perbedaan hasil belajar komunikasi siswa yang - e

advertisement
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KOMUNIKASI SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DILENGKAPI
HANDOUT DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA KELAS X AP SMK
N 1 PADANG PANJANG
Oleh
SANTI PUTRI EFFENDI
BP/NIM: 2008/05641
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Juni 2013
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KOMUNIKASI SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DILENGKAPI
HANDOUT DENGAN METODE PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA KELAS X AP SMK
N 1 PADANG PANJANG
Santi Putri Effendi
Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Padang
( [email protected])
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui
penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dilengkapi handout
dengan metode pembelajaran konvensional pada mata pelajaran komunikasi kelas X AP SMK N 1 Padang
Panjang. Penelitian ini berbentuk penelitian quasi eksperimen. Kelas eksperimen menggunakan metode NHT
dilengkapi handout dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Populasi adalah seluruh siswa
kelas X AP SMK N 1 Padang Panjang. Teknik pengambilan sampel dengan Total Sampling. Jenis data
adalah data primer yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (postest), kemudian data dianalisis dengan
menggunakan uji Z. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalui
penggunaan metode NHT dilengkapi hand out dengan metode konvensional pada mata pelajaran komunikasi
kelas X AP SMK N 1 Padang Panjang. Hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode NHT
dilengkapi handout lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode
konvensional.
Kata kunci: hasil belajar, metode NHT dilengkapi handout, dan metode konvensional.
THE DIFFERENCES RESULT OF STUDENTS’ COMMUNICATION STUDYING PROCESS USINGCOOPERATIVE
STUDYING METHOD TYPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) THAT IS FULFILLED BY HANDOUT WITH
CONVENTIONAL STUDYING METHOD IN TENTH GRADE (X) OF OFFICE ADMINISTRATION IN VOCATIONAL
HIGH SCHOOL NUMBER 1 PADANG PANJANG
Abstract
The purpose of this research is to know whether founded the differences result of students’ studying process
through using cooperative studying method type number head together (NHT) that is fulfilled by handout with
conventional studying method in communication lesson in tenth grade of Office Administration in Vocational High
School number 1 Padang Panjang. Kind of this research is experiment quation. The experiment class used Number
Head Together method that is fulfilled by handout and the control class used conventional method. Population of this
research are all of tenth grade students of Office Administration of Vocational High School number 1 Padang
Panjang. Sampling technique that is used is total sampling. Kind of the data are primary data that is beginner test
(pretest) and final test (post test). Then the data was analyzed by using Z test. The result of this research showed that
there are differences result of students’ commucation studying process through using cooperative studying method type
number head together (NHT) that is fulfilled by handout with conventional studying method in tenth grade (x) of
Office Administration in Vocational High School number 1 Padang Panjang. The result of students’ studying process
that were taught using NHT method that is fulfilled by handout got higher mark than the result of students’ studying
process that were taught by conventional method.
Key word: result of studying process. NHT method that is fulfilled by handout, and conventional method.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek yang sangat
penting dalam meningkatkan kualitas bangsa.
Hakekat pendidikan adalah proses pembudayaan
untuk
membentuk
manusia
seutuhnya
sebagaimana terdapat dalam (Undang-undang
system Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003)
yaitu
“Pendidikan
Nasional
bertujuan
mengembangkan kemampuan untuk membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam hal
ini
tujuan
pendidikan
nasional
adalah
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal
yang mempunyai peran yang sangat penting untuk
mengembangkan potensi siswa agar mampu hidup
mandiri ditengah – tengah masyarakat. Dengan
demikian jelas sudah bahwa orientasi masa depan
pendidikan Indonesia itu adalah meningkatkan
kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Untuk
mencapai semua itu, maka pendidikan dapat
dilakukan kapan dan dimana saja dengan
melakukan kerja sama dan dorongan dari berbagai
pihak yang terkait. Salah satunya Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu
lembaga pendidikan kejuruan yang tujuan utamaya
mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang
profesional dengan mengutamakan kejuruan
program keahlian tetentu. Program keahlian SMK
seperti Administrasi Perkantoran, Akuntansi, Seni
Kerajinan dan Parawisata, Bisnis dan Manajemen,
dan lain-lain. Agar tujuan pendidikan dapat
tercapai, maka guru harus bisa menggunakan
metode dan bahan ajar yang dapat menumbuhkan
semangat siswa dalam pembelajaran agar hasil
belajar siswa dapat meningkat.
