CHANGE TO THE SEISMIC PROVISIONS – UPDATED FORMAT AND CONTENT FOR ASCE 7-05* Diterjemahkan Oleh : S.P. Limasalle** Abstract The seismic provisions of the 2005 edition of the American Society of Civil Engineers (ASCE) Minimum Design Load for Buildings and Other Structures (ASCE 7-05) will be dramatically different in format and organization than those found in the current edition, ASCE 7-02. In addition, the seismic provisions of ASCE 7-05 will include several significant technical changes. This paper will first explain the format and organizational changes followed by a description of the significant technical changes. Key words : ASCE 7-05, seismic provisions, technical changes. 1. PENGANTAR Peraturan-peraturan gempa di dunia masih selalu diperbaharui sesuai temuantemuan studi/pengamatan perilaku bangunan pada waktu terjadi gempa maupun temuantemuan baru dari hasil riset yang menyakinkan. Di negara maju, pemasangan instrumen pada gedung-gedung di daerah rawan gempa dilakukan dengan intensif, sehingga perilaku sebenarnya dari gedung pada waktu terjadi gempa dapat dipelajari secara lebih efisien. Peraturan gempa Indonesia baru (SNI 1726-02) mengambil UBC’97 sebagai acuan utama. Oleh karena itu, perkembangan peraturan gempa yang banyak dipakai di Amerika Serikat harus pula menjadi perhatian para ahli struktur kita. Sebagaimana diketahui, UBC’97 telah diperbaharui menjadi IBC 2000 dan IBC 2003. IBC 2003 banyak merefer pada peraturan ASCE 7-02 yang sebentar lagi akan diperbaharui menjadi ASCE 7-05. Berlainan dengan di Indonesia, pembaharuan peraturan bangunan di AS dilakukan secara berkesinambungan, sehingga setiap kali peraturan baru ditetapkan, praktis semua temuan up-to-date yang telah teruji dapat dimasukkan dalam peraturan. Di Indonesia, pembaharuan peraturan berjalan relatif lambat sehingga pembaharuan SNI 1726-02 yang telah mulai digarap sebelum tahun 2000 tetapi baru selesai tahun 2002 tidak sempat menggunakan IBC 2000 sebagai acuan. Hal itu disebabkan memakan waktu cukup lama untuk mempelajari peraturan baru luar negeri oleh panitia yang bekerja paruh waktu. Cukup sukar untuk mempelajari perubahan suatu peraturan dari peraturan itu saja, karena dalam peraturan tidak dijelaskan apa alasan perubahanperubahan yang diambil. Untuk mempelajari perubahan IBC umpamanya, perlu dipelajari ketentuan yang sering dipakai acuan utama seperti NEHRP dan/atau pembahasan lengkap dari panitia perubahan peraturan itu sendiri. Untung ada pakar yang sering-sering membuat tulisan penjelasan tentang perubahan peraturan, seperti yang sering diterbitkan majalah Structural Engineer oleh pengarang seperti S.K. Ghosh dan rekan-rekan. Tulisan dibawah * This Paper was written by S.K. Ghosh, Ph.D., Susan Dowty, S.E. and Robert Bachman, S.E. Reprinted with permission from ZweigWhite, Inc., publisher of Structural Engineer magazine. Copyright 2005. S.K. ghosh, Ph.D., is president of S.K. Ghosh Associates Inc., a structural, seismic, and code consulting firm located in Palatine, Ill. Susan Dowty, S.E., is project manager at S.K. Ghosh Associates Inc., and served as editor for the ASCE 7-05 seismic reformatting project.Robert Bachman, S.E., is principal as R.E. Bachman Consulting Structural Engineers and was chair of the ASCE 7-05 Seismic Task Committee. ** Dosen Fakultas Teknik Universitas Kristen Krida Wacana. 1 ini merupakan terjemahan bebas dari tulisan S.K. Ghosh, Susan Dowty dan Robert Bachman pada majalah Structural Engineer bulan Februari 2005. 