BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka pemikiran berdasarkan

advertisement
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka
pemikiran
berdasarkan
teori
yang
digunakan
dapat
menjelaskan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Berbagai kajian atau teoriteori pengembangan wilayah secara umum menggambarkan adanya perbedaan
kebijakan pembangunan antara wilayah/negara daratan (continental/landlock
state)
dengan
wilayah/negara
kepulauan
(archipelago/archipegic
state).
Pendekatan analisis pengembangan wilayah kepulauan seperti yang ingin
diperlihatkan dalam penelitian ini adalah, untuk mengidentifikasi sektor-sektor
unggulan wilayah yang didukung dengan pengembangan kemampuan fasilitas
pendukung pada pusat-pusat pengembangan (kabupaten/kota). Arah pemikiran
penelitian akan melihat sektor-sektor unggulan wilayah di Provinsi Maluku
sebagai wilayah kepulauan berbasis bahari/maritim dapat menjadikan pusat-pusat
pengembangan wilayahnya dalam menyediakan fasilitas pendukung sehingga
dapat berperan sebagai pusat-pusat pengembangan antarwilayah di wilayah
kepulauan Provinsi Maluku.
Kebijakan pembangunan selama ini belum memperlihatkan arah dan
strategi kebijakan pembangunan yang berbasis pada kapasitas dan potensi lokal
(local spesific) wilayah kepulauan. Penerapan teori pembangunan wilayah
kepulauan seharusnya terpusat pada penentuan sektor-sektor unggulan yang
berbasis potensi lokal (local spesific) wilayahnya. Untuk itu tujuan utama dari
penelitian ini bagi pemerintah daerah yaitu, bila ingin mengembangkan wilayah
kepulauan pemerintah daerah perlu mengidentifikasi dan menentukan sektorsektor apa saja yang merupakan sektor unggulan dari wilayahnya.
102
Kebijakan atau arah dan strategi pembangunan wilayah Provinsi Maluku
selama ini sebaiknya diarahkan guna menemukenali serta menentukan sektorsektor unggulan (key sector) yang menciptakan keunggulan sektoral wilayah dan
menciptakan pusat pertumbuhan baru (new growth pole) berbasis pada kapasitas
dan potensi lokal (local spesific) wilayah. Keunggulan sektor berbasis potensi
lokal harus memiliki konektivitas atau keterkaitan antarsektor baik dari sisi
output, nilai tambah bruto, multiplier effek dan linkages intersectoral diantara
sektor-sektor yang diamati dan fasilitas pendukung wilayahnya.
Berdasarkan pemahaman di atas maka pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pengembangan ekonomi wilayah kepulauan melalui
pendekatan multisektoral berbasis potensi lokal (local spesific) wilayah. Sesuai
dengan pendekatan tersebut perkembangan wilayah kepulauan Provinsi Maluku
perlu mengidentifikasi dan menentukan sektor-sektor unggulan (key sector)
berbasis bahari atau maritim dengan potensi lokalnya dan sektor-sektor yang
dapat dipacu perkembangannnya sebagai sektor pendorong (prime/leading sector)
terhadap sektor lainnya.
Pemikiran penelitian ini didasari dari suatu pemahaman dengan melihat
pengembangan wilayah di Indonesia yang lebih didasarkan pada paradigma
pembangunan wilayah daratan (continental) hal ini dapat di lihat dari rendahnya
peran sektor angkutan air dan jasa serta sektor berbasis bahari/maritim di hampir
seluruh wilayah kepulauan. Dengan demikian arah dan strategi kebijakan
pembangunan wilayah yang tidak berbasis pada kapasitas atau potensi lokal (local
spesific)
wilayah
akan
pengembangan wilayah.
memperlemah
dan
memperlambat
pusat-pusat
103
Oleh sebab itu arah dan strategi kebijakan pembangunan wilayah yang
berbasis pada potensi lokal (local spesific) akan menciptakan kekuatan ekonomi
melalui sektor-sektor unggulan (key sector) dan ketersediaaan kemampuan
fasilitas pelayanan di pusat pengembangan. Kekuatan ekonomi wilayah akhirnya
mampu mendorong, mempercepat penciptaan pusat-pusat pertumbuhan baru (new
growth poles) yang tidak terpusat pada satu pusat pertumbuhan atau satu pusat
pengembangan saja.
Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran didalam penelitian ini
dilakukan dengan beberapa pendekatan yang dapat dilihat pada Gambar 2.
