Yayasan Spiritia Lembaran Informasi 654 DIABETES DAN HIV Apa Diabetes Itu? Diabetes, yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis, adalah penyakit yang mengganggu perubahan makanan menjadi energi oleh tubuh. Biasanya, setelah kita makan, tubuh kita menguraikan makanan menjadi glukosa (juga dikenal sebagai “gula darah”) yang dibawa oleh darah ke sel di seluruh tubuh. Diabetes juga sering dikenal sebagai diabetes melitus atau DM. Sel kita menggunakan insulin, sebuah hormon yang dibuat di kelenjar pankreas, untuk membantu sel mengubah gula darah menjadi energi. Pada beberapa orang dengan diabetes, proses ini melambat, sehingga tingkat gula dalam darah menjadi terlalu tinggi. Keadaan ini dikenal sebagai hiperglikemia. Diabetes yang tidak dikendalikan dapat menyebabkan kerusakan pada saraf dan pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi misalnya penyakit jantung dan ginjal, dan masalah saraf, yang dapat mengharuskan amputasi anggota badan yang terkena. Apa Penyebab Diabetes? Kita dapat mengembangkan diabetes bila: y Pankreas kita tidak membuat cukup insulin (diabetes tipe 1) y Sel kita tidak mampu lagi menggunakan insulin secara benar, yang dikenal sebagai resistansi insulin (diabetes tipe 2) Diabetes tipe 2 adalah tipe yang paling sering dikaitkan dengan HIV. Faktor Risiko untuk Diabetes Orang yang kelebihan berat badan, jarang berolahraga, dan mereka yang memiliki riwayat keluarga diabetes berada pada risiko yang lebih tinggi terkena diabetes. Faktor risiko tambahan termasuk infeksi HIV dan virus hepatitis C, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan sedang hamil. Perokok 30-40% lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2 dibanding bukan perokok. Orang dengan latar belakang etnis tertentu (Afrika, Hispanik atau Asia) juga mungkin menghadapi risiko yang lebih tinggi. Diabetes juga dapat berkembang sebagai efek samping dari obat tertentu. Diabetes dan HIV Beberapa obat antiretroviral (ARV) yang dipakai untuk mengobati HIV diketahui meningkatkan risiko diabetes. ARV ini termasuk AZT, ddI dan d4T, dan beberapa protease inhibitor, termasuk LPV/r (Aluvia). Penelitian baru ini menunjukkan bahwa orang dengan diabetes memiliki risiko lebih besar terkena tuberkulosis aktif (TB – lihat LI 518). Karena orang dengan HIV juga jauh lebih tinggi risiko kematian akibat TB, penderita diabetes harus mengambil tindakan pencegahan tambahan untuk menghindari TB, termasuk pengobatan pencegahan isoniazid (PP INH). Bagaimana Tahu Kita Diabetes? Gejala resistansi insulin biasanya ringan dan mungkin tidak terlihat. Gejala dapat termasuk: y Merasa mengantuk, terutama setelah makan y Perubahan suasana hati atau sangat lapar setelah makan makanan ringan bergula atau makanan karbohidrat tinggi y Tingginya kadar lemak dalam darah y Bercak kulit gelap di daerah leher dan ketiak Gejala ini kadang-kadang disebut sebagai pradiabetes. Gejala diabetes dapat mencakup: y Haus yang luar biasa y Sering buang air kecil y Sangat lapar y Penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak biasa ySangat lelah dan lekas marah y Sering mengalami infeksi y Penglihatan kabur y Rasa kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki y Penyembuhan luka atau memar yang lambat Bagaimana Diabetes Didiagnosis? Ada tiga cara untuk menguji tingkat gula darah; cara ini dijelaskan dalam LI 123 tentang Gula Darah dan Lemak. Tes yang paling umum adalah tes glukosa puasa. Tes ini mengukur kadar gula dalam darah setelah seseorang tidak makan selama delapan jam. Kadar gula darah puasa kita sebaiknya diperiksa sebelum kita memulai terapi antiretroviral (ART) dan setidaknya setiap tahun. Jika kadarnya tinggi, tes lain mungkin diperlukan dan kita mungkin disarankan untuk menghindari ARV tertentu. Bagaimana Diabetes Diobati? Cara terbaik untuk mengendalikan diabetes adalah dengan mengurangi atau menyingkirkan faktor risiko dalam gaya hidup yang terkait dengan diet, olahraga (lihat LI 802) dan merokok (lihat LI 803). Kita juga mungkin perlu mengubah beberapa obat kita, termasuk ARV. Banyak orang dapat mengendalikan diabetes dengan kombinasi diet, olahraga, dan obat-obatan oral. Bila tindakan ini tidak berhasil, insulin adalah sarana yang sangat aman dan efektif untuk mengendalikan gula darah tinggi. Garis Dasar Diabetes sering dianggap sebagai penyakit gaya hidup, dan dengan demikian cenderung muncul sebagaimana orang semakin tua (lihat LI 616). Sebagaimana orang dengan HIV hidup lebih lama berkat terapi antiretroviral, mereka menjadi lebih rentan terhadap diabetes. Cara terbaik untuk menghindari diabetes adalah dengan membatasi atau menghilangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan: makan makanan sehat dan menjaga berat badan yang sehat; berolahraga secara teratur; dan berhenti merokok. Orang lansia disarankan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala. Jika kadar ini tinggi, mengurangi berat badan dapat menyebabkan perbaikan, terutama pada orang yang sangat gemuk. Dalam beberapa kasus, obat-obatan mungkin diperlukan untuk mengendalikan diabetes, dan mungkin kita harus mengganti ARV tertentu. Diperbarui 8 Januari 2015 berdasarkan FS 654 The AIDS InfoNet 9 Desember 2014 Diterbitkan oleh Yayasan Spiritia, Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Jakarta 10560. Tel: (021) 422-5163/8 E-mail: [email protected] Situs web: http://spiritia.or.id/ Semua informasi ini sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. Seri Lembaran Informasi ini berdasarkan terbitan The AIDS InfoNet. Lihat http:// www.aidsinfonet.org