2. PERUBAHAN FORMAT DAN SUSUNAN/ORGANISASI Melalui usaha Building Seismic Safety Council (BSSC) dan ASCE selama 2 (dua) tahun, format dan susunan ketentuan beban gempa bangunan ASCE 7-02 akan diperbaharui secara keseluruhan pada ASCE 7-05. Tujuan pembaharuan ini adalah agar persyaratan mengenai beban gempa menjadi lebih mudah digunakan, lebih jelas, mudah diterapkan dan lebih mudah dimengerti; dengan sedapat mungkin menghilangkan konflik, pengulangan dan ketidakjelasan. Perubahan besar-besaran ini menjadikan ketentuan ASCE 7-05 menjadi dokumen yang lebih baik serta ketentuan secara lebih tepat dan persyaratan yang menghasilkan aplikasi yang seragam. Dalam ASCE 7-02, ketentuan tentang gempa hanya dimuat dalam pasal 9 tentang beban gempa dan lampiran A9, meskipun isinya merupakan separuh dari seluruh ketentuan beban ASCE 7-02. Hal ini menyebabkan pasal-pasal menjadi terbagi-bagi dalam sub-pasal yang penomorannya dapat membingungkan. Dalam ASCE 7-05, susunan ketentuan mengenai gempa dituangkan dalam pasal 11 sampai dengan pasal 23 dan pada lampiran 11A dan lampiran 11B seperti terlihat pada tabel 1. ▼ Tabel 1: Perluasan daftar isi dari perubahan persyaratan seismik pada ASCE 7-05 Section 11 Section 12 Section 13 Section 14 Section 15 Section 16 Section 17 Section 18 Section 19 Section 20 Section 21 Section 22 Section 23 Appendix 11A Appendix 11B Seismic Design Criteria Seismic Design Requirements for Building Structures Seismic Design Requirements for Nonstructural Components Material Specific Seismic Design and Detailing Requirements Seismic Design Requirements for Non-Building Structures Seismic Response History Procedures Seismic Design Requirements for Seismically Isolated Structures Seismic Design Requirements for Structures with Damping Systems Soil Structure Interaction for Seismic Design Site Classification Procedure for Seismic Design Site-Specific Ground Motion Procedures for Seismic Design Seismic ground Motion and Long Period Transition Maps Seismic Design Reference Documents Quality Assurance Provisions Existing Building Provisions Secara garis besar, perubahan format susunan ketentuan ASCE 7-05 adalah sebagai berikut: - Ketentuan tentang gempa yang jarang digunakan ditempatkan di pasal-pasal bagian belakang, antara pasal 16 s/d pasal 21, sedang yang selalu digunakan diletakkan dalam pasal 11. - Semua ketentuan mengenai Kategori Desain Seismik (Seismic Design Category – selanjutnya disingkat SDC) A, diletakkan dibagian muka pada pasal 11.7, sehingga perencana tidak perlu terlalu melihat pasal-pasal lain jika merencanakan struktur SDC-A. - Peta struktur tanah (ground motion maps) yang dulunya dianggap terlalu banyak sehingga menginterupsi alur ketentuan, sekarang dikumpulkan dalam pasal 22. 2 - Selanjutnya, untuk kemudahan, nilai-nilai getaran tanah dapat pula dilihat melalui CD-ROM yang disediakan. Daftar referensi sekarang dikumpulkan pada pasal 23, bukan lagi tersebar dalam masing-masing pasal seperti pada ASCE 7-02. Dalam pasal 23 tersebut dibedakan pada referensi biasa dan referensi standar sesuai konsensus. 