RANCANG BANGUN ALAT UKUR TINGGI BADAN BAYI BERBASIS MICROCONTROLLER ATMEGA 8535 Wisnu Adi Prasetyanto1, Rizky Hernawan2 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I no 5 – 11 Semarang Email: [email protected] Abstract Baby height measurement is one thing to be done when the baby was born. Height that measured is the most importance in the world of health record because it can be the benchmark for normal childbirth. The average baby born has a 46-54 cm high. height measurement method is done in general are still using manual tools in the form of tape or direct measurements with the aid of expert assistants. so to get the results need to be done 2 times a baby with a tape measure that is followed by the meter measuring tape. so we need a measuring tool to help health workers to obtain high data baby. For that in high-need baby measuring instrument based microcontroller. This tool is designed to get maximum results. As the detector used height and Ping Ultrasonic Sensor is packaged in a box baby. In testing the tool is successfully used to measure the height between 40-56 cm tall with a LCD as display the measured and the sound output through speakers with a power source bateray stone with a 0.12 standard deviation. For further development of these measuring devices can be integrated with the measurement of body weight and body temperature. Keywords: microcontroller, ultrasonic, LCD Abstrak Pengukuran tinggi bayi merupakan salah satu hal yang dilakukan ketika pertama kali bayi lahir. Tinggi yang terukur merupakan hal yang sangat penting didunia kesehatan karena dapat menjadi tolok ukur untuk kelahiran bayi normal. rata-rata bayi yang dilahirkan mempunyai tinggi 46-54 cm. metode pengukuran tinggi badan yang dilakukan pada umumnya masih menggunakan alat manual berupa pita ataupun pengukuran langsung dengan bantuan asisten dari tenaga ahli. sehingga untuk mendapatkan hasil perlu dilakukan 2 kali pengukuran yaitu bayi dengan pita dilanjutkan pengukuran pita dengan meteran. sehingga diperlukan suatu alat ukur untuk membantu petugas kesehatan untuk mendapatkan data tinggi bayi. Untuk itu di butuhkan alat ukur tinggi bayi berbasis microcontroller. Alat ini dibuat untuk mendapatkan hasil maksimal. Sebagai detektor tinggi badan digunakan Sensor Ultrasonic Ping dan dikemas dalam bentuk box bayi. Dalam pengujiannya alat ini berhasil digunakan untuk mengukur tinggi badan antara 40 – 56 cm dengan LCD sebagai tampilan tinggi yang terukur dan keluaran suara melalui speaker dengan sumber tenaga batu bateray dengan memiliki standart deviasi sebesar 0.12. Untuk pengembangan selanjutnya Alat ukur ini dapat diintegrasikan dengan pengukuran berat badan dan suhu tubuh. Kata Kunci: Microcontroller, ultrasonic, LCD 1. PENDAHULUAN Bayi adalah sebutan bagi manusia ketika pertama kali dilahirkan dari rahim ibunya. Kelahiran bayi pada umumnya dibantu oleh penolong persalinan (dokter, dukun bayi,bidan, tenaga kesehatan) yang telah berpengalaman. Sebelum bayi diserahkan sepenuhnya kepada pihak keluarga, seorang penolong kesehatan perlu melakukan pengamatan-pengamatan untuk memperoleh data mengenai sang bayi diantaranya adalah berat badan, panjang badan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal ataupun tidak normal. Hasil pengukuran tersebut dapat digunakan sebagai indicator deteksi dini Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) kerena bayi ini rentan terhadap penyakit dibandingkan bayi normal. Namun dalam situasi tertentu tidak semuanya dapat terukur hal ini dikarenakan kondisi dilapangan kadang tidak memadai terutama didaerah pelosok yang jauh dari rumah sakit. Bayi yang lahir dibersihkan dahulu dari sisa lendir dan darah kemudian langsung diadakan penimbangan dengan meletakkan ke alat penimbang berat badan bayi, setelah itu kemudian diukur panjang bayi di upayakan agar bayi dalam