BADAN PEMERIKSA KEUANGAN AUDIT PERJALANAN DINAS SECARA ONLINE http://www.tempo.co Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) i akan mengaudit ii perjalanan dinas iii di semua kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Ketua BPK, Hadi Poernomo menyatakan audit dikerjakan dengan sistem online untuk seluruh entitas. "Untuk perjalanan dinas ini bukan sampling iv lagi, tapi 100 persen akan dilakukan audit. Ini akan meningkatkan pengawasan dalam penggunaan anggaran untuk perjalanan dinas," kata Hadi Poernomo seusai penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) v e-Audit dengan Provinsi Sulawesi Utara dan Provinsi Maluku di Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan BPK, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2013. Menurut Hadi Poernomo, MoU e-Audit juga sudah dibuat dengan lembaga terkait seperti maskapai penerbangan dan PT Angkasa Pura vi. "Jadi, nanti tiket atau boarding passvii palsu akan ketahuan. Kami berharap sistem ini dapat mengurangi sistem Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) secara sistemik," kata Hadi Poernomo. Hadi Poernomo juga berharap aplikasi e-Audit tersebut akan efektif pada tahun 2015 mendatang. Saat ini BPK telah melakukan MoU e-Audit dengan seluruh entitas termasuk 33 provinsi di Indonesia. Ada 759 entitas yang masuk dalam e-Audit. Saat ini 80 persen aplikasi tersebut menurutnya juga telah diselesaikan. Nantinya aplikasi ini digunakan untuk melakukan pengujian terhadap semua sektor yang diperiksa BPK kepada entitas. Salah satunya pengujian bantuan sosial secara elektronik dan juga masalah perjalanan dinas. Persoalan perjalanan dinas memang selalu menjadi sorotan. Para pejabat kerap menggunakan anggaran perjalanan dinas untuk mencari penghasilan "tambahan". Banyak perjalanan dinas fiktif dan mark up dilakukan oleh pegawai kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Semester I tahun 2012, BPK menemukan 259 kasus penyimpangan perjalanan dinas di pemerintah pusat dan daerah yang merugikan negara sebesar Rp77 miliar. Dari total tersebut, sebanyak 86 kasus sebesar Rp40,13 miliar merupakan perjalanan dinas fiktif dan 173 kasus sebesar Rp36,87 miliar perjalanan dinas ganda. Sumber Berita: tempo.co, Kamis, 28 Maret 2013. ruangkabar.com, Jumat, 29 Maret 2013. sinarindonesianews.com, Jumat, 5 April 2013. Catatan: Dalam rangka melaksanakan tugas fungsi pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, salah satu langkah yang dilakukan oleh BPK adalah dengan mulai membangun pengawasan dengan sistem e-Audit, yaitu pengawasan melalui Pusat Data BPK yang menggabungkan data elektronik BPK (e-BPK) dengan data elektronik auditee atau pihak yang diperiksa oleh BPK. Dengan sinergi data dengan pihak yang diperiksa, nantinya BPK dapat melakukan perekaman, pengolahan, pertukaran, pemanfaatan dan monitoring data yang bersumber dari berbagai pihak, dalam rangka melakukan pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara. Penajaman implementasi BPK Sinergi itu dilakukan melalui strategi link and match. Dimulai dari mengidentifikasi sumber informasi dari lembaga negara, kementerian, BUMN, BUMD dan lain-lain, yang diperlukan BPK. Data dan informasi ini dapat berupa data keuangan maupun non keuangan. Kemudian, data itu diolah dan digunakan dalam proses pemeriksaan secara elektronis. Hasil pengolahan itu, selanjutnya dipadukan dengan data dan informasi yang diperoleh dari entitas yang diperiksa. Pembentukan BPK Sinergi ini perlu dilakukan, mengingat entitas pemeriksaan BPK yang begitu banyak dan harus diperiksa dalam waktu singkat. Sementara, jumlah pemeriksa BPK masih terbatas. Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, waktu pemeriksaan atas laporan keuangan dibatasi hanya dua bulan. Dengan dilakukan sinergi data, pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih mudah, lebih efisien, dan lebih efektif. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum Sebagai langkah awal untuk mempermudah pembentukan BPK Sinergi, BPK membuat nota kesepahaman (MoU) dengan pihak auditee. MoU ini bukan mengatur mengenai kewenangan atau perizinan akses oleh BPK atas data entitas. Sesuai ketentuan Pasal 10 huruf b Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004, dalam pelaksanaan tugas pemeriksaan, pemeriksa dapat mengakses semua data yang disimpan di berbagai media, aset, lokasi, dan segala jenis barang atau dokumen dalam penguasaan atau kendali dari entitas yang menjadi obyek pemeriksaan atau entitas lain yang dipandang perlu dalam pelaksanaan tugas pemeriksaannya. Dengan cara ini, pemeriksaan BPK akan semakin efisien dan efektif. Waktu yang digunakan auditor di entitas yang diperiksa untuk proses pengumpulan dan pengunduhan data akan dapat berkurang. Itu karena, sebagian atau bahkan seluruh data sudah bisa diakses dari kantor BPK. Salah satu kegiatan yang sering dijadikan obyek pemeriksaan BPK diantaranya adalah pertanggungjawaban belanja perjalanan dinas pegawai. Perjalanan dinas dalam negeri bagi pejabat negara dan pegawai negeri dan pegawai tidak tetap telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap. Perjalanan Dinas sebagaimana diatur dalam PMK tersebut meliputi: 1. Perjalanan Dinas Jabatan adalah perjalanan dinas melewati batas kota dan/atau dalam kota dari tempat kedudukan ke tempat yang dituju, melaksanakan tugas, dan kembali ke tempat kedudukan semula di dalam negeri. Perjalanan dinas jabatan dilaksanakan sesuai perintah atasan pelaksana Surat Perjalanan Dinas (SPD) yang dituangkan dalam surat tugas. Surat tugas dimaksud diterbitkan oleh: a. kepala satuan kerja untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh pelaksana SPD pada satuan kerja berkenaan; b. atasan langsung kepala satuan kerja untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh kepala satuan kerja; c. Pejabat Eselon II untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh pelaksana SPD dalam lingkup unit eselon II/setingkat unit eselon II berkenaan; atau d. Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I untuk perjalanan dinas jabatan yang dilakukan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Pejabat Eselon I/ Pejabat Eselon II. Biaya perjalanan dinas jabatan terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut: a. uang harian (uang makan, uang transpor lokal, uang saku) uang harian dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum b. 2. biaya transpor biaya transpor pegawai dibayarkan sesuai dengan biaya riil. c. biaya penginapan biaya penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya riil dan berpedoman pada PMK mengenai Standar Biaya. Dalam hal pelaksana SPD tidak menggunakan biaya penginapan, pelaksana SPD diberikan biaya penginapan sebesar 30% dari tarif hotel di kota tempat tujuan sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya. d. uang representasi (khusus Pejabat Negara, Pejabat Eselon I dan II) uang representasi dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya e. sewa kendaraan dalam kota; dan/atau sewa kendaraan dalam kota dibayarkan sesuai dengan biaya riil dan berpedoman pada PMK mengenai Standar Biaya f. biaya menjemput/mengantar jenazah biaya pemetian jenazah dan biaya pengangkutan jenazah termasuk yang berhubungan dengan pengurusan jenazah dibayarkan sesuai dengan biaya riil. Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan dinas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan dengan melampirkan dokumen: a. Surat tugas yang sah dari atasan pelaksana SPD; b. SPD yang telah ditandatangani oleh PPK dan pejabat di tempat pelaksanaan perjalanan dinas atau pihak terkait yang menjadi tempat tujuan perjalanan dinas; c. tiket pesawat, boarding pass, airport tax, retribusi, dan bukti pembayaran moda transportasi lainnya; d. Daftar pengeluaran riil; e. bukti pembayaran yang sah untuk sewa kendaraan dalam kota berupa kuitansi atau bukti pembayaran lainnya yang dikeluarkan oleh badan usaha yang bergerak di bidang jasa penyewaan kendaraan; f. bukti pembayaran hotel atau tempat menginap lainnya. Perjalanan Dinas Pindah. adalah perjalanan dinas dari tempat kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan Surat Keputusan Pindah. Biaya perjalanan dinas pindah terdiri atas komponen sebagai berikut: a. biaya transpor pegawai; b. biaya transpor keluarga; c. biaya pengepakan dan angkutan barang; dan/atau d. uang harian. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum Biaya perjalanan dinas pindah tersebut di atas dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi sebagaimana diatur dalam PMK mengenai Standar Biaya. Pelaksana SPD mempertanggungjawabkan pelaksanaan perjalanan dinas paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah perjalanan dinas dilaksanakan dengan melampirkan dokumen: a. Fotokopi surat keputusan pindah; b. SPD yang telah ditandatangani pihak yang berwenang; c. kuitansi/bukti penerimaan untuk uang harian; d. kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya transpor; dan e. kuitansi/bukti penerimaan untuk biaya pengepakan dan angkutan barang. PMK Nomor 113/PMK.05/2012 berlaku untuk kegiatan perjalanan dinas yang dananya bersumber dari APBN. Sedangkan untuk kegiatan perjalanan dinas yang dananya bersumber dari APBD, ditindaklanjuti lebih lanjut dengan penerbitan Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah tentang Perjalanan Dinas. i Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam UUD Tahun 1945. ii Audit atau pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. iii Perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan negara. iv Sampling atau uji petik pemeriksaan adalah prosedur pengambilan sampel dari satu populasi pemeriksaan untuk menyimpulkan keadaan populasi yang terperiksa, misalnya, uji petik terhadap satu objek pemeriksaan. v Nota kesepahaman (memorandum of understanding atau MoU) adalah sebuah dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara dua belah pihak. vi PT Angkasa Pura (Persero) merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan bandar udara di Indonesia. PT Angkasa Pura ini terdiri dari dua bagian yakni: PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. vii Boarding Pass adalah sebuah dokumen yang diberikan oleh maskapai penerbangan kepada para penumpangnya pada saat check in. Boarding Pass berguna sebagai pass masuk kedalam pesawat untuk penerbangan tertentu. Boarding Pass berisikan identitas penumpang, nomor penerbangan, tempat duduk serta tanggal dan jam keberangkatan. Seksi Informasi Hukum – Ditama Binbangkum