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku yang diperoleh pembelajar setelah menalami
aktifitas belajar. (Hamalik, 2009:30) mengatakan
“Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah
laku orang tersebut dari tidak tahu menjadi tahu
dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil
belajar merupakan tolak ukur untuk menentukan
tingkat keberhasilan siswa dalam memahami suatu
meteri pelajaran. Hasil belajar dapat dilihat dari
beberapa unsur yaitu: pemahaman, pengetahuan,
sikap, perubahan tingkah laku, intelejensi, dan
keterampilan. Instrument yang dapat untuk
mengetahui kemampuan dan tingkat pemahaman
siswa (hasil belajar) adalah nilai.
Fakta yang penulis temukan di SMK N 1
Padang Panjang menunjukan bahwa hasil belajar
siswa kelas X AP di SMK N 1 Padang Panjang
masih belum sesuai dengan apa yang diharapkan.
Hasil belajar ulangan Mid semester 1 pada mata
pelajaran komunikasi kelas X AP SMK N 1
Padang Panjang tahun ajaran 2012/2013
menunjukan masih banyak siswa yang nilainya di
bawah Kriteria Katuntasan Minimal (KKM).
KKM yang ditetapkan sekolah adalah 76.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan
dengan guru mata pelajaran Komunikasi kelas X
AP SMK N 1 Padang Panjang, diperoleh informasi
bahwa motivasi, keaktifan, dan keseriusan siswa
dalam proses belajar masih rendah. Beberapa
siswa ada yang mengganggu teman sebangku,
memainkan handphone, sering minta izin keluar
kelas, bahkan ada siswa yang tertidur saat proses
belajar berlangsung. Hal ini menyebabkan siswa
kurang mengerti dan kurang memahami materi
pelajaran, sehingga proses belajar menjadi tidak
kondusif dan berdampak pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan yang penulis
lakukan, tampak bahwa guru mata pelajaran
Komunikasi kelas X AP SMK N 1 Padang
Panjang belum mampu menerapkan pola
pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan masa
kini yaitu menuntut siswa untuk aktif dalam proses
belajar dan guru hanya membimbing proses
belajar. Kenyataan yang dihadapi, guru mata
pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK N 1
Padang Panjang masih menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran.
Guru hanya menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa dalam bentuk ceramah tanpa adanya
usaha untuk merangsang siswa agar aktif dalam
proses belajar.
Banyak faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, baik faktor internal maupun faktor
eksternal seperti yang dikemukakan oleh Slameto
(2010:54) faktor internal meliputi faktor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
keluarga, faktor sekolah (seperti metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa,disiplin
sekolah, alat pelajaran ) dan faktor masyarakat.
Salah
satu
faktor
yang
diduga
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Komunikasi kelas X AP SMK N 1
Padang Panjang adalah pemilihan metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Pemilihan metode pembelajaran yang tepat
(kesesuaian metode dengan materi pelajaran)
merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap tercapainya tujuan pembelajaran dan
hasil belajar yang memuaskan dan begitu juga
sebaliknya. Sesuai dengan pendapat (Wina,
2006:147) yang mengatakan bahwa “metode
adalah
cara
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal”. Pemilihan
metode pembelajaran yang tepat atau kesesuaian
metode pembelajaran dengan materi pelajaran
akan membantu siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan hasil belajar yang memuaskan.
Penulis menemukan masalah dalam proses
pembelajaran pada mata pelajaran Komunikasi
kelas X AP SMK N 1 Padang Panjang, yaitu
metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
kurang sesuai dengan materi pelajaran. Guru
hanya menggunakan metode ceramah dalam
menyampaikan
materi
pelajaran.
