FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR Herlina Tri Damailia, Theresia Rina Oktavia Prodi Kebidanan Magelang, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK Deteksi dini kanker seviks melalui metode pap smear merupakan pemeriksaan yang bertujuan untuk menemukan lesi prakanker yang bila mendapat penataksanaan kanker serviks yang tepat dapat mencegah terjadinya kanker serviks. Rendahnya skrining kanker serviks (pap smear) disebabkan oleh terbatasnya akses skrining, pengobatan dan kurangnya informasi serta pelayanan terhadap penyakit kanker serviks karena tingkat ekonomi rendah dan tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang pap smear. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor determinan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear pada Pasangan Usia Subur (PUS) di kelurahan Potrobangsan wilayah kerja Puskesmas Magelang Utara kota Magelang tahun 2014. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh PUS di Kelurahan Potrobangsan yaitu sejumlah 1069 PUS. Total sampel yang diteliti sebanyak 107 PUS dengan teknik pengambilan sampel berupa teknik proporsional random sampling. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Contingency Coeffissien. Ketentuan pengujian, apabila nilai p value <0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear (p value= 0,000), ada hubungan akses skrining dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear (p value=0,000), ada hubungan status ekonomi dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear (p value=0,044), ada hubungan dukungan petugas kesehatan dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear (p value=0,000). Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear. Kata kunci : faktor determinan, pap smear baru dan 300.000 kematian, negara PENDAHULUAN seluruh dunia berkembang menempati urutan pertama terdapat 600.000 kanker serviks invasif sebagai penyebab kematian wanita usia Setiap tahun di 40 reproduktif. Hampir 80% kasus berada 2006). Cakupan deteksi dini kanker di negara berkembang (Aziz et al, serviks baik melalui metode pap smear 2006). Kanker serviks merupakan jenis maupun IVA (Inspeksi Visual Asam kanker Asetat) masih kurang dari 5%, padahal terbanyak yang diderita perempuan di Indonesia, kasus baru pemerintah kanker serviks ditemukan 40-45 kasus deteksi dini kanker serviks adalah 85%. perhari, 52 juta perempuan Indonesia (Samadi, 2011). berisiko terkena kanker serviks. (Nurwijaya et al, 2010). menargetkan cakupan Rendahnya skrining kanker serviks (pap smear) disebabkan terbatasnya Prevalensi kanker serviks Provinsi akses skrining dan pengobatan. Masih Jawa Tengah tahun 2012 adalah sebesar banyak wanita Indonesia 0,007% dan tertinggi di kota Magelang mendapat sebesar 0,071%. (Buku Profil Kesehatan terhadap penyakit kanker serviks karena Provinsi Jawa Tengah, 2012). Menurut tingkat ekonomi rendah dan tingkat data kasus penyakit tidak menular di pengetahuan wanita yang kurang tentang Puskesmas dan Rumah Sakit provinsi deteksi dini melalui metode pap smear Jawa Tengah tahun 2012, jumlah kasus ataupun IVA (Imam, 2008). informasi dan kurang pelayanan kanker serviks yang ditemukan di kota Hasil wawancara dengan 10 PUS Magelang adalah 85 kasus, lebih tinggi (Pasangan Usia Subur) di Kelurahan dibandingkan Potrobangsan didapatkan 3 orang (30%) kasus di kabupaten Magelang sejumlah 28 kasus. pernah melakukan pap smear dan 7 Masalah lain adalah hampir 70 % orang (70%) belum pernah melakukan kasus datang ke rumah sakit dalam pap smear dengan alasan 2 orang keadaan stadium lanjut, ini berarti lebih (28,57%) tidak tahu apa itu pap smear, 2 dari orang Stadium IIB. Hal terpenting (28,57%) tidak tahu ada menghadapi penderita kanker serviks pelaksanaan pap smear atau kurangnya adalah diagnosis sedini mungkin dan informasi, 3 orang (42,86%) tidak memberikan terapi efektif sekaligus berminat melakukan pap smear karena prediksi prognosisnya. (Aziz et al, takut akan hasil pemeriksaan dan biaya 41 pemeriksaan yang mahal. Berdasarkan adalah deteksi dini kanker serviks permasalahan tersebut, peneliti tertarik melalui metode pap smear. Populasi mengambil “Faktor penelitian Determinan dengan judul dalam penelitian ini