AgriSimba

advertisement
EFEKTIVITAS AGRI SIMBA DENGAN DOSIS BERBEDA TERHADAP PRODUKSI
TOMAT (Solanum lycopersicum L.) VARIETAS RATNA
Sri Ambardini
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Agri Simba dengan dosis
berbeda terhadap produksi Tomat (Solanum lycopersicum L.) varietas Ratna. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dosis Agri Simba, yaitu A0 =
tanpa Agri Simba (Kontrol), A1= Agri Simba sebanyak 3,6 mL/polibag, A2= Agri Simba
sebanyak 4,8 mL/polibag, A3= Agri Simba sebanyak 6 mL/polibag, A4= Agri Simba
sebanyak 7,2 mL/polibag, A5= Agri Simba sebanyak 8 mL/polibag. Masing-masing
perlakuan ditambahkan kompos daun Komba-Komba (Eupatorium odoratum Linn.)
sebanyak 18,87g, dan diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
produksi Tomat tertinggi terdapat pada perlakuan A3, yaitu dosis Agri Simba 6 mL/polibag
dengan berat buah sebesar 79,86 g/pohon. Dari uji lanjut dengan BJND diketahui bahwa
dosis Agri Simba 6 mL/polibag berbeda nyata dengan Kontrol, dengan dosis 3,6 mL/polibag,
dosis 4,8 mL/polibag, dan dosis 8,4 mL/polibag, namun tidak berbeda nyata dengan dosis 7,2
mL/polibag.
Kata kunci : Efektivitas, Agri Simba, produksi Tomat.
Effectivity of Agri Simba With Different Dose to Tomato Yields ( Solanum Lycopersicum L.) Ratna
variety
The aim of This research is to know the effectivity of Agri Simba with different dose to
Tomato yields ( Solanum lycopersicum L.) Ratna variety. This Research use the randomized
complete design with six treatment differ dose of Agri Simba, there are: A0 = without Agri Simba
(Control ), A1= Agri Simba as much 3,6 mL / polybag, A2= Agri Simba as much 4,8 mL / polybag, A3=
Agri Simba as much 6 mL / polybag, A4= Agri Simba as much 7,2 mL / polybag, and A5= Agri Simba
as much 8 mL / polybag. Each treatment was added with compost of leaf Komba-Komba
(Eupatorium odoratum Linn.) as much 18,87g, and doing with four repeated . Result of the research
was indicated that the highest Tomato yields there are at A3 treatment, that is dose of Agri Simba 6
mL / polybag, fruit weighing up to 79,86 g / tree. Test continue by BJND was known that the dose of
Agri Simba 6 mL / polybag significan with the Control, with the dose 3,6 mL / polybag, dose 4,8 mL /
polybag, and dose 8,4 mL / polybag, but not significan with the dose 7,2 mL / polybag.
Key words: Effectivity, Agri Simba, Tomato yields.
1.Pendahuluan.
Tomat (Solanum lycopersicum L.) merupakan salah satu sumber makanan yang
mengandung banyak vitamin yang dapat menunjang perbaikan gizi masyarakat. Untuk
konsumsi sehari-hari buah Tomat dapat dimakan dalam bentuk olahan seperti jus dan saus
tomat atau langsung digunakan sebagai bumbu masakan [1].
Mengingat manfaat buah Tomat demikian besar serta masih kurangnya
pembudidayaan secara khusus yang disebabkan kurangnya pemahaman sebagian besar
masyarakat akan manfaat dan cara pembudidyaannya, maka perlu adanya pendekatanpendekatan dalam bentuk penelitian agar tanaman Tomat dapat dibudidayakan serta
dikembangkan sehingga manfaatnya dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat [2].
Produksi pertanian dari tahun ke tahun terus menurun, sehingga petani dianjurkan
menggunakan pupuk, terutama pupuk kimia sintetik seperti Urea, TSP, ZA, SP-36, dan KCL.
Anjuran penggunaan pupuk yang semakin banyak ini disebabkan antara lain karena mikroba
tanah pertanian yang bermanfaat semakin miskin sehingga ketersediaan unsur hara bagi
tanaman menjadi berkurang [3].
Upaya meningkatkan produksi pertanian dengan menggunakan pupuk kimia belum
memecahkan masalah kekurangan pangan secara memuaskan namun justru menimbulkan
masalah baru. Berkaitan dengan banyaknya masalah yang ditimbulkan oleh penggunaan
pupuk kimia sintetik tersebut maka salah satu alternatif yang digunakan adalah pemanfaatan
pupuk organik, baik pupuk kandang maupun kompos.
