to the PDF! - BPJS Kesehatan

advertisement
INFOBPJS
MEDIA EKSTERNAL BPJS KESEHATAN
EDISI 35 TAHUN 2016
Kesehatan
BPJS KESEHATAN
OPTIMALKAN FUNGSI
PROMOTIF DAN PREVENTIF
message
CEO
CEO
MESSAGE
Makna konkret dari ucapan Simon ini dicontohkan dengan motif keberhasilan Wright bersaudara dalam menciptakan pesawat
terbang pertama dan keberhasilan Apple dalam merajai pasar smartphone dan membuat masyarakat dunia rela antri berharihari di depan Apple Store.
WHY
“
“
SIMON Sinek, seorang penulis berkebangsaan Inggris dengan bukunya yang hits di tahun 2011 berjudul “START WITH WHY
– How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action”, berkata bahwa“People don’t buy what you do; they buy why you do
it.”. Perkataan ini mengandung makna bahwa jika ingin menginspirasi semua orang, harus memiliki 'why' yang jelas. Melalui
ucapannya tersebut, Simon Sinek sesungguhnya juga ingin menegaskan bahwa orang-orang tidak membeli apa yang kita
lakukan. Mereka membeli mengapa kita melakukan itu.
Dikisahkan bahwa di awal abad 19, Samuel Pierpont Langley digadang-gadang akan menjadi orang pertama yang akan
memiloti penerbangan perdana sebuah pesawat terbang. Ia adalah seorang perwira senior di Smithsonia yang sangat
dihormati. Ia juga adalah seorang profesor matematika yang bekerja di Harvard. Langley diberikan $50.000 untuk mendanai
proyek pesawat terbang pertama-nya. Ia didukung oleh pemerintah dan para pelaku bisnis, termasuk diantaranya Andrew
Carnegie dan Alexander Graham Bell. Semua orang sangat meyakini akan keberhasilan Langley.
Sementara itu, jauh dari publisitas dan kamera, Wilbur dan Orville Wright sedang bekerja keras mewujudkan mimpi mereka
untuk membuat pesawat terbang. Mimpi mereka hanya satu yaitu mereka percaya bahwa dengan terciptanya pesawat
terbang akan mengubah dunia karena dapat menjadi alat transportasi paling cepat yang mampu menyeberangi samudera dan
antar benua. Tanpa dukungan orang-orang penting, bantuan pendanaan dan publisitas yang berarti, Wright bersaudara jatuh
bangun mewujudkan mimpinya. Sampai kemudian pada akhirnya, pada tanggal 17 Desember 1903, terbanglah manusia di
udara untuk pertama kalinya.
Apa yang terjadi saat itu diperjelas oleh James Tobin, penulis biografi dari Wright bersaudara. Menurut Tobin, ada pembeda
khusus antara Wright dan Lanley. Wilbur dan Orville adalah true scientist, mereka dengan tulus concern kepada permasalahan
yang mereka coba selesaikan yaitu bagaimana manusia dapat terbang di angkasa. Sementara motif Langley untuk
menciptakan pesawat adalah ingin menjadi terkenal seperti Alexander Graham Bell. Jika Wright ingin mengubah peradaban
dunia, Langley justru tidak memiliki passion untuk memecahkan masalah terbang di angkasa, kecuali mencari achievement
atau pengakuan atas kehebatan dirinya.
Inilah yang kemudian menjadi inti buku Simon Sinek. Semua kembali kepada why-nya, yaitu apa alasan kita melakukan
sesuatu sehingga bermakna. Dengan makna mendalam itu kemudian menjadi motif/alasan mengapa kita melakukan sesuatu.
Motif why yang kuat akan memecahkan berbagai macam halangan, rintangan, gangguan dan hambatan yang menghadang,
serta tidak akan menurunkan semangat sehingga akhirnya ditemukan jawaban atas pertanyaan mendasar why itu sendiri.
Demikian juga halnya dengan keberhasilan Apple. Mengapa Apple selalu dan selalu menjadi market share terbesar, paling
inovatif, dan menjadi produk yang ditunggu-tunggu pasar, padahal di antara sesama produsen smartphone, mereka samasama memiliki SDM yang handal, teknologi yang canggih, penelitian yang terkini dan memahami keinginan pasar yang terus
berkembang. Jawabannya ternyata pada why-nya Apple. Jika produsen smartphone lain menekankan penjualan pada produk
berteknologi baru, canggih dan user friendly serta sekedar mengikuti trend pasar, Apple justru selalu berangkat dari keinginan
untuk menjawab hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah ada atau terpikirkan.
Apple selalu memikirkan alasan yang paling tepat sehingga seseorang merasa perlu memiliki teknologi Apple, membuat
mereka nyaman, serasa memiliki asisten pribadi dan meningkatkan confident dengan memiliki gadget Apple di tanggannya.
Setelah semua alasan ini terjabarkan, mereka baru merancang, memproduksi dan menjual produknya.
Dengan kata lain, yang Apple jual bukan hanya produk canggih, tetapi lebih dari itu mereka menyisipkan alasan mengapa
seseorang perlu memiliki Apple. Mereka bukan sekedar menjual produk, tetapi lebih tepat dikatakan mereka menciptakan
motif mengapa Apple dibutuhkan oleh setiap orang. Inilah tantangan yang selalu Apple pecahkan, bagaimana mereka selalu
berpikir dalam cara yang berbeda dalam setiap produknya.
Dalam banyak tulisan sebetulnya sering kita baca bahwa Einstein mengatakan, “Hanya orang gila yang mengharapkan hal
yang berbeda dengan cara yang sama.” Harus selalu ada perubahan, selalu ada perbaikan, dan harus selalu ada inovasi
serta pergerakan untuk dapat meraih kesuksesan-kesuksesan baru. Harus selalu ada why. Why yang mendasari alasan
kita melakukan sesuatu, why yang menjadi motif apa sesungguhnya tujuan yang ingin kita capai, why yang menjadi pijakan
awal mengapa kita harus berprestasi dan akhirnya juga harus ada why, mengapa kita harus raih prestasi sampai pada batas
tertentu.
Harus selalu ada alasan yang mendasari mengapa kita terus berusaha, bergerak dan berubah. Karena meski kita tahu bahwa
air yang tak bergerak akan lebih cepat busuk, kunci yang tak pernah dibuka akan lebih mudah serat, dan mesin yang tak
pernah dinyalakan akan lebih gampang berkarat, namun nyatanya sekedar memahami saja hal ini tidak cukup.
Makna why itu bukan pada understanding about something, tetapi why itu lebih tepat untuk merumuskan how we do the
action for getting what. Ketika kita tahu motif/alasan why kita melakukan sesuatu, sesungguhnya dalam waktu bersamaan kita
akan merumuskan bagaimana meraihnya dan apa hasil yang kita harapkan akhirnya. Jika hasilnya ingin yang berbeda, tentu
caranya harus berbeda pula.
Maka bergeraklah, bekerjalah, berkaryalah. Bekerja (how) bukan sekadar untuk meraih sesuatu (what). Karena bekerja
sesungguhnya adalah satu cara untuk memberi alasan (why) mengapa kita perlu memberikan kebahagiaan diri...
Direktur Utama
Fachmi Idris
SALAM REDAKSI
Momentum Pemantapan Pelayanan
Pembaca setia Media Info BPJS Kesehatan,
BPJS Kesehatan memasuki usia yang terus bertambah dan diharapkan terus matang dalam menjalankan Program JKN-KIS.
Kurun waktu sejak 1 Januari 2014 adalah sebuah masa transisi, baik transisi program maupun transisi kelembagaan. Masamasa yang sangat dinamis dan penuh tantangan, sekaligus terbuka peluang pengabdian yang tinggi untuk negeri ini.
Menandai hari ulang tahunnya yang ke 48 tahun ini, BPJS Kesehatan mengoptimalkan fungsi promotif dan preventif melalui
program-program yang menekankan pada pola hidup sehat dan pencegahan penyakit. Seperti apa perayaan HUT BPJS
Kesehatan ke-48 dengan akan dibahas pada rubrik FOKUS.
Dalam edisi 35 kali ini, Info BPJS Kesehatan juga menghadirkan wawancara dengan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi
Idris,bagaimana pandangan beliau terkait kinerja Badan serta harapan beliau memasuki 48 tahun usia BPJS Kesehatan,
kesemuanya akan dimuat dalam rubrik BINCANG.
Seiring dengan penerbitan Info BPJS Kesehatan, kami mengucapkan terima kasih atas berbagai dukungan dan tanggapan
atas terbitnya media ini. Kami pun terus berupaya dalam memberikan informasi yang baik, akurat dan diharapkan kehadiran
media ini dapat menjadi jembatan informasi yang efektif bagi BPJS Kesehatan dan stakeholder-stakeholder-nya. Selamat
beraktivitas.
INFOBPJS
Kesehatan
BULETIN DITERBITKAN OLEH BPJS
KESEHATAN :
Jln. Letjen Suprapto PO BOX 1391/JKT Jakarta
Pusat Tlp. (021) 4246063, Fax. (021) 4212940
PENGARAH
Fachmi Idris
PENANGGUNG JAWAB
Bayu Wahyudi
PIMPINAN UMUM
Ikhsan
PIMPINAN REDAKSI
Irfan Humaidi
SEKRETARIS
Rini Rahmitasari
SEKRETARIAT
Ni Kadek M.Devi
Eko Yulianto
Paramita Suciani
REDAKTUR
Elsa Novelia
Ari Dwi Aryani
Asyraf Mursalina
Budi Setiawan
Dwi Surini
Tati Haryati Denawati
Angga Firdauzie
Juliana Ramdhani
Diah Ismawardani
DISTRIBUSI & PERCETAKAN
Fauzirman
Anton Tri Wibowo
Akhmad Tasyrifan
Arsyad
Ranggi Larrisa
DAFTAR ISI
7
TESTIMONI
"Tes IVA Tidak Seseram
Yang Dikira"
Dikatakan Yuhartini, sosialisasi
mengenai bahaya kanker serviks
dan pentingnya melakukan
deteksi dini tidak hanya
dilakukan di puskesmas, tetapi
juga di posyandu dan posbindu.
