310 Meili Yanti / Implementasi Blended Learning berbantuan NEO Learning Management System (LMS) untuk Mendukung Proses Pembelajaran Generasi Abad 21 Implementasi Blended Learning berbantuan NEO Learning Management System (LMS) untuk Mendukung Proses Pembelajaran Generasi Abad 21 Meili Yantia, Subaer Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar, Jalan Daeng Tata Raya, Makassar a e-mail: [email protected] Abstrak – Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh penerapan Blended Learning terhadap hasil belajar fisika dan bagaimana kualitas pembelajaran yang dihasilkan. Blended Learning merupakan perpaduan dari pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dan secara online di luar jam kuliah. Blended Learning bertujuan untuk memaksimalkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik. Pengetahuan yang diperoleh di kelas akan didiskusikan kembali secara online melalui elearning yang telah dibuat sebelumnya. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa calon guru Fisika semester dua. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar, berupa pretest dan posttest, dan (2) lembar observasi yang digunakan untuk mengukur kualitas pembelajaran yang meliputi aspek daya tarik mahasiswa, sarana dan prasarana serta kemampuan teknologi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Blended Learning dapat mendukung proses pembelajaran generasi abad 21 dengan menggunakan NEO Learning Management System (LMS). Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa calon Guru Fisika sebelum dan setelah diterapkannya pembelajaran Blended Learning tersebut. Dari segi kualitas pembelajaran, aspek pengetahuan teknologi calon guru memiliki persentase yang tinggi yaitu sebesar 82%. Kata kunci: Blended Learning, e-Learning, kemampuan teknologi. Abstract – The purpose of this research is to determine the impact of Blended Learning implementation to the physics pre service teacher students learning outcome and its classroom learning quality. Blended Learning is a combination of a face to face classroom activity with an after school online course. Blended-Learning aims to maximize students’ knowledge by discussing back the classroom studied subject using an online elearning system which has been developed before. The sample of this research are a semester two pre service teacher students. This research is using instruments as follows: (1) a test to measure the results of the study, which is a pretest and a posttest, and.(2) an observation sheets to determine learning quality, which is cover the aspects of student interest, learning infrastructure, and technology competencies. The result concuded that the implementation of Blended Learning can support learning process of the 21stcentury generation using the developed NEO Learning Management System (LMS). This is shown by the significant differences of the physics pre service teacher students learning outcomes before and after the implementation of Blended Learning. In terms of learning quality, the aspect of technology competencies has the highest percentage, which is 82%. Keywords: Blended Learning, e-Learning, technology competencies. I. PENDAHULUAN Salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan sampai hari ini adalah masih rendahnya hasil belajar fisika calon guru fisika itu sendiri. Pencapaian kemampuan sains tersebut dapat dilihat dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti pada objek penelitian. Tercatat dari dua puluh mahasiswa tidak seorangpun mencapai skor yang diharapkan. Kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya intensitas diskusi terhadap mata kuliah yang dianggap sulit. Dalam proses pembelajaran peserta didik sebaiknya dilatih untuk saling bertukar informasi sehingga akan timbul budaya publikasi yang dapat ditanamkan sedini mungkin melalui pembelajaran yang dilakukan didalam kelas. Namun bagaimana jika mereka ingin melakukan diskusi tersebut diluar kelas, karena mempertemukan satu orang dengan orang yang lain diluar kelas merupakan sesuatu yang tidak mudah dilakukan. Terlepas dari jadwal kuliah maka setiap mahasiswa memiliki jadwal masing masing. Implementasi dari Blended Learning merupakan solusi dari permasalahan ini. Blended – Learning merupakan perpaduan dari pembelajaran yang dilakukan dari dalam kelas dan secara online diluar jam kuliah. Blended – Learning bertujuan untuk memaksimalkan pengetahuan yang diperoleh peserta didik. Pengetahuan yang diperoleh dikelas didiskusikan kembali secara online melalui elearning yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu mahasiswa juga akan merasa senang akan hal tersebut karena tergolong dalam generasi abad 21. Generasi ini merupakan generasi yang didominasi dengan pengetahuan teknologi dan informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Numiek Sulistyo Hanum [1] menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran elearning sebagai media pembelajaran cukup efektif dengan tingkat kecenderungan sebesar 77,27% .Hasil penelitian tersebut tidak menujukkan Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 Meili Yanti / Implementasi Blended Learning berbantuan NEO Learning Management System (LMS) untuk Mendukung Proses Pembelajaran Generasi Abad 21 bagaimana perbedaan hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah mereka memperoleh pembelajran dengan menggunakan elearning. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan Blended Learning terhadap hasil belajar fisika dan bagaimana kualitas pembelajaran yang diciptakan. Kualitas pembelajaran tersebut meliputi: daya tarik mahasiswa terhadap pembelajaran, sarana dan prasarana yang memadai dan kemampuan teknologi yang dimiliki mahasiswa. Penelitian ini menggunakan fasilitas NEO LMS yang dapat diakses secara gratis dan memudahkan mahasiswa untuk menggunakannya. Desain yang menarik dapat meningkatkan minat belajar mahasiswa untuk selalu membuka elearning tersebut. Kelebihan dari NEO LMS adalah syarat yang dibutuhkan untuk membangun elearning hanya menggunakan alamat e-mail. Selain itu jumlah mahasiswa yang dapat diundang masuk kedalam elearning tersebut tidak terbatas. Kelebihan kelebihan seperti ini yang jarang dimiliki oleh Learning Management System yang lainnya. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan ide kereatif sebagai solusi dalam melayani gaya belajar generasi abad 21. II. LANDASAN TEORI A. Blended Learning Blended learning merupakan pengembangan lebih lanjut dari metode e-Learning, yaitu metode pembelajaran yang menggabungkan antara sistem eLearning dengan metode konvensional atau tata muka (face-to-face). Menurut Rooney [2] Blended Learning adalah pembelajaran cangkakokan antara konsep pembelajaran tradisional dikelas dan elemen e – learning. Ahli lainnya seperti White Lock and Jelf [3], memberikan tiga defenisi untuk Blended Learning : 1) Kombinasi antara pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbasis web online. 2) Kombinasi dari media dan perangkat yang digunakan untuk membangun e – learning 3) Kombinasi dari pendekatan pedagogik, yang tidak dipengaruhi oleh penggunaan teknologi. Dari berbagai defenisi diatas, para ahli secara umum lebih setuju Bahwa Blended Learning merupakan penggabungan metode Face to face dengan metode e – learning. Gambar 1 menunjukkan irisan antara face to face learning dan metode e – learning. Gambar 1. Irisan Blended Learning 311 B. Generasi Abad 21 Abad 21 baru berjalan satu dekade, namun dalam dunia pendidikan sudah dirasakan adanya pergeseran, pesatnya kemajuan ilmu tersebut dipicu oleh lahirnya sains dan teknologi komputer. Memasuki milenium III pada abad 21 ini, kualitas mahasiswa sains/IPBA masih perlu ditingkatkan, karena kualitas siswa mempengaruhi kualitas pendidikan sains. Kurangnya kemampuan guru mengajarkan sains menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas pendidikan sains. Ciri-ciri generasi jaringan adalah Literasi digital, Selalu terhubung, Segera, Experimential, Sosial, Tim, Struktur, Keterlibatan dan Pengalaman,Visual dan Kinesthetik [4]. III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode pre experiment. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang hanya ingin melihat bagaimana penerapan Blended Learning dapat meningkatkan hasil belajar dan melihat bagaimana kualitas pembelajaran yang terbentuk. Desain ini hanya menggunakan satu kelompok eksperimen. Tabel 1. Rancangan Penelitian Group Prestest perlakuan Kelas eksperimen O1 X Keterangan : O1 : Hasil observasi sebelum perlakuan X : perlakuan Blended Learning O2 : Hasil observasi sesudah perlakuan Post Test O2 Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Calon Guru Fisika Semester dua. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar. Tes dilaksanakan sebelum pembelajaran (pre test) dan setelah pembelajaran (post test). (2) lembar observasi yang digunakan untuk mengukur kualitas pembelajaran yang meliputi aspek daya tarik mahasiswa, sarana dan prasarana serta kemampuan teknologi. Untuk menghitung peningkatan hasil belajar mahasiswa, digunakan rumus faktor gain yang dihitung sesuai dengan yang di kemukakan oleh Hake (1998), yaitu x 100% (1) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran Blended Learning memadukan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online dengan menggunakan NEO LMS. Pada penelitian ini pembelajaran tatap muka dilakukan dengan memberi penjelasan dengan menggunakan metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Pada pembelajaran online, peneliti menggunakan fasilitas penugasan, diskusi online, memberikan sumber belajar, absen online dan memberikan informasi dalam bentuk pengingat yang dapat dibaca oleh mahasiswa ketika tidak sedang berada didalam kelas. Pada kegiatan eksperimen, peneliti mengumumkan bahwa pertemuan Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 312 Meili Yanti / Implementasi Blended Learning berbantuan NEO Learning Management System (LMS) untuk Mendukung Proses Pembelajaran Generasi Abad 21 online akan dilaksanakan pada malam hari. Sebelum itu peneliti memberikan tugas yang harus dikumpul sebelum masuk kedalam kelas maya NEO LMS. Setelah menerapkan pembelajaran Blended Learning, maka peneliti memperoleh data – data seperti tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Rata – Rata hasil belajar Mahasiswa Data Pretest Postest Rata – Rata 39.5 80.5 Standar Deviasi 11.23 7.82 Varians 125.05 61.0 Nilai maksimum 60 90 Nilai Minimum 20 70 Berdasarkan Uji Normalitas dan Uji Homogenitas maka seluruh kelompok data telah memenuhi syarat. Tabel 2. Klasifikasi mahasiswa berdasarkan gain skor persentase No Rentang kategori frekuensi (%) 1 2 3 g > 0,7 0,3 ≤ g ≤ 0,7 g < 0,3 Tinggi 14 70 sedang rendah 5 1 25 5 Dari tabel diatas menunjukkan 70% mahasiswa calon guru fisika berada pada kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari mereka aktif dalam forum diskusi LMS. Diskusi yang dilakukan dapat membantu peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi ketika akan mengerjakan tugas. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bawaneh [5] bahwa semakin sering perserta didik berinteraksi untuk saling bertukar infomasi maka akan berpengaruh pada performance peserta didik itu sendiri. Setiap pesan yang di posting oleh peserta didik akan memicu peserta didik yang lain untuk menyelesaikannya. Mereka berlomba untuk memberikan umpan balik bagi teman mereka yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan hasil uji t dengan t hitung 0,00 < 0.05, maka secara siginifikan adanya peningkatan hasil belajar karena penerapan Blended Learning. Hal senada juga dinyatakan oleh izuddin [6] bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dari kelas yang menerapkan Blended Learning, yaitu meningkatnya motivasi belajar siswa, dengan meningkatnya motivasi belajar tersebut, maka hasil belajarnya juga akan meningkat. Jumlah persentase keberhasilan pembelajaran ditunjukkan pada tabel 2. tabel tersebut memberi batas jumlah mahasiswa yang berada pada kategori rendah, sedang maupun tinggi Tabel 3.Output Uji-t Paired Samples Test Mean Pair 1 VAR00001 VAR00002 Std. Deviation - 41.00000 Paired Differences Std. Error Mean 14.31323 3.20053 Keterangan : 1 : Minat Belajar 2 : Sarana dan Prasarana 3 : Kemampuan Teknologi Gambar 2. Grafik kualitas pembelajaran Blended Learning Selain melihat perbedaan hasil belajar, penelitian ini juga bertujuan untuk melihat kualitas pembelajaran yang dibentuk dengan menggunakan kuisioner untuk 95% Confidence Interval of t df Sig. (2tailed) the Difference Lower Upper -47.69880 -34.30120 -12.810 19 .000 mengukurnya. Kuisioner yang digunakan mengukur 3 indikator dalam tercapainya sebuah kualitas pembelajaran yang baik, yakni daya tarik siswa terhadap pembelajaran, sarana dan prasarana yang memadai dan kemampuan teknologi yang dimiliki oleh siswa.Hasil dari kuisioner tersebut di jabarkan dalam grafik pada gambar 2. Aspek yang paling dominan dengan persentase 82,86 % adalah kemampuan teknologi. Hal ini merupakan modal awal yang harus dimiliki peserta didik tingkat satuan pendidikan manapun. Karena untuk memulai Blended Learning tanpa pengetahuan teknologi yang memadai merupakan hal yang sulit. Hal ini cukup membuktikan bahwa Blended Learning bisa diterapkan dalam pembelajaran. Aspek kedua dengan persentase sebesar 77,78 % adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana juga cukup memadai untuk membangun pembelajaran Blended Learning. Sarana dan Prasarana yang diperlukan seperti PC, aplikasi, dan jaringan internet yang memadai. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823 Meili Yanti / Implementasi Blended Learning berbantuan NEO Learning Management System (LMS) untuk Mendukung Proses Pembelajaran Generasi Abad 21 Aspek ketiga adalah daya tarik mahasiswa mengikuti pembelajaran Blended Learning dengan persentase 76,43 % . Persentase daya tarik lebih kecil dari kedua aspek lainnya, namun tidak terlalu signifikan. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan didalam kelas masih menggunakan metode ceramah. Sehingga peserta didik kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Lain halnya ketika peserta didik melakukan diskusi online, mereka akan termotivasi satu sama lain untuk memberikan informasi. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Blended Learning dapat mendukung proses pembelajaran generasi abad 21 dengan menggunakan NEO LMS. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar mahasiswa calon Guru Fisika sebelum dan setelah diterapkannya pembelajaran Blended Learning tersebut. Dari segi kualitas pembelajaran, aspek pengetahuan teknologi calon guru memiliki persentase yang tinggi sebesar 82,86%. 313 PUSTAKA [1] Numiek Sulistyo Hanum, Keefektifan E- Learning sebagai media pembelajaran, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 3. No.1 Februari 2013. [2] Rooney, J. E. 2003, Blended learning opportunities to enhance educational programming and meetings. Association Management, 55(5), 26-32. [3] Whitelock, D., & Jelfs, A. (2013) Editorial: Journal of Educational Media Special Issue on Blended Learning. Journal of Educational Media, 28, 99100 [4] BSNP.2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad XXI (Versi 1.0). Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. [5] Shamsi S. Bawaneh, The Effects Of Blended Learning Approach On Student Performance. Interdiciplinary Journal of Research In Bussines, Vol.1, Issue 4 April 2011 [6] Izuddin Syarif, Pengaruh Model Blended Learning terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 2, Juni 2012 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25 April 2015 ISSN : 0853-0823