adalah seluruh PUS Deteksi Dini di Kelurahan Potrobangsan yaitu Kanker Serviks Melalui Metode Pap sejumlah Smear 2013). Pengambilan sampel dilakukan pada PUS di Kelurahan 1.069 PUS (Data PLKB, Potrobangsan Wilayah Kerja Puskesmas dengan menggunakan Magelang Utara Kota Magelang Tahun proporsional 2014.” Dengan tujuan mendeskripsikan didapatkan tingkat pengetahuan, akses skrining, (Sugiyono, 2011). random sebanyak teknik sampling, 107 sampel. status ekonomi PUS, dukungan petugas Data primer diperoleh dari jawaban kesehatan, mendeskripsikan deteksi dini kuesioner responden sedangkan data kanker serviks melalui metode pap sekunder dalam penelitian ini adalah smear, dan menganalis hubungan tingkat daftar pengetahuan, status Potrobangsan yang diperoleh dari data ekonomi PUS, serta dukungan petugas PLKB kelurahan Potrobangsan wilayah kesehatan dengan deteksi dini kanker kerja Puskesmas Magelang Utara tahun serviks melalui metode pap smear. 2013. akses skrining, nama PUS di kelurahan Analisis data penelitian dilakukan dengan cara sebagai berikut: analisis METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan survei analitik univariat untuk mengetahui distribusi dengan frekuensi dan persentase dari setiap pendekatan cross sectional (Arikunto, variabel. Analisis bivariat dilakukan 2010). Variabel bebas dalam penelitian dengan uji koefisien kontingensi, dengan ini adalah tingkat pengetahuan, akses tingkat kesalahan (α) 5%= 0,05 dengan skrinning, dan derajat kepercayaan 95%. Ketentuan dukungan petugas kesehatan. Sedangkan pengujian, apabila nilai p value <0,05 Variabel terikat dalam penelitian ini maka Ha diterima dan Ho ditolak. penelitian status ekonomi, 42 Analisis statistik menggunakan program b. Akses Skrining SPSS. (Sopiyudin, 2012). Tabel 2. Distribusi Akses Skrining HASIL DAN PEMBAHASAN No 1. Analisis Univariat 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan PUS Tingkat (f) (%) 62 57,9 Tersedia 45 42,1 Total 107 100 Skrinning a. Tingkat Pengetahuan PUS No Akses Frekuensi f Tersedia 2. (%) Pengetahuan Tidak Sebagian 1. Kurang 29 27,1 2. Cukup 43 40,2 3. Baik 35 32,7 Total 107 100 Dari 107 responden yang diteliti menyatakan besar tidak responden tersedia akses skrining yaitu sebanyak 62 orang (51,4%) dan menyatakan tersedia akses skrining sebanyak 45 orang (42,1%). paling banyak responden memiliki pengetahuan cukup sebanyak 43 orang (40,2%) dan paling sedikit responden dengan c. Status Ekonomi Tabel 3 Distribusi Status Ekonomi Frekuensi pengetahuan kurang sebanyak 29 orang (27,1%). No Status (f) (%) Ekonomi 1. Tidak 19 17,8 88 82,2 107 100 sesuai UMK 2. Sesuai UMK Total 43 Hampir seluruh responden dengan status ekonomi sesuai UMK yaitu 88 orang (82,2%) dan hanya sebagian kecil responden dengan e. Gambaran Pelaksanaan Pap Smear Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pap Smear No status ekonomi tidak sesuai UMK yaitu 19 orang (17,8%). Deteksi Frekuensi Persentase Dini (f) (%) Kanker Serviks d. Dukungan Petugas Kesehatan Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dukungan Petugas Kesehatan No Dukungan (f) Melalui Metode Pap (%) Smear Petugas 1. Kesehatan 1. Kurang 59 91 85 16 15 107 100 Pernah 55,1 Pap Mendukung 2. Tidak Mendukung 48 44,9 Total 107 100 Smear 2. Pernah Pap Perbandingan jumlah Smear antara Total responden yang kurang mendapat dukungan dari petugas kesehatan dengan yang mendapat dukungan hampir sama, yaitu sebanyak 59 orang (55,1%) dan 48 orang (44,9%). Sebanyak 91 orang (85%) belum pernah pap smear dan hanya sedikit responden yang pernah melakukan pap smear yaitu sebanyak 16 orang (15%). 44 2. Analisis Bivariat a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan Pap Smear Tabel 6. Tabulasi Silang Tingkat Pengetahuan dengan pelaksanaan Pap Smear Tingkat Deteksi Dini Kanker Serviks Pengetahuan Total Melalui Metode Pap Smear Tidak Pernah Pernah Pap Pap Smear Smear F % f % f % Kurang 29 100 0 0 29 100 Cukup 42 97,7 1 2,3 43 100 Baik 20 57,1 15 42,9 25 100 107 100 p value= 0,000 C=0,0479 Jumlah Seluruh responden dengan tingkat Koefisien kontingensi (C) diperoleh pengetahuan kurang 29 (100%) tidak nilai sebesar 0,479 yang menunjukkan pernah bahwa keeratan hubungan antar variabel melakukan Pap Smear. Hampir seluruh responden dengan tingkat pengetahuan cukup adalah sedang. 