3. PERUBAHAN KETENTUAN TEKNIK Perubahan ketentuan teknik dari ASCE 7-02 ke ASCE 7-05 juga cukup ekstensif. Kebanyakan perubahan tersebut mengacu pada ketentuan baru dari NEHRP 2003. Perubahan utama akan dibahas dibawah ini, namun karena terbatasnya halaman, tidak semua perubahan dapat ditampung dalam tulisan ini. A. Getaran tanah skibat gempa (seismic ground motion) Pada percepatan spektra dikurangi jumlah dan ukurannya, isinya diubah sesuai versi terakhir peta USGS. Juga ditambah peta-peta transisi periode getar panjang TL (long-period transition period maps). Hal ini disebabkan dalam grafik spektra desain (yang menentukan hubungan besaran percepatan respons spektra dengan besaran periode getar alami), diubah menjadi seperti yang terlihat pada gambar 1. Dalam grafik tersebut diperkenalkan periode getar panjang TL, dimana bagian belakang lengkung grafik ditransisi dari persamaan S A = SD1/T menjadi persamaan SA = (SD1.TL)/T2. Sehingga bagian grafik lengkung menurun yang dipengaruhi kecepatan-konstan (constant-velocity parts) untuk periode getar > TS terbagi menjadi bagian dari periode TS s/d TL yang ditentukan dengan persamaan SA = SD1/T dan bagian dari periode lebih besar dari TL, yang ditentukan persamaan SA = (SD1.TL)/T2. Besaran TL berkisar antara 4 detik s/d 6 detik tergantung dari letak daerahnya. Terlihat nilai TL tersebut lebih besar dari yang umumnya digunakan oleh para ahli struktur pada masa yang lalu. Perubahan ini terutama akan mempengaruhi desain bangunan gedung yang sangat tinggi dan penentuan “slosh height” pada tangki cairan. ▼ Gambar 1. Percepatan respons spektra, Sa, vs periode getar alami, T. 3 B. Redandensi (redundancy)* Pengaruh redandensi banyak disorot oleh Panitia Pembaharuan Ketentuan NEHRP 2003. Memang istilah redandensi struktur sendiri belum terdefinisikan dengan jelas, namun kekurangan redandensi suatu struktur dianggap telah dinyatakan dengan baik oleh V.V. Bertero yang mengatakan bahwa : “Jika kegagalan suatu komponen struktur menyebabkan kegagalan seluruh sistim struktur, maka sistim struktur tersebut kurang memiliki redandensi”. Oleh karena itu, cara yang paling logis untuk memeriksa suatu sistim struktur tidak memiliki redandensi yang cukup adalah memeriksa apakah kegagalan salah satu komposisi struktur menyebabkan pengurangan kekuatan yang parah pada suatu tingkat bangunan gedung atau menyebabkan ketidak-reguleran torsi yang ekstrim dari sistim struktur tersebut. Prinsip ini menjadi dasar ketentuan tentang redandensi dalam ASCE 7-05 Dalam ASCE 7-05, faktor redandensi diambil sama dengan 1,0 atau 1,3. Hal itu tergantung apakah suatu elemen struktur yang mengalami kegagalan atau kehilangan kapasitasnya sebagai komponen rangka penahan momen (momentresistant frame); akan mengakibatkan reduksi kekuatan tingkat sampai 33% atau menyebabkan terjadinya ketidak-reguleran torsi yang ekstrim (plan irregularity type 1B) atau tidak. Guna memudahkan penerapan ketentuan, dalam ASCE 7-05 disebut pula sistim struktur apa saja yang harus ditinjau redandensinya. “Braced frame”, rangka momen (moment frame) dan sistim dinding geser (terutama yang rasio tinggi terhadap panjang > 1) perlu ditinjau persyaratan redandensinya. Kondisi dimana ditetapkan ρ = 1 adalah untuk : 1. Struktur yang termasuk dalam kategori desain gempa B dan C. 2. Perhitungan simpangan (drift) dan pengaruh P-delta. 3. Desain komponen non-struktur. 4. Desain dari struktur bukan gedung yang tidak menyerupai bangunan gedung. 5. Desain elemen-elemen kolektor (collector elements), sambungan dan cara penyambungan dimana kombinasi beban dengan faktor kuat-lebih dari pasal 12.4.3.2 digunakan. 6. Desain dari elemen struktur dan sambungannya dimana kombinasi beban kerja dengan faktor kuat-lebih dari pasal 12.4.3.2 digunakan. 7. Beban-beban diafragma yang ditentukan dengan persamaan 12.10.1. 