Kompos sebagai pupuk organik tidak mengandug residu kimia berbahaya dan mudah
diperoleh karena bahan bakunya berasal dari sisa-sisa tanaman yang tidak digunakan lagi
yang dapat diperoleh dengan cara menumpuk sisa-sisa tanaman atau dengan penambahan
bahan-bahan pemercepat/stimulator [4].
Salah satu bahan pemercepat yang telah diteliti oleh Pusat Penelitian Antar
Universitas ITB adalah Agri Simba, merupakan kemasan dari mikroba probiotik yang dapat
berguna untuk memperbaiki tekstur tanah, mempercepat proses penyediaan hara tanah,
menyehatkan tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan produksi tanaman [3].
Pada penelitian ini, bahan kompos yang digunakan adalah daun Komba-Komba
(Bahasa Daerah Muna- Sultra) yang diidentifikasi dengan nama ilmiah Eupatorium odoratum
Linn. Dengan pertimbangan bahwa Komba-Komba merupakan salah satu jenis gulma yang
mengganggu pertanian namun organ tanaman ini banyak mengandung unsur hara seperti
Nitrogen (N) = 5,89%, Fosfor (P) = 0,74, dan Kalium (K) = 3,13% [5]. Kompos ini
selanjutnya diberikan pada tanaman dan dipadu dengan beberapa perlakuan Agri Simba
untuk menguji bagaimanakah efektivitas Agri Simba dengan dosis berbeda terhadap produksi
buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) varietas Ratna.
2.Tinjauan Pustaka
a. Tinjauan tentang Agri Simba
Agri Simba merupakan kemasan khusus mikroba probiotik produksi Pusat Penelitian
Antar Universitas Ilmu Hayati ITB (PPAU/IH ITB), sangat sesuai dengan ekologis Indonesia
karena dalam aplikasinya pada tanaman pertanian tidak menimbulkan dampak ekologis pada
ekosistem-ekosistem tropis Indonesia di masa mendatang [3].
Probiotik (Yunani = untuk hidup) menunjukkan bahwa mikroba-mikroba probiotik
yang terdapat dalam kemasan Agri Simba dari kelompok bakteri fotosintetik, bakteri fiksatif,
bakteri oksidatif dan ragi yang sangat bermanfaat bagi kehidupan karena dalam aktivitasnya
dapat menghasilkan zat-zat yang berguna sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan
proses pengayaan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman [3].
Bakteri fotosintetik adalah golongan bakteri yang mampu memanfaatkan cahaya
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan, mempunyai pigmen seperti klorofil yang disebut
bakterioklorofil yang memungkinkan jasad renik ini mampu melakukan fotosintesis. Bakteri
fiksatif, adalah golongan bakteri yang mampu menambat nitogen bebas dari udara (N2),
dapat secara soliter ataupun bersimbiosis dengan tumbuhan sehingga mikroba ini membantu
menjaga persediaan Nitrogen dalam tanah yang sangat diperlukan sebgai hara tanaman [7].
Bakteri oksidatif, bersifat autotrof yang mampu menghasilkan energi melalui oksidasi
senyawa-senyawa Belerang (S), Besi (Fe), dan Mangan (Mn) [3].
Perkembangan dewasa ini menjadikan pegertian probiotik bertambah luas, yaitu
sebagai Effective Microorganism yang mempunyai aplikasi pada sistem pertanian, misalnya
mengubah atau memperbaiki kesuburan tanah sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk
kimia dan pestisida sintesis [3].
b.Tinjauan tentang Komba-Komba (Eupatorium odoratum Linn.)
Komba-Komba termasuk salah satu jenis gulma dengan klasifikasi, sebagai berikut:
Regnum: Plantarum, Divisio: Spermatophyta, Sub Divisio: Angiospermae, Classis:
Dicotyledoneae, Sub Classis: Sympetalae, Ordo: Asterales, Familia: Asteraceae, Genus
Eupathorium, Species: E. Odoratum Linn. [6].
Morfologi Komba-Komba dapat didiskripsikan sebagai berikut: Akar tunggang (radix
primaria) berwarna putih hingga kecoklatan, dapat menjalar dan jika keadaan memungkinkan
akan membentuk untuk menghasilkan individu baru. Batang muda berwarna hijau, batang
dewasa berwarna putih hingga kecoklatan, dan bercabang banyak, tinggi 2 – 6 m, diameter 2
– 4 cm, tidak berkambium tapi di dalamnya terdapat gabus berwarna putih, mempunyai
banyak ruas [7]. Mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur memanjang (ovatus), ujung
runcing (acutus) dengan pangkal meruncing (acuminatus), tepi bergerigi (serratus) dan
permukaan daun berbulu (pilosus) [6]. Bunga majemuk berwarna putih, daun mahkota 5
berlekatan, tangkai putik bercabng dua, tabung kepala sari berwarna ungu [7].
c.Produktivitas Tomat (Solanum lycopersicum L.)