42 (97,7%) tidak melakukan pernah pap smear. Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan baik lebih banyak yang melakukan pap smear 20 (57,1%). 45 b. Hubungan Akses Skrinning dengan Pelaksanaan Pap Smear Tabel 7 Tabulasi Silang Akses Skrinning dengan Pelaksanaan Pap Smear Deteksi Dini Kanker Serviks Akses Skrinning Tidak Total Melalui Metode Pap Smear Tidak Pernah Pernah Pap Pap Smear Smear F % f % f % 62 100 0 0 62 100 29 64,4 16 35,6 45 100 107 100 Tersedia Tersedia p value=0,000 C=0,0442 Jumlah Responden yang tidak tersedia akses Koefisien kontingensi (C) diperoleh skrining sebanyak 62 orang (100%) nilai tidak pernah melakukan pap Smear, menunjukkan 45 responden yang tersedia akses hubungan skrining sebanyak 29 orang (64,4%) sedang. sebesar antar 0,442 bahwa variabel yang keeratan adalah tidak pernah melakukan pap smear. 46 c. Hubungan Status Ekonomi dengan Pelaksanaan Pap Smear Tabel 8. Tabulasi Silang Status Ekonomi dengan Pelaksanaan Pap Smear Deteksi Dini Kanker Serviks Status Ekonomi Total Melalui Metode Pap Smear Tidak Pernah Pernah Pap Pap Smear Smear Tidak f % F % f % 19 100 0 0 19 100 72 81,8 16 18,2 88 100 107 100 Sesuai UMK Sesuai UMK p value= 0,044 C= 0,191 Jumlah Responden yang memiliki status Hasil ekonomi tidak sesuai UMK sebanyak diperoleh nilai sebesar 0,191 yang 19 menunjukkan bahwa keeratan hubungan orang (100%) tidak pernah melakukan pap smear, 90 responden koefisien kontingensi (C) antar variabel adalah sangat lemah. yang memiliki status ekonomi sesuai UMK sebanyak 72 orang (81,8%) tidak pernah melakukan pap smear. 47 d. Hubungan Kesehatan Dukungan dengan Petugas Pelaksanaan Pap Smear Tabel 9. Tabulasi Silang Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pelaksanaan Pap Smear Deteksi Dini Kanker Serviks Dukungan Melalui Metode Pap Smear Petugas Tidak Pernah Pernah Pap Kesehatan Pap Smear Smear Kurang Total F % F % f % 59 100 0 0 59 100 32 66,7 16 33,3 48 100 107 100 Mendukung Mendukung p value=0,000 C=0,422 Jumlah Responden yang kurang mendapat dukungan dari petugas kesehatan sebanyak 59 orang (100%) tidak pernah melakukan pap smear, dari 48 responden yang mendapat dukungan dari petugas kesehatan sebanyak 32 orang (66,7%) tidak pernah melakukan pap smear. Koefisien kontingensi (C) diperoleh nilai 0,422 yang menunjukkan bahwa keeratan hubungan antar variabel adalah sedang. Rendahnya deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear di wilayah kelurahan disebabkan Potrobangsan karena kurangnya pengetahuan atau informasi. Berdasarkan hasil kuesioner pada aspek dukungan petugas kesehatan dapat disimpulkan bahwa hal ini disebabkan karena promosi dan sosialisasi tentang masalah deteksi dini kanker serviks oleh petugas kesehatan ke masyarakat masih sangat kurang. Peningkatan pengetahuan tidak akan selalu menyebabkan 48 perubahan perilaku, namun Semakin tinggi tingkat kemampuan memperlihatkan hubungan yang positif sosial ekonomi akan menambah tingkat antara kedua variabel tersebut sehingga pengetahuan jika memudahkan dirinya untuk mencukupi pengetahuan perilakunya tinggi cenderung berperilaku baik. sehat, memerlukan sarana maka Untuk masyarakat dan prasarana seseorang kebutuhannya terhadap dan kesehatan, seperti melakukan pemeriksaan IVA. Responden yang memiliki status mendukung, seperti halnya pemeriksaan ekonomi sesuai UMK namun hampir deteksi dini kanker leher rahim dengan sebagian metode pap smear memerlukan sarana responden prasarana kesehatan melakukan deteksi dini kanker serviks. terlatih, alat-alat pemeriksaan dan lain- Artinya bahwa status ekonomi tidak lain. pada akan berpengaruh langsung terhadap atau seseorang seperti tenaga Fasilitas-fasilitas hakekatnya ini mendukung besar atau sebanyak (81,8%) tidak untuk 72 pernah mencukupi memungkinkan terwujudnya perilaku kebutuhannya kesehatan (Soekidjo, 2010). disebutkan pula bahwa ada faktor Berdasarkan peneliti sampai hasil saat wawancara ini, baik di terhadap kesehatan, tingkat pengetahuan, dengan kata lain meskipun seseorang status jika tingkat Puskesmas Magelang Utara maupun ekonomi Puskesmas lainnya di kota Magelang pengetahuannya kurang atau dirinya belum