Fokus - BPJS Kesehatan Optimalkan Fungsi
Promotif dan Preventif
3
Bincang - Pelayanan Prima Harus Selalu
Diimplementasikan
5
Manfaat - Pemeriksaan IVA/Papsmear
Dijamin BPJS Kesehatan
6
Persepsi - Program Sosial Paling Disukai
Rakyat
8
9
Inspirasi - Ade Rai Bantu Yang Sakit
Dengan Menjaga Kesehatan
Sehat & Gaya Hidup - Cegah Kanker
Serviks Sebelum Maut Mengancam
Kilas & Peristiwa - Optimalkan
Implementasi Program JKN-KIS,
BPJS Kesehatan Teken MoU Dengan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
10
11
3
FOKUS
BPJS Kesehatan
Optimalkan
Fungsi Promotif
dan Preventif
Tahun ini Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan menginjak
usianya yang ke-48 tahun. Selama itu
pula, BPJS Kesehatan telah berkiprah
mengelola jaminan kesehatan di Tanah
Air. Dimulai dari bernama Badan
Penyelenggara Dana Pemeliharaan
Kesehatan (BPDPK) pada 1968 – 1988,
lalu menjadi Perusahaan Umum Husada
Bhakti (PHB) 1988 – 1992 dan PT Askes
Persero (1992 – 2013) sampai dengan
sekarang BPJS Kesehatan yang mulai sejak
1 Januari 2014.
Patut disyukuri karena di usia BPJS Kesehatan yang ke-48
ini, atau lebih tepat lagi di usia pengabdian sepanjang
dua tahun lebih sebagai Badan Hukum Publik, berbagai
permasalahan dapat dilewati dengan baik. Kurun waktu
sejak 1 Januari 2014 adalah sebuah masa transisi, baik
transisi program maupun transisi kelembagaan. Masamasa yang sangat dinamis dan penuh tantangan, sekaligus
terbuka peluang pengabdian yang tinggi untuk negeri ini.
Tanggal 31 Desember 2015 lalu menandai berakhirnya
masa transisi BPJS Kesehatan secara legalistik. Sesuai
dengan mandat Undang-Undang 24 Tahun 2011 tentang
BPJS, jajaran Dewan Pengawas dan Dewan Direksi pada
tanggal 31 Desember 2015 tidak otomatis melanjutkan
kepemimpinan di lembaga ini.
Namun, menurut Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi
Idris, transisi yang berujung pada perubahan adalah sebuah
“never ending process”. Berbagai persoalan bukanlah
semakin berkurang, tetapi akan tetap muncul sebagai
ujian-ujian baru dengan berbagai macam permasalahan
yang harus segera diselesaikan.
Di antaranya bagaimana memperjuangkan program JKNKIS tetap lestari, bahkan lebih baik dari masa sebelumnya.
Menandai hari ulang tahunnya yang ke 48 tahun ini, BPJS
Kesehatan mengoptimalkan fungsi promotif dan preventif
melalui program-program yang menekankan pada pola
hidup sehat dan pencegahan penyakit.
Fachmi Idris mengatakan, hampir 80% dana jaminan
kesehatan terserap untuk layanan di rumah sakit.
Sementara 29,6% atau sekitar 16,9 triliun dana terserap
untuk membiayai penyakit katastropik, seperti kanker,
jantung, stroke, gagal ginjal, dan diabates melitus. Jumlah
kasus penyakit-penyakit tidak menular atau kronis ini
semakin meningkat, di mana salah satu faktor risikonya
adalah perubahan pola hidup masyarakat.
“Penyakit katastropik cenderung terjadi karena faktor
kebiasaan perilaku hidup tidak sehat, seperti merokok,
makanan tidak sehat, kurang olahraga, dan sebagainya.
Kalau dibiarkan, hal ini dapat membawa dampak kurang
baik bagi kualitas kesehatan penduduk Indonesia maupun
keberlangsungan program JKN-KIS,” kata Fachmi.
Upaya promotif dan preventif tersebut antara lain dilakukan
melalui pemeriksaan gratis untuk deteksi dini kanker leher
rahim (serviks) dengan metoda Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) dan Papsmear. BPJS Kesehatan
menggelar Pencanangan Gerakan Promotif, Preventif
Pemeriksaan IVA/Papsmear serentak seluruh Indonesia
bekerja sama dengan OASE Kabinet Kerja, Kementerian
Kesehatan dan BKKBN di Kupang, Nusa Tenggara Timur,
bertepatan dengan Hari Keluarga Nasional (Harganas)
pada 27 Juli 2016. Gerakan deteksi dini kanker serviks
ini dicanangkan secara resmi oleh Ketua PKK Pusat Erni
Guntarti Tjahjo Kumolo, disaksikan Menteri Dalam Negeri,
Tjahjo Kumolo, Dirut BPJS Kesehatan, Kepala BKKBN,
Gubernur NTT, dan Gubernur Kalimantan Selatan.
Pencanangan tersebut juga menandai dilaksanakannya
kegiatan pemeriksaan IVA dan Papsmear secara serentak
di seluruh daerah tepatnya di 1.558 titik pelayanan. BPJS
Kesehatan menargetkan peserta sebanyak 27.000 untuk
pemeriksaan IVA, dan 10.275 Papsmear. Kegiatan ini
mencatat Rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai
Penyelenggaraan Program Pemeriksaan IVA dan Papsmear
Terbanyak serentak di Indonesia.
“Melalui kegiatan pencanangan ini diharapkan kesadaran peserta
JKN-KIS untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker leher rahim
semakin meningkat,” ujar Fachmi.
Fachmi mengatakan, deteksi dini kanker serviks masuk
dalam skema pembiayaan JKN-KIS, sehingga peserta tidak
perlu lagi mengeluarkan uang. Peserta JKN-KIS dapat
memeriksakan diri untuk mengetahui risikonya di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), seperti puskesmas,
klinik, dan dokter praktek perorangan atau sarana
penunjang lain yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
“Kanker serviks tidak menimbulkan gejala dan sulit
terdeteksi pada stadium awal. Karena itu sebaiknya
lakukan skrining kesehatan melalui layanan kesehatan
deteksi dini yang disediakan BPJS Kesehatan,” kata
Fachmi.
Sebagaimana diketahui, kanker serviks paling sering terjadi
dan merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi
dari semua jenis kanker pada wanita. BPJS Kesehatan
mencatat pada Januari-Juni 2016, jumlah kasus kanker
serviks di tingkat pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan
mencapai 45.006 dengan total biaya sekitar Rp33,4 miliar.
Sementara di tingkat rawat inap, jumlah kanker serviks
mencapai 9.381 kasus dengan total biaya sekitar Rp51,3
miliar.
Kegiatan pemeriksaan IVA dan Papsmear dilaksanakan
untuk mendeteksi adanya kanker leher rahim atau kanker
serviks. Sebab, umumnya pasien baru terdeteksi kanker
serviks ketika sudah stadium lanjut, di mana proses
pengobatan menjadi lebih sulit dengan biaya jauh lebih
mahal.
Padahal dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, kanker
serviks sebetulnya paling mudah dicegah dan dideteksi.
Caranya dengan deteksi dini dan vaksinasi.
“Namun tantangannya, cukup banyak masyarakat yang
enggan atau takut untuk melakukan pemeriksaan IVA
atau Papsmear ini. Disinilah bagaimana peran FKTP untuk
mengajak peserta JKN-KIS, agar melakukan pemeriksaan
ini,” ujar Fachmi.
Animo Masyarakat
Direktur Pelayanan BPJS
Kesehatan Maya Amiarny
Rusady menambahkan, animo
masyarakat untuk melakukan
pemeriksaan IVA dan Papsmear
yang diselenggarakan BPJS
Kesehatan cukup tinggi.
Ini terlihat dari jumlah peserta
yang melampaui target. Untuk
DIREKTUR PELAYANAN
program pemeriksaan dalam
BPJS KESEHATAN
rangka HUT ke-48 BPJS
Maya Amiarny Rusady
Kesehatan mencapai 54.362
melampaui target 27.000 peserta dengan IVA. Sedangkan
untuk Papsmear dari target 10.275 melampaui hingga
25.332 peserta. Secara keseluruhan program pemeriksaan
kanker serviks hingga Juni 2016 mencapai 74.956 untuk
IVA, dan 61.594 Papsmear. Dari sekitar 60 peserta
yang menjalani pemeriksaan IVA dan Papsmear saat
pencanangan di Kupang, 8 orang di antaranya ditemukan
positif.
“Begitu diketahui positif, kami tata laksana dengan baik
sehingga tidak tambah parah dan akhirnya berbiaya mahal.
Kami akan lakuan terus menerus, sehingga semua wanita
usia produktif bisa dideteksi dini,” kata Maya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan,
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita
kanker serviks nomor satu di dunia. Setiap satu jam, ada
satu wanita meninggal akibat penyakit ini. Sementara
National Comprehensive Cancer Network (NCCN)
mencatat 528.000 kasus baru kanker serviks pada 2012
di seluruh dunia. Sebanyak 266.000 pasien meninggal per
tahun dan 85 persen dari total kasus terjadi di negaranegara berkembang, termasuk Indonesia.
Meski membahayakan kesehatan, ternyata masih banyak
perempuan yang enggan memeriksakan diri dari ancaman
Edisi 35 2016
INFO BPJS KESEHATAN
P
ada 48 tahun lalu, program jaminan kesehatan
sudah diperjuangkan, yang awalnya dalam lingkup
kecil untuk Pegawai Negeri Sipil, sampai akhirnya
sekarang dipercaya untuk mengelola Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN)-Kartu Indonesia Sehat (KIS)
bagi seluruh penduduk Indonesia. Targetnya, pada 2019
nanti Indonesia akan mencapai Universal Health Coverage,
di mana seluruh penduduk yang diperkirakan berjumlah
sekitar 257,5 juta jiwa akan menjadi peserta JKN-KIS.
4
FOKUS
“Untuk itu, dalam rangka mengoptimalkan potensi
bonus demografi melalui sektor kesehatan, BPJS
Kesehatan menggelar kegiatan “BPJS Kesehatan Goes
to School” yang dilaksanakan serentak di 13 wilayah
kerja Divisi Regional pada 21 Juli 2016,” kata Fachmi.
Selain edukasi tentang pola hidup sehat dan bahaya
merokok, kegiatan BPJS Kesehatan Goes to School
tersebut juga diharapkan dapat membentuk serta
meningkatkan rasa kepedulian, kerelaan membantu
sesama, dan gotong royong dalam diri para pelajar,
terutama dalam hal pelaksanaan program jaminan
kesehatan di Indonesia.
“Mari kita bayangkan. Jika ada satu orang peserta JKNKIS melakukan operasi jantung dengan biaya Rp 160 juta
rupiah, dengan iuran rata-rata Rp 51.000,- maka diperlukan
sebanyak 3.737 orang peserta JKN-KIS yang sehat dan
membayar iuran. Kalau hanya peserta yang sakit saja
yang membayar iuran dan tidak membayar iuran lagi
ketika sudah sehat, dari mana kita bisa membayar biaya
pelayanan kesehatan peserta lainnya yang membutuhkan”
ujar Fachmi.
penyakit ini. Selain terkendala biaya, banyak wanita yang
takut kalau terdeteksi dan divonis mengidap kanker.
