Kepulauan Seribu, pilihan liburan Lebaran

advertisement
Kepulauan Seribu, pilihan liburan Lebaran
Minggu, 25 Juni 2017 19:58 WIB | 1.461 Views
Oleh Atman Ahdiat
Dokumen foto wisatawan mengunjungi penangkaran ikan hiu di perairan Pulau Pari di kawasan Kabupaten
Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)
“Akhirnya kami pun sepakat untuk melewatkan Hari Lebaran di Kepulauan Seribu ..."
Jakarta (ANTARA News) - Jerit tawa dan canda anak-anak yang sedang berenang,
terdengar nyaring saat melihat ratusan ikan bergerombol mendekati mereka di kawasan
Kepulauan Seribu, Jakarta, Minggu (25/6), yang bertepatan dengan perayaan Hari Raya
Lebaran atau Idul Fitri 1438 Hijriyah.
Halimun, seorang pemandu wisata, tampak sabar mengikuti keinginan anak-anak yang
berjumlah sekitar sepuluh orang itu untuk berfoto di dalam air bersama ikan-ikan
berbagai warna dan ukuran.
Sementara itu, beberapa orang tua yang sebagian tetap berada di atas kapal kayu, juga
ikut berteriak girang melihat anak-anak mereka berusaha memegangi ikan yang terlihat
jinak.
Hanya dengan menebarkan sepotong roti, ratusan ikan pun langsung datang dan tanpa
rasa takut mendekati anak-anak yang sedang melakukan aktivitas snorkeling sambil
menikmati keindahan terumbu karang.
"Ayo Pak Halimun, foto saya sedang memberikan ikan di dalam air," kata Clarrissa (8),
1
sambil berteriak kegirangan setelah roti yang ditebarnya segera diserbu ratusan ikan
kecil berwarna hitam dengan garis-garis putih di tengahnya.
Sedangkan, Sheilla (12), kakak Clarissa, tampak ragu-ragu untuk mencebur dan hanya
memandang dari atas kapal, meski sudah menggunakan peralatan snorkeling lengkap.
"Nanti bagaimana kalau tiba-tiba ada ikan hiu?," kata Clarissa yang tampak tidak
seberani adiknya.
Sheila dan Clarissa adalah bagian dari ratusan anak yang sedang berada di Kepulauan
Seribu untuk menikmati liburan Hari Lebaran 2017.
Bersama rombongan yang secara total berjumlah 20 orang, mereka menginap di satu
penginapan (homestay) yang banyak bertebaran di Pulau Pramuka, pusat pemerintah
Kabupaten Adminstrasi Kepulauan Seribu, Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta.
Irwandi Rais (45), ayah Sheilla dan Clarrisa yang berperan sebagai ketua rombongan,
mengatakan bahwa mereka tiba di Pulau Pramuka sehari menjelang Lebaran dan
berangkat dari dermaga Marina di Ancol, Jakarta Utara.
Sudah tiga tahun terakhir Irwandi, yang mengaku warga Cibubur, Jakarta Timur itu,
tidak pernah mudik ke kampung halaman di Semarang, Jawa Tengah, karena tidak tahan
dengan kemacetan parah setiap menjelang Lebaran.
"Dalam tiga tahun terakhir ini, kemacetan beberapa hari menjelang hari Lebaran sudah
semakin parah, terutama yang mengarah ke Jawa Tengah. Akhirnya kami sepakat untuk
tidak ikut-ikutan mudik," kata Irwandi.
Meski dengan berat hati, anak-anak mereka bersedia untuk tidak berlebaran bersama
sanak keluarga di kampung halaman, tapi dengan syarat, mereka harus tetap pergi ke
suatu tempat yang jauh dari rumah.
"Akhirnya kami pun sepakat untuk melewatkan Hari Lebaran di Kepulauan Seribu karena
bukan hanya lebih dekat, tapi juga memiliki banyak tempat wisata bahari yang menarik,"
katanya.