8. Struktur dengan sistim redaman (damping system) yang direncanakan sesuai ketentuan pasal 18. C. Gaya geser dasar rencana dan kombinasi beban gempa Untuk struktur dengan periode getar alami sangat panjang yang direncanakan dengan prosedur statik ekivalen, koefisien spektrum desainnya ditentukan dengan rumus : * Istilah baru ini dipilih penterjemah daripada istilah ketidakstatis-tertentu-an yang dirasa kurang menggambarkan makna arti “redundancy” dalam penggunan ini. 4 CS S D1 TL untuk T ≥ TL 2 R T I Pada ASCE 7-05 ditambahkan ketentuan pasal 12.4 untuk menjelaskan kombinasi beban dan faktor beban yang harus dipakai untuk pembebanan gempa. Hal ini disebabkan karena pengamatan menunjukkan bahwa banyak ahli teknik menggunakan ketentuan porsi beban vertikal pada waktu terjadi gempa secara tidak benar. D. Desain yang disederhanakan (simplified design) Prosedur desain yang disederhanakan diubah secara menyeluruh dan ditentukan dalam pasal 12.14. Prosedur ini berlaku untuk kategori desain seismik B, C, D dan E; namun tidak berlaku untuk sistim struktur yang desainnya ditentukan oleh batas simpangan terkontrol (drift controlled). Pendekatan ini terbatas untuk sistim struktur tertentu (seperti steel moment frame) untuk menghindari kemungkinan kesalahan yang disebabkan karena pemeriksaan batas simpangan tidak dilakukan. Prosedur sederhana ini diperbolehkan untuk “bearing wall” dan sistim rangka bangunan, asalkan beberapa syarat dipenuhi sehingga dihasilkan struktur penahan-beban-lateral yang mempunyai denah reguler yang tahan torsi. E. Kategori desain seismik Terdapat perubahan prosedur yang penting untuk penentuan kategori desain seismik dalam ASCE 7-05 pasal 11.6.1.1. Sekarang penentuan kategori desain seismik boleh dilakukan berdasarkan besarnya getaran tanah (SDS) saja, jika kondisi dibawah ini berlaku : 1. Pada kedua arah orthogonal, berlaku Ta < 0,8Ts. 2. Pada kedua arah orthogonal, T (yang digunakan untuk menghitung simpangan tingkat) sama atau lebih kecil dari Ts. 3. Batasan atas (upper-bound) gaya geser dasar rencana untuk periode getar alami pendek (bagian datar pada grafik gambar 1) digunakan untuk desain strukturnya. 4. Struktur mempunyai diafragma kaku atau untuk struktur dengan diafragma fleksibel, jarak antara elemen vertikal dari sistim penahan gempa tidak lebih dari 40 ft (≈ 12 m). F. Komponen arsitektur, mekanikal dan elektrikal Tentang persyaratan jangkar pendek tidak diatur tersendiri dalam ASCE 705, tetapi diminta mengacu pada ketentuan ACI 355.2-2001 yang terkait dengan masalah tersebut. G. Standar yang dipakai sebagai referensi Standar referensi pada ASCE 7-02 (sekarang dinamakan dokumen referensi) banyak diperbaharui dalam ASCE 7-05. Standar/dokumen yang harus diikuti adalah yang tercantum pada tabel 2, bahkan rencananya akan disusulkan sebagai suplemen ASCE 7-05 – dokumen terbaru yang akan terbit pada tahun 2005. 5 ▼ Tabel 2: Daftar dokumen yang dipakai sebagai referensi dan tahun terbitnya Material Baja Konstruksi Beton Tembok (Masonry) Kayu Dokumen yang dipakai sebagai referensi - AISC Allowable Stress Design (1989, termasuk suplemen No : 1, 2001) - AISC Load and Resistance Factor Design (1999) - AISC Seismic (2002) - ACI 318 (2002) - ACI 530/ASCE 5/TMS 402 (2002) - ACI 530.1/ASCE 6/TMS 602 (2002) (TMS = The Masonry Society) - AF&PA National Design Standar (2001) (AF&PA = American Forest & Paper Association) H. Sistim struktur penahan seismik baru Nilai R untuk dua sistim struktur baru – dinding geser baru dan semipracetak (intermediate precast) – dimasukkan dalam tabel 12.12-1. Hal ini agar konsisten dengan ketentuan ACI 318-02. Sistim dinding geser