NILAI-NILAI KETUHANAN TOKOH NIDAH KIRANI DALAM NOVEL TUHAN IZINKAN AKU MENJADI PELACUR KARYA MUHIDIN M. DAHLAN Asriyani Sularsanti, Mudjianto, Ida Lestari Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] Abstract: The purpose of the research is to describe: (1) charities, (2) worship, and (3) aqidah of Nidah Kirani in the novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. The data is submitted by using the collecting data and analyzed by using analysis data with guidelines codifying the data. The results of the research are: (1) charities such as: to keep promise and afraid of fault; (2) worship such as say syahadat in sholat, fasting and praying; (3) aqidah of Nidah Kirani in the novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur as an implementation of “rukun islam”. Keywords: novel, the characters, the value of Godlines Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan (1) amal, (2) ibadah, dan (3) aqidah tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Data dikumpulkan dengan mempergunakan panduan pengumpulan data dan dianalisis dengan menggunakan panduan analisis data berupa panduan kodifikasi data. Hasil penelitian adalah: (1) amal tokoh Nidah Kirani sebagai berikut: menepati janjinya dan takut akan azab; (2) ibadah tokoh Nidah Kirani berupa mengucapkan kalimat syahadat dalam sholat, puasa dan berdoa; (3) aqidah tokoh Nidah Kirani merupakan implementasi dari rukun iman. Kata Kunci: novel, tokoh, nilai ketuhanan Dunia sastra memang sarat dengan kreativitas dan imajinasi pengarang yang kemudian diwujudkan dalam sebuah tulisan dengan bahasa yang indah. Salah satu genre sastra adalah prosa yang dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi, teks naratif atau wacana naratif. Salah satu jenis prosa fiksi adalah novel. Salah satu genre sastra adalah prosa. Menurut Abrams (dalam Nurgiantoro), prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi, teks naratif atau wacana naratif (dalam pendekatan struktural dan semiotik). Abrams (dalam Nurgiantoro, 1995:2) menjelaskan istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan (disingkat: cerkan) atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran. Tak jauh berbeda dari Abrams, Altenbernd dan Lewis (dalam Nurgiantoro, 1995:2-3) mengartikan prosa fiksi sebagai “prosa naratif yang bersifat imajiner, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang menemukan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia.” Sehingga dapat disimpulkan jika fiksi adalah cerita yang mengangkat berbagai masalah kehidupan manusia dengan tujuan menghibur. Novel sebagai sebuah karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui berbagai unsur instrinsik seperti peristiwa, plot, tokoh (dan penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja juga bersifat imajiner. Namun, perlu juga dicatat bahwa dalam dunia kesusastraan terdapat suatu bentuk karya sastra yang mendasarkan diri pada fakta). Tokoh novel muncul dari kalimat-kalimat yang mendeskripsikannya. Kebenaran dalam dunia fiksi merupakan kebenaran yang sesuai dengan keyakinan pengarang, kebenaran yang diyakini “keabsahannya” sesuai dengan pandangannya terhadap masalah (Nurgiantoro, 1995:4). Novel „Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur!‟ karya Muhidin M.Dahlan merupakan salah satu karyanya yang menarik untuk diteliti. Melalui novel tersebut, pengarang berupaya untuk mengeksplor kisah hidup seseorang dan menuliskan kembali segala hal yang tersembunyi atas jarak tipis antara bajik dan bajing dalam kode sosial masyarakat. Novel tersebut merupakan memoar luka seorang muslimat yang taat kepada ajaran agamanya. Kepribadian tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur! cenderung kepada nilai-nilai Islam, yang tercemin dalam novel sehingga peneliti memberi judul “Nilai-nilai Ketuhanan Pada Tokoh Nidah Kirani Dalam Novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur Karya Muhidin M. Dahlan”. Nilai adalah sesuatu yang penting atau hal-hal yang berguna bagi manusia atau kemanusiaan yang menjadi sumber ukuran dalam sebuah karya (Redaksi, 2009: 639). Ketuhanan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (Depdikbud, 1989: 965). Sedangkan pengertian nilai sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, nilai ialah harga dari segala sesuatu yang penting atau berguna bagi kemanusiaan sebagai rujukan dan keyakinan dalam menentukan pilihan. Hakim menyatakan bahwa ketuhanan [dalam Islam] juga didasarkan atas keyakinan terhadap ada kesatuan tertinggi dari sumber segala eksistensi (1986: 56). Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ketuhanan ialah keyakinan seseorang terhadap Tuhan sebagai dasar bertindak atau menentukan pilihan (1986: 56). Penelitian ini secara umum akan mendeskripsikan nilai-nilai ketuhanan pada novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini sebagai berikut: (1) mendeskripsikan amal perbuatan yang dilakukan tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur; (2) mendeskripsikan ibadah yang dilakukan tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur;(3) mendeskripsikan aqidah yang dilakukan tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kepustakaan karena teori atau pengalaman yang dikembangkan menggunakan bahan dari melakukan studi kepustakaan dengan menggambarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data secara rinci. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat. Pemilihan sosiologi sastra karena diasumsikan bahwa kehidupan sosial Nidah Kirani memicu lahirnya sebuah karya sastra. Data pada penelitian ini berupa paparan kalimat dalam novel. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Teknik pengumpulan data menggunakan panduan pengumpulan data atau studi dokumentasi sebagai instrumen penelitian. Pada tahap analisis data, peneliti menggunakan panduan analisis data. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi, merepresentasi dan mengintrepetasi data berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Pada panduan pengumpulan data terdapat empat kolom isian, yaitu nomor, aspek yang diteliti, indikator dan kode data. Data diklasifikasikan menjadi tiga aspek yang diteliti berupa amal, ibadah dan aqidah. Parameter yang digunakan untuk menentukan kesesuaian data dengan aspek yang diteliti terdapat pada kolom indikator. Sedangkan kolom terakhir merupakan kode data. Kode data merupakan alat pemberi label data. HASIL PENELITIAN Hasil pengumpulan dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut. Berdasarkan studi dokumentasi amal Nidah Kirani berupa menepati janjinya dan takut akan azab; memberi makanan yang disukai kepada fakir miskin, anak yatim dan tawanan; dan menghibur orang yang menderita. Wujud dari amal Nidah Kirani yang pertama adalah ketika dia sedang datang bulan, dia tidak menginjakkan kakinya di pelataran masjid karena hal itu dilarang agama. Tokoh patuh pada aturan agama tentang keharusan tunduk dan pasrah dalam beragama dengan menutup auratnya mengenakan jilbab atau jubah. Dia juga menjalankan ajaran agama yang menegaskan bahwa tempat yang paling baik bagi wanita adalah di rumah dengan tetap berada di dalam kamar. Amal Nidah Kirani yang kedua telihat dengan infaq yang dia lakukan sebagai aplikasi dari memberi makanan yang disukai kepada fakir miskin, anak yatim dan tawanan. Sedangkan amal gambaran amal Nidah Kirani yang terakhir adalah dia tidak berburuk sangka karena hal tersebut merupakan aplikasi dari menghibur orang yang menderita. Ibadah Nidah Kirani berupa mengucapkan kalimat syahadat dalam sholat, sholat, puasa dan berdoa. Pengucapan kalimat syahadat dalam sholat tidak ditemukan secara langsung melainkan secara tersurat ketika dia melaksanakan sholat. Sholat yang dilaksanakan Nidah Kirani adalah sholat fardhu dan sholat sunnah. Dia juga menunaikan ibadah puasa wajib, puasa sunnah senin-kamis juga puasa sunnah daud. Sedangkan doa dalam novel tersebut merupakan kalimat-kalimat harapan yang diucapkan oleh Nidah Kirani selain doa setelah sholat wajib. Aqidah Nidah Kirani merupakan