(Sagala,
2003:201) mengatakan “Metode ceramah adalah
interaksi melalui suatu bentuk interaksi melalui
penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada
peserta didik”. Metode caramah merupakan
metode pembelajaran yang dilakukan dengan
penyajian materi melalui penjelasan lisan oleh
seorang guru kepada siswa, dalam hal ini biasanya
guru memberikan topik tertentu dengan alokasi
waktu tetentu. (Sumiati, 2008:99) mengatakan
langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah
adalah “Guru menjelaskan topik tertentu,
memberikan motivasi belajar kepada siswa,
menyelingi dengan tanya jawab, memantapkan
materi pelajaran, melakukan evaluasi dengan
prosedur
tertentu.
Jadi
langkah-langkah
pelaksanaan metode ceramah adalah guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran,
guru
menjelaskan materi pelajaran, memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa, dan
menyimpulkan isi materi pelajaran.
Metode ceramah memiliki kelebihan dan
kelemahan. Kelebihan metode ceramah adalah
metode ceramah merupakan metode yang murah
dan mudah dilakukan, metode ceramah dapat
menyajikan materi yang luas, organisasi kelas
sederhana karena persiapan guru hanya buku
catatan dan buku pelajaran, metode ceramah lebih
mudah mengontrol kelas. Hal ini juga sesuai
dengan pendapat (Wina, 2006:148) “Kelebihan
metode ceramah adalah metode yang murah dan
mudah dilakukan, dapat menyajikan materi yang
luas, dapat memberikan pokok-pokok materi yang
perlu ditonjolkan, guru dapat mengontrol keadaan
kelas oleh karena sepenuhnya kelas merupakan
tanggung jawab guru yang memberikan ceramah,
organisasi kelas dengan menggunakan ceramah
dapat diatur menjadi lebih sederhana”. Kelemahan
metode ceramah adalah guru sukar mengetahui
sampai dimana siswa mengarti tentang materi
yang diajarkan, siswa sering kali memberikan
pengertian lain dari hal yang dikatakan guru
karena ceramah merupakan rangkaian kata-kata
yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan salah
pengertian, tidak mengembangkan kreatifitas
siswa, membuat siswa pasif karena siswa hanya
menerima, menyimak dan mencatat apa yang
disampaikan guru. (Wina, 2006:148) mengatakan
kelemahan metode ceramah adalah “Materi yang
dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan
terbatas pada apa yang dikuasai guru, ceramah
yang tidak disertai dengan peragaan dapat
mengakibatkan terjadinya verbalisme, guru yang
memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah
sering dianggap metode yang membosankan,
sangat sulit mengetahui apakah seluruh siswa
sudah mengerti apa yang dijelaskan guru atau
belum”.
Metode ceramah tidak dapat merangsang
keterampilan dan keaktifan siswa dalam proses
belajar karena pada metode ceramah, siswa
cenderung hanya menerima apa yang diberikan
guru, padahal pada materi pelajaran Komunikasi,
siswa dituntut untuk terampil, aktif, mandiri, dan
dapat mengaplikasikan materi tersebut di
lapangan/ dunia kerja. Pada pelajaran Komunikasi
yang dituntut bukan pengetahuan dan pemahaman
saja, tatapi juga bagaimana siswa dapat
menerapkan keterampilan yang dipelajarinya di
lingkungan kerja. Agar tujuan pembelajaran
tercapai dan hasil belajar siswa memuaskan, maka
dibutuhkan penggunaan metode pembelajaran
yang tepat dengan materi pelajaran. Salah satu
metode pembelajaran yang tepat digunakan untuk
meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
Komunikasi kelas X AP SMK N 1 Padang
Panjang adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head
Together (NHT).
(Lufri, 2007b:51) mengatakan “dalam
penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih
individu saling bekerja sama, saling berbagi
pengetahuan dan pengalaman untuk mencapai
suatu tujuan”. Tipe ini juga dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama
mereka. Dengan menggunakan metode ini siswa
tidak hanya sekedar paham dengan konsep yang
diberikan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
bersosialisasi dengan teman – temannya, belajar
mengemukakan pendapat dan menghargai
pendapat teman, rasa kepedulian pada teman satu
kelompok agar dapat menguasai konsep tersebut,
siswa dapat saling berbagi ilmu dan informasi,
suasana kelas yang rileks dan menyenangkan serta
tidak terdapatnya siswa yang mendominasi dalam
kegiatan pembelajaran karena semua siswa
memiliki peluang yang sama untuk tampil
menjawab pertanyaan. Selain metode yang
digunakan guru juga dapat menggunakan bahan
ajar yang dapat menambah pengetahuan siswa
dalam meningkatkan semangat belajar siswa
dalam
proses
pembelajaran.