Penanganan kanker di Indonesia, termasuk serviks,
menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan hampir
70% pasien ditemukan sudah pada stadium lanjut. Selain
karena kurang pengetahuan dan kesadaran, belum adanya
program deteksi dini massal yang terorganisir secara
maksimal. Saat ini, capaian deteksi dini kanker serviks dan
payudara masih jauh dari harapan.
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan pada 2014,
dari seluruh penduduk berusia 30-50 tahun yang berisiko
tinggi sebanyak 36,7 juta, tetapi yang mendapatkan
deteksi dini baru 1,75%-nya atau sekitar 644.951. Padahal
target pemerintah adalah 80%. Kemkes sendiri telah
menyediakan deteksi dini melalui metode IVA, cryo, dan
suspect leher rahim di seluruh puskesmas di Indonesia.
Selain kanker serviks, BPJS Kesehatan akan meningkatkan
upaya preventif dengan melakukan skrining pada penyakit
tidak menular. Sebab, menurut Maya, penyebab kematian
terbesar khususnya pada peserta JKN adalah jantung,
stroke dan gagal ginjal. Ke depan BPJS Kesehatan akan
bekerjasama pemerintah daerah melakukan skrining untuk
mendapatkan peta jumlah penduduk yang berisiko sakit,
sudah sakit, dan upaya tindak lanjutnya.
Kepala BKKBN, Surya Chandra Surapaty, mengatakan,
pemeriksaan IVA juga bisa dilakukan bersamaan dengan
pemasangan kontrasepsi. Dengan begitu, para wanita
bisa mendapatkan manfaat lebih. Saat pemasangan
alat kontrasepi IUD, perempuan usia subur bisa bisa
sekaligus melakukan pemeriksaan IVA untuk mengetahui
ada tidaknya risiko kanker serviks. BKKBN juga
melakukan upaya penanggulangan kanker serviks dengan
memberikan edukasi dan informasi seputar kesehatan
reproduksi wanita melalui para penyuluh KB di lapangan.
Oleh karena itu, peran generasi muda dalam mengawal
keberlangsungan program JKN-KIS di Indonesia sangatlah
besar. Diharapkan dengan menanamkan rasa kepedulian
dan gotong royong dalam jiwa pelajar sejak dini, generasi
muda dapat membantu mendukung program pemerintah
mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.
“Goes To School”
Selain skrining kanker serviks, BPJS Kesehatan juga
menyosialisasikan pola hidup sehat dan gotong-royong
ke setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP) di seluruh
Indonesia. Kegiatan edukasi yang dikemas dalam tema
“BPJS Kesehatan Goes To School” ini bertujuan untuk
menanamkan pola hidup sejak dini, termasuk mengindari
bahaya rokok.
“Kita tidak membiarkan orang terus sakit atau tambah
parah. Kalau sudah diketahui punya risiko, namun belum
sakit maka kami dorong dengan pola hidup sehat. Kalau
sudah terdeteksi berisiko ke penyakit tidak menular,
seperti hipertensi, diabetes melitus, kami akan tangani
serius melalui Prolanis,” kata Maya.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, menyambut baik program
BPJS Kesehatan untuk deteksi dini kanker serviks.
Upaya seperti ini menurut dia, sangat penting untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak agar generasi
bangsa, termasuk di Provinsi NTT, menjadi sehat dan
pintar. Diperlukan kerja keras untuk menekan kasus
penderita kanker serviks melalui pemeriksaan dini di
puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya di NTT.
Lebu Raya pun meminta seluruh bupati/walikota untuk
menindaklanjuti pencanangan Gerakan Promotif, Preventif
Pemeriksaan IVA/Papsmear ini dengan mendorong kaum
wanita di wilayahnya untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks. Sebab, kata Lebu Raya, prevalensi kanker serviks
di NTT masih cukup tinggi karena lambannya pencegahan.
Ada keengganan kaum wanita untuk memeriksa kondisi
rahimnya secara dini, di antaranya karena faktor biaya.
INFO BPJS KESEHATAN
Ini pekerjaan rumah bagi Pemerintah NTT, terutama bupati
dan walikota, bagaimana menyiasatinya untuk mendorong
kaum wanita di NTT memeriksa kandungannya secara
diniuntuk mencegah terjadinya kanker serviks.
Lebu Raya juga mengimbau tenaga kesehatan agar tidak
hanya memberikan layanan pengobatan, tetapi juga
penjelasan atau informasi bagaimana mencegah kanker
serviks untuk menekan risiko kematian. Pemerintah NTT,
kata dia, sudah membuat kebijakan melalui program
revolusi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sejak tahun 2009
yang bertujuan untuk menekan angka kematian ibu dan
anak.
Edisi 35 2016
Peluncuran program BPJS Kesehatan Goes To School
dilakukan Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris
dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 20142016, di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada
19 Juli 2016. Peluncuran ini sekaligus menandai dimulainya
kegiatan serentak di 13 wilayah kerja Divisi Regional pada
21 Juli 2016.
Beberapa sekolah yang menjadi sasaran kampanye, antara
lain SMPN 80 Jakarta timur, SMPN 44 Jakarta Timur,
SMPN IX Jakarta Timur, SMPN 41 Jakarta Selatan, SMPN
5 Jakarta Pusat, SLTP Negeri 2 Bekasi, dan SMPN 4 Bogor.
Fachmi Idris mengatakan, pelajar SMP menjadi target
edukasi karena pada periode usia remaja merupakan masa
yang paling rentan dan memiliki risiko yang cukup besar
terpengaruh lingkungannya. Tujuannya untuk mengedukasi
anak sejak dini tentang pentingnya pola hidup sehat dan
menghindari rokok. Promosi pola hidup sehat kepada
generasi muda harus dilakukan sejak dini, sehingga
diharapkan para pelajar SMP dapat terhindar dari risiko
tersebut. Terlebih, usia 10-19 tahun termasuk kategori usia
terbanyak dari total jumlah penduduk Indonesia.
Para remaja ini akan menjadi bagian dari bonus demografi
yang puncaknya akan terjadi di Indonesia pada 2020-2035
mendatang. Bahkan bonus demografi di Indonesia sudah
dimulai sejak 2012. Meningkat dan melimpahnya usia
produktif dengan beban atau tanggungan yang semakin
rendah pada saat itu, harus diiringi dengan peningkatan
kualitas pendidikan dan kesehatan agar dapat terserap
dalam pasar kerja yang kompeten.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) saat
itu menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan BPJS
Kesehatan Goes to School. Menurut Mendikbud, gerakan
seperti ini sangat dibutuhkan apalagi bisa lebih banyak
lembaga maupun institusi swasta dan pemerintah yang
mengikutinya. Program seperti ini bisa diselenggarakan
oleh siapa saja setelah dimulai oleh BPJS Kesehatan.
Kemdikbud sangat mendukung dan berharap setiap
sekolah menerima program ini.
Menurut Mendikbud, kesehatan dan pendidikan tidak
bisa dipisahkan. Ketika seorang siswa belajar, dipastikan
kondisi badannya harus fit dan sehat. Kegiatan BPJS
Kesehatan Goes To School bisa memberikan edukasi
bagaimana seorang anak bisa hidup dengan perilaku sehat.
Mendikbud berharap, datangnya BPJS Kesehatan dengan
membawa gerakan pola hidup sehat dan gotong-royong ke
setiap SMP bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak sekolah
di Indonesia.
Kepala sekolah SMPN 80 Jakarta Timur, Soehar Ryatmo ,
juga menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan BPJS
Kesehatan tersebut. Menurutnya, pelajar adalah kelompok
yang juga memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan
program JKN-KIS sebagai peserta. Karena itu, penting
untuk memahami apa itu JKN sejak dini. Selain siswa,
ada juga guru honorer yang belum menjadi peserta
JKN. Dengan sosialisasi ini diharapkan meningkatkan
pemahaman dan mendorong mereka untuk mengambil
bagian dalam program JKN.
5
BINCANG
Pelayanan Prima
Harus Selalu Diimplementasikan
Selain itu, upaya kendali mutu dan kendali biaya di level
FKRTL juga harus terus dimaksimalkan melalui penerapan
strategi yang telah ditetapkan. Double track strategy
pengendalian mutu dan biaya di FKTP dan FKRTL ini harus
menjadi perhatian serius untuk kita jalankan.
Bagaimana dengan upaya pemantapan layanan?
BPJS Kesehatan sebagai badan hukum publik sudah
mengembangkan sistem yang memudahkan peserta
dan Badan Usaha dalam mendaftar ke BPJS Kesehatan
melalui percepatan prosedur, namun tetap dalam kerangka
memperhatikan akurasi dan validitas data. Demikian juga
untuk kemudahan dalam hal penagihan, pembayaran, dan
pelaporan iuran kepada Badan Usaha.
Dengan semakin meningkatnya jumlah peserta, kemitraan
dengan fasilitas kesehatan juga terus diperluas, namun
tetap memperhatikan kualitas kerja sama dengan Faskes
dimaksud. Untuk meningkatkan layanan, keterbukaan
informasi juga harus dilakukan oleh Faskes. Seperti
informasi tentang ketersediaan kamar rawat inap.
Hal penting yang menjadi perhatian dan harus segera
diselesaikan?
Foto KC Tulungagung
Pencapaian dan prestasi ini tentunya tidak terlepas dari
kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas yang
dilandasi dedikasi, dan loyalitas yang luar biasa dari seluruh
Duta BPJS Kesehatan se-Indonesia.
Untuk memastikan KIS diterima peserta PBI, bulan
Agustus 2016 juga telah saya nyatakan sebagai
sebagai Bulan “Re-Distribusi” KIS. Artinya, bulan untuk
memastikan pihak ketiga menyelesaikan sisa-sisa
kewajibannya dan memastikan keberadaan KIS yang masih
ada di pihak ketiga untuk dapat diselesaikan sesuai dengan
ketentuan. Apabila dalam proses ‘re-distribusi’ terdapat
perubahan alamat peserta, atau peserta sudah meninggal
dunia, maka seluruh data tersebut harus didokumentasikan
dengan baik untuk kemudian didata lebih lanjut. Termasuk
juga di sini cetak dan distribusi KIS untuk tambahan
peserta PBI Tahun 2016.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris
menyampaikan, dalam menuju 1.000 hari pelaksanaan
program JKN-KIS, tantangan yang akan dihadapi oleh
BPJS Kesehatan tentunya akan semakin besar. Karenanya,
dibutuhkan soliditas dan profesionalisme seluruh Duta
BPJS Kesehatan untuk menyelesaikan tantangan tersebut.
Apa saja yang menjadi fokus utama BPJS Kesehatan
dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan seluruh
rakyat Indonesia? Bagaimana peran Duta BPJS Kesehatan
dalam menyukseskan program ini? Berikut petikan
wawancara dengan Fachmi Idris.