pracetak hanya diperbolehkan pada SDC A dan B. Penggunaan dinding geser semi-pracetak diperbolehkan untuk sistim struktur penahan seismik kategori SDC D, E dan F; asalkan tinggi gedung tidak lebih dari 40 ft. Hal ini sebagai cara tidak langsung untuk memperbolehkan penggunaan dinding geser “tilt up” dalam SDC D, E dan F; yang pada umumnya tidak memenuhi standar pendetailan dalam ACI 318-02 pasal 21.8. Dengan menambah R (response modification factor) untuk dinding geser “masonry” pada tabel 12.2-1, maka hal itu menjadi konsisten dengan ACI 530/ASCE 5/TMS 402 edisi tahun 2002. Sistim struktur ini hanya diperbolehkan untuk SDC A dan B dan nilai R-nya adalah 1,5. Hal ini disebabkan karena data menunjukkan bahwa perilaku struktur ini pada dasarnya adalah elastis linier dengan kekakuan mengurang (stiffness degrading linear elastic) dengan daktilitas dan desipasi energi yang sangat terbatas. I. Prosedur Analisis Modal (Modal analysis procedure) Nama prosedur ini diubah menjadi prosedur analisis respons spektrum modal dalam ASCE 7-05 pasal 12.9. Kebanyakan ketentuan tentang prosedur ini dihapus karena dianggap semua program perangkat lunak struktur komersial telah mencantumkan dan memakai prosedur matematik ini. J. Persyaratan struktur non-gedung Koefisien perencanaan dibagi dua tabel, yang satu untuk struktur yang mirip gedung perilakunya (tabel 15.4-1) dan yang satu lagi untuk yang perilakunya sama sekali tidak mirip gedung (tabel 15.4-2). Pada kedua tabel tersebut juga dicantumkan referensi yang berlaku untuk desain dan persyaratan detail. Beberapa koefisien desain yang tidak konsisten dalam ASCE 7-02 untuk struktur jenis ini diperbaiki dalam ASCE 7-05. Selanjutnya dalam ASCE 7-05, untuk struktur nongedung yang berperilaku mirip gedung; persyaratan ketinggian dilonggarkan jika nilai R-nya diambil lebih rendah. 6 K. Struktur dengan sistim peredam Pada pasal 18 ASCE 7-05, ketentuan untuk struktur jenis ini ditambahkan dan isi ketentuannya diambil persis dama dengan ketentuan terkait pada NEHRP 2003. L. Klasifikasi tempat (site classification) dan prosedur penentuan getaran tanah spesifik setempat Pasal 20 dan pasal 21 ditambahkan pada ASCE 7-05 untuk menjelaskan prosedur untuk menentukan klasifikasi tempat dan penentuan getaran tanah spesifik-setempat. Dalam pasal 21 juga mencantumkan prosedur untuk analisis respons setempat dan analisis getaran tnah yang membahayakan (ground motion hazard analysis). 4. PENUTUP DAN UCAPAN TERIMA KASIH (ACKNOWLEDGEMENT) Para penulis naskah asli berkesimpulan bahwa pembahasan yang signifikan pada ASCE 7-05 membuat dokumen ini menjadi sangat bermanfaat bagi para ahli struktur dalam menerapkan beban gempa dalam perencanaan struktur. Secara umum, mungkin terjemahan ini masih kurang memenuhi harapan para ahli struktur Indonesia yang tidak begitu mengikuti peraturan AS untuk sepenuhnya mengerti sistim yang berlaku di negara AS. Memang untuk dapat mengerti perkembangan trend desain seismik di AS, kita pertama-tama harus mengerti peraturan yang lama secara agak mendalam, sesudah itu baru tulisan semacam ini menjadi berguna. Selain tulisan semacam ini, perlu juga dipelajari ketentuan semacam NEHRP yang umumnya dipakai sebagai acuan peraturan IBC dan ASCE, karena ketentuan NEHRP selalu dibarengi dengan buku tentang penjelasannya. Ijin penterjemahan ini diberikan oleh pimpinan redaksi Structural Engineer, Jennifer Goupil, P.E. dan S.K. Ghosh, Ph.D., dengan tidak berbelit-belit dan cepat untuk hal mana penulis merasa sangat bersyukur. 7