(Departemen
Pendidikan Nasional, 2008:6) mengatakan bahwa
„bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi
yang disusun secara sistematis sehingga tercipta
lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa
untuk belajar”. Bahan yang dimaksud bisa berupa
bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Salah
satu bahan tertulis yang dapat digunakan guru
yaitu hand out. (Aziz, 1989 dalam Syifa, 2005:13)
“media cetak yang meliputi bahan-bahan yang
disediakan diatas kertas untuk pengajaran dan
informasi belajar yang diambil dri beberapa
literature yang memiliki relevansi dengan materi
yang diajarkan yang sesuai dengan kompetensi
dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh
siswa”. Handout juga bisa menjadi pegangan bagi
siswa untuk menambah wawasan dalam belajar
sehingga proses pembelajaran dapat tercapai.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa
melalui penggunaan metode NHT dilengkapi
handout dengan metode konvensional pada mata
pelajaran Komunikasi. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan pamahaman dan pengetahuan
kepada penulis, masukan untuk guru Administrasi
Perkantoran
khususnya
mata
pelajaran
Komunikasi, dan untuk peneliti selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
termasuk
penelitian
eksperimen. (Rahmat, 2001:44) mengatakan
“Penelitian eksperimen ditujukan untuk meneliti
hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan
satu variabel atau lebih pada suatu kelompok
eksperimen dan membandingkannya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami
manipulasi. Metode yang digunakan adalah Quasi
Eksperimen, rancangan penelitian adalah Pretestpostest control group design. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AP
SMK N 1 Padang. Teknik pengambilan sampel
adalah Total Sampling, diperoleh sampel kelas X
AP 1 sebagai kelas eksperimen dan X AP 2
sebagai kelas kontrol. Waktu dan tempat
penelitian adalah pada semester 1 (bulan
November-Desember) tahun ajaran 2012/2013
bertempat di SMK N 1 Padang Panjang. Prosedur
pengumpulan data yang telah ditetapkan perlu
disusun prosedur yang sistematis, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
penyelesaian. Setelah itu dilakukanlah instrument
penelitian untuk melihat validitas tes, reliabilitas,
tingkat kesukaran soal dan daya beda soal. Dalam
teknik analisis data bertujuan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang diajukan dalam
penelitian yaitu uji normalitas, uji homogenitas
dan uji hipotesis.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah penelitian selasai dilaksanakan,
maka diperoleh hasil belajar siswa berupa nilai
postest kedua kelas sampel. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi postest kelas
eksperimen dan kelas kontrol
NO
KELAS
EKSPERIMEN
Interval
KELAS KONTROL
Fi
Fk
%
Fi
Fk
%
1
44-52
0
0
0
2
2
6,25
2
53-61
1
1
3,125
5
7
15,625
3
62-70
3
4
9,375
9
16
28,125
4
71-75
2
6
6,25
5
21
15,625
76-84
13
19
40,625
7
28
21,875
6
85-93
10
29
31,25
4
32
12,5
7
94-100
3
32
9,375
100
0
32
5
32
∑
Median
100
84
70
Mean
82,125
70,75
Modus
76,88,92
72
Max
96
92
Min
60
44
Variance
92,8871
137,742
Std deviasi
9,6378
11, 7364
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
Nilai rata-rata control7 siswa kelas
eksperimen sebesar 82,125 memiliki nilai
variance 92,8871 dan standar deviasinya
sebesar 9,6378. Kelas control memiliki nilai
rata-rata sebesar 70,75 memiliki nilai variance
137,742 dan standar deviasinya sebesar
11,7364. Artinya semakin kecil angka standar
deviasinya,
maka
semakin
bagus
penyebarannya. Jadi kelas eksperimen yang
menggunakan metode Numbered Head
Together (NHT) dilengkapi handout lebih
bagus penyebarannya dibandingkan kelas
kontrol
yang
menggunakan
metode
konvensional. Dilihat dari rata-rata control8
menunjukan bahwa hasil belajar siswa kelas
eksperimen (metode NHT dengan handout)
lebih tinggi dari hasil belajar kelas control
(metode konvensional). Terlihat perbedaan
hasil belajar yang disebabkan karena
perlakuan berbeda yang diberikan kepada
kedua kelas, yaitu penggunaan metode NHT
pada kelas eksperimen dan penggunaan
metode konvensional pada kelas control.