implementasi rukun iman, yaitu: tokoh beriman kepada Allah, tokoh beriman kepada malaikat, tokoh beriman kepada kitab Allah, tokoh beriman kepada Rasul, dan tokoh beriman kepada qadar/ketentuan Allah. PEMBAHASAN Heri menjelaskan nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya (2010: 25). Kajian tentang nilai dalam sebuah karya sastra termasuk dalam unsur intrinsik. Hakim menyatakan bahwa ketuhanan [dalam Islam] juga didasarkan atas keyakinan terhadap ada kesatuan tertinggi dari sumber segala eksistensi. Nilai ketuhanan ialah keyakinan seseorang terhadap Tuhan sebagai dasar bertindak atau menentukan pilihan (1986: 56). Dasar sebuah nilai ialah kebenaran dan kebaikan. Islam menempatkan tekanannya yang paling besar pada keesaan Tuhan (tauhid). Menurut Islam hanya ada satu Tuhan (yaitu Allah). Islam menyatakan: “Tuhan adalah kebenaran (Al-Haqq); Dia menciptakan kebenaran dan menuntut agar makhluk-makhluk-Nya hidup berdasarkan kebenaran itu. Keyakinan yang dimaksud di atas ialah adanya rasa percaya yang kemudian ditunjukkan dengan sikap dan perbuatan seseorang. Nilai ketuhanan merupakan nilai religius paling tinggi dan paling kuat karena bersumber dari Tuhan. Kebenaran dan kebaikan dalam kehidupan merupakan aspek terpenting yang dimiliki oleh seeorang di masyarakat meskipun terkadang hal tersebut tidak sepenuhnya nampak. Nilai ketuhanan tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur dapat diketahui dengan menjawab beberapa pertanyaan penting, bagaimanakah amal perbuatan yang dilakukan oleh tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur? Bagaimanakah ibadah tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur? Bagaimanakah aqidah tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur? Menurut Rakhmat, amal adalah benih yang kita tanam (2007: 122). Perwujudan amal atau tajassum al-„amal muncul dalam tiga bentuk. Pertama, amal-amal kita akan membentuk diri kita. Amal-amal buruk akan membentuk diri yang buruk. Diri manusia secara batiniah adalah perwujudan amal yang pertama. Kedua, amal-amal kita akan diciptakan Tuhan dalam wujud makhluk yang menyertai kita; sejak alam kubur sampai dibangkitkan pada hari kiamat. Ketiga, amal-amal yang dilakukan akan berwujud dalam bentuk dampak atau akibat. Amal baik akan muncul dalam akibat-akibat yang baik, dan sebaliknya (2007: 120-121). Berdasarkan studi dokumentasi amal Nidah Kirani berupa menepati janjinya dan takut akan azab, memberi makanan yang disukai kepada fakir miskin, anak yatim dan tawanan, dan menghibur orang yang menderita. Menepati janji dan takut akan azab yang dimaksud merupakan sikap atau perbuatan tidak melanggar aturan-aturan agama Islam yang tertulis dalam Alqur’an dan hadis. Janji dalam kehidupan sehari-hari diibaratkan sebagai hutang adalah sesuatu yang harus dipenuhi oleh seseorang (ketaatan/kepatuhan). Sedangkan azab merupakan hukuman yang diterima seseorang apabila ia mengingkari janjinya. Janji dan azab merupakan peraturan yang harus ditaati sebagaimana syariat Islam. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hamid (2010: 511) yang menyebutkan bahwa salah satu tolok ukur kadar keimanan seseorang adalah dengan melihat bagaimana ia memelihara janjinya. Pada novel tersebut Nidah Kirani menepati janjinya untuk tidak menginjak masjid ketika haid, lalu menutupi auratnya dengan mengenakan jilbab,sebagai wanita muslimah Nidah Kirani mengamalkan ajaran islam tentang tempat terbaik seorang wanita adalah di dalam rumah, dan tidak berburuk sangka. Haid adalah darah kotor yang keluar dari farji (kemaluan) seorang perempuan dan haram hukumnya perempuan haid menginjakkan kaki di masjid sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Baqarahh ayat 222. Ahmad (1998:13) menyatakan bahwa haidl adalah darah yang keluar dari farji seorang perempuan setelah umur 9 tahun, dengan sehat (tidak karena sakit), tetapi memang watak/kodrat wanita, dan tidak setelah melahirkan anak. Sebuah hadis dalam kumpulan hadist sahih juga menjelaskan bahwa haram hukumnya wanita haid ke masjid. Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW. Bersabda, Tidak ku halalkan masjid bagi yang junub dan haidh. (HR. Bukhari, Abu Daud dan Ibnu Khazaemah) (Redaksi, hadits-qudsi.blogspot.com). Ajaran agama Islam yang harus diamalkan selain itu adalah keharusan menutup aurat bagi perempuan. Aurat adalah bagian tubuh yang tidak boleh dilihat ataupun dipegang sehingga harus ditutupi. Firman Allah SWT. dalam surat An-Nur ayat 31. Keharusan menutup aurat bagi wanita juga tertuang dalam hadis berikut. Berkata Shafiyah binti Syaibah: ketika kami bersama-sama Aisyah, mereka sebut-sebut wanita-wanita Quraisy dan kelebihannya. Maka Aisyah berkata: sesungguhnya bagi wanita-wanita Quraisy ada kelebihannya. Tetapi sesungguhnya aku, Demi Allah, aku tidak melihat yang lebih mulia selain daripada wanita Anshar, mereka sangat membenarkan kitab Allah (AlQur‟an) dan sangat kuat imannya kepada wahyu yang diturunkan. Sungguh ketika diturunkan surat An-Nur dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka hingga ke dadanya. Para lelaki mereka pun pulang lalu membacakan ayat yang baru turun itu kepada para wanitanya. Maka mereka pun mengambil kain yang kemudian dengan kain itu mereka jadikan kerudung. Itu karena sangat membenarkan dan beriman kepada apa yang telah diturunkan Allah dalam kitab-Nya (AlQur‟an)”. (HR. Abu Dawud) (Kusumayadi, 2006:11). Sebaiknya perempuan berada di dalam rumah karena perempuan sumber adanya fitnah sebagaimana pernyataan Rahmat (blog.re.or.id.) di atas lengkap dengan hadisnya, Nidah Kirani enggan keluar kamar, dia juga sudah tidak mengikuti tradisi shalat berjamaah di masjid kerena dia mengamalkan ajaran agama. Adapun firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 33. Dari Ummul Mukminin Aisyah ra. dia menceritakan: “Artinya: Seandainya Rasulullah SAW. Mengetahui apa yang terjadi pada kaum wanita, niscaya beliau akan melarang mereka berangkat ke masjid sebagaimana larangan yang berlaku bagi wanita Bani Israel” (HR. Muttafaqun‟alaih).Islam menggolongkan buruk sangka ke dalam dosa. Firman Allah SWT. surat Yunus ayat 36. Hadis tentang larangan berburuk sangka, Dari Abu Hurairah ra. ia berkata: Rasulullah Shalallahu‟alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah berfirman: Aku menurut prasangka hambaKu kepadaKu, dan aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu” (HR. Tirmidzi) (Redaksi, hadits-qudsi.blogspot.com). Amal tokoh member makanan kepada fakir miskin bisa diartikan sebagai bentuk berbagi rejeki dengan sesama. Tokoh mengamalkan ajaran tersebut dengan berinfaq. Memberikan sesuatu yang disukai kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan adalah wujud kasih sayang antar sesama. Pada ajaran agama Islam keharusan berbagi dikelompokkan ke dalam infaq atau sedekah sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 245. Pinjaman yang dimaksud dalam surat tersebut adalah sebagian harta yang digunakan untuk berbagai dengan sesama. Sedangkan pembayaran yang dimaksud adalah pahala dari Allah SWT atas amal yang telah dilakukannya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.: Rasulullah Saw pernah bersabda, "Allah berkata, 'Keluarkanlah (infaq) dan akan akan kukeluarkan untukmu' Nabi Saw juga berkata, "tangan Allah adalah penuh, dan tidak akan berkurang meskipun dikeluarkan sepanjang siang dan sepanjang malam". Nabi Saw juga berkata, "tidakkah kalian lihat apa yang telah Dia keluarkan sejak Dia menciptakan langit dan bumi? sesungguhnya apa yang ada di Tangan-Nya tidaklah berkurang, dan Singgasana-Nya di atas air; dan di Tangan-Nya terdapat mizan yang dengan itu Dia meninggikan atau merendahkan seseorang" (Redaksi, hadist-albukhari.blogspot.com). Menghibur orang yang menderita dalam analisis ini diartikan sebagai sikap atau perilaku tokoh yang menenangkan, ikut merasakan penderitaan dan membahagiakan orang lain. Berdasarkan contoh-contoh di atas, hasil analisis dilihat dari bentuk amalnya, sikap atau perilaku dan perkataan Nidah Kirani termasuk ke dalam kategori amal yang