Tingkat produktivitas tanaman Tomat dalam menghasilkan buah berbeda-beda
tergantung pada varietas dan teknik budidaya yang dilakukan. Penggunaan varietas yang baik
dan dengan pemeliharaan yang intensif dapat menghasilkan produksi yang tinggi. Meskipun
varietas yang digunakan baik tapi tidak disertai dengan tekinik budidaya yang baik,
produksinya akan rendah [1].
Produksi rata-rata buah Tomat nasional masih rendah karena berbagai hambatan,
antara lain: kultur teknik budi dayanya belum memadai secara intensif, adanya serangan
penyakit yang berbahaya, dan masih terbatasnya varietas Tomat yang tahan terhadap suhu
panas di daerah tropis.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produktivitas Tomat
adalah dengan menggunakan Agri Simba, aplikasi ini diharapkan dapat menggantikan
penggunaan pupuk kimia yang seringkali menimbulkan masalah, antara lain; polusi yang
ditimbulkan oleh penggunaan pupuk kimia (terutama pupuk N) yang berlebihan dan tak
terkendali, semakin langkanya bahan-bahan pembuatan pupuk yang berasala dari sumber
yang tak terbaharukan menyebabkan semakin meningkatnya harga pupuk, serta masalah
sosial ekonomi pertanian sering dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa perbandingan antara
harga pupuk jauh lebih tinggi dibandingkan dengan harga jual produk pertanian [8].
3.Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan enam perlakuan dosis
Agri Simba, yaitu A0= Tanpa pemberian Agri Simba (Kontrol), A1= 300 L/ha Agri Simba
setara dengan 3,6 mL/polibag + 18,87g kompos Komba-Komba, A2= 400 L/ha Agri Simba
setara dengan 4,8 mL/polibag + 18,87g kompos Komba-Komba, A3= 500 L/ha Agri Simba
setara dengan 6 mL/polibag + 18,87g kompos Komba-Komba, A4= 600 L/ha Agri Simba
setara dengan 7,2 mL/polibag + 18,87g kompos Komba-Komba, A5= 700 L/ha Agri Simba
setara dengan 8,4 mL/polibag + 18,87g kompos Komba-Komba. Masing-masing perlakuan
diulang empat kali sehingga terdapat 24 unit percobaan.
Sampel benih Tomat yang digunakan adalah varietas Ratna produksi PT. East West
Seed Indonesia yang diperoleh dari toko Tani. Selama satu bulan sampel disemaikan
kemudian dipilih 24 bibit dengan teknik purposif sampling dengan kriteria tinggi relatif sama,
helaian daun berjumlah 3 helai yang berwarna hijau. Indikator produksi adalah berat buah
Tomat g/polibag kemudian dikonversi kedalam ton/ha untuk disetarakan dengan produksi
nasional buah Tomat.
Alat-alat yang digunakan adalah: bak plastik ukuran 20 x 25 cm untuk tempat
perkecambahan, ember plastik sebagai wadah pencampuran media tanam, cangkul untuk
menghomogenkan kompos, gelas ukur 500 mL, timbangan Ohaus, oven listrik, kertas label
dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah: benih Tomat varietas Ratna sebagai sampel
penelitian, larutan Agri Simba untuk perlakuan, gula pasir untuk mengaktifkan Agri Simba,
tanah sebagai media tanam, air untuk pemeliharaan tanaman selama penelitian, dan daun
Komba-Komba sebagai bahan baku pembuatan kompos.
Prosedur pengumpulan data terdiri dari 7 tahap, yaitu: pembuatan kompos daun
Komba-Komba, pengaktifan Agri Simba, penyiapan media tanam, , pemupukan dengan
kompos daun Komba-Komba, penanaman dan pemeliharaan, dan pemanenan yang dilakukan
serentak setelah terdapat buah yang masak (tanaman berumur 105 HST).
Tekinik analisis data dilakukan secara deskriptif dengan menghitung rata-rata dan
simpangan baku berat buah tomat yang dihasilkan dari setiap perlakuan, analisis inferensial
dengan analisis varians satu jalur (uji-F) dan dilanjutkan dengan uji Beda Jarak Nyata
Duncan (BJND), masing-masing pada taraf kepercayaan 95%.
4.Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan analisis data diperoleh rerata berat buah Tomat pada berbagai perlakuan
dosis Agri Simba dan kompos daun Komba-Komba diperoleh hasil seperti pada tabel 1.
berikut:
Tabel 1. Rerata berat buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) (g) pada berbagai dosis Agri
Simba dan kompos daun Komba-Komba (Eupathorium odoratum Linn.)
Perlakuan
Berat buah
SB
Perlakuan
Berat buah
SB
A0
28,74
12,01
A3
51,58
10,91
A1
43,13
3,24
A4
79,86
10,91
A2
51,58
7,14
A5
67,20
14,49
Pegujian hipotesis dengan uji-F dan uji lanjut dengan BJND masing-masing pada
taraf kepercayaan 95%, disajikan pada tabel 2. dan tabel 3. berikut:
Tabel 2. Analisis sidik ragam rerata buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) (g) pada
berbagai dosis Agri Simba dan kompos daun Komba-Komba (Eupathorium
odoratum Linn.)
Sumber
Derajat
Jumlah
Kuadrat
Fhitung
Ftabel 0,05
Keragaman
Bebas
Kuadrat
Tengah
Perlakuan
5
6507,12
1301,42
11,95*
2,77
Galat
18
1960,79
108,93
Total
23
8467,90
Tabel 3. Hasil uji lanjut BJND rerata buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) (g) pada
berbagai dosis Agri Simba dan kompos daun Komba-Komba (Eupathorium
odoratum Linn.)
Perlakuan
A0
A1
A2
A5
A4
A3
Rerata Berat
Buah (g)
28,74
43,13
51,56
59,08
67,20
79,86
P0,05 (P:18)
BJND0,05= P.Sy
Beda Riel pada jarak P
3
4
BJND
95%
2
14,39
8,45
7,50
8,13
12,68
2,97
5
6
22,84*
15,95
15,63
20,80*
3,12
30,34*
24,08*
28,30*
3,21
38,47
36,75*
3,27
51,14*
3,23
15,50
16,28
16,75
17,07
17,33
a
ab
bc
bc
cd
d
Dari analisis diskriptif diperoleh rerata berat buah Tomat paling ringan terdapat pada
perlakuan A0 (tanpa Agri Simba) = 28,74 g. Kemudian mulai meningkat pada perlakuan A1
(Agri Simba 3,6 mL/polibag) = 43,13 g, A2 (Agri Simba 4,8 mL/polibag) = 51,56 g, dan
paling berat pada A3 (Agri Simba 6 mL/polibag ) = 79,86 g. Tetapi kemudian menurun pada
perlakuan A4 (Agri Simba 7,2 mL/polibag ) = 67,20 g, A5 (Agri Simba 6 mL/polibag ) =
59,08 g.
Analisis varians dengan uji-F menunjukkan bahwa perlakuan Agri Simba dan kompos
daun Komba-Komba berpengaruh nyata dalam meningkatkan berat buah. Selanjutnya,
berdasarkan uji BJND diketahui bahwa perlakuan A3 berbeda nyata dengan A1, A2, A5, tapi
tidak berbeda nyata dengan perlakuan A4.
Pengaruh nyata perlakuan Agri Simba dan kompos daun Komba-Komba ini paling
nampak pada perlakuan A0 yang hanya menghasilkan rata-rata berat buah sebesar 28,75g
setara dengan 3,59 ton/ha. Pada Perlakuan yang diberi Agri Simba, mulai dari dosis A1
menghasilkan berat buah = 43,13g setara dengan 5,39 ton/ha, A2= 51,58g setara dengan 6,45
ton/ha, A3= 79,88g setara dengan 9,99 ton/ha, A4= 67,20g setara dengan 8,4 ton/ha, dan A5=
59,08g setara dengan 7,39 ton/ha. Produksi buah tomat varietas Ratna berkisar antara 5 – 20
ton/ha [9]. Jadi dari hasil konversi berat buah Tomat varietas Ratna pada penelitian ini
nampak bahwa dengan perlakuan Agri Simba dan kompos daun Komba-Komba yang
diberikan menghasilkan berat buah sesuai dengan kisaran produksi nasional. Bahkan tidak
menutup kemungkinan bahwa aplikasi Agri Simba lebih efektif dalam meningkatkan berat
buah Tomat apabila waktu penelitian diperpanjang sampai dengan keseluruhan buah
mencapai ukuran penuh. Pada penelitian ini pemanenan hanya dilakukan sekali saat umur
tanaman 105 HST, yaitu saat dimana salah satu perlakuan tanaman Tomat telah
menghasilkan buah matang.
Rendahnya berat buah Tomat pada perlakuan A0 karena tanaman tidak mendapat
suplai mikroba probiotik yang bertidak sebagai effectve microorganism yang dapat mengubah
atau memperbaiki kesuburan tanah [3]. Akibatnya ketersediaan unsur hara yang diperlukan
tanaman Tomat menjadi tidak tersedia atau tidak mencukupi bagi tanaman sehingga
mengganggu pertumbuhan, selanjutnya berdampak pada produksi buah Tomat.
Berat buah Tomat meningkat seiring dengan meningkatnya dosis Agri Simba yang
diberikan dan optimal pada A3. Hal ini karena mikroba probiotik dalam Agri Simba pada
dosis tersebut mampu bekerja optimal dalam menghancurkan bahan=bahan organik dalam
kompos daun Komba-Komba menjadi unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
Tomat, baik dalam komposisi maupun jumlahnya sehingga menunjang pertumbuhan tanaman
menjadi lebih baik dan sangat menentukan pencapaian produksi optimal.
Agri Simba mampu menghancurkan bahan-bahan organik dalam waktu singkat, yaitu
7 – 10 hari [3], dalam penelitian ini sumber bahan organik yang diberikan adalah kompos
daun Komba-Komba akhirnya diurai olah Agri Simba menjadi pupuk hijau yang mampu
menyuburkan tanah, mempertahankan keseimbangan tanah, dan memperbaiki tekstur tanah.
Tekstur tanah yang baik akan memudahkan akar menyerap unsur hara dan penyerapan air
dari tanah. Sel-sel yang mengembang karena air juga memungkinkan terjadinya pegangkutan
hasil fotosintesis seperti gula dan pati masuk ke dalam jaringan buah selanjutnya terjadi
penimbunan pada buah sehingga berat buah bertambah [10].
5.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa:
1. Agri Simba efektif meningkatkan produksi buah Tomat dengan rerata tertinggi berat
buah Tomat (Solanum lycopersicum L.) varietas Ratna diperoleh pada tanaman Tomat
yang diberi Agri Simba dengan dosis 6 mL/polibag setara dengan 500 L/ha + 18,87g
kompos daun Komba-Komba (Epatorium odoratum Linn.). Hasil yang diperoleh pada
perlakuan A3 ini sebesar 79,88g setara dengan 9,99 ton/ha sedangkan hasil terendah
terdapat pada perlakuan A0 sebesar 28, 75g setara dengan 3,59 ton/ha.
2. Agri Simba dengan dosis berbeda berpengaruh nyata terhadap produksi (berat buah)
Tomat varietas Ratna. Pemberian dosis 6 mL/polibag berbeda nyata dengan kontrol,
dosis 4,8 mL/polibag, dan dosis 8,4 mL/polibag tapi tidak berbeda nyata dengan dosis
7,2 mL/polibag.
Daftar Pustaka
1.
Cahyono, B.1998. Tomat Budidaya dan
Analisis Usaha Tani. Kanisius, Yogyakarta.
2.
Sunarjono, H. 1977. Budidaya Tomat.
Soeroegan, Jakarta.
3.
Nganro, N.R. dan Aryantha, L.P. 1999.
Bioteknologi dan Penganekaragaman Hayati. PPAUH ITB, Bandung.
4.
Harjati, S., Sara, D.V., Indrawati, E.
2001. Pengaruh Kompos Berbahan Stimulator Berbeda Terhadap Produksi
Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poer.) [email protected], [email protected],
demvi@ ka.ut.ac.id.
5.
Daryono, H. dan Hamzah, Z. 1979. A
Study of Eupatorium odoratum Linn. Weed Found in Teak Plantation. Lembaga
Penelitian Hutan, Bogor.
6.
Tjitrisoepomo, G. 2000. Taksonomi
Tumbuhan (Spermatophyta). Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
7.
Van Steenis, C.G.G.J. 1988. Flora untuk
Sekolah di Indonesia. Cetakan kelima. Pradnya Paramita, Jakarta.
8.
Jutono.
1989.
Pupuk
Hayati
(Biofertilizer). Kursus Singkat dan Seminar Mikrobiologi. Unsrat, Manado.
9.
Trisnawati,
Y.
1994.
Tomat
Pembududayaan Secara Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta.
10.
Alin, B. 1993. Pengaruh Konsentrasi Zat
pengatur Tumbuh Triakontanol Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tomat
(Solanum esculentum L.). Skripsi Faperta Unhalu, Kendari.
Download