Pesan untuk para Duta BPJS Kesehatan?
Apa saja pencapaian BPJS Kesehatan selama dua
setengah tahun program JKN-KIS?
Program JKN-KIS saat ini telah menjadi program terbesar
di dunia, dalam arti jumlah kepesertaan yang mencapai
lebih dari 167 juta dan dilaksanakan melalui pendekatan
single payer institution. Jumlah kepesertaan ini akan terus
bertambah seiring waktu hingga tercapainya cakupan
semesta, yang diharapkan dapat terwujudkan paling
lambat pada 1 Januari 2019.
Tahun lalu, BPJS Kesehatan juga kembali meraih opini
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau saat ini disebut
dengan Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) dari Kantor
Akuntan Publik. WTP merupakan gambaran nyata dari
komitmen BPJS Kesehatan dalam mengimplementasikan
prinsip keterbukaan, kehati-hatian, dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan SJSN di bidang kesehatan.
Pada tahun yang sama, dari hasil external review oleh
BPKP, institusi kita dinilai ‘Sangat Baik’ dalam hal Good
Governance yang harus dijalankan sesuai standar yang
dimiliki. BPJS Kesehatan juga memperoleh penilaian
yang baik atau rapor hijau dari Kantor Staf Kepresidenan
atas capaian Distribusi KIS melalui pihak ketiga, dengan
pencapaian 100,70%. Selain itu, kita juga telah berhasil
memenuhi target-target Annual Management Contract
(AMC) Tahun 2015 dengan total capaian 102,54% dari
target capaian 100% yang harus diraih.
Direktur Utama BPJS Kesehatan,
Fachmi Idris
Bagaimana memastikan penyelenggaraan program
JKN-KIS berjalan optimal?
Sejak awal tahun manajemen sudah menetapkan
Tiga Fokus Utama BPJS Kesehatan Tahun 2016, yaitu
Sustainabilitas Finansial, Pemantapan Layanan, dan
Optimalisasi Revolusi Mental. Sustainabilitas finansial
harus diwujudkan melalui peningkatan rekrutmen peserta
potensial, peningkatan kolektabilitas iuran peserta dari
seluruh segmen, perluasan channel pembayaran iuran,
dan penerapan law enforcement bagi peserta atau badan
usaha yang melanggar.
Terkait strategi purchasing, sistem pembiayaan kepada
fasilitas kesehatan yang dijalankan juga harus efektif dan
mampu mendorong serta memotivasi fasilitas kesehatan
untuk memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan
bermutu. Salah satu upayanya adalah penguatan fungsi
pelayanan di FKTP melalui Penerapan Kapitasi Berbasis
Pemenuhan Komitmen Pelayanan (KBK) yang secara
teknis pelaksanaannya telah diatur dalam juknis yang telah
ditanda-tangani bersama antara BPJS Kesehatan dan
Kementerian Kesehatan.
Untuk seluruh Duta BPJS Kesehatan, pelayanan prima
tentunya harus selalu diimplementasikan. Tidak ada
toleransi, tidak ada excuse bagi duta BPJS Kesehatan
untuk tidak mengimplementasikannya. Saat ini,
walaupun hanya sedikit sekali kejadiannya, manajemen
masih mendengar adanya duta BPJS Kesehatan yang
‘cuek’, kurang ramah dan kurang senyum serta kurang
memberikan empati kepada pelanggan. Dan, ini mau tidak
mau harus menjadi perhatian kita bersama untuk terus
memperbaiki diri.
Untuk menjalankan program-program yang sudah
ditetapkan oleh organisasi, dibutuhkan komitmen tinggi
dari seluruh Duta BPJS Kesehatan agar penyelenggaraan
program ini dapat berjalan dengan optimal. Segera
laksanakan sebaik-baiknya program dimaksud, dengan
kualitas tertinggi, sehingga memberikan hasil nyata yang
bermuara pada pencapaian tiga fokus utama pada tahun
ini.
Kualitas layanan juga tidak boleh stagnan, karena
ekspektasi peserta dan target kualitas layanan setiap
tahunnya akan terus meningkat. Jangan pernah merasa
puas, karena keluhan peserta masih banyak kita dengar.
Kita harus berupaya lebih keras lagi dari biasanya, bekerja
dengan cara-cara baru, melakukan berbagai terobosan
dan inovasi, karena upaya kita pada tahun ini akan sangat
menentukan kesinambungan program besar ini dalam
jangka panjang.
Edisi 35 2016
INFO BPJS KESEHATAN
T
anggal 1 Januari 2014 menjadi hari bersejarah yang
menandai beroperasinya BPJS Kesehatan dalam
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan
Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Kini, sudah
lebih dari dua setengah tahun program tersebut berjalan,
menjadikan JKN-KIS sebagai program asuransi kesehatan
sosial terbesar di dunia dari sisi jumah peserta.
Ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama saya
untuk segera diselesaikan, salah satunya Distribusi KIS.
Tahun lalu, kita sudah menyelesaikan pencetakan KIS bagi
Peserta PBI dan telah mendistribusikannya melalui pihak
ketiga (PT Pos Indonesia, TIKI-JNE, dan aparat Pemda)
dengan capaian 100,70% dari target.
Dalam perjalanannya serta berdasarkan hasil laporan Posko
Pemantauan dan Penangananan Pengaduan Distribusi KIS,
masih ditemukan KIS di pihak ketiga yang belum sampai
ke tangan rakyat yang berhak karena berbagai kondisi,
walaupun persentasenya kecil.
6
MANFAAT
K
abar gembira untuk kaum perempuan peserta
Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia
Sehat (JKN-KIS) karena pemeriksaan Inspeksi
Visual dengan menggunakan Asam Asetat (IVA) dan
Papsmear dijamin BPJS Kesehatan. Peserta hanya perlu
menyambangi kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk
menanyakan fasilitas kesehatan (faskes) yang memberikan
pelayanan IVA dan Papsmear. Setelah itu, peserta bisa
langsung bertandang ke faskes yang dipilih.
Pemeriksaan IVA dan Papsmear itu masuk dalam
program promotif dan preventif JKN-KIS. Sejumlah
lembaga bersinergi untuk mendorong kaum perempuan
memanfaatkan fasilitas tersebut. Ketua Umum OASE
Kabinet Kerja, Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, mengatakan
organisasi yang dipimpinnya menggandeng Kementerian
Kesehatan, BKKBN dan BPJS Kesehatan untuk percepatan
gerakan deteksi dini kanker mulut rahim atau dikenal
kanker serviks melalui IVA dan Papsmear. Gerakan itu
sudah dicanangkan sejak April 2015.
Peserta JKN-KIS bisa menyambangi kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk
menanyakan daftar faskes yang memberi pelayanan pemeriksaan IVA dan Papsmear.
Pemeriksaan IVA dan Papsmear dijamin BPJS Kesehatan, masuk dalam program
promotif-preventif.
Pemeriksaan IVA dan Papsmear
Dijamin BPJS Kesehatan
Fachmi menuturkan pemeriksaan IVA dan Papsmear
merupakan pelayanan preventif-promotif yang diberikan
BPJS Kesehatan kepada peserta JKN-KIS. Program
tersebut diharapkan bisa meminimalisir risiko kanker rahim
sejak dini.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, mengatakan program
ini bermanfaat bagi masyarakat terutama perempuan
di NTT. Ia menginstruksikan kepada seluruh Bupati dan
Walikota NTT untuk mendorong dan motivasi warganya
agar melakukan pemeriksaan IVA dan Papsmear ke
fasilitas kesehatan terdekat seperti Puskesmas. Petugas
Kesehatan juga harus bekerja keras. Selain itu mengimbau
seluruh peserta JKN-KIS rutin membayar iuran agar
program ini bisa berkelanjutan. “Saya minta perempuan
NTT gunakan kesempatan ini ke Puskesmas terdekat,”
urainya.
Dengan kerjasama berbagai pihak, Erni melihat gerakan
itu membuahkan hasil yang sangat baik dalam mendorong
kaum perempuan untuk melakukan deteksi dini kanker
serviks dengan pemeriksaan IVA/Papsmear. Kanker
serviks merupakan penyakit yang mematikan, berada di
peringkat pertama penyebab kematian kaum perempuan di
Indonesia yang terkena kanker.
INFO BPJS KESEHATAN
Walau mematikan, Erni mengingatkan kanker serviks
bisa dicegah jika masih stadium awal. Cara mudah untuk
mendeteksinya yaitu melakukan pemeriksaan dini dengan
metode IVA/Papsmear. Jika terindikasi positif, bisa
dilakukan pengobatan seperti terapi cryo. Paling penting,
kaum perempuan jangan malu memeriksakan dirinya
ke fasilitas kesehatan untuk deteksi dini kanker serviks
dengan menggunakan metode IVA/Papsmear.
Selaku Ketua Umum PKK Pusat, Erni mengimbau kepada
kader-kader PKK untuk mendampingi kaum perempuan
yang mau melakukan IVA/Papsmear ataupun yang
dinyatakan positif. “Kalau terindikasi positif biasanya dia
agak down makanya kader harus mendampingi. Untuk
pengobatannya BPJS Kesehatan pasti menanggungnya
sampai tuntas,” katanya dalam acara pencanangan gerakan
promotif-preventif pemeriksaan IVA/Papsmear di Kupang,
NTT, Jumat (29/07).
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris,
menjelaskan gerakan itu ditujukan untuk mencegah
peningkatan angka kesakitan akibat kanker serviks.
Dari pengakuan staf Puskesmas kota Kupang, Fachmi
Edisi 35 2016
mengatakan sejak program ini dicanangkan ada 500
orang diperiksa, 60 diantaranya positif dan dilakukan
pencegahan.
Kanker serviks merupakan penyakit dengan jumlah kasus
tertinggi di dunia, disusul kanker payudara. Melansir data
WHO Fachmi mengatakan penderita kanker serviks setiap
tahun bertambah 500 ribu orang. Riset International
Agency for Research on Cancer menyimpulkan jumlah
kematian akibat kanker serviks mencapai 85 persen dari
seluruh kematian akibat kanker.
Di Indonesia, dikatakan Fachmi, data Yayasan Kanker
Indonesia menunjukkan kanker serviks menempati posisi
34 persen dari seluruh kanker pada perempuan Indonesia.
Ironisnya, dari seluruh kasus yang ditemukan hampir 70
persen sudah stadium lanjut.
Program deteksi dini kanker serviks dengan IVA dan
Papsmear ini sangat penting untuk menyelamatkan
perempuan Indonesia. Proses pemeriksaannya pun
tidak lama, untuk IVA hanya butuh satu menit. Selaras
itu Fachmi mengimbau kepada kaum perempuan untuk
melakukan pemeriksaan secara rutin. “Rata-rata 1 orang
Indonesia meninggal setiap jam akibat kanker serviks,”
ujarnya.
