titik a dan b adalah Vba ( Va> Vb) Bina Nusantara Bila muatan dq bergerak dari a ke b, maka energi potensial listriknya berkurang sebesar : dq. Vba , yang dialihkan menjadi bentuk energi lain. Dalam waktu dt energi yang dialihkan adalah : dU = dq Vba = I dt Vba Kecepatan perpindahan energi ( = daya ): dU/dt = P = I Vba Bila kotak hitam berupa : - motor listrik : energi yang hilang sebagian besar dialihkan menjadi energi mekanis, yang menggerakan motor - hambatan ( R) : energi yang hilang dialihkan menjadi energi termal ( panas) dalam hambatan - batterai yang sedang diisi : energi yang hilang dialihkan menjadi energi kimia yang tersimpan dalam batterai. Bina Nusantara 4. Hukum (Kaidah) Kirchoff Hukum Kirchoff I : Jumlah arus yang menuju suatu titik cabang (sambungan) = jumlah arus yang meninggal titik cabang tersebut. I1 I2 I4 I1 + I2 + I3 = I4 + I5 I3 I5 Hukum Kirchoff II : Jumlah perubahan potensial listrik dalam suatu rangkaian tertutup adalah sama dengan nol : ∑ ( ε + iR) = 0 Bina Nusantara Catatan, Dalam menggunakan kaidah Kirchoff II : - bila ggl dilewati searah dengan arah ggl, perubahan potensial = + ε , dan = - ε bila ggl dilewati dalam arah berlawanan dengan ggl , - Bila hambatan R dilewati searah dengan I, perubahan potensialnya = - I R, dan = + IR bila hambatan dilewati dalam arah berlawanan dengan arah I. Bina Nusantara Gaya Gerak Listrik ( ggl) Batterai dan generator listrik, yang dapat digunakan untuk mempertahankan beda potensial antara dua titik disebut : tempat kedudukan gaya gerak listrik ggl (ε ). I B R Sebuah batterai (ggl) dihubungkan dengan hambatan R. Pengangkut muatan akan digerakan dalam arah I. Bila muatan dq lewat melalui setiap penampang dalam waktu dt, maka kerja oleh pengangkut muatan dW. Didefinisikan ε = dW / dq definisi ggl (ε ) satuan : Joule/Coulomb= volt maka : dW = ε dq Bina Nusantara Menghitung Arus Pada Rangkaian Loop Tunggal a I B R Sebuah rangkaian loop tunggal Dari kaidah Kirchoff II, mulai dari titik a dan searah perputaran jarum jam, maka jumlah perubahan potensial : – I R + ε = 0 atau : I = ε / R Bina Nusantara Hambatan Dalam ( r ) Setiap tempat kedudukan ggl akan mempunyai hambatan dalam ( r ), yang merupakan bagian dari sifat alat tersebut. b i r ε R Hambatan dalam r tidak dapat dihilangkan, karena r dan ggl menempati tempat yang sama pada tempat kedudukan ggl. Dari kaidah Kirchoff II, mulai dari b dan searah perputaran jarum jam : – I R + ε – I r = 0 atau : I = ε / ( R + r ) , maka ggl yang baik adalah bila hambatan dalamnya r << R, hingga arus I akan tetap sama. Bina Nusantara Beda Potensial Antara Dua Titik Dalam Rangkaian b I o r ε R a Menentukan beda potensial antara titik b dan a : mulai dari titik a searah perputaran jarum jam : Vb – I R = Va Bina Nusantara Vb – Va =Vab = I R = {ε / ( R + r )} R Menentukan Arus Pada Rangkaian Bersimpal Banyak ε1 ε2 a b R1 c R3 Sebuah rangkaian multi loop. Terdapat dua titik sambung, R2 I1 I3 I2 yaitu: titik b dan titik d. d Terdapat 3 cabang, yaitu : - cabang b-a-d , dengan arus I1 - cabang b-c-d , dengan arus I2 - cabang b-d , dengan arus I3 Bina Nusantara Dengan kaidah Kirchoff I dan II , akan diperoleh : - Loop kiri : mulai titik a dan searah perputaran jarum jam : ε1 – I3R3 + I1R1 = 0 ……….. ( 1 ) - Loop kanan: mulai titik b dan searah perputaran jarum jam: ε2 + I2 R2 – I3R3 = 0 ………… ( 2 ) - Titik cabang b : I2 = I1 + I3 ………… ( 3 ) - Titik cabang d : I1 + I3 = I2 ………… ( 4 ) Dari persamaan ( 1 ) , ( 2 ), dan ( 3 ), serta bila besar setiap ggl dan besar setiap hambatan diketahui , maka besar arus yang melewati masing-masing hambatan akan dapat dihitung, Bina Nusantara - 5. Rangkaian Hambatan (1) Rangkaian Seri Hambatan Pada rangkaian seri, besar arus yang melewati masingmasing hambatan adalah sama. a R1 ε R2 I R3 Dari kaidah Kirchoof II, mulai dari titik a, searah perputaran jarum jam : - I R1 - I R2 - I R3 + ε = 0 dari I = ε / R , maka Bina Nusantara I= ε / (R1 + R2 + R3) Rekivalen= R1 + R2 + R3 (2) Rangkaian Paralel Hambatan Pada rangkaian paralel, beda potensial dari masing-masing hambatan adalah sama. I I1 = V / R1 I2 = V / R2 ε R1 R2 I1 R3 I2 I3 = V / R 2 I3 i = i 1 + i2 + i3 = V / R1 + V / R2+ V / R3 = V(1 / R1 + 1 / R2+ 1 / R3) I dari I = V / R Maka R ekivalen dari 3 hambatan paralel tersebut adalah : 1/ Rekivalen = 1 / R1 + 1 / R2 + 1 / R3 Bina Nusantara Ammeter dan Voltmeter a. Ammeter A : alat untuk mengukur besarnya arus listrik. Untuk mengukur arus pada rangkaian, ammeter disisipkan pada rangkain tersebut, hingga arus yang akan diukur besarnya melewati ammeter . A I R ε,r R sebelum ammeter dipasang, besar arus pada rangkain : I = ε /(r + R ) : setelah ammeter dipasang : A rA Bina Nusantara I’ = ε /(r + rA + R ) rA = hambatan dalam ammeter Agar besar arus sebelum dan sesudah dipasang ammeter tidak berubah, haruslah RA<< R. Ammeter yang baik bila rA kecil. b. Voltmeter V Alat untuk mengukur beda potensial antara dua titik. Voltmeter dihubungkan pada kedua titik tersebut. I’’ V I R a I’ b Sebelum dipasang voltmeter : Vba= I R Setelah dipasang voltmeter : Vba = I’ R = (I – I’’) R Agar Vba sebelum dan sesudah dipasang voltmeter tidak berubah, haruslah : I’’ << I , atau RV >>R , RV= hambatan dalam voltmeter Bina Nusantara