skrining kurang informasi maka tidak menjamin maupun tenaga bahwa orang tersebut akan melakukan mendukung untuk mempunyai termasuk terlatih dilakukan fasilitas yang akses pemeriksaan deteksi dini baik dengan namun deteksi dini kanker serviks. Berdasarkan hasil bahwa ada penelitian kanker serviks dengan metode pap disimpulkan hubungan smear ataupun IVA disamping memang dukungan petugas kesehatan dengan karena belum ada kebijakan/program deteksi dini kanker serviks melalui dari Dinas Kesehatan kota Magelang. metode pap smear, hal ini dapat ditunjukkan dari proporsi PUS yang 49 pernah melakukan deteksi dini kanker sebagian serviks melalui metode pap smear melakukan seluruhnya sebanyak 16 orang (100%) melalui metode pap smear yaitu sebesar ditemukan pada PUS yang mendapat 85%. dukungan dari petugas kesehatan. Jadi besar PUS deteksi tidak pernah kanker serviks Terdapat hubungan yang signifikan semakin banyak petugas kesehatan yang antara tingkat memberikan dukungan terkait dengan deteksi dini kanker serviks melalui deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear, dengan nilai p value metode pap smear maka semakin banyak = 0,000 (< 0,05) dan hasil nilai keeratan PUS yang melakukan deteksi dini hubungan sebesar 0,479, keeratan kanker serviks. hubungan dalam kategori sedang, hubungan yang terdapat signifikan kanker serviks melalui metode pap Kesimpulan Sebagian besar PUS mempunyai pengetahuan cukup tentang smear, dengan nilai p value=0,000 (< 0,05) dan hasil nilai keeratan hubungan deteksi kanker serviks melalui metode sebesar pap tersebut smear dengan antara akses skrining dengan deteksi dini SIMPULAN DAN SARAN tingkat pengetahuan yaitu sebesar 40,2%. 0,442, dalam keeratan hubungan kategori sedang. Sedangkan sebagian besar PUS (57,9%) Hubungan yang kurang signifikan antara tidak tersedia akses skrinning deteksi status ekonomi dengan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap kanker serviks melalui metode pap smear. yang smear dengan nilai p value=0,044 (< mempunyai status ekonomi sesuai UMK 0,05) dan hasil nilai keeratan hubungan yaitu sebesar 82,2%. Dan sebagian besar sebesar 0,191, keeratan hubungan dalam PUS kurang mendapat dukungan dari kategori sangat lemah. petugas hubungan yang signifikan Pasangan kesehatan usia subur tentang deteksi Terdapat antara kanker serviks melalui metode pap dukungan petugas kesehatan dengan smear yaitu sebesar 55,1%, sehingga deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear dengan nilai p 50 value=0,000 (< 0,05) dan hasil nilai dini kanker serviks dengan metode pap keeratan hubungan sebesar 0,422, smear melalui kegiatan penyuluhan, keeratan hubungan dalam kategori konseling maupun mengajak para PUS sedang. untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Saran Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas kota Magelang diharapkan agar dapat mempertimbangkan dalam penentuan kebijakan terkait dengan pengadaan deteksi kanker program serviks melalui metode pap smear dan dapat bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia atau lembaga-lembaga lain di bidang kesehatan untuk mengadakan kegiatan pemeriksaan pap smear gratis khususnya di kota Magelang. Bagi Pasangan Usia Subur diharapkan agar lebih meningkatkan pengetahuannya tentang deteksi dini kanker serviks dengan cara mencari informasi atau bertanya kepada petugas kesehatan dan yang terpenting adalah agar PUS dapat melaksanakan deteksi dini kanker serviks melalui metode pap smear. Diharapkan agar petugas kesehatan dapat meningkatkan kegiatan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aziz, M.Farid, et al. 2006. Buku Acuan Onkologi Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Online. (http://www.dinkesjatengprov.go.id). Diakses tanggal 10 Febuari 2013. Dahlan, S. 2008. Statistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi 3. Jakarta, Arkans. Nurwijaya, Hartati, et al. 2010. Cegah dan Deteksi Kanker Serviks. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Samadi, Heru Priyanto. 2011. Yes, I Know Everything About Kanker Serviks. Solo: Metagraf Creative Imprint of Tiga Serangkai. Sugiyono. 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. pendidikan kesehatan tentang deteksi 51 i