Gerakan percepatan terhadap program ini perlu terus
dilakukan karena pemeriksaan deteksi dini ini baru bisa
mencakup 2 persen. Idealnya, deteksi dini dilakukan
terhadap 80 persen kaum perempuan Indonesia.
Dokter spesialis kebidanan RSU W.Z Johannes Kupang,
Unedo SpOG.K, mengatakan kasus kanker serviks di NTT
sangat tinggi. Ia mencatat dari seluruh pasien penderita
kanker serviks yang datang ke RSU W.Z Johannes 80 persen
diantaranya sudah stadium lanjut (3 atau 4). Kalau sudah
stadium lanjut biaya pengobatannya mahal dan lama. Untuk
pengobatan yang diberikan biasanya kemoterapi dan radiasi.
“Untuk radiasi di NTT belum ada, jadi pasien harus dirujuk ke
Jawa,” tukasnya.
Pemeriksaan IVA dan Papsmear lazim digunakan untuk
mendeteksi dini kanker serviks. Sayangnya untuk
pemeriksaan Papsmear membutuhkan ahli patologi
anatomi dan di NTT jumlahnya terbatas. Untuk saat ini,
pemeriksaan IVA lebih sesuai digunakan di NTT. Namun,
tidak sedikit kaum perempuan yang menganggap proses
pemeriksaan itu sebagai momok. Biasanya mereka malu
atau takut kalau hasilnya nanti positif. “Untuk mencegah
kanker serviks tidak boleh malu untuk melakukan
pemeriksaan,” imbaunya.
Salah satu warga Kupang peserta JKN-KIS yang sudah
menjalani pemeriksaan IVA, Frederika, awalnya takut
kalau mendengar kanker. Tapi dia bersyukur karena bisa
memberanikan diri melakukan pemeriksaan dini dan
berkonsultasi dengan dokter. “Selama ini saya mengalami
keputihan yang berlebihan, makanya saya segera ke
Puskesmas,” tuturnya.
Frederika menceritakan, hasil pemeriksaan Puskesmas
menunjukan dia positif kanker serviks. Setelah itu dia
menjalani terapi cryo dan sekarang sembuh. Untuk itu
Frederika mengajak seluruh kaum perempuan agar tidak
malu atau ragu memeriksakan dirinya. “Saya berterima
kasih kepada BPJS Kesehatan yang memberikan fasilitas
sehingga kami bisa menikmati pelayanan kesehatan.
Begitu juga Puskesmas, terima kasih, saya sekarang
sembuh total,” pungkasnya.
7
TESTIMONI
"Tes IVA Tidak Seseram
Yang Dikira"
K
anker serviks yang menyerang kaum wanita
merupakan salah satu jenis kanker yang paling
mematikan, terutama bila ditemukan dalam
kondisi stadium lanjut. Penyakit ini disebabkan
oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang menyerang
leher rahim. Meski mematikan, namun kanker serviks
merupakan jenis kanker yang bisa dideteksi.
Untuk mendeteksinya, digunakan metode pemeriksaan
IVA dan Papsmear yang bisa dilakukan di fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP). Deteksi dini kanker
serviks ini juga sudah masuk dalam skema pembiayaan
program JKN-KIS, sehingga peserta JKN-KIS yang ingin
melakukan deteksi dini tidak perlu lagi mengeluarkan uang.
Belum lama ini, BPJS Kesehatan bekerjasama dengan
Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja yang
dipimpin Ibu Iriana Joko Widodo, Kementerian Kesehatan
dan BKKBN juga melaksanakan kegiatan "Pencanangan
Gerakan Promotif Preventif dengan Pemeriksaan IVA dan
Papsmear". Di hari tersebut, dilakukan pemeriksaan IVA
dan Papsmear secara serentak di 1.558 titik pelayanan,
salah satunya di Puskesmas Ratu Agung, Kota Bengkulu.
Meiriska Eka Syasmi menjadi salah satu peserta program
JKN-KIS yang ikut melakukan pemeriksaan kanker serviks
di puskesmas tersebut. Awalnya ibu satu anak ini mengaku
enggan melakukan pemeriksaan IVA lantaran ngeri
dengan prosesnya dan takut mendengar hasilnya. Namun
para petugas di Puskesmas Ratu Agung cukup intens
melakukan sosialisasi pentingnya melakukan deteksi dini
kanker serviks kepada warga, hingga akhirnya keberanian
muncul untuk melakukan deteksi dini.
"Di Puskesmas Ratu Agung, kebetulan ada kegiatan senam
sehat yang rutin diadakan setiap minggu. Di kegiatan
senam sehat ini, petugas puskesmas cukup sering
mensosialisasikan bahaya kanker serviks dan pentingnya
melakukan detesi dini, apalagi untuk wanita yang sudah
menikah seperti saya," ujar Meiriska Eka Syasmi kepada
media Info BPJS Kesehatan.
Pada stadium awal, kanker serviks biasanya tidak
disertai gejala atau keluhan sama sekali. Penderitanya
baru merasa sakit jika kanker serviks sudah mencapai
stadium lanjut, di mana pada kondisi tersebut
peluang untuk sembuhnya menjadi sangat kecil.
Namun bila ditemukan pada stadium awal, proses
penyembuhannya akan lebih mudah. Penjelasan
yang disampaikan petugas puskesmas ini memberi
pencerahan baru bagi Meiriska. Saat pencanangan
gerakan pemeriksaan IVA dan Papsmera digelar, ia pun
antusias menjadi bagian dari program tersebut.
"Waktu diperiksa, ternyata tidak sakit seperti yang
dibayangkan sebelumnya. Dokter di puskesmas juga
memberikan sugesti yang menenangkan," ungkapnya.
Dari hasil pemeriksaan tersebut, Meiriska merasa lega
karena hasilnya negatif. Namun dokter di puskesmas
tetap mengingatkan dirinya agar rutin melakukan
pemeriksaan IVA atau papsmear setahun sekali.
"Alhamdulillah, hasilnya negatif. Hasilnya juga langsung
ketahuan saat itu juga," tuturnya.
Selain pemeriksaan IVA, sesekali Meiriska juga
menggunakan kartu BPJS Kesehatan untuk berobat di
puskesmas. Ia bersyukur termasuk orang yang jarang
sakit, sehingga tak sampai punya pengalaman dirawat
di rumah sakit. "Kalau sakit, paling hanya demam dan
batuk ringan saja yang bisa ditangani di puskesmas,"
pungkasnya.
tiba-tiba nggak jadi. Tapi semakin hari, saya lihat kesadaran
masyarakatnya sudah tinggi. Kalau dulu ngumpulin 10
warga saja untuk tes IVA susahnya bukan main, tapi
sekarang mereka sudah datang sendiri. Malahan kadang
petugasnya yang kewalahan," ujar Atin.
Dari kegiatan deteksi dini yang dilakukan di Puskesmas
Ratu Agung, ditemukan beberapa peserta JKN-KIS yang
ternyata positif mengidap kanker serviks tahap awal.
Peserta tersebut kemudian mendapatkan terapi krioterapi,
yaitu metode pengobatan kanker serviks dengan
melakukan perusakan sel-sel pra kanker dengan cara
dibekukan. Namun untuk yang kondisi kanker serviksnya
sudah parah, puskesmas harus merujuk ke rumah sakit.
"Dari pemeriksaan yang kami lakukan, beberapa memang
ada yang harus ditindak lanjuti. Malahan ada satu warga
yang ternyata sudah sampai stadium lanjut dan tidak bisa
tertolong lagi. Memang sempat kami rujuk ke rumah sakit
di Jakarta, tapi akhirnya tidak tertolong lagi. Inilah yang
kami sesalkan. Padahal kalau saja mau periksa lebih dini
saat kankernya belum parah, tentu penyakitnya itu bisa
lebih mudah disembuhkan," pungkas Atin.
TAK LELAH MEMBERI EDUKASI
Penanggung jawab pemeriksaan IVA dan Papsmear di
Puskesmas Ratu Agung, Bidan Yuhartini menjelaskan,
kegiatan deteksi dini kanker serviks ini memang sudah
menjadi kegiatan rutin Puskesmas Ratu Agung. Apalagi
sebelumnya pemeriksaan IVA dan Papsmear untuk
mendeteksi kanker serviks merupakan bagian dari program
pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) yang digagas
Kementerian Kesehatan.
Dikatakan Yuhartini, sosialisasi mengenai bahaya kanker
serviks dan pentingnya melakukan deteksi dini tidak
hanya dilakukan di puskesmas, tetapi juga di posyandu
dan posbindu. "Setiap kader memang diminta untuk
menyebarkan informasi ini kepada warga. Dari mulut ke
mulut, informasinya bisa menyebar ke banyak warga,"
ujarnya.
Diakui bidan yang biasa disapa Atin ini, pada awalnya
memang cukup sulit mengajak warga yang sudah pernah
melakukan hubungan intim atau sudah menikah untuk
melakukan pemeriksaan IVA dan papsmear. Namun
dengan semakin banyaknya informasi yang disampaikan
mengenai kanker serviks, kesadaran warga untuk
melakukan deteksi dini terlihat semakin meningkat.
"Yang takut diperiksa memang masih ada. Bahkan ada
warga yang sudah masuk ke ruangan pemeriksaan, eh
Petugas Puskesmas Ratu Agung
Bidan Yuhartini
Edisi 35 2016
INFO BPJS KESEHATAN
Selain bisa berobat di fasilitas kesehatan yang sudah
menjalin kerjasama dengan BPJS Kesehatan, dalam
program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia
Sehat (JKN-KIS) pesertanya juga bisa mendapatkan
manfaat pelayanan promotif dan preventif, seperti
skrining kesehatan untuk mendeteksi risiko penyakit
dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit
tertentu. Salah satunya adalah pemeriksaan Inspeksi
Visual Asam Asetat (IVA) dan Papsmear untuk
mendeteksi adanya kanker serviks pada wanita.
Tidak perlu takut, prosesnya tak seseram seperti yang
dibayangkan kok. Justru manfaatnya akan sangat besar
bila kanker serviks ditemukan lebih dini.
8
PERSEPSI
Program Sosial
Paling Disukai Rakyat
P
ada 15 Juli tahun ini, Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan yang dahulu bernama PT
Asuransi Kesehatan (Askes) genap berusia 48 tahun.
Tanpa terasa pula sudah 2 tahun 7 bulan PT Askes berganti
baju menjadi BPJS Kesehatan untuk mengelola program
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKNKIS).
Kendati program JKN-KIS masih tergolong bayi bagi ukuran
umur manusia, program JKN-KIS telah menjelma menjadi
program jaminan kesehatan sosial terbesar sejagad raya.