membentuk diri sendiri. Maksud dari amal yang membentuk diri sendiri sebagaimana dijelaskan di atas, amal buruk akan membentuk diri yang buruk, sedangkan amal yang baik membentuk diri yang baik. Beberapa contoh di atas memperlihatkan amal Nidah Kirani termasuk dalam amal yang baik. Muthahhari (2002: 71) menjelaskan bahwa, ibadah pada hakikatnya adalah bentuk kepasrahan dan penyerahan diri tanpa syarat kepada Allah. Bahkan semua makhluk bertasbih dan melakukan penghambaan kepada Allah. Ibadah tokoh Nidah Kirani dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur berupa mengucapkan kalimat syahadat dalam sholat, puasa dan berdoa. Secara tersurat pada saat mengidentifikasi data, tidak ditemukan kalimat dalam novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur yang menerangkan bahwa tokoh mengucapkan kalimat syahadat. Akan tetapi secara tersirat ketika Nidah Kirani sholat tentu dia membaca kalimat syahadat sebab dalam bacaan sholat terdapat kalimat syahadat ketika melakukan duduk tahiyat awal. Sedangkan dalam novel diketahui bahwa Nidah Kirani melaksanakan sholat tepat waktu, sholat rawatib dhuha dan tahajut, juga berdoa. Makna sholat yang sebenarnya adalah menghadapkan jiwa (hati dan pikiran) kepada Allah SWT. untuk menumbuhkan rasa taat dan berserah diri kepada-Nya (Rifa’i, 1976: 34), serta mengakui keagungan dan kesempurnaan-Nya dengan demikian setiap orang yang mengaku beragama Islam wajib menegakkan shalat sebagaimana firman Allah dalam surat Huud ayat 114. Rakhmat (2007: 59) menerangkan dalam bukunya bahwa doa adalah salah satu percakapan antara seorang hamba dengan Tuhan, antara seorang kekasih kepada yang dikasihinya. Pada hakikatnya berdoa adalah saling memanggil di antara sepasang kekasih. Doa dan sholat merupakan dua hal yang saling berkaitan. Sholat merupakan ibadah wajib sedangkan doa menurut Hamid (2010: 554) merupakan unsur paling essensial dalam ibadah. puasa juga termasuk ibadah bagi pemeluk agama Islam. Sama seperti sholat, menurut sifatnya puasa juga digolongkan menjadi dua yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Aqidah ialah salah satu unsur pembangun nilai ketuhanan tokoh wanita utama pada novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur setelah ibadah dan amal. Aqidah merupakan implementasi dari rukun islam. Wujud keimanan Nidah Kirani kepada Allah SWT. diketahui dari adanya rasa percaya dalam diri Nidah Kirani. Hamid (2010: 53) menerangkan bahwa Allah adalah ismudz Dzat yang mengandung seluruh pengertian yang ada dalam Asmaul Husna. Umat Islam wajib mempercayai sepenuhnya tentang adanya Allah SWT. (2010:38). Firman Allah dalam surat Ibrohim ayat 26-27. Nidah Kirani juga beriman kepada malaikat dengan mempercayai keberadaannya. Hamid (2010: 39) mengatakan bahwa Allah memiliki makhluk gaib yang selalu bersujud dan bertasbih kepadaNya sepanjang waktu tanpa mengenal lelah, yakni para malaikat. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah adalah rukun iman kedua, sehingga setiap umat Islam wajib mempercayai keberadaannya (2010: 82). Firman Allah surat Al-Anbiya ayat 26. Nidah Kirani juga beriman kepada kitab Allah, wujud keimanan tersebut nampak ketika dia pergi ke taman dan membaca kitab suci, kemudian dia juga mengamalkan firman Allah surat An-Nur ayat 31. Hamid (2010: 213) menjelaskan bahwa mempelajari Al Qur’an adalah suatu kewajiban, dan jika sudah menguasainya, maka kita dituntut untuk mengajarkannya kepada sesama muslim yang masih awam sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Bentuk aqidah selanjutnya adalah iman kepada Rasul yang diwujudkan oleh Nidah Kirani dengan mengingat peristiwa isra’ mi’raj, lalu bercerita tentang kisah nabi Ibrohim. Terakhir adalah bentuk iman kepada ketentuan Allah yang diwujudkan dengan Nidah Kirani tidak mengeluh atas segala hal yang terjadi di kehidupannya meskipun berat dia tetap berusaha dan berdoa lalu berpasrah pada takdir. Hamid (2010: 41) menjelaskan bahwa kita wajib percaya sepenuhnya bahwa dalam menciptakan umat manusia, Allah