isi kuliah perilaku serangga

advertisement
ISI KULIAH PERILAKU SERANGGA
(Nugroho Susetya Putra)
1. Definisi perilaku
Perilaku adalah sesuatu aktivitas atau proses dalam kehidupan yang dilakukan oleh organisme.
Lebih detil, perilaku adalah sistem internal yang langsung berhubungan dengan aktivitas
penyesuaian diri terhadap lingkungan untuk mempertahankan diri dan berkembang biak.
2. Etologi: ilmu tentang perilaku
Manusia melihat aktivitas serangga, misalnya perilaku serangga, kemudian mempelajari (1)
tujuan serangga makan, (2) bagaimana proses yang ditempuh serangga untuk makan, dan (3)
dampak lingkungan terhadap aktivitas makan tersebut.
3. Kategori perilaku
Ada tiga jenis perilaku, yaitu (a) innate behavior atau disebut genetically programmed
behavior, (b) learning behavior, yaitu perubahan-perubahan perilaku yang menghasilkan perilaku
baru dan bersifat persisten akibat pengaruh faktor di luar tubuh, dan (c) complex behavior, yaitu
gabungan innate dan learning behavior.
4. Innate behavior
Disebut juga paket perilaku atau ethogram yang diwariskan oleh induk. Oleh karena itu, innate
behavior selalu bersifat (a) herritable (dikode oleh DNA yang diwariskan oleh induk), (b) intrinsic
(bersifat khas dan menjadi ciri pembeda spesies), (c) stereotipe (terjadi melalui proses yang sama
pada individu spesies yang sama), (d) inflexible (tidak mudah berubah oleh perkembangan atau
pengalaman), dan (e) sudah berproses sempurna pada saat pertama kali.
Namun, innate behavior dapat berubah melalui mutasi, rekombinasi, dan sebagainya, karena
dikode oleh DNA. Melalui hal inilah, serangga mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan
di alam. Itulah sebabnya, innate behavior tidak sepenuhnya berarti sederhana, karena melibatkan
proses menerima rangsang dari lingkungan dan beradaptasi yang terjadi dalam waktu yang cukup
lama. Jadi, dimungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian perilaku tergantung pada tingkatan
rangsang dari lingkungan, atau dengan kata lain, innate behavior adalah sebuah program perilaku
yang tanggap terhadap rangsang dari luar. Sebagai contoh, Global warming diyakini mampu
membentuk perubahan (adaptasi) tersebut.
Innate behavior dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu (a) refleks, (b) perilaku orientasi, (c) dan
FAP (Fixed Action Pattern).
5. Refleks
Refleks diperantarai oleh sel syaraf (neuron) sensori (penerima rangsang), motor (penggerak
otot), dan neuron penghubung yang berhubungan melalui sinapsis dengan neuron yang lain.
1
6. Orientasi
Perilaku ini dibangun oleh gerakan yang terkoordinasi, entah berjalan, berlari, terbang, atau
berenang, akibat rangsangan dari luar tubuh. Perilaku koordinasi terdiri dari dua jenis, yaitu (a)
kinesis dan (b) taksis.
Kinesis adalah perubahan kecepatan gerakan tergantung intensitas rangsangan. Arah gerakan
kinesis bersifat random dan tidak membentuk garis lurus terhadap sumber rangsang. Taksis adalah
gerakan langsung (lurus) mendekati atau menjauhi sumber rangsang. Sama seperti kinesis,
perubahan kecepatan gerakan ditentukan oleh intensitas rangsangan.
7. FAP
Fixed Action Pattern adalah urut-urutan gerakan yang terkoordinasi sebagai sebuah unit
gerakan yang khas. Setiap jenis gerakan dipicu oleh rangsang khas. Pada belalang mantidae (lihat
video klip), gerakan menangkap mangsa adalah khas, yaitu diam menunggu, muncul rangsang dari
kehadiran mangsa, kaki depan dijulurkan untuk menangkap, kaki depan ditarik ke arah mulut, dan
mulai mengunyah mangsa. Urutan gerakan tersebut membentuk unit gerakan yang khas, misalnya
disebut sebagai gerakan menangkap mangsa. Gerakan unik ini sama, meski mangsa yang datang
berbeda-beda jenisnya. FAP atau unit gerakan khas ini akan diikuti oleh FAP yang lain. Perilaku
kawin belalang mantid bisa terdiri atas beberapa FAP yang berurutan.