Sampai saat ini sudah hampir 169 juta orang bergabung
menjadi peserta JKN-KIS dengan pendekatan single payer
institution.
Perlahan tapi pasti, jumlah kepesertaan ini bakal terus
bertambah. Artinya mimpi kondisi universal coverage
atau semua warga negara nantinya akan memiliki jaminan
kesehatan akan terwujud paling lambat pada 1 Januari
2019 nanti.
Dalam dua tahun perjalanannya, secara umum program
JKN-KIS yang dikelola BPJS Kesehatan berjalan baik. Hal
itu bisa dilihat dari indeks tingkat kepuasan (ITK), dan
loyalitas responden terhadap fasilitas kesehatan mitra
BPJS Kesehatan.
Bahkan dalam survei persepsi yang dilakukan Indo
Barometer di 34 provinsi pada 14 - 22 September 2015
lalu, program JKN-KIS menempati urutan teratas dalam
daftar poin-poin keberhasilan pemerintahan Presiden
Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menurut
pandangan masyarakat.
Pembagian KIS misalnya, menurut survei itu menjadi
urutan paling tinggi dalam daftar poin keberhasilan
pemerintahan Jokowi - JK menurut persepsi masyarakat.
INFO BPJS KESEHATAN
Menurut Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad
Qodari, tidak hanya dianggap berhasil, JKN-KIS juga
menjadi program yang paling disukai rakyat dengan
perolehan skor sebesar 18,6%.
masih ditemui disana-sini. Begitu pula hubungan BPJS
Kesehatan dengan mitra-mitranya tentu terus mengalami
dinamika.
Ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu misalnya. Ketua
Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Dr Ilham Marsis
Oetama SpOG(K) memberi sejumlah catatan agar kelak
program JKN-KIS bisa bekerja lebih baik lagi.
Menurut Marsis—begitu dia biasa disapa, layanan kepada
masyarakat akan lebih baik andai pemerintah menambah
dan memperkuat fasilitas kesehatan tingkat pertama
(FKTP) dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan
(FKRTL). Selain itu sebaran dokter umum dan spesialis di
setiap daerah juga harus merata.
“Peningkatan fasilitas dan dokter harus sesuai dengan
rasio ideal. Dengan demikian pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat bisa optimal,” ujar dia.
Selain itu, RS swasta juga belum optimal dalam
memanfaatkan Coordination Of Benefit (CoB) dengan
asuransi kesehatan. Padahal menurut Susi, potensi CoB
cukup besar bagi pemasukan RS swasta. Namun, lantaran
sistemnya belum jelas, potensi itu tidak bisa dioptimalkan.
Oleh karena itu, dia berharap agar BPJS Kesehatan segera
membenahi konsep CoB yang telah ada.
Kendati demikian, Susi menghimbau para anggotanya
agar terus mempelajari konsep JKN-KIS beserta
perkembangannya. Bagi RS swasta yang belum bergabung
dengan BPJS Kesehatan, dia menghimbau agar mereka
segera bergabung. Pasalnya, JKN-KIS adalah masa depan
dunia kesehatan Indonesia.
Marsis juga menyebutkan perhitungan tarif INA-CBGs
harus ada rasionalisasi berkelanjutan, kendati Kementerian
Kesehatan (Kemenkes) sudah menaikan secara berkala.
Di beberapa kasus layanan, jumlah biaya yang disediakan
lebih kecil dari ongkos layanan yang diberikan.
“Semua warga nanti akan menjadi peserta JKN-KIS. Terlebih
lagi persaingan ke depan akan lebih keras dengan adanya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),” ujar dia.
Dia juga menyayangkan kenaikan iuran pada peserta PBI
(Penerima Biaya Iuran) yang masih belum ideal, yaitu Rp23
ribu, padahal PB IDI telah mengusulkan kenaikan iuran PBI
sebesar Rp27 ribu.
Pada kesempatan lain, Koordinator Advokasi BPJS Watch
Timboel Siregar mengusulkan perbaikan regulasi, sistem
rujukan dan penegakan hukum agar program JKN-KIS bisa
berjalan lebih baik.
"Angka sebesar Rp27 ribu itu sudah melalui perhitungkan
secara ilmiah, berdasarkan data dan fakta di lapangan
selama pelaksanaan dua tahun BPJS Kesehatan," ujarnya.
Untuk regulasi, hal yang perlu dilakukan adalah revisi
Permenkes Nomor 59 Thn 2014 tentang Paket INACBGs. Biaya dalam paket INA-CBGs dianggap RS swasta
tidak menarik karena tidak masuk secara keekonomian.
Dengan revisi paket, lanjut Timboel, diharapkan RS swasta
semakin banyak yang bergabung dengan BPJS Kesehatan.
Dengan demikian antrean pasien yang mengular di RS bisa
berkurang.
Untuk itu dia berharap agar tarif INA-CBGs kembali dibahas
bersama, baik dengan asosiasi dokter dan rumah sakit
(RS).
Hal itu juga diamini Sekretaris Jenderal PB IDI Adib
Khumaidi. Menurut dia, kombinasi sarana dan tenaga
minim, serta rendahnya pemahaman masyarakat pada
sistem JKN sering menimbulkan gesekan antara peserta
dan penyedia layanan kesehatan.
Skor tersebut, tambah Qodari, memiliki rentang nilai
yang cukup signifikan dengan program lainnya. Dia
mencontohkan, program KIP, beasiswa, KJP, dan lainnya
‘hanya’ memiliki skor 7,9%.
Belajar
Namun, tentu saja tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Dalam perjalanannya yang masih singkat, sejumlah kendala
Pada kesempatan terpisah, Ketua Umum Asosiasi Rumah
Sakit Swasta Indonesia (ARSSI), Drg Susi Setiawati MARS,
Edisi 35 2016
tidak menampik bahwa banyak RS swasta yang belum
memahami sejumlah pernik terkait mekanisme JKN-KIS.
Sebut saja misalnya hal yang terkait clinical pathway,
coding (memasukan data), verifikasi klaim, audit medik,
tarif INA-CBGs, dan sebagainya.
Untuk rujukan, Timboel meminta agar sistem informasi
antar-RS sudah terkoneksi satu sama lain. Dengan
demikian, tidak ada lagi cerita pasien kesulitan mencari
kamar, padahal di RS lain tengah kosong. Terakhir, tandas
dia, adalah pemberian sanksi yang tegas pada RS nakal
yang memberikan layanan seadanya pada pasien dan
badan usaha yang belum mendaftarkan atau membayar iur
premi karyawannya.
9
INSPIRASI
Bantu Yang Sakit Dengan
Menjaga Kesehatan
D
i era tahun 1990-an, Ade Rai dikenal sebagai salah satu atlet binaraga berprestasi.
Dua gelar Juara Dunia Superbody Professional dan Musclemania Professional bahkan
pernah diraihnya. Tidak salah bila kemudian ia didaulat sebagai ikon hidup sehat
karena gaya hidup yang dijalaninya.
Namun tubuh kekar dan berotot yang dimiliki Ade tidak didapatkan dengan cara instan.
Bahkan pria berdarah Bali ini dulunya memiliki badan yang kurus. Berkat kecintaan yang
besar pada berbagai aktivitas olahraga, Ade berhasil membentuk tubuhnya menjadi seperti
sekarang. Aktivitas olahraga yang dijalani tentunya juga dibarengi dengan menjaga pola
makan. Hasilnya, bukan hanya tubuh saja yang berhasil dibentuk, imunitasnya pun ikut
terdongkrak naik, sehingga jadi tidak mudah sakit.
Setelah memutuskan untuk pensiun mengikuti kompetisi binaraga sejak 16 tahun lalu,
pola hidup sehat tersebut tetap menjadi bagian dalam kesehariannya. Ade bahkan semakin
aktif mengkampanyekan hidup sehat dalam berbagai kegiatan, termasuk bersama BPJS
Kesehatan yang telah menunjuknya sebagai ikon hidup sehat untuk ikut mensukseskan
program JKN-KIS.
TIDAK PERNAH PAKAI KARTU JKN-KIS
Meskipun punya gaya hidup sehat dan termasuk orang yang jarang sakit, Ade Rai tetap
merasa perlu untuk menjadi peserta JKN-KIS. Saat program ini mulai digulirkan pada awal
2014, ia bersama anggota keluarganya langsung mendaftarkan diri sebagai peserta. Sampai
saat ini, belum sekali pun ia menggunakan kartu kepesertaannya itu untuk berobat. Merasa
rugi? Jawabnya tidak. Ade malah berharap tidak pernah memakainya seumur hidup.
"Sudah lebih dari dua tahun saya ikut JKN-KIS, bersyukur tidak pernah pakai kartunya untuk
berobat. Kalau dibilang rugi, rugian mana bila kita dibiayai negara atau siapa pun juga, tapi
harus mendapatkan sakit?," tutur pria 46 tahun tersebut.
Menurut pemilik nama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai ini, memiliki kartu peserta
JKN-KIS bukan berarti tidak menjaga kesehatan. Hidup sehat harus tetap dijalani, meskipun
sudah ada BPJS Kesehatan yang menanggung biaya pengobatan.
Ade juga menambahkan, sebagian masyarakat selama ini keliru dalam memahami
keberadaan program JKN-KIS. Mayoritas menganggap program ini adalah layanan berobat
gratis yang seluruh biayanya ditanggung oleh pemerintah. Padahal program JKN-KIS
sejatinya adalah asuransi kesehatan sosial dan layaknya suatu program asuransi, terjadi
subsidi silang antara peserta yang sehat terhadap peserta yang sakit. Iuran dari peserta
yang sehat sesungguhnya digunakan untuk membantu biaya pengobatan peserta yang
sakit. Karenanya hal utama yang dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan program
JKN KIS ini adalah perlu lebih banyak orang sehat yang bergabung menjadi peserta dan rutin
membayar iuran.
Semakin berat sakitnya, yang mensubsidi akan semakin banyak lagi. Kita dengan seenaknya
tidak menjaga kesehatan tanpa menyadari apa yang kita lakukan harus dibayar, dan yang
membayar itu orang-orang sehat di luar sana," papar dia.
Jadi, penting sekali untuk selalu menjaga kesehatan diri, karena bangsa yang kuat
sesungguhnya berasal dari masyarakat yang sehat. Prinsip ini juga berlaku pada perusahaan
yang memberikan jaminan kesehatan untuk para karyawannya. Karenanya, sudah
sepantasnya karyawan yang sehat mendapatkan reward dari perusahaan.
"Selama ini kan kalau ada yang sakit, perusahaan akan membiayai. Artinya karyawan yang
sakit itu diberi reward. Pertanyaannya, apakah karyawan yg sehat penah diberi reward?
Jawabannya tidak. Padahal perlu juga karyawan yang tidak pernah sakit itu diberikan
penghargaan, juga untuk daerah yang penggunaan BPJS Kesehatannya paling minim karena
bisa menjadi inspirasi sebagai daerah sehat," usul Ade.