kondisi tenang untuk menghindari pergerakan bayi saat pengukuran. Cara pengukuran dengan menggunakan pita dan meletakannya ditempat yang rata kemudian letakkan bayi di atasnya. Selanjutnya ukur panjang pita tersebut dengan meteran dengan satuan panjang centimeter (Cm). Untuk pengukuran tinggi badan ini kebanyakan masih manual. Sehingga masih kurang efisien karena hasil panjang didapatkan setelah dua kali kerja yaitu harus mengukur bayi dengan pita kemudian mengukur kembali pita tersebut untuk mendapatkan hasilnya. Pengukuran bayi tidak hanya sebatas tinggi badan saja yang diukur. Sehingga di perlukan suatu alat yang dapat membantu meringankan para penolong bayi untuk memperoleh kemudahan dalam menjalankan tugasnya. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Perancangan sistem Berikut ini adalah perencanaan rancangan system penelitian yang akan dilakukan yang digambarkan dalam bentuk Gambar 1 blok diagram perancangan sytem alat ukur tinggi badan. Sensor ultrasonic Rangkaian minimum microcontroller ATmega8535 Tombol push botton 1 Rangkaian driver ISD 1420 LCD speaker . Gambar 1. Blok diagram perancangan sistem Dari blok diagram sistem di atas dapat dijelaskan bahwa rancangan tersebut menggunakan sensor ultrasonic sebagai indicator utama untuk melakukan pengukuran tinggi badan bayi. Setelah data didapat maka akan dikirim menuju rangkaian minimum microcontroller sebagai pusat pengolahan data sesuai program yang diberikan. Data yang telah di olah dalam rangkaian minimum microcontroller akan memberikan data untuk langsung di tampilkan ke dalam LCD. 2.2. Perancangan Hardware Berikut adalah perancangan Hardware yang akan di buat: 5v 5v 5v 5V MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 Gambar 2. Perancangan pembuatan hardware Dari Gambar 2 perancangan hardware di atas dapat dijelaskan bahwa pin PA.7 berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal dari dan ke sensor ultrasonic ping))). Karena sensor ini sudah melakukan pengukuran secara digital jadi tidak perlu melakukan perubahan oleh ADC. Pin PA.6 sebagai inputan start untuk memulai pengukuran. Untuk PC.1-PO.7 digunakan untuk memberikan data ke LCD dari microcontroller. 2.3 Perancangan Pembuatan Software Perangkat lunak digunakan untuk menjalankan robot tanpa kendali melalui komputer. Pada perencanaan perancangan perangkat lunak ini menggunakan bahasa pemrograman bahasa C. program bahasa C dituliskan dalam software CodeVision AVR C Compiler yang kemudian didownload ke mikrokontroller ATMega 8535. Sebelum membuat program terlebih dahulu harus membuat flowhart sehingga program yang dibuat akan terencana dengan baik. Berikut adalah garis besar flowchart untuk melakukan pengukuran tinggi bdana bayi ditunjukan pada Gambar 3. start Inisialisasi awal ATmega8535 PA.1- PA.2= input PB.1- PB.7= output PC.1- PC.7= LCD Apakah tombol start ditekan? Tidak Ya Sensor ultrasonic mengirim sinyal Ukur tinggi badan Tampilkan LCD Keluarkan suara End Gambar 3. Flowchart pengukuran tinggi badan Keterangan Flowchart Ketika alat di hidupkan langsung memulai inisialisasi pada port-port yang digunakan. Setelah alat aktif jika tombol ditekan maka akan masuk proses selanjutnya, jika tidak ditekan maka akan dalam stanby. Setelah tombol ditekan maka sensor ultrasonic bekerja melakukan pengukuran. Hasil pengukuran akan ditampilkan dalam LCD. 2.4. Metode pengukuran Metode pengukuran alat ini adalah seperti pada gambar berikut: Ping))) Ping))) Arah gelombang ultrasonic Arah gelombang ultrasonic Box alat Box alat Gambar 4. Sistem kerja Alat ukur tinggi badan bayi Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor ultrasonic berfungsi sebagai indicator pengukuran jarak antara katup atas ( bagian kepala) dan katup bawah (bagian kaki). Sensor ultrasonic mengirimkan sinyal ultrasonic yang kemudian dipantulkan kembali. Setelah data diterima kemudian microcontroller memproses hasil tersebut untuk diolah sesuai program yang diberikan. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian ini dilakukan beberapa kali untuk memastikan alat ukur tersebut benar-benar presisi dan akurat dalam melakukan pengukuran tinggi bayi atau dilakukan kalibrasi. Hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah pemasangan sensor ultrasonic harus tepat untuk menghasilkan data yang akurat. Berikut adalah hasil pengujian yang dilakukan. Tabel 1. Pengujian alat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Jarak manual 40 cm 41 cm 42 cm 43 cm 44 cm 45 cm 46 cm 47 cm 48 cm 49 cm 50 cm 51 cm 52 cm 53 cm 54 cm 55 cm 56 cm 1 40 cm 41 cm 42 cm 43 cm 44 cm 45 cm 45 cm 47 cm 48 cm 49 cm 50 cm 51 cm 52 cm 53 cm 54 cm 55 cm 55 cm 2 40 cm 41 cm 42 cm 43 cm 44 cm 45 cm 46 cm 47 cm 48 cm 49 cm 50 cm 51 cm 52 cm 53 cm 54 cm 55 cm 55 cm Pengujian 3 4 40 cm 40 cm 41 cm 41 cm 41 cm 41 cm 43 cm 43 cm 44 cm 44 cm 45 cm 45 cm 46 cm 46 cm 47 cm 47 cm 47 cm 48 cm 48 cm 48 cm 50 cm 49 cm 51 cm 51 cm 52 cm 51 cm 53 cm 53 cm 54 cm 54 cm 55 cm 55 cm 56 cm 56 cm 5 40 cm 41 cm 42 cm 43 cm 44 cm 45 cm 46 cm 47 cm 48 cm 49 cm 50 cm 51 cm 52 cm 53 cm 54 cm 54 cm 56 cm Berdasarkan tabel diatas dapat dicari standart deviasinya dengan rumus: S² = ∑(𝑥𝑖−𝑥)² 𝑛−1 Rata-rata pengukuran 40 cm 41 cm 41.6 cm 43 cm 44 cm 45 cm 45.8 cm 47 cm 47.8 cm 48.6 cm 49.8 cm 51 cm 52 cm 53 cm 54 cm 54.8 cm 55.6 cm Dimana: S² = standart deviasi xi = rata-rata pengukuran manual x = rata-rata seluruh percobaan n = jumlah percobaan dari rumus di atas maka diketahui hasil sebagai berikut: Xi 17 = (40+41+42+43+44+45+46+47+48+49+50+51+52+53+54+55+56) / = 48 X = (40+41+41.6+43+44+45+45.8+47+47.8+48.6+49.8+51+52+53+54+54.8 +55.6) / 17 = 47.88 ( 𝑋𝑖−𝑋)² S² = S² S² S 𝑛−1 ( 48−47.88)² = 17−1 = 0.0144 = 0.12 Sehingga dapat dibuat grafik deviasi sebagai berikut: 58 57 56 55 54 53 52 51 50 49 48 47 46 45 44 43 42 41 40 standart deviasi standart deviasi Linear (standart deviasi) 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 Gambar 5. Grafik hasil pengujian Pendugaan Selang Rata-Rata Bila Standart Deviasi Populasi Tidak Diketahui Dengan Jumlah Sampel Kecil (n≤30). Perhitungan digunakan standart deviasi dari pengukuran. 𝑥̅ = 55.6 α = 1 – 0.95 = 0.05 v = n-1 =5-1 =4 𝑡(α/2,v) = 𝑡(0.025,17) =2.57 S = 0.178 𝑆 𝑥̅ ± 𝑡(α /2,v) ( ) √𝑛 Maka selang kepercayaan bagi rata-rata perhitungannya adalah (55.6-(2.57)(0.178) ≤ µ ≤ 55.6+(2.57)(0.178)) 55.6 – 0.95 ≤ µ ≤ 55.6 + 0.95 ( 55.194 ≤ µ ≤ 56.04 ) Jadi alat diatas dapat digunakan dengan tingkat kepercayaan 95% dengan standart deviasi sebesar 0.178 4. KESIMPULAN Setelah melalui perencanaan dilanjutkan pembuatan dan pengujian alat maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembuatan alat ukur tinggi bayi ini dinyatakan berhasil dengan standart deviasi sebesar 0.12 dalam pembuatannya menemui kendala yaitu meliputi peletakan sensor ultrasonic tidak boleh terhalang dalam sudut pancarnya. Dalam pembuatan box alat untuk bagian pantulan gelombang ultrasonic harus rata serta mempertimbangkan besarnya sudut pancaran gelombang ultrasonic agar gelombang yang di pantulkan dapat diterima sempurna kembali oleh sensor. DAFTAR PUSTAKA [1] Jefri, 2010, sensor ping Parallax, http://www.e-action.co.cc/2010/02/sensor-pingparalax.html dikutip 8/4/2010 [2] Mualif, , 2011, microcontroller 1 http://depokinstruments.com/category/4-produk/ di akses 14/2/2011 [3] Mujahidin, 2005, lcd, ,http://iddhien.com/index.php?option=com_contact&Itemid=3 dikutip 8/4/2010 [4] TIM Lamel, 2006, Pemrograman Mikrokontroller AT 89S51 denagn C/C++ dan Assembler, ANDI,2006,Surabaya [5] Winbond,isd 1420, 2011, http://www.datasheetarchive.com/ISD1420-datasheet.html diakses 14/2/2011 [6] Yudhi, 2007 , sensor ping, http://lab.binus.ac.id/pk/diskusi/printer_friendly_posts.asp?TID=93 dikutip 16/4/2010