Rangsang
khas dari
belalang
jantan
Menjauh,
mendekati
dari arah
belakang
Mendekat
Tanggapan
Belalang
betina
Visual
Mengangkat
kaki depan
Bau
Diam
Memulai
kopulasi
Kimia
Melakukan
kopulasi
Berupaya
memangsa
belalang
jantan
8. Learning behavior
Perilaku belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi akibat pengalaman
(proses belajar).
Ciri-ciri dari learning behavior adalah (a) tidak diwariskan, atau diperoleh dari proses belajar
dan pengalaman, (b) ekstrinsik, atau disebabkan oleh faktor dari luar, (c) permutable, yaitu pola dan
urutan perilaku bisa berubah oleh waktu, (d) adaptable, berubah tergantung kondisi lingkungan, dan
(e) progressive, atau selalu menjadi objek untuk mengalami perubahan selanjutnya melalui proses
belajar atau pengalaman.
Proses belajar yang dilakukan oleh serangga meliputi (a) habituation, (b) classical conditioning,
(c) instrumental learning, (d) latent learning, dan (e) imprinting.
9. Habituation
Perilaku untuk menghindari rangsang yang tidak penting, atau terjadi berulang-ulang disebut
habituation. Misalnya, jika Anda menggerakkan sebuah benda mati di depan belalang mantid yang
2
lapar, maka belalang tersebut akan menanggapi dengan menangkap benda tersebut (perilaku
normal). Namun, jika gerakan tersebut Anda lakukan berulang-ulang, maka tanggapan belalang
tersebut akan berkurang, dan pada saat tertentu bahkan meninggalkan gelanggang.
10. Classical conditioning
Serangga dapat belajar sesuatu hal yang berhubungan dan dengan hal yang sudah akrab
dengan mereka. Misalnya, lebah selalu tahu bahwa warna kuning berkaitan dengan serbuk sari,
pakannya. Jika Anda memberikan “benda” asing berwarna kuning di dekat bunga yang tidak
menghasilkan serbuk sari, maka lebah tetap akan mengunjungi “benda asing” yang berwarna kuning
tersebut, karena menganggapnya sebagai serbuk sari. Namun, pada saat tertentu, lebah-lebah
tersebut segera akan “sadar”, bahwa benda asing tersebut bukan serbuk sari yang telah mereka
kenal rasa maupun baunya. Maka, akhirnya mereka akan menghindari benda asing tersebut.
11. Instrumental learning
Perilaku ini terkait dengan kemampuan serangga untuk “mengingat” hasil dari rangkaian
kejadian di masa lampau dan berupaya untuk menyesuaikan perilaku-perilaku yang terkait. Jika
mereka mempunyai pengalaman “buruk” di masa lampau, maka mereka akan memodifikasi perilaku
tertentu untuk “menyelamatkan diri” mereka dari kejadian tersebut, dan sebaliknya.
12. Latent learning
Pembelajaran ini mencakup pembentukan memori tentang pola atau kejadian yang tidak
terkait dengan “kerugian” atau “keuntungan” yang didapat sebagai konsekuensi. Misalnya, seekor
tawon tanah dapat menggunakan beberapa tanda di luar sarangnya untuk mengenali jalan menuju
sarang.
13. Imprinting
Imprinting adalah perilaku hasil dari pembelajaran yang terprogram pada awal kehidupan dan
berlangsung dalam waktu singkat, disebut critical period. Pada masa ini, serangga mendapat
rangsangan-rangsangan dari lingkungan, dan kemudian diingat dengan baik, misalnya bau
tumbuhan inang, bau sarang, dan lain-lain). Memori ini tersimpan dengan baik di sepanjang
hidupnya, dan akan terekspresikan pada waktu yang dibutuhkan. Seekor larva lalat buah akan
menyimpan memori tentang bau dan rasa buah inang, dan akan terekspresikan lagi pada saat imago
untuk menemukan inang untuk meletakkan telurnya.
14. Perilaku kompleks
Pada dasarnya, perilaku tidak dapat dikategorikan innate atau learned secara jelas. Pada
dasarnya, seekor serangga tentu mempunyai beberapa perilaku yang bersifat innate, tetapi selama
pertumbuhan dan perkembangannya, mereka juga belajar dari lingkungannya. Hal-hal tersebut akan
membentuk perilaku yang kompleks.
Tambahan bahan dapat dilihat di Dongeng tentang Serangga
(http://ilmuserangga.wordpress.com).
3
Download