MEMAKNAI SEHAT
Secara sederhana, sehat menurut Ade adalah menciptakan kesenangan pada tubuh kita,
bukan menciptakan kesenangan pada cita rasa seperti yang selama ini didefinisikan banyak
orang. "Sehat itu tidak menarik selagi masih kita miliki, baru menjadi begitu menarik ketika
sudah pergi dari kita. Sehat juga tidak memiliki sense of urgency yang tinggi, makanya
kenapa masyarakat merasa abai, tidak ada kebutuhannya," tutur dia.
Padahal menurut Ade, mencari sehat pada saat kita masih memilikinya akan jauh lebih
mudah dan murah. Sebaliknya, mencari sehat pada saat sehat itu sudah pergi akan jadi sulit
dan mahal. "Meski pun sekarang sudah ada program JKN-KIS, tetap saja proses sakitnya itu
tidak mengenakkan. Produktifitas kita juga jadi menurun," tuturnya.
Dikatakan Ade, aktifitas yang paling konsumtif sebetulnya bukan saat membeli barangbarang mewah, tetapi ketika membeli sehat saat sudah jatuh sakit. Sudah banyak kasus
orang yang jatuh miskin lantaran harta bendanya terkuras untuk biaya pengobatan.
Sementara ketika masih diberi sehat, orang sering sewenang-sewang pada tubuhnya.
Ade sendiri awalnya konsen menjaga kesehatan lantaran ingin memiliki badan besar untuk
jadi seorang binaragawan. Setelah tak lagi menggeluti olah raga tersebut, pola hidup
sehatnya itu tetap terus berjalan. Ketika diajak BPJS Kesehatan untuk ikut mensukseskan
program JKN-KIS dengan mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup sehat, ia mengaku
begitu antusias karena hal tersebut memang sudah menjadi passion-nya.
Lalu, bagaimana membuat aktivitas yang menyehatkan itu jadi sebuah gaya hidup? Cara
yang disarankan Ade dengan membuat aktivitas tersebut terasa menyenangkan. Karena
sehat sebenarnya adalah menciptakan sebuah kesenangan di dalam tubuh, sesuatu yang
tidak dilakukan dengan keterpaksaan.
"Menjalankan hidup sehat, misalnya saja olahraga, tidak boleh menjadi sebuah beban, tetapi harus
dilakukan dengan senang hati sehingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Agar olahraga terasa
menyenangkan, kita juga harus kreatif memilih olah raga yang memungkinkan, apakah itu tempatnya,
waktunya, atau jenis olahraganya itu sendiri," tutur Ade.
Dalam mengeduksi masyarakat cara menjaga kesehatan, Ade juga kerap menggunakan
konsep Pohon Kesehatan. Seseorang yang ingin hidup sehat dan bugar harus
memperhatikan seluruh bagian pembentuk pohon tersebut.
"Dengan tetap menjaga kesehatan, artinya kita telah ikut mensubsidi orang yang sakit. Bila
yang sakit lebih banyak daripada yang sehat, program ini tidak akan bisa berjalan," tutur Ade.
Bagian atas pohon terdiri dari istirahat yang cukup, makan yang bergizi, dan olah raga teratur.
Sedangkan akarnya adalah pikiran yang jernih. Keempatnya mempunyai peranan yang sama
penting untuk menjaga kesehatan. Bila akarnya tidak kuat, pohonnya pasti akan tumbang.
Jadi, penting sekali untuk selalu menjaga pikiran supaya tidak stres.
Kesadaran masyarakat terhadap situasi inilah yang menurutnya harus ditingkatkan. Karena
yang terjadi sekarang ini, masyarakat cenderung abai dengan kesehatannya lantaran merasa
sudah dijamin oleh BPJS Kesehatan. "Masyarakat belum punya kesadaran untuk bilang,
'bukankah malu ya kepikiran kalau satu orang yang sakit harus disubsidi oleh banyak orang.
"Stres bisa menjadi penyebab kesakitan bahkan kematian karena kita tidak menggunakan
pikiran dengan baik. Harusnya itu kita yang menggunakan pikiran, bukan pikiran yang
menggunakan kita. Saat pikiran menggunakan kita, itulah yang orang bilang stres,"
pungkasnya.
Edisi 35 2016
INFO BPJS KESEHATAN
Ade Rai
Meskipun termasuk orang yang tidak gampang sakit karena
selalu menerapkan gaya hidup sehat, Ade Rai tetap merasa perlu
untuk menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Bagi mantan atlet binaraga ini,
memiliki kartu JKN-KIS adalah sebuah kebanggaan, apalagi bila
kartu tersebut tidak pernah digunakan. Karena itu artinya ia sudah
ikut membantu peserta lain yang sedang sakit dan membutuhkan
pengobatan.
SEHAT & GAYA HIDUP
10
Cegah Kanker Serviks
Sebelum Maut Mengancam
K
anker serviks atau kanker leher rahim muncul pada
leher rahim, yaitu penghubung dari vagina ke rahim.
Semua perempuan memiliki risiko terserang kanker
serviks, umumnya perempuan berusia di atas 25 tahun
atau yang sudah melakukan aktivitas seksual. Namun,
perempuan di bawah usia 20 yang sudah melakukan
hubungan seksual berisiko dua kali lipat terserang kanker
serviks.
Kehadiran kanker serviks sering tidak disertai gejala yang
spesifik sehingga tidak dirasakan oleh penderita hingga
akhirnya terdeteksi setelah kondisi sel kanker sudah
menyebar ke organ lain. Padahal sejak virus penyebab
kanker serviks yaitu human papilloma virus (HPV) masuk
ke dalam tubuh membutuhkan waktu bertahun-tahun
bahkan bisa dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun untuk
berubah menjadi sel kanker.
Salah satu penyakit yang hanya menyerang kaum perempuan dan
paling ditakuti adalah kanker serviks karena bisa mengancam maut
atau merenggut nyawa. Di Indonesia setiap hari diperkirakan terdapat
40-45 kasus baru dan sekitar 20-25 orang meninggal dunia disebabkan
oleh kanker serviks. Tingginya angka kematian ini disebabkan terlambat
terdeteksi dan saat terdeteksi kanker sudah menyebar di dalam tubuh
penderita. Pada kondisi stadium lanjut, pengobatan lebih sulit dilakukan
sehingga berisiko meninggal dunia.
Virus HPV sangat mudah menyebar dan menular dan
sangat berisiko jika ada pertukaran cairan. Anda juga
perlu berhati-hati saat menggunakan kloset di WC umum.
Apabila seorang penderita tidak membersihkan secara
sempurna, pengguna kloset berikutnya bisa tertular. Oleh
karenanya, menjaga kebersihan lingkungan juga penting.
Selain itu, pencegahan lainnya yaitu melakukan hubungan
seks yang sehat dengan pasangan sendiri, banyak
mengkonsumsi buah dan sayur, olah raga rutin (tidak harus
yang berat) bisa melancarkan metabolisme tubuh sehingga
sel kanker sulit berkembang.
Hal yang tak kalah pentingnya untuk menghindari kanker
serviks adalah melalui pola makan yang terjaga. Pilihlah
jenis makanan yang sifatnya tidak karsinogenik. Beberapa
jenis sayuran berikut ini baik dikonsumsi sebagai pencegah
kanker serviks yang cukup ampuh menghindari kita dari
kanker perenggut nyawa ini
Kubis atau kol (brassica oleracea) mengandung vitamin
A, C, E, dan vitamin K. Selain itu juga kaya akan asam folat,
belerang, kalsium, zat besi, kalium, serta magnesium.
Kelebihan lainya adalah makanan ini tidak memiliki
kandungan kolestrol serta lemak jenuh yang ‘jahat’.
Sehingga sangat rendah kalori. Cocok untuk menjadi
menu diet anda.Kandungan lainnya adalah Iupeol, sinigrin,
I3C, Sulforaphae, serta DIM yang mampu menghambat
perkembangan sel kanker serviks.
INFO BPJS KESEHATAN
Gejala yang paling sering muncul adalah pendarahan pada
vagina setelah berhubungan seks, pendarahan di luar
masa menstruasi, atau pendarahan setelah menopause.
Namun untuk memastikannya, sebaiknya dikonsultasikan
dengan dokter spesialis kandungan. Selain itu, juga perlu
diwaspadai jika mengalami keputihan yang tidak normal
disertai pendarahan yang berlebihan, sering sakit di
bagian pinggul, merasa sakit saat buang air kecil, ketika
menstruasi darah yang keluar banyak. Ciri-ciri itu ditengarai
sebagai peringatan gejala kanker serviks.
Pada stadium lanjut, penderita merasakan sakit pada
bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak,
nafsu makan berkurang, berat badan tidak stabil, susah
buang air kecil, dan mengalami pendarahan spontan. Pada
kondisi stadium lanjut, penderita harus menjalani terapi
khusus seperti kemoterapi atau jika belum menyebar ke
organ lain, bisa dilakukan pengangkatan rahim.
Oleh karena itu, sebelum terlambat sebaiknya para
perempuan dewasa memeriksakan dirinya dan melakukan
tes Papsmear minimal dua tahun sekali atau melakukan
tes IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Kini tes
IVA bisa dilakukan di Puskesmas. Melalui skrining bisa
diketahui kelainan sel kemudian bisa diobati sebagai
langkah pencegahan sebelum berubah menjadi kanker.
Sebagai antisipasi pencegahan agar penyakit kanker
serviks tidak bersarang di tubuh, antara lain dengan
menjaga kebersihan organ intim menggunakan air bersih.
Air bersih memiliki pH yang netral dan aman untuk organ
intim Anda. Organ intim yang bersih menghindari berbagai
macam masalah kewanitaan seperti keputihan dan bau
tidak sedap.
Edisi 35 2016
Brokoli merupakan satu-satunya sayuran yang memiliki
kandungan kalsium, protein, asam lemak omega 3
(biasanya terdapat pada ikan-ikanan), karbohidrat, lemak,
kalsium, potassium, fosfor, zat besi, Zink, magnesium,
vitamin A, B1, B2, B6, B3, B5, B9, C, E, K, mangan, dan
triptofan. Sayuran ini juga bebas dari kandungan lemak
jahat yang biasanya mampu memicu kolestrol. Sangat
aman dan baik bagi tubuh.
banyak sebagai antioksidan tubuh bisa menghambat dan
pencegah perkembangan pada sel kanker serviks.
Teh hijau bisa melancarkan pencernaan. Juga
mampu untuk melangsingkan tubuh. Banyak wanita
mengonsumsinya hanya untuk dimasukan dalam program
diet. Ternyata selain itu juga mampu berguna untuk
mengurangi risiko kanker. Kandungan polyphenol serta
flavonoid berguna untuk membuat sel kanker bekerja
secara pasif. Ia juga mampu menjaga imunitas agar daya
tahan tubuh anda tetap baik.