Uji normalitas bertujuan untuk melihat
apakah sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dapat dilakukan dengan uji Liliefors. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah
ini.
Tabel 2. Uji normalitas control8 kelas
eksperimen dan control.
Kelas
Lmax
Ltab
Kesimpulan
Eksperimen 0.10485 0.1568
Normal
Kontrol
0.11245 0.1568
Normal
Sumber: data olahan 2012
Hasil uji normalitas kelas eksperimen1 didapat
Lhitung 0.10485 dengan Ltabel 0.1568. Lhitung <
Ltabel, hal ini menyatakan bahwa hasil
control8 kelas eksperimen berasal dari sampel
yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas
kelas control didapat Lhitung 0.11245 dengan
Ltabel 0.1568. Lhitung < Ltabel, hal ini
menyatakan bahwa hasil control8 kelas
control berasal dari sampel yang berdistribusi
normal.
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat
melihat apakah kedua kelas sampel
mempunyai varians yang control8 atau tidak.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 di
bawah ini.
Tabel 3. Uji homogenitas pretest dan control8
kelas
eksperimen dan kelas
control.
Test
Fhit
Ftab
Kesimpulan
Pretest
0,90
1,95
Homogen
Postest
0,67
1,95
Homogen
Sumber: data olahan 2012
Hasil perhitungan uji homogenitas pretest
didapat Fhitung 0,90 dengan Ftabel 1.95. Fhitung <
Ftabel, dan hasil perhitungan uji homogenitas
control8 didapat Fhitung 0,67 dengan Ftabel 1.95.
Fhitung < Ftabel, hal ini menyatakan bahwa
kedua kelompok data mempunyai varians
yang control8.
Untuk menentukan apakah terdapat
perbedaan hasil belajar pretest dan control8
siswa antara penggunaan metode NHT
dilengkapi handout (kelas eksperimen) dengan
metode konvensional (kelas control), maka
dilakukan pengujian hipotesis dengan
menggunakan uji Z. Uji Z digunakan karena
jumlah sampel ≥ 30. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Uji hipotesis pretest dan control8
kelas eksperimen dan kelas
control.
Test
Zhit
Ztab
Kesimpulan
Pretest
0,84
1,96
H0 diterima
Postest
4,25
1,96
H0 ditolak
Gain Score
4,07
1,96
H0 ditolak
Sumber: data olahan 2012
Berdasarkan perhitungan uji Z untuk pretest
diperoleh Zhit = 0,84 dan Ztab = 1.96, sehingga
Zhit < Ztab, maka H0 diterima dan Ha ditolak
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan
hasil belajar pretest antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Hal ini menunjukan
bahwa
sebelum
perlakuan
diberikan
kemampuan kedua kelas sampel adalah
relative sama. Sementara perhitungan uji Z
untuk postest di kedua kelas sampel diperoleh
Zhit = 4,25 dan Ztab = 1.96, sehingga Zhit > Ztab,
maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya
terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar posttest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol dalam mata pelajaran
Komunikasi siswa melalui penggunaan
metode NHT dilengkapi handout (kelas
eksperimen) dengan metode Konvensional
(kelas kontrol). Berdasarkan perhitungan Gain
Score dari hasil pretest dan posttest diperoleh
Zhit = 4,25 dan Ztab = 1.96, sehingga Zhit > Ztab,
maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya
terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil dari pretest dengan hasil dari posttest.
PEMBAHASAN
Melalui uji hipotesis deketahui bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar siswa melalalui
penggunaan metode Numbered Head Together
(NHT) dilengkapi handout dengan metode
Konvensional pada mata pelajaran Komunikasi
khususnya standar kompetensi Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi. Disimpulkan
bahwa metode NHT dilengkapi handout dapat
meningkatkan hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan metode Konvensional pada
mata pelajaran Komunikasi khususnya pada
standar
kompetensi
Mengaplikasikan
Keterampilan Dasar Komunikasi.