SWT. menetapkan juga usia, rezeki, dan jodonya. Jadi segala sesuatu yang baik atau yang buruk datangnya dari Allah SWT. Firman Allah Q.S. An-Nisa ayat 78. Hasil temuan tersebut selaras dengan hasil temuan Anshari (2007) dalam skripsinya yang menyebutkan hasil temuan penelitian bahwa dalam tipe relasi manusia dan Tuhan, ditemukan: Allah Swt. menciptakan manusia, pernyataan manusia tentang kekuasaan dan keesaan Allah Swt., kewajiban manusia menunaikan ibadah salat, manusia senantiasa mengingat Allah Swt., sikap manusia menerima takdir Allah Swt., dan manusia membutuhkan pertolongan Allah Swt. Dalam tipe relasi manusia dan manusia, ditemukan: membina hubungan anak dan orang tua, mempererat hubungan dalam keluarga, merekatkan tali silaturahim, dampak memutuskan tali silaturahim, menghormati sesama manusia, menghargai dan memuliakan tamu, menjalin sikap tolong menolong dan kerja sama, menegakkan prinsip musyawarah untuk mufakat, dan kesantunan surowa/rakyat pada raja. Dalam tipe relasi manusia dan diri sendiri, ditemukan: penampilan fisik dan batin, pengendalian diri, memiliki kesadaran diri, sikap bertanggung jawab, berperilaku jujur, tidak mengumbar janji, memegang teguh amanah, tidak mementingkan diri sendiri, dan berbuat sesuai dengan niat. Aspek nilai ketuhanan tidak hanya mencakup hubungan manusia dengan Allah saja, akan tetapi keselarasan hubungan manusia dengan sesamanya juga sangat penting. Keseimbangan kedua hubungan tersebut biasanya dikenal dengan istilah vertikal dan horizontal. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya tentang nilai kemanusiaan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai Ketuhanan tokoh Nidah Kirani dilihat dari kesesuaian amal, ibadah, dan aqidah yang dilakukan tokoh dengan ajaran agama Islam. Adapun amal Nidah Kirani berupa menepati janjinya dan takut akan azab, memberi makanan yang disukai kepada fakir miskin, anak yatim dan tawanan, dan menghibur orang yang menderita. Ibadah Nidah Kirani berupa mengucapkan kalimat syahadat dalam sholat, sholat, puasa dan berdoa. Aqidah Nidah Kirani merupakan implementasi rukun iman, yaitu: tokoh beriman kepada Allah, tokoh beriman kepada malaikat, tokoh beriman kepada kitab Allah, tokoh beriman kepada Rasul, dan tokoh beriman kepada qadar/ketentuan Allah. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat disarankan kepada guru pengajar dan mahasiswa jurusan sastra Indonesia agar memanfaatkan penelitian ini sebagai media pengajaran sastra terutama mengenai unsur intrinsik novel yang terkait dengan nilai dalam sebuah karya sastra. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya. DAFTAR RUJUKAN Ahmad, KH. M. A. B. 1998. Risalah Haidl Nifas dan Istikhadloh. Surabaya: AlMiftah. Al-’Alim, M. 1983. Aqidah Islam Menurut Ibnu Taymiyah. Terjemahan oleh Muslich Shabir. Bandung: Al-Ma’arif. Anshari. 2007. Nilai Kemanusiaan dalam Sastra Sinrilik. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang. Dahlan, M. M. 2003. Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Yogyakarta: Scripta Manen. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hakim, K. A. 1986. Hidup Yang Islami: menyehatkan pemikiran transendental (akidah dan ubudiah). Jakarta: Rajawali. Hamid, S. R. 2010. Buku Pintar Agama Islam Edisi Yang Disempurnakan. Bogor: Cahaya Salam. Heri, J. 2010. Cara Memahami Nilai Religius dalam Karya Sastra dengan Pendekatan Reader‟s response. Bandung: Arfino Raya. Kusumayadi, A. 2006. Enam Puluh Satu Tanya Jawab Tentang Jilbab. Yogyakarta: Shalahudin Press.. Muthahhari, M. 2002. Mengapa Kita Diciptakan?. Jakarta: Pustaka Insani. Nurgiantoro, B. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers. Rakhmat, J. 2007. The Road To Allah. Bandung: Mizan. Redaksi. 2010. Kumpulan Hadist Qudsi, (Online), (http://hadistqudsi.blogspot.com., diakses tanggal 27/3/2011) Redaksi. 2010. Kumpulan Hadist, (Online), (http://hadistalbukhari.blogspot.com., diakses tanggal 27/3/2012) Rifa’i Moh. 1976 . Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: CV. Toha Putra.