Cokelat, mengkonsumsi cokelat diyakini bisa
menghilangkan stres. Cokelat mengandung alkonoid,
protein, karbohidrat, vitamin, dan lemak. Kandungan
terbesarnya adalah fenilalanin, asam amino triptofan, dan
tyrosin. Yang dicari adalah nutrisi flavonoid karena kaya anti
oksidan. Fungsinya menghindari risiko pemicu kanker.
Tomat, mengandung vitamin C, vitamin A, dan zat
lycopene yang mampu menghancurkan radikal bebas
yang biasanya terdapat pada polusi, asap rokok, dan zat
berbahaya lainnya.
Minyak zaitun, mengandung polyphenol, trigliserida,
sqalene, tokoferol, omega 3, dan omega 6, serta asam
lemak bebas. Minyak zaitun kaya nutrisi polipenol yang
mampu mencegah dan menghambat pertumbuhan sel
kanker.
Jeruk, mengandung vitamin C, kandungan antioksidannya
mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.
Kandungan nutrisi untuk mencegah kanker serviks adalah
folat atau vitamin B9. Fungsinya adalah mengurangi
tingkat pertumbuhan sel kanker serviks. Bahkan terdapat
zat antioksidan yang merupakan salah satu senyawa anti
kanker, yaitu glucoraphanin dan indole 3 carbinal. Malah zat
tersebut bekerja aktif untuk mencegah dari kanker serviks,
prostat, juga payudara.
Buah alpukat adalah salah satu buah yang memiliki lebih
dari 25 macam nutrisi. Sayangnya beberapa wanita justru
menghindarinya dengan alasan kandungan lemaknya. Tapi
justru lemak yang ada dalam alpukat adalah lemak sehat.
Selain itu kandungan lain yang sehat bagi tubuh adalah
kalori, 20 vitamin, mineral, lutein, serta sodium.Kandungan
yang cukup bermanfaat untuk mengurangi risiko kanker,
yaitu glutation dan asam oleat yang berfungsi melawan
radikal bebas.
Rasberry, blueberry, dan blackberry. Buah yang
terkenal dibeberapa Negara Eropa karena tumbuh di
sana. Kandungan yang cukup mengagumkan apalagi pada
vitamin C, B1, B2, B3, B5 dan beberapa mineral seperti
kalsium, besi, magnesium, fosfor, dan seng.
Zat yang cukup berperan adalah senyawa fitokimia yang
mampu menghambat proses inflamasi. Proses tersebut
diyakini menjadi titik tumbuh awal terjadinya penyakit
alzaimer, jantung, dan kanker. Selain itu, zat lutein yang
Wortel. Biasanya mengkonsumsi wortel untuk menjaga
kesehatan mata. Ternyata wortel mengandung beta
karoten yang sangat baik untuk menghambat sel
kanker serviks. Bahkan nutrisinya mampu menetralisir
nitrosamines yang menumbuhkan sel kanker.
Pesan ahli kesehatan, jalani pola hidup bersih dan sehat,
konsumsi sayur dan buah, hindari rokok untuk mencegah
serangan kanker serviks. Jalani tes IVA atau tes papsmear
untuk mengetahui secara dini serangan human papilloma
virus (HPV) penyebab kanker serviks. Jika memungkinkan
lakukan imunisasi pencegah kanker serviks. (dari berbagai
sumber)
11
KILAS & PERISTIWA
Optimalkan Implementasi Program JKN-KIS,
BPJS Kesehatan Teken MoU Dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
JAKARTA
15 Juni 2016
S
ebagai bentuk komitmen menjalankan amanah
undang-undang terkait pelaksanaan program
jaminan kesehatan di Indonesia, BPJS Kesehatan
dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat
menjalin kerjasama melalui penandatanganan Nota
Kesepahaman. Melalui sinergi ini, PBNU diharapkan dapat
mendukung BPJS Kesehatan mencapai universal health
coverage tahun 2019 mendatang.
“PBNU merupakan salah satu organisasi terbesar dalam
bidang sosial, keagamaan, dan kemasyarakatan, dengan
jaringan kepengurusan yang sangat luas di Indonesia.
Dengan kondisi tersebut, diharapkan PBNU memiliki
kekuatan yang besar dalam mengajak masyarakat untuk
menjadi akselerator dalam mencapai tujuan pemerintah,
baik di bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan kesehatan,”
kata Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam
acara Penandatanganan Nota Kesepahaman antara
BPJS Kesehatan dengan Pengurus Besar Nahdlatul
Ulama tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat yang
diselenggarakan di Jakarta, (15/06).
Terdapat beberapa ruang lingkup cakupan Nota
Kesepahaman tersebut diantaranya (1) Perluasan
Kepesertaan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu
Indonesia Sehat, (2) Optimalisasi pemanfaatan fasilitas
kesehatan yang digunakan oleh peserta Program Jaminan
Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat, (3) Sosialisasi
Program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia
Sehat (4) Kolekting Iuran Peserta Program Jaminan
Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat dan (5)
Kerjasama lainnya yang disepakati PARA PIHAK. Adapun
Nota Kesepahaman ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua)
tahun terhitung sejak tanggal 08 April 2016 sampai dengan
tanggal 08 April 2018.
Sampai dengan Minggu ke II bulan Juni tahun 2016,
tercatat sebanyak 166.858.548 jiwa penduduk di
Indonesia telah menjadi peserta program JKN-KIS.
Hadirnya program JKN-KIS membuat masyarakat yang
awalnya takut berobat ke fasilitas kesehatan karena biaya
yang besar, menjadi tidak khawatir lagi. Sesuai dengan
road map yang disusun, diharapkan pada 1 Januari 2019
mendatang, seluruh penduduk Indonesia telah tercakup
dalam program JKN-KIS serta mendapatkan jaminan
kesehatan yang dapat melindungi mereka saat sakit.
“Untuk mewujudkan hal tersebut, BPJS Kesehatan
sebagai penyelenggara program JKN-KIS senantiasa
berupaya menjalin kerjasama dan memperkuat hubungan
kemitraan dengan berbagai pihak, baik dari pemerintah
maupun organisasi kemasyarakatan dan kegamaan,
sehingga implementasi program JKN-KIS di lapangan
dapat berjalan lancar,” kata Fachmi.
Ia juga berharap, nota kesepahaman tersebut juga dapat
menjadi awal kerjasama yang baik antara BPJS Kesehatan
dengan PBNU se-Indonesia untuk bersinergi meningkatkan
derajat kesehatan para PBNU dan seluruh rakyat
Indonesia melalui penyediaan jaminan kesehatan dalam
program JKN-KIS. Ketua PBNU Said Aqil Siroj, hadir untuk
melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman. Acara
tersebut juga dihadiri oleh Pengurus Pimpinan Pusat dan
Pimpinan Daerah PBNU dan Direksi BPJS Kesehatan.
KONSULTASI
Saat ini 25 tahun. Saat ini saya sudah mempunyai kartu BPJS Kesehatan tetapi
masih ikut KK keluarga saya dan alamatnya pun masih alamat lama. Sedangkan saya
baru saja sudah membuat KK dan KTP baru dengan suami dan alamatnya berbeda
(masih 1 kecamatan). Apakah berpengaruh saat digunakan? Untuk informasi, suami
belum mempunyai BPJS Kesehatan, dan kurang lebih 2 minggu lagi saya melahirkan
(berdasarkan HPL) jadi rencana mau BPJS Kesehatan tersebut mau saya gunakan.
Terimakasih.
2.
Dear BPJS kesehatan. Saya mau tanya kalau MRI dan ST SCAN ditanggung BPJS
Kesehatan?
3.
Anak saya ikut BPJS Kesehatan secara mandiri, kemudian karena keluar dari
pekerjaannya iuran BPJS Kesehatannya tidak dibayarkan sampai dengan
saat ini lebih dari 10 bulan. Apakah tunggakan iuran tersebut akan terus
ada? Apakah kalau di tempat kerjaannya yg baru nanti dan perusahaannya
mendaftarkan anak saya ikut BPJS Kesehatan, tunggakan iuran tersebut harus
dibayarkan? Mohon penjelasannya.
4.
Saya salah satu peserta mandiri, karena perusahaan tempat saya bekerja tidak
mengikut sertakan saya sebagai Peserta BPJS Kesehatan. Apakah perusahaan
tempat saya bekerja bisa kena sanksi? Mohon penjelasannya.
Jawab:
Jika Ibu terdaftar sebagai peserta aktif BPJS Kesehatan, maka selama Ibu mengikuti
prosedur dan ketentuan yang berlaku, biaya persalinan Ibu dapat ditanggung BPJS
Kesehatan. Terkait perubahan alamat, karena Ibu sudah memiliki KK dan KTP terbaru,
kami menyarankan agar Ibu berkenan memperbarui data sekaligus mendaftarkan
suami dan calon bayi Ibu di Kantor Cabang BPJS Kesehatan terdekat. Sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, seluruh anggota keluarga wajib didaftarkan menjadi peserta
BPJS Kesehatan.
Jawab:
MRI dan CT Scan dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, selama peserta
mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku, serta tindakan MRI dan CT
Scan tersebut dilakukan atas indikasi medis yang jelas yang ditetapkan oleh
dokter sebagai bentuk penanganan atas penyakit/kondisi peserta (bukan
atas keinginan peserta sendiri).
Jawab:
Ya, tunggakan yang belum dibayarkan peserta BPJS Kesehatan akan terus
terakumulasi. Adapun untuk penanggung tunggakan tersebut, merupakan
kebijakan internal perusahaan baru. Jika perusahaan tersebut bersedia
menanggung tunggakan anak Bapak/Ibu, maka tidak masalah. Namun
jika perusahaan baru tempat anak Bapak/Ibu bekerja tidak bersedia
menanggungnya, maka tunggakan iuran selama 10 bulan tersebut akan
dibebankan kepada anak Bapak/Ibu.
Jawab:
Jika masih ada perusahaan yang belum mau mendaftarkan karyawan
beserta anggota keluarganya menjadi peserta BPJS Kesehatan,
maka sesuai Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013 Pasal 5, sanksi
administratif yang dapat diberikan kepada pemberi kerja berupa:
1.
Teguran tertulis, diberikan paling banyak 2 kali masing-masing untuk
jangka waktu paling lama 10 hari kerja.
2.
Denda sebesar 0,1% setiap bulan dari iuran yang seharusnya dibayar
yang dihitung sejak teguran tertulis kedua terakhir,
3.
Tidak mendapat pelayanan publik tertentu.
Edisi 35 2016
INFO BPJS KESEHATAN
1.
Download