Kerangka pemikiran yang terbentuk dalam penelitian ini adalah :
1. Adanya
perubahan
paradigma
pembangunan
wilayah
dari
konsep
wilayah/negara daratan (continental/landlockstate) ke konsep wilayah/negara
kepulauan (archipelagoarchipelagicstate) dengan
karakteristik wilayah
kepuluan yang berbasis pada local spesific bahari/maritim.
2. Pengembangan sektor-sektor unggulan (key sector) wilayah kepulauan
(archipelago) dengan keunggulan potensi lokal (local spesific) bahari/maritim
diharapkan mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru (new growth
poles) atau pusat-pusat pengembangan dengan memanfaatkan kemampuan
fasilitas pelayanan di pusat pengembangan sehingga
ketergantungan
antarwilayah pada wilayah kepulauan akan saling menguntungkan (wilayah
generatif). Untuk itu perlu dilakukan dua model pendekatan pembangunan
secara bersamaan yaitu melalui pendekatan sektoral (I-O) dan pendekatan
regional (Skalogram).
104
3. Analisis skalogram merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk
menilai kemampuan pusat-pusat pengembangan wilayah dalam rangka
mendukung aktivitas ekonomi dan pelayanan sosial di wilayahnya.
Pendekatan regional perlu dilakukan sebagai bagian dari analisis arah dan
strategi
kebijakan
pembangunan
pengembangan
fasilitas
kemampuan
pelayanan wilayah melalui analisis hirarki pusat-pusat pengembangan.
Identifikasi dan menentukan sektor-sektor unggulan (key sectors) dalam
struktur ekonomi wilayah perlu didukung dengan kemampuan fasilitas
pelayanan pusat pengembangan sehingga sektor-sektor unggulan wilayah yang
berbasis karakteristik atau potensi lokal (local spesific) wilayah kepulauan
bahari/maritim dapat memanfaatkan ketersediaan fasilitas di pusat-pusat
pengembangan tersebut.
4. Analisis Input-Output (I-O) merupakan
salah satu analisis pendekatan
sektoral dan digunakan untuk menganalisis sektor-sektor unggulan wilayah
baik dari sisi struktur output, nilai tambah bruto, multiplier effek dan
intersectoral linkages serta arah dan strategi kebijakan pengembangan
perekonomian wilayah. Dengan kata lain analisis (I-O) mampu memberikan
gambaran
secara rinci mengenai
suatu perekonomian wilayah
dengan
mengkuantifisikan kebijakan ekonomi wilayah yang diperlihatkan melalui
peningkatan struktur output, nilai tambah bruto, multiplier efek (multiplier
effect) dan ketergantungan/keterkaitan antarsektor (interdependency/linkages
intersector). Selanjutnya dari analisis ini dapat dijelaskan sektor-sektor yang
memiliki keunggulan sektoral terhadap perekonomian wilayah khususnya
wilayah kepulauan yang berbasis bahari/maritim.
Wilayah Kepulauan Provinsi
Undang – Undang Ottonomi Daerah
Maluku
Kapasitas dan Potensi lokal Wilayah Kepulauan
Pemanfaatan Spasial Wilayah
Analisis Ekonomi Wilayah
Pendekatan Regional
Pendekatan Sektoral
Analisis Skalogram
Fasilitas
Pendukung
Sektor Ekonomi
Fasilitas Pendukung
Sektor Transportasi dan
Komunikasi
Analisis Input – Output (I-O)
Fasilitas Pendukung
Sektor Jasa
Terintegrasinya Pusat Pengembangan Wilayah dalam
Menyediakan Fasilitas Pendukung Pengembangan
Wilayah dengan Sektor unggulan Wilayah
Analisis Struktur
Output dan NTB
Analisis Multiplier
Effect
Analisis Parsial
Sektor Unggulan
Analisis Intersectoral
Linkages
Analisis Konektivitas Penentuan
Sektor Unggulan
Simulasi Output Final
Demand Impact
Arah dan Strategi Kebijakan Pembangunan Ekonomi Wilayah
Kepulauan Berbasis Local Spesific Bahari/Maritim
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Pengembangan Kawasan Sentra Produksi (KSP) Pada Wilayah Kepulauan Provinsi
Maluku
105
106
5. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi mengenai arah dan
strategi kebijakan pengembangan pembangunan perekonomian wilayah
kepulauan di Provinsi Maluku yang berbasis local spesific bahari/maritim. Di
sisi lain penelitian ini
mau menunjukkan peran wilayah
pengembangan wilayah kepulauan Provinsi Maluku dalam
fasilitas
di pusat-pusat
menyediakan
pelayanan yang lebih lengkap bila ingin mengembangkan peran
pusat-pusat pengembangan wilayahnya
kepulauan (archipelago).
yang berkarakteristik wilayah
Download