1. Metode Numbered Head Together (NHT)
Peneliti menggunakan metode NHT pada kelas
eksperimen. Dilihat dari segi persiapan kelas
eksperimen
pada
proses
pembelajaran,
persiapannya sudah dilakukan dengan perencanaan
yang matang. Hal ini sudah terncana melalui
tahap-tahap yang menuntun siswa untuk menggali
pemahaman mereka tentang materi Menerima dan
menyampaikan informasi. Tujuan pelajaran ini,
selain pemahaman terhadap materi (kognitif),
siswa juga dituntut untuk memiliki keterampilan
(psikomotor) terhadap materi. Penggunaan metode
NHT cocok dengan materi pelajaran Menerima
dan menyampaikan informasi dengan indicator
Menerapkan keterampilan berkomunikasi secara
tertulis. Cara kerja metode NHT adalah dengan
cara penomoran yaitu guru membagi anak didik
menjadi beberapa kelompok dengan jumlah
anggota kelompok 5-6 orang dan setiap anggota
kelompok diberi nomor 1 sampai 5, kemudian
mengajukan pertanyaan, guru mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang
akan dibahas, selanjutnya berfikir bersama para
anak didik setiap kelompok mengajukan pendapat
tentang pertanyaan yang diajukan guru, dan
kemudian tahap menjawab dimana guru
memanggil satu nomor tertentu, kemudian anak
didik yang nomornya sama mengacungkan
tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan
untuk seluruh kelas.
Untuk mengetahui keberhasilan siswa
dalam mengikuti proses belajar (hasil belajar),
maka dilakukan suatu pengujian yang lazim
disebut test (postest). Test (postest) dilakukan
pada akhir penelitian dengan mengunakan soal
objektif sebanyak 25 butir soal. Hasil belajar yang
didapat siswa memuaskan, dengan nilai rata-rata
kelas 82,125. Kriterian ketuntasan minimum
(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 76. Jadi
disimpulkan bahwa metode NHT merupakan
metode yang efektif digunakan pada materi
Menerima dan menyampaikan informasi dengan
indicator Menerapkan Keterampilan Komunikasi
secara tertulis. Kelebihan penggunaan metode
NHT pada pelajaran Komunikasi adalah:
a. Metode NHT cocok digunakan pada
pelajaran Komunikasi, karena NHT dapat
membentuk keterampilan siswa dalam
menerima dan menyampaikan informasi
dalam kehidupan sehari-hari maupun di
dalam dunia bisnis nantinya.
b. Metode NHT dapat meningkatkan
keaktifan siswa, karena siswa ikut serta
dalam mencari pemahamnnya dengan
cara bekerjasama dengan anggota
kelompoknya.
c. Metode NHT tidak hanya menuntut satu
orang siswa saja yang bekerja dalam
anggota kelompok.
d. Metode
NHT
dapat
menciptakan
kekeluargaan kelas yang harmonis.
Walaupum
metode
NHT
banyak
memberikan
keuntungan
pada
materi
menerima dan menyampaikan informasi,
metode NHT juga memiliki kelemahan yaitu
jika siswa tidak dipersiapkan dengan baik, ada
kemungkinan siswa tidak sungguh-sunguh
menjawab pertanyaan yang diberikan. Jika
guru memiliki keterampilan dalam mengelola
kelas dan dapat menanggulangi kelemahan
tersebut, maka penggunaan metode NHT pada
materi
menerima
dan
menyampaikan
informasi akan memberikan hasil belajar
siswa yang memuaskan.
2. Metode konvensional
Peneliti menggunakan metode konvensional
yaitu metode ceramah pada kelas kontrol. Dilihat
dari persiapan kelas kontrol pada proses
pembelajaran, persiapannya sudah dilakukan
dengan perencanaan yang matang. Peneliti telah
mempersiapkan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Standar kompetensi pelajaran
adalah Mengaplikasikan keterampilan dasar
komunikasi dengan indikator menerapkan
keterampilan komunikasi secara tertulis . Peneliti
mengawali pelajaran dengan menjelaskan standar
kompetensi
dan
indikator
pembelajaran,
selanjutnya peneliti menyampaikan materi
pelajaran dengan ceramah dan diakhir pertemuan
melakukan Tanya jawab dengan siswa.
Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam
megikuti proses pembelajaran (hasil belajar), maka
dilakukan suatu pengujian yang lazim disebut tes
(postest). Test (postest) dilakukan pada akhir
penelitian dengan menggunakan soal objektif
sebanyak 25 butir soal. Hasi belajar yang didapat
belum memuaskan dengan nilai rata-rata kelas
70.75. Kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang
ditetapkan sekolah adalah 76. Disimpulkan metode
ceramah belum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi menerima dan menyampaikan
informasi
dengan
indikator
menerapkan
keterampilan komunikasi secara tertulis.
Metode ceramah memiliki kelebihan yaitu
metode ceramah mudah dilakukan, metode
ceramah dapat menyajikan materi yang luas, dan
metode ceramah lebih mudah dalam mengontrol
kelas. Walaupun metode ceramah memiliki
kelebihan
dalam
penggunaanya,
namun
sebagaimana metode belajar lainnya, metode
ceramah
memiliki
kelemahan
dalam
penggunaannya yaitu siswa hanya pasif dalam
proses belajar, guru sukar mengetahui sampai
dimana siswa menegerti dan paham tentang
materi, siswa sering kali memberikan pengertian
lain dari apa yang dimaksud guru karena ceramah
merupakan rangkaian kata-kata yang sewaktuwaktu dapat menimbulkan salah pengertian, dan
metode ceramah tidak dapat mengembangkan
kreativitas dan keterampilan siswa dalam
menerapkan keterampilan komunikasi secara
tertulis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan
bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe NHT
dilengkapi handout pada kelas eksperimen
terdapat perbadaan yang signifikan antara hasil
belajar komunikasi siswa pada kelas control yang
menggunakan metode konvensional. Hasil belajar
komunikasi siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dari hasil belajar komunikasi siswa kelas control
yang diberikan metode konvensional. Artinya
bahwa metode pembelajaran tipe NHT dilengkapi
handout dapat mendorong siswa untuk lebih aktif
belajar sehingga dapat meningkat hasil belajar
siswa.
SARAN
1. Kepada guru SMK N 1 Padang Panjang,
khususnya guru Administrasi Perkantoran
mata pelajaran Komunikasi disarankan untuk
menerapkan
metode
Numbered
Head
Together (NHT) dilengkapi handout sebagai
salah satu metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Metode
NHT cocok digunakan pada standar
kompetensi Mengaplikasikan Keterampilan
Dasar
Komunikasi
yang
indikator
pembelajarannya menerapkan keterampilan
komunikasi secara tertulis. Dan menggunakan
media pembelajaran untuk menunjang hasil
belajar siswa agar lebih aktif dan lebih paham
tentang pelajaran yang diberikan.
2. Pada penerapan metode NHT terdapat
hambatan
yaitu
penyetingan
simulasi
membutuhkan banyak waktu, disarankan agar
guru mampu membuat perencanaan yang
matang agar waktu kegiatan simulasi dapat
berjalan dengan efisien.
3. Bagi
peneliti
selanjutnya
hendaknya
merancang waktu penelitian yang lebih
panjang dari pada waktu penelitian yang
peneliti lakukan ini, sehingga waktu penelitian
berjalan dengan efektif.
Daftar Rujukan
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan: Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan
Ajar. Dirjen Dikti: Jakarta
Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar:
Bumi Aksara. Jakarta.
Lufri. 2007b. Strategi Pemelajaran Biologi. UNP
Press: Padang
Rahkmat, Jalaludin. 2001. Metode Penelitian
Komunikasi: Remaja Karya. Bandung.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna
Pembelajaran: Alfabeta. Bandung.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Rineka: Jakarta.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar
Mengajar: Sinar Baru Algesindo.
Bandung.
Sumiati. 2008. Metode Pembelajaran: Wancana
Prima. Bandung.
Wina, Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana: Jakarta.
Download