Hal sama juga disampaikan oleh Riri Ridwan (41), warga Bekasi Timur, Jawa Barat, yang
mengaku sudah dua kali secara berturut-turut memilih berwisata di Hari Lebaran di
2
Kepulauan Seribu, daripada berdesak-desakan pulang ke Cioray, sebuah desa di
Kabupaten Tasikmalaya.
"Kami memilih Kepulauan Seribu karena kami merasa seperti berada di sebuah tempat
yang eksotis dan tidak perlu jauh-jauh untuk merasakan sensasi dan keindahan ikan-ikan
dan terumbu karang," katanya.
Riri datang bersama istrinya, Mimi dan anak semata wayang berusia 12 tahun, Najwa.
Ketika ditemui di dermaga, wajah dan kedua pipi Najwa yang putih bersih, terlihat sudah
berwarna kemerahan akibat terkena sinar matahari setelah sejak pagi menikmati
aktivitas snorkeling dan berenang di dekat Pulau Semak Daun, sekitar 30 menit naik
kapal dari Pulau Pramuka.
"Libur Lebaran tahun lalu kami menginap di Pulau Tidung. Mungkin tahun-tahun
berikutnya kami ingin mencoba suasana di pulau lain," kata Riri.
Ia mengaku selalu mengajak anaknya untuk mengenal lebih dekat tempat wisata di
tempat lain di Tanah Air.
Dalam beberapa tahun terakhir, Kepulauan Seribu yang termasuk salah satu dari sepuluh
destinasi prioritas untuk dikembangkan oleh pemerintah, memang menjadi pilihan banyak
warga DKI Jakarta dan sekitarnya yang tidak mudik Lebaran.
Warga Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) layaknya Irwandi
dan Riri mulai merasakan bagaimana stres yang harus mereka hadapi saat menembus
kemacetan menjelang Lebaran di kampung halaman.
Stres secara psikologis tersebut juga harus ditambah lagi dengan kerugian secara
material, seperti pemborosan karena harus mengeluarkan bahan bakar lebih banyak
serta biaya lain selama di perjalanan.
Menghabiskan liburan selama Idul Fitri di Kepulauan Seribu pun menjadi pilihan saat
kawasan Puncak dan daerah wisata lain di sekitar Jawa Barat tidak kalah macet parah.
Tapi, masih banyak warga Jabodetabek selama ini seperti tidak menyadari bahwa
Kepulauan Seribu adalah wilayah Ibu Kota Jakarta karena lokasi yang terpisah dari
daratan dan akses transportasi yang belum lancar.
3
Layanan kapal kayu dari Kali Adem yang dikenal dengan sebuah ojek kapal hanya sekali
sehari, demikian juga dengan kapal cepat dari dermaga Marina Ancol.
Ada pula kapal perintis Sabuk Nusantara 66 milik PT Pelni (Persero) dari Pelabuhan
Sunda Kelapa, malahan hanya melayani tiga kali pelayaran dalam seminggu.
Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, jumlah kunjungan
wisata sepanjang 2016 mencapai 807.000 orang, dengan rincian 785 ribu wisatawan
domestik, sementara sisanya dari mancanegara.
Kepala Suku Dinas Pariwisata Kabupaten Adminstrasi Kepulauan Seribu Fadjar Haridjaya
mengakui bahwa selain sarana transportasi, kendala lainnya yang harus segera diatasi
adalah ketersediaan akomodasi.
"Dengan jumlah lahan yang terbatas di Pulau Pramuka dan Pulau Tidung, sulit untuk
mengembangkan hotel di Kepulauan Seribu, sementara jumlah kunjungan wisata terus
meningkat," kata Fadjar.
Salah satu jalan yang akan ditempuh adalah mengembangkan seluruh pulau yang ada,
karena dari total lebih dari 100 pulau, hanya 11 di antaranya yang dihuni, yaitu Pulau
Untung Jawa, Pari, Lancang, Pramuka, Panggang, Tidung Besar, Tidung Kecil, Harapan,
Kelapa, Kelapa Dua dan Sebira.